contoh skripsi anestesi.doc

22
Anestesi Nebulisasi pada Bronkoskopi Posted by Romido Albet Wednesday, December 5, 2012 PENDAHULUAN Bronkoskopi diperkenalkan kali pertama oleh Killian lebih kurang 90 tahun lalu. Bronkoskop kaku ini dikembangkan oleh Jackson sehingga metoda bronkoskopi menjadi suatu tindakan baku untuk diagnosis dan terapi. Mula-mula tindakan ini digunakan untuk memastikan dan mengangkat benda asing dalam trakea dan bronkus, termasuk tumor kecil. Penggunaannya semakin luas sejalan dengan perkembangan bedah toraks. Baru pada tahun 1966 Ikeda mengembangkan bronkoskop serat optik lentur yang merupakan pengembangan alat serupa yang digunakan oleh Hirschowitz untuk pemeriksaan saluran cerna(1). Untuk kenyamanan pasien dan pemeriksa pada pemeriksaan bronkoskopi maka diperlukan anestesi yang adekuat. Dikenal berbagai teknik anestesi topikal dan umum pada tindakan ini. Tindakan anestesi topikal ada yang konvensional berupa usapan zat anestetik dengan kapas, injeksi transtrakeal, blok saraf lokal dan ada yang menggunakan alat canggih, dari semprot aerosol sampai nebulisasi ultrasonik(1). Anestetik topikal yang baik adalah yang tidak mengiritasi jaringan setempat, tidak menyebabkan kerusakan struktur saraf yang permanen, penyerapan yang sama baik dengan pemberian injeksi dan waktu mulai kerja yang singkat(5). Pemberian anestesi topikal secara konvensional dapat menimbulkan kecemasan, batuk, muntah pada pasien dan ketidaknyamanan pada pemeriksa maupun pasien. Hal tersebut di atas masih dapat dikurangi dengan pemberian secara nebulisasi, sayangnya teknik ini hanya dapat diberikan pada pasien yang koperatif(6). Dalam tinjauan pustaka ini akan dibahas berbagai aspek pemberian anestesi topikal secara nebulisasi pada pemeriksaan bronkoskopi. BRONKOSKOPI DAN PERSIAPANNYA Setelah diperkenalkan Killian Lahun 1902, Jackson mengembangkan bronkoskopi kaku ini sehingga menjadi suatu tindakan klinik yang baku untuk kasus benda asing dan tumor kecil pada trakea dan bronkus(1,2). Lalu tahun 1928

Upload: dina-malisa-nugraha-md

Post on 11-Jan-2016

142 views

Category:

Documents


10 download

TRANSCRIPT

Page 1: Contoh Skripsi Anestesi.doc

Anestesi Nebulisasi pada Bronkoskopi

Posted by Romido Albet Wednesday, December 5, 2012

PENDAHULUAN Bronkoskopi diperkenalkan kali pertama oleh Killian lebih kurang 90 tahun lalu. Bronkoskop kaku ini dikembangkan oleh Jackson sehingga metoda bronkoskopi menjadi suatu tindakan baku untuk diagnosis dan terapi. Mula-mula tindakan ini digunakan untuk memastikan dan mengangkat benda asing dalam trakea dan bronkus, termasuk tumor kecil. Penggunaannya semakin luas sejalan dengan perkembangan bedah toraks. Baru pada tahun 1966 Ikeda mengembangkan bronkoskop serat optik lentur yang merupakan pengembangan alat serupa yang digunakan oleh Hirschowitz untuk pemeriksaan saluran cerna(1). Untuk kenyamanan pasien dan pemeriksa pada pemeriksaan bronkoskopi maka diperlukan anestesi yang adekuat. Dikenal berbagai teknik anestesi topikal dan umum pada tindakan ini.  Tindakan anestesi topikal ada yang konvensional berupa usapan zat anestetik dengan kapas, injeksi transtrakeal, blok saraf lokal dan ada yang menggunakan alat canggih, dari semprot aerosol sampai nebulisasi ultrasonik(1). Anestetik topikal yang baik adalah yang tidak mengiritasi jaringan setempat, tidak menyebabkan kerusakan struktur saraf yang permanen, penyerapan yang sama baik dengan pemberian injeksi dan waktu mulai kerja yang singkat(5). Pemberian anestesi topikal secara konvensional dapat menimbulkan kecemasan, batuk, muntah pada pasien dan ketidaknyamanan pada pemeriksa maupun pasien. Hal tersebut di atas masih dapat dikurangi dengan pemberian secara nebulisasi, sayangnya teknik ini hanya dapat diberikan pada pasien yang koperatif(6). Dalam tinjauan pustaka ini akan dibahas berbagai aspek pemberian anestesi topikal secara nebulisasi pada pemeriksaan bronkoskopi.

BRONKOSKOPI DAN PERSIAPANNYA Setelah diperkenalkan Killian Lahun 1902, Jackson mengembangkan bronkoskopi kaku ini sehingga menjadi suatu tindakan klinik yang baku untuk kasus benda asing dan tumor kecil pada trakea dan bronkus(1,2). Lalu tahun 1928 Yankauer menggunakannya untuk mengeluarkan sekresi bronkus pada kasus pneumonia yang lambat penyembuhannya(7). Dengan berkembangnya ilmu bedah toraks maka penggunaannyapun semakin luas. Oleh Ono alat ini diperkenalkan ke Jepang. Tabun 1957 Hirschowitz menggunakan endoskop serat optik lentur untuk saluran cerna. Modifikasi alat ini diperkenalkan oleh Ikeda tahun 1966 sebagai bronkoskop serat optik lentur(1,2). Saat ini alat tersebut digunakan untuk diagnosis, terapi dan evaluasi sebelum bedah. Keadaan umum yang sangat buruk, infark miokard dan angina pektoris akut berat, hipoksemi, fungsi paru yang buruk, stenosis laring dan trakea yang berat dikatakan merupakan kontra  indikasi. Pada gangguan perdarahan dan pembekuan serta keadaan-keadaan yang potensial memburuk karena hipoksemi, tindakan ini harus dilakukan dengan sangat hati-hati(7). Sebelum pemeriksaan pasien dipuasakan selama 8 jam.Penjelasan tentang tindakan yang akan dilakukan sangatlah penting selain pemberian premedikasi. Sedatif dan antikolinergik adalah preparat yang sering diberikan pada premedikasi(8). 

Sedatif yang baik memenuhi kriteria(9) :

Page 2: Contoh Skripsi Anestesi.doc

1) awal kerja cepat2) lama kerja singkat dengan pemulihan yang aman3) aman terhadap sistim kardiovaskular, tidak menimbulkan depresi pernapasan, dan risiko hipoksemi serta tidak menimbulkan efek samping4) menimbulkan amnesia/lupa5) menghilangkan kecemasan6) murah. Obat sedatif mungkin termasuk golongan benzodiazepin, butirofenon atau narkotik, namun yang sering digunakan adalah golongan benzodiazepin seperti diazepam, midazolam dan lorazepam. Di antara ketiga preparat tersebut, diazepam paling banyak digunakan. Adapun efek, dosis, awal kerja, lama kerja serta efek samping preparat-preparat tersebut. Premedikasi lain yang sering diberikan adalah antikolinergik yang bermanfaat mengurangi sekresi lendir saluran napas dan mencegah bronkokonstriksi. Atropin adalah preparat yang sering dipakai dengan dosis 0,4 – 0,8 mg secara intravena, intramuskular, subkutan atau oral. Awal kerja pada pemberian IV cepat dengan masa kerja 4 jam. Pemberian cara lain akan memperlambat awal kerja. Efek sampingnya takiaritmi, retensi urin penurunan motilitas saluran cerna, hipertensi dan delirium(8).

ANESTESI TOPIKAL Anestetik topikal ialah obat yang menghambat hantaran saraf bila dikenakan secara lokal pada jaringan saraf dengan konsentrasi cukup. Ia bersifat reversibel, artinya fungsi saraf akan pulih kembali setelah kerja obat habis. Anestetik lokal yang ideal adalah yang :1) tidak mengiritasi jaringan2) tidak merusak saraf secara permanen3) batas keamanannya lebar4) mula kerja pendek5) masa kerja cukup panjang6) larut dalam air7) stabil dalam larutan8) dapat disterilkan tanpa mengalami perubahan. Zat ini bekerja pada membran sel saraf yaitu dengan menurunkan permeabilitas membran terhadap ion Natrium sehingga ambang rangsang meningkat, eksitabilitas berkurang dan kelancaran hantaran terhambat. Ia dapat diberikan secara topikal, infiltrasi blok, spinal, epidural dan kaudal(10). Anestesi topikal dan blok bisa dilakukan pada tindakan bronkoskopi, dan obat yang sering digunakan adalah kokain, tetrakain dan lidokain. Di antara ketiganya lidokain terbanyak digunakan karena toksisitasnya terendah(8). Lidokain yang masuk dalam tubuh akan mengalami de-etilasi menjadi monoetilglisin dan sililida yang kemudian di dalam hati dimetabolisme oleh amidase, dan metabolitnya akan diekskresikan melalui urin. Efek obat ini akan lebih panjang, penyerapan dan toksisitasnya menurun bila disertai pemberian vasokonstriktor. Obat ini mempunyai efek pada susunan saraf pusat (SSP), sambungan saraf otot dan semua jenis serabut otot. SSP dirangsang oleh anestetik ini sehingga timbul kegelisahan, tremor bahkan sampai kejang klonik. Ia juga merangsang pernapasan yaitu dengan cara depresi selektif pada neuron penghambat, namun pada dosis berlebihan akan menyebabkan depresi pernapasan. Jantung akan mengalami penurunan eksitabilitas, kecepatan hantaran dan kekuatan kontraksi, sedangkan pada transmisi sambungan saraf otot akan terjadi gangguan dan pada arteriol akan menyebabkan vasodilatasi. Dermatitis alergik,

Page 3: Contoh Skripsi Anestesi.doc

asma bahkan reaksi anafilaksis yang fatal dapat timbul pada orang yang hipersensitif terhadapnya. Lidokain mempunyai waktu paruh 90 menit dengan lama kerja lebih kurang 1 jam. Efek terapi dicapai bila konsentrasi dalam plasma 1,2 – 5 mikrogram/ml. Dosis yang dianjurkan 4 mg/kg berat badan.

(Oleh: Priyadi Wijanarko, Bagian Pulmonologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Unit Paru Rumah Sakit Persahabatan, Jakarta)

- See more at: http://topskripsiku.blogspot.com/2012/12/anestesi-nebulisasi-pada-bronkoskopi.html#sthash.THWPtYye.dpuf

Page 4: Contoh Skripsi Anestesi.doc

Hubungan status fisik pra-general anestesi dengan waktu pulih pasien di ruang pulih sadar instalasi bedah

Evaluasi pra anestesi dan reanimasi adalah langkah awal dari rangkaian tindakan

anestesi yang dilakukan terhadap pasien yang direncanakan untuk menjalani tindakan

operatif. Adapun tujuan dari evaluasi pra anestesi adalah untuk mengetahui status fisik pasien

pra operatif, mengetahui dan menganalisis jenis operasi, memilih jenis atau teknik anestesi

yang sesuai, meramalkan penyulit yang mungkin akan terjadi selama operasi dan atau pasca

bedah, mempersiapkan obat dan alat guna menanggulangi penyulit yang diprediksikan. 

Evaluasi pra anestesi menentukan dalam kelancaran tindakan anestesi, dan masa pemulihan

pasien pasca bedah. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan status fisik pra general

anestesi dengan  waktu pulih pasien.

Metode Penelitian : Observasional analitik dengan pendekatan  survey cross

sectional. Tempat penelitian di Instalasi Bedah dengan sample penelitian sebanyak 40 orang

terbagi atas ASA I dan ASA II, dengan instrumen penilaian pasca bedah Aldrette score.

Hasil penelitian : Pasien dengan waktu pulih sadar pasca general anestesi lebih dari 30 

menit adalah pasien dengan status fisik pra general anestesi ASA II  yaitu 6 orang (15%) dari

total sampel sedangkan pasien yang pulih dalam waktu kurang atau sama dengan 30 menit 

sebanyak 34 orang (85%) dari total sampel. Dari uji statistik dengan program Chi square

komputer didapatkan nilai value 0.387 dan df 1, dengan probabilitas asymp. Sig. (2-sided) :

0,008 yang berarti terdapat hubungan antara status fisik pra general anestesi dengan waktu

pulih pasien.

Kesimpulan : Ada hubungan status fisik pra general anestesi dengan waktu pulih pasien

diruang pulih sadar. 

Page 5: Contoh Skripsi Anestesi.doc

PENGARUH TEKNIK DISTRAKSI RELAKSASI TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN POST OPERASI

LAPARATOMI endah estria nurhayati, herniyatun -, safrudin ANS

Abstract

Nyeri pasca operasi mungkin sekali disebabkan oleh luka operasi, tetapi kemungkinan sebab lain harus dipertimbangkan. Distraksi dapat menurunkan persepsi  nyeri dengan menstimulasi system kontrol desenden, yang mengakibatkan lebih sedikit stimuli nyeri yang ditransmisikan ke otak. Teknik relaksasi dipercaya dapat menurunkan intensitas nyeri dengan merilekskan ketegangan otot yang menunjang nyeri

Penelitian ini untuk mengetahui pengaruh teknik distraksi relaksasi terhadap penurunan intensitas nyeri pada pasien post operasi laparatomi di PKU Muhammadiyah Gombong.

Jenis Penelitian menggunakan pendekatan quasi-experimental dengan uji Paired t-test. Sampel yang digunakan terdiri dari 43 responden dengan menggunakan purposive sampling dalam memilih sampel. Variabel independent dalam penelitian ini adalah teknik distraksi relaksasi dengan pernafasan, imajinasi terbimbing, sedangkan variabel dependentnya adalah nyeri post operasi laparatomi.

Dengan uji statistik Paired t-test nyeri pre test dan post test. Pada analisa sensasi nyeri pre menunjukan mean= 6.84 dan sensasi nyeri post  mean= 6.19 sedang  beda mean pre test dan post test adalah 0.651 dengan  p-value=0,000. Oleh karena p value (0,000<0,05) maka H0 ditolak,  artinya ada perbedaan antara pre dan post perlakuan teknik distraksi relaksasi terhadap penurunan intensitas nyeri post operasi laparatomi di RS PKU Muhammadiyah Gombong.Dengan distraksi relaksasi dapat menurunkan intensitas nyeri pada pasien post operasi laparatomi.

 Kata kunci : Distraksi Relaksasi, Nyeri, Post Operasi Laparatomi.

TEKNIK DISTRAKSI DAN RELAKSASI

Pengertian Tehnik Distraksi menurut Tamsuri adalah :Pengalihan dari fokus perhatian terhadap nyeri ke stimulus yang lain. Tehnik distraksi dapat mengatasi nyeri berdasarkan teori bahwa aktivasi retikuler menghambat stimulus nyeri. Jika seseorang menerima input sensori yang berlebihan dapat menyebabkan terhambatnya impuls nyeri ke otak (nyeri berkurang atau tidak dirasakan oleh klien).Stimulus yang menyenangkan dari luar juga dapat merangsang sekresi endorfin, sehingga stimulus nyeri yang dirasakan oleh klien menjadi berkurang. Peredaan nyeri secara umum berhubungan langsung dengan partisipasi aktif individu, banyaknya modalitas sensori yang digunakan dan minat individu dalam stimulasi, oleh karena itu, stimulasi penglihatan, pendengaran dan sentuhan mungkin akan lebih efektif dalam menurunkan nyeri dibanding stimulasi satu indera saja (Tamsuri, 2007).

Page 6: Contoh Skripsi Anestesi.doc

Jenis Tehnik Distraksi antara lain :

Distraksi visualMelihat pertandingan, menonton televisi, membaca koran, melihat pemandangan dan gambar termasuk distraksi visual.

Distraksi pendengaranDiantaranya mendengarkan musik yang disukai atau suara burung serta gemercik air, individu dianjurkan untuk memilih musik yang disukai dan musik tenang seperti musik klasik, dan diminta untuk berkosentrasi pada lirik dan irama lagu. Klien juga diperbolehkan untuk menggerakkan tubuh mengikuti irama lagu seperti bergoyang, mengetukkan jari atau kaki. (Tamsuri, 2007).Musik klasik salah satunya adalah musik Mozart. Dari sekian banyak karya musik klasik, sebetulnya ciptaan milik Wolfgang Amadeus Mozart (1756-1791) yang paling dianjurkan. Beberapa penelitian sudah membuktikan, Mengurangi tingkat ketegangan emosi atau nyeri fisik. Penelitian itu di antaranya dilakukan oleh Dr. Alfred Tomatis dan Don Campbell. Mereka mengistilahkan sebagai “Efek Mozart”.Dibanding musik klasik lainnya, melodi dan frekuensi yang tinggi pada karya-karya Mozart mampu merangsang dan memberdayakan daerah kreatif dan motivatif di otak. Yang tak kalah penting adalah kemurnian dan kesederhaan musik Mozart itu sendiri. Namun, tidak berarti karya komposer klasik lainnya tidak dapat digunakan (Andreana, 2006)

Distraksi pernafasanBernafas ritmik, anjurkan klien untuk memandang fokus pada satu objek atau memejamkan mata dan melakukan inhalasi perlahan melalui hidung dengan hitungan satu sampai empat dan kemudian menghembuskan nafas melalui mulut secara perlahan dengan menghitung satu sampai empat (dalam hati). Anjurkan klien untuk berkosentrasi pada sensasi pernafasan dan terhadap gambar yang memberi ketenangan, lanjutkan tehnik ini hingga terbentuk pola pernafasan ritmik.Bernafas ritmik dan massase, instruksi kan klien untuk melakukan pernafasan ritmik dan pada saat yang bersamaan lakukan massase pada bagaian tubuh yang mengalami nyeri dengan melakukan pijatan atau gerakan memutar di area nyeri.

Distraksi intelektualAntara lain dengan mengisi teka-teki silang, bermain kartu, melakukan kegemaran (di tempat tidur) seperti mengumpulkan perangko, menulis cerita.

Tehnik pernafasanSeperti bermain, menyanyi, menggambar atau sembayang

Imajinasi terbimbingAdalah kegiatan klien membuat suatu bayangan yang menyenangkan dan mengonsentrasikan diri pada bayangan tersebut serta berangsur-angsur membebaskan diri dari dari perhatian terhadap nyeri.Atau bisa juga "Distraksi = Gangguan = berarti mengalihkan perhatian kita pada sesuatu.Kita menggunakan metode ini tanpa menyadari ketika kita menonton televisi atau

Page 7: Contoh Skripsi Anestesi.doc

mendengarkan radio untuk mengalihkan pikiran kita dari kekhawatiran / cemas / suatu masalah atau mungkin rasa sakit yang sedang kita alamiMisalnya: rasa sakit. Distraksi dapat digunakan sendiri untuk mengatasi rasa sakit ringan atau Distraksi berguna ketika kita sedang menunggu bekerjanya obat anti sakit.Jika kita mempunyai masalah yang mengganggu pikiran, kita dapat berfokus pada yang lain sehingga pikiran yang mengganggu hilang dari pikiran kita

Cara menggunakan DistraksiSetiap kegiatan/aktifitas dimana kita harus fokus dapat digunakan untuk melakukan distraksi.Distraksi bisa internal, seperti menghitung, menyanyi untuk diri sendiri, berdoa, atau mengulangi pernyataan seperti "Saya dapat mengatasinya." Atau Distraksi dapat eksternal, seperti menjahit, membuat / menggambar lukisan dllBagi anda yang menginginkan kesehatan diri menjadi sehat secara lahir dan batin, ada baiknya Anda mau melakukan langkah-langkah latihan relaksasi pernafasan. Bagaimana cara relaksasi tersebut..?Dalam persepsi kebanyakkan orang, kata “relaksasi” seringkali diidentikkan dengan “kemalasan”, atau suatu cara untuk bermalas-malasan dengan sah.Relaksasi itu bukan suatu bentuk kemalasan. Relaksasi adalah suatu cara untuk menenangkan fisik, pikiran dan jiwa dari hiruk pikuk kehidupan sehari-hari. Sangat berbeda dengan “kemalasan”.Sebenarnya, “malas” adalah suatu masalah di dalam pikiran, bahkan di dalam jiwa; dimana “si pemalas” secara tidak sadar menganggap bahwa bermalas-malasan adalah suatu cara terbaik untuk hidup.Pahamilah, bahwa rileks dan santai dalam hidup tidak berarti malas. Dengan Teknik Relaksasi Pernafasan ini, kita bisa memakai beberapa postur tubuh untuk memudahkan kita sampai pada posisi rileks yang dikehendaki; sekaligus dengan postur tubuh tersebut, kita akan mendapatkan stimuli yang dibutuhkan syaraf-syaraf tertentu.Teknik Relaksasi ini sebenarnya juga bertujuan untuk mengaktifkan kekuatan energi dari otak kanan, yaitu bagian otak yang mengurusi masalah emosi dan imajinasi manusia.

Page 8: Contoh Skripsi Anestesi.doc

LANGKAH-LANGKAH TEKNIK RELAKSASI PERNAFASAN:

Langkah Pertama:Posisi : duduk tegak, tidak ada gerakan fisik, mata terpejam. Telapak tangan menutup dan menempel di atas paha.Nafas : bernafas Teknik gabungan, normal sewajarnya.Waktu : 5 - 10 menit.Setelah duduk tegak dan memejamkan mata dengan perlahan, mulailah dengan mengendurkan seluruh otot tubuh Anda. Mulai dari otot leher dan bahu, lemaskan secara perlahan-lahan. Setelah itu cobalah ke bagian tubuh lain yang masih tegang.Mulailah mengeksplorasi setiap bagian tubuh dengan visualisasi pikiran, dari ujung jari kaki naik perlahan ke atas sampai ke ubun-ubun kepala. Mata Anda tetap terpejam dengan rileks.Setelah seluruh tubuh terasa kendur, lemas dan nyaman; nikmatilah posisi tersebut beberapa saat dan tenangkan nafas, lambatkan ritmenya tanpa ada penahanan sama sekali. Usahakan seluruh tubuh Anda merasa nyaman.

Langkah Ke dua:Posisi : duduk tegak, tidak ada gerakan fisik, mata terpejam. Telapak tangan membuka, punggung tangan menempel di atas paha.Nafas : bernafas Teknik gabungan, normal sewajarnya.Waktu : 5 - 10 menit.Posisi seperti yang Anda lakukan di Langkah Pertama, tetapi posisi telapak tangan membuka ke atas dengan punggung tangan menempel di paha.Rasakan saja dengan seluruh bagian tubuh Anda; suasana, situasi ataupun kondisi ruangan tempat Anda sedang berlatih. Setelah seluruh tubuh Anda merasa nyaman, arahkan perhatian ke pusat telapak tangan yang terbuka. Rasakan sensasi atau getaran atau apapun itu, yang terjadi di telapak tangan.

Langkah Ke tiga:Posisi : berdiri tegak, mata terpejam, kedua tangan di samping tubuh.Nafas : bernafas Teknik gabungan, normal sewajarnya.Waktu : 5 - 10 menit.Setelah posisi berdiri Anda terasa enak dan nyaman, tempatkan sebagian perhatian anda pada kedua belah tangan, mulai dari bahu perlahan turun ke lengan atas, siku sampai lengan bawah dan akhirnya telapak tangan. Arahkan perhatian pada pusat telapak tangan.Setelah beberapa saat mungkin Anda akan merasakan suatu sensasi di telapak tangan atau getaran di lengan dan bahu. Ikuti saja bila getaran atau tenaga tersebut akhirnya mengangkat lengan naik perlahan, kemudian turun lagi. Ikuti terus getaran atau sensasi lainnya yang mengangkat lengan Anda tanpa tenaga otot itu. Terangkat dengan sendirinya, bukan atas kemauan Anda.Bila Anda tergolong orang yang kurang peka sehingga tidak merasakan apa-apa, tenang dan rileks saja terus. Hal ini tidak berarti Anda gagal atau tidak mendapatkan manfaat dari latihan ini. Latihan ini bukan sekedar fisik, tetapi juga olah pikiran dan jiwa.

Page 9: Contoh Skripsi Anestesi.doc

Langkah Ke empat:Posisi : berdiri tegak, mata terpejam, telapak tangan saling berhadapan didepan dada tetapi tidak bersentuhan (ada jarak).Nafas : bernafas Teknik gabungan, normal sewajarnya.Waktu : 5 - 10 menit.Setelah posisi Anda nyaman, tempatkan sebagian perhatian anda pada kedua tangan, mulai bahu perlahan turun ke lengan, siku sampai lengan bawah dan kemudian telapak tangan. Arahkan perhatian Anda pada pusat telapak tangan.Setelah beberapa saat mungkin Anda akan merasakan sensasi atau getaran tenaga pada telapak tangan. Bila sensasi atau getaran tenaga pada telapak tangan terasa menggerakkan tangan anda, ikuti saja gerakannya, jangan dilawan. Ikutilah terus gerakan tangan anda tanpa tenaga otot tersebut.

Kalau Anda mau melatih Teknik Relaksasi Pernafasan seperti uraian saya di atas ini, maka Anda akan merasakan bertambahnya energi dalam diri Anda semakin hari menjadi semakin besar dan kuat. Sehingga dengan demikian, kehidupan sehari-hari Anda akan selalu diwarnai kegembiraan, dan kesehatan yang Luar Biasa Prima.

Problem kesehatan Anda akan menjadi hilang-sirna seketika, begitu Anda melakukan Latihan Teknik Relaksasi Pernafasan ini. Dan digantikan dengan kesehatan dan kekuatan lahir-batin Anda yang Luar Biasa Prima! Selamat mencoba melakukan latihan ini dan Anda akan merasakan, bangkitnya “energi dalam” atau “inner power” diri Anda yang selama ini terabaikan karena kesibukan Anda sehari-hari.

Demikian posting tentang Teknik Relaksasi Distraksi, semoga bermanfaat..

Sumber :  http://www.kapukonline.com

TEKNIK MENGATASI NYERI DISTRAKSI DAN RELAKSASISabtu, 26 Februari 2011

TEHNIK MENGATASI NYERI“DISTRAKSI”

PENGERTIANSuatu metode untuk menghilangkan nyeri dengan cara mengalihkan perhatian klien pada hal-hal lain , sehingga klien akan lupa terhadap nyeri yang dialami.

MACAM-MACAM TEHNIK DISTRAKSI1. Bernafas pelan-pelan2. Masase sambil menarik nafas pelan3. Mendengarkan lagu sambil menepuk-nepukan jari/kaki4. Membayangkan hal-hal yang indah sambil menutup mata5. Menonton TV (acara kegemaran)

Page 10: Contoh Skripsi Anestesi.doc

BIMBINGAN IMAJINASI (GUIDED IMAGERY)1. Bina Hubungan saling percaya2. Jelaskan prosedur : tujuan, posisi, waktu, dan peran perawat sebagai pembimbing.3. Anjurkan klien mencari posisi yang nyaman menurut klien4. Duduk dengan klien tetapi tidak mengganggu.5. Lakukan pembimbingan dengan baik terhadap klien.6. Jika klien menunjukkan tanda-tanda agitasi, gelisah atau tidak nyaman, perawat harus menghentikan latihan dan memulainya lagi ketika klien siap. Minta klien untuk memikirkan hal-hal yang menyenangkan atau pengalaman yang membantu penggunaan semua indra dengan suara yang lembut. Ketika klien rileks, klien berfokus pada bayangannya dan saat itu perawat tidak perlu bicara lagi. Jika klien menunjukkan tanda-tanda agitasi, gelisah atau tidak nyaman, perawat harus menghentikan latihan dan memulainya lagi ketika klien telah siap. Relaksasi akan mengenai seluruh tubuh. Setelah 15 menit, klien harus memperhatikan tubuhnya, lalu catat daerah yang tagang dan daerah ini akan digantikan dengan relaksasi. Biasanya klien rileks setelah menutup mata atau mendengarkan musik yang lembut sebagai background yang membantu. Catat hal-hal yang digambarkan klien dalam pikiran untuk digunakan informasi spesifik yang diberikan klien dan tidak membuat perubahan pernyataan klien.

TEHNIK MENGATASI NYERI“RELAKSASI”PENGERTIANMerupakan metode efektif untuk mengurangi rasa nyeri pada klien yang mengalami nyeri kronis.Rileks sempurna yang dapat mengurangi ketegangan otot, rasa jenuh, kecemasan sehingga mencegah menghebatnya stimulus nyeri.

TIGA HAL YANG UTAMA YANG DIBUTUHKAN DALAM TEHNIK RELAKSASI1. Posisi klien yang tepat2. Pikiran beristirahat3. Lingkungan yang tenang

PROSEDUR PELAKSANAAN1. Atur posisi klien agar rileks, tanpa beban fisik . Posisi dapat duduk atau berbaring terlentang.2. Instruksikan klien untuk menghirup nafas dalam sehingga rongga paru berisi udara bersih.3. Instruksikan klien untuk secara perlahan menghjembuskan udara dan membeiarkannya keluar dari setiap bagian anggota tubuh. Bersamaan dengan hal ini, minta klien memusatkan perhatian ”betapa nikmat rasanya ”4. Instruksikan klien untuk bernafas dengan irama normal beberapa saat (sekitar 1 – 2 menit)5. Instruksikan klien untuk bernafas dalam,kemudianmenghembuskan perlahan-lahan, dan merasakan saat ini udara mengalir dari tangan, kaki, menuju keparu, kemudian udara dibuang keluar. Minta klien memusatkan perhatian pada kaki dan tangan, uadara yang dikeluarkan, dan merasakan kehangatannya.6. Instruksikan klien untuk mengulangi prosedur no.5 denagn memusatkan perhatian pada kaki dan tangan, punggung, perut, bagian tubuh yang lain.7. Setelah klien merasa rilesk, minta klien secara perlahan menambah irama pernafasan.

Page 11: Contoh Skripsi Anestesi.doc

Gunakan pernafasan dada atau abdomen. Jika frekuensi nyeri bertambah, gunakan pernafasan dangkal dengan frekuensi yang lebih cepat.

Diposkan oleh Zaenal Arifin, NS.SKep di 11.27

tehnik distraksi dan relaksasi 1.    Distraksi

Distraksi merupakan metode untuk menghilangkan nyeri dengan cara mengalihkan

perhatian pasien pada hal-hal lain sehingga pasien akan lupa terhadap nyeri yang dialami.

Misalnya seorang pasien sehabis operasi mungkin tidak merasakan nyeri sewaktu melihat

pertandingan sepakbola di televisi. Cara bagaimana distraksi dapat mengurangi nyeri dapat

dijelaskan dengan teori “Gate Control”.Pada spina cord, sel-sel reseptor yang menerima

stimuli nyeri peripheral dihambat oleh stimuli dari serabut-serabut saraf yang lain. Karena

pesan-pesan nyeri menjadi lebih lambat daripada pesan-pesan nyeri menjadi lebih lambat

daripada pesan-pesan diversional maka pintu spinal cord yang mengontrol jumlah input ke

otak menutup dan pasien merasa nyerinya berkurang (Cummings 1981: 62). Beberapa teknik

distraksi antara lain: bernafas secara pelan-pelan, massage sambil bernafas pelan-pelan,

mendengar lagu sambil menepuk-nepukkan jari-jari atau kaki, atau membayangkan hal-hal

yang indah sambil menutup mata.

2. Jenis Tehnik Distraksi antara lain :

a.      Distraksi visual

Melihat pertandingan, menonton televisi, membaca koran, melihat pemandangan dan gambar

termasuk distraksi visual.

b.      Distraksi pendengaran

Diantaranya mendengarkan musik yang disukai atau suara burung serta gemercik air,

individu dianjurkan untuk memilih musik yang disukai dan musik tenang seperti musik

klasik, dan diminta untuk berkosentrasi pada lirik dan irama lagu. Klien juga diperbolehkan

untuk menggerakkan tubuh mengikuti irama lagu seperti bergoyang, mengetukkan jari atau

kaki. (Tamsuri, 2007).

Musik klasik salah satunya adalah musik Mozart. Dari sekian banyak karya musik klasik,

sebetulnya ciptaan milik Wolfgang Amadeus Mozart (1756-1791) yang paling dianjurkan.

Beberapa penelitian sudah membuktikan, Mengurangi tingkat ketegangan emosi atau nyeri

Page 12: Contoh Skripsi Anestesi.doc

fisik. Penelitian itu di antaranya dilakukan oleh Dr. Alfred Tomatis dan Don Campbell.

Mereka mengistilahkan sebagai “Efek Mozart”.

Dibanding musik klasik lainnya, melodi dan frekuensi yang tinggi pada karya-karya Mozart

mampu merangsang dan memberdayakan daerah kreatif dan motivatif di otak. Yang tak kalah

penting adalah kemurnian dan kesederhaan musik Mozart itu sendiri. Namun, tidak berarti

karya komposer klasik lainnya tidak dapat digunakan (Andreana, 2006)

c. Distraksi pernafasan

Bernafas ritmik, anjurkan klien untuk memandang fokus pada satu objek atau memejamkan

mata dan melakukan inhalasi perlahan melalui hidung dengan hitungan satu sampai empat

dan kemudian menghembuskan nafas melalui mulut secara perlahan dengan menghitung satu

sampai empat (dalam hati). Anjurkan klien untuk berkosentrasi pada sensasi pernafasan dan

terhadap gambar yang memberi ketenangan, lanjutkan tehnik ini hingga terbentuk pola

pernafasan ritmik.

Bernafas ritmik dan massase, instruksi kan klien untuk melakukan pernafasan ritmik dan

pada saat yang bersamaan lakukan massase pada bagaian tubuh yang mengalami nyeri

dengan melakukan pijatan atau gerakan memutar di area nyeri

d. Distraksi intelektual

Antara lain dengan mengisi teka-teki silang, bermain kartu, melakukan kegemaran (di tempat

tidur) seperti mengumpulkan perangko, menulis cerita.

e. Tehnik pernafasan

Seperti bermain, menyanyi, menggambar atau sembayang

f. Imajinasi terbimbing

Adalah kegiatan klien membuat suatu bayangan yang menyenangkan dan mengonsentrasikan

diri pada bayangan tersebut serta berangsur-angsur membebaskan diri dari dari perhatian

terhadap nyeri

Page 13: Contoh Skripsi Anestesi.doc

2.    Relaksasi

Relaksasi adalah metode yang efektif terutama pada pasien yang mengalami nyeri kronis.

Ada tiga hal utama yang diperlukan dalam relaksasi yaitu posis yang tepat, pikiran

beristirahat, lingkungan yang tenang. Posisi pasien diatur senyaman mungkin dengan semua

bagian tubuh disokong (missal bantal menyokong leher), persendian fleksi, dan otot-otot

tidak tertarik (misal tangan dan kaki tidak disilangkan). Untuk menenangkan pikiran pasien

dianjurkan pelan-pelan memandang sekeliling ruangan misalnya melintasi atap turun

ke dinding , sepanjang jendela, dll. Untuk melestarikan muka, pasien dianjurkan sedikit

tersenyum atau membiarkan geraham bawah kendor. Steward (1976: 959) menjelaskan

teknik relaksasi sebagai berikut:

1.   Pasien menarik nafas dalam dan mengisi paru-paru dengan udara.

2.   Perlahan-lahan udara dihembuskan sambil membiarkan tubuh menjadi kendor dan

merasakan betapa nyaman hal tersebut.

3.   Pasien bernafas beberapa beberapa kali dengan irama normal

4.   Pasien menarik nafas dalam lagi dan menghembuskan pelan-pelan dan membiarkan hanya

kaki dan telapak kaki yang kendor.Perawat minta pasien untuk mengkonsentrasikan pikiran

pasien pada kakinya yang terasa ringan dan hangat.

Menurut Walsleben, teknik-teknik ini akan lebih efektif jika dilakukan tepat sebelum

tidur. Ada baiknya dilakukan di tempat yang tenang dan nyaman. Berikut beberapa teknik

dari Walsleben yang bisa Anda coba:

1.      Pernafasan perut

Cobalah bernafas dari perut dan fokuskan pikiran Anda ke setiap tarikan nafas Anda. Cara

ini bisa membantu agar Anda tetap tenang, baik siang maupun malam hari. Untuk

memaksimalkan hasil, Anda bisa mencoba teknik ini dalam ruangan   temaram, dengan

menutup mata atau mendengarkan musik lembut sambil memusatkan perhatian ke setiap

tarikan nafas.

Sambil duduk atau berbaring di tempat tidur, cobalah meletakkan tangan Anda di perut."Saat

menarik dan menghembuskan nafas, tangan akan bergerak perlahan," tutur Doner. Dengan

fokus pada gerakan ini, terang Doner, Anda bisa mengalihkan perhatian dari pikiran-pikiran

ke tubuh Anda. Anda bisa menarik dan menempatkan diri pada satu situasi yang berbeda.

Page 14: Contoh Skripsi Anestesi.doc

2.      Gambaran indah

Membayangkan situasi yang membuat Anda rileks merupakan salah satu teknik pilihan.

Tidak ada aturan khusus mengenai gambaran yang Anda pilih, yang penting bisa membuat

Anda nyaman. Meskipun awan, laut dan gunung merupakan pilihan yang umum digunakan,

Anda tetap bisa fokus pada hal-hal lain yang Anda sukai.

"Ada pasien yang suka menggambarkan kantornya, membersihkan dan merapikan semua

yang ada di meja kerja sebelum akhirnya tertidur," terang Walsleben, seperti dikutip situs

health.com. Ada juga yang membayangkan sedang meniup balon sabun. Mereka melihat diri

mereka memasukkan tongkat kecil ke dalam kotak sabun, memandangi gelembung

memenuhi halaman, hingga akhirnya air sabunnya habis."

3.      Pilihlah tempat yang nyaman menurut Anda

Kemudian gunakan imajinasi Anda, gunakan semua indera untuk melihat dan merasakan hal

yang Anda bayangkan."Otak kadang-kadang tidak tahu perbedaan antara bayangan dan

kenyataan," tutur Doner.

4.      Meditasi pikiran

Sebelum tidur, cobalah fokus pada setiap aspek dalam hidup Anda. Fokuskan pikiran pada

satu permasalah, kemudian cobalah melepaskan pikiran tersebut. Lakukan juga pada pikiran

yang lain. Anda akan lebih tenang setelah melepaskan  semua beban pikiran yang memenuhi

kepala Anda.

Anda bisa mencoba dengan menulis. Sediakan waktu 15 menit dan tuliskan semua pikiran

yang ada di kepala. Kemudian gunakan 15 menit berikutnya untuk memikirkan dan menulis

langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk mengatasi masalah Anda. Teknik ini, terang

Walsleben, ada baiknya dilakukan di siang hari. Dengan begitu, pikiran Anda akan jauh lebih

tenang saat hendak tidur di malam hari.

5.      Hitung mundur

Saat berbaring di tempat tidur, mulailah dengan melihat ke atas."Sedikit peregangan mata

bisa membuat Anda rileks," terang Doner. Tarik nafas dari perut dan tahan. Saat

mengeluarkan nafas, biarkan tubuh dan pikiran Anda rileks.  Ulangi satu atau dua kali.

Selanjutnya coba bayangkan Anda sedang berjalan dari tangga pesawat dengan menghitung

Page 15: Contoh Skripsi Anestesi.doc

langkah mulai dari 10 atau 20. Tiap angka menuntun langkah Anda ke anak tangga yang

lebih rendah. Hembuskan nafas setiap Anda melangkah turun.