contoh lapkas wulandari

18
LAPORAN KASUS ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN Pembimbing : dr. S. Windayati, H. Sp.KK Oleh: Wulandari 109170031 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI 1

Upload: thenewaasitumorang

Post on 10-Dec-2015

234 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

contoh lapkas wulan

TRANSCRIPT

LAPORAN KASUS

ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN

Pembimbing :

dr. S. Windayati, H. Sp.KK

Oleh:

Wulandari

109170031

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI

CIREBON

2014

1

I. IDENTITAS

A. IDENTITAS PENDERITA

Nama : Tn. R

Usia : 59 tahun

Jenis Kelamin : laki-laki

Alamat : Sri Kuncoro 2 /XI merukuh Semarang

Agama : Islam

Suku : Jawa

Pekerjaan : Supir

Tanggal Masuk RS : 10-12-2014

II. ANAMNESIS

Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal 12 Desember 2014

pukul 10.20 WIB

A. Keluhan utama : Perih

B. Riwayat Penyakit Sekarang :

Penderita datang ke RSUD Tugurejo dengan keluhan perih di sekitar

mata dan kening sebelah kiri sejak 1 hari sebelum masuk RS (3 hari sebelum

pemeriksaan).nyeri dirasakan terus menerus. Awalnya sejak kurang lebih 3

hari sebelum masuk RS (6 hari sebelum pemeriksaan) penderita merasa di

sekitar mata kiri kemerahan dan agak bengkak di sertai pusing, mual dan

muntah, serta nafsu makan menurun. Semakin hari daerah di sekitar mata kiri

dirasa semakin nyeri dan perlahan lahan timbul seperti bintik bintik berisi

cairan jernih, bintik bintik berisi cairan di rasa semakin banyak dan nyeri, di

sertai mata kiri yang bengkak, bintik bintik berisi cairan menyebar sampai ke

kening sebelah kiri dan kepala bagian depan sebelah kiri, kemudian beberapa

cairan tersebut ada yang pecah dan menjadi luka kering di sekitar hidung,

sampai saat ini penderita merasa lukanya masih basah dan masih banyak

bintik berisi cairan yang masih basah. penderita hanya merasa nyeri saja

namun tidak gatal. Keluhan dirasakan hanya di sisi kiri saja, tidak ada bagian

lain yang mengalami hal serupa.

2

Riwayat Pengobatan : Keluhan penderita sudah pernah diobati dengan

minyak kayu putih di oles ke bagian wajah sebelah kiri yang dibeli sendiri

oleh penderita di apotik pada hari ke 2 gejala, dan keluhan tidak mereda.

C. Riwayat Penyakit Dahulu

Keluhan serupa : Penderita pernah merasakan keluhan seperti ini

sebelumnya kurang lebih 8 bulan sebelum masuk RS, saat itu penderita

di berikan salep oleh dokter dan sembuh, nama salep lupa.

Alergi : Disangkal

Asma : Disangkal

Diabetes Melitus : Disangkal

Jantung : Disangkal

D. Riwayat Penyakit Keluarga

Keluhan serupa : Disangkal

Alergi : Disangkal

Asma : Disangkal

Diabetes mellitus : Disangkal

Hipertensi : Disangkal

Jantung : Disangkal

E. Riwayat Pribadi dan Sosial

Penderita tinggal dengan 5 orang anggota keluarga dalam 1 rumah.

Anggota keluarga yang sakit serupa di sangkal.

Pemakaian handuk atau pakaian secara bersamaan (-)

III. PEMERIKSAAN FISIK

Pemeriksaan fisik dilakukan pada tanggal 12 Desember 2014 pukul 10.35

WIB

STATUS GENERALIS

a. Keadaan Umum : Tampak sakit ringan

b. Kesadaran : Komposmentis

GCS : 15 (E4, V5, M6)

3

c. Vital Sign : TD : 140/80 mmHg

N : 88 x/m, irama reguler, isi cukup

R : 20 x/m

S : 36,70C (aksila)

d. Status gizi : Kesan gizi cukup

e. Kulit

Warna : Sawo matang

Sianosis : Tidak ada

Ptekie : ada

f. Kepala : bentuk normocepal, rambut warna hitam, lebat, distribusi

merata, tidak mudah dicabut.

g. Mata : CA -/-, SI -/-, Rc (+/+) (+/+) isokor 3mm/3mm

h. Telinga : Bentuk normal, simetris, inflamasi (-), sekret minimal.

i. Hidung : Simetris, PCH (-), sekret (-)

j. Mulut : Bentuk normal, mukosa tidak hiperemis

k. Lidah : Tidak pucat, tidak kotor, warna merah muda

l. Tonsil : Tidak ada pembesaran

m. Faring : Tidak hiperemis

n. Leher : Tidak ada pembesaran KGB

o. Thorak

Paru-paru : Inspeksi : Bentuk : Simetris

Retraksi : tidak ada

Gerakan napas: Simetris

Palpasi : Ekspansi napas : Simetris

Fremitus taktil : simetris

Perkusi : Sonor disemua lapang paru

Batas paru-hepar : ICS 5 linea

midclavicula dextra

Peranjakan hepar : ICS 6 linea

midclavicula dextra

Auskultasi : Vesikuler kanan = kiri, Rh -/-, Wh -/-

Jantung : Inspeksi : Ictus cordis terlihat di ICS 5 linea

4

midclavicula sinistra

Palpasi : Nyeri tekan (-), Thrill (-)

Perkusi :

Batas jantung kanan : ICS 4 linea midclavicula

dextra

Batas jantung kiri : ICS 5 linea midclavicula

sinistra

Batas pinggang jantung :

ICS 3 linea parasternalis sinistra

Auskultasi : BJ I dan II reguler, murmur (-),

gallop (-)

p. Abdomen :

Inspeksi : Bentuk : Datar

Umbilicus : Ditengah, inflamasi (-)

Massa (-),

Auskultasi : Bising usus (+) 11x/m

Perkusi : Timpani seluruh lapang perut

Hepar: 1 jari bawah arcus costa

Lien : tidak ada pembesaran

Palpasi : Nyeri tekan (-), distensi (-), masa tidak teraba,

Hepar : teraba 1 jari bac,

Lien : tidak ada pembesaran,

Ginjal : tidak teraba.

q. Ekstremitas

Akral : hangat

CRT : <2 dtk

Sianosis : tidak ada

Edema : (-/-)

STATUS VENEROLOGI :Tidak dilakukan

5

STATUS DERMATOLOGI

6

Inspeksi :

a. Lokasi : Hidung sebelah kiri, sekitar mata sebelah kiri, kening

sebelah kiri, kepala bagian depan sebelah kiri

b. Efloresensi : vesikel,pustula, makula eritema, edema, krusta, ekskoriasi.

c. Diameter : papul eritem ± 0,5 cm, makula eritem ± 3 cm,krusta ± 2

cm.

Palpasi :

a. Suhu : sama dengan kulit sekitar

b. Permukaan : tidak rata

c. Nyeri (+)

IV. RESUME

ANAMNESIS

Penderita datang ke RSUD Tugurejo dengan keluhan perih di sertai

timbul bintik-bintik berisi cairan di sekitar mata sebelah kiri sejak 1 hari

sebelum masuk rs. Sebelumnya 3 hari sebelum masuk RS penderita

mengeluhkan mata sebelah kri berwarna kemerahan saja, disertai pusing,

mual, dan muntah, serta nafsu makan berkurang. Setelah kemerahan timbul

bintik bintik berisi cairan di sekitar mata, kening sebelah kiri, bintik-bintik

berisi cairan dirasa semakin banyak, sebagian ada yang sudah pecah

kemudian kering, sebagian banyak yang masih basah, nyeri (+), gatal (-).

Riwayat Pengobatan : Keluhan penderita sudah pernah diobati dengan

minyak kayu putih di oles ke bagian wajah sebelah kiri yang dibeli sendiri

oleh penderita di apotik pada hari ke 2 gejala, dan keluhan tidak mereda.

Riwayat Penyakit Dahulu

Keluhan serupa : Penderita pernah merasakan keluhan seperti ini

sebelumnya kurang lebih 8 bulan sebelum masuk RS, saat itu penderita

di berikan salep oleh dokter dan sembuh, nama salep lupa.

Alergi : Disangkal

STATUS DERMATOLOGI

Inspeksi :

7

a. Lokasi : Hidung sebelah kiri, sekitar mata sebelah kiri, kening

sebelah kiri, kepala bagian depan sebelah kiri

b. Efloresensi : vesikel,pustula, makula eritema, edema, krusta, ekskoriasi.

c. Diameter : papul eritem ± 0,5 cm, makula eritem ± 3 cm,krusta ± 2

cm.

Palpasi :

d. Suhu : sama dengan kulit sekitar

e. Permukaan : tidak rata

f. Nyeri (+)

V. DIAGNOSIS BANDING

- Herpes zoster oftalmika sinistra

- Impetigo vesikobulosa.

VI. USULAN PEMERIKSAAN

- Biakan jaringan

- Imunofluoresensi

- Apusan tzanck

VII. DIAGNOSIS KERJA

Herpes zoster oftalmika sinistra

VIII. PENATALAKSANAAN

1. Penderita di rawat di rumah sakit dengan pengawasan yang hati-hati

terutama untuk kelianan mata

2. Topikal :

a) Talk bismuth subgalat; zincum oksida10%; lotio kalamin

b) Mata: tetrasiklin oint 1%, garamicin0,1%.

c) Asiklovir salep 5%

d) Terapi herpes zoster oftalmik

Imunokompeten : asiklovir 5x800 mg/ hari selama 7 hari

Valasiklovir 100 mg setiap hari setiap 8 jam selama 7 hari

8

Famsiklovir 200 mg/ hari selama 7 hari.

Imunocompromised dengan komplikasi diobati dengan

asiklovir 10 mg/kg BB IV tiap 8 jam selama 10 hari

3. Sistemik

a) Penisilin, tetrasiklin jika infeksi sekunder

IX. PROGNOSIS

Umumnya baik jika faktor pencetus dihindari

Quo ad vitam : ad bonam

Quo ad fungsionam : ad bonam

Quo ad sanationam : ad bonam

9

PEMBAHASAN

A. Definisi

Infeksi virus herpes zoster yang mengenai bagian ganglion gasseri yang

menerima serabut saraf dari cabang oftalmikus saraf trigeminus (N.V), ditandai

dengan erupsi herpetik unilateral pada kulit.

B. Epidemiologi

Herpes zoster dapat muncul disepanjang tahun karena tidak dipengaruhi

oleh musim dan tersebar merata di seluruh dunia, tidak ada perbedaan angka

kesakitan antara laki-laki dan perempuan, angka kesakitan meningkat dengan

peningkatan usia. Di negara maju seperti Amerika, penyakit ini dilaporkan sekitar

6% setahun, di Inggris 0,34% setahun sedangkan di Indonesia lebih kurang 1%

setahun.

Herpes zoster terjadi pada orang yang pernah menderita varisela

sebelumnya karena varisela dan herpes zoster disebabkan oleh virus yang sama

yaitu virus varisela zoster. Setelah sembuh dari varisela, virus yang ada di

ganglion sensoris tetap hidup dalam keadaan tidak aktif dan aktif kembali jika

daya tahan tubuh menurun. Lebih dari 2/3 usia di atas 50 tahun dan kurang dari

10% usia di bawah 20 tahun.

C. Etiologi

Herpes zoster disebabkan oleh infeksi virus varisela zoster (VVZ) dan

tergolong virus berinti DNA, virus ini berukuran 140-200 nm, yang termasuk

subfamili alfa herpes viridae. Berdasarkan sifat biologisnya seperti siklus

replikasi, penjamu, sifat sitotoksik dan sel tempat hidup laten diklasifikasikan

kedalam 3 subfamili yaitu alfa, beta dan gamma. VVZ dalam subfamili alfa

mempunyai sifat khas menyebabkan infeksi primer pada sel epitel yang

menimbulkan lesi vaskuler. Selanjutnya setelah infeksi primer, infeksi oleh virus

herpes alfa biasanya menetap dalam bentuk laten didalam neuron dari ganglion.

Virus yang laten ini pada saatnya akan menimbulkan kekambuhan secara periodik.

Secara in vitro virus herpes alfa mempunyai jajaran penjamu yang relatif luas

10

dengan siklus pertumbuhan yang pendek serta mempunyai enzim yang penting

untuk replikasi meliputi virus spesifik DNA polimerase dan virus spesifik

deoxypiridine (thymidine) kinase yang disintesis di dalam sel yang terinfeksi.3

D. Patogenesis

Infeksi primer dari VVZ ini pertama kali terjadi di daerah nasofaring.

Disini virus mengadakan replikasi dan dilepas ke darah sehingga terjadi viremia

permulaan yang sifatnya terbatas dan asimptomatik. Keadaan ini diikuti masuknya

virus ke dalam Reticulo Endothelial System (RES) yang kemudian mengadakan

replikasi kedua yang sifat viremia nya lebih luas dan simptomatik dengan

penyebaran virus ke kulit dan mukosa. Sebagian virus juga menjalar melalui serat-

serat sensoris ke satu atau lebih ganglion sensoris dan berdiam diri atau laten

didalam neuron. Selama antibodi yang beredar didalam darah masih tinggi,

reaktivasi dari virus yang laten ini dapat dinetralisir, tetapi pada saat tertentu

dimana antibodi tersebut turun dibawah titik kritis maka terjadilah reaktivasi dari

virus sehingga terjadi herpes zoster.

E. Gejala Klinis

Gejala prodromal herpes zoster biasanya berupa rasa sakit dan parestesi pada

dermatom yang terkena. Gejala ini terjadi beberapa hari menjelang timbulnya

erupsi. Gejala konstitusi, seperti sakit kepala, malaise, dan demam, terjadi pada

5% penderita. Gambaran yang paling khas pada herpes zoster adalah erupsi yang

lokalisata dan unilateral. Jarang erupsi tersebut melewati garis tengah tubuh.

Umumnya lesi terbatas pada daerah kulit yang dipersarafi oleh salah satu ganglion

sarafsensorik. Erupsi mulai dengan eritema makulopapular. Dua belas hingga dua

puluh empat jam kemudian terbentuk vesikula yang dapat berubah menjadi

pustula pada hari ketiga. Seminggu sampai sepuluh hari kemudian, lesi mengering

menjadi krusta. Krusta ini dapat menetap menjadi 2-3 minggu.Keluhan yang berat

biasanya terjadi pada penderita usia tua. Pada anak-anak hanya timbul keluhan

ringan dan erupsi cepat menyembuh.

11

F. Diagnosis Banding

Impetigo vesikobulosa

adalah suatu bentuk impetigo dengan gejala utama berupa lepu-lepuh

berisi cairan kekuningan dengan dinding tegang, terkadang tampak

hipopion. Lepuh timbul mendadak pada kulit sehat, bervariasi mulai miliar

hingga lentikular, dapat bertahan 2-3 hari. Berinding tebal dan ada

hipopion. Jika pecah menimbulkan krusta yang coklat datar dan tipis.

Eloresensi : tampak bula atau vesikel dengan dinding tebal dan tipis, miliar

hingga lentikular, kulit dan sekitarnya tak menunjukan peradangan,

kadang-kadak tampak hipopion.

G. Prognosis

Prognosis dermatitis kontak alergi umumnya baik pada usia muda. Pada usia

tua dapat menimbulkan sekuele neuralgia pascaherpetika.

12

DAFTAR PUSTAKA

1. Djuanda, S., dan Sri A., 2011. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, Jakarta:

Balai Penerbit FKUI.

2. Siregar, R. S., Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit, Ed 2., EGC :

Jakarta, 2008

3. Harahap, M., Ilmu Penyakit Kulit. Hipokrates : Jakarta.2007

4. James WD, Berger TG, Elston DM. Andrew’s Diseases of the Skin

Clinical Dermatology. 10th ed. Philadelphia: Saunders Elsevier; 2010.

5. National Institute of Occupational Safety Hazards (NIOSH), 2009.

Occupational and Environmental Exposure of Skin to Chemic.

6. Weekly epidemiological record. World Health Organization 2011; 86:

389-400.

13