contoh pengajuan proposal tugas akhir

46
PROPOSAL TUGAS AKHIR ANALISIS STUDI KELAYAKAN INDUSTRI PENGOLAHAN TEPUNG IKAN DI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA (Study Kasus Kab. Kulon Progo, Kab. Bantul dan Kab. Gunung Kidul) Usulan Proposal Tugas Akhir Diajukan oleh : MOH. ISFADJAR DJAKA MULYA NIM : 4055111003 PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

Upload: isfadjar-djaka-mulya

Post on 28-Jun-2015

6.583 views

Category:

Documents


20 download

DESCRIPTION

Semoga bermanfaat...silahkan di print :D

TRANSCRIPT

Page 1: Contoh Pengajuan Proposal Tugas Akhir

PROPOSAL TUGAS AKHIR

ANALISIS STUDI KELAYAKAN INDUSTRI PENGOLAHAN TEPUNG IKAN DI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA

(Study Kasus Kab. Kulon Progo, Kab. Bantul dan Kab. Gunung Kidul)

Usulan Proposal Tugas Akhir

Diajukan oleh :

MOH. ISFADJAR DJAKA MULYA

NIM : 4055111003

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS SAINS & TEKNOLOGI

UNIVERSITAS TEKNOLOGI YOGYAKARTA

2011

Page 2: Contoh Pengajuan Proposal Tugas Akhir

PRODI TEKNIK INDUSTRIFAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS TEKNOLOGI YOGYAKARTA

LEMBAR PERSETUJUAN JUDUL

Proposal Tugas Akhir dengan judul “Analisis Studi Kelayakan Industri Pengolahan

Tepung Ikan Di Provinsi D.I. Yogyakarta” ini telah diperiksa keaslian dan kelayakan

judulnya oleh Tim Vertifikasi Tugas Akhir Program Studi Teknik Industri FTI UTY

pada :

Hari :

Tanggal :

Ketua Tim Verifikasi Judul

( )

Page 3: Contoh Pengajuan Proposal Tugas Akhir

PRODI TEKNIK INDUSTRIFAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS TEKNOLOGI YOGYAKARTA

PROPOSAL TUGAS AKHIR

Nama : Moh. Isfadjar Djaka Mulya

NIM : 4055111003

Judul Tugas Akhir : “Analisis Studi Kelayakan Industri Pengolahan Tepung Ikan Di Provinsi D.I. Yogyakarta”

Pembimbing : Masrul Indrayana, ST.MT

Dilaksanakan : Semester Ganjil Tahun 2010/2011

Yogyakarta,.......................... Yang mengusulkan,

Moh. Isfadjar Djaka Mulya

Menyetujui, Pembimbing,

Masrul Indrayana, ST, MT

Mengetahui,Ketua Program Studi Teknik Industri,

Suseno, STP. MT

Page 4: Contoh Pengajuan Proposal Tugas Akhir

I. PENDAHULUAN

1. 1. Latar Belakang Masalah

Berkembangnya usaha peternakan dan budidaya ikan di Indonesia telah

menaikkan tingkat penggunaan tepung ikan. Sementara produksi tepung ikan di dalam

negeri belum mencukupi kebutuhannya, sehingga posisi Indonesia sebenarrnya

memiliki potensi yang besar bagi pengembangan produksi tepung ikan. Dari total

produksi tangkapan laut, sebesar 57,05 % dimanfaatkan dalam bentuk basah, sebesar

30,19% bentuk olahan tradisional dan sebesar 10,90 % bentuk olahan modern dan

olahan lainnya 1,86% Sedangkan dari ekspor tahun 2005 sebesar 857.782 ton, 80%

diantaranya didominasi produk olahan modern sedangkan produk olahan tradisional

hanya sekitar 6%.

Kekayaan sumberdaya laut Indonesia sangat berlimpah, dua per tiga wilayah

Indonesia terdiri dari laut, potensi perikanan sebesar 6,26 juta ton/tahun dengan

keragaman jenis ikan namun belum seluruhnya dimanfaatkan secara optimal. Pada

tahun 2005, total produksi perikanan 4,71 juta ton, dimana 75% (3,5 juta ton) berasal

dari tangkapan laut. Apabila dilihat dari tingkat pemanfaatan, terutama untuk ikan-

ikan non ekonomis belum optimal. Hal ini disebabkan pemanfaatannya masih terbatas

dalam bentuk olahan tradisional dan konsumsi segar. Ekspor hasil perikanan

Indonesia hingga saat ini masih didominasi oleh ikan dalam bentuk gelondongan dan

belum diolah (DKP,2007).

Secara geografis, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) terletak

berbatasan dengan Samudera Hindia. Panjang garis pantai Provinsi DIY sebesar 113

km atau 61,02 mil yang secara administratif masuk kedalam 3 wilayah kabupaten,

yaitu Gunungkidul, Bantul dan Kulon Progo. Sehingga masih tersedia cukup peluang

untuk meningkatkan usaha (Murtidjo, 2005).

Tepung ikan (fish meal) adalah salah satu produk ikan awetan dalam bentuk

kering yang berupa tepung. Produk tersebut mengandung protein hewani yang tinggi

dan merupakan bahan baku yang diperlukan dalam penyusunan formulasi pakan

ternak, ikan, pembuatan biskuit maupun dalam pembuatan mie yang bila ditinjau dari

kualitasnya. Hal ini disebabkan karena bahan baku tepung ikan mengandung protein

Page 5: Contoh Pengajuan Proposal Tugas Akhir

tinggi dan asam amino esensial yang diperlukan oleh tubuh. Selain itu nilai

biologisnya mencapai 90% dengan jaringan pengikat sedikit sehingga mudah dicerna

(Adawiyah, 2007). Tepung ikan umumnya diolah dari ikan-ikan yang bernilai

ekonomi rendah, hasil samping penangkapan (by catch) atau persediaan ikan saat

produksi hasil tangkapan nelayan melimpah. Untuk membuat tepung ikan sebenarnya

dapat digunakan semua jenis ikan, tetapi hanya ikan pelagis dan demersal saja yang

banyak digunakan sebagai bahan baku. Oleh karena itu, selama ikan masih mungkin

dikomsumsi segar oleh masyarakat. Tidaklah layak bila ikan dijadikan tepung ikan

karena akan terjadi persaingan harga pembelian bahan baku.

1. 2. Rumusan Masalah

Melihat latar belakang permasalahan maka masalah yang dirumuskan yaitu :

a. Bagaimana informasi mengenai manfaat industri tepung ikan dan kelayakannya,

bermanfaat bagi pelaku usaha dan investor.

b. Bagaimana melakukan analisa kelayakan industri pengolahan tepung ikan yang

ditinjau berdasarkan aspek produksi dan teknologi, aspek pemasaran, aspek

keuangan serta aspek sosial budaya.

c. Bagaimana melakukan analisa terhadap meramalkan permintaan dan penjualan

ketersediaan bahan baku yang dapat dipengaruhi oleh iklim (cuaca).

d. Bagaimana menganalisis ketahanan industri pengolahan tepung ikan di masa

mendatang.

1. 3. Batasan Masalah

Dalam penyusunan tugas akhir ini, untuk mengatasi permasalahan yang ada

maka penyusun membatasi permasalahan sebagai berikut :

1. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan ikan pelagis terutama ikan rucah

dan ekor kuning sebagai bahan baku utama.

2. Penetuan lokasi industri pengolahan tepung ikan dengan menggunakan

pendekatan AHP (Analytical Hierarki Process).

3. Aspek pemasaran dibatasi pada analisis pasar dan ketersediaan bahan baku.

Page 6: Contoh Pengajuan Proposal Tugas Akhir

4. Aspek keuangan meliputi aliran kas, besarnya investasi, serta analisis

sensitivitas terhadap kenaikan harga bahan baku, penurunan harga jual dan

penurunan penjualan

5. Kemampuan penyediaan modal investor diasumsikan tak terbatas dan sebagai

modal pinjaman.

6. Perencanaan yang dibuat dalam penelitian ini adalah 5 tahun (lima tahun) 2010-

2015.

1. 4. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk studi kelayakan industri pengolahan tepung ikan

dengan fokus perencanaan di wilayah pesisir laut Yogyakarta, harapan-harapan yang

ingin dicapai dengan pengembangan penelitian ini adalah:

a) Menyediakan informasi dan pengetahuan untuk peluang investasi di bidang

industri tepung ikan yang sangat potensial untuk dikembangkan.

b) Menentukan kelayakan industri tepung ikan sebagai bahan pakan alternatif

ditinjau dari aspek teknik produksi dan teknologi, aspek pemasaran, aspek

keuangan serta aspek sosial budaya.

c) Memaksimalkan pemanfaatan hasil tangkap ikan nelayan dari nilai ekonomis

rendah menjadi penunjang industri pengolahan tepung ikan bernilai ekonomi

tinggi.

d) Mengukur kadar kualitas tepung ikan (Fish Meal) yang ada, dari ikan rucah dan

ekor kuning sebagai sampling standard untuk produksi sesuai kualitas FAO.

1. 5. Manfaat Penelitian

Sebagai langka awal dalam mengolah potensi sumber daya kelautan,

khususnya industri tepung ikan, maka diharapkan dapat beguna bagi :

1) Masyarakat

Penelitian ini ini diharapkan mampu menjadi alternatif solusi untuk

meningkatkat kualitas kebutuhan protein dari pangan masyarakat Indonesia

khususnya di Provinsi D.I. Yogyakarta.

Page 7: Contoh Pengajuan Proposal Tugas Akhir

Memberikan informasi tentang tingkat kelayakan pabrik produksi pengolahan

tepung ikan bagi instansi pemerintah dan masyarakat.

Sebagai alternatif pakan ikan budidaya mayarakat dengan kandungan protein

yang tinggi.

Masyarakat, dapat meningkatkan pendapatan melalui usaha tepung ikan yang

berkualitas.

2) Nelayan

Peluang mengembangkan pengolahan industri tepung ikan sebagai home

industry secara legal.

Sebagai alternatif penghasilan tambahan dikala sedang tidak melaut.

Meningkatkan pengetahuan secara terperinci mengenai manfaat ikan rucah

secara ekonomi.

3) Pemerintah .

Pemerintah Daerah, dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD)

dengan masuknya investor untuk menanamkan modalnya dalam membangun

industri tepung ikan.

Peluang dalam meningkatkan pembangunan infrastruktur dengan masuknya

investor.

Dapat menampung tenaga kerja yang ada.

Sebagai sarana informasi peluang investasi kapada investor, sehingga dapat

melakukan investasi pada sektor perikanan, khususnya industri tepung ikan.

II. TINJAUAN PUSTAKA

2 .1. Tepung Ikan (Fish Meal)

Fish Meal dikenal juga dengan tepung ikan adalah salah satu sumber gizi yang

lengkap dan sangat potensial dalam pembuatan pakan. Faktor yang sangat penting

dalam pengembangan usaha peternakan dan budidaya ikan adalah tersedianya pakan

sehingga untuk menstimulasi produksi tersebut selain mengusahakan adanya pakan

alami juga perlu ditambahkan pakan tambahan yang merupakan sumber gizi yang

dapat melengkapi pakan alami. Pakan tersebut harus mempunyai kandungan gizi yang

Page 8: Contoh Pengajuan Proposal Tugas Akhir

lengkap berupa protein, asam amino, lemak, asam lemak, vitamin, kalori dan mineral

yang akan mampu meningkatkan produksi (Sunarya dan Saleh, 1990). Adapun

klasifikasi kadar protein dengan nilai gizi tepung ikan dengan jenis bahan-bahan

pakan lainnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 2.1. Kandungan Protein Bahan Pakan Ikan

Nama bahan Protein Lemak Serat

Tepung Teri 63.71 4.21 3.6Tepung Ikan 47.47 8.95 4.49Tepung Darah 80.85 5.61 0Tepung bekicot 39 9.33 1.05Tepung Ikan 62.99 6.01 3.6Tepung Kedelai 46.8 5.31 3.54Tepung Terigu 12.27 1.16 0Dedak Halus 13.3 2.4 9.4Tepung Jagung 9.5 3.22 1.76Tepung Singkong 0.85 0.3 0Bungkil Kelapa 24.0 8.0 10Tepung Ayam Segar 15.51 0.21 0.36

Sumber : Data Perikanan ikannila.com

2 .2. Teknik Pengolahan Tepung Ikan

Pengolahan tepung ikan dengan menggunakan bahan baku berlemak tinggi,

harus didahului dengan perebusan. Perebusan yang tidak sempurna akan

menyebabkan protein menggumpal. Oleh karena itu, perebusan harus dilakukan secara

sempurna atau dihentikan setelah mendidih selama ±15 menit. Jika perebusan

sempurna, kandungan air hasil pengepresan dapat mencapai 50% - 55%. Selama

perebusan, sel yang mengandung lemak akan pecah, sehingga diperoleh hasil

sampling berupa minyak ikan (setelah dipisahkan dari airnya). Setelah pengepresan,

cairan akan terbuang ± 20% bagian dari padatan ikan. Ikut terbuangnya bagian

padatan tersebut akan menyebabkan kualitas tepung ikan yang dihasilkan menjadi

rendah. (Murtidjo, 2001).

Dari uraian dan evaluasi di atas terdapat beberapa langkah dalam proses

pengolahan tepung ikan secara umum sebagai berikut :

Page 9: Contoh Pengajuan Proposal Tugas Akhir

1) Bakan baku ikan rucah atau sisa olahan dicuci/dibersihkan terlebih dahulu

untuk menghilangkan kotoran yang melekat pada ikan, termasuk mengeluarkan

isi dan perut ikan.

2) Ikan yang sudah dibersihkan, dikupas kulitnya, dicincang atau dilembutkan dan

dipotong kepala serta ujung ekornya untuk mendapatkan ikan yang lebih bersih

sehingga hasilnya (tepung) menjadi lebih putih.

3) Bahan baku ikan yang sudah berupa daging yang halus, kemudian direbus

hingga matang. Perebusan bertujuan untuk menggumpalkan otot-otot ikan,

sehingga daya ikat airnya berkurang. Lama perebusan sangat mempengaruhi

proses selanjutnya, karena jika kurang matang, proses pengepresan sulit

dilakukan.

4) Setelah perebusan, daging ikan atau sisa olahan didinginkan dan kemudian di

pres. Pada pengepresan ini, tepung ikan padatan yang dihasilkan memiliki

kandungan air ±45%. Setelah ditiriskan airnya, kemudian diproses menjadi

pellet dengan menggunakan mesin pembuat pellet (meat micer) untuk dijemur.

5) Setelah melalui proses pembuatan pellet, kemudian dikeringkan (dapat

menggunakan mesin pengering atau dengan dijemur dengan menggunakan alat

tertentu sehingga keringnya lebih merata dengan jangka waktu relatif pendek),

kandungan air yang ada pada tepung ikan padatan dapat meresap atau menguap

karena pengeringan. Setelah kering (secara merata) kemudian “pellet-pellet”

tersebut diolah melalui mesin “meal mincer” sehingga menjadi tepung.

6) Jika kandungan air tepung ikan sudah mencair ±10%, tepung ikan yang berupa

padatan tersebut dapat digiling lembut dan dikemas dalam kantong plastik.

Jika ditinjau dari segi kandungan lemaknya, ikan sebagai bahan baku produk

tepung ikan, dikelompokkan menjadi tiga, yaitu sebagai berikut.

a) Ikan berkadar lemak rendah (3% - 5%)

b) Ikan berkadar lemak sedang (6% - 10%)

c) Ikan berkadar lemak tinggi (lebih besar dari 10%)

Page 10: Contoh Pengajuan Proposal Tugas Akhir

Ikan Segar

Dikukus ±15-30 Menit

Penghilangan Lemak dengan Cara Pengepresan

Pengolahan Menjadi Pellet

Proses Pengeringan

Proses Penepungan

Tepung Ikan

Gambar 2. 1. Bagan Alir Proses Pengolahan Tepung Ikan

Ditinjau dari tempat hidupnya, jenis-jenis ikan secara umum dapat dibagi

menjadi dua golongan sebagai berikut.

Ikan pelagis, merupakan ikan-ikan yang biasa hidup di lapisan air bagian atas

antara ± 0 – 500 m.

Ikan demersal, merupakan ikan-ikan yang biasa hidup di dasar perairan.

Habitat atau tempat hidup jenis ikan, secara langsung berkaitan dengan kadar

lemak ikan tersebut. Jenis ikan pelagis umumnya memiliki kadar lemak yang relatif

tinggi. Sementara, ikan demersal memiliki kadar lemak yang rendah. Namun secara

umum, semua jenis ikan memiliki kadar protein tinggi, yaitu berkisar antara 15% -

20%. Dengan demikina, sebagai bahan baku pembuatan produk tepung ikan

berkualitas, sebaiknya digunakan jenis-jenis ikan sebagai bahan baku yang memiliki

Page 11: Contoh Pengajuan Proposal Tugas Akhir

kadar lemak rendah. Di samping habitat hidupnya, kondisi musim juga dapat

mempengaruhi kandungan lemak ikan.

Tabel 2.1 Komposisis Kimia dari Beberapa Jenis Ikan Rucah

Jenis Ikan Komposisi Kimia (%)

Nama Lokal Nama Latin Protein Lemak Abu Air

Blose Saurida sp. 16.00 0.55 1.30 79.50

Pafere Leiognathus sp. 17.70 0.20 1.30 80.00

Tiga Waja Pseudosciaena spp. 17.82 1.73 0.01 79.27

Kerong-kerong Therapron therapen sp. 19.36 0.41 1.22 79.70

Kuniran Upeneus sp. 15.43 0.46 0.77 84.29

Kerisi Nemipterus sp. 14.80 0.47 0.70 84.00

Selangat Doerosema chacunda 19.60 1.10 1.70 77.50

Selar Kuning Caranx leptolepsis 19.02 2.28 0.88 78.85

Julung-julung Tylesorus sp. 18.02 1.45 0.10 79.98

Rajung Silago spp. 21.38 0.41 1.43 76.78

Mata Besar Priacantus 18.10 0.81 1.35 79.68

Bulu Ayam Thryssa 16.95 4.45 1.78 77.33

Kepala Gepeng Platycephalus 20.75 0.14 1.78 77.33

Sumber : Jaringan Informasi Perikanan Indonesia

2 .3. Standar Kualitas Tepung Ikan

Sesuai dengan standar kualitas FAO, maka tepung ikan yang berkualitas baik,

harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :

1) Tepung ikan harus merupakan partikel-partikel yang dapat melewati satingan

Tyler nomor 8.

2) Tepung ikan memiliki warna terang, keputihan, abu-abu, sampai coklat muda.

3) Tepung ikan memiliki kandungan protein lebih dari 50%.

4) Tepung ikan memiliki kandungan lemak 2,5% - 5%.

5) Tepung ikan memiliki kandungan air sekitar 6%.

Adapun untuk dapat menghasilkan tepung ikan berkualitas baik, sebaiknya

digunakan bahan baku yang memenuhi persyaratan sebagai berikut :

Page 12: Contoh Pengajuan Proposal Tugas Akhir

1) Bahan baku berupa ikan rucah yang memiliki ukuran kecil dengan kandungan

lemak relatif kecil.

2) Kesegaran bahan baku ikan rucah yang digunakan harus baik.

3) Proses pengolahan harus dilakukan dengan cepat dan bersih.

4) Pengemasan dan penyimpanan produk tepung ikan harus baik.

Selain standar persyaratan kualitas tepung ikan yang ditentukan FAO, pabrik

makanan ternak ikan di Indonesia juga memberikan persyaratan standar kualitas

tepung ikan produksi lokal. Adapun persyaratan dan standar produk tepung ikan

tersebut adalah sebagai berikut :

1. Batasan

Tepung ikan merupakan bahan baku makanan ternak dan ikan yang bersih dan

kering, yang dibuat dari jaringan tubuh ikan, baik seutuhnya, dicampur, ataupun tidak

dengan sisa prosesing ikan, dan jaringan tersebut belum membusuk. Proses

pengolahan dengan atau tanpa diekstraksi sebagai minyaknya. Jika mengandung

garam (NaC1) lebih dari 3%, maka harus diinformasikan kepada konsumen. Adapun

kadar garamnya tidak boleh melebihi 7%.

2. Penilaian Secara Fisik.

Penilaian kualitas tepung ikan secara fisik meliputi parameter-parameter sebagai

berikut :

a. Warna :Kuning kecoklatan, atau sedikit kemerahan, tergantung jenis

ikan yang digunakan sebagai bahan baku pembuatan tepung.

b. Bau : Produk disertai sedikit bau minyak.

c. Bentuk :Hasil penggilingan tepung ikan 100% harus dapat lolos

saringan nomor 9 dan 98% dapat lolos saringan nomor 10.

d. Sifat :Produk Tepung ikan bebas dari tenggikan serta tidak hangus,

warna tingkat kehalusan homogen.

3. Komposisi Kimiawi

Komposisi untuk kualitas tepung ikan meliputi hal-hal sebagai berikut :

Page 13: Contoh Pengajuan Proposal Tugas Akhir

a. Kadar air rataan 6,5%, dengan spesifikasi maksimal 10,0%.

b. Kadar protein kasar rataan 60,5%, dengan spesifikasi minimal 60,0 %.

c. Kadar lemak rataan 6,0%, dngan spesifikasi maksimal 10,0% atau minimal

5,0%.

d. Kadar serat kasar rataan 1,0% dengan spesifikasi maksimal 1,0%.

e. Kadar abu rataan 21,0%, dengan spesifikasi maksimal 20%.

f. Kadar Calsium rataan 6,0%.

g. Kadar Phospor rataan 3,0%.

h. Tulang dengan spesifikasi maksimal 15%.

i. Protein tercemar dengan spesifikasi maksimal 90%.

4. Pertimbangan Kualitas lainnya.

Adapun beberapa hal lain yang digunakan untuk mempertimbangkan kualitas

tepung ikan adalah sebagai berikut :

a. Produk tepung tidak diproses dengan suhu yang terlalu tinggi hingga

hangus.

b. Produk tepung ikan diawetkan dengan antioksida, sehingga tidak mudah

menjadi tengik.

c. Produk tepung ikan memiliki kandungan tulang dan sisik maksimal 15,0%.

d. Produk tepung ikan tidak dipalsukan dengan bahan baku lain.

e. Produk tepung ikan mengandung pasir maksimal 1,0%.

f. Produk tepung ikan mengandung bahan NPN (Non Protein Nitrogen)

maksimal 0,32%.

g. Produk tepung ikan mengandung abu yang tidak larut pada asam maksimal

2,5%.

Agar tepung ikan merupakan produk yang dapat dipergunakan dengan baik

sebagai pakan ternak dan ikan serta sebagai bahan produksi lanjutan, maka sebaiknya

memiliki kualitas yang kurang lebih menyamai atau bahkan melebihi persyaratan

tersebut. (Murtidjo, 2001).

Page 14: Contoh Pengajuan Proposal Tugas Akhir

2 .4. Tujuan Alanalisa Kelayakkan

Pada investasi yang memerlukan modal cukup besar dan diperuntukkan untuk

investasi yang besar dan jangka panjang, maka diperlukan studi agar jangan sampai

proyek yang diinvestasikan kemudian tidak mendatangkan keuntungan bagi pelaku

usaha maupun perusahaan. Semakin besar skala investasi studi kelayakan, maka

semakin penting untuk dibuat terlebih dahulu kelayakannya. Studi ini memerlukan

biaya yang tidak kecil, akan tetapi biaya ini reatif kecil bila dibandingkan dengan

resiko kegagalan suatu proyek investasi yang besar, (Husnan. 2005).

2 .5. Lembaga-lembaga yang Memerlukan Studi Kelayakan

Dalam melakukan suatu studi kelayakan, hasil yang diperoleh dapat menjadi

masukan dan acuan bagi lembaga-lembaga yang memerlukan, adapun lembaga-

lembaga yang membutuhkan studi kelayakn tersebut adalah :

1) Investor, yaitu pihak penanam modal suatu proyek (sebagai pemilik atau pemegang

saham) akan lebih memperhatikan prospek usaha tersebut.

2) Kreditur, yaitu kreditur akan lebih memperhatikan dari segi keamanan dana yang

dipinjamkan dalam investasi tersebut, dimana kreditur mengharapkan peminjam

dapat mengembalikan pinjaman beserta bunganya. Oleh karena itu kreditur selama

masa waktu pinjaman lebih memperhatikan pola aliran kas.

3) Pemerintah, yaitu pemerintah lebih berkepentingan terhadap manfaat proyek

tersebut bagi perekonomian daerah maupun nasional, apakah proyek tersebut

menghemat devisa, menambah devisa atau membuka memperluas kesempatan

kerja. Dimana manfaat ini dikaitkan dengan masalah yang dialami negara tersebut.

4) Instansi, yaitu badan non pemerintah terkait yang memerlukan inovasi dari suatu

proyek yang sudah ada atau masih dalam perencanaan untuk dapat dikembangkan

menjadi usaha mandiri dan prospek dimasa mendatang. Baik dalam meningatkan

kualitas sumber daya yang dimiliki juga profit yang diperoleh.

Page 15: Contoh Pengajuan Proposal Tugas Akhir

2 .6. Aspek-aspek Dalam Melakukan Studi Kelayakan

2. 6. 1 Aspek pasar

Pasar merupakan kumpulan orang yang mempunyai keinginan untuk puas, uang

untuk belanja, serta kemauan untuk membelanjakannya (Umar, 2003). Dalam

penentuan pasar ada beberapa kriteria pasar yang harus diukur untuk mempermudah

penentuan pasar sasaran yaitu:

a. Pasar Potensial adalah sekumpulan konsumen yang menyatakan tingkat minat

yang memadai terhadap penawaran pasar.

b. Pasar Tersedia adalah sekumpulan konsumen yang mempunyai minat,

pendapatan, akses dan kaulifikasi untuk penawaran pasar tertentu.

c. Pasar Sasaran (pasar terlayani) adalah bagian dari pasar tersedia yang akan

dimasuki oleh perusahaan berdasarkan pada kesiapan dan kebijakan perusahaan.

Dalam menentukan pasar tersebut maka akan dilakukan survei terhadap populasi

yang telah ditentukan.

Teori dalam pemilihan populasi, metode sampling, juga penetapan jumlah

sampling dalam penelitian:

1. Memilih Populasi Survei

Survei digunakan untuk memprediksi permintaan sebagai dasar untuk

membuat keputusan finansial. Dalam memilih populasi survei dengan tingkat

akurasi dan representasi tertentu dari fakta keseluruhan dengan pertimbangan

teknik, waktu, dan biaya maka maka dilakukan teknik sampling yang disebabkan

banyaknya obyek yang harus diteliti. Sampel anggota populasi diharapkan

mewakili karakteristik dan sifat anggota populasi, sehingga akan diperoleh suatu

kesimpulan dengan tingkat kepercayaan tertentu dari obyek populasi secara

keseluruhan.

2. Metode Sampling

Secara garis besar terdapat dua macam metode sampling yaitu:

a. Probability Sampling, dimana setiap unsur dalam populasi memiliki

kemungkinan dipilih sama besarnya. Terdiri dari Simple Random Sampling,

Page 16: Contoh Pengajuan Proposal Tugas Akhir

Proportionate Stratified Random Sampling, Disroportionate Stratified

Random Sampling, Systematic Sampling, Cluster Sampling, Multistage

Sampling.

b. Non Probability Sampling,dimana setiap unsur dalam populasi tidak memiliki

kemungkinan yang sama besar, karena tidak diketahui dan dikenal populasi

yang sebenarnya. Terdiri dari Convenience Sampling, Judgement Sampling,

Quota Sampling, dan Snowball Sampling.

3. Ukuran Sampling

Ukuran sampel yang digunakan didasarkan pada jumlah minimum ukuran

sampel yang diperlukan, diperoleh dengan teknik perhitungan melalui suatu

rumusan matematis, serta ukuran sampel dalam suatu penelitian akan

mempengaruhi valid atau tidaknya suatu penelitian tersebut.

Teori yang dikemukakan oleh Gervitz yaitu responden yang dibutuhkan sebagai

sampel untuk suatu kuisioner ditentukan dari populasi sebenarnya sebagai berikut:

a. Sampel minimal adalah 30, jika ukuran sampel kurang dari 30 maka biasanya

terlalu kecil untuk menggambarkan kesimpulan yang diambil.

b. Jika populasi lebih dari 500, maka sampel yang diambil berkisar antara 10

persen dari populasi.

c. Untuk populasi sekitar 5.000 sampel, ukuran sampelnya sebaiknya antara 100-

500.

d. Untuk populasi yang lebih dari 10.000 maka sampel yang diambil seharusnya

berkisar antara 200-1000.

2. 6. 2 Aspek Teknis Dan Operasional

Evaluasi aspek teknis ini mempelajari kebutuhan-kebutuhan teknis pabrik,

seperti penentuan kapasitas produksi, jenis teknologi yang dipakai, pemakaian

peralatan dan mesin, lokasi pabrik dan letak pabrik yang menguntungkan. Lalu dari

kesimpulan dari kesimpulan dapat dibuat rencana jumlah biaya pengadaan harta

tetapnya (Sayuti, 2008)

Page 17: Contoh Pengajuan Proposal Tugas Akhir

1 Faktor pemilihan lokasi untuk pengolahan tepung ikan yang tepat meliputi dua

faktor yaitu pertimbangan umum dan prasyarat teknis.

Pertimbangan umum

Kedekatan dengan sumber bahan baku, yaitu dekat dengan sumber bahan

baku potensial untuk pengolahan tepung ikan, merupakan salah satu kunci

mempercepat proses produksi pengolahannya. Selain ketersedian bahan

baku yang memadai, kemudahan untuk memperoleh bahan baku ikan untuk

tepung ikan juga sangat penting dalam usaha ini, agar siklus usaha

pengolahan tepung tidak terputus.

Kedekatan pendistribusian, hal ini diperlukan agar memudahkan dalam

melakukan penjualan, pengangkutan menuju usaha atau industri terkait dan

juga konsumen.

Keamanan, merupakan faktor yang sangat penting, lokasi yang keamanan

kurang terjamin hendaknya jangan dipilih sebagai alternatif pemilihan

lokasi karena akan mengakibatkan sering terjadinya pencurian dan hal ini

menyebabkan kerugian.

Kemudahan mencapai lokasi, yaitu kemudahan yang dibutuhkan untuk

melakukan proses kontrol pada usaha ini, serta kemudahan dalam pengadaan bahan

baku, pendistribusian, serta sarana penunjangnya

2 Beberapa faktor yang dipertimbangkan dalam aspek teknologi antara lain:

a. Mengkaji implementasi sistem teknis kelayakan industri tepung ikan

berdasarkan kondisi real.

b. Teknologi harus mudah untuk diterapkan.

c. Jenis teknologi yang digunakan harus dapat menghasilkan standar mutu yang

sesuai dengan keinginan pasar.

d. Teknologi harus sesuai dengan persyaratan yang diperlukan untuk mencapai

skala produksi yang ekonomis.

Page 18: Contoh Pengajuan Proposal Tugas Akhir

e. Pilihan jenis teknologi yang diusulkan sering dipengaruhi oleh kemungkinan

pengadaan tenaga ahli, pengadaan bahan baku, dan bahan penunjang yang

diperlukan dalam kualitas maupun kuantitas akan membatasi perencanaan

proyek, serta berpengaruh pada biaya.

f. Pemilihan teknologi hendaknya dikaitkan dengan memperhatikan jumlah dana

yang diperlukan untuk pembelian mesin serta peralatan yang dibutuhkan.

g. Perlu juga meninjau pengalaman penerapan teknologi yang bersangkutan oleh

pihak lain di tempat lain, sehingga dapat diketahui apakah teknologi tersebut

telah dapat disetarakan dengan baik.

Perencanaan kapasitas berhubungan dengan jumlah tenaga kerja, mesin, dan

peralatan fisik yang diperlukan. Terdapat beberapa factor yang mempengaruhi

kapasitas produksi, yaitu:

Faktor yang dapat dikendalikan meliputi: shift kerja per-hari, hari kerja

perminggu, jam lembur, subkontrak dan jadwal pemeliharaan.

Faktor yang tidak dapat dikendalikan, meliputi absesnsi tenaga kerja,

performansi tenaga kerja, kerusakan mesin dan peralatan, scrap dan rework.

2. 6. 3 Aspek Finansial/ keuangan

Aspek finansial sangat memegang peranan penting dalam melakukan studi

kelayakan. Pada penelitian ini perlu melakukan pengkajian lebih mengenai aspek-

aspek pendapatan dan biaya yang diperlukan dalam pengimplemntasiannya. Hal ini

dimaksudkan sebagai bahan kajian pertimbangan tersendiri bagi pihak manajemen

perusahaan dalam mengambil langkah strategi terhadap penyelengaraan pembangunan

pabrik atau industri, untuk mengambil suatu keputusan dalam memilih suatu investasi

diperlukan perhitungan dan anlisa yang tepat untuk menilai dan menentukan investasi

yang menguntungkan ditinjau dari segi ekonomis. Ada beberapa metode yang biasa

dipertimbangkan dalam penilaian suatu investasi:

Page 19: Contoh Pengajuan Proposal Tugas Akhir

a. Net Present Value (NPV)

Metode ini menghitung selisih antara nilai sekarang investasi dengan nilai

sekarang penerimaan kas bersih di masa yang akan datang. Suatu proyek

dikatakan layak secara ekonomis jika NPV positif (lebih besar dari nol), dan jika

sebaliknya maka proyek ditolak karena tidak menguntungkan. Dirumuskan

sebagai berikut:

NPV =A0+∑r=1

nAt

(1+r)2

Keterangan:

A0 = Pengeluaran investasi pada tahun ke-0

At = Aliran kas masuk bersih pada tahun ke-t

r=

Tingkat keuntungan yang disyaratkan oleh pemilik modal dengan

memperhitingkan resiko usaha.

n = Jumlah tahun/usia ekonomis proyek (atau periode studi)

b. Internal Rate Of Return (IRR)

Perhitungan tingkat suku bunga yang menyamakan nilai sekarang investasi

dengan nilai sekarang penerimaan kas bersih di masa mendatang. Suatu rencana

investasi dikatakan layak jika memiliki nilai IRR lebih besar dari tingkat suku

bunga Bank yang berlaku (Minimum Attractive Rate of Return / MARR). Jika

terjadi sebaliknya, maka rencana investasi tersebut dianggap tidak layak untuk

direalisasikan. Dengan mempergunakan rumus PW (Present Worth), IRR

adalah i’% pada nilai ini:

∑t=0

n

R t( PF . i% .t )=∑t=0

n

Et( PF .i % . t )

Dimana:

Rt = Penghasilan atau penghematan netto untuk tahun ke-t

Et = Pengeluaran netto termasuk tiap biaya investasi untuk tahun ke-t

n = Jumlah tahun / usia ekonomis proyek (atau periode studi)

c. Payback Period (PBP)

Page 20: Contoh Pengajuan Proposal Tugas Akhir

Payback period adalah jangka waktu tertentu menunjukan terjadinya arus

penerimaan secara kumulatif sama dengan jumlah investasi dalam bentuk

present value. Semakin kecil periode waktu pengembaliannya, semakin cepat

proses pengembalian suatu investasi. Dapat dirumuskan sebgai berikut:

Payback Period= CostAnnual Profit

Untuk dapat menentukan tingkat BEP, terdapat dua komponen biaya

yang perlu dipertimbangkan, yaitu :

1 Biaya tetap, yaitu biaya yang besarnya tidak dipengaruhi oleh volume

produksi.

2 Biaya variabel, yaitu biaya yang besarnya tergantung oleh volume

produksi.

Rumus BEP adalah :

TR = TC

PQ = F + VQ

Q (dalam unit) = F

P . V

Q (dalam unit) = FC

1−(V /P)

Dimana :

P = Harga jual per unit

Q = Tingkat produksi (unit)

F = Biaya Tetap

V = Biaya varibel

d. Analisa Sensitivitas

Setelah dilakukan evaluasi terhadap kriteria investasi perlu dilakukan

analisa sensitivitas untuk mengetahui sejauh mana tingkat sensitivitas / pengaruh

dari beberapa variabel terhadap pendapatan dan keuntungan perusahaan

berdasarkan skenario-skenario yang logis.

Page 21: Contoh Pengajuan Proposal Tugas Akhir

Metode yang biasa digunakan dalam analisa sensitivitas adalah:

1. Analisa Break Event Point (BEP)

2. Analisa Sensitivitas dengan Model Sederhana

3. Analisa Sensitivitas dengan Model Discounted.

e. Depresiasi

Depresiasi pada dasarnya adalah penurunan nilai suatu properti atau aset

karena waktu dan pemakaian. Depresiasi bisa disebabkan oleh faktor-faktor

berikut ini :

Kerusakan fisik akibat pemakaian dari alat atau properti tersebut.

Kebutuhan produksi atau jasa yang lebih baru dan lebih baik.

Penurunan kebutuhan produksi atau jasa.

Properti atau aset tersebut menjadi using karena adanya perkembangan

teknologi.

Penentuan fasilitas-fasilitas yang bisa menghasilkan produk yang lebih

baik dengan ongkos lebih rendah dan tingkat keselamatan yang lebih

memadai.

Metode perhitungan depresiasi yang sering digunakan antara lain metode

garis lurus (Straight Line), Sum of Year Digit (SOTD), Declining Balance (DB),

Sinking Fund (SF), Production Unit (UP).

2. 6. 4 Penentuan Lokasi Pabrik Dengan AHP

Beberapa prinsip dasar dari AHP adalah : decompasistion, comparative judgment,

synthesis of priority, logical consistency.

1 Decomposition, adalah proses penguraian permasalahan atau elemen menjadi

unsur-unsurnya sehingga tidak dapat diuraikan ataupun dijabarkan lagi dari

proses tersebut akan didapat beberapa level hirarki atau persoalan yang dihadapi.

2 Comparative Judgement, merupakan proses penilaian kepentingan relatif

terhadap elemen-elemen yang ada dalam suatu level sehubungan dengan level

diatasnya. Penilaian ini merupakan inti dari AHP, karena akan ditemukan

Page 22: Contoh Pengajuan Proposal Tugas Akhir

prioritas dari elemen/variabel yang ditentukan. Hasil penilaian bisa disajikan

dalam matriks ajj berikut ini :

a11 a12 a13 λ a1n

a21 a22 a23 λ a2n

a31 a32 a33 λ M

M M M λ M

an1 an2 an3 λ ann

Gambar 2.2. Matrik Penilaian

Matriks ini mempunyai sifat resiprokal, yakni :

aji = 1

a ij

Dimana I dan j berturut-turut merujuk pada baris dan kolom.

Perbandingan pairwise comparison dapat digambarkan sebagai berikut :

Misalkan A1, A2, A3,…, An merupakan bobot atau intesnsitas masing-masing elemen

AHP menentukan perbandingan antara dua elemen (pairwaise comparison) menurut

bobot atau intensitasnya. Perbandingan antara dua elemen tersebut dapat ditunjukkan

pada matriks dibawah berikut :

A1 A2 … An

A1 W1/W1 W1/W2 … W1/Wn

A2 W2/W1 W2/W2 … W2/Wn

… . . . .

An Wn/W1 Wn/W2 … Wn/Wn

Gambar 2. 3. Matriks Perbandingan

Matriks ini menunjukkan tingkatan kepentingan setiap A terhadap A lainnya,

yang diukur dengan skala ordinal untuk mengukur tingkat kepentingan terebut, AHP

mengusulkan skala yang seperti pada tercantuk pada tabel 2.2 berikut :

Page 23: Contoh Pengajuan Proposal Tugas Akhir

Studi Literatur

Rumusan Masalah

Penentuan Kriteria Penelitian Data Studi Kelayakan Industri Tepung Ikan :Ketersediaan bahan bakuSegmen pasarLokasi kelayakan industriAspek teknis dan produksiAspek finansialOrganisasi perusahaanAspek sosialInfrastruktur penunjangAspek politik (peraturan pemerintah)

Mulai

Tinjauan Pustakan

Tabel 2. 2. Skala Perbandingan

Nilai Keterangan

1 Kriteria/Alternatif A sama penting dengan kriteria/alternatif B

3 A sedikit lebih penting dari B

5 A sangat lebih penting dari B

7 A sangat jelas lebih penting dari B

9 Mutlak lebih penting B

2,4,6,8 Apabila ragu-ragu antara dua nilai yang berdekatan

Skala tersebut dinilai dari sakala sama penting (equally preferred) hingga mutlak

penting (extremely preferred) penilaian (judgment) bisa dilakukan atas dua

pertanyaan : (1) Elemen mana yang lebih penting (penting, disukai, mungkin terjadi,

…), (2) Berapa kali lebih (penting, disukai, mungkin terjadi,…).

3. 1. METODOLOGI PENELITIAN

3. 1 .1. Obyek Penelitian

Obyek penilitian studi kelayakan industri pengolahan tepung ikan ini tahap awal

meliputi analisis kelayakan lokasi ditiap Kabupaten di Yogyakarta, yaitu :

Kabupaten Kulon Progo, tepatnya di Kecamatan Temon, Desa Glagah.

Kabupaten Bantul, tepatnya di Kecamatan Kretek, Parangkritis Depok.

Kabupaten Gunung Kidul, tepatnya di Kecamatan Tanjungsari, Pantai Baron.

Selain itu, obyek penelitian ini juga mempertimbangkan segala aspek dalam

kelayakannya mulai dari aspek pasar, finansial, aspek keuangan, dan juga sensitivitas

dalam perkembangan dan ketahanan usaha ini dimasa mendatang.

3. 1 .2. Bagan Alir Penelitian

Page 24: Contoh Pengajuan Proposal Tugas Akhir

3. 1 .3. Teknik Pengumpulan Data Penelitian

Page 25: Contoh Pengajuan Proposal Tugas Akhir

Teknik pengumpulan data adalah suatu cara yang digunakan dalam penelitian

untuk mengumpulkan data secara sistimatis. Teknik pengumpulan data pada penelitian

ini menggunakan metode wawancara, observasi dan kuisioner.

a. Metode Wawancara

Suatu metode pengumpulan data yang dengan cara melakukan tanya jawab atau

wawancara secara langsung kepada pihak-pihak terkait dalam penelitian ini baik

dari para pelaku usaha, nelayan dan karyawan Dinas Kelautan dan Perikanan yang

dapat memberikan informasi dan keterangan yang dibutuhkan terkait dengan tujuan

penelitian studi kelayakan industri pengolahan tepung ikan dan sebagai salah satu

pedoman dalam penyusunan laporan proyek tugas akhir.

b. Metode Observasi

Metode ini digunakan peneliti untuk mendapatkan data langsung dan berkaitan

dengan situasi lapangan untuk mengkordinasikan data dan analisis data,

pengkayaan data awal serta interpretasi data sebagai data pendukung.

c. Metode Kuestioner

Metode ini digunakan dengan memperoleh hasil sampling analisis terhadap pihak-

pihak yang terkait secara langsung pada obyek dan tujuan penelitian sebagai

informasi untuk mendapatkan data-data yang digunakan sebagai data pendukung

dalam analisa penelitian untuk mengetahui aspek pasar dan teknis (pemilihan

lokasi).

3. 1 .4. Pengumpulan Data Dan Sumber Data

a. Peluang Pasar

Ketersediaan bahan baku

Macam dan jumlah pesaing

Data Potensi sumber daya ikan dan Tingkat Pemanfaatannya

Data Permintaan Tepung ikan

Data Import Tepung Ikan

Data Peluang Pasar dan Perkembangan Harga

b. Data Produksi

Page 26: Contoh Pengajuan Proposal Tugas Akhir

Faktor Pemilihan Lokasi

Alternatif Lokasi

Data Proses Pengolahan Tepung Ikan

Data sarana dan prasarana pengolahan

Data aspek sumber dan kapasitas

Data spesifikasi standar ekspor

Data mesin dan peralatan yang dibutuhkan meliputi kapasitas dan

ketersediaannya dipasar.

Kapasitas produksi dilihat dari kapasitas alat.

Jumlah mesin, peralatan dan tenaga kerja yang diperlukan untuk

memproduksi tepung ikan sesuai dengan kapasitas yang ditentukan.

c. Data Finansial

Umur ekonomis dan nilai sisa peralatan

Biaya produksi meliputi biaya tetap dan biaya variable.

Rincian biaya investasi awal produksi tepung ikan.

Analisis manajemen dan organisasi.

Data bunga bank

Data yang diperlukan untuk pengolahan didapat dari berberapa sumber. yaitu:

1. Data primer, yaitu informasi yang dikumpulkan sendiri yang langsung berkaitan

dengan proyek riset. Data primer merupakan data yang dikumpulkan melalui

sejumlah alat, termaksud eksperimen, survei, kuesioner, wawancaran dan

pengumpulan pendapat.

2. Data sekunder, yaitu informasi yang telah dikumpulkan untuk beberapa tujuan,

bukan semata-mata untuk tujuan penelitian saat ini. Sumber data sekunder

meliputi :

BPS (Biro Pusat Statistik).

Dinas Kelautan dan Perikanan daerah.

Nelayan PPI (Pelabuhan dan Pelelangan Ikan ) kabupaten.

Page 27: Contoh Pengajuan Proposal Tugas Akhir

Bulletin yang diterbitkan oleh ahli profesi.

Publikasi lembaga-lembaga penelitian.

Data-data yang diperlukan untuk aspek pasar adalah :

Data permintaan masa lalu dan kecenderungannya.

Data produksi perikanan tangkap.

Variable-variabel yang berpengaruh terhadap permintaan.

Data P2HP (Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan) Dinas Dinas

Kelautan dan Perikanan.

Harga produk sejenis.

3. 1 .5. Metode Penentuan Sample (kuesioner)

Metode pengambilan sampel yang digunakan untuk analisa aspek pasar diambil

bersifat tidak acak (non random sampling) yaitu aksidental sampling. Aksidental

sampling adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan kebetulan yaitu berdasarkan

kebetulan, yaitu siapa saja yang kebetulan ditemui.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan rumus penentuan jumlah sampel

(Sugiono, 1997) yaitu sebagai berikut:

N= pq

α 2 pDimana:

n = Jumlah sampelp = Prosentase hipotesis nol (Ho) dinyatakan dalam peluang yang besarnya 0,50.q = 1 – 0,50 = 0,50

α p = Perbedaan antara yang ditaksir pada hipotesis kerja (Ha) dengan hipotesis nol (Ho), dibagi dengan z pada tingkat kepercayaan tertentu.

Dengan demikian besarnya ukuran sampel yang diperlukan pada taraf

kepercayaan 99% (nilai distribusi z sebesar 2,58) adalah sebagai berikut:

N=(0,50 ) (0,50 )

2,58=41,60 ≈ 42

Page 28: Contoh Pengajuan Proposal Tugas Akhir

Maka untuk melakukan analisa untuk industri pengolahan tepung ikan pada

kuesioner dibutuhkan sebanyak 42 sampel, dengan estimasi tingkat kepercayaan 99%,

karena penyebaran kuesioner dilakukan sebanyak dua tahap, yaitu :

a. Kuesioner aspek pemasaran

Melakukan analisa pada penerimaan pasar akan produk tepung ikan, langsung

pada pelaku ussaha peternakan dan budidaya ikan.

b. Kuesioner aspek teknis

Melakukan analisa terhadap pemahaman dan pengetahuan nelayan mengenai

tepung ikan dan pengolahannya. Selain mengetahui pemahaman nelayan akan

bahan baku untuk pengolahan tepung ikan.

3. 1 .6. Metode Penentuan Lokasi Pengolahan Tepung Ikan

Metode AHP dengan Expert Choice, perangkat lunak yang digunakan dalam

penelitian ini adalah Expert choice V 11.5. Perangkat ini berjalan di PC dengan

processor berbasis intel 1 Gb atau yang lebih baik, RAM 512 Mb, video card 128 Mb,

ruang harddisk standart 500 Mb. Adapun pertimbangan-pertimbangan penentuan

lokasi tersebut adalah :

Kecamatan Tanjungsari, Pantai Baron. Letaknya yang berada di sebelah selatan

Yogyakrta yang hanya berjarak ±55 Km dari Kota Yogyakarta, serta ±23 Km dari

kota Wonosari dan diapit oleh PPI Depok (±122kg/hari) dan PPI Baron

(±500kg/hari). Kecamatan Tanjungsari juga cukup berdekatan dengan PPI

Ngerenehan (±725kg/hari), PPI Gesing (±425kg/hari), PPI Drini (±160kg/hari), PPI

Ngandong (±98,5kg/hari) dan PPI Siung (±110kg/hari). Serta lokasinya yang tidak

terlalu jauh dari Pelabuhan Sadeng merupakan Pelabuhan Penangkapan Perikanan

(PPP) terbesar di Yogyakarta, dengan produksi perikanan ±2000 kg/hari. Dapat

dinilai sebagai tempat yang strategis untuk pemasaran hasil tangkapan dan

pengolahan ikan.

Kecamatan Kretek, Parangkritis. Letaknya yang tidak terlalu jauh dari kota

Yogyakarta yang hanya berjarak ±20km, serta ±15 Km dari kota Bantul dan cukup

berdekatan dengan PPI Baron, PPI Pandan Mino (±375kg/hari), dan memiliki

Page 29: Contoh Pengajuan Proposal Tugas Akhir

Lokasi Pengolahan Tepung Ikan

Kec. Tanjungsari Kec. TemonKec. Kretek

Biaya sewa lahanKetersedian Bahan Baku IkanKedekatan dengan Sumber Bahan BakuKemudahan Pencapaian Menuju Lokasi PengolahanKemudahan Pendistribusian

Biaya sewa lahanKetersedian Bahan Baku IkanKedekatan dengan Sumber Bahan BakuKemudahan Pencapaian Menuju Lokasi PengolahanKemudahan Pendistribusian

Biaya sewa lahanKetersedian Bahan Baku IkanKedekatan dengan Sumber Bahan BakuKemudahan Pencapaian Menuju Lokasi PengolahanKemudahan Pendistribusian

infrastruktur jalan yang cukup baik. Selain itu di Kabupaten Bantul yang terdapat

banyaknya usaha budidaya perikanan dinilai sebagai keunggulan dalam pendirian

usaha pengolahan industri tepung ikan di lokasi ini, karena sangat dekat dengan

konsumen (pasar).

Kecamatan Temon, Desa Glagah. Letaknya yang berada di ±36km barat

Yogyakarta dan merupakan salah satu alternatif jalan antar provinsi di selatan jawa,

memiliki infrastruktur yang sangat baik, selain itu di wilayah ini sedang dibangun

proyek pembangunan Pelabuhan Penangkapan Perikanan (PPP) terbesar yang

menurut informasi didapat peneliti akan terealisasi pada tahun 2012. Di kecamatan

ini juga terdapat PPI Glagah (±140kg/hari), berdekatan dengan PPI Trisik

(±200kg/hari), PPI Bugel (±200kg/hari), PPI Sindutan (±110kg/hari), dan PPI

Congot (±180kg/hari).

Kriteria untuk masing-masing dari informasi diatas beserta dengan subkriteria

yang terkait dalam membuat keputusan alternatif yang tersedia terlihat pada level yang

paling bawah. Hierarki persoalan ini dapat di gambarkan sebagai berikut:

Gambar 3. 1. Struktur Hierarki Penentuan Lokasi Pengolahan

Page 30: Contoh Pengajuan Proposal Tugas Akhir

III. Jadwal Penelitian

Kegiatan penelitian untuk Tugas Akhir ini akan dilaksanakan pada bulan

September 2010 sampai dengan bulan Desember 2010 dengan disesuaikan pada

kebijakan Departemen Perikanan dan kelautan sesuai kesepakatan. Adapun rencana

pelaksanaan kegiatan penelitian ini secara lengkap dapat dilihat di bawah ini.

Rencana KegiatanNovember Desember Januari

I II III IV I II III IV I II III IV

Pengajuan Proposal

Identifikasi Masalah

Analisa Data

Observasi Kelayakan Industri Pengkajian dan Hasil studi Kelayakan

Penyusunan laporan

Page 31: Contoh Pengajuan Proposal Tugas Akhir

IV. Daftar Pustaka

Adawyah, 2007. Pengolahan dan Pengawetan Ikan. Cetakan Pertama. Bumi

Aksara. Jakarta.

Ahmad Mudjiman, 2004. Pengetahuan Lengkap Makanan Ikan, edisi Revisi.

Penebar Swadaya, Jakarta.

Agus Murtidjo 2001, Beberapa Metode Pengolahan Tepung Ikan, Kanisius.

Yogyakarta.

Asriani Hasanuddin, Mappiratu, Zakariah Raihani, 2008. Studi Kelayakan

Industri Pengoloahan Tepung Ikan di Provinsi Sulawesi Tengah

oleh Pusat Kajian Ekonomi dan Pengolahan Sumber daya

Pesisir/Laut Fakultas Pertanian-UNTAD Kerjasama dengan Bank

Indonesia Palu. Sulawesi Tengah.

Alessio Ishizaka and Ashraf Labib, Analytic Hierarchy Process and Expert

Choice: Benefits and Limitations, Portsmouth Business School.

University of Portsmouth. (Sricbd.com, Akses 9 Mei 2010).

Faila Sufa. Analisis Sensitivitas Pada Keputusan Pembangunan Meeting Hall

Untuk Meminimasi Resiko Investasi, Makalah TI UMS, 2007.

Marimin, 2004, Teknik dan Aplikasi Pengambilan Keputusan Kriteria

Majemuk, Grasindo. Jakarta.

Maya Yuli Davita 2010, Penerapan AHP Dalam Pemilihan Alternatif

Penerbangan (Airline) di Bandara Adisucipto Yogyakarta, Skripsi

Teknik Industri. Fakultas Teknik. UTY.

Suharsimi Arikunto. 2002, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek,

edisi V. Rineka Cipta, Jakarta.

Laporan Jurnal Bank Indonesia, 2007. Pola Pembiayaan Usaha Kecil (PPUK),

Direktorat Kredit, BPR dan UMKM, 2008.

Youtube.com, Keyword; How To Analytic Hierarchy Process With

ExpertChoice. (Akses 9 Mei 2010).

Yopi Ananta, Membendung Gempuran Impor Perikanan, Majalah Trobos

Edisi Agustus 2010 Tahun XI.