conto kasbes anak pneumo

105
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pneumonia adalah peradangan yang terjadi pada parenkim paru sebelah distal bronkus terminalis yang bisa meliputi bronkiolus respiratorius, duktus alveolaris, alveoli, dan jaringan intertisial paru. Pembagian pneumonia secara anatomis meliputi pneumonia lobaris, pneumonia lobularis (bronkopneumonia), dan pneumonia intertisialis (bronkiolitis). Eksudat mukopurulen yang dihasilkan oleh peradangan tersebut akan menyebabkan penyumbatan pada saluran-saluran nafas kecil dan menghasilkan bercak-bercak konsolidasi pada lobulus-lobulus paru yang berdekatan. 1 Data mortalitas di Jawa Tengah 1997 menunjukkan bahwa pneumonia, ISPA dan infeksi akut lain pada saluran pernafasan menduduki urutan ke-2, 3, 6 penyebab kematian pada kelompok umur kurang dari 1 tahun. 2 Bronkopneumonia biasanya didahului oleh infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) bagian atas selama beberapa hari. Suhu dapat naik mendadak sampai 39–40ºC. Diagnosis klinis di rumah sakit umumnya mudah yaitu : tanda klinis penting seperti: panas, sesak napas dengan retraksi suprasternal, epigastrium maupun intercostal, selain frekuensi napas dan denyut jantung yang meningkat, kadang- kadang disertai diare, muntah dan kejang. 3,4,5 1

Upload: tirtateku

Post on 05-Nov-2015

31 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

kasus pneumo

TRANSCRIPT

BAB I

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang Pneumonia adalah peradangan yang terjadi pada parenkim paru sebelah distal bronkus terminalis yang bisa meliputi bronkiolus respiratorius, duktus alveolaris, alveoli, dan jaringan intertisial paru. Pembagian pneumonia secara anatomis meliputi pneumonia lobaris, pneumonia lobularis (bronkopneumonia), dan pneumonia intertisialis (bronkiolitis). Eksudat mukopurulen yang dihasilkan oleh peradangan tersebut akan menyebabkan penyumbatan pada saluran-saluran nafas kecil dan menghasilkan bercak-bercak konsolidasi pada lobulus-lobulus paru yang berdekatan.1 Data mortalitas di Jawa Tengah 1997 menunjukkan bahwa pneumonia, ISPA dan infeksi akut lain pada saluran pernafasan menduduki urutan ke-2, 3, 6 penyebab kematian pada kelompok umur kurang dari 1 tahun.2 Bronkopneumonia biasanya didahului oleh infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) bagian atas selama beberapa hari. Suhu dapat naik mendadak sampai 3940C. Diagnosis klinis di rumah sakit umumnya mudah yaitu : tanda klinis penting seperti: panas, sesak napas dengan retraksi suprasternal, epigastrium maupun intercostal, selain frekuensi napas dan denyut jantung yang meningkat, kadang-kadang disertai diare, muntah dan kejang.3,4,5 Menurut etiologinya bronkopneumonia dapat disebabkan oleh infeksi bakteri, infeksi virus, infeksi jamur, pneumonia aspirasi, maupun Sindroma Loeffler. Dari seluruh etiologi Streptococcus pneumonia merupakan etiologi tersering dari pneumonia bakteri dan yang paling banyak diselidiki patogenesisnya. Komplikasi intrapulmoner yang mungkin terjadi antara lain abses paru, empiema, efusi pleura, atelektasis, pneumothoraks, bronkiektasis, dan gagal napas, sedangkan komplikasi ekstrapulmoner yaitu cor pulmonale subakutum (CPSA), otitis media akuta (OMA), meningitis, pericarditis, syok septik, arthritis dan endokarditis.6Anemia yaitu keadaan dimana hemoglobin, hematokrit dan jumlah eritrosit kurang dari normal sesuai dengan umur dan jenis kelamin. Berdasarkan etiologinya anemia dibagi menjadi anemia aplastik, anemia hemolitik dan anemia defisiensi. Berdasarkan morfologinya anemia dibagi menjadi anemia makrositik, anemia normositik mikrositer, dan anemia hipokrom mikrositik. Anemia normositik dan normokromik yaitu keadaan hemoglobin dan hematokrit kurang dari normal, MCV 80-90 femtoliter dan MCHC > 30. Anemia mikrositik normokromik terjadi karena masukan yang kurang serta kualitas makanan yang kurang.5,6Ikterus atau jaundice adalah suatu keadaan klinik yang merupakan tanda disfungsi hati, ditandai dengan perubahan warna kuning pada plasma, kulit, sklera, selaput lendir seluruh tubuh. Perubahan warna tersebut sebenarnya merupakan akibat hiperbilirubinemia. Secara kasar dikatakan kalau bilirubin total sudah mencapai 2 mg% atau lebih, ikterus akan tampak di sklera. Ikterus yang sudah mulai tampak di seluruh tubuh menunjukkan bilirubin total sudah mencapai 8 mg% atau lebih. Ikterus mungkin disertai dengan kencing warna gelap atau tinja akholik.7Ikterus pada bayi atau anak yang lebih tua bisa menggambarkan akumulasi bilirubin tidak terkonjugasi atau terkonjugasi. Peningkatan bilirubin tidak terkonjugasi bisa menunjukkan peningkatan produksi, hemolisis, penurunan pembuangan dalam hati, atau perubahan metabolisme bilirubin. Akumulasi bermakna bilirubin terkonjugasi (> 20% total) menggambarkan penurunan ekskresi oleh karena kerusakan sel parenkim hepar atau penyakit saluran biliaris, yang dapat disebabkan oleh sepsis, penyakit endokrin atau metabolik, radang hati, atau obstruksi.7Penemuan bakteri pada biakan darah, bakteremia, dapat merupakan fenomena sementara yang tidak disertai penyakit atau perluasan serius dari infeksi bakteri invasif yang berasal dari saluran gastrointestinal, saluran genitourinarius, kulit atau saluran pernapasan. Bila bakteri tidak dibersihkan secara efektif oleh mekanisme pertahanan hospes, respons radang sistemik mulai terjadi dan dapat progresif tanpa tergantung infeksi asalnya. Systemic Inflammatory Respons Syndrom (SIRS) adalah respons berat sistemik terhadap infeksi. SIRS adalah salah satu penyebab sepsis.8Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu antigen, sehingga bila kelak terpajan pada antigen yang serupa tidak terjadi penyakit.9 Pemberian imunisasi pada bayi dan anak tidak hanya memberikan pencegahan terhadap anak tersebut tetapi akan memberikan dampak yang lebih luas karena akan mencegah terjadinya penularan yang lebih luas dengan adanya peningkatan tingkat imunitas di masyarakat. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian imunisasi yang lengkap sangat penting.10Dalam penulisan ini akan dilaporkan seorang anak dengan bronkopneumonia, observasi ikterik, SIRS curiga sepsis, anemia mikrositik normokromik, imunisasi tidak lengkap dan gizi baik yang dirawat di bangsal gastroenterologi RS dr. Kariadi Semarang. B. TujuanTujuan penulisan laporan ini adalah untuk mengetahui cara mendiagnosis dan mengelola pasien dengan bronkopneumonia, observasi ikterus, SIRS curiga sepsis, anemia mikrositik normokromik, imunisasi tidak lengkap, gizi baik, serta prognosisnya, sekaligus untuk mengevaluasi tindakan yang telah diberikan sesuai dengan kepustakaan yang ada, sehingga dapat dijadikan media belajar yang baik bagi mahasiswa untuk bekal profesi kedokteran.

C. ManfaatPenulisan laporan kasus ini diharapkan dapat membantu mahasiswa kedokteran untuk mendiagnosis secara dini penyakit bronkopneumonia, observasi ikterus, SIRS curiga sepsis, anemia mikrositik normokromik, imunisasi tidak lengkap, gizi baik, serta dapat mengelola pasien secara komprehensif dan memberikan terapi yang tepat pada penderita dengan penyakit tersebut.

BAB IIPENYAJIAN KASUS

A. IDENTITAS PENDERITANama : An. NRUmur : 2 bulanJenis kelamin : Laki-laki No. CM : 5012073 Agama : Islam Alamat : Boja, KendalMasuk RSDK : 3 Januari 2005 Keluar RSDK : 22 Januari 2005 IDENTITAS ORANG TUANama ayah: Tn. SUmur: 55 tahunPekerjaan: BuruhPendidikan : SMPNama Ibu: Ny. SUmur: 30 tahunPekerjaan: Tidak bekerjaPendidikan: SD

B. DATA DASARAnamnesisAlloanamnesis dilakukan dengan ibu penderitaTanggal : 4 Januari 2005 Pukul : 14.00 WIBKeluhan utama :rujukan dari dokter Spesialis Anak dengan bronkopneumonia dan observasi ikterik

Riwayat penyakit sekarang :- 1,5 bulan, bayi tampak kuning mulai dari mata ke seluruh tubuh, panas (+), nglemeng, naik turun, muntah (-), kejang (-), buang air besar dan buang air kecil tidak ada kelainan, dibawa ke bidan 3 kali, diberi obat dan dikatakan bahwa kuningnya normal dan akan sembuh sendiri, akan tetapi tidak ada perubahan.- Setengah bulan, bayi bertambah kuning, panas (+), nglemeng, naik turun, kencing berwarna seperti teh, buang air besar putih seperti dempul.- 5 hari, bayi batuk (+), tidak berdahak, tidak sesak, dibawa ke Spesialis Anak disarankan ke RSDK untuk periksa laboratorium.- 2 hari, bayi panas tinggi, terus menerus, batuk (+) ngekel, pilek (+), sesak (+), biru-biru (-), bayi malas minum dibawa ke Spesialis Anak kemudian dirujuk ke RSDK.Riwayat Penyakit Dahulu :Riwayat tranfusi darah disangkal.Riwayat Penyakit Keluarga :Riwayat keluarga batuk lama disangkal.Tidak ada yang sakit kuning dalam keluarga.Riwayat Sosial EkonomiAyah bekerja sebagai buruh dengan penghasilan rata-rata perbulan Rp. 400.000,00 sedangkan ibu tidak bekerja. Menanggung 4 orang anak yang belum mandiri. Biaya RS ditanggung JPS. Kesan sosial ekonomi kurang.Riwayat Pemeliharaan Prenatal Pemeriksaan kehamilan di bidan 8x, mendapat imunisasi TT 2x, penyakit kehamilan (-), trauma kehamilan (-), diberi vitamin dan obat penambah darah.

Riwayat Kehamilan dan PersalinanNo.Kehamilan dan PersalinanUmur/tgl lhrMeninggalPenyebab meninggal

1.

2.

3.

4., aterm, spontan, bidan, BBL=3000 gr, aterm, spontan, bidan, BBL= 3100 gr, aterm, sectio caesar, dokter RS, BBL=2100 gr, aterm, sectio caesar, dokter RS, BBL=2700 gr7 tahun

4 tahun

17 oktober 200417 oktober 2004-

-

-

-

-

-

-

-

Bayi laki-laki lahir dari ibu G3P2A0, 30 tahun, hamil aterm, trauma dalam kehamilan disangkal, infeksi selama kehamilan disangkal, riwayat minum jamu-jamuan (-), riwayat sering sakit seperti flu (-), riwayat foto rontgent selama hamil (-). Lahir di RSDK, ditolong dokter secara sectio caesar, bayi lahir kembar langsung menangis, dengan Apgar Score 7-8-9 Riwayat Postnatal Pemeriksaan post natal di Puskesmas, keadaan anak sehat.Riwayat ImunisasiBCG : 1 x (0 bln) scar (+) di lengan kanan Kesan : imunisasi dasar tidak lengkap.

Riwayat Makan dan MinumASI diberikan sejak lahir, dihentikan saat usia 1 minggu dengan alasan anak tidak mau minum ASI.Sejak umur 1 minggu diberikan susu SGM I, 2 sendok takar dalam 60 cc air, frekuensi sesuka 8-10x/hari, diminum habis.Kesan : kualitas kurang dan kuantitas makanan cukup. Riwayat PerkembanganSenyum: 2 blnKesan : perkembangan sesuai umur.Riwayat KB Ibu menggunakan KB steril oleh karena yakin dan percaya.

C. PEMERIKSAAN FISIKTanggal : 4 Januari 2005, pukul : 14.30WIB Anak , umur 2 bulan 15 hari, BB : 4000 gram, PB : 53 cm.KU : sadar, kurang aktif, sesak nafas (+), sianosis (-), ikterik (+)TV : N : 140 x/mnt, isi dan tegangan cukupHR : 140 x/mnt RR : 68 x/mnt t : 38,7oCStatus internus : Kepala :LK 35 cm (mesocephal), UUB belum menutup, datar, sutura tidak melebar.Rambut :hitam, tidak mudah dicabutKulit : turgor kembali cepat, ikterik (+) Mata :conj. Anemis +/+, sklera ikterik +/+ Telinga: discharge (-)Hidung : nafas cuping hidung (+)Mulut :kering (-), sianosis (-)Selaput mukosa :kering (-), sianosis (-)Tenggorok :T1-1 faring hiperemis (-)Leher:simetris, pembesaran nnll -/-Dada :Ins :simetris,statis,dinamis, retraksisuprasternal(+), retraksi epigastrium(+)Pal : stem fremitis kanan = kiri Per : sonor seluruh lapangan paru

RBHNY +/+Aus : suara dasar vesikuler, suara tambahan : Ronkhi basah halus nyaring +/+ wheezing -/-hantaran +/+Jantung : Ins : ictus cordis tak tampak Pal : teraba di SIC V 2 cm med LMCS, kuat angkat(-),melebar(-)Per : batas jantung sulit dinilai Aus : SJ I II normal, bising (-), gallop (-). M1>M2, A1