cooperatrive learning, 88 96 (abas)

13
ISSN : 2301-5616 MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR MELALUI PENDEKATAN COOPERATIVE LEARNING DENGAN TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS DI AKADEMI KEPERAWATAN ANATARIKSA JAKARTA Abas Sunarya @ AMIK Raharja Informatika, Tangerang ABSTRAK Peserta didik secara kodrati telah memiliki potensi dan kemampuan- kemampuan atau talenta tertentu. Hanya saja kebanyakan mahasiswa itu belum mencapai tingkat optimal dalam mengembangkan talenta atau potensi dan kemampuannya. Berdasarkan hal tersebut penulis menyimpulkan bahwa untuk meningkatkan daya kreativitas dan aktivitas mahasiswa dalam belajar, maka mereka harus dilibatkan dalam proses pembelajaran secara maksimal. Artinya, pembelajaran di kelas harus berorientasi pada aktivitas mahasiswa, dan dosen bertugas membimbing dan mengarahkan. Salah satu pendekatan yang dapat mendorong timbulnya aktivitas belajar mahasiswa adalah pendekatan cooperative learning. Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Bagaimana perubahan yang terjadi setelah menggunakan pendekatan Cooperative Learning dengan tipe Student teams achievement divisions (STAD) di Akademi Keperawatan Anatariksa Jakarta. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar Ilmu Sosial Dan Budaya Dasar melalui pendekatan Cooperative Learning dengan tipe Student teams achievement divisions (STAD). Penelitian ini dilaksanakan di Akademi Keperawatan Anatariksa Jakarta. Waktu penelitian ini pada semester II pada tahun ajaran 2010/2011. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Pre- Eksperimental Design tipe One-Group Pretest-posttest design. Instrument penelitian yang diberikan berupa test 18 soal pilihan ganda. Teknik analisa data dalam penelitian ini menggunakan Chi-kuadrat untuk menguji normalitas data. Uji hipotesis menggunakan uji t dengan sampel independen. Dari pengujian normalitas data kelas eksperimen (pre-test) memperoleh X 2 hitung sebesar -32,49 dan X 2 tabel untuk α=0,05 dan derajad kebebasan (dk)= 6 adalah 12,592. Karena X 2 hitung < X 2 tabel maka kelas eksperimen (pre-test) berdistribusi normal. Kelas eksperimen (post-test) memperoleh X 2 hitung sebesar -445,64. X 2 tabel untuk α=0,05 dan derajad kebebasan (dk)= 7 adalah 14,0672. Karena X 2 hitung < X 2 tabel maka kelas eksperimen (post-test) berdistribusi normal. KOMUNITAS PERAWAT – Vol.1 No.1, Juni 2013 88

Upload: rayindra

Post on 15-Aug-2015

18 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Cooperatrive learning, 88 96 (abas)

ISSN : 2301-5616

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR MELALUI PENDEKATAN

COOPERATIVE LEARNING DENGAN TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS

DI AKADEMI KEPERAWATAN ANATARIKSA JAKARTA

Abas Sunarya @ AMIK Raharja Informatika, Tangerang

ABSTRAKPeserta didik secara kodrati telah memiliki potensi dan kemampuan-

kemampuan atau talenta tertentu. Hanya saja kebanyakan mahasiswa itu belum mencapai tingkat optimal dalam mengembangkan talenta atau potensi dan kemampuannya. Berdasarkan hal tersebut penulis menyimpulkan bahwa untuk meningkatkan daya kreativitas dan aktivitas mahasiswa dalam belajar, maka mereka harus dilibatkan dalam proses pembelajaran secara maksimal. Artinya, pembelajaran di kelas harus berorientasi pada aktivitas mahasiswa, dan dosen bertugas membimbing dan mengarahkan. Salah satu pendekatan yang dapat mendorong timbulnya aktivitas belajar mahasiswa adalah pendekatan cooperative learning. Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Bagaimana perubahan yang terjadi setelah menggunakan pendekatan Cooperative Learning dengan tipe Student teams achievement divisions (STAD) di Akademi Keperawatan Anatariksa Jakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar Ilmu Sosial Dan Budaya Dasar melalui pendekatan Cooperative Learning dengan tipe Student teams achievement divisions (STAD). Penelitian ini dilaksanakan di Akademi Keperawatan Anatariksa Jakarta. Waktu penelitian ini pada semester II pada tahun ajaran 2010/2011.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Pre-Eksperimental Design tipe One-Group Pretest-posttest design. Instrument penelitian yang diberikan berupa test 18 soal pilihan ganda. Teknik analisa data dalam penelitian ini menggunakan Chi-kuadrat untuk menguji normalitas data. Uji hipotesis menggunakan uji t dengan sampel independen.

Dari pengujian normalitas data kelas eksperimen (pre-test) memperoleh X2hitung

sebesar -32,49 dan X2tabel untuk α=0,05 dan derajad kebebasan (dk)= 6 adalah

12,592. Karena X2hitung < X2

tabel maka kelas eksperimen (pre-test) berdistribusi normal. Kelas eksperimen (post-test) memperoleh X2

hitung sebesar -445,64. X2tabel untuk

α=0,05 dan derajad kebebasan (dk)= 7 adalah 14,0672. Karena X2hitung < X2

tabel maka kelas eksperimen (post-test) berdistribusi normal.

Dari pengujiian hipotesis diperoleh nilai thitung 12,83 kemudian dikonsultasikan pada ttabel pada taraf signifikansi α=0,05 diperoleh ttabel 1,671. Karena thitung > ttabel .

maka hasil belajar sebelum perlakuan cooperative learning tipe STAD berbeda signifikan dengan hasil belajar sesudah perlakuan cooperative learning tipe STAD. Dimana metode cooperative learning tipe STAD dapat meningkatkan prestasi belajar mahasiswa.

KOMUNITAS PERAWAT – Vol.1 No.1, Juni 2013 88

Page 2: Cooperatrive learning, 88 96 (abas)

ISSN : 2301-5616

IMPROVING PERFORMANCE THROUGH LEARNING APPROACH ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR COOPERATIVE LEARNING

TEAMS ACHIEVEMENT WITH TYPE STUDENT IN AKADEMI KEPERAWATAN ANTARIKSA JAKARTA

ABSTRACTStudents are by nature already has the potential and abilities or specific

talents. It's just that most students had not reached an optimum level in developing talent or potential and abilities. Based on the authors concluded that to enhance creativity and activity of students in learning, then they should be involved in the learning process to the fullest. That is, learning in the classroom should be student-oriented activities, and teachers in charge of guiding and directing. One approach that may encourage the emergence of the learning activities of students is cooperative learning approach. Based on the above background the formulation of the problem in this study is: How do the changes that occurred after using a cooperative approach with the type of Student Learning teams achievement divisions (STAD) in Akademi Keperawatan Antariksa Jakarta.

This study aims to improve learning achievement Ilmu Sosial Dan Budaya Dasar through Cooperative Learning approach to the type of Student teams achievement divisions (STAD). The research was carried out in Akademi Keperawatan Antariksa Jakarta.. This research time in the second semester in the academic year 2010/2011.

The method used in this study is the method of the type of Pre-Experimental Design One-Group Pretest-posttest design. Research instrument in the form of a test given 18 multiple choice questions. Data analysis techniques in this study using Chi-square to test the normality of data. Hypothesis testing using the t test with independent samples.

From the testing data normality experimental class (pre-test) obtained at -32.49 and X2

tabel X2hitung for α = 0.05 and degrees of freedom (df) = 6 is 12.592.

Because X2hitung <X2

tabel the experimental class (pre-test) normally distributed. Experimental class (post-test) obtained X2

hitung of -445.64. X2tabel for α = 0.05 and

degrees of freedom (df) = 7 is 14.0672. Because X2hitung <X2

tabel the experimental class (post-test) normally distributed.

From the hypothesis pengujiian 12.83 thitung values obtained were consulted on ttable at significance level α = 0.05 is obtained ttable 1.671. Because thitung> TTable. then the learning outcomes before the treatment of type STAD cooperative learning with learning outcomes differ significantly after the treatment of type STAD cooperative learning. Where the type STAD cooperative learning methods can improve student achievement.

A. PENDAHULUAN1. Latar Belakang Masalah

Pendidikan Nasional yang berdasarkan pancasila dan undang-undang dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

KOMUNITAS PERAWAT – Vol.1 No.1, Juni 2013 89

Page 3: Cooperatrive learning, 88 96 (abas)

ISSN : 2301-5616

Pembaharuan pendidikan merupakan perubahan pendidikan yang berdasarkan atas usaha-usaha sadar, terencana, berpola dalam pendidikan yang bertujuan untuk mengarahkan sesuai dengan kebutuhan yang dihadapi dan tuntutan zamannya. Ada tiga bentuk pendidikan yang dilaksanakan di Indonesia, yaitu: pendidikan informal, pendidikan nonformal, dan pendidikan formal. Pendidikan informal adalah pendidikan yang dilaksanakan dalam keluarga. Sebagai pendidik dalam pendidikan ini adalah orang tua atau orang yang lebih dewasa dalam keluarga tersebut. Pendidikan ini sangat fundamental dan merupakan dasar bagi pedidikan anak selanjutnya, terutama pada bidang afektif. Pendidikan non formal adalah pendidikan yang berlangsung di dalam masyarakat atau orang yang mempunyai kemampuan khusus. Dalam pendidikan formal atau sekolah, peserta didik atau yang dikenal dengan mahasiswa mendapatkan berbagai macam pengetahuan dan keterampilan di bawah pengawasan dosen.

Peserta didik secara kodrati telah memiliki potensi dan kemampuan-kemampuan atau talenta tertentu. Hanya saja kebanyakan mahasiswa itu belum mencapai tingkat optimal dalam mengembangkan talenta atau potensi dan kemampuannya. Oleh karena itu lebih tepat di sekolah kalau dalam proses belajar mengajar mahasiswa diperlakukan sebagai subyek belajar. Keterlibatan mental peserta didik di dalam kegiatan-kegiatan belajar yang disampaikan di sekolahnya.

Berdasarkan hal tersebut penulis menyimpulkan bahwa untuk meningkatkan daya kreativitas dan aktivitas mahasiswa dalam belajar, maka mereka harus dilibatkan dalam proses pembelajaran secara maksimal. Artinya, pembelajaran di kelas harus berorientasi pada aktivitas mahasiswa, dan dosen bertugas membimbing dan mengarahkan. Salah satu pendekatan yang dapat mendorong timbulnya aktivitas belajar mahasiswa adalah pendekatan cooperative learning.

Pendekatan cooperative learning adalah salah satu pendekatan yang mendorong mahasiswa aktif bertukar pikiran dengan sesamanya dalam memahami suatu materi kuliah. Dalam pendekatan ini mahasiswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif. Belajar cooperative learning menekankan pada kerja sama, saling membantu dan berdiskusi bersama dalam menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan dosen . Dari hasil penelitian hulten dan devries menunjukan bahwa kerja kelompok membuat mahasiswa bersemangat untuk belajar, aktif untuk saling menampilkan diri atau berperan diantara teman sebayanya. (Pudjiastuti, 2001:6).

Pelaksanaan pendekatan belajar cooperative learning menghendaki agar seluruh anggota kelompok diberi tugas dan tanggung jawab, baik individu maupun kelompoknya. Oleh karena itu, pendekatan ini berbeda dengan pendekatan diskusi, karena dalam diskusi tidak ada pembagian tugas secara detail terhadap anggota kelompok.

Terdapat beberapa tipe pendekatan cooperative learning yang dikenal saat ini, salah satunya adalah pendekatan cooperative learning dengan tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD). Student Teams Achievement Divisions (STAD) adalah suatu pembelajaran kelompok yang terdiri dari 4-6 orang dengan struktur heterogen, materi dirancang sedemikian rupa untuk pembelajaran secara berkelompok, mahasiswa bekerja sama menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan dosen secara bersama-sama, berdiskusi, dan saling membantu dalam kelompoknya. (Pudjiastuti, 2001:17).

Kekhasan pendekatan cooperative learning dengan tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) dalam pembelajaran ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR yaitu melalui kerja kelompok, saling membantu, dan saling membelajarkan,

KOMUNITAS PERAWAT – Vol.1 No.1, Juni 2013 90

Page 4: Cooperatrive learning, 88 96 (abas)

ISSN : 2301-5616

sehingga diharapkan melalui kolaborasi yang baik antar anggota kelompok dapat memahami materi kuliah Ilmu Sosial Dan Budaya Dasar secara aktif, dan akhirnya akan tercapai prestasi belajar mahasiswa sebagimana diharapkan.

Namun pada kenyataannya di kelas, bahwa mata kuliah Ilmu Sosial Dan Budaya Dasar bukanlah kuliah yang mudah dipahami oleh kebanyakan mahasiswa, sehingga Ilmu Sosial Dan Budaya Dasar masih dianggap kuliah yang sulit. Dengan demikian, perolehan skor tes hasil belajar Ilmu Sosial Dan Budaya Dasar Ilmu Sosial Dan Budaya Dasar mahasiswapun belum semua mencapai target KKM. Akibatnya nilai dan hasil belajar yang diperoleh mahasiswa rata-rata rendah. Rendahnya perolehan skor tes hasil belajar tersebut dipengaruhi oleh berbagai factor, diantaranya adalah factor internal yaitu minat mahasiswa untuk belajar Ilmu Sosial Dan Budaya Dasar, dan factor eksternal yaitu bahan yang dipelajari, metode mengajar dosen, intelegensi/kecerdasan, motivasi, orang tua, keadaan keluarga, teman sebaya, serta lingkungan social. Hal ini dapat kita lihat bahwa mahasiswa dapat berhasil dan sukses dalam belajar khususnya dalam mata kuliah Ilmu Sosial Dan Budaya Dasar adalah mahasiswa yang sungguh-sungguh ingin meningkatkan prestasi belajarnya. Namun, untuk meningkatkan prestasi belajarnya harus berawal dari dalam diri mahasiswa itu sendiri.

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka kiranya penting penelitian ini dilakukan untuk lebih memperkenalkan pendekatan cooperative learning dengan tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) sebagai salah satu pendekatan dalam pembelajaran Ilmu Sosial Dan Budaya Dasar di Sekolah Menengah Pertama. Atas dasar itu, maka yang menjadi judul dalam penelitian ini adalah: meningkatkan prestasi belajar Ilmu Sosial Dan Budaya Dasar melalui pendekatan cooperative learning dengan tipe student teams achievement divisions di Akademi Keperawatan Anatariksa Jakarta.2. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah ingin mengetahui pengaruh perlakuan pendekatan Coorperative Learning dengan Tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) terhadap prestasi belajar Ilmu Sosial Dan Budaya Dasar di Akademi Keperawatan Anatariksa Jakarta.

B. METODOLOGI PENELITIAN1. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Pre-Experimental designs yaitu desain yang belum merupakan eksperimen sungguh-sungguh. Karena masih terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variabel dependen. Jadi hasil eksperimen yang merupakan variabel dependen itu bukan semata-mata dipengaruhi oleh variabel independen. Hal ini dapat terjadi, karena tidak adanya variabel kontrol, dan sampel tidak dipilih secara random. Variabel yang terdapat pada penelitian ini, yaitu:

a. Variabel bebas, yaitu pendekatan cooperative learning dengan tipe STADb. Variabel terikat, yaitu prestasi belajar Ilmu Sosial dan Budaya Dasar

mahasiswa. Penelitian ini dilakukan terhadap kelompok eksperimen yaitu dengan dua

tahap. Tahap pertama yaitu pre-test, tes yang diberikan sebelum menggunakan tipe Student Teams Achievement Divisions dan Tahap Kedua yaitu post-test, tes diberikan sesudah menggunakan tipe Student Teams Achievement Divisions. Desain ini dapat digambarkan seperti berikut:

KOMUNITAS PERAWAT – Vol.1 No.1, Juni 2013 91

Page 5: Cooperatrive learning, 88 96 (abas)

ISSN : 2301-5616

Tabel b.1. Desain Penelitian

Metode Pre-Eksperimental Design tipe One-Group Pretest-posttest design Keterangan :

Q1 = hasil Pretest sebelum perlakuan tipe Student Teams Achievment Divisions (STAD)

Q2 = hasil Posttest setelah perlakuan tipe Student Teams Achievment Divisions (STAD)

X = Variabel / perlakuan cooperative learning tipe STAD Pengaruh pendekatan cooperative learning dengan tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) = (Q2 – Q1)2. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Akademi Keperawatan Anatariksa Jakarta yang terletak di Jl. Raya Hankam No. 6A Jatiwarna, Pondok Gede-Bekasi. Dalam mendapatkan hasil yang akurat, maka penulis membutuhkan waktu yang tidak sebentar untuk melakukan penelitian langsung. Adapun lamanya penelitian ini dimulai dari bulan Maret sampai bulan Juli 2011. 3. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa SMP PGRI Mauk tahun ajaran 2010/2011 yang berjumlah 224 mahasiswa. Sampel penelitian pada penelitian ini berupa para mahasiswa Akademi Keperawatan Anatariksa Jakarta yang berjumlah 30 orang.4. Teknik Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian digunakan untuk menguji hipotesis atau menjawab pertanyaan yang telah dirumuskan, karena data yang diperoleh akan dijadikan landasan dalam mengambil kesimpulan, data yang dikumpulkan haruslah data yang benar. Agar data yang dikumpulkan baik dan benar, instrumen pengumpulan datanyapun harus baik. Adapun instrumen data dalam penelitian ini menggunakan tes prestasi (achievement test) digunakan untuk mengukur pencapaian seseorang setelah mempelajari sesuatu.5. Teknik Pengolahan Dataa. Pengujian Validitas Instrumen

Validitas yang digunakan adalah validitas isi (content validity) dimana pengujian validitas isi dapat dilakukan dengan membandingkan antara isi instrumen dengan isi atau rancangan yang telah ditetapkan. Dari hasil uji coba instrumen penelitian diperoleh kesimpulan bahwa 20 item alat ukur dinyatakan valid sebanyak tujuh belas item yaitu: item pertanyaan pada No. 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 11, 12, 13, 14, 17, 18, 19, dan 20 (digunakan atau dipakai), sedangkan yang dinyatakan tidak valid sebanyak tiga item yaitu: item pertanyaan pada No. 10, 15, dan 16 (dihilangkan). b. Pengujian Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas instrumen penelitian dihitung dengan metode belah dua (ganjil-genap) dengan rumus Spearman Brown (riduwan, 2005:102) adalah sebagai berikut:

r11 = 2. rb 1 + rb

Keterangan:r11 = koefisien reliabilitas internal seluruh itemrb = korelasi Product Moment antara belahan (ganjil-genap)

KOMUNITAS PERAWAT – Vol.1 No.1, Juni 2013 92

Q1 X Q2

Page 6: Cooperatrive learning, 88 96 (abas)

ISSN : 2301-5616

mencari r tabel untuk α = 0,05 dan derajad kebebasan (dk = n – 2)Kaidah keputusan: jika r 11 > r tabel berarti Reliabel, sebaliknya

r 11 < r tabel berarti Tidak Reliabel.Secara keseluruhan instrument post-test yang digunakan reliabel. Karena r 11

> r tabel.

6. Teknik Analisis DataSetelah data terkumpul dari hasil test prestasi yang diberikan kepada

responden, lalu data tersebut ditabulasi dan dianalisis dengan uji statistik. Teknik anlisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis deskriptif yaitu menganalisa data yang dikuantitatifkan dalam data dimana perubahan-perubahan variabel Y (hasil belajar mahasiswa) setelah diberikan perlakuan variabel X (metode mengajar cooperative learning tipe STAD) dengan menggunakan rumus Chi-Kuadrat (X2). (Riduwan, 2005: 124) sebagai berikut:

X2 =

Keterangan : X2 = Chi-Kuadratfo = frekuensi yang diobservasi (frekuensi empiris)fe = frekuensi harapan (frekuensi teoritis)

Jika: X2hitung ≥ X2

tabel, artinya Distribusi Data Tidak Normal dan X2

hitung ≤ X2tabel, artinya Data Berdistribusi Normal

Maka data pre-test (sebelum perlakuan cooperative learning STAD). Berdistribusi normal. Hipotesis statistika yang akan di uji adalah sebagai berikut :

Ho : µX1 = µX2

Ha : µX1 < µX2

Keterangan :µX1 = rata-rata hasil belajar mahasiswa pada tes pretest µX2 = rata-rata hasil belajar mahasiswa pada tes post-test

C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN a. Hasil Belajar Mahasiswa (Pre-Test) Kelas Eksperimen

Instrumen pengumpulan data hasil belajar mahasiswa (pre-test) sebanyak 30 responden didapat dari hasil yang sudah ada sebelum dilakukan penelitian. Dan data ulangan atau hasil belajar mahasiswa tersebut di dapat dari dosen mata kuliah Ilmu Sosial dan Budaya Dasar ditempat penelitian. Selanjutnya dilakukan pengolahan data. Dari data yang diperoleh mengenai hasil belajar mahasiswa sebelum diberikan perlakuan dengan metode belajar cooperative learning STAD didapatkan hasil sebagai berikut: skor maksimum sebesar 70 dan skor minimum 40, banyaknya kelas 6 dengan panjang kelas 5 dan ujung kelas interval pertama yaitu 40-44, rata-rata (mean) sebesar 54,33; titik tengah (median) 51; nilai yang sering muncul (modus) 48,5; rentangan (range) 30; simpangan baku (standard deviasi) 9,35; sehingga dapat dibuat distribusi frekunsi menegenai hasil belajar mahasiswa sebelum diberikan perlakuan dengan metode belajar cooperative learning STAD yang dijadikan sampel dalam penelitian dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

KOMUNITAS PERAWAT – Vol.1 No.1, Juni 2013 93

Page 7: Cooperatrive learning, 88 96 (abas)

ISSN : 2301-5616

Tabel c.1. Daftar Distribusi Frekuensi Pre-test (Sebelum perlakuan cooperative learning STAD)Skor Nilai Frekuensi Titik Tengah Batas Nyata Relatif Dalam (%)

40-44 2 42 39,5 - 44,5 6,67%45-49 10 47 44,5 – 49,5 33,33%50-54 8 52 49,5 – 54,5 26,67%55-59 1 57 54,5 – 59,5 3,33%60-64 4 62 59,5 – 64,5 13,33%65-69 1 67 64,5 – 69,5 3,33%70-74 4 72 69,5 – 74,5 13,33%

Jumlah 30 399 - 100 %Berdasarkan tabel distribusi frekuensi, maka dapat dibuat grafik histogram

dan grafik poligon seperti di bawah ini:

b. Hasil Belajar Mahasiswa (Post-Test) Kelas Eksperimen Instrumen pengumpulan data hasil belajar mahasiswa (post-test) sebanyak 30

responden didapat dari hasil penelitian yang sebelumnya mahasiswa diberikan perlakuan cooperative learning STAD terlebih dahulu kemudian diberikan test tertulis sebanyak 17 soal dan diisi oleh 30 mahasiswa. Selanjutnya dilakukan pengolahan data. Dari data yang diperoleh mengenai hasil belajar mahasiswa setelah diberikan perlakuan dengan metode belajar cooperative learning STAD didapatkan hasil sebagai berikut: skor maksimum sebesar 100 dan skor minimum 65, banyaknya kelas 6 dengan panjang kelas 5 dan ujung kelas interval pertama yaitu 65 - 69, rata-rata (mean) sebesar 83,33; titik tengah (median) 80,85; nilai yang sering muncul (modus) 82,3; rentangan (range) 35; simpangan baku (standard deviasi) 8,09 sehingga dapat dibuat distribusi frekunsi menegenai hasil belajar mahasiswa setelah diberikan perlakuan dengan metode belajar cooperative learning STAD yang dijadikan sampel dalam penelitian dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel c.2. Daftar Distribusi Frekuensi Post-test (Setelah perlakuan cooperative learning STAD)Skor nilai Frekuensi Titik tengah Batas nyata Relatif dalam (%)

65-69 1 67 64,5 - 69,5 3,33%70-74 3 72 69,5 – 74,5 10%75-79 3 77 74,5 – 79,5 10%80-84 13 82 79,5 – 84,5 43,33%85-89 5 87 84,5 – 89,5 16,67%90-94 2 92 89,5 – 94,5 6,67%95-99 1 97 94,5 – 99,5 3,33%

100-104 2 102 99,5 – 104,5 6,67%Jumlah 30 676 - 100 %

Berdasarkan tabel distribusi frekuensi, maka dapat dibuat grafik histogram dan grafik poligon seperti di bawah ini:

KOMUNITAS PERAWAT – Vol.1 No.1, Juni 2013 94

Page 8: Cooperatrive learning, 88 96 (abas)

ISSN : 2301-5616

c. Pengujian Hipotesis dan Pembahasan 1. Pengujian Hipotesis

“Hasil test yang dibandingkan antara sebelum dan sesudah perlakuan cooperative learning tipe STAD bisa dikatakan kelompok yang berkorelasi atau independen. Kelompok yang berkorelasi adalah kelompok yang dibandingkan berasal dari sampel yang sama tetapi pada kondisi yang berbeda”. (Purwanto, 2011:197). 2. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil pengujian yang telah diuraikan, maka terbukti bahwa pembelajaran Ilmu Sosial dan Budaya Dasar melalui pendekatan Cooperative Learning dengan tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) dapat meningkatkan prestasi belajar mahasiswa. Uraian selengkapnya adalah sebagai berikut: Hasil analisis data telah membuktikan hipotesis penelitian, bahwa terdapat hubungan positif antara perlakuan metode mengajar cooperative learning tipe STAD terhadap hasil belajar mahasiswa. Sebagaimana yang ditujukan oleh thitung sebesar 12,83 jika dikonsultasikan dengan ttabel (0,05) (60-2) Uji satu pihak = 1,671. Ini berarti thitung lebih besar dari ttabel. Berdasarkan data yang ada menunjukan terdapat pengaruh yang signifikan antara pembelajaran Ilmu Sosial dan Budaya Dasar melalui pendekatan Cooperative Learning dengan tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) terhadap prestasi belajar mahasiswa Akademi Keperawatan Anatariksa JakartaSMP PGRI Mauk Tangerang.

Dari koefisien korelasi thitung yang positif, hal ini menunjukan arah hubungan searah. Hal yang dapat diinterpretasikan bahwa pembelajaran Ilmu Sosial dan Budaya Dasar melalui pendekatan Cooperative Learning dengan tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) dapat meningkatkan prestasi belajar mahasiswa.

D. PENUTUP 1. Kesimpulan

Perlakuan yang berbeda dalam proses pembelajaran, yaitu mahasiswa yang diajar menggunakan metode STAD memiliki dampak positif dan berpengaruh terhadap prestasi/hasil belajar mata kuliah Ilmu Sosial dan Budaya Dasar mahasiswa. Berdasarkan perhitungan uji hipotesis, diperoleh harga thitung sebesar 12,83 dan ttabel sebesar 1,671 . dengan kriteria pengujian, yaitu nilai thitung > ttabel maka Ho ditolak. sehingga dapat disimpulkan terdapat perbedaan rata-rata hasil belajar mata kuliah Ilmu Sosial dan Budaya Dasar antara pre-test (sebelum perlakuan cooperative learning STAD) dan post-test (setelah perlakuan cooperative learning STAD) pada kelas eksperimen.

Rata-rata hasil belajar mata kuliah Ilmu Sosial dan Budaya Dasar mahasiswa yang diajar menggunakan metode cooperative learning STAD adalah sebesar 81. Sedangkan rata-rata hasil belajar mata kuliah Ilmu Sosial dan Budaya Dasar

KOMUNITAS PERAWAT – Vol.1 No.1, Juni 2013 95

Page 9: Cooperatrive learning, 88 96 (abas)

ISSN : 2301-5616

mahasiswa yang sebelum perlakuan cooperative learning STAD adalah sebesar 50. Dengan metode cooperative learning tipe STAD mahasiswa lebih tertarik dan mudah dalam belajar karena metode ini dapat meningkatkan motivasi belajar mahasiswa dalam proses belajar mengajar terutama mata kuliah Ilmu Sosial dan Budaya Dasar, jadi dengan metode STAD dapat dijadikan solusi dari berbagai masalah dalam meningkatkan hasil belajar Ilmu Sosial dan Budaya Dasar mahasiswa Akademi Keperawatan Anatariksa Jakarta. 2. Saran

a. Bagi sekolah dan pihak dosen hendaknya memberikan metode cooperative learning tipe STAD sebagai alternatif pembelajaran khususnya dalam meningkatkan hasil belajar mahasiswa, dan metode ini cocok untuk diterapkan disemua bidang kuliah.

b. Dosen diharapkan dapat mengkombinasi berbagai metode mengajar dalam proses pembelajaran guna mengurangi kejenuhan dalam belajar.

c. Mahasiswa sebaiknya belajar aktif tanpa mengabaikan penjelasan dosen mengenai materi yang diajarkan, dengan begitu pada saat diadakan review mahasiswa dengan sendirinya mudah mengingat apa yang sudah diajarkan oleh dosen . Sehingga ketika diberikan soal atau tugas secara individu maupun kelompok mahasiswa biasa dan terbiasa menghadapinya.

d. Bagi peneliti lain yang ingin melanjutkan penelitian ini disarankan untuk mengambil sampel yang cukup besar dengan materi yang beragam.

DAFTAR PUSTAKAAl Qur’an, QS. (Al-Alaq ayat 1-5) dan QS. (Al-Mujaadilah ayat 11). Arikunto, suharsimi. (2006). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek.

Jakarta: Rineka Cipta.Departemen Pendidikan Nasional. (2002). Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Jakarta : Balai Pustaka, 2002. Pudjiastuti, Sri Rahayu. (2001). Psikologi Pendidikan. Depok: STKIP Kusuma

Negara. Purwanto. (2011). Statistika Untuk Penelitian. Yogyakarta: pustaka pelajar. Riduwan. (2005). Belajar Mudah Penelitian Untuk Dosen , Karyawan, dan

Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta. Sudjana, Nana. (2009). Penelitian Hasil Proses Belajar mengajar. Bandung:

Remaja Rosdakarya. Sugiyono. (2007). Statistika untuk penelitian. Bandung: Alfabeta. Sumandi, Suryabrata. (2000) . Strategi mengajar cooperative learning. Jakarta:

Rajawali. Syah, Muhibbin. (2010). Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Trianto. (2007). Model-model pembelajaran inovatif berorientasi

konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka.Budhi, Iwan. 2010, (http://Iewanbudhi.Blogspot.Com/2010/02/Model-Pembelajaran-

Stad-Student-Teams.Html). Rahayu, M.Si. 2010, (http://www.trisnimath.blogspot.com/)Ridwan, 2008, (http://pudjiastuti_srirahayu.com/2008)

KOMUNITAS PERAWAT – Vol.1 No.1, Juni 2013 96