contoh proposal

31
A. Judul: Penerapan Komik Strip Sebagai Media Pembelajaran Menulis Narasi di Kelas IV SDN 1 Gondoharum Pageruyung Kendal Tahun Pelajaran 2008/2009 B. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan sistem lambang bunyi yang bersifat arbitrer dan digunakan oleh masyarakat sebagai sarana untuk mengidentifikasi diri dan bekerjasama. Berbahasa berarti komunikasi antara manusia satu dengan manusia yang lain (Kridalaksana, 2001: 21). Dalam kegiatan berbahasa seseorang dituntut untuk menguasai aspek keterampilan berbahasa yang terdiri dari membaca (reading skills), mendengarkan atau menyimak (listening skills), menulis (writing skills) dan berbicara (speaking skills). Keempat keterampilan tersebut dapat dibagi menjadi dua keterampilan dasar yaitu komprehensi atau bersifat reseptif (membaca dan mendengarkan) dan ekspresi (menulis dan berbicara). Oleh sebab itu, berbicara dan menulis merupakan keterampilan berbahasa yang paling produktif dan membutuhkan banyak latihan dan pemahaman di dalam melakukan kegiatan tersebut (Tarigan, 1985: 2). Dalam dunia pendidikan pengajaran bahasa Indonesia banyak mengalami permasalahan. Hal ini disebabkan adanya kekurangan siswa dalam mempergunakan bahasa secara baik dan benar. Pada umumnya ketidakmampuan siswa dalam mempergunakan bahasa Indonesia ini tampak pada pemakaian kalimat dalam penulisan karangan. Dalam 1

Upload: dede-van-reza

Post on 04-Jan-2016

69 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

contoh fortmat proposal

TRANSCRIPT

Page 1: Contoh Proposal

A. Judul: Penerapan Komik Strip Sebagai Media Pembelajaran Menulis Narasi di Kelas IV SDN 1 Gondoharum Pageruyung Kendal Tahun Pelajaran 2008/2009

B. Latar Belakang MasalahBahasa merupakan sistem lambang bunyi yang bersifat arbitrer dan

digunakan oleh masyarakat sebagai sarana untuk mengidentifikasi diri dan

bekerjasama. Berbahasa berarti komunikasi antara manusia satu dengan manusia

yang lain (Kridalaksana, 2001: 21). Dalam kegiatan berbahasa seseorang dituntut

untuk menguasai aspek keterampilan berbahasa yang terdiri dari membaca

(reading skills), mendengarkan atau menyimak (listening skills), menulis (writing

skills) dan berbicara (speaking skills). Keempat keterampilan tersebut dapat dibagi

menjadi dua keterampilan dasar yaitu komprehensi atau bersifat reseptif

(membaca dan mendengarkan) dan ekspresi (menulis dan berbicara). Oleh sebab

itu, berbicara dan menulis merupakan keterampilan berbahasa yang paling

produktif dan membutuhkan banyak latihan dan pemahaman di dalam melakukan

kegiatan tersebut (Tarigan, 1985: 2).

Dalam dunia pendidikan pengajaran bahasa Indonesia banyak mengalami

permasalahan. Hal ini disebabkan adanya kekurangan siswa dalam

mempergunakan bahasa secara baik dan benar. Pada umumnya ketidakmampuan

siswa dalam mempergunakan bahasa Indonesia ini tampak pada pemakaian

kalimat dalam penulisan karangan. Dalam sebuah karangan itu harus ada pesan

yang ingin disampaikan penulis kepada pembaca sehingga kalimat yang

digunakan adalah kalimat yang baik dan benar. Hal ini bertujuan agar kalimat

yang baik itu dapat mengantar pembaca kepada maksud yang ingin disampaikan

penulis. Oleh sebab itu, untuk membuat suatu karangan yang baik, seseorang

harus mengetahui dan memahami pengetahuan kebahasaan dan pengetahuan

lainnya yang dapat mendukung penulisan karangan yang baik (Tarigan, 1993: 37).

Menurut Nurgiyantoro (1995: 270) keterampilan menulis merupakan

keterampilan berbahasa yang dirasa sulit dikuasai karena kemampuan menulis

menghendaki penguasaan berbagai unsur kebahasaan dan di luar bahasa itu

sendiri akan menjadi isi karangan yang runtut dan padu. Penulis dituntut dapat

menguasai tiga kemampuan berbahasa yang lainnya, seperti kemampuan

membaca, mendengarkan dan berbicara. Hal ini disebabkan bahwa keempat aspek

1

Page 2: Contoh Proposal

keterampilan itu tidak dapat dipisah-pisahkan dan saling berkaitan. Apabila dalam

pembelajaran mendengarkan, tidak dapat dipisahkan dengan keterampilan menulis

sebagai bukti pemahamannya begitu pula dengan keterampilan yang lain.

Menulis sangat penting dalam dunia pendidikan karena tulisan sebagai

suatu hasil itu merupakan alat komunikasi yang sifatnya tidak langsung, tidak

seperti berbicara. Selain itu menulis dapat memudahkan para pelajar dalam

berpikir. Dalam kegiatannya, penulis dituntut untuk mengembangkan, menyusun

kata-kata dalam tingkat yang lebih tinggi yaitu kalimat yang tepat kemudian

dikembangkan menjadi paragraf yang padu serta menghasilkan suatu wacana yang

baik. Kegiatan menulis memerlukan suatu proses di dalam pembelajarannya

sehingga para siswa membutuhkan peran dan sarana yang memadai dalam

kegiatan pembelajarannya.

Alkaidah (1989: 370) menyatakan bahwa keterampilan menulis

merupakan keterampilan berbahasa yang paling rumit. Rumitnya menulis

disebabkan adanya keterlibatan keterampilan lainnya, di antaranya keterampilan

menyusun pikiran dan perasaan yang menggunakan kata-kata dalam bentuk

kalimat yang tepat serta menyusunnya dalam satu paragraf. Kerumitan dalam

menulis menjadikan siswa cenderung kurang menyukai kegiatan menulis.

Kesulitan untuk menulis yang dialami siswa disebabkan juga adanya kesulitan

dalam mengembangkan ide yang telah muncul dalam benak mereka. Selain itu

pengajaran menulis yang berjalan selama ini cenderung membosankan bagi siswa.

Guru dalam menyampaikan materi menulis khususnya menulis cerita kurang

bahkan tidak menggunakan terobosan-terobosan baru, misalnya menggunakan

media pendidikan. Kurangnya praktik menulis di sekolah juga menjadi salah satu

faktor yang menyebabkan kurang terampilnya siswa dalam menulis. Siswa akan

berlatih menulis narasi satu sampai dua kali dalam satu semester, yaitu pada saat

pembelajaran menulis narasi saja.

Dalam proses pembelajaran siswa SD peranan guru masih sangat besar

sehingga guru harus memberi pengalaman kepada siswa agar mereka lebih mudah

mempelajari dan memahami suatu hal yang diajarkan daripada memberikan ilmu

yang ada dalam buku secara terus menerus. Kemampuan berpikir anak terlebih

siswa kelas IV SD lebih cenderung bersifat emosional saja daripada

2

Page 3: Contoh Proposal

mengembangkan kemampuan imajinatifnya. Dalam pembelajaran menulis

terutama karangan narasi dibutuhkan suatu pemahaman siswa dalam

mengembangkan runtutan peristiwa atau hal-hal yang dialami. Oleh karena itu,

tugas guru dalam memperkenalkan penulisan karangan narasi dengan media

komik strip ini selayaknya akan menambah daya kreativitas siswa dan

memberikan nilai kemudahan kepada siswa khususnya kelas IV SDN 1

Gondoharum, Kendal. Setelah siswa mengenal media pembelajaran tersebut maka

akan mendapatkan suatu stimulus yang akan digunakannya dalam kegiatan

menulis suatu paragraf maupun karangan khususnya narasi.

SD Negeri 1 Gondoharum ini merupakan sekolah rintisan unggulan di

masa yang akan datang karena sekolah ini selalu berusaha meningkatkan mutu

dan kualitas siswa dari segi pendidikan pada umumnya dan keagamaan sesuai

dengan visi dan misi sekolah tersebut. Para siswanya diharapkan mampu

berkompetensi dalam ilmu pengetahuan disertai dengan moral yang luhur serta

nilai-nilai agama Islam yang selalu dijunjung tinggi.

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan, penulis sangat tertarik untuk

memilih judul penelitian Penerapan Komik Strip Sebagai Media Pembelajaran

Menulis Narasi di Kelas IV SD Negeri Gondoharum dengan alasan sebagai

berikut.

1. Sekolah yang dipilih adalah sekolah yang benar-benar menjadi unggulan

di lingkup kelurahan Gondoharum, Kendal yaitu SD Negeri 1

Gondoharum. SDN 1 Gondoharum merupakan SD yang memiliki

karakteristik tersendiri yaitu dalam kegiatan pembelajarannya

menggunakan sistem pengajaran yang terstruktur dan moving class.

2. Kegiatan pembelajaran bahasa Indonesia yang berkaitan dengan menulis

narasi sebagai suatu keterampilan yang dianggap lebih bersifat produktif

dan membutuhkan suatu metode dan media pembelajran yang khusus

dan menarik perhatian siswa.

3. Siswa kelas IV SD melakukan kegiatan pembelajaran menulis narasi

untuk pertama kali sesuai dengan Kompetensi Dasarnya dalam

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang digunakan.

3

Page 4: Contoh Proposal

C. Identifikasi MasalahBerdasarkan uraian yang telah dikemukakan, peneliti dapat

mengidentifikasi permasalahan sebagai berikut.

1. Jenis metode yang digunakan dalam menulis narasi kelas IV SD.

2. Pembelajaran menulis narasi kelas IV SD dengan menggunakan media

komik strip.

3. Hambatan-hambatan dalam pengajaran menulis narasi kelas IV SD

dengan media komik strip.

4. Pengaruh media komik strip dalam pembelajaran menulis narasi kelas IV

SD.

5. Hasil pembelajaran menulis narasi sebelum dan sesudah menggunakan

media komik strip.

D. Pembatasan Masalah1. Penerapan media komik strip dalam kegiatan pembelajaran menulis

narasi kelas IV SDN 1 Gondoharum Pageruyung Kendal.

2. Tingkat keberhasilan media komik strip berdasarkan hasil pembelajaran

siswa kelas IV SDN 1 Gondoharum sebelum dan sesudah menggunakan

media dalam menulis narasi.

3. Hambatan-hambatan pembelajaran menulis narasi sebelum dan sesudah

menggunakan media komik strip.

E. Rumusan Masalah1. Bagaimanakah penerapan media komik strip dalam kegiatan pembelajaran

menulis narasi kelas IV SDN 1 Gondoharum Pageruyung Kendal?

2. Bagaimanakah tingkat keberhasilan media komik strip berdasarkan hasil

pembelajaran siswa kelas IV SDN 1 Gondoharum sebelum dan sesudah

menggunakan media dalam menulis narasi?

3. Hambatan-hambatan apa saja yang ditemui dalam pembelajaran menulis

narasi sebelum dan sesudah menggunakan media komik strip?

4

Page 5: Contoh Proposal

F. Tujuan Penelitian1. Mendeskripsikan penerapan media komik strip dalam kegiatan

pembelajaran menulis narasi kelas IV SDN 1 Gondoharum Pageruyung

Kendal.

2. Mengetahui tingkat keberhasilan media komik strip berdasarkan hasil

pembelajaran siswa kelas IV SDN 1 Gondoharum sebelum dan sesudah

menggunakan media dalam menulis narasi.

3. Mendeskripsikan hambatan-hambatan pembelajaran menulis narasi

sebelum dan sesudah menggunakan media komik strip.

G. Manfaat penelitian1. Manfaat Teoretis

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai langkah awal

untuk penelitian lebih lanjut demi peningkatan kualitas di bidang

pendidikan, khususnya dalam pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia

dengan berbagai aspek keterampilan berbahasa yang ada di dalamnya.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Sekolah

Sekolah memperoleh tambahan informasi dalam upaya

mengembangkan wawasan dan dapat membantu guru bidang studi Bahasa

dan Sastra Indonesia dalam menerapkan media pembelajaran terutama

penulisan karangan narasi di SD. Penelitian ini dapat menambah

pengalaman dan membuka wawasan untuk meningkatkan apresiasi siswa

dalam pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia serta siswa dapat lebih

mengembangkan kreativitas dirinya dan keterampilan menulis yang

bersifat produktif sebagai salah satu aspek dalam empat keterampilan

berbahasa.

b. Bagi Peneliti

Media untuk menuangkan gagasan ilmiah yang bisa

dipertanggungjawabkan secara akademik serta sumbangan bagi

peningkatan mutu pendidikan.

5

Page 6: Contoh Proposal

G. Kajian Teori

1. Penelitian yang Relevan

Hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian

yang dilakukan Ana Nurjanah (2007) PBSI UAD dengan judul Keefektifan

Media Film Terhadap Peningkatan Keterampilan Menulis Narasi Siswa Kelas

XII SMK Negeri 4 Yogyakarta menyimpulkan bahwa ada perbedaan yang

signifikan antara kemampuan menulis narasi siswa kelas XII SMKN 4

Yogyakarta yang diajar dengan menggunakan media film dan siswa yang

diajar tanpa menggunakan media film. Penggunaan media film efektif dalam

pembelajaran menulis narasi siswa kelas XII SMKN 4 Yogyakarta

dibandingkan dengan pembelajaran menulis narasi siswa tanpa menggunakan

media film. Hal ini terbukti dari data penelitian yang dihitung dengan

menggunakan uji-Scheff dengan bantuan komputer, diperoleh nilai F sebesar

409.892, dba (derajat beda antar kelompok) = 2, dbd (derajat beda dalam

kelompok) = 63, dba dan dbd digunakan untuk menemukan F tabel. F tabel

yang ditemukan sebesar 4.000 pada taraf 5% dan 7.08 pada taraf 1%. Jadi F

teoritik lebih besar daripada F tabel pada taraf 5% maupun 1%. Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa penggunaan media film efektif dalam

pembelajaran menulis narasi siswa kelas XII SMK Negeri 4 Yogyakarta.

Penelitian Nurjanah berbeda dengan penelitian yang akan dilakukan

peneliti. Nurjanah meneliti tentang pengaruh penggunaan media film dalam

keterampilan menulis narasi sedangkan penelitian yang akan dilakukan

peneliti adalah pelaksanaan pembelajaran menulis narasi dengan

menggunakan media komik strip. Namun secara jelas efek dari penggunaan

media film dalam pembelajaran menulis narasi dapat dijadikan acuan dalam

penelitian.

Penelitian yang kedua adalah penelitian yang dilakukan oleh Yhenie

Kumalasari (2007) PBSI UAD dengan judul Penggunaan Media Benda dan

Proses Pembayangan Dalam Pengajaran Menulis Karangan Deskripsi di

Kelas II Bahasa MAN 1 Yogyakarta (Studi Perbandingan) menyimpulkan

bahwa terdapat perbandingan pengajaran menulis karangan deskripsi dengan

menggunakan media benda dan proses pembayangan di kelas II (XI) Bahasa

6

Page 7: Contoh Proposal

MAN 1 Yogyakarta sebesar 8,25 atau lebih besar dari nilai tabel pada taraf

signifikasi 5% yaitu 5,99 yang berarti ada perbandingan antara pengajaran

menulis karangan deskripsi dengan menggunakan media benda dan proses

pembayangan. Nilai perbandingan yang signifikan berarti pengajaran menulis

karangan deskripsi menggunakan media benda lebih berhasil daripada

menggunakan proses pembayangan.

Berdasarkan kesimpulan penelitian Kumalasari terdapat perbedaan

antara penelitian yang telah dilakukan Yhenie Kumlasari dengan penelitian

yang akan dilakukan peneliti. Penelitian di atas menekankan pada efektifitas

media benda untuk meningkatkan keterampilan menulis deskripsi sedangkan

penelitian yang akan dilakukan peneliti adalah pelaksanaan pembelajaran

menulis narasi siswa kelas IV SD Negeri 1 Gondoharum Kendal dengan

menggunakan media komik strip untuk mengetahui peningkatan yang terjadi

setelah dilakuakn tindakan. Namun secara jelas efek dari penggunaan media

yang digunakan untuk meningkatkan kemampuan menulis dapat dijadikan

acuan dalam penelitian.

2. Kerangka Teori

a. Pengertian Media Pembelajaran

Media menurut Hamalik (1986: 23) adalah alat, metode dan teknik

yang digunakan dengan tujuan untuk lebih mengaktifkan komunikasi dan

interaksi antara guru dan siswa dalam proses belajar mengajar. Media itu

sendiri dapat berupa media elektris dan nonelektris. Media elektris adalah

media yang menggunakan listrik sedangkan media nonoelektris adalah media

yang tidak menggunakan listrik, misalnya, gambar, papan tulis, modul, dan

lain-lain.

Media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti

‘tengah’, ‘perantara’ atau ‘pengantar’. Gerlach dan Ely dalam (Arsyad, 2002:

3) menyatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah

manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa

mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap.

Arsyad dalam bukunya Media Pendidikan (1996: 3) menyatakan

pengertian media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti

7

Page 8: Contoh Proposal

‘tengah’, ‘perantara’ atau ‘pengantar’. Dalam bahasa Arab media adalah

perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima. Sadiman

(2005: 19) berpendapat “Media merupakan perpaduan antara hardwere

(perangkat keras) dan softwere (perangkat lunak) yang digunakan untuk

menyampaikan informasi.

Soeparno (1988: 2) menyatakan pengertian “media adalah suatu alat

yang digunakan sebagai saluran (channel) untuk menyampaikan suatu pesan

(massage) atau informasi dari sumber (resourse) kepada pembacanya

(recivier).”

Menurut Hamalik (1989: 109) terdapat lima macam jenis media

pendidikan atau media pembelajaran yaitu: 1) alat-alat audio visual meliputi

media tanpa proyeksi (gambar dan kartu), media pendidikan tiga dimensi

(globe, museum), media pendidikan yang menggunakan teknik (komputer,

TV), 2) bahan cetakan atau bacaan, 3) sumber-sumber masyarakat, 4)

kumpulan benda-benda, 5) kelakuan yang dicontohkan guru.

Dari pendapat-pendapat yang telah dikemukakan maka dapat diambil

kesimpulan bahwa media pembelajaran merupakan suatu alat atau sarana yang

digunakan dalam kegiatan pembelajaran untuk meningkatkan interaksi,

pengetahuan, keterampilan siswa, dan memudahkannya dalam menerima suatu

pesan pembelajaran.

b. Media Komik Strip

Berhadapan dengan komik selama ini terkonotasikan sebagai sesuatu

yang berkaitan dengan hal-hal yang tidak serius, santai, hiburan ringan, lucu

dan lain-lain yang tidak terlalu memberatkan. Komik hadir dengan gambar-

gambar dalam panel-panel (kotak-kotak) secara berderet yang disertai balon-

balon teks tulisan dan membentuk sebuah cerita. Adapun struktur komik itu

seperti unsur pembangun karya sastra yaitu penokohan, alur, tema dan moral,

gambar dan bahasa. Unsur yang terakhir inilah yang menjadikan komik

sebagai salah satu media yang dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran

terutama dalam menulis narasi kelas IV SD.

Komik strip merupakan salah satu jenis komik dan dapat digunakan

sebagai salah satu media pembelajaran yang berbasis visual tidak

8

Page 9: Contoh Proposal

diproyeksikan atau media grafis. Media grafis merupakan media pandang atau

dua dimensi yang dirancang secara khusus untuk mengkomunikasikan pesan

pembelajaran. Hal ini disebabkan adanya aspek gambar dan bahasa sebagai

unsur komik secara nyata dapat ditatap serta kedua unsur tersebut merupakan

media representasi komik itu sendiri.

Pengertian komik strip menurut Nurgiyantoro (2005: 434) adalah

komik yang hanya terdiri dari beberapa panel gambar saja, namun dilihat dari

segi isinya telah mengungkapkan sebuah gagasan yang utuh. Hal ini

disebabkan bahwa komik strip hanya melibatkan satu fokus pembicaraan saja,

seperti tanggapan terhadap berbagai peristiwa dan isu-isu mutakhir atau cerita

singkat dari berbagai pengalaman, dongeng dan hiburan anak. Komik strip

secara mudah dapat ditemukan dalam berbagai majalah anak dan surat kabar.

Dalam penelitian ini digunakan komik strip yang diambil dari berbagai

majalah anak seperti Bobo rubrik Cergam Bobo, Paman Kikuk, Serial Iklan

Anak, Bona, dan Ceritera dari Negeri Dongeng. Adapun kriteria komik strip

yang digunakan adalah berupa petualangan, dongeng dan hiburan di saat

liburan. Hal ini disesuaikan dengan majalah yang sudah sering dikenal dan

dibaca oleh anak-anak sehingga dalam kegiatan pembelajarannya anak merasa

tertarik dan tidak terasa asing. Selain itu, kriteria atau nilai-nilai komik strip

yang dipilih dan digunakan sesuai dengan perkembangan siswa kelas IV SD

yang masih menyukai alam fantasi dan imajinasi tanpa mengurangi tujuan dari

pembelajaran yaitu menulis narasi. Itulah berbagai kelebihan komik strip

sebagai media pembelajaran menulis narasi terutama di kelas IV SD.

c. Pengertian Menulis

Menulis (writing) merupakan salah satu keterampilan dalam aspek

berbahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia. Menurut

Zulkifli dalam bukunya yang berjudul Psikologi Perkembangan (2005: 53)

menyatakan bahwa menulis adalah menyatakan pikiran dan perasaan dengan

menggunakan tanda-tanda tulis. Untuk memenuhi persyaratan itu diperlukan

perbendaharaan kata yang sekadarnya dan perkembangan motorik yang

memadai.

9

Page 10: Contoh Proposal

Menulis menurut Marwoto (1997: 21) adalah kemampuan seseorang

untuk mengungkapkan ide, pikiran, ilmu pengetahuan dan pengalaman

hidupnya ke dalam bahasa tulis yang runtut, jelas, ekspresif, enak dibaca, dan

dipahami oleh orang lain. Widyamartaya (1993: 9) mengungkapkan menulis

adalah keseluruhan rangkaian kegiatan seseorang mengungkapkan gagasan

dan menyusun pikirannya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dapat

dipahami tepat seperti yang dimaksudkan pengarang.

Karangan sebagai hasil karya tulis mempunyai beberapa fungsi.

Menurut Marwoto (1987: 19) fungsi menulis yaitu untuk memperdalam

pemahaman suatu ilmu dan penggalan ilmu pengetahuan, untuk

menyumbangkan pengalaman, pengetahuan, ide-idenya yang berguna bagi

masyarakat secara luas, untuk meningkatkan prestasi kerja, mengembangkan

potensi, dan untuk memperlancar pengembangan ilmu teknologi dan seni.

Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa

pengertian menulis merupakan salah satu aspek keterampilan berbahasa yang

bertujuan untuk mengungkapkan ide, gagasan melalui bahasa tulis yang

mengandung suatu pesan untuk dipahami orang lain.

d. Keterampilan Menulis

Keterampilan menulis berdasarkan jenis karangannya dapat dibagi

menjadi lima yaitu persuasi, eksposisi, argumentasi, deskripsi dan narasi.

Pengertian persuasi adalah jenis karangan yang mengandung alasan-alasan,

bukti, fakta, dan ajakan (imbauan) agar pembaca mau menerima, mengikuti

pendapat atau kemauan dari penulis. Ciri karangan persuasi yaitu adanya

argumen (alasan dan bukti), adanya unsur imbauan atau ajakan, tidak ada

pertentangan atau konflik.

Eksposisi adalah karangan yang menerangkan atau menjelaskan pokok

pikiran yang dapat memperluas wawasan pembaca. Tujuan eksposisi adalah

pembaca memperoleh informasi dengan sejelas-jelasnya. Ciri karangan

eksposisi adalah a.) berisi penjelasan atau informasi. b.) menggunakan

contoh, gambar, peta, dan angka-angka c.) akhir karangan berupa penegasan.

Adapun karangan yang berusaha memberikan alasan untuk memperkuat

10

Page 11: Contoh Proposal

ataupun menolak suatu pendapat, pendirian, maupun gagasan disebut

argumentasi. Ciri karangan argumentasi mengandung bukti dan kebenaran,

mempunyai alasan yang kuat, menggunakan bahasa denotatif, analisis rasional

(berdasarkan fakta), unsur subjektif dan emosional sangat dibatasi. Deskripsi

adalah karangan yang melukiskan sesuatu sesuai dengan keadaan sebenarnya

sehingga pembaca mencitrai (melihat, mendengar, merasakan, dan mencium)

apa yang dilukiskan sesuai dengan citra penulisnya.

Narasi adalah karangan yang berupa rangkaian peristiwa yang terjadi

dalam kesatuan waktu dengan tujuan mengisahkan atau menceritakan

peristiwa sesuai apa yang terjadi (Nursisto, 1999: 39). Ciri karangan narasi

yaitu bersumber dari fakta atau sekedar fiksi, berupa rangkaian peristiwa,

bersifat menceritakan.

Keraf (1985:135) membedakan narasi berdasarkan tujuan yang ingin

dicapai menjadi dua yaitu narasi ekspositoris dan narasi sugestif.

1) Narasi Ekspositoris

Narasi ekspositoris pertama-tama bertujuan untuk menggugah

pemikiran pembaca untuk mengetahui apa yang dikisahkan. Sasaran utamanya

adalah rasio, yaitu berupa perluasan pengetahuan para pembaca sesudah

membaca kisah tersebut. Sebagai sebuah bentuk narasi, narasi ekspositoris

mempersoalkan tahap-tahap kejadian, rangkaian-rangkaian perbuatan kepada

pembaca atau pendengar. Runtun kejadian atau peristiwa yang disajikan

dimaksudkan untuk menyampaikan informasi untuk memperluas pengetahuan

atau pengertian pembaca.

2) Narasi Sugestif

Narasi sugestif pertama-tama bertalian dengan tindakan atau perbuatan

yang dirangkaikan dalam suatu kejadian atau peristiwa. Seluruh rangkaian itu

berlangsung dalam suatu kesatuan waktu. Sasaran utama narasi sugestif adalah

berusaha memberi makna atas peristiwa atau kejadian sebagai suatu

pengalaman. Narasi sugestif merupakan suatu rangkaian peristiwa yang

disajikan sekian macam sehingga merangsang daya khayal pembaca. Pembaca

menarik suatu makna baru di luar apa yang diungkapkan secara eksplisit.

11

Page 12: Contoh Proposal

3. Kerangka Pemikiran

Proses belajar mengajar merupakan salah satu segi yang perlu

diperhatikan karena banyak sekali kegiatan yang terjadi di dalamnya. Satu di

antaranya adalah penyampaian meteri pelajaran yang dapat menentukan

berhasil tidaknya proses belajar mengajar yang berlangsung.

Penggunaan media komik strip anak diharapkan mampu meningkatkan

kemampuan keterampilan menulis siswa, berkaitan dengan penelitian yang

berjudul “Penerapan Komik Strip Sebagai Media Pembelajaran Menulis

Narasi di Kelas IV SDN 1 Gondoharum Pageruyung Kendal”.

4. Hipotesis

Menurut Margono (2005: 67) hipotesis adalah jawaban sementara

terhadap masalah penelitian yang secara teoritis diaanggap paling mungkin

paling tinggi tingkat kebenarannya. Hipotesis dapat berupa kalimat pernyataan

yang akan diuji tingkat kebenarannya.

Berdasarkan kerangka teori dan kerangka pemikiran di depan, maka

hipotesis yang dapat diambil adalah adanya pengaruh media komik strip

dalam pembelajaran menulis narasi di kelas IV SDN 1 Gondoharum

Pageruyung Kendal sebelum menggunakan media komik strip dan setelah

menggunakannya.

H. Metode Penelitian

1. Populasi

Menurut Arikunto (1997: 115) populasi adalah keseluruhan subjek

penelitian. Margono (2005: 118) menyatakan bahwa populasi adalah seluruh

data yang menjadi perhatian kita dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang

kita tentukan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SDN 1

Gondoharum Pageruyung Kendal yang berjumlah 180 siswa tahun ajaran

2008-2009.

Tabel 1Populasi Penelitian

No Kelas Jenis Kelamin Jumlah

12

Page 13: Contoh Proposal

L P1 I 13 15 282 II 20 13 333 III 17 11 284 IV 20 15 355 V 15 13 286 VI 14 14 28

Jumlah 100 80 180

2. Sampel

Sampel adalah sebagai bagian dari populasi, sebagai contoh (monster)

yang diambil dengan menggunakan cara-cara tertentu (Margono, 1996: 121).

Menurut Arikunto (1997: 117) sampel merupakan sebagian atau wakil dari

populasi yang diteliti. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD

Negeri 1 Gondoharum Pageruyung Kendal dengan tahun ajaran 2008-2009

yang berjumlah 35 siswa terdiri dari 20 laki-laki dan 15 perempuan.

Krecjie dalam (Sugiyono, 2002: 62) melakukan perhitungan ukuran

sampel didasarkan atas kesalahan 5% (taraf signifikasi 5%). Jadi sampel yang

diperolehmempunyai kepercayaan 95% terhadap populasi. Dalam halaman

yang sama Sugiyono (2002: 62) mengemukakan:

”... sedangkan Harry King menghitung sampel tidak hanya didasarkan atas tingkat kesalahan 5% saja, tetapi bervariasi sampai tingkat kesalahan 15%. Dengan catatan batasan jumlah populasi paling banyak hanya 2000. dari sini dapat dihitung bahwa semakin besar tingkat kesalahan (taraf signifikasi) akan semakin kecil jumlah sampelnya”.

Dari uraian di atas peneliti menggunakan nomogram Harry King

dengan sampel 35 siswa dan taraf signifikasi 5% maka diperoleh perhitungan

bahwa jumlah sampel minimal adalah 61% kali perhitungan jumlah sampel.

Tabel 2Sampel Penelitian

Jumlah Sampel Taraf Signifikasi Persentase Sampel minimal35 siswa 5% 61% 21,35

= 22 siswa

Adapun teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive

sampling atau sampel bertujuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengambil

13

Page 14: Contoh Proposal

subjek bukan didasarkan atas strata, random atau daerah tetapi didasarkan atas

adanya tujuan tertentu. Dalam penelitian ini pengambilan sampel didasarkan

atas karakteristik dari pembelajaran narasi di kelas IV SD yang merupakan

langkah awal dalam pembelajaran menulis sesuai dengan Standar Kompetensi

dan Kompetensi Dasar dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.

3. Variabel Penelitian

Variabel adalah segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan

penelitian. Menurut Arikunto (1998: 99) variabel adalah objek penelitian atau

titik penelitian.

Variabel dalam penelitian ini adalah variabel bebas dan variabel terikat.

Variabel bebas adalah variabel yang menjadi penyebab variabel terikat

sedangkan variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi oleh variabel

bebas. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah media komik strip dan

variabel terikat adalah keterampilan menulis narasi siswa kelas IV SDN 1

Gondoharum Pageruyung Kendal.

4. Teknik Pengumpulan Data

a. Wawancara (interview)

Wawancara atau kuesioner lisan adalah sebuah dialog yang dilakukan

oleh pewawancara (interviewer) untuk memperoleh informasi dari

terwawancara. Wawancara dapat dibedakan menjadi tiga ditinjau dari

pelaksanaannya:

1) Wawancara bebas yaitu pewawancara secara bebas menanyakan

apa saja, ettapi juga mengingat data yang akan dikumpulkan. Kebaikannya

adalah responden tidak menyadari sepenuhnya bahwa ia sedang diwawancarai.

Kelemahannya adalah arah pertanyaan kadang-kadang kurang terkendali dan

data yang didapatkan biasanya kurang sesuai dengan tujuan penelitian.

2) Wawancara terpimpin yaitu kegiatan wawancara yang dilakukan

dengan menyiapkan daftar pertanyaan lengkap dan terperinci sesuai dengan

informasi yang ingin didapatkan, seperti dalam wawancara terstruktur.

14

Page 15: Contoh Proposal

3) Wawancara bebas terpimpin yaitu dalam pelaksanannya

pewawancara hanya membawa pedoman yang merupakan garis besar tentang

hal-hal yang akan ditanyakan (Arikunto, 1997: 145-146).

Dalam penelitian ini teknik yang digunakan adalah wawancara

terpimpin yang daftar pertanyaannya ditujukan kepada guru bahasa Indonesia

kelas IV SDN 1 Gondoharum Pageruyung Kendal sebagai responden utama

dan perwakilan siswa kelas IV terutama tentang pengetahuan menulis

karangan narasi dan hal-hal yang berkaitan dengan pencapaian tujuan dalam

penelitian ”Penerapan Komik Strip Sebagai Media Pembelajaran Menulis

Narasi di Kelas IV SDN 1 Gondoharum Kendal”.

b. Observasi

Observasi adalah salah satu teknik pengumpulan data dengan

melakukan pengamatan terhadap gejala-gejala atau objek yang akan diteliti,

baik tiu dalam keadaan yang sebenarnya atau sengaja dibuat (Surakhmad,

1980: 162). Menurut Arikunto (1997: 146) observasi merupakan pengamatan

langsung yang meliputi kegiatan pemuatan perhatian terhadap sesuatu objek

dengan menggunakan seluruh alat indra. Observasi dapat dilakukan dengan

dua buah cara yaitu observasi non sistematis, yang dilakukan oleh pengamat

dengan tidak menggunakan instrumen penelitian dan observasi sistematis yang

menggunakan instrumen penelitian seperti daftar centang (check-list).

Margono (2005: 161) menambahkan observasi partisipan dan

observasi non partisipan. Observasi partisipan merupakan dalam kegiatan

pengamatan, pengamat atau observer ikut mengambil bagian dan berlaku

seperti orang-orang atau bagian yang akan diobservasi. Adapun observasi

yang dilakukan tanpa ikut dalam kehidupan yang diobservasi dan secara

terpisah hanya berkedudukan selaku pengamat saja dinamakan observasi non

partisipan.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik observasi sistematis

non partisipan yaitu dengan menyiapkan daftar pengamatan yang berkaitan

dengan data dan hanya mengamati kegiatan pembelajaran yang dilakukan di

15

Page 16: Contoh Proposal

dalam kelas. Selain itu pencatatan dilakukan atas pengetahuan orang-orang

yang diamati yaitu guru dan siswa. Jadi peneliti hanya berlaku sebagai

pengamat saja atau observer.

c. Angket atau Kuesioner

Teknik pengumpulan data yang mempergunakan angket ini adalah

teknik yang bersifat komunikasi tidak langsung. Angket merupakan daftar

pertanyaan yang berkaitan dengan objek yang akan diteliti (Margono,

2005:167). Dalam penelitian ini teknik yang digunakan adalah pemberian

angket secara langsung kepada responden dan bersifat berstruktur atau tertutup

karena berisi pertanyaan-pertanyaan yang disertai sejumlah alternatif jawaban

yang disediakan. Responden dalam menjawab terikat pada sejumlah

kemungkinan jawaban yang sudah disediakan.

5. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan peneliti

dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih

baik dalam arti lebih cermat dan sistematis untuk diolah. Variasi jenis

instrumen adalah angket, check-list, pedoman wawancara, dan pedoman

pengamatan.

Dalam penelitian ini digunakan pedoman wawancara yang berupa

daftar pertanyaan, pedoman observasi berupa daftar centang (check-list) dan

angket atau kuesioner. Sebelum digunakan terlebih dahulu dilakukan uji coba

instrumen meliputi uji validitas dan reliabilitas instrumen. Validitas adalah

suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan suatu instrumen. Suatu

instrumen yang valid mempunyai validitas yang tinggi, sebaliknya instrumen

yang kurang valid berarti memiliki validitas yang rendah (Arikunto, 1980:

132).

Validitas dalam penelitian ini adalah validitas isi yang digunakan

sesuai dengan tujuan yang akan dicapai dalam Garis Basar Pokok Pengajaran

(GBPP) yaitu siswa terampil menggunakan bahasa Indonesia untuk

mengungkapkan gagasan atau ide serta mengembangkannya dalam bahasa

16

Page 17: Contoh Proposal

tulis. Pengadaan instrumen juga dikonsultasikan kepada ahlinya dalam hal ini

adalah guru pembimbing. Hal ini bertujuan agar instrumen tetap memiliki

validitas yang tinggi.

6. Desain Penelitian

Adapun desain atau langkah-langkah dalam penelitian ini terdiri dari

beberapa siklus (Siklus I, II, III, dst.) sedangkan tahapan-tahapan dalam setiap

siklus adalah sebagai berikut.

a. Tahap Perencanaan

Dalam tahap perencanaan peneliti menyusun rancangan penelitian

dan rancangan tindakan. Rancangan penelitian berkaitan dengan

sistematika penyusunan proposal , penyiapan berbagai instrumen, serta

waktu dan tempat diadakannya penelitian. Rancangan tindakan berupa

perencanaan awal (Siklus I) yaitu berkaitan dengan pembelajaran menulis

narasi dengan media komik strip untuk meningkatkan kemampuan menulis

siswa kelas IV SD Negeri 1 Gondoharum Kendal.

b. Tahap Pelaksanaan

Dalam tahap ini kegiatan pembelajaran menulis narasi terdiri dari

dua kegiatan yaitu kegiatan awal yang tanpa menggunakan komik strip

dan kegiatan kedua yang akan dilaksanakan tindakan dengan

menggunakan komik strip sebagai salah satu media pembelajaran menulis

narasi.

c. Tahap Pengamatan

Tahap pengamatan merupakan tahap yang sebenarnya tidak dapat

dipisahkan dari tahap pelaksanaan tindakan. Keduanya berlangsung pada

waktu yang sama. Pengamatan dilakukan ketika proses pembelajaran

menulis deskripsi berlangsung terhadap guru, siswa, maupun langkah-

langkahnya, baik yang menggunakan media atau tanpa menggunakan

media komik strip.

d. Refleksi

Dalam tahap ini dilakukan diskusi antara guru pelaksana dengan

peneliti setelah selesai melakukan tindakan. Apabila telah diketahui letak

17

Page 18: Contoh Proposal

keberhasilan dan hambatan dari tindakan yang baru selesai dilaksanakan

dalam satu siklus, guru pelaksana dan peneliti menentukan rancangan

untuk siklus kedua dengan upaya mengatasi hambatan atau akan

mengulangi kesuksesan untuk menguatkan hasil.

7. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Analisis deskriptif kualitatif adalah teknik

analisis data yang digambarkan dengan kata-kata atau kalimat. Penggunaan

teknik ini diterapkan pada data tentang pelaksanaan kegiatan pembelajaran

berupa data observasi dan wawancara dengan guru yang bersangkutan.

Adapun analisis deskriptif kuantitatif atau analisis statistik ini diwujudkan

dalam bentuk-bentuk tabel, pengujian hipotesis, dan menggunakan data-data

yang berbentuk angka untuk mengetahui tingkat keberhasilan komik strip

sebagai media pembelajaran menulis narasi di kelas IV SD pada khususnya.

Untuk menguji hipotesis yang berkaitan dengan pengaruh media

komik strip dalam pembelajaran menulis narasi digunakan analisis statistik

dengan uji t (Setiaji, 2006: 19). Uji t digunakan untuk menguji kebenaran

pernyataan hipotesis yaitu adanya pengaruh media komik strip yang bersifat

positif dalam pembelajaran menulis narasi di kelas IV SD Negeri 1

Gondoharum Kendal.

Dalam metodologi penelitian hipotesis yang dideskripsikan disusun

secara formal sebagai berikut.

1. Ho : b = 0 (besarnya b tidak berbeda dari nol, maka pengaruh media

komik strip pembelajaran menulis narasi sebesar nol, tidak ada). Hipotesis nol

(Ho) meliputi hipotesis yang meniadakan perbedaan antarkelompok.

2. Ha : b ≠ 0 (besarnya b tidak sama dengan nol maka pengaruh media

komik strip terhadap pembelajaran menulis narasi itu tidak sama dengan nol,

atau berarti pengaruh itu memang ada. Peneliti akan membuktikan bahwa

hipotesis alternatif benar atau b tidak sama dengan nol, dan sebaliknya ingin

membuktikan bahwa hipotesis nol atau b = nol ditolak atau salah dengan

menggunakan rumus uji t sebagai berikut.

18

Page 19: Contoh Proposal

(Sumber : Setiaji, Bambang. 2006. Panduan Riset Dengan Pendekatan

Kuantitatif. Surakarta: Muhammadiyah University Press.)

Keterangan :

t : koefisien yang dicari

: nilai rata-rata kelompok 1

: nilai rata-rata kelompok 2

N : jumlah subyek

: taksiran varian

Jika nilai t < 2 , maka nilai b yang diperoleh kurang atau tidak

bermakna atau nilainya tidak berbeda dari nol. Nilai 2 diambil senada dengan

kecenderungan kurva normal dari suatu sebaran data. Secara normal atau

alami, nilai variabel tergantung (Y) akan tersebar di sekitar rata-rata. Sebesar

68 persen tersebar antara minus satu standar deviasi dari rata-rata sampai plus

satu standar deviasi di kanan rata-rata. Sebesar 95 persen dari nilai Y akan

tersebar secara alami normal minus 2 SD sampai plus 2 SD dari rata-rata.

Itulah sebabnya jika suatu variabel (X) dapat menggeser kecenderungan alami

variabel Y lebih besar dari 2, baik di kiri (minus)maupun di kanan rata-rata,

maka pengaruh X terhadap Y dianggap nyata pada taraf keyakinan 95 persen

(Setiaji, 2006:22).

19