contoh kak rispam

24
3 Kerangka Acuan Kerja (KAK) Kegiatan Penyusunan RISPAM Kabupaten Bogor, 2014 - MZ@2014 I - BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pemenuhan kebutuhan air minum rumah tangga masyarakat daerah kabupaten/kota yang terus semakin meningkat seiring dengan pertambahan populasi penduduk, dilakukan dengan pengembangan sistem penyediaan air minum (SPAM).Kewajiban untuk mengembangkan SPAM tersebut pada dasarnya adalah merupakan tanggungjawab pemerintah daerah kabupaten/kota (pemkab/kota). Namun, mengingat masih sangat terbatasnya sumber daya manusia yang ada di daerah tingkat dua (kabupaten/kota), maka baik pemerintah pusat maupun pemerintah tingkat satu (provinsi) harus dapat memberikan dukungan dan bantuan teknis pembinaan yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan dari daerah tersebut dalam upayanya melaksanakan penyelenggaraan SPAM secara optimal menyeluruh, berkelanjutan dan dilakukan secara terpadu dengan prasarana dan sarana sanitasi pada setiap tahapan penyelenggaraannya. Regulasi terhadap pengembangan sistem penyediaan air minum pada prinsipnya adalah bertujuan untuk terciptanya pengelolaan dan pelayanan air minum yang berkualitas, berkuantitas dan berkontinuitas kepada publik dengan harga yang terjangkau, tercapainya kepentingan yang seimbang antara masyarakat konsumen air minum dan tercapainya kepentingan yang seimbang antara masyarakat konsumen air minum dan penyedia jasa pelayanan air minum serta meningkatkan efisiensi dan cakupan pelayanan air minum (sesuai Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 Tentang Sumber Daya Air dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2005 Tentang Pengembangan SPAM. Perkembangan suatu wilayah sangat dipengaruhi oleh tersedianya sistem prasarana dan sarana yang menunjang untuk segala aktifitasnya, baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya. Apabila sistem prasarana dan sarana yang ada tidak cukup memadai maka perkembangan wilayah tersebut akan terhambat. Sistem prasarana dan sarana air bersih merupakan salah satu hal yang paling penting diperlukan untuk menunjang perkembangan suatu wilayah. Dari segi kuantitas, sistem penyediaan air bersih harus mampu melayani seluruh penduduk yang ada di wilayah tersebut terutama pada saat “jam puncak”, dan aliran air harus bisa melayani penduduk secara terus terus menerus (kontinu). Sedangkan dari segi kualitas air yang di distribusikan kepada penduduk harus memenuhi standar yang telah ditetapkan oleh pemerintah baik dari aspek fisik, kimia maupun mikrobiologi.

Upload: abuirham

Post on 24-Sep-2015

1.178 views

Category:

Documents


372 download

DESCRIPTION

Contoh KAK RISPAM Kota Bogor

TRANSCRIPT

  • 3

    Kerangka Acuan Kerja (KAK) Kegiatan Penyusunan RISPAM Kabupaten Bogor, 2014 - MZ@2014

    I -

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. LATAR BELAKANG

    Pemenuhan kebutuhan air minum rumah tangga masyarakat daerah kabupaten/kota

    yang terus semakin meningkat seiring dengan pertambahan populasi penduduk, dilakukan

    dengan pengembangan sistem penyediaan air minum (SPAM).Kewajiban untuk mengembangkan

    SPAM tersebut pada dasarnya adalah merupakan tanggungjawab pemerintah daerah

    kabupaten/kota (pemkab/kota). Namun, mengingat masih sangat terbatasnya sumber daya

    manusia yang ada di daerah tingkat dua (kabupaten/kota), maka baik pemerintah pusat maupun

    pemerintah tingkat satu (provinsi) harus dapat memberikan dukungan dan bantuan teknis

    pembinaan yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan dari daerah tersebut dalam upayanya

    melaksanakan penyelenggaraan SPAM secara optimal menyeluruh, berkelanjutan dan dilakukan

    secara terpadu dengan prasarana dan sarana sanitasi pada setiap tahapan penyelenggaraannya.

    Regulasi terhadap pengembangan sistem penyediaan air minum pada prinsipnya adalah

    bertujuan untuk terciptanya pengelolaan dan pelayanan air minum yang berkualitas,

    berkuantitas dan berkontinuitas kepada publik dengan harga yang terjangkau, tercapainya

    kepentingan yang seimbang antara masyarakat konsumen air minum dan tercapainya

    kepentingan yang seimbang antara masyarakat konsumen air minum dan penyedia jasa

    pelayanan air minum serta meningkatkan efisiensi dan cakupan pelayanan air minum (sesuai

    Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 Tentang Sumber Daya Air dan Peraturan Pemerintah

    Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2005 Tentang Pengembangan SPAM.

    Perkembangan suatu wilayah sangat dipengaruhi oleh tersedianya sistem prasarana dan

    sarana yang menunjang untuk segala aktifitasnya, baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya.

    Apabila sistem prasarana dan sarana yang ada tidak cukup memadai maka perkembangan

    wilayah tersebut akan terhambat. Sistem prasarana dan sarana air bersih merupakan salah satu

    hal yang paling penting diperlukan untuk menunjang perkembangan suatu wilayah. Dari segi

    kuantitas, sistem penyediaan air bersih harus mampu melayani seluruh penduduk yang ada di

    wilayah tersebut terutama pada saat jam puncak, dan aliran air harus bisa melayani penduduk

    secara terus terus menerus (kontinu). Sedangkan dari segi kualitas air yang di distribusikan

    kepada penduduk harus memenuhi standar yang telah ditetapkan oleh pemerintah baik dari

    aspek fisik, kimia maupun mikrobiologi.

  • 4

    Kerangka Acuan Kerja (KAK) Kegiatan Penyusunan RISPAM Kabupaten Bogor, 2014 - MZ@2014

    I -

    Unsur-unsur yang membentuk suatu sistem penyediaan air modern, akan meliputi:

    Sumber-sumber penyediaan (sumber air baku).

    Sarana penampungan.

    Sarana penyaluran ke instalasi pengolahan.

    Sarana pengolahan.

    Sarana distribusi.

    Dalam perencanaan sarana penyediaan air bagi masyarakat, jumlah dan mutu air

    merupakan hal yang paling penting. Gambar 1.1 mengilustrasikan tentang hubungan antara

    unsur-unsur fungsional dari suatu sistem penyediaan air bersih.

    Dalam Gambar 1.1, tidak setiap unsur fungsional tersebut akan masuk dalam

    perencanaan sistem penyediaan air bersih. Sebagai contoh, apabila kita memanfaatkan air tanah

    (ground water) sebagai sumber air baku, maka pada perencanaan sistem penyediaan air bersih

    tidak memerlukan unsur penampungan dan penyaluran. Sedangkan apabila kita memanfaatkan

    air permukaan (surface water) sebagai sumber air baku, maka unsur penampungan dan

    penyaluran sangat diperlukan dalam perencanaan.

    Seperti telah diulas sebelumnya, bahwa air bersih merupakan salah satu kebutuhan

    pokok dan merupakan barang yang diklasifikasikan sebagai merit good, dimana keberadaanya

    merupakan suatu kebutuhan, baik dimusim kemarau maupun dimusim hujan. Dibeberapa

    tempat, baik diperkotaan maupun diperdesaan, pemenuhan kebutuhan air bersih merupakan

    masalah yang tidak mudah penyelesaiannya. Hal ini berkaitan dengan ketersediaan sumber air

    Sumber Air Baku

    Sarana Penangkap

    Air Baku

    Sarana Penyaluran

    (Transmisi)

    Sarana Pengolahan

    (IPA)

    Sarana Distribusi

    Gambar 1.1

    Kaitan Hubungan Unsur-unsur Fungsional dari

    Sistem Penyediaan Air Bersih

  • 5

    Kerangka Acuan Kerja (KAK) Kegiatan Penyusunan RISPAM Kabupaten Bogor, 2014 - MZ@2014

    I -

    yang terbatas dan kebutuhan biaya serta teknologi pengolahan sebelum air yang dimanfaatkan

    oleh masyarakat untuk berbagai kebutuhan relatif mahal.

    Dalam rangka memenuhi kebutuhan air untuk masyarakat, khususnya di Kabupaten

    Bogor, maka harus dilakukan kajian yang bersifat terus menerus dan menyeluruh agar

    permasalahan kekurangan air tidak terjadi lagi dimasa yang akan datang. Salah satu kajian

    tersebut diantaranya adalah dengan mengkaji potensi-potensi sumber air yang dapat dijadikan

    sebagai air bersih atau air minum baik air permukaan, air tanah dangkal, air tanah dalam dan

    mata air di sejumlah daerah yang terdapat dalam wilayah Kabupaten Bogor.

    Permasalahan lain yang sering timbul dalam penanganan air bersih adalah keterbatasan

    sumber daya, khususnya masalah pembiayaan/keuangan. Untuk menghasilkan air dengan

    kualitas yang layak, dan menghantarkannya kepada konsumen maka tidak sedikit biaya yang

    harus dikeluarkan untuk kontruksi Intake, Sistem Transmisi, Pengolahan dan Distribusi, juga

    untuk Operasional dan Perawatan, apalagi jika air baku yang digunakan adalah air permukaan.

    Masalah pembiayaan ini harus mendapat perhatian demi menjaga kesinambungan sistem

    penyediaan air bersih tersebut.

    Pengelolaan yang baik, berawal dari perencanaan yang baik, secara teknis, keuangan,

    kelembagaan, dan sosial budaya. Untuk itu perlu dilakukan perencanaan dasar dan pedoman

    yang selanjutnya disusun dalam bentuk rencana induk (masterplan) air bersih di Kabupaten

    Bogor dengan harapkan dapat menghasilkan butir-butir penting dalam pengelolaan air bersih di

    Kabupaten Bogor.

    Pada tahun 2007 Bappeda Kabupaten Bogor telah menyusunan Masterplan Air Bersih

    untuk perencanaan tahun 2007-2022, namun dalam pelaksanaannya masih terdapat

    ketidaksesuaian antara rencana dalam masterplan dengan implementasi pembangunan sarana

    air bersih. Dalam rangka memberikan gambaran dan untuk lebih terarahnya pembangunan

    prasarana dan sarana air bersih yang akan dibangun di Kabupaten Bogor, maka perlu di susun

    suatu master plan atau rencana induk sistem penyediaan air minum (RISPAM) yaitu suatu

    rencana jangka panjang 20tahunyang merupakan bagian dari perencanaan air bersih di suatu

    kota atau kawasan yang berisikan periode, tahapan, proyeksi, dimensi komponen-komponen

    utama sistem, prakiraan biaya dan keuntungan yang didapat, sebagaimana tertuang dalam

    Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 18/PRT/M/2007 tentang Penyelenggaraan

    Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum.

    Rencana induk pengembangan sistem penyediaan air minum Kabupaten Bogor ini

    diharapkan nantinya akan dapat lebih melengkapi dan memantapkan ploting tahapan rencana

  • 6

    Kerangka Acuan Kerja (KAK) Kegiatan Penyusunan RISPAM Kabupaten Bogor, 2014 - MZ@2014

    I -

    pengembangan SPAM di wilayah administrasi Provinsi Jawa Barat pada umumnya dan di wilayah

    administrasi Kabupaten Bogor pada khususnya.

    B. MAKSUD DAN TUJUAN

    Penyusunan Rencana Induk Sistem Pengembangan Air Minum(RISPAM) di Kabupaten

    Bogor adalah dalam rangka untuk menunjang peningkatan pelayanan air minum sejalan dengan

    program MDGS (Millenium Development Goals) dimana setengah dari penduduk yang belum

    memperoleh pelayanan air minum yang aman dapat memperoleh akses pelayanan air minum.

    Pada tahun 2013 Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum menetapkan

    target bahwa di tahun 2020 akses masyarakat terhadap infrastuktur dasar permukiman menjadi

    100 %, dengan memanfaatkan sumber daya dan sumber dana yang dimiliki oleh Kabupaten

    Bogor serta sumber dana lainnya sesuai dengan PP 16/2005 bahwa Air Minum menjadi

    tanggung jawab bersama.

    Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka maksud dari kegiatan penyusunan rencana

    induk sistem penyediaan air minum di Kabupaten Bogor, adalah :

    1. Mengidentifikasi kebutuhan air minum pada daerah studi perencanaan.

    2. Membantu Pemerintah kabupaten Bogor dalam menyusun rencana induk pengembangan

    SPAM di daerahnya.

    3. Mengetahui program yang dibutuhkan untuk pencapaian target pelayanan SPAM yang

    terukur pada setiap tahapan rencana (per 5 tahun).

    4. Memberikan masukan bagi pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten dalam upaya

    mengembangkan prasarana dan sarana air minum di Kabupaten Bogor melalui program yang

    berkelanjutan serta terpadu dengan prasarana dan sarana sanitasi lingkungan.

    5. Mengevaluasi, updating data dan informasi terbaru mengenai kebutuhan air masyarakat dan

    keberadaan sumber air di Wilayah Kabupaten Bogor.

    6. Mengevaluasi potensi sumber air baku bagi penyediaan air bersih yang bersumber dari air

    permukaan, air tanah dangkal dan air tanah dalam serta mata air di Kabupaten Bogor.

    7. Mengevaluasi dan menyusun perencanaan dasar penyediaan dan pemanfaatan air baku.

    8. Menganalisa kebutuhan investasi dalam penyediaan sarana air bersih.

    Sedangkan tujuan drai kegiatan penyusunan rencana induk sistem penyediaan air

    minum di Kabupaten Bogor adalah:

    1. Menghasilkan draft dokumen rencana induk pengembangan SPAM, yang akan dapat

    menjadi pedoman penyelenggaraan pengembangan SPAM di wilayah studi perencanaan

  • 7

    Kerangka Acuan Kerja (KAK) Kegiatan Penyusunan RISPAM Kabupaten Bogor, 2014 - MZ@2014

    I -

    Kabupaten Bogor hingga 20 tahun kedepan (2034) dan nantinya dilegalkan dan ditetapkan

    oleh Surat Keputusan Bupati Kabupaten Bogor.

    2. Tersedianya pedoman bagi pengambilan dan pemanfaatan sumber air bersih.

    3. Terpenuhinya kebutuhan air bersih dalam jumlah yang cukup dengan kualitas yang

    memenuhi persyaratan air minum bagi masyarakat sepanjang tahun.

    Berdasarkan maksud dan tujuan tersebut diatas, maka sasaran kegiatan ini adalah untuk

    memberikan gambaran yang jelas dan lengkap tentang Rencana Induk System Pengembangan

    Air Minum (RISPAM) di Kabupaten Bogor, agar upaya pengelolaan sumberdaya air secara

    terpadu, efisien dan berkelanjutan (suistanable) yang dapat memenuhi kebutuhan air untuk

    kegiatan manusia, meliputi:

    1. Tersedianya sumber-sumber air baku yang bisa dimanfaatkan untuk pemenuhan kebutuhan

    air bersih yang bersumber dari air permukaan, air tanah dangkal dan air tanah dalam serta

    mata air.

    2. Tersedianya peta digital potensi sumber-sumber air bersih di Kabupaten Bogor dalam format

    SIG (Sistem Informasi Geografis).

    3. Tersusunnya rencana pengelolaan air bersih bagi masyarakat.

    4. Tersusunnya rencana anggaran investasi dalam penyediaan sarana air bersih.

    C. PEDOMAN DAN KRITERIA

    Penyusunan Rencana Induk System Pengembangan Air Minum (RISPAM) ini harus

    memenuhi beberapa kriteria teknis, diantaranya adalah:

    1. Periode Perencanaan

    Periode perencanaan suatu sistem air bersih perlu disinkronkan dengan tahapan

    perencanaan induk kota dengan jangkauan waktu selama 20 tahun. Perencanaan tersebut

    harus dibagi dalam beberapa tahapan dimana periode setiap tahapan adalah 5 tahun

    dengan memperhitungkan peningkatan pelayanan.

    2. Pedoman Perencanaan

    NO INDIKATOR TARGET PERENCANAAN

    1 Tingkat Konsumsi Air 190 L/Org/Hr

    2 Hidran Kebakaran Harus ada 1 WTP/unit

    3 Sumber Air Baku Air Permukaan, Mata Air . Liter/detik

    4 Tekanan Air di titik kritis distribusi utama 10 m kolom air

    5 Kualitas Air Air Bersih Layak untuk di pakai/konsumsi

    6 Waktu Pengoperasian 24 Jam

  • 8

    Kerangka Acuan Kerja (KAK) Kegiatan Penyusunan RISPAM Kabupaten Bogor, 2014 - MZ@2014

    I -

    3. Kebutuhan Air Bersih

    Kebutuhan air bersih ditentukan berdasarkan :

    a. Penduduk yang dilayani (domestik)

    b. Tingkat pemakaian air per kapita per hari

    c. Kebutuhan non domestik (jasa, komersial, industri, sosial dll)

    4. Pengembangan Air Baku

    Dikaji semua potensi sumber air baku yang ada, namun dalam tahapan

    pembangunandidasarkan pada investasi yang paling murah dan kelayakan teknisnya

    (keandalan,kelestarian, dan upaya pengamanan). Penggunaan air tanah hanya

    dipertimbangkanpadakeadaan khusus.

    5. Komponen Utama Sistem

    Komponen utama sistem penyediaan air bersih harus mampu untuk mengalirkan airagar

    dapat memenuhi hari maksimum dan kemampuan jaringan distribusi untukmemenuhi

    kebutuhan jam puncak dari kebutuhan rata-rata atau ditentukan dari hasilsurvey daerah

    pelayanan. Komponen utama sistem penyediaan air bersih meliputi :

    - Intake/ Sumber air baku

    - Transmisi

    - Instalasi PengolahanAir (IPA)

    - Reservoir

    - Jaringan distribusi utama

    6. Kualitas Air

    Kualitas air yang diterima pelanggan harus memenuhi standar air bersih

    berdasarkanPeraturan Menteri Kesehatan yang berlaku.

    7. Tekanan Air

    Tekanan maksimum dalam pipa pada umumnya dibatasi sekitar 80 meter kolom airtekanan

    minimum umumnya dibatasi 10 meter kolom air.

    8. Kaidah teknis penyusunan RISPAM Ditjen Cipta Karya

    KAIDAH TEKNIS PENYUSUNAN RISPAM

    CARA PERHITUNGAN- ANALISIS SUMBER DATA

    I. KONDISI UMUM DAERAH 1.1 Kondisi Fisik Daerah 1.2 Sarana dan Prasarana 1.3 Sosial, Ekonomi, dan Budaya 1.4 SaranaKesehatan Lingkungan 1.5 Ruang dan Lahan

    1.1 Jelaskan keadaan daerah: geografis (dataran

    rendah, pegunungan), geologis, hidrologis, topografis, klimatologis. Manfaatkan data sekunder. Harus ada peta-peta kab/kota, kecamatan, berisi batas administrasi, kawasan perumahan, industri, pendidikan,

    1. Kabupaten/ Kota Dalam

    Angka (BPS) 2. RTRW

    (BapedaKota/Kabupaten)

  • 9

    Kerangka Acuan Kerja (KAK) Kegiatan Penyusunan RISPAM Kabupaten Bogor, 2014 - MZ@2014

    I -

    KAIDAH TEKNIS PENYUSUNAN RISPAM

    CARA PERHITUNGAN- ANALISIS SUMBER DATA

    1.6 Kependudukan

    fasum, fasos, jalan, dll. 1.2 Sebutkan sarana dan prasarana yang ada,

    meliputi: pengelolaan air limbah, persampahan, drainase, listrik, telefon, jalan, daerah wisata.

    1.3 Jelaskan kondisi social, ekonomi, dan budaya masyarakat setempat, buatkan tabel-tabelnya: PDRB, pekerjaan, adat-tradisi-budaya, migrasi (urbanisasi), industri, dll.

    1.4 Uraikan sarana kesehatan dan sanitasi lingkungan, statistik kesehatan, insidensi sakit, angka kelahiran, kematian, data penyakit menular lewat air (pemula atauwaterborne deseases), dan penyakit yg diakibatkan oleh kekurangan air seperti penyakit gangguan kulit (water ralated deseases).

    1.5 Uraikan dan tabelkan semua penataan ruang dan lahan, rencana pengembangan kota, perubahan tataguna lahan.

    1.6 Uraikan data kependudukan, yang meliputi jumlah penduduk, kepadatan, dan penyebarannya, dirinci perkecamatan / kelurahan / desa (dalam bentuk tabel).

    II. KONDISI SPAM EKSISTING 2.1 Sistem Teknis 2.1.1 Ibukota Kabupaten

    *Jaringan Perpipaan (JP) *Bukan Jaringan Pipa (BJP)

    2.1.2 IKK *JP

    2.1.3. Perdesaan *JP *BJP (Terlindungi & Tak

    Terlindungi)

    2.1 Sistem Teknis:

    * Jelaskan data tingkat pelayanan (coverage area) air minum (PDAM, UPTD/BLU, KSM, BUS, Koperasi)

    * Jelaskan data tingkat konsumsi air (liter/orang/hari)

    - Tingkat konsumsi JP - Tingkat konsumsi BJP

    * Jelaskan NRW/ ATR/ kebocoran air Untuk JP Ibukota Kabupaten, diuraikan secara detail meliputi: (1) Unit Air Baku (2) Unit Produksi (3) Unit Distribusi (4) Unit Pelayanan Dibuat peta wilayah perkotaan dan perdesaan, daerah mana yang sudah terlayani SPAM dan yang belum terlayani JP maupun BJP terlindungi. Untuk BJP Ibukota Kabupaten, diuraikan dalam bentuk tabulasi berikut ini: Untuk JP IKK dan Perdesaan, ditampilkan/diuraikan dalam bentuk tabel berikut ini.

    1. PDAM, 2. BPS 3. BAPPEDA Kota/Kabupaten 4. Dinas PU Kabupaten, 5. Dinas Kesehatan

    Kabupaten, 6. Dinas Koperasi & UKM 7. Dispenda 8. Bangda

  • 10

    Kerangka Acuan Kerja (KAK) Kegiatan Penyusunan RISPAM Kabupaten Bogor, 2014 - MZ@2014

    I -

    KAIDAH TEKNIS PENYUSUNAN RISPAM

    CARA PERHITUNGAN- ANALISIS SUMBER DATA

    2.2 Sistem Non Teknis 2.2.1 Kelembagaan 2.2.2 Pengaturan 2.2.3 Pembiayaan

    2.2.1.

    Kelembagaan PDAM yang sudah ada yang meliputi struktur organisasi, tugas/wewenang masing-masing personil yang sudah di-SK-kan oleh Bupati/Walikota (sebagai Pembina PDAM).

    Badan usaha atau lembaga yang mengurus JP non PDAM yang ditetapkan oleh Bupati.

    Lembaga pengelola SPAM swasta/Badan Usaha Swasta atau KSM (Kelompok Swadaya Masyarakat).

    Pengurus distribusi air minum TA (terminal air), HU (hidran umum) yang ditetapkan oleh Direktur PDAM 2.2.2

    Peraturan tentang pembentukan PDAM, BUS, Koperasi, kelompok masyarakat dan peraturan pelayanan. 2.2.3

    Identifikasi pola pembiayaan pembangunan prasarana SPAM (APBN, APBD, Pamsimas, PDAM, Swadaya Masyarakat)

    Indentifikasi pembiayaan operasional SPAM Kinerja pengelola SPAM (manajemen, teknis

    dan keuangan)

    1. PDAM 2. BAPPEDA Kabupaten, 3. Dinas PU Kabupaten, 4. Dinas Kesehatan

    Kabupaten, 5. Dinas Koperasi & UKM

    III. STANDAR / KRITERIA PERENCANAAN

    3.1 Standar Kebutuhan Air 3.1.1 Kebutuhan Domestik 3.1.2 Kebutuhan Nondomestik

    3.2 Kriteria Perencanaan 3.2.1 Unit Air Baku 3.2.2 Unit Transmisi 3.2.3 Unit Produksi 3.2.4 Unit Distribusi 3.2.5 Unit Pelayanan

    3.3 Periode Perencanaan 3.4 Kriteria Daerah Layanan

    3.1dan 3.2 * Berisi standar dan kriteria yang akan

    digunakan dalam pengembangan SPAM * Parameter yang perlu diperhatikan : kondisi eksisting

    arah pengembangan kota * Cara menentukan Standar kebutuhan

    Domestik JP Domestik

    Air yang terdistribusikan oleh pengelola SPAM dikurangi tingkat kebocoran, dibagi dengan jumlah jiwa terlayani (asumsi 1 SR= . orang, sesuaikan data BPS setempat; asumsi 1 HU= 100 Orang atau sesuaikan data eksisting pemanfaatan HU). Jika tidak ada sistem Kebutuhan air dilakukan perbandingan dengan wilayah tingkat karakteristik yang sama.

    * BJP Domestik Disamakan dengan perhitungan kebutuhan JP Domestik

    Cara menentukan Standar kebutuhan non-domestik

    JP Non Domestik Standar kebutuhan JP Non Domestik , yaitu tambahan 15% dari kebutuhan air domestik sesuai dengan Permen PU No. 18/2007 atau sesuai dengan kebutuhan non-domestik yang direncanakan.

    1. Permen PU 18/2007 2. Permen PU 01/2010

  • 11

    Kerangka Acuan Kerja (KAK) Kegiatan Penyusunan RISPAM Kabupaten Bogor, 2014 - MZ@2014

    I -

    KAIDAH TEKNIS PENYUSUNAN RISPAM

    CARA PERHITUNGAN- ANALISIS SUMBER DATA

    Standar kebutuhan air domestik dan non-domestik. Domestik perkotaan: 120 - 150 l/o/h (liter per orang per hari) sesuai dengan Permen PU No. 18/2007

    Domestik perdesaan: minimal 60 l/o/h sesuai denganPermen PU No. 18/2007

    Non-domestik: Tambahan 15% x kebutuhan domestik sesuai dengan Permen PU No. 18/2007 disesuaikan kebutuhan spesifik lokasi/daerah.

    3.2.1 Pilih sumber air baku yang memenuhi syarat

    kualitas (Permenkes No 492 tahun 2010), kuantitas (jika debit minimum pada akhir musim kemarau melebihi kebutuhan air pada periode perencanaan) dan kontinyuitas (cek debit akhir musim kemarau). Pilih debit yang memenuhi kebutuhan proyeksi 15-20 tahun.

    3.2.2 Transmisi air baku dan transmisi air olahan (menggunakan saluran tertutup dengan pipa kecuali air baku boleh dengan saluran terbuka yang terlindungi).

    3.2.3 Sistem pengolahan air: (1) Pengolahan Lengkap, (2) Pengolahan Parsial.

    3.2.4 Pola sistem distribusi: (1) Pola Cabang, (2) Pola Cincin.

    3.3 Periode perencanaan antara 15 20 tahun dan dievaluasi setiap 5 tahun.

    3.4 Daerah yang diprioritaskan daerah rawan air, tinggi kepadatan penduduknya, daerah strategis (wisata, industri, perkantoran). Upayakan daerah yang BJP tak terlindungi dijadikan BJP terlindungi atau diubah menjadi JP dengan parameter sosial ekonominya.

    IV. PROYEKSI KEBUTUHAN AIR 4.1 Rencana Pemanfaatan Ruang 4.2 Rencana Daerah Pelayanan 4.3 Proyeksi Jumlah Penduduk 4.4 Kebutuhan Air Minum

    4.1 Uraian mengacu pada data RTRW,

    disertai petapemanfaatan ruang. 4.2 Pembuatan blok pelayanan yang disesuaikan

    dengan kondisi topografi, sebaran penduduk, dan peruntukan daerah (wisata, industri, perkantoran) kemudian dipetakan.

    4.3 Data demografi 10 tahun terakhir. Sebaran dan kepadatan penduduk. Proyeksi- Menggunakan dataproyeksi penduduk dari data sekunder (misal RTRW)

    4.4 Kebutuhan air minum menggunakan parameter: (1) tingkat pelayanan, (2) tingkat konsumsi air, (3) penurunan kehilangan air

    1. RTRW 2. PDAM

    V. POTENSI AIR BAKU 5.1 Potensi Air Permukaan 5.2 Potensi Air Tanah 5.3 Neraca Air 5.4 Alternatif Sumber Air Baku 5.5 Perizinan

    5.1 Sebutkan semua air permukaan yang ada:

    sungai, danau, waduk, embung, muara baik tulisan maupun berupa peta. Debit rerata musim hujan & kemarau dan debit minimumnya. Kualitas air musim hujan & kemarau.

    5.2 Idem untuk air tanah. Catat juga elevasi

    1. SDA 2. PDAM

  • 12

    Kerangka Acuan Kerja (KAK) Kegiatan Penyusunan RISPAM Kabupaten Bogor, 2014 - MZ@2014

    I -

    KAIDAH TEKNIS PENYUSUNAN RISPAM

    CARA PERHITUNGAN- ANALISIS SUMBER DATA

    sumber air (broncaptering), intake dan jaraknya dari daerah pelayanan tulisan dan Peta.

    5.3 Neraca air: Debit yang sudah dimanfaatkan, debit sisa, potensi yang masih bisa dimanfaatkan, data curah hujan 5 tahun terakhir.

    5.4 Pilihan sumber air yang digunakan. Kaji secara teknis pemanfatannya, secara eknomis, dan aman bagi lingkungan, kualitas air menjadi pertimbangan dalam pemilihan sumber air yang digunakan

    5.6 Usulan izin pemanfaatan air baku (SIPA) dan debit yang dimanfaatkan, bagi lokasi pengambilan yang belum ada SIPA-nya, uraikan tata-cara proses pembuatan SIPA.

    VI.RENCANA PENGEMBANGAN SPAM 6.1 Rencana Sistem Pelayanan 6.2 Rencana Pengembangan SPAM 6.3 Kapasitas Sistem 6.4 Rencana Penurunan Kebocoran

    6.1 Jelaskan rencana pola pemanfaatan ruang

    wilayah pengembangan pelayanan (zonasi) serta tingkat pelayanannya

    6.2 Jelaskan rencana pengembangan SPAM meliputi pentahapan 5 tahunan SPAM Perkotaan dan Perdesaan termasuk unit-unit pelayanannya (unit produksi, distribusi dan pelayanan)

    6.3 Jelaskan kapasitas pelayanan pengembangan perkotaan (ibukota kabupaten dan masing-masing IKK, baik IKK pengembangan maupun IKK baru, termasuk prioritas dan urgensinya dalam pentahapan pengembangan SPAM) termasuk BJP, juga dijelaskan pengembangan perdesaan termasuk prioritas dan urgensinya dalam pentahapan pengembangan SPAM baik JP maupun BJP

    6.4 Jelaskan kiat-kiat penurunan kebocoran berdasarkan informasi dari data eksisting SPAM. Buatlah peta pengembangan SPAM dengan peta dasar dari peta RTRW

    1. Analisis

    VII. RENCANA PENDANAAN / INVESTASI

    7.1 Kebutuhan Investasi, Sumber, Pendanaan.

    7.2 Dasar Penentuan Asumsi Keuangan.

    7.3 Analisa Kelayakan Keuangan

    7.1 Besaran rencana biaya / investasi yang dibutuhkan yang dituangkan dalam rencana anggaran biaya pengembangan SPAM. Pola Investasi disesuaikan dan dilakukan dengan rencana pentahapannya termasuk sumber pendanaan disesuaikan dengan peraturan dan ketentuan yang ada seperti pendanaan sumber dari APBN SDA, produksi dari APBN DJCK, dan distribusi jaringan dari APBN/APBD I, atau distribusi jaringan pelanggan bisa didapat dari APBD II/PDAM

    7.2. Asumsi-asumsi yang berhubungan langsung dan tidak langsung dengan perhitungan proyeksi keuangan /finansial seperti: Indeks / tingkat inflasi, tahun dasar proyeksi, jangka waktu proyeksi, tingkat suku bunga/diskon faktor/BI rate, tingkat inflasi, kebijakan kenaikan tarif (yang diharapkan), masa tenggang pembayaran bunga dan cicilan, loan disbursement, dan kebijakan lainnya.

    7.3. Analisis kelayakan keuangan dinilai dengan

    1. RAB (konsep teknis

    pengembangan SPAM) 2. BPS 3. Kebijakann tartif daerah

    setempat 4. Bank Indonesia 5. PP 16/2005 6. Permen PU 18/2007 7. Permendagri 23/2006 8. Analis

  • 13

    Kerangka Acuan Kerja (KAK) Kegiatan Penyusunan RISPAM Kabupaten Bogor, 2014 - MZ@2014

    I -

    KAIDAH TEKNIS PENYUSUNAN RISPAM

    CARA PERHITUNGAN- ANALISIS SUMBER DATA

    melihat kelayakan keuangan/finansial untuk investasi pengembangan RI SPAM yaitu besaran IRR, NPV,PayBack Periode, sensitivity analysis, BCR. Investasi disebut layak untuk diimplementasikan apabila : IRR > diskon faktor/BI Rate dan NPV positif

    VIII. RENCANA PERATURAN KELEMBAGAAN

    8.1 Bentuk Kelembagaan 8.2 Struktur Organisasi 8.3 Kebutuhan SDM

    8.1 Bentuk altermatif kelembagaan pengelolaan SPAM: BUMD (Badan Usaha Milik Daerah /PDAM), BUS (Badan Usaha Milik Swasta), Koperasi, BLU (Badan Layanan Umum), KSM (kelompok Swadaya Masyarakat)

    8.2 Struktur organisasi kelembagaan yang diperlukan, uraikan tugas dan tanggung jawabnya.

    Struktur organiasi pengelolaan SPAM (BUMD) yaitu:

    * Regulator: Kepala Daerah * Operator penyelenggara: Direksi /Pengawas.

    8.3 SDM yang dibutuhkan untuk operasi/rawat SPAM: sarjana teknik lingkungan, teknik mesin/elektro, teknik sipil, ekonomi, hukum, dll (sesuai dengan kebutuhan). Sesuaikan latar belakang pendidikan dengan job deskripsi dari struktur organisasi.

    1. PP 16/2005 2. Permendagri No. 61/2007 3. Permendagri No. 2/2007 4. Kepmendagri No.

    130/2003

    D. SUMBER PENDANAAN

    Pendanaan kegiatan Penyusunan Rencana Induk System Pengembangan Air

    Minum(RISPAM) di Kabupaten Bogor bersumber dari APBD Kabupaten Bogor Tahun

    2014 yang tercantum pada DPA Bappeda Kabupaten Bogor yaitu sebesar

    Rp. 300.000.000,- (Tiga Ratus Juta Rupiah) dengan biaya belanja Jasa Pihak Ketiga

    senilai Rp. 265.300.000,- (Dua Ratus Enam Puluh Lima Juta Tiga Ratus Ribu Rupiah).

    E. INSTANSI PENGGUNA

    Instansi pengguna barang dan jasa kegiatan ini adalah Badan Perencanaan

    Pembangunan Daerah Kabupaten Bogor.

  • 14

    Kerangka Acuan Kerja (KAK) Kegiatan Penyusunan RISPAM Kabupaten Bogor, 2014 - MZ@2014

    I -

    BAB II PELAKSANAAN PEKERJAAN

    F. RUANG LINGKUP PEKERJAAN

    1. Lingkup Wilayan Perencanaan

    Ruang lingkup wilayah perencanaan pekerjaan penyusunan Rencana Induk System

    Pengembangan Air Minum (RISPAM) di Kabupaten Bogor adalah wilayah administrasi

    Kabupaten Bogor.Peta wilayah administrasi Kabupaten Bogor dapat dilihat pada Gambar

    2.1.

    Gambar 2.1. PETA ADMINISTRASI KABUPATEN BOGOR

    2. Lingkup Substansi Pekerjaan

    Ruang lingkup substansi pekerjaan penyusunan Rencana Induk System

    Pengembangan Air Minum (RISPAM) di Kabupaten Bogor adalah sebagai berikut;

    a. Melakukan kajian kebutuhan air bersih bagi masyarakat untuk proyeksi 20 (dua puluh)

    tahun ke depan berdasarkan tingkat pertumbuhan penduduk, karena merupakan dasar

    perencanaan penentuan biaya investasi.

  • 15

    Kerangka Acuan Kerja (KAK) Kegiatan Penyusunan RISPAM Kabupaten Bogor, 2014 - MZ@2014

    I -

    b. Melakukan kajian potensi sumber-sumber air baku dari air permukaan, air tanah dangkal

    dan air tanah dalam serta mata air.

    c. Menganalisa kualitas air baku.

    d. Melakukan penataan zonasi air tanah.

    e. Membuat peta potensi sumber-sumber air baku dalam format GIS.

    f. Melakukan kajian air tanah hasil pendugaan geolistrik berdasarkan korelasi geologi dan

    geohidrologi.

    g. Menyusun rencana pengelolaan air bersih bagi masyarakat.

    G. DASAR HUKUM

    Dasar hukum yang berhubungan dengan kegiatan penyusunan Rencana Induk System

    Pengembangan Air Minum (RISPAM)di Kabupaten Bogor adalah langkah kompilasi atau

    pengumpulan data produk statuter secara sistematis terhadap peraturan perundang-undangan

    yang ada, dimulai dari tingkat pusat dan seterusnya sampai tingkat daerah. Fokus utama

    identifikasi ini akan terkait dengan produk-produk hukum yang telah ada selama ini.

    Namun demikian, bila di anggap perlu akan diidentifikasi juga produk-produk hukum

    lainnya yang dianggap relevan. Di tingkat pusat, produk hukum dimaksud akan meliputi Undang-

    Undang (UU), Peraturan Pemerintah (PP), Peraturan Presiden (Perpres), Keputusan Menteri

    (Kepmen) serta keputusan-keputusan lainnya pada tingkat yang lebih rendah. Produk/dasar

    hukum tersebut adalah:

    1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan

    Ekosistemnya (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1990 Nomor 49, Tambahan

    Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3419);

    2. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air (Lembaran Negara Republik

    Indonesia Tahun 2004 Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

    4377);

    3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara

    Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik

    Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang-

    Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32

    Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

    2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

  • 16

    Kerangka Acuan Kerja (KAK) Kegiatan Penyusunan RISPAM Kabupaten Bogor, 2014 - MZ@2014

    I -

    4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan

    Antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004

    Nomor 126.

    5. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara

    Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

    Nomor 4725);

    6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan

    Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran

    Negara Republik Indonesia Nomor 5059);

    7. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman

    (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara

    Republik Indonesia Nomor 5188);

    8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2005 Tentang Pengembangan

    Sistem Penyediaan Air Minum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor

    16, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4624);

    9. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2006 tentang Irigasi (Lembaran Negara Republik

    Indonesia Tahun 2006 Nomor 16, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

    4624);

    10. Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sumber Daya Air

    (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor82,Tambahan Lembaran Negara

    Republik Indonesia Nomor 4858);

    11. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2008 tentang Air Tanah (Lembaran Negara Republik

    Indonesia Tahun 2008 Nomor 83, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

    4859);

    12. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2008 tentang Penataan Ruang Kawasan Jakarta,

    Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Puncak dan Cianjur;

    13. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2011 tentang Sungai.

    14. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan

    Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air .

    H. TAHAPAN PEKERJAAN

    1. Persiapan/pengumpulan data dasar perencanaan dan survey

    Untuk efisiensi waktu dan efektifitas kegiatan, perlu persiapan yang matang dan pengenalan

    kondisi awal lapangan sehingga memudahkan dan menyesuaikan dengan rencana kerja yang

  • 17

    Kerangka Acuan Kerja (KAK) Kegiatan Penyusunan RISPAM Kabupaten Bogor, 2014 - MZ@2014

    I -

    akan dilaksanakan serta kegiatan pengumpulan data dasar perencanaan sebagai data

    penunjang, meliputi :

    Persiapan administrasi.

    Persiapan personil.

    Persiapan peralatan.

    Pengumpulan laporan hasil studi yang ada.

    Fungsi strategis kawasan (RTRW Kabupaten Bogor).

    Data keadaan fisik dasar dan peta yang meliputi topografi, hidrologi, geohidrologi,

    klimatologi, fisiografi, geologi dan sumber-sumber air.

    Sumber-sumber air baku yang bisa dimanfaatkan berupa air permukaan, air tanah

    dangkal, air tanah dalam dan mata air.

    Data daerah pengaliran sungai (DPS) meliputi topografi, morfologi dan sifat tanah.

    Data curah hujan dan tangkapan air.

    Penggunaan lahan dan rencana tata guna lahan.

    Data demografi saat ini dan 10 tahun terakhir, penyebaran penduduk dan kepadatan.

    Data sosial ekonomi-karakteristik wilayah dan kependudukan ditinjau dari aspek sosial

    ekonomi (meliputi : perkembangan PDRB, mata pencaharian dan pendapatan, adat

    istiadat, tradisi dan budaya, perpindahan penduduk dan pengaruhnya terhadap

    urbanisasi dan kondisi ekonomi masyarakat).

    Data kesehatan-kondisi sanitasi dan kesehatan lingkungan (meliputi : statistik

    kesehatan/kasus penyakit, angka kelahiran, kematian dan migrasi; data penyakit yang

    buruk dan sarana pelayanan kesehatan).

    Sarana dan prasarana kota yang ada / infrastuktur (meliputi : air minum, drainase,

    sanitasi / sampah / limbah, kawasan strategis / pariwisata / industri).

    Melakukan survey pendahuluan.

    Menyusun laporan pendahuluan dan memaparkan hasilnya.

    2. Analisa Potensi Sumber Daya Air

    Analisa ini untuk mengetahui besarnya kebutuhan air yang ditentukan berdasarkan :

    Proyeksi penduduk,

    Pemakaian air (dengan angka pemakaian air perkapita per hari berkisar untuk kota

    sedang : 150 ltr/orang/hari; kota kecil : 130 ltr/orang/hari, kota-desa : 100

    ltr/orang/hari),

    Tingkat pelayanan,

  • 18

    Kerangka Acuan Kerja (KAK) Kegiatan Penyusunan RISPAM Kabupaten Bogor, 2014 - MZ@2014

    I -

    Kebutuhan air lainnya,

    Kebutuhan hari maksimum,

    Kehilangan air dan

    Kapasitas sistem.

    Analisa ini dilakukan untuk berbagai keperluan yang dapat dilayani oleh sumber-sumber

    air yang bermanfaat untuk masyarakat, yang meliputi :

    Potensi air yang tersedia, termasuk debit air dan curah hujan.

    Kebutuhan air untuk domestik dan non domestik.

    Kualitas air terhadap fisika (visual), kimia (warna, bau, rasa) dan biologi (makhluk

    hidup).

    Analisa laboratorium untuk menguji kualitas air sesuai dengan standar baku mutu

    air bersih atau air minum.

    3. Kajian Geohidrologi

    Kajian geohidrologi dilakukan terhadap :

    Geohidrologi regional.

    Geohidrologi lapangan.

    4. Analisa Sosial

    Analisa mengenai hal-hal yang terkait dalam penyusunan Rencana Induk System

    Pengembangan Air Minum (RISPAM), antara lain:

    Menganalisa proyeksi tingkat pertumbuhan penduduk.

    Pola kebiasaan dalam mengkonsumsi air.

    Persepsi masyarakat dalam pemanfaatan air.

    Prosentase penggunaan jamban.

    Kemampuan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan air bersih.

    5. Analisa Ekonomi

    Nilai ekonomi yang perlu dianalisa untuk potensi sumber air bersih sehingga mempunyai

    nilai manfaat, antara lain :

    Melakukan perhitungan investasi penyediaan sarana dan prasarana air bersih.

    Menyusun program investasi tahunan untuk penyediaan sarana dan prasarana air

    bersih.

  • 19

    Kerangka Acuan Kerja (KAK) Kegiatan Penyusunan RISPAM Kabupaten Bogor, 2014 - MZ@2014

    I -

    I. OUTPUT PEKERJAAN

    Output Pekerjaan Rencana Induk Sistem Pengembangan Air Minum (RISPAM) Kabupaten

    Bogor ini meliputi :

    a. Kompilasi Data

    Pekerjaan kompilasi data merupakan proses seleksi data, tabulasi data dan

    pengelompokan/sistematika data sesuai dengan kebutuhan. Hasil yang diharapkan adalah

    tersusunnya kompilasi data yang disajikan secara sistematik dan siap dianalisa, dilengkapi

    dengan tabel, angka-angka, diagram dan peta.

    Jenis data dan sistematika kompilasi data yang disajikan adalah semua data-data yang telah

    diperoleh pada tahap pengumpulan data yang disesuaikan dengan.

    b. Laporan

    Laporan berisi himpunan semua data, informasi, hasil analisa dan evaluasi yang telah

    disusun, dirangkum dan disimpulkan. Laporan memuat pula tentang hasil kegiatan diskusi

    dan presentasi sebagai bagian dari upaya mengoptimalkan hasil Rencana Induk Sistem

    Pengembangan Air Minum (RISPAM). Laporan-laporan yang dibuat pelaksana pekerjaan

    adalah :

    1. Laporan Pendahuluan

    Disusun paling lama 30 (tiga puluh) hari kalender sejak diterbitkannya Surat Perintah

    Mulai Kerja (SPMK).

    Laporan berisi rencana kerja, metode dan jadwal penugasan tenaga ahli dalam

    menyelesaikan pekerjaan, dan digandakan sebanyak 6 (enam) buku

    Laporan dipaparkan dalam rapat pembahasan yang menghadirkan tenaga ahli, tim

    teknis dan Dinas/SKPD terkait di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Bogor.

    2. Laporan Antara

    Disusun paling lama pada hari ke 60 (Enam Puluh ) hari kalender sejak diterbitkannya

    Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK).

    Laporan berisi tentang hasil kajian literatur dan kompilasi data hasil survey lapangan

    berikut analisanya yang meliputi potensi sumber daya air, analisa sosial, analisa

    ekonomi, kajian final tentang potensi sumber daya air (sumber air bersih), analisa

    ekologi, rekomendasi-rekomendasi yang berkaitan dengan Penyusunan Masterplan

    Air Bersih, analisa ekologi dan digandakan sebanyak 5 (lima) buku.

    Laporan dipaparkan dalam rapat pembahasan yang menghadirkan tenaga ahli, tim

    teknis dan Dinas/SKPD terkait di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Bogor.

  • 20

    Kerangka Acuan Kerja (KAK) Kegiatan Penyusunan RISPAM Kabupaten Bogor, 2014 - MZ@2014

    I -

    3. Laporan Akhir

    Disusun paling lama pada hari ke 90 (Sembilan Puluh) hari kalender sejak

    diterbitkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) atau saat berakhirnya kontrak kerja.

    Laporan merupakan hasil akhir kerja konsultan setelah mengakomodasi berbagai

    masukan dari tenaga ahli , tim teknis dan Dinas/SKPD terkait di Lingkungan

    Pemerintah Kabupaten Bogor.

    Seluruh hasil pekerjaan laporan akhir terdiri dari :

    - Buku laporan akhir sebanyak 14 ( Empat Belas) buku,

    - Album peta ukuran A-1 sebanyak 5 (lima) album dan peta ukuran A0 sebanyak 5

    (lima) album/exemplar

    - Executive summary 5 (Lima) buku/ eksemplar

    - Data hasil survey, laboratorium sebanyak 5 (lima) eksemplar

    - Compact Disk (CD) untuk data Peta Digital sebanyak 6 buah

    - Compact Disk (CD berisi Laporan-laporan sebanyak 12 (Dua Belas) unit

    J. LINGKUP PEKERJAAN DAN JENIS KEGIATAN

    Lingkup pekerjaan yang tercakup dalam kerangka acuan ini adalah :

    1. Persiapan

    Pada tahap pekerjaan persiapan Konsultan harus melaksanakan kegiatan sebagai berikut :

    a. Koordinasi dengan direksi pekerjaan.

    b. Pengumpulan data awal, data primer dan sekunder, bukubuku referensi yang

    c. berhubungan dengan pekerjaan ini sebagai bahan referensi medan/lapangan dan untuk

    d. penyempurnaan program kerja sehingga akan dicapai suatu hasil pekerjaan yang

    e. maksimal.

    f. Desk studi dan diskusi awal

    g. Pembuatan dan penyususunan program kerja, pembagian tugas dan pengarahan.

    2. Melakukan survey dan pengukuran Rencana Pengembangan dan Penyediaan Sarana Air

    Bersih di wilayah perencanaan dan sekitarnya. Kegiatan survey ini meliputi :

    a. Survey Lapangan untuk mengetahui kondisi eksisting daerah.

    b. Survey Air Baku untuk mengetahui kondisi debit air baku serta kualitasnya.

    c. Survey Topografi, meliputi pemetaan situasi lokasi bangunan (captering,

    bakpenampung) skala 1 : 1.000 atau 1 : 2.000 dan trase pipa skala horisontal 1 : 1.000

  • 21

    Kerangka Acuan Kerja (KAK) Kegiatan Penyusunan RISPAM Kabupaten Bogor, 2014 - MZ@2014

    I -

    atau1 : 2.000 skala vertikal 1 : 100, serta pemetaan situasi lokasi bangunan IPA skala :

    1.000atau 1 : 2.000

    d. Survey Permintaan Nyata

    e. Survey Haga Satuan

    3. Evaluasi, Analisis dan Perencanaan Teknis, meliputi :

    a. Evaluasi dan analisis teknis kondisi kawasan perencanaan, yaitu :

    1) Fungsi strategis kawasan perencanaan dari produk Rencana Tata Ruang

    KawasanPerkotaan (RTRK), RTBL dan Rencana Detail Tata Ruang (Rencana Rinci

    Kota)

    2) Kondisi topografi kawasan perencanaan melalui analisis foto udara (skala 1 : 20.000

    1 : 5.000) dan peta topografi (skala 1 : 5.000 atau disesuaikan dengan luas

    daerahstudi/ perencanaan)

    3) Data dan gambaran umum hidrologi, sumber air, klimatologi dan geologi daridaerah

    studi

    4) Data demografi saat ini dan 10 tahun terakhir, penyebaran penduduk dankepadatan

    5) Data sosial, budaya, ekonomi, dan karakteristik wilayah yang meliputi :

    Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

    Mata Pencaharian dan Kepadatan Penduduk

    Pengeluaran biaya hidup per bulan per keluarga

    Adat istiadat , tradisi, dan budaya

    6) Data Kesehatan, kondisi sanitasi dan lingkungan yang meliputi :

    Statistik kesehatan/ kasus penyakit

    Angka kelahiran, kematian dan migrasi

    Data penyakit akibat kualitas air yang buruk

    Sarana pelayanan kesehatan

    7) Sarana dan prasarana kota yang ada (infrastruktur), meliputi : ar bersih,

    drainase,pembuangan air limbah dan sampah, listrik, telepon, jalan dan sarana

    transportasi,kawasan pariwisata, kawasan industri, kawasan perdagangan,

    kesehatan dan sosialbudaya serta pendidikan.

    b. Evaluasi kondisi air bersih yang ada, meliputi :

    1) Teknis

    Jangkauan Pelayanan

  • 22

    Kerangka Acuan Kerja (KAK) Kegiatan Penyusunan RISPAM Kabupaten Bogor, 2014 - MZ@2014

    I -

    Tingkat Pelayanan

    Tingkat Konsumsi

    Periode Pelayanan

    Kinerja Sitem Air Bersih

    Prosedur dan kondisi operasi serta pemeliharaan

    Tingkat kehilangan air

    2) Non Teknis

    Organisasi dan tata kerja

    Kondisi dan kinerja karyawan

    Kondisi dan kinerja keuangan

    Struktur dan nilai tarif air bersih

    Peraturan daerah yang berlaku

    3) Analisis terhadap hasil survey permintaan nyata dari masyarakat, yaitu meliputi :

    a) Tingkat kesulitan masyarakat mendapatkan alternatif sumber air bersih

    b) Penentuan keinginan masyarakat dalam mendapatkan pelayanan air bersih

    c) Penentuan standar pemakaian air bersih

    d) Penelitian tingkat kemauan dan kemampuan masyarakat dalam membeli air

    e) Survey dapat dilakukan dengan menyebarkan daftar pertanyaan.

    4) Identifikasi permasalahan dan kebutuhan pengembanganHalhal yang perlu

    diidentifikasi antara lain :

    a) Tingkat dan cakupan pelayanan yang ada

    b) Unjuk kerja pelayanan

    c) Tingkat kehilangan air

    d) Jumlah calon pelanggan terdaftar/ potensial

    e) Kapasitas yang belum dimanfaatkan (idle Capasity)

    f) Kebutuhan pengembangan jaringan distribusi dan/ atau kapasitas pengolahan g) Unjuk kerja kelembagaa, sumber daya manusia dan keuangan

    5) Perkiraan kebutuhan air

    Kebutuhan air diklasifikasikan berdasarkan fungsi kawasan perencanaan dan

    aktifitasmasyarakat di kawasan tersebut, yaitu :

    a) Domestik

    - Rumah Tangga

    - Sosial

    b) Non Domestik

  • 23

    Kerangka Acuan Kerja (KAK) Kegiatan Penyusunan RISPAM Kabupaten Bogor, 2014 - MZ@2014

    I -

    - Komersial

    - Perkantoran

    - Fasilitas Umum

    - Industri

    - Sekolah

    Rumah Sakit, dsb.

    Perkiraan kebutuhan air diperhitungkan juga dengan besarnya kehilangan air.

    6) Identifikasi sumber air potensial

    Identifikasi air baku berdasarkan kajian hidrologis dan hidrogeologis untuk

    memperolehinformasi mengenai :

    a) Jarak dan beda tinggi sumbersumber air terhadap daerah pelayanan

    b) Debit pengambilan air yang aman

    c) Kuaitas air dan pemakaian sumbersumber saat ini

    7) Pengembangan alternatif system

    Dengan memadukan prakiraan kebutuhan air dan ketersediaan sumber air baku,

    makadapat diidentifikasikan dan dikembangkan menjadi berbagai alternatif sistem

    yangkemudian akan dipilih sebagai alternatif pemecahan permasalahan/

    pemenuhankebutuhan air bersih.

    Setiap alternatif harus dikaji dari aspek sosial, budaya, lingkungan teknis, dan

    keuangansehingga para ahli dapat menganalisa dengan cepat dan cermat.Alternatif

    terpilihadalah yang terbaik ditinjau dari berbagai aspek tersebut diatas dan juga

    merupakankesepakatan bersama pihakpihak terkait.Pradesain dari alternatif

    terpilih merupakandasar dalam prakiraan biaya investasi dan prakelayakan

    proyek/kegiatan.

    8) Pengembangan kelembagaan dan sumber daya manusia

    Pengembangan kelembagaan dan sumber daya manusia yang profesional

    dalampengelolaan sistem penyediaan air bersih dirumuskan dari rencana

    pengembanganpelayanan dan peningkatan sumber daya manusia diperoleh melalui

    sistem pendidiandan pelatihan.

    9) Pemilihan alternatif sistem

    Setiap alternatif harus dikaji kelayakan :

    a) Sosial

    b) Budaya

    c) Lingkungan

  • 24

    Kerangka Acuan Kerja (KAK) Kegiatan Penyusunan RISPAM Kabupaten Bogor, 2014 - MZ@2014

    I -

    d) Teknis

    e) Keuangan

    f) Ekonomi

    Setiap alternaif sistem harus dipersiapkan dan disajikan secara lengkap dan

    sistematis,sehingga para penilai dapat menganalisa dengan cepat dan cermat.

    10) Strategi pelaksanaan

    Dalam rangka memenuhi kebutuhan air bersih disuatu kawasan, strategi

    penanganannyadisesuaikan dengan kebijakan dan kondisi masingmasing daerah

    denganmempertimbangkan kapasitas sistem air bersih yang belum terpakai, tingkat

    kehilangan

    air dan rencana tahapan pengembangan pelayanan.

    11) Rencana Induk

    Setelah alternatif terbaik ditetapkan, maka ditentukan :

    a) Rencana kegiatan utama pertahapan pengembangan

    b) Rencana pengembangan kelembagaan dan sumber daya manusia

    c) Rekayasa awal sistem (Preliminery Engineering)

    d) Rekomendasi langahlangkah penguasaan dan pengamanan sumber air baku

    e) Rencana pentahapan pengembangan

    f) Rencana tindak lanjut untuk studi kelayakan dan perencanaan teknik.

    Produk rencana induk ini harus mendapatkan pengesahan dari Bupati Bogor,

    setelahdilakukan konsultasi publik.

    4. Personil

    a. Tenaga Ahli

    1) Ketua Tim sebanyak 1 (satu) orang

    Lulusan Sarjana Teknik Lingkungan merangkap ahli lingkungan dan air bersih dengan

    pengalaman kerja profesional sedikitnya 9 (Sembilan) tahun dalam perencanaan

    sistem penyediaan air bersih. Pemimpin tim harus mengkoordinir pekerjaan dari tim

    dan menentukan standar yang seragam untuk pekerjaan yang dilakukan oleh

    anggota tim.

    2) Tenaga Ahli Teknik Penyehatan sebanyak 1 (satu) orang

    Lulusan Sarjana Teknik Penyehatan/Lingkungan dengan pengalaman kerja minimal

    6 (enam) tahun dalam perencanaan air bersih, perumahan dan perencanaan jalan

    serta perhitungan volume dan biaya konstruksi.

  • 25

    Kerangka Acuan Kerja (KAK) Kegiatan Penyusunan RISPAM Kabupaten Bogor, 2014 - MZ@2014

    I -

    3) Tenaga Ahli Geodesi sebanyak 1 (satu) orang

    Lulusan Sarjana Geodesi dengan pengalaman kerja minimal 5 (lima) tahun dalam

    pengukuran dan pemetaan trace perpipaan dan perencanaan air bersih atau

    perencanaan irigasi.

    4) Tenaga Ahli Sipil sebanyak 1 (satu) orang

    Lulusan Sarjana Teknik Sipil dengan pengalaman kerja minimal 6 (enam) tahun

    dalam perencanaan air bersih, perumahan dan perencanaan jalan serta perhitungan

    volume dan biaya konstruksi.

    5) Tenaga Ahli Planologi sebanyak 1 (satu) orang

    Lulusan Sarjana Planologi dengan pengalaman kerja minimal 5 (lima) tahun

    dalamperencanaan air bersih untuk pengembangan kota dan atau kawasan.

    6) Tenaga Ahli Hidrologi/ Hidrogeologi sebanyak 1 (satu) orang

    Lulusan Sarjana Teknik Pengairan/SipilHidro dengan pengalaman kerja minimal 6

    (enam) tahun dalam perencanaan air bersih, bendungan dan pekerjaanpekerjaan

    irigasi.

    b. Tenaga Pendukung

    1) Surveyor sebanyak 3 (dua) orang

    Lulusan dari Sekolah Teknik Menengah dengan pengalaman kerja sedikitnya 5 (lima)

    tahundalam mengatur survey untuk pekerjaan air bersih, perumahan dan jalan.

    2) Operator sebanyak 2 (dua) orang

    Drafman adalah minimal lulusan STM dengan pengalaman kerja sedikitnya 5 (lima)

    tahundalam menyiapkan gambar desain untuk pekerjaan air bersih, perumahan dan

    perencanaan jalan.

    5. Waktu Pelaksanaan

    Waktu pelaksanaan yang disediakan untuk menyelesaikan pekerjaan ini adalah 90 (Sembilan

    Puluh) hari Kalender.

    6. Pembiayaan

    Biaya pelaksanaan pekerjaan ini dbebankan pada Anggaran Pembangunan dan Belanja

    Daerah (APBD) Kabupaten Bogor Tahun Anggaran 2014 melalui Organisasi Perangkat

    Daerah Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Bogor.

  • 26

    Kerangka Acuan Kerja (KAK) Kegiatan Penyusunan RISPAM Kabupaten Bogor, 2014 - MZ@2014

    I -

    BAB III

    PENUTUP

    Dokumen hasil Penyusunan Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kabupaten

    Bogor Tahun 2013-2027 diharapkan dapat menjadi pedoman bagi seluruh pemangku kepentingan

    sebagai salah satu bahan penyusunan rencana pembangunan infrastruktur di Kabupaten Bogor.

    Segala sesuatu yang belum diatur dalam kerangka acuan kerja dan syarat-syarat pengadaan

    jasa akan ditentukan kemudian hari.

    Cibinong, Januari 2014

    Mengetahui/Menyetujui,

    Kepala Bappeda Kabupaten Bogor Selaku,

    Pengguna Anggaran

    DR. Ir. Hj. SYARIFAH SOFIAH D, MSi

    Pembina Utama Muda

    Nip. 196411101989092002

    Kepala Bidang Sarpras, Tata Ruang dan

    Lingkungan Hidup

    Selaku,

    Pengendali

    Ir. SURYANTO PUTRA, MSi

    Penata Tingkat I

    NIP 196706261999011001

    Kepala Sub Bidang Sarana Prasarana

    Selaku,

    Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan

    RIAN PERMANA, ST, MSi

    Penata Tingkat I

    NIP 196010231993031001