copy+of+soft+copy+hukumacara pidana kelompok

22
1 TUGAS HUKUM ACARA PIDANA SURAT DAKWAAN DALAM SIDANG PERTAMA Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Pada Mata Kuliah Hukum Acara Pidana Oleh : Kelompok 3 Ima Apriliani (09411733000131)-pagi B Ujang Setiawan (09411733000014)-pagi A Sugiman (09411733000024)-pagi A Alfian (09411733000095)-pagi A FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG KARAWANG 2011

Upload: annisa

Post on 09-Jul-2016

235 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Copy+of+soft+copy+hukumacara pidana kelompok

1

TUGAS

HUKUM ACARA PIDANA

SURAT DAKWAAN

DALAM SIDANG PERTAMA

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas

Pada Mata Kuliah Hukum Acara Pidana

Oleh :

Kelompok 3

Ima Apriliani (09411733000131)-pagi B

Ujang Setiawan (09411733000014)-pagi A

Sugiman (09411733000024)-pagi A

Alfian (09411733000095)-pagi A

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG

KARAWANG

2011

Page 2: Copy+of+soft+copy+hukumacara pidana kelompok

2

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan ke Hadirat Allah SWT yang Maha

Menciptakan Ilmu Pengetahuan Maha Memelihara alam semesta. Berkat Rahmat

dan Hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah ini

Makalah Surat Dakwaan Dalam Sidang Pertama ini di buat untuk

memenuhi nilai tugas mata kuliah Hukum Acara Pidana. Makalah ini dapat

diselesaikan berkat bantuan dari berbagai pihak, maka dengan ini kami

mengucapkan terima kasih kepada yang telah membantu hingga terselesaikannya

makalah ini.

Akhirnya kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari

sempurna. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati, mohon kepada para

pembaca berkenan untuk memberikan saran ataupun kritik yang sifatnya

membangun demi perbaikan. Untuk itu kami ucapkan banyak terima kasih.

Karawang 11 Juni 2010

Penyusun

Kelompok 3

Page 3: Copy+of+soft+copy+hukumacara pidana kelompok

3

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................... 2

DAFTAR ISI ................................................................................................. 3

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG ............................................................................ 4

B. RUMUSAN MASALAH ......................................................................... 4

C. TUJUAN PEMBAHASAN ..................................................................... 4

BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN SURAT DAKWAAN .................................................... 6

B. SYARAT SYARAT SURAT DAKWAAN ............................................ 7

Surat Dakwaan Yang Tidak Memenuhi Syarat ....................................... 8

Yang Menentukan Surat Dakwaan Batal................................................. 9

C. MACAM-MACAM SURAT DAKWAAN .............................................. 9

D. RANGKAIAN SIDANG PERTAMA ...................................................... 12

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN ............................................................................................. 19

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 21

DOKUMENTASI .......................................................................................... 22

Page 4: Copy+of+soft+copy+hukumacara pidana kelompok

4

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Hukum acara pidana mempunyai ruanglingkup yang sempit, yaitu hanya

mulai pada mencari kebenaran, penyelidikan, penyidikan, dan berahir pada

pelaksanaan pidana (eksekusi) oleh jaksa. Pembinaan narapidana tidak

termasuk huku m acara pidana. Apalagi menyangkut perencanaan undang-

undang pidana.

Dalm ruang lingkup pidana yang luas baik hukum pidana substanstif (materiil),

maupun hukum acara pidana (hukum pidana formal) disebut hukum pidana.

Hukum acara pidana berfungsi untuk menjalankan hukum acara pidana

substanstif (materiil) sehingga disebut hukum pidana formal atau hukum acara

pidana.

Hukum acara pidana berhubungan erat dengan adanya hukum pidana, maka

dari itu hukum acara pidana merupakan suatu rangkaian peraturang yang

memuat cara bagaimana badan-badan pemerintah yang berkuasa, yaitu

kepolisian, kejaksaan, dan pengadilan harus bertindak guna mencapai tujuan

negara dengan mengadakan hukum pidana.

Dapat dijabarkan secara jelas bahwa tujuan negara dalam menciptakan

hukum pidana yaitu untuk tata tertib dan mewujudkan masyarakat yang aman

dan sejahtera.

Tujuan hukum acara pidana adalah untuk mencari dan mendapatkan atau

setidak-tidaknya mendekati kebenaran materiil, ialah kebenaran yang

selengkap-lengkapnya dari suatu perkara pidana dengan menetapkan

ketentuan hukum acara pidana secara jujur dan tepat dengan tujuan mencari

siapakah pelaku yang dapat didakwakan melakukan suatu pelanggaran hukum,

dan selanjutnya meminta oemeriksaan dan putusan dari pengadilan guna

menemukan apakah terbukti bahwa suatu tindak pidana telah dilakukan dan

apakah orang yang didakwa itu dapat dipersalahkan.

Page 5: Copy+of+soft+copy+hukumacara pidana kelompok

5

Dalam batas surat dakwaan itu hakim benar-benar tidak boleh puas dengan

kebenaran formal.untuk memperkuat keyakinannya, hakim dapat meminta

bukti-bukti dari kedua pihak yaitu terdakwa dan penuntut umum begitu juga

saksi-saksi yang diajukan keduabelah pihak.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian dari surat dakwaan?

2. Apakah yang menjadi syarat syarat surat dakwaan?

3. Apa saja Macam macam surat dakwaan?

4. Bagaimanakah rangkaian sidang pertama?

C. TUJUAN PEMBAHASAN

1. Untuk Mengetahui arti dari surat dakwaan

2. Untuk mengetahui syarat syarat surat dakwaan

3. Untuk mengetahui macam macam surat dakwaan

4. Untuk mengetahui bagaiman rangakaian sidang pertama

Page 6: Copy+of+soft+copy+hukumacara pidana kelompok

6

BAB II

MATERI PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN SURAT DAKWAAN

Surat dakwaan adalah surat atau akta yang memuat rumusan tindak pidana

yang didakwakan kepada terdakwa yang disimpulkan dan ditarik dari hasil

pemeriksaan penyidikan, dan merupakan dasar serta landasan bagi hakim dalam

pemeriksaan dimuka siding pengadilan.

Rumusan pengertian di atas telah disesuaikan dengan jiw dan ketentuan KUHAP.

Dengan demikian, pada definisi itu sudah dipergunakan istilah atau sebutan yang

berasal dari KUHAP, seperti istilah yang “didakwakan” dan “hasil pemeriksaan

penyidikan” sebagai istilah baru yang dibakukan dalam KUHAP untuk

menggantikan istilah “tuduhan” dan yang “dituduhkan ”. demikian juga istilah

“pemeriksaan permulaan” yang disebut dalam HIR, dibakukan menjadi sebutan

“pemeriksaan penyidikan” oleh KUHAP.

Prinsip Surat Dakwaan

Membicarakan prinsip surat dakwaan harus disesuaikan dengan ketentuan

KUHAP, sebab prinsip yang diatur dalam HIR dan KUHAP terdapat beberapa

perbedaan.terutama yang menyangkut pasal 83 HIR, yang menegaskan surat

tolakan jaksa bukan merupakan surat tuduhan dalm arti kata yang sebenarnya.

Yang membuat surat tuduhan menurut HIR adalah ketua pengadilan negri, yang

mempunyai wewenang untuk mengubah isi surat tolakan jaksa. Ketua pengadilan

negri tidak terikat pada isi surat tolakan jaksa. Itu sebabnya, system pembuatan

surat dakwaan menurut HIR, jaksa sebagai penuntut umum belum sempurna

berdiri sendiri, masih berada di bawah pengawasan ketua pengadilan negri.

Barangkali disebabkan anggapan bahwa pada masa pembuatan HIR, sebagian

besar penuntut umum belum begitu mahir menyusun perumusan yuridis, jika

dibandingkan dengan para hakim/ketua pengadilan negri, pada umumnya terdiri

dari sarjana hokum.

Kalau diikuti ejarah perkembangan pembuatan surat dakwaan, penuntut umum

baru berdiri sendiri sejak berlaku UU pokok kekuasaan kejaksaan, UU No.

Page 7: Copy+of+soft+copy+hukumacara pidana kelompok

7

15/1961. pasal 12 UU tersebut menentukan, jaksa yang membuat surat dakwaan

(menurut ketentuan itu diberi nama “surat tuduhan”) bukan dilakukan oleh ketua

pengadilan negri. Ketentuan pasal 12 UU No. 15/1961 tersebut dipertegas lagi

dengan surat edaran bersama Mahkamah Agung dan Jaksa Agung tanggal 20

oktober 1962 No. 6 MA/1962/24/SE. surat edaran dimaksud antara lain

menegaskan, pembuatan surat tuduhan (dakwaan) baik dalam perkara tolakan

maupun dalam perkara sumir adalah jaksa. Dengan ketentuan pasal 12 dan

penegasan surat edaran dimaksud, sejak saat itulah penuntut umum ditempatkan

dalam posisi yang sempurna berdiri sendiri.

Bagaimana dengan kuhap? Kedudukan jaksa sebagai penuntut umum

dalam KUHAP semakin dipertegas dalam posisi sebagai instansi yang berwenang

melakukan penuntutan (pasal 1butir 7 dan pasal 137).

Dalam posisi sebagai aparat penuntut umum, pasal 140 ayat (1)

menegaskan wewenang penuntut umum untuk membuat surat dakwaan tanpa

campur tangan instansi lain.

Penuntut umum”berdiri sendiri” dan sempurna (volwaarding) dalm

pembuatan surat dakwaan. Bertitik tolak dari ketentuan pasal 1 butir 7 dan pasal

137 serta pasal 140 ayat (1), kedudukan penuntut umum dalam pembuatan surat

dakwaan dapat dijelaskan

Dakwaan merupakan dasar penting Hukum Acara Pidana karena berdasarkan hal

yang dimuat dalam surat itu, Hakim akan memeriksa perkara dan pemeriksaan

didasarkan kepada surat dakwaan. Namun putusan Hakim hanya boleh mengenai

peristiwa-peristiwa yang terletak dalam batasan itu saja (tidak keluar dari konteks

perkara yang telah disidangkan)

.

B. SYARAT-SYARAT SURAT DAKWAAN

Surat dakwaan juga disebut surat atau akta yang memuat rumusan tindak

pidana yang didakwakan kepada Terdakwa yang disimpulkan dan ditarik dari

hasil pemeriksaan penyidikan, dan merupakan dasar serta landasan bagi Hakim

dalam pemeriksaan perkara di muka sidang Pengadilan.

Page 8: Copy+of+soft+copy+hukumacara pidana kelompok

8

Mengenai syarat surat dakwaan dapat di lihat pada pasal 143 KUHAP.

Memperhatikan pasal tersebut, ditentukan dua syarat yang harus dipenuhi surat

daakwaan.

a. Harus memuat syarat formal:

Syarat formal yang memuat hal-hal yang berhubungan dengan:

Surat dakwaan diberi tanggal dan ditandatangani oleh penuntut umum/jaksa,

Nama lengkap, tempat lahir, umur atau tanggal lahir, enis kelamin, kebangsaan,

tempat tinggal, agama dan pekerjaan tersangka.

b. Syarat materiil

Syarat materiil memuat dua unsur yang tak boleh dilalaikan yaitu:

Uraian cermat, jelas dan lengkap mengenai tindak pidana yang didakwakan dan,

Menyebut waktu dan tempat tindak pidana yang dilakukan (tempus delicti dan

locus delicti)

Surat Dakwaan Yang Tidak Memenuhi Syarat

Pada dasarnya, surat dakwaan dianggap tidak memenuhi syarat materiil, antara

lain:

a. surat dakwaan tidak terang

seperti yang telah dijelaskan, syarat materiil surat dakwaan harus memuat dengan

lengkap unsure-unsur tindak pidana yang didakwakan. Kalau usur-unsur tindak

pidana yang didakwakan tidak dijelaskan secara keseluruhan, terdapat kekaburan

dalam surat dakwaan. Bahkan pada hakikatnya surat dakwaan yang tidak memuat

secara jelas yang lengkap unsure-unsur tindak pidana yang didakwakan, dengan

sendirinya mengakibatkan tindak pidana yang didakwakan kepada terdakwa

bukan merupakan tindak pidana. Surat dakwaan yang tidak jelas dan tidak terang,

merugikan kepentingan terdakwa mempersiapkan pembelaan. Sehubungan dengan

syarat surat dakwaan harus terang, syarat tersebut bukan semata-mata tergantung

kepada perumusan unsure delik saja. Sekalipun unsure delik telah dirumuskan

secara lengkap pada setiap dakwaan yang berbentuk kumulatif, namun jika

gabungan surat dakwaan bersifat membingungkan karena baik mengenai susunan

kumulasinya maupun perumusannya tidak jelas antara dakwaan yang satu dengan

dakwaan yang lain, surat dakwaan seperti itu batal demi hokum. Hal itu dapat

Page 9: Copy+of+soft+copy+hukumacara pidana kelompok

9

dilihat dalam putusan Mahkamah Agung tanggal 9 november 1983 Reg. No. 600

K/Pid/1982.

b. surat dakwaan mengandung pertentangan antara yang satu dengan yang

lain

pertentangan isi surat dakwaan menimbulkan “keraguan” bagi terdakwa tentang

perbuatan atau tindakan mana yang didakwakan kepadanya. Surat dakwaan harus

jelas memuat semua unsure tindak pidana yang didakwakan (voldoende en

duidelijke opgave van het feit). Disamping itu, surat dakwaan harus merinci

secara jelas.

Yang Menentukan Surat Dakwaan Batal

Sesuai dengan prinsip proses persidangan, telah meletakan wewenang dan

tanggung jawab sepenuhnya pemeriksaan perkara kepada hakim yang memimpin

persidangan. Atas dasarprinsip tersebut yang berwenang menyatakann surat

dakwaan batal adalah hakim yang memimpin persidangan.

Oleh karena itu, penilaian tentang batal tidaknya surat dakwaan dilakukan

oleh hakim dalam proses persidangan. Uuntuk menjaga cara penilaian yang lebih

objektif, hakim lebih baik memeriksa lebih dulu perkaranya secara keseluruhan.

Berdasarkan pemereiksaan hakim akan lebih objektif menilai, apakah dakwaan

ituterang atau tidak, berpatokan pada penilaian apakah surat dakwaan benar-benar

merugikan hak terdakwa melakukan dan mempersiapkan pembelaan.

Surat Dakwaan Yang Tidak Menyebut Fakta

Suarat dakwaan yang tidak memuat uraian tentang fakta tidak mengakibatkan

batalnya surat dakwaan.hal tersebut tercantum dalam putusan Mahkamah Agung

tanggal 23 agustus 1969 no. 36 K/Kr/1968.

Namun, meskipun demikian sebaiknya surat dakwaan sedapat mungkin

memuat fakta dan keadaan yang lengkap dalam surat dakwaan.

C. MACAM-MACAM SURAT DAKWAAN

1. Tunggal

Dalam Surat Dakwaan hanya satu Tindak Pidana saja yang didakwakan,

karena tidak terdapat kemungkinan untuk mengajukan alternatif atau dakwaan

Page 10: Copy+of+soft+copy+hukumacara pidana kelompok

10

pengganti lainnya. Misalnya hanya didakwakan Tindak Pidana Pencurian (pasal

362 KUHP).

2. Alternatif

Dalam Surat Dakwaan terdapat beberapa dakwaan yang disusun secara

berlapis, lapisan yang satu merupakan alternatif dan bersifat mengecualikan

dakwaan pada lapisan lainnya. Bentuk dakwaan ini digunakan bila belum didapat

kepastian tentang Tindak Pidana mana yang paling tepat dapat dibuktikan.

Meskipun dakwaan terdiri dari beberapa lapisan, tetapi hanya satu

dakwaan saja yang akan dibuktikan.

Pembuktian dakwaan tidak perlu dilakukan secara berurut sesuai lapisan

dakwaan, tetapi langsung kepada dakwaan yang dipandang terbukti. Apabila salah

satu telah terbukti maka dakwaan pada lapisan lainnya tidak perlu dibuktikan lagi.

Misalnya didakwakan

Pertama :Pencurian (pasal 362 KUHP). atau

Kedua :Penadahan(pasal 480KUHP).

3. Subsidair.

Sama halnya dengan dakwaan alternatif, dakwaan subsider juga terdiri dari

beberapa lapisan dakwaan yang disusun secara berlapis dengan maksud lapisan

yang satu berfungsi sebagai pengganti lapisan sebelumnya.

Sistematik lapisan disusun secara berurut dimulai dari Tindak Pidana yang

diancam dengan pidana tertinggi sampai dengan Tindak Pidana yang diancam

dengan pidana terendah.

Pembuktiannya dilakukan secara berurut dimulai dari lapisan terates sampai

dengan lapisan yang dipandang terbukti.

Lapisan yang tidak terbukti harus dinyatakan secara tegas dan dituntut agar

terdakwa dibebaskan dari lapisan dakwaan yang bersangkutan. misalnya

didakwakan :

Primair : Pembunuhan berencana (pasal 340 KUHP),

Subsidair : Pembunuhan (pasal 338 KUHP),

Lebih Subsidair : Penganiayaan yang menyebabkan matinya orang (pasal

351(3)KUHP).

Page 11: Copy+of+soft+copy+hukumacara pidana kelompok

11

4. Kumulatif.

Dalam Surat Dakwaan kumulatif, didakwakan beberapa Tindak Pidana

sekaligus, ke semua dakwaan harus dibuktikan satu demi satu. Dakwaan yang

tidak terbukti harus dinyatakan secara tigas dan dituntut pembebasan dari

dakwaan tersebut. Dakwaan ini dipergunakan dalam hal terdakwa melakukan

beberapa Tindak Pidana yang masingmasing merupakan Tindak Pidana yang

berdiri sendiri.

Misalnya didakwakan :

Kesatu : Pembunuhan (pasal 338 KUHP), dan

Kedua : Pencurian dengan pernberatan (363 KUHP), dan

Ketiga : Perkosaan (pasal 285 KUHP).

5. Kombinasi

Disebut dakwaan kombinasi, karena di dalam bentuk ini

dikombinasikan/digabungkan antara dakwaan kumulatif dengan dakwaan

alternatif atau Subsidair. Timbulnya bentuk ini seiring dengan perkembangan

dibidang kriminalitas yang semakin variatif baik dalam bentuk/jenisnya maupun

dalam modus operandi yang dipergunakan.

Misalnya didakwakan

Kesatu.

Primair: Pembunuh berencana (pasal 340 KUHP)

Subsidair : Pembunuhan biasa (pasal 338 KUHP);

Lebih Subsidair : Penganiayaan yang mengakibatkan matinya orang (pasal 351 (3)

KUHP);

Kedua.

Primair: Pencurian dengan pemberatan (pasal 363 KUHP);

Subsidair : Pencurian (pasal 362 KUHP), dan

Ketiga.

Perkosaan (pasal 285 KUHP)

.

Page 12: Copy+of+soft+copy+hukumacara pidana kelompok

12

D. RANGKAIAN SIDANG PERTAMA

Hakim / majelis hakim memasuki ruang sidang

Tahap pembukaan dan pemeriksaan identitas tersangka :

1. Yang pertama kali memasuki ruang sidang adalah panitera pengganti, jaksa

penuntut umum (perorangan atau tim), penasehat hukum terdakwa dan

pengunjung sidang, masing-masing duduk ditempat duduk sesuai dengan

ketentuan Undang-Undang.

2. Sebagai protokol sidang karena keterbatasan tenaga biasanya dilakukan oleh

panitera pengganti, yang mengumumkan bahwa hakim / majelis hakim akan

memasuki ruang sidang dengan perkataan kurang lebih sebagai berikut :

“ Hakim / Majelis Hakim akan memasuki ruang sidang, hadirin dimohon untuk

berdiri “ (Pasal 2 PerMenKeh No.M.06.UM.01.06 Tahun 1983).

3. Semua yang hadir dalam ruang sidang berdiri untuk menghormati hakim /

majelis hakim, termasuk jaksa penuntut umum dan penasehat hukum.

4. Hakim / Majelis Hakim memasuki ruang sidang melalui pintu khusus mulai

dari yang terdepan hakim ketua diikuti oleh hakim anggota I (Senior) dan

hakim anggota II (Junior).

5. Hakim / Majelis Hakim duduk ditempat duduknya masing-masing tersebut

diatur sebagai berikut : Hakim Ketua ditengah, dan Hakim Anggota I berada

disamping kanan dan Hakim Anggota II berada dikiri.

6. Panitera mempersilahkan hadirin untuk duduk kembali.

7. Hakim ketua membuka sidang dengan kata-kata kurang lebih sebagai

berikut :

“Sidang Pengadilan Negeri Watampone yang memeriksa perkara pidana

nomor ….(nomor perkara yang bersangkutan)… atas nama terdakwa … pada hari

… tanggal ….

Dinyatakan dibuka dan TERBUKA UNTUK UMUM “ , diikuti dengan

ketukan palu 3 (tiga).

Page 13: Copy+of+soft+copy+hukumacara pidana kelompok

13

Pemanggilan Tersangka Supaya Masuk Keruang Sidang

1. Hakim ketua bertanya kepada penuntut umum apakah tersangka telah siap

untuk dihadirkan pada sidang hari ini. Jika penuntut umum tidak dapat

menghadirkan tersangka pada sidang hari ini, maka hakim harus menunda

persidangan pada hari yang akan ditetapkan dengan perintah kepada penuntut

umum supaya memanggil dan menghadapkan tersangka.

2. Jika penuntut umum telah siap untuk menghadirkan tersangka, maka ketua

memerinthkan supaya tersangka dipanggil masuk.

3. Penuntut umum memerintahkan pada petugas agar tersangka dibawa masuk

diruang sidang.

4. Petugas membawa masuk tersangka keruang sidang dan mempersilahkan

tersangka untuk duduk dikursi pemeriksaan. Jika tersangka tersebut ditahan,

maka biasanya dari ruang tahanan pengadilan keruang sidang dikawal oleh

petugas pengawalan, sekalipun demikian tersangka harus dihadapkan dalam

keadaan bebas (tidak diborgol). Ini adalah salah satu penghormatan satu asas

yaitu Presamtion of Inocence (asas praduga tidak bersalah).

5. Setelah tersangka duduk dikursi pemeriksaan, hakim ketua mengajukan

pertanyaan sebagai berikut :

6. Apakah tersangka dalam keadaan sehat dan siap untuk diperiksa ?

7. Identitas tersangka (nama,umur,alamat,dan lain-lain) sebagaimana tersebut

dalam pasal 155 ayat (1) KUHAP. Selanjutnya hakim menginggatkan

tersangka untuk agar memperhatikan segala sesuatu yang didengar dan

dilihatnya dalam persidangan.

8. Hakim bertanya apakah tersangka akan didampingi oleh penasehat hukum.

9. Jika tersangka tidak didampingi penasehat hukum, maka hakim menegaskan

hak tersangka untuk didampingi penasehat hukum, akhirnya tersangka diberi

kesempatan untuk mengambil sikap menyangkut apakah akan maju sendiri,

mengajukan permohonan agar pengadilan menunjuk penasehat hukum yang

mendapinginya dengan cuma-cuma (Prodeo). Atau minta waktu untuk

menunjuk penasehat hukum sendiri.

Page 14: Copy+of+soft+copy+hukumacara pidana kelompok

14

10. Jika tersangka didampingi oleh penasehat hukum maka selanjutnya hakim

menanyakan pada penasehat hukum apakah benar dia bertindak sebagai

penasehat hukum tersangka, lalu menanyakan surat kuasa khusus dan ijin

praktek advokat, setelah ketua melihat lalu ketua menunjukkan pada hakim

anggota perihal dokumen tersebut.

Pembacaan Surat Dakwaan

1. Hakim ketua sidang meminta kepada tersangka untuk mendengarkan secara

seksama pembacaan surat dakwaan dan selanjutnya mempersilahkan pada

penuntut umum membacakan surat dakwaan.

2. Mengenal tata cara pembacaan surat dakwaan ada dua cara, cara pertama

jaksa membaca dengan berdiri dan kedua dengan cara duduk, namun yang

sering dipakai adalah cara pertama alasannya adalah untuk menghormati

sidang. Jika dakwaan panjang maka dapat dibaca bergantian (dalam hal

penuntut umumnya lebih dari satu).

3. Setelah selesai pembacaan surat dakwaan, maka status tersangka seketika itu

juga berubah menjadi terdakwa.

4. Selanjutnya hakim ketua menanyakan pada terdakwa apakah sudah paham /

mengerti tentang apa yang telah didakwakan padanya. Apabila terdakwa tidak

mengerti maka penuntut umum harus membacakan kembali.

Pengajuan Eksepsi (Keberatan)

1. Setelah terdakwah menyaakan paham dan mengerti tentang maksud dakwaan,

maka terdakwa puya hak untuk mengajukan eksepsi (keberatan yang

menyangkut kompetensi pengadilan.

2. Tata caranya, hakim memberi kesempatan pada terdakwa untuk menanggapi

berikutnya kesempatan kedua diberikan kepada penasehat hukumnya.

3. Apabila ternyata terdakwa dan penasehat hukumnya tidak mengajukan

eksepsi maka sidang dilanjutkan pada tahap pembuktian.

4. Apabila terdakwa/penasehat hukumnya akan mengajukan eksepsi, maka

ketua menanyakan pada terdakwa dan penasehat hukumnya pakah sudah siap

dengan nota eksepsi.

Page 15: Copy+of+soft+copy+hukumacara pidana kelompok

15

5. Kalau ternyata terdakwa dan penasehat hukumnya belum siap maka hakim

memberikan kesempatan untuk mengajukan pada sidang kedua, dan sidang di

tunda untuk memberi kesempatan pada terdakwa dan penasehat hukumnya.

6. Kalau eksepsi sudah siap, hakim mempersilahkan kepada

terdakwa/penasehat hukumnya untuk membacakan eksepsinya.

7. Pengajuan eksepsi dapat dilakukan dengan cara lisan maupun tertulis.

8. Apabila eksepsi tertulis, setelah dibacakan maka eksepsi tersebut diserahkan

kepada hakim dan salinannya diserahkan pada penuntut umum.

9. Dalam hal pembacaan surat dakwaan berlaku juga bagi terdakwa dalam

membacakan eksepsi.

10. Eksepsi dapat diajukan oleh penasehat hukum saja dalam hal terdakwa telah

menyerahkan sepenuhnya pada penasehat Hukumnya, dapat juga kedua-duanya

mengajukan eksepsi menurut versinya masing-masing.

11. Apabila kedua-duanya akan mengajukan eksepsi maka kesempatan pertama

diberikan pada penasehat hukumnya.

12. Setelah selesai terdakwa/penasehat hukumnya membacakan eksepsi, hakim

ketua memberi kesempatan pada penuntut umum untuk memberikan tanggapan

atas eksepsi (Replik).

13. Atas tanggapan tersebut, hakim ketua memberikan kesempatan kepada

terdakwa/penasehat hukum untuk memberikan tanggapan sekali lagi (Duplik).

14. Atas eksepsi dan tanggapan-tanggapan tersebut, hakim meminta waktu untuk

memeprtimbangkan dan menyusun “putusan sela”.

15. Apabila majelis hakim berpendapat bahwa pertimbangan untuk memutuskan

eksepsi tersebut mudah/sederhana maka sidang apat diskors selama beberapa

waktu untuk menentukan putusan sela.

16. Tatacara skorsing sidang ada dua macam yaitu;

Cara 1: Mejelis hakim meninggalkan ruang sidang untuk

membahas/memeprtimbangkan putusan sela di ruang hakim,

sedangkan penuntut umum, terdakwa/penasehat hukum serta

pengunjung tetap berada di ruang sidang.

Page 16: Copy+of+soft+copy+hukumacara pidana kelompok

16

Cara 2 : hakim tetap berada diruang sidang, jaksa penutut umum,

penasehat hukum, dan pengunjung di mohon keluar (cara inilah

yang sering dipakai).

Apabila hakim berpendapat bahwa pertimbangan memerlukan wkatu agak

lama, maka hakim ketua dapat menunda sidang untuk

mempertimbangkan putusan sela dan akan dibacakan pada sidang

berikutnya.

17. Apabila hakim berpendapat bahwa pertimbangan memerlukan waktu agak

lama, maka hakim ketua dapat menunda sidang untuk mempertimbangkan

putusan sela dan akan dibacakan pada sidang berikutnya.

. Pembacaan/pengucapan putusan sela

1. Setelah hakim mencabut, maka sidang dibuka kembali dengan acara

pembacaan/pegucapan putusan sela.

2. Tata cara pembacaan putusan sela tersebut dibacakan dan diucapkan oleh

hakim ketua sambil duduk dikursinya, dalam hal putusan sela tersebut panjang,

dimungkinkan putusan sela dibaca secara bergantian dengan hakim anggota

pembacaan amar putusan diakhiri dengan ketokan palu sebanyak 1 (satu) kali.

3. Putusan sela biasanya menyangkut 3 kemungkinan yang secara garis

besarnya sebagai berikut;

i. Eksepsi terdakwa/penasehat hukum diterima, sedangkan

pemeriksaan terhadap perkara tersebut tidak dapat

dilanjutkan/harus dihentikan.

ii. Eksepsi terdakwa/penasehat hukum ditolak maka sidang

perkara tersebut dilanjutkan.

iii. Eksepsi terakwa/penasehat hukum baru dapat diputus.

4. Setelah putusan sela selesai dibacakan hakim ketua menjelaskan seperlunya

mengenai garis besar isi putusan sela sekaligus menyampaikan hak penuntut

umum, terdakwa/penasehat hukum untuk mengambil sikap menerima putusan

sela tersebut atau akan mengajukan perlawanan.

Page 17: Copy+of+soft+copy+hukumacara pidana kelompok

17

E. CONTOH SURAT DAKWAAN

Page 18: Copy+of+soft+copy+hukumacara pidana kelompok

18

Dalam surat dakwaan diatas telah jelas syarat formil yang tertera dimana

ada identitas terdakwa dipaparkan secara lengkap yaitu MARDIANIS BINTI

ABU ZAMAR

Kasus yang terjadi disini adalah penganiayaan yang dilakukan oleh ibu

mardianis terhadap SURENI IDA YUNESTI kejadian nya yaitu di mol cikampek

yang beralamat di desa dauwan timur kecamatan cikampek kabupaten karawang,

tepat nya di mol cikampek lantai dasar di depan toko sepatu amora sekitar pukul

21.45 wib pada hari rabu tanggal 8 september 2010 antara ibu mardianis dan ibi

sureni ida terjadi pertengkaran mulut yang berahir dengan pemukulan yang

dilakukan oleh ibu mardianis kepada ibu sureni ida yang mengakibat kan luka di

pelipis sebelah kiri ibu sureni ida.

Demikian uraian secara singkat syarat materiil yang ada pada surat

dakwaam di atas

Page 19: Copy+of+soft+copy+hukumacara pidana kelompok

19

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Surat dakwaan adalah surat atau akta yang memuat rumusan tindak pidana

yang didakwakan kepada terdakwa yang disimpulkan dan ditarik dari hasil

pemeriksaan penyidikan, dan merupakan dasar serta landasan bagi hakim dalam

pemeriksaan dimuka siding pengadilan.

Rumusan pengertian di atas telah disesuaikan dengan jiw dan ketentuan KUHAP.

Dengan demikian, pada definisi itu sudah dipergunakan istilah atau sebutan yang

berasal dari KUHAP, seperti istilah yang “didakwakan” dan “hasil pemeriksaan

penyidikan” sebagai istilah baru yang dibakukan dalam KUHAP untuk

menggantikan istilah “tuduhan” dan yang “dituduhkan ”. demikian juga istilah

“pemeriksaan permulaan” yang disebut dalam HIR, dibakukan menjadi sebutan

“pemeriksaan penyidikan” oleh KUHAP

Mengenai syarat surat dakwaan dapat di lihat pada pasal 143 KUHAP.

Memperhatikan pasal tersebut, ditentukan dua syarat yang harus dipenuhi surat

daakwaan.

c. Harus memuat syarat formal:

Syarat formal yang memuat hal-hal yang berhubungan dengan:

Surat dakwaan diberi tanggal dan ditandatangani oleh penuntut umum/jaksa,

Nama lengkap, tempat lahir, umur atau tanggal lahir, enis kelamin, kebangsaan,

tempat tinggal, agama dan pekerjaan tersangka.

d. Syarat materiil

Syarat materiil memuat dua unsur yang tak boleh dilalaikan yaitu:

Uraian cermat, jelas dan lengkap mengenai tindak pidana yang didakwakan dan,

Menyebut waktu dan tempat tindak pidana yang dilakukan (tempus delicti dan

locus delicti)

a. Surat Dakwaan Biasa adalah surat dakwaan yang disusun dalam rumusan

tunggal berisi satu dakwaan dan perumusan dakwaan tunggal dijumpai

tindak pidana yang jelas, tidak ada orang lain yang terlibat, sehingga

pelaku maupun tindak pidana yang dilanggar sangat jelas dan sederhana

b. Surat Dakwaan Alternatif adalah surat dakwaan yang tindak pidananya

masing-masing dirumuskan secara saling mengecualikan dan memberikan

pilihan kepada pengadilan untuk menentukan dakwaan mana yang paling

tepat untuk dipertanggungjawabkan oleh terdakwa sehubungan dengan

tindak pidana. Biasanya dalam surat dakwaan ada kata “atau”

c. Surat Dakwaan Subsidair (Pengganti) adalah surat dakwaan yang terdiri

dari dua atau lebih dakwaan yang disusun secara berurutan dari dakwaan

pidana yang terberat sampai yang teringan. Pemeriksaannyapun dilakukan

menurut skala prioritas yang sudah tersusun. Biasanya terdapat kalimat

Primair, Subsidair, Lebih Subsidair, Lebih Subsidair lagi

d. Surat Dakwaan Kumulasi adalah surat dakwaan yang disusun berupa

rangkaian dari beberapa dakwaan atas kejahatan atau pelanggaran.

Dakwaan jenis ini bisa merupakan gabungan dari beberapa dakwaan

sekaligus atau kumulasi tindak pidana ataupun gabungan dari beberapa

Page 20: Copy+of+soft+copy+hukumacara pidana kelompok

20

terdakwa karena kumulas terdakwanya karena melakukan tindak pidana

bersama-sama dengan orang lain.

Rangkaian sidang pertama dalam acara pidana

a. Hakim / majelis hakim memasuki ruang sidang

b. Hakim ketua membuka sidang Sidang Dengan menyebutkan Pengadilan

yang memeriksa perkara pidana nomor ….(nomor perkara yang

bersangkutan)… atas nama terdakwa … pada hari … tanggal

….Dinyatakan dibuka dan TERBUKA UNTUK UMUM “ , diikuti dengan

ketukan palu 3 (tiga) c. Pemanggilan Tersangka agar Masuk Keruang Sidang

d. Tahap pembukaan dan pemeriksaan identitas tersangka :

e. Pembacaan Surat Dakwaan

f. Pengajuan Eksepsi (Keberatan) jika ada dapat dilakukan dengan lisan atau

tulisan jika tidak maka sidang pertama selesai dan dilanjutkan kesidang

berikutnya yaitu tahap pembuktian

Page 21: Copy+of+soft+copy+hukumacara pidana kelompok

21

DAFTAR PUSTAKA

prof.dr.jur,andi hamzah.2008.hukum acara pidana indonesia.jakarta:sinar grafika

Page 22: Copy+of+soft+copy+hukumacara pidana kelompok

22

DOKUMENTASI