corpal,,,

25
Bagian Ilmu Kesehatan Mata Laporan Kasus Fakultas Kedokteran Umum Universitas Mulawarman CORPUS ALIENUM KORNEA Oleh: Rina Rahayu 04.45380.00170.09 Pembimbing: dr. Tri Hendro P, Sp.M Dibawakan Dalam Rangka Tugas Kepaniteraan Klinik Laboratorium Ilmu Kesehatan Mata Fakultas Kedokteran Umum Universitas Mulawarman 1

Upload: ayumi-milasari

Post on 23-Jan-2016

93 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

CORPAL

TRANSCRIPT

Page 1: corpal,,,

Bagian Ilmu Kesehatan Mata Laporan Kasus

Fakultas Kedokteran Umum

Universitas Mulawarman

CORPUS ALIENUM KORNEA

Oleh:

Rina Rahayu

04.45380.00170.09

Pembimbing:

dr. Tri Hendro P, Sp.M

Dibawakan Dalam Rangka Tugas Kepaniteraan Klinik

Laboratorium Ilmu Kesehatan Mata

Fakultas Kedokteran Umum

Universitas Mulawarman

Samarinda

2011

1

Page 2: corpal,,,

PENDAHULUAN

DEFINISI

Corpus alienum superfisial kornea adalah adanya material benda asing di

permukaan kornea, biasanya berupa bahan metal, kaca, debu atau material organik.1,2

FREKUENSI

Benda asing pada mata adalah penyebab seseorang sering datang berobat.

Terkadang benda asing tidak terlihat saat pemeriksaan, sampai terlihatnya abrasi kornea

residual dari material yang tertinggal dan rasa nyeri yang terus menerus timbul.3

Benda asing pada permukaan kornea lebih sering dibandingkan benda asing

yang tertanam lebih dalam dari kornea. Tetapi kemungkinan benda asing intraokuler

harus tetap dipertimbangkan ketika pasien memiliki riwayat trauma.2,3

Berdasarkan data United States Eye Injury Registry (USEIR), frekuensi

terjadinya corpus alienum intraocular di USA adalah 16%. Kejadiannya menunjukkan

penurunan pada tempat kerja dan peningkatan di rumah.4

USIA

Insidensi tertinggi ditemukan pada dekade kedua dan secara umum terjadi pada

usia dibawah 40 tahun.1

JENIS KELAMIN

Insiden lebih sering terjadi pada laki-laki dibandingkan perempuan.1

PATOFISIOLOGI

2

Page 3: corpal,,,

Benda asing superfisial pada kornea biasanya digolongkan dalam kategori

trauma okuler minor. Partikel kecil dapat tersangkut dalam epitelium atau stroma

kornea. Adanya benda asing dapat menimbulkan reaksi inflamasi, dimana terjadi

dilatasi pembuluh darah dan oedem kelopak mata, konjunktiva dan kornea. Pelepasan

sel darah putih menyebabkan reaksi pada bilik mata anterior dan atau infiltrasi kornea.

Jika tidak segera diambil maka benda asing dapat menyebabkan infeksi dan atau

nekrosis jaringan.2

MORTALITAS DAN MORBIDITAS

Secara umum benda asing dapat diambil segera setelah terjadi trauma tanpa

adanya permanent sequele. Bagaimanapun, scar kornea atau infeksi dapat terjadi apabila

interval waktu lama antara injuri dan penanganan, sehingga dapat pula menyebabkan

komplikasi.1,4 Jika benda asing terpenetrasi secara keseluruhan ke dalam bilik mata

anterior atau posterior maka morbiditas lebih sering terjadi. Kerusakan iris, lensa, dan

retina dapat terjadi dan bahkan terjadi kerusakan visual.3

MANIFESTASI KLINIS

Aktivitas keseharian pasien dan keadaan sekitarnya penting untuk diketahui.

Waktu dan tempat sekitar injuri, bagaimana kejadian trauma terjadi juga penting.

Misalnya pasien yang bekerja dengan mesin gerinda yang berkecepatan tinggi sering

mengalami benda asing intraokuler, berbeda dengan pasien yang bekerja di bengkel

mobil dan sering berada di bawah mobil ketika ada bahan material yang jatuh ke mata

maka injuri yang terjadi lebih eksternal. Gejala yang sering dikeluhkan pasien:1,3

1. Nyeri (dapat hilang dengan anastesi topikal)

2. Sensasi benda asing

3. Photophobia

4. Mata berair

5. Mata merah

Tanda yang terlihat pada pasien:1,3,4

3

Page 4: corpal,,,

1. Normal atau penurunan penglihatan

2. Injeksi konjungtiva

3. Injeksi siliar terutama bila ada reaksi bilik mata anterior

4. Terlihatnya benda asing

5. Cincin karat, terutama benda asing berupa metal yang tertanam selama beberapa jam

sampai hari

6. Defek epitelial yang terlihat dengan pewarnaan fluorescein

7. Edema kornea

8. Flare pada bilik mata anterior

Gambar 1. Benda asing pada kornea

Gambar 2. Benda asing pada iris.

4

Page 5: corpal,,,

Pasien dapat asimtomatik jika benda asing berada di atas epitel atau permukaan

konjungtiva. Dalam beberapa hari, epitel dapat tumbuh pada benda asing kecil di

kornea, sehingga dapat mengurangi nyeri.

Jika ada infiltrat kornea, dapat dipertimbangkan adanya infeksi. Benda asing dapat

menyebabkan reaksi inflamasi kecil yang steril di sekitar objek. Namun jika ada

infiltrat yang banyak, ulkus pada kornea, reaksi yang signifikan pada bilik mata

anterior atau nyeri yang signifikan, harus diterapi sebagaimana infeksi.

PENYEBAB

Benda asing kornea dapat terjadi dimana saja, baik di rumah maupun di tempat

kerja. Umumnya disebabkan trauma kecelakaan. Tipe trauma dapat membantu

menentukan apakah benda asing hanya berada di superfisial atau berada lebih dalam

atau bahkan intraokuler. Material meliputi serbuk kayu, bahan metal, plastik atau pasir.

Injuri biasanya terjadi di musim dingin atau ketika bekerja dengan menggunakan alat.

Kotoran, pasir, atau serbuk-serbuk kecil sering tertinggal dan tertiup angin sehingga

masuk ke mata dan berada di superfisial dari kornea.

DIAGNOSIS BANDING1

1. Benda asing intraokuler

2. Keratitis bakterial

3. Keratitis fungal

PEMERIKSAAN

1. Seidel test digunakan untuk melihat adanya perforasi kornea jika ada benda asing

pada kornea bagian dalam.3,5

5

Page 6: corpal,,,

2. Kelopak bagian atas dan bawah perlu di eversikan untuk melihat adakah benda asing

lain yang tertinggal. Jika dicurigai ada benda asing di superfisial namun tidak

ditemukan, maka eversi ke dua kelopak mata bagian atas akan diperlukan.5,6

PROSEDUR PENGAMBILAN BENDA ASING

1. Benda asing di kornea dapat diambil dengan menggunakan jarum steril ukuran 25,

26 setelah sebelumnya diberikan anastesi topikal. Cotton-tipped applikator tidak

dibutuhkan karena dapat menyebabkan permukaan yang luas dari Cotton-tipped

akan menyentuh kornea, yang berpotensial untuk membentuk defek epitel yang

lebih besar. Karena resiko scarr kornea dan perforasi maka prosedur ini harus

dilakukan dengan bantuan slit lamp.1,2,4

2. Cincin karet residual lebih mudah untuk diambil dengan menggunakan “burr” jika

tersedia. Antibiotik tetes dapat diberikan bersama siklopegik untuk memberi rasa

nyaman.1,2,4

6

Page 7: corpal,,,

Gambar 3. Pengangkatan benda asing.

TERAPI

Management obyektif meliputi menghilangkan rasa nyeri, mencegah infeksi, dan

mencegah kehilangan fungsi permanen.

1. Antibiotik topikal tetes (seperti polymyxin B sulfate-trimethoprim (Polytrim),

ofloxacin (Ocuflox), tobramycin (Tobrex) qid) atau ointment (seperti bacitracin

(AK-Tracin), ciprofloxacin (Ciloxan) qid) dapat diberikan sampai epitel yang rusak

dapat sembuh dan mencegah infeksi.1,4

2. Siklopegik topikal dapat diberikan untuk rasa nyeri dan fotofobia.4,5

3. Bebat yang terlalu kuat dan pemakaian kontak lens sebaiknya dihindari.4

PROGNOSIS

Secara umum, benda asing superfisial dapat diambil segara setelah terjadi

trauma tanpa adanya permanen sequele. Bagaimanapun, scarr kornea atau infeksi dapat

mungkin terjadi apabila adanya interval waktu yang lama antara injuri dan penanganan,

sehingga dapat pula menyebabkan komplikasi.1,4 Jika benda asing terpenetrasi secara

keseluruhan ke dalam bilik mata anterior atau posterior maka morbiditas lebih sering

terjadi. Kerusakan iris, lensa, dan retina dapat terjadi dan bahkan kerusakan dalam

visual. Pada benda asing intraokuler dapat pula menyebabkan infeksi.3 Prognosis baik

jika tidak ada cincin karat atau scar yang terbentuk pada visual aksis.5

EDUKASI

Ingatkan pasien untuk memakai alat proteksi mata di kondisi yang memiliki

resiko tinggi untuk terjadinya trauma.5

7

Page 8: corpal,,,

LAPORAN KASUS

Identitas

Nama : Tn. Z

Usia : 35 tahun

Suku : Banjar

Pekerjaan : Tukang Las

Alamat : Perumahan Batara Indah A2 RT.19 No.01

8

Page 9: corpal,,,

Tanggal : 28 Februari 2011

Anamnesis dan pemeriksaan dilakukan di poliklinik Mata RSUD AWS Samarinda.

Keluhan Utama

Mata sebelah kanan terasa ada yang mengganjal.

Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien mengeluhkan mata sebelah kanan terasa ada yang mengganjal sejak 2

hari yang lalu, disertai mata merah, nyeri dan kadang-kadang berair. Pasien menyangkal

adanya rasa gatal, silau ketika melihat cahaya, dan penglihatan yang kabur. Pasien

mengalami keluhan ini setelah melihat temannya yang sedang menggerinda pagar besi,

kemudian serbuk besi tertiup angin dan dirasakan masuk kedalam mata kanannya.

Pasien mengaku tidak menggunakan kaca mata pelindung karena pasien sedang tidak

menggerinda. Pasien sempat menggosok-gosokkan mata kanannya. Keesokan harinya

pasien merasakan ada ganjalan pada mata kanannya terutama jika mengedip-ngedipkan

dan keluhan lain tidak mereda. Pasien mengaku tidak memberi obat maupun pergi

berobat.

Riwayat Penyakit Dahulu

Pasien tidak memiliki riwayat penyakit sebelumnya.

Pemeriksaan Fisik

Keadaan umum : tampak sakit ringan

Kesadaran : compos mentis

Tanda Vital : Nadi 76 kali/menit

Tekanan darah 130/80 mmHg

9

Page 10: corpal,,,

Pernapasan 20 kali/menit

Suhu tidak di ukur (afebril)

Kepala dan Leher: dalam batas normal

Thorax : dalam batas normal

Abdomen : dalam batas normal

Ekstremitas : dalam batas normal

Status Lokalis

Pemeriksaan Okuli Dekstra Okuli Sinistra

Visus 6/6 6/6

Pergerakan bola mata Normal Normal

Posisi bola mata Ortophoria Ortophoria

Palpebra superior Normal Normal

Palpebra inferior Normal Normal

Konjungtiva bulbi Injeksi konjungtiva Normal

Sekret mata (-) (-)

Kornea Ditemukan benda asing

berwarna hitam pada arah

jam 7

Normal

COA Normal Normal

Pupil Normal Normal

Iris Normal Normal

Lensa Normal Normal

Funduskopi Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Diagnosis

Corpus alienum kornea Okular Dekstra

10

Page 11: corpal,,,

Penatalaksanaan

1. Pengambilan benda asing dengan menggunakan slit lamp dan sebelumnya diberi

anastetik topical pada mata sebelah kanan.

2. Rawat jalan dengan obat pulang:

a. Cendo xitrol 3 x 2 tetes OD

b. Amoxicillin 3 x 500 mg tablet

Prognosis

Bonam

PEMBAHASAN

Diagnosis corpus alienum pada kornea dapat ditegakkan berdasarkan anamnesis

dan pemeriksaan fisik.

Berdasarkan anamnesis diketahui bahwa pasien mengeluhkan mata sebelah

kanan terasa ada yang mengganjal sejak 2 hari yang lalu, disertai mata merah, nyeri dan

kadang-kadang berair. Pasien menyangkal adanya rasa gatal, silau ketika melihat

cahaya, dan penglihatan yang kabur. Pasien mengalami keluhan ini setelah melihat

temannya yang sedang menggerinda pagar besi, kemudian serbuk besi tertiup angin dan

dirasakan masuk kedalam mata kanannya. Pasien mengaku tidak menggunakan kaca

mata pelindung karena pasien sedang tidak menggerinda. Pasien sempat menggosok-

11

Page 12: corpal,,,

gosokkan mata kanannya. Keesokan harinya pasien merasakan ada ganjalan pada mata

kanannya terutama jika mengedip-ngedipkan dan keluhan lain tidak mereda.

Berdasarkan gejala-gejala yang dirasakan pasien dan riwayat kejadian trauma

telah sesuai dengan literatur yang ada, yaitu terlihatnya benda asing, mata merah,

sensasi benda asing, nyeri, dan mata berair.

Pada pemeriksaan fisik didapatkan status lokalis pada okuli dekstra yaitu benda

asing yang terlihat di permukaan kornea pada arah jam 7, dan terdapat injeksi

konjungtiva. Hal ini telah sesuai dengan tanda-tanda yang ditemukan pada literatur.

Penatalaksanaan pada pasien ini adalah mengambil benda asing dengan

menggunakan bantuan slit lamp dan jarum spuit 1 cc, setelah diberikan anastesi topikal

sebelumnya. Prosedur ini telah sesuai dengan literatur yang ada.

Medikasi yang diberikan adalah Cendo xitrol yang mengandung deksamethason,

neomycin sulfat dan polymixin B, merupakan kombinasi kortikosteroid dan antibiotik.

Pasien juga diberikan antibiotik oral spektrum luas yaitu Amoxicillin 500 mg untuk

mencegah infeksi.

Sikloplegik bersifat parasimpatolitik, berperan untuk melebarkan pupil dan

melumpuhkan otot akomodasi (pasien tidak dapat melihat benda-benda dekat, misalnya

membaca dekat). Kegunaan utamanya adalah melebarkan pupil untuk keperluan

oftalmoskopi, melumpuhkan otot-otot akomodasi terutama pada pasien muda untuk

membantu refraksi, mengatasi nyeri dan fotofobia. Pemakaian harus hati-hati pada mata

dengan angulus iridokornealis kamera anterior sempit, karena baik midriasis dan

siklopegika dapat menimbulkan glaukoma sudut sempit.

Defek epitel kornea yang ringan diterapi dengan salep antibiotik dan tempelan

bertekanan untuk mengimobilisasi kelopak mata. Pada pengeluaran benda asing, dapat

diberikan anastetik topikal dan digunakan sebuah spud (alat pengorek) atau jarum

berukuran kecil untuk mengeluarkan benda asing. Cincin logam yang memiliki fragmen

besi atau tembaga dapat dikeluarkan dengan bor berbaterai dengan ujung bor. Bahan

inert yang tertanam dalam (misalnya kaca, karbon) dapat dibiarkan berada di dalam

kornea. Apabila pengeluaran fragmen yang tertanam dalam perlu dilakukan atau apabila

12

Page 13: corpal,,,

terjadi kebocoran cairan yang mengeluarkan jahitan atau perekat siano akrilat, maka

tindakan tersebut harus dilakukan dengan teknik bedah mikro dalam kamar operasi, dan

dilakukan pembentukan ulang kamar anterior, apabila perlu dengan atau tanpa

viskoelastik dibawah kondisi steril.

Setelah suatu benda asing dikeluarkan, diberikan salep antibiotik dan mata

ditutup. Luka harus diperiksa setiap hari untuk mencari tanda-tanda infeksi sampai luka

sembuh sempurna.

Jangan memberi larutan anastetik topikal kepada pasien untuk dipakai ulang

setelah cedera kornea, karena hal ini akan memperlambat penyembuhan, menutupi

kerusakan lebih lanjut, dan dapat menyebabkan pembentukan jaringan parut kornea

yang permanen. Selain itu, pemakaian anastetik jangka panjang dapat menyebabkan

infiltrasi dan ulserasi kornea yang secara klinis mirip dengan ulkus infeksi.

Steroid harus dihindari apabila masih terdapat defek epitel kornea. Karena abrasi

kornea sering menjadi penyulit pada anastesi umum, maka harus dilakukan tindakan

pencegahan untuk menghindari cedera ini saat induksi dan selama tindakan dengan

menutup mata atau memberikan salep pelumas mata di forniks konjungtiva. Kadang

terjadi erosi epitel rekuren setelah cedera kornea dan hal ini diatasi dengan penutupan

atau bebat lensa kontak.

Kortikosteroid topikal diindikasikan bagi keadaan keadaan radang di segmen

anterior bola mata. Aktivitas anti-radang kortikosteroid dan turunannya bervariasi.

Kekuatan relatif prednisolon terhadap hidrokortison adalah 4 kali, deksametason dan

betametason 25 kali. Efek sampingnya tidak berkurang dengan obat yang lebih kuat,

meski dosis terapeutiknya lebih kecil. Lama pengobatan tergantung jenis lesi dan

berkisar antara beberapa hari sampai beberapa bulan. Terapi awal bagi mata dengan

radang berat berupa penetesan setiap 1 atau 2 jam saat sadar. Bila tampak respon baik,

dosis berangsur dihentikan sesegera mungkin. Steroid meningkatkan aktivitas virus

herpes simpleks, kadang kornea mengalami perforasi bila obat ini dipakai untuk

keratitis herpes simpleks. Perforasi kornea adalah komplikasi yang jarang sebelum

steroid dipakai secara luas. Efek samping lain terapi steroid lokal adalah penumbuhan

jamur, pembentukan katarak (jarang), dan glaukoma sudut terbuka (sering). Efek ini

13

Page 14: corpal,,,

lebih ringan pada terapi steroid sistemik. Setiap pasien yang menerima terapi

kortikosteroid sistemik jangka panjang harus dalam pengawasan.

Transplantasi kornea (keratoplasi) diindikasikan bagi banyak kondisi kornea

yang serius, misalnya parut, oedem, penipisan, dan distorsi. Istilah keratoplasi penetrans

berarti penggantian kornea seutuhnya, keratoplasti lamelar berarti penggantian sebagian

dari ketebalan kornea. Donor lebih muda lebih disukai untuk keratoplasti penetrans,

terdapat hubungan langsung antara umur dengan kesehatan dan jumlah sel endotel.

Karena sel endotel lebih cepat mati, mata hendaknya diambil segera setelah donor

meninggal dan segera dibekukan. Mata utuh harus dimanfaatkan dalam 48 jam,

sebaiknya dalam 24 jam. Media penyimpanan modern memungkinkan penyimpanan

lebih lama. Tudung korneosklera yang disimpan dalam media nutrien boleh dipakai

sampai 6 hari setelah donor meninggal, dan pengawetan dalam media biakan jaringan

dapat tahan sampai 6 minggu. Untuk keratoplasti lamelar, kornea dapat dibekukan,

didehidrasi, atau disimpan dalam lemari es selama beberapa minggu, sel endotel tidak

penting untuk prosedur ini.

Teknik

Mata penerima disiapkan dengan menghilangkan sebagian ketebalan kornea

pada selingkaran kornea yang sakit dengan trephine penghisap (cooky cutter action) dan

seluruh ketebalan kornea dengan gunting atau sebagian ketebalan dengan diseksi. Mata

donor disiapkan dengan dua cara. Untuk keratoplasti penetrans, tudung korneosklera

diletakkan di atas blok Teflon dengan endotel menghadap ke atas, trephine ditekankan

ke kornea, dan dikeluarkan sepotong kornea (tebal seluruhnya). Pada keratoplasti

lamelar, dibuat insisi trephine sebagian tebal pada kornea bola mata utuh dan kancing

lamelar dibebaskan. Mungkin diperlukan teknik penghalusan tertentu seperti cangkokan

tangan bebas.

Tahun-tahun belakangan ini, benang dan peralatan yang diperhalus, dan

mikroskop bedah serta sistem penerangan yang canggih, nyata memperbaiki prognosis

pada semua pasien yang memerlukan transplantasi kornea. Kecocokan golongan darah

tidak banyak artinya dalam bedah transplantasi kornea. Penolakan cangkokan kornea

14

Page 15: corpal,,,

tetap merupakan masalah utama, demikian juga kesulitan mengendalikan astigmatisma

pasca pencangkokan.

Benda asing yang dapat masuk ke dalam mata dibagi dalam beberapa kelompok:

1. Benda logam, seperti emas, perak, platina, timah hitam, besi tembaga.

Terbagi menjadi benda logam magnit dan bukan magnit.

2. Benda bukan logam, seperti batu, kaca, bahan tumbuh-tumbuhan, bahan

pakaian.

3. Benda inert, yaitu benda yang terbuat dari bahan-bahan yang tidak menimbulkan

reaksi jaringan mata, kalau terjadi reaksipun hanya ringan saja dan tidak

mengganggu fungsi mata. Contoh: emas, platina batu, kaca, dan porselin.

4. Benda reaktif : terdiri dari benda-benda yang dapat menimbulkan reaksi jaringan

mata sehingga mengganggu fungsi mata. Contoh : timah hitam, seng, nikel,

aluminium, tembaga, bulu ulat.

Pengobatan yaitu dengan mengeluarkan benda asing tersebut. Bila lokalisasi di

palpebra dan konjungtiva, kornea maka dengan mudah dapat dilepaskan setelah

pemberian anestesi lokal.Untuk mengeluarkan perlu kapas lidi atau jarum suntik tumpul

atau tajam.Arah pengambilan adalah dari tengah ke tepi.Bila benda bersifat magnetik

maka dapat dikeluarkan dengan magnet portable atau giant magnet. Kemudian diberi

antibiotika lokal, sikloplegik dan mata dibebat. Pecahan besi yang terletak di iris, dapat

dikeluarkan dengan dibuat insisi di limbus, melalui luka ini ujaung dari magnit

dimasukkan untuk menarik benda tersebut, bila tidak berhasil dapat dilakukan

iridektomi dari iris yang mengandung benda asing tersebut. Pecahan besi yang terletak

di dalam bilik mata depan dapat dikeluarkan dengan magnit pula seperti pada iris. Bila

letaknya di lensa juga dapat ditarik denga magnit, sesudah dibuat sayatan di limbus

kornea, jika tidak berhasil dapat dilakukan pengeluaran lensa denga cara ekstraksi linier

pada orang muda dan ekstraksi ekstra kapsuler atau intrakapsuler pada orang yang lebih

tua. Bila lokalisasinya di dalam badan kaca dapat dilakukan pengeluaran dengan magnit

raksasa, setelah dibuat sayatan dari skera. Bila tidak berhasil atau benda asing itu tidak

magnetik dapat dikeluarkan dengan opersai viterektomi. Bila benda asing itu tidak dapat

diambil harus dilakukan enukleasi bulbi untuk mencegah timbulnya oftalmia simpatika

pada mata sebelahnya.

15

Page 16: corpal,,,

Macam-macam benda asing yang dapat masuk mata. Benda asing yang masuk

mata dapat dibagi dalam beberapa kelompok yaitu : 1. Benda logam, antara lain emas,

perak, platina, tantallum, timah hitam, seng, nikel, aluminium, tembaga, besi. Benda

logam ini terbagi lagi menjadi : benda logam magnit dan benda logam bukan magnit. 2.

Benda bukan logam, antara lain batu, kaca, porselin, karbon, bahan tumbuh-tumbuhan,

bahan pakaian, dan bulu main. Benda inert yaitu benda yang terdiri dari bahan-bahan

yang tidak menimbulkan reaksi jaringan mata ataupun kalau ada reaksinya sangat

ringan dan tidak menganggu fungsi mata. Contoh : emas, perak, platina, batu, kaca,

porselin, macam-macam plastik tertentu. Kadang-kadang benda inert memberikan

reaksi mekanik yang mungkin dapat mengganggu fungsi mata. Sebagai contoh :

pecahan kaca di dalam sudut bilik mata depan akan menimbulkan kerusakan pada

endotel kornea sehingga mengakibatkan edema kornea yang akan mengganggu fungsi

penglihatan. Benda reaktif yaitu benda yang menimbulkan reaksi jaringan mata

sehingga mengganggu fungsi mata. Contoh : timah hitam, seng, nikel, alumuminium,

tembaga, kuningan, besi, tumbuhan, bahan pakaian, dan bulu ulat. Penanganan.

Tindakan penanganan terhadap benda asing pada permukaan mata antara lain :

memberikan anestetik tetes mata, benda yang lunak biasanya hanya menempel saja pada

permukaan mata sehingga untuk mengeluarkannya cukup dengan kapas steril. Benda

yang keras biasanya mengakibatkan suatu luka. Pengeluarannya memakai pengangkat

gram bermagnet secara hati-hati untuk menghindari kemungkinan perforasi. Setelah

benda asing dikeluarkan, mata dibilas dahulu dengan larutan garam fisiologik sampai

bersih. Kemudian mata diberi tetes midriatik ringan berupa skopolamin 0,25% atau

homatropin 2% dan juga antibiotik lokal. Mata ditutup dengan kasa steril sampai tidak

terdapat tanda-tanda erosi kornea.

Gejala yang ditimbulkan tergantung jenis trauma serta berat dan ringannya

trauma.

• Trauma tajam selain menimbulkan perlukaan dapat juga disertai tertinggalnya benda

asing didalam mata. Benda asing yang tertinggal dapat bersifat tidak beracun dan

beracun. Benda beracun contohnya logam besi, tembaga serta bahan dari tumbuhan

misalnya potongan kayu. Bahan tidak beracun seperti pasir, kaca. Bahan tidak beracun

dapat pula menimbulkan infeksi jika tercemar oleh kuman.

16

Page 17: corpal,,,

• Trauma tumpul dapat menimbulkan perlukaan ringan yaitu penurunan penglihatan

sementara sampai berat, yaitu perdarahan didalam bola mata, terlepasnya selaput jala

(retina) atau sampai terputusnya saraf penglihatan sehingga menimbulkan kebutaan

menetap.

• Trauma Khemis asam umumnya memperlihatkan gejala lebih berat daripada trauma

khemis basa. Mata nampak merah, bengkak, keluar airmata berlebihan dan penderita

nampak sangat kesakitan, tetapi trauma basa akan berakibat fatal karena dapat

menghancurkan jaringan mata/ kornea secara perlahan-lahan.

Prognosis pada pasien ini adalah bonam dikarenakan trauma yang terjadi adalah

trauma ringan pada kornea, tidak didapatkan gejala yang berat seperti penurunan visus

maupun infeksi dan komplikasi seperti abrasi atau ulkus kornea.

Pada kasus ini pasien juga di edukasi untuk menggunakan pelindung mata ketika

bekerja yang memiliki resiko pada mata. Karena pasien ini memiliki resiko tinggi untuk

terkena corpus alienum pada mata.

DAFTAR PUSTAKA

1. Patel, P et all. 2002. Lecture Notes Ophtalmology. Jakarta: Penerbit Erlangga.

2. Sitepu, M. 1978. Corpus Alienum Orbita. Medan: Bagian Mata Universitas

Sumatera Utara.

3. Ilyas, S. 2008. Ilmu Penyakit Mata. Edisi Ketiga. Jakarta: Fakultas Kedokteran

Universitas Indonesia.

4. Howell, RM. Corneal abration. eMedicine, July 2007.

http://www.patient.co.uk/doctor/foreign-body-in-the-eye.htm, diakses 1 Maret

2011.

17

Page 18: corpal,,,

5. Roger L, Foreign Body. 2010.

http://www.fpnotebook.com/eye/trauma/crnlfrgnbdy.htm, diakses 1 Maret 2011.

6. Nerviadi, H. Mata Merah. 2007. http://hnerviadi.blogspot.com/2007/06/mata-

merah.html, diakses 2 Maret 2011.

7. Vaughan DG, Asbury T, Eva PR. Oftalmologi Umum. Edisi 14. Retinoblastoma.

San Francisco: Appleton & Lange. 1995. Page: 217-219; 369-370; 377-378.

18