contoh proposal bk
DESCRIPTION
contoh proposal BKTRANSCRIPT
contoh Proposal BK- Hubungan layanan konseling individu dengan percaya diri siswa
A. HUBUNGAN LAYANAN KONSELING INDIVIDU DENGAN KEPERCAYAAN DIRI
SISWA KELAS VII SMP N 4 SEWON BANTUL TAHUN PELAJARAN 2013/2014
B. Latar Belakang
Percaya diri adalah sesuatu yang membuat manusia menjadi memahami akan kondisi
dirinya karena adanya kekuatan didalam jiwa kita. Rasa percaya diri sangat penting dalam hal
mengembangkan sikap sosialisasi didalam lingkungan yang baru. Seseorang yang percaya diri
akan merasa nyaman pada lingkungan yang bagaimanapun dan kondisi yang seperti apapun
karena ia dapat dengan mudah beradaptasi. Akan tetapi tidak semua siswa mempunyai rasa
percaya diri yang tinggi bahkan cenderung kurang percaya diri.
Banyak dikalangan remaja yang kurang percaya diri sangat sulit untuk dapat
mengembangkan diri terutama dalam hal bersosialisasi. Hal ini dilihat saat mereka berada pada
suatu kondisi dan situasi tertentu, sebagai contohnya adalah apabila seorang remaja dihadapkan
pada komunitas baru (masuk pada lingkungan yang baru). Gejala kurang percaya diri tersebut
muncul ketika dia berbicara atau memulai pembicaraan dengan orang yang baru ia kenal, mudah
cemas dan sering salah ucap ketika berbicara. Masalah tersebut harus segera ditangani agar tidak
menghambat tumbuh kembangnya dalam bersosialisasi dengan lingkungan sekitar. Akan tetapi
tidak semua remaja mengalami rasa kurang percaya diri, banyak juga remaja yang mempunyai
rasa percaya diri yang tinggi.
Dilihat dari sudut pandang pendidikan, rasa percaya diri sangat menunjang individu
untuk memaksimalkan kemampuan yang dimiliki sehingga terhindar dari rasa ragu-ragu yang
sering mengganggu. Dilihat dari sudut pandang perkembangan, pada usia pra remaja sangat
rentan dengan rasa percaya diri yang dia miliki. Remaja yang memiliki rasa kurang percaya diri
akan menghambat tumbuh kembang anak tersebut dalam beraktifitas dilingkungan sekitar yang
dia tempati, baik disekolah, keluarga maupun masyarakat.
Dilihat dari sudut Bimbingan dan Konseling, remaja yang kurang percaya diri akan
merasa sangat kesulitan dalam berkomunikasi dengan lawan bicara, yang sering terjadi, mereka
sering banyak salah ucap dalam berbicara. Remaja yang mengalami kurang percaya diri akan
menjadi tanggung jawab BK dalam penyelesaian masalah yang dialami individu tersebut.
Berdasarkan berbagai sudut pandang diatas, dapat disimpulkan bahwa rasa percaya diri
sangat berpengaruh dalam perkembangan individu untuk mengaktulisasikan diri dengan
lingkungan sekitar. Rasa kurang percaya diri adalah suatu keyakinan yang negatif terhadap suatu
kekurangannya yang ada diberbagai aspek kepribadiannya, sehingga ia tidak mampu untuk
mencapai bernbagai tujuan didalam kehidupannya.
Gejala rasa tidak peraya diri ini umumnya dianggap ringan karena tidak begitu terlihat
awalnya, akan tetapi apabila tidak tertangani dengan cepat maka gejala-gejala tersebut akan
semakin parah, dan akhirnya berdampak pada diri siswa tersebut, bahkan lingkungan sekitar
juga. Lingkungan tersebut bisa didalam lingkungan manyarakat, keluarga dan sekolah.
Sikap seseorang yang menunjukkan rasa kurang percaya diri antara lain, selalu dihinggapi
dengan rasa keragu-raguan, mudah cemas, tidak yakin, cenderung menghindar, tidak punya
inisiatif, mudah patah semangat, tidak berani tampil didepan banyak orang dan gejala kejiwaan
lainnya yang nantinya akan mengahambat seseorang tersebut untuk berbuat sesuatu.
Adapun pelaksanaan layanan yang biasa digunakan didalam istansi Sekolah untuk
mengatasi rasa kurang percaya diri tersebut adalah konseling individu, dikarenakan disamping
bersifat efisien juga secara tidak langsung siswa tersebut akan belajar untuk bersosialisasi dalam
lingkup yang mungkin bisa dikatakan kecil. Konseling itu sendiri adalah proses pemberian
bantuan kepada klien (siswa) dalam hal pemecahan masalah.
Konseling individu merupakan layanan bimbingan khusus antara peserta didik (klien)
dengan konselor dan mendapat layanan langsung tatap muka (secara perorangan) dalam rangka
penyembuhan.
C. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka dapat di identifikasikan masalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana menumbuhkan percaya diri pada siswa kelas VII SMP 4 Sewon Bantul Tahun
Pelajaran 2013/2014?
2. Bagaimana pelaksanaan konseling individu di sekolah SMP N 4 Sewon Bantul Tahun Pelajaran
2013/2014?
3. Bagaimana hubungan layanan konseling individu dengan percaya diri siswa kelas VII SMP N 4
Sewon Bantul Tahun Pelajaran 2013/2014
D. Batasan Masalah
Dalam penelitian ini tidak semua masalah diatas diteliti semua tapi dibatasi mengenai
hubungan layanan konseling individu dengan kepercayaan diri siswa kelas VII di SMP N Sewon
Bantul Tahun Pelajaran 2013/2014 .
E. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan sebagai mana tersebut didepan, maka
permasalahan yang diajukan dalam proposal skripsi ini adalah:
1. Apakah ada hubungan layanan konseling individu dengan kepercayaan diri siswa di SMP N 4
Sewon Bantul Tahun Pelajaran 2013/2014.
F. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan:
1. untuk mengetahui hubungan layanan konseling individu dengan kepercayaan diri siswa kelas
VII di SMP 4 sewon bantul.
2. Manfaat penelitian
1. Manfaat Teoristis
Hasil penelitian ini diharapkan bisa bermanfaat bagi pengembangan ilmu pendidikan
khususnya Bimbingan dan Konseling yang dapat digunakan sebagai bahan referensi dan dapat
memberikan informasi teoristis maupun empiris, khususnya bagi pihak-pihak yang akan
melakukan penelitian lebih lanjut mengenai permasalahan ini.
2. Manfaat praktis
a. Bagi program studi bimbingan dan konseling:
b. Dapat digunakan sebagai bahan untuk mengembangkan pengetahuan serta bahan perbandingan
bagi pembaca yang akan melakukan pengembangan, khusyusnya mengenai layanan konseling
individu.
3. Bagi peneliti
Mendapat pengalaman cara meneliti tentang pengaruh bungan bimbingan belajar
terhadap motivasi belajar siswa kelas VII di SMP N 4 Sewon Bantul. Tahun ajaran 2014/2015.
4. Bagi sekolah
Hasil penelitian bisa digunakan untuk memberikan sumbangan mengenai hubungan
layanan konseling individu dengan percaya diri siswa kelas VII di SMP N 4 sewon.
H. Landasan Teori
1. Layanan Konseling Individu
a. Pengertian Bimbingan
Jika ditelaah berbagai sumber akan dijumpai pengertian-pengertian yang berbeda
mengenai bimbingan, tergantung dari jenis sumbernya dan yang merumuskan pengertian
tersebut. Perbedaan tersebut ddisebabkan kelainan pandangan dan titik tolak, tetapi perbedaan itu
hanyalah perbedaan tekanan atau dari sudut mana melihatnya.
Berdasarkan pasal 1 27 peraturan pemerintahan nomor 29/90, “Bimbingan merupakan
bantuan yang diberikan kepada siswa dalam rangka upaya menemukan pribadi, mengenal
lingkungan, dan merencanakan masa depan. “ (Depdikdud, 1994, yang dikutip dewa ketut
sukardi,2010:35-36).
Bimbingan dalam rangka menemukan pribadi dimaksudkan agar peserta didik mengenal
kekuatan dan kelemahan dirinya sendiri, serta menerimanya secara positif dan dinamis sebagai
modal pengembangan diri lebih lanjut. Bimbingan dalam rangka mengenal lingkungan
dimaksudkan agar peserta didik mengenal secara objektif lingkungan , baik lingkungan social
dan lingkungan fisik, dan menerima berbagai kondisi lingkungan itu secara positif dan dinamis
pula. Pengenalan lingkungan itu, yang meliputi lingkungan rumah, lingkungan sekolah,
lingkungan masyarakat, dan alam sekitar serta “lingkungan yang lebih luas”, diharapkan
menunjukan proses penyelesaian diri peserta didik dengan lingkungan yang dimaksud, serta
dapat dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk pengembangan diri secara mantap dan berkelanjutan.
Sedangkan bimbingan dalam rangka merencanakan masa depan dimaksudkan agar peserta didik
mampu mempertimbangkan dan mengambil keputusan tentang masa depan dirinya sendiri, baik
yang menyangkut bidang pendidikan, bidang karir, maupun bidang
budaya/keluarga/kemasyarakatan.
Bimbingan dapat diartikan sebagai suatu proses pemberian bantuan kepada individu yang
dilakukan secara berkesetimbangan supaya individu tersebut dapat memahami dirinya sendiri,
sehingga dia sanggup mengarahkan dirinya dan dapat bertindak secara wajar, sesuai dengan
tuntutan dan keadaan lingkungan sekolah,keluarga,dan masyarakat dan kehidupan pada
umumnya. Dalam demikian , dia akan dapat menikmati kebahagian masyarakat pada umumnya.
Bimbingan membantu individu mencapai perkembangan diri secara optimal sebagai makhluk
social.(Rochman Natawidjaja , 1987:31, yang dikutip dewa ketut sukardi,2010:36 ).
Pakar bimbingan yang lain mengungkapkan bahwa:”bimbingan ialah suatu proses
pemberian bantuan yang terus-menerus dan sistematis dari pembimbing kepada yang dibimbing
agar tercapai kemandirian dalam pemahaman diri dan perwujudan diri, dalam mencapai tingkah
perkembangan, yang optimal dan penyesuaian diri dengan lingkungannya.(Moh.surya,1988:12,
yang dikutip dewa ketut sukardi,2010:37)
Sedangkan pakar yang lain mengatakan bahwa: Bimbingan merupakan bantuan yang
diberikan kepada seseorang (individu)atau sekelompok orang agar mereka itu dapat berkembang
menjadi pribadi-pribadi yang mandiri. Kemudian ini mencangkup lima fungsi pokok yang
hendaknya dijalankan oleh pribadi mandiri, yaitu: (a) mengenal diri sendiri dan lingkungan, (b)
menerima diri sendiri dan lingkungan secara positif dan dinamis, (c) mengambil keputusan, (d)
mengarahkan diri, dan (e) mewujudkan diri. (Prayitno, 1937:35, yang dikutip dewa ketut
sukardi,2010:37).
Dengan membandingkan pengertian bimbingan yang telah dikemukakan di atas, maka
dapat disimpulkan bahwa: Bimbingan adalah proses pemberian bantuan kepada seseorang atau
sekelompok orang secara trus-menerus dan sistematis oleh guru pembimbing agar individu atau
sekelompok individu menjadi pribadi yang mandiri. Kemandirian yang menjadi tujuan usaha
bimbingan ini mencangkup lima fungsi pokok yang hendaknya dijalankan oleh pribadi mandiri,
yaitu: (a) mengenal diri sendiri dan lingkungannya sebagaimana adanya,(b) menerima diri
sendiri dan lingkungan yang positif dan dinamis,(c) mengambil keputusan, (d) mengarahkan diri
sendiri, dan (e) mewujudkan diri sendiri.(Dewa ketut sukardi,2010:37)
b. Pengertian konseling
Konseling sebagai terjemahan dari “counseling” merupakan bagian dari bimbingan, baik
sebagai layanan maupun sebagai teknik. “layanan konseling adalah jantung hati layanan
bimbingan secara keseluruhan” (Sukardi, 1985: 11, yang dikutip Dewa ketut sukardi,2010:37).
Dan Ruth Strang menyatakan bahwa “counseling is most important tool of guidance” (Ruth
Strang, 1958, yang dikutip Dewa ketut sukardi,2010:37). Jadi konseling merupakan inti dari alat
yang paling penting dalam bimbingan.
Selanjutnya Rochman Natawidjaja mendefinisikan bahwa konseling merupakan satu jenis
layanan yan g merupakan bagian terpadu dari bimbingan. Konseling dapat diartikan sebagai
hubungan timbal balik antara dua individu, dimana yang seorang (yaitu konselor) berusaha
membantu yang lain (yaitu klien) untuk mencapi pengertian tentang dirinya sendiri dalam
hubungan dengan masalah-masalah yang dihadapinyapada waktu yang akan dating. (Rochman
Natawidjaja, 1987: 32, yang dikutip Dewa Ketut Sukardi,2010:38).
Pakar lain mengungkapkan bahkan: “konseling itun merupakan upaya bantuan yang
diberikan kepada konselisupaya dia memperoleh konsep diri dan kepercayaan diri sendiri, untuk
dimanfaatkan olehnya dalam memperbaiki tingkah lakunya pada masa yang akan dating. Dalam
pembentukan konsep yang sewajarnya mengenai: (a) dirinya sendiri,(b) orang lain,(c) pendapat
orang lain tentang dirinya, (d) tujuan-tujuan yang hendah dicapai,dan (e) kepercayaan diri”.
(Moh. Surya, 1988:38, yang dikutip Dewa Ketut Sukardi,2010:38).
Lebih lanjut prayitno (1983:3), mengemukakan: “Konseling adalah pertemuan empat mata
antara klien dan konselor yang berisi usaha yang laras, unik, dan human (manusiawi), yang
dilakukan dalam suasana keahlian yang didasarkan atas norma-norma yang berlaku.”
Dengan membandingkan pengertian tentang konseling yang dikemukakan pakar di atas,
maka dapat ditarik kesimpulan bahwa konseling merupakan suatu upaya bantuan yang dilakukan
dengan empat mata atau tatap muka antara konselor dank lien yang berisi usaha yang laras, unik,
human (manusiawi), yang dilakukan dalam suasana keahlian dan yang didasarkan atas norma-
norma yang berlaku, agar klien memperoleh konsep diri dan kepercayaan diri sendiri dalam masa
yang akan datang.
Guru pembimbing yang telah memahami secara benar dan mendasar prinsip-prinsip dasar
bimbingan dan konseling ini akan dapat menghilangkan diri dari kesalahan dan penyimpangan-
penyimpangan dalam praktek pemberian layanan bimbingan dan konseling. Prinsip-prinsip yang
akan dibahas adalah tinjauan dari prisnsip-prinsip secara umum, dan prinsip khusus. Prinsip-
prinsip khusus adalah prinsip-prinsip bimbingan yang berkenan dengan sasaran layanan, prinsip
yang berkenaan dengan permasalahan individu, prinsip yang berkenaan dengan program layanan,
dan prinsip-prinsip bimbingan dan konseling yang berkenaan dengan pelaksanaan pelayanan.
(Dewa ketut sukardi,2010:38-39)
c. Pengertian Layanan Konseling Individu
Layanan konseling individu yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinan
peserta didik yang mendapatkan layanan langsung secara tatap muka dengan guru pembimbing /
konselor dalam rangka pembahasan dan pengentasan permasalahannya.
Pelaksanaan usaha pengentasan permasalaahan siswa, dapat mengikuti langkah-langkah
sebagai berikut:
1. Pengenalan dan pemahaman permasalahan.
2. Analisis yang tepat.
3. Aplikasi dan pemecahan permasalahan.
4. Evaluasi, baik evaluasi awal, proses, ataupun evaluasi akhir.
5. Tandak lanjut.
Melihat teknik penyelenggaraan konseling perorangan terdapat macam-macam teknik
konseling individu yang sangat ditentukan oleh permasalahan yang dialami siswa. Teknik
konseling perorangan yang sederhana melalui proses/tahap-tahap sebagai berikut (Dewa ketut
sukardi, 2010:63) :
1. Tahap pembukaaan.
2. Tahap penjelasan(eksplorasi).
3. Tahap perubahan tingkah laku.
4. Tahap penilaian/tindak lanjut.
2. Percaya diri
a. Pengertian percaya diri
Dalam kehidupan sehari-hari individu menganggap kriteria orang yang percaya diri
adalah sosok yabg sempurna dan kemampuan melakukan apa saja, atau memiliki penampilan
fisik tanpa cacat sedikitpun. Diantaranya ada beberapa individu yang tidak percaya diri karena
memiliki kekurangan, dalam mengatasi kekurangan tersebut diperlukan adanya kepercayaan diri.
Sedangkan menurut Fatimah(2008:149) kepercayaan diri adalah sikap positif seorang
individu yang memampukan dirinya untuk mengembangkan penilaian positif, baik terhadapdiri
sendiri maupun terhadap lingkungan/ situasi yang diharapkannya.
b. Ciri-ciri percaya diri
Ciri-ciri individu yang mencapai rasa percaya diri yang proposional menurut Enung
Fatimah(2006:149) adalah:
1) Percaya akan kompetensi atau kemampuan diri sehingga tidak membutuhkan pujian, pengakuan,
penerimaan, atau rasa hormat orang lain.
2) Tidak terdorong untuk menunjukan sikap konformasi demi diterima oleh orang lain atau
kelompok.
3) Berani menerima dan menghadapi penolakan orang lain atau berani menjadi diri sendiri.
4) Mempunyai pengendalian diri.
5) Memandang keberhasilan atau kegagalan tergantung dari usahanya sendiri atau keadaan dan
tidak tergantung pada orang lain.
6) Mempunyai cara pandangan yang positif terhadap diri sendiri, orang lain dan situasi diluar
dirinya.
7) Memiliki harapan yang realistic terhadap diri sendiri sehingga ketikaharapannya itu tidak
terwujud tetapmapu melihat sisi positif dirinya dan situasi yang terjadi.
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi
Kepercayaan diri menurut Fatimah (2006:105) Kepercayaan diri dipengaruhi oleh:
a. Pola asuh
Meskipun banyak faktor yang mempengaruhi kepercayaan diri seseorang faktor pada asuh
dan interaksi di usia dini merupakan faktor yang anak mendasar bagi pembentukan rasa percaya
diri.sikap orang tua akan diterima oleh anak sesuai dengan persepsinya pada saat itu. Orang tua
yang menunjukan perhatian, penerimaan,cinta dan kasih saying serta kelekatan emosional yang
tulus dengan anak akan membandingkan rasa percaya diri pada anak tersebut. Anak akan merasa
bahwa dirinya berharga dan bernilai mata orang tuanya. Dan meskipun ia melakukan kesalahan
dari sikap orang tua, ia melihat bahwa dirinya tetaplah dihargai dan dikasih.
b. Pola piker yang negative
Dalam hidup bermasyarakat, setiap individu mengalami berbagai masalah, kejadian,
bertemu orang-orang baru, dan sebagainya. Reaksi individu terhadap seseorang atau sebuah
peristiwa amat dipengaruhi oleh cara segala sesuatu dari dengan rasa percaya diri yang lemah.
Cenderungmempersiapkan segala sesuatu dari sisi negative . ia tidak menyadari bahwa dari
dalam dirinya, semua negatifme, itu berasal.
3. Kerangka Berfikir Hubungnan Layanan Konseling Individu Dengan Percayaan diri siswa
Layanan konseling individu merupakan bagian yang terintegrasi dari pendidikan makan
tujuan layanan konseling berkaitan dengan pendidikan. Layann konseling individu sebagai
bagian dari pendidikan yang mempunyai tujuan khusus yaitu membantu siswa agar mengenal
dan memahami dirinya, dapat mengembangkan potensi, bakat , dan minat. Sehingga dapat
membuat keputusan sendiri dan dapat menyesuaikan diri dengan lingkunyannya. Membuat
individu mengembangkan kemampuannya secara optimal. Sehingga siswa dapat menemukan
dirinya dan dapat menemukan pilihannya. Keputusan dan penyelesaian diri secara optimal.
Membantu siswa mengatasi masalah yang berkaitan dengan percaya diri. Oleh sebab itu guru
pembimbing dituntut mengefektifkan layanan konseling individu di sekolahan.
Rasa percaya diri sangat berpengaruh dalam perkembangan individu untuk
mengaktulisasikan diri dengan lingkungan sekitar. Rasa kurang percaya diri adalah suatu
keyakinan yang negatif terhadap suatu kekurangannya yang ada diberbagai aspek
kepribadiannya, sehingga ia tidak mampu.
Dengan demikian dapat diduga layanan konseling individu dengan percaya diri
mempunyai hubungan yang saling terikat.
I. Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana
rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan
sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum
didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh mealui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga
dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban
yang empiric. (Sugiyono, 2010: 96)
Berdasarakan latara belakang diatas maka hipotesis dari judul proposal ini adalah “ Ada
hubungan antara layanan konseling individu dengan kepercayaan diri siswa kelas VII SMP N 4
Sewon Bantul tahun 2014/2015”
J. Metode Penelitian
1. Tempat dan Waktu
a. Tempat penelitian
Penelitian dilaksanakan di SMP N 4 Sewon Bantul tahun ajaran 2013/2014.
a. Waktu penelitian
Penelitian di ambil pada tahun 2014.
2. Pendekatan Penelitian
Salah satu faktor yang penting dalam penelitian adalah metode penelitian yang termasuk
penelitian bidang pendidikan (educational research) khususnya berkaitan dengan motivasi belajar
disekolah menengah pertama yaitu di SMP 4 Sewon Bantul.
3. Variabel PEnelitian
a. Variabel Bebas
Merupakan variable yang variasinya mempengaruhi variable yang lain. Variable bebas dalam
penelitian ini adalah konseling individu.
b. Variable Terikat
Merupakan variable penelitian yang diukur untuk mengetahui besarnya efek atau pengaruh
variable lain. Variable terikat dalam penelitian adalah motivasi belajar siswa.
4. Subyek Penelitian
a. Populasi dan sampel
1) Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek dan subjek yang mempunyai
kualitas dan karakterisik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulan. (Sugiyono,2010:117).
Jadi populasi pada prinsipnya adalah semua anggota kelompok manusia, binatang, atau
benda yang tinggal bersama dalam satu tempat dan secara terencana menjadi target kesimpulan
dari hasil akhir suatu penelitian.(Sukardi, 2003:53)
2) Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.
(sugiyono,2010:118)
b. Instrumen penelitian
Instrument penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan instrument
angket atau kuesioner karena peneliti mengukur percaya diri siswa. Angket atau kuisoner adalah
sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dan responden dalam
arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang diketahui. (Suharsimi Arikunto, 2010:194).
Kelebihan dan kelemahan angket. Kelebihan responden.
1. Dapat dibagikan secara serentak kepada responden.
2. Dapat dibuat anonym sehingga responden bebas, jujur dan tidak malu-malu menjawab.
3. Dapat dibuat berstandar sehingga semua responden dapat diberikan pertanyaan yang bener-bener
sama.
4. Dapat dijawab oleh responden menurut kecepatannya masing-masing menurut waktu senggang
responden.
Kelemahan angket:
1. Responden sering tidak teliti dalam menjawab sehinggaada pertanyaan yang sering terlewati
tidak terjawab padahal sukar diulangi diberi kembali kepadanya.
2. Seringkali sukar dicari validitasnya.
3. Kadang-kadang responden sengaja memberikan jawaban yang tidak bener atau tidak jujur.
Angket dibagikan kepada siswa kelas VII SMP 4 sewon Bantul Tahun Ajaran 2013/2014.
c. Validitas dan reliabilitas
1) Uji Validitas
Saifuddin A memandang validitas mengandung arti sejauh mana ketepatan dan
kecematan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu tes atau instrument pengukur
dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila alat tersebut menjalankan fungsi
ukurnya, atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran
tersebut. (Saifudidin, 2006:5-6)
Uji validitas dalam penelitian ini adalah menggunakan validitas isi. Secara teknis
pengujian validitas isi dapat dibantu dengan menggunakan kisi-kisi instrument. Dalam kisi-kisi
ini terdapat variable yang diteliti, indicator sebagai tolak ukuran nomor butir pertanyaan yang
telah dijabarkan di indicator. (Sugiyono, 2010:182)
2) Uji Relibilitas
Relibilitas adalah menunju7kan pada tingkat keterdalaman sesuatu. Data
yang reliable adalah data yang dihasilkan dapat dipercaya dan diandalkan.
d. Teknik Analisis Data
Analisis dengan statistik adalah perusahaan untuk memaparkan,
menafsirkan, dan menjelaskan data yang diperoleh angka dengan rumus korelasi.
Korelasi adalah teknik analisis yang melihat kecenderungan pola dalam
satu variabel berdasarkan kecenderungan pola dalam variabel yang lain. Maksudnya ketika satu
variabel yang lain apakah juga naik atau turun atau tidak menentu. Jika kecenderungan dalam
satu variabel selalu diiukuti oleh kecenderungan dalam variabel lain, kita dapat mengatakan
bahwa kedua variabel ini memiliki hubungan atau korelasi. Angka yang dipergunakan untuk
menggambarkan derajat hubungan ini disebut koefisien korelasi dengan lambang rxy. Teknik
yang digunakan untuk menghitung koefisien korelasi dari variabel dengan skala pengukuran
kategorik.
Contoh rumus Korelasi Product Momen Pearson antara lain sebagai
berikut :
a) Rumus Pertama
b) Rumus Kedua
c) Rumus Ketiga
K. Sistematis Isi Skripsi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Indentifikasi Masalah
C. Pembatasan Masalah
D. Perumusan Masalah
E. Tujuan Masalah
F. Manfaat Hasil Penelitian
BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
A. Kajian Teori
B. Kerangka Berfikir
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
B. Pendekatan Penelitian
C. Variabel Penelitian
D. Sumber Data dan Alat Pengumpulan Data
E. Teknik analisis Data
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
B. Pembatasan Hasil Penelitian
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN