contoh proposal kku
DESCRIPTION
contoh proposal kkuTRANSCRIPT
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Bengkel Las (Steel) merupakan suatu usaha yang memberikan pelayanan jasa yang
membuat berbagai jenis seperti trailis, pagar, kenopi, railling tangga yang pada saat ini paling
diminati oleh masyarakat.
Saat ini bangunan rumah memerlukan tambahan perlengkapan untuk menunjang
keamanan, keindahan, hingga hanya sebatas aksesories. Seiring kondisi itu berlangsung maka
usaha Bengkel Las akan berkembang walau pesaingnya semakin banyak. Sekitar 10 tahun
yang lalu usaha Bengkel Las belum terlalu menjamur namun dengan perubahan jaman dalam
satu ruas jalan bisa kita jumpai 2 sampai 4 usaha Bengkel Las.
Usaha ini memang dapat kita jumpai di setiap pelosok. Namun, seperti yang kita
ketahui kalau usaha ini perbulannya bisa mendapat keuntungan hingga Rp 50 juta. Dengan
usahanya membuat berbagai jenis seperti Rolling Door ,Pagar, Konopi, tempat jemuran dan
yang paling diminati oleh masyarakat untuk saat ini yaitu Tralis dan Railling Tangga model
minimallis yang terbuat dari besi stanlis stell . Tak terasa usaha satu ini sudah digeluti oleh
bapak irwan syah ini kurang lebih 6 tahun lamanya dan sudah memiliki satu cabang di daerah
lampriet yang sudah berjalan selama kurang lebih 2 tahun, dengan berbagai ide dan desain
telah ia lakukan untuk berusaha membuat hasil karyanya berbeda dari pada pengusaha
bengkel las lainnya.
Adapun yang melatarbelakangi usaha bengkel las ini adalah peluar pasar yang sangat
besar karena bengkel las dibutuhkan juga oleh masyarakat, pada umumnya untuk memper
indah tempat yang dihuni dan untuk mendapatkan kenyamanan dalam menggunakan hasil
dari usaha bengkel las tersebut seperti teralis untuk keaman rumah dari pencurian.
Dengan harga yang di tawarkan dari harga Rp 50 ribu hingga 1 juta keataspun ia
tawarkan. Namun, walaupun harga bahan baku besi sekarang ini terbilang cukup mahal,
namun baginya tak akan menjadi hambatan sama sekali. Karena ia masih bisa mensiasatinya,
sebab baginya yang penting ia tidak kehilangan pelanggan walaupun ia mendapat keuntungan
sedikit sekalipun.
Letak bengkel las ini sangat strategis karena berada berdekatan dengan lingkungan
masyarakat . Enam tahun ini ia telah membuka usaha bengkel lasnya di daerah Jl Syiah Kuala
2
Lambaro Skep, boleh dibilang ia orang pertama yang telah menjalankan usahanya di daerah
tersebut, dan iapun terbilang sudah sukses dalam menjalankan bisnisnya. Di lingkungan
sekitar lokasi usahanya terdapat 2 pesaing diantaranya Langsa Teknik Steel dan Barona Jaya
Bengkel Las. Sehingga menimbulkan persaingan yang sangat ketat antar mereka. Karena
persaingan yang ketat ini menuntut Bengkel Las Cahaya Nanggroe untuk memberikan
pelayanan yang terbaik kepada konsumen sehingga termotivasi konsumen untuk
menggunakan jasa yang ditawarkan.
Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk meneliti prospek pengembangan
usaha bengkel las yang berjudul ” Prospek Pengembangan Usaha Bengkel Las Pada
Bengkel Las Cahaya Nanggroe”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian pada latarbelakang maka permasalahan penelitian dapat
diidentifikasikan sebagai berikut:
a. Apakah usaha bengkel las pada cahaya nanggroe dapat memberikan manfaat di tinjau
dari segi Financial Benefit.
b. Apakah usaha bengkel las pada cahaya nanggroe dapat memberikan manfaat di tinjau
dari segi Social Benefit.
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan di atas maka tujuan penelitian adalah:
1. Untuk mengetahui strategi pengembangan usaha pada Bengkel Las Cahaya
Nanggroe di tinjau dari segi Financial Benefit.
2. Untuk mengetahui Prospek Pengembangan Usaha Pada Bengkel Las Cahaya
Nanggroe di tinjau dari segi Social Benefit.
D. Kegunaan Penelitian
Kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Sebagai bahan informasi bagi pihak-pihak yang membutuhkan dalam menjalankan
usaha bengkel las.
2. Untuk menambah wawasan kami dalam menyusun studi kelayakan usaha suatu
proyek (usaha).
3
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN BENGKEL LAS CAHAYA NANGGROE
LAMDINGIN BANDA ACEH
A. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
Bengkel Las cahaya nanggroe ini berdiri pada Bulan Juli 2005, usaha ini bersifat
Home Industry. Pemilik usaha adalah Bapak IRWANSYAH , dengan modal sendiri tetapi
dibarengi dengan semangat wirausaha, berdirilah Bengkel Las Cahaya Nanggroe ini, Bengkel
Las cahaya nanggroe beralamatkan di Jl. Syiah Kuala Lambaro Skep. Lokasi yang cukup
strategis di dekat Kota . Dalam perkembangannya dari tahun ke tahun, Bengkel Las Cahaya
Nanggroe Memproduksi banyak sekali peralatan atau perkakas berbahan dasar besi, seperti
Pagar besi, Pagar Stainless, Kanopi, Railing Tangga, Rolling Door, Trails, Tempat Jemuran
dan lain-lain. Untuk model yang ditawarkan, Bengkel Las Cahaya Nanggroe mempunyai
ukuran standar khusus. Akan tetapi jika konsumen menghendakinya bisa dilakukan negosiasi
terlebih dahulu mengenai model dan harga yang akan dipergunakan.
Usaha Kecil Menegah Bengkel Las Cahaya Nanggroe menurut permodalannya
bersumber dari modal bapak IRWANSYAH sendiri dan milik sendiri tanpa ada pembagian
dengan orang lain, namun patut diacungi jempol bahwa bisnis seperti ini (Small Business
Company) sangat amat berperan penting dalam mengurangi jumlah pengangguran
(Unemployment) di negara kita. Apapun keadaannya proses pembuatan produk diatas tetap
diatas standar dan Dibatasi Limit Time. Bengkel Las Cahaya Nanggroe selalu memberikan
janji berupa waktu pembuatan produk selesai, diantar dan dipasang dirumah.
Keterlambatan pembuatan, pengantaran sampai pemasangan adalah Less Of Effective
And Efficient yang harus dihindari, inilah prinsip bapak Irwansyah, ownernya. Bapak
Irwansyah, juga selalu membuka diri akan adanya kritik dan saran yang membangun dan
membuat usaha ini maju dimasa mendatang. Contohnya beliau selalu mengupdate informasi
tentang model-model dan trend yang berkembang di masyarakat. Hal ini adalah sesuatu yang
sangat Powerfull bagi industri beliau karena corak, desain yang selalu uptodate membuat
industri ini terus berkembang. motivasi akan usaha ini, sehingga ditengah kondisi
perekonomian negara yang semakin carut marut, industri ini tetap survive dan berkembang
kearah yang lebih baik.
4
Bengkel las Cahaya Nanggroe memilki 12 unit mesin dan alat bantu yang
memudahkan dan melancarkan pekerjaan mereka.
B. ASPEK TEKNIS
Aspek Teknis Produksi adalah aspek yang berhubungan dengan pembangunan dari
aspek yang direncanakan, baik dilihat dari factor lokasi, luas produksi, proses produksi,
penggunaan teknologi ( mesin/peralatan ) maupun keadaan lingkungan yang berhubungan
dengan proses produksi ( ibrahin, 1998 :118 )
1. Sifat Proyek
Usaha yang dijalankan oleh Bengkel Las Cahaya Nanggroe adalah usaha penawaran
jasa pembuatan (tempahan) yang berbahan besi dan stainlis stell untuk aksen tambahan dan
perlengkapan untuk menunjang keamanan dan keindahan yang sudah berdiri dan berjalan
selama lima tahun yang lalu. Maka perlu dilihat apakah usaha tersebut masih layak
dikembangkan baik dengan menambah jumlah alat , karyawan maupun dengan menambah
jam kerja.
2. Jenis Dan Jumlah Jam Jasa
a. Menurut Kotler (2000:428) “Jasa ialah setiap tindakan atau unjuk kerja yang
ditawarkan oleh salah satu pihak ke pihak lain yang secara prinsip tidak berwujud dan
menyebabkan perpindahan kepemilikan apapun. Produksinya bisa dan bisa juga tidak
terikat pada suatu produk.”
b. Menurut Zeithaml dan Bitner dalam Hurriyati (2005:28) ”Jasa pada dasarnya
adalah seluruh aktivitas ekonomi dengan output selain produk dalam pengertian fisik,
dikonsumsi dan diproduksi pada saat bersamaan, memberikan nilai tambah dan secara
prinsip tidak berwujud (intangible) bagi pembeli pertamanya.”
Adapun jenis jasa yang di tawarkan oleh bengkel las Cahaya Nanggroe yaitu
pembuatan Teralis, Rolling Door, Railing Tangga, Pagar dll oleh konsumen secara bebas
dimana setiap konsumen memilih Motif, terserah pelanggan mau yang bagaimana. Mereka
bisa merancang sendiri atau mencontoh jenis motif dari buku- buku yang bengkel las Cahaya
Nanggroe sediakan dan langsung datang ke Bengkel Las . Disini pihak pengelola melakukan
5
penawaran jasa dari jam 08.30-17.30 wib dengan waktu istirahat 2 jam. Ini berarti jam jasa
yang ditawarkan 8 jam perhari.
3. Lokasi Proyek
Factor lokasi adalah factor yang ikut secara langsung mempengaruhi kontinuitas dari
kegiatan usaha karena lokasi proyek erat hubungannya dengan masalah pemasaran hasil
produksi dan masalah biaya, disamping masalah penyediaan bahan baku ( Ibrahim : 119 ).
Bengkel Las Cahaya Nanggroe terlelak di Jalan Syiah Kuala Desa Lamdingin
Kecamatan Kuta Alam Banda Aceh. Lokasi ini sangat strategis karena berada di pinggiran
kota dan berdekatan dengan rumah-rumah yang sedang di bangun pasca tsunami aceh dan
pada umumnya dapat menjadi target market dari jasa bengkel las yang akan menggunakan
pembuatan Teralis, Pagar, Kanopi,Railing Tangga dll yang di tawarkan oleh Bengkel Las
Cahaya Nanggroe.
4. Bangunan
Bengkel Las Cahaya Nanggroe memiliki bangunan berupa 1 unit Rumah Sillter
(Bongkar Pasang) yang di beli oleh bapak irwansyah dengan harga Rp. 10.000.000.- dan satu
unit rumah tipe 6x6, yang disewa oleh pemilik usaha dengan system kontrak pertahun, setiap
pertahun bengkel las cahaya nanggroe harus membayar biaya sewa sebesar Rp. 5.000.000,-
dan ini bisa berubah setiap tahunnya.
C. ASPEK PASAR DAN PEMASARAN
Ibrahim, (1990:108) Aspek Pasar adalah keadaan pasar yang mendasar proses dan
kegiatan pemasaran dari kegiatan usaha yang direncanakan.
Dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh usaha jasa bengkel las ini mempunyai
Prospek yang cerah dimasa yang akan datang. Hal ini disebabkan karena meningkatnya
keinginan masyarakat untuk mendapatkan kenyamanan, keindahan dan kebutuhan
sampingan.
Menurut Kottler (2002:9) Pemasaran adalah suatu proses social yang ada di
dalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan
dengan menciptakan saling mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain.
6
Bengkel Las Cahaya Nanggroe dalam memenuhi kebutuhan konsumen yang
umumnya kalangan ibu rumah tangga sangat perlu memperhatikan pelayanan, kerapian dan
desain yang baik, bagus dan mengitkuti trend , ini dapat mendorong meningkatnya konsumen
menggunakan jasa bengkel las yang ditawarkan nya dan sebaliknya pelayanan, kerapian,dan
desain yang kurang menyenangkan berakibat pada kurangnya permintaan akan jasa bengkel
las yang ditawarkannya.
1. Peluang Pasar
Merupakan kesempatan bagi Bengkel Las Cahaya Nanggroe untuk memenuhi
kebutuhan pelanggan yang membutuhkan jasa pembuatan teralis, pintu pagar, railing tangga
dll dan dapat menilai seberapa banyak pelanggan yang sering menggunakan jasa bengkel
lasnya dan berapa banyak yang belum terpenuhi kebutuhan akses bengkel lasnya. Informasi
ini biasa diperoleh melalui suatu pengamatan yang jeli sehingga bisa masuk ke pasar sasaran.
Menurut Kottler (2002:88) Peluang Pasar adalah suatu daerah kebutuhan pembeli
dimana perusahaan dapat beroperasi secara mengguntungkan, dari pengertian di atas dapat
digolongkan menurut daya tarik dan kemungkinan keberhasilan. Kemungkinan keberhasilan
bisnisnya yang tidak hanya sesuai dengan persyaratan berhasil di pasar sasaran, namun harus
lebih unggul dari pesaingnya. Pesaing saja belum berarti keunggulan kompetitif, usaha yang
paling berhasil adalah usaha yang dapat menciptakan nilai pelanggan tertinggi dan
mempertahankan dalam janggka waktu panjang.
2. Pasar Sasaran
Cahaya Nanggroe dalam menjalankan usahanya memiliki target market (pasar
sasaran) masyarakat, perkantoran, dll. Tingkat kebutuhan akses penggunaan sangat tinggi
sehingga dapat membawa keuntungan yang tinggi pula untuk usaha ini karena tingkat
pemakaiannya yang berubah ubah. Disini tugas dari bengkel las adalah menawarkan
pelayanan dan desain yang memuaskan dan bagus untuk pelanggan sehingga dapat menarik
pelanggan yang lebih banyak.
3. Volume Dan Harga Penjualan
Bengkel Las Cahaya Nanggroe memiliki banyak desain atau gambar dari berbagai
macam aksesoris untuk teralis dll yang ditawarkan bagi pelanggan yang ingin membuat
teralis dll untuk rumahnya. Bengkel las cahaya nanggroe setiap hari membuka usaha ini dari
7
jam 08.30-17.30 wib dengan waktu istirahat 2 jam. Jasa pembuatan yang ditawarkan dengan
tingkat harga yang relative murah dan berfariasi yaitu tergantung pemesanan dari pelanggan
dengan tingkat kualitas dan keindahan, kekuatan besi yang digunakan.
D. ASPEK MANAJEMEN
1. Kepemilikan
Bengkel Las Cahaya Nanggroe merupakan perusahaan perorangan yang pemiliknya
bapak irwansyah. Perusahaan perorangan adalah suatu bentuk badan usaha, dimana pemilik
adalah perorangan yang melakukan pekerjaan untuk mendapatkan laba, ( manullang, 1987)
Menurut manullang (1987) ada beberapa kebaikan dari perusahaan perorangan yaitu:
1. Organisasi yang mudah ( Ease Of Organization )
2. Kebebasan bergerak ( Freedom Of Action )
3. Menerima seluruh keuntungan ( Retention Of All Profits )
4. Ketidakmungkinan bocornya rahasia ( Secrecy )
5. Ongkos organisasi yang murah ( Low Organization Cost )
6. Pajak yang rendah ( Low Laxes )
7. Undang-undang yang membatasi gerak perusahaan relative sedikit
8. Dorongan perorangan
Selain memiliki kebaikan, perusahaan perorangan juga memiliki beberapa keburukan
(manullang, 1987 ) yaitu:
1. Tanggung jawab yang tidak terbatas ( Unlimited Liability )
2. Besarnya perusahaan terbatas ( Limited On Size )
3. Kontinuitas yang tidak terjamin ( Lack Of Continuity )
4. Kesulitan dalam soal pimpinan.
2. Struktur Organisasi
Struktur organisasi dapat di definisikan sebagai mekanisme formal dengan mana
organisasi di kelola. Struktur organisasi menunjukkan kerangka hubungan-hubungan diantara
fungsi-fungsi, bagian-bagian, atau posisi-posisi maupun orang-orang yang menunjukkan
8
kedudukan, tugas wewenang dan tanggung jawab yang berbeda-beda dalam suatu organisasi (
handoko, 1984 ).
Bengkel Las Cahaya Nanggroe mempunyai stuktur organisasi, dimana setiap
karyawan bertanggung jawab langsung kepada pimpinan perusahaan. Struktur organisasi
pada bengkel las cahaya nanggroe dapat dilihat pada skema di bawah ini:
Skema struktur organisasi Bengkel Las Cahaya Nanggroe
3. Tenaga Kerja/Karyawan
Tenaga kerja/karyawan yang dipekerjakan pada Bengkel Las Cahaya Nanggroe ada 2
orang diantaranya 1 orang teknisi atau tukang dan 1 orang sebagai pembantu tukang atau
biasa disebut kernet, yaitu mereka yang memiliki pengetahuan mengenai pengelasan dan
desain gambar yang bagus. Untuk kernet yang membantu hanya memiliki keahlian tentang
pengecatan yang bagus. Sedangkan teknisi atau tukang harus mempunyai skill yang bagus
tentang pengelasan dan juga desain yang bagus. Teknisi atau tukang harus berpendidikan
lulusan STM.
E. ASPEK KEUANGAN
1. Modal Kerja
Modal kerja dalam kegiatan usaha/proyeksi terdiri dari biaya tetap (Fixed Cost) dan
biaya tidak tetap (Variable Cost). Biaya Tetap adalah biaya yang dikeluarkan dengan jumlah
yang tidak dipengaruhi oleh tingkat produksi. Biaya tidak tetap adalah biaya yang jumlahnya
dipengaruhi oleh tingkat yang dihasilkan ( Ibrahim, 1998:134)
Pimpinan
Teknisi Kernet
9
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, diperoleh sebagai berikut:
a. Kebutuhan dana investasi:
1) Grenda potong 2 unit @ Rp. 1.500.000,- Rp. 3.000.000,-
2) Grenda Tangan 2 unit @ rp. 400.000,- Rp. 800.000,-
3) Bor tangan 2 unit, @ rp. 3.000.000,- Rp. 6.000.000,-
4) Bor duduk 1 unit, Rp. 2.500.000,-
5) Gunting plat 1 unit, Rp. 800.000,-
6) Gunting besi 1 unit, Rp. 800.000,-
7) Bais (alat pres) 1 unit, Rp. 1.200.000,-
8) Travo las 2 unit, @ rp. 2.500.000,- Rp. 5.000.000,-
9) Kompresor 1 unit, Rp. 3.500.000,-
10) Mesin ginset komplet 1 unit, Rp. 8.000.000,-
11) Becak 1 unit. Rp.3.000.000,-
12) Gun cat Rp. 500.000,-
13) 1 Unit Rumah Selter (Bongkar Pasang) Rp. 10.000.000,-
Jumlah Rp. 45.100.000
b. Biaya operasi dan perawatan
1. Biaya tetap
1) Biaya sewa toko Rp. 5.000.000,-/tahun
2) Biaya penyusutan setelah dihitung dari berbagai aset yang ditetapkan mempunyai
umur ekonomis yang sama yaitu 5 tahun dengan nilai sisa yang berbeda ditetapkan
penyusutan rata-rata per tahun Rp. 4.370.000,-
3) Gaji karyawan
a. Teknisi/tukang Rp. 2.500.000,-/bulan
b. Gaji Kernet Rp. 1.500.000,-/bulan
4) Biaya umum per bulan Rp. 780.000,- atau Rp. 9.360.000,-/tahun
2. Biaya variabel
1) Biaya listrik pada tahun pertama rata-rata Rp. 430.000,-/bulan dan naik rata-rata 3%
setiap tahunnya.
2) Biaya untuk perawatan mesin rata-rata Rp . 1.000.000,-/tahun.
10
2. Sumber Dana
Pada usaha Bengkel Las Cahaya Nanggroe modal kerja sepenuhnya berasal dari
pemilik. Oleh karena itu perusahaan tidak memilki keterikatan, tanggung jawab dan
perjanjian dengan pihak luar dalam hal keuangan.
3. Rencana pelayanan jasa bengkel las
Bengkel las memberikan pelayanan selama 8 jam perhari, dengan jam kerja 26 hari
perbulan. Pendapatan pada lima tahun pertama dapat dilihat pada table berikut ini:
Tahun Pendapatan
( Y ) X XY
Perkiraan
( Yc )
1 96.000.000 -2 -4 -192.000.000 137.300.000
2 110.000.000 -1 -1 -110.000.000 150.600.000
3 128.000.000 - - - 163.900.000
4 137.000.000 1 1 137.000.000 177.200.000
5 149.000.000 2 4 298.000.000 190.500.000
Jumlah 620.000.000 10 133.000.000
Dari table di atas dapat di cari persamaan trend. Trend adalah salah satu alat statistic
yang dapat digunakan untuk memperkirakan keadaan dimasa yang akan dating pada data
masa lalu (Ibrahim,1998:60). persamaan trendnya adalah sebagai berikut:
Untuk konstanta a:
Dan untuk konstanta b:
11
b =
b = 13.300.000
Maka persamaan regresinya :
Dari persamaan di atas dapat diperkirakan pendapatan untuk tahun berikutnya .
Untuk Tahun Keenam:
= 124.000.000 + 13.300.000 (6)
= 203.800.000
Dan Untuk Tahun Ketujuh:
= 124.000.000 + 13.300.000(7)
= 217.100.000
Gambar 1 : Grafik Trend Pendapatan
0
20000000
40000000
60000000
80000000
10000000
12000000
14000000
16000000
2006 2007 2008 2009 2010
96000000
110000000
128000000137000000
149000000
12
Berdasar data-data di atas maka dapat dibuat perhitungan Criteria Investasi yaitu Net
Present Value (NVP), Internal Rate Of Return IRR), Net Benefit Cost Ratio (Net B/C), Break
Event Point (BEP), Gross Benefit Cost Ratio (Gross B/C) dan Profitability Ratio.
1. Net Present Value (NVP)
Net Present Value (NVP) adalah criteria investasi yang banyak digunakan dalam
mengukur apakah suatu proyek fleksibel atau tidak. Perhitungan Net Present Value (NPV)
merupakan Net Benefit yang telah di discount dengan menggunakan Social Opportunity Cost
Of Capital (SOCC) sebagai discount factor (Ibrahim,1998: 142). Discount factor dalam
penelitian ini di tetapkan 18%.
Table 1 : Rekapitulasi Biaya Operasional Usaha Bengkel Las Cahaya Nanggroe
Jenis biaya tahun
1 2 3 4 5
A. Biaya tetap
1. Sewa rumah
2. Penyusutan
3. Gaji karyawan
4. Biaya Kosumsi
5. Biaya bahan bakar
5.000.000
4.370.000
48.000.000
9.360.000
1.404.000
5.000.000
4.370.000
48.000.000
9.360.000
1.404.000
5.000.000
4.370.000
48.000.000
9.360.000
1.404.000
5.000.000
4.370.000
48.000.000
9.360.000
1.404.000
5.000.000
4.370.000
48.000.000
9.360.000
1.404.000
68.134.000 68.134.000 68.134.000 68.134.000 68.134.000
B. Biaya variable
1. Biaya perawatan
2. Biaya listrik
3. Bahan baku
1.000.000
5.160.000
1.485.000
1.000.000
5.314.800
1.559.250
1.000.000
5.469.600
1.633.500
1.000.000
5.624.400
1.707.750
1.000.000
5.779.200
1.782.000
Jumlah Biaya Variabel 7.645.000 7.874.050 8.103.100 8.332.150 8.561.200
Total biaya (A + B) 75.779.000 76.008.050 76.237.100 76.466.150 76.695.200
13
TABEL 2: Perhitungan Net Present Value Usaha Bengkel Las Cahaya Nanggroe
No. Uraian Tahun
0 1 2 3 4 5
1. Pendapatan
a. Hasil Usaha
b. Nilai Sisa
- 96.000.000 110.000.000 128.000.000 137.000.000 149.000.000
- - - - - 23.250.000
Gross Benefit - 96.000.000 110.000.000 128.000.000 137.000.000 172.250.000
2. Investasi Awal 45.100.000 - - - - -
3. Operating Cost - 75.779.000 76.008.050 76.237.100 76.466.150 76.695.200
Total Cost 45.100.000 75.779.000 76.008.050 76.237.100 76.466.150 76.695.200
4. Net Benefit (45.100.000) 20.221.000 33.991.950 51.762.900 60.533.850 95.554.800
5. D.f 18% 1,0000 0,8475 0,7182 0,6086 0,5158 0,4371
PresentValue
(PV) (45.100.000)
17.137.298 24.413.018 31.502.901 31.223.360 41.767.003
NPV = Total Pv 100.943.580
Dari perhitung di atas diketahui bahwa nilai NPV = 109.283.785 karena NPV lebih
besar dari 0 maka usaha bengkel las ini layak untuk dijalankan dan dikembangkan.
2. Internal Rate Of Return (IRR)
Internal Rate Of Return (IRR) adalah suatu tingkatan discount rate yang
menghasilkan Net Present Value sama dengan nol (0). Dengan demikian apabila hasil
perhitungan IRR lebih besar SOCC dikatakan proyek tersebut Fleksibel , bila sama SOCC
Berarti proyek tersebut pulang pokok dan dibawah SOCC proyek tersebut tidak Fleksibel
(Ibrahim,1998:147).
14
Table 3: Persiapan Perhitungan Internal Rate Of Return (IRR)
Tahun Net Benefit D.F 18% Present Value D.F 65% Present Kredit
0 (45.100.000) 1.0000 (45.100.000) 1,000 (45.100.000)
1 20.221.000 0,8475 17.420.752 0,606 10.556.976
2 33.991.950 0,7182 24.687.910 0,367 9.060.463
3 51.762.900 0,6086 31.502.785 0,223 7.025.121
4 60.533.850 0,5158 31.223.360 0,135 4.215.154
5 95.554.800 0,4371 41.767.003 0,082 3.424.894
Net Present Value (NPV) 100.943.580 (10.817.392)
IRR = + ( - )
IRR = 0,18 +
IRR = 0,18 +
IRR = 0,18+0,9032(0,47)
IRR = 0,18+0,4245
IRR = 0,6045 = 60,45%
Dari perhitungan di atas di dapatkan nilai IRR = 60,45%. Ini menunjukkan bahwa
IRR lebih besar dari Discount Factor (18%), maka usaha ini layak untuk di jalankan dan
dikembangkan.
3. Net Benefit Cost Ratio (Net B/C)
Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) merupakan Net Benefit yang telah di Discount
Positif (+) dengan Net Benefit yang telah di discount (-) (Ibrahim,1998:151).
15
Net B/C =
Net B/C =
Net B/C = 3,24
Dari perhitungan di atas dapat diketahui bahwa Net B/C lebih besar dari nol (0), ini
berarti bahwa usaha ini layak untuk dijalankan dan dikembangkan.
4. Break Even Point (BEP)
Break Even Point (BEP) adalah titik pulang pokok dimana total revenue sama dengan
total cost (TR=TC) (Ibrahim,1998:155). Perhitungan Break Even Point (BEP) dapat dihitung
dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
BEP = +
Table 4: Persiapan Perhitungan Break Evenpoint (BEP), Gross Benefit Cost Ratio (Gross
B/C) Dan Profitability Ratio (PR)
Tahun Total Biaya Benefit D.F 18% Total Biaya Benefit
0 45.100.000 - 1.0000 45.100.000 -
1 75.779.000 96.000.000 0,8475 64.222.703 81.360.000
2 76.008.050 110.000.000 0,7182 54.588.982 79.002.000
3 76.237.100 128.000.000 0,6086 46.397.899 77.900.800
4 76.466.150 137.000.000 0,5158 39.442.240 70.664.600
5 76.695.200 172.250.000 0,4371 33.523.471 75.290.475
Jumlah 283.275.295 384.217.875
Dari table di atas dapat dihitung BEP yaitu sebagai berikut:
BEP = +
16
BEP = 1+
BEP = 1+
BEP = 1 + (-0,4590)
BEP = 0,541
BEP = 6 Bulan 16 Hari
5. Gross Benefit Cost Ratio (Net B/C)
Gross Benefit Cost Ratio (Net B/C) merupakan perbandingan antara Benefit Kotor
yang telah di discount dengan Cost secara keseluruhan yang telah di discount
(Ibrahim,1998:152). Jika Gross Benefit BC > 1 menunjukkan usaha ini fleksibel untuk
dijalankan . jika Gross BC < 1, usaha/proyek tidak Fleksibel dan jika Gross BC = 1 ini berarti
bahwa usaha tersebut berada dalam keadaan BEP.
Berdasarkan table 4 di atas, net Benefit Cost Ratio (Net B/C) adalah berikut:
Groos B/C =
Gross B/C =
Gross B/C = 1,36
Rasio Gross BC yaitu 1,36 ,ini berarti bahwa usaha ini layak untuk di jalankan dan
dikembangkan.
6. Profitability Ratio
Profitability Ratio ( PR) merupakan suatu rasio perbandingan antara selisih benefit
dengan biaya operasi dan pemeliharaan dibandingkan dengan jumlah investasi. Perhitungan
Profitability Ratio (PR) adalah sebagai berikut:
17
Table : 5 jumlah investasi, biaya operasi, dan biaya pemeliharaan dalam harga berlaku dan
present value
Tahun Investasi
awal
Biaya
operasi
Benefit Net
18%
0 45.100.000 - - 1.000 45.100.000 - -
1 - 75.779.000 96.000.000 0.8475 - 64.222.270 81.360.000
2 - 76.008.050 110.000.000 0.7182 - 54.588.982 79.002.000
3 - 76.237.100 128.000.000 0.6086 -- 46.397.899 77.900.800
4 - 76.466.150 137.000.000 0.5158 - 39.441.240 70.664.600
5 - 76.695.200 172.250.000 0.4371 - 33.523.472 75.290.475
45.100.000 238.173.863 384.217.875
Dari table di atas dihitung
PR =
PR =
PR =
PR = 3,24
Profitability Ratio menunjukkan > 1, maka usaha Bengkel Las Cahaya Nanggroe ini
layak untuk dijalankan dan dikembangkan.
18
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
Dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah kami uraikan pada bab sebelumnya
penulis dapat mengambil beberapa kesimpulan dan saran-saran sebagai berikut:
A. KESIMPULAN
1. Bengkel las cahaya nanggroe dalam menjalankan usahanya ber operasi di Lambaro
Skep. Pada umumnya pelanggan dari bengkel las Cahaya Nanggroe merupakan
pemilik rumah dan perkantoran yang ada didaerah sekitar Lambaro Skep. Usaha ini
memilki peluang yang baik dalam hal ini dapat dilihat dari pertumbuhan penduduk
dan pembuatan atau Renovasi rumah pasca gempa dan tsunami aceh pada tahun 2004.
2. Di tinjau dari segi Social Benefit usaha ini dapat menyerap tenaga kerja. Sedangkan
dari segi Financial Benefit usaha ini dapat menguntungkan pengusaha serta ini dapat
dilitat dari IRR – 0,6045 atau 60,45 dan Net B/C 3,25 hal ini menunjukkan nilai
positif dan layak untuk dikembangkan. Bila di tinjau dari segi BEP usaha ini dapat
mengembalikan modal dalam jangka waktu 4 tahu 7 bulan 19 hari,
3. Di tinjau dari segi Probability Ratio pada usaha ini 3,24 atau > 1 ini menunjukkan
usaha ini layak untuk dijalankan.
B. SARAN
1. Untuk dapat menjalankan usaha ini secara terus menerus di harapkan dapat
menggunakan bahan yang berkualitas bagus sehingga konsumen atau pelanggan
senang terhadapap kinerja dan bahan yang mereka pesan tahan lama.
2. Diharapkan dalam melayani konsumen pihak bengkel las cahaya nanggroe dapat
memperhatikan masalah pelayanan yang lebih baik lagi sehingga dapat meningkatkat
loyalitas pelanggan terhadap jasa yang ditawarkan.