cloud application sebagai sistem pendukung pendidikan dan pelatihan , studi kasus balai diklat...

12
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Balai Diklat Metrologi mempunyai tugas utama yaitu melaksanakan Pendidikan dan Pelatihan Kemetrologian terhadap SDM Kemetrologian yang berada di UPT/Balai Metrologi seluruh Indonesia. Ada 3 elemen penting di dalam pelaksanaan diklat yaitu : 1. Pra Diklat 2. Proses 3. Pasca Diklat Selama ini dalam pelaksanaan 3 elemen diatas cukup menyita banyak waktu, tenaga serta biaya jika ditinjau dari lingkup pelayanan yang mencakup seluruh Indonesia. Pra diklat misalnya, tiap tahun diadakan seleksi peserta diklat ke seluruh Indonesia. Proses ini biasanya memakan waktu lama di dalam proses pendaftaran, seleksi administrasi, ujian dan proses koreksi s.d pengumuman hasil ujian. Dalam proses diklat sendiri ternyata masih banyak sarana dan prasarana terutama yang berkaitan dengan teknologi internet yang belum dimanfaatkan secara optimal untuk mendukung proses KBM (Kegiatan Belajar Mengajar). Begitu juga halnya ketika para peserta selesai mengikuti diklat, muncul kesulitan ketika mereka ingin mengakses lagi materi-materi terbaru mengenai kemetrologian (misal regulasi, update teknologi, dll) atau ketika mereka ingin sharing/diskusi mengenai kondisi di lapangan kepada sesama SDM Kemetrologian. Hal ini terjadi salah satunya dikarenakan belum adanya suatu sistem informasi pendukung yang mengintegrasikan faktor komunikasi dan kolaborasi yang bisa mereka akses kapanpun dan dimanapun. Sistem informasi dalam hal ini tentunya bersifat web based application dikarenakan sifatnya yang user friendly, dapat diakses kapanpun dan dimanapun asalkan terkoneksi dengan internet, tidak membutuhkan resource/hardware tertentu (cukup sebuah browser untuk mengakses seluruh aplikasi di dalamnya),dll. Dalam kasus ini ada 2 (dua) jenis pengembangan aplikasi yang ada : 1. Self Developed Application 2. Using 3rd party application (contoh cloud apps. Google Apps / Microsoft Live Edu) Masing-masing jenis pengembangan mempunyai kelebihan dan kekurangannya masing- masing. Self Developed Apps mempunyai kelebihan pada aspek response time, throughput dan security yang lebih baik, disamping kelebihan pada aspek kustomisasi yang lebih baik dari sisi konten yang akan di-deliver. Hanya saja untuk mengembangkan self developed apps buth waktu yang lama, investasi yang tidak sedikit (capital expenditure besar), belum lagi investasi untuk hardware, IT Personel, serta maintain aplikasi tersebut. Hasil survei dari Micorosoft menunjukkan bahwa biaya pengembangan/pembuatan/pembelian aplikasi hanyalah 5 % dari total biaya

Upload: wicaksono-febriantoro

Post on 28-Jul-2015

401 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Untuk Mendownload versi lengkapnya silakan kunjungi http://bit.ly/nbbagB

TRANSCRIPT

Page 1: Cloud Application Sebagai Sistem Pendukung Pendidikan Dan Pelatihan , Studi Kasus Balai Diklat Metrologi

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Balai Diklat Metrologi mempunyai tugas utama yaitu melaksanakan Pendidikan dan

Pelatihan Kemetrologian terhadap SDM Kemetrologian yang berada di UPT/Balai

Metrologi seluruh Indonesia. Ada 3 elemen penting di dalam pelaksanaan diklat yaitu :

1. Pra Diklat

2. Proses

3. Pasca Diklat

Selama ini dalam pelaksanaan 3 elemen diatas cukup menyita banyak waktu, tenaga

serta biaya jika ditinjau dari lingkup pelayanan yang mencakup seluruh Indonesia. Pra

diklat misalnya, tiap tahun diadakan seleksi peserta diklat ke seluruh Indonesia. Proses

ini biasanya memakan waktu lama di dalam proses pendaftaran, seleksi administrasi,

ujian dan proses koreksi s.d pengumuman hasil ujian. Dalam proses diklat sendiri

ternyata masih banyak sarana dan prasarana terutama yang berkaitan dengan teknologi

internet yang belum dimanfaatkan secara optimal untuk mendukung proses KBM

(Kegiatan Belajar Mengajar). Begitu juga halnya ketika para peserta selesai mengikuti

diklat, muncul kesulitan ketika mereka ingin mengakses lagi materi-materi terbaru

mengenai kemetrologian (misal regulasi, update teknologi, dll) atau ketika mereka ingin

sharing/diskusi mengenai kondisi di lapangan kepada sesama SDM Kemetrologian. Hal

ini terjadi salah satunya dikarenakan belum adanya suatu sistem informasi pendukung

yang mengintegrasikan faktor komunikasi dan kolaborasi yang bisa mereka akses

kapanpun dan dimanapun. Sistem informasi dalam hal ini tentunya bersifat web based

application dikarenakan sifatnya yang user friendly, dapat diakses kapanpun dan

dimanapun asalkan terkoneksi dengan internet, tidak membutuhkan resource/hardware

tertentu (cukup sebuah browser untuk mengakses seluruh aplikasi di dalamnya),dll.

Dalam kasus ini ada 2 (dua) jenis pengembangan aplikasi yang ada :

1. Self Developed Application

2. Using 3rd party application (contoh cloud apps. – Google Apps / Microsoft Live

Edu)

Masing-masing jenis pengembangan mempunyai kelebihan dan kekurangannya masing-

masing. Self Developed Apps mempunyai kelebihan pada aspek response time,

throughput dan security yang lebih baik, disamping kelebihan pada aspek kustomisasi

yang lebih baik dari sisi konten yang akan di-deliver. Hanya saja untuk

mengembangkan self developed apps buth waktu yang lama, investasi yang tidak sedikit

(capital expenditure besar), belum lagi investasi untuk hardware, IT Personel, serta

maintain aplikasi tersebut. Hasil survei dari Micorosoft menunjukkan bahwa biaya

pengembangan/pembuatan/pembelian aplikasi hanyalah 5 % dari total biaya

Page 2: Cloud Application Sebagai Sistem Pendukung Pendidikan Dan Pelatihan , Studi Kasus Balai Diklat Metrologi

2

kepemilikan dan maintenance software tesebut. Oleh karena itu, cloud apps. hadir untuk

menjawab tantangan tersebut. Karakteristik dari cloud apps. yang bersifat rendah biaya

(no invest & maintain cost), waktu deliver lebih cepat, stay update dengan teknologi

terbaru dan high availability dan reliability sangat cocok untuk menghadapi tantangan

ke depan yang membutuhkan inovasi dl rangka peningkatan efektivitas dan efisiensi.

1.2 Tujuan Penulisan

Paper ini membahas mengenai implementasi cloud apps. sebagai sistem pendukung

diklat kemetrologian melalui penggunaan dari feature-feature yang terdapat di dalam

Google Apps for Education. Implementasi cloud apps. diharapkan bisa meningkatkan

efektivitas dan efisiensi serta berhasil mendukung tujuan Balai Diklat Metrologi dalam

mencetak SDM Kemetrologian yang kompeten dan berwawasan global. Dalam proses

implementasi tentunya ditemukan berbagai kendala dan hambatan yang ada. Kendala

tersebut perlu di-identifikasi guna dicari solusi lebih lanjut. Tujuan Akhir yang

diharapkan baik pra, proses maupun pasca diklat dapat berlangsung lebih efektif dan

efisien ditinjau dari resource yang digunakan (baik waktu, tenaga dan biaya).

1.3 Batasan Masalah

Paper ini hanya membahas sampai sejauh mana manfaat yang bisa diambil dengan

adanya aplikasi cloud computing untuk pendidikan beserta kekurangannya.

Page 3: Cloud Application Sebagai Sistem Pendukung Pendidikan Dan Pelatihan , Studi Kasus Balai Diklat Metrologi

3

BAB II

PEMBAHASAN CLOUD APPLICATION SEBAGAI SISTEM PENDUKUNG

PEMBELAJARAN

2.1 Pengertian Cloud Computing

Apa itu Cloud Computing ?

Untuk menikmati listrik di rumah,

Anda tidak perlu membuat

pembangkit listrik sendiri kan? Yang

perlu Anda lakukan hanya membayar

sesuai pemakaian ke PLN. Nah, kira-

kira begitu juga gambaran singkat

tentang Cloud Computing. Anda tidak

perlu investasi besar-besaran untuk:

sejumlah server, listrik, ruang server,

staf operasional, storage, software dan

biaya terkait pengelolaan infrastruktur

IT lainnya. Anda tinggal bayar sesuai

pemakaian. PAY AS YOU GO.

Gambaran awal sebelum adanya cloud computing :

Traditional business applications—SAP, Microsoft, and Oracle,dll terlalu rumit dan

mahal

Era Cloud Computing :

Cloud computing adalah suatu cara yang lebih baik untuk menjalankan bisnis Anda.

Alih-alih menjalankan aplikasi Anda sendiri, mereka berjalan di sebuah shared data

center. Bila Anda menggunakan aplikasi yang berjalan di cloud, anda cukup log in,

menyesuaikan, dan mulai menggunakannya. Itulah kekuatan cloud computing. Semua

aspek bisnis dapat dijalankan dalam cloud sekarang ini, seperti CRM (Customer

Relationship Management), SDM (Sumber Daya Manusia), akuntansi, dan aplikasi

custom lainnya. Aplikasi berbasis cloud bisa dibangun dan berjalan dalam beberapa

hari, dimana hal ini tidak pernah terjadi dalam Traditional business applications.

Biayanya lebih murah, karena Anda tidak perlu perlu membayar untuk semua orang,

produk, dan fasilitas untuk menjalankannya. Dan, ternyata mereka lebih terukur, lebih

aman, dan lebih dapat diandalkan dibandingkan sebagian besar aplikasi. Plus, upgrade

diurus untuk Anda, agar aplikasi anda mendapatkan peningkatan keamanan dan kinerja

dan fitur baru secara otomatis. Cara Anda membayar untuk aplikasi berbasis cloud juga

berbeda. Lupakan tentang membeli server dan perangkat lunak. Bila aplikasi Anda

berjalan di cloud, Anda tidak membeli apa-apa, sehingga Anda hanya membayar untuk

Page 4: Cloud Application Sebagai Sistem Pendukung Pendidikan Dan Pelatihan , Studi Kasus Balai Diklat Metrologi

4

apa yang sebenarnya Anda gunakan. Aplikasi cloud tidak memakan sumber daya TI

Anda yang berharga (salesforce.com, 2010).

Dari uraian di atas dapat kita simpulkan kelebihan cloud computing ditinjau dari sisi

user adalah sbb:

1.Tidak ada Capex ( No Investment).

2. Opex lebih kecil.

3. Based on usage (pay as you go).

4. Fast deploy.

Secara umum Cloud Computing dapat kita gambarkan dalam beberapa bagian yaitu :

(1). Infrastructure as a Service (IaaS),

VPS, Remote Backup, Storage as A service, Network Infrastructure

(2). Platform as a Service (PaaS)

Hosted App Server, Hosted Middleware

(3). Software as a Service (SaaS).

Generic Horizontal Apps (ERP, CRM), Specialized Vertical Apps (Core

Banking Apps, School Management)

Untuk lebih memahami apa itu Cloud Computing, karakteristiknya, kemudia model

servicenya serta model deploymentnya, dapat kita lihat dalam ilustrasi dibawah ini :

Page 5: Cloud Application Sebagai Sistem Pendukung Pendidikan Dan Pelatihan , Studi Kasus Balai Diklat Metrologi

5

Tentu saja dalam mengimplementasikan cloud computing akan ada beberapa

permasalahan yang menjadi kendala-kendala (Constraint) seperti masalah biaya dan

kurangnya dana, kurangnya keahlian dalam implementasi teknologi cloud computing

serta isu terhadap stabilitas serta availabilitas infrastruktur tersebut dan juga

permasalahan yang terkait mindset dan perspektif budaya.

2.2 Cloud Apps untuk Pendidikan

Review Google Apps ini dimulai dengan deskripsi dari Google Apps Edisi Pendidikan,

feature-feature yang diberikan,

Menghemat anggaran, membantu orang-orang bekerja bersama dan mengurangi

kompleksitas adalah beberapa alasan untuk menggunakan Google Apps.

Google Apps Edisi Pendidikan mengubah cara siswa belajar dan

cara guru mengajar, meningkatkan efisiensi IT sehingga kita

dapat memfokuskan anggaran dan sumber daya pada bidang yang

benar-benar penting. Dengan Google Apps, lembaga pendidikan

dapat menyediakan email yang terintegrasi, kalender, dokumen

online dan pembuatan website dan berbagi kepada semua user

(tanpa biaya sama sekali). (google.com, 2010)

Aplikasi Google Apps Edisi Pendidikan ini gratis untuk institusi pendidikan manapun di

seluruh dunia. Dan hebatnya lagi aplikasi ini juga bebas iklan.

Teknologi yang inovative dan intuitif yang disedikan oleh Google telah mempermudah

dalam kegiatan belajar mengajar sehari-hari. Gmail (dengan voice dan video chat),

Google Calendar, Google Docs, Google Sites dan Google Video memungkinkan pelajar

dan guru untuk berkomunikasi dan berkolaborasi dengan mudah dan efektif.

Dimanapun dan kapanpun meng-akses Google Docs (termasuk dalam Google Apps),

memungkinakan pengguna untuk meng-upload , mengakses dan berbagi serta bekerja

dengan file-file dari komputer mana saja dengan aman. Menciptakan tempat kerja

online kolaboratif di mana Anda dapat menyimpan, update, dan mengatur informasi

tanpa biaya dan kerumitan flash drive atau media eksternal lainnya.

Google sangat concern terhadap faktor security, privacy dan kestabilan koneksi. Oleh

karenanya Google menjamin 99,9% uptime untuk Gmail, Google Docs dan Google

Sites.

Technical Support (TS) juga merupakan hal yang sangat diperhatikan oleh Google. TS

tersedia via phone, email, help center, training videos dan forum diskusi untuk sharing

ide dan berbagi best practice dengan sekolah lain.

Hal lain yang tak kalah menarik yaitu adanya feature untuk mempermudah membuat

Rencana Pembelajaran, membuat mailing list untuk forum diskusi,dll. User dapat

Page 6: Cloud Application Sebagai Sistem Pendukung Pendidikan Dan Pelatihan , Studi Kasus Balai Diklat Metrologi

6

dengan mudah membuat grup untuk diskusi kelompok, kelas atau proyek tertentu.

Diskusi dalam grup dapat diarsipkan dan dapat dengan mudah dicari lagi (searchable).

Google Apps – Feature dan Ikhtisar Layanan

―Gmail‖ adalah layanan email berbasis web yang memungkinkan

bisnis untuk menjalankan sistem email mereka menggunakan sistem

Google. Layanan ini menyediakan kemampuan mengakses kotak

masuk Pengguna Akhir dari peramban web yang didukung, membaca

email, menulis, membalas, dan meneruskan email, menelusuri email,

dan mengelola email melalui label. Sejak Tanggal Diluncurkan, Gmail

menyediakan ruang diska 25 GB per pengguna.

―Google Kalender‖ adalah layanan berbasis web untuk mengelola

kalender pribadi, perusahaan, dan tim. Layanan ini menyediakan

antarmuka kepada Pengguna Akhir untuk melihat kalender,

menjadwalkan rapat dengan pengguna lain, melihat ketersediaan

informasi untuk Pengguna Akhir yang lain, dan menjadwalkan ruangan

serta sumber daya.

―Google Talk‖ menyediakan kemampuan berkomunikasi waktu nyata

antara Pengguna Akhir melalui perpesanan instan. Selain itu aplikasi ini

memungkinkan dilakukannya komunikasi dengan bertatap muka melalui

video dan suara. Google Talk dipadukan ke dalam antarmuka web Gmail,

dan juga memiliki antarmuka programatik XMPP.

―Google Documents‖ menyediakan alat berbasis web untuk

menciptakan dan berkolaborasi pada dokumen, spreadsheet, dan

presentasi. Seorang Pengguna Akhir dapat membuat dokumen ini

melalui peramban web atau mengunggah dokumen dari sistem lainnya

yang didukung, dan dapat membagikan dokumen dengan Pengguna

Akhir lainnya untuk bekerja dan mengedit bersama.

―Google Sites‖ memungkinkan Pengguna Akhir untuk menciptakan

situs web untuk diterbitkan di lingkungan internal perusahaan atau

menerbitkannya ke eksternal. Pengguna Akhir dapat membuat situs

dengan alat bantu berbasis web, dan kemudian membagikan situs itu ke

grup atau ke seluruh perusahaan maupun ke semua orang jika diizinkan

oleh Administrator. Pemilik situs dapat memilih siapa saja yang dapat mengedit maupun

melihat situs.

―Google Video‖ memungkinkan Pengguna Akhir mengunggah video ke

sebuah tempat penyimpanan bersama dan melihatnya melalui pemutar

berbasis web. Pengguna Akhir dapat berbagi video dengan grup Pengguna

Akhir lain yang telah ditentukan. Video hanya dapat dibagikan secara

internal di dalam organisasi.

Page 7: Cloud Application Sebagai Sistem Pendukung Pendidikan Dan Pelatihan , Studi Kasus Balai Diklat Metrologi

7

―Google Message Security‖ memungkinkan Administrator membuat aturan untuk

menangani pesan yang berisi materi dan lampiran berkas khusus. Aturan dapat

disiapkan untuk individu, grup, maupun seluruh domain. Administrator juga dapat

memberlakukan enkripsi antardomain yang dipercaya. Google Message Security

mencakup lapisan filter spam dan virus tambahan untuk keamanan email yang lebih

ditingkatkan.

2.3 Perbandingan Self Developed Apps vs Cloud Apps

Inetrnet

Webserver

Database Server

Content Management Server

Streaming Media Server

Application Server

Router

User

Self Developed Apps

Gambar 3. Skema pengembangan self develop apps

Dari gambar bisa kita lihat bahwa untuk mendevelop sebuah aplikasi sendiri maka akan

banyak resource yang dibutuhkan, misal : investasi server, investasi software developer,

network administrator,dll. Coba kita bandingkan dengan gambar cloud di bawah ini :

Page 8: Cloud Application Sebagai Sistem Pendukung Pendidikan Dan Pelatihan , Studi Kasus Balai Diklat Metrologi

8

Gambar 4. Skema pengembangan cloud computing

Untuk gambar diatas, semua aplikasi sudah disediakan di cloud, tinggal bagaimana kita mau memakainya sesuai kebutuhan. Tanpa investasi apapun, cepat, langsung bisa dipakai sesuai kebutuhan (Pay As You Go).

Page 9: Cloud Application Sebagai Sistem Pendukung Pendidikan Dan Pelatihan , Studi Kasus Balai Diklat Metrologi

9

BAB III

ANALISA CLOUD APPLICATION SEBAGAI SISTEM PENDUKUNG

PEMBELAJARAN

3.1 Analisa Pemanfaatan Fitur-Fitur dari Google Apps for Education dalam

mendukung proses pembelajaran

1. Gmail

Gmail memberikan kemudahan dalam berkomunikasi via email online dengan SLA

uptime 99,9 % serta kapasitas inbox yang besar. Gmail penulis gunakan untuk

berkomunikasi dengan peserta diklat, baik via email ataupun chat.

2. Google Docs

Google Docs pada awalnya penulis buat hanya sebagai tempat untuk merekap tugas-

tugas baik perorangan maupun kelompok. Contoh bisa dilihat di sini :

Page 10: Cloud Application Sebagai Sistem Pendukung Pendidikan Dan Pelatihan , Studi Kasus Balai Diklat Metrologi

10

Tujuan penulis membuat rekap ini supaya peserta dapat mengecek sendiri status tugas

mereka (yang sebelumnya dikirim ke gmail), apakah sudah diterima atau belum beserta

keterangan yang ada.

3. Google Calendar

Google Calendar dapat membantu untuk membuat rencana pembelajaran dengan lebih

baik. Jadwal kuliah, kuis, tugas, ujian, dll dapat dengan mudah dicantumkan dalam

kalender pembelajaran.

4. Google Groups

Google mempermudah pembuatan mailing list dan forum diskusi dengan Google

Groupsnya, disini file-file diskusi dapat dengan mudah disimpan dan dicari lagi

kemudian.

Contoh : mcio_mlti2010 grups di googlegroups.

Page 11: Cloud Application Sebagai Sistem Pendukung Pendidikan Dan Pelatihan , Studi Kasus Balai Diklat Metrologi

11

3.2 Penggunaan Google Apps for Education untuk Pra dan Pasca Diklat

Pra Diklat membutuhkan suatu software aplikasi yang bisa mengakomodir

adanya seleksi online / ujian online untuk menyeleksi para peserta diklat, sejauh

ini salah satu cara yang bisa dilakukan yaitu menggunakan Google Docs untuk

mengirim dan menyimpan jawaban para peserta melalui fasilitas spreadsheetnya.

Tapi hal ini juga masih mempunyai kelemahan terutama kita tidak bisa

menambahkan file-file (soal) multimedia didalamnya. Salah satu kendala yang

lainnya yaitu stabilitas bandwidth.

Pasca Diklat memerlukan hal yang lebih komprehensif, mencakup web /portal

akademik dimana para alumni bisa mengakses kembali materi-materi diklat

yang telah mereka pelajari atau ingin melihat update-update terbaru di bidang

regulasi,dll. Google Apps bisa memfasilitasi ini melalui milis di gmail (grup

pembelajaran pasca diklat) dan juga fasilitas Gtalk jika ingin video conference

dengan pengajar,dll. Di Indonesia hal ini sulit tercapai dikarenakan :

1. Bandwidth masih mahal (padahal untuk video streaming butuh bandwidth

besar yang stabil).

2. Kestabilan b/w yang kurang terjaga sehingga mempengaruhi kualitas

teleconference.

Page 12: Cloud Application Sebagai Sistem Pendukung Pendidikan Dan Pelatihan , Studi Kasus Balai Diklat Metrologi

12

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

1. Cloud Application for Education dapat dipertimbangkan menjadi salah satu opsi

untuk mendukung diklat di Balai Diklat Metrologi Bandung.

2. Belum semua kebutuhan dari Diklat yang bisa terakomodir oleh cloud

application

3. Bandwidth masih menjadi masalah yang cukup penting, dikarenakan salah satu

kunci sukses berhasilnya implementasi cloud computing adalah adanya b/w

yang cukup besar dan stabil.

4.2 Saran

.

1. Masih diperlukan banyak penelitian lebih lanjut untuk mengembangkan aplikasi

cloud untuk pendidikan.

2. Pemerintah bersama dengan stakeholder lainnya

(swasta,masyarakat,akademisi,dll) hendaknya terus meningkatkan content lokal

supaya dapat menurunkan harga bandwidth.

3. Aplikasi yang dikembangkan ke depan haruslah sesuai dengan infrastruktur

Internet Indonesia yang masih belum ideal.