contoh laporan pi smk muhpy.doc

79
(CONTOH) LAPORAN PRAKTIK INDUSTRI OVER HOUL KEPALA SILINDER MESIN 2.2 L DOHC DI SUN MOTOR CHEVROLET OPEL KARTASURA-SOLO JAWA TENGAH Disusun Oleh : Nama: Kelas: PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK KENDARAAN RINGAN

Upload: keluarga-syam

Post on 05-Nov-2015

112 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

KATA PENGANTAR

(CONTOH)

LAPORAN PRAKTIK INDUSTRI

OVER HOUL KEPALA SILINDER MESIN 2.2 L DOHCDI SUN MOTOR CHEVROLET OPEL

KARTASURA-SOLO JAWA TENGAH

Disusun Oleh :

Nama:Kelas:

PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK KENDARAAN RINGANTEKNIK OTOMOTIFSMK MUHAMMADIYAH PIYUNGAN2015LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTIK INDUSTRI

Laporan ini Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Menempuh Mata Pelajaran Praktik Industri

Program Keahlian Teknik Kendaraan RinganSMK Muhammadiyah PiyunganMenyetujui / Mengesahkan :

Pembimbing Industri,

.

Guru Pembimbing,

.

NIP.

Kepala Sekolah

SMK Muhammadiyah Piyungan,

.

NIP.Koordinator Praktik Industri,

SMK Muhammadiyah Piyungan,

.

NIP.

KATA PENGANTARPuji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyusun dan menyelesaikan laporan Praktik Industri. Penyusunan laporan Praktik Industri ini merupakan salah satu bagian dari kegiatan Praktik Industri yang harus ditempuh oleh semua siswa SMK Muhammadiyah Piyungan. Penyusunan laporan Praktik Industri ini didasarkan atas kegiatan penulis selama melaksanakan Praktik Industri di ...(Nama Bengkel Tempat PI)Dalam penyusunan laporan Praktik Industri ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat :

1. Bapak Riyanta, S.Sn. selaku Kepala sekolah SMK Muhammadiyah Piyungan.2. Bapak / Ibu................... selaku koordinator Praktik Industri SMK Muhammadiyah Piyungan

3. Bapak . selaku guru pembimbing Praktik Industri.4. Bapak ............... selaku Kepala Bengkel (Nama Bengkel Tempat PI)5. Ayah dan Ibunda yang senantiasa memberikan dukungan baik moril maupun materil dan tidak henti-hentinya memberikan semangat serta doa restunya.

6. Teman-teman yang memberikan motifasi.7. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan Praktik Industri ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Banyak sekali pengetahuan dan pengalaman yang penulis dapatkan selama melaksanakan Praktik Industri. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan Praktik Industri masih banyak kekurangan dan masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan dari laporan ini.

Akhir kata, penulis berharap semoga laporan Praktik Industri ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya pada dunia industri otomotif serta demi kemajuan bersama. Amin.

Piyungan, Mei 2015

Penulis

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .............................................................................i

HALAMAN PENGESAHAN ..ii

KATA PENGANTAR ..iii

DAFTAR ISI ......v

DAFTAR LAMPIRAN .viii

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Tujuan Praktik Industri ...

1. Tujuan Umum ..

2. Tujuan Khusus .

C. Manfaat Praktik Industri 1. Bagi Siswa........

2. Bagi Lembaga / Sekolah ..

3. Bagi Pihak Industri...1

2

2

23

44

4

BAB II. PROFIL INDUSTRI

A. Sejarah Perusahaan.

1. Visi Perusahaan.2. Misi Perusahaan....

3. Keunggulan Perusahaan4. Denah / Lay Out Bengkel................B. Struktur Organisasi1. Ka. ASS (After Sales Service) ..........................................2. Spare Parts / Gudang .......................................................3. Frond Man / SA (Service Advisor) ..................................4. Administrasi Service / Claim ...........................................

5. Administrasi Spare Parts ................................................6

77

789911111213

6. Kasir Kecil .......................................................................

7. Leader ..............................................................................8. Mekanik ..........................................................................C. Manajeman Industri..

BAB III. PEMBAHASAN 14

15

16

18

A. Gambaran Umum Mesin 2.2 L 1. Sebuah Modul Pengontrol Elektronik Mesin / Electronic Control Module (ECM) .......................................................2. Sebuah Modul Pengontrol Pengapian / Ignition Control Module (ICM) .....................................................................B. Pembahasan Khusus (Over Houl Kepala Silinder Mesin 2.2 L DOHC) .1. Analisa....2. Pembongkaran.3. Perbaikan 4. Pemasangan ....5. Pengecekan Akhir

212128292931394246

BAB IV. PENUTUP

A. Kesimpulan .

B. Saran 4748

DAFTAR PUSTAKA

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Dewasa ini perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin berkembang dengan pesat. Dengan perkembangan ini Bangsa Indonesia diharuskan mampu menciptakan generasi penerus yang mampu bersaing dengan bangsa lain. Lembaga pendidikan merupakan salah satu cara yang digunakan untuk meningkatkan sumber daya manusia. SMK Muhammadiyah Piyungan merupakan lembaga pendidikan yang terus berupaya mencetak tenaga terampil dan ahli dalam bidang tertentu. Sebagai lembaga pendidikan, SMK Muhammadiyah Piyungan mempunyai program pembelajaran dan yang merupakan ciri khas dari pendidikan ini adalah dengan adanya Praktik Industri.

Untuk melaksanakan kegiatan Praktik Industri diperlukan kerja sama dengan pihak-pihak industri. Pihak industri disini adalah suatu tempat usaha yang bergerak dalam bidang produksi maupun jasa. Salah satu keahlian yang dimaksud misalnya industri yang bergerak dalam bidang otomotif dan industri pelayanan jasa atau industri manufaktur yang berkaitan dengan otomotif seperti pembuatan rumah transmisi, perakitan kendaraan, karoseri, atau bengkel-bengkel otomotif yang berskala kecil.

Pada akhir Praktik Industri, siswa diwajibkan untuk menyusun laporan Praktik Industri. Penyusunan laporan Praktik Industri ini harus sesuai dengan kenyataan yang ada selama pelaksanaan Praktik Industri, yang selanjutnya akan diperiksa oleh pembimbing Praktik Industri dan diuji oleh guru penguji.

Bengkel ............. merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang jasa khususnya dalam bidang servis dan pelayanan mobil. Dalam pelayanan jasa ini, Bengkel ............. memberikan pelayanan prima termasuk dalam hal manajemen dan alat yang digunakan sudah cukup canggih. Hal ini diperlukan karena semakin majunya teknologi dibidang otomotif yang juga harus diiringi dengan kemajuan teknologi dalam hal servis dan perawatan.

Tujuan Praktik Industri

Praktik Industri yang telah dilaksanakan oleh siswa memiliki tujuan sebagai berikut :

Tujuan Umum

Setelah melaksanakan Program Praktik Industri, siswa dapat :

a. Membantu melaksanakan tugas tugas pada proses perawatan mesin mobil.

b. Menjelaskan permasalahan yang ada di Industri dan membahasnya secara mendalam pada laporan Praktik Industri.

c. Mengetahui dan mempelajari manajemen industri yang diterapkan oleh bengkel otomotif.

Tujuan Khusus

Setelah melaksanakan program Praktik Industri, siswa memiliki kemampuan :

a. Kerja Mesin

1.) Reparasi dan bongkar pasang mesin mobil.

2.) Analisis kerusakan mesin mobil.

3.) Pemeliharaan mesin mobil.

4.) Memahami perkembangan teknologi mesin mobil.

b. Kerja Kelistrikan

1.) Mempelajari sistem kelistrikan mobil.

2.) Analisis, reparasi, dan bongkar pasang sistem kelistrikan mobil.

3.) Memahami peranan elektronika pada mobil.

4.) Memahami penggunaan alat ukur sistem kelistrikan mobil.

5.) Mempelajari perkembangan sistem kelistrikan mobil.

c. Kerja Chasis

1.) Analisis kerusakan, reparasi dan bongkar pasang pada sistem pemindah tenaga dan sistem pengendali (rem, kemudi, dan suspensi).

2.) Mempelajari perkembangan yang ada pada sistem pemindah tenaga pada mobil.

3.) Memahami penggunaan alat ukur kerusakan pada sistem pemindah tenaga pada mobil.

d. Kerja Bodi

1.) Analisis gangguan dan kerusakan pada bodi dan kerangka mobil.

2.) Kerja fabrikasi, plat dan konstruksi.

e. Manajemen Industri

1.) Mempelajari manajemen yang diterapkan pada bengkel mobil.

2.) Menganalisa kinerja dari manajemen industri yang diterapkan.

Manfaat Praktik Industri

Setelah melaksanakan Praktik Industri ternyata banyak sekali pengalaman yang didapat di industri yang selama ini tidak didapatkan dalam bangku pendidikan di sekolah. Sehingga dengan kegiatan ini akan mendapatkan banyak manfaat yang dapat diperoleh. Adapun beberapa manfaat tersebut sebagai berikut :

1. Bagi Siswa

a. Mengetahui perkembangan teknologi yang ada di industri yang nantinya akan membantu ketika mahasiswa akan memasuki dunia industri yang nyata.

b. Mendapatkan pengalaman tentang dunia kerja.

c. Mengetahui dan mendapatkan pengetahuan yang nyata tentang kondisi industri, pelaksanaan tugas, dan peralatan yang digunakan dalam industri.

d. Menambah ketrampilan di bidang otomotif.

e. Memperoleh pengetahuan yang nyata dan berguna untuk meningkatkan kemampuan ketrampilan teknik yang sesuai dengan bidang masing-masing.

2. Bagi Lembaga / Sekolaha. Mendapatkan umpan balik yang berguna untuk mengembangkan dan meningkatkan materi pembelajaran maupun kurikulum dalam rangka usaha pengembangan ilmu yang dibina disekolah, sehingga proses pendidikan dan pengajaran yang dilaksanakan dapat lebih disesuaikan pada dunia usaha yang sebenarnya.

b. Meningkatkan, memperluas dan mempererat kerjasama antara industri dengan SMK Muhammadiyah Piyungan dengan tujuan saling menguntungkan antara kedua belah pihak.

c. Dapat mengimplementasikan konsep-konsep yang ada sebagai usaha pengembangan ilmu pendidikan dan pengajaran agar lebih sesuai dengan yang terjadi di dunia industri.

3. Bagi Pihak Industri

a. Lebih mengenalkan industri tersebut kepada masyarakat Indonesia.

b. Meningkatkan hubungan kerjasama sehingga kedua belah pihak dapat saling tukar informasi ataupun tukar pengalaman.

c. Mendapatkan masukan yang berharga ketika ada pembahasan masalah yang terjadi di industri oleh siswa.

d. Adanya jaringan untuk pengadaan Sumber Daya Manusia (SDM) siap pakai maupun jaringan informasi yang terbentuk pasca Praktik Industri.

BAB II

PROFIL INDUSTRI

A. Sejarah Perusahaan

(CONTOH) Sun Motor lahir dari sebuah tekad dan kegigihan Bapak dan Ibu Sundoro Hosea pada tahun 1974 di Solo, Jawa Tengah. Dengan nama UD Sun Motor, bidang usaha yang ditekuni pada awalnya adalah kredit mobil di beberapa kota di Jawa Tengah. Sundoro Hosea bahu membahu dengan suaminya untuk membesarkan usaha ini, sehingga berkembang menjadi dealer besar mobil dan sepeda motor, bahkan melangkah juga ke bidang bisnis lain.

Pantang menyerah, jujur dan fokus pada pekerjaan merupakan falsafah kerja yang secara konsisten dijalankan pasangan ini dalam mengembangkan bisnis dan diturunkan pada anak-anaknya sampai hari ini. Hasilnya terbukti dari perkembangan perusahaan ini dari tahun ke tahun. Sampai pada saat ini Sun Motor telah dipercaya oleh para Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM) yang menjadi pemain utama dalam bisnis otomotif di Indonesia. Ada 53 cabang di Jakarta, Bandung, Semarang, Solo, Surabaya, Denpasar, Medan, dan kota-kota lain di Indonesia yang menjadi dealer resmi 12 merek mobil diantaranya Mitsubishi, Suzuki, Nissan, Mazda, Volvo, Hino, Chevrolet, Renault, Chrysler, Jeep dan Toyota. Selain mobil Sun Motor memiliki divisi khusus yang menangani sepeda motor Suzuki dengan 37 cabang di beberapa kota.

1. Visi Perusahaan :

(CONTOH) Sun Motor grup merupakan salah satu industri otomotif yang terkemuka di Indonesia, memiliki komitmen untuk menjadi perusahaan yang terkemuka dan menciptakan nilai bagi stakeholders.

2. Misi Perusahaan a. Mengantisipasi kecenderungan pasar dan kebutuhan pelanggan.

b. Mengutamakan manajemen yang profesional dan berintregitas.

c. Mengembangkan sumber daya manusia serta memberikan penghargaan atas prestasi kerja.

d. Mengembangkan budaya inovatif.

e. Menerapkan tata kelola perusahaan yang baik.

3. Keunggulan :

a. Profesionalisme.b. Integritas.c. Kerjasama tim.d. Kepuasan pelanggan.e. Organisasi pembelajaran dan penyempurnaan terus menerus.

4. Denah / Lay Out Pabrik :

Gambar 1. Denah / Lay Out Bengkel

Keterangan :

1. Kantor

2. Ruang spare part

3. Ruang alat

4. Ruang over houl dan kompresor

5. Ruang mekanik

6. Ruang gudang

7. Kamar kecil

8. Stall tambahan

9. Stall diagnosis

10. Stal 1, 2, dan 3

11. Start

12. Ruang tunggu

13. Musholla

14. Tempat kran air

B. Stuktur Organisasi

STRUKTUR ORGANISASI SERVICE DEPARTEMENT

PT. SUN MOTOR KARTASURA

Gambar 2. Struktur Organisasi

1. Ka. ASS (After Sales Service)

a. Tugasa Pokok

1) Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinir semua kegiatan dibagian suku cadang dan bagian bengkel secara operasional maupun administrasi.

2) Melapor kepada pimpinan perusahaan.

3) Membawahi semua karyawan bagian suku cadang dan bengkel.

b. Standar Prestasi Kerja1) Rencana kerja dan sistem yang diciptakan sehingga tercapainya efisiensi serta produktifitas kerja yang tinggi.

2) Tercapainya target pemasukan yang dibuat berdasarkan semua aspek intern dan ekstern.

c. Uraian Tugas

1) Membuat rencana tahunan penjualan, rencana biaya untuk suku cadang dan bengkel serta realisasi penjualan/biaya dari tahun sebelumnya.

2) Melakukan penyesuaian nilai ongkos kerja bengkel berdasarkan market survei secara periodik.

3) Memikirkan dan mengusahakan suatu terobosan untuk meningkatkan pemasukan.

4) Membina hubungan dengan pelanggan serta pihak lain yang bertujuan untuk memelihara pelanggan yang ada.

5) Memikirkan dan mempertimbangkan dengan seksama semua rencana penambahan peralatan/investasi baru yang akan dilakukan.

6) Menciptakan suasana/iklim kerja yang baik, hubungan kerja antara atasan terhadap bawahan yang harmonis.

d. Tanggung Jawab

1) Kelancaran kegiatan operasional dari bagian spare parts dan bengkel.

2) Pendapatan target penjualan untuk spare parts dan pendapatan bengkel.

3) Keseimbangan antara biaya pengeluaran dan pendapatan.

e. Wewenang1) Merekrut karyawan baru sesuai kebutuhan serta menempatkanya pada posisi yang tetap.

2) Membuat perjanjian kerja dengan pihak ketiga untuk meningkatkan pendapatan serta kemajuan perusahaan.

3) Menyetujui pengeluaran uang sebagai biaya penunjang kelancaran kagiatan sebatas kewenangan yang diberikan oleh pimpinan.

4) Menjatuhkan sanksi/tindakan administratif lainnya pada bawahan yang melanggar disiplin/peraturan perusahaan.

5) Memberikan kesempatan pada bawahan untuk meningkatkan karir sesuai dengan situasi dan kondisi perusahaan.

2. Spare Parts / Gudanga. Tugasa Pokok

1) Melaksanakan, mengkoordinir semua kegiatan dibagian suku cadang dan gudang baik secara operasional maupun administrasi.

2) Melapor kepada kepala bengkel.b. Standart Prestasi Kerja

1) Ketepatan pengadaan suku cadang.

2) Pelayanan yang ramah dan sopan terhadap para pelanggan.

3) Dokumentasi data yang akurat dan bertanggung jawab.c. Uraian Tugas

1) Menyediakan pengadaan spare parts di bengkel.

2) Mendistribusikan spare parts ke pelanggan.

3) Mencatat data keluar masuknya spare part di bengkel.

4) Menentukan harga spare parts dari standar harga yang telah ditentukan bengkel.

5) Mengelola barang-barang yang ada digudang.d. Tanggung Jawab

1) Kerapian dan keutuhan spare parts.

2) Kerapian dan keutuhan barang-barang di gudang.

3) Kelancaran distribusi spare parts.e. Wewenang

1) Mengusulkan dan mengadakan pemesanan spare parts.2) Pengambilan barang-barang di gudang.

3) Mengadakan transaksi penjualan spare parts.

3. Front Man / SA (Service Advisor)a. Tugasa Pokok 1) Melakukan pengetesan setelah perbaikan kendaraan sebelum diserahkan dan pemeriksaan sebelum perbaikan jika diperlukan, agar dicapai kepuasan bagi pelanggan dan selalu menjaga hubungan kerja yang baik dilingkungannya.

2) Melapor kepada kepala bengkel.

3) Membawahi leader, mekanik.b. Standart Prestasi Kerja

1) Kerjasama kelompok.

2) Monitor pelaksanaan kerja bawahan.

3) Efisiensi dan produktifitas kerja mekanik.c. Uraian Tugas

1) Pemeriksaan sebelum melakukan perbaikan agar sesuai dengan permintaan pelanggan.

2) Menjaga mutu kerja mekanik.

3) Membantu mengawasi / mengatasi trouble shooting.

4) Bertanggung jawab atas klaim kerja dan pekerjaan Special Order.d. Tanggung Jawab

1) Hasil kerja mekanik yang sudah dinyatakan baik.

2) Trouble shooting.

3) Klaim kerja.

4) Kelancaran kerja di bengkel.

5) Mutu dan hasil kerja bawahan yang dipimpin.e. Wewenang

1) Menyetujui atau menolak penggantian suku cadang.

2) Mengusulkan bila diperlukan pekerjaan lembur.

3) Mengembalikan kendaraan yang sudah diperbaiki tersebut kepada group leader / mekanik jika ternyata hasilnya belum baik (sesuai dengan keinginan pelanggan).

4. Adm. Service / Claima. Tugas Pokok1) Melaksanakan tugas-tugas administrasi yang meliputi pengetikan, pengarsipan, membantu kerja front man.

2) Melapor kepada service manager.b. Standar Prestasi Kerja1) Kelancaran kerja administrasi servis.

2) Kerapihan filing sistem, apabila suatu saat diperlukan bisa cepat dipakai.

c. Uraian Tugas

1) Menerima, mencatat mendistribusikan surat-surat masuk/keluar.

2) Mengetik semua bentuk surat laporan harian mingguan dan bulanan.

3) Membantu front man dalam proses penyelesaian surat perintah perbaikan, surat pengantar.

4) Menyimpan file semua kwitansi maupun dokumen servis baik yang sudah dipergunakan maupun yang belum.

5) Membuat laporan ke kasir besar.

6) Meminta persetujuan / penanda tanganan surat atau dokumen.

7) Membuat laporan free service, claim, setiap bulan.

8) Menerima pembayaran dari pelanggan.

d. Tanggung Jawab

1) Kerapihan dan keutuhan semua arsip.

2) Kelengkapan alat kerja di kantor.

3) Kelancaran kerja administrasi.

e. Wewenang1) Menolak permintaan data oleh orang lain yang tidak berkepentingan khususnya apabila tanpa persetujuan atasan.

2) Meminta kelengkapan data sebagai prosedur administrasi.5. Administrasi Spare Partsa. Tugas Pokok1) Melaksanakan tugas-tugas administrasi yang meliputi pengetikan, pengarsipan data spare parts.

2) Melapor kepada service manager.

b. Standar Prestasi Kerja.

1) Kelancaran kerja administrasi spare parts.

2) Kerapihan filing sistem, apabila suatu saat diperlukan bisa cepat dipakai.

c. Uraian Tugas1) Menerima, mencatat mendistribusikan permintaan spare parts.

2) Mengetik semua bentuk surat laporan harian mingguan dan bulanan.

3) Menyimpan file semua kwitansi maupun dokumen spare parts baik yang sudah dipergunakan maupun yang belum.

4) Membuat laporan ke kasir besar.

d. Tanggung Jawab1) Kerapihan dan keutuhan semua arsip.

2) Kelengkapan alat kerja di kantor.

3) Kelancaran kerja administrasi.

e. Wewenang

1) Menolak permintaan data oleh orang lain yang tidak berkepentingan khususnya apabila tanpa persetujuan atasan.

2) Meminta kelengkapan data sebagai prosedur administrasi.6. Kasir Kecil

a. Tugas Pokok1) Melaksanakan tugas-tugas pembayaran dari pelanggan baik servis maupun spare parts.

2) Melapor kepada service manager.

b. Standar Prestasi Kerja1) Kelancaran kerja pembayaran dari pelanggan.

2) Kerapihan dokumen pembayaran.

c. Uraian Tugas1) Membuat data pembayaran baik ke pelanggan ataupun untuk arsip bengkel.

2) Menerima pembayaran dari pelanggan.d. Tanggung Jawab1) Kerapihan dan keutuhan semua arsip.

2) Perhitungan pemasukan dan pengeluaran bengkel.

3) Kelancaran kerja pembayaran.e. Wewenang1) Menolak permintaan data oleh orang lain yang tidak berkepentingan khususnya apabila tanpa persetujuan atasan.

2) Meminta kelengkapan data sebagai prosedur administrasi.7. Leader

a. Tugas pokok1) Melayani dan membina pelanggan untuk mencapai suatu kepuasan pelanggan terus menerus.

2) Melapor kepada service manager.

3) Membawahi mekanik.

b. Standar Prestasi Kerja1) Ketepatan diagnosa dan janji penyelesaian perbaikan.

2) Pelayanan yang ramah dan sopan terhadap para pelanggan.

3) Peningkatan jumlah langganan dan penurunan jumlah keluhan pelanggan.

c. Uraian Tugas1) Menerima dan melayani semua tamu/pelanggan yang datang ke workshop dengan terlebih dahulu mendatangi kendaraan/tamu sambil memeriksa kendaraan, menanyakan dan mendengarkan keluhan pelanggan.

2) Membuat surat perintah perbaikan sesuai dengan perbaikan dari pelanggan Work Order (WO) dengan data yang lengkap dan jelas serta mendistribusikannya ke final checker / leader.

3) Memberikan perkiraan waktu, biaya ongkos kerja serta biaya suku cadang dalam suatu perbaikan kepada pelanggan sebelum perbaikan.

4) Mengontrol/memonitor pelaksanaan kerja kendaraan di bengkel agar sesuai dengan perkiraan yang dijanjikan bila terjadi kerusakan atau perubahan segera memberitahukan kepada pelanggan.

5) Memberikan informasi teknis atau menjelaskan tentang perawatan kendaraan, perbaikan yang perlu dilakukan dan penjelasan lain yang berhubungan dengan kendaraan.

6) Menyelesaikan pekerjaan administrasi seperti penutupan WO, surat tagihan (mencantumkan harga ongkos kerja) dan discount sesuai daftar yang berlaku jika terjadi penyimpangan maka sebelumnya minta persetujuan manager.

7) Memberikan penjelasan kepada pelanggan mengenai rincian biaya yang dikeluarkan untuk perbaikan.

d. Tanggung Jawab1) Ketepatan hasil diagnosa yang dilakukan.

2) Pejelasan yang baik dan benar terhadap keluhan pelanggan.

3) Kejelasan atas pembuatan surat perintah perbaikan (WO).

4) Pelaksanaan koordinasi kerja dengan atasan maupun bawahan.

5) Pembinaan hubungan antara perusahaan dan pelanggan yang berkesinambungan.

e. Wewenang1) Menentukan order pekerjaan yang harus dilakukan oleh mekanik.

2) Memberikan perkiraan waktu dan biaya perbaikan yang diperlukan.

3) Memberikan dispensasi atas pelaksanaan pekerjaan yang mendesak.8. Mekanika. Tugas Pokok

1) Melaksanakan perintah yang ada di WO setelah diperikasa oleh leader.

2) Melapor kepada leader.b. Standar Prestasi Kerja1) Ketepatan perbaikan dan waktu pelaksanaan perbaikan.

2) Pelayanan ynag ramah dan sopan terhadap para pelanggan.

c. Uraian Tugas1) Memberikan perbaikan semaksimal mungkin pada kendaraan yang diperbaiki.

2) Memberi masukan kepada leader atas apa yang di dapat dalam perbaikannya.

3) Memberikan masukan dengan sopan kepada pelanggan jika diperlukan.

d. Tanggung Jawab1) Ketepatan waktu pelaksanaan perbaikan.

2) Kebersihan kendaraan yang diperbaiaki.

3) Ketepatan pelaksanaan perbaikan kendaraan.

4) Keutuhan peralatan di bengkel.

5) Ketepatan pelaksanaan perbaikan kendaraan.e. Wewenang1) Memberi masukan kepada leader untuk memutuskan suatu keputusan.

2) Mengkoordinir kelengkapan peralatan bengkel yang digunakan.

C. Manajemen PerusahaanBAGAN KERJA PT SUN MOTOR

Gambar 3. Bagan Kerja

1. Konsumen ditemui oleh SA (Service Advisor)

Pada saat ini SA (Service Advisor) menerima keluhan dari konsumen. Mobil ditempatkan pada stall diagnosis untuk dilakukan pemeriksaan sebelum dilakukan perbaikan dan melakukan pengetesan setelah dilakukan perbaikan.

2. SA (Service Advisor) memberitahu kepada leader untuk mendiaknosis dan membuat WO.

SA (Service Advisor) melakukan diaknosa kerusakan pada mobil. Setelah diagnosa selesai SA (Service Advisor) membuat WO (Work Order) rangkap 3.

3. Leader memerintahkan mekanik untuk mengerjakan perbaikan sesuai WO.

WO (Work Order) yang berwarna putih di serahkan mekanik. WO (Work Order) ini berisi perintah pengerjaan yang harus dilakukan oleh mekanik. Pada saat ini mobil ditempatkan pada stall 1, 2, atau 3 dalam proses perbaikannya.

4. Mekanik meminta spare parts kepada bagian spare parts sesuai data WO.

Di dalam WO (Work Order) telah ada simbul penggantian yang harus dilakuakan oleh mekanik. Pengambilan spare parts harus disertai WO (Work Order) yang berwarna putih pada bagian spare parts.

5. Bagian spare parts menyerahkan spare parts kepada mekanik dan membuat print out data spare parts yang salah satunya diambil oleh mekanik.

Di dalam print out data spare parts disebutkan nama spare parts yang diambil, jumlah spare parts yang diambil serta jumlah harga spare parts yang diambil. Print out data spare parts yang berwarna merah dan WO (Work Order) yang berwarna putih diserahkan kepada mekanik.

6. Mekanik memberitahu leader apabila pekerjaan sudah selesai.

Dari mekanik didapatkan dua data yaitu WO (Work Order) yang berwarna putih dan print out data spare parts yang berwarna merah yang nantinya diambil oleh leader.

7. Leader memberikan data WO dan print out data spare parts yang diambil kepada bagian kasir.

Penentuan harga ongkos perbaikan ditentukan oleh leader yang nantinya ditulis oleh kasir sebagai ongkos perbaikan.

8. Kasir membuat SI (Service Invoice) dan melakukan transaksi pembayaran kepada konsumen.

SI (Service Invoice) berisi harga nominal jasa perbaikan dan spare parts berdasar pada WO (Work Order) dan data print out spare parts. SI (Service Invoice) diprint rangkap 4, yang salah satunya diserahkan pada konsumen untuk pembayaran. SI (Service Invoice) juga digunakan untuk bukti pertanggung jawaban kasir yang dilakukan oleh kasir besar dan laporan keuangan oleh Sun Motor pusat pada akir bulan.

BAB III

PEMBAHASAN

Pada bab ini penulis akan menguraikan kegiatan praktik yang penulis laksanakan di Sun Motor Chevrolet Opel dalam program Praktik Industri. Di Sun Motor Chevrolet Opel pengerjaan perbaikan dapat dikelompokkan menjadi perbaikan mesin, perbaikan chasis, perbaikan kelistrikan dan perbaikan bodi. Dari praktik di lapangan yang paling banyak dilakukan perbaikan adalah perbaikan mesin. Oleh karena itu, bahasan ini difokuskan pada perbaikan mesin khususnya pada pembahasan over houl kepala silinder mesin 2.2 L DOHC.a. Gambaran Umum Mesin 2.2 L DOHCMesin 2.2 L DOHC yang dikembangkan oleh pabrikan Opel yang diaplikasikan pada mesin Opel Blazer tipe motor 2.2 SEC. Di dalam teknologi mesin ini untuk engine management dibagi atas dua bagian:

1. Sebuah Modul Pengontrol Elektronik Mesin / Electronic Control Module (ECM)

Yang mengatur emisi gas buang (mengatur perbandingan campuran udara dan bahan bakar), dengan jalan sistem bahan bakar sedemikian rupa sehingga dapat diperoleh pemakaian bahan bakar yang efisien dari berbagai keadaan beban motor.

ECM akan mencatat semua kesalahan atau gangguan yang terjadi pada kendaraan selama bekerja dan akan memberikan tanda kepada pengemudi melalui lampu kontrol mesin / Motor Indicator Lamp (MIL). Sensor / informasi masukkan ECM pada mesin 2.2 L DOHC antara lain :

a. Sensor posisi katup gas (Throtle Position Sensor / TPS)

Sensor posisi katup gas merupakan sebuah variable resistor (potensiometer). Sensor ini dipasangkan pada bodi katup gas dan dihubungkan oleh sebuah poros yang akan ikut berputar ketika pedal gas ditekan. ECM akan memasok tegangan refernsi ke sensor posisi katup gas sebesar 5 volt.

Gambar 4. Rangkaian TPSb. Sensor temperature udara masuk (Intake Air Temperatur Sensor/ IAT)

Sensor temperatur udara masuk dipasangkan pada saluran udara masuk setelah filter udara. Sensor ini akan mengukur temperature udara masuk ke silinder. Sensor merupakan sebuah thermistor yang memiliki sifat NTC (Negative Temperatur Coeficient). Tegangan referensi 5 volt dari ECM harus melalui sensor ini, selanjutnya variasi perubahan sinyal yang telah diterima kembali oleh ECM akan tergantung dari perubahan nilai tahanan sensor.

Gambar 5. Rangkaian IATc. Sensor tekanan udara masuk (Manifold Absolute Pressure Sensor/ MAP sensor)

Sensor tekanan mutlak udara masuk dipasang pada ruang motor bagian belakang dan dihubungkan dengan tekanan intake manifold (vacum). MAP sensor mengukur perubahan tekanan udara dalam saluran masuk yang disebabkan oleh perubahan putaran dan beban mesin. MAP sensor juga memungkinkan menyesuaikan keadaan tekanan udara luar yang disebabkan perbedaan ketinggian, misalnya kendaraan berjalan pada ketinggian pegunungan atau pada daerah yang ketinggiannya dekat dengan permukaan laut.

Perubahan tekanan yang terjadi akan menyebabkan perubahan tegangan antara 0-5 volt, tegangan ini berasal dari referensi yang berasal dari ECM. Sensor menerima tegangan sebesar 5 volt pada terminal C dari ECM dan kembali ke massa ECM melalui terminal A. Keluaran tegangan terminal B MAP sensor digunakan sebagai sinyal beban mesin oleh ECM untuk mengkalkulasi saat pengapian dan penyemprotan bahan bakar.

Gambar 6. Rangkaian MAP Sensord. Sensor temperatur air pendingin mesin (Engine Coolant Temperature / ETC sensor)

Sensor temperatur air pendingin motor (ETC) menggunakan sebuah termistor untuk mengontrol tegangan sinyal yang masuk menuju ECM. ECM mengirim tegangan referensi 5 volt ke sensor melalui rangkaian 410. Bila mesin dingin tahanan sensor tinggi dan sebaliknya tahanan sensor akan rendah pada saat suhu air pendingin naik. Pada kondisi temperature kerja mesin akan dapat diukur tegangan sinyal sebesar 1,5-2,0 volt.

Gambar 7. Rangkaian ETC Sensore. Sensor posisi poros engkol (Crankshaft Position / CKP sensor)

Terletak pada blok mesin, CKP sensor mengirim senyal referensi posisi poros engkol ke ECM. Dengan sinyal ini ECM dapat menentukan posisi poros engkol, guna mengontrol pompa bahan bakar, penyemprotan bahan bakar dan saat pengapian.

Cara kerja dari CKP yaitu pada saat poros engkol dan roda gigi sensor berputar akan terjadi perubahan garis gaya magnet pada sensor posisi poros engkol, dan perubahan ini akan menghasilkan pulsa tegangan arus bolak balik yang dikirimkan ke ECM. ECM akan memproses sinyal ini untuk menentukan saat pengapian meregulasi relai pompa bahan bakar dan mengatur lamanya penyemprotan bahan bakar pada injektor.

Gambar 8. Roda gigi dan sensor poros engkol

f. Sensor kecepatan kendaraan (Vehicle Speed Sensor / VSS)

Sensor kecepatan kendaraan terdiri dari magnet permanen dan kumparan yang dapat membangkitkan tegangan pada saat kendaraan berjalan. Sensor dipasangkan dekat poros output transmisi dan pada poros terdapat sebuah roda gigi yang berputar mengikuti putaran poros, dengan demikian akan terbangkit tegangan listrik AC. Bila poros berputar lebih cepat maka tegangan yang dibangkitkan juga lebih besar. Sinyal dikirim ke modul sensor kecepatan kendaraan yang terletak dibawah dashboard sebelah kiri. Modul VSS berfungsi untuk memproses sinyal masukan dari sensor kecepatan kendaraan dari hasil proses ini modul VSS akan mengirim pulsa ke ECM. Pulsa ini dipakai ECM untuk menentukan kecepatan kendaraan dan menghitung penyemprotan bahan bakar injektor sesuai dengan kecepatan kendaraan berdasar pada perbandingan gigi-gigi transmisi, final rasio dan ukuran ban kendaraan. Pulsa dari modul VSS juga dipakai speedometer dan ABS.

g. Sensor detonasi (Knock Sensor / KS)

Sensor detonasi berfungsi untuk mendeteksi adanya getaran / vibrasi abnormal yang terjadi dalam mesin yang disebabkan oleh detonasi (knocking). Sensor dipasangkan pada blok mesin sebelah kanan antara selinder 2 dan silinder 3.

Sensor detonasi bekerja bersama modul sensor detonasi untuk memberikan sinyal pada ECM. Bila sensor detonasi merasakan adanya gejala detonasi akibat pembakaran dalam silinder motor maka sinyal akan diberikan ke ECM melalui modul, dan ECM akan mengatur saat pengapian sehingga detonasi dapat dikurangi.

Modul KS terletak dibagian belakang kanan ruangan mesin dekat modul pengapian (ICM) berfungsi mengirim sinyal ke ECM untuk memberitahukan terjadinya detonasi akibat pengapian. ECM menggunakan sinyal ini untuk memundurkan saat pengapian agar detonasi dapat dikurangi.

h. Pengontrol udara idel (Idel Air Control / IAC)

Pengontrol udara idel dipasang pada bodi saluran masuk dekat katup gas, untuk mengontrol udara yang mengalir pada saluran by pass IAC akan menggerakkan pintel mundur maju menutup dan membuka saluran. Jika putaran mesin turun maka dialirkan untuk lebih banyak melewati saluran by pass dan sebaliknya bila putaran mesin lebih tinggi maka udara yang melewati saluran by pass di kurangi.

Fungsi dari IAC, antara lain :

1) Mengontrol putaran mesin saat idle.2) Mengontrol putaran mesin sampai mencapai suhu kerja

3) Meredam getaran / putaran mesin yang kasar saat terjadinya perubahan pembukaan dan penutupan katub gas

4) Memberikan udara yang cukup lewat saluran by pass pada saat katup gas tertutup untuk mengurangi emisi gas buang HC dan CO.

5) Kembali pada posisi start saat mesin dihidupkan, keadan ini disesuaikan dengan suhu air pendingin.

Gambar 9. Rangkaian IACSistem bahan bakar mesin ini terdiri dari tangki bahan bakar yang didalamnya terdapat pompa bahan bakar dengan putaran kurang lebih 3500 rpm, saringan bahan bakar, pipa pembagi bahan bakar yang dibaut dekat saluran masuk, injektor bahan bakar dengan model Multiport Fuel Injektor (MFI/MPFI) dioprasikan oleh selenoid dan dikontrol oleh ECM yang penyemprotan bahan bakar diarahkan ke katup masuk agar spray bahan bakar cepat menguap sebelum memasuki ruang bakar (combustion chamber), dan regulator tekanan bahan bakar yang dipasang pada pipa pembagi bahan bakar.

Bahan bakar akan diinjeksikan sesuai dengan kondisi yang disebut dengan mode dan dikendalikan oleh ECM. Adapun jenis mode yang ada pada engine management ini adalah :

a. Starting Mode / Waktu Start

Pada saat motor dihidupkan ECM akan menerima sinyal referensi dari sensor posisi poros engkol, sehingga ECM akan memasakan relai pompa bahan bakar dan pompa bahan bakar akan membangkitkan tekanan dalam sistem bahan bakar. ECM akan mengontrol perbandingan campuran udara dengan bahan bakar untuk menghidupkan mesin mulai dari 1,5:1 pada suhu -36 celcius sampai 14,7:1 pada suhu 94 celcius.

b. Clear Flood Mode / Anti Banjir

Jika mesin banjir, tekanan pedal gas secara penuh (lebih dari 80% pembukaan) maka ECM akan mengirim pulsa/mengatur penyemprotan injektor dengan perbandingan udara dengan bahan bakar 16,5:1. Bila kondisi mesin bekerja pada 600 rpm dan posisi bukaan katup gas kurang dari 65% maka ECM akan kembali ke starting mode.

c. Run Mode / Mesin Jalan

Saat mesin dihidupkan untuk pertama kali pada putaran diatas 400 rpm, ECM akan menghitung rasio udara dengan bahan bakar didasarkan pada input dari sensor temperatur motor dan tekanan absolut manifold. Selanjutnya ECM akan mengubah rasio udara dengan bahan bakar sesuai dengan kondisi opersional mesin.

d. Acceleration Mode / Saat Akselerasi

Apabila ECM memonitor adanya perubahan-perubahan secara cepat pada sensor mesin maka ECM akan masuk ke acceleration mode dan menyediakan bahan bakar ekstra untuk percepatan yang halus. e. Deceleration Mode / Perlambatan Mendadak

Jika ECM memonitor posisi katup gas tertutup mendadak dan tekanan absolut saluran masuk turun mendadak maka ECM akan mengurangi pengiriman bahan bakar ke injektor.

f. Highway Fuel Mode / Lari dengan Kecepatan Merata

Pada saat kendaraan melaju di jalan raya, untuk memperbaiki efisiensi pemakaian bahan bakar dan agar ECM dapat bekerja dengan mode ini, harus ada sinyal temperature motor, sinyal penyalaan, dan kecepatan mesin yang benar

g. Fuel Cut-Off Mode / Pemutusan Bahan Bakar

ECM akan bekerja dengan mode ini untuk menghentikan pengiriman bahan bakar ke injektor pada saat kunci kontak dimatikan.

2. Sebuah Modul Pengontrol Pengapian / Ignition Control Module (ICM) Terletak diruangan mesin kiri belakang yang berfungsi mengatur saat pengapian (spark timing), dan pengajuan pengapian (advance ignition) secara elektronis berdasarkan informasi yang diterima dari modul pengontrol elektronik motor (ECM).Sistem pengapian yang diterapkan mesin ini adalah sistem pengapian langsung (Direct Ignition Sistem / DIS). Sistem pengapian ini tidak mengunakan distributor dan koil pengapian konvensional seperti yang digunakan mesin kendaraan pada umumnya.

Komponen dari DIS, antara lain : koil pengapian, sensor posisi poros engkol, modul pengontrol pengapian (ICM) dan ECM. Pada sistem pengapian dengan DIS bunga api terjadi pada dua silinder secara bersamaan yaitu pada akhir langkah kompresi pada silinder yang sesuai dengan urutan pengapian dan pada langkah buang pada silinder pasangannya. Urutan pasangan masing-masing silinder adalah 1-4 dan 2-3.

Gambar 10. Rangkaian DISB. Pembahasan Khusus

Bengkel Sun Motor merupakan bengkel yang menyediakan perbaikan mesin, perbaikan chasis, perbaikan kelistrikan serta perbaiakan bodi. Dari beberapa perbaikan yang ditawarkan dibengkel Sun Motor, yang banyak diperbaiki adalah pada mesin. Perbaikan mesin 2.2 L DOHC untuk over houl kepala silinder merupakan salah satu contoh yang banyak didapatkan dibengkel Sun Motor. Oleh karena itu, kami akan memaparkan mengenai perbaikan mesin 2.2 L DOHC khusunya over houl kepala silinder.

1. Analisa

Dari kenyataan dilapangan dapat disimpulkan beberapa sebab mesin 2.2 L DOHC harus dilakukan perbaikan over houl kepala silinder:

a. Adanya kebocoran saluran di kepala silinder

Kebocoran yang dimaksud adalah kebocoran saluran air pendingin ke ruang bakar akibat korosi yang menyebabkan perluasan saluran air pendiangin pada kepala silinder. Gejala yang dapat dilihat, antara lain:

1) Air pendiangian di recervoir cepat habis, bila dilihat secara visual dari luar mesin tidak terdapat kebocoran air pendingin.

2) Kondisi visual oli mesin yang berubah warna menjadi coklat muda dan berbuih akibat bercampurnya oli mesin dengan air pendingin

3) Getaran mesin yang berlebihan akibat adanya salah satu silinder yang kompresinya rendah karena kebocoran di ruang bakar. Serta gas sisa hasil pembakaran berbau tajam karena air pendingin yang ikut terbakar. Bila kebocoran berlebihan, mesin tidak dapat hidup dan dari knalpot keluar air pendingin.

Dari tiga buah mobil yang mengalami kerusakan ini dilapangan, dapat dianalisa kerusakan disebabkan oleh penggunaan air pendingin Mega Cooler.

b. Saat pembukaan katup yang tidak tepat

Dalam kenyataan yang ada, pernah didapatkan kasus dudukan tensioner timing belt yang bersatu dengan pompa oli mesin patah. Penyebab lain adalah putusnya timing belt akibat timing belt sudah usang (timing belt yang diperbolehkan oleh pabrikan adalah 30000 km) yang bisa dilihat secara visual bahwa timing belt retak atau penyetelan timing belt yang terlalu kendor. Akibatnya penempatan timing belt dengan roda gigi poros engkol ataupun roda gigi poros nok berubah yang menyebabkan saat pembukaan katub menjadi tidak normal. Ini bisa mengakibatkan kompresi bocor karena katup yang bengkok akibat bertabrakan dengan piston.

Cara yang tepat untuk menguatkan analisa bahwa katup bengkok adalah dengan tes kompresi.

Cara mengukur kompresi :

1) Melepas tutup kabel kunci kontak dari tutup kepala silinder, khusus DOHC.

2) Melepas sambungan busi.

3) Melepas busi.

4) Melepas tutup harner kabel dari modul penyalaan DIS.

5) Melepas relay pompa bahan bakar.

6) Menghidupkan starter kira-kira empat detik dengan katup throtel terbuka penuh (kecepatan mesin minimal 300 rpm).

7) Memeriksa kompresi dengan alat ukur kompresi (compresion gage).

Tekanan kompresi tiap silinder 11.5-13 kg/cm

c. Penurunan tenaga mesin

Apabila mesin sudah lama digunakan maka penurunan tenaga mesin bisa terjadi. Salah satu penyebabnya adalah adanya celah katup dengan dudukan katup yang berlebihan. Akibatnya tekanan kompresi yang menurun karena adanya kebocoran antara katup dengan dudukan katup. Untuk lebih menguatkan analisa maka dilakukan dengan tes kompresi. Tes kompresi dilakukan dengan dan tanpa penambahan oli. Apabila pada saat pengetesan dengan dan tanpa menggunakan oli hasilnya sama maka bisa disimpulkan adanya kebocoran pada katup dan kelengkapannya. Salah satu caranya yaitu katup perlu di sekur.

2. Pembongkaran

a. Melepas kabel negatif baterai.

b. Mengeluarkan air pendingin.

c. Mengeluarkan oli mesin dari carter.

Oli yang keluar ditampung dalam nampan.

d. Melepas konektor temperatur udara masuk (IAT) yang terlepak di pipa karet dari filter udara ke throtel bodi.

e. Melepas saluran udara masuk.

Gambar 11. Saluran udara masukf. Melepas kabel throtel dari bracket.

Gambar 12. Kabel akseleratorg. Melepas konektor elektrik : motor kontrol udara stasioner (IAC) dan sensor posisi throtel (TPS).

h. Melepas selang vakum dari badan belakang atau throtel.

i. Melepas injektor plus strip, dengan cara melepas empat klip penahan strip ke injektor ke arah mesin lalu angkat strip dari mesin dan konektor CKP.

j. Melepas pipa-pipa bahan bakar dari rel bahan bakar.

k. Melepas rel bahan bakar dari intake manifold dengan menggunakan kunci baut 10 mm. Pengangkatan rel dari injektor dilakukan secara bersamaan.

Gambar 13. Rel injectorl. Melepas selang boster rem dari intake manifold.

m. Melepas penyangga manifold pendingin mesin dari dasar intake maifold.

n. Melepas penyangga generator dengan menggunakan kunci baut 13 mm.

o. Melepas intake maniofold dari kendaraan dengan melepas terlebih dahulu baut pengikatnya.

Gambar 14. Melepas intake manifoldp. Melepas baut pelindung panas exhaust manifold.

Gambar 15. Melepas pelindung panas exhaust manifold q. Melepas mur exhaust manifold dari kepala silinder. Lepaskan exhaust manifold dari kepala silinder.

Gambar 16. Melepas exhaust manifoldr. Melepas timing belt, dengan cara :

1) Mengendorkan baut puli poros engkol yang berhubungan dengan drive belt.2) Melepas drive belt dengan menggeser posisi tensioner roller searah jarum jam.

Gambar 17. Rangkaian pully drive belt

Keterangan :

a. Pully power steering.

b. Pully stasioner.

c. Pully kompresor AC.

d. Pully alternator.

e. Pully tensioner.

f. Pully poros engkol.3) Melepas puli stasioner drive belt.

4) Melepas puli poros engkol.

5) Melepas tutup timing belt depan.

Gambar 18. Tutup timing belt depan 6) Mengetopkan pada top silinder 1, dengan cara memutar poros engkol perlahan pada arah putaran mesin (searah jarum jam) ke tanda drive gear dari timing belt. Takik pada gear cam shaft harus lurus dengan tanda- tanda (1) pada tutup kepala silinder.

Gambar 19. Tanda top pada pully cam shaft dan pully poros engkol 7) Mengendorkan tensioner timing belt.

8) Melepas timing belt.

s. Melepas dua buah sekrup tutup busi dengan menggunakan kunci baut hex 5 mm.

Gambar 20. Busi dan kabel busi t. Melepas kabel busi dari busi.

u. Melepas tutup cam shaft dengan cara melepas sepuluh sekrup tutup cam shaft dengan menggunakan kunci baut hex 5 mm.

Gambar 21. Tutup cam shaftv. Melepas dudukan selang by pas dari kepala silinder.

Gambar 22. Penempatan by-pass pendinginw. Melepas rumah thermostat dari kepala silinder.

x. Melepas komponen yang terdapat pada kepala silinder

1) Melepas cam shaft, dengan cara:

a) Tandailah pada tutup bantalan cam shaft sebelum melakukan pembongkaran.

Gambar 23. Penandaan pada tutup bantalan cam shaft

b) Melonggarkan tutup bantalan cam shaft secara bertahap setengah samai satu putaran.

c) Melepaskan tutup bantalan cam shaft dari kepala silinder.

d) Melepas cam shaft.2) Melepas lifter katup hidrolik.

3) Melepas baut kepala silinder dengan cara arah pengendoran dari luar masuk ke dalam.

4) Melepas kepala silinder dari blok silinder.

5) Menandai katup-katup.

6) Menekan pegas katup dengan menggunakan kompresor pegas.

Gambar 24. Melepas katup dengan kompresor pegas 7) Melepas penahan katup.

8) Melepas tutup pegas katup.

9) Melepas pegas katup.

10) Melepas seal katup dengan mengguakan tang.

Gambar 25. Melepas seal katup dengan tang3. Perbaikan

Setelah proses pembongkaran selesai, langkah selanjutnya adalah proses perbaikan. Sebelum proses perbaikan dilakukan, komponen komponen yang dibongkar dibersihkan terlebih dahulu. Penggunaan gerinda sikat besi dan amplas sangat mempermudah untuk membersihkan kerak sisa hasil pembakaran yang ada di ruang bakar dan kepala piston sangat membantu mempercepat pengerjaannya. Setelah selesai bersihkan komponen-komponen yang tidak berbahan karet dengan menggunakan bensin ataupun carb cleaner. Oleskan oli pada silinder dan piston suapa tidak berkarat.

Proses perbaikan yang dilakuakn antara lain :

a. Menambal-selep permukaan silinder cup yang bersentuhan dengan blok silinder.

Pengerjaan ini dilakukan apabila ada kebocoran saluran air pendingin ke ruang bakar akibat korosi yang menyebabkan perluasan saluran air pendiangin pada permukaan kepala silinder. Kepala silinder akan ditambal kemudian diselep sampai saluran-saluran di kepala silinder normal kembali. Pengerjaan ini dilakukan oleh bengkel bubut. Setelah kepala silinder ditambal-selep, kepala silinder wajib dibersihkan karena banyak butiran-utiran besi sisa hasil penyelepan.

b. Menyekur katup

Setelah katup dibersihkan, dan dicek apakah ada katup yang bengkok atau tidak. Bila katup bengkok maka harus diganti dengan yang baru. Proses penyekuran dilakukan baik katup baru ataupun katup yang tidak diganti (lama). Penyekuran katup dilakukan dengan cara :

1) Melumasi batang katup dengan oli.

2) Memasang alat pengasah katup pada kepala katup.

3) Memberikan pasta butiran halus pada kepala katup yang bersinggungan dengan dudukan katup.

4) Memasang katup pada dudukan katup yang telah ditandai pada waktu pembongkaran, jangan sampai tertukar pemasangan katupnya.

5) Memutar alat pengasah katup dengan putaran satu arah, jangan memutar secara bolak balik.

Gambar 26. Memutaran alat pengasah katup dengan tangan

6) Memeriksa pola persinggngan pada kepala katup yang berada didalam kepala silinder. Pastikan bahwa tidak ada burn garis-kawah pada kerucut katup. Menghaluskan kembali jika masih terdapat garis-kawah pada kerucut katup.

Gambar 27. Tempat persinggungan pada kerucut katup7) Bersihkan komponen dengan bensin bila sudah selesai.

8) Lakukan pada katup yang lain.Setelah selesai penyekuran katup, maka kerapatan katup dicek dengan cara posisikan kepala silinder terbalik (ruang bakar terletak diatas) kemudian memasang katup pada dudukannya, berikan bensin pada ruang bakar. Bila bensin tidak merambat turun ke manifold maka bisa dipastikan baik. Tetapi jika ada bensin yang merambat turun ke manifold maka katup harus disekur kembali.

4. Pemasangan

Setelah proses perbaikan dilakukan dan komponen telah dibersihkan maka proses pemasangan kepala silinder dilaksanakan dengan cara:

a. Memasang komponen katup pada kepala silinder.

Cara pemasangan :

1) Lapisi katup-katup dengan oli mesin.

2) Masukkan katup-katup di dalam kepala silinder.

3) Masukkan dudukan pegas katup.

Perhatikan tanda-tanda katup yang telah ditandai sebelum pembongkaran.

4) Lapisi batang katup dengan oli mesin.

5) Masukkan seal batang katup yang baru dengan pipa besi yang sesuai dengan diameter seal dan pukul pelan-pelan sampai seal batang katup berhenti.

6) Memasang pegas katup.

7) Memasang tutup pegas katup.

8) Tekan pegas katup dengan kompresor pegas.

9) Memasang penahan katup.

10) Melepaskan kompresor pegas.

11) Lakukan pada katup-katup yang lain.

b. Memasang kepala silinder ke blok mesin

Gasket kepala silinder bila melakukan pembongkaran disarankan untuk mengganti gasket kepala silinder dengan yang baru. Tanda gasket yang masih baik adalah tidak keropos dan retak. Berikan faslin pada gasket kepala silinder. Proses pengencangan kepala silinder dilakukan dengan urutan dari dalam ke luar dengan momen pengencangan 25 N.m menggunakan kunci momen kemudian kencangkan 270 derajat.

Gambar 28. Urutan pengencangan baut kepala silinderc. Memasang lifter katup hidrolik.

Lapisi lifter katup dengan oli mesin.

d. Memasang cam shaft, dengan cara:

1) Masukkan cam shaft ke dalam kepala silinder.

2) Memasang tutup bantalan cam shaft.

Nomor tutup bantalan cam shaft harus sesuai dengan nomor-nomor pada kepala silinder.

3) Mengencangkan tutup bantalan cam shaft dengan momen pengencangan 8 N.m.

e. Memasang tutup cam shaft dengan cara mengencangkan sepuluh sekrup tutup poros bubungan dengan menggunakan kunci baut hex 5 mm.

f. Memasang rumah thermostat dari kepala silinder.

Gunakan sealer untuk lebih memperapat persinggungan.

g. Melepas dudukan selang by pas dari kepala silinder.

Gunakan sealer untuk lebih memperapat persinggungan.

h. Memasang timing belt, dengan cara:

1) Mengetopkan pada top silinder 1, dengan cara memutar poros engkol perlahan pada arah putaran mesin (searah jarum jam) ke tanda drive gear dari timing belt. Takik pada gear sumbu bubungan harus lurus dengan tanda- tanda (1) pada tutup kepala silinder.

2) Memasang timing belt.

3) Menyetel tegangan timing belt dengan meluruskan tanda takikan pada penanda tensioner segaris dengan pointer pada tensioner.

4) Kencangkan tensioner.

5) Memutar poros engkol dua kali (720) pada arah putaran mesin (searah jarum jam) sekali lagi dan perbaiki penyetelan bila perlu.

6) Memasang tutup timing belt depan pada tutup timing belakang dengan mengencangkan tiga buah baut.

i. Memasang exhause manifold.

Gantilah gasket exhause manifold bila sudah pecah. Oleskan faslin pada gasket exhause manifold. Kencangkan mur sebesar 22 N.m.

j. Memasang intake manifold.

Gantilah gasket intake manifold bila sudah pecah. Oleskan faslin pada gasket intake manifold. Kencangkan mur dan baut sebesar 22 N.m.

k. Memasang penyangga generator dengan menggunakan kunci baut 13 mm.

l. Memasang penyangga manifold pendingin mesin dari dasar intake maifold.

m. Memasang selang boster rem dari intake manifold.

n. Memasang rel bahan bakar dari intake manifold dengan menggunakan kunci baut 10 mm. Pemasangan rel dari injektor dilakukan secara bersamaan.

o. Memasang pipa-pipa bahan bakar dari rel bahan bakar.

p. Memasang injektor plus strip, dengan cara memasang empat klip penahan strip ke injektor ke aram mesin lalu angkat strip dari mesin dan konektor CKP.

q. Memasang selang vakum dari badan belakang atau throtel.

r. Memasang konektor elektrik : motor kontrol udara stasioner (IAC) dan sensor posisi throtel (TPS).

s. Memasang kabel throtel dari bracket.

t. Memasang drive belt, dengan cara:

1) Memasang pully poros engkol.

2) Memasang pully stasioner.

3) Memasang drive belt dengan cara memutar baut tensioner drive belt searah jarum jam lalu menepatkan drive belt pada pully. Hati-hati garis-garis pada drive belt harus tepat pada rel pully. Bila drive belt sudah pecah atau retak maka drive belt harus diganti.

4) Cek baut pully setelah drive belt terpasang.

u. Memasang kabel busi dari busi.

v. Memasang dua buah sekrup tutup busi dengan menggunakan kunci baut hex 5 mm.

w. Memasang saluran udara masuk.

x. Memasang konektor temperatur udara masuk (IAT) yang terlepak di pipa karet dari filter udara ke throtel bodi.

y. Mengisi oli mesin dan air radiator

1) Mengisi oli mesin.

Sebelum melakukan pengisian oli mesin, pasang dan kencangkan baut tap oli mesin. Pengisian oli mesin analisa awal adanya kebocoran air pendingin, maka pengisian oli mesin dilakukan dua kali. Untuk pengisian yang pertama oli mesin dicampur dengan pembersih dan dibiarkan bersirkulasi pada mesin selama 5 menit agar sisa air pendingin yang bercampur dengan oli dapat keluar dari mesin. Oli mesin langsung di keluarkan dan diganti dengan oli mesin yang baru. Pengisian pada mesin ini spesifikasi 4 liter untuk lebih menyakininya lihatlah level oli mesin pada stik oli.

2) Mengisi air pendingin.

Pengisian air radiator dilakukan pada recervoir. Bila mesin dihidupkan maka air pendingin akan turun karena air pendingin bersirkulasi. Tambahkan air raiator sampai batas upper di recervoir air pendingin.

z. Memasang terminal negatif baterai.

5. Pengecekan Akhir

Pengecekan akhir ini dilakukan dengan mengecek kebocoran setelah mesin dihidupkan. Cek apakah air pendingin pada recervoir cepat habis atau tidak. Pengecekan lain apabila perbaikan dilakukan karena kompresi rendah, maka perlu dilakukan pengetesan ulang kompresi mesin. Pengecekan juga bisa dilakukan dengan melihat panel-panel dalam dashboard. Apakah tanda tekanan oli, sensor dan pengisian baik jika semua lampu panel mati saat hidup maka bisa dikatakan tidak ada kerusakan.

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Setelah melaksanakan Praktik Industri di .selama kurang lebih 2 bulan antara bulan Maret-Mei, telah banyak memberikan pengalaman dan pembelajaran tentang ilmu pengetahuan dan teknologi. Selama pelaksanaan praktik, penulis mengikuti segala aktifitas yang dijalankan oleh industri. Dari sini penulis mendapatkan ilmu yang bermanfaat serta segala sesuatu yang lebih dibandingkan dengan pembelajaran yang selama ini dilaksanankan dalam bangku sekolah. Selama pelaksanaan Praktik Industri dan penyusunan laporan Praktik Industri ini, penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Kegiatan Praktik Industri merupakan program yang wajib di tempuh oleh semua siswa SMK Muhammadiyah Piyungan.

2. Perbaikan yang dilakukan di bengkel ini adalah perbaikan (Misal) mesin, kelistrikan, chasis dan bodi.

3. Penyebab adanya perbaikan over houl kepala silinder adalah adanya kebocoran saluran di kepala silinder, saat pembukaan katup yang tidak tepat, dan penurunan tenaga mesin.

4. Perbaikan pada kepala silinder selain penggantian komponen juga terdapat perbaikan menambal-selep permukaan kepala silinder yang bersentuhan dengan blok silinder dan penyekuran katup.5. Siswa dapat menerapkan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh di bangku sekolah khususnya mata pelajaran kejuruan dan teori keselamatan dan kesehatan kerja.

6. Tanpa manajemen yang professional dan berkelanjutan sebuah industri tidak mampu meningkatkan kualitas produksinya.

7. Siswa dapat mengetahui sikap kerja, tata tertib kerja serta keselamatan dan kesehatan kerja dalam sebuah industri yang sangat berbeda dengan lingkungan pendidikan di sekolah.

B. SARAN

Berdasarkan kondisi selama malaksanakan Praktik Industri di, kami dapat memberikan masukan demi kemajuan bersama antara lain :

1. Bagi Siswa

a. Meningkatkan disiplin diri dan etos kerja agar pelaksanaan Praktik Industri berjalan lancar dan penuh semangat.

b. Peserta bertanya dan konsultasi dengan pembimbing industri untuk mendapatkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang lebih mutakhir.

c. Mempersiapkan diri dari segi fisik ataupun segi mental sebelum pelaksanaan Praktik Industri.

d. Bersikap sopan dan santun terhadap karyawan ataupun seseorang yang berada dalam lingkungan perusahaan.

e. Selama proses pembelajaran dalam industri harus berinisiatif dan aktif untuk selalu mencari tahu segala teknologi yang ada dalam perusahaan tersebut.

2. Bagi SMK Muhammadiyah Piyungana. Kuantitas dan kualitas pembekalan Praktik Industri hendaklah ditingkatkan agar siswa benar-benar siap terjun dalam lingkungan industri.

b. Perlu adannya pemantauan secara langsung dari pihak jurusan ke pihak industri dalam pelaksanaan Praktik Industri ini.

c. Meningkatkan hubungan kerja sama dengan pihak industri dalam bentuk penyediaan lokasi tempat Praktik Industri sehingga sudah ada wadah bagi siswa untuk melaksanakan mata pelajaran wajib lulus tersebut.

3. Bagi Industri

a. Hubungan kerjasama yang sudah terjalin agar dapat dipertahankan dan lebih ditingkatkan.

b. Penambahan karyawan untuk lebih memperbaiki manajeman industri di perusahaan.

c. Sikap Pembimbing Industri lebih ditingkatkan dalam hal perhatian terhadap peserta industri.

DAFTAR PUSTAKA

Tim Praktik Industri. 2015. Pedoman Praktik Industri. Yogyakarta. SMK Muhammadiyah Piyungan Service Technology Group. Buku Petunjuk Service General Motor. GM

Training Center. 2003. Engine Management All Product. GM

U

14

5

6

7

10

7

8

10

4

10

3.

9

13

8

2

12

11

1

Mekanik

Widi Andri Abadi

Mekanik

Kusmiyanto

Mekanik

Agung Sri Sadono

Leader

Hartako

Kasir Kecil

Anastasia

Adm. Spare Parts

Anastasia

Adm. Service / Claim

Anastasia

Front Man / SA

Maksum Lutfyantoro

Spare Parts / Gudang

Fauzan Akbar

Ka. ASS

Maksum Lutfyantoro

Mengetahui,

Arry Eko Priyono

SA (service advisor)

Mobil masuk

Pembuatan WO (Work Order)

Putih (Mekanik)

Merah (arsip Kepala Administrasi)

Kuning (Pelanggan)

Mekanik

Mendiagnosis di stall diagnosis

Mengerjakan sesuai WO di stall 1, 2 dan 3

Spare part

Print Output data spare part yang diambil :

Putih (arsip SP)

Merah (mekanik)

Kasir

Pembuatan SI (Service Invoice)

Putih (Pelanggan)

Merah (kasir besar)

Kuning (SUN motor pusat)

Biru (arsip kasir)

Konsumen

1

3

6

4

5

7

8

Leader

2

e

b

c

d

f

a

PAGE