contoh judul dan ptk paud
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Beberapa judul pkp paudTRANSCRIPT

Upaya Guru dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Al-Qur’an Anak Usia Dini melalui Metode Bermain Kartu Huruf Hijaiyyah di RA Persatuan Islam 56 Kecamatan Tawang Kota Tasikmalaya Tahun Pelajaran 2010-2011
Penggunaan Metode Bercerita pada Anak Usia Dini dalam Meningkatkan Minat Belajar (Penelitian Tindakan Kelas di TK Mangkubumi Kota Tasikmalaya)
Penerapan Alat Permainan Puzzle dalam Meningkatkan Kreativitas Anak (Penelitian Tindakan Kelas di RA Nurul Anwar Kota Tasikmalaya)
Pelaksanaan Pembelajaran BCCT dalam Meningkatkan Keterampilan Membaca (Penelitian Tindakan Kelas di RA Riyadhusshalihin Sukamantri Kabupaten Ciamis Tahun Pelajaran 2009-2010)
Peningkatan Kecerdasan Logis Matematis pada Anak Usia Dini melalui Penggunaan Alat Bermain Kartu Angka (Penelitian Tindakan Kelas di RA Fathurridlo Cihideung Kota Tasikmalaya)
Peningkatan Kemampuan Sains pada Anak Usia Dini melalui Metode Eksperimen Meniup Balon (Penelitian Tindakan Kelas di TKIT Ibadurrohman Lengkongsari Kecamatan Tawang Kota Tasikmalaya Tahun Pelajaran 2009-2010)
Upaya Guru dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Anak Melalui Model Pembelajaran Kartu Huruf Bergambar di Kelompok A TK Tunas Sukamaju Indihiang Tasikmalaya 2009-2010
Peningkatan Kemampuan Membaca Anak Usia Dini Melalui Permainan Kartu Kata di Kelompok B Taman Kanak-Kanak Tunas Mekar Kecamatan Indihiang Kota Tasikmalaya
Penggunaan Metode Bercakap-Cakap dalam Meningkatkan Keterampilan Berkomunikasi pada Anak Usia 5 Tahun di TK Mangkubumi Kecamatan Mangkubumi Kota Tasikmalaya
Upaya Guru dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Anak Melalui Permainan Kartu Kata Bergambar (di Kelompok B PAUD Fathurridlo Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya Tahun Pelajaran 2013/2014)
Penggunaan Metode Bercerita Gambar Seri dalam Meningkatkan Kemampuan Berbahasa (Penelitian Tindakan Kelas di Kelompok B2 PAUD Fathurridlo Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya Tahun Pelajaran 2012/2013
Meningkatkan Kemampuan Membaca Melalui Permainan Label Ikan (Penelitian Tindakan Kelas di Kelompok B TK PGRI Handayani Kecamatan Mangkubumi Kota Tasikmalaya Tahun Ajaran 2010-2011)
Meningkatkan Kemampuan Bahasa Sunda melalui Penggunaan Media Gambar Anggota Tubuh (Penelitian Tindakan Kelas di Kelompok A TK Mangkubumi Kecamatan Mangkubumi Kota Tasikmalaya)
Upaya Meningkatkan Kemampuan Berbicara Anak melalui Penerapan Metode Cerita Bergambar (Penelitian Tindakan Kelas di Kelompok B TK Al Ikhlas Kecamatan Mangkubumi Kota Tasikmalaya)

PENANAMAN NILAI BUDAYA SUNDA PADA ANAK USIA DINI DI TK NEGERI PEMBINA
PENERAPAN METODE BERMAIN PERAN DALAM MENGURANGI PERILAKU AGRESIF ANAK TAMAN KANAK-KANAK
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA DINI ANAK TAMAN KANAK-KANAK MELALUI PENGGUNAAN MEDIA KARTU SUKU KATA BERGAMBAR
HUBUNGAN ANTARA KESADARAN LINGUISTIK DENGAN KEMAMPUAN MEMBACA DINI ANAK USIA DINI
MENINGKATKAN KREATIVITAS MENGGAMBAR ANAK TAMAN KANAK-KANAK MELALUI METODE BERCERITA: Penelitian Tindakan Kelas di TK
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMAHAMI KONSEP PENGUKURAN BERAT PADA ANAK TAMAN KANAK-KANAK MELALUI METODE PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING : Penelitian Tindakan Kelas Di Kelompok B Tk
PENGENALAN KETERAMPILAN ANALISIS DATA PADA ANAK TK MELALUI PENGGUNAAN MEDIA GRAFIK :
PENGARUH METODE PEMETAAN PIKIRAN MIND MAPPING TERHADAP KETERAMPILAN PEMECAHAN MASALAH PROBLEM SOLVING SKILL ANAK TAMAN KANAK-KANAK
MENINGKATKAN KETERAMPILAN SOSIAL ANAK TAMAN KANAK-KANAK MELALUI PERILAKU GURU DALAM MEMBANGUN HUBUNGAN YANG POSITIF DENGAN ANAK :
MENINGKATKAN KREATIVITAS MELALUI KEGIATAN MENCIPTA BENTUK KREATIF DARI BARANG BEKAS PIRING STYROFOAM
PENGGUNAAN MEDIA WAYANG JAWA DENGAN TOKOH PUNAKAWAN DALAM MENINGKATKAN PENGUASAAN KOSA KATA BAHASA INDONESIA ANAK USIA DINI.
PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA BUKU WWP (WIDYA WIYATA PERTAMA) TERHADAP KEMAMPUAN MENYIMAK ANAK TK: Penelitian Pre Eksperimen Pada Kelompok TK
IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MELUKIS dengan LILIN (CANDLE PAINTING) di TK DARUSSALAM BANDUNG: Studi Deskriptif pada Kelompok A TK
MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANAK DALAM MEMBILANG MELALUI PENGGUNAAN KARTU HITUNG BERGAMBAR: Penelitian Tindakan Kelas pada Anak Kelompok B TK
MENINGKATKA KREATIVITAS ANAK MELALUI PEMANFAATAN BARANG BEKAS (RECYCLE)
PROFIL KOMPETENSI GURU TAMAN KANAK-KANAK TERSERTIFIKASI DI YAYASAN

PROFIL KETERAMPILAN SOSIAL ANAK KETERBELAKANGAN MENTAL RINGAN :Studi Deskriptif Kualitatif Anak keterbelakangan Mental di TK

Penelitian Tindakan Kelas
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL ANGKAMELALUI MEDIA KARTU ANGKA PADA ANAK KELOMPOK B
PAUD CAHAYA HATI DESA SERANGEKECAMATAN LOPOK
NurtiniPG-PAUD, Ilmu Pendidikan, FKIP, Universitas Terbuka
Abstrak : Judul penelitian ini adalah :” Upaya Meningkatkan Kemampuan Mengenal Angka Melalui Media Kartu Angka Pada Anak Kelompok B Paud Cahaya Hati Serange”. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan tentang upaya meningkatkan kemampuan mengenal angka melalui media kartu angka. Metode penelitian yang digunakan deskriptif dengan bentuk Penelitian Tindakan Kelas. Subjek dalam penelitian ini berjumlah 27 anak. Hasil analisa data bahwa : 1) perencanaan pembelajaran seperti menentukan bahan pelajaran dan merumuskan tujuan, mengembangkan dan mengorganisasikan media pembelajaran, merencanakan pengelolaan kelas, dan menyiapkan alat penilaian rencana pembelajaran. 2) langkah pembelajaran antara lain : melakukan pembelajaran, melaksanakan penilaian proses dan hasil belajar, 3) peningkatan kemampuan dengan indikator : menyebutkan angka 1-10, menunjukkan angka 1-10, dan mengurutkan angka 1-10 dalam mengenal konsep bilangan dan lambang bilangan pada anak usia dini dengan menggunakan media kartu angka di PAUD Cahaya Hati Serange yaitu anak mengenal angka 1-10 mencapai 93%.
Kata kunci : Kemampuan, Media, Kartu Angka

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anak usia dini adalah sosok individu yang sedang menjalani suatu proses
perkembangan dengan pesat dan fundamental bagi kehidupan selanjutnya. Anak usia dini
berada pada rentang usia 0-8 tahun. Pada masa ini proses pertumbuhan dan perkembangan
dalam berbagai sedang mengalami masa yang cepat dalam rentang perkembangan hidup
manusia. Proses pembelajaran sebagai bentuk perlakuan yang diberikan pada anak harus
memperhatikan karakteristik yang dimiliki setiap tahapan perkembangan anak.
Pendidikan pada anak usia dini pada dasarnya meliputi seluruh upaya dan tindakan
yang dilakukan oleh pendidik dan orang tua dalam proses perawatan, pengasuhan dan
pendidikan pada anak dengan menciptakan aura dan lingkungan diman anak dapat
mengeksplorasi pengalaman yang meberikan kesempatan padanya untuk mengetahui dan
memahami pengalaman belajar yang diprolehnya dari lingkungan, melalui cara mengamati,
meniru dan bereksperimen yang berlangsung secara berulang-ulang dan melibatkan seluruh
potensi dan kecerdasan anak.
Salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh peserta didik PAUD adalah mampu
mengikuti pendidikan selanjutnya dengan kesiapan yang optimal sesuai dengan tuntutan yang
berkembang dalam masyarakat. Kemampuan dasar yang dikembangkan di PAUD meliputi
kemampuan bahasa, fisik/motorik, seni dan kemampuan kognitif. Pengembangan
kemampuan kognitif bertujuan meningkatkan kemampuan berpikir anak. Pada kemampuan
kognitif tersebut, anak diharapkan dapat mengenal konsep sains dan matematika sederhana.
Kegiatan pembelajaran matematika pada anak diorganisir secara terpadu melalui tema-
tema pembelajaran yang paling dekat dengan konteks kehidupan anak dan pengalaman-
pengalaman riil. Guru dapat menggunakan media permainan dalam pembelajaran yang
memungkinkan anak bekerja dan belajar secara individual, kelompok dan juga klasikal.
Penggunaan media pada kegiatan pembelajaran matematika anak usia dini, khususnya dalam
pengenalan konsep bilangan bertujuan mengembangkan pemahaman anak terhadap bilangan
dan operasi bilangan dengan benda-benda kongkrit sebagai pondasi yang kokoh pada anak
untuk mengembangkan kemampuan matematika pada tahap selanjutnya.

Berdasarkan observasi yang telah dilakukan penulis di lapangan ditemukan adanya
permasalahan dalam kegiatan pengembangan di kelas yaitu rendahnya kemampuan mengenal
konsep bilangan di PAUD Cahaya Hati pada Kelompok B. Pada saat proses pembelajaran
peneliti melihat peran guru masih menekankan pengajaran yang berpusat pada guru (teacher
centered). Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya peran guru yang terlalu menguasai kelas.
Guru dengan spontan memberikan tugas kepada anak tanpa memberikan pilihan kegiatan
kepada anak. Kondisi ini ditengarai penyebabnya adalah dalam proses pembelajaran guru
kurang memanfaatkan media pembelajaran dan permainan yang tepat yang dapat
menumbuhkan motivasi belajar anak.
Selain kurangnya media pembelajaran dan permainan yang tepat, hal ini lebih
disebabkan oleh minimnya ruangan kelas yang dimiliki oleh PAUD Cahaya Hati . Sehingga
guru merasa kesulitan mencari tempat jika menambahkan media dan sumber belajar terlalu
banyak.
Permasalahan lain yang terjadi di PAUD Cahaya Hati adalah metode yang digunakan
oleh guru masih menggunakan metode drill dan praktek-praktek paper-pencil test. Pada
pengembangan kognitif khususnya pada pengenalan konsep bilangan, guru memberikan
perintah kepada anak agar mengambil majalah dan pensil masing-masing. Selanjutnya guru
memberikan contoh kepada anak untuk menghitung jumlah benda yang terdapat pada
majalah dan mengisinya dengan angka yang sesuai dengan jumlah benda tersebut pada kolom
yang telah disediakan. Setelah anak mengerti, guru menyuruh anak untuk mengerjakannya
sendiri. Hal ini merupakan salah satu penyebab rendahnya kemampuan anak dalam mengenal
konsep bilangan di PAUD Cahaya Hati . Sebagai indikator rendahnya kemampuan anak di
PAUD tersebut, dapat dilihat bahwa dari 27 siswa kelompok B yang sudah mengenal
bilangan hanya 8 siswa (30%), dan sisanya sebanyak 19 siswa (70%) belum mengenal angka.
Berdasarkan permasalahan yang terjadi di PAUD Cahaya Hati, penulis tertarik untuk
meneliti secara langsung pemanfaatan media kartu angka sebagai salah satu cara
meningkatkan kemampuan mengenal konsep bilangan anak PAUD dan dapat memperbaiki
kondisi pembelajaran yang terjadi di PAUD Cahaya Hati. Media ini dianggap mampu
memecahkan masalah diatas karena dalam proses pembelajaran, alat bantu atau media tidak
hanya dapat memperlancar proses komunikasi akan tetapi dapat merangsang siswa untuk
merespon dengan baik segala pesan yang disampaikan.
Penggunaan media pembelajaran selain dapat memberi rangsangan bagi siswa untuk
terjadinya proses belajar, media pembelajaran juga memiliki peranan penting dalam
menunjang kualitas proses belajar mengajar. Media pembelajaran merupakan segala sesuatu

yang digunakan untuk menyalurkan pesan serta dapat merangsang pikiran, perasaan,
perhatian, dan kemauan si belajar sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar yang
disengaja, bertujuan, dan terkendali. Selanjut untuk meneliti masalah di atas, Penulis
menggunakan metode penelitian tindakan kelas dengan judul “ Upaya Meningkatkan
Kemampuan Mengenal Angka Siswa Kelompok B Melalui Media Kartu Angka di
PAUD Cahaya Hati”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalahnya adalah:
Apakah melalui penggunaan media kartu angka dapat meningkatkan kemampuan mengenal
angka pada Anak Usia Dini di PAUD Cahaya Hati Desa Serange Kecamatan Lopok?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu:
1. Mengembangkan potensi anak dalam mengenal angka dan merangsang kemampuan
mengidentifikasi jumlah dan simbol angka melalui media kartu angka.
2. Untuk mengetahui apakah kemampuan mengenal angka siswa kelompok B dapat
meningkatkan Melalui Media Kartu Angka di PAUD Cahaya Hati Desa Serange Kecamatan
Lopok Tahun Pelajaran 2013/2014.
D. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang lebih baik bagi
anak ataupun guru, dalam meningkatkan serta memperbaiki proses pembelajaran berhitung,
selain itu juga diharapkan bagi peneliti lain dapat mengembangkan penggunaan media atau
pendekatan lain guna meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah.
1. Manfaat teoritis
Manfaat teoritis dari hasil penelitian ini adalah untuk mengembangkan pengetahuan
tentang ilmu-ilmu pendidikan yang berhubungan dengan peningkatan potensi belajar anak
usia dini.
2. Manfaat praktis
a. Bagi sekolah

Manfaaat penelitian bagi sekolah yaitu sebagai upaya untuk meningkatkan mutu
pendidikan dengan penggunaan metode dan media yang tepat dan optimal sehingga hasilnya
bisa dijadikan sebagai contoh untuk sekolah-sekolah yang lain.
b. Bagi guru
Manfaat penelitian bagi guru yaitu menambah pengetahuan serta mengembangkan
kemampuan guru dalam menggunakan metode pembelajaran yang lebih menarik dan
menyenangkan sehingga tercipta suasana pembelajaran yang kreatif dan lebih baik.
c. Bagi anak
Manfaat penelitian bagi anak yaitu dapat meningkatkan kemampuan mengenal angka dan
merangsang kemampuan mengidentifikasi jumlah angka dan simbolnya dengan
menggunakan media yang menyenangkan.
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Deskripsi Teori
1. Kemampuan Mengenal Angka
a. Pengertian Kemampuan
Kemampuan adalah perpaduan antara teori dan pengalaman yang diperoleh dalam
praktek di lapangan, termasuk peningkatan kemampuan menerapkan teknologi yang tepat
dalam rangka peningkatan produktivitas kerja (Tadkirotun, 2012).
Menurut Asmani (1996:102), bahwa kemampuan adalah kapasitas seseorang individu
untuk mengerjakan berbagai tugas dalam suatu pekerjaan. Selanjutnya totalitas kemampuan
dari seseorang individu pada hakekatnya tersusun dari dua perangkat faktor, yakni
kemampuan intelektual dan kemampuan fisik. Kemampuan intelektual adalah kemampuan
untuk menjalankan kegiatan mental. Kemampuan fisik adalah kemampuan yang diperlukan
untuk melakukan tugas-tugas yang menuntut stamina, kecekatan, kekuatan dan bakat-bakat
sejenis.
Kemampuan adalah sifat lahir dan dipelajari yang memungkinkan seseorang dapat
menyelesaikan pekerjaannya. Adapun apa yang harus dimiliki oleh seseorang dalam
menghadapi pekerjaannya menurut Mitzberg seperti yang dikutip Gibson, ada empat
kemampuan (kualitas atau skills) yang harus dimiliki oleh seseorang dalam menjalankan
tugas-tugasnya sebagai berikut:
1. Keterampilan teknis, adalah kemampuan untuk menggunakan alat-alat, prosedur dan teknik
suatu bidang khusus.
2. Keterampilan manusia, adalah kemampuan untuk bekerja dengan orang lain, memahami
orang lain, memotivasi orang lain, baik sebagai perorangan maupun sebagai kelompok.
3. Keterampilan konseptual, adalah kemampuan mental untuk mengkoordinasikan, dan
memadukan semua kepentingan serta kegiatan organisasi.
Menurut Atmosudirdjo (1998:37), kemampuan adalah sebagai sesuatu hal yang perlu
dimiliki oleh setiap individu dalam suatu organisasi. Kemampuan tersebut terdiri atas tiga
jenis kemampuan (abilities) yaitu kemampuan sosial, kemampuan teknik dan kemampuan
manajerial.
Konsep kemampuan dalam kepustakaan dikenal dua terminology yang memiliki
makna yang sama, yaitu ada yang memakai istilah abilities dan istilah skills. Dengan
mengacu pada pendapat di atas, juga membedakan jenis keterampilan/kecakapan yang terdiri
atas keterampilan/kecakapan kemanusiaan (human skills), keterampilan/kecakapan
administrasi (administrative skills), dan keterampilan/kecakapan teknik (technical skills)
(Kayvan, Umy.2009).

Menurut Iskandar (2011), kemampuan atau skill adalah berasal dari kata dasar
mampu yang dalam hubungan dengan tugas/pekerjaan berarti dapat (kata sifat/keadaan)
melakukan tugas/pekerjaan sehingga menghasilkan barang atau jasa sesuai dengan yang
diharapkan. Kemampuan dengan sendirinya juga kata sifat/keadaan ditujukan kepada sifat
atau keadaan seseorang yang dapat melaksanakan tugas/pekerjaan atas dasar ketentuan yang
ada.
b. Pengertian Angka
Menurut Tadkirotun (2012) angka atau bilangan adalah lambang atau simbol yang
merupakan suatu objek yang terdiri dari angka-angka. Sebagai contoh bilangan 10, dapat
ditulis dengan dua buah angka (double digits) yaitu angka 1 dan angka 10). Bilangan banyak
ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Namun demikian, bilangan yang ditemui anak-anak
sebenarnya memiliki arti yang berbeda-beda.
Seperti yang dikemukakan oleh Fatimah (2011:14) anak-anak akan belajar
membedakan arti bilangan berdasarkan penggunaan yaitu:
1. bilangan kardinal menunjukkan kuatitas atau besaran benda dalam sebuah kelompok.
2. bilangan ordinal, digunakan untuk menandai urutan dari sebuah benda, contoh juara kesatu,
dering telepon, ke lima kalinya, hari kartini hari ke 21 di bulan April, dll.
3. bilangan nominal, digunakan untuk member nama benda, contoh: nomor rumah, kode pos,
nomor lantai/ruang di dedung, jam, uang, dll. Bilangan memiliki beberapa bentuk/ tampilan
(representasi) yang saling berkaitan diantaranya benda nyata, model mainan, ucapan, simbol
(angka atau kata).
Nurlaela, (2009:16) mengemukakan bahwa tampilan bilangan yang satu dengan
tampilan bilangan yang lainnya memahami hubungan antar tampilan bilangan dapat diartikan
sebagai contohnya setalah anak mendengarkan soal (tampilan bahasa lisan), anak bisa
menunjukkan dengan media balok (tampilan model/benda mainan), menggambarkannya
(tampilan gambar), lalu anak menulis jawaban pada kertas (simbol tertulis angka atau kata).
Setiap bilangan yang dilambangkan dalam bentuk angka, sebenarnya merupakan konsep
abstrak.
Seperti apa yang dikemukakan oleh Marhijanto (2008:30) bahwa bilangan adalah
banyaknya benda, Jumlah, satuan system matematika yang dapat diunitkan dan bersifat
abstrak. Konsep abstrak iini merupakan hal yang sulit untuk anak Taman Kanak kanak
memahami secara langsung. Sebagaimana yang telah dikemukakan bahwa konsep bilangan
itu bersifat abstrak, maka cenderung sukar untuk dipahami oleh anak usia dini dan Taman

Kanak-kanak dimana pemikiran anak Taman Kanak-kanak berdasarkan pada pengalaman
kongkret. Untuk dapat mengembangkan konsep bilangan pada anak anak Taman Kanak-
kanak tidak dilakuakn dalam jangka waktu pendek, yang harus dilakukan secra bertahap
dalam jangka waktu yang lama, serta dibutuhkan media yang kongkrit untuk membantu
proses pembalajaran mengenal bilangan.
Wardani IGAK (2008:27) mengungkapkan bilangan merupakan suatu konsep
tentang bilangan yang terdapat unsure-unsur penting seperti nama, urutan, bilangan dan
Jumlah. Indikator yang berkaitan dengan kemampuan mengenal konsep bilangan yaitu:
1. counting (berhitung),
2. one-to-one correspondence (koresponden satu-satu),
3. quality (kuantitas),
4. comparison (perbandingan)
5. recognizing and writing numeral (mengenal dan menulis angka).
Anak memiliki kemampuan counting (berhitung) sebelum berusia 3 tahun bahwa anak
mampu menyebutkan urutan bilangan, misalnya satu, dua, tiga, empat, dan seterusnya. Untuk
bisa berhitung anak-anak memulai berhitung dari 1 sampai 9 setelah itu 10 dan seterusnya
yaitu bilangan yang terdiri dari 2 angka, misalnya anak mampu menyebutkan bilangan
“sebelas” bukan menyebutkan “sepuluh satu” dan sebagainya.
2. Media Kartu Angka
a. Pengertian Media
Kata media berasal dari bahasa Latin “Medius” yang berarti tengah, perantara, dan
pengantar, dalam bahasa Arab, media diartikan ssebagai perantara atau pengantar pesan dari
pengirim pesan kepada penerima pesan. Menurut Djamarah (1995:136), media adalah alat
bantu apa saja yang dapatg dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai suatu tujuan
pembelajaran. Menurut Purnawati dan Eldarni (2001:4), media merupakan sesuatu yang
dapat digunakan untuk menyalurkan suatu informasi sehingga dapat merangsang fikiran,
persaan, perhatian, dan minat anak sehingga terjadi proses belajar. Istilah media dalam
bidang pembelajaran disebut juga media pembelajaran, alat bantu atau media tidak hanya
dapat memperlancar proses komunikasi akan tetapi dapat merangsang anak untuk merespon
dengan baik segala pesan yang disampaikan.
1) Jenis-jenis Media

Berdasarkan pengertian media yang disebutkan oleh beberapa pakar, secara umum
media itu banyak, ada media elektronik, media gambar dan lain sebagainya. Media yang
dibahas pada penelitian ini merupakan jenis media yang secara khusus digunakan pada
pendidikan anak usia dini. Jenis-jenis media yang digunakan dalam meningkatkan
pengetahuan untuk anak usia dini diantaranya adalah:
a) Media Serutan Kayu
b) Media gambar
c) Media Kartu Angka (Nurani, 2012).
2) Manfaat Media
Menurut pendapat yang dikemukakan (Tim PKP PG PAUD.2008) tentang manfaat
media pengajaran dalam proses belajar anak, sebagai berikut:
1. pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi
belajar.
2. bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh para siswa
dan memungkinkan siswa menguasai tujuan pengajaran lebih baik.
3. metode pengajaran akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui
penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga
b. Pengertian Kartu Angka
Kartu angka atau alat peraga kartu adalah alat-alat atau perlengkapan yang digunakan
oleh seorang guru dalam mengajar yang berupa kartu dengan bertuliskan angka sesuai dengan
tema yang diajarkan. Alat peraga kartu adalah alat bantu bagi anak untuk mengingat
pelajaran. Alat peraga kartu huruf dapat menimbulkan kesan di hati sehingga anak-anak tidak
mudah melupakannya. Sejalan dengan ingatan anak akan alat peraga itu, ia juga diingatkan
dengan pelajaran yang disampaikan guru. Semakin kecil anak, ia semakin perlu
visualisasi/konkret (perlu lebih banyak alat peraga) yang dapat disentuh, dilihat, dirasakan,
dan didengarnya (Nurani, 2012).
Alat peraga kartu adalah alat untuk menjelaskan yang sangat efektif, misalnya: Untuk
menjelaskan usia, ciri khas, karekter atau sifat dari seorang tokoh. Dengan alat peraga,
gambar lebih jelas daripada dijelaskan dengan kata-kata saja. Sehingga anak dapat
menghayati karakter tokoh yang diceritakan. Untuk menjelaskan situasi sebuah tempat, misal
keadaan sebuah kota, bangunan, dan sebagainya, dengan gambar akan lebih jelas daripada
diceritakan secara lisan saja (Nurani, 2012).

Langkah-Langkah Penerapan Kartu Angka Dalam Pembelajaran.
Menurut Tadkirotun (2012) kartu angka merupakan fasilitas penting dalam
pembelajaran di sekolah karena bermanfaat untuk meningkatkan perhatian anak. Dengan alat
peraga kartu, anak diajak secara aktif memperhatikan apa yang diajarkan guru. Satu hal yang
harus diingat, walaupun fasilitas alat peraga kartu yang dimiliki sekolah sangat minim, tetapi
bila penggunaan alat peraga diikuti dengan metode anak aktif, maka efektifitas pengajaran
akan semakin baik. Maka adapun langkah penerapan penggunaan kartu angka dalam
pembelajaran yaitu:
Contoh penerapan untuk anak kelompok A
1) Permainan angka bisa dilakukan dengan kartu angka dan gambar. Satu sisi berisi sejumlah
gambar dan satu sisi bertulis angka.
2) Anak menghitung jumlah gambar pada kartu
3) Jika hitungannya benar, anak membalik kartu, sehingga terlihat angka.
4) Guru memberikan tanggapan positif. Jika anak keliru bantu dia menghitungnya. Setelah itu
anak menghitung kembali tanpa di bantu.
Contoh penerapan untuk anak kelompok B
1) Kartu huruf dikembangkan bentuknya ke keartu angka-huruf. Satu sisi bertulis angka, satu
sisi bertulis huruf
2) Mula-mula anak membaca angka
3) Apabila benar, anak boleh membaca hurufnya.
4) Jika anak mau belajar membaca, permainan dibalik, anak membaca sisi hurufnya terlebih
dahulu baru membuka sisi yang bertulis angka.
B. Hipotesis Tindakan
Adapun Hipotesis Tindakan dari dari penelitian in adalah sebagai berikut :
Dengan menggunakan media kartu angka dapat meningkatkan kemampuan mengenal angka
siswa kelompok B PAUD Cahaya Hati di desa Serange.

BAB III
PELAKSANAAN PERBAIKAN
A. Setting Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di PAUD kelompok B Cahaya Hati Desa Serange Kecamatan
Lopok.
2. Waktu
Penelitian ini dilaksanakn pada bulan November sampai Desember
3. Karakteristik Penelitian
Penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yang merupakan
penelitian tindakan oleh guru yang dilakukan di dalam kelas dengan tujuan untuk
memperbaiki kinerja guru sehingga hasil belajar anak mengalami peningkatan (Wardani,
2003:78).
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dimaksud dalam penelitian ini adalah proses
belajar mengajar di PAUD Cahaya Hati Desa Serange dengan menggunakan media kartu
angka guna meningkatkan kemampuan mengenal angka oleh anak kelompok B Tahun
Pelajaran 2013/2014.
4. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah Anak Usia Dini Kelompok B PAUD Cahaya Hati Desa
Serange Kecamatan Lopok Tahun Pelajaran 2013/2014, yang berjumlah 27, terdiri dari 13
anak laki-laki dan 14 anak perempuan. Dan objek penelitiannya adalah mengenal angka
dengan media kartu angka.
B. Variabel yang Diteliti
1. Faktor Siswa
Dengan melihat motivasi dan kretifitas pada proses pembelajaran yang dilakukan anak-
anak PAUD Cahaya Hati Serange tahun pelajaran 2013/2014.
2. Faktor Guru
Penilitian dilakukan di dalam kelas dan ingin meneliti cara guru dalam merencanakan
proses pembelajaran dan bagaimana cara pelaksanaannya sebagai program peningkatan
wawasan guru dan pengembangan materi di sekolah itu sendiri.
C. Rencana Tindakan
Penelitian ini dikelompokkan menjadi 2 siklus yang tiap siklus terdapat beberapa tahap
atau langkah. Adapun tahap-tahap atau langkah tersebut yaitu:
a. Tahap perencanaan
b. Tahap pelaksanaan tindakan
c. Tahap pengamtan dan interpretasi
d. Tahap analisis dan refleksi
1. Siklus I
a. Perencanaan
Pada tahap ini dibuat skenario yang merupakan penjabaran dari tindakan, sehingga
peneliti mudah melaksanakan tindakan atau pembelajaran dengan harapan penggunaan media
kartu angka dapat meningkatkan kemampuan pada anak, terutama dalam sains dan
matematika. Adapun tahap perencanaan tindakan sebagai berikut :
1. Peneliti melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui kompetensi dasar yang akan
disampaikan kepada siswa dalam prosses pembelajaran
2. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran
3. Membuat skenario pembelajaran dengan menggunakan media kartu angka
4. Menyusun lembar observasi untuk mencatat situasi belajar mengajar selama pembelajaran
berlangsung
5. Membuat instrumen penelitian
6. Menyusun alat evaluasi pembelajaran

7. Mendesain alat evaluasi
8. Merencanakan analisa hasil tes
b. Implementasi Tindakan
Melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas sesuai dengan rencana yang telah
dituangkan dalam skenario pembelajaran. Adapun rencana implementasi tindakan adalah
sebagai berikut :
1. Guru menciptakan kondisi belajar yang lebih baik
2. Guru menyampaikan dan menyajikan media yang akan digunakan
3. Guru menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan
c. Observasi dan Interpretasi
Selama pelaksanaan tindakan diadakan observasi, yang diamati adalah aktivitas-aktivitas
siswa yang tampak selama proses belajar mengajar, dan semuanya dicatat dalam lembar
observasi yang telah disiapkan. Evaluasi hasil belajar dilakukan pada tiap akhir siklus.
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah:
1. Melihat kekurangan dalam proses belajar mengajar serta aktivitas siswa dalam belajar
dengan menggunakan lembar observasi
2. Mengadakan perbaikan untuk melaksanakan siklus berikutnya.
d. Analisis dan refleksi
Analisis hasil penelitian dan refleksi dilakukan pada akhir siklus. Pada tahap ini, peneliti
mengkaji pelaksanaan dan hasil yang diproleh dalam pemberian tindakan kelas pada suatu
siklus, dan hasil dari refleksi ini digunakan sebagai dasar untuk memperbaiki serta
menyempurnakan perencanaan dan pelaksanaan tindakan pada siklus selanjutnya.
2. Siklus II
Pelaksanaan siklus kedua ini urutannya sama dengan pelaksanaan pada siklus pertama dan
tindakan yang dilakukan pada siklus kedua ini berdasarkan hasil dari analisis tes pada siklus
pertama sehingga dapat dilihat perbedaaan antara siklus pertama dan siklus kedua apakah ada
peningkatan pada penggunaan metode penelitian. Apabila siklus pertama belum ada
peningkatan tindakan maka akan dilanjutkan pada siklus kedua ataupun siklus selanjutnya.
D. Cara Pengumpulan Data
Dalam penelitian, pengumpulan data merupakan bagian yang terpenting dalam suatu
penelitian, bahkan merupakan suatu keharusan bagi seorang peneliti. Pada umumnya data
yang digunakan dalam penelitian yaitu data primer dan data skunder. Data Primer yaitu data

yang diproleh secara langsung atau data yang diproleh dari sumber pertama, sedangkan data
skunder yaitu data yang diproleh secara tidak langsung. Untuk mendapatkan data yang
diperlukan dalam penelitian ini, maka peneliti menggunakan beberapa tehnik yaitu sebagai
berikut :
1. Observasi
Observasi adalah salah satu tehnik pengumpulan data yang digunakan untuk mendapatkan
informasi dengan cara mengamati perilaku anak dalam situasi tertentu. Tehnik ini sangat
cocok digunakan untuk menilai atau mengukur kadar perilaku, baik kognitif, apektif, maupun
psikomotorik.
2. Dokumentasi
Dokumentasi adalah salah satu tehnik pengumpulan data atau bukti-bukti penjelasan yang
lebih luas mengenai fokus penelitian. Dokumen digunakan dengan tujuan mencari data yang
berasal dari wawancara dan catatan yang ada hubungannya dengan objek penelitian sebagai
sumber data.
E. Tehnik Analisa Data
Berapapun banyak data yang terkumpul, tidak akan bermakna sebelum data tersebut
dianalisa dan diolah. Dengan terkumpulnay data maka langkah selanjutnya adalah
menganalisis data tersebut. Tehnik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
tehnik Deskriptif Kompratif dan Analisis Kritis.
1) Tehnik deskriptif kompratif
Tehnik deskriftif kompratif digunakan untuk data kuantitatif, yaitu dengan
membandingkan hasil antara siklus. Analisis ini juga digunakan untuk menghitung nilai atau
skor yang diproleh siswa yaitu besarnya peningkatan kemampuan dalam berhitung dan
mengenal angka. Hasil komparasi tersebut digunakan untuk mengetahui indikator
keberhasilan dan kegagalan dalam setiap siklus. Indikator yang belum tercapai diperbaiki
pada siklus berikutnya.
2) Tehnik analisis kritis
Tehnik analisis kritis berkaitan dengan data kualitatif, yaitu mencakup kegiatan untuk
mengungkapkan kelemahan dan kelebihan kinerja siswa dan guru dalam proses
pembelajaran berdasarkan kriteria normatif. Hasil analisa tersebut dijadikan dasar dalam
penyusunan perencanaan tindakan untuk tahap berikutnya.

F. Indikator Kinerja dan Kriteria Keberhasilan
1) Indikator Kinerja
Untuk mengetahui keberhasilan dalam proses pembelajaran diperlukan evaluasi secara
menyeluruh. Kriteria yang digunakan untuk mengukur keberhasilan dan kegagalan
pembelajaran dapat dicermati melalui keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dan
evaluasi kegiatan dan keberhasilan belajar anak adalah sejauh mana anak paham dan
mengerti dengan media kartu angka.
2) Kriteria Keberhasilan
Kriteria untuk mengukur tingkat pencapaian keberhasilan pembelajaran dalam
berhitung dinyatakan telah mencapai tujuan pembelajaran jika total jumlah anak yang
mampu mengenal angka dengan menggunakan media kartu angka diatas 85%. Dan proses
perbaikan pembelajaran dinyatakan telah mencapai tujuan pembelajaran jika jumlah anak
yang paham atau mengenal angka ditambah jumlah anak yang sangat mengenal angka di atas
85%.

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. DESKRIPSI PER SIKLUS
1. Siklus I
a) Tahap Perencanaan
Sebelum melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), ada beberapa hal yang perlu
dilakukan oleh peneliti, diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Membuat Rencana Kegiatan Harian (RKH)
2. Membuat Skenario
3. Menyiapkan alat peraga berupa: kartu angka, gambar bunga matahari beragam jumlah daun
dan lambang bilangan 1 – 10.
4. Menyiapkan Papan Flanel
b) Pelaksanaan Tindakan
Kegiatan Pengembangan I (Pembukaan)
1. Berdo’a sebelum belajar2. Judul kegiatan menyanyi bersama lagu “1, 2, 3, “3. Penataan ruang diubah sehingga terdapat area kosong untuk membentuk lingkaran.
Langkah – langkah perbaikan:
1. guru menyanyikan lagu secara utuh
2. guru meminta anak mengikuti lagu 1, 2, 3 didahului oleh guru.
3. Guru meminta anak menyanyikan baris demi baris
Kegiatan pengembangan II (inti)
1. Judul kegiatan : mencocokkan jumlah daun bunga matahari dengan lambang bilangan 1 – 10
2. Penataan ruangan diubah sehingga terdapat area kosong dengan karpet/tikar
3. Pengorganisasian anak : anak-anak berdiri dilantai dengan formasi setengah lingkaran, posisi
guru duduk di depan murid-murid
Langkah-langkah perbaikan:
1. Guru menjelaskan aturan – aturan dan cara menggunakan kartu angka
2. Guru menyebutkan nama permainan

3. Guru memulai permainan kartu angka dengan mencocokkan jumlah daun bunga matahari
dengan lambang bilangan 1- 10
Kegiatan pengembangan III ( penutup)
1. Judul kegiatan : meniru lambaian bunga matahari tertiup angin 10 kali
2. Pengelolaan kelas: posisi kursi dan meja anak diatur seperti biasa
3. Pengorganisasian : anak-anak berdiri di samping meja masing-masing
4. Berdo’a setelah belajar/sebelum pulang
Langkah-langkah perbaikan:
1. Guru memberi contoh daun yang melambai ditiup angin
2. Guru meminta anak meniru daun bunga matahari yang melambai ditiup angin 10 kali
c) Tahap Pengamatan/Observasi
Hasil observasi kegiatan pembelajaran yang sudah dilakukan oleh peneliti antara lain:
1. Kegiatan guru
Dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti ada hal yang masih kurang dalam
penyampaian materi yang disampaikan oleh guru sehingga proses pembelajaran kurang
maksimal, diantaranya:
Pada kegiatan pengembangan 1 (pembuka)
a. guru menyanyikan lagu dengan cepat sehingga murid-murid banyak yang tidak mampu
mengikuti dengan baik,
b. guru tidak menyanyikan lagu baris demi baris sehingga murid-murid kesulitan dalam
menghafal lagu yang disampaikan,
c. dalam menyanyikan lagu, guru tidak membagi kelompok bernyanyi pada anak sehingga lagu
yang dinyanyikan anak tidak serempak,.
Pada kegiatan pengembangan II (kegiatan inti)
a. guru tidak menyiapkan terlebih dahulu alat dan bahan yang akan digunakan sesuai dengan
jumlah murid yang ada
b. guru tidak memperkenalkan bentuk tanaman bunga matahari yang sebernarnya sehingga
murid-murid masih bingung
Pada kegiatan pengembangan III (penutup)
a. guru tidak menyuruh murid untuk berdiri dalam meniru gerakan bunga matahari tertiup
angin, sehingga dalam menirukan gerakan bunga tertiup matahari tidak sesuai dengan
harapan
2. Aktivitas murid

Dari hasil pengamatan tentang kegiatan murid masih banyak hal yang masih harus
diperbaiki, hal-hal tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Pada kegiatan pembukaan murid-murid masih banyak yang diam, hal ini dikarenakan guru
terlalu cepat melantunkan lagu, dan anak banyak yang tidak bisa mengikuti lagu karena guru
tidak menyanyikan terlebih dahulu baris demi baris
b. Pada kegiatan inti anak-anak berebutan dalam menggunakan alat dan media yang digunakan
karena guru tidak menyiapakal alat bantu sesuai dengan jumlah murid,
c. Pada kegiatan penutup banyak anak tidak bisa melihat dan mendengar dengan baik apa yang
disampaikan oleh guru karena duduk di belakang
3. Prestasi siswa
Hasil pengamatan yang sudah dilaksanakan oleh peneliti tentang prestasi siswa dapat
dilihat dari tabel dibawah ini:
Tabel 1. Hasil pengematan prestasi siswa siklus 1
NO NAMA SISWAKEMAMPUAN MENGENAL
BILANGAN* ** ***
1 NOVA WANDA WANDARI 2 NOVI TRI ANGGRAINI 3 FADILAH NURRAMADANI 4 RISMA DELAN SAFITRI 5 SUCI WAHYU LESTARI 6 CINTA 7 VINA 8 ALTA 9 REVINA MAY WULAN CAHYANI 10 ALIYA IDA SUHARYATI 11 MARWAH HARDAYANTI 12 SAFA AULIA MAWADDAH 13 MUHAMMAD BAIM 14 ZAKI FAHRI 15 ZIDAN ANDIKA PRATAMA 16 MIFTAH ARASY 17 MUHAMMAD TIRTA PRATAMA 18 ADE CIPTA PRATAMA 19 NABILA 20 ALDI SETIAWAN NUGROHO 21 IZAN ZULHILMI 22 ADITYA RADI PUTRA 23 NIZAR 24 ADEL 25 AURA APRILLIA

26 IMAM RAHMAD MAULANA 27 MUHAMMAD ARYA
KETERANGAN:
a) * : Belum berkembang (mengenal)
b) ** : mulai berkembang (mengenal)
c) *** : sudah berkembang (mengenal)
Dari data yang tertera pada tabel di atas dapat dijelaskan bahwa anak-anak yang
belum berkembang terdapat 2 orang anak (7,5%), anak-anak yang sudah mulai berkembang
ada 4 anak (14,5%), dan anak yang sudah berkembang atau sudah mengenal angka ada 21
anak (78%). Dari data ini juga dapat ditarik kesimpulan bahwa perkembangan anak dalam
mengenal angka pada siklus pertama belum mencapai kriteria keberhasilan, karena dikatakan
berhasil apabila mencapai 85%, sehingga perlu dilakukan perbaikan menggunakan siklus
kedua.
d) Tahap refleksi
Dari kajian dan pengamatan yang sudah dilakukan oleh peneliti bahwa ada kekurangan
dalam kegiatan pembelajaran sehingga perlu dilakukan perbaikan diantaranya yaitu:
Pada kegiatan pengembangan I (pembuka) :
1. guru sebaiknya menyanyikan lagu dengan santai
2. guru seharusnya menyanyikan lagu baris demi bari agar murid mudah dalam mengikuti dan
menghafal lagu
3. sebaiknya guru harus membagikan kelompok anak dalam bernyanyi sehingga mudah
dilakukan evaluasi dan lagu yang dinyanyikan bisa terdengar serempak
Pada kegiatan pengembangan II (kegiatan inti) :
1. guru seharusnya menyiapakan alat dan bahan yang digunakan sesuai dengan jumlah murid
yang ada guna menghindari murid saling berebut
2. guru sebaiknya mengajak anak untuk mengenal langsung bentuk tanaman bunga matahari.
Pada kegiatan pengembangan III (kegiatan penutup) :
a. guru seharusnya mengorganisasikan anak yaitu anak harus disuruh berdiri agar yang berada
di belakang dapat memahami dan mendengarkan dengan baik sepeti halnya murid yang
berada di depan

b. guru tidak meminta anak menceritakan kembali apa yang sudah dilaksanakan
Dari hasil pengamatan yang sudah dilakukan masih terdapat kekurangan dan
kesalahan maka selanjutnya digunakan perbaikan proses pembelajaran dengan menggunakan
siklus kedua.
2. Siklus II
a) Tahap Perencanaan
Sebelum melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), ada beberapa hal yang perlu
dilakukan oleh peneliti, diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Membuat Rencana Kegiatan Harian (RKH)
2. Membuat Skenario
3. Menyiapkan alat peraga berupa: Kartu Angka, Gambar bunga matahari beragam jumlah
daun, Lambang bilangan 1 – 10
4. Menyiapkan Papan Flanel
b) Pelaksanaan Tindakan
Kegiatan Pengembangan I (Pembukaan)
1. Berdo’a sebelum belajar2. Judul kegiatan menyanyi bersama lagu “1, 2, 3, “3. Penataan ruang diubah sehingga terdapat area kosong untuk membentuk lingkaran.
Langkah – langkah perbaikan:
1. Guru menyanyikan baris demi baris
2. guru meminta anak mengikuti lagu 1, 2, 3 didahului oleh guru.
3. guru menyanyikan lagu secara utuh
4. Guru meminta anak menyanyi secara berkelompok
Kegiatan pengembangan II (inti)
1. Judul kegiatan : mencocokkan jumlah daun bunga matahari dengan lambang bilangan 1 – 10
2. Penataan ruangan diubah sehingga terdapat area kosong dengan karpet/tikar
3. Pengorganisasian anak : anak-anak berdiri dilantai dengan formasi setengah lingkaran, posisi
duduk guru lebih tinggi daripada murid-murid
Langkah-langkah perbaikan:
1. Guru menyiapkan aneka gambar bunga matahari dan kartu gambar sesuai dengan jumlah
murid.
2. Guru mengenalkan pada murid bentuk asli bunga matahari
3. Guru menjelaskan aturan – aturan dan cara menggunakan kartu angka

4. Guru menyebutkan nama permainan
5. Guru memulai permainan mencocokkan jumlah daun bunga matahari dengan lambang
bilangan 1- 10 menggunakan kartu angka
Kegiatan pengembangan III ( penutup)
1. Judul kegiatan : meniru lambaian bunga matahari tertiup angin 10 kali
2. Posisi kursi dan meja anak diatur seperti biasa
3. Pengorganisasian : anak-anak berdiri di samping meja masing-masing
4. Berdo’a setelah belajar/sebelum pulang
5. Salam
Langkah-langkah perbaikan:
1. Guru meminta anak berdiri
2. Guru memberi contoh daun yang melambai ditiup angin
3. Guru meminta anak meniru daun bunga matahari yang melambai ditiup angin 10 kali
4. Guru meminta anak menceritakan kembali apa yang sudah dikerjakan
c) Tahap Pengamatan/Observasi
Hasil observasi kegiatan pembelajaran yang sudah dilakukan oleh peneliti antara lain:
1. Kegiatan guru
Dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti bahwa proses pembelajaran sudah
maksimal karena :
a) Guru sudah menyanyikan lagu dengan santai sehingga murid-murid sudah banyak yang
mampu mengikuti dengan baik,
b) guru sudah menyanyikan lagu baris demi baris sehingga murid bisa mengikuti dan
menghafal
c) guru sudah membentuk kelompok bernyanyi pada anak
d) guru sudah menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan sesuai dengan jumlah murid
yang ada
e) guru sudah memperkenalkan bentuk tanaman bunga matahari yang sebernarnya
f) guru sudah menyuruh murid untuk berdiri dalam meniru gerakan bunga matahari tertiup
angin
g) guru sudah meminta murid untuk menceritakan kembali apa yang sudah dilaksanakan
2. Aktivitas murid
Dari hasil pengamatan tentang kegiatan murid sudah terjadi peningkatan karena:

a) Pada kegiatan pembukaan murid-murid sudah banyak yang mengikuti dan bernyanyi,
b) Pada kegiatan inti anak-anak tidak saling berebut alat lagi karena masing-masing sudah
memiliki media sendiri.
c) Pada kegiatan penutup anak-anak sudah bisa melakukan permainan kartu angka dan sudah
mampu untuk menceritakan apa yang sudah pernah dilakukan.
3. Prestasi siswa
Hasil pengamatan yang sudah dilaksanakan oleh peneliti tentang prestasi siswa dapat
dilihat dari tabel dibawah ini:
Tabel 2. Hasil Pengamatan Penilaian konsep mengenal angka
siklus 2 (Prestasi siswa)
NO NAMA SISWAKEMAMPUAN MENGENAL
BILANGAN* ** ***
1 NOVA WANDA WANDARI 2 NOVI TRI ANGGRAINI 3 FADILAH NURRAMADANI 4 RISMA DELAN SAFITRI 5 SUCI WAHYU LESTARI 6 CINTA 7 VINA 8 ALTA 9 REVINA MAY WULAN CAHYANI 10 ALIYA IDA SUHARYATI 11 MARWAH HARDAYANTI 12 SAFA AULIA MAWADDAH 13 MUHAMMAD BAIM 14 ZAKI FAHRI 15 ZIDAN ANDIKA PRATAMA 16 MIFTAH ARASY 17 MUHAMMAD TIRTA PRATAMA 18 ADE CIPTA PRATAMA 19 NABILA 20 ALDI SETIAWAN NUGROHO 21 IZAN ZULHILMI 22 ADITYA RADI PUTRA 23 NIZAR 24 ADEL 25 AURA APRILLIA 26 IMAM RAHMAD MAULANA 27 MUHAMMAD ARYA

KETERANGAN:
a) * : Belum berkembang (mengenal)
b) ** : mulai berkembang (mengenal)
c) *** : sudah berkembang (mengenal)
Dari data yang tertera pada tabel di atas dapat dijelaskan bahwa setelah dilakukan
perbaikan dengan siklus dua terdapat peningkatan pengetahuan mengenal angka pada anak
yaitu: anak yang sudah mengenal angka atau sudah berkembang ada 25 anak (93%) dan 2
anak (7%) yang mulai berkembang yang pada awalnya tidak mengenal angka, sehingga dapat
disimpulkan bahwa tidak perlu dilakukan perbaikan lagi dengan siklus berikutnya karena
sudah mencapai kriteria keberhasilan yaitu di atas 85%.
d) Tahap refleksi
Dari kajian dan pengamatan yang sudah dilakukan oleh peneliti dalam kegiatan
pembelajaran siklus 2, terjadi peningkatan pembelajaran pada guru umumnya dan khusus
pada siswa mengalami peningkatan dan memberikan hasil yang cukup memuaskan, hal ini
dapat dilihat dari persentase peningkatan kemampuan anak yaitu dari 78%, meningkat
menjadi 93% anak yang sudah mengenal angka dan hanya 7% anak yang sedang berkembang
(mulai mengenal)
Jadi, dapat dijelaskan bahwa menggunakan media kartu angka dalam proses pembelajaran
yang dilakukan di PAUD Cahaya Hati Serange dapat meningkatkan kemampuan anak usia
dini khususnya dalam meningkatkan kemampuan mengenal angka.
B. Pembahasan
Perencanaan pembelajaran menggunakan media kartu angka bergambar dalam
meningkatkan kemampuan mengenal angka/bilangan pada anak usia dini di PAUD Cahaya
Hati Serange seperti : menentukan bahan pelajaran dan merumuskan tujuan, pengelolaan dan
pengorganisasian anak, mengembangkan materi media (alat peraga) pembelajaran,
merencanakan skenario kegiatan, merencanakan pengelolaan kelas dan menyiapkan alat
penilaian dapat membantu mengembangkan dan meningkatkan tingkat kecerdasan anak.
Perencanaan yang dilakukan oleh guru dapat membantu pelaksanaan pembelajaran
dan tindakan kelas, sehingga pembelajaran dapat dilakukan sesuai dengan sistematika
perencanaan. Selain itu perencanaan yang dilakukan dapat dikategorikan “baik” karena sesuai
dengan teori.

Langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan kartu angka bergambar dalam
meningkatkan kemampuan mengenal angka/bilangan pada anak usia dini di PAUD Cahaya
Hati Serang sangat menunjang kegiatan pembelajaran. Pengelolaan interaksi kelas,
pemberian penilaian proses dan hasil belajar anak.
Peningkatan kemampuan mengenal angka dengan mengggunakan media kartu angka
pada anak usia dini di PAUD Cahaya Hati Serange setelah dilaksanakan pembelajaran yaitu
dari 27 anak yang ada di PAUD Cahaya Hati Serange 25 anak sudah mengenal
angka/bilangan atau 93% dan hanya 2 anak yang mulai berkembang atau mengenal
angka/bilangan sebanyak 7%.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa:
1. Penggunaaan media kartu angka yang diterapkan di PAUD Cahaya Hati Serange dapat
meningkatkan kemampuan mengenal angka serta memberikan hasil yang sangat baik bagi
perkembangan kemampuan anak.
2. Metode serta prilaku guru dalam menyampaikan materi merupakan kunci efektifnya proses
belajar mengajar di PAUD Cahaya Hati Serange

B. SARAN
Untuk melaksanakan pembelajaran khususnya dalam meningkatkan kemampuan mengenal
anak dan konsep bilangan hendaknya:
1. Guru dapat menggunakan media kartu angka yang bergambar unik dan sesuai dengan
kesenangan anak
2. Guru dapat menggunakan pencampuran metode seperti metode pendekatan emosional
dengan anak agar penyampian materi dapat berjalan dengan baik
3. Guru dapat meningkatkan latihan dan bimbingan bagi anak yang belum paham dan belum
mengenal angka
DAFTAR PUSTAKA
Asmani, Jamal Ma’ruf. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Jogjakarta : Laksana
Djamarah. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta
Iskandar. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : GP Press
Kayvan, Umy.2009. Permainan Kreatif untuk Mencerdaskan Anak. Jakarta : Media Kita.
Nurani, Yuliani. 2012. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta : PT Indeks
Tim PKP PG PAUD.2008. Panduan Pemantapan Kemampuan Profesion. Jakarta : Universitas Terbuka.
Tadkirotun, Mudfiroh. 2012. Pengembangan Kecerdasan Majemuk. Tangeran : Universitas Terbuka
Wardani IGAK, dkk. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Universitas Terbuka