copy of makalah batik yes.docx

64
KATA PENGANTAR Terima Kasih kami ucapkan berkat Rahmat dan Hidayah Tuhan Yang Maha Kuasa, dalam rangka memenuhi tugas Mata Pelajaran Seni Budaya, akhirnya kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul ”BATIK INDONESIA”. Tugas makalah ini memiliki tujuan antara lain untuk mengetahui pengertian Seni Budaya secara luas, serta peranan seni batik dalam kehidupan bermasyarakat. Semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya untuk diri kita sendiri, umumnya kepada para pembaca makalah ini. Akhirnya kami ucapkan terima kasih dan mohon maaf atas segala kekurangannya. Lubuk Dalam, September 2012 Hormat Kami, Penyusun,

Upload: ones-indy

Post on 17-Feb-2015

1.010 views

Category:

Documents


10 download

TRANSCRIPT

Page 1: Copy of MAKALAH BATIK YES.docx

KATA PENGANTAR

Terima Kasih kami ucapkan berkat Rahmat dan Hidayah Tuhan Yang

Maha Kuasa, dalam rangka memenuhi tugas Mata Pelajaran Seni Budaya,

akhirnya kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul ”BATIK

INDONESIA”. Tugas makalah ini memiliki tujuan antara lain untuk mengetahui

pengertian Seni Budaya secara luas, serta peranan seni batik dalam kehidupan

bermasyarakat.

            Semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya untuk diri kita sendiri,

umumnya kepada para pembaca makalah ini.

            Akhirnya kami ucapkan terima kasih dan mohon maaf atas segala

kekurangannya.

Lubuk Dalam, September

2012

Hormat Kami,

Penyusun,

Page 2: Copy of MAKALAH BATIK YES.docx

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................iDAFTAR ISI............................................................................................................iiSejarah Batik............................................................................................................1

Jaman Majapahit..................................................................................................2Jaman Penyebaran Islam......................................................................................4

Batik Solo.........................................................................................................5Batik Yogyakarta............................................................................................6Batik Banyumas...............................................................................................7Batik Tegal.......................................................................................................8Batik Purworejo...............................................................................................9Batik Bayat.......................................................................................................9Batik Kebumen...............................................................................................10Batik Tasikmalaya..........................................................................................11Batik Ciamis..................................................................................................11

BATIK ASLI INDONESIA...................................................................................13Macam - Macam Batik dan Proses Pengerjaannya................................................14

1. Batik Klasik..................................................................................................14Proses Pembuatan Batik Klasik.....................................................................14

2. Batik Modern...............................................................................................17Proses Pembuatan Batik Modern...................................................................19

3. Batik Lukisan...............................................................................................19Proses Pembuatan Batik Lukis.......................................................................19

4. Batik Cetak / Printed Batik..........................................................................20Susunan Motif Batik..............................................................................................21

1. Unsur-unsur Motif Batik................................................................................21a. Ornamen Utama.........................................................................................23b. Ornamen tambahan....................................................................................23c. Isen-isen motif batik...................................................................................23

2. Penggolongan Motif Batik.............................................................................24a. Golongan geometris...................................................................................24b. Golongan non geometris............................................................................26

Bahan dan Alat-alat Membatik..............................................................................28Perlengkapan Membatik.....................................................................................28

Jenis Kain dalam Membatik...................................................................................36Kain kapas..........................................................................................................36

1) Kain mori...................................................................................................362) Kain kapas grey.........................................................................................373) Kain rayon..................................................................................................384) Kaos kapas.................................................................................................38

Page 3: Copy of MAKALAH BATIK YES.docx

Sejarah Batik

Sejarah pembatikan di Indonesia berkait erat dengan perkembangan

kerajaan Majapahit dan penyebaran ajaran Islam di Tanah Jawa. Dalam beberapa

catatan, pengembangan batik banyak dilakukan pada masa-masa kerajaan

Mataram, kemudian pada masa kerjaan Solo dan Yogyakarta.

Jadi kesenian batik ini di Indonesia telah dikenal sejak zaman kerjaan

Majapahit dan terus berkembang kepada kerajaan dan raja-raja berikutnya.

Adapun mulai meluasnya kesenian batik ini menjadi milik rakyat Indonesia dan

khususnya suku Jawa ialah setelah akhir abad ke-XVIII atau awal abad ke-XIX.

Batik yang dihasilkan ialah semuanya batik tulis sampai awal abad ke-XX dan

batik cap dikenal baru setelah perang dunia kesatu habis atau sekitar tahun 1920.

Adapun kaitan dengan penyebaran ajaran Islam. Banyak daerah-daerah pusat

perbatikan di Jawa adalah daerah-daerah santri dan kemudian Batik menjadi alat

perjaungan ekonomi oleh tokoh-tokoh pedangan Muslim melawan perekonomian

Belanda.

Kesenian batik adalah kesenian gambar di atas kain untuk pakaian yang

menjadi salah satu kebudayaan keluaga raja-raja Indonesia zaman dulu. Awalnya

batik dikerjakan hanya terbatas dalam kraton saja dan hasilnya untuk pakaian raja

dan keluarga serta para pengikutnya. Oleh karena banyak dari pengikut raja yang

tinggal diluar kraton, maka kesenian batik ini dibawa oleh mereka keluar kraton

dan dikerjakan ditempatnya masing-masing.

Lama-lama kesenian batik ini ditiru oleh rakyat terdekat dan selanjutnya

meluas menjadi pekerjaan kaum wanita dalam rumah tangganya untuk mengisi

waktu senggang. Selanjutnya, batik yang tadinya hanya pakaian keluarga kraton,

kemudian menjadi pakaian rakyat yang digemari, baik wanita maupun pria. Bahan

kain putih yang dipergunakan waktu itu adalah hasil tenunan sendiri.

Sedang bahan-bahan pewarna yang dipakai tediri dari tumbuh-tumbuhan

asli Indonesia yang dibuat sendiri antara lain dari: pohon mengkudu, tinggi, soga,

Page 4: Copy of MAKALAH BATIK YES.docx

nila, dan bahan sodanya dibuat dari soda abu, serta garamnya dibuat dari

tanahlumpur.

Jaman Majapahit

Batik yang telah menjadi kebudayaan di kerajaan Majahit, pat ditelusuri di

daerah Mojokerto dan Tulung Agung. Mojoketo adalah daerah yang erat

hubungannya dengan kerajaan Majapahit semasa dahulu dan asal nama Majokerto

ada hubungannya dengan Majapahit. Kaitannya dengan perkembangan batik asal

Majapahit berkembang di Tulung Agung adalah riwayat perkembangan

pembatikan didaerah ini, dapat digali dari peninggalan di zaman kerajaan

Majapahit. Pada waktu itu daerah Tulungagung yang sebagian terdiri dari rawa-

rawa dalam sejarah terkenal dengan nama daerah Bonorowo, yang pada saat

bekembangnya Majapahit daerah itu dikuasai oleh seorang yang benama Adipati

Kalang, dan tidak mau tunduk kepada kerajaan Majapahit.

Diceritakan bahwa dalam aksi polisionil yang dilancarkan oleh

Majapahati, Adipati Kalang tewas dalam pertempuran yang konon dikabarkan

disekitar desa yang sekarang bernama Kalangbret. Demikianlah maka petugas-

petugas tentara dan keluara kerajaan Majapahit yang menetap dan tinggal

diwilayah Bonorowo atau yang sekarang bernama Tulungagung antara lain juga

membawa kesenian membuat batik asli.

Daerah pembatikan sekarang di Mojokerto terdapat di Kwali, Mojosari,

Betero dan Sidomulyo. Diluar daerah Kabupaten Mojokerto ialah di Jombang.

Pada akhir abad ke-XIX ada beberapa orang kerajinan batik yang dikenal di

Mojokerto, bahan-bahan yang dipakai waktu itu kain putih yang ditenun sendiri

dan obat-obat batik dari soga jambal, mengkudu, nila tom, tinggi dan sebagainya.

Obat-obat luar negeri baru dikenal sesudah perang dunia kesatu yang

dijual oleh pedagang-pedagang Cina di Mojokerto. Batik cap dikenal bersamaan

dengan masuknya obat-obat batik dari luar negeri. Cap dibuat di Bangil dan

pengusaha-pengusaha batik Mojokerto dapat membelinya dipasar Porong

Sidoarjo, Pasar Porong ini sebelum krisis ekonomi dunia dikenal sebagai pasar

Page 5: Copy of MAKALAH BATIK YES.docx

yang ramai, dimana hasil-hasil produksi batik Kedungcangkring dan Jetis Sidoarjo

banyak dijual. Waktu krisis ekonomi, pengusaha batik Mojoketo ikut lumpuh,

karena pengusaha-pengusaha kebanyakan kecil usahanya. Sesudah krisis kegiatan

pembatikan timbul kembali sampai Jepang masuk ke Indonesia, dan waktu

pendudukan Jepang kegiatan pembatikan lumpuh lagi. Kegiatan pembatikan

muncul lagi sesudah revolusi dimana Mojokerto sudah menjadi daerah

pendudukan.

Ciri khas dari batik Kalangbret dari Mojokerto adalah hampir sama dengan

batik-batik keluaran Yogyakarta, yaitu dasarnya putih dan warna coraknya coklat

muda dan biru tua. Yang dikenal sejak lebih dari seabad yang lalu tempat

pembatikan didesa Majan dan Simo. Desa ini juga mempunyai riwayat sebagai

peninggalan dari zaman peperangan Pangeran Diponegoro tahun 1825.

Meskipun pembatikan dikenal sejak jaman Majapahait namun

perkembangan batik mulai menyebar sejak pesat didaerah Jawa Tengah Surakarta

dan Yogyakata, pada jaman kerajaan di daerah ini. Hal itu tampak bahwa

perkembangan batik di Mojokerto dan Tulung Agung berikutnya lebih

dipenagruhi corak batik Solo dan Yogyakarta.

Didalam berkecamuknya clash antara tentara kolonial Belanda dengan pasukan-

pasukan pangeran Diponegoro maka sebagian dari pasukan-pasukan Kyai Mojo

mengundurkan diri kearah timur dan sampai sekarang bernama Majan. Sejak

zaman penjajahan Belanda hingga zaman kemerdekaan ini desa Majan berstatus

desa Merdikan (Daerah Istimewa), dan kepala desanya seorang kiyai yang

statusnya Uirun-temurun.Pembuatan batik Majan ini merupakan naluri

(peninggalan) dari seni membuat batik zaman perang Diponegoro itu.

Warna babaran batik Majan dan Simo adalah unik karena warna

babarannya merah menyala (dari kulit mengkudu) dan warna lainnya dari tom.

Sebagai batik setra sejak dahulu kala terkenal juga didaerah desa Sembung, yang

para pengusaha batik kebanyakan berasal dari Sala yang datang di Tulungagung

pada akhir abad ke-XIX. Hanya sekarang masih terdapat beberapa keluarga

pembatikan dari Sala yang menetap didaerah Sembung. Selain dari tempat-tempat

Page 6: Copy of MAKALAH BATIK YES.docx

tesebut juga terdapat daerah pembatikan di Trenggalek dan juga ada beberapa di

Kediri, tetapi sifat pembatikan sebagian kerajinan rumah tangga dan babarannya

batik tulis.

Jaman Penyebaran Islam

Riwayat pembatikan di daerah Jawa Timur lainnya adalah di Ponorogo,

yang kisahnya berkaitan dengan penyebaran ajaran Islam di daerah ini. Riwayat

Batik. Disebutkan masalah seni batik didaerah Ponorogo erat hubungannya

dengan perkembangan agama Islam dan kerajaan-kerajaan dahulu. Konon, di

daerah Batoro Katong, ada seorang keturunan dari kerajaan Majapahit yang

namanya Raden Katong adik dari Raden Patah. Batoro Katong inilah yang

membawa agama Islam ke Ponorogo dan petilasan yang ada sekarang ialah

sebuah mesjid didaerah Patihan Wetan.

Perkembangan selanjutanya, di Ponorogo, di daerah Tegalsari ada sebuah

pesantren yang diasuh Kyai Hasan Basri atau yang dikenal dengan sebutan Kyai

Agung Tegalsari. Pesantren Tegalsari ini selain mengajarkan agama Islam juga

mengajarkan ilmu ketatanegaraan, ilmu perang dan kesusasteraan. Seorang murid

yang terkenal dari Tegalsari dibidang sastra ialah Raden Ronggowarsito. Kyai

Hasan Basri ini diambil menjadi menantu oleh raja Kraton Solo.

Waktu itu seni batik baru terbatas dalam lingkungan kraton. Oleh karena

putri keraton Solo menjadi istri Kyai Hasan Basri maka dibawalah ke Tegalsari

dan diikuti oleh pengiring-pengiringnya. disamping itu banyak pula keluarga

kraton Solo belajar dipesantren ini. Peristiwa inilah yang membawa seni bafik

keluar dari kraton menuju ke Ponorogo. Pemuda-pemudi yang dididik di Tegalsari

ini kalau sudah keluar, dalam masyarakat akan menyumbangkan dharma batiknya

dalam bidang-bidang kepamongan dan agama.

Daerah perbatikan lama yang bisa kita lihat sekarang ialah daerah Kauman

yaitu Kepatihan Wetan sekarang dan dari sini meluas ke desa-desa Ronowijoyo,

Mangunsuman, Kertosari, Setono, Cokromenggalan, Kadipaten, Nologaten,

Bangunsari, Cekok, Banyudono dan Ngunut. Waktu itu obat-obat yang dipakai

Page 7: Copy of MAKALAH BATIK YES.docx

dalam pembatikan ialah buatan dalam negeri sendiri dari kayu-kayuan antara lain;

pohon tom, mengkudu, kayu tinggi. Sedangkan bahan kainputihnyajugamemakai

buatan sendiri dari tenunan gendong. Kain putih import bam dikenal di Indonesia

kira-kira akhir abad ke-19.

Pembuatan batik cap di Ponorogo baru dikenal setelah perang dunia

pertama yang dibawa oleh seorang Cina bernama Kwee Seng dari Banyumas.

Daerah Ponorogo awal abad ke-20 terkenal batiknya dalam pewarnaan nila yang

tidak luntur dan itulah sebabnya pengusaha-pengusaha batik dari Banyumas dan

Solo banyak memberikan pekerjaan kepada pengusaha-pengusaha batik di

Ponorogo. Akibat dikenalnya batik cap maka produksi Ponorogo setelah perang

dunia petama sampai pecahnya perang dunia kedua terkenal dengan batik

kasarnya yaitu batik cap mori biru. Pasaran batik cap kasar Ponorogo kemudian

terkenal seluruh Indonesia.

Batik SoloDari kerjaan-kerajaan di Solo dan Yogyakarta

sekitamya abad 17,18 dan 19, batik kemudian

berkembang luas, khususnya di wilayah Pulau Jawa.

Awalnya batik hanya sekadar hobi dari para keluarga

raja di dalam berhias lewat pakaian. Namun

perkembangan selanjutnya, pleh masyarakat batik

dikembangkan menjadi komoditi perdagamgan.

Batik Solo terkenal dengan corak dan pola tradisionalnya batik dalam

proses cap maupun dalam batik tulisnya. Bahan-bahan yang dipergunakan untuk

pewarnaan masih tetap banyak memakai bahan-bahan dalam negeri seperti soga

Jawa yang sudah terkenal sejak dari dahulu. Polanya tetap antara lain terkenal

dengan “Sidomukti” dan “Sidoluruh”.

Page 8: Copy of MAKALAH BATIK YES.docx

Batik YogyakartaSedangkan Asal-usul pembatikan didaerah Yogyakarta dikenal semenjak

kerajaan Mataram ke-I dengan rajanya Panembahan Senopati. Daerah pembatikan

pertama ialah didesa Plered. Pembatikan pada masa itu

terbatas dalam lingkungan keluarga kraton yang

dikerjakan oleh wanita-wanita pembantu ratu. Dari sini

pembatikan meluas pada trap pertama pada keluarga

kraton lainnya yaitu istri dari abdi dalem dan tentara-

tentara. Pada upacara resmi kerajaan keluarga kraton

baik pria maupun wanita memakai pakaian dengan

kombonasi batik dan lurik. Oleh karena kerajaan ini mendapat kunjungan dari

rakyat dan rakyat tertarik pada pakaian-pakaian yang dipakai oleh keluarga kraton

dan ditiru oleh rakyat dan akhirnya meluaslah pembatikan keluar dari tembok

kraton.

Akibat dari peperangan waktu zaman dahulu baik antara keluarga raja-raja

maupun antara penjajahan Belanda dahulu, maka banyak keluarga-keluarga raja

yang mengungsi dan menetap didaerah-daerah baru antara lain ke Banyumas,

Pekalongan, dan kedaerah Timur Ponorogo, Tulungagung dan sebagainy a.

Meluasnya daerah pembatikan ini sampai kedaerah-daerah itu menurut

perkembangan sejarah perjuangan bangsa Indonesia dimulai abad ke-18.

Keluarga-keluarga kraton yang mengungsi inilah yang mengembangkan

pembatikan seluruh pelosok pulau Jawa yang ada sekarang dan berkembang

menurut alam dan daerah baru itu.

Page 9: Copy of MAKALAH BATIK YES.docx

Perang Pangeran Diponegoro melawan Belanda, mendesak sang

pangeran dan keluarganya serta para pengikutnya har us meninggalkan

daerah kerajaan. Mereka kemudian tersebar ke arah Timur dan Barat.

Kemudian di daerah-daerah baru itu para keluarga dan pengikut pangeran

Diponegoro mengembangkan batik.

Ke Timur batik Solo dan Yogyakarta menyempurnakan corak batik yang

telah ada di Mojokerto serta Tulung Agung. Selain itu juga menyebar ke Gresik,

Surabaya dan Madura. Sedang ke arah Barat batik berkem-bang di Banyumas,

Pekalongan, Tegal, Cirebon.

Batik Banyumas

Perkembangan batik di Banyumas berpusat di daerah Sokaraja dibawa

oleh pengikut-pengikut Pangeran Diponegero setelah selesa-inya peperangan

tahun 1830, mereka kebanyakan menetap didaerah Banyumas. Pengikutnya yang

terkenal waktu itu ialah Najendra dan dialah mengembangkan batik celup di

Sokaraja. Bahan mori yang dipakai hasil tenun an sendiri dan obat pewama

dipakai pohon tom, pohon pace dan mengkudu yang memberi warna merah

kesemuan kuning.

Lama kelamaan pembatikan menjalar pada rakyat Sokaraja dan pada akhir

abad ke-XIX berhubungan langsung

dengan pembatik didaerah Solo dan

Ponorogo. Daerah pembatikan di

Banyumas sudah dikenal sejak dahulu

dengan motif dan wama khususnya

dan sekarang dinamakan batik Banyumas. Setelah perang dunia kesatu

pembatikan mulai pula dikerjakan oleh Cina disamping mereka dagang bahan

batik. .

Sama halnya dengan pembatikan di Pekalongan. Para pengikut Pangeran

Diponegoro yang menetap di daerah ini kemudian mengembangkan usaha batik di

sekitara daerah pantai ini, yaitu selain di daerah Pekalongan sendiri, batik tumbuh

Page 10: Copy of MAKALAH BATIK YES.docx

pesat di Buawaran, Pekajangan dan Wonopringgo. Adanya pembatikan di daerah-

daerah ini hampir bersamaan dengan pembatikan daerah-daerah lainnya yaitu

sekitar abad ke-XIX. Perkembangan pembatikan didaerah-daerah luar selain dari

Yogyakarta dan Solo erat hubungannya dengan perkembangan sejarah kerajaan

Yogya dan Solo.

Meluasnya pembatikan keluar dari kraton setelah berakhirnya perang

Diponegoro dan banyaknya keluarga kraton yang pindah kedaerah-daerah luar

Yogya dan Solo karena tidak mau kejasama dengan pemerintah kolonial.

Keluarga kraton itu membawa pengikut-pengikutnya kedaerah baru itu dan

ditempat itu kerajinan batik terus dilanjutkan dan kemudian menjadi pekerjaan

untuk pencaharian.

Corak batik di daerah baru ini disesuaikan pula dengan keadaan daerah

sekitarnya. Pekalongan khususnya dilihat dari proses dan designya banyak

dipengaruhi oleh batik dari Demak. Sampai awal abad ke-XX proses pembatikan

yang dikenal ialah batik tulis dengan bahan morinya buatan dalam negeri dan juga

sebagian import. Setelah perang dunia kesatu baru dikenal pembikinan batik cap

dan pemakaian obat-obat luar negeri buatan Jerman dan Inggris.

Pada awal abad ke-20 pertama kali dikenal di Pekajangan ialah pertenunan

yang menghasilkan stagen dan benangnya dipintal sendiri secara sederhana.

Beberapa tahun belakangan baru dikenal pembatikan yang dikerjakan oleh orang-

orang yang bekerja disektor pertenunan ini. Pertumbuhan dan perkembangan

pembatikan lebih pesat dari pertenunan stagen dan pernah buruh-buruh pabrik

gula di Wonopringgo dan Tirto lari ke perusahaan-perusahaan batik, karena

upahnya lebih tinggi dari pabrik gula.

Page 11: Copy of MAKALAH BATIK YES.docx

Batik TegalSedangkan pembatikan dikenal di Tegal akhir abad ke-XIX dan bahwa

yang dipakai wakt u itu buatan sendiri yang diambil dari tumbuh-tumbuhan:

pace/mengkudu, nila, soga kayu dan kainnya tenunan sendiri.

Warna batik Tegal pertama kali ialah sogan dan babaran abu-abu

setelah dikenal nila pabrik, dan kemudian meningkat menjadi

warna merah-biru. Pasaran batik Tegal waktu itu sudah keluar

daerah antara lain Jawa Barat dibawa sendiri oleh pengusaha-

pengusaha secara jalan kaki dan mereka inilah menurut sejarah yang

mengembangkan batik di Tasik dan Ciamis disamping pendatang-pendatang

lainnya dari kota-kota batik Jawa Tengah.

Pada awal abad ke-XX sudah dikenal mori import dan obat-obat import

baru dikenal sesudah perang dunia kesatu. Pengusaha-pengusaha batik di Tegal

kebanyakan lemah dalam permodalan dan bahan baku didapat dari Pekalongan

dan dengan kredit dan batiknya dijual pada Cina yang memberikan kredit bahan

baku tersebut. Waktu krisis ekonomi pembatik-pembatik Tegal ikut lesu dan baru

giat kembali sekitar tahun 1934 sampai permulaan perang dunia kedua. Waktu

Jepang masuk kegiatan pembatikan mati lagi.

Batik PurworejoDemikian pula sejarah pembatikan di Purworejo

bersamaan adanya dengan pembatikan di Kebumen yaitu

berasal dari Yogyakarta sekitar abad ke-XI. Pekembangan

kerajinan batik di Purworejo dibandingkan dengan di

Kebumen lebih cepat di Kebumen. Produksinya sama pula

dengan Yogya dan daerah Banyumas lainnya.

Batik Bayat Sedangkan di daerah Bayat, Kecamatan Tembayat Kebumen-

Klaten yang letaknya lebih kurang 21 Km sebelah Timur kota Klaten.

Daerah Bayat ini adalah desa yang terletak dikaki gunung tetapi

tanahnya gersang dan minus. Daerah ini termasuk lingkungan

Karesidenan Surakarta dan Kabupaten Klaten dan riwayat pembatikan

Page 12: Copy of MAKALAH BATIK YES.docx

disini sudah pasti erat hubungannya dengan sejarah kerajaan kraton Surakarta

masa dahulu. Desa Bayat ini sekarang ada pertilasan yang dapat dikunjungi oleh

penduduknya dalam waktu-waktu tertentu yaitu “makam Sunan Bayat” di atas

gunung Jabarkat. Jadi pembatikan didesa Bayat ini sudah ada sejak zaman kerjaan

dahulu. Pengusaha-pengusaha batik di Bayat tadinya kebanyakan dari kerajinan

dan buruh batik di Solo.

Batik Kebumen Sementara pembatikan di Kebumen dikenal sekitar awal abad ke-XIX

yang dibawa oleh pendatang-pendatang dari Yogya dalam rangka dakwah Islam

antara lain yang dikenal ialah: PenghuluNusjaf. Beliau inilah yang

mengembangkan batik di Kebumen dan tempat pertama menetap ialah sebelah

Timur Kali Lukolo sekarang dan juga ada peninggalan

masjid atas usaha beliau. Proses batik pertama di

Kebumen dinamakan teng-abang atau blambangan dan

selanjutnya proses terakhir dikerjakan di

Banyumas/Solo. Sekitar awal abad ke-XX untuk

membuat polanya dipergunakan kunir yang capnya terbuat dari kayu. Motif-motif

Kebumen ialah: pohon-pohon, burung-burungan. Bahan-bahan lainnya yang

dipergunakan ialah pohon pace, kemudu dan nila tom.

Pemakaian obat-obat import di Kebumen dikenal sekitar tahun 1920 yang

diperkenalkan oleh pegawai Bank Rakyat Indonesia yang akhimya meninggalkan

bahan-bahan bikinan sendiri, karena menghemat waktu. Pemakaian cap dari

tembaga dikenal sekitar tahun 1930 yang dibawa oleh Purnomo dari Yogyakarta.

Daerah pembatikan di Kebumen ialah didesa: Watugarut, Tanurekso yang banyak

dan ada beberapa desa lainnya.

Batik Tasikmalaya

Dilihat dengan peninggalan-peninggalan yang ada sekarang dan cerita-

cerita yang turun-temurun dari terdahulu, maka diperkirakan didaerah

Tasikmalaya batik dikenal sejak zaman “Tarumanagara” dimana peninggalan

yang ada sekarang ialah banyaknya pohon tarum didapat disana yang berguna un-

Page 13: Copy of MAKALAH BATIK YES.docx

tuk pembuatan batik waktu itu. Desa peninggalan yang sekarang masih ada

pembatikan dikerja-kan ialah: Wurug terkenal dengan batik kerajinannya,

Sukapura, Mangunraja, Maronjaya dan Tasikmalaya kota.

Dahulu pusat dari pemerintahan dan keramaian yang terkenal ialah desa

Sukapura, Indihiang yang terletak dipinggir kota Tasikmalaya sekarang. Kira-kira

akhir abad ke-XVII dan awal abad ke-XVIII akibat dari peperangan antara

kerajaan di Jawa Tengah, maka banyak dari penduduk daerah: Tegal, Pekalongan,

Ba-nyumas dan Kudus yang merantau kedaerah Barat dan menetap di Ciamis dan

Tasikmalaya. Sebagian besar dari mereka ini adalah pengusaha-pengusaha batik

daerahnya dan menuju kearah Barat sambil berdagang batik. Dengan datangnya

penduduk baru ini, dikenallah selanjutnya

pembutan baik mema kai soga yang asalnya dari

Jawa Tengah. Produksi batik Tasikmalaya

sekarang adalah campuran dari batik-batik asal

Pekalongan, Tegal, Banyumas, Kudus yang

beraneka pola dan warna.

Batik CiamisPembatikan dikenal di Ciamis sekitar abad ke-

XIX setelah selesainya peperangan Diponegoro,

dimana pengikut-pengikut Diponegoro banyak yang

meninggalkan Yogyakarta, menuju ke selatan.

Sebagian ada yang menetap didaerah Banyumas dan

sebagian ada yang meneruskan perjalanan ke selatan dan menetap di Ciamis dan

Tasikmalaya sekarang. Mereka ini merantau dengan keluargany a dan ditempat

baru menetap menjadi penduduk dan melanjutkan tata cara hidup dan

pekerjaannya. Sebagian dari mereka ada yang ahli dalam pembatikan sebagai

pekerjaan kerajinan rumah tangga bagi kaum wanita. Lama kelamaan pekerjaan

ini bisa berkembang pada penduduk sekitarnya akibat adanya pergaulan sehari-

hari atau hubungan keluarga. Bahan-bahan yang dipakai untuk kainnya hasil

tenunan sendiri dan bahan catnya dibuat dari pohon seperti: mengkudu, pohon

tom, dan sebagainya.

Page 14: Copy of MAKALAH BATIK YES.docx

Motif batik hasil Ciamis adalah campuran dari batik Jawa Tengah dan

pengaruh daerah sendiri terutama motif dan warna Garutan. Sampai awal-awal

abad ke-XX pembatikan di Ciamis berkembang sedikit demi sedikit, dari

kebutuhan sendiri menjadi produksi pasaran. Sedang di daerah Cirebon batik ada

kaintannya dengan kerajaan yang ada di aerah ini, yaitu Kanoman, Kasepuahn dan

Keprabonan. Sumber utama batik Cirebon, kasusnya sama seperti yang di

Yogyakarta dan Solo. Batik muncul lingkungan kraton, dan dibawa keluar oleh

abdi dalem yang bertempat tinggal di luar kraton. Raja-raja jaman dulu senang

dengan lukisan-lukisan dan sebelum dikenal benang katun, lukisan itu

ditempatkan pada daun lontar. Hal itu terjadi sekitar abad ke-XIII. Ini ada

kaitannya dengan corak-corak batik di atas tenunan. Ciri khas batik Cirebonan

sebagaian besar bermotifkan gambar yang lambang hutan dan margasatwa.

Sedangkan adanya motif laut karena dipengaruhioleh alam pemikiran Cina,

dimana kesultanan Cirebon dahulu pernah menyunting putri Cina. Sementra batik

Cirebonan yang bergambar garuda karena dipengaruhi oleh motif batik Yogya dan

Solo.

Page 15: Copy of MAKALAH BATIK YES.docx

BATIK ASLI INDONESIA

Page 16: Copy of MAKALAH BATIK YES.docx

Macam - Macam Batik dan Proses Pengerjaannya

Awalnya batik merupakan pakaian raja-raja di Jawa pada abad-abad yang

lalu kemudian berkembang menjadi pakaian sehari-hari masyarakat Jawa.

Meskipun batik identik dengan pakaian adat Jawa, namun kini batik sudah

menjadi pakaian nasional bagi masyarakat Indonesia, bahkan sudah banyak pula

dikenal di manca negara. Penggunaannyapun tidak lagi sebagai pakaian adat

tetapi sudah mengikuti perkembangan mode busana baik bagi wanita maupun

pria, bahkan biasa digunakan sebagai desain interior dan perlengkapan rumah

tangga.

Macam batik dapat dibedakan menjadi :

1. Batik Klasik, dan

2. Batik Modern.

1. Batik KlasikBatik klasik mempunyai nilai dan cita rasa seni yang tinggi, dengan

pengerjaan yang rumit dan dalam waktu berminggu-minggu. Batik klasik

mempunyai pola-pola dasar tertentu dengan berbagai macam variasi motif, seperti

kawung, parang, nitik, tuntum, ceplok, tambal, dan lain sebagainya. Bahan dasar

batik berupa kain katun putih kwalitas halus, juga kain sutera putih, batik dengan

bahan sutera akan menghasilkan warna yang lebih hidup.

Proses Pembuatan Batik Klasik Hampir setiap orang pernah melihat batik. Bahkan banyak diantaranya

yang pernah melihat cara pembuatan batik. Mereka mengira bahwa mereka

melihatnya dalam perjalanannya di Jawa sewaktu kunjungan ke sebuah tempat

kerja batik dimana para wanita menggambar desain-desain pada kain putih dengan

sebuah canting. Bagian ini, dimana sesungguhnya merupakan penerapan malam

adalah hanya satu dari berbagai langkah pemrosesan yang harus dilakukan untuk

menjadikan suatu barang bernama batik.

A. Persiapan

Batik Tulis Lasem (natural)

Batik Tulis Jawa Hokokai

Page 17: Copy of MAKALAH BATIK YES.docx

Kain katun putih dengan lebar kira-kira 110 cm dan panjang 240 cm

digarap sebelumnya agar bisa dipakai untuk pengolahan selanjutnya. Penggarapan

ini terdiri dari mencuci, menganji, menjemur dan mengetuknya, suatu proses yang

memakan waktu berhari-hari.

Design

Jika kain sudah siap untuk proses selanjutnya, maka motif-motif digambar

dengan mengikuti pola yang sudah tersedia pada kertas atau langsung

menggambar pada kain bagi pengrajin batik yang telah ahli. Setelah desain dibuat

maka satu persatu diberi warna. Namun bisa juga menggambar keliling desain

dulu supaya bidang-bidangnya bisa ditutupi. Cara menggambar dilakukan dengan

cairan malam yang keluar dari canting dalam bentuk pancuran halus, sedangkan

ukuran canting pun bervariasi.

Canting berbentuk seperti poci teh

kuningan kecil sebesar kepala pipa

tembakau dan bertangkai kayu. Semakin

kecil canting semakin halus aliran malam

yang keluar. Sebelumnya malam dicairkan

dengan cara memanaskan lebih dulu, yang

terpenting adalah menjaga suhu agar tepat.

Kemudian pada permukaan kain sebaliknya,

dilakukan desain dan pengerjaan yang sama

agar tidak terdapat perbedaan di kedua sisi

kain batik.

B. Pewarnaan

Selanjutnya kain bisa dicelupkan dalam bahan pewarna biru.

Pewarnaan/pencelupan ini diulang berkali-kali hingga hasilnya tercapai. Pada

produk-produk bermutu tinggi pewarnaan hingga 30 kali adalah suatu keharusan.

Pewarna tradisional adalah indigo, keistimewaan warna ini adalah warnanya baru

timbul sesudah kain yang diberi pewarna ini dijemur dan terkena udara. Jika kain

masih basah maka bagian-bagian desain yang akan diberi warna coklat, dikerik

malamnya. Setelah itu bagian-bagian yang diberi warna biru dan tetap harus

Page 18: Copy of MAKALAH BATIK YES.docx

berwarna biru juga ditutup dengan malam. Kemudian kain dicelup ke dalam

pewarna coklat.

Bahan pewarna tradisional untuk coklat adalah soga, sejenis kulit pohon

tertentu. Penggarapan warna yang baik memakan waktu 15 hari, dengan 3 macam

pewarnaan perhari. Bagian-bagian yang mula-mula diwarna biru dan kemudian

diwarna coklat menjadi hitam warnanya. Dengan demikian terjadilah tiga warna

dari dua bahan pewarna, yaitu biru, coklat dan hitam. Dan disamping itu beberapa

bagian tetap berwarna putih.

C. Penghilangan Malam

Setelah pengulangan pewarnaan dilakukan sehingga sesuai. Selanjutnya

seluruh malam dapat dilepaskan, hal ini dilakukan dengan meng-godog hingga

cair, dan cairan malam akan mengapung di permukaan. Setelah itu kain dicuci

lagi.

Pengerjaan batik pada kain sutera digunakan tehknik yang berbeda, karena

memerlukan malam dan bahan pewarna yang berbeda agar tidak merusak kain

suteranya.

Hasil proses pembuatan batik tersebut di atas disebut batik tulis. Jenis

lainnya adalah batik cap, dimana pada proses penggambaran dengan canting pada

batik tulis digantikan dengan menggunakan cap (seperti gambar di bawah ini)

untuk menerapkan malam pada kain.

Batik klasik dikenal dengan bermacam ukuran dan penamaan yakni :

batik kain panjang dengan lebar 110 cm X panjang 240 cm,

batik kain sarung (sekitar 105cmX200cm),

selendang (45~60cmX200~300cm),

iket kepala (90cmX90cm) dan

kemben (60cmX200cm).

Pada penggunaan sehari-harinya batik banyak ditemui dalam berbagai

bentuk seperti berbagai macam pakaian resmi pada pria dan wanita, dan

bermacam bahan untuk dekorasi interior rumah, kantor ataupun hotel, juga variasi

rumah tangga seperti, taplak meja, napkins, place mats, tas, sarung bantalan,

bedcover, bed sheet, dan lainnya.

Page 19: Copy of MAKALAH BATIK YES.docx
Page 20: Copy of MAKALAH BATIK YES.docx

2. Batik ModernBerbeda dengan batik klasik, pada batik modern motif maupun pewarnaan

tidak tergantung pada pola-pola dan pewarnaan tertentu seperti pada batik klasik,

namun desainnya bisa berupa apa saja dan warna yang beraneka macam. Batik

modern juga menggunakan bahan-bahan dan proses pewarnaan yang mengikuti

perkembangan dari bahan-bahan pewarnanya. Terkadang pada beberapa area

desain, canting tidak dipergunakan namun dengan menggunakan kuas dan untuk

pewarnaan kadang diterapkan langsung dengan menggunakan kapas atau kain.

Dengan kata lain, proses pembuatan batik modern hampir seperti batik klasik

namun desain dan pewarnaannya terserah pada citarasa seni pembuat dan

tergantung bahan-bahan pewarnanya. Bahkan dengan berkembangnya bahan dasar

kain dan bahan kain berwarna, batik modern menjadi semakin bervariasi, seperti

misalnya batik pada bahan katun lurik Jogja , bahan kain poplin, bahan piyama,

bahan wool, dsb.

Proses Pembuatan Batik Modern Pengerjaan pada batik modern memiliki prinsip yang sama seperti pada

proses pembuatan batik klasik karena batik modern merupakan perkembangan

dari variasi batik klasik.

A. Persiapan

Kain katun yang akan dibatik terlebih dahulu dicuci agar terbebas dari

bahan-bahan yang masih dikandung oleh kain ketika proses

penenunan/pembuatan kain, ini dimaksudkan agar pada proses pewarnaan

Page 21: Copy of MAKALAH BATIK YES.docx

nantinya tidak akan berpengaruh oleh bahan-bahan tersebut. Selanjutnya kain

yang dipersiapkan dikeringkan.

B. Desain

Desain dilakukan langsung di atas kain dengan menggunakan pensil atau

apapun yang jika nantinya dicuci pada akhir pemrosesan batik maka coretan

tersebut bisa hilang, atau desain dapat pula menggunakan pola-pola yang sudah

dipersiapkan terlebih dahulu. Setelah desain siap maka dilakukan pembatikan

awal dengan menggunakan canting ataupun kuas pada coretan desain tersebut.

Pada proses pembatikan perlu diperhatikan bagian mana yang akan diberi warna

berbeda, mengikuti desain dan hasil warna yang dikehendaki.

C. Pewarnaan

Proses pewarnaan berbeda-beda tergantung dari bahan pewarna dan teknik

mewarna yang ingin digunakan. Pada dasarnya pada pewarnaan tahap pertama

warna yang digunakan adalah warna yang lebih muda dahulu, ini disebabkan pada

proses batik pewarnaan nantinya akan dilakukan secara berulang-ulang tergantung

dari banyaknya warna yang diinginkan. Bahan-bahan pewarna tersebut antara lain

Naphtol, Indigosol, Basis, Procion, dsb.

Pada proses ini juga masih dilakukan pembatikan pada warna-warna yang

ingin dicapai pada akhir proses.

Setelah proses pewarnaan selesai maka dilakukan proses penghilangan

malam batik/dilorod dengan cara memasukkan kain tersebut ke dalam air panas,

setelah seluruh malam batik hilang dari kain selanjutnya kain dicuci hingga

bersih.

Di bawah ini diberikan beberapa contoh dari teknik batik dan pewarnaan

batik modern.

Contoh teknik pengerjaan pewarnaan batik dengan teknik batik pikaso:

Page 22: Copy of MAKALAH BATIK YES.docx

1. Kain dibatik dengan malam dan diselesaikan menurut proses pembatikan.

2. Kain dibentang horisontal.

3. Dioles rata dengan larutan Natrium-silikat.

4. Dilukis dengan larutan zat warna reaktip (Remazol, Drimarene) dengan

menggunakan kuas.

5. Dibiarkan satu malam agar terjadi ikatan antara zat warna dan kain.

6. Dilorod dan dicuci.

Contoh batik dengan bahan dasar lurik Jogja dengan motif gaya Toraja:

1.

Bagian putih dibatik dengan motif gaya Toraja.

2. Bagian jalur kembangan lurik (warna hitam) yg tidak dibatik ditutup dengan

malam.

3. Dicelup warna oranye, dengan resep perliter larutan:

3 gram ZAT PEWARNA Naphtol AS - OL

1 gram ZAT PEWARNA Naphtol AS

9 gram garam oranye GC

1 gram garam GC

4. Dilorod.

3. Batik LukisanDengan perkembangan-perkembangan teknik maupun pewarnaan batik

tersebut, maka batik pun diaplikasi dalam berbagai bidang seni lain diantaranya,

seni lukis batik (batik painting) yaitu lukisan dengan menggunakan media bahan,

pemrosesan dan pewarnaan seperti halnya pada pembuatan batik.

Proses Pembuatan Batik Lukis Dipersiapkan kain katun atau sutera seluas bidang lukis yang diinginkan.

Page 23: Copy of MAKALAH BATIK YES.docx

Kemudian dibuat sket atau coretan-coretan atau apapun tergantung dari

masing-masing orang yang ingin membuatnya, karena terkadang untuk langsung

menuangkan ekspresi seninya, pembatikan di atas kain dilakukan tanpa

menggunakan sket atau coretan-coretan terlebih dahulu namun langsung

mencoretkan malam dengan canting ataupun kuas di atas kain. Pada batik lukis ini

seringkali pembatikan dan pewarnaan dilakukan beriringan untuk mendapatkan

hasil lukisan yang diinginkan.Khusus pada pewarnaan untuk menciptakan efek-

efek khusus, gradasi atau efek-efek yang lainnya terkadang selain kuas digunakan

juga kapas atau potongan kain.

Yang terpenting dalam proses pembuatan batik lukis ini adalah perpaduan

antara pengerjaan pembatikan dan pewarnaan yang tergantung dari citarasa seni

pembuatnya. Sesungguhnya pembuatan batik lukis ini sangatlah rumit ketika ingin

mendapatkan warna dan efek yang diinginkan karena terkadang warna dan efek

tersebut tidak dapat tercapai. Namun jika warna dan efek tersebut dapat tercapai

maka akan mendapatkan lukisan dengan warna yang sangat indah luar biasa.

Disinilah kelebihan dari lukisan batik dibanding lukisan lain.Lukisan yang indah

akan terlihat pada kain setelah proses pelorodan malam batik dilakukan

Selain seni lukis batik tersebut masih banyak seni batik lainnya dan salah

satunya yang berhubungan dengan kerajinan tangan adalah seni batik kayu (wood

batik) yaitu pembatikan yang dilakukan diatas media kayu ataupun pahatan kayu

dengan pemrosesan dan pewarnaan batik.

4. Batik Cetak / Printed Batik

Dengan berkembangnya industri-industri pada teknik tekstil, maka cara

pembuatan batik, bahan pewarna batik dan bahan dasar kain batik pun ikut

berkembang, sehingga berbagai jenis dan motif batik dapat dihasilkan dengan

cepat dan dalam jumlah yang sangat besar.

Cara yang jauh lebih cepat lagi adalah mencetak desai-desain batik dengan

mesin-mesin cetak / rotasi film yang modern (printed). Seringkali, dipasaran luas

ditemukan tekstil dengan motif-motif seperti batik. Untuk membedakan antara

batik yang asli dengan batik hasil cetak (batik imitasi), pada batik asli, warna-

warnanya jelas terlihat pada kedua sisi kain. Tetapi jika hanya satu sisi kain yang

Page 24: Copy of MAKALAH BATIK YES.docx

terlihat jelas warnanya dan sisi yang lain kurang atau tidak terlihat jelas warnanya,

maka yang demikian itu adalah batik cetak. Batik pencetakan (batik pabrik)

adalah batik imitasi, sehingga jauh lebih murah dari batik klasik ataupun modern

yang dibuat secara manual (batik asli).

Namun pembedaan seperti di atas akan sulit dilakukan jika bahan kain

yang digunakan adalah kain yang tipis semisal sutera ataupun sutera tiruan, karena

warna akan muncul pada kedua sisi hampir sama, untuk membedakan ini perlu

kejelian yaitu dengan memperhatikan detail gambar, maka akan terlihat dan dapat

dibedakan antara coretan buatan tangan atau coretan buatan mesin.

Walaupun demikian, setiap orang bisa membeli menurut kesanggupannya

dan tergantung dari nilai dan seni yang ada pada barang tersebut.

Susunan Motif Batik

1. Unsur-unsur Motif Batik.

S.K. Sewan Susanto (1980:261) berpendapat bahwa unsur-unsur motif batik dapat

digolongkan menjadi tiga, yaitu:

a. Ornamen Utama.Ornamen utama/pokok adalah suatu ragam hias yang menentukan motif sebuah

batik mempunyai makna, sehingga dalam pemberian nama motif batik

berdasarkan jiwa dan arti lambang yang ada pada motif tersebut. (S.K. Sewan

Susanto,1980:261). Contoh ornamen pokok/utama ini antara lain :

1) Ornamen Meru

2) Ornamen Pohon Hayat

Page 25: Copy of MAKALAH BATIK YES.docx

3) Ornamen Tumbuh-tumbuhan

4) Ornamen garuda

5) Ornamen Burung

6) Ornamen Bangunan

Page 26: Copy of MAKALAH BATIK YES.docx

7) Ornamen Lidah Api

8) Ornamen Naga

9) Ornamen Binatang

10) Ornamen Kupu-kupu

Page 27: Copy of MAKALAH BATIK YES.docx

b. Ornamen tambahanOrnamen tambahan/isian motif yaitu ornamen yang tidak mempunyai arti dalam

pembentukan motif dan berfungsi sebagai pengisi bidang.

c. Isen-isen motif batikIsen-isen motif batik yaitu unsur-unsur garis dan titik atau ornament tertentu yang

berfungsi sebagai pengisi untuk melengkapi motif secara keseluruhan sehingga

menimbulkan keindahan pada motif secara keseluruhan (S.K. Sewan

Susanto,1980:231). Isen dapat berbentuk titik dinamakan “cecek” dan garis yang

dinamakan “sawut”. Ornamen yang berfungsi sebagai isen berupa cabang-cabang

tumbuh-tumbuhan yaitu daun, bunga, dan batang.

2. Penggolongan Motif Batik.

Penggolongan motif batik menurut S.K.Sewan Susanto (1980:215-231) dibagi

menjadi tiga golonan yaitu :

a. Golongan geometris.Golongan geometris adalah golongan motif yang mudah dibagibagi menjadi

bagian-bagian yang disebut rapor (S.K.Sewan Susanto,1980:215). Golongan

geometris ini dibedakan menjadi dua macam, yaitu pertama yang rapornya

berbentuk seperti ilmu ukir biasa, dengan bentuk segi empat, segi empat panjang

dan lingkaran. Kedua tersusun dalam garis miring, sehingga rapornya berbentuk

belah ketupat. Motif batik yang tergolong mepunyai rapor segi empat ialah :

1) Golongan motif banji.

Golongan motif banji yaitu motif yang berdasarkan ornament swastika. Batik

banyumas adalah daerah yang masih membuat motif banji ini, dengan proses

bedesan sehingga hanya terdapat warna hitam dan coklat. Motif ini tergolong

motif klasik (S.K.Sewan Susanto, 1980:210)

Page 28: Copy of MAKALAH BATIK YES.docx

2) Golongan motif Ganggong.

Golongan motif ganggong sepintas seperti motif ceplok, bedanya motif ganggong

berupa garis yang tidak sama panjang, sedang ujung garis yang paling panjang

mirip bentuk salib .(S.K.Sewan Susanto, 1980:218)

3) Golongan motif Ceplok.

Golongan motif Ceplok adalah motif batik yang didalamnya terdapat gambar-

gambar segi empat, lingkaran dan segala variasinya. (S.K.Sewan Susanto,

1980:221). Nama-nama pada motif ceplok di ambil berdasarkan nama

penciptanya, Isi ornamen yang di gambarkan dan berdasarkan atas kedaerahan.

4) Golongan motif nitik atau anyaman.

Golongan motif nitik adalah motif yang tersusun atas garis-garis

putus, titik-titik dan variasinya, sehingga motif nitik disebut juga

motif anyaman. Motif ini dianggap motif asli dan tergolong motif tua. (S.K.Sewan

Susanto,1980:224)

5) Golongan motif kawung

Golongan motif kawung yaitu motif yang tersusun dalam bentuk bundar, lonjong

atau elips. Susunan memanjang menurut garis diagonal miring kekiri dan kekanan

secara berselang seling. (S.K.Sewan Susanto,1980:226). Motif kawung

digambarkan berupa lingkaran-lingkaran yang saling berpotongan atau bentuk

bulat lonjong yang saling mengarah kesatu titik yang sama. Nama-nama dari

motif kawung didasarkan pada besar kecilnya kawung tersebut, misalnya :

Page 29: Copy of MAKALAH BATIK YES.docx

a. Kawung bentuknya kecil-kecil disebut kawung pecis. Pecis adalah nama

mata uang dari logam yang paling kecil.

b. Kawung yang berukuran agak besar disebut kawung bribil. Bribil adalah

mata uang logam yang besarnya lebih besar dari picis.

c. Kawung yang lebih besar dari kawung bribil disebut kawung sen.

6) Golongan motif parang dan lereng

Golongan motif parang dan lereng adalah motif-motif yang tersusun menurut

garis miring atau diagonal. (S.K.Sewan Susanto, 1980:226). Pada bidang miring

antara dua deret parang yang bertolak belakang digambar deretan segi empat yang

disebut mlinjon. Jadi kalau tidak terdapat mlinjon berarti bukan parang tetapi

lereng atau liris. KRT.DR. (HC) Kalinggo\ Honggopuro berpendapat bahwa batik

parang dan batik lereng mempunyai ciri-ciri tersendiri yaitu:

1.Ciri Batik Parang

a. Bentuk lereng diagonal 450

b. Memakai mlinjon

c. Memakai Sujen

d. Ada mata gareng

2. Ciri batik Lereng

a. Bentuk miring diagonal 450

b. Tidak slalu memakai mlinjon, sujen dan mata gareng.

c. Hanya dibatasi garis lurus

d. Bisa memakai motif lung-lungan/diselingi dengan bentuk parangan yang

disebut glabangan.

Page 30: Copy of MAKALAH BATIK YES.docx

b. Golongan non geometris.Golongan non geometris yaitu motif batik yang tersusun atas ornamen tumbuh-

tumbuhan, meru, pohon hayat, candi, binatang, burung, garuda ular atau naga,

dalam susunan tidak teratur menurut bidang geometris meskipun dalam satu kain

batik akan terjadi pengulangan motif tersebut, yang termasuk golongan motif non

geometris adalah :

1. Motif Semen.

Motif semen berasal dari bahasa jawa “semi” yang berarti tumbuhnya bagian dari

tanaman. Susunan ornamen semen ini terdiri dari tumbuh-tumbuhan, burung,

binatang, lar-laran yang disusun dalam komposisi pembagian bidang yang

harmonis.

2. Motif buketan atau terang bulan.

Motif buketan adalah motif yang mengambil

tumbuh-tumbuhan atau bunga-bunga sebagai

ornamen hias, digambar secara realistis tanpa distilisasi, disusun meluas

memenuhi bidang kain yang terdapat pada kain sarung. Sedangkan motif terang

bulan hampir sama dengan motif buketan hanya penempatannya pada ujung kain

berbentuk segitiga yang disebut “tumpal”. Tumpal ini diberi isen-isen motif batik,

sedangkan yang diluar bidang tumpal diberi ornamen kecil-kecil yang bertebaran.

Page 31: Copy of MAKALAH BATIK YES.docx

Bahan dan Alat-alat Membatik

Perlengkapan membatik, terutama peralatannya, tidak banyak mengalami

perubahan dari dahulu sampai sampai sekarang. Dilihat dari peralatan dan cara

pengerjakannya membatik dapat digolongkan sebagai suatu kerja yang bersifat

tradisionil.

Kain batik yang indah dan menarik tentunya tidak lepas dari bagaimana

kelihaian tangan-tangan pengrajin dalam mengolahnya. Berbagai macam cara

dapat dilakukan untuk menciptakan karyaseni tradisional ini dan tentunya dengan

keuletan dalam menggunakan teknik-teknik tradisional alami yang mampu

menghasilkan kain batik dengan ceceg-ceceg yang membentuk suatu pola motif

indah akan membuat nilai dari batik tersebut menjadi tinggi dibandingkan dengan

pembuatan batik menggunakan teknik moderen seperti cap, printing, sablon dan

sebagainya. Dalam pembuatannya ada beberapa hal atau dalam bahasa inggrisnya

weapon’s tertentu yang harus dipersiapkan. Berikut adalah perlengkapannya :

Perlengkapan Membatik

a. Gawangan

Gawangan ialah perkakas untuk menyangkutkan dan

membentangkan mori sewaktu dibatik. Gawangan dibuat dari

bahan kayu, atau bambu. Gawangan harus dibuat sedemikian rupa,

sehingga mudah dipindah - pindah, tetapi harus kuat dan ringa.

Page 32: Copy of MAKALAH BATIK YES.docx

b. BandulBandul dibuat dari timah, atau kayu, atau batu yang di kantongi. Fungsi pokok Bandul ialah untuk menahan mori yang baru dibatik agar tidak mudah tergeser ditiup angin, atau tarikan si pembatik secara tidak sengaja. Jadi tanpa bandul pekerjaan membatik dapat saja dilaksanakan.

c. WajanWajan ialah perkakas untuk mencairkan malam (lilin untuk membatik). Wajan dibuat dari logam baja, atau tanah liat. Wajan sebaiknya bertangkai supaya mudah diangkat dan diturunkan dari perapian tanpa mempergunakan alat lain. Oleh karena itu wajan yang dibuat dari tanah liat lebih baik dari pada yang dari logam, karena tangkainya tidak mudah panas. Tetapi wajan tanah liat agak lambat memanaskan malam.

d. AngloAnglo dibuat dari tanah liat, atau bahan lain. Anglo adalah alat perapian sebagai pemanas malam. Apabila mempergunakan anglo, maka bahan untuk membuat api ialah arang kayu. Jika mempergunakan kayu bakar anglo diganti dengan keren : keren inilah yang banyak dipergunakan orang didesa-desa. Keren pada prinsipnya sama dengan anglo, tetapi tidak bertingkat.

e. TepasTepas ialah alat untuk membesarkan api menurut kebutuhan : terbuat dari bambu. Selain tepas, digunakan juga ilir. Tepas dan ilir pada pokoknya sama, hanya berbeda bentuk. Tepas berbentuk empat persegi panjang dan meruncing pada salah satu sisi lebarnya dan tangkainya terletak pada bagian yang runcing itu. Sedangkan ilir berbentuk bujur sangkar dan tangkainya terletak pada salah satu sisi serta memanjang kesamping.

f. TaplakTaplak ialah kain untuk menutup paha si pembatik supaya tidak terkena tetesan malam, panas sewaktu canting di tiup, atau waktu membatik. Taplak biasanya dibuat dari kain bekas.

g. Saringan malamSaringan ialah alat untuk menyaring malam, panas yang banyak kotorannya. Jika malam disaring, maka kotoran dapat dibuang, sehingga tidak mengganggu jalannya pada cucuk genting sewaktu dipergunakan untuk membatik.

Page 33: Copy of MAKALAH BATIK YES.docx

h. Dingklik (lincak)Dingklik atau lincak pada prinsipnya sama, tempat duduk si pembatik.

Tetapi pembatik dapat pula duduk diatas tikar.

i. Bak celup.Bak celup digunakan untuk memberi warna pada kain dengan jenis warna tertentu,

sehingga besar kecil bak celup serta jumlah bak disesuaikan dengan kebutuhan.

j. CantingCanting adalah alat pokok untuk membatik yang dapat menentukan kriteria

suatu hasil kerja apakah bisa disebut batik atau bukan batik. Canting terbuat dari tembaga. Tembaga mempunyai sifat ringan, mudah dilenturkan dan kuat meskipun tipis. Gunanya untuk melukis (memakai cairan “malam”), membuat motif-motif batik yang dikehendaki. Canting terdiri dari cucuk (saluran kecil), dan leleh (tangki).

Menurut fungsinya ada canting reng-rengan (untuk membatik reng-rengan batikan pertama sesuai pola atau tanpa pola) dan canting isen ( untuk membatik isi bidang). Menurut besar kecil cucuk ada,

1. cucuk kecil

2. sedang

3. besar.

Menurut banyaknya cucuk ada,

1. canting cecekan /cucuk satu

2. canting loron/cucuk dua

3. canting telon/cucuk tiga

4. canting prapatan/cucuk empat

5. canting liman/cucuk lima

6. canting byok/cucuk tujuh atau lebih dan canting renteng/galaran

(bercucuk genap tersusun dari atas ke bawah).

Banyaknya cucuk ada berbagai macam dengan penggunaan yang bervariasi

tergantung dari kebutuhan. Menurut Murtihadi dan Mukminatun (1979:45)

macam-macam canting tulis adalah canting klowong, canting tembokan, canting

cecek, canting ceret.

Page 34: Copy of MAKALAH BATIK YES.docx

1. Canting Klowong

Canting Klowong adalah canting yang dipakai untuk membatik

klowongan, canting ini mempunyai ukuran mulut paruh dengan garis

tengah 1mm-2mm.

2. Canting Tembokan

Canting Tembokan adalah canting yang dipakai untuk membatik

tembokan atau memperkuat lilin pada kain agar tidak mudah lepas dengan

larutan asam.Lebar mulut paruh antara 1mm-3mm.

3. Canting Cecek atau Sawut.

Canting Cecek atau sawut adalah merupakan canting batik yang dipakai

membuat titik dan garis garis yang halus. Lebar paruh antara ¼ mm-1mm

4. Canting Ceret.

Canting Ceret dipakai untuk membuat garis ganda yang dikerjakan sekali

jalan, besarnya lubang tiap mulut canting kurang lebih 1mm.

Seiring perkembangan jaman kini tengah dikembangkan inovasi baru berupa

canting elektronik. Canting elektronik ini terdiri dari tiga bagian utama, yakni bak

penampung lilin batik atau malam, tangkai pemegang, dan alat kontrol suhu

yang berfungsi mengontrol suhu canting. Salah satu kelebihan lain, paruh

canting bisa dicopot dan diganti sesuai ukuran yang diinginkan. Seluruh

jenis paruh canting, yakni ceceg, klowong, tembogan, dobel ceceg, dan

dobel klowong bisa dipasang di tubuh canting. Padahal pada canting

tradisional, lima jenis ini terpisah-pisah.

k. Kemplongan

Kemplongan merupakan alat yang terbuat dari kayu yang berbentuk meja dan palu

pemukul alat ini dipergunakan untuk menghaluskan kain mori sebelum di beri

pola motif batik dan dibatik.

Page 35: Copy of MAKALAH BATIK YES.docx

Bahan - bahan

a. MoriMori adalah bahan baku batik dari katun. Kwalitet mori bermacam-macam, dan jenisnya sangat menentukan baik buruknya kain batik yang dihasilkan. Karena kebutuhan Mori dari macam-macam kain tidak sama, keterangan dibawah ini barangkali bermanfaat juga.

1. Ukuran Mori

Mori yang dibutuhkan sesuai dengan panjang pendeknya kain yang dikehendaki.

Ada juga kebutuhan yang pasti misalnya udeng atau ikat kepala. Udeng berukuran

lebih atau kurang dari kebutuhan; oleh karena itu tidak dapat dipergunakan sesuai

dengan pemakaian yang semestinya. Tetapi kain tidak pasti ukurannya. Jika

pendek akan mempengaruhi kesempurnaan pemakainya; jika lebih panjang akan

menambah sempurna dalam pemakaian.

Ukuran panjang pendek mori biasanya tidak menurut standar yang pasti, tetapi

dengan ukuran tradisionil. Ukuran tradisionil tersebut dinamakan sekacu. Kacu

ialah sapu tangan, biasanya berbentuk bujur sangkar (persegi). Maka yang disebut

sekacu ialah ukuran perseginya mori, diambil dari ukuran lebar mori tersebut. Jadi

panjang sekacu. dari suatu jenis mori akan berbeda dengan panjang sekacu dari

mori jenis lainnya. Maka lebar mori sangat menentukan panjang masing-masing

jenis mori, meskipun jumlah kacunya sama. Cara mengukurnya pun hanya dengan

jalan memegang kedua sudut mori pada sebuah sisi lebar dan menempelkan salah

satu sudut tadi pada sisi panjang berseberangan sepanjang lebar mori. Kalau akan

mengambil beberapa kacu, maka berganti-ganti tangan kiri dan kanan memegang

sudut mori itu, menempelkan pada sisi panjang yang sama dengan menekuk mori.

2. Kebutuhan Akan Mori

Kain dodot membutuhkan mori 7 kacu. Kain dodot biasanya dipakai oleh keluarga

keraton atau penari klasik. Tetapi karena kain dodot mahal harganya, maka fungsi

kain dodot para penari diganti oleh kain biasa yang cukup panjang. Kain

nyamping membutuhkan 2 atau 2,5 kacu, menurut kesenangan atau besar kecilnya

si pemakai. Udeng membutuhkan mori sekacu. Udeng ada dua macam : œudeng

Page 36: Copy of MAKALAH BATIK YES.docx

lembaran dan œudeng jadi. Udeng jadi ialah udeng yang sudah terbentuk, tinggal

pakai. Udeng jadi ini sebenarnya hanya membutuhkan kain setengah kacu, dan

memotongnya secara diagonal. Sedang udeng lembaran dibentuk sewaktu akan

dipakai, langsung dikepala si pemakai; selesai dipakai udeng itu dilepas lagi.

Udeng terakhir ini membutuhkan mori sekacu ; tetapi secara praktis juga hanya

setengah kacu, karena setengah kacu lagi terlipat didalam sebagai penebal belaka.

Oleh karenanya udeng lembaran dapat dibatik menurut dua macam motif batik

dengan batas salah satu diagonal. Dalam dalam hal udeng yang memakai dua

macam motif batik itu, si pemakai bebas memilih motif mana yang ditaruh diluar

untuk diperlihatkan.

Kain kemben membutuhkan 5 kacu, dan dapat kurang atau lebih sesuai dengan

besar kecilnya si pemakai. Fungsi kemben dapat disamakan dengan BH jaman

sekarang. Sering fungsi kemben diganti oleh kutang (BH Klasik). Tetapi banyak

orang perempuan memakai kutang dan kemben bersamaan dan bahkan masih

memakai baju (kebaya). Biasanya kemben dipakai oleh Abdi Istana sebagai ganti

kebaya.

Celana membutuhkan 1,5 kacu; juga tergantung besar kecilnya si pemakai. Orang

laki-laki jaman dahulu (sebelum tahun 1940 an) banyak memakai celana batik

sampai lutut. Selain memakai celana sering masih memakai sarung atau bebet.

Bebet yaitu sama dengan nyamping bagi perempuan. Tetapi bebet biasanya diwiru

salah satu ujung kainnya, dan wiru terletak pada bagian depan. Diwiru artinya

dilipat kecil-kecil bentuk spiral. Kain sarung membutuhkan 2 kacu.

3. Mengolah Mori Sebelum Dibatik

sebelum dibati mori harus diolah lebih dahulu. Baik buruknya pengolahan akan

menentukan baik buruknya kain. Pengolahan mori sebagai berikut:

Mori yang sudah dipotong diplipit. Diplipit adalah dijahit pada bekas potongan

supaya benang pakan tidak terlepas. Benang pakan ialah benang yang melintang

pada tenunan. Setelah diplipit kemudian di cuci dengan air tawar sampai bersih.

Kalau mori kotor, maka kotoran itu akan menahan meresapnya cairan lilin

(malam) yang dibatikan dan menahan cairan warna pada waktu proses

pembabaran. Di daerah Yogyakarta dan Surakarta mori dijemur sampai kering

setelah dicuci bersih mori terus direbus.

Page 37: Copy of MAKALAH BATIK YES.docx

Cara merebus mori di daerah Blora. Lebih dahulu orang membuat Wantu, yaitu

air yang dipanaskan dalam suatu wadah sebelum sesuatu barang yang direbus di

masukkan didalamnya. Wadah untuk membuat Wantu diberi dasar di dalamnya,

supaya barang rebusan tidak hangus. Sebagai wadah dasar tadi digunakan daun

bambu, daun pepaya atau merang (tangkai bulir padi). Bahan-bahan tadi lebih

baik dari bahan lainnya untuk dasar merebus sesuatu, karena meskipun hangus

tidak akan mengerut dan arangnya tidak mengotori mori.

Setelah wantu panas, mori bersih dimasukkan di masukan di dalamnya. Cara

memesukkan mori kedalam wantu mulai dari ujung sampai pangkal secra urut.

Rebusan memakan waktu beberapa menit. Mori kemudian diangkat dan dicuci

untuk menghilangkan kotoran sewaktu direbus. Selesai dicuci barulah dijemur

sampai kering. Mori menjadi lemas ; kemudian dikanji. Bahan kanji ialah beras.

Di daerah Blora dipakai sembarang beras asalkan putih. Beras direndam beberapa

saat dalam air secukupnya; kemudian beras bersama airnya direbus sampai

mendidih. Air rebusan beras diambil dan dinamakan tajin. Mori kering

dimasukkan kedalam tajin sampai merata; tanpa diperas langsung dijemur supaya

kering. Akhirnya mori menjadi kaku.

Tetapi didaerah Yogyakarta dan Surakarta pada jaman sebelum perang bahan

kanji terbuat dari beras ketan; dan cara pembuatannya pun berbeda-beda. Ada

yang memakai cara seperti didaerah Blora, tetapi ada juga dengan cara beras

dijadikan tepung halus. Apabila berupa tepung, sesenduk tepung diberi empat

gelas besar air, dimasak sampai mendidih, kemudian disaring. Air saringan

seukuran tadi hanya untuk mori sekacu.

Mori kering sehabis dikanji akan mengerut dan kaku. Maka mori diembun-

embunkan setiap pagi beberapa hari. Diembun-embunkan ialah dibentangkan

diluar rumah waktu pagi hari ( jam 5.00), supaya menjadi lembab karena air

embun.

Selain mori lembab, kemudian dikemplong. Di Kemplong ialah di pukuli pada

tempat tertentu dengan cara tertentu pula, supaya benang-benang menjadi kendor

dan lemas, sehingga cairan lilin dapat meresap.

Cara mengemplong mori. Disediakan kayu kemplongan sebagai alas dan alu

pemukul atau ganden (ganden ialah martil agak besar terbuat dari kayu). Mori

Page 38: Copy of MAKALAH BATIK YES.docx

dilipat memanjang menurut lebarnya. Lebar lipatan lebih kurang setengah

jengkal ; kemudian ditaruh diatas kayu dasar memanjang, lalu dipukul-pukul. Jika

perlu dibolak-balik agar pukulan menjadi rata.

Selesai dikemplong, tinggal menentukan motif matikan yang dikehendaki. Jika

ingin motif parang-paragan, atau motif-motif yang membutuhkan bidang-bidang

tertentu, maka mori digaris terlebih dahulu. Fungsi pengarisan ini hanyalah untuk

menentukan letak motif agar menjadi rapi (lurus). Pembatik yang sudah mahir

tidak menggunakan penggarisan. Besar kecilnya garisan tidak sama, tergantung

pada motif rencana batikan. Biasanya kayu garisan berpenampang bujur sangkar.

Cara memindah kayu penggaris setelah garisan pertama ke garis kedua ialah

dengan memutar kayu penggaris (membalik), tanpa mengangkatnya. Maka lebar

sempitnya ruang antara garis satu sama lain ditentukan oleh banyaknya putaran

kayu penggaris. Mori yang dibatik motif semen tidak perlu digaris, langsung

dirangkap dengan pola pada muka mori sebaliknya. Setelah semua itu selesai,

barulah dapat dimulai kerja membatik.

Pola

Pola ialah suatu motif batik dalam mori ukuran tertentu sebagai contoh motif batik

yang akan dibuat

MalamLilin atau lilin malam ialah bahan yang dipergunakan untuk

membatik. Sebenarnya malam tidak habis (hilang), karena

akhirnya diambil kembali sewaktu proses mbabar, proses

pengerjaan dari membatik sampai batikan menjadi kain. Tentang malam dapat

dikemukakan sebagai berikut:

Page 39: Copy of MAKALAH BATIK YES.docx

Jenis Kain dalam Membatik

Tentang Kain yang digunakan untuk Membatik Kain yang digunakan

untuk batik harus memenuhi persyaratan teknis antara lain tidak rusak karena

pengaruh proses batik, dan dapat diberi warna pada suhu dingin atau suhu kamar

karena lilin batik sebagai perintang warna tidak tahan suhu panas.

Pada umumnya jenis-jenis kain yang dapat dibuat dari serat alami seperti

serat selulosa atau tumbuh-tumbuhan dan serat protein atau binatang dapat

memenuhi persyaratan tersebut. Sesuai dengan persyaratan teknis tersebut, kain

yang dapat digunakan untuk batik adalah:

Kain kapas

Kain kapas adalah kain yang terbuat dari serat kapas. Sifat umum kain kapas

adalah daya serapnya baik, tahan terhadap panas, kelenturannya rendah,

penghantar panasnya baik. Beberapa jenis kain kapas yang dapat digunakan

sebagai bahan dasar batik yaitu:

1) Kain mori Kain Mori adalah kain tenun benang kapas hasil olahan pabrik dengan anyaman

polos dan diputihkan, diklasifikasikan menjadi: a. Mori Primissima, termasuk

jenis kain mori yang paling tinggi kualitasnya dengan spesifikasi halus nomor

benangnya, tebal benangnya tinggi, konstruksi anyaman rapat sehingga pegangan

kainnya halus dan padat. Namun demikian kemampuan daya serap kurang.

Sehingga untuk meningkatkan daya serap, saat ini telah diproduksi mori

primissima mercerized maupun sanforized. Di pasaran antara lain dapat

ditemukan dengan merek dagang Kereta Kencana, Crown, Bendera. b. Mori

Prima, merupakan mori kualitas sedang dengan spesifikasi nomor benang sedikit

lebih kasar, tebal benang labih rendah. Saat ini juga telah diproduksi mori prima

mercerized dengan merek dagang antara lain Bendera, Gong, Kupu, Ayam Mas,

Menjangan. c. Mori Biru, merupakan mori kualitas rendah dengan spesifikasi

nomor benang, tebal benang dan pegangan kain lebih kasar. Dipasaran dapat

dijumpai antara lain dengan merek dagang Cendrawasih, Nanas, Garuda Dunia. d.

Page 40: Copy of MAKALAH BATIK YES.docx

Mori Voalisima, kualitasnya sama dengan mori primissima hanya tebal

benangnya lebih rendah. e. Berkolin, kualitasnya sama dengan

mori primissima dan telah diproses mercerized. Di pasaran dapat ditemukan

dengan lebar 90 cm dan 115 cm.

2) Kain kapas grey Kain grey adalah kain tenun benang kapas yang tidak mengalami proses

pemutihan, sehingga warnanya masih alami. Kain grey dapat diklasifikasikan

sebagai berikut: a. Kain Blacu, yaitu kain tenun kapas olahan pabrik. Di pasaran

terdapat kain blacu dengan lebar 90 cm, 115 cm, dan 150 cm. b. Kain tenun

ATBM, yaitu kain tenun kapas yang dihasilkan dengan menggunakan alat tenun

bukan mesin, diproduksi dengan berbagai variasi ukuran kain dengan desain

struktur anyaman yang dibuat dengan doby. Sebagai bahan batik banyak

digunakan sebagai busana wanita maupun aksesoris c. Kain tenun Gedhog Kain

tenun gedhog dibuat dari serat kapas dengan alat tenun tradisional batik.

Batik yang menggunakan tenun gedhog merupakan ciri khas batik Tuban yang

tidak ditemukan di tempat lain. Tampilan fisiknya yang unik karena mulai dari

penanaman kapas, menenun sampai jadi batik dikerjakan di Tuban. Tidak

diketahui secara pasti kapan kain tenun gedhog mulai diproduksi. Dari seorang

pembatik yang kini telah berusia lebih dari 80 tahun diperoleh keterangan bahwa

tenun gedhog telah dikenal lebih dari 100 tahun yang lalu. Disebut tenun gedhog

karena bunyi ”dhog-dhog” yang terdengar pada saat proses

menenun. Ada 2 jenis kapas sebagai bahan baku kain tenun gedhog yaitu yang

berwarna putih dan cokelat. Kapas yang aslinya berwarna cokelat dengan nama

kapas ”lawa” (”lowo” dalam bahasa Jawa), akan

menghasilkan kain tenun berwarna cokelat, dan apabila digunakan sebagai bahan

batik maka batik yang dihasilkan akan berwarna cokelat dan tidak pernah

memiliki warna putih. Produk kain tenun gedhog mempunyai warna da motif

yang bermacan-macam. Ada yang polos, bermotif lurik, kotak-kotak dan motif

lain, serta dengan satu warna atau lebih. Masing-masing kain tenun gedhog

mempunyai nama, antara lain Intip Ian, Cele, Cleret blungko, Dom Sumelap,

Upan-upan. Sebanyak 36 produk tenun gedhog telah didaftarkan hak ciptanya

pada tahun 2004.

Page 41: Copy of MAKALAH BATIK YES.docx

3) Kain rayon Kain rayon adalah kain benang rayon yaitu serat hasil regenerasi serat selulosa,

sifatnya menyerupai kapas akan tetapi kekuatannya lebih rendah terutama

terhadap alkali.

Dalam keadaan basah kekuatan kapas akan bertambah sementara rayon akan

berkurang. Keunggulan kain rayon lebih berkilau dan mempunyai draping atau

sifat menggantung lebih baik. Contoh antar lain kain shantung, kain paris rayon.

4) Kaos kapas Kaos kapan adalah kain katun hasil rajutan, biasanya dibuat batik dalam bentuk

produk kaos oblong atau Tshirt.

Batik Tuban juga menggunakan kaos kapas untuk T-shirt dengan motif khas

Tuban. B. Kain Sutra Kain sutra terbuat dari serat protein, yang diperoleh dari

sejenis serangga Iepidoptera dan spesies utama yang dipelihara untuk

menghasilkan sutra adalah Bombyx mori. Serat sutra berbentuk filamen

dihasilkan dari larva ulat sutra pada saat membuat kepompong. Serat sutra mentah

terdiri dari lebih kurang 75% fibroin dan 25% serisin yaitu sejenis perekat yang

melapisi fibroin, berfungsi untuk melindungi fibroin dari gaya mekanik. Untuk

proses pewarnaan lapisan serisin ini harus dihilangkan dengan proses degumming

atau boil off, karena akan mengganggu penyerapan warna. Saat ini sutra yang ada

di pasaran adalah : a. Sutra import, yaitu kain sutra yang ditenun secara masinal

yang dikenal dengan sutra super T54, sutra super T56, Abote, Organdi, Sifon,

sutra kaca kotak, sutra salur yaitu kombinasi anyaman sutra super denan organdi,

sutra krepe, sutra kembang batu yang anyaman desain struktur dengan doby. b.

Sutra lokal, yaitu kain sutra buatan dalam negri ditenun dengan ATBM antara lain

sutra polos, sutra granitan yang anyaman desain struktur dengan doby, sutra salur.

c. Sutra liar, yaitu sutra yang dibuat dari serat ulat sutra yang dibudidayakan

secara liar. Ulat-ulat sutra ini dibiarkan hidup di pohon mahoni, jambu mete,

kedondong, sehingga makanannya adalah daun-daun dimana mereka hidup. Jenis

serat yang dihasilkan dari ulat yang makanannya jambu mete atau daun

kedondong disebut criccula, berwarna kuning keemasan. Sedangkan serat yang

dihasilkan dari ulat yang makanannya daun mahoni disebut attacus, berwarna

cokelat. Warna-warna tersebut warna alami.

Page 42: Copy of MAKALAH BATIK YES.docx

Sumber :

1. batiknusantara.net/

2. siti-susi.blogspot.com/2012/07/macam-batik-nusantara-terheboh.html

3. id.wikipedia.org/wiki/Putra_Putri_Batik_Nusantara

Page 43: Copy of MAKALAH BATIK YES.docx

MAKALAH SENI BUDAYA

“BATIK INDONESIA”

Guru Pembimbing : WEMI JALAL

Disusun oleh :

1. DELLA RIZKY ANANDA2. ROSA SEFTIANI3. MELIA FRANSISKA4. CUT NOVELLY5. KUKUH TRIANY

Kelas : IX B

S M P N E G E R I 1 L U B U K D A L A M KABUPATEN SIAK

TAHUN AJARAN 2012/ 2013