contoh artikel

13
MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGUNAKAN MEDIA BENDA KONKRET PADA SISWA KELAS IV SDN 2 PENGAMBENGAN SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Oleh: NAMA : KARYONO, S.Pd NIP : 196301011986061005 ABSTRAK Matematika sebagai salah satu mata pelajaran yang diajarkan di SD bertujuan untuk melatih cara berfikir secara sistematis, logis, kritis, kreatif dan konsisten. Anak diharapkan terampil menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari, tetapi kenyataan dilapangan anak-anak banyak mengalami kesulitan terutama kemampuan menghitung luas permukaan bangun ruang. Agar kemampuan menghitung luas di SD dapat ditingkatkan maka dapat memanfaatkan sumber belajar sekitar siswa yang berupa benda-benda konkret. Dengan menggunakan benda-benda konkret anak mampu melakukan aktivitas logis dalam memecahkan masalah, hal itulah sebagai cara untuk mengatasi permasalahan pembelajaran di SDN 2 Pengambengan. Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk Untuk mengetahui Apakah ada peningkatkan prestasi belajar matematika dalam menghitung luas bangun ruang setelah mengunakan media benda konkret pada siswa kelas IV SDN 2 Pengambengan. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. Berdasarkan analisi data prestasi belajar siswa, pemberian tindakan pada siklus I cukup berhasil untuk meningkatkan prestasi belajar. Hal ini ditunjukkan adanya peningkatan dari nilai rata-rata kelas tes awal yang bernilai 48,63 dan mengalami peningkatan setelah dilakukan tindakan siklus I dengan nilai rata-rata kelas menjadi 59 namun nilai ini masih tergolong kategori cukup. Hasil analisis data prestasi belajar siswa pada siklus II menunjukkan peningkatan yang sangat baik ini ditunjukkan dari perbandingan siklus I yang nilai rata-rata kelas 59

Upload: susilo-fitri-yatmoko

Post on 13-Nov-2015

218 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

pendidikan

TRANSCRIPT

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGUNAKAN MEDIA BENDA KONKRET PADA SISWA KELAS IV SDN 2 PENGAMBENGAN SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Oleh:NAMA : KARYONO, S.PdNIP: 196301011986061005

ABSTRAKMatematika sebagai salah satu mata pelajaran yang diajarkan di SD bertujuan untuk melatih cara berfikir secara sistematis, logis, kritis, kreatif dan konsisten. Anak diharapkan terampil menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari, tetapi kenyataan dilapangan anak-anak banyak mengalami kesulitan terutama kemampuan menghitung luas permukaan bangun ruang. Agar kemampuan menghitung luas di SD dapat ditingkatkan maka dapat memanfaatkan sumber belajar sekitar siswa yang berupa benda-benda konkret. Dengan menggunakan benda-benda konkret anak mampu melakukan aktivitas logis dalam memecahkan masalah, hal itulah sebagai cara untuk mengatasi permasalahan pembelajaran di SDN 2 Pengambengan.Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk Untuk mengetahui Apakah ada peningkatkan prestasi belajar matematika dalam menghitung luas bangun ruang setelah mengunakan media benda konkret pada siswa kelas IV SDN 2 Pengambengan. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. Berdasarkan analisi data prestasi belajar siswa, pemberian tindakan pada siklus I cukup berhasil untuk meningkatkan prestasi belajar. Hal ini ditunjukkan adanya peningkatan dari nilai rata-rata kelas tes awal yang bernilai 48,63 dan mengalami peningkatan setelah dilakukan tindakan siklus I dengan nilai rata-rata kelas menjadi 59 namun nilai ini masih tergolong kategori cukup. Hasil analisis data prestasi belajar siswa pada siklus II menunjukkan peningkatan yang sangat baik ini ditunjukkan dari perbandingan siklus I yang nilai rata-rata kelas 59 dan meningkat pada siklus II nilai rata-rata kelas menjadi 66,38. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa prestasi belajar pada siklus II sudah memenuhi target. Dapat disimpulkan dengan mengunakan media benda konkret, perestasi belajar matematika siswa kelas IV SDN 2 Pengambengan dalam menghitung luas bangun ruang mengalami peningkatan

Kata kunci: Media benda konkret, dan prestasi belajar matematika

PENDAHULUANMatematika sebagai salah satu mata pelajaran yang diajarkan di sekolah dasar berfungsi untuk mengembangkan kemampuan berkomunikasi dengan menggunakan bilangan, simbol-simbol serta ketajaman penalaran yang dapat membantu memperjelas dan menyelesaikan masalah kehidupan sehari-hari.Pembelajaran matematika sekolah dasar seperti tertuang dalam GBPP Sekolah Dasar tahun 2004 bertujuan Melatih cara berpikir secara sistematis, logis, kritis, kreatif dan konsisten(Depdikbud, 2004:75)Oleh karena itu konsep-konsep matematika haruslah dipahami oleh siswa sekolah dasar secara dini, yang pada akhirnya terampil dalam menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.Sesuai dengan teori Piaget di atas bahwa dalam pembelajaran diperlukan suatu media sebagai alat memecahkan masalah khususnya pada menghitung luas bangun ruang, medianya dapat berupa benda konkret. Sehingga dengan menggunakan benda konkret anak mampu melakukan aktivitas logis dalam batas konkret, untuk memecahkan masalah.Dengan menggunakan benda konkret di sekitar lingkungan siswa dapat meningkatkan pemahaman konsep-konsep matematika. Hal ini sesuai dengan pendapat Bruner (dalam Resniek, 1981 : 110) bahwa perkembangan kognitif anak dimulai dari belajar melalui benda-benda konkret, dilanjutkan pada belajar melalui gambar-gambar dan diagram-diagram (semi konkret dan semi abstrak) kemudian belajar melalui simbol-simbol atau tanda.Berdasarkan pengamatan lapangan yang dilakukan peneliti di SDN 2 Pengambengan pelaksanaan pembelajaran matematika belum berpusat pada siswa cenderung berpusat pada guru sehingga siswa pasif dalam belajar, kecenderungan ini disebabkan kurangnya guru dalam menggunakan media pada benda-benda konkret sekitar siswa sangat menunjang dalam proses pembelajaran.Kurangnya alat peraga matematika, tuntutan kurikulum yang harus dipenuhi oleh guru agar target pencapain kurikulum sesuai, maka pembelajaran matematika yang ada di sekolah dasar cenderung monoton tanpa melihat proses sehingga dalam memahami luas bangun ruang mengalami kesulitan.Disamping itu pemahaman guru tentang perkembangan peserta didik kurang diperhatikan. Pada dasarnya anak itu bukanlah tiruan dari orang dewasa. Anak bukan bentuk mikro dari orang dewasa. Anak-anak mempunyai kemampuan intelektual yang sangat berbeda dengan orang dewasa. Cara-cara berpikir anak berbeda dengan cara-cara berpikir orang dewasa. Hal inilah perlu mendapat perhatian terutama tentang kesiapan untuk belajar dan bagaiamana berpikir mereka itu berubah sesuai dengan perkembangan usianya. Sehingga dalam pelaksanaan pembelajaran diperlukan strategi pembelajaran matematika harus sesuai dengan perkembangan intelektual akan perkembangan tingkat berpikir anak.Adanya kebiasaan guru untuk membatasi kebebasan mengeluarkan pendapat sangat merugikan kreativitas siswanya, sehingga apa yang dipelajari siswa dalam matematika kurang bermakna. Seorang guru hendaknya menggunakan benda-benda atau objek-objek sekitar siswa untuk membelajarkan matematika kepada siswa. Hal ini sangat bermanfaat apa yang dipelajari siswa dalam matematika lebih bermakna baik secara logis maupun psikologis karena sesuai dengan pengalaman anak.Berdasarkan latar belakang di atas, agar pembelajaran tidak merugikan siswa dan memungkinkan siswa lebih berkembang kemampuannya, maka perlu diberi cara pemecahannya dengan menciptakan suasana belajar yang kondusif serta menyesuaikan karakter siswa sekolah dasar yang masih suka dengan benda-benda konkret. Penerapan pembelajaran tersebut juga berdasarkan pada perkembangan anak. Oleh karena itu dilakukan penelitian tindakan kelas dengan judul : Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika dengan Mengunakan Media Benda Konkret Pada Siswa Kelas IV SDN 2 Pengambengan Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014.Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan tentang salah satu strategi pembelajaran matematika yang dapat dilakukan guna meningkatkan kemampuan belajar matematika siswa tentang menghitung luas bangun ruang.

METODOLOGI PENELITIANPenelitian yang dilaksanakan adalah jenis penelitian tindakan kelas (classroom action research). Penelitian tindakan kelas (PTK) adalah sebuah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelas dengan jalan merancang, melaksanakan, dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat (Mundilarto, 2004:1). Penelitian tindakan kelas ini akan dilaksanakan dalam beberapa siklus atau daur ulang dari berbagai kegiatan. Setiap siklus terdiri dari perencnaan tindakan, pelaksanaan, observasi/evaluasi dan refleksi Secara keseluruhan penelitian tindakan ini dilakukan dalam tiga siklus. Setiap siklus diawali dengan perencanaan, kemudian dilakukan penerapan tindakan dan observasi, serta diakhiri dengan refleksi. Tahap-tahap penelitian ini selanjutnya dirinci sebagai berikut :Sesuai dengan data yang terkumpul yaitu data hasil belajar siswa, maka teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis deskriptif komparatif.Dalam analisis dicari nilai rata-rata kelas, daya serap, dan ketuntasan belajar siswa berdasarkan hasil yang diperoleh siswa dalam setiap siklus.

HASIL PENELITIANPenelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam beberapa siklus. Dalam penelitian ini subjek penelitian adalah siswa kelas IV SDN 2 Pengambengan sebanyak 40 orang.Data-data yang dikumpulkan adalah aktivitas belajar dan prestasi belajar siswa, selanjutnya data yang telah terkumpul tersebut dianalisis. Analisis data aktivitas belajar dan prestasi belajar siswa pada masing-masing siklus dipaparkan sebagai berikut.Berdasarkan analisi data prestasi belajar siswa, pemberian tindakan pada siklus I cukup berhasil untuk meningkatkan prestasi belajar. Hal ini ditunjukkan adanya peningkatan dari nilai rata-rata kelas tes awal yang bernilai 48,63 dan mengalami peningkatan setelah dilakukan tindakan siklus I dengan nilai rata-rata kelas menjadi 59 namun nilai ini masih tergolong kategori cukup. Sesuai dengan refleksi terhadap pelaksanaan tindakan siklus I, maka peneliti dan guru melakukan diskusi untuk mengkaji kendala-kendala yang menyebabkan kurang berhasilnya proses pembelajaran yang telah dilakukan. Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan, ditemukan kendala-kendala sebagai berikut: 1) Masih ada beberapa siswa yang tidak bisa focus dalam mengikuti pembelajaran, 2) Siswa masih kesulitan dalam memahami luas bangun ruang terutama tentang bentuk dasar selimut bangun ruang, 3) Siswa didalam kelompoknya masih ada siswa yang tidak aktif dalam kelompoknya.Sesuai dengan refleksi tindakan siklus I penulis melakukan perbaikan-perbaikan dan perlu diupayakan penyempurnaan dengan melakukan tindakan pada siklus II. Adapun tindakan pada siklus II pada prinsipnya sama dengan pelaksanaan sebelumnya, namun diadakan penyempurnaan berdasarkan kekurangan yang dihadapi pada siklus I. adapun tindakan yang dilakukan untuk meminimalisai kendala-kendala yang muncul adalah sebagai berikut. 1) Memberikan materi mengarang dengan lebih memperhatikan keaktifan siswa dalam belajar. Karena pada siklus I ada beberapa siswa yang tidak konsentrasi dalam pembelajaran Matematika, 2) Lebih menekankan cirri-ciri dari masing-masing bangun ruang sehingga siswa bisa memahami tentang selimut bangun ruang. 3) cara merubah kelompok menjadi berpasangan sehingga menjadi kelompok kecil terdiri dari dua anggota. Bermain bintang berpasangan dan bintang sejati. Tetapi siswa tetap dihadapkan benda konkretHasil analisis data prestasi belajar siswa pada siklus II menunjukkan peningkatan yang sangat baik ini ditunjukkan dari perbandingan siklus I yang nilai rata-rata kelas 59 dan meningkat pada siklus II nilai rata-rata kelas menjadi 66,38. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa prestasi belajar pada siklus II sudah memenuhi target.Walaupun sudah memenuhi target kurikulum, pada pelaksanaan tindakan siklus II ini masih ada 3 orang siswa yang memperoleh nilai dibawah 55. Selama pembelajaran siswa ini cukup aktif dan telah diberi kesempadan dan perhatian yang lebih banyak dibandingkan dengan siswa yang lain. Setelah diteliti disebabkan oleh faktor bawaan dari siswa tersebut, artinya kemampuan siswa tersebut dalam hal mata pelajaran matematika memang kurang.Untuk mendapat gambaran lebih jelas tentang adanya peningkatan kemampuan, daya serap, dan ketuntasan prestasi belajar pada tes awal dan tes akhir baik itu pada siklus I maupun siklus II, maka ditampilkan ringkasannya pada tabel 05 berikut.

Tabel 05. Ringkasan Analisis Data Tes Awal dengan Tes Akhir Siklus I IINoNilai TesTes awalTes akhirKet

FrekuEnsiJml NilaiSiklus ISiklus II

FrekuensiJml NilaiFrekuensiJmlNilai

14013520----BT

245114954180--BT

350420073503150BT

455422042205275T

560424084806360T

6652130958510650T

770214053505350T

875--32255375T

980----3240T

1085----3255T

N =404040

X194523902655

Rata-rata Kelas48,635966,38

Daya Serap (%)48,63%59%66,38%

Ketuntasan (%)30%62,5%92,5%

Adanya peningkatan rata-rata, daya serap, dan ketuntasan hasil belajar pada tes awal dan tes akhir baik itu pada siklus I maupun siklus II juga dapat diamati pada grafik histogram berikut ini.Grafik 01. Peningkatan daya serap dan ketuntasan belajar tes awal dengan tes akhir pada siklus I IIBerdasarkan ringkasan analisis data tes awal sampai dengan tes akhir baik itu pada siklus I dan siklus II seperti tercantum pada tabel di atas menunjukkan peningkatan rata-rata kelas, daya serap siswa, dan ketuntasan pada akhir siklus II sudah melebihi kriteria minimal 70%. Dengan begitu hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini dapat diterima dan berarti penggunaan Metode Belajar Tuntas efektif untuk meningkatkan hasil belajar Matematika siswa Kelas IV SDN 2 Pengambengan.

SIMPULANBerdasarkan temuan, dan pembahasan pada bab sebelumnya, secara umum penelitian ini dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar matematika dalam menghitung luas bangun ruang melalui benda konkret dapat di tingkatkan rasa keingintahuan lebih besar bila berhadapan dengan benda konkret, dan kemampuan untuk menjawab dan bertanya dapat ditingkatkan, suasana sangat menunjang dan keadaan kelas dalam proses pembelajaran hidup, anak antusias. Dengan adanya kebebasan untuk mengembangkan kemampuan berpikir mewujudkan anak mampu meningkatkan kemampuannya untuk menghitung luas permukaan bangun ruang. Secara khusus penelitian ini dapat disimpulkan : 1) Dengan melalui benda-benda konkret sekitar siswa kemampuan siswa dalam berinteraksi dapat ditingkatkan sehingga suasana kelas hidup, 2) Kegiatan pembelajaran yang memberi kebebasan siswa untuk memanipulasi sumber belajar yakni dengan benda-benda konkret dapat meningkatkan kemampuan mengukur panjang dan menghitung luas permukaan bangun ruang, serta anak lebih aktif, kreatif, 3) Kegiatan pembelajaran dengan melalui benda-benda konkret sekitar siswa sesuai dengan karakter pembelajaran matematika, dan sesuai dengan kesiapan daya pikir anak sehingga kemampuan menghitung luas permukaan kubus dan balok dapat ditingkatkan.

SARANDengan mengacu pada temuan dari penelitian tindakan ini, disampaikan beberapa saran, penyampaian saran ini merupakan sumbangan pemikiran kepada mitra peneliti untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran matematika di kelas IV SDN 2 Pengambengan, saran yang dapat dikemukakan adalah : 1) Dalam melaksanakan model pembelajaran matematika, guru hendaknya memanfaatkan benda-benda konkret sekitar siswa sebagai sumber belajar. 2) Hendaknya siswa diberi kesempatan yang seluas-luasnya untuk memanipulasi benda-benda tersebut untuk mengukur, melihat, mengamati dan membentuk, sehingga suasana kelas menjadi hidup. 3) Apabila model pembelajaran ini dapat meningkatkan keahlian dan meningkatkan kemampuan siswa, maka penggunaan benda-benda konkret dapat juga diterapkan pada mata pelajaran yang lain.

DAFTAR RUJUKANDepdiknas. 2003. Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta : Depdiknas Depdiknas, 2004. Standar Kompetensi Mata Pelajaran kelas I s/d VI. Jakarta : Depdiknas.Depdiknas, 2004. Kurikulum 2004 Pedoman Pengembangan silabus, model pembelajaran tematis SD. Jakarta : DepdiknasDjamarah, 1997. Guru dan anak didik dalam interaksi edukatif. Jakarta : PT. Rineka Cipta.Depdikbud, 1993. Kurikulum Pendidikan Dasar GBPP Matematika. Jakarta : Depdikbud.Degeng, 1997. Strategi Pembelajaran Mengorganisasi isi dengan model elaborasi. Malang : IKIP MALANGGpirayana, Michana dkk. 2001. Sekoah Dasar Kajian Teori dan Praktek pendidikan. Malang. UMHamalik Oemar, 1980. Media Pendidikan. Bandung : AlumniKarso, 2005. Pendidikan Matematika I. Jakarta : Pusat Pendidikan UTSoedjadi, 1994. Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia. Jakarta : Dikti