contoh-contoh metode pembelajaran

22
CONTOH-CONTOH METODE PEMBELAJARAN 1. Role Play a. Pengertian Role play (bermain peran) adalah teknik pembelajaran bahasa yang meminta siswa memainkan peran tertentu dalam situasi yang ditentukan, dengan menggunakan bahasa target, yaitu bahasa yang sedang dipelajari (seperti bahasa Inggris, misalnya). Untuk berlatih mengekspresikan complaints and apologies dalam bahasa Inggris, misalnya, siswa bermain peran sebagai pembeli dan penjual di suatu toko. Pembeli mengembalikan barang yang telah dibelinya dari toko tersebut karena barang itu rusak. b. Kompetensi yang dikembangkan Keterampilan berbahasa yang dapat dikembangkan dengan role play adalah speaking, terutama interpersonal dan transactional dialogues. c. Prosedur 1) Mengajak siswa mengidentifikasi situasi untuk role play, seperti apakah role play akan dilaksanakan antara guru dengan siswa, dokter dengan pasien, atau tamu hotel dengan resepsionais; 1

Upload: gigih-jantoko

Post on 29-Dec-2015

2.123 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Teaching Method

TRANSCRIPT

Page 1: Contoh-Contoh Metode Pembelajaran

CONTOH-CONTOH METODE PEMBELAJARAN

1. Role Play

a. Pengertian

Role play (bermain peran) adalah teknik pembelajaran bahasa yang

meminta siswa memainkan peran tertentu dalam situasi yang ditentukan, dengan

menggunakan bahasa target, yaitu bahasa yang sedang dipelajari (seperti bahasa

Inggris, misalnya). Untuk berlatih mengekspresikan complaints and apologies

dalam bahasa Inggris, misalnya, siswa bermain peran sebagai pembeli dan penjual

di suatu toko. Pembeli mengembalikan barang yang telah dibelinya dari toko

tersebut karena barang itu rusak.

b. Kompetensi yang dikembangkan

Keterampilan berbahasa yang dapat dikembangkan dengan role play

adalah speaking, terutama interpersonal dan transactional dialogues.

c. Prosedur

1) Mengajak siswa mengidentifikasi situasi untuk role play, seperti apakah role

play akan dilaksanakan antara guru dengan siswa, dokter dengan pasien, atau

tamu hotel dengan resepsionais;

2) Mengajak siswa merancang role play, seperti apakah role play bersifat

terstruktur, semi terstruktur, atau bebas. Juga, apakah role play akan

dilaksanakan oleh dua orang, tiga orang, atau lebih;

3) Memfasilitasi siswa untuk mengidentifikasi language function yang

diperkirakan muncul dalam percakapan/role play;

4) Mengajak siswa mengidentifikasi pilihan-pilihan bentuk bahasa (language

forms) untuk masing-masing language function;

5) Mengarahkan siswa untuk melakukan drilling terhadap beberapa language

forms yang telah teridentifikasi;

6) Memfasilitasi siswa melakukan latihan role play dalam kelompok kecil;

7) Memfasilitasi siswa melakukan performance role play di depan kelas;

1

Page 2: Contoh-Contoh Metode Pembelajaran

8) Mengajak para siswa melakukan evaluasi terhadap hasil performance siswa.

2. Process Approach

a. Pengertian

Process approach adalah metode pembelajaran bahasa, khusunya writing,

yang memberi kesempatan kepada siswa untuk mengalami, menghayati, menilai,

dan merefleksi sendiri langkah-langkah penulisan suatu teks, mulai dari

perencanaan hingga penulisan akhir teks tersebut. Di sini yang menjadi fokus

adalah proses penulisan, bukan hasil tulisan.

b. Kompetensi yang dikembangkan

Keterampilan bahasa yang dikembangkan dengan process approach ini

adalah writing, khususnya free writing.

c. Prosedur

1) Planning. Pada tahap ini guru membimbing siswa untuk memilih dan

menentukan topik, membatasi topik, dan menuliskan topic sentence atau

thesis.

2) Outlining. Pada tahap ini guru meminta siswa untuk menuliskan pointer-

pointer isi informasi yang dapat mengembangkan topik.

3) Drafting. Pada tahap ini guru memfasilitasi siswa untuk mengembangkan

sertiap pointer informasi menjadi kalimat atau paragraf.

4) Revising/Editing. Pada tahap ini guru meminta siswa menilai draf yang telah

dibuatnya, kemudian melakukan revisi atau editing agar draf tersebut menjadi

lebih baik. Revisi meliputi isi, organisasi, grammar, vocabulary, spelling, dan

lain sebagainya.

5) Rewriting. Pada tahap ini guru meminta siswa menuliskan kembali draf yang

telah direvisi. Ini menjadi produk atau tulisan akhir siswa.

3. Inquiry-based Teaching

a. Pengertian

2

Page 3: Contoh-Contoh Metode Pembelajaran

Inquiry-based Teaching (IBT) adalah suatu metode pembelajaran yang

melibatkan siswa secara intensif untuk untuk mengajukan pertanyaan atau

permasalahan, mengajukan hipotesis, melakukan observasi atau investigasi,

menganalisis data, dan menarik simpulan, serta menjelaskan temuannya itu

kepada orang lain. Jawaban yang diharapkan atas pertanyaan tersebut tidak

bersifat tunggal tetapi jamak. Yang penting adalah bahwa dalam mencari jawaban,

siswa bekerja dengan menggunakan prosedur dan standar tertentu yang jelas

sehingga hasilnya dapat dipertanggungjawabkan. Oleh karena itu, dimungkinkan

mereka mengintegrasikan dan mensinergikan berbagai metode dan disiplin ilmu

yang berbeda.

b. Kompetensi yang dikembangkan

Kompetensi yang dapat dikembangkan oleh IBT adalah semua

keterampilan berbahasa dan elemen bahasa.

c. Prosedur

1) Asking. Siswa mengajukan pertanyaan atau pemasalahan yang terkait dengan

topik yang sedang dikaji;

2) Investigating. Siswa melakukan investigasi dengan berbagai teknik seperti

pengamatan, wawancara, atau analisis dokumen untuk mengumpulkan

informasi yang relevan dengan pertanyaan yang telah diajukan;

3) Creating. Berdasarkan hasil investigasi siswa mengkonstruksi pengetahuan

baru yang berbeda dari pengetahuan sebelumnya;

4) Discussing. Siswa menyampaikan temuannya (new knowledge) kepada teman

sekelasnya, dan membandingkannya apakah pengetahuan yang ia konstruksi

sama atau berbeda dari teman-teman lainnya;

5) Reflecting. Setelah diskusi selesai, siswa memiliki kesempatan untuk

melakukan refleksi atas apa yang telah dilakukan dan ditemukan.

4. Diskusi

a. Pengertian

3

Page 4: Contoh-Contoh Metode Pembelajaran

Metode diskusi adalah suatu metode pembelajaran yang melibatkan siswa

atau kelompok siswa secara intensif untuk melakukan pembicaraan ilmiah guna

mengumpulkan pendapat atas suatu persoalan, kemudian membuat simpulan atau

menyusun alternatif pemecahan masalah tersebut.

b. Kompetensi yang dikembangkan

Kompetensi yang dapat dikembangkan oleh metode diskusi adalah semua

keterampilan berbahasa dan elemen bahasa.

c. Prosedur

1) Guru mengemukakan masalah yang akan didiskusikan dan memberikan

pengarahan seperlunya mengenai cara pemecahannya;

2) Para siswa membentuk kelompok-kelompok diskusi, memilih ketua,

sekretaris, dan bila perlu juga juru bicara kelompok;

3) Para siswa melakukan diskusi di kelompoknya masing-masing secara aktif,

demokratis, dan saling menghargai; sementara itu, guru berkeliling di antara

kelompok-kelompok diskusi untuk meyakinkan bahwa semua kelompok

bekerja dengan baik;

4) Masing-masing kelompok (melalui juru bicaranya) melaporkan hasil

diskusinya, yang kemudian ditanggapi oleh kelompok-kelompok lainnya;

5) Guru dan siswa melakukan evaluasi dan refleksi atas proses dan hasil diskusi

untuk memperoleh hasil terbaik;

6) Masing-masing kelompok mengumpulkan laporan hasil diskusinya (hasil

diskusi kelompok yang telah diberi masukan oleh kelompok lain dan guru),

untuk dinilai atau dijadikan arsip kegiatan kelas.

5. Probel-based Learning

a. Pengertian

Problem based learning (PBL) adalah metode pembelajaran yang

didasarkan pada masalah dalam kehidupan nyata. Siswa diminta dan dibimbing

untuk mempelajari masalah itu berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang

telah mereka miliki sebelumnya sehingga akan terbentuk pengetahuan baru.

4

Page 5: Contoh-Contoh Metode Pembelajaran

b. Kompetensi yang dikembangkan

Kompetensi yang dapat dikembangkan melalui PBL ini adalah semua

keterampilan berbahasa dan elemen bahasa.

c. Prosedur

1) Guru mengenalkan siswa pada masalah, atau masalah tersebut diidentifikasi

dan ditentukan secara bersama-sama antara guru dan siswa;

2) Guru mengorganisasikan pelaksanaan pembelajaran, misalnya apakah siswa

bekerja secara perorangan, berpasangan, atau kelompok kecil;

3) Guru membimbing siswa untuk melakukan investigasi dengan cara-cara yang

relevan, seperti apakah bisa hanya melalui library research, uji coba, atau

sampai pada eksperimen;

4) Guru memfasilitasi siswa untuk menyajikan hasil investigasinya di depan

teman-teman sekelas untuk kemudian ditannggapi;

5) Dengan bimbingan guru siswa menganalisis dan mengevaluasi proses

pemecahan masalah dan hasil investigasi yang dicapainya;

6) Siswa membuat laporan tertulis dengan format yang telah disepakati, untuk

dinilai oleh guru atau untuk arsip kegiatan kelas.

6. Games.

a. Pengertian:

Permainan adalah kegiatan yang mempunyai peraturan, tujuan dan unsur

kesenangan. Dalam lingkup pembelajaran bahasa Inggris sebagai bahasa asing,

terdapat dua jenis permainan, yaitu permainan komunikatif yang dibedakan

dengan permainan jenis kebahasaan (lingusitic). Permainan juga dapat juga dibagi

menjadi permainan yang bersifat kompetitif dan permainan yang bersifat

kooperatif. Selain sifatnya yang menyenangkan, permainan yang bersifat

komunikatif mempunyai potensi untuk menciptakan kegiatan komunikasi.

b. Kompetensi yang dikembangkan:

5

Page 6: Contoh-Contoh Metode Pembelajaran

Biasanya permainan yang bersifat komunikatif digunakan untuk

mengembangkan keterampilan berbicara, sedangkan permainan yang bersifat

kebahasaan dapat digunakan untuk mengembangkan penguasaan aspek bahasa

seperti kosakata dan gramatika. Yang diterangkan di bawah ini hanya jenis

permaianan komunikatif.

c.Prosedur:

Pre. Games:

1) Menjelaskan keterampilan dan kompetensi yang akan dikembangkan.

2) Melakukan pembahasan dan drilling tentang kosakata dan ungkapan-ungkapan

yang akan digunakan dalam permainan. (jika diperlukan)

3) Menjelaskan prosedur permainan.

4) Memberikan contoh pelaksanaan permainan

Games:

Tahap ini digunakan untuk melaksanakan permainan

Post-Games:

Tahap ini digunakan untuk memberikan masukan terkait kesalahan siswa yang

dicatat oleh guru.

7. Jigsaw.

a. Pengertian.

Jigsaw adalah salah satu bentuk pembelajaran kooperatif, yang

dimaknai sebagai pembelajaran yang menciptakan interaksi kelas yang

bermakna dalam lingkungan yang mendukung sehingga mengarah pada

pencapaian belajar yang lebih baik, peningkatan motivasi belajar siswa, dan

secara keseluruhan pada perubahan kondisi psikologis siswa.

6

Page 7: Contoh-Contoh Metode Pembelajaran

b. Kompetensi yang dikembangkan.

Jigsaw dapat digunakan untuk pengembangan keterampilan

listening atau reading dan listening secara bersama-sama .

c. Prosedur

Berikut langkah-langkah pembelajaran untuk pembelajaran

listening dan reading:

Listening:

1) Guru memperdengarkan rekaman di mana tiga orang dengan pendapat

yang berbeda mendiskusikan pendapat mereka tentang suatu topik.

2) Guru menyiapkan tiga tugas, setiap tugas memfokuskan satu dari ketiga

pendapat yang berbeda tadi

3) Siswa kemudian dibagi menjadi tiga kelompok A, B, dan C dan setiap

kelompok mendengarkan rekaman sambil mengerjakan tugas yang

sudah disiapkan tersebut dan yang terfokus pada satu pendapat yang

berbeda tersebut.

4) Kelompok siswa kemudian disusun kembali menjadi kelompok yang

terdiri satu siswa berbeda dari kelompok A, B, dan C.

5) Kelompok baru ini kemudian bermain peran mendiskusikan topik yang

sama menggunkan informasi yang sudah mereka dapatkan dari kegiatan

mendengarkan tadi.

6) Guru memberikan masukan atas kinerja siswa.

Reading dan listening:

1) Guru mengambi teks tulis narrative dan memotongnya menjadi

beberapa bagian sesuai jumlah siswa.

2) Setiap siswa mendapatkan satu bagian dari cerita tersebut.

7

Page 8: Contoh-Contoh Metode Pembelajaran

3) Setelah membaca bagian tersebut, siswa kemudian berkeliling ruang

kelas dan sambil mendengarkan setiap bagian bagian teks yang dibaca

keras oleh teman lainnya.

4) Sambil mendengarkan bagian teks yang dibaca teman lainnya, siswa

menentukan posisi bagiannya dalam cerita tersebut.

5) Akhirnya siswa harus menyusun secara urut bagian-bagian tadi menjadi

teks yang utuh.

8. Split Information

a. Pengertian.

Kegiatan ini adalah salah satu bentuk dari banyak kegiatan

komunikatif. Nation (1988) menyebutnya sebagai information gap activities .

Kegiatan pembelajaran ini melibatkan minimal satu siswa yang mempunyai

informasi dan yang siswa lainnya tidak mempunyainya tetapi

memerlukannya. Untuk mendapatkan informasi tersebut siswa yang tidak

mempunyainya harus melakukan komunikasi dalam bentuk tertentu.

b. Kompetensi yang dikembangkan.

Keterampilan yang dapat dikembangkan dengan kegiatan ini

adalah keterampilan berbicara.

c. Prosedur

1) Guru menentukan kompetensi dan topik yang akan dikembangkan,

contohnya mendiskripsikan bentuk seperti bulatan, segitiga, garis, empat

persegi panjang dan posisi benda.

2) Guru menyiapkan dua lembar kertas dengan gambar yang mirip,

umpamanya satu berisi sejumlah gambar bentuk dua dimensi dengan

posisi tertentu, dan kertas yang lain berisi gambar bentuk dimensi yang

sama tetapi mempunyai posisi yang berbeda.

8

Page 9: Contoh-Contoh Metode Pembelajaran

3) Guru membagi siswa menjadi berpasangan, tiap siswa mendapat gambar

yang berbeda dari gambar pasangannya.

4) Guru menjelaskan posedur kegiatan dimana tiap pasangan harus saling

tanya jawab untuk mencari perbedaan dan persamaan.

5) Guru memberikan contoh

6) Setelah selesai salah satu anggota pasangan diminta untuk melaporkan

hasil tanya jawabnya.

7) Guru mendiskusikan dan memberikan masukan terkait kesalahan siswa.

Catatan: apabila diperlukan (tergantung tingkat kompetensi siswa dan

kesiapannya), guru dapat melakukan pengenalan kosakata terkait beserta makna

dan pelafalannya.

9. Problem Solving

a. Pengertian

Kegaiatan pembelajaran ini juga salah satu bentuk kegiatan

pembelajaran komunikatif dimana siswa diminta untuk memecahkan suatu

masalah secara berkelompok Untuk memecahkan masalah tersebut siswa

harus menggunakan sumber daya bahasanya (languge resource) untuk saling

melakukan komunikasi.

b. Kompetensi yang dikembangkan.

Problem solving biasanya digunakan untuk mengembangkan

kegiatan berbicara dan sangat memungkinkan menggabungkannya dengan

kegiatan komunikasi lainnya seperti menulis, mendengar dan membaca

(terpadu).

9

Page 10: Contoh-Contoh Metode Pembelajaran

c. Prosedur

Berikut adalah langkah pembelajaran metode problem solving

1) Guru menentukan kompetensi yang akan dikembangkan.

2) Guru menentukan persoalan yang akan dipecahkan oleh siswa.

Umpamanya bagaimana memilih sejumlah barang yang tersedia

berdasarkan urutan keguanaannya yang akan digunakan untuk

menyelamatkan diri dari kondisi darurat. Situasi ini dapat digunakan

untuk mengembangkan kemampuan mengutarakan dan menaggapi

pendapat, persetujuan dan ketidaksetujuan.

3) Guru menerangkan pada siswa tujuan dan prosedur kegiatan .

4) Apabila dianggap perlu guru menerangkan kosa-kata dan ungkapan-

ungkapan yang diperlukan dan melakukan drilling.

5) Guru membagi siswa menjadi bebarapa kelompok dan tiap kelompok

diminta untuk mendiskusikan masalah tersebut dan menentukan pilihan

kelompok.

6) Setelah selesai guru meminta setiap kelompok melaporkan hasil diskusi

kelompok dalam diskusi kelas.

7) Guru memberikan komentar dan masukan terhadap hasil diskusi.

10. Number Heads Together

a. Pengertian

Kegiatan pembelajaran ini adalah salah satu bentuk kegiatan

pembelajaran kooperatif. Tehnik yang dikembangkan oleh Spencer Kagan

(1992) ini bersifat komunikatif karena memberikan kesempatan kepada

siswa untuk saling membagikan ide-ide dan mempertimbangkan jawaban

10

Page 11: Contoh-Contoh Metode Pembelajaran

yang paling tepat. Selain itu, teknik ini juga mendorong siswa untuk

meningkatkan semangat kerja sama mereka.

b. Kompetensi yang dikembangkan.

Keterampilan yang dapat dikembangakan dengan number heads

together adalah reading dan listening .

d. Prosedur.

Berikut adalah contoh langkah-langkah pembelajaran untuk

pengembanagan keterampilan reading.

1) Guru menetapkan kompetensi yang akan dikembangkan dan bahan

bacaan yang sesuai.

2) Siswa dibagi dalam beberapa kelompok. Setiap siswa dalam setiap

kelompok mendapat nomor urut.

3) Guru membagikan teks beserta tugas yang terkait dengan kompetensi

dan masing-masing kelompok mengerjakannya.

4) Kelompok memutuskan jawaban yang dianggap paling benar dan

memastikan setiap anggota kelompok mengetahui jawaban ini.

5) Guru memanggil salah satu nomor siswa dengan nomor yang dipanggil

melaporkan hasil kerja sama mereka.

6) Tanggapan dari kelompok yang lain

7) Teknik Kepala Bernomor ini juga dapat dilanjutkan untuk mengubah

komposisi kelompok yang biasanya dan bergabung dengan siswa-

siswa lain yang bernomor sama dari kelompok lain.

11. Project-based Learning

11

Page 12: Contoh-Contoh Metode Pembelajaran

a. Pengertian

Pembelajaran berbasis proyek adalah sebuah pembelajaran yang

melibatkan proyek perseorangan atau grup yang dilaksanakan dalam

jangka waktu tertentu. Hasil proyek ini kemudian akan ditampilkan atau

dipresentasikan di depan kelas. Pembelajaran berbasis proyek ini berpusat

pada siswa dan komunikatif karena siswa harus berkomunikasi sebagai

bagian dari penyelesaian proyek ini. Disamping itu, pembelajaran

semacam ini sangat kontekstual dan mengembangkan juga softskills siswa.

b. Kompetensi yang dikembangkan.

Pada dasarnya pembelajaran berbasis proyek ini dapat digunakan

untuk mengembangkan satu keterampilan berbahasa atau lebih dari satu

secara terpadu. Bahkan metode ini dapat dignakan untuk mengajar kosa

kata.

c. Prosedur.

Berikut adalah contoh langkah-langkah pembelajaran berbasis

proyek yang terpadu dengan fokus pada pengembangan kosakata yang

dikembangkan dengan keterampilan berbicara.

1) Guru menentukan kompetensi yang akan dikembangkan.

2) Guru menerangkan pada siswa jenis kosa kata yang akan

dikembangkan, sebagai contohnya, prepositional phrasal verbs seperti

go up, look for, dan take away

3) Guru menerangkan pola prepotional phrasal verbs, makna dan

contoh penggunaannya dalam kalimat.

4) Guru menerangkan proyek yang harus dikerjakan siswa secara

individu, yaitu umpamanya, sebagai pekerjaan rumah mencari dua

prepositional phrasal verbs dengan contoh penggunaannya dalam

kalimat yang hasilnya nanti dipresentasikan di muka kelas.

5) Siswa mempresentasikan hasil proyeknya di muka kelas.

12

Page 13: Contoh-Contoh Metode Pembelajaran

6) Guru membagi siswa menjadi pasangan dan setiap pasang harus

menyusun bersama secara tertulis percakapan yang menggunakan

prepositional phrasal verbs yang sudah dipresentasikan.

7) Setiap pasang memperagakan percakapan yang sudah disusun di muka

kelas.

8) Secara klasikal guru memberi masukan atas presentasi dan peragaan

percakapan siswa.

13. Task-based Learning

a. Pengertian

Task-based Learning adalah pembelajaran berbasis tugas. Tugas

disini diartikan sebagai pekerjaan yang dibuat sedemikian rupa oleh guru

untuk dikerjakan oleh siswa, dan dalam menyelesaikan tugas tersebut siswa

harus menggunakan sumber daya bahasanya (language resources) untuk

berkomunikasi.

Task-based learning mempunyai beberapa keuntungan utama:

1. mampu menciptakan kesempatan pada siswa untuk melakukan

komunikasi yang alamiah di dalam kelas.

2. lebih menekankan pada makna daripada bentuk kebahasaan, dan oleh

karenanya

3. lebih mampu menumbuhkan motivasi belajar karena terpusat pada

siswa.

Richards (2002) menyebutkan bahwa Task-based learning dapat dipakai

sebagai satu-satunya kerangka kerja, atau hanya sebagai salah satu

komponen dalam pengajaran bahasa Inggris, dan disamping itu, task dapat

dipakai sebagai tehnik atau metode mengajar. Dalam kurikulum sekolah

dasar dan menengah di Indonesia pembelajaran berbasis tugas ini lebih

mengacu pada tehnik atau metode.

13

Page 14: Contoh-Contoh Metode Pembelajaran

b. Kompetensi yang dikembangkan

Pada dasarnya semua keterampilan berbahasa dapat

dikembangkan dengan pembelajaran berbasis tugas. Kita dapat

mengembangkannya semua keterampilan secara terpadu dengan fokus

pada salah satu keterampilan. Dalam konteks Pendekatan Komunikatif

pengembangan keterampilan berbahasa dengan pembelajran berbasis tugas

lebih tepat dilakukan secara terpadu.

c. Prosedur

Langkah pembelajaran dalam pembelajaran berbasis tugas dibagi

menjadi tahap sebelum tugas, tahap tugas, dan tahap setelah tugas.

Tahap sebelum tugas:

1) Guru menentukan kompetensi yang akan dikembangkan dan memilih

jenis tugas yang sesuai. Sebagai contoh, kompetensi yang akan

dikembangkan adalah mendiskripsikan tempat (keterampilan berbicara)

dan tugasnya adalah mendesain dua dimensi tata letak rumah idaman.

2) Guru menerangkan pada siswa kompetensi dan tugas yang akan mereka

kerjakan.

3) Jika diperlukan, guru menerangkan dan melakukan drilling komponen

bahasa tugas seperti kosa-kata, ungkapan dan struktur kalimat.

4) Guru memberi model bagaimana tugas tersebut dilaksanakan.

5) Guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok sesuai kebutuhan

Tahap tugas:

1) Siswa secara berkelompok melaksanakan tugas dan guru memonitor

proses pelaksanaan tugas di tiap kelompok.

14

Page 15: Contoh-Contoh Metode Pembelajaran

2) Setiap kelompok melaporkan hasil tugas. Ketika kelompok menyajikan

hasil tugas guru disarankan membimbing komunikasi kelas, antara

siswa dengan siswa dan antara guru dan siswa untuk tujuan klarifikasi

atas informasi yang diberikan oleh penyaji.

3) Kalau diperlukan sebagai pekerjaan rumah , siswa menulis hasil tugas

untuk dikumpulkan pada pertemuan selanjutnya.

Tahap setelah tugas:

1) Guru memberi masukan atas sajian siswa.

2) Guru melaksanakan refleksi

15