contoh kasus model data pada basis data

18
Bab I. Pembahasan RELASI A. Relasi (Relationship) dan Himpunan Relasi (Relationship Set) Relasi menunjukkan adanya hubungan diantara sejumlah entitas yang berasal dari himpunan entitas yang berbeda. Kumpulan semua relasi diantara entitas-entitas yang terdapat pada himpunan entitas himpunan entitas tersebut membentuk himpunan relasi (relationship set). Istilah Himpunan Relasi jarang sekali digunakan dan lebih sering disingkat dengan istilah Relasi saja. Contoh: Himpunan entitas matakuliah ini memiliki relasi dengan himpunan entitas mahasiswa

Upload: andre-syahidu

Post on 16-Apr-2017

1.326 views

Category:

Data & Analytics


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: Contoh kasus Model Data pada Basis Data

Bab I. Pembahasan

RELASI

A. Relasi (Relationship) dan Himpunan Relasi (Relationship Set)

Relasi menunjukkan adanya hubungan diantara sejumlah entitas yang berasal dari

himpunan entitas yang berbeda. Kumpulan semua relasi diantara entitas-entitas yang terdapat

pada himpunan entitas himpunan entitas tersebut membentuk himpunan relasi (relationship

set).

Istilah Himpunan Relasi jarang sekali digunakan dan lebih sering disingkat dengan istilah

Relasi saja.

Contoh: Himpunan entitas matakuliah ini memiliki relasi dengan himpunan entitas

mahasiswa

Page 2: Contoh kasus Model Data pada Basis Data

B. Kardinalitas/Derajat Relasi

Kardinalitas relasi menunjukkan jumlah maksimum entitas yang dapat berelasi dengan

entitas pada himpunan entitas yang lain Kardinalitas relasi merujuk kepada hubungan

maksimum yang terjadi dari himpunan entitas yang satu ke himpunan entitas yang lain dan

begitu juga sebaliknya. Kardinalitas/Derajat Relasi Kardinalitas relasi yang terjadi antara dua

himpunan entitas (misalnya A dan B) dapat berupa:

1. Satu ke satu (one to one)

Yang berarti setiap entitas pada himpunan entitas A berhubungan paling banyak dengan

satu entitas pada himpunan entitas B, begitu juga sebaliknya.

2. Satu ke Banyak (One to Many)

Yang berarti setiap entitas pada himpunan entitas A dapat berhubungan dengan banyak

entitas pada himpunan entitas B, tetapi tidak sebaliknya, dimana setiap entitas pada himpunan

entitas B berhubungan paling banyak dengan satu entitas pada himpunan entitas A.

Page 3: Contoh kasus Model Data pada Basis Data

3. Banyak ke Satu (Many To One)

Yang berarti setiap entitas pada himpunan entitas A berhubungan paling banyak dengan

satu entitas pada himpunan entitas B, tetapi tidak sebaliknya, dimana setiap entitas pada

himpunan entitas A berhubungan paling banyak satu entitas pada himpunan entitas B.

4. Banyak ke Banyak (Many to Many)

Yang berarti setiap entitas pada himpunan entitas A dapat berhubungan dengan banyak

entitas pada himpunan entitas B, dan demikian juga sebaliknya, dimana setiap entitas pada

himpunan entitas B dapat berhubungan dengan banyak entitas pada himpunan entitas A

Catatan: Kardinalitas Relasi satu ke bayak dan banyak ke satu dapat dianggap sama.

Page 4: Contoh kasus Model Data pada Basis Data

Simbol relasi antar entitas :

1. Satu ke satu

2. Satu ke Banyak

3. Banyak ke Satu

4. Banyak ke Banyak

1) Relasi Satu ke Satu

Adanya relasi antara himpunan entitas dosen dengan himpunan entitas jurusan.

Himpunan relasinya diberi nama Mengepalai. Pada relasi ini, setiap dosen paling

banyak mengepalai satu jurusan. Dan setiap jurusan dikepalai oleh paling banyak satu

orang dosen.

Page 5: Contoh kasus Model Data pada Basis Data

2) Relasi Satu ke Banyak

Adanya relasi antara himpunan entitas Dosen dengan himpunan entitas Kuliah.

Himpunan relasinya diberi nama ‘Mengajar’. Pada relasi ini, setiap dosen dapat

mengajar lebih dari satu matakuliah, sedangkan setiap matakuliah diajar hanya boleh

paling banyak satu orang dosen.

3) Relasi Banyak ke Banyak

Adanya relasi antara himpunan entitas Mahasiswa dengan himpunan entitas Kuliah.

Himpunan relasinya diberi nama ‘Mengajar’. Pada relasi ini, setiap mahasiswa dapat

mempelajari lebih dari satu matakulaih, demikian juga sebaliknya, setiap matakuliah

dapat dipelajari oleh lebih dari satu orang mahasiswa.

Page 6: Contoh kasus Model Data pada Basis Data

1. Tahap Pembuatan Diagram E-R

Diagram E-R selalu dibuat secara bertahap. Paling tidak ada dua kelompok tahapan yang

biasa ditempuh didalam pembuatan diagram E-R, yaitu:

1. Tahap pembuatan diagram E-R Awal (preliminary design)

2. Optimasi diagram E-R (final Design)

Objektif dari tahap pertama adalah:

1. untuk mendapatkan sebuah rancangan basis data minimal yang dapat mengakomodasi

kebutuhan penyimpanan data terhadap sistem yang sedang dibuat atau dikembangkan.

2. Tahap awal biasanya juga mengabaikan anomali-anomali (pengecualian-pengecualian)

yang memang ada sebagai suatu fakta, anomali-anomali tersebut biasanya

dipertimbangkan ditahap kedua.

Sedang untuk tahap yang pertama langkah-langkah teknis yang dapat dilakukan untuk

menghasilkan diagram E-R awal adalah sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi dan menetapkan seluruh himpunan entitas yang terlibat.

2. Menentukan atribut-atribut key dari masing-masing himpunan entitas.

3. Mengidentifikasi dan menetapkan seluruh himpunan relasi diantara himpunan entitas-

himpunan entitas yang ada beserta foreign-key nya.

4. Menentukan derajat/kardinalitas relasi untuk setiap himpunan relasi.

5. Melengkapi himpunan entitas dan himpunan relasi dengan atribut-atribut deskriptif (non

key).

Jika diterapkan langkah-langkah teknis pada tahap pertama tersebut untuk mewujudkan

perancangan basis data pada lingkup sistem perkuliahan, maka urutan penggambarannya

adalah sebagai berikut:

Mengidentifikasi dan menetapkan seluruh himpunan entitas yang akan terlibat

Menetukan atribut-atribut Key dari masing-masing himpunan entitas

Page 7: Contoh kasus Model Data pada Basis Data

Mengidentifikasi dan menetapkan seluruh himpunan relasi diantara himpunan

entitas-himpunan entitas yang ada beserta foreign key nya

Menentukan derajat/kardinalitas relasi untuk setiap himpunan relasi

Melengkapi himpunan entitas dan himpunan relasi dengan atribut-atribut deskriptif

(non key)

3. Diagram E-R dengan Kamus Data

Objektif utama dari pembuatan diagram E-R adalah untuk menunjukkan objek-objek

(himpunan entitas) apa saja yang ingin dilibatkan dalam sebuah basis data dan bagaimana

hubungan yang terjadi diantara objek-objek tersebut.

Page 8: Contoh kasus Model Data pada Basis Data

Kamus data berisi daftar atribut yang diapit kurung kuruwal (‘{‘ dan ‘}‘). Atribut yang

berfungsi sebagai key juga dibedakan dengan yang bukan key dengan menggaris bawahi

atribut tersebut. Karena itu, dapat diperoleh untuk menggambarkan diagram E-R dengan

tambahan kamus data seperti berikut.

4. Derajat Relasi Minimum

Menunjukan hubungan (korespondensi) minimal yang boleh terjadi dalam sebuah relasi

antar himpunan entitas. Contoh relasi antar himpunan entitas Mahasiswa dan Kuliah, dapat

diketahui bahwa seorang mahasiswa boleh mengambil banyak matakuliah sekaligus dan

demikian juga sebaliknya (sehingga Kardinalitas Relasinya adalah banyak-ke-banyak atau N-

N). Sementara derajat minimum dalam relasi tersebut dapat diketahui dari fakta bahwa

seorang mahasiswa boleh tidak mengambil matakuliah satupun (karena sedang cuti,

misalnya) dan bisa terjadi sebuah matakuliah tidak diikuti oleh seorang mahasiswa pun

(karena merupakan matakuliah pilihan, misalnya). Dengan begitu relasi minimumnya sama-

sama 0.

Relasi antar Kuliah dan Dosen. Seorang dosen mungkin saja belum/tidak dimungkinkan

untuk mengajar satu matakuliah pun (derajat relasi minimum-nya adalah nol), tetapi ada fakta

bahwa setiap matakuliah harus sudah ditentukan dosen yang akan mengajarkannya (sehingga

Derajat Relasi Minimum-nya adalah 1).

Dalam Diagram E-R, Derajat Relasi Minimum ini boleh pula disertakan walaupun

tidak wajib sifatnya. Notasinya disatukan dengan Derajat Relasi (Maksimum) yang sudah

umum digunakan dengan format penuliasan (x,y) dimana x mewakili Derajat Relasi

Minimum dan y mewakili Derajat Relasi Maksimum. Dan dapat digambarkan Diagram E-R

untuk sistem perkuliahan sbb.

Page 9: Contoh kasus Model Data pada Basis Data

Dengan Diagram E-R diatas, maka pemahaman akan hubungan antara himpunan

entitas tersebut adalah:

Seorang mahasiswa dapat mempelajari banyak matakuliah sekaligus, tapi boleh juga

tidak (belum) mempelajari matakuliah satupun.

Setiap matakuliah dapat diikuti oleh banyak mahasiswa, tapi bisa saja ada matakuliah

yang tidak (belum pernah) diikuti oleh satu pun mahasiswa.

Seorang dosen boleh mengajar banyak mata kuliah sekaligus, tetapi bisa saja terjadi

ada dosen yang tidak (belum diperbolehkan) mengajar satu matakuliah pun.

Setiap matakuliah hanya boleh diajarkan oleh seorang dosen dan tidak boleh ada

matakuliah yang belum ditentukan siapa dosennya.

5. Diagram E-R dalam Notasi Lain

Dalam berbagai literatur akan dapat dijumpai pula penggambaran Diagram E-R dengan

sedikit perbedaan penggunaan notasi. Berikut adalah salah satu contoh penggambaran

Diagram E-R yang sedikit berbeda dengan yang telah digunakan sebelumnya.

Pada Diagram E-R tersebut, perbedaannya terletak pada penggambaran Derajat Relasi

yang sekaligus juga telah mengakomodasi adanya Derajat Relasi Minimum.

Page 10: Contoh kasus Model Data pada Basis Data

Pada dasarnya, cara penggambaran manapun yang digunakan tidak menjadi masalah

yang berarti. Karena yang terpenting, Diagram E-R yang dibuat itu bisa ‘dibaca’ dan

dipahami siapa saja, sehinggaa dapat dengan tepat diimplementasikan ke dalam sebuah basis

data fisik.

Oleh karena itu, antara pembuat Diagram E-R (desainer basisdata) dan ‘pembaca’-nya

(implementator/administrator basis data) harus ada kesepakatan (kesamaan pengertian) lebih

dulu tentang notasi yang digunakan dalam pengambaran Diagram E-R.

Page 11: Contoh kasus Model Data pada Basis Data

Bab II. Sistem Informasi Perusahaan yang Menangani Proyek

1. Menentukan Entity (table)

Entitas pada sistem informasi ini adalah Bagian, Pegawai, Pengawas dan Proyek.

2. Menentukan Attribut (Field)

Field dari entity Bagian : No_Bagian

Field dari entity Pegawai : No_Peg, Nama _Peg

Field dari entity Proyek : No_Proyek, Nama_Proyek

Field dari entity Pengawas : Nomor_Peng, Nama_Peng

3. Menentukan atribut primary key dari setiap entity

Pada entity Bagian : no_ bagian digunakan sebagai primary key

Pada entity Pegawai : no_ peg digunakan sebagai primary key

Pada entity Proyek : no_ proyek digunakan sebagai primary key

Pada entity Pengawas : nomor_peng digunakan sebagai primary key

4. Menentukan Relasi

PENGAWASDI

JALANKANOLEH

BAGIAN

DI TUGASKAN

KE

PEGAWAI BEKERJAPADA

PROYEK

no_bagian no_peng nama_peng

no_peg nama_peg no_proyek nama_proyek

Page 12: Contoh kasus Model Data pada Basis Data

5. Penjelasan Relasi Diatas

Cardinality Ratio antara pengawas & bagian Disebut One to one, karena setiap bagian

paling banyak di jalankan oleh satu pengawas. Dan setiap pengawas di jalankan oleh

paling banyak satu bagian.

Cardinality Ratio antara Bagian & Pegawai Disebut many to Many, karena bagian

dapat ditugaskan ke lebih dari satu pegawai, demikian juga sebaliknya, setiap pegawai

dapat di tugaskan ke lebih dari satu bagian.

Cardinality Ratio antara pegawai & proyek Disebut many to one, karena setiap

pegawai bekerja hanya boleh paling banyak satu proyek, sedangkan setiap proyek

dapat dikerjakan lebih dari satu pegawai.

Page 13: Contoh kasus Model Data pada Basis Data

no_alatberat nama_alatberat

ALAT_BERATPUNYA

no_pegawai nama_peg

PEGAWAI

no_cus nama_cus

SEWA

CUSTOMER

Bab III. Studi Kasus

Sistem Informasi Penyewaan Alat Berat :

1. Menentukan Entity (table)

Entitas pada sistem ini adalah : member, pegawai, alat_berat

2. Menentukan attribut (field)

Field dari table pegawai : no_pegawai, nama_peg

Field dari table alat_berat : no_alatberat, nama_alatberat

Field dari table customer : no_cus, nama_cus

3. Menentukan atribut primary key dari setiap entity

Pada entity pegawai : no_pegawai digunakan sebagai primary key

Pada entity alat_berat : no_alatberat digunakan sebagai primary key

Pada entity customer : no_cus digunakan sebagai primary key

4. Membuat relasi

5. Penjelasan

Cardinality Ratio antara pegawai & alat_berat Disebut One to Many, karena pegawai

dapat mempunyai alat_berat lebih dari 1

Customer melakukan transaksi dengan pegawai untuk menyewa alat berat dengan

Cardinality Ratio antara Customer & alat_berat Disebut One to Many, karena seorang

Customer dapat menyewa alat_berat lebih dari 1

1

N

N1