copy of retinoblastoma fix
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Retinoblastoma merupakan suatu neoplasma yang berasal dari neuroretina
(sel batangdan sel kerucut) atau sel glia, yang ganas, bersifat kongenital dan
terjadi pada anak-anak. Gejala klinis retinoblastoma beraneka ragam, seperti
adanya leukokoria, strabismus, peradangan (iritis), buphtalmos, hifema spontan
dan retinal etachment. Hal ini menyebabkan beberapa pemeriksaan khusus sangat
diperlukan seperti oftalmoskopi (direct dan indirect), USG,X-Ray, dan CT-Scan,
serta pemeriksaan histology.
Pengobatan retinoblastoma tergantung dari stadium, gambaran histology
dan ada /tidaknya komplikasi. Jenis pengobatan dapat berupa operasi (enukleasi
bulbi dan eksenterasiorbita), penyinaran, khemoterapi, fotokoagulasi, dan
krioterapi, yang dapat diberikan secaratersendiri atau kombinasi.Prognosis
retinoblastoma sangat ditentukan oleh diagnosis dini dan pengobatan yangcepat
dan tepat.Retinoblastoma bisa terjadi secara unilateral dan bilateral.
Frekuensiretinoblastoma bilateral kira-kira 30% dari seluruh kasus retinoblasma.
Referat ini bertujuan untuk memahami cara mendiagnosis dan
menatalaksana yang tepat pada retinoblastoma
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi
Retinoblastoma adalah blastoma (suatu neoplasma yang terdiri dari sel-sel
embrionik yang berasal dari blastema suatu organ atau jaringan) kongenital ganas
yang terdapat baik dalam bentuk herediter maupun sporadik, terdiri dari sel-sel
tumor yang berasal dari retinoblas, muncul pada salah satu atau kedua mata anak
di bawah usia 5 tahun dan biasanya didiagnosis pertamakali berdasarkan adanya
refleks pupil putih atau kuning terang (leukokoria).
Epidemiologi
Frekuensi dari penyakit ini diperkirakan antara 1: 14.000 sampai 1: 20.000
dari kelahiran hidup, tergantung pada negara masing-masing. Diperkirakan 250-
300 kasus baru muncul diAmerika serikat setiap tahunnya atau sekitar 4 kasus per
1 juta penduduk di Amerika serikat.Diseluruh dunia idiperkirakan nsiden
retiblastoma sekitar 11 kasus per 1 juta anak yang berusiakecil dari 5 tahun. Di
Filipina diperkirakan insiden lebih dari 1 kasus per 18.000 kelahiran
hidup.Retinoblastoma adalah tumor okuler maligna yang paling sering diantara
anak-anak.kejadiannya sekitar satu dalam 20.000 kelahiran, dan 30% dari semua
kasus adalahretinoblastoma bilateral.
Etiologi
Pada retinoblastoma terdeteksi adanya mutasi somatic pada sekitar 95%
pasien. Pada pasien lain ditemukan adanya penurunan gen autosomal dominan.
Mutasi pada gen RB1 yang berlokasi pada lengan panjang dari kromosom 13
lokus 14 (13q14) deobservasi pada mutasigerm-cell. Kedua kopi gen RB1 ini
2
harus bermutasi supaya dapat terbentuk tumor.retinoblastoma bisa terjadi pada
beberapa lokasi di retina ataupun dapat terjadi bilateral.
Retinoblastoma normal yang terdapat pada semua orang adalah suatu gen
supresor atau anti-onkogen. Individu dengan penyakit yang herediter memiliki
satu alel yang terganggu di setiap sel tubuhnya, apabila alel pasangannya di sel
retina yang sedang tumbuh mengalami mutasi spontan, terbentuklah tumor. Pada
bentuk penyakit yang nonherediter, kedua alel gen Retinoblastoma normal di sel
retina yang sedang tumbuh diinaktifkan oleh mutasi spontan. 7
Anatomi dan Fisiologi Retina
a)Anatomi Retina
Retina adalah selembar tipis jaringan saraf yang semitransparan dan
multilapis yangmelapisi bagian dalam 2/3 poterior dinding bola mata. Retina
membentang ke depan hampir sama jauhnya dengan corpus sillier, dan berakhir di
tepi ora serrata. Pada orang dewasa, oraserrata berada disekitar 6,5 mm di
belakang garis Schwalbe pada sisi temporal dan 5,7 mm di belakang garis ini pada
sisi nasal. Permukaan luar retina sensorik bertumpuk dengan lapisanepitel pigmen
3
retina sehingga juga bertumpuk dengan membrane Bruch, khoroid, dan sclera.
Disebagian besar tempat, retina dan epithelium pigmen retina mudah terpisah
hingga membentuk ruang subretina. tetapi pada discus optikus dan ora serrata,
retina dan epithelium pigmen retinasaling melekat kuat.
Retina menerima asupan darah dari dua sumber : khoriokapilaria yang
berada tepat diluar membrane Bruch yang memperdarahi sepertiga luar retina,
termasuk lapisan pleksiformisluar dan lapisan inti luar fotoreseptor dan lapisan
epitel pigmen retina; serta cabang-cabang dariateria sentralis retina yang
memperdarahi dua pertiga sebelah dalam.Retina terdiri dari 10 lapisan, mulai dari
sisi dalam adalah :(1) membrane limitans interna,(2) lapisan serat saraf,(3) lapisan
sel ganglion,(4) lapisan fleksiformis dalam,(5) lapisan inti dalam,(6) lapisan
fleksiformis luar,(7) lapisan inti luar,(8) membrane limitan eksterna,(9) lapisan
fotoreseptor (sel batangdan sel kerucut), dan(10) epithelium pigmen retina.
b. Fisiologi
RetinaRetina adalah jaringan paling kompleks di mata. Untuk melihat,
mata harus berfungsisebagai suatu alat optis, sebagai suatu reseptor kompleks, dan
sebagai suatu transducens yangefektif. Sel-sel batang dan kerucut di lapisan
fotoreseptor mampu mengubah rangsangan cahayamenjadi suatu impuls saraf
yang dihantarkan oleh lapisan, serta saraf retina melalui saraf optikusdan akhirnya
ke konteks penglihatan.
Macula bertanggung jawab untuk ketajaman penglihatan yang terbaik dan
untuk penglihatan warna, dan sebagian besar selnya adalah sel kerucut. Macula
terutama digunakanuntuk ketajaman sentral dan warna (fotopik) sedangkan bagian
4
retina lainnya, yang besar terdiridari fotoreseptor batang, digunakan terutama
untuk penglihatan perifer dan malam (skotopik).
Patofisiologi
Retinoblastoma menunjukkan berbagai macam pola pertumbuhan, yaitu:
Pertumbuhan endofitik Pertumbuhan endofitik terjadi saat tumor menembus
internal limiting membrane dan memiliki gambaran massa berwarna putih sampai
krim yang menunjukkan tidak adanya pembuluh darah superfisial atau pembuluh
darah tumor irregular yang kecil. Pola pertumbuhan ini biasanya berhubungan
dengan vitreous seeding dimana fragmen kecil dari jaringan menjaditerpisah dari
tumor utama. Pada beberapa keadaan, viteous seeding dapat meluas
menyebabkansel tumor terlihat sebagai massa-massa spheroid yang mengapung
pada viteous dan bilik depanmata, menyerupai endoftalmitis atau iridosiklitis dan
mengaburkan massa tumor primer.
Neoplasma pada Retina
5
Pertumbuhan eksofitik Pertumbuhan eksofitik terjadi pada celah
subretinal. Pola pertumbuhan ini biasanya berhubungan dengan akumulasi cairan
subretinal dan terjadinya sobekan pada retina. Sel tumor menginfiltrasi melalui
membran Bruch ke koroid dan kemudian menginvasi nervus siliaris.
Pertumbuhan infiltrasi difus. Jenis pertumbuhan ini merupakan jenis
pertumbuhan yang jarang dimana hanya 1,5% dari seluruh pola pertumbuhan
retinoblastoma. Pertumbuhan ini dikarakteristikkan dengan infiltrasi datar pada
retina oleh sel tumor tanpa massa tumor yang tampak jelas. Massa putihyang
biasanya yang terlihat pada jenis pola pertumbuhan retinoblastoma jarang terjadi.
klasifikasi
Reese Ellsworth
6
International classification of Retinoblastoma
Diagnosis
a.)Anamnesis
b.) Pemeriksaan Fisik Temuan klinis seluruh stadium retinoblastoma bervariasi :
Leukokoria (refleks pupil putih atau refleks mata kucing). Strabismus (esotropia
11% dan exotropia 9%), Strabismus yang muncul sebagai hasil dari hilangnya
penglihatan merupakan temuankedua yang sering didapatkan. Retinoblastoma
dapat menyebabkan perubahan sekunder di mata termasuk glaukoma,sobekan
retina dan inflamasi sekunder karena nekrosis tumor. Proptosis
c.) Pemeriksaan dengan Opthalmoskop
Calcified retinoma (possibly regressed retinoblastoma)
7
Exophytic retinoblastoma (macroscopic appearance following enucleation)
d.) Pemeriksaan Penunjang.
Pemeriksaan laboratorium.
Spesimen darah harus diambil tidak hanya dari pasien tetapi juga dari
orang tua untuk analisa DNA. Ada metode direk dan indirek untuk analisis gen
retinoblastoma. Metode direk bertujuanuntuk menemukan mutasi inisial yang
mempercepat pertumbuhan tumor, jadi pemeriksaan ini menentukan apakah
8
mutasi terjadi pada sel benih pasien. Metode indirek digunakan pada kasus
dimana mutasi awal tidak dapat terlokalisasi atau tidak jelasapakah mutasi
tersebut ada.
Assays level Enzyme Humor Aqeous. Digunakan untuk memperoleh
informasi pada pasien dengan kecurigaan retinoblastoma. Laktat Dehidrogenase
(LDH) adalah enzim glikolitik yang menggunakan glukosa sebagaisumber energi.
Enzim ini terdapat dalam konsentrasi yang tinggi dalam sel yang aktif secara
metabolis. Secara normal, konsentrasi nya di dalam serum dan aqeous
humor rendah. Pada pasien dengan retinoblastoma menunjukkan peningkatan
aktivitasLDH.
Pemeriksaan Pencitraan
CT- scan Kranial dan Orbital ± metode sensitif untuk diagnosis dan
deteksi kalsifikasiintraokuler dan menunjukkan perluasan tumor intraokuler
bahkan pada keadaan tidak adanya kalsifikasi. USG berguna dalam membedakan
retinoblastoma dari keadaan non neoplastik. USG berguna juga untuk mendeteksi
kalsifikasi.
MRI dapat berguna untuk memperkirakan derajat diferensiasi
retinoblastoma namuntidak sespesifik CT-Scan karena kurangnya sensitivitas
mendeteksi kalsium. MRI juga berguna dalam mengidentifikasi retinoblastoma
yang berhubungan dengan perdarahanatau ablatio retina eksudatif.
X-ray. Pada daerah dimana USG dan CT-Scan tidak tersedia, pemeriksaan
X-ray dapatmerupakan modalitas untuk mengidentifikasi kalsium intraocular pada
pasien denganmedia opaq.
e.) Gambaran Histopatologi
9
Penemuan histology klasik pada retinoblastoma adalah Flexner-
wintersteiner Rosettes.Terdapat berbagai variasi dalam gambaran histologi.
Beberapa neoplasia menunjukkan gambarannekrosis dan foci kalsifikasi yang
nyata. Yang lain menunjukkan area diferensiasi glial
Gambaran Histologi Retinoblastoma Pocket Atlas of Ophthalmology
Diagnosis Banding
coats desease
Choroiditis
Retinal hamartomas
Retinochoroiditis
Metastatic endophthalmitis
Retinal dysplasia
Late stage vitreous hemorrhage
Penatalaksanaan
Medis
Terapi medis ditujukan untuk pengawasan lengkap tumor dan
mempertahankan penglihatansebisa mungkin.
10
External Beam Radiation Therapy (EBRT)Bagaimanapun terdapat
morbiditas dan mortalitas yang signifikan yang berkaitan denganterapi ini. EBRT
menghambat pertumbuhan tulang dimana terjadi hipoplasia. Yang lebih
pentinglagi EBRT justru meningkatkan resiko berkembangnya kanker sekunder.
Saat ini digunakankemoterapi neoajuvant (kemoreduksi yang dikombinasi dengan
EBRT yang diharapkan bisamenekan efek buruk dari EBRT.
Kemoterapi
Kemoterapi neoadjuvant primer atau kemoreduksi digunakan untuk terapi
retinoblastomaintraokuler group C dan D. Kemoterapi profilaksis dianjurkan jika
tumor sudah menyerangnervus optikus yang telah melewati lamina kribrosa.
Keuntungannya adalah mengurangi komplikasi dari EBRT
Pembedahan
Terapi pembedahan tumor merupakan standar terapi pada kasus
retinoblastoma tahap lanjut. Enukleasi dilakukan saat tidak ada kesempatan untuk
mempertahankan penglihatan pada mata. Cryosurgery Digunakan secara primer
untuk tumor berukuran kecil yang berlokasi di anterior, berpindah daridiskus dan
makula, tetapi dapat juga diindikasikan untuk rekuren setelah terapi radiasi. Foto
koagulasi Dapat digunakan sebagai terapi primer untuk tumor berukuran kecil
yang berlokasi di posterior.Fotokoagulasi dapat juga digunakan untuk tumor
rekuren setelah EBRT. Exenterasi Tetap digunakan pada banyak negara belum
berkembang dimana terdapat perluasan tumor kedaerah sekitar.
Prognosis
Prognosis retinoblastoma baik jika dilakukan terapi medis yang tepat.
Angka ketahanan hidup seluruh pasien retinoblastoma di Amerika dan Inggris saat
11
ini lebih dari 85% Angka kesembuhan hampir 90% jika nervus optikus tidak
terlibat dan enukleasidilakukan sebelum tumor melewati lamina kribrosa. Angka
ketahanan hidup menurunmenjadi 60% jika tumor meluas melewati lamina
kribrosa, bahkan jika batas pemotongannervus optikus bebas dari tumor.
Kematian terjadi sekunder karena perluasan intrakranial. Pengobatan dengan
EBRT menghasilkan angka kesembuhan sebesar 85%
Komplikasi
Tumor non okuler sekunder dapat muncul pada penderita retinoblastoma.
Contohnyaosteosarkoma, berbagai jenis sarkoma jaringan lunak yang lain,
melanoma malignan, berbagai jenis karsinoma, leukemia dan limfoma, dan
berbagai jenis tumor otak
Komplikasi vaskular: kerusakan pembuluh darah retina dan perdarahan
dapat terlihatsetelah EBRT menggunakan 70-75Gy dengan 200-350cGy per
fraksi. Efek pada tulang, gigi dan jaringan lunak setelah terapi radiasi. Terjadi
hipoplasia padatulang dan struktur jaringan lunak setelah terapi dengan dosis
radiasi melebihi 3500 cGy
12
BAB III
RINGKASAN
Kesimpulan
Retinoblastoma adalah suatu neoplasma yang berasal dari retina yang
bersifatganas. Kelainan ini merupakan kelainan congenital yang terpaut dengan
gen (Rb 1, padakromosom 13 -13q14) yang sering ditemukan pada anak-anak usia
3-5 tahun, meskipun dapat juga ditemukan pada usia lanjut (40 tahun).
Penyakit keganasan ini bisa mengenai satu mata pada beberapa titik,
namun bisa jugamengenai kedua belah mata pasien (sekitar 30%). Kasus
retinoblastoma ini dapat dijumpai pada1 dari 30.000 kelahiran. Dimana tidak ada
perbedaan kejadian pada anak laki-laki maupun padaanak perempuan. Penyakit
ini dapat mengenai semua ras.
Retinoblastoma Endofitik adalah kondisi Retinoblastoma yang tumbuh ke
arah vitreous dengan menembus membrane limitan interna kemudian menuju
daerah sub retina sehingga memberikan gambaran vitreous seeding.Sel
Retinoblastoma ini masuk ke bilik mata depan dan Trabekular Meshwork lalu
menyebar ke kelenjar limfatik konjungtiva. Sedangkan pada kasus Eksofitik
penyebaran terjadi keluar bola mata dengan melibatkan nervus optikus menuju
dan berkembang di daerah rongga orbita sehingga memberikan gejala Proptosis.
Pada beberapa kasus gejala biasanya tidak disadari sampai perkembangannya
cukup lanjut sehingga menimbulkan pupil putih ( Leukokoria ), Strabismus, atau
peradangan
13
Tumor ini pertumbuhannya sangat cepat sehingga vaskularisasi tumor
tidak dapat mengikuti pertumbuhan tumor. Oleh karena itu timbul degenerasi dan
nekrosis disertaikalsifikasi.Penanganan dari retinoblastoma ini dilakukan EBRT
(external beam radiation therapy) yang diikuti dengan terapi lain. Enukleasi
adalah terapi pilihan untuk Retinoblastoma ukuran besar. Mata dengan tumor
yang berukuran lebih kecil pada anak dapat diterapi secara efektif dengan
Radioterapi Plaque atau External Beam, Krioterapi, atau Fotokoagulasi. Kadang-
kadang diperlukan Kemoterapi untuk penanganan kasus rekuren terutama untuk
menyelamatkan mata kedua pada kasus bilateral apabila mata pertama telah
dienukleasi, dan untuk penyakit metastatik.
14
DAFTAR PUSTAKA
1. American Acedemy of Ophtalmology, Section 4,2009.
2. http://emedicine.medscape.com/article/1222849-overview
3. K.Lang, Gerald,O phtalmology A Short Text Book, Thieme Stuttgart, New
York,2000.Dorland.
4. K.Lang, Gerald,O phtalmology A Short Text Book, Thieme Stuttgart, New
York,2000.
5. Vaughan, dkk.General O phtalmology, Mc Graw Hill, New york,2004.6.
6. www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC1586012/table/t3
7. http://repository.usu.ac.id/bitstream/1235689/20319/3/Chapter%20II.pdf.
8. Shields CL, Shields JA. Diagnosis and Management of Retinoblastoma.
Cancer Control. 2004: 11(5):317-327. www.medscape.com . Posted Nov
11,2004
9. Manchelle Aventura Isidro. Retinoblastoma. Medscape Continually update
reference.Diambil dari www.emedicine.com,2008.
10. Ilyas sidharta.Ilmu penyakit mata Ed 3. Balai penerbit FKUI. Jakarta,2005
15