contoh ptk bahasa indonesia sd

57
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia (Depdiknas,2006). Empat kemampuan yang harus dimiliki oleh siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia adalah membaca, menulis, menyimak dan berbicara. Dalam kemampuan membaca, siswa kelas V SD diharuskan memiliki kompetensi untuk mampu membaca puisi dengan lafal dan intonasi yang tepat. Hal ini dikarenakan pusi merupakan salah satu karya sastra yang menggunakan kata-kata indah dan kaya makna yang lahir sebagai karya dari seorang putra bangsa. Puisi dapat pula dijadikan sebagai tolak ukur tingkat peradaban suatu bangsa. Pembelajaran membaca puisi adalah bagian dari pembelajaran apresiasi sastra. Pembelajaran apresiasi sastra merupakan proses antara guru dan siswa, yang menjadikan proses pengenalan, pemahaman dan penghayatan. Pada akhirnya dalam menikmati karya sastra akan mampu menerapkan di dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran sastra khususnya puisi dalam kegiatan belajar belum diupayakan secara maksimal, karena sebenarnya pembelajaran puisi merupakan kegiatan pementasan karya seni yang memerlukan kemampuan khusus. Namun pembelajaran puisi dengan pelafalan dan intonasi yang tepat sering mengalami kendala.Kendala tersebut antara lain : 1) pengaruh dialek bahasa lokal, 2) kurang adanya percaya diri dan 3) minimnya contoh pembacaan puisi yang benar. Guru bahasa Indonesia sendiri belum tentu memiliki kemampuan membaca puisi yang baik dan benar. Kuatnya pengaruh dialek bahasa lokal, menjadikan pembacaan puisi sebagai bahan tertawaan karena terdengar lucu. Kurangnya rasa percaya diri 1 1

Upload: candra-guelthom

Post on 25-Jul-2015

754 views

Category:

Documents


25 download

TRANSCRIPT

Page 1: Contoh PTK Bahasa Indonesia SD

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan

baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi

terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia (Depdiknas,2006). Empat

kemampuan yang harus dimiliki oleh siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia

adalah membaca, menulis, menyimak dan berbicara.

Dalam kemampuan membaca, siswa kelas V SD diharuskan memiliki

kompetensi untuk mampu membaca puisi dengan lafal dan intonasi yang tepat.

Hal ini dikarenakan pusi merupakan salah satu karya sastra yang menggunakan

kata-kata indah dan kaya makna yang lahir sebagai karya dari seorang putra

bangsa. Puisi dapat pula dijadikan sebagai tolak ukur tingkat peradaban suatu

bangsa.

Pembelajaran membaca puisi adalah bagian dari pembelajaran

apresiasi sastra. Pembelajaran apresiasi sastra merupakan proses antara guru

dan siswa, yang menjadikan proses pengenalan, pemahaman dan penghayatan.

Pada akhirnya dalam menikmati karya sastra akan mampu menerapkan di

dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran sastra khususnya puisi dalam

kegiatan belajar belum diupayakan secara maksimal, karena sebenarnya

pembelajaran puisi merupakan kegiatan pementasan karya seni yang

memerlukan kemampuan khusus.

Namun pembelajaran puisi dengan pelafalan dan intonasi yang tepat sering

mengalami kendala.Kendala tersebut antara lain : 1) pengaruh dialek bahasa lokal,

2) kurang adanya percaya diri dan 3) minimnya contoh pembacaan puisi yang

benar. Guru bahasa Indonesia sendiri belum tentu memiliki kemampuan membaca

puisi yang baik dan benar.

Kuatnya pengaruh dialek bahasa lokal, menjadikan pembacaan puisi

sebagai bahan tertawaan karena terdengar lucu. Kurangnya rasa percaya diri

1

1

Page 2: Contoh PTK Bahasa Indonesia SD

menyebabkan siswa malu untuk maju ke depan kelas dan merasa terpaksa.

Minimnya contoh membaca puisi dengan lafal dan intonasi yang tepat membuat

siswa tidak memiliki acuan atau gambaran tentang membaca puisi yang tepat.

Kendala-kendala di atas menyebabkan siswa belum dapat membaca puisi dengan

baik dan benar sesuai kompetensi dasar yang ditentukan.

Salah satu usaha yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan

membaca puisi siswa kelas V SDN IV Sungaiselam adalah menerapkan model

pembelajaran kontekstual atau Contekstual Teaching Learning (CTL). Nurhadi

(2003:13) menyatakan bahwa pembelajaran kontekstual (CTL) adalah konsep

belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan

situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara

pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka

sehari-hari. Pengetahuan dan keterampilan siswa diperoleh dan usaha siswa

mengkonstruksi sendini pengetahuan dan keterampilan baru ketika ia belajar.

Pembelajaran berbasis CTL melibatkan tujuh komponen utama

pembelajaran produktif, yakni: konstruktivisme (Constructivism), bertanya

(Questioning), menemukan (Inquiry), masyarakat belajar (Learning Community),

pemodelan (Modeling), dan penilaian sebenarnya (Authentic Assessment).

Penelitian ini dimaksudkan untuk menemukan jawaban bagaimana cara

meningkatkan kemampuan siswa kelas V SDN IV Sungaiselam dalam membaca

puisi dengan pelafalan dan intonasi yang tepat dalam mata pelajaran Bahasa

Indonesia melalui penerapan strategi pembelajaran kontekstual (CTL). Dengan

penerapan CTL diharapkan timbul semangat dan kepercayaan diri siswa sehingga

dapat menghayati dan membaca puisi dengan lafal dan intonasi yang baik dan

benar.

1.2 Identifikasi Masalah

Peneliti mengidentifikasi masalah-masalah yang muncul berdasarkan

kondisi objektif di lapangan, sebagai berikut :

a. Kemampuan membaca puisi siswa kelas V SDN IV Sungaiselam masih

belum sesuai dengan lafal dan intonasi yang tepat

2

Page 3: Contoh PTK Bahasa Indonesia SD

b. Guru belum menerapkan strategi pembelajaran efektif dan tepat untuk

meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca puisi dengan lafal dan

intonasi yang tepat

1.3 Pembatasan Masalah

Peneliti membatasi masalah penelitian pada usaha untuk mencari jawaban

atas identifikasi masalah yang diajukan. Batasan masalah yang dirumuskan

adalah:

a. Kemampuan membaca siswa kelas V SDN IV Sungaiselam masih

belum sesuai dengan lafal dan intonasi yang tepat

b. Memperbaiki strategi pembelajaran yang dilaksanakan guru untuk

meningkatkan kemampuan membaca puisi kelas V SDN IV

Sungaiselam semester ganjil tahun pelajaran 2009/2010 dengan

penerapan strategi pembelajaran kontekstual (CTL).

1.4 Rumusan Masalah

Peneliti mengajukan rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai

berikut:

1. Mengapa kemampuan membaca puisi siswa kelas V SDN IV Sungaiselam

tahun pelajaran 2009/2010 masih belum sesuai lafal dan intonasi tepat?

2. Bagaimanakah hasil penerapan strategi pembelajaran kontekstual (CTL) dalam

pembelajaran Bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan membaca

puisi siswa kelas V SDN IV Sungaiselam semester ganjil tahun pelajaran

2009/2010 ?

1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : ingin mengetahui

efektifitas penerapan pembelajaran kontekstual (CTL) terhadap kemampuan siswa

kelas V SDN IV Sungaiselam semester ganjil tahun pelajaran 2009/2010 dalam

membaca puisi sesuai dengan lafal dan intonasi yang tepat.

1.6 Manfaat Penelitian

3

Page 4: Contoh PTK Bahasa Indonesia SD

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif

kepada sejumlah pihak berikut :

a. Bagi guru mata pelajaran Bahasa Indonesia di SD, diharapkan dapat

meningkatkan kemampuan profesional dan menjadikan pembelajaran

kontekstual (CTL) sebagai bahan referensi dalam pemilihan strategi

pembelajaran yang tepat bagi siswanya sesuai karakter dan kemampuan mereka

untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca puisi.

b. Bagi sekolah, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan rujukan bagi

guru bidang studi lain untuk turut melaksanakan model pembelajara yang sama.

c. Bagi siswa, dengan penerapan strategi pembelajaran kontekstual (CTL), mereka

diharapkan dapat lebih percaya diri dalam menghayati dan membaca puisi

dengan lafal fan intonai yang tepat.

d. Bagi Dinas Pendidikan dapat mensosialisasikan dan merekomendasikan hasil

penelitian ini untuk dapat diterapkan di sekolah-sekolah di wilayah terkait dan

memberikan penghargaan bagi guru-guru yang inovatif dalam pembelajaran

4

Page 5: Contoh PTK Bahasa Indonesia SD

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar (SD)

Dalam peraturan menteri pendidikan nasional no 22 tahun 2006 lampiran 3

tentang Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar, mata pelajaran Bahasa

Indonesia di Sekolah Dasar tersistematisasi sebagai berikut :

A. Latar Belakang

Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial,

dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam

mempelajari semua bidang studi. Pembelajaran bahasa diharapkan membantu

peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang lain,

mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat yang

menggunakan bahasa tersebut, dan menemukan serta menggunakan kemampuan

analitis dan imaginatif yang ada dalam dirinya.

Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan

baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi

terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia.

Standar kompetensi mata pelajaran Bahasa Indonesia merupakan

kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkan penguasaan

pengetahuan, keterampilan berbahasa, dan sikap positif terhadap bahasa dan

sastra Indonesia. Standar kompetensi ini merupakan dasar bagi peserta didik

untuk memahami dan merespon situasi lokal, regional, nasional, dan global.

Dengan standar kompetensi mata pelajaran Bahasa Indonesia ini

diharapkan:

1. peserta didik dapat mengembangkan potensinya sesuai dengan kemampuan,

kebutuhan, dan minatnya, serta dapat menumbuhkan penghargaan terhadap

hasil karya kesastraan dan hasil intelektual bangsa sendiri;

2. guru dapat memusatkan perhatian kepada pengembangan kompetensi bahasa

peserta didik dengan menyediakan berbagai kegiatan berbahasa dan sumber

belajar;

5

5

Page 6: Contoh PTK Bahasa Indonesia SD

3. guru lebih mandiri dan leluasa dalam menentukan bahan ajar kebahasaan dan

kesastraan sesuai dengan kondisi lingkungan sekolah dan kemampuan peserta

didiknya;

4. orang tua dan masyarakat dapat secara aktif terlibat dalam pelaksanaan

program kebahasaan daan kesastraan di sekolah;

5. sekolah dapat menyusun program pendidikan tentang kebahasaan dan

kesastraan sesuai dengan keadaan peserta didik dan sumber belajar yang

tersedia;

6. daerah dapat menentukan bahan dan sumber belajar kebahasaan dan kesastraan

sesuai dengan kondisi dan kekhasan daerah dengan tetap memperhatikan

kepentingan nasional.

B. Tujuan

Mata pelajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar peserta didik memiliki

kemampuan sebagai berikut.

1. Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku,

baik secara lisan maupun tulis

2. Menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa

persatuan dan bahasa negara

3. Memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif

untuk berbagai tujuan

4. Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual,

serta kematangan emosional dan sosial

5. Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan,

memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan

berbahasa

6. Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya

dan intelektual manusia Indonesia.

C. Ruang Lingkup

Ruang lingkup mata pelajaran Bahasa Indonesia mencakup komponen

kemampuan

6

Page 7: Contoh PTK Bahasa Indonesia SD

berbahasa dan kemampuan bersastra yang meliputi aspek-aspek sebagai berikut.

1. Mendengarkan

2. Berbicara

3. Membaca

4. Menulis.

Pada akhir pendidikan di SD, peserta didik telah membaca sekurang-

kurangnya sembilan buku sastra dan nonsastra. Dalam penelitian ini, Kompetensi

Dasar yang yang ingin dicapai adalah sebagai berikut :

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

3. Memahami teks dengan membaca

teks percakapan, membaca cepat 75

kata/menit, dan membaca puisi

3.3 Membaca puisi dengan lafal dan

intonasi yang tepat

2.2 Definsi Puisi

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KKBI), Puisi adalah ragam sastra

yang bahasanya terikat oleh irama, matra, rima, serta penyusunan larik dan bait;

atau gubahan dalam bahasa yg bentuknya dipilih dan ditata secara cermat

sehingga mempertajam kesadaran orang akan pengalaman dan membangkitkan

tanggapan khusus lewat penataan bunyi, irama, dan makna khusus. Nur’aini

(2008:39) menyimpulkan bahwa puisi adalah karya sastra yang menggunakan

kata-kata indah, singkat, padat, dan kaya makna Singkat karena diungkapkan

tidak panjang lebar seperti prosa. Padat, maksudnya puisi digarap dengan pilihan

kata yang mengandung kekuatan rasa dan makna. Yakni dengan memilih kata

yang mempunyai majas, lambang, rima, sajak dan ungkapan yang menarik. Jadi,

puisi berbeda dengan bahasa keseharian. .

2.2.1 Unsur-unsur puisi antara lain:

1. Tema, yaitu pokok persoalan yang akan diungkapkan oleh penyair. Tema di

dalam keseluruhan isi puisi.

2. Rasa, yaitu sikap penyair terhadap pokok persoalan yang terkandung didalam

7

Page 8: Contoh PTK Bahasa Indonesia SD

puisi.

3. Nada, yaitu sikap penyair terhadap pembacaannya. Nada berkaitan erat dengan

tema dan rasa. Hal ini ditunjukkan dengan adanya sikap merayu, mengadu

mengkritik, dan sebagainya.

4. Amanat, yaitu pesan yang ingin disampaikan penyair dalam puisi itu.

2.2.2 Jenis-jenis Puisi

a Jenis-jenis puisi berdasarkan bentuknya:

1. Puisi yang terkait aturan-atur an bait dan baris. Antara lain: pantun, syair ,

dan soneta. Dikenal juga puisi yang berbentuk distikon, terzina, kuatren, kuint,

sektet septima, dan oktaf.

2. Puisi bebas yaitu puisi yang tidak terikat oleh aturan-aturan bait, baris,

maupun rima. Contoh: puisi karangan Chairil Anwar, Taufik Ismail, W.S.

Rendra.

b. Jenis puisi berdasarkan zamannya :

1. Puisi lama

Puisi lama adalah puisi yang merupakan peninggalan sastra melayu lama.

Puisi lama terdiri atas puisi asli dan puisi pengaruh asing. Contoh puisi asli

masyarakat melayu adalah pantun dan contoh puisi asing pengaruh bahasa

Arab adalah syair. Yang termasuk puisi lama adalah:

a) Pantun

Pantun merupakan salah satu jenis karya sastra lama yang berbentuk puisi.

Sebagaimana bentuk puisi lainnya, pantun mementingkan keindahan bahasa,

pemadatan makna kata, serta bentuk penulisannya yang berbait-bait.

Ciri-ciri pantun:

1) Satu bait terdiri atas empat baris;

8

Page 9: Contoh PTK Bahasa Indonesia SD

2) Baris pertama dan kedua merupakan sampiran, sedangkan baris ketiga

dan keempat merupakan isi;

3) Setiap baris terdiri dari 8 sampai 12 suku kata;

4) Rima akhir berpola a-b-a-b.

b) Syair

Syair termasuk dalam jenis puisi lama.Hampir sama dengan pantun, syair

terikat akan aturan-aturan baku. Ciri-cirinya adalah:

1) Setiap bait terdiri atas empat baris;

2) Setiap baris terdiri atas delapan sampai dua belas suku kata;

3) Syair tidak memiliki sampiran, semua barisnya merupakan isi;

4) Rima akhir berpola a-a-a-a.

c) Mantra, yaitu puisi yang mengandung kekuatan gaib.

d) Talibun, yaitu pantun yang tediri atas 6, 8 atau 10 baris.

e) Karmina (pantun kiat), yaitu pantun yang hanya terdiri atas 2 baris.

2. Puisi baru

Puisi baru adalah puisi yang lahir pada tahun dua puluhan. Menurut

bentuknya

puisi baru terdiri atas:

a) Distikon, sajak dua seuntai.

b) Terzina, sajak tiga seuntai.

c) Kuatren, sajak empat seuntai.

d) Kuint, sajak lima seuntai.

e) Sektet, sajak enam seuntai.

9

Page 10: Contoh PTK Bahasa Indonesia SD

f) Septima, sajak tujuh seuntai.

g) Stanza, sajak delapan seuntai.

h) Soneta, sajak empat belas seuntai. Soneta adalah bentuk puisi yang

berasal dari Italia. Masuknya soneta ke Indo nesia dimulai sekitar

zaman angkatan pujangga baru. Pelopor soneta adalah Moh. Yamin

dan Rustam Effendi.

Ciri-ciri soneta adalah:

1) Terdiri dari 14 baris;

2) Terbagi atas dua kuatren (oktaf) dan dua terzina (sektet);

3) Oktaf sebagai sampiran dan sektet merupakan kesimpulannya.

c. Jenis puisi berdasarkan i sinya:

1 Romansa, yaitu puisi yang berisi curahan cinta.

2 Elegi, yaitu puisi yang berisikan cerita sedih (dukacita).

3 Ode, yaitu puisi yang berisikan sanjungan kepada tokoh (pahlawan).

4 Himne, yaitu puisi yang berisikan doa dan pujian kepada Tuhan.

5 Epigram, yaitu puisi berisikan slogan, semboyan, untuk membangkitkan

perjuangan dan semangat hidup.

6 Satire, yaitu puisi yang berisikan kisah atau cerita.

2.3 Kemampuan Membaca Puisi Kelas V SD

Siswa kelas V SD diharuskan memiliki kemampuan membaca puisi

dengan lafal dan intonasi yang tepat . Kemampuan membaca puisi yang tepat bagi

kelas V SD adalah pembacaan puisi yang memenuhi 3 unsur :

a. Lafal, yaitu cara pengucapan bunyi.

10

Page 11: Contoh PTK Bahasa Indonesia SD

b. Jeda, yaitu hentian sebentar dalam ujaran.

c. Intonasi, yaitu ketepatan penyajian tinggi rendah nada.

2.4 Pembelajaran Kontekstual/ Contextual Teaching Learning (CTL)

Nurhadi (2003:13) menyatakan bahwa pembelajaran kontekstual (CTL)

adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang

diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat

hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam

kehidupan mereka sehari-hari. Pengetahuan dan keterampilan siswa diperoleh dan

usaha siswa mengkonstruksi sendini pengetahuan dan keterampilan baru ketika ia

belajar.

Pembelajaran berbasis CTL melibatkan tujuh komponen utama

pembelajaran produktif, yakni: konstruktivisme (Constructivism), bertanya

(Questioning), menemukan (Inquiry), masyarakat belajar (Learning Community),

pemodelan (Modeling), dan penilaian sebenarnya (Authentic Assessment).

2.4.1. Komponen-komponen dalam CTL

Ada tujuh komponen CTL yang saling terkait satu sama lain, yakni :

a. Konstruktivisme (Constructivism),

b. Bertanya (Questioning),

c. Menemukan (Inquiry),

d. Masyarakat belajar (Learning Community),

e. Pemodelan (Modeling), dan

f. Penilaian sebenarnya (Authentic Assessment).

Komponen-komponen tersebut dapat dilaksanakan secara bersamaan atau

dapat pula diterapkan hanya satu atau beberapa komponen dalam satu

pembelajaran.

2.4.2. Strategi Pembelajaran Berjiwa Kontekstual

Apakah perbedaan CTL dengan CBSA, Pendekatan Proses, Quantum

Learning, Student Active Learning, Meaningful-Learning, Problem-Based

Learning, Cooperative Learning, Work-Based Learning, dan sejenisnya?. ‘Jiwa’

dan pendekatan-pendekatan itu sebenarnya sama dengan pendekatan CTL, yakni

11

Page 12: Contoh PTK Bahasa Indonesia SD

‘bagaimana menghidupkan kelas’. Kelas yang hidup adalah kelas yang

memberdayakan siswa atau berfokus pada siswa, yaitu kelas yang produktif dan

menyenangkan. Bedanya hanya pada aspek penekanannya.

CBSA menekankan pada menciptakan kelas di mana siswanya aktif;

Pendekatan Proses menekankan pada proses pembelajaran, bukan hasil; Quantum

Learning mengupayakan penciptaan Iingkungan belajar yang menyenangkan;

Meaningful-Learning mengupayakan agar apa yang dipelajari siswa bernrakna;

Problem-Based Learning berfokus pada strategi pemecahan masalah seagj) teknik

mengajar, Cooperative Learning mengupayakan penciptaan masarakat belajar di

kelas. Semua konsep belajar tersebut juga berjiwa ‘kontekstual’.

2.4.3. Karakteristik Pembelajaran Kontekstual

Johnson dalam Nurhadi (2003:14) menegaskan bahwa suatu pembelajaran

dapat dikatakan sebagai pembelajaran kontekstual apabila memiliki ciri-ciri

sebagi berikut :

1. Melakukan hubungan yang bermakna (making meaningful connections).

Siswa dapat mengatur sendiri sebagai orang yang belajar secara aktif

dalam mengembangkan minatnya secara individual, orang yang dapat bekerja

sendiri atau bekerja dalam kelompok, dan orang yang dapat belajar sambil berbuat

(learning by doing)

2. Melakukan kegiatan-kegiatan yang signifikan. (doing significan work)

Siswa membuat hubungan-hubungan antara sekolah dan berbagai konteks

yang ada dalam kehidupan nyata sebagai pelaku bisnis dan sebagai anggota

masyarakat

3. Belajar yang diatur sendiri (self-regulated learning)

Siswa melakukan pekerjaan yang signifikan : ada tujuannya, ada

urusannya dengan orang lain, ada hubungannya dengan penentuan pilihan, dan

ada produknya/hasilnya yang sifatnya nyata.

4. Bekerjasama (collaborating)

Siswa dapat bekerja sama. Guru membantu siswa bekerjasama secara

efektif dalam kelompok, membantu mereka memahami bagaimana mereka saling

mempengaruhi dan saling memahami

5. Berpikir kritis dan kreatif (critical and creative thinking)

12

Page 13: Contoh PTK Bahasa Indonesia SD

Siswa dapat menggunakan tingkat berpikir yang lebih tinggi secara kritis

dan kreatif : dapat menganalisis, membuat sintesis, memecahkan masalah,

membuat keputusan dan menggunakan logika dan bukti-bukti

6. Mengasuh atau memelihara pribadi siswa (nurturing the individual)

Siswa memelihara pribadinya : mengetahui, memberi perhatian, memiliki

harapan-harapan yang tinggi, memotivasi dan memperkuat diri sendiri. Siswa

tidak dapat berhasil tanpa dukungan orang dewasa. Siswa menghormati temannya

dan juga orang dewasa

7. Mencapai standar yang tinggi (reaching high standards)

Siswa mengenal dan mencapai standar yang tinggi : mengidentifikasi

tujuan dan memotivasi siswa untuk mencapainya. Guru memperlihatkan kepada

siswa cara mencapai apa yang disebut ”excellence”

8. Menggunakan penilaian autentik (using authentic assessment)

Siswa menggunakan pengetahuan akademis dalam konteks dunia nyata

untuk suatu tujuan yang bermakna. Misalnya, siswa boleh menggambarkan

informasi akademis yang telah mereka pelajari dalam pelajaran sains, kesehatan,

pendidikan, matematika, dan pelajaran bahasa Inggris dengan mendesain sebuah

mobil, merencanakan menu sekolah, atau membuat penyajian perihal emosi

manusia.

2.4.4. Delapan Indikator Penerapan Pembelajaran Kontekstual

Nurhadi (2003:101) menambahkan, guru dapat dikatakan telah

menerapkan pembelajaran kontekstual apabila :

a. Guru mengajarkan apa yang seharusnya diajarkan dan bukan sekedar

pengetahuan tentang ”X”

b. Ketika guru ingin mencapai kompetensi dasar yang ditargetkan dan bukan

menyelesaikan materi

c. Ketika pengetahuan dan keterampilan yang diajarkan dekat dengan kehidupan

siswa

d. Ketika siswa mencari, menemukan, dan mengkonstruksikan sendiri

pengetahuan dan keterampilannya

13

Page 14: Contoh PTK Bahasa Indonesia SD

e. Ketika kelas hidup (siswa belajar dan berlatih) dan bukan guru yang beraktig di

depan kelas dan siswa hanya menonton.

f. Ketika setiap pelajaran akan dimulai, siswa terlihat senang dan antusias seperti

berteriak ”Hore” atau ”asyik” pelajaran akan dimulai.

g. Ketika guru menilai apa yang seharusnya dinilai, bukan hanya menilai

pengetahuan siswa

h. Ketika guru mengumpulkan nilai dari proses,produk, kinerja dan tes.

2.5 Pembelajaran Puisi dengan CTL

Dalam kegiatan penelitian ini, penulis menerapkan ketujuh komponen

pembelajaran kontekstual, yakni :

a. Konstruktivisme (Constructivism), Siswa diminta untuk menciptakan

sendiri gaya dalam membaca puisi selama masih memenuhi standar lafal

dan intonasi yag tepat.

b. Bertanya (Questioning), Siswa diberikan keleluasaan untuk

mempertanyakan berbagai hal terkait pembacaan puisi baik kepada guru

maupun kepada sesame siswa.

c. Menemukan (Inquiry), Siswa diberikan kebebasan untuk mencari,memilih

dan menentukan puisi yang ingin dibacanya

d. Masyarakat belajar (Learning Community), Siswa diberikan kesempatan

untuk berinteraksi dengan sesama siswa untuk mendiskusikan pembacaan

puisi siswa lain

e. Pemodelan (Modeling), Siswa diberikan contoh autentik tentang cara

membaca puisi yang tepat melalui pemutaran kaset dan video rekaman

f. Penilaian sebenarnya (Authentic Assessment), Guru melakukan penilain

terhadap kemampuan siswa dalam membaca puisi berdasarkan kompetensi

nyata siswa, yakni praktik langsung pembacaan puisi. Namun sebagai

pelengkap, juga dilaksanakan tes tulis berupa uji kemampuan teori.

2.6. Hipotesis Tindakan

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan hipotesis kerja atau hipotesis

alternatif (Ha), yakni hipotesis yang menyatakan adanya hubungan antara variabel

14

Page 15: Contoh PTK Bahasa Indonesia SD

X dan Y (Arikunto,1998:69). Peneliti merumuskan hipotesis sebagai berikut :

Penerapan pembelajaran kontekstual (CTL) dapat meningkatkan kemampuan

siswa kelas V SDN IV Sungaiselam semester ganjil tahun pelajaran 2009/2010

dalam membaca puisi dengan lafal dan intonasi yang tepat.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

15

Page 16: Contoh PTK Bahasa Indonesia SD

Penelitian ini bertujuan untuk menemukan jawaban atas penyebab masih

rendahnya kemampuan membaca siswa kelas V SDN IV Sungaiselam dalam

membaca puisi dengan. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan

menerapkan strategi pembelajaran kontekstual (CTL) den tujuh komponen yakni :

a. Konstruktivisme (Constructivism), Bertanya (Questioning), c. Menemukan

(Inquiry), d. Masyarakat belajar (Learning Community), e. Pemodelan

(Modeling), dan f. Penilaian sebenarnya (Authentic Assessment).

Untuk mencapai tujuan tersebut, diperlukan sejumlah komponen

metodologi sebagai berikut :

3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian

Pendekatan penelitian mi adalah kualitatif, yaitu penelitian yang

dinyatakan dalam bentuk verbal dan dianalisis tanpa menggunakan statistik.. Data

yang akan dikumpulkan bersifat deskriptif, yaitu penjelasan tentang kondisi

kemampuan siswa dalam membaca puisi setelah mendapat perlakuan dalam

proses belajar kontekstual (CTL).

Prosedur penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas

karena penelitian ini mencoba untuk memecahkan masalah yang terjadi di dalam

kelas selama pembelajaran Bahasa Indonesia berlangsung, yakni masalah

kemampuan membaca puisi yang belum menggunakan lafal dan intonasi yang

tepat. Jenis penelitian tindakan kelas yang digunakan adalah penelitian tindakan

kelas partisipan, yakni jenis penelitian tindakan kelas yang menuntut penelitinya

harus terlibat langsung di dalam proses penelitian Wibawa et.al (2003:15).

Dengan demikian, sejak perencanaan penelitian peneliti merasa terlibat,

selanjutnya peneliti memantau, mencatat dan mengumpulkan data, lalu

menganalisis data serta berakhir dengan melaporkan hasil penelitiannya.

Penelitian ini lebih menekankan pada proses pembelajaran daripada hasil akhir

pembelajaran itu sendiri. Proses yang diamati adalah interaksi guru dengan siswa

dan interaksi siswa dengan siswa. Data hasil penelitian berupa kata-kata dan akan

dipaparkan sesuai dengan kejadian yang terjadi dan dianalisis secara induktif.

Dalam penelitian ini, peneliti sebagai instrumen utama. Hal ini karena peneliti

yang akan merencanakan, merancang, melaksanakan, mengumpulkan data,

16

Page 17: Contoh PTK Bahasa Indonesia SD

menganalisis data, menanik kesimpulan dan membuat laporan. Hal ini sesuai

dengan ciri-ciri pendekatan kualitatif, yaitu:

1) menggunakan lingkungan alamiah sebagai sumber data langsung;

2) bersifat deskriptif analitik karena data yang diperoleh tidak dituangkan dalam

bentuk bilangan statistik, namun dalam bentuk kata-kata atau gambar-gambar;

3) lebih menekankan proses daripada hasil;

4) analisa data bersifat induktif karena penelitian tidak dimulai dan deduksi teori,

tetapi dimulai dan lapangan; dan

5) mengutamakan makna (Sudjana dalam Hobri, 2007:8)

Proses yang ditekankan dalam penelitian ini adalah respon siswa terhadap

penyampaian materi oleh guru yang menerapkan strategi pembelajaran

kontekstual (CTL). Data akhir hasil penelitian berupa narasi dan akan dipaparkan

sesuai dengan kejadian yang terjadi dan dianalisis secara induktif.

3.2 Kehadiran Peneliti

Sesuai dengan pendekatan penelitian ini yaitu pendekatan kualitatif

dengan jenis penelitian tindakan partisipan, maka kehadiran peneliti di lapangan

sangat diutamakan, karena peneliti bertindak sebagai pengajar (guru),

pewawancara dan pengamat (observer). Disamping itu peneliti juga memberikan

angket kepada subyek penelitian.

Sebagai pewawancara, peneliti akan mewawancarai subyek penelitian

dengan berpedoman pada hasil tugas dan tes masing-masing subyek. Sebagai

pengamat, peneliti mengamati aktivitas siswa selama berlangsungnya tindakan.

Peneliti juga melibatkan kolaborator yakni teman sejawat dan kepala sekolah

sebagai observer II dan observer III, yakni ................................ (nama kepala

sekolah/dosen/guru) dan .............................. (nama guru).

Pengamat II bertugas sebagai pembanding hasil observasi peneliti dan

pengamat III bertugas untuk membuat pengamatan dan penilaian terhadap guru

dalam menerapkan pembelajaran kontekstual (CTL), apakah sesuai dengan tujuan

atau tidak. Hasil pengamatan observer III akan digunakan oleh peneliti untuk

memperbaiki pembelajaran di siklus selanjutnya.

17

Page 18: Contoh PTK Bahasa Indonesia SD

Sebagai interviewer, peneliti akan mewawancarai subyek penelitian

dengan berpedoman pada hasil tugas dan tes masing-masing subyek. Sebagai

observer, peneliti mengamati aktivitas siswa selama berlangsungnya tindakan.

3.3 Lokasi, Waktu dan Subjek Penelitian

Penelitian ini direncanakan dilaksanakan di SDN IV Sungaiselam yang

terletak di ................. pada tanggal ................ s.d ................... 2009. Subjek yang

dipilih adalah kelas V. Alasan peneliti memilih lokasi ini adalah:

1) peneliti adalah guru mata pelajaran Bahasa Indonesia di kelas V

2) kemampuan membaca puisi yang masih belum tepat ,

3) perolehan hasil belajar keseluruhan siswa yang masih kurang memuaskan,

4) belum pernah dilaksanakan penelitian yang sejenis di sekolah ini.

3.4 Data dan Sumber Data

Data yang akan diraih dalam penelitian ini adalah : (1) observasi tingkah

laku siswa pada saat pembelajaran berangsung, (2) hasil pekerjaan siswa terhadap

tugas laporan, diskusi dan tes, (3) hasil wawancara dengan siswa oleh guru

tentang PBM dan sistem pembelajaran yang diterapkan, (4) angket tentang

penilaian siswa terhadap pembelajaran, dan (5) hasil catatan lapangan sebagai

pelengkap hasil pengamatan.

3.5 Prosedur Pengumpulan data

Dalam penelitian ini, prosedur yang digunakan dalam pengumpulan data

sebagai berikut : Pengamatan, angket, penilaian hasil kerja dalam bentuk tes dan

wawancara.

1) Pengamatan difokuskan pada kegiatan siswa pada saat proses pembelajaran.

2) Angket diberikan kepada siswa setelah proses belajar berlangsung. Tujuan

angket ini untuk mengetahui tingkat respon siswa terhadap strategi

pembelajaran yang dipilih guru yang berujung pada timbulnya motivasi

belajar sehingga mendorong siswa untuk menguasai materi.

3) Penilaian hasil kerja digunakan untuk mengetahui daya serap siswa terhadap

materi yang telah diberikan.

18

Page 19: Contoh PTK Bahasa Indonesia SD

4) Analisa hasil tes/ulangan dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui hasil

belajar siswa baik secara individu maupun keseluruhan.

5) Wawancara tentang hasil belajar siswa sebelum dan sesudah pembelajaran

yang diterapkan

3.6 Teknik Analisis Data

Data penelitian yang terkumpul dinalisis dengan menggunakan analisis

kualitatif. Analisis dalam penelitian ini dilakukan pada saat tindakan dan setelah

tindakan. Data Penelitian yang akan diraih terdiri dari hasil observasi, hasil tes,

hasil wawancara, hasil angket, dan catatan lapangan. Rangkaian data yang

dianalisis adalah :

1) Pada saat tindakan

Data dalam penelitian ini dianalisis secara deskriptif, yaitu suatu teknik

pemaparan analisa data sesuai dengan hasil temuan lapangan berupa pengamatan

dengan cek list dan angket. Kedua Instrumen ini digunakan untuk mengukur

tingkat respon siswa.

2) Sesudah tindakan

Setelah proses belajar dengan menggunakan strategi pembelajaran

kontekstual (CTL) selesai, siswa diberikan tes. Isi soal dan skor soal disajikan

dalam lampiran. Tes ini digunakan untuk menentukan tingkat pencapaian siswa

terhadap pokok bahasan yang diberikan. Dari data yang diperoleh, akan

disimpulkan tentang hasil belajar siswa baik per individu maupun secara klasikal.

Penerapan Pembelajaran kontekstual (CTL) dianggap berhasil untuk

meningkatkan hasil belajar siswa apabila nilai individu siswa di atas sama dengan

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), yakni 70.

Penentuan KKM ini berdasarkan pada nilai KKM ideal yang ditetapkan

oleh rapat pleno guru berdasarkan panduan penyusunan KKM dari Depdiknas.

(Depdiknas, 2006). Secara klasikal, penerapan pembelajaran kontekstual (CTL)

dianggap berhasil dalam meningkatkan hasil belajar siswa apabila 75 % siswa

dinyatakan tuntas.

3.7 Keabsahan Data

19

Page 20: Contoh PTK Bahasa Indonesia SD

Keabsahan atau Validasi data dilakukan dengan membahas hasil temuan di

lapangan bersama kolaborator (teman sejawat) yakni ............ dan .............. Semua

kontribusi informasi yang diberikan akan sangat berguna untuk memastikan

derajat kepercayaan data yang diperoleh dan kredibilitas kesimpulan yang

dilakukan. Disamping itu, peneliti juga melakukan triangulasi sumber dan

triangulasi metode. Triangulasi sumber yaitu membandingkan data yang diperoleh

dengan sesuatu yang di luar data itu, dilakukan dengan meminta konfirmasi dari

observer II dan III (teman sejawat/ kepala sekolah). Sedangkan triangulasi metode

yaitu membandingkan data hasil catatan lapangan, data hasil wawancara, data

hasil observasi dan data hasil tes. Data temuan hasil penelitian kemudian

dikonsultasikan kepada pembimbing untuk mendapatkan arahan dan masukan

yang berguna untuk keabsahan data.

3.8 Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah :

a. Siswa yang merespon BAIK terhadap penerapan pembelajaran

kontekstual (CTL) minimal 75 %

b. Jumlah siswa yang aktif dalam pembelajaran minimal 75%

c. Jumlah siswa yang tuntas hasil belajarnya setelah penerapan

pembelajaran kontekstual (CTL) minimal 75 %

d. Jumlah rata-rata hasil belajar siswa minimal 75

3.9 Tahapan dan Desain Penelitian

Penelitian ini dilakukan dalam dengan tahapan : Perencanaan, Tindakan,

Observasi dan Refleksi . Secara skematis, tahapan dilihat dalam alur diagram

sebagai berikut :

20

Page 21: Contoh PTK Bahasa Indonesia SD

21

PERENCANAAN

TINDAKAN PENDAHULUAN

REFLEKSI

TINDAKAN dan

OBSERVASI

PERENCANAAN PERBAIKAN

REFLEKSI

TINDAKAN dan

OBSERVASI

PERENCANAAN PERBAIKAN

REFLEKSI

TINDAKAN dan

OBSERVASI

Page 22: Contoh PTK Bahasa Indonesia SD

Gambar 1 : desain penelitian model Hopkins

Tahapan penelitian direncanakan dilakukan dalam III tahapan Siklus.

Meskipun dalam siklus I atau siklus II tujuan penelitian untuk meningkatkan

kemampuan siswa telah tercapai, penelitian tetap dilaksanakan dalam III Siklus, di

mana siklus III dilaksanakan untuk memperbaiki proses pembelajaran pada siklus

I dan II berdasarkan evaluasi dan diskusi dengan observer II dan observer III.

A. SIKLUS I

Tahapan-tahapan di dalam siklus I dalam PTK ini adalah sebagai berikut :

1. Perencanaan

Kegiatan menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) membuat

pedoman pengamatan (observasi), interview (wawancara), dan angket,

dilaksanakan pada tahap ini. Disamping itu juga disusun tes akhir tindakan.

Peneliti mengumpulkan materi pelajaran berupa contoh puisi, kaset atau

video contoh pembacaan puisi dari internet.

2. Action/ Tindakan

Pelaksanaan tindakan adalah menerapkan atau melaksanakan skenario

pembelajaran yang direncanakan. Tindakan yang dilakukan pada tahap ini adalah

melaksanakan pembelajaran dengan penerapan pembelajaran kontekstual (CTL).

Setelah pembelajaran selesai, dilakukan tes hasil belajar. Maka peneliti melakukan

rangkaian tindakan pembelajaran sebagai berikut :

1. Kegiatal Awal:

- Menjelaskan tentang materi puisi dan tujuan pembelajaran

- Menyajikan contoh puisi beserta contoh pembacaan puisi dengan kaset

rekaman / video

2. Kegiatan Inti

- Siswa mendiskusikan puisi yang diberikan guru dalam kelompok

22

LAPORAN AKHIR

Page 23: Contoh PTK Bahasa Indonesia SD

- Siswa melengkapi LKS berisi tentang pertanyaan-pertanyaan - Siswa

mengumpulkan puisinya masing-masing

- Siswa yang siap, membaca puisi di depan kelas

- masing-masing kelompok memberikan tanggapan terhadap pembacaan

puisi.

3. Kegiatan Akhir:

- Guru berdiskusi dengan siswa tentang hasil diskusi

- Siswa menyimpulkan hasil belajar

3. Observasi

Kegiatan observasi bertujuan untuk mendokumentasikan segala sesuatu

berkaitan dengan pemberian tindakan. Data yang ingin diperoleh adalah

kegiatan /aktifitas siswa oleh observer I dan observer II serta aktifitas guru oleh

observer III selama proses belajar mengajar berlangsung

4. Refleksi

Refleksi dalam penelitian tindakan kelas adalah upaya untuk mengkaji

atau memikirkan apa dan mengapa dampak dari suatu tindakan kelas. Refleksi

juga dimaksudkan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan yang masih ditemui.

Kriteria yang digunakan untuk menentukan keberhasilan suatu siklus, yakni

apabila :

1. Aktifitas guru dan siswa baik

2. Penilaian subjek penelitian terhadap pembelajaran baik

3. Hasil belajar subjek penelitian minimal 70

4. Ketuntasan klasikal adalah = 70 % atau lebih

Baik apabila hasil refleksi belum baik ataupun telah terpenuhi, maka

peneliti tetap akan melanjutkan penelitian pada siklus II. Tujuan siklus II adalah

untuk memperbaiki kekurangan dalam siklus I. Meskipun hasil belajar telah tuntas

dalam siklus I, Peneliti akan tetap melanjutkan pada sikus II untuk melakukan

perbaikan proses pembelajaran berdasarkan evaluasi dan diskusi dengan observer

II dan III. Dengan demikian peneliti dapat melakukan perbandingan hasil belajar

siswa antara hasil dari siklus I dengan siklus II.

B. SIKLUS II

23

Page 24: Contoh PTK Bahasa Indonesia SD

Tahapan-tahapan di dalam siklus I dalam PTK ini adalah sebagai berikut :

1. Planning /Perencanaan

Kegiatan menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), membuat

pedoman pengamatan (observasi), interview (wawancara), dan angket,

dilaksanakan pada tahap ini. Disamping itu juga disusun tes akhir tindakan.

Peneliti mengumpulkan materi pelajaran berupa contoh puisi, kaset atau

video contoh pembacaan puisi dari internet.

2. Action/ Tindakan

Pelaksanaan tindakan adalah menerapkan atau melaksanakan skenario

pembelajaran yang direncanakan. Tindakan yang dilakukan pada tahap ini adalah

melaksanakan pembelajaran dengan penerapan pembelajaran berbasis pengamtan

langsung. Setelah pembelajaran selesai, dilakukan tes hasil belajar. Maka peneliti

melakukan rangkaian tindakan pembelajaran sebagai berikut :

1. Kegiatal Awal:

- Mengulang sekilas tentang materi puisi sebelumnya dan menyampaikan

tujuan pembelajaran

- Menyajikan contoh puisi beserta contoh pembacaan puisi dengan kaset

rekaman / video

2. Kegiatan Inti

- Siswa mendiskusikan puisi yang diberikan guru dalam kelompok

- Siswa melengkapi LKS berisi tentang pertanyaan-pertanyaan

- Siswa mengumpulkan puisinya masing-masing

- Siswa yang siap, membaca puisi di depan kelas

- masing-masing kelompok memberikan tanggapan terhadap pembacaan

puisi.

3. Kegiatan Akhir:

- Guru berdiskusi dengan siswa tentang hasil diskusi

- Siswa menyimpulkan hasil belajar

3. Observasi

Kegiatan observasi bertujuan untuk mendokumentasikan segala sesuatu

berkaitan dengan pemberian tindakan. Data yang ingin diperoleh adalah

24

Page 25: Contoh PTK Bahasa Indonesia SD

kegiatan /aktifitas siswa oleh observer I dan observer II serta aktifitas guru oleh

observer III selama proses belajar mengajar berlangsung

4. Refleksi

Refleksi dalam penelitian tindakan kelas adalah upaya untuk mengkaji

atau memikirkan apa dan mengapa dampak dari suatu tindakan kelas. Refleksi

juga dimaksudkan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan yang masih ditemui.

Kriteria yang digunakan untuk menentukan keberhasilan suatu siklus, yakni

apabila :

1. Aktifitas guru dan siswa baik

2. Penilaian subjek penelitian terhadap pembelajaran baik

3. Hasil belajar subjek penelitian minimal 70

4. Ketuntasan klasikal adalah = 75 % atau lebih

Baik apabila hasil refleksi belum baik ataupun telah terpenuhi, maka

peneliti tetap akan melanjutkan penelitian pada siklus III. Tujuan siklus III adalah

untuk memperbaiki kekurangan dalam siklus II. Meskipun hasil belajar telah

tuntas dalam siklus II, Peneliti akan tetap melanjutkan pada sikus III untuk

melakukan perbaikan proses pembelajaran berdasarkan evaluasi dan diskusi

dengan observer II dan III. Dengan demikian peneliti dapat melakukan

perbandingan hasil belajar siswa antara hasil dari siklus I, II dengan siklus III.

C. SIKLUS III

Tahapan-tahapan di dalam siklus III dalam PTK ini adalah sebagai berikut :

1. Planning /Perencanaan

Kegiatan menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), membuat

pedoman pengamatan (observasi), interview (wawancara), dan angket,

dilaksanakan pada tahap ini. Disamping itu juga disusun tes akhir tindakan.

Peneliti mengumpulkan kembali materi pelajaran berupa contoh puisi,

kaset atau video contoh pembacaan puisi dari internet.

2. Action/ Tindakan

Pelaksanaan tindakan adalah menerapkan atau melaksanakan skenario

pembelajaran yang direncanakan. Tindakan yang dilakukan pada tahap ini adalah

melaksanakan pembelajaran dengan penerapan pembelajaran berbasis pengamtan

25

Page 26: Contoh PTK Bahasa Indonesia SD

langsung. Setelah pembelajaran selesai, dilakukan tes hasil belajar. Maka peneliti

melakukan rangkaian tindakan pembelajaran sebagai berikut :

1. Kegiatal Awal:

- Mengulang sekilas tentang materi puisi sebelumnya dan menyampaikan

tujuan pembelajaran

- Menyajikan contoh puisi beserta contoh pembacaan puisi dengan kaset

rekaman / video

2. Kegiatan Inti

- Siswa mendiskusikan puisi yang diberikan guru dalam kelompok

- Siswa melengkapi LKS berisi tentang pertanyaan-pertanyaan

- Siswa mengumpulkan puisinya masing-masing

- Siswa yang siap, membaca puisi di depan kelas

- masing-masing kelompok memberikan tanggapan terhadap pembacaan

puisi.

3. Kegiatan Akhir:

- Guru berdiskusi dengan siswa tentang hasil diskusi

- Siswa menyimpulkan hasil belajar

3. Observasi

Kegiatan observasi bertujuan untuk mendokumentasikan segala sesuatu

berkaitan dengan pemberian tindakan. Data yang ingin diperoleh adalah

kegiatan /aktifitas siswa oleh observer I dan observer II serta aktifitas guru oleh

observer III selama proses belajar mengajar berlangsung

4. Refleksi

Refleksi dalam penelitian tindakan kelas adalah upaya untuk mengkaji

atau memikirkan apa dan mengapa dampak dari suatu tindakan kelas. Refleksi

juga dimaksudkan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan yang masih ditemui.

Kriteria yang digunakan untuk menentukan keberhasilan suatu siklus, yakni

apabila :

1. Aktifitas guru dan siswa baik

2. Penilaian subjek penelitian terhadap pembelajaran baik

3. Hasil belajar subjek penelitian minimal 70

4. Ketuntasan klasikal adalah > 75% (lebih dari atau sama dengan 75%)

26

Page 27: Contoh PTK Bahasa Indonesia SD

Dalam tahap ini diharapkan seluruh kriteria dapat tercapai sehingga

tahapan siklus dapat diakhiri dan dilanjutkan dengan pembuatan laporan.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Siklus I

4.1.1. Perencanaan Tindakan

Kegiatan menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) membuat

pedoman pengamatan (observasi), interview (wawancara), dan angket,

dilaksanakan pada tahap ini. Disamping itu juga disusun tes akhir tindakan.

Peneliti mengumpulkan materi pelajaran berupa contoh puisi, kaset atau

video contoh pembacaan puisi dari internet.

4.1.2. Pelaksanaan Tindakan

Peneliti melakukan rangkaian tindakan pembelajaran sebagai berikut :

1. Kegiatal Awal:

- Menjelaskan tentang materi puisi dan tujuan pembelajaran

- Menyajikan contoh puisi beserta contoh pembacaan puisi dengan kaset

rekaman / video

2. Kegiatan Inti

- Siswa mendiskusikan puisi yang diberikan guru dalam kelompok

- Siswa melengkapi LKS berisi tentang pertanyaan-pertanyaan - Siswa

mengumpulkan puisinya masing-masing

- Siswa yang siap, membaca puisi di depan kelas

- masing-masing kelompok memberikan tanggapan terhadap pembacaan

puisi.

3. Kegiatan Akhir:

- Guru berdiskusi dengan siswa tentang hasil diskusi

- Siswa menyimpulkan hasil belajar

4.1.3. Observasi dan Analisis

27

Page 28: Contoh PTK Bahasa Indonesia SD

Data yang diperoleh adalah kegiatan /aktifitas siswa oleh observer I dan

observer II serta aktifitas guru oleh observer III selama proses belajar mengajar

berlangsung Berdasarkan hasil observasi dan rangkaian tahapan penelitian,

didapatkan temuan-temuan sebagai berikut :

4.1.3.1 Respon Siswa

Penerapan instrumen untuk mengetahui respon siswa dianggap perlu oleh

peneliti karena dengan adanya respon yang baik terhadap pembelajaran, akan

mendorong siswa lebih mudah dalam memahamai materi pelajaran (Usman,

1999:82).

Berdasar angket yang diberikan peneliti kepada seluruh siswa tentnag

respon meraka terhadap strategi pembelajaran kontekstual (CTL) yang diterapkan

guru, didapat hasil data sebagai berikut.

Tabel 1 : Respon Siswa Siklus I

NO NAMA

JUMLAH JAWABAN SKOR PREDIKAT

YA TIDAK

1Nama siswa

kelas V4 1 80 BAIK

2Nama siswa

kelas V5 0 100 SANGAT BAIK

3Nama siswa

kelas V4 1 80 BAIK

4Nama siswa

kelas V5 0 100 SANGAT BAIK

5Nama siswa

kelas V5 0 100 SANGAT BAIK

6Nama siswa

kelas V5 0 100 SANGAT BAIK

7Nama siswa

kelas V4 1 80 BAIK

8Nama siswa

kelas V5 0 100 SANGAT BAIK

9Nama siswa

kelas V4 1 80 BAIK

10Nama siswa

kelas V5 0 100 SANGAT BAIK

11Nama siswa

kelas V5 0 100 SANGAT BAIK

28

26

Page 29: Contoh PTK Bahasa Indonesia SD

12Nama siswa

kelas V5 0 100 SANGAT BAIK

13Nama siswa

kelas V5 0 100 SANGAT BAIK

14Nama siswa

kelas V5 0 100 SANGAT BAIK

15Nama siswa

kelas V4 1 80 BAIK

16Nama siswa

kelas V5 0 100 SANGAT BAIK

17Nama siswa

kelas V5 0 100 SANGAT BAIK

18Nama siswa

kelas V5 0 100 SANGAT BAIK

19Nama siswa

kelas V5 0 100 SANGAT BAIK

20Nama siswa

kelas V4 1 80 BAIK

Keterangan :

Jawaban Ya diberikan skor 1 dan tidak diberikan skor 0

Skor kemudian diinterpretasi dengan rentang nilai 0-100. Rumus yang dapat

digunakan menurut Ali (1987:184) adalah :

SI

N = X 100

SD

Keterangan :

N = Nilai

SM = Skor Yang diinginkan

SP = Skor Yang didapat

Nilai 100 = Respon Sangat Baik

Nilai 80 = Respon Baik

Nilai 60 = Respon Cukup Baik

Nilai 20-40 = Respon Kurang Baik

Nilai 0 = Tidak Merespon

Berdasar data di atas dapat ditarik kesimpulan :

Siswa yang memiliki Respon Sangat Baik = 14 Siswa (70,0%)

Siswa yang memiliki Respon Baik = 6 Siswa (30,0%)

Siswa yang memiliki Respon Cukup Baik = 0 Siswa (0%)

29

Page 30: Contoh PTK Bahasa Indonesia SD

Siswa yang memiliki Respon Kurang Baik = 0 Siswa (0%)

Siswa yang Tidak Merespon = 0 Siswa (0%)

Berdasarkan dari hasil angket data diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa

mayoritas siswa memiliki respon yang BAIK terhadap penerapan strategi

pembelajaran kontekstual (CTL) yang dilaksanakan oleh guru.

4.1.3.2 Partisipasi Belajar Siswa

Berdasar lembar observasi peneliti dan observer II, didapat hasil data sebagai

berikut :

Tabel 2 : Partisipasi Belajar Siswa Siklus I

NO KOMPONEN OBSERVASIJUMLAH SISWA

PENELITIOBSERVER

II

1 Siswa membawa puisi sendiri 20 20

2Siswa memperhatikan pengarahan– pengarahan yang diberikan guru

20 20

3Siswa mengajukan diri untuk maju membaca puisi

20 20

4Siswa terlibat aktif dalam proses diskusi kelompok

17 18

5 Siswa mengerjakan LKS secara individu 20 20

6Siswa tampak antusias memperhatikan siswa lain membaca puisi

18 18

7 Siswa dapat menyimpulkan hasil belajar 20 20

30

Page 31: Contoh PTK Bahasa Indonesia SD

RATA -RATA 19.3 19.4

PROSENTASE 96.4% 97.1%

Dari hasil pengamatan di atas dapat disimpulkan bahwa aktifitas kegiatan

belajar siswa dapat dikatakan Sangat Baik karena hasil observasi pengamat I/

peneliti dengan observer II (guru lain) menunjukkan angka 96,4% dan 97,1%.

4.1.3.3 Hasil Observasi Pengamat III terhadap Aktifitas Guru

Berdasarkan hasil observasi pengamat III terhadap tindakan guru saat

proses pembelajaran, didapat hasil sebagai berikut :

Tabel 3 : Hasil Observasi Guru Siklus I

NO KOMPONEN OBSERVASI

HASIL OBSERVASI

DILAKUKANTIDAK

DILAKUKAN

1Guru menyampaikan tujuan

pembelajaran dengan baik√

2Guru menjelaskan materi

dengan runtut dan sistematis√

3Guru memberikan contoh

rekaman puisi yang tepat√

4

Guru mampu menciptakan

suasana kelas yang

menyenangkan dengan

pembelajaran CTL

5Mimik dan gaya guru saat

pembelajaran baik√

6Suara dan intonasi guru sesuai

dengan kondisi kelas√

7Guru membangun suasana

komunikatif dan dialogis√

8Perhatian guru menyeluruh ke

semua siswa√

9 Pertanyaan guru merata pada √

31

Page 32: Contoh PTK Bahasa Indonesia SD

seluruh siswa

10Guru memberikan tugas

individu√

11

Guru memberikan bimbingan

pada kelompok yang

memerlukan

12Guru memberikan penguatan

berupa pujian secara merata√

13Guru berhasil mendorong

partisipasi aktif siswa√

14Guru mereview materi di akhir

pembelajaran√

15Pembelajaran sesuai dengan

RPP√

Dari data di atas, guru dapat melaksanakan pembelajaran dengan BAIK

mengingat 14 dari 15 poin pengajaran (93,3%) penilaian telah terpenuhi.

4.1.3.4 Hasil Belajar Siswa

Tes yang diberikan terdiri atas dua jenis yakni tes performan berupa

praktik membaca puisi dan tes tulis berisi 5 pertanyaan uraian. Tes ini untuk

mengukur kemampuan siswa dalam membaca puisi dengan lafal dan intonasi

yang. Soal dan skor soal termuat dalam lampiran. Titik tekan penilaian pada nilai

praktik. Dari hasil tes yang dilakukan oleh peneliti, didapat hasil belajar sebagai

berikut :

Tabel 4 : Hasil Belajar Siswa Siklus I

NONAMA SISWA

NILAI

PRAKTIK PREDIKAT TULIS PREDIKATRATA-RATA PREDIKAT

1Nama siswa

kelas V 70.0 TUNTAS 75 TUNTAS 71.3 TUNTAS

2Nama siswa

kelas V 75.0 TUNTAS 70 TUNTAS 73.8 TUNTAS

3Nama siswa

kelas V 71.7 TUNTAS 75 TUNTAS 72.5 TUNTAS

4Nama siswa

kelas V 75.3 TUNTAS 80 TUNTAS 76.5 TUNTAS

5Nama siswa

kelas V 71.7 TUNTAS 70 TUNTAS 71.3 TUNTAS

32

Page 33: Contoh PTK Bahasa Indonesia SD

6Nama siswa

kelas V 74.0 TUNTAS 75 TUNTAS 74.3 TUNTAS

7Nama siswa

kelas V 75.0 TUNTAS 75 TUNTAS 75.0 TUNTAS

8Nama siswa

kelas V 71.7 TUNTAS 70 TUNTAS 71.3 TUNTAS

9Nama siswa

kelas V 73.7 TUNTAS 75 TUNTAS 74.0 TUNTAS

10Nama siswa

kelas V 76.0 TUNTAS 75 TUNTAS 75.8 TUNTAS

11Nama siswa

kelas V 71.0 TUNTAS 70 TUNTAS 70.8 TUNTAS

12Nama siswa

kelas V 69.0TIDAK

TUNTAS 70 TUNTAS 69.3TIDAK

TUNTAS

13Nama siswa

kelas V 71.7 TUNTAS 70 TUNTAS 71.3 TUNTAS

14Nama siswa

kelas V 73.3 TUNTAS 75 TUNTAS 73.8 TUNTAS

15Nama siswa

kelas V 72.3 TUNTAS 70 TUNTAS 71.8 TUNTAS

16Nama siswa

kelas V 71.7 TUNTAS 75 TUNTAS 72.5 TUNTAS

17Nama siswa

kelas V 75.0 TUNTAS 70 TUNTAS 73.8 TUNTAS

18Nama siswa

kelas V 75.0 TUNTAS 75 TUNTAS 75.0 TUNTAS

19Nama siswa

kelas V 70.0 TUNTAS 70 TUNTAS 70.0 TUNTAS

20Nama siswa

kelas V 70.0 TUNTAS 75 TUNTAS 71.3 TUNTASRATA-RATA 72.6 73 72.7

Dari data diatas, untuk nilai praktik membaca puisi dengan lafal dan

intonasiyang tepat, diambil kesimpulan :

Jumlah Siswa Tuntas = 19 (95,0 %) / Tuntas Kelasikal

Jumlah Siswa Tidak Tuntas = 1 (5,0 %)

Jumlah rata-rata kelas = 72,7 (Memenuhi target KKM kelasikal SIKLUS I,

yakni 70)

Hasil ini jika dibandingkan dengan pembelajaran sebelum penerapan

pembelajaran kontekstual (CTL) sebagai berikut :

DataJumlah Siswa

Tuntas

Jumlah Siswa

Tidak Tuntas

Jumlah rata-

rata kelas

33

Page 34: Contoh PTK Bahasa Indonesia SD

010203040

50607080

JUMLAH SISWA /

NILAI

Pra Siklus Siklus I

PERBANDINGAN NILAI PRA SIKLUS dan SIKLUS I

Jumlah SiswaTuntas

Jumlah SiswaTidak Tuntas

Jumlah Nilai rata-rata

Sebelum

Penerapan

Pembelajaran

kontekstual

12 (60,0 %) /

Tidak Tuntas

Kelasikal

8 (40,0%)

66,8

(Tidak

Memenuhi

target KKM

kelasikal)

Sesudah

Penerapan

Pembelajaran

kontekstual

19 (95,0%) /

Tuntas Kelasikal1 (5,0%)

72,7

(Memenuhi

target KKM

kelasikal

siklus I)

Data di atas dapat divisualisasikan dalam grafik sebagai berikut :

Gambar 2 : Grafik Perbandingan Hasil Para Siklus dan Siklus I

4.1.3.5. Hasil wawancara

Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa kelas V SDN IV Sungaiselam

tentang mengapa kemampuan membaca puisi mereka masih belum sesuai dengan

lafal dan intonasi yang tepat pada pembelajaran pra siklus, diperoleh kesimpulan

jawaban sebagai berikut :

34

Page 35: Contoh PTK Bahasa Indonesia SD

1. Siswa merasa tidak percaya diri sehingga dalam membaca puisi selalu ragu-

ragu sehingga pembacaan puisi terkesan tergesa-gesa dan tidak jelas

2. Siswa memiliki kemampuan membaca puisi yang belum sesuai dengan lafal

dan intonasi yang tepat karena belum melihat contoh nyata pembacaan puisi

yang tepat.

4.1.4. Refleksi Siklus I

Berdasarkan paparan data diatas, dapat ambil sejumlah evaluasi pada

beberapa hal sebagai berikut :

a. Tingkat respon siswa secara klasikal adalah 100 %. Namun jumlah siswa yang

dinyatakan dengan predikat Sangat Baik masih belum mencapai 75%. Hal ini

bagi peneliti perlu ditindaklanjuti untuk ditingkatkan.

b. Partisipasi belajar siswa Sangat Baik karena berdasarkan data peneliti sebanyak

96,4% siswa aktif dalam proses pembelajaran sementara observer II mencatat

sebanyak 97,1%

b. Berdasar hasil observasi pengamat III, 14 dari 15 poin observasi (93,3%) telah

dilaksanakan dengan baik oleh guru dan hanya satu poin yang belum

terlaksana.

c. Berdasar hasil analisa ulangan, didapat data sebagai berikut :

Jumlah Siswa Tuntas = 19 (95 %) / Tuntas Kelasikal

Jumlah Siswa Tidak Tuntas = 1 (5%)

Jumlah rata-rata kelas = 72,7 (Memenuhi target KKM kelasika

Siklus I)

Dengan memperhatikan hasil evaluasi pada siklus I, maka peneliti

melanjutkan penelitian tindakan pada siklus II mengingat masih adanya nilai yang

belum tuntas dan ada poin kinerja guru yang belum terpenuhi,

4.2 Siklus II

4.2.1. Perencanaan Tindakan

35

Page 36: Contoh PTK Bahasa Indonesia SD

Kegiatan menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) membuat

pedoman pengamatan (observasi), interview (wawancara), dan angket,

dilaksanakan pada tahap ini. Disamping itu juga disusun tes akhir tindakan.

Peneliti mengumpulkan materi pelajaran berupa contoh puisi, kaset atau

video contoh pembacaan puisi dari internet.

4.2.2. Pelaksanaan Tindakan

Peneliti melakukan rangkaian tindakan pembelajaran sebagai berikut :

1. Kegiatal Awal:

- Mengulang sekilas tentang materi puisi sebelumnya dan menyampaikan

tujuan pembelajaran

- Menyajikan contoh puisi beserta contoh pembacaan puisi dengan kaset

rekaman / video

2. Kegiatan Inti

- Siswa mendiskusikan puisi yang diberikan guru dalam kelompok

- Siswa melengkapi LKS berisi tentang pertanyaan-pertanyaan

- Siswa mengumpulkan puisinya masing-masing

- Siswa yang siap, membaca puisi di depan kelas

- masing-masing kelompok memberikan tanggapan terhadap pembacaan

puisi.

3. Kegiatan Akhir:

- Guru berdiskusi dengan siswa tentang hasil diskusi

- Siswa menyimpulkan hasil belajar

4.2.3. Observasi dan Analisis

Data yang diperoleh adalah kegiatan /aktifitas siswa oleh observer I dan

observer II serta aktifitas guru oleh observer III selama proses belajar mengajar

berlangsung Berdasarkan hasil observasi dan rangkaian tahapan penelitian,

didapatkan temuan-temuan sebagai berikut :

4.2.3.1 Respon Siswa

36

Page 37: Contoh PTK Bahasa Indonesia SD

Berdasar angket yang diberikan peneliti kepada seluruh siswa tentang

respon meraka terhadap strategi pembelajaran kontekstual (CTL) siklus II yang

diterapkan guru, didapat hasil data sebagai berikut :

Tabel 4 : Respon Siswa Siklus II

NO NAMAJUMLAH

JAWABAN NILAI PREDIKATYA TIDAK

1Nama siswa

kelas V4 1 80 SANGAT BAIK

2Nama siswa

kelas V5 0 100 SANGAT BAIK

3Nama siswa

kelas V4 1 80 BAIK

4Nama siswa

kelas V5 0 100 SANGAT BAIK

5Nama siswa

kelas V5 0 100 SANGAT BAIK

6Nama siswa

kelas V5 0 100 SANGAT BAIK

7Nama siswa

kelas V4 1 80 BAIK

8Nama siswa

kelas V5 0 100 SANGAT BAIK

9Nama siswa

kelas V5 0 100 SANGAT BAIK

10Nama siswa

kelas V5 0 100 SANGAT BAIK

11Nama siswa

kelas V5 0 100 SANGAT BAIK

12Nama siswa

kelas V5 0 100 SANGAT BAIK

13Nama siswa

kelas V5 0 100 SANGAT BAIK

14Nama siswa

kelas V5 0 100 SANGAT BAIK

15Nama siswa

kelas V5 0 100 SANGAT BAIK

16Nama siswa

kelas V5 0 100 SANGAT BAIK

17Nama siswa

kelas V5 0 100 SANGAT BAIK

18Nama siswa

kelas V5 0 100 SANGAT BAIK

19Nama siswa

kelas V5 0 100 SANGAT BAIK

37

Page 38: Contoh PTK Bahasa Indonesia SD

20Nama siswa

kelas V4 1 80 BAIK

Berdasar data di atas dapat ditarik kesimpulan :

Siswa yang memiliki Respon Sangat Baik = 17 Siswa (85,%)

Siswa yang memiliki Respon Baik = 3 Siswa (15,0%)

Siswa yang memiliki Respon Cukup Baik = 0 Siswa (0%)

Siswa yang memiliki Respon Kurang Baik = 0 Siswa (0%)

Siswa yang Tidak Merespon = 0 Siswa (0%)

Berdasarkan dari hasil angket data diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa

mayoritas siswa memiliki respon yang BAIK terhadap penerapan strategi

pembelajaran kontekstual (CTL) dalam siklus II yang dilaksanakan oleh guru.

4.2.3.2 Partisipasi Belajar Siswa

Berdasar lembar observasi peneliti dan observer II, didapat hasil data sebagai

berikut :

Tabel 5 : Partisipasi Belajar Siswa Siklus II

NO KOMPONEN OBSERVASI

JUMLAH SISWA

PENELITIOBSERVER

II1 Siswa membawa puisi sendiri 20 20

2Siswa memperhatikan pengarahan–

pengarahan yang diberikan guru20 20

3Siswa mengajukan diri untuk maju

membaca puisi20 20

4Siswa terlibat aktif dalam proses diskusi

kelompok19 20

5 Siswa mengerjakan LKS secara individu 20 20

6Siswa tampak antusias memperhatikan

siswa lain membaca puisi20 20

7 Siswa dapat menyimpulkan hasil belajar 20 20RATA -RATA 19.9 20.0PROSENTASE 99.3 100.0

38

Page 39: Contoh PTK Bahasa Indonesia SD

Dari hasil pengamatan di atas dapat disimpulkan bahwa partisipasi belajar

siswa dapat dikatakan Sangat Baik karena hasil observasi pengamat I/ peneliti

dengan observer II (guru lain) menunjukkan angka 99,3% dan 100,0%.

4.2.3.3 Hasil Observasi Pengamat III terhadap Aktifitas Guru

Berdasarkan hasil observasi pengamat III terhadap tindakan guru saat proses

pembelajaran, didapat hasil sebagai berikut :

Tabel 7 : Hasil Observasi Guru Siklus I

NO KOMPONEN OBSERVASI

HASIL OBSERVASI

DILAKUKANTIDAK

DILAKUKAN

1Guru menyampaikan tujuan

pembelajaran dengan baik√

2Guru menjelaskan materi

dengan runtut dan sistematis√

3Guru memberikan contoh

rekaman puisi yang tepat√

4

Guru mampu menciptakan

suasana kelas yang

menyenangkan dengan

pembelajaran CTL

5Mimik dan gaya guru saat

pembelajaran baik√

6Suara dan intonasi guru sesuai

dengan kondisi kelas√

7Guru membangun suasana

komunikatif dan dialogis√

8Perhatian guru menyeluruh ke

semua siswa√

9Pertanyaan guru merata pada

seluruh siswa√

10Guru memberikan tugas

individu√

11

Guru memberikan bimbingan

pada kelompok yang

memerlukan

39

Page 40: Contoh PTK Bahasa Indonesia SD

12Guru memberikan penguatan

berupa pujian secara merata√

13Guru berhasil mendorong

partisipasi aktif siswa√

14Guru mereview materi di akhir

pembelajaran√

15Pembelajaran sesuai dengan

RPP√

Dari data di atas, guru dapat melaksanakan pembelajaran dengan Sangat

Baik mengingat 15 dari 15 poin pengajaran (100%) penilaian telah terpenuhi.

4.2.3.4 Hasil Belajar Siswa

Tes yang diberikan terdiri atas dua jenis yakni tes performan berupa

praktik membaca puisi dan tes tulis berisi 5 pertanyaan uraian. Tes ini untuk

mengukur kemampuan siswa dalam membaca puisi dengan lafal dan intonasi

yang. Soal dan skor soal termuat dalam lampiran. Titik tekan penilaian pada nilai

praktik. Dari hasil tes yang dilakukan oleh peneliti, didapat hasil belajar sebagai

berikut :

Tabel 8 : Hasil Belajar Siklus II

NONAMA SISWA

NILAI

PRAKTIK PREDIKAT TULIS PREDIKATRATA-RATA

PREDIKAT

1Nama siswa

kelas V76.7 TUNTAS 75 TUNTAS 76.3 TUNTAS

2Nama siswa

kelas V75.0 TUNTAS 74 TUNTAS 73.8 TUNTAS

3Nama siswa

kelas V76.3 TUNTAS 75 TUNTAS 76.0 TUNTAS

4Nama siswa

kelas V75.3 TUNTAS 80 TUNTAS 76.5 TUNTAS

5Nama siswa

kelas V75.7 TUNTAS 70 TUNTAS 74.3 TUNTAS

6Nama siswa

kelas V76.0 TUNTAS 75 TUNTAS 75.8 TUNTAS

7Nama siswa

kelas V75.0 TUNTAS 75 TUNTAS 75.0 TUNTAS

8Nama siswa

kelas V75.0 TUNTAS 76 TUNTAS 73.8 TUNTAS

40

Page 41: Contoh PTK Bahasa Indonesia SD

9Nama siswa

kelas V76.0 TUNTAS 75 TUNTAS 75.8 TUNTAS

10Nama siswa

kelas V77.7 TUNTAS 75 TUNTAS 77.0 TUNTAS

11Nama siswa

kelas V73.3 TUNTAS 75 TUNTAS 72.5 TUNTAS

12Nama siswa

kelas V74.7 TUNTAS 70 TUNTAS 73.5 TUNTAS

13Nama siswa

kelas V74.0 TUNTAS 70 TUNTAS 73.0 TUNTAS

14Nama siswa

kelas V73.3 TUNTAS 75 TUNTAS 73.8 TUNTAS

15Nama siswa

kelas V75.7 TUNTAS 75 TUNTAS 74.3 TUNTAS

16Nama siswa

kelas V71.7 TUNTAS 75 TUNTAS 72.5 TUNTAS

17Nama siswa

kelas V75.0 TUNTAS 70 TUNTAS 73.8 TUNTAS

18Nama siswa

kelas V75.0 TUNTAS 75 TUNTAS 75.0 TUNTAS

19Nama siswa

kelas V75.3 TUNTAS 76 TUNTAS 74.0 TUNTAS

20Nama siswa

kelas V75.0 TUNTAS 75 TUNTAS 75.0 TUNTAS

RATA-RATA 75.1 76 75.2

Dari data diatas, untuk nilai praktik membaca puisi dengan lafal dan

intonasiyang tepat, diambil kesimpulan :

Jumlah Siswa Tuntas = 20 (100 %) / Tuntas Kelasikal

Jumlah Siswa Tidak Tuntas = 0 (0 %)

Jumlah rata-rata kelas = 75,1 (Memenuhi target KKM kelasikal Siklus II

yakni 75)

Hasil ini jika dibandingkan dengan pembelajaran pra siklus dan siklus I

sebagai berikut :

Data Jumlah Siswa TuntasJumlah Siswa

Tidak Tuntas

Jumlah rata-rata

kelas

41

Page 42: Contoh PTK Bahasa Indonesia SD

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR PRA SIKLUS, SIKLUS I dan SIKLUS II

0

10

20

30

40

50

60

70

80

PraSiklus

Siklus I Siklus II

JU

ML

AH

SIS

WA

/N

ILA

I

Jumlah SiswaTuntas

Jumlah SiswaTidak Tuntas

Jumlah Nilai rata-rata

Sebelum

Penerapan

Pembelajaran

kontekstual

12 (60,0 %) /

Tidak Tuntas Kelasikal8 (40,0%)

66,8

(Tidak

Memenuhi

target KKM

kelasikal)

Setelah

Pembelajaran

kontekstual

Siklus I

19 (95,0%) /

Tuntas Kelasikal1 (5,0%)

72,7

(Memenuhi

target KKM

kelasikal

siklus I)

Setelah

Pembelajaran

kontekstual

Siklus II

20 (100%) /

Tuntas Kelasikal 0 (0%)

75,1

(Memenuhi

target KKM

kelasikal

siklus II)Bila disajikan dalam grafik, didapatkan gambar sebagai berikut :

Gambar 3 : Grafik Perbandingan Hasil Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II

4.2.3.5. Hasil wawancara

Berdasarkan hasil wawancara dengan 1 siswa kelas V SDN IV

Sungaiselam yang masih belum tuntas pada siklus I, diperoleh kesimpulan

jawaban sebagai berikut :

42

Page 43: Contoh PTK Bahasa Indonesia SD

1. Siswa masih belum dapat menumbuhkan kepercayaan diri dengan baik,

sehingga pembacaan puisi tidak dapat menggunakan lafal dan intonasi yang

tepat.

2. Siswa berjanji untuk berusahan meningkatkan kemampuannya membaca puisi

4.2.4. Refleksi Siklus II

Berdasarkan paparan data diatas, dapat ambil sejumlah evaluasi pada

beberapa hal sebagai berikut :

a. Tingkat respon siswa secara klasikal adalah 100 % dan mengalami peningkatan

dibanding siklus I. Meskipun jumlah siswa yang menyatakan respon Sangat

Baik terhadap penerapan pembelajaran kontekstual (CTL) yang dilakukan

oleh guru telah mencapai target 75% yakni 85%, peneliti ingin meningkatkan

kembali hingga mencapai 100%.

b. Partisipasi belajar siswa Sangat Baik karena berdasarkan data peneliti dan

observer II sebanyak 99,3% dan 100% siswa aktif dalam proses pembelajaran

c. Berdasar hasil observasi pengamat III, 15 dari 15 poin observasi telah

dilaksanakan dengan Sangat Baik dan Tuntas oleh guru.

c. Berdasar hasil analisa ulangan, didapat data sebagai berikut :

Jumlah Siswa Tuntas = 20 (100%) / Tuntas Kelasikal

Jumlah Siswa Tidak Tuntas = 0 (0%)

Jumlah rata-rata kelas = 75,1 (Memenuhi target KKM kelasikal

Siklus II)

Dengan memperhatikan hasil siklus I dan siklus II, maka indikator

keberhasilan penelitian dalam 2 siklus telah tercapai. Namun demikian peneliti

melanjutkan kembali penelitian ke siklus III guna memperkuat hasil siklus I dan

II.

4.3 Siklus III

4.3.1. Perencanaan Tindakan

43

Page 44: Contoh PTK Bahasa Indonesia SD

Kegiatan menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) membuat

pedoman pengamatan (observasi), interview (wawancara), dan angket,

dilaksanakan pada tahap ini. Disamping itu juga disusun tes akhir tindakan.

Peneliti mengumpulkan materi pelajaran berupa contoh puisi, kaset atau

video contoh pembacaan puisi dari internet.

4.3.2. Pelaksanaan Tindakan

Peneliti melakukan rangkaian tindakan pembelajaran sebagai berikut :

1. Kegiatal Awal:

- Mengulang sekilas tentang materi puisi sebelumnya dan menyampaikan

tujuan pembelajaran

- Menyajikan contoh puisi beserta contoh pembacaan puisi dengan kaset

rekaman / video

2. Kegiatan Inti

- Siswa mendiskusikan puisi yang diberikan guru dalam kelompok

- Siswa melengkapi LKS berisi tentang pertanyaan-pertanyaan

- Siswa mengumpulkan puisinya masing-masing

- Siswa yang siap, membaca puisi di depan kelas

- masing-masing kelompok memberikan tanggapan terhadap pembacaan

puisi.

3. Kegiatan Akhir:

- Guru berdiskusi dengan siswa tentang hasil diskusi

- Siswa menyimpulkan hasil belajar

4.3.3. Observasi dan Analisis

Data yang diperoleh adalah kegiatan /aktifitas siswa oleh observer I dan

observer II serta aktifitas guru oleh observer III selama proses belajar mengajar

berlangsung Berdasarkan hasil observasi dan rangkaian tahapan penelitian,

didapatkan temuan-temuan sebagai berikut :

4.3.3.1 Respon Siswa

44

Page 45: Contoh PTK Bahasa Indonesia SD

Berdasar angket yang diberikan peneliti kepada seluruh siswa tentnag

respon meraka terhadap strategi pembelajaran kontekstual (CTL) siklus III yang

diterapkan guru, didapat hasil data sebagai berikut :

Tabel 9 : Respon Siswa Siklus III

NO NAMAJUMLAH

JAWABAN NILAI PREDIKATYA TIDAK

1Nama siswa

kelas V5 0 100 SANGAT BAIK

2Nama siswa

kelas V5 0 100 SANGAT BAIK

3Nama siswa

kelas V5 0 100 SANGAT BAIK

4Nama siswa

kelas V5 0 100 SANGAT BAIK

5Nama siswa

kelas V5 0 100 SANGAT BAIK

6Nama siswa

kelas V5 0 100 SANGAT BAIK

7Nama siswa

kelas V5 0 100 SANGAT BAIK

8Nama siswa

kelas V5 0 100 SANGAT BAIK

9Nama siswa

kelas V5 0 100 SANGAT BAIK

10Nama siswa

kelas V5 0 100 SANGAT BAIK

11Nama siswa

kelas V5 0 100 SANGAT BAIK

12Nama siswa

kelas V5 0 100 SANGAT BAIK

13Nama siswa

kelas V5 0 100 SANGAT BAIK

14Nama siswa

kelas V5 0 100 SANGAT BAIK

15Nama siswa

kelas V5 0 100 SANGAT BAIK

16Nama siswa

kelas V5 0 100 SANGAT BAIK

17Nama siswa

kelas V5 0 100 SANGAT BAIK

18Nama siswa

kelas V5 0 100 SANGAT BAIK

19Nama siswa

kelas V5 0 100 SANGAT BAIK

45

Page 46: Contoh PTK Bahasa Indonesia SD

20Nama siswa

kelas V4 1 80 BAIK

Berdasar data di atas dapat ditarik kesimpulan :

Siswa yang memiliki Respon Sangat Baik = 20 Siswa (100%)

Siswa yang memiliki Respon Baik = 0 Siswa (0%)

Siswa yang memiliki Respon Cukup Baik = 0 Siswa (0%)

Siswa yang memiliki Respon Kurang Baik = 0 Siswa (0%)

Siswa yang Tidak Merespon = 0 Siswa (0%)

Berdasarkan dari hasil angket data diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa

mayoritas siswa memiliki respon yang Sangat Baik terhadap penerapan strategi

pembelajaran kontekstual (CTL) dalam siklus III yang dilaksanakan oleh guru.

4.3.3.2 Partisipasi belajar Siswa

Berdasar lembar observasi peneliti dan observer II, didapat hasil data sebagai

berikut :

Tabel 10 : Partisipasi belajar Siswa Siklus III

NO KOMPONEN OBSERVASI

JUMLAH SISWA

PENELITIOBSERVER

II1 Siswa membawa puisi sendiri 20 20

2Siswa memperhatikan pengarahan–

pengarahan yang diberikan guru20 20

3Siswa mengajukan diri untuk maju membaca

puisi20 20

4Siswa terlibat aktif dalam proses diskusi

kelompok20 20

5 Siswa mengerjakan LKS secara individu 20 20

6Siswa tampak antusias memperhatikan siswa

lain membaca puisi20 20

7 Siswa dapat menyimpulkan hasil belajar 20 20RATA -RATA 20.0 20.0PROSENTASE 100.0 100.0

46

Page 47: Contoh PTK Bahasa Indonesia SD

Dari hasil pengamatan di atas dapat disimpulkan bahwa aktifitas kegiatan

belajar siswa dapat dikatakan Sangat Baik karena hasil observasi pengamat I/

peneliti dan observer II (guru lain) menunjukkan angka 100%.

4.3.3.3 Hasil Observasi Pengamat III terhadap Aktifitas Guru

Berdasarkan hasil observasi pengamat III terhadap tindakan guru saat

proses pembelajaran, didapat hasil sebagai berikut :

Tabel 11 : Hasil Observasi Guru Siklus III

NO KOMPONEN OBSERVASI

HASIL OBSERVASI

DILAKUKANTIDAK

DILAKUKAN

1Guru menyampaikan tujuan

pembelajaran dengan baik√

2Guru menjelaskan materi

dengan runtut dan sistematis√

3Guru memberikan contoh

rekaman puisi yang tepat√

4

Guru mampu menciptakan

suasana kelas yang

menyenangkan dengan

pembelajaran CTL

5Mimik dan gaya guru saat

pembelajaran baik√

6Suara dan intonasi guru sesuai

dengan kondisi kelas√

7Guru membangun suasana

komunikatif dan dialogis√

8Perhatian guru menyeluruh ke

semua siswa√

9Pertanyaan guru merata pada

seluruh siswa√

10Guru memberikan tugas

individu√

11

Guru memberikan bimbingan

pada kelompok yang

memerlukan

47

Page 48: Contoh PTK Bahasa Indonesia SD

12Guru memberikan penguatan

berupa pujian secara merata√

13Guru berhasil mendorong

partisipasi aktif siswa√

14Guru mereview materi di akhir

pembelajaran√

15Pembelajaran sesuai dengan

RPP√

Dari data di atas, guru dapat melaksanakan pembelajaran dengan Sangat

Baik mengingat 15 dari 15 poin pengajaran (100%) penilaian telah terpenuhi.

4.3.3.4 Hasil Belajar Siswa

Tes yang diberikan terdiri atas dua jenis yakni tes performan

berupa praktik membaca puisi dan tes tulis berisi 5 pertanyaan uraian. Tes ini

untuk mengukur kemampuan siswa dalam membaca puisi dengan lafal dan

intonasi yang. Soal dan skor soal termuat dalam lampiran. Titik tekan penilaian

pada nilai praktik. Dari hasil tes yang dilakukan oleh peneliti, didapat hasil belajar

sebagai berikut :

Tabel 12 : Hasil Belajar Siklus III

NO NAMA SISWA

NILAI

PRAKTIK PREDIKAT TULIS PREDIKAT

RATA-

RATA PREDIKAT

1

Nama siswa

kelas V 77.3 TUNTAS 75 TUNTAS 76.8 TUNTAS

2

Nama siswa

kelas V 75.0 TUNTAS 76 TUNTAS 75.3 TUNTAS

3

Nama siswa

kelas V 76.3 TUNTAS 75 TUNTAS 76.0 TUNTAS

4

Nama siswa

kelas V 75.3 TUNTAS 80 TUNTAS 76.5 TUNTAS

5

Nama siswa

kelas V 75.0 TUNTAS 76 TUNTAS 75.3 TUNTAS

6

Nama siswa

kelas V 75.3 TUNTAS 75 TUNTAS 75.3 TUNTAS

7

Nama siswa

kelas V 75.0 TUNTAS 75 TUNTAS 75.0 TUNTAS

8

Nama siswa

kelas V 77.0 TUNTAS 76 TUNTAS 76.8 TUNTAS9 Nama siswa 76.7 TUNTAS 79 TUNTAS 77.3 TUNTAS

48

Page 49: Contoh PTK Bahasa Indonesia SD

kelas V

10

Nama siswa

kelas V 76.0 TUNTAS 75 TUNTAS 75.8 TUNTAS

11

Nama siswa

kelas V 74.0 TUNTAS 76 TUNTAS 74.5 TUNTAS

12

Nama siswa

kelas V 72.7 TUNTAS 77 TUNTAS 73.8 TUNTAS

13

Nama siswa

kelas V 74.7 TUNTAS 76 TUNTAS 75.0 TUNTAS

14

Nama siswa

kelas V 76.0 TUNTAS 78 TUNTAS 76.5 TUNTAS

15

Nama siswa

kelas V 75.7 TUNTAS 74 TUNTAS 75.3 TUNTAS

16

Nama siswa

kelas V 75.0 TUNTAS 75 TUNTAS 75.0 TUNTAS

17

Nama siswa

kelas V 75.0 TUNTAS 76 TUNTAS 75.3 TUNTAS

18

Nama siswa

kelas V 75.0 TUNTAS 75 TUNTAS 75.0 TUNTAS

19

Nama siswa

kelas V 74.7 TUNTAS 76 TUNTAS 75.0 TUNTAS

20

Nama siswa

kelas V 76.0 TUNTAS 75 TUNTAS 75.8 TUNTASRATA-RATA 75.4 76 75.5

Dari data diatas diambil kesimpulan :

Dari data diatas, untuk nilai praktik membaca puisi dengan lafal dan

intonasi yang tepat, diambil kesimpulan :

Jumlah Siswa Tuntas = 20 (100 %) / Tuntas Kelasikal

Jumlah Siswa Tidak Tuntas = 0 (0 %)

Jumlah rata-rata kelas = 75,4 (Memenuhi target KKM kelasikal Siklus III

yakni 75)

Hasil ini jika dibandingkan dengan hasil pra tindakan, siklus I, Siklus II

dan hasil siklus III, sebagai berikut :

Data Jumlah Siswa

Tuntas

Jumlah Siswa

Tidak Tuntas

Jumlah rata-rata

kelas

49

Page 50: Contoh PTK Bahasa Indonesia SD

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR PRA SIKLUS, SIKLUS I, SIKLUS II dan SIKLUS III

0

10

20

30

40

50

60

70

80

Pra Siklus Siklus I Siklus II Siklus III

JU

ML

AH

SIS

WA

/NIL

AI

J umlah Siswa Tuntas

J umlah Siswa Tidak Tuntas

J umlah Nilai rata-rata

Sebelum

Penerapan

Pembelajaran

Kontekstual

12 (60,0 %) /

Tidak Tuntas

Kelasikal

8 (40,0%)

66,8

(Tidak

Memenuhi

target KKM

kelasikal)Setelah

Pembelajaran

Kontekstual

Siklus I

19 (95,0%) /

Tuntas Kelasikal1 (5,0%)

72,7

(Memenuhi

target KKM

kelasikal

siklus I)Setelah

Pembelajaran

PAKEM

Siklus II

20 (100%) /

Tuntas Kelasikal 0 (0%)

75,1

(Memenuhi

target KKM

kelasikal

siklus II)Setelah

Pembelajaran

Kontekstual

Siklus III

20 (100%) /

Tuntas Kelasikal 0 (0%)

75,4

(Memenuhi

target KKM

kelasikal

siklus II)

Bila disajikan dalam grafik, didapatkan gambar sebagai berikut :

50

Page 51: Contoh PTK Bahasa Indonesia SD

Gambar 4 : Grafik Perbandingan Hasil Para Siklus, Siklus I, Siklus II dan Siklus

III

4.3.4. Refleksi Siklus III

Berdasarkan paparan data diatas, dapat direfleksikan bebarapa hal sebagai

berikut :

a. Tingkat respon siswa secara klasikal adalah 100 % dan mengalami peningkatan

dibanding siklus I dan siklus II. 100% siswa merespon Sangat Baik terhadap

penerapan pembelajaran kontekstual (CTL) yang dilakukan oleh guru.

b. Partisipasi belajar siswa Sangat Baik karena berdasarkan data peneliti dan

observer II sebanyak 100% siswa aktif dalam proses pembelajaran

c. Berdasar hasil observasi pengamat III, 15 dari 15 poin observasi (100%) telah

dilaksanakan dengan Sangat Baik dan Tuntas oleh guru.

c. Berdasar hasil tes praktik kemampuan membaca, jika dibandingkan dengan

hasil pra tindakan, siklus I dan Siklus II maka kemampuan siswa dalam membaca

puisi lafal dan intonasi yang tepat terus meningkat, yakni dari 72,7 pada siklus I

menjadi 75,1 pada siklus II menjadi 75,4 pada siklus III.

Dengan memperhatikan hasil siklus I, siklus II dan siklus III, maka target

peneliti dalam melaksanakan penelitian dalam 3 siklus telah tercapai sesuai

dengan indikator keberhasilan yang telah dirumuskan dalam BAB III, yakni

a. Siswa yang merespon Baik terhadap penerapan pembelajaran kontekstual

(CTL) minimal 75 %

b. Jumlah siswa yang tuntas hasil belajarnya setelah penerapan pembelajaran

kontekstual (CTL) minimal 75 %

c. Jumlah rata-rata hasil belajar siswa untuk kemampuan membaca puisi

minimal 75

51

Page 52: Contoh PTK Bahasa Indonesia SD

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan uraian pada bab III dan IV, dapat diberikan beberapa

kesimpulan sebagai berikut :

1. Kemampuan membaca puisi siswa dengan lafal dan intonasi yang tepat masih

rendah dikarenakan siswa merasa tidak percaya diri sehingga dalam membaca

puisi selalu ragu-ragu sehingga pembacaan puisi terkesan tergesa-gesa dan

tidak jelas serta tidak adanya contoh nyata pembacaan puisi yang tepat.

Pengaruh dialek bahasa lokal juga mempengaruhi ketepatan pembacaan puisi.

52

Page 53: Contoh PTK Bahasa Indonesia SD

2. Guru mampu meningkatkan kemampuan membaca puisi siswa dengan lafal dan

intonasi yang tepat melalui proses pembelajaran yang menggunaan

pembelajaran kontekstual (CTL) Hal ini terbukti dengan hasil data yang

diperoleh sebagai berikut :

Hasil

Angket

Jumlah

siswa yang

merespon

Sangat

Baik

Jumlah

siswa yang

merespon

Baik

Jumlah

siswa yang

merespon

Cukup

Baik

Jumlah

siswa yang

merespon

Kurang

Baik

Jumlah

siswa yang

Tidak

Merespon

Siklus I14

(70 %)

6

(30%)

0

(0%)

0

(0%)

0

(0%)

Siklus II17

(85%)3 (15%)

0

(0%)

0

(0%)

0

(0%)

Siklus III20

(100%)

0

(0%)

0

(0%)

0

(0%)

0

(0%)

4. Berdasarkan hasil observasi pengamat III terhadap tindakan guru saat proses

pembelajaran, guru dapat melaksanakan pembelajaran dengan BAIK pada

siklus I dan menjadi SANGAT BAIK pada siklus II dan III. Hal ini

membuktikan bahwa guru telah berhasil menerapkan teori pembelajaran

dengan benar ke dalam kelas. Data observasi pengamat III sebagai berikut :

Hasil Observasi Siklus I Siklus II Siklus III

Komponen pembelajaran

yang terlaksana

14 item

(93,3%)

15 item

(100 %)

15 item

(100 %)

53

52

Page 54: Contoh PTK Bahasa Indonesia SD

5. Kemampuan siswa kelas V SDN IV Sungaiselam tahun pelajaran

2009/2010 dalam membaca puisi dengan lafal dan intonasi yang tepat

meningkat melalui penerapan pembelajaran kontekstual (CTL). Hal ini dapat

disimpulkan dari data sebagai berikut :

Data Jumlah Siswa

Tuntas

Jumlah Siswa

Tidak Tuntas

Jumlah rata-rata

kelas

Sebelum

Penerapan

Pembelajaran

PAKEM

12 (60,0 %) /

Tidak Tuntas

Kelasikal

8 (40,0%)

66,8

(Tidak

Memenuhi

target KKM

kelasikal)Setelah

Pembelajaran

PAKEM

Siklus I

19 (95,0%) /

Tuntas Kelasikal1 (5,0%)

72,7

(Memenuhi

target KKM

kelasikal

siklus I)Setelah

Pembelajaran

PAKEM

Siklus II

20 (100%) /

Tuntas Kelasikal 0 (0%)

75,1

(Memenuhi

target KKM

kelasikal

siklus II)Setelah

Pembelajaran

PAKEM

Siklus III

20 (100%) /

Tuntas Kelasikal 0 (0%)

75,4

(Memenuhi

target KKM

kelasikal

siklus II)

Sehingga secara keseluruhan, berdasar penelitian tindakan kelas yang

dilaksanakan peneliti dalam III siklus, dapat diambil kesimpulan sekaligus

menjawab rumusan masalah yang diajukan sebelumnya bahwa :

1. Siswa kelas V SDN IV Sungaiselam tahun pelajaran 2009/2010 memiliki

kemampuan membaca puisi yang belum tepat dalam hal lafal dan intonasi

54

Page 55: Contoh PTK Bahasa Indonesia SD

karena adanya pengaruh dialek bahasa lokal, kurang adanya percaya diri dan

minimnya contoh pembacaan puisi yang benar.

2. Penerapan pembelajaran kontekstual (CTL) dalam mata pelajaran Bahasa

Indonesia dapat meningkatkan secara signifikan kemampuan siswa kelas V

SDN IV Sungaiselam semester ganjil tahun pelajaran 2009/2010 dalam

membaca puisi dengan lafal dan intonasi yang tepat.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, peneliti memberikan

saran kepada :

1. Guru mata pelajaran Bahasa Indonesia, untuk turut menerapkan dan

mengembangkan strategi pembelajaran menyenangkan dengan penerapan

strategi pembelajaran kontekstual (CTL) khususnya bagi siswa SD.

2. Pihak sekolah, untuk lebih mendorong guru-guru untuk menerapkan

pembelajaran kontekstual (CTL) baik untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia

ataupun mata pelajaran lain serta menyediakan kebutuhan pembelajaran

tersebut bagi guru-guru.

3. Siswa, untuk dapat lebih termotivasi dalam mempelajari Bahasa Indonesia

khususnya bila dilakukan dengan rasa senang dan karena menggunakan

strategi pembelajaran kontekstual (CTL).

4. Pemerintah dalam hal ini Departemen Pendidikan, untuk dapat

mensosialisasikan dan merokemendasikan hasil penelitian ini ke seluruh

sekolah di wilayah Bangka dan sekitarnya.

DAFTAR PUSTAKA

Ali. M. 1987. Strategi Penelitian Pendidikan. Bandung : Angkasa

Arikunto, Suharsimi. Prof Dr. 1995. Manajemen Penelitian. Rineka Cipta Jakarta

Arikunto, Suharsimi. Prof Dr 1998. Prosedur Penelitian : Sebuah Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta

Arikunto, Suharsimi Prof Dr. 2005. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara

Depdiknas. 2003. Pembelajaran Efektif SD. Jakarta

55

Page 56: Contoh PTK Bahasa Indonesia SD

Depdiknas. 2006. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPA SD. Jakarta

Depdiknas. 2006. Pedoman Penilaian Hasil Belajar. Jakarta

Dryden, Gordon dan Vos, Jeannette. 2003. Revolusi Cara Belajar. Bandung : Kaifa

Hadjar, Ibnu. Drs,M.Ed. 1996. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kwantitatif dalam Pendidikan. Jakarta : Rajawali Pers

Hidayat, Sholeh. 2009. Pendekatan dan Strategi Pembelajaran KTSP. Makalah Pelatihan KTSP. Diakses dari www.google.com.

Hobri, H. M.Pd. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jember

Nur’aini, Umri. 2008. Bahasa Indonesia untuk SD/MI Kelas V Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional

Nurhadi dkk. 2003. Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya dalam KBK. Malang : UNM

Pusat Bahasa Depdiknas. Kamus Besar Bahasa Indonesia On Line.

Rustam dkk. 2004. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Depdiknas (Direktorat Pembinaan TKKPT.

Suyatno,H. 2008. Ilmu Indahnya Bahasa dan Sastra Indoensia untuk SD dan MI Kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional

Tim Pelatih Proyek PGSM. 1999. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Depdikbud

Usman, Uzer. 1999. Menjadi Guru Profesional. Bandung : Rosda Karya

Undang-undang no 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Wardhani, Igak, dkk. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Universitas Terbuka, Jakarta.

Wibawa, Basuki. Dr. 2003. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Depdiknas

Warsidi, Edi. 2008. Bahasa Indoensia Membuatku Cerdas untuk SD dan MI Kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional

56

Page 57: Contoh PTK Bahasa Indonesia SD

57