citra wanita tokoh utama wiana dalam novel … · sma kelas xi smester ii. ... ditinjau dari segi...

168
i CITRA WANITA TOKOH UTAMA WIANA DALAM NOVEL CAHAYA SURGA DI WAJAH IBU KARYA MURA ALFA ZAEZ (SUATU TINJAUAN FEMINISME) DAN RELEVANSINYA DENGAN PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XI SEMESTER II SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Oleh Antonina Lein 091224035 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Upload: phungnhu

Post on 26-May-2019

228 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: CITRA WANITA TOKOH UTAMA WIANA DALAM NOVEL … · SMA kelas XI smester II. ... ditinjau dari segi bahasa, perkembangan psikologis, dan latar belakang budaya siswa, ... x KATA PENGANTAR

i

CITRA WANITA TOKOH UTAMA WIANA

DALAM NOVEL CAHAYA SURGA DI WAJAH IBU

KARYA MURA ALFA ZAEZ (SUATU TINJAUAN FEMINISME)

DAN RELEVANSINYA DENGAN PEMBELAJARAN SASTRA

DI SMA KELAS XI SEMESTER II

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia

Oleh

Antonina Lein

091224035

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2016

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

USER
Rectangle
Page 2: CITRA WANITA TOKOH UTAMA WIANA DALAM NOVEL … · SMA kelas XI smester II. ... ditinjau dari segi bahasa, perkembangan psikologis, dan latar belakang budaya siswa, ... x KATA PENGANTAR

i

CITRA WANITA TOKOH UTAMA WIANA

DALAM NOVEL CAHAYA SURGA DI WAJAH IBU

KARYA MURA ALFA ZAEZ (SUATU TINJAUAN FEMINISME)

DAN RELEVANSINYA DENGAN PEMBELAJARAN SASTRA

DI SMA KELAS XI SEMESTER II

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia

Oleh

Antonina Lein

091224035

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2016

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: CITRA WANITA TOKOH UTAMA WIANA DALAM NOVEL … · SMA kelas XI smester II. ... ditinjau dari segi bahasa, perkembangan psikologis, dan latar belakang budaya siswa, ... x KATA PENGANTAR

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: CITRA WANITA TOKOH UTAMA WIANA DALAM NOVEL … · SMA kelas XI smester II. ... ditinjau dari segi bahasa, perkembangan psikologis, dan latar belakang budaya siswa, ... x KATA PENGANTAR

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: CITRA WANITA TOKOH UTAMA WIANA DALAM NOVEL … · SMA kelas XI smester II. ... ditinjau dari segi bahasa, perkembangan psikologis, dan latar belakang budaya siswa, ... x KATA PENGANTAR

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan kepada:

1. Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang selalu dan senantiasa

menuntun, membimbing, dan menyertai setiap langkah hidupku.

2. Kedua orangtuaku: Lukas Lein dan Maria Anastasia Unkok yang tidak

pernah henti mendoakan, membimbing, serta selalu menyayangiku dengan

penuh cinta dan kasih sayang.

3. Kedua kakakku : Kresensiana Don Frai dan Agustinus Karnoto.

4. Keponakan Primo Yoseppe Labora dan Nathan Yoseppe Labora.

5. Segenap keluarga besar di Adonara barat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: CITRA WANITA TOKOH UTAMA WIANA DALAM NOVEL … · SMA kelas XI smester II. ... ditinjau dari segi bahasa, perkembangan psikologis, dan latar belakang budaya siswa, ... x KATA PENGANTAR

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: CITRA WANITA TOKOH UTAMA WIANA DALAM NOVEL … · SMA kelas XI smester II. ... ditinjau dari segi bahasa, perkembangan psikologis, dan latar belakang budaya siswa, ... x KATA PENGANTAR

vi

HALAMAN MOTO

“Jangan mencari ketakutanmu melainkan carilah harapan dan mimpimu. Jangan

berpikir tentang frustasimu, tetapi tentang potensi yang belum terpenuhi.

Perhatikan dirimu bukan dengan apa yang masih mungkin untuk melakukan

sesuatu”.

(PausYohanes XX III)

“Kemalasan adalah musuh terbesar jiwa”.

(St. Benediktus )

“Mencari kekuatan hanya ada dalam diri sendiri, terus berjuang meskipun

melangkah dengan lambat, tetapi tidak akan berjalan mundur ke belakang”.

(Antonina Lein)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: CITRA WANITA TOKOH UTAMA WIANA DALAM NOVEL … · SMA kelas XI smester II. ... ditinjau dari segi bahasa, perkembangan psikologis, dan latar belakang budaya siswa, ... x KATA PENGANTAR

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: CITRA WANITA TOKOH UTAMA WIANA DALAM NOVEL … · SMA kelas XI smester II. ... ditinjau dari segi bahasa, perkembangan psikologis, dan latar belakang budaya siswa, ... x KATA PENGANTAR

viii

ABSTRAK

Lein, Antonina. 2016. “Citra Wanita Tokoh Utama Wiana dalam Novel

Cahaya Surga di Wajah Ibu Karya Mura Alfa Zaez (Suatu Tinjauan

Feminisme) dan Relevansinya dengan Pembelajaran Sastra di SMA

Kelas XI Semester II”. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

Bahasa Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Universitas Sanata Dharma.

Tokoh utama Wiana pada novel Cahaya Surga Di Wajah Ibu karya Mura

Alfa Zaez dan relevansinya dengan pembelajaran sastra di SMA kelas XI semester

II.Tujuan penelitian ini ada tiga yaitu: (1) mendeskripsikan tokoh, penokohan, dan

latar dalam novel Cahaya Surga Di Wajah Ibu Karya Mura Afa Zaez, (2)

mendeksripsikan citra wanita tokoh utama Wiana dalam novel Cahaya Surga Di

Wajah Ibu Karya Mura Afa Zaez, (3) mendeskripsikan relevansi citra wanita

pada tokoh utama Wiana dengan pembelajaran sastra di SMA kelas XI semester

II.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif kualitatif

yang digunakan untuk mengungkapkan tokoh, penokohan, latar dan citra wanita

pada tokoh utama Wiana. Langkah yang ditempuh peneliti dalam penelitian ini

yaitu (1) menganalisis tokoh, penokohan, dan latar (2) menganalisis citra wanita

tokoh utama Wiana berdasarkan citra diri dan citra sosial (3) menganalisis citra

wanita pada tokoh utama Wiana dan relevansinya terhadap pembelajaran sastra di

SMA kelas XI smester II.

Hasil analisis disimpulkan bahwa: (1) tokoh Wiana merupakan tokoh utama,

sedangkan tokoh tambahan terdiri dari Arfansah, Mimi, Aldi, Rifka, Kaka, Antoni

dan Nenek. Penokohan menunjukkan karakter para tokoh yang secara langsung

maupun tidak langsung hadir dalam satu peristiwa dan berkaitan dengan tokoh

Wiana. Latar yang terjadi dalam kehidupan Wiana terdiri dari latar tempat, latar

waktu dan latar sosial. (2) perwujudan citra tokoh Wiana meliputi: citra diri dan

citra sosial. (a) citra diri terdiri dari aspek fisik dan psikis. Dalam aspek fisik,

tokoh Wiana digambarkan sebagai wanita muda dan dewasa yang tergambar

melalui peristiwa hamil, melahirkan, menyusui anak, mengurus kerumahtanggaan,

dan menjaga bentuk tubuh agar berpenampilan tetap cantik. Dalam aspek psikis

perwujudan citra Wiana digambarkan sebagai wanita yang kuat, tegar, mandiri,

penyanyang, berani berpendapat, serta selalu bersikap patuh, sabar dan setia

terhadap suaminya. (b) citra sosial terdiri dari citra dalam keluarga dan citra dalam

masyarakat. Citra dalam keluarga, tokoh Wiana berperan sebagai ibu, istri dan

anggota keluarga yang penuh tanggung jawab, sedangkan citra dalam

masyarakat,Wiana berperan sebagai wanita yang tetap aktif, tegas dan disiplin. (3)

ditinjau dari segi bahasa, perkembangan psikologis, dan latar belakang budaya

siswa, maka citra wanita pada tokoh utama Wiana dalam novel Cahaya Surga Di

Wajah Ibu Karya Mura Afa Zaez, dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran

sastra pada siswa SMA kelas XI Semester II).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: CITRA WANITA TOKOH UTAMA WIANA DALAM NOVEL … · SMA kelas XI smester II. ... ditinjau dari segi bahasa, perkembangan psikologis, dan latar belakang budaya siswa, ... x KATA PENGANTAR

ix

ABSTRACT

Lein, Antonina. 2016. “The Woman Image of the Main Figure Wiana in

the Cahaya Surga di Wajah Ibu Novel by Mura Alfa Saez (a Feminism Study)

and Its Relevance to the Literature Learning for the Grade Eleven Students in

Semester Two with Senior High School”. Thesis. Yogyakarta: Indonesia

Literature and Language Education, Faculty of Teachers Training and Education,

Sanata Dharma University.

Figure Wiana in the Cahaya Surga di Wajah Ibu novel by Mura Alfa Saez

and its relevance with literature learning for the grade eleven students in semester

twoof the senior high school. This research had three goals, namely: (1) to

describe the figure, characterization, and the setting in the Cahaya Surga di Wajah

Ibu novel by Mura Alfa Saez, (2) to describe the woman image of the main figure

Wiana in Cahaya Surga di Wajah Ibu novel by Mura Alfa Saez, and (3) to

describe the relevance of the woman image of the main figure Wiana in the

literature learning for the grade eleven students in semester two of the senior high

school.

This research employed qualitative descriptive method which was used to

reveal the figure, characterization, setting, and the woman image of the main

figure Wiana. In doing this research, the researcher had taken some steps, namely

(1) analyzing the figure, characterization, and the setting, (2) analyzing the

woman image of the main figure Wiana based on the self-image and the social

image, and (3) analyzing the woman image of the main figure Wiana and its

relevance to the literature learning for the grade eleven students in semester two of

the senior high school.

Based on the result, the researcher concluded that: (1) Wiana was the main

figure, while the additional figures consisted of Arfansah, Mimi, Aldi, Rifka,

Kaka, Antoni, and the grandmother. The characterization showed the characters of

the figures which directly or not appeared in an event and related to the main

figure Wiana. The settings which happened in Wiana’s life consisted of place,

time, and the social setting. (2) the actualization of the figure Wiana included: the

self-image and the social image. (a) the self-image consisted of physical and

psychological aspects. In the physical aspect, Wiana was describe as a young and

mature woman which depicted through the pregnancy, giving birth, breast

feeding, maintaining the family, and keeping the body shape for being remain

good looking. While in the psychological aspect, Wiana was described as a

woman who was strong, tough, independent, compassionate, dare to argue,

obedient, patient, and loyal to her husband. (b) the social image consisted of the

image in the family and in the society. Related to the image in the family, Wiana

acted as a mother, wife, and a family member who was responsible. While the

image in the society, Wiana acted as woman who was active, firm, and discipline.

(3) by observing the language aspect, psychological development, and the cultural

background of the students,the woman image of the main figure Wiana in Cahaya

Surga di Wajah Ibu novel by Mura Alfa Saez can be used as the literature learning

material for the grade eleven students in semester two of the senior high school.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: CITRA WANITA TOKOH UTAMA WIANA DALAM NOVEL … · SMA kelas XI smester II. ... ditinjau dari segi bahasa, perkembangan psikologis, dan latar belakang budaya siswa, ... x KATA PENGANTAR

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas

berkat rahmat, cinta, kasih, dan perlindungan-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan baik, yang berjudul: “Citra Wanita Toko Utama

Wiana dalam Novel Cahaya Surga di Wajah Ibu Karya Mura Alfa Zaes (Suatu

Tinjauan Feminisme) dan Relevansinya dengan Pembelajaran Sastra Di SMA

Kelas kelas XI Semester II”.

Skripsi ini disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program

Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan, Universitas Sanata DharmaYogyakarta.

Penulis menyadari begitu banyak hambatan dan kendala yang dihadapi

selama menyusun skripsi ini, namun berkat dukungan, bantuan, dan kerja sama

berbagai pihak akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu

pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan.

2. Ibu Dr. Yuliana Setiyaningsih, M.Pd., selaku Ketua Program Studi

Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia.

3. Drs. B. Rahmanto, M.Hum, selaku dosen pembimbingaI dengan sabar dan

bijaksana membimbing, menuntun, dan memberikan banyak masukan

kepada penulis dalam menyelesaikan skrips iini.

4. Drs. J. Prapta Diharja, S.J., M.Hum. selaku dosen pembimbing II dengan

sabar dan bijaksana membibimbing, menuntun, dan memberikan banyak

masukan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: CITRA WANITA TOKOH UTAMA WIANA DALAM NOVEL … · SMA kelas XI smester II. ... ditinjau dari segi bahasa, perkembangan psikologis, dan latar belakang budaya siswa, ... x KATA PENGANTAR

xi

5. Semua dosen program studi bahasa sastra indonesia yang memberikan

bekal ilmu pengetauan dan pengalaman kehidupan selama penulis menjadi

mahasiswi Universitas Sanata Dharma.

6. Perpustakaan Universitas Sanata Dharma yang telah menyediakan segala

buku dan sumber informasi yang penulis butuhkan, guna menyelesaikan

skripsi ini.

7. Robertus Marsidig karyawan sekretaris sekretariat PBSI yang selalu sabar

memberikan pelayanan dan membantu kelancaran penulis dalam

menyelesaikan kuliah di PBSI sampai dengan menyelesaikan skripsi ini.

8. Kedua orang tuaku Bapak Lukas Lein dan Ibu Anastasia Ungkok yang

segenap cinta dan kasih sayangnya yang tidak pernah berhenti

memberikan dukungan, motivasi, semangat, dan dukungan moral maupun

material kepada penulis.

9. Kedua kakakku Kresensiana Don Frai dan Agustinus Karnoto yang selalu

memberikan semangat untuk terus berjuang dan doa kepada penulis.

10. Kakak ipar Abang Alek dan Kakak Tuti selalu memberikan dukungan

kepada penulis.

11. Keponakan Primo Yoseppe Labora dan Nathan Yoseppe Labora yang

selalu memberikan warna inspirasi setiap harinya kepada penulis.

12. Teman-temanku: Theodorus Raya Todo Boli, Agnes, Delima Senipar,

Preti Debora, Emi Makyn, Yudi Tone, Jimmy Amres, Vinsen, Fr Herman

Bataona yang selalu setia, sabar, memberikan dukungan dan motivasi.

13. Segenap teman-temanku yang tergabung dalam F-MADORATE yang

selalu memberikan semangat, doa, dan motivasi kepadaku.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: CITRA WANITA TOKOH UTAMA WIANA DALAM NOVEL … · SMA kelas XI smester II. ... ditinjau dari segi bahasa, perkembangan psikologis, dan latar belakang budaya siswa, ... x KATA PENGANTAR

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: CITRA WANITA TOKOH UTAMA WIANA DALAM NOVEL … · SMA kelas XI smester II. ... ditinjau dari segi bahasa, perkembangan psikologis, dan latar belakang budaya siswa, ... x KATA PENGANTAR

xiii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii

HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................................ v

MOTO ............................................................................................................. vi

LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI HASIL KARYA ILMIAH ..... vii

ABSTRAK ...................................................................................................... viii

ABSTRACT ..................................................................................................... ix

KATA PENGANTAR .................................................................................... x

DAFTAR ISI ................................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .......................................................................... 3

1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................... 4

1.4 Manfaat Penelitian ......................................................................... 4

1.5 Batasan Istilah ................................................................................ 5

1.6 Sistematika Penyajian .................................................................... 7

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: CITRA WANITA TOKOH UTAMA WIANA DALAM NOVEL … · SMA kelas XI smester II. ... ditinjau dari segi bahasa, perkembangan psikologis, dan latar belakang budaya siswa, ... x KATA PENGANTAR

xiv

BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................ 8

2.1 Penelitian yang Relevan ............................................................... 8

2.2 Kajian Teori .................................................................................. 9

2.2.1 Sturuktur Novel ......................................................................... 9

2.2.1.1 Tokoh ................................................................................ 10

2.2.1.2 Penokohan ....................................................................... 11

2.2.1.3 Latar ................................................................................. 13

2.2.2 Feminisme ................................................................................. 14

2.2.3 Citra Wanita ............................................................................... 18

2.2.3.1 Citra Diri Wanita .............................................................. 19

2.2.3.2 Citra Sosial Wanita ........................................................... 21

2.3 Pembelajaran Sastra SMA ............................................................ 24

2.4 Silabus .......................................................................................... 28

2.5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) .................................. 30

BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................... 33

3.1 Jenis Penelitian ............................................................................. 33

3.2 Sumber Data dan Data Penelitian ................................................. 33

3.3 Metode Penelitian ......................................................................... 34

3.4 Instrumen Penelitian ..................................................................... 34

3.5 Teknik Pengumpulan Data ........................................................... 34

3.6 Teknik Analisis Data .................................................................... 35

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................. 37

4.1 Deskripsi Data ................................................................................ 37

4.2 Analisis Unsur Intrinsik Novel Cahaya Surga di Wajah Ibu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: CITRA WANITA TOKOH UTAMA WIANA DALAM NOVEL … · SMA kelas XI smester II. ... ditinjau dari segi bahasa, perkembangan psikologis, dan latar belakang budaya siswa, ... x KATA PENGANTAR

xv

Karya Mura Alfa Zaez .................................................................... 37

4.2.1 Analisis Tokoh .................................................................... 38

4.2.2 Analisis Penokohan ............................................................. 42

4.2.3 Analisis Latar ...................................................................... 70

4.3 Analisis Citra Wanita Tokoh Wiana Berdasarkan

Pendekatan Feminisme ................................................................. 84

4.3.1 Analisis Citra Diri Tokoh Wiana ........................................ 85

4.3.2 Analisis Citra Sosial Tokoh Wiana ..................................... 94

4.4 Relevansi Novel Cahay Surga di Wajah Ibu

Karya Mura Alfa Zaez................................................................... 109

4.5 Silabus dan Rancangan Pelajaran Pembelajaran (RPP) ................. 117

BAB V PENUTUP .......................................................................................... 118

5.1 Kesimpulan ..................................................................................... 118

5.2 Implikasi ......................................................................................... 122

5.3 Saran ............................................................................................... 122

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 125

Lampiran 1 ........................................................................................... 127

Lampiran 2 ........................................................................................... 129

Lampiran 3 ........................................................................................... 144

Lampiran 4 ........................................................................................... 149

Biodata ................................................................................................. 152

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: CITRA WANITA TOKOH UTAMA WIANA DALAM NOVEL … · SMA kelas XI smester II. ... ditinjau dari segi bahasa, perkembangan psikologis, dan latar belakang budaya siswa, ... x KATA PENGANTAR

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut Nurgiyantoro (2013: 11) karya sastra merupakan salah

satu hasil seni, dan ada juga yang menyebutnya sebagai salah satu karya

fiksi. Nurgiyantoro mengatakan (2013: 3) fiksi menceritakan berbagai

masalah kehidupan manusia dalam interkasinya dengan lingkungan dan

sesama, interaksinya dengan diri sendiri,serta interaksinya dengan Tuhan.

Sementara itu, Sumardjo (1984: 3) mengatakan bahwa karya sastra pada

dasarnya adalah ungkapan pribadi manusia berupa pengalaman, pikiran,

perasaan, ide, semangat,dan keyakinan dalam suatu bentuk gambaran

konkret yang membangkitkan pesona dengan alat bahasa. Dari apa yang

diungkapkan Sumardjo itu terlihat bahwa dalam karya sastra terdapat unsur

isi (apa yang ingin disampaikan oleh sastrawan), ekspresi (cara

pengarangnya), dan bahasa (alat atau media untuk mengungkapkannya).

Ada berbagai bentuk karya sastra, salah satunya adalah novel.

Kusdirantin, dan kawan-kawan (1978: 9) dalam bukunya yang berjudul

Memahami Novel Atheis mengatakan bahwa novel adalah karya sastra

dengan imajinasi dan intelek bergabung untuk menggambarkan kehidupan

dalam bentuk satu cerita dan imajinasi selalu diarahkan, dikontrol oleh

intelek. Budianta (2002: 201) menyebutkan bahwa dalam novel, pengarang

menceritakan bagaimana relasi antara satu tokoh dengan tokoh yang lain,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: CITRA WANITA TOKOH UTAMA WIANA DALAM NOVEL … · SMA kelas XI smester II. ... ditinjau dari segi bahasa, perkembangan psikologis, dan latar belakang budaya siswa, ... x KATA PENGANTAR

2

tokoh-tokoh dalam cerita dengan masyarakat dan konflik ketidaksetraan

gender. Salah satu konflik ketidaksetraan gender yang sering diangkat

dalam novel-novel Indonesia adalah feminisme.

Cahaya Surga di Wajah Ibu merupakan buku novel karya Mura Alfa

Zaes tahun 2014 yang di dalam novel ini menceritakan ketegaran hati

seorang ibu dalam menghadapi setiap masalah dalam hidupnya. Gambaran

perempuan tercermin melalui tokoh perempuan yang bernama

Wiana.Kehebatan dari seorang ibu Wiana dengan segala kesabaran, keuletan

mampu menghadapi sendiri masalahnya selama bertahun-tahun tanpa

seorang suami yang meninggalkannya dan ketiga anaknya.Meskipun

demikian, Ibu Wiana tidak pernah mengajarkan kepada anak-anaknya

tentang kebencian, melainkan selalu mengajarkan kepada anaknya tentang

kebaikan.Walaupun sosok ayah dalam sebuah novel ini tidak pernah

meletakkan sebuah kebaikan kepada anak-anaknya,namun sosok ibu tetap

menutupi keburukan dari sosok ayah.Supaya anak-anaknya tetap merasa

bahwa mereka mempunyai sosok ayah yang baik hatinya.Novel ini baik

untuk dijadikan relevansi sebagai bahan pembelajaran siswa karena

menceritakan bagaimana perjuangan dari sosok seorang Ibu

Wianamempertahankan keutuhan keluaraganya dan tetap berjuang untuk

meneruskan pendidikan anaknya meskipun tanpa dukungan yang maksimal

dari suaminya. Hingga akhirnya keluarganya yang bermasalah tersebut,

mampu bersatu kembali seperti semula dan kebahagiaanpun dapat

diperolehnya lagi.Semua itu berkat kesabaran yang dimiliki dari sosok Ibu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: CITRA WANITA TOKOH UTAMA WIANA DALAM NOVEL … · SMA kelas XI smester II. ... ditinjau dari segi bahasa, perkembangan psikologis, dan latar belakang budaya siswa, ... x KATA PENGANTAR

3

Wiana yang tidak pernah untuk menyerah dalam mempertahankan

keluarganya agar tetap bahagia.

Tokoh Ibu Wiana sebagai figur wanita yang mampu menyangkal

anggapan dan pendapat tentang bias gender terhadap kaum wanita, karena

wanita tidak hanya mempunyai peran gender yang lemah, bodoh, tertindas,

dan pasrah terhadap keadaan tetapi mampu bersikap tegas untuk melawan

segala bentuk ketidakadilan. Hal inilah yang mendasari peneliti untuk

menganalisa permasalahan citra wanita tokoh utama Wiana Cahaya Surga

di Wajah Ibu karya Mura Alfa Zaes dengan pendekatan feminisme.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimanakah tokoh, penokohan, dan latar dalam novel Cahaya

Surga di Wajah Ibu karya Mura Alfa Zaes yang terkait dengan tokoh

utama Wiana?

2. Bagaimanakah citra wanita tokoh utama Wiana dalam novel Cahaya

Surga di Wajah Ibu karya Mura Alfa Zaes?

3. Bagaimana relevansi citra wanita tokoh utama Wiana dalam novel

Cahaya Surga di Wajah Ibu karya Mura Alfa Zaes dalam

pembelajaran sastra di SMA kelas X1 Semester II?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: CITRA WANITA TOKOH UTAMA WIANA DALAM NOVEL … · SMA kelas XI smester II. ... ditinjau dari segi bahasa, perkembangan psikologis, dan latar belakang budaya siswa, ... x KATA PENGANTAR

4

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas,tujuan

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mendeksripsikan tokoh, penokohan, dan latar dalam novel Cahaya

Surga di Wajah Ibu karya Mura Alfa Zaes terkait tokoh utama Wiana.

2. Mendeskripsikan citra wanita tokoh utama Wiana dalam novel

Cahaya Surga di Wajah Ibu karya Mura Alfa Zaes.

3. Mendeskripsikan relevansi citra wanita tokoh utama Wiana dalam

novel Cahaya Surga di Wajah Ibu karya Mura Alfa Zaes dengan

pembelajaran sastra di SMA kelas X1 Semester II.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat teoritis dan

manfaat praktis sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis

Penelitian yang dilakukan penulis diharapkan dapat mengembangkan

ilmu sastra di tanah air, khususnya dalam citra perempuan karya sastra

dalam bentuk novel. Penelitian ini juga diharapkan mampu memberikan

sumbangan pada pembelajaran sastra di sekolah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: CITRA WANITA TOKOH UTAMA WIANA DALAM NOVEL … · SMA kelas XI smester II. ... ditinjau dari segi bahasa, perkembangan psikologis, dan latar belakang budaya siswa, ... x KATA PENGANTAR

5

2. Manfaat Praktis

a. Hasil penelitian dapat menambah referensi penelitian karya sastra

indonesia dan menambah wawasan kepada pembaca tentang citra

wanita dalam karya sastra.

b. Melalui pemahaman mengenai citra wanita dalam kajian feminisme

diharapkan mampu membantu pembaca dalam mengungkapkan

makna dalam novel Cahaya Surga di Wajah Ibu karya Mura Alfa

Zaes.

1.5 Batasan Istilah

Pemahaman terhadap istilah-istilah secara cermat dan jelas yang

berkaitan dengan judul penelitian ini sangat diperlukan untuk diketahui. Hal

ini sangat berpengaruh dalam melakukan analisis.Berkaitan dengan itu,

berikut peneliti akan mengemukakan beberapa istilah yaitu:

1. Novel adalah cerita dalam bentuk prosa dalam ukuran yang luas.

Ukuran yang luas disini dapat berarti cerita dengan plot yang

kompleks, karakter yang banyak,tema yang kompleks dan suasana

yang beragam pula (Sumardjo, 1986: 29).

2. Citra artinya rupa,gambaran, dapat berupa gambaran yang dimilki

oleh banyak mengenai pribadi atau kesan mental (bayangan) visual

yang ditimbulkan oleh sebuah, kata, frase, atau kalimat dan

merupakan unsur dasar yang khas dalam prosa dan puisi (Sugihastuti,

2000: 45)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: CITRA WANITA TOKOH UTAMA WIANA DALAM NOVEL … · SMA kelas XI smester II. ... ditinjau dari segi bahasa, perkembangan psikologis, dan latar belakang budaya siswa, ... x KATA PENGANTAR

6

3. Citra wanita adalah semua wujud gambaran mental spritual dan

tingkah laku seharian yang terekspresi oleh wanita (Sugihastuti, 2000:

45).

4. Feminisme merupakan gerakan wanita yang menuntut persamaan hak

sepenuhnya antara kaum wanita dan pria (Moeliono via Sugihastuti

2003: 37).

5. Tokoh adalah individu rekaan yang mengalami peristiwa atau

berlakuan dalam berbagai peristiwa dalam cerita (Sudjiman, 1988: 16)

6. Penokohan adalah cara pengarang menampilkan tokoh atau pelaku

(Aminuddin, 1987: 79).

7. Latar adalah sebagai gambaran waktu dan tempat yang melatar

belakangi aksi tokoh-tokoh dalam suatu peristiwa (Sudjiman, 1988:

44).

8. Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu mata pelajaran atau

tema tertentu yang mencakup kompetensi inti,kompetensi dasar,

materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian, alokasi waktu

dan sumber belajar (Faldillah 2014: 135).

9. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rancangan

pembelajaran mata pelajaran per unit yang akan diterapkan guru

dalam pembelajaran di kelas (Muslich, 2007: 45 ).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: CITRA WANITA TOKOH UTAMA WIANA DALAM NOVEL … · SMA kelas XI smester II. ... ditinjau dari segi bahasa, perkembangan psikologis, dan latar belakang budaya siswa, ... x KATA PENGANTAR

7

1.6 Sistematika Penyajian

Sistematika penyajian penelitian ini terdiri dari lima bab. Bab I pada

penelitian ini berisi pendahuluan. Pada bab ini akan diuraikan 5 hal, yaitu:

(1.1) latar belakang, (1.2) rumusan masalah, (1.3) tujuan penelitian, (1.4)

manfaat penelitian, (1.5) batasan istilah, dan (1.6) sistematika penyajian.

Bab II dalam penelitian ini berisi landasan teori. Pada bab ini, akan

diuraikan mengenai, (2.1) penelitian yang relevan, (2.2) kajian teori. Dalam

kajian teori dipaparkan menjadi 6 sub bab, yaitu (2.2.1) struktur novel.

Terdiri dari (2.2.1.1) tokoh, (2.2.1.2) penokohan, (2.2.1.3) latar.(2.2.2)

feminisme, (2.2.3) citra wanita.Terdiri dari (2.2.3.1) citra diri wanita,

(2.2.3.2) citra sosial wanita.(2.3) pembelajaran sastra di SMA.(2.4) silabus,

(2.5) Rancangan Pelajaran dan Pembelajaran (RPP).

Bab III dalam penelitian ini berisi metodologi penelitian. Pada bab ini

akan diuraikan mengenai, (3.1) jenis penelitian, (3.2) sumber data dan data

penelitian, (3.3) metode penelitian, (3.4) instrumen penelitian, (3.5) teknik

pengumpulan data, (3.6) dan teknik analisis data.

Bab IV dalam penelitian ini berisi hasil penelitian dan pembahasan.

Pada bab ini akan diuraikan mengenai, (4.1) deksripsi data, dan (4.2) hasil

analisispenelitian.

Bab V dalam penelitian ini berisi bagian penutup. Pada bagian ini

akan diuraikan mengenai, (5.1) kesimpulan, (2) implikasi, dan (3) saran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: CITRA WANITA TOKOH UTAMA WIANA DALAM NOVEL … · SMA kelas XI smester II. ... ditinjau dari segi bahasa, perkembangan psikologis, dan latar belakang budaya siswa, ... x KATA PENGANTAR

8

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Penelitian Relevan

Penelitian sejenis pernah dilakukan oleh Oktavianus Rendi (2011)

dengan judul feminisme tokoh perempuan dalam kumpulan cerpen Mereka

Bilang Saya Monyet, karya Djenar Maesa Ayu. Penelitian ini merupakan

penelitian kualitatif, peneliti menemukan lima karakter feminisme tokoh

perempuan yaitu berani mengutarakan pendapat, berani bertanya, berani

melawan, berpendidikan dan mandiri. Selain itu,hasil penelitian dapat

diterapkan dalam bidang sastra yaitu dapat menemukan nilai-nilai

moral,dan budaya dalam kehidupan masyarakat.

Kristiyanti (2012) dengan judul citra wanita tokoh “aku” dalam novel

Fontenay Ke Magalianes, karya Nh Dini kajian feminisme. Metode yang

digunakan adalah kualitatif. Pada novel ini, peneliti membicarakan citra

sosial pada tokoh utama yaitu kepedulian terhadap lingkungan sehingga ia

mampu mematahkan anggapan bahwa wanita tidak punya kemampuan,

bodoh acuh tak acuh pada lingkungan. Selain itu, analisis tokoh dan

penokohan dapat di implementasikan dalam pembelajaran sastra di SMA.

Peneliti yang dilakukan Marieta Sri Hermawatiningsih (2010),

berjudulNilai Feminis Tokoh dalam Trilogi Jendela, Jendela Pintu, dan

Atap KaryaFera Basuki. Penelitian ini menggunakan studi pustaka dengan

metode deskriptif kualitatif karena data-data yang diperoleh berupa kata-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: CITRA WANITA TOKOH UTAMA WIANA DALAM NOVEL … · SMA kelas XI smester II. ... ditinjau dari segi bahasa, perkembangan psikologis, dan latar belakang budaya siswa, ... x KATA PENGANTAR

9

kata tertulis dan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai feminis

tokoh dalam novel. Hasil penelitian menemukan tidak hanya satu tokoh

yang memiliki nilai feminis, sehingga nilaifeminis dapat di klarifikasikan

menjadi beberapa, yaitu: feminis ketulusan, kesabaran, kelembutan,

mandiri, cerdas, berani, mapan, dan pekerja keras.

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan tentang citra

wanita kajian feminisme. Penelitian-penelitian terdahulu kiranya relevan

dengan penelitian ini dan sebagai untuk dijadikan sebagai sumber referensi

dan bahan perbandingan.

2.2 Kajian Teori

2.2.1 Struktur Novel

Karya sastra (novel) merupakan struktur yang bermakna. Novel tidak

sekedar merupakan serangkaian tulisan yang menggairahkan ketika

dibaca,tetapi merupakan struktur pikiran yang tersusun dari unsur-unsur

yang padu. Untuk mengetahui makna-makna atau pikiran tersebut, karya

sastra (novel) harus dianalisis (Sugihastuti Suharto 2002: 43), sedangkan

(Hill via Sugihastuti Suharto, 2002: 44) Novel sebagai salah satu bentuk

cerita rekaan, merupakan sebuah strtuktur yang kompleks. Oleh karena itu,

untuk memahami novel tersebut harus dianalisis .

Analisis strukturalisme merupakan prioritas pertama sebelum

diterapkannya analisis yang lain. Tanpa analisis struktural, kebulatan makna

intrinsik yang hanya dapat digali dari karya tersebut tidak dapat ditangkap.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: CITRA WANITA TOKOH UTAMA WIANA DALAM NOVEL … · SMA kelas XI smester II. ... ditinjau dari segi bahasa, perkembangan psikologis, dan latar belakang budaya siswa, ... x KATA PENGANTAR

10

Makna unsur-unsur karya sastra hanya dapat ditangkap, dipahami

sepenuhnya, dan dinilai atas dasar pemahaman tempat dan fungsi unsur itu

di dalam keseluruhan karya sastra (Teeuw via Sugihastuti Suharto, 2002:

44).

Analisis struktural tidak sekadar memecah-mecah struktur (novel)

menjadi fragmen-fragmen yang tidak berhubungan tetapi harus dapat

dipahami sebagai bagian dari keseluruhan. Setiap unsur dalam siatuasi

tertentu tidak mempunyai arti dengan sendirinya,melainkan ditentukan

berdasarkan hubungannya dengan unsur-unsur lain yang terlibat dalam

situasi itu. Makna penuh suatu kesatuan atau pengalaman dapat dipahami

hanya jika berintegrasi ke dalam struktur yang merupakan keseluruhan

dalam satuan itu (Hawkes via Sugihastuti Suharto, 2002: 44). Pembahasan

dalam struktur novel Cahaya Surga Di Wajah Ibu karya Mura Alfa Zaes

hanya akan dibatasi pada unsur tokoh, penokohan, latar, karena unsur

tersebut merupakan unsur yang terkait dengan citra wanita.

2.2.1.1 Tokoh

Panuti Sudjiman (1988: 16) mengemukakan tokoh adalah individu

rekaan yang mengalami peristiwa atau berlakuan dalam berbagai peristiwa

dalam cerita. Tokoh pada umumnya berwujud manusia, tetapi dapat juga

berwujud binatang atau benda yang diinsankan.

Sebagaimana yang dikemukakan (Abrams via Aminuddin, 1987: 33)

tokoh adalah orang-orang yang ditampilkan dalam sesuatu karya naratif,

atau drama yang oleh pembaca ditafsirkan memiliki kualitas moral dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: CITRA WANITA TOKOH UTAMA WIANA DALAM NOVEL … · SMA kelas XI smester II. ... ditinjau dari segi bahasa, perkembangan psikologis, dan latar belakang budaya siswa, ... x KATA PENGANTAR

11

kecenderungan tertentu seperti yang diekspresikan dalam ucapan dan apa

yang dilakukan dalam tindakan.

Dari beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan tokoh adalah orang

yang menjadi pelaku dalam cerita fiksi yang memiliki kualitas moral yang

diekspresikan melalui ucapan atau dialog dan tindakan.

Berdasarkan segi peran atau tingkat pentingnya tokoh dalam sebuah

cerita, tokoh dibedakan menjadi tokoh utama dan tambahan (Nurgiyantoro,

1995:176 -,177). Tokoh utama adalah tokoh yang diutamakan penceritaanya

dalam novel yang bersangkutan. Ia merupakan tokoh yang paling banyak

diceritakan. Baik sebagai pelaku kejadian maupun yang dikenai kejadian

dan konflik. Ia sangat mempengaruhi perkembangan plot. Di pihak lain,

pemunculan tokoh-tokoh tambahan dalam keseluruhan cerita lebih sedikit,

tidak dipentingkan,dan kehadirannya hanya jika ada keterkaitan dengan

tokoh utama, secara langsung maupun tak langsung. Tokoh utama adalah

yang dibuat sinopsisnya, yaitu dalam kegiatan pembuatan sinopsis,

sedangkan tokoh tambahan biasanya diabaikan.

2.2.1.2 Penokohan

Penokohan adalah penyajian watak tokoh dan penciptaan citra tokoh

(Sudjiman,1988: 23), Sedangkan Menurut Kusdirantin, dkk (1978: 75)

penokohan adalah cara-cara penampilan pelaku melalui sikap, sifat dan

tingkah laku pelakunya. Penokohan adalah penghadiran tokoh dalam cerita

fiksi atau drama dengan cara langsung atau tidak langsung dan mengundang

pembaca untuk menafsirkan kualitas dirinya lewat kata dan tindakannya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: CITRA WANITA TOKOH UTAMA WIANA DALAM NOVEL … · SMA kelas XI smester II. ... ditinjau dari segi bahasa, perkembangan psikologis, dan latar belakang budaya siswa, ... x KATA PENGANTAR

12

Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa penokohan

adalah cara pengarang menampilkan pelaku melalui sikap dan tingkah

pelakunya yang merupakan sikap batin manusia yang mempengaruhi

seluruh pikirannya dengan cara langsung atau tidak langsung.

Dalam sebuah karya fiksi, pengarang atau penilis cerita karya fiksi

bisa melukiskan penokohan tokoh-tokoh dalam cerita karya fiksinya itu.

Menurut Nurgiyantoro (2005: 194 - 201) beberapa cara pengarang atau

penulis karya fiksi dalam melukiskan atau menggambarkan penokohan

tokoh cerita dalam karya fiksi, yaitu:

1. Teknik ekspositori /analistis : pelukisan tokoh cerita dilakukan dengan

memberikan deskripsi, uraian, atau penjelasan secara langsung.

Tokoh cerita hadir dan dihadirkan oleh pengarang ke hadapan

pembaca secara tidak berbelit- belit, melainkan begitu saja dan

langsung disertai kediriannya, yang mungkin berupa sikap, sifat,

watak, tingkah laku, atau bahkan ciri fisiknya.

2. Teknik dramatik/ tidak langsung: teknik pelukisan tokohnya,

pengarang tidak mendeskripsikan secara eksplisit sifat dan sikap serta

tingkah laku tokoh. Pengarang membiarkan (baca: menyisati) para

tokoh cerita untuk menunjukkan kediriannya sendiri melalui berbagai

aktivitas yang dilakukan, baik secara verbal lewat kata maupun non

verbal lewat tindakan atau tingkah laku, dan juga melalui peristiwa

yang terjadi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: CITRA WANITA TOKOH UTAMA WIANA DALAM NOVEL … · SMA kelas XI smester II. ... ditinjau dari segi bahasa, perkembangan psikologis, dan latar belakang budaya siswa, ... x KATA PENGANTAR

13

2.2.1.3 Latar

Secara umum latar dapat diartikan sebagai gambaran waktu dan

tempat yang melatar belakangi aksi tokoh-tokoh dalam suatu peristiwa

(Sudjiman, 1984: 120). Latar adalah elemen fiksi yang menunjukkan kepada

kita dimana dan kapan kejadian-kejadian dalam cerita berlangsung (Sayuti,

1999: 110).

Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa latar adalah

tempat atau keadaan yang menggambarkan terjadinya peristiwa berlangsung

yang dialami tokoh-tokoh.

Nurgiyantoro (1995: 227 - 233) menjelaskan unsur latar dibedakan

menjadi tiga, yaitu:

1. Latar tempat

Latar tempat tempat menyarankan lokasi terjadinya peristiwa yang

yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi. Unsur tempat yang dipergunakan

berupa tempat-tempat dengan nama tertentu, insial tertentu, mungkin lokasi

tertentu tanpa nama jelas. Penggunaan latar tempat dengan nama-nama

tertentu haruslah mencerminkan, atau tidak bertentangan dengan sifat

keadaan geografis tempat yang bersangkutan.

2. Latar waktu

Latar waktu berhubungan dengan masalah kapan terjadinya peristiwa-

peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi.Masalah kapan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: CITRA WANITA TOKOH UTAMA WIANA DALAM NOVEL … · SMA kelas XI smester II. ... ditinjau dari segi bahasa, perkembangan psikologis, dan latar belakang budaya siswa, ... x KATA PENGANTAR

14

biasanya dihubungkan dengan waktu faktual, waktu yang ada kaitannya atau

dapat dikaitkan dengan peristiwa sejarah.

3. Latar sosial

Latar sosial menyarankan pada hal-hal yang berhubungan dengan

perilaku kehidupan sosial masyarakat di suatu tempat yang diceritakan

dalam karya fiksi.

2.2.2 Feminisme

Kemunculan feminisme diawali dengan gerakan emansipasi

perempuan,yaitu proses pelepasan diri kaum perempuan dari kedudukan

sosial ekonomi yang rendah serta pengekangan hukum yang membatasi

kemungkinan-kemungkinan untuk berkembang dan untuk maju (Moeliono,

dkk 1993: 225 - 226). Sejalan itu, menurut Sugihastuti (2000: 29 - 30)

feminis muncul sebagai akibat dari adanya prasangka gender yang

cenderung menomorduakan kaum perempuan. Perempuan dinomorduakan

karena adanya anggapan bahwa secara universal laki-laki berbeda dengan

perempuan. Perbedaan itu tidak hanya terbatas pada kriteria biologis

melainkan juga pada kriteria sosial dan budaya.

Wolf via Sofia (2009: 13) mengartikan sebagai sebuah teori yang

mengungkapkan harga diri pribadi dan harga diri semua perempuan.

Sementara itu, (Budianta 2002: 201) feminis adalah sebagai suatu kritik

ideologis terhadap cara pandang yang mengabaikaan permasalahn

ketimpangan dan ketidakadilan dalam pemberian peran dan identitas sosial

berdasarkan perbedaan jenis kelamin. Dapat dikatakan bahwa feminis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: CITRA WANITA TOKOH UTAMA WIANA DALAM NOVEL … · SMA kelas XI smester II. ... ditinjau dari segi bahasa, perkembangan psikologis, dan latar belakang budaya siswa, ... x KATA PENGANTAR

15

berarti kesadaran akan adanya ketidakadilan jender yang menimpa kaum

perempuan, baik dalam keluarga maupun dalam masyrakat. Kesadaran itu

harus diwujudkan dalam tindakan yang dilakukan baik oleh perempuan

maupun laki-laki untuk mengubah suatu keadaan tersebut. Inti tujuan dari

feminisme ini adalah meningkatkan kedudukan dan derajat kaum wanita

agar sama atau sejajar dengan kedudukan serta derajat laki-laki (Sarawasti,

2003: 156 ).

Persoalan yang mengemukaka kini adalah bagaimana penerapan

gerakan feminis dikaji ke dalam karya sastra (novel). Hal inilah yang

kemudian yang memunculkan istilah Kritik Sastra Feminis. Pada intinya

kritik sastra feminis meneliti citra dan streotip perempuan di tengah pusaran

budaya patriarkat,baik perempuan sebagai tokoh dalam sebuah karya

maupun sebagai pengarang (Nurgiyantoro 2013: 109).

Menurut Sarawasti (2003: 161 - 162) jenis-jenis kritik sastra feminis

yang berkembang dimasyarakat sebagai berikut:

1. Kritik Ideologis

Kritik sastra feminis ini melibatkan wanita, khususnya kaum feminis,

sebagai pembaca.Yang menjadi pusat perhatian pembaca adalah citra serta

stereotipe seorang wanita dalam karya sastra. Kritik ini juga meneliti

kesalahpahaman tentang wanita dan sebab-sebab mengapa wanita sering

tidak diperhitungkan, bahkan nyaris diabaikan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: CITRA WANITA TOKOH UTAMA WIANA DALAM NOVEL … · SMA kelas XI smester II. ... ditinjau dari segi bahasa, perkembangan psikologis, dan latar belakang budaya siswa, ... x KATA PENGANTAR

16

2. Kritik yang Mengkaji Penulis-Penulis Wanita

Dalam ragam ini termasuk penelitian tentang sejarah karya sastra

wanita, gaya penulis, tema genre, dan struktur penulis wanita. Di samping

itu, dikaji kreatifitas penulis wanita, profesi penulis wanita sebagai suatu

perkumpulan, serta perkembangan dan peraturan tradisi penulis wanita.

3. Kritik Sastra Feminis Sosialis

Feminis ini mencoba mengungkapkan bahwa kaum wanita

merupakan kelas masyarakat yang tertindas. Kritik ini meneliti tokoh-tokoh

wanita dari sudut pandang sosialis, yaitu kelas-kelas masyarakat.

4. Kritik Sastra Feminis -Psikoanalistik

Kritik ini diterapkan pada tulisan-tulisan wanita, karena para feminis

percaya bahwa pembaca wanita biasanya mengidentifikasikan dirinya

dengan atau menempatkan dirinya pada si tokoh wanita, sedangkan tokoh

wanita tersebut pada umumnya merupakan cermin penciptanya.

5. Kritik Feminis Lesbian

Pada jenis ini hanya meneliti penulis dan tokoh wanita saja. Ragam

kritik ini masih sangat terbatas karena ada beberapa faktor. Kaum feminis

ini masih kurang menyukai kelompok wanita homoseksual,kurangnya

jurnal-jurnal wanita yang menulis lesbianisme, kaum lesbian sendiri belum

mencapai kesepakatan tentang definisi lesbianisme, kaum lesbian banyak

menggunakan bahasa terselubung. Pada intinya tujuan dari kritik lesbian

adalah pertama-tama mengembangkan suatu definisi yang cermat tentang

makna lesbiakan. Kemudian pengkritik sastra lesbian akan menentukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: CITRA WANITA TOKOH UTAMA WIANA DALAM NOVEL … · SMA kelas XI smester II. ... ditinjau dari segi bahasa, perkembangan psikologis, dan latar belakang budaya siswa, ... x KATA PENGANTAR

17

apakah definisi ini dapat diterapkan pada diri penulis atau pada teks

karyanya.

6. Kritik Feminis Ras atau Etnik

Kritik feminis ini berusaha mendapatkan pengakuan bagi penulis etnik

dan karyanya baik dalam kajian wanita maupun dalam kanon karya

tradisional dan sastra feminis.

Pada konteks penelitian ini, peneliti hanya menggunakan jenis karya

sastra feminis ideoligis karena peneliti hanya berpusat citra serta stereotipe

seorang wanita dalam karya sastra khususnya novel.

Untuk mengidentifkasi suatu karya sastra menggunakan pendekatan

feminisme, ada beberapa langkah yang dapat digunakan. Sarawasti (2003:

162) mengemukakan bahwa untuk mengidentifikasi satu atau beberapa

tokoh wanita dalam karya sastra peneliti harus mencari kedudukan tokoh-

tokoh itu di dalam masyarakat, tujuan hidupnya, perilaku serta watak tokoh

perempuan dari gambaran yang langsung diberikan penulis, pendirian serta

ucapan tokoh yang bersangkutan, dan hubungan tokoh dengan tokoh-tokoh

lain.

Hampir sama dengan Sarawasti, Soenarjati (2000:51-53)

mengemukakan bahwa langkah-langkah untuk mengkaji sebuah karya sastra

dengan menggunakan pendekatan feminisme sebagai berikut :

a. Mengidentifikasi satu atau beberapa tokoh utama, dan mencari

kedudukan tokoh-tokoh itu di dalam masyarakat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: CITRA WANITA TOKOH UTAMA WIANA DALAM NOVEL … · SMA kelas XI smester II. ... ditinjau dari segi bahasa, perkembangan psikologis, dan latar belakang budaya siswa, ... x KATA PENGANTAR

18

b. Meneliti tokoh lain, terutama tokoh-tokoh laki-laki yang memiliki

keterkaitan dengan tokoh perempuan yang sedang diamati.

c. Mengamati sikap penulis karya yang sedang dikaji

2.2.3 Citra Wanita

Wolf via Adib Sofia (2009: 18) mengemukakan bahwa pada dekade

1990-an mulai muncul citra perempuan sebagai pemegang kekuasaan yang

telah membebaskan perempuan untuk membayangkan diri mereka sebagai

makhluk yang tidak hanya menarik dan memberi perasaan yang ingin

menyayangi, melainkan juga dapat menimbulkan rasa hormat, bahkan rasa

takut. Sementara itu, citra yang mendorong ke arah aksi adalah citra tentang

agresivitas, keahlian, dan tantangan, ketimbang pencitraan tentang korban.

Sugihastuti (2000: 45) citra artinya rupa, gambaran, dapat berupa

gambaran yang dimilki oleh banyak mengenai pribadi atau kesan mental

(bayangan) visual yang ditimbulkan oleh sebuah, kata, frase, atau kalimat

dan merupakan unsur dasar yang khas dalam prosa dan puisi. Citra wanita

yang dimaksud dalam hal ini ialah semua gambaran mental spritual dan

tingkah laku keseharian wanita (indonesia), yang menunjukkan “wajah” dan

ciri khas wanita sebagai maklhluk individu dan sebagai makhluk sosial

(Sugihastuti, 2000:7). Dengan demikian, wanita dicitrakan sebagai

maklhluk individu beraspek fisik dan psikis dan sebagai makhluk sosial

yang beraspek keluarga dan masyarakat (Sugihastuti, 2000:46).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: CITRA WANITA TOKOH UTAMA WIANA DALAM NOVEL … · SMA kelas XI smester II. ... ditinjau dari segi bahasa, perkembangan psikologis, dan latar belakang budaya siswa, ... x KATA PENGANTAR

19

Dalam kehidupan sehari-hari, misalnya citra wanita sebagai individu

masih sering ditampilkan sebagai individu yang ragu-ragu atas peranannya

dalam masyarakat dan sebagai anggota keluarga sehingga selalu perlu

diusahakan suatu sikap kompromi. Wanita berada dalam masyarakat sebagai

sumber daya manusia yang potensinya tidak dapat diremehkan,maka sifat

kewanitaannya terlepas dari kata yang harus dipertahankan. Wujud citra itu

dibatasi pada masalah pikiran dan perasaan wanita dalam tingkah laku

keseharian sebagai pribadi,sebagai anggota keluarga, dan sebagai anggota

masyarakat. Wujud citra wanita itu dapat dihubungkan dengan aspek

fisik,psikis,dan sosial budaya dalam kehidupan wanita yang

melatarbelakangi wujud citra wanita (Sugihastuti, 2000: xiii). Citra wanita

dapat diuraikan menjadi dua bagian yaitu :

2.2.3.1 Citra Diri Wanita

Citra diri wanita terwujud sebagai sosok individu yang mempuyai

kemampuan untuk berkembang dan membangun dirinya. Berdasarkan pola

pilihannya sendiri, wanita bertanggung jawab atas potensi diri sendiri

sebagai maklhluk individu. Citra diri wanita memperlihatkan bahwa apa

yang dipandang sebagai perilaku wanita bergantung pada bagaimana aspek

fisik dan aspek psikis diasosiasikan dengan nilai-nilai yang berlaku dalam

masyarakat (Sugihastuti, 2000:113).

Citra diri wanita sebagai makhluk yang feminine ditunjukkan oleh

caranya berhias, berpakaian, dan bertingkah laku. Ciri-ciri feminine

bercitrakan pada diri wanita dengan segala tingkah laku yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: CITRA WANITA TOKOH UTAMA WIANA DALAM NOVEL … · SMA kelas XI smester II. ... ditinjau dari segi bahasa, perkembangan psikologis, dan latar belakang budaya siswa, ... x KATA PENGANTAR

20

menandaikelembutannya, perhatiannya, dan daya asuh pada orang lain, cara

berpakaian dan berhias, semuanya itu menandai citra diri wanita

(Sugihastuti, 2000:16).

1. Citra Fisik Wanita

Menurut Sugihastuti (2000: 112) dilihat dari aspek fisik, citra diri

wanita yang khas dilihat melalui pengalaman-pengalaman tertentu yang

hanya dialaminya, yang tidak dialami oleh pria seperti sobeknya selaput

dara, melahirkan, menyusui anak. Secara fisik, citra diri wanita berbeda

dengan pria, antara lain ditunjukkan oleh fisik yang lembut, lincah, dan

lemah. Perbedaan ini akan tetap ada karena ada pengalaman-pengalaman

hidup yang diterimanya pun berbeda atas dasar itu, citra diri wanita

terwujud sebagai sosok individu yang mempunyai pendirian dan pilihan

sendiri atas berbagai aktivitasnya berdasarkan kebutuhan-kebutuhan pribadi

maupun sosial.

Citra fisik wanita yang tergambar adalah citra fisik wanita dewasa,

wanita yang sudah berumah tangga. Secara fisiologis,wanita dewasa

dicirikan oleh tanda-tanda jasmani antara lain dengan dialaminya haid dan

perubahan-perubahan fisik lainnya,seperti tumbuhnya bulu dibagian badan

tertentu,perubahan suara dan lain sebagainya. Secara fisis kodrat biologis

sudah tidak dapat diubah. Wanita memiliki fisik yang berbeda dengan laki-

laki, akan tetapi secara psikis dan sosial, kodrat fisik itu dapat

dikembangkan sehingga wanita mencapai martabat yang sesuai (Sugihastuti,

2000: 85).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: CITRA WANITA TOKOH UTAMA WIANA DALAM NOVEL … · SMA kelas XI smester II. ... ditinjau dari segi bahasa, perkembangan psikologis, dan latar belakang budaya siswa, ... x KATA PENGANTAR

21

2. Citra Psikis Wanita

Ditinjau dari aspek psikisnya, wanita juga makhluk psikologi,

makhluk yang berpikir,berperasaan dan beraspirasi. Hal ini menentukan dan

mempengaruhi citra perilakunya (Sugihastuti, 2000: 95). Dalam aspek

psikis, kejiwaan wanita dewasa ditandai oleh sikap pertanggungajwaban

penuh terhadap diri sendiri, nasib sendiri, dan pembentukan diri sendiri.

Citra wanita itu dapat dtercitrakan dari gambaran pribadi. Gambaran pribadi

wanita dewasa itu secara karakteristik dan normatif telah terbentuk dan

relatif stabil sifatnya (Kartono via Sugihastuti 2000:100 - 101). Dengan

stabilan ini dimungkinkan baginya untuk memilih relasi sosial yang sifatnya

juga stabil. Misalnya perkawinan,pilihan sikap, pilihan pekerjaan, dan

sebagainya (Sughastuti, 2000: 102).

2.2.3.2 Citra Sosial Wanita

Menurut Sugihastuti (2000: 146) citra sosial wanita dalam kerangka

relasinya dengan pria merupakan insan yang berada dalam pertarungan jenis

yang ditentangnya. Penentuan wanita atas sikap pria itu karena berbagai

sebab dalam aspek sosial dan pengalaman budaya. Wanita berada dalam

sistem budaya patriakal,tempat banyak kekuasaan laki-laki mendominasi

kehidupan masyarakat. Dalam sistem ini citra sosial wanita adalah insan

yang diatur oleh kekuasaan tanpa kekuatan fisik,kekuatan budayalah

yangmengaturnya. Citra wanita dalam aspek sosial disederhanakan ke dalam

dua peran, yaitu peran wanita dalam masyarakat dan Peran wanita dalam

keluarga.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: CITRA WANITA TOKOH UTAMA WIANA DALAM NOVEL … · SMA kelas XI smester II. ... ditinjau dari segi bahasa, perkembangan psikologis, dan latar belakang budaya siswa, ... x KATA PENGANTAR

22

1. Citra Wanita dalam Keluarga

Sugihastuti (2000: 125) citra wanita dalam keluarga menggambarkan

wanita sebagai insan yang secara ekonomi tergantung pada suami karena

pekerjaan pekerjaan yang tidak menghasilkan uang. Perasaan bahagia dalam

rumah tangga muncul karena wanita merasa puas dengan pilihan yang

tersedia baginya. Tugas rutin itu dianggap menyenangkan dan memuaskan

karena tidak diperlukan daya pikir lebih untuk melakukannya. Sikap seperti

ini menutup kemungkinan terhadap gagasan-gagasan lain yang tidak relevan

dengan yang peranannya. Ada wanita yang menerima peran domestik itu

seadanya,namun ada pula yang tidak sepenuhnya rela menerima. Citra

wanita dalam keluaraga ini relatif dinamis.

Citra wanita dalam aspek keluarga berperan sebagai istri, seorang ibu

dari anak-anaknya, dan sebagai anggota keluarga. Sebagai seorang istri dan

kekasih suaminya,wanita bersikap sesuai dengan aspek fisis dan psikis yang

dimilikinya,akan tetapi adakalanya pria yang dikasihi itu menyalahgunakan

citra diri wanita sehingga wanita merasa tersudut ketempat yang tidak

membahagiakan. Dalam perananya sebagai ibu dari anak-anak,wanita tetap

berada dalam peran semestinya sesuai dengan aspek biologisnya, mengasuh,

mendidik, dan memelihara anak-anak. Wanita sebagai anggota keluarga

tercitrakan sebagai makhluk yang disibukkan dengan berbagai aktivitas

domestik rumah tangga, pekerjaan rumah yangga menjadi tanggung jawab

wanita (Sugihastuti, 2000: 129 - 130).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: CITRA WANITA TOKOH UTAMA WIANA DALAM NOVEL … · SMA kelas XI smester II. ... ditinjau dari segi bahasa, perkembangan psikologis, dan latar belakang budaya siswa, ... x KATA PENGANTAR

23

2. Citra Wanita dalam Masyarakat

Manusia sebagai makhluk sosial dalam kehidupannya memerlukan

manusia lain. Demikian juga wanita, hubungannya dengan manusia lain

dapat bersifat khusus maupun umum tergantung pada bentuk sifat

hubungannya itu. Hubungan manusia dalam masyarakat dimulai dari

hubungan antar orang, termasuk hubungan antara wanita dengan pria

(Sugihastuti, 2000: 132). Banyak gagasan tradisional dan streotip tentang

wanita dalam peran mereka. Ada anggapan bahwa wanita kurang memiliki

kemampuan, bodoh, acuh tak acuh terhadap lingkungan mereka

(Sugihastuti, 2000: 133).

Streotip-streotip tradisional masih menandai citra sosial wanita antara

lain ditunjukkan oleh superioritas pria. Streotip tradisional antara lain

mengatakan bahwa wanita sudah sewajarnya hidup terbatas dalam

lingkungan rumah tangga. Wanita perlu menyuarakan dan memperjuangkan

hak-haknya dan berusaha melawan streotip tersebut (Sugihastuti, 2000:

135).

Dalam citra masyarakat, wanita melihat dan merasakan bahwa ada

superioritas pria, ada kekuasaan laki-laki atas wanita. Dalam posisi

demikian, wanita sadar atau tidak sadar menerima dan menyetujuinya

sebagai sesuatu yang semestinya terjadi. Tiada kuasa bagi wanita untuk

menyingkirkan kekuasaan itu, yang dirasakan hanyalah kegeraman

(Sugihastuti, 2000: 136).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: CITRA WANITA TOKOH UTAMA WIANA DALAM NOVEL … · SMA kelas XI smester II. ... ditinjau dari segi bahasa, perkembangan psikologis, dan latar belakang budaya siswa, ... x KATA PENGANTAR

24

2.3 Pembelajaran Sastra di SMA

Pembelajaran sastra merupakan salah satu media yang baik untuk

menumbuhkan karakter siswa. Menurut Rahmanto (1988: 16-19)

menyatakan pengajaran sastra dapat membantu pendidikan secara utuh

dengan beberapa cara. Diantaranya, pertama membantu keterampilan

berbahasa yang dikuti dengan keterampilan membaca, dan mungkin

ditambah sedikit keterampilan menyimak, bicara, dan menulis yang masing-

masing saling erat hubungannya. Kedua, meningkatkan pengetahuan

budaya. Pengetahuan tersebut dapat merangsang siswa-siswa untuk

memahami fakta-fakta dalam karya sastra dan dipahami bukan hanya

sekedar fakta-fakta tentang benda, tetapi fakta-fakta tentang kehidupan.

Pemahaman budaya dapat menumbuhkan rasa bangga,percaya diri dan rasa

ikut memiliki. Yang ketiga, mengembangkan cipta dan rasa. Dalam

pengajaran sastra, kecakapan yang perlu dikembangkan adalah kecakapan

yang bersifat indra, bersifat penalaran, afektif, bersifat sosial serta bersifat

yang religius.

Tujuan pengajaran sastra adalah untuk beroleh pengalaman dan

pengetahuan tentang sastra. Tujuan untuk memperoleh pengalaman dalam

pengajaran sastra ada dua, yaitu (1) tujuan untuk memperoleh pengalaman

sastra dan (2) tujuan untuk memperoleh pengetahuan sastra (Rusyana, 1982:

6 - 8).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: CITRA WANITA TOKOH UTAMA WIANA DALAM NOVEL … · SMA kelas XI smester II. ... ditinjau dari segi bahasa, perkembangan psikologis, dan latar belakang budaya siswa, ... x KATA PENGANTAR

25

Menurut Rahmanto (1988: 27 - 33) ada tiga macam cara dalam

memilih bahan pengajaran yaitu:

1. Bahasa

Penguasaan suatu bahasa sebenarnya tumbuh dan berkembang

melalui tahap-tahap yang nampak jelas pada setiap individu. Sementara

perkembangan karya sastra melewati tahap-tahap yang meliputi banyak

aspek kebahasaan. Aspek kebahasaan dalam sastra tidak hanya ditentukan

oleh masalah-masalah yang dibahas, tetapi juga faktor-faktor lain seperti:

cara penulisan yang dipakai si pengarang, ciri-ciri karya sastra pada waktu

penulisan, dan kelompok pembaca yang ingin di jangkau pengarang. Oleh

karena itu, agar pengajaran sastra dapat lebih berhasil, Guru kiranya perlu

mengembangkan ketrampilan khusus untuk memilih bahan pengajaran

sastra yang bahannya sesuai dengan tingkat penguasaan bahasa siswanya

(Rahmanto, 1988: 27).

Dalam praktek, ketepatan pemilihan bahan ini sering kurang

diperhatikan, dan dalam beberapa hal faktor-faktor kebahasaan memang

sulit dipisahkan dari faktor-faktor lain. Meski demikian, seorang Guru

hendaknya selalu berusaha memahami tingkat kebahasaan siswa-siswanya

sehingga berdasarkan pemahaman itu Guru dapat memilih materi yang

cocok untuk disajikan (Rahmanto, 1988: 28).

2. Psikologi

Perkembangan psikologis dan taraf anak menuju kedewasaan ini

melewati tahap-tahap tertentu yang cukup jelas untuk dipelajari. Dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: CITRA WANITA TOKOH UTAMA WIANA DALAM NOVEL … · SMA kelas XI smester II. ... ditinjau dari segi bahasa, perkembangan psikologis, dan latar belakang budaya siswa, ... x KATA PENGANTAR

26

memilih pengajaran sastra, tahap-tahap perkembangan psikologis

hendaknya diperhatikan karena tahap-tahap ini sangat berpengaruh

terhadap minat dan keanganan anak didik dalam banyak hal. Tahap

perkembangan psikologis ini sangat berpengaruh besar terhadap daya ingat,

kemauan mengerjakan tugas,kesiapan bekerja sama, dan kemungkinan

pemahaman situasi atau pemecahan problem yang dihadapi (Rahmanto,

1988: 30).

Menurut Rahmanto (1988: 30) ada beberapa pentahapan dalam

memahami tingkat perkembangan psikologi anak-anak yaitu:

1. Tahap Pengkhayal (8-9 Tahun).

Pada tahap ini, imajinasi anak belum banyak diisi hal-hal nyata tetapi

masih penuh dengan berbagai macam fantasi kekanakan.

2. Tahap Romantik (10-12 Tahun).

Pada tahap ini, anak mulai menigkatkan fantasi-fantasi dan mengarah

ke realitas. Meski pandangannya tentang dunia ini masih sangat sederhana,

tetapi pada tahap ini anak telah menyenangi ceritera-ceritera kepahlawanan,

petualangan, dan bahkan kejahatan.

3. Tahap realistik (13-16 tahun).

Sampai pada tahap ini,anak sudah benar-benar terlepas dari dunia

fantasi,dan sangat berminat pada realitas atau apa yang benar-benar terjadi.

Mereka terus berusaha mengetahui dan siap mengikuti dengan teliti fakta-

fakta untuk memahami masalah-masalah dalam kehidupan nyata.

4. Tahap generelisasi (16 tahun dan selanjutnya).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: CITRA WANITA TOKOH UTAMA WIANA DALAM NOVEL … · SMA kelas XI smester II. ... ditinjau dari segi bahasa, perkembangan psikologis, dan latar belakang budaya siswa, ... x KATA PENGANTAR

27

Pada tahap ini,anak sudah tidak lagi berminat pada hal-hal praktis saja

tetapi juga berminat untuk menemukan konsep-konsep abstrak dengan

menganalisis suatu fonemena. Dengan menganalisis fenomena, mereka

berusaha menemukan dan merumuskan penyebab utama fenomena itu yang

kadang-kadang mengarah ke pemikiran filsafat untuk menemukan

keputusan-keputusan moral.

3. Latar Belakang Budaya

Biasanya, siswa akan mudah tertarik pada karya-karya sastra dengan

latar belakang yang erat hubungannya dengan latar belakang kehidupan

mereka, terutama bila karya sastra itu menghadirkan tokoh yang berasal dari

lingkungan mereka dan mempunyai kesamaan dengan mereka atau orang

yang di sekitar mereka. Dengan demikian, Guru hendaknya memilih bahan

pengajaran dengan menggunakan prinsip mengutamakan karya-karya sastra

yang latar ceritanya dikenal oleh para siswa. Guru sastra hendaklah

memahami apa yang diminati oleh para siswanya sehingga dapat

menyajikan suatu karya sastra yang tidak terlalu menuntut gambaran di luar

jangkauan kemampuan pembayangan yang dimiki oleh para siswanya

(Rahmanto, 1988: 31).

Menurut Rahmanto (1988: 31) situasi yang menyadarkan akan

perlunya karya-karya sastra dengan latar belakang budaya sendiri yang

dikenal siswa faktornya adalah pertama, tuntutan itu mencerminkan adanya

kesadaran bahwa karya sastra hendaknya menghadirkan sesuatu yang erat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: CITRA WANITA TOKOH UTAMA WIANA DALAM NOVEL … · SMA kelas XI smester II. ... ditinjau dari segi bahasa, perkembangan psikologis, dan latar belakang budaya siswa, ... x KATA PENGANTAR

28

hubungannya dengan kehidupan siswa. Kedua, siswa hendaknya terlebih

dahulu memahami budaya sebelum mencoba mengetahui budaya lain.

2.4 Silabus

Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu mata pelajaran atau

tema tertentu yang mencakup kompetensi inti,kompetensi dasar, materi

pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian, alokasi waktu dan sumber

belajar. (Faldillah 2014: 135).

Mulyasa (2008: 138 - 141) dalam implementasi Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan (KTSP) setiap Sekolah diberi kebebasan dan keluasan

untuk mengembangkan silabus sesuai dengan karakteritik peserta didik serta

kondisi dan kebutuhan masing- masing. Dalam pengembangan silabus,ada

beberapa prinsip yang perlu diperhatikan, diantaranya :

1. Relevansi

Relevansi mengandung arti bahwa cakupan, kedalaman, tingkat

kesulitan, serta urutan penyajian materi dan kompetensi dasar dalam silabus

sesuai dengan karakteristik peserta didik, baik kemampuan spiritual,

intelektual, sosial, emosional, maupun perkembangan fisik.

2. Fleksibilitas

Fleksibilitas merupakan pelaksanaan program, peserta didik, dan

lulusan memiliki ruang gerak dan kebebasan dalam bertindak.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: CITRA WANITA TOKOH UTAMA WIANA DALAM NOVEL … · SMA kelas XI smester II. ... ditinjau dari segi bahasa, perkembangan psikologis, dan latar belakang budaya siswa, ... x KATA PENGANTAR

29

3. Kontinuitas

Kontinuitas dalam pengembangan silabus mengandung arti bahwa

setiap program pembelajaran yang dikemas dalam silabus memiliki

keterkaitan satu sama lain dalam membentuk kompetensi dan kepribadian

peserta didik.

4. Efektivitas

Efektivitas dalam pengembangan silabus berkaitan dengan

terlaksananya dalam pembelajaran, dan tingkat pembentukkan

kompetensinya sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar

(SKKD) dalam standar isi. Silabus yang efektif adalah yang dapat

diwujudkan dalam pembelajaran di kelas, sebaliknya silabus tersebut dapat

dikatakan kurang efektif apabila banyak hal yang tidak dapat dilaksanakan.

5. Efesiensi

Efesiensi berkaitan dengan upaya untuk menghemat penggunaan data,

daya, dan waktu tanpa mengurangi hasil atau kompetensi dasar yang telah

ditetapkan. Efesiensi silabus dapat dilihat dengan cara membandingkan

antara biaya, tenaga, dan waktu yang digunakan untuk pembelajaran

dengan hasil yang dicapai atau kompetensi yang dapat dibentuk oleh peserta

didik. Dengan demikian, setiap guru dituntut untuk dapat mengembangkan

silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang sehemat mungkin,

tetapi dapat menghasilkan hasil belajar dan pembentukkan kompetensi

peserta didik secara optimal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: CITRA WANITA TOKOH UTAMA WIANA DALAM NOVEL … · SMA kelas XI smester II. ... ditinjau dari segi bahasa, perkembangan psikologis, dan latar belakang budaya siswa, ... x KATA PENGANTAR

30

6. Konsistensi

Yaitu antara kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator, materi

pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian memiliki

hubungan yang konsisten dalam membentuk komptensi peserta didik.

7. Memadai

Yaitu ruang lingkup indikator,materi standar, pengalaman belajar,

sumber belajar, dan sistem penilaian yang dilaksanakan dapat mencapai

kompetensi dasar yang telah ditetapkan.

2.5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Perencanaan merupakan bagian penting yang harus diperhatikan

dalam implementasi KTSP, yang akan menentukan kualitas pendidikan

serta kualitas sumber daya manusia (SDM), baik di masa sekarang maupun

di masa depan. Oleh karena itu, dalam kondisi dan sitausi bagaimanapun,

guru tetap harus membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

(Mulyasa 2008: 153 - 154 ).

Faldillah (2014: 144) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

adalah suatu bentuk perencanaan pembelajaran yang akan dilaksnakan oleh

pendidik dalam kegiatan pembelajaran. Dalam hal ini, seorang pendidik

telah memerhatikan secara cermat, baik materi, penilain, alokasi

waktu,sumber belajar, maupun metode pembelajaran yang akan digunakan

sehingga secara detail kegiatan pembelajaran sudah tersusun secara rapi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: CITRA WANITA TOKOH UTAMA WIANA DALAM NOVEL … · SMA kelas XI smester II. ... ditinjau dari segi bahasa, perkembangan psikologis, dan latar belakang budaya siswa, ... x KATA PENGANTAR

31

dalam perencanaan pekasanaan pembelajaran). Pendapat lain yang

menyebutkan bahwa rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah

rancangan pembelajaran mata pelajaran per unit yang akan diterapkan guru

dalam pembelajaran di kelas (Muslich, 2007: 45 ).

Menurut Mulyasa (2008: 156 - 166) Pengembangan RPP harus

memperhatikan minat dan perhatian perserta didik terhadap materi standar

kompetensi dan kompetensi dasar yang dijadikan bahan kajian. Dalam hal

ini, harus diperhatikan agar guru jangan hanya berperan sebagai

transformator, tetapi juga harus berperan sebagai motivator yang dapat

membangkitkan dan mendorong peserta didik untuk belajar, dengan

mengggunakan berbagai variasi media dan sumber belajar yang sesuai serta

menunjang pembentukkan kompetensi dasar. Ada beberapa prinsip dalam

pengembangan RPP dalam menyukseskan implementasi KTSP, diantaranya:

1. Kompetensi yang dirumuskan dalam RPP harus jelas, konkret, dan

semakin tepat kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan untuk

membentuk kompetensi tersebut.

2. Rencana pembelajaran harus sederhana dan fleksibel, serta dapat

dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran dan pembentukan

kompetensi peserta didik.

3. Kegiatan-kegiatan yang disusun dan dikembangkan dalam RPP harus

menunjang dan sesuai dengan komnpetensi dasar yang telah

ditetapkan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: CITRA WANITA TOKOH UTAMA WIANA DALAM NOVEL … · SMA kelas XI smester II. ... ditinjau dari segi bahasa, perkembangan psikologis, dan latar belakang budaya siswa, ... x KATA PENGANTAR

32

4. RPP yang dikembangkan harus utuh dan menyeluruh,serta jelas

pencapaiannya.

5. Harus ada koordinasi antarkomponen pelaksana program di sekolah.

Dari uraian diatas, dapat dipahami bahwa pengembangan Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) menutut suatu pemikiran ,pengambilan

keputusan,dan pertimbangan dari seorang guru yang profesional,serta

memerlukan usaha yang intelektual,pengetahuan yang teoritik.Dapat

dikatakan sebagai guru profesional dalam arti bahwa guru bisa

memodifikasi, mengubah serta menyesuaikan dengan kondisi sekolah dan

daerah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: CITRA WANITA TOKOH UTAMA WIANA DALAM NOVEL … · SMA kelas XI smester II. ... ditinjau dari segi bahasa, perkembangan psikologis, dan latar belakang budaya siswa, ... x KATA PENGANTAR

33

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian yang berjudulCitra Wanita Tokoh Utama dalam Novel

Cahaya Surga di Wajah Ibu karya Mura Alfa Zaez merupakan penelitian

deskriptif kualitatif. Penelitian deksriptif kualitatif merupakan penelitian

yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari

orang-orang dan perilaku yang dapat diamati secara holistic (utuh) (Bog

dan Tylor via Moleong 2006:3). Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif

karena data yang diperoleh berupa kata-kata dan bertujuan untuk

mendeskripsikan citra wanita tokoh utama Wiana novel Cahaya Surga di

Wajah Ibu karya Mura Alfa Zaez dengan pendekatan feminisme.

3.2 Sumber Data dan Data Penelitian

Sumber data adalah subjek dari mana data itu diperoleh (Arikunto

2006:129). sumber data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah

novel Cahaya Surga di Wajah Ibu karya Mura Alfa Zaescetakan pertama

tahun 2014 dan diterbitkan olehRumah Orange,Jakarta. Novel ini terdiri dari

312 halaman. Sedangkan data penelitian berupa kutipan-kutipan kalimat dan

paragraph dalam novel Cahaya Surga di Wajah Ibu karya Mura Alfa Zaez

tersebut yang menggambarkan citra wanita yang di fokuskan pada tokoh

utama yaitu tokoh Wiana.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: CITRA WANITA TOKOH UTAMA WIANA DALAM NOVEL … · SMA kelas XI smester II. ... ditinjau dari segi bahasa, perkembangan psikologis, dan latar belakang budaya siswa, ... x KATA PENGANTAR

34

3.3 Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.

Metode deskriptif digunakan untuk melukiskan secara sistematis fakta atau

karakteristik populasi tertentu, atau bidang tertentu, dalam hal ini secara

actual dan cermat (Hasan, 2002: 22). Peneliti memilih metoe deksriptif

karena peneliti penulis ingin mendeksripsikan secara nyata, aspek-aspek

citra wanita tokoh utama dalam novel Cahaya Surga Di Wajah Ibu karya

Mura Alfa Zaez menggunakan pendekatan kritik sastra feminis dalam

pembelajaran sastra di SMAKelas XI Semester II.

3.4 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh

peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan

hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis

sehingga lebih mudah diolah (Arikunto, 2006: 160). Peneliti di sini

berperan sebagai instrument penelitian karena peneliti sendiri yang berusaha

mengumpulkan data, yakni mencatat dan mengolah data yang berkaitan

dengan topik penelitian ini.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah pencatatan peristiwa-peristiwa hal-

hal atau keterangan-keterangan sebagian atau seluruh elemen populasi yang

akan menunjang atau mendukung penelitian (Hasan, 2002: 83). Teknik

pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik baca

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: CITRA WANITA TOKOH UTAMA WIANA DALAM NOVEL … · SMA kelas XI smester II. ... ditinjau dari segi bahasa, perkembangan psikologis, dan latar belakang budaya siswa, ... x KATA PENGANTAR

35

dan teknik catat. Teknik baca digunakan untuk memperoleh data-data yang

terdapat dalam novel Cahaya Surga Di Wajah Ibu karya Mura Alfa Zaez

dan teknik catat digunakan untuk mencatat kalimat-kalimat dalam noveln

Cahaya Surga Di Wajah Ibu karya Mura Alfa Zaez yang mengandung citra

wanita pada tokoh utama Wiana.

Langkah-lanagkah yang dilakukan peneliti dalam memperoleh data

dalam peneltian ini sebagai berikut :

1. Membaca berulang kali dengan seksama dan memhami isi dari novel

2. Mencari dan mengutip kalimat dan paragraph yang menunjukkan

gambaran tokoh utama, tokoh tambahan, dan citra wanita tokoh utama

Wiana.

3. Mengelompokkan kalimat dan paragraph yang dikutip berdasarkan

tokoh utama, tokoh tambahan, dan citra wanita tokoh utama Wiana

3.6 Teknik Analisis Data

Analisis data adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja

dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan

yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola,

menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa

yang dapat diceritakan kepada orang lain. (Bogdan dan Biklen via Moleong,

2006: 248).Analisis yang digunakan dalam penelitian berjudul Citra Wanita

Tokoh Uatama Wiana dalam Novel Cahaya Surga di Wajah Ibu Karya

Mura Alfa Zaez Adalah analisis deskripsi. Langkah kegiatan analisis

sebagai berikut :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: CITRA WANITA TOKOH UTAMA WIANA DALAM NOVEL … · SMA kelas XI smester II. ... ditinjau dari segi bahasa, perkembangan psikologis, dan latar belakang budaya siswa, ... x KATA PENGANTAR

36

1. Melakukan studi pustaka dengan mencari dan mengumpulkan

teori dari berbagai sumber seperti buku, internet yang berkaitan

dengan penelitian yang relevan ini.

2. Mendeksripiskan pendekatan struktural yaitu unsur intrinsik yang

berupa tokoh, penokohan, dan latar.

3. Menentukan tokoh utama dan tokoh tambahan dalam

novelCahaya Surga di Wajah Ibu karya Mura Alfa Zaez.

4. Mengidentifikasi satu atau beberapa tokoh utama, dan mencari

kedudukan tokoh-tokoh di dalam masyarakat.

5. Mendeksripsikan tokoh utama dalam novel Cahaya Surga di

Wajah Ibu karya Mura Alfa Zaez berdasarkan teori citra wanita

dengan menggunakan pendekatan kritik sastra feminis. Peneliti

memfokuskan tokoh tokoh utama untuk dianalisis berdasarkan

citra wanita yang berupa citra diri wanita dan citra sosial yang

berdasarkan pada kritik sastra feminis yaitu kritik sastra feminis

ideologis.

6. Mengamati sikap penulis karya yang sedang dikaji.

7. Merelevansikan novelCahaya Surga di Wajah Ibu karya Mura

Alfa Zaes di SMA kelas X1 semester 11.

8. Membuat kesimpulan dari keseluruhan hasil penelitian tersebut.

9. Menyajikan dalam bentuk lapora

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: CITRA WANITA TOKOH UTAMA WIANA DALAM NOVEL … · SMA kelas XI smester II. ... ditinjau dari segi bahasa, perkembangan psikologis, dan latar belakang budaya siswa, ... x KATA PENGANTAR

37

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Data

Dalam bab ini, secara keseluruhan hasil penelitian dapat

dikelompokkan menjadi tiga bagian. Hasil penelitian tersebut meliputi (1)

Analisis unsur tokoh, Penokohan, dan Latar dalam novel Cahaya Surga di

Wajah Ibu Karya Mura Alfa Zaez. (2) Analisis citra wanita novel Cahaya

Surga di Wajah Ibu Karya Mura Alfa Zaez dengan pendekatan feminisme (3)

Relevansinya sebagai bahan pembelajaran sastra di SMA kelas XI semester

II.

Novel yang akan dianalisis dalam penelitian iniberjudul Cahaya Surga

di Wajah Ibu Karya Mura Alfa Zaez terdiri dari 305 halaman, diterbitkan

Rumah Orange pada tahun 2014.

4.2 Analisis Unsur Intrinsik Novel Cahaya Surga di Wajah Ibu Karya

Mura Alfa Zaez

Tokohadalah individu rekaan yang mengalami peristiwa atau

berlakuan dalam berbagai peristiwa Panuti Sudjiman (1988: 16).Dalam

bagian ini akan dipaparkan analisis tokoh dan penokohan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: CITRA WANITA TOKOH UTAMA WIANA DALAM NOVEL … · SMA kelas XI smester II. ... ditinjau dari segi bahasa, perkembangan psikologis, dan latar belakang budaya siswa, ... x KATA PENGANTAR

38

4.2.1 Analisis Tokoh

1. Tokoh Wiana

Wiana adalah seorang ibu yang bekerja sebagai tenaga pengajar di

salah satu sekolah SMP. Hal itu ditunjukkan pengarang dalam kalimat

berikut ini:

1. Ibu bekerja sebagai seorang pendidik Pegawai Negeri,Ibu mengajar

di salah satu sekolah SMP ( Zaez, 2014: 8).

2. Ibu mengikuti program sertifikasi, Ibu terlalu sibuk menyibukkan

diri dengan urusan-urusan sekolahnya ( Zaez, 2014: 8).

Wiana memiliki tiga orang anak. Hal ini dapat dibuktikan dalam

kutipan berikut ini :

3. Ibu sekarang sedang bahagia sebab dari pernikahan Ibu bersama

Ayah,Ibu bisa mendapatkan kamu, mendapatkan Aldi, Rifka. Ibu

menghapus air matanya (Zaez, 2014: 62).

Wiana senang menulis.Hal ini dapat dibuktikan dalam kutipan berikut ini :

4. “Wah,Ibu dulu jago buat puisi cinta. Makanya Ayahmu itu bisa

jatuh cinta samaIbu. Padahal hanya ibu kirimkan surat yang isinya

puisi cinta saja.” (Zaez, 2014: 125).

2. Tokoh Arfansah

Arfansah adalah suami dari Wiana. Hal ini dapat dibuktikan dalam

kutipan berikut ini:

5. “MasArfansah sendiri suka kok, Bu, dengan penampilan sederhana

saya.Mas sendiri bilang seperti itu, iya kan Mas, ya!?”Ibu menuntut

pembelaan dari Ayah ( Zaez, 2014: 67).

6. “Kau berdusta,” dia menatapku dengan lurus. Paman Arfansah yang

istrinya bernama Wiana itu? “ya,”! perempuan kemarin saat mengajak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: CITRA WANITA TOKOH UTAMA WIANA DALAM NOVEL … · SMA kelas XI smester II. ... ditinjau dari segi bahasa, perkembangan psikologis, dan latar belakang budaya siswa, ... x KATA PENGANTAR

39

aku pulang dari belanja itu. Antoni terkejut, dia terdiam cukup lama.

(Zaez, 2014: 255).

Arfansah bekerja di salah kantor swasta. Hal inidapat dibuktikan

dalam kutipan berikut ini :

7. Ayah bekerja di sebuah kantor swasta. Setiap pulang Ayah hanya

membawa tas segi empat dari rumah saja (Zaez, 2014: 30).

8. “Buat apa juga ngoyo-ngoyo kerja?” Kerja di kantor kan sudah

cukup (Zaez, 2014:36).

3. Tokoh “aku”( Mimi)

Tokoh “aku “ yang dimaksud disini adalah Mimi. Hal itu dapat

dibuktikan dalam kutipan berikut ini:

9. Kini Ayah agak menjauh mendekati kulkas. Aku mulai tertawa dan

sedikit bersuara pelan. “ Ayah, Mimi ada disini.....” aku cekikan

(Zaez, 2014: 26).

10. “Mimi kenapa?” wajah Ibu cemas, aku masih tetap menangis

sambil menatap wafer yang telah dibuka Ayah ( Zaez, 2014: 28).

11. Aku mengambilnya dan kutemukan ada tulisan pada secarik kertas

dalam gambarku. Dari ayah. “ AYAH SAYANG MIMI.” Aku

sangat senang dan merasa puas. Aku memeluk kertas itu dan

membawanya tidur kembali (Zaez, 2014: 43).

Mimi adalah anak sulung dari Ibu Wiana . Hal ini dapat dibuktikan

dalam kutipan berikut ini :

12. Sarapan dan makan malam adalah waktu yang paling tepat buat

ibu, adik-adikku,dan aku berkumpul secara utuh (Zaez, 2014:

115).

13. Saat aku pulang sekolah diantar oleh Kaka, adik-adikku itu

langsung menyambutku ( Zaez, 2014:247).

14. Sesampai di rumah aku telah menemukan Ayah bersama Ibu dan

adik-adikku (Zaez, 2014: 299).

15. “Mimi? Anaknya Wiana yang sulung itu ?” perempuan itu

menebak dan menyebut nama ibu. Bagaimana bisa dia tahu?(Zaez,

2014: 295).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: CITRA WANITA TOKOH UTAMA WIANA DALAM NOVEL … · SMA kelas XI smester II. ... ditinjau dari segi bahasa, perkembangan psikologis, dan latar belakang budaya siswa, ... x KATA PENGANTAR

40

Mimi mempunyai kegemaran membaca buku dan menggambar. Hal

ini dapat dibuktikan dalam kutipan berikut ini :

16. Ibu mengajak aku ke toko buku. Ibu membolehkanku

menginginkan buku apa saja yang aku suka (Zaez, 2014: 21).

17. “Tapi aku menginginkan buku itu. Aku ingin membacanya”(Zaez,

2014: 22).

18. “Bu, aku suku buku ini. Aku ingin membacanya.” Kataku sambil

sedikit berteriak karena kegirangan (Zaez, 2014: 23).

19. Jadwal pelajaran menggambar di sekolah membuat aku semangat

untuk belajar melukis dan mewarnai ( Zaez, 2014: 38).

20. Aku lebih banyak membaca dari pada menulis (Zaez, 2014: 159).

4. Tokoh Aldi

Aldi adalah adik Mimi. Hal ini dapat dibuktikan dalam kutipan

berikut ini :

21. Perut Ibu lebih besar dari kepalaku,kak Mimi! Sambung Aldi.

Caranya masih celat ( Zaez, 2014: 50).

22. Adikku yang satu ini kini telah duduk di kelas enam SD. Sebentar

lagi dia akan menghadapi ujian nasionalnya (Zaez, 2014: 98).

5. Tokoh Rifka

Rifka adalah adik perempuan Mimi. Hal ini dapat dibuktikan dalam

kutipan berikut ini :

23. Pagi ini Rifka sudah ikut rapi dan terlihat cantik sepertiku (Zaez,

2014: 109).

6. Tokoh Kaka

Kaka adalah kakak kelas dan cucu pemilikyayasan sekolah Mimi. Hal

ini dapat dibuktikan dalam kutipan berikut ini :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: CITRA WANITA TOKOH UTAMA WIANA DALAM NOVEL … · SMA kelas XI smester II. ... ditinjau dari segi bahasa, perkembangan psikologis, dan latar belakang budaya siswa, ... x KATA PENGANTAR

41

24. Aku tau dari banyak siswa di sekolah kalau dia adalah cucu dari

pemilik yayasan sekolah (Zaez, 2014: 105).

25. “Nggak kok Bu. Kaka nolong aku”.

“Siapa Kaka ?”Kaka kelas. Cucu pemilik yayasan ( Zaez, 2014:

111).

26. .“Jangan mentang-mentang kau cucu pemilik yayasan sok belagu di

sini!” ( Zaez, 2014: 106).

Kaka gemar bernyanyi. Hal ini dapat dibuktikan dalam kutipan berikut

ini :

27. Dia menyanyikan lagu tentang cinta dan perasaan yang cukup

mendalam. Aku pikir dia sangat berbakat (Zaez, 2014: 140).

28. Lagu kedua adalah lagu terakhir yang dipersembahkan oleh Kaka,

setelah itu dia minta ijin turun dari panggung dan menemuiku.

(Zaez, 2014: 142)

29. Aku terkagum. Pantas aku tidak pernah mendengar lagu itu di

mana pun sebelumnya. Ternyata lagu bagus itu adalah ciptaan

lagunya (Zaez, 2014: 142).

7. Tokoh Antoni

Antoni adalah keponakan Ayah dari Mimi. Hal ini Hal ini dapat

dibuktikan dalam kutipan berikut ini :

30. Antoni itu kemanakan ayahmu. Aku terkejut. Selama ini aku tidak

pernah tahu siapa kemanakan Ayah. Berarti, Antoni adalah

sepupuku (Zaez, 2014: 217).

31. “Kau kenal Arfansah?” aku melihat wajahnya terkejut saat aku

menyebut nama ayahku. “oh kenal ! Dia pamanku ( Zaez, 2014:

255).

8. Tokoh Nenek

Nenek adalah orang tua dari ayahnya Mimi. Hal ini dapat dibuktikan

dalam kutipan berikut ini :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: CITRA WANITA TOKOH UTAMA WIANA DALAM NOVEL … · SMA kelas XI smester II. ... ditinjau dari segi bahasa, perkembangan psikologis, dan latar belakang budaya siswa, ... x KATA PENGANTAR

42

32. “Kita mau kemana, Bu? Aku tidak sabar dengan penasaranku. “Mau

kerumah Nenek. Ayah ingin kita jalan-jalan ke rumah nenek dari

Ayah minggu ini.” (Zaez, 2014: 63).

33. Ayah jarang mengajakku untuk bermain ke rumah Nenek, orang tua

Ayah ( Zaez, 2014: 63).

34. Ini pertemuan mendadak, sebab Nenek dan Kakek dari Ayah datang

dengan beralasan liburan disaat sekolah belum libur. ( Zaez, 2014:

77-78).

4.2.2 Analisis Penokohan

Penokohan adalah penyajian watak tokoh dan penciptaan citra tokoh

(Sudjiman, 1986: 58).

1. Penokohan Tokoh Wiana

Pada analisis tokoh utama sudah disebutkan bahwa Wiana adalah

seorang ibu sudah berkeluarga memiliki tiga orang anak dan berkerja

sebagai pengajar di salah satu sekolah. Tokoh Ibu adalah sosok pekerja

keras. Ia mampu menghidupkan anak-anaknya hanya seorang diri. Hal itu

ditunjukkan pengarang dengan teknik dramatik atau tidak langsung dalam

kalimat berikut ini:

35. Bagiku dia adalah perempuan hebat yang mampu berkarir sendiri

untuk menghidupkan tiga orang anaknya dalam sebuah rumah yang

telah dimiliki secara pribadi. Tanpa ada pihak dari siapa pun (

Zaez, 2014: 160).

36. “Tentu Ibu tau sendiri, kan? Suami yang baik tidak akan rela

membiarkan istrinya mencari nafkah seorang diri di luar sana. ”Ibu

mulai membela diri. ( Zaez, 2014: 81).

37. “Aku tidak pernah menyia-nyiakanmu, Mas. Aku kerja juga untuk

membantumu. Meringankan bebanmu dalam urusan ekonomi

rumah tangga kita” ( Zaez, 2014: 16).

Hal itu juga ditunjukkan pengarang dengan menggunakan teknik

ekspositori atau langsung :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: CITRA WANITA TOKOH UTAMA WIANA DALAM NOVEL … · SMA kelas XI smester II. ... ditinjau dari segi bahasa, perkembangan psikologis, dan latar belakang budaya siswa, ... x KATA PENGANTAR

43

38. Kerja keras Ibu adalah motivasiku. Semangatnya membuatku malu

bila aku harus mengeluh didepannya. Ia tidak pernah mengeluh

untuk mencari nafkah seorang diri ( Zaez, 2014: 160-161).

Tokoh Ibu yang dimaksud di sini adalah Ibu Wiana. Tokoh Wiana

yang merasa cemas dan khawatir terhadap anaknya yang lagi sakit dan

melihat anaknya dalam keadaan menangis. Hal itu ditunjukkan pengarang

dengan teknikekspositori atau langsung dalam kalimat berikut ini:

39. Ibu mendekatiku, wajahnya cemas. Lalu punggung telapak

tangannya didekatkan kekeningku. Cemasnya bertambah. Ibu

melepaskan tangannya. Dia menjauhiku dan ingin keluar (Zaez,

2014: 8).

40. Saat menemui Ibu, Ibu merasa cemas dan khawatir menemukanku

yang menangis. Aku menceritakan semuanya sambil dengan

keadaan menangis ( Zaez, 2014: 12).

41. Mendengar tangisku, Ibu segera datang ke dapur dengan wajah

paniknya. “Mimi kenapa?” wajah Ibu cemas. Aku masih tetap

menangis sambil menatap wafer yang telah dibuka Ayah (Zaez,

2014: 28).

Tokoh Ibu Wiana adalah sosok yang sangat perhatian dan peduli

terhadap anaknya ketika anaknya mengalami kecemasaan. Hal itu

ditunjukkan pengarang dengan teknikdramatik atau tidak langsung dalam

kalimat berikut ini:

42. Ibu mengajarkan banyak cinta darinya padaku sekalipun tak jarang

Ibu menyelipkan pahitnya hidup ini di dalam kasih sayangnya.

Akan ada pembelaan besar dari Ibu untukku ketika aku mulai

cemas dan khawatir sekalipun kecemasan dan kekahawatiran itu

timbul dari kesalahanku sendiri (Zaez, 2014: 10).

43. Aku tidak tahu entah sudah berapa kesabaran yang Ibu tuangkan

untukku ketika aku pernah melakukan kesalahan-kesalahan.

Hingga suatu ketika, pembelaan pertama yang diberikan pada Ibu

ketika Ibu berpikir aku sudah bisa mandiri untuk membeli apa-apa

yang aku suka makan di dekat rumah ( Zaez, 2014: 10 ).

44. “Sudah jangan menangis lagi. Biar Ibu yang mengurus semuanya.

Maafkan Ibu, seharusnya Ibu tidak membiarkanmu sendirian ke

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: CITRA WANITA TOKOH UTAMA WIANA DALAM NOVEL … · SMA kelas XI smester II. ... ditinjau dari segi bahasa, perkembangan psikologis, dan latar belakang budaya siswa, ... x KATA PENGANTAR

44

kedai buah itu. Sudah, tenanglah, Nak!” Ibu mengecup keningku

(Zaez, 2014: 13).

45. “Aduh panas!” dia agak berteriak. Aku tahu sebentar lagi dia akan

memarahiku. Ibu yang mengetahui itu ikut cemas. “Maafkan anak

saya.” Pembelaan Ibu padaku. Tapi yang diminta maaf tidak

menampakkan wajah maafnya ( Zaez, 2014: 20).

Tokoh Wiana juga memiliki sifat tegas kepada penjaga buku untuk

mengambil buku kesukaan anaknya. Hal itu ditunjukkan pengarang dengan

teknikdramatik atau tidak langsung dalam kalimat berikut ini:

46. “Saya lebih paham anak saya ketimbang anda. Tolong, ambilkan

saja! Toh bila dia benar-benar tertarik saya akan membayarnya

untuk dibeli. Bukan Anda!” (Zaez, 2014: 23).

Sifat kesabaran ditunjukkan Ibu Wiana ketika anaknya tidak bisa

mengerjakan soal. Hal itu ditunjukkan pengarang dengan teknik ekspositori

atau langsung dalam kalimat berikut ini:

47. “Aku tidak tahu mengerjakan soal yang ini, Bu!” aku menunjukkan

soal yang kumaksud. Dengan sabar Ibu menjelaskan padaku cara

penyelesainnya ( Zaez, 2014: 37).

Sifat penyanyang Wiana tunjukkan ketika tokoh aku (Mimi) menangis

karena dimarahi Ayahnya. Hal itu ditunjukkan pengarang dengan teknik

dramatik atau tidak langsung dalam kalimat berikut ini:

48. Ibu mengelusnya dan mencium jambang yang ditarik Ayah. “Sudah

tidak apa-apa!”. Ibu mencium keningku dan aku benar-benar diam.

Ibu meninggalkan kami dan melanjutkan masaknya di dapur.

Sementara aku melanjutkan mengecatku lagi ( Zez, 2014: 47).

49. Ibu diam sejenak, “Ayah bukan marah. Itu hanya cara Ayah

mengungkapkan sayangnya padamu.” Jawab Ibu sambil membelai

rambutku. Aku harap Ibu berkata benar ( Zaez, 2014: 62).

50. “Ibu bilang juga apa. Jangan suka bersembunyi di bawah meja.

Jadinya seperti ini, kan?” Ibu mengelus rambutku yang membasah

akibat terkena air mata dan keringat. Tangisku hampir mereda (

Zaez, 2014: 28).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: CITRA WANITA TOKOH UTAMA WIANA DALAM NOVEL … · SMA kelas XI smester II. ... ditinjau dari segi bahasa, perkembangan psikologis, dan latar belakang budaya siswa, ... x KATA PENGANTAR

45

Selain Ibu Wiana memiliki sifat kesabaran, ia juga sosok wanita yang

pemarah ketika ia dianggap seorang istri yang tidak punya rasa tanggung

jawab terhadap keluarganya oleh Ibu mertuanya. Hal itu ditunjukkan

pengarang dengan teknik dramatik atau tidak langsung dalam kalimat

berikut ini:

51. “Kau tak pantas juga berkata seperti itu padaku. Mengapa kau

harus menungguku untuk makan siang saja? Maaf, aku tidak

sempat melayani semua kebutuhanmu. Terserah kau mau berkata

apa padaku. Tapi aku mohon pengertian darimu, aku bukan enak-

enakkan diluar sana. Aku kerja,cari uang. Cari nafkah untuk bisa

melanjukan hidup,mengertilah!” ( Zaez, 2014: 76).

52. “Lalu siapa yang harus bekerja untuk makan dan kebutuhan anak-

anak saya? Seharusnya Ibu bisa menghargai saya sedikit saja. Apa

yang bisa diberikan Mas Riyan ke saya? Pengangguran seperti dia

bisa apa? Maaf bila saya lancang berbicara seperti ini. Naif sekali

rasanya bila Mas Riyan dan Ibu harus menuntut saya harus

bagaimana bila saya sendiri tidak bisa menuntu hak saya sendiri

kepada kalian!” (Zaez, 2014: 81-82).

Sifat kejengkelan yang ditunjukkan Ibu Wiana ketika ia bertemu

dengan Antoni. Hal itu ditunjukkan pengarang dengan teknik ekspositori

atau langsung dalam kalimat berikut ini:

53. Melihat aku ada bersama Antoni, Ibu mengerutkan dahi. Ibu

menatap tidak suka pada Antoni. “Sejak kapan kau kenal dia?

Kenapa kau bisa bersamanya?” nada Ibu terdengar jengkel (Zaez,

2014: 216).

Ibu Wiana yang selalu mengalah dengan sikap suaminya yang selalu

memarahi. Hal itu ditunjukkan pengarang dengan teknik dramatik atau tidak

langsung dalam kalimat berikut ini:

54. Sejatinya aku tidak mengerti apa yang dikatakan oleh mereka.

Yang aku tahu Ayah tengah memarah-marahi Ibu. Kadang aku

tidak setuju dengan tindakan Ibu yang hanya diam saja ketika Ibu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: CITRA WANITA TOKOH UTAMA WIANA DALAM NOVEL … · SMA kelas XI smester II. ... ditinjau dari segi bahasa, perkembangan psikologis, dan latar belakang budaya siswa, ... x KATA PENGANTAR

46

mulai dibentaki Ayah. Seharusnya Ibu melawan. Bukan hanya

diam (Zaez, 2014: 36).

Teknik pelukisan tokoh Wiana yang digunakan dalam novel Cahaya

Surga Di Wajah Ibu Karya Mura Alfa Zaez yaitu teknik dramatik atau tidak

langsung dan teknik ekspositori atau langsung. Dalam pelukisan tokoh

Wiana, teknik ekspositori atau teknik langsung dapat dilihat melalui

kutipan (38-41), (47-50), dan (50) sedangkan teknik dramatik atau tidak

langsung dapat dilihat melalui kutipan 35-37), (42-46), (48-52), dan (54)

Berdasarkan kutipan (35 sampai dengan 38) digambarkan bahwa

Wiana adalah sosok ibu yang pekrja keras yang memberi nafkah anaknya

tanpa suami. Kutipan (39 sampai dengan 41) Wiana yang kuatir dan cemas

terhadap anaknya yang sedang sakit. Kutipan (42 sampai dengan 45)

perhatian dan peduli ketika anaknya mengalami kecemasan. Kutipan (46)

Wiana menujukkan sifat tegas terhadap penjaga tokoh buku. Kutipan (47)

menunjukkan sifat kesabaran Ibu Wiana ketika anaknya tidak bisa

mengerjakan soal. Kutipan (48 sampai dengan 56) menujukkan sifat

penyayang dan lemah lembut terhadap anaknya. Kutipan (52)

menggambarkan Wiana yang emosi karena dianggap tidak bertanggung

jawab untuk mengurusi rumah tangganya dengan baik. Padakutipan (53)

menujukkan sifak kejengkelan dan ketidaksukaan Wiana ketika bertemu

dengan Antoni keponakan suaminya. Kutipan (54) menggambarkan sifat

Wiana yang mengalah terhadap sikap suaminya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: CITRA WANITA TOKOH UTAMA WIANA DALAM NOVEL … · SMA kelas XI smester II. ... ditinjau dari segi bahasa, perkembangan psikologis, dan latar belakang budaya siswa, ... x KATA PENGANTAR

47

2. Penokohan Tokoh Arfansah

Tokoh Arfansah merupakan tokoh yang pemarah terhadap Ibu dan

tokoh Aku. Hal itu ditunjukkan pengarang dengan teknikekspositori atau

langsung dalam kalimat berikut ini:

55. Semakin lama, kulihat Ayah semakin arogan dan mudah

tersinggung lalu marah. Aku tidak menemukan canda Ayah seperti

dulu. Ayah lebih sering memarahi Ibu. Tapi Ayah tidak pernah

memukul Ibu. Tidak ada waktu luang sekalipun hanya sedikit saja

untuk bermain bersama Ayah (Zaez, 2014: 30).

56. “Iya nanti Ayah lihat!” nada Ayah membentak. Aku terlalu sering

mendapat perlakuan Ayah yang seperti ini sehingga tidak jarang

Ayah membuatku menjadi takut dan mati semangat di hadapannya.

Ayah menatapku dengan tajam dan marah (Zaez, 2014: 40).

57. “Benar- benar gila! lekas kau ajak dia keluar dari kamarku

sebelum amarahku benar-benar meledak!.” (Zaez, 2014: 33).

Hal itu juga ditunjukkan Pengarang dengan menggunakan teknik

dramatik :

58. “Diam!” Ayah membentakku. Aku terkejut hebat. Ini kali

pertamanya Ayah melakukan tindakan yang kutakuti darinya.

Wajahku memerah, mataku berasa lembab sebab menahan tangis.

.......................kau ajak dia kedapur! Suruh dia makan

sendiri,terlalu banyak permintaannya! Ayah membentak juga

membentak Ibu. Air mataku menitis tanpa suara. “Apa yang terjadi.

Kenapa Ayah marah-marah? Ibu masuk ke dalam kamar dan

mendekati Ayah (Zaez, 2014: 32)

59. “Ah, dasar bodoh menunggumu berlama-lama masak. Bisa-bisa

aku mati kelaparan gara-gara kecorobohanmu.” (Zaez, 2014: 17).

Meskipun Ayah seorang yang pemarah dibalik itu, Ayah juga

menunjukkan sikap penyanyang terhadap anaknya yang lagi menangis dan

perhatian ketika melihat anaknya belum istrahat. Hal itu ditunjukkan

pengarang dengan teknik dramatik dalam kalimat berikut ini:

60. “Aduh, anak Ayah jadi nangis..cup..cup ..cup” Ayah mengusap-

usao kepalaku. Tetap saja tangisku tidak henti. Ayah membawaku

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: CITRA WANITA TOKOH UTAMA WIANA DALAM NOVEL … · SMA kelas XI smester II. ... ditinjau dari segi bahasa, perkembangan psikologis, dan latar belakang budaya siswa, ... x KATA PENGANTAR

48

pada kursi yang didudukinya tadi. Ayah memangkuku (Zaez, 2014:

27).

61“Sudah jam berapa sekarang? Kenapa kau juga belum tidur? Lekas

masuk kamar. Besok kau harus pergi sekolah, kan?” ( Zaez, 2014:

40).

Ayah adalah orang yang kasar. Hal itu ditunjukkan pengarang dengan

teknik dramatik dalam kalimat berikut ini:

62. “Apa yang kau lakukan?” Ayah marah. Ayah mendekatiku. Ayah

mengangkat tangannya, dia berhasrat menampar pipiku, aku

memejamkan mataku sekuat mungkin sambil menekuk tunduk

takut kepalaku sedalam-dalam mungkin (Zaez, 2014: 33).

63. “Kurang ajar...!” Ayah ingin menampar Ibu, tapi tidak kutemukan

rasa takut di wajah Ibu. Malah aku yang takut sehingga membuatku

menjerit histeris lalu menangis ( Zaez, 2014: 77).

Penyesalan ditunjukkan Ayah melihat istrinya tidak mau

meminjamkan sejumlah uang kepadanya dan keterlambatan istrinya

menyiapkan makanan siang untuknya. Hal itu ditunjukkan pengarang

dengan teknik dramatik dalam kalimat berikut ini:

64. “Bukankah seorang pegawai negeri, mana mungkin kau tidak bisa

meminjam pinjaman di koperasi atau bank” (Zaez, 2014: 35).

65. “Tapi kenapa setiap ayahmu mencoba meminjam uang darimu kau

dapat memberinya berapa saja?” Kau memang benar-benar tidak

pernah mendukung tujuanku!” (Zaez, 2014: 36).

66. “Halaaahhh!!! Tidak usah banyak cerita. Kemarin sebelum

diputuskan kerja aku meminta tolongmu untuk meminjam dana dua

ratus juta apa yang kau jawab? Mana? Tidak ada kan? Percuma.

Kau tida akan pernah bisa membantukku” ( Zaez, 2014: 56).

67“Cukup !” Ayah membentak lagi sehingga aku terkejut. Sampai-

sampai aku mundur satu langkah dan hampir menutup pintu

kamarku sendiri (Zaez, 2014: 56).

68. “Terserah kau lah!” Ayah melayangkan tangannya isayarat tidak

peduli lagi apa yang dikatakan oleh Ibu (Zaez, 2014: 57).

69. “Bagaimana kau jadi istri? Menyiapkan makan siang saja harus

sampai sesore ini? Aku sudah lapar.” (Zaez, 2014: 76).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: CITRA WANITA TOKOH UTAMA WIANA DALAM NOVEL … · SMA kelas XI smester II. ... ditinjau dari segi bahasa, perkembangan psikologis, dan latar belakang budaya siswa, ... x KATA PENGANTAR

49

Teknik pelukisan tokoh Arfansah yang digunakan dalam novel

Cahaya Surga Di Wajah Ibu Karya Mura Alfa Zaez adalah teknik dramatik

atau tidak langsung dan teknik ekspositori atau langsung. Dalam pelukisan

tokoh Arfansah, teknik ekspositori atau teknik langsung dapat dilihat

melalui kutipan (55-57), sedangkan teknik dramatik atau tidak langsung

dapat dilihat melalui kutipan (58-69).

Berdasarkan kutipan (55 sampai dengan 59) digambarkan bahwa

Arfansah adalah sosok ayah yang suka marah kepada istri dan anaknya.

Kutipan (60 dan 61) menjelaskan Arfansah memiliki sifat penyayang

terhadap anaknya yang sedang menangis dan peduli ketika melihat anaknya

belum istrahat. Kutipan (62 dan 63) menujukkan sikap Arfansah yang kasar

terhadap anak dan istrinya. Kutipan (64 sampai dengan 69) menunjukkan

penyesalannya ketika Arfansah tidak dipinjamkan uang istrinya.

3. Penokohan Tokoh Aku (Mimi)

Tokoh aku ini merupakan tokoh yang menceritakan peristiwa yang

terjadi. Akan tetapi tokoh aku ini bukanlah tokoh utama karena tokoh aku

ini banyak menceritakan tentang kehidupan tokoh Ibu dan peristiwa yang

terjadi. Tokoh aku yang dimaksud disini adalah tokoh Mimi. Mimi merasa

dongkol ketika hujan turun yang tidak reda dan melihat seorang laki-laki

yang di sampingnya. Hal itu ditunjukkan pengarang dengan

teknikekspositori atau langsung dalam kalimat berikut ini:

70. Aku tidak mengubris pertanyaannya. Tentunya aku akan lebih risih

bila aku harus berlama-lama duduk di sampingnya. Aku pikir

dengan berdiri di tempat ini aku merasa lebih nyaman sekalipun

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: CITRA WANITA TOKOH UTAMA WIANA DALAM NOVEL … · SMA kelas XI smester II. ... ditinjau dari segi bahasa, perkembangan psikologis, dan latar belakang budaya siswa, ... x KATA PENGANTAR

50

perasaanku mulai mendongkol. Dongkol pada hujan yang tidak

mencoba untuk redah sebentar dan dongkol pada laki-laki yang

tidak aku kenal di belakangku ini (Zaez, 2014: 3).

Tokoh aku merupakan tokoh yang sifatnya suka membenci terhadap

Ayahnya yang suka kasar. hal itu terjadi ketika orang membicarakan tentang

Ayahnya. Hal itu ditunjukkan pengarang dengan teknik dramatik dalam

kalimat berikut ini:

71. Bila orang-orang bertanya tentang Ayah, maka dengan mudah aku

menjawab, “Ayah sudah mati sejak lama. Dia tidak akan pernah

ada lagi. Dan mungkin dia sudah di surga, tempat yang lebih aman

dibanding di rumah bersama anak-anaknya”. Dan aku tidak peduli

orang-orang yang mendengar penjelasanku merasa terkejut. Ketika

mereka ingin tahu lebih tentang Ayah, aku pergi meninggalkannya

atau mengalihkan cerita (Zaez, 2014: 7).

72. Ayah lagi...ayah lagi..lama-lama perasaanku aku akan membeku

bila Ibu selalu berbicara tentang Ayah. Selalu mengundang Ayah

dalam pembicaraan kami sebagai topik sisipan (Zaez, 2014: 190).

73. Secara tidak langsung Ibu mengingatkanku tentang Ayah. Ternyata

topik cinta dan mencintai ini ada hubungannya juga dengan Ayah.

Aku jadi tidak bersemangat mendengar cerita ibu selanjutnya. Bila

aku melanjutkan pertanyaan, tentu Ibu akan membahas Ayah

sampai ke ujung kisahnya. Aku tidak suka. Tapi entah mengapa

sekalipun aku tidak pernah memintannya Ibu selalu bercerita (Zaez,

2014: 125)

Sikap kecerobohan yang dimiliki tokoh aku ketika ia berada pada

suatu tempat. Hal itu ditunjukkan pengarang dengan teknik dramatik dalam

kalimat berikut ini:

74. Aku keluar dari tempat duduk. Kami melewati beberapa meja

untuk tiba ke toilet. Saking terburu-buru sebab menahan kencing

aku tidak sengaja menyenggol gelas berisi kopi panas di atas meja

(Zaez, 2014: 20).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: CITRA WANITA TOKOH UTAMA WIANA DALAM NOVEL … · SMA kelas XI smester II. ... ditinjau dari segi bahasa, perkembangan psikologis, dan latar belakang budaya siswa, ... x KATA PENGANTAR

51

Kesedihan tokoh aku ketika ia tidak bisa bermain dengan Ayahnya

seperti hari- hari kemarin. Hal itu ditunjukkan pengarang dengan teknik

dramatik dalam kalimat berikut ini:

75. Aku mulai menangis, bersenggukan tanpa didengar Ayah dan Ibu.

Aku merebah tubuhku di atas tempat tidur. Aku menelungkup dan

menutup wajahku pada bantal. Bantalku basah terkena ingus dan

air mata. Aku sakit hati, sementara aku rindu dengan segala

permainan dan canda dari Ayah (Zaez, 2014: 41).

Tokoh aku merupakan tokoh yang mempunyai sikap pendirian yang

gigih dan optimis. Ia tetap pada pendirian untuk tetap sekolah meskipun ia

dalam keadaan yang kurang sehat dan tetap optimis dengan penampilannya.

Hal itu ditunjukkan pengarang dengan teknik dramatik dalam kalimat

berikut ini

76. Besoknya aku memaksa diri untuk pergi sekolah sekalipun Ibu

sudah melarangku. Aku pikir derita pening yang masih sedikit aku

rasakan terlalu naif bila aku jadikan alasan untuk meliburkan diri

karena sakit. Setelah aku beristirahat cukup sekali lagi saja

mungkin aku akan merasa baik total. Aku meyakinkan Ibu dengan

wajah yang kubuat seceria mungkin agar Ibu tidak merasa cemas

dengan kondisiku (Zaez, 2014: 101).

77. “Ya ampun? Aku mikir apa sih? Belum tentu Kaka juga mau

menilai penampilanku tulus dari hatinya sekalipun penampilanku

entar dapat menarik perhatiaannya.” Aku merebah diri di atas

kasur. Lemari pakaianku masih terbuka lebar. Ini adalah

kebodohan. Aku tidak boleh menghabiskan waktuku dengan

berbiingung diri seperti ini (Zaez, 2014: 133).

Tokoh aku adalah tokoh yang mudah putus asa dan pasrah terhadap

keadaan. Hal itu ditunjukkan pengarang dengan teknikdramatik atau tidak

langsung dalam kalimat berikut ini :

78. Aku pasrah ketika Bu Ratna mengambil tasku dan menggeleda.

Aku syok saat Bu Ratna berhasil menemukan dua lembar kertas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: CITRA WANITA TOKOH UTAMA WIANA DALAM NOVEL … · SMA kelas XI smester II. ... ditinjau dari segi bahasa, perkembangan psikologis, dan latar belakang budaya siswa, ... x KATA PENGANTAR

52

soal kimia dan jawabannya dari dalam tasku. “Bu, saya tidak ada

mengambilnya. Ini fitnah,” aku membela diri (Zaez, 2014: 171).

79. Terserahlah aku pasrah. Apa mau kalian,akan aku ikuti. Tapi aku

yakin pembelaan itu akan ada berpihak bersamaku (Zaez, 2014:

178).

Teknik pelukisan tokoh Mimi yang digunakan dalam novel Cahaya

Surga Di Wajah Ibu Karya Mura Alfa Zaez adalah teknik dramatik atau tidak

langsung dan teknik ekspositori atau langsung. Dalam pelukisan tokoh

Mimi, teknik ekspositori atau teknik langsung dapat dilihat melalui kutipan

(70), sedangkan teknik dramatik atau tidak langsung dapat dilihat melalui

kutipan (71-79).

Berdasarkan kutipan (70) digambarkan bahwa Mimi merasa dongkol

ketika hujan dan harus berhenti di suatu tempat untuk menunggu hujan

redah. Kutipan (71 sampai dengan 73) menujukkan sikap bencinya ketika

orang-orang disekitarnya bercerita dan bertanya tentang keadaan Ayahnya.

Kutipan (74) menujukan sikap cerobohnya yang tidak berhati-hati. Kutipan

(75) menujukkan kesedihan ketika ia tidak bisa bermain bersama Ayahnya

seperti yang dahulu. Kutipan (76 dan 77) menggambarkan sikap Mimi yang

memiliki pendirian yang gigih untuk tetap bersekolah dan kutipan (109-110)

menggambarkan Mimi yang cepat putus asa.

4. Penokohan Tokoh Aldi

Aldi adalah adik Mimi yang suka bercanda. Ketika ia melihat

kakaknya pergi ke sekolah membawa obat-obatan. Hal itu ditunjukkan

pengarang dengan teknikdramatikdalam kalimat berikut ini:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: CITRA WANITA TOKOH UTAMA WIANA DALAM NOVEL … · SMA kelas XI smester II. ... ditinjau dari segi bahasa, perkembangan psikologis, dan latar belakang budaya siswa, ... x KATA PENGANTAR

53

80. “Masa ke sekolah bawaannya obat-obatan, Nggak keren. Seperti

aku dong! Buah dan biskuit...!” Aldi meledekku (Zaez, 2014: 102).

Tokoh Aldi merupakan seorang yang bertanggung jawab atas

pekerjaan rumah yang dibebankannya. Hal itu ditunjukkan pengarang

dengan teknikekspositoridalam kalimat berikut ini:

81. Sebenarnya aku yakin kalau Aldi dapat berbuat yang terbaik untuk

semua urusan pekerjaan yang dibebankan kepadanya. Dia dapat

membuktikan tanpa harus disuruh untuk menyelesaikan pekerjaan

rumah (Zaez, 2014: 99).

Hal itu juga ditunjukkan Pengarang dengan menggunakan teknik dramatik:

82. “Siapa yang mencuci piring dan pakaian?”. Aku jawab Aldi. Aku

menatapnya dengan lekat dan memastikan kalau dia benar-benar

tidak berbohong padaku. Aku pikir dia paham dengan tatapanku

yang seperti ini (Zaez, 2014: 98).

83. “Buktinya aku sudah mencuci semuanya. Weeekkk!!!” Aldi

menjulur lidahnya lalu meninggalkan aku sendiri (Zaez, 2014: 99).

Teknik pelukisan tokoh Aldi yang digunakan dalam novel Cahaya

Surga Di Wajah Ibu Karya Mura Alfa Zaez adalah teknik dramatik atau tidak

langsung dan teknik ekspositori atau langsung. Dalam pelukisan tokoh

Aldi, teknik ekspositori atau teknik langsung dapat dilihat melalui kutipan

(81). Teknik dramatik atau tidak langsung dapat dilihat melalui kutipan (80)

dan (82-83).

Berdasarkan kutipan (80) digambarkan bahwa Aldi adalah sosok anak

yang suka becanda. Kutipan (81-843) menujukkan Aldi adalah seorang anak

yang bertanggung jawab terhadap pekerjan rumah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: CITRA WANITA TOKOH UTAMA WIANA DALAM NOVEL … · SMA kelas XI smester II. ... ditinjau dari segi bahasa, perkembangan psikologis, dan latar belakang budaya siswa, ... x KATA PENGANTAR

54

5. Penokohan Tokoh Rifka

Keingintahuan dan keberanian bertanya Rifka semakin banyak ketika

melihat Ayahnya tidak pernah dia temukan di rumah. Hal itu ditunjukkan

pengarang dengan teknikdramatikdalam kalimat berikut ini:

84. Saat sepulang sekolah diantar oleh Kaka, adikku Rifka langsung

menyambutku. Dia berlari mendekatiku saat aku masuk kedalam

rumah. “Kakak, Ayah kemana sih? Bertanya seperti itu aku

terkejut. Ini adalah awal pertama kali Rifka bertanya dimana Ayah

(Zaez, 2014: 247).

85. “Ibu, Ayah ke mana sih ?” tanya Rifka. Ayah lagi kerja, sayang.”.

“Kok nggak pernah pulang?” Rifka kecil masih belum bisa

memahami perasaan antara Ibu dan aku dimana Ayah (Zaez, 2014:

249).

86. “Ayah masih hidupkan, Kak?” Adikku yang polos membuat

lututku yang menahan tubuhku menjadi melemas (Zaez, 2014:

248).

Rifka adalah anak yang cerdas meskipun usianya masih cukup muda.

Dia selalu memberikan ide-ide kepada Ibu dan Kakaknya untuk bisa

mendatangkan Ayahnya. Hal itu ditunjukkan pengarang dengan teknik

dramatik dalam kalimat berikut ini:

87. “Bagaimana kalau kita yang mendatangi Ayah, Bu. Biar Ayah mau

cepat pulang.” Rifka memberi ide. Menurutku itu ide-ide yang sia-

sia. Tapi Ibu tersenyum, lalu mengangguk ( Zaez, 2014: 249).

88“Yuk, ka kita berkunjung ke tempat Ayah. Siapa tahu Ayah memberi

hadiah padaku. Dengan senangnya Rifka mengatakannya (Zaez,

2014: 249).

Teknik pelukisan digunakan dalam novel Cahaya Surga Di Wajah Ibu

Karya Mura Alfa Zaez adalah teknik dramatik atau tidak langsung dan teknik

ekspositori atau langsung. Dalam pelukisan tokoh Rifka, hanya

menggunakan teknik dramatik .

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: CITRA WANITA TOKOH UTAMA WIANA DALAM NOVEL … · SMA kelas XI smester II. ... ditinjau dari segi bahasa, perkembangan psikologis, dan latar belakang budaya siswa, ... x KATA PENGANTAR

55

Berdasarkan kutipan (84-86) digambarkan bahwa Rifka adalah sosok

anak yang berani bertanya ketika Ayahnya tidak pernah pulang ke rumah.

Kutipan (87-88) menujukkan Rifka merupakan anak yang cerdas yang

memberikan ide-ide kepada Ibu dan kakaknya untuk mencari Ayahnya.

6. Penokohan Tokoh Kaka

Tokoh Kaka adalah orang suka menolong ketika tokoh aku di ganggu

oleh sekelompok geng motor. Hal itu ditunjukkan pengarang dengan teknik

dramatik dalam kalimat berikut ini:

89. “lepaskan dia!” seorang cowok mendekati kami dan menepiskan

tangan orang yang berani kurang ajar padaku. Aku tahu dari

banyak siswa di sekolah kalau dia adalah cucu dari pemiliki

yayasan sekolah. Dia pendiam dan bersikap tennag, namanya Kaka

(Zaez, 2014: 105).

90. Tidak ada perlawanan. Orang yang tadinya bersikap kurang ajar

padaku untuk merampas tasku tidak berani melawan. Lalu Kaka

menarik lenganku dan mengajakku agar meninggalkan tempat itu

(Zaez, 2014: 105-106).

Hal itu juga ditunjukkan Pengarang dengan menggunakan teknik

ekspositori :

91. Aku penasaran apa yang dilakukan Kaka padanya. Jarang-jarang

Kaka mau membela dan menolong cewek seperi ini karena

perlakuan geng motor itu semakin kurang ajar (Zaez, 2014: 107).

Tokoh Kaka adalah siswa yang cerdas dan pintar di sekolah, dia

memiliki wajah yang tampan dan penampilan yang menawan. Hal itu

ditunjukkan pengarang dengan teknik ekspositori :

92. Selain Kaka memiliki wajah yang tampan, penampilan yang

menawan. Aku dengar dari beberapa anak di sekolah, Kaka juga

termasuk anak yang pintar dan cerdas (Zaez, 2014: 143-144).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: CITRA WANITA TOKOH UTAMA WIANA DALAM NOVEL … · SMA kelas XI smester II. ... ditinjau dari segi bahasa, perkembangan psikologis, dan latar belakang budaya siswa, ... x KATA PENGANTAR

56

Tokoh Kaka merupakan orang yang mempunyai sikap peduli dan

perhatian terhadap tokoh aku yang sedang mencari keberadaan Ayahnya.

Hal itu ditunjukkan pengarang dengan teknik dramatik dalam kalimat

berikut ini :

93. Sepertinya aku melakukan tindakan yang nekat untuk bertemu

dengan Ayah. “aku akan membantumu. Tenang saja. Katakan saja

pada ibumu kalau kita mengikuti kegiatan andrenalin dari sekolah.

Soal permisi dari sekolah, aku yang akan mengurusnya (Zaez,

2014: 287).

94. Kaka mengurus izinku, dia memohon pada Papanya. Aku tidak

tahu apa yang dikatakan Kaka pada papanya sampai kami boleh

pergi. Yang aku tau pikirkan sekarang adalah bisa tiba di Riau dan

bertemu dengan Ayah (Zaez, 2014: 289).

Teknik pelukisan yang digunakan dalam novel Cahaya Surga Di

Wajah Ibu Karya Mura Alfa Zaez adalah teknik dramatik atau tidak langsung

dan teknik ekspositori atau langsung. Dalam pelukisan tokoh Kaka,

menggunakan teknik dramatik (89-90), (93-94). Teknik eskpositori atau

langsung kutipan (91-92).

Berdasarkan kutipan (89-91) digambarkan bahwa Kaka adalah sosok

teman yang suka membantu. Kutipan (92) menunjukkan Kaka seorang anak

yang pintar dan cerdas, memiliki wajah yang tampan. Kutipan (93-94)

menujukkan Kaka adalah orang yang peduli dan perhatian terhadap

temannya.

7. Penokohan Tokoh Antoni

Antoni merupakan tokoh yang suka membantu. Antoni memberikan

alamat kepada tokoh aku dan menceritakan keadaan yang terjadi terhadap

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: CITRA WANITA TOKOH UTAMA WIANA DALAM NOVEL … · SMA kelas XI smester II. ... ditinjau dari segi bahasa, perkembangan psikologis, dan latar belakang budaya siswa, ... x KATA PENGANTAR

57

Ayahnya tokoh aku. Hal itu ditunjukkan pengarang dengan

teknikdramatikdalam kalimat berikut ini:

95. Lalu aku mengambil buku dalam tas dan pulpennya. Aku

memberikan pada Antoni. Dia mencatat alamat Ayah dan di bawah

alamat itu dia mencatat nomor handphone (Zaez, 2014: 256).

96. “Kau tahu dimana alamat ayah?”

“Tahu. Aku juga tahu nomor teleponnya. Mana pulpenmu, biar

aku catat. (Zaez, 2014: 256

97. Aku masih meragu untuk menghubungi nomor telepon yang diberi

Antoni. Aku juga masih belum tahu bagaimana caraku untuk

menemui Ayah ke kota itu (Zaez, 2014: 258).

98. Aku tidak tahu banyak tentang Paman, aku ini hanya

keponakannya. Tapi Paman pernah bercerita tentang istrinya, dia

juga menceritakan tentang kau dan adik-adikmu. Aku pernah

disuruh menyambangi rumahmu. Paman memberi alamat rumah

kalian ( Zaez, 2014: 272).

Sikap keramahan yang dimiliki Antoni saat menyambut tokoh aku

berkunjung ke rumahnya. Hal itu ditunjukkan pengarang dengan

teknikekspositoridalam kalimat berikut ini:

99 .“Antoni!” aku menyeru namanya saat dia berjalan memasuki

persimpangan. Antoni menoleh ke arahku. Dia orang yang cukup

ramah. Untuk menyambutku saja dia pakai senyum bibirnya (

Zaez, 2014: 268).

Teknik yang digunakan dalam novel Cahaya Surga Di Wajah Ibu

Karya Mura Alfa Zaez adalah teknik dramatik atau tidak langsung dan teknik

ekspositori atau langsung. Dalam pelukisan tokoh Antoni kutipan (99)

teknik eskpositori atau langsung. Kutipan ( 95-98) adalah teknik dramatik.

Berdasarkan kutipan (95 dan 98) digambarkan bahwa Risma adalah

sosok membantu kepada tokoh aku yang kesulitan mendapatkan tempat

tinggal Ayahnya. Kutipan (99) menunjukkan sikap keramahan Antoni

ketika tokoh aku berkunjung ke rumahya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: CITRA WANITA TOKOH UTAMA WIANA DALAM NOVEL … · SMA kelas XI smester II. ... ditinjau dari segi bahasa, perkembangan psikologis, dan latar belakang budaya siswa, ... x KATA PENGANTAR

58

8. Penokohan Tokoh Nenek

Nenek adalah Ibu dari Ayah. yang berarti Nenek “aku”. Nenek

merupakan seorang yang suka menyindir. Hal itu ditunjukkan pengarang

dengan teknik dramatik dalam kalimat berikut ini:

100.“Jadi istri harus pandai dandan”. Kata Nenek dengan sedikit

melirik pada Ibu sambil menuangkan kuah sop ke atas piringnya (

Zaez, 2014: 66).

101.“Kalau Cuma penampilan begitu-begitu saja bagaimana mungkin

suami bisa betah di rumah .” ( Zaez, 2014: 66).

102.“Istri dan menantu yang baik tentu akan melayani suami dan

mertua dengan kodratnya sendiri. Bukan seperti ini.” ( Zaez, 2014:

81).

Selain Nenek yang suka menyindir, Nenek juga cerewet. Hal itu

ditunjukkan pengarang dengan teknik dramatik dalam kalimat berikut ini:

103. “Baik apanya? Cuma makanan yang dibeli dari luar saja kok sudah

dikatakan baik. Siapa saja juga bisa beli.” ( Zaez, 2014: 80).

Teknik pelukisan yang digunakan dalam novel Cahaya Surga Di

Wajah Ibu Karya Mura Alfa Zaez adalah teknik dramatik atau tidak langsung

dan teknik ekspositori atau langsung. Dalam pelukisan tokoh Nenek hanya

menggunakan teknik dramatik atau tidak langsung

Berdasarkan kutipan (100 sampai 102) digambarkan bahwa Nenek

adalah orang yang suka menyindir terhadap menantunya. Kutipan (103)

menujukkan sikap cerewet Nenek terhadap tokoh Ibu.

Dari uraian tokoh dan penokohan diatas, akan digunakan sebagai

pedoman untuk menentukan tokoh utama dari novelCahaya Surga di

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: CITRA WANITA TOKOH UTAMA WIANA DALAM NOVEL … · SMA kelas XI smester II. ... ditinjau dari segi bahasa, perkembangan psikologis, dan latar belakang budaya siswa, ... x KATA PENGANTAR

59

Wajah Ibu karya Mura Alfa Zaez. Syarat-syarat menjadi tokoh utama dalam

cerita menurut handhout matakuliahPAPyaitu:(1) Menjadi pusat

penceritaan, (2) paling terlibat dalam konflik dan klimaks, (3) paling banyak

berkaitan dengan tokoh-tokoh lain, (4) membawakan moral dan tema cerita,

dan (5) Didukung oleh frekuensi kemunculan tinggi. Dari kelima kriteria

tersebut menunjukkan bahwa tokoh utama dari novel Cahaya Surga di

Wajah Ibu karya Mura Alfa Zaez merupakan tokoh Wiana. Hal ini dapat

dibuktikan dengan melihat kutipan-kutipan yang telah ditulis pada analisis

tokoh dan penokohan.

Dilihat dari Pusat penceritaan pada tokoh Wiana pada novel Cahaya

Surga di Wajah Ibu karya Mura Alfa Zaez di mulai awal mula perannya

seorang istri yang tegar dan sabar dalam menghadapi sikap dan tingkah laku

suaminya. Hal ini ditunjukkan dalam kutipan berikut ini :

104. Aku tau Ibu akan kelelahan setelah Ibu pulang kerja. Satu hal lagi,

aku tidak pernah tidak tahu di mana letak pengertian Ayah

terhadap Ibu. Ayah pernah memamarahi Ibu ketika dia pulang dari

kerja dan belum menemukan makan siang sementara makan siang

itu di beli Ibu di warung. “aku tidak suka bila begini.”

“Aku juga baru pulang kerja sabarlah, aku tidak sempat mohon,

sabarlah.” (Zaez, 2014: 15).

105. Aku bingung melihatmu, kenapa kau selalu jawab pertayaanku bila

aku meminta. Apakah kau mau menjadi istri yang kualat?

Menyiapkan makan siang saja tidak becus!”. Ibu hanya diam

mendengarkannya (Zaez, 2014: 16).

106. Sejatinya aku tidak mengerti apa yang dikatakan oleh mereka.

Yang aku tahu Ayah tengah memarah-marahi Ibu. Kadang aku

tidak setuju dengan tindakan Ibu yang hanya diam ketika Ibu mulai

dibentaki Ayah. “Maaf aku tidak bisa bantu pinjaman uang, tidak

ada yang bisa dijamin.”

“Ah, sudahlah!!” Ayah membentak lagi. Dia bangkit dan keluar

dari kamar. Di pintu depan, Ayah membanting pintu sekuat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: CITRA WANITA TOKOH UTAMA WIANA DALAM NOVEL … · SMA kelas XI smester II. ... ditinjau dari segi bahasa, perkembangan psikologis, dan latar belakang budaya siswa, ... x KATA PENGANTAR

60

mungkin sampai terdengar suara keras dan membuatku terkejut.

Ibu mendekatiku sambil memelukku (Zaez, 2014: 36-37).

107. “Aku bisa bantu kamu cari kerjaan lagi.”

“Halaah!!!! Tidak usah banyak cerita. Kemarin sebelum aku

diputuskan kerja aku meminta tolongmu untuk meminjam dana dua

ratus juta apa yang kau lakukan? Mana?? Tidak ada kan? Percuma.

Kau tidak akan pernah bisa membantuku.”

“Untuk sementara ini aku kan masih bisa memenuhi semuanya.

Makan kita masih bisa terpenuhi. Dengan penuh kesabaran Ibu

menjelaskan terhadap Ayah. “Terserah kau lah!” Ayah

melayangkan tangan isyarat tidak peduli lagi apa yang dikatakan

oleh Ibu (Zaez, 2014: 56-57).

Kutipan di atas menunjukkan menjadi pusat dan awal penceritaan

tokoh utama Wiana. Kutipan (104) suami yang tidak terima seorang istri

terlambat menyiapkan makanan siang untuknya.Pada kutipan

(105)menujukkan peristiwa sifat kesabaran seorang istri terhadap suaminya

dalam keadaan emosi karena tidak dipinjamkan uang.Peristiwa kekesalan

yang di terima oleh suami terhadap istrinya yang tidak bisa meminjamkan

uang kembali terhadapnya, dapat terlihat pada kutipan (106 dan 107) .

Tokoh utama Wiana paling terlibat dalam konflik dan klimaks.

Konflik yang terjadi ketika Wiana bertemu dengan mertuanya. Mertuanya

yang menunjukkan ketidaksukaan terhadap dirinya. Hal ini ditunjukkan

dalam kutipan berikut ini :

108. “Jadi istri itu harus pandai dandan”. Kata Nenek dengan sedikit

melirik pada Ibu sambil menuangkan kuah sop ke atas piringnya

(Zaez, 2014: 66).

109. Mas surya sendiri suka kok. Bu. Dengan penampilan sederhana

saya. Mas sendiri bilang seperti itu, iyakan mas? Ibu menuntut

pembelaan dari Ayah. “Mana mungkin suamimu pernah bilang

begitu. Buktinya saja dia jarang tidur di rumah bersamamu. Iya,

kan?” ( Zaez, 2014: 67).

110. “Baik apanya? Cuma makanan yang dibeli dari luar saja kok sudah

dikatakan baik. Siapa saja juga bisa beli”. Aku mulai menduga,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: CITRA WANITA TOKOH UTAMA WIANA DALAM NOVEL … · SMA kelas XI smester II. ... ditinjau dari segi bahasa, perkembangan psikologis, dan latar belakang budaya siswa, ... x KATA PENGANTAR

61

tentu ini akan menjadi awal konflik argumen bagi antara Nenek

dengan Ibu (Zaez, 2014: 80-81).

111. “Istri dan menantu yang baik tentu akan melayani suami dan

mertua dengan kodratnya sendiri. Bukan seperti ini.” (Zaez, 2014:

81).

Kutipan di atas menunjukkan saat Wiana mengalami konflik dengan

mertuanya. Kutipan (108) menunjukkan peristiwa mertua tidak suka

penampilan menantunya.Peristiwa Wiana mengharapkan pembelaan dari

suaminya ketika mertuanya mengkritik penampilannya, terlihat pada

kutipan (109). Kutipan (110) menunjukkan peristiwa bahwa ketidaksukaan

mertua terhadap menantunya karena membeli makanan di luar.Pada kutipan

(111) menunjukkan peristiwa kekesalan mertua terhadap menantunya Wiana

.

Selain konflik di atas, Tokoh utama Wiana mengalami konflik yang

lainnya yaitu Wiana mengetahui penyebab kekasaran suami terhadap

dirinya dan anak-anaknya. Hal ini ditunjukkan dalam kutipan berikut ini :

112. Kini Ayah membenarkan posisi duduknya. Ayah menatap Ibu.

“Padahal aku berusaha untuk menarik perhatian Ibu. Tapi sia-sia.”

“Bahkan Ibu berkata, kalau kekuatan ilmunya telah terkalahkan

oleh ilmumu.” (Zaez, 2014: 86).

113. “Ilmu apa?” Ibu mengangkat kepalanya dan menatap Ayah dengan

serius. “persugihan”. Aku begini karena Ibu. Sebenarnya aku tidak

ingin kasar padamu atau pada anak-anak.” Ibu kepalanya lagi pada

sandaran tempat duduk dan terdiam saja mendengarkan penjelasan

Ayah (Zaez, 2014: 86-87).

114. Bila dijelaskan pun juga tidak akan pernah masuk akal. Tapi itulah

yang selama ini aku rasakan dan yang aku tahu dari perlakuan Ibu.

“Ibu mencoba menyingkirkanmu, mengalihkan perhatianku

darimu, dan tetap menginginkan perempuan yang dulu pernah Ibu

jodohkan padaku. Ibu menggunakan setan persugihan .” (Zaez,

2014: 88).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: CITRA WANITA TOKOH UTAMA WIANA DALAM NOVEL … · SMA kelas XI smester II. ... ditinjau dari segi bahasa, perkembangan psikologis, dan latar belakang budaya siswa, ... x KATA PENGANTAR

62

Kutipan (112) menunjukkan peristiwa bahwa Ayah menceritakan

kalau Ibunya telah melakukan kekuatan ilmu. Kutipan (113) menunjukkan

peristiwa penyebab atau faktor suaminya kasar terhadap dirinya dan anak-

anaknya karena persugihan yang dilakukan mertuanya. Kutipan (114)

menunjukkan peristiwa mertua Wiana menggunakan persugihan mencoba

menyingkirkan Wiana dan menjodohkan dengan perempuan yang lain.

Klimaks dari novel ini adalah Wiana harus rela melepaskan suaminya

demi memenuhi permintaan dari mertuanya yang menjodohkan suaminya

dengan perempuan lain dan pergi meninggalkan dia dan anak-anaknya. Hal

ini ditunjukkan dalam kutipan berikut ini :

115. “Sepeertinya aku yang harus mengalah dari Ibu.” Ayah mulai

membuka suara. “Aku harus meninggalkan kalian.”

“Kau mau kemana?”

“Entah. Yang jelas aku akan pergi jauh. Jauh sekali! Aku tidak bisa

berbuat apa-apa. Sejatinya aku sangat mencintaimu, sangat

menyayangi anak-anak kita. (Zaez, 2014: 88).

116. Aku hanya mohon ridamu. Aku ingin kau mau memaafkan segala

sikap kasarku. Aku akan pergi jauh tanpa diketahui oleh siapa pun.

Aku akan mencoba mencari kehidupan baruku tanpa harus

melupakan kau dan anak-anak.” ( Zaez, 2014: 89).

117. “Aku merasa tidak punya siapa-siapa lagi. Ibu sudah

menghancurkan masa depanku. Ayah sendiri tidak dapat

menolongku dan tidak dapat mencegah Ibu lagi. Kumohon,

sekalipun nanti aku harus pergi, jangan lupakan aku. Aku pasti

kembali” (Zaez, 2014: 90).

Kutipan (115) menunjukkan peristiwa seorang suami ingin pergi

meninggalkan Wiana dan anak-anaknya. Kutipan (116) menunjukkan

peristiwa suaminya ingin istrinya memafkan segala sifat kasarnya dan ingin

pergi dari kehidupan Wiana. Kutipan (117) menunjukkan peristiwa seorang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: CITRA WANITA TOKOH UTAMA WIANA DALAM NOVEL … · SMA kelas XI smester II. ... ditinjau dari segi bahasa, perkembangan psikologis, dan latar belakang budaya siswa, ... x KATA PENGANTAR

63

suami berharap kepada istrinya untuk tidak melupakannya meskipun mereka

tidak bersama.

Intensitas keterlibatan tokoh Wiana berkaitan dengan tokoh-tokoh

lain, hal itu terbukti bahwa pada setiap dialog antara tokoh satu dengan yang

lain menunjukkan bahwa Wiana selalu turut dalam dialog tersebut.

Tokoh Wiana yang berkaitan dengan tokoh Arfansah sebagai

suaminya. Hal ini ditunjukkan dalam kutipan berikut ini :

118. . “Aku tidak pernah menyombongkan diriku. Kau saja yang terlalu

picik menilaiku. Kalau aku memang sombong di depanmu, sudah

lama aku mengusirmu sebab kau mengganggu ketenangan batinku

dan anak-anakku. !”

“Kurang ajar...!!” Ayah ingin menampar Ibu, tapi tidak aku temukan

rasa takut di wajah Ibu (Zaez, 2014: 77).

119. “Aku tidak pernah menyia-nyiakanmu, Mas. Aku kerja juga untuk

membantumu. Meringankan bebanmu dalam urusan ekonomi

rumah tangga kita.” Tapi kali ini Ibu berani membela dirinya tanpa

harus menatap perlawanan bola mata Ayah.

“Ah dasar bodoh menunggumu berlama-lama masak. Bisa-bisa aku

mati kelaparan gara-gara kecerobohanmu.” Ayah pergi

meninggalkan kami berdua (Zaez, 2014: 16-17).

Kutipan (118-119) menjelaskan kedekatan tokoh Wiana terdahap

Suaminya. Kutipan (118 dan 119) menunjukkan peristiwa emosi Wiana

terhadap sikap suaminya yang berprasangka buruk terhadapnya.

Tokoh Wiana yang berkaitan dengan tokoh aku (Mimi). Hal ini

ditunjukkan dalam kutipan berikut ini :

120. Mendengar tangisku, Ibu segera datang ke dapur dengan wajah

paniknya. “Mimi kenapa?” Wajah Ibu yang cemas. Aku masih

tetap menangis sambil menatap wafer yang telah dibuka Ayah.

“Kejedut tadi Ayah sama Mimi bermain sembunyi-sembunyian.”

Ayah menjelaskan. “Ibu bilang juga apa. Jangan suka bersembunyi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: CITRA WANITA TOKOH UTAMA WIANA DALAM NOVEL … · SMA kelas XI smester II. ... ditinjau dari segi bahasa, perkembangan psikologis, dan latar belakang budaya siswa, ... x KATA PENGANTAR

64

di bawah meja. Jadinya seperti ini, kan?” Ibu mengelus rambutku

yang membasah akibat terkena air mata dan keringat. Tangisku

hampir mereda (Zaez, 2014: 27-28).

121. Aku tidak tahu mengerjakan soal yang ini, Bu! Aku menunjukkan

soal yang aku maksud. Dengan sabar Ibu menjelaskan padaku cara

penyelesaiannya (Zaez, 2014: 37).

122. Ibu memang tidak pernah mengajarkanku tentang kebencian.

Kepada siapa pun itu, mungkin Ibu akan benar-benar benci bila Ibu

benar-benar sadar bila aku sudah membenci Ayah. Makanya Ibu

selalu berkata tentang segala kebaikan Ayah sekalipun Ayah tidak

pernah meletakkan kebaikannya kepada kami (Zaez, 2014: 75).

Kutipan (120 dan 121) menjelaskan kedekatan antara Wiana dengan

anaknya aku Mimi. Kutipan (120) menujukkan peristiwa Wiana mengalami

kecemasan ketika tokoh aku (Mimi) ke jedut meja.Peristiwa aku (Mimi)

meminta kepada Ibunya untuk membantu mengerjakan soal yang belum

dipahaminya, terlihat pada kutipan (121). Pada Kutipan (122) menunjukkan

peristiwa seorang Ibu yang tidak pernah mengerjakan kebencian kepada

anaknya tentang Ayahnya.

Tokoh Wiana yang berkaitan dengan tokoh Aldi. Hal ini ditunjukkan

dalam kutipan berikut ini :

123. Kalau perempuan berarti mirip Kak Mimi dong, Bu?.

“Boleh jadi. Tapi hidungnya lebih mirip kamu. Lebih mancung dari

Kak Mimi.” Ibu menarik ujung hidung Aldi. Dia cengar-cengir

sementara aku merasa minder karena Aldi memiliki hidung yang

lebih bagus dari aku (Zaez, 2014: 50).

124. “Kamu naik bus saja,” Kata Ibu sambil memberikan uang jajan

untukku.

“Kak Mimi uang jajannya kok banyak banget sih, Bu?

“Kan udah pernah Ibu billang, sekolah kamu sama sekolahnya Kak

Mimi lebih lama pulang sekolah Kak Mimi,”

“Ntar kalau kamu sudah seperti Kakak akan bakal dikasih uang jajan

yang banyak sama Ibu.” Tetap saja adikku Aldi berwajah cemberut

(Zaez, 2014: 103).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: CITRA WANITA TOKOH UTAMA WIANA DALAM NOVEL … · SMA kelas XI smester II. ... ditinjau dari segi bahasa, perkembangan psikologis, dan latar belakang budaya siswa, ... x KATA PENGANTAR

65

Kutipan (123 dan 124) menunjukkan peristiwa kedekatan Wiana

terhadap anaknya Aldi. Kutipan (123) menunjukkan peristiwa keakraban

antara Mimi dengan Wiana. Kutipan (124) menunjukkan peristiwa Mimi

protes terhadap uang jajan yang diberikan oleh Ibunya.

Tokoh Wiana berkaitan dengan tokoh Rifka. Hal ini ditunjukkan

dalam kutipan berikut ini :

125. Bagaimana kalau kita yang mendatangi Ayah, Bu. Biar Ayah mau

cepat pulang.” Rifka memberi ide. Menurutku itu ide-ide yang sia-

sia. Tapi Ibu tersenyum, lalu mengangguk ( Zaez, 20145: 249).

126. “Ibu, Ayah kemana sih?” tanya Rifka.

“Ayah lagi kerja sayang.” Aku tahu, Ibu berbohong.

“Kok nggak pernah pulang? Rifka kecil masih belum bisa

memahami perasaan antara Ibu dan aku di mana Ayah. “Iya

sebentar lagi Ayah akan pulang kok”. Aku benci kebohongan

tetang Ayah yang diceritakan Ibu (Zaez, 2014: 249).

Kutipan (125-126) menunjukkan peristiwa kedekatan dan keakraban

yang dimiliki antara Wiana dan anaknya Rifka. Kutipan (125) menunjukkan

peristiwa Rifka yang memberikan ide kepada Ibunya untuk mendatangi

Ayahnya pulang. Kutipan (126) menunjukkan peristiwa Rifka yang selalu

bertanya keberadaan Ayahnya yang tidak pernah pulang.

Tokoh Wiana berkaitan dengan tokoh Nenek. Hal ini ditunjukkan

dalam kutipan berikut ini :

127. “Jadi istri harus pandai dandan”. Kata Nenek dengan sedikit

melirik pada Ibu sambil menuangkan kuah sop ke atas piringnya.“

Kalau Cuma penampilan begitu-begitu saja bagaimana mungkin

suami bisa betah di rumah .” (Zaez, 2014: 66).

128. “Tentu Ibu tahu sendiri, kan? Suami yang baik tidak akan rela

membiarkan istrinya mencari nafkah seorang diri di luar sana,” Ibu

mulai membela diri .

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: CITRA WANITA TOKOH UTAMA WIANA DALAM NOVEL … · SMA kelas XI smester II. ... ditinjau dari segi bahasa, perkembangan psikologis, dan latar belakang budaya siswa, ... x KATA PENGANTAR

66

“Tidak ada yang menyuruh kamu kamu mencari nafkah.” Nenek

mulai mencari sela Ibu.

“Lalu siapa yang harus bekerja untuk makan dan kebutuhan anak-

anak saya? Seharusnya Ibu bisa menghargai saya sedikit saja (Zaez,

2014: 81).

Kutipan (127 dan 128) menunjukkan peristiwa ketidakharmonisan

antara Wiana dan mertuanya. Kutipan (127) menunjukkan peristiwa

ketidaksukaan mertua terhadap penampilan menantunya Wiana yang tidak

berdandan. Kutipan (128) menunjukkan peristiwa perlawanan yang

ditunjukkan Wiana terhadap mertuanya yang tidak menyukai terhadap

Wiana.

Tokoh Wiana berkaitan dengan penjual buah. Hal ini ditunjukkan

dalam kutipan berikut ini :

129. “Oh ternyata Anda Ibunya. Lihatlah, anak Anda.”

“Cukup! Anak saya sudah menceritakan semua,” Ibu memotong

ucapan laki-laki itu. Ibu memakai sandal dan pergi ke kedai itu.

Ibu ingin melihat kondisi yang pecah (Zaez, 2014: 13).

130. “Seharusnya Bapak tidak memarahi anak kecil saya. Dia tidak

salah.”

“Bagaimana bisa dia tidak salah jelas-jelas dia menyenggol buah

itu.”

“Bapak tahu, tempat ini ramai. Anak saya terlalu kecil. Lihat

siapa yang peduli keamanan di tempat ini sehingga orang-orang

di sini menabrak anak saya sehingga dia jatuh dan tidak sengaja

menyenggol buah itu” Ibu membelaku (Zaez, 2014: 13-14).

131. “Jangan karena dia hanya anak kecil Anda ingin mengelak dan

tidak membayar ganti rugi buah saya!”

“Maaf, sekalipun saya menetapkan anak saya tidak pernah

bersalah, tidak berarti saya tidak mengganti buah itu. Tapi ingat

satu hal, seharusnya Anda tidak patut memarahinya hingga

menangis karena kesalahan yang tidak sengajanya”. Ingat usia

Anda berapa, Pak! Dan berapa usia anak saya lebih dibanding

usia Anda? Bola mata laki-laki gendut itu melotot lebar. Dia

ingin marah, tapi mulutnya terkunci (Zaez, 2014: 14).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: CITRA WANITA TOKOH UTAMA WIANA DALAM NOVEL … · SMA kelas XI smester II. ... ditinjau dari segi bahasa, perkembangan psikologis, dan latar belakang budaya siswa, ... x KATA PENGANTAR

67

Kutipan (129-131) menunjukkan peristiwa kekesalan dan kemarahan

yang ditunjukkan Wiana kepada penjual buah yang memarahi anaknya

Mimi yang tidak sengaja menjatuhkan buah pemilik penjual buah tersebut.

Tokoh Wiana berkaitan dengan penjaga toko buku. Hal ini

ditunjukkan dalam kutipan berikut ini:

132. “Ambilkan saja untuknya,” aku mendengar suara Ibu. Penjaga buku

itu menatap Ibu dengan serius. “Anda Ibunya?” Ibu hanya

mengangguk.

“Dia tidak mungkin membaca buku setebal itu. Itu bacaan dewasa”.

“Saya lebih paham anak saya ketimbang Anda. Tolong, ambil saja!

Toh bila dia benar-benar tertarik saya akan membayarnya untuk

dibeli. Bukan Anda!” (Zaez, 2014: 22-23).

Kutipan (132) menunjukkan peristiwa Wiana menyuruh

kepadapenjaga toko buku untuk mengambil buku bacaan yang disukai

anaknya.

Dari segi intensitas keterlibatan peristiwa, konflik, dan tema

terlihat bahwa Wiana selalu ada di setiap jalannya cerita. Tema yang ingin

disampaikan dalam novel Surga di Wajah Ibu karya Mura Alfa Zaez adalah

ketegaran yang dimiliki seorang Ibu dalam membangun rumah tangganya.

Hal ini di tunjukkan dalam kutipan berikut ini :

133. Ibu mengajarkan banyak cinta darinya padaku sekalipun tak jarang

Ibu menyelipkan pahitnya hidup di dalam kasih sayang. Akan ada

pembelaan besar dari Ibu untukku ketika aku mulai cemas dan

khawatir sekalipun kecemasan dan kekhawatiran itu timbul dari

kesalahanku sendiri. Aku tidak tahu entah sudah berapa kesabaran

yang dituangkan untukku ketika aku pernah melakukan kesalahan-

kesalahan (Zaez, 2014: 10).

134. Tidak ada minggu damai lagi. Semua suram di dalam rumah yang

masih dikontrak Ibu. Ayah tetap tidak peduli dan masih tetap

memarah-marahi Ibu. Tidak ada hal yang benar yang bernilai baik

di mata Ayah dalam diri Ibu. Ibu selalu tetap sabar dalam sikap

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: CITRA WANITA TOKOH UTAMA WIANA DALAM NOVEL … · SMA kelas XI smester II. ... ditinjau dari segi bahasa, perkembangan psikologis, dan latar belakang budaya siswa, ... x KATA PENGANTAR

68

Ayah. Bahkan aku tidak menemukan kesukaan di wajah Ayah atas

kelahiran Rifka, meskipun hal itu Ibu tetap menunjukkan Ayah

selalu untuk anak-anaknya (Zaez, 2014: 53-54).

135. “Untuk sementara ini aku kan masih bisa memenuhi semuanya.

Makan kita masih terpenuhi, kesehatan masih bisa ditanggung.

Sabarlah, kalau dana sebesar itu yang kau minta, aku benar-benar

tidak dapat membantu”.

“Cukup!” Ayah membentak lagi sehingga aku terkejut. Sampai aku

mundur satu langkah dan hampir menutup pintu kamar sendiri. “

Terserahlah kau lah!” Ayah melayangkan tangan isyarat tidak

peduli lagi apa yang dikatakan oleh Ibu. Ibu tidak bisa menahan

Ayah untuk mendiskusikan apa yang mereka perdebatkan lagi. Ibu

hanya duduk di tempatnya dan aku melihat ada bentuk penyesalan

dari Ibu. Ibu tidak pernah memperlihatkan kesedihannya (Zaez,

2014: 50-51).

Kutipan (133 sampai dengan 135) di atas menunjukkan sikap

ketegaran dan kesabaran yang dimiliki oleh Wiana menghadapi suaminya.

Kutipan (133) menunjukkan sikap kesabaran Wiana ketika anaknya

mengalami permasalahan. Kutipan (134) menunjukkan peristiwa suaminya

tidak menyukai akan kelahiran anaknya tetapi Wiana tetap menunjukkan

kesabaran sebagai seorang istri. Kutipan (135) menunjukkan peristiwa

Wiana dengan penuh kesabaran menjelaskan kepada suaminya tentang dana

yang ingin dipinjamkan oleh suaminya.

Tokoh utama Wiana novel Surga Di Wajah Ibu karya Mura Alfa Zaez

terdapat moral yang dapat dipelajari oleh pembaca. Hal ini ditunjukkan

dalam kutipan berikut ini :

136. Ibu memang tidak pernah mengajarkanku tentang kebencian. Ibu

selalu berkata tentang segala kebaikan Ayah sekalipun Ayah

tidak pernah meletakkan kebaikannya kepada kami. Hal itu tetap

dilakukan Ibu agar aku merasa memiliki Ayah yang baik hati

(Zaez, 2014: 75).

137“Ibu kenapa Ayah sangat kasar pada Ibu?”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: CITRA WANITA TOKOH UTAMA WIANA DALAM NOVEL … · SMA kelas XI smester II. ... ditinjau dari segi bahasa, perkembangan psikologis, dan latar belakang budaya siswa, ... x KATA PENGANTAR

69

“Ayahmu tidak kasar. Ayah tadi kecapekan, jadinya begitu”. Aku

mengangguk paham. Kutatap bola mata Ibu tanpa

sepengetahuannya. Di sana kutemukan rasa ketidakadanya kasih

sayang didapat Ibu dari Ayah. Apa pun pembelaan Ibu pada

Ayah, aku tetap memutuskan Ayah sangat kasar pada Ibu ( Zaez,

2014: 18).

138. Aku pikir Ibu tahu setiap kali Ibu mencoba membahas dan

menyisipkan tetang Ayah pada topik pembicaraan kami Ibu

melihat keresahanku. Tapi Ibu selalu mencoba tidak peduli dan

yang dipikirkan Ibu bagaimanapun sosok Ayah terhadap Ibu, Ibu

berusaha menyakinkan hatiku, menetapkan pendirianku bahwa

apa pun yang terjadi dia tetaplah Ayahku (Zaez, 2014: 190).

139. “Lalu bagaimana menurut Ibu kalau nanti Reva mencoba membuat

masalah yang baru, Bu?” aku mencoba sharing pada Ibu. “ Yang

penting tidak kamu yang mencoba membuat masalah padanya. Dan

bila nanti dia mencoba membuat masalah baru padamu lebih baik

kamu tinggalkan saja dia. Seperti Ibu yang mencoba untuk tetap

tenang jika dulu Ayahmu mencoba mengeluarkan kesalahan Ibu,

Ibu tetap sabar kok.” (Zaez, 2014: 190).

Kutipan (136 sampai dengan 139) menunjukkan nilai moral yang

dapat diambil dari dalam novel ini yaitu terlihat dari sosok Ibu. Ibu tidak

pernah mengajarkan kepada anak-anaknya tentang kebencian melainkan

selalu mengajarkan kepada anak-anaknya tentang kebaikan. Walaupun

sosok ayah dalam novel tidak pernah meletakkan sebuah kebaikan kepada

anak-anaknya, namun sosok ibu tetap menutupi keburukan dari sosok Ayah

supaya anak-anaknya tetap merasa bahwa mereka mempunyai sosok ayah

yang baik hatinya.

Dari segi kemunculan sangat jelas bahwa Wiana merupakan seorang

tokoh yang selalu diceritakan dari awal sampai akhir cerita. Karena novel

ini menceritakan kehidupan tokoh Wiana.

Dapat disimpulkan bahwa tokoh utama dalam novel Cahaya Surga di

wajah Ibu Karya Mura Alfa Zaez adalah Wiana, sedangkan tokoh Arfansah,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: CITRA WANITA TOKOH UTAMA WIANA DALAM NOVEL … · SMA kelas XI smester II. ... ditinjau dari segi bahasa, perkembangan psikologis, dan latar belakang budaya siswa, ... x KATA PENGANTAR

70

aku (Mimi), Aldi, Rifka, Kaka dan Antoni merupakan tokoh tambahan yang

mendukung tokoh utama sehingga terjadi suatu peristiwa yang selalu

melibatkan tokoh utama.

4.2.3 Analisis Latar

Secara umum latar dapat diartikan sebagai gambaran waktu dan

tempat yang melatar belakangi aksi tokoh-tokoh dalam suatu peristiwa

(Sudjiman, 1984: 120). Latar pada novel Cahaya Surga di WajahIbu karya

Mura Alfa Zaez meliputi latar tempat,waktu, dan sosial.

1. Analisis Latar Tempat

Latar tempat tempat menyarankan lokasi terjadinya peristiwa yang

yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi.Novel Cahaya Surga di Wajah

Ibu karya Mura Alfa Zaez mempunyai beberapa latar, yaitu depan

bangunan, kamar, dapur, pasar, toko buku, Sekolah, rumah sakit, kafe,

perpustakaan, kelas, Riau, Sumatera, dan warung kopi.

a. Depan bangunan

Ketika hujan turun “aku” berteduh dan beristirahat sejenak

menunggu hujan berhenti di salah satu bangunan. Hal ini dapat dibuktikan

dalam kutipan berikut ini :

140.Aku mencoba ingin pergi dari tempat itu ketika manusia kumuh dari

tumpukan kardus ingin keluar dari dalam goni. Tapi hujan mampu

menahan langkahku agar aku tetap berdiri di depan bangunan berpapan

ini (Zaez, 2014: 2).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: CITRA WANITA TOKOH UTAMA WIANA DALAM NOVEL … · SMA kelas XI smester II. ... ditinjau dari segi bahasa, perkembangan psikologis, dan latar belakang budaya siswa, ... x KATA PENGANTAR

71

b. Di dalam rumah

Latar tempat pada novel ini yang menujukkan di dalam rumah yaitu

kamar, dan di dapur. Hal ini ditunjukkan dalam kutipan berikut ini :

141. Aku mendengar suara ibu masuk ke dalam kamarku dan dia sudah

berdiri di sampingku (Zaez, 2014: 7).

142. “Apa yang terjadi. Kenapa Ayah marah-marah?” Ibu masuk ke

dalam kamar dan mendekati Ayah (Zaez, 2014: 31).

143. Tapi aku benar-benar ceroboh, aku menyenggol cangkir tinggi

yang berisi kopi hitam buatan Ibu yang telah mendingin. Aku

benar-benar panik dan ingin berlari menemui Ibu, Ayah keburu

masuk ke dalam kamar dan melihat aku dengan tatapan yang

sangat terkejut (Zaez, 2014: 33).

144. “Horeee!” aku meloncat senang dan segera masuk ke dalam kamar

untuk memakai pakaian yang telah disiapkan oleh Ibu (Zaez, 2014:

63).

145. Ayah membawaku pada kursi yang didudukinya tadi. Ayah

memangkuku. Mendengar tangisku,Ibu segera datang ke dapur

dengan wajah paniknya (Zaez, 2014: 27).

146. Aku meneguk air putih, kutatap seisi ruangan yang ada di dapur.

Tidak ada yang terlalu istimewa yang dapat aku lihat (Zaez, 2014:

99).

Kutipan (141-146) menujukkan latar tempat yang terjadi di dalam

kamar dan kutipan (145-146) menunjukkan peristiwa yang terjadi di dapur.

Kutipan (141) menunjukkan peristiwa tokoh aku di hampiri oleh Ibunya di

dalam kamarnya yang sudah duduk di sampingnya. Kutipan (142)

menunjukkan peristiwa Wiana menemui suaminya di dalam kamar yang

sedang emosi. Kutipan (143) menunjukkan peristiwa sifat kecerobohan yang

dimiliki tokoh aku di dalam kamar yang telah menumpahkan kopi yang

dingin di atas meja. Kutipan (144) menunjukkan peristiwa tokoh “aku”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: CITRA WANITA TOKOH UTAMA WIANA DALAM NOVEL … · SMA kelas XI smester II. ... ditinjau dari segi bahasa, perkembangan psikologis, dan latar belakang budaya siswa, ... x KATA PENGANTAR

72

senang melihat pakaiannya telah disiapkan oleh ibunya di dalam kamar.

Kutipan (145) menunjukkan peristiwa di dapur seorang Ayah yang

memberikan perhatian dan kasih sayang kepada tokoh “aku” yang sedang

menangis. Kutipan (146) menunjukkan peristiwa tidak adanya keistimewaan

yang dilihat di dapur oleh tokoh aku.

c. Pasar

Latar tempat yang ketiga pada novel ini adalah pasar. Tokoh “Aku”

yang diajak oleh Ibunya pergi untuk berkeliling pasar. Hal ini ditunjukkan

dalam kutipan berikut ini :

147. Ibu melihatku kelelahan dan kehausan setelah sekian lama Ibu

mengajakku berkeliling pasar (Zaez, 2014: 19).

148. Sesampai di pasar Ibu tidak pernah membawa masuk motor

menyelinap lingkungan pasar. Ibu akan memakirkannya di tempat

parkiran (Zaez, 2014: 212).

Kutipan (147-148) menujukkan peristiwa yang terjadi di pasar.

Kutipan (147) menunjukkan peristiwa tokoh “aku” di hampiri oleh ibunya

yang lagi kelelahan dan kehausan saat berkeliling pasar. Kutipan (148)

menunjukkan peristiwa Ibu parkir motornya saat berada di pasar.

d. Toko Buku

Latar tempat yang keempat yaitu toko buku. Hal ini ditunjukkan

dalam kutipan berikut ini :

149. Pernah beberapa waktu setelah aku memecahkan gelas dan

menumpahkan kopi panas pada pemilik kopi itu, Ibu mengajak aku

ke toko buku. Ibu membolehkanku menginginkan buku apa saja

yang aku suka, maka aku dengan sepuasku menelusuri rak buku

(Zaez, 2014: 21).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: CITRA WANITA TOKOH UTAMA WIANA DALAM NOVEL … · SMA kelas XI smester II. ... ditinjau dari segi bahasa, perkembangan psikologis, dan latar belakang budaya siswa, ... x KATA PENGANTAR

73

150. Ada satu buku tebal yang aku tahu isinya tentang seni suara musik.

Aku meminta penjaga rak untuk mengambalikan buku itu untukku

(Zaez, 2014: 22).

Pada kutipan (149) menujukkan peristiwa kecerobohan yang dimiliki

tokoh “aku” yang telah memecahkan gelas kopi pengunjung pada saat ia

memilih buku bersama ibunya di toko buku. Kutipan (150) menujukkan

peristiwa tokoh “aku” pergi ke tokoh buku untuk membeli buku yang

disukainya.

e. Rumah Sakit

Latar tempat yang kelima yaitu rumah sakit. Tokoh “aku”

menunggu Ibunya melahirkan dengan ditemani adik-adiknya. Hal ini

ditunjukkan dalam kutipan berikut ini:

151. Jauh-jauh sebelumnya Ibu mewanti- wanti akan kelahiran Rifka.

Maka aku diliburkan sekolah oleh Ibu. Ibu mengajak Aldi dan aku

menginap di rumah sakit (Zaez, 2014: 51).

Kutipan (151) di atas menunjukkan tokoh aku (Mimi) dan adik Aldi

menunggu kelahiran adiknya di rumah sakit.

f. Sekolah

Latar tempat yang keenam yaitu sekolah. Berikut ini akan dikutipkan

peristiwa dalam cerita yang terjadi di sekolah. Hal ini ditunjukkan

beberapa dalam kutipan berikut ini :

152.Skorsing itu sudah lunas. Reva, Nana, dan Retno sudah aku lihat

mulai aktif lagi di sekolah (Zaez, 2014: 192).

153.Di sudut sekolah aku menepis cengkeraman tangannya hingga

terlepas. Aku tidak bisa mengelak dari Reva sebab ketiga temannya

mengepung aku (Zaez, 2014: 152).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: CITRA WANITA TOKOH UTAMA WIANA DALAM NOVEL … · SMA kelas XI smester II. ... ditinjau dari segi bahasa, perkembangan psikologis, dan latar belakang budaya siswa, ... x KATA PENGANTAR

74

154.Pagi sebelumnya saat di sekolah aku diberi PR oleh Ibu Guru (Zaez,

2014: 35)

155. Jadwal pelajaran menggambar di Sekolah membuat aku semangat

untuk belajar melukis dan mewarnai (Zaez, 2014: 38).

Kutipan (1152) menunjukkan peristiwa Reva dan teman-temanya

kembali aktif di sekolah. Kutipan (153) menujukkan peristiwa tokoh “aku”

di kepung oleh Reva dan temannya dan tidak bisa berbuat apa-apa di sudut

sekolah. Kutipan (154) menunjukkan peristiwa tokoh aku Mimi di berikan

pekerjaan rumah oleh gurunya. Kutipan (155) menujukkan peristiwa tokoh

“aku” semamgat saat jadwal pelajaran melukis dan mewarnai .

g. Kelas

Latar tempat ketujuh yaitu kelas. Berikut ini akan dikutipkan

peristiwa dalam cerita yang terjadi di dalam kelas. Hal ini ditunjukkan

beberapa dalam kutipan berikut ini :

156. Belum lagi bel masuk bunyi, tiba- tiba Reva masuk begitu saja ke

kelasku bersama ketiga teman ceweknya yang selalu aku lihat

dibawanya kemana-mana di sekolah ini (Zaez, 2014: 152).

157. Sebelum mereka keluar guru bahasa Indonesia di depan kelas

memberikan intruksi agar tugas terakhir yang belum siap

diselesaikan dapat dikerjakan di rumah dan akan diperiksa besok

(Zaez, 2014: 178).

158. Anak- anak masuk ke dalam kelas dengan beiring, padahal waktu

istrahat masih ada sepuluh menit lagi (Zaez, 2014: 169).

Kutipan (156) menujukkan peristiwa tokoh aku Mimi dihampiri oleh

Reva dan temannya di dalam kelas. Kutipan (157) menujukkan peristiwa

guru yang sedang memberikan pengumuman di kelas kepada murid-muridnya

untuk mengerjakan tugas di rumah dan di kumpulkan ke esokan harinya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: CITRA WANITA TOKOH UTAMA WIANA DALAM NOVEL … · SMA kelas XI smester II. ... ditinjau dari segi bahasa, perkembangan psikologis, dan latar belakang budaya siswa, ... x KATA PENGANTAR

75

Kutipan (158) menujukkan peristiwa murid-murid masuk ke kelas meskipun

masih ada jam istrahat.

h. Kantin

Latar tempat ketujuh yaitu kantin. Tokoh “aku” dan teman-

temannya pergi ke kantin untuk istrahat. Hal ini ditunjukkan beberapa

dalam kutipan berikut ini :

159. Anehnya saat kami akan memasuki kantin anak-anak pada

berlarian menuju kantin, lalu di sudut ada sebuah tembok yang

cukup besar, ada banyak anak-anak berkerumun menghadap kea

rah tembok itu (Zaez, 2014: 182).

160. Seharusnya dari awal aku tahu siapa orang tua Reva, Aku jadi

kecewa waktu istrahat berada di kantin (Zaez, 2014: 228).

Kutipan (159) menunjukkan peristiwa anak berlarian memasuki

kantin. Kutipan (160) menunjukkan peristiwa kekecewaan tokoh aku ketika

berada istrahat di kantin.

i. Perpustakaan

Latar tempat kedelapan yaitu perpustkaan. Tokoh “aku” sebelum

memasuki perpustakaan harus mengisi daftar pengunjung. Hal ini di

tunjukkan dalam kutipan berikut ini :

161. Kami memasuki perpustakaan. Sebelum mengambil buku di rak,

setiap orang diminta untuk mengisi daftar pengunjung (Zaez,

2014: 156).

162. Sesampai di dalam perpustakaan aku mengisi daftar pengunjung

lalu aku menuju rak sastra (Zaez, 2014: 194).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: CITRA WANITA TOKOH UTAMA WIANA DALAM NOVEL … · SMA kelas XI smester II. ... ditinjau dari segi bahasa, perkembangan psikologis, dan latar belakang budaya siswa, ... x KATA PENGANTAR

76

Kutipan (161) menunjukkan peristiwa untuk memasuki perpustakaan

harus mengisi daftar pengunjung. Kutipan (162) tokoh aku menuju rak

sastra yang ada di dalam perpustakaan.

j. Kafe

Latar tempat kesembilan yaitu kafe. Tokoh “ aku “ menemani

temannya Kaka yang menyanyikan sebuah lagu di dalam sebuah kafe. Hal

ini di tunjukkan dalam kutipan berikut ini :

163. Tidak jarang kaka menoleh ke arahku, lagu yang dibawanya

menarik semua perhatian yang ada di ruang kafe (Zaez, 2014: 140)

k. Riau

Latar tempat kesepuluh yaitu Riau. Tokoh “ aku” dan temannya Kaka

pergi berkunjung ke rumah Makde Nunu. Hal ini di tunjukkan dalam

kutipan berikut ini :

164. Ongkos pergi ke terminal pusat dan ongkos pergi ke Riau memang

membayarnya masing-masing, tapi Kaka menolak uangku saat aku

memberi ongkos pada taksi (Zaez, 2014: 293).

165. “Aku ke Riau bukan untuk mengikuti andrenalin, Bu. Aku ke

rumah Makde Nunu.” Aku menghapus air mata dan mengajak

mereka duduk kembali bersama Aldi dan Rifka (Zaez, 2014: 300).

2. Analisis Latar Waktu

Latar waktu berhubungan dengan masalah kapan terjadinya peristiwa-

peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi.Masalah kapan

biasanya dihubungkan dengan waktu faktual, waktu yang ada kaitannya atau

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: CITRA WANITA TOKOH UTAMA WIANA DALAM NOVEL … · SMA kelas XI smester II. ... ditinjau dari segi bahasa, perkembangan psikologis, dan latar belakang budaya siswa, ... x KATA PENGANTAR

77

dapat dikaitkan dengan peristiwa sejarah. Pada novel Cahaya Surga di

Wajah Ibu karya Mura Alfa Zaez latar waktu terjadi pada pagi hari, siang,

dan malam hari. Hal ini ditunjukkan dalam kutipan berikut ini :

a. Pagi hari

Berikut ini akan dikutipkan beberapa peristiwa dalam cerita yang

terjadi pada pagi hari.

166. Pagi sebelumnya saat di sekolah aku diberi PR oleh Ibu Guru

(Zaez, 2014: 35).

167. Dan ini yang kedua kalinya Ibu terlihat buru- buru diwaktu pagi-

pagi sekali (Zaez, 2014: 91).

168. Hari minggu, pagi-pagi sekali Ibu membangunkanku. Tidak ada

sarapan istimewa seperti minggu biasa (Zaez, 2014: 63).

169. Hari ini kuberi nilai plus seratus buat pagiku yang cerah ( Zaez,

2014: 114).

170. Ibu tidak pernah lihat kamu pulang sampai sore”. Topik pagi yang

dibuka ibu sambil menikmati roti bakar membuat aku jadi terkesan

curiga (Zaez, 2014: 116).

171. Senin paginya, aku terbangun lebih cepat lagi. Bahkan sebelum

azan subuh pun aku sudah terbangun ( Zaez, 2014: 150).

172. Anehnya pagi ini tidak ada kabar tentang Risma sampai bel masuk

pun aku tidak melihat Risma (Zaez, 2014: 192).

173. Maka saat sarapan pagi aku menguatkan mental untuk berbohong

pada Ibu (Zaez, 2014: 288).

174. Kami tiba tepat pukul Sembilan pagi, suasana ramah dan cerah.

Kami harus turun dan mencari bus lain untuk menyambung menuju

tempat Ayah ( Zaez, 2014: 292).

Kutipan di atas menunjukkan latar waktu yang terjadi pada pagi hari,

pagi hari pada hari minggu, dan pagi hari di hari senin. Kutipan (166)

menunjukkan peristiwa pagi hari tokoh aku menceritakan mendapatakan

pekerjaan rumah dari gurunya. Pada kutipan (167) melihat ibunya tergesa-

gesa pergi pada pagi hari.Pada kutipan (168) menujukkan peristiwa pada

hari minggu pagi tokoh “aku” dibangunkan oleh ibunya dan tidak ada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: CITRA WANITA TOKOH UTAMA WIANA DALAM NOVEL … · SMA kelas XI smester II. ... ditinjau dari segi bahasa, perkembangan psikologis, dan latar belakang budaya siswa, ... x KATA PENGANTAR

78

sarapan yang begituistimewa seperti biasanya. Kutipan (169) menujukkan

peristiwa ucapan syukur atas kecerahan pada pagi yang cerah. Kutipan (170)

menujukkan peristiwa kecurigaan yang dimiliki ibu kepada anaknya pada

pagi hari. Kutipan (171) menujukkan peristiwa pada pagi senin tokoh aku

Mimi bangun tidur lebih cepat dari sebelumnya. Kutipan (172) menujukkan

peristiwa pada pagi hari tokoh aku Mimi tidak mendapatkan berita Risma

tidak masuk sekolah. Kutipan (173) menujukkan peristiwa tokoh “aku”

mempunyai rencana untuk berbohong kepada Ibunya saat makan di pagi

hari. Kutipan (174) menujukkan peristiwa tokoh “aku” tiba di rumah

Ayahnya dengan suasana ramah dan cerah pada pagi hari.

b. Siang Hari

Berikut ini akan dikutipkan peristiwa dalam cerita yang terjadi pada

pagi hari.

175. Makan siang ini, adik-adikku, dan aku bisa berkumpul bareng pada satu

meja (Zaez, 2014: 130).

Kutipan (175) menujukkan peristiwa kebersamaan makan siang

tokoh “aku” dan adik-adiknya.

c. Sore Hari

Berikut ini akan dikutipkan peristiwa dalam cerita yang terjadi pada

sore hari :

176. Kaka benar-benar menjemputku selepas magrib. Maka sebelum

magrib tadi aku sudah bilang ke Ibu kalau aku tidak ikut makan

malam bareng ibu dan adik-adikku (Zaez, 2014: 198).

177. Sehabis mandi di sore hari sebelum azan magrib Ibu mulai berhias

wajah di cermin kamarnya (Zaez, 2014: 70).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: CITRA WANITA TOKOH UTAMA WIANA DALAM NOVEL … · SMA kelas XI smester II. ... ditinjau dari segi bahasa, perkembangan psikologis, dan latar belakang budaya siswa, ... x KATA PENGANTAR

79

Kutipan (176) menujukkan peristiwa tokoh “aku” dijemput

temannya Kaka untuk pergi makan malam diluar rumah. Kutipan (177)

menunjukkan peristiwa Ibu yang berhias diri di cermin ketika habis mandi

di sore hari.

d. Malam Hari

Berikut ini akan dikutipkan peristiwa dalam cerita yang terjadi pada

malam hari.

178. Sarapan dan makan malam adalah waktu yang paling tepat buat

adikku, ibuku, dan aku berkumpul secara utuh ( Zaez, 2014: 115).

179. Malam ini kudekati Ibu duduk sendiri di teras samping

rumah(Zaez, 2014: 160).

180. Makan malam bersama keluarga Kaka buat aku awalnya sedikit

gerogi, Mama Kaka sangat akrab dan juga bersahaja seperti Kaka

(Zaez, 2014: l 199).

181. Sebelum aku berangkat tidur, aku mencium dahi Ibu, mengucapkan

selamat malam dan semoga Ibu dapat mimpi yang indah (Zaez,

2014: 208).

182. “Ayah ada di mana, Bu?” akhirnya setelah sekian lama kalimat itu

tidak tak terucap oleh, kini malam ini aku menanyakannya kembali

pada Ibu (Zaez, 2014: 210)

183. Malam ini setelah acara makan malam bersama keluarga Kaka aku

merasakan Ayah ada di antara kami, Aku juga merasakan Ayah

duduk di sampingku saat makan malam ( Zaez, 2014: 205).

184. Maka selesai makan malam tadi, aku mencoba mendekati Ibu

sekalipun Ibu sibuk di dalam kamarnya untuk menyelesaikan

program mengajarnya (Zaez, 2014: 234).

185. Malam ini Ibu terlalu sibuk sehingga tidak seperti malam kemarin,

Ibu mau membantuku mencarikan baju yang tepat ( Zaez, 2014:

283).

Kutipan (178) menujukkan peristiwa selalu ada kebersaam untuk

makan malam. Kutipan (179) menujukkan peristiwa kedekatan antara

seorang anak dan Ibunya ketika berbincang di teras rumah pada malam hari.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: CITRA WANITA TOKOH UTAMA WIANA DALAM NOVEL … · SMA kelas XI smester II. ... ditinjau dari segi bahasa, perkembangan psikologis, dan latar belakang budaya siswa, ... x KATA PENGANTAR

80

Kutipan (180) menujukkan peristiwa tokoh “aku” gugup saat berkumpul

untuk makan malam bersama keluarga Kaka. Kutipan (181) menujukkan

peristiwa kasih sayang seorang anak tokoh “aku” kepada ibunya ketika

ingin tidur. Kutipan (182) menujukkan peristiwa tokoh “aku” bertanya

keberadaan Ayahnya kepada Ibu yang telah sekian lama tidak pernah

kembali ke rumah saat makan malam. Kutipan (183) menujukkan peristiwa

malam hari tokoh aku Mimi teringat akan sosok Ayahnya ketika ia

berkumpul bersama keluarga Kaka. Kutipan (184) menujukkan peristiwa

tokoh “aku” mendekati ibunya yang sedang sibuk mengerjakan tugasnya.

Kutipan (185) kesibukan Ibunya di malam hari ketika membantu tokoh aku

Mimi untuk mencarikan salah satu baju yang tepat untuk digunakannya.

3. Analisis Latar Sosial

Latar sosial menyarankan pada hal-hal yang berhubungan dengan

perilaku kehidupan sosial masyarakat di suatu tempat yangdiceritakan

dalam karya fiksi. Latar sosial dalam novel ini menujukkan lingkungan yang

tidak nyaman. Kehidupan Ayah yang tidak pernah mendapatkan ketenangan

di dalam keluarganya sehingga menimbulkan rasa tidak suka dan tidak

adanya rasa kasih sayang yang ditunjukkan terhadap anak-anaknya. Hal ini

ditunjukkan dalam kutipan berikut ini :

186. Aku tidak menemukan kesukaan di wajah Ayah atas kelahiran

Rifka bahkan dia juga tidak membencinya. Mungkin dipikir Ayah

tidak ada kami anak-anaknya di rumah ini sehingga dia tidak

memperdulikan semuanya ( Zaez, 2014: 54).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: CITRA WANITA TOKOH UTAMA WIANA DALAM NOVEL … · SMA kelas XI smester II. ... ditinjau dari segi bahasa, perkembangan psikologis, dan latar belakang budaya siswa, ... x KATA PENGANTAR

81

Latar sosial pada novel ini menujukkan kekayaan dimiliki keluarga

nenek dari Antoni membuat dia mudah untuk keluar dari jeratan hukum. Hal

ini di tunjukkan dalam kutipan berikut ini :

187. “Apakah kau kenal siapa Antoni?” dia penasaran. Aku

menggeleng. Dulu dia itu buronan.”

Aku terkejut.“Tapi dia berhasil keluar dari penjara berkat Neneknya

punya banyak uang makanya dia bisa bebas saat tertangkap. ( Zaez,

2014: 253).

Selain itu, pada novel ini menunjukkan adanya sistem perjodohan

yang tidak diinginkan, sehingga pernikahan tidak sesuai dengan yang

diharapkan oleh orang tua mereka. Hal ini dapat dibuktikan dalam kalimat

berikut ini:

188. Ayah menikahi dengan seorang janda beranak satu. Perempuan itu

dulu adalah pilihan Nenek yang harus dinikahi Ayah. Mereka tidak

saling mencintai dan pernikahan itu hanya bertahan dua puluh

bulan (Zaez, 2014: 296).

Kutipan (186) menunjukkan peristiwa ke tidaksukaan Ayah atas

kelahiran Rifka. Kutipan (187) menunjukkan peristiwa antoni berhasil

keluar dari penjara berkat neneknya. Neneknya punya banyak uang

makanya dia bisa bebas saat tertangkap. Kutipan (188) menunjukkan

peristiwa Ayahnya tokoh aku telah menikahi seorang janda yang dijodohkan

oleh Neneknya.

Dalam kutipan di bawah ini menunjukkan latar sosial sahabat. Mimi

yang tidak hanya disayang keluarganya, tetapi ia juga memiliki sahabat-

sahabat yang sayang padanya. Sahabat Mimi selalu ada di sisi Mimi, mereka

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: CITRA WANITA TOKOH UTAMA WIANA DALAM NOVEL … · SMA kelas XI smester II. ... ditinjau dari segi bahasa, perkembangan psikologis, dan latar belakang budaya siswa, ... x KATA PENGANTAR

82

selalu memberikan dukungan terhadap Mimi. Hal ini dapat terlihat dalam

kutipan berikut ini:

189. “Sabar aja, aku yakin pasti pembelaan itu ada untukmu.” Aku

berharap apa yang dikatakan Risma itu benar. Tapi aku merasa

tidak yakin pembelaan itu ada untukku kecuali bila Reva mau jujur

siapa yang menaruh lembar ujian dan jawaban itu ke dalam tasku

(Zaez, 2014: 180).

190. “Nggak usah terlalu dipikirin, Mi!

“Terus aku harus apa? Tanyaku lagi.

“Ya aku doakan deh, semoga datang keajaiban atau dapat pembelaan”.

“Aku pikir keajaiban itu ada Cuma didongeng aja Ris,” aku

berkata ketus. Risma tersenyum. Dia tetap sabar.

“Iya aku tahu keajaiban itu memang banyak aku dengar dan aku

baca dari dongeng-donngeng. Tapi setidaknya kan kita bisa

membuktikan bahwa keajaiban itu bisa ada dalam hidup nyata kita.

Ya dalam kehidupan nyata ini (Zaez, 2014: 180-181).

191. “Aku ingin bertemu dengan Ayah. Aku sudah mendapatkan

alamatnya dari Antoni. Tapi aku tidak tahu arah ke alamat rumah

Ayah.”

“Aku tahu. Aku pernah ke sana.” Bagiku ini bukan mukjizat. Ini

kebetulan yang tidak direncanakan. Aku merasa mendapatkan

bintang jatuh dan dapat memeluk harapan untuk bertemu dengan

Ayah dari Kaka (Zaez, 2014: 286-287).

Kutipan di bawah ini menunjukkan latar sosial dalam keluarga Mimi.

Keluarga yang hanya terdiri dari mimi, Ibu, adik-adiknya. Keluarga Mimi

yang selalu meluangkan waktu untuk berkumpul bersama dan menceritakan

keseharian mereka lewati. Hal ini dapat dilihat dalam kutipan berikut ini :

192. Sarapan dan makan malam adalah waktu yang paling tepat buat

ibu, adik-adikku, dan aku berkumpul secara utuh. Di hadapan meja

makan pula kami sering menceritakan keseharian yang telah kami

lebih sering menceritakan yang telah dan akan kami lewati sambil

menikmati menu yang disiapkan Ibu (Zaez, 2014: 115 ).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: CITRA WANITA TOKOH UTAMA WIANA DALAM NOVEL … · SMA kelas XI smester II. ... ditinjau dari segi bahasa, perkembangan psikologis, dan latar belakang budaya siswa, ... x KATA PENGANTAR

83

Latar sosial di bawah ini kebencian yang dimiliki oleh Mimi tentang

Ayahnya yang tidak bertanggung jawab sebagai kepala rumah tangga. Hal

ini dapat dilihat dalam kutipan berikut ini :

193. Semakin hari, tidak ada perubahan yang menuju kebahagiaan

dalam hidupku. Bahkan aku bisa semakin membenci Ayah. Tidak

ada cerita menyenangkan setiap kali bertemu dengan Ayah.

Mungkin juga Ibu juga sudah jenuh dengan prianya itu. Sampai

detik lahiran adikku yang nomor dua, aku tidak tau keberadaan

Ayah. Aku menganggap Ayah lari dari kenyataan ini (Zaez, 2014:

49 ).

194. Aku tidak terima dengan pengakuan Antoni tentang Ayah.

Bagiku, Ayah itu laki-laki brengsek, tidak tahu tanggung jawab

sebagai Ayah, Tapi aku tidak menunjukkan kekecewaanku atas

fakta yang sebenarnya (Zaez, 2014: 256).

Latar sosial yang lainnya adalah latar sosial yang menunjukkan

kemudahan untuk memiliki kekayaan dengan melakukan persugihan yang

dilakukan oleh Neneknya Mimi. Hal ini dapat dilihat dalam kutipan berikut

ini :

195. “Tidak tahu yang jelas tentang kematian Nenek. Perempuan itu

meninggal dalam kondisi yang sangat aneh. Sebelum meninggal

tubuhnya kaku dan menghitam. Dengar-dengar dari Ibu, Ibu bilang

Nenek mengikuti ilmu persugihan maka bisa seperti itu”.

“persugihan itu apa?” Antoni menatapku. “Itu ilmu hitam.

memanfaatkan setan untuk menjadikan hidup kaya. Orang yang

seperti itu diakhir matinya tidak pernah tenang. Dia tidak akan

selamat.” (Zaez, 2014: 273).

196. “Paman Li Wung korban persugihan nenek. Tapi dia sudah

meninggal sebelum nenek meninggal.” Aku menarik napas.

Seburuk inikah peristiwa yang dialami oleh keluarga dan saudara

dari Ayah (Zaez, 2014: 274).

Latar sosial di bawah ini menunjukkan status Ibunya Mimi janda

dianggap sebagai perempuan yang merusak hubungan keluarga orang lain

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: CITRA WANITA TOKOH UTAMA WIANA DALAM NOVEL … · SMA kelas XI smester II. ... ditinjau dari segi bahasa, perkembangan psikologis, dan latar belakang budaya siswa, ... x KATA PENGANTAR

84

dan menjadi bahan sindiran temannya Reva di sekolah. Hal ini dapat dilihat

dalam kutipan berikut ini :

197. “Bilang sama Ibu kamu” dia membentak. Aku terkejut, lalu

senyumku hilang. Kaka juga bingung. Tapi dia tidak turun, masih

tetap di atas motornya. “Kalau sudah menjanda jangan coba-coba

membawa suami orang sampai pulang malam.” Hatiku terpukul.

Dia menghina Ibu, tapi aku tidak bisa membela Ibu karena terkejut

dan bingung (Zaez, 2014: 223).

198. “Anak janda itu nggak tahu diuntung, Reva melanjutkan

pembicaraannya.

“Ibunya juga tidak tahu diri,” Reva melirik padaku. Hatiku tertusuk

seperti anak panah yang lepas dari busurnya (Zaez, 2014: 229).

199. “Anaknya lumayan cantik, Mamanya yang janda mungkin nggak

kalah cantiknya sama anaknya. Makanya, laki-laki yang digaetnya

itu mau kecantol sama mamanya”. Reva menunjukku. Semua mata

menatap ke arahku. Aku menunduk dan menggenggam kepal

tangan menahan geram (Zaez, 2014: 231).

200. “Dia itu anak janda sekarang ini, berani -beraninya mamanya

menggaet Papa orang, anak janda tidak tau diuntung, malu-maluin

keluarga saja.” (Zaez, 2014: 231).

Kutipan (197) menunjukkan peristiwa seorang perempuan yang tidak

menyukai kedekatan Wiana terhadap suaminya yang bekerja di satu sekolah

yang sama. Kutipan (198-200) menunjukkan peristiwa latar sosial yang

terjadi karena ketidaksukaan Reva terhadap tokoh aku Mimi sehingga Reva

selalu menyindir dengan kehidupan rumah tangga Ibunya Mimi.

4. 3 Analisis Citra Wanita Tokoh Wiana Berdasarkan Pendekatan

Feminisme

Hasil analisis tokoh dan penokohan digunakan untuk membantu dalam

upaya menganalisis citra wanita tokoh utama yaitu Wiana. Analisis citra

wanita dalam hal ini adalah menunjukkan gambaran tentang spritual dan

tingkah laku seharian tokoh utama yang menunjukkan ciri khas wanita.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: CITRA WANITA TOKOH UTAMA WIANA DALAM NOVEL … · SMA kelas XI smester II. ... ditinjau dari segi bahasa, perkembangan psikologis, dan latar belakang budaya siswa, ... x KATA PENGANTAR

85

Analisis citra wanita dapat dibagi menjadi dua , yaitu analisis diri wanita

dan citra sosial wanita.

4.3.1 Analisis Citra Diri Wanita Tokoh Wiana

Citra diri wanita merupakan sosok individu yang mempunyai

pendirian dan pilihannya sendiri. Wanita juga mempunyai kemampuan

untuk berkembang membangun dirinya. Berdasarkan pola pilihannya

sendiri,wanita bertanggung jawab atas potensi diri sendiri sebagai makhluk

individu (Sugihastuti,2000:113.) Citra diri wanita garis besarnya terbangun

atas citra fisis dan citra psikis (Sugihastuti, 2000: 117 ).

1. Citra fisik wanita tokoh Wiana

Bagian ini akan memaparkan tentang analisis citra fisik tokoh

Wiana. Hasil analisis tersebut dapat dijadikan sebagai penjelasan

penggambaran tokoh Wiana berkaitan dengan fisik tokoh Wiana dalam

novel Cahaya Surga di Wajah Ibu karya Mura Alfa Zaez. Berikut ini

merupakan hasil analisis citra fisis tokoh Wiana.

Berdasarkan aspek fisik, citra diri wanita tokoh Wiana digambarkan

sebagai wanita dewasa. Ketika hidup berkeluarga Wiana digambarkan

sebagai Wanita dengan ciri khas yang hanya dialami oleh wanita, yaitu

hamil, melahirkan, dan menyusui anak-anaknya. Hal ini ditunjukkan dalam

kutipan berikut ini :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: CITRA WANITA TOKOH UTAMA WIANA DALAM NOVEL … · SMA kelas XI smester II. ... ditinjau dari segi bahasa, perkembangan psikologis, dan latar belakang budaya siswa, ... x KATA PENGANTAR

86

201. Aku melihat Ibu sedang duduk di atas tempat tidur sambil

menyusui Aldi. Ayah duduk di sudut tempat tidur, jauh dari Ibu

dan membelakangi Ibu (Zaez, 2014: 35).

202. Ibu sedang menyusui Aldi. Setelah selesai Ibu meninggalkan Aldi

dan aku di ruang depan. “Kamu jaga Aldi, ya! Jangan kemana-

mana, kalau ada apa-apa panggil Ibu.” Ibu meminjamkan banyak

buku anak-anak dan buku mewarnai agar aku tidak suntuk. Untuk

Aldi, Ibu memberikannya mainan kerincingan-kerincingan agar dia

juga ikut terhibur (Zaez, 2014: 43).

203. Mungkin Ibu sudah jenuh dengan prianya itu, sampai ketika detik-

detik kelahiran adikku yang nomor dua, aku tidak tahu di mana

Ayah berada. Aku menganggap Ayah lari dari kenyataan ini (Zaez,

2014: 49).

204. Perut Ibu lebih besar dari kepalaku, Kak!” sambung Aldi. Caranya

bicaranya masih celat. “Kemungkinan adik kalian yang akan lahir

ini nanti adalah perempuan”. Aku dan Aldi saling bertatap mata

(Zaez, 2014: 50).

205. Dua hari setelahnya, perut Ibu benar-benar seperti ingin pecah.

Jauh-jauh sebelumnya Ibu mewanti-wanti akan kelahiran Rifka.

Maka aku diliburkan sekolah oleh Ibu. Ibu mengajak Aldi dan aku

menginap di rumah sakit. Ibu mengurus segala administrasi karena

Ibu pikir tidak mungkin bila Ibu harus melahirkan di rumah.

Apalagi Ibu memiliki jaminan asuransi kesehatan sehingga semua

biaya tidak terlalu memberat (Zaez, 2014: 51).

206. “Pasti Ibu akan kesakitan. Dia pasti butuh aku untuk menemani.

Biasanya Ibu ditemani Ayah waktu akan melahirkan Aldi.” Aku

mulai menangis. Setidaknya aku tidak sepanik ini bila aku tahu

seumpama Ayah bersama Ibu (Zaez, 2014: 52).

Secara fisik Wiana juga digambarkan sebagai wanita yang ingin

merawat wajahnya. Hal ini ditunjukkan dalam kutipan berikut ini :

207. Setelah selesai berdandan seadanya, Ibu mengajak kami keluar.

Dandanan Ibu tidak seperti Ibu- Ibu kebanyakan lainnya. Ibu hanya

mewarnai bibirnya sedikit, dan mencelak bagian wajahnya saja.

Bagi Ibu rapi dan memasang kerudung saja sudah cukup. Tidak

perlu berdandan yang berlebihan, yang penitng rapi dan tidak

menor (Zaez, 2014: 65).

208. Ibu mengajakku pada toko kosmetik. Dia membeli bedak, make-up,

juga lipstik. awalnya juga aku bingung mengapa Ibu mau belanja

semua perlengkapan itu. Mengingat celaan nenek kemarin minggu

aku jadi sadar hal apa yang membuat Ibu menginginkan peralatan-

peralatan itu (Zaez, 2014: 68).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: CITRA WANITA TOKOH UTAMA WIANA DALAM NOVEL … · SMA kelas XI smester II. ... ditinjau dari segi bahasa, perkembangan psikologis, dan latar belakang budaya siswa, ... x KATA PENGANTAR

87

209. Aku hanya mengangguk paham. Tapi aku pikir tanpa make-up

wajah Ibu tetap cantik. Wajah Ibu memang tidak seputih aku, tapi

tetap saja aura cantiknya tidak hilang di balik kerudung putihnya

(Zaez, 2014: 68).

210. Sehabis mandi di sore hari sebelum azn Magrib Ibu mulai berhias

wajah di cermin kamarnya. Aku mendatangi Ibu dan

memperhatikan cara Ibu mengoles semua make-up ke wajahnya.

Jujur aku melihat Ibu sangat cantik tidak seperti biasanya. Sekali-

kali Ibu tersenyum kepadaku ketika Ibu selesai melak pipinya dan

menatap padaku (Zaez, 2014: 70).

Berdasarkan kutipan (201-206) dapat di rangkum bahwa citra diri

wanita tokoh Wiana dalam aspek fisik tergambar melalui peristiwa yang ia

alami, yaitu hamil, melahirkan, dan menyusui anaknya. Pada kutipan (201-

202) menunjukkan peristiwa Wiana sedang menyusui anak yang bernama

Aldi. Kutipan (203) menunjukkan peristiwa kejenuhan ketika penantian

kelahiran anaknya tanpa didampingi suaminya. Kutipan (204 dan 205)

menunjukkan peristiwa Wiana sedang hamil dan menantikan masa kelahiran

anaknya. Kutipan (206) menunjukkan peristiwa kepanikan yang dialami

oleh anaknya ketika melihat ibunya ingin melahirkan. Pada kutipan (207

sampai dengan 210) menunjukkan peristiwa secara fisik Wiana ingin

menjaga dam merawat wajahnya untuk selalu bernampilan cantik. Pada

kutipan di atas sesuai dengan pendapat Suguhastuti (2000: 94) bahwa citra

fisik wanita antara lain diwujudkan ke dalam fiisik wanita. Misalnya

pecahnya selaput dara, melahirkan dan menyusui anak, serta kegiatan-

kegiatan sehari-hari, antara lain kegiatan domestik kerumahtanggaan.

2. Citra psikis wanita tokoh Wiana

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: CITRA WANITA TOKOH UTAMA WIANA DALAM NOVEL … · SMA kelas XI smester II. ... ditinjau dari segi bahasa, perkembangan psikologis, dan latar belakang budaya siswa, ... x KATA PENGANTAR

88

Selain aspek fisik, wanita pun dapat digambarkan melalui aspek

psikisnya. Melalui gambaran aspek psikis ini kita dapat mengetahui karakter

dan sosok seorang wanita, karena wanita merupakan makhluk psikologis

yang memilki perasaan, pemikiran, aspirasi, dan keinginan (Sugihastuti,

2000: 95). Analisis mengenai aspek psikis ini dapat memberikan gambaran

tentang tokoh Wiana dalam novel Cahaya Surga Di Wajah Ibu karya Mura

Alfa Zaez.

Sebagai seorang wanita dan juga seorang Ibu yang memiliki perasaan,

Wiana selalu merasa cemas dan khawatir jika ada sesuatu yang terjadi pada

anaknya. Hal ini ditunjukkan dalam kutipan berikut ini :

211. Ibu mendekatiku, wajahnya cemas. Lalu punggung telapak

tangannya didekatkan kekeningku. Cemasnya bertambah. Ibu

melepaskan tangannya. Dia menjauhiku dan ingin keluar (Zaez,

2014: 8).

212. Saat menemui Ibu, Ibu merasa cemas dan khawatir menemukanku

yang menangis. Aku menceritakan semuanya sambil dengan

keadaan menangis ( Zaez, 2014: 12).

213. Mendengar tangisku, Ibu segera datang ke dapur dengan wajah

paniknya. “Mimi kenapa?” wajah Ibu cemas. Aku masih tetap

menangis sambil menatap wafer yang telah dibuka Ayah (Zaez,

2014: 28).

Sebagai seorang Ibu dari anak-anaknya tokoh Wiana

menggambarkan sikap kesabaran ketika anaknya tidak bisa mengerjakan

soal. Hal ini ditunjukkan dalam kutipan berikut ini:

214. Aku tidak tahu mengerjakan soal yang ini, Bu!” aku menunjukkan

soal yang kumaksud. Dengan sabar Ibu menjelaskan padaku cara

penyelesainnya ( Zaez, 2014: 37).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: CITRA WANITA TOKOH UTAMA WIANA DALAM NOVEL … · SMA kelas XI smester II. ... ditinjau dari segi bahasa, perkembangan psikologis, dan latar belakang budaya siswa, ... x KATA PENGANTAR

89

Sifat penyanyang Wiana tunjukkan ketika tokoh aku (Mimi )

menangis karena dimarahi Ayahnya. Hal itu ditunjukkan dalam

kutipankalimat berikut ini:

215. Ibu mengelusnya dan mencium jambang yang ditarik Ayah. “Sudah

tidak apa-apa!”. Ibu mencium keningku dan aku benar-benar diam.

Ibu meninggalkan kami dan melanjutkan masaknya di dapur.

Sementara aku melanjutkan mengecatku lagi ( Zez, 2014: 47).

216. Ibu diam sejenak, “Ayah bukan marah. Itu hanya cara Ayah

mengungkapkan sayangnya padamu.” Jawab Ibu sambil membelai

rambutku. Aku harap Ibu berkata benar ( Zaez, 2014: 62).

217. “Ibu bilang juga apa. Jangan suka bersembunyi di bawah meja.

Jadinya seperti ini, kan?” Ibu mengelus rambutku yang membasah

akibat terkena air mata dan keringat. Tangisku hampir mereda (

Zaez, 2014: 28).

Gambaran pribadi dari sosok Tokoh “Wiana” yang merasa sangat

bahagia atas perkawinan dengan suaminya sehingga memiliki anak-anak

yang sangat ia sayangi dan cintai. Hal ini dapat ditunjukan dalam kalimat

berikut ini :

218. “Tidak, Sayang. Tidak! Ibu sekarang sedang bahagia sebab dari

pernikahan Ibu bersama Ayah, Ibu bisa mendapatkan kamu.

Mendapatkan Aldi dan Rifka“ Ibu menghapus air matanya (Zaez,

2014: 62)

Aspek psikis juga tergambar melalui tegar dan kuatnya sikap Wiana

ketika ia diejek karena berpenampilan yang sederhana saja dan kurang

merawat diri oleh mertuanya. Hal ini dapat ditunjukan dalam kalimat

berikut ini:

219. “Jadi istri itu harus pandai dandan.” Kata Nenek dengan sedkit

melirik pada Ibu melirik pada Ibu sambil menungkan sop ke atas

piringnya.

“kalau Cuma berpenampilan begitu-begitu saja bagaimna mungkin

suami bisa betah di rumah.” Aku benci pembicaraan seperti ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: CITRA WANITA TOKOH UTAMA WIANA DALAM NOVEL … · SMA kelas XI smester II. ... ditinjau dari segi bahasa, perkembangan psikologis, dan latar belakang budaya siswa, ... x KATA PENGANTAR

90

Kulihat Ibu tidak nafsu lagi untuk menyelesaikan makannya. Ibu

meletakkan sendoknya dan meneguk air putih.

“Dibilangi kok malah sakit hati. Perempuan apa seperti itu?” Ibu

menatap Ayah. Tidak ada pembelaan dari Ayah. Bahkan Ayah

tetap tidak peduli dan merasa tidak terjadi apa-apa yang sedang

dibicarakan.

“Mas sendiri suka kok, Bu. Dengan penampilan sederhana saya.

Mas sendiri bilang seperti begitu. Iyakan mas, ya!?” Ibu menuntut

pembelaan dari Aya (Zaez, 2014: 66-67).

Wiana yang berani untuk berpendapat kepada Ibu mertuanya

memarahinya karena tidak menyiapkan makanan buat makan dirumahnya.

Ibu mertua yang menganggap Wiana sebagai perempuan yang tidak becus

dalam mengurus rumah tangganya. Tetapi Wiana tetap kuat dan berani

menunjukan sikapnya kalau ia bukanlah sosok perempuan yang tidak

memperdulikan keluarga. Hal itu ditunjukkan dalam kutipan kalimat

berikut ini :

220. Lalu siapa yang harus bekerja untuk makan dan kebutuhan anak-

anak saya? Seharusnya Ibu bisa menghargai saya sedikit saja. Apa

yang bisa diberikan Mas Arfansah ke saya? Pengangguran seperti

dia bisa apa? Maaf bila saya lancang berbicara seperti ini. Naif

sekali bila Mas Arfansah dan Ibu harus menuntut saya harus

bagaimana bila saya sendiri tidak bisa menuntut hak saya sendiri

kepada kalian!” (Zaez, 2014: 81-82)

221. “Aku bukan membantah. Aku hanya membela diriku. Aku merasa

tidak pantas dibegitukan pada Ibu. Kenyataan memang benar kan

Apa yang bisa kau berikan padakudan anak-anak? Lalu mengapa

Ibu harus mencampuri urusan rumah tanggaku?” (Zaez, 2014: 82)

Sebagai sosok seorang wanita dan juga dalam kedudukannya sebagai

seorang istri, tokoh Wiana menunjukan sikapnya yang patuh dan sabar

kepada sang suami ketika ia dimarahin oleh suami, meskipun sebenarnya ia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: CITRA WANITA TOKOH UTAMA WIANA DALAM NOVEL … · SMA kelas XI smester II. ... ditinjau dari segi bahasa, perkembangan psikologis, dan latar belakang budaya siswa, ... x KATA PENGANTAR

91

berada pada posisi yang benar. Hal itu dapat ditunjukan pada kalimat

berikut ini :

222. Sejatinya aku tidak mengerti apa yang dikatakan oleh mereka.

Yang aku tahu Ayah tengah memarah-marahi Ibu. Kadang aku

tidak setuju dengan tindakan Ibu yang hanya diam saja ketika Ibu

mulai dibentaki Ayah. Seharusnya Ibu melawan. Bukan hanya

diam (Zaez, 2014: 36).

223. “Aku tidak suka begini.”

“Aku juga baru pulang kerja. sabarlah!”

“Kenapa kau tidak masak di pagi saja?”

“Aku tidak sempat, Aku mohon, sabarlah, Aku juga kerja.”Tidak

ada perlawanan kata-kata dari Ibu. Saat it Ibu sedang merajang

cabai merah. Kutatap wajah Ibu, bola matanya memerah. Ada air

mengambang pada kelopak matanya. Aku tahu, Ibu ingin

menangis. Tapi aku tidak dapat berbuat apa-apa selain

membantunya mengupas bawang putih (Zaez, 2014: 16).

Aspek psikis juga tergambar melalui sikap Wiana yang menunjukkan

kerinduan dan kesetiaan terhadap pasangannnya yang telah lama pergi

meninggalkan ia dan anak-anaknya. Hal itu ditunjukkan dalam kutipan

kalimat berikut ini :

224. Tengah malam aku terbangun. Aku berasa ingin ke kamar mandi.

Aku ingin buang air kecil, lalu aku keluar dari kamar. Setelah

keluar dari kamar kecil ternyata dari awal aku tidak tau bila Ibu

sudah berada di ruang tengah. Di ruang tengah itu Ibu menyalahkan

lampu dengan cahaya yang remang. Ibu duduk seorang diri

membelakangiku. Pelan-pelan aku mendekati Ibu, tapi aku tidak

berani menegur Ibu. Tanpa sepengtahuan Ibu, aku yang sudah

berada di belakang dan melihatnya tengah menatap album

kenangan. Aku melihat Ibu sedang merindukan Ayah yang lama

pergi meninggalkan rumah. Aku mendekat selangkah ke Ibu, lalu

ku lihat ujung kertas album itu membasah oleh air mata Ibu (Zaez,

2014: 208-209).

225. “Ibu selalu merindukan ayahmu”. Setiap kalimat yang keluar dari

bibirnya, Ibu selalu mencoba menghiasinya dengan senyuman.

“Tapi aku nggk, bu.”

“Itulah bedanya kita”.

“Ayah kan membenci kita, Bu!” Aku merasa geram, tapi aku tahan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: CITRA WANITA TOKOH UTAMA WIANA DALAM NOVEL … · SMA kelas XI smester II. ... ditinjau dari segi bahasa, perkembangan psikologis, dan latar belakang budaya siswa, ... x KATA PENGANTAR

92

“Kamu salah, Ayah tidak pernah membenci kita. Ayah selalu

mengkhwatirkan kita.”

“Kalau Ayah mengkhwatirkan kita, dia tentu untuk kita, Bu.”

“Ayahmu selalu datang untuk kita dan akan kembali bersama kita.”

Ibu selalu membela Ayah” (Zaez, 2014: 209).

Berdasarkan kutipan (211 sampai dengan 225) dapat dirangkum

bahwa citra diri tokoh Wiana sebgai wanita yang dewasa dalam

menjalankan perannya sebagai istri dan Ibu bagi anak-anaknya. Wiana yang

sebagai seorang Wanita dan juga berperan sebagai seorang Ibu dalam

keluarga yang memiliki perasaan, Wiana selalu merasa khawatir dan cemas

apabila anak-anaknya mendapatkan masalah dalam hidup mereka, dapat

dilihat dalam kutipan (211 sampai dengan 213). Pada kutipan (214) Wiana

digambarkan sebagai sosok seorang Ibu yang selalu sabar untuk

memberikan arahan kepada anaknya yang tidak bisa mengerjakan soal.

Kutipan (215 sampai dengan 217) menunjukkan Wiana perannya sebagai

Ibu yang penyanyang kepada anak-anaknya ketika mereka mengalami

kesedihan.Pada kutipan (218) menunjukkan kebahagiaan Wiana atas

pernikahannya memiliki tiga orang anak. Sikap ketegaran dan kesabaran

yang dimiliiki Wiana ketika bertemu dengan mertuanya yang tidak

menyukai dengan penampilannya dapat terlihat pada kutipan (219).

Pada Kutipan Kutipan (220 dan 221) menggambarkan bagaimana

Wiana dengan berani untuk menyampaikan pendapat dan membelah dirinya

ketika ia mendapat sindiran oleh ibu mertuanya.Pada kutipan(222 dan 223)

menggambarkan Wiana sebagai seorang istri mempunyai sifat mengalah yang

masih mempertahankan stereotip yang ada, bahwa seorang istri harus

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: CITRA WANITA TOKOH UTAMA WIANA DALAM NOVEL … · SMA kelas XI smester II. ... ditinjau dari segi bahasa, perkembangan psikologis, dan latar belakang budaya siswa, ... x KATA PENGANTAR

93

mengalah pikiran-pikiranya sendiri dan harus tunduk kepada aturan suami.

Kutipan (224 dan 225) menunjukkan sikap Wiana sebagai istri hanya ingin

menjadi istri yang setia terhadap suaminya meskipun di mata anak-anaknya

suaminya tidak pernah menunjukkan kebaikan.

Berdasarkan aspek fisik dan psikis tersebut dapat dirangkum bahwa

citra diri wanita membentuk konsep diri tokoh Wiana. Konsep diri yang

tergambar adalah Wiana yang sudah berkeluarga dengan menjadi seorang

Ibu dengan melalui proses mengandung, melahirkan, dan membesarkan

anaknya, hal tersebut dapat terlihat dari kutipan (201 sampai dengan 206),

ingin menjaga penampilan agar terlhat cantik di depan suaminya (207 sampai

dengan 210). Wiana menjadi seorang ibu memiliki sikap kecemasan,sabar

dan khwatir terhadap anaknya, hal tersebut dapat terlihat pada kutipan (211

sampai dengan 213).Berdasarkan kutipan 215 sampai dengan 217 terlihat

bahwa Wiana menunjukkan sifat penyanyang kepada anak-anaknya.Wiana

terlihat bahagia karena telah memiliki tiga atas pernikahan yang dijalaninya,

terlihat pada kutipan (218).Selain memiliki sifat penyanyang,Wiana memiliki

sikap sabar dan berani berpendapat untuk menanggapi sindiran mertua

terhadapnya, hal tersebut dapat terlihat pada (kutipan 219). Perannya Wiana

sebagai istri, adanya sikap mengalah dan patuh dalam melaksanakan tugasnya

sebagai seorang istri, hal ini dapat terlihat pada kutipan (222 dan 223).

Meskipun keadaan rumah tangganya tidak seperti yang diharapkan, Wiana

masih bertahan dan setia dalam mengarungi rumah tanggganya, keadaan yang

demikian tidak membuatnya untuk pantang menyerah dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: CITRA WANITA TOKOH UTAMA WIANA DALAM NOVEL … · SMA kelas XI smester II. ... ditinjau dari segi bahasa, perkembangan psikologis, dan latar belakang budaya siswa, ... x KATA PENGANTAR

94

mempertahankan keadaan dan keutuhan keluarganya.Hal tersebut dapat

terlihat pada kutipan (224 dan 225).

4.3. 2 Citra Sosial Tokoh Wiana

Citra sosial wanita merupakan citra wanita yang erat hubungannya

dengan norma dan sistem nilai yang berlaku dalam satu kelompok

masyarakat, tempat wanita menjadi anggota masyarakat dan berhasrat

mengadakan hubungan antarmanusia. Kelompok masyarakat ini adalah

kelompok keluarga dan kelompok masyarakat luas.(Sugihastuti, 2000:

144).

Citra wanita dalam aspek sosial disederhanakan ke dalam dua peran,

yaitu peran wanita dalam keluarga dan peran wanita dalam masyarakat.

Peran wanita artinya bagian dari tugas utama yang harus dilaksanakan oleh

wanita (Sugihastuti, 2000:121). Berikut ini akan dipaparkan citra wanita

tokoh Wiana baik dalam citra sosial dalam keluarga dan citra sosialnya

dalam masyarakat.

1. Citra Wanita Tokoh Wiana dalam Keluarga

Peran wanita dalam keluarga menyangkut perannya sebagai istri, ibu

dari anak-anak, dan anggota keluarga (Sugihastuti, 2000: 122). Peran tokoh

Wiana dalam keluarga adalah sebagai seorang istri dan Ibu dari anak-

anaknya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: CITRA WANITA TOKOH UTAMA WIANA DALAM NOVEL … · SMA kelas XI smester II. ... ditinjau dari segi bahasa, perkembangan psikologis, dan latar belakang budaya siswa, ... x KATA PENGANTAR

95

Peran wanita Wiana sebagai istri adalah bersabar dalam menyikapi

sikap suaminya yang marah dan tunduk sebagai peranannya sebagai istri

terhadap suami. Hal ini ditunjukkan dalam kutipan berikut ini:

226. Sejatinya aku tidak mengerti apa yang dikatakan oleh mereka.

Yang aku tahu Ayah tengah memarah-marahi Ibu. Kadang aku

tidak setuju dengan tindakan Ibu yang hanya diam ketika Ibu mulai

dibentaki Ayah. “Maaf aku tidak bisa bantu pinjaman uang, tidak

ada yang bisa dijamin.”

“Ah, sudahlah!!” Ayah membentak lagi. Dia bangkit dan keluar

dari kamar. Di pintu depan, Ayah membanting pintu sekuat

mungkin sampai terdengar suara keras dan membuatku terkejut.

Ibu mendekatiku sambil memelukku (Zaez, 2014: 36-37).

227. “Lalu bagaimana menurut Ibu kalau nanti Reva mencoba membuat

masalah yang baru, Bu?” aku mencoba sharing pada Ibu. “ Yang

penting tidak kamu yang mencoba membuat masalah padanya. Dan

bila nanti dia mencoba membuat masalah baru padamu lebih baik

kamu tinggalkan saja dia. Seperti Ibu yang mencoba untuk tetap

tenang jika dulu Ayahmu mencoba mengeluarkan kesalahan Ibu,

Ibu tetap sabar kok.” (Zaez, 2014: 190).

228. Aku tau Ibu akan kelelahan setelah Ibu pulang kerja. Satu hal lagi,

aku tidak pernah tidak tahu di mana letak pengertian Ayah terhadap

Ibu. Ayah pernah memamarahi Ibu ketika dia pulang dari kerja dan

belum menemukan makan siang sementara makan siang itu di beli

Ibu di warung. “aku tidak suka bila begini.”

“Aku juga baru pulang kerja sabarlah, aku tidak sempat mohon,

sabarlah.” (Zaez, 2014: 15).

Pada kutipan (226 sampai dengan 229) menunjukkan peristiwa

kesabaran Wiana dalam menjalankan perananya sebagai Istri yang patuh

terhadap suaminya meskipun dengan sikap yang marah ditunjukkan oleh

suaminya. Kutipan di atas menunjukkan menjadi pusat dan awal penceritaan

tokoh utama Wiana. Kutipan (226) menujukkan suami yang tidak terima

Wiana terlambat menyiapkan makanan siang untuknya. Kutipan (227)

menujukkan peristiwa sifat kesabaran seorang istri terhadap suaminya

dalam keadaan emosi karena tidak dipinjamkan uang. Kutipan (228)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: CITRA WANITA TOKOH UTAMA WIANA DALAM NOVEL … · SMA kelas XI smester II. ... ditinjau dari segi bahasa, perkembangan psikologis, dan latar belakang budaya siswa, ... x KATA PENGANTAR

96

menujukkan peristiwa kekesalan yang di terima oleh suami terhadap istrinya

yang tidak bisa meminjamkan uang kembali terhadapnya

Perannya sebagai seorang istri juga tergambar dari aktivitas domestik

kerumahtanggaan yang ia lakukan. Kegiatan yang biasa ia lakukan adalah

membersihkan rumah, menyiapkan makanan, dan membeli kebutuhan

masak. Hal ini ditunjukkan dalam kutipan berikut ini :

229. Seharusnya hari minggu adalah hari panjang seharian penuh buat

istrahat dan santai. Tapi bagi Ibu hari minggu adalah hari paling

sibuk diantara hari-hari lainnya. Ibu harus membersihkan

pekarangan rumah, mengelap jendela, cabur rumput, dan

membersihkan bak mandi (Zaez, 2014: 116).

230. Ibu yang telah selesai membuat sarapan dan kami makan bersama

harus melanjutkan masaknya untuk menyiapkan makan siang nanti

(Zaez, 2014: 43).

231. Minggu ini Ibu berencana membuat masakan spesial yang hanya

kami berempat makannya. Bila ingin memasak masak spesial, Ibu

selalu mengajak aku untuk berbelanja ke pasar. Menemaninya dan

membawakan belanjaan yang harus ditenteng nanti (Zaez, 2014:

211).

232. Hari minggu, pagi-pagi sekali Ibu membangunkanku. Tidak ada

yang begitu istimewa sarapan seperti minggu biasa. Ibu hanya

memasak seadanya. Ternyata Ayah mengajak ke rumah Nenek.

Aku meloncat kegirangan dan segera masuk ke dalam kamar untuk

memakai pakaian yang telah disiapkan oleh Ibu. Ayah jarang

mengajakku bermain ke rumah Nenek, orang tua Ayah (Zaez,

2014: 63).

Pada kutipan (229 sampai dengan 232) dapat dirangkum bahwa Wiana

menunjukan dan memperlihatkan tanggung jawab sebagai seorang istri

untuk menjalankan perananya dalam domestik rumah tangga yaitu

membersihkan rumah, menyiapkan makanan, dan membeli kebutuhan

masak untuk keluarganya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: CITRA WANITA TOKOH UTAMA WIANA DALAM NOVEL … · SMA kelas XI smester II. ... ditinjau dari segi bahasa, perkembangan psikologis, dan latar belakang budaya siswa, ... x KATA PENGANTAR

97

Selain itu, dapat dilihat segi perannya sebagai Ibu, cara Wiana untuk

menunjukkan kasih sayangnya kepada anak-anaknya. Hal ini ditunjukkan

dalam kutipan berikut ini :

233. Kalau begitu bawa obat untuk jaga-jaga. Siapa tahu kamu ngedrop

di sekolah nanti.” Ibu membuka kotak p3k dan mengeluarkan

beberapa pil obat penurun panas dan obat pereda pening. Aku dan

Aldi sarapan bersamaan sama-sama melihat Ibu yang masih dalam

keadaan cemas padaku, padahal aku pikir aku tekah lebih membaik

dan tidak membutuhkan obat-obat itu lagi (Zaez, 2014: 102).

234. Bahkan ketika aku mencoba memilih pakain di lemari Ibu juga

membantu aku, gaun yang bagaimana yang pantas aku pakai untuk

menghadiri acara makan malam di rumah Kaka nanti (Zaez, 2014:

199).

235. Apa yang kau bawa, Nak?” Ibu meletakkan Aldi ke atas tempat

tidur. Dia sudah tertidur lelap denga tenang, Ibu mengangkat

tubuhku yang kecil dan mendudukanku di sampingnya, di atas

tempat tidur. “Ada PR? Tanya Ibu.

Aku tidak tahu mengerjakan soal yang ini, Bu!” aku menunjukkan

soal yang aku maksud. Dengan sabar Ibu menjelaskan padaku cara

penyelesainnya. (Zaez, 2014: 37).

Pada kutipan (233 sampai dengan 235) menunjukkan peristiwa

perananya sebagai sosok seorang Ibu memberikan kasih sayang terhadap

anak-anaknya. Kutipan (233) menunjukkan peristiwa kasih sayang yang

diberikan Wiana kepada anak-anaknya agar membawa obat ke sekolah

untuk persiapan jika sakitnya kambuh. Kutipan (234) menunjukkan

peristiwa peranannya Wiana menjadi seorang Ibu untuk membantu anaknya

dalam memilih pakaian. Kutipan (235) menunjukkan peristiwa perhatian

diberikan Wiana kepada anaknya yang tidak bisa mengerjakan soal.

Peran Wiana sebagai Ibu dari anak-anaknya yaitu selalu memberikan

nasihat kepada anak-anaknya baik dalam pendidikan maupun lingkungan

pergaulan anaknya. Hal ini ditunjukkan dalam kutipan berikut ini :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: CITRA WANITA TOKOH UTAMA WIANA DALAM NOVEL … · SMA kelas XI smester II. ... ditinjau dari segi bahasa, perkembangan psikologis, dan latar belakang budaya siswa, ... x KATA PENGANTAR

98

236. Kamu harus bersekolah rajin. Belajar yang tekun biar tidak mudah

dibodoh-bodohi orang.” Kata Ibu suatu ketika, ketika aku masih

SD dulu (Zaez, 2014: 54).

237. “Yang penting kamu ngggak usah terlalu cemas.” Ibu mencoba

menyakinkanku. “Seperti yang pernah Ibu bilang sebelumnya yang

penting kita berusaha berbuat baik kepada siapa saja. Itu sudah

cukup.” Aku tersenyum. Dan aku iyakan dalam hati.Lalu

bagaimana menurut Ibu kalau nanti Reva mencoba membuat

masalah yang baru, Bu?” aku mencoba shariing pada Ibu.

“Yang penting tidak kamu yang mencoba membuat masalah

padanya. Dan bila nanti dia mencoba membuat masalah baru

padamu lebih baik kamu tinggalkan saja dia. Seperti masalah ini,

jangan terlalu dibawa emosi. Santai saja.” (Zaez, 2014: 190).

238. “Bagaimana sekolahnya tadi? Temannya masih ada yang nakal

ngga?” tanya Ibu pada Rifka. Beberapa hari ini Rifka selalu

mengadu pada Ibu tentang seorang teman laki-lakinya yang suka

usil meminjam buku gambar Rifka lalu menggambarkan gambar-

gambar yang tidak jelas. Maka sebagai solusinya Ibu membelikan

Rifka untuk memberikan buku itu langsung kepada temannya

(Zaez, 2014: 227).

Kutipan (236-238) menunjukkan tanggung jawabnya sebagai seorang

Ibu yang berperan dalam mendidik anaknya baik pendidikan dan lingkungan

bermain. Pada kutipan (236) memberikan arahan kepada anaknya untuk

rajin sekolah. Kutipan (237) memberikan nasehat kepada anaknya untuk

selalu berbuat baik dalam berelasi dengan orang di sekitar. Kutipan (238)

memperhatikan perkembangan anaknya Rifka di lingkungan sekolahnya.

Peran Wiana sebagai Ibu dari anak-anak tergambar dari cara Wiana

mendidik anak-anaknya. Hal itu dapat terlihat dalam kutipan berikut ini :

239. Rasa pening yang kuderita sebab kehujanan saat pulang sekolah

tadi masih mendenyut di kepala. Biasa saat hampir Magrib dan bila

Ibu menemukanku masih tidur. Ibu akan segera membangunkanku,

menyuruhku membereskan dapur, membersiihkan ruang depan

(Zaez, 2014: 97).

240. Ibu selalu memperlakukan Aldi untuk tidak termanja dengan sikap

yang santainya dan dapat membuktikan tanpa harus disuruh agar

dia juga ikut menyelesaikan pekerjaan rumah (Zaez, 2014: 99).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: CITRA WANITA TOKOH UTAMA WIANA DALAM NOVEL … · SMA kelas XI smester II. ... ditinjau dari segi bahasa, perkembangan psikologis, dan latar belakang budaya siswa, ... x KATA PENGANTAR

99

241. “Tapi pulangnya jangan sampai malam-malam banget loh, ya!” Ibu

sudah berdiri di belakangku. Tangannya tidak lagi terlipat di depan

dada. Aku mengangguk cepat pada Ibu. Ternyata Kaka sudah

permisi lebih dulu ijin Ibu (Zaez, 2014: 135).

Pada kutipan (239 sampai dengan 241) menunjukkan peristiwa cara

Wiana menjadi seorang Ibu yang tegas dalam mendidik anak-anaknya baik

dalam lingkungan sekolah, keluarga, dan perkembangan pertumbuhan

dewasa anaknya.

Sebagai seorang Ibu sekaligus menjadi perannya sebagai ayah bagi

anak-anaknya, Wiana sanggup melakukan seorang diri untuk bekerja dan

menafkahi anak-anaknya ketika suaminya meninggalkan ia dan anak-

anaknya. Hal ini ditunjukkan dalam kutipan berikut ini :

242. Aku meneguk segelas air putih. Kutatap seisi ruangan yang ada di

dapur. Tidak ada yang terlalu istimewa yang dapat aku lihat, tapi

semua dapat memenuhi kebutuhan kami yang telah dilengkapi Ibu

(Zaez, 2014: 99).

243. “Aku salut pada Ibu. Bagiku dia adalah perempuan hebat yang

mampu berkarir sendiri untuk menghidupkan tiga orang anaknya

dalam sebuah rumah yang telah dimiliki secara pribadi. Tanpa ada

pihak dari siapa pun (Zaez, 2014: 160).

244. Kerja keras ibu adalah motivasiku. Semangatnya membuatku malu

bila aku harus mengeluh didepannya. Ia tidak pernah mengeluh

untuk mencari nafkah seorang diri (Zaez, 2014: 160-161).

245. Ibu yang kulihat setiap pagi berangkat kerja dan pulang lewat siang

menjadi seorang yang mandiri, tidak pernah kutemukan aura lelah

pada wajah saat menemukanku. Ibu tetap tersenyum padaku dan

selalu bertanya apa yang sedang aku lakukan dan bagaimana

pelajaran di sekolah tadi pagi (Zaez, 2014: 128).

246. Aku seperti terpenjara bila Ayah menempati rumah yang dikontrak

oleh Ibu, dan Ibu pulalah yang membayar uang sewaannya.

Kadang-kadang bila pemilik rumah tidak sempat datang

mengambil uang sewaan maka Ibu akan mengajakku untuk

menemaniku ke rumahnya pemilik rumah kontrak untuk sewaan

per tahun (Zaez, 2014: 73).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: CITRA WANITA TOKOH UTAMA WIANA DALAM NOVEL … · SMA kelas XI smester II. ... ditinjau dari segi bahasa, perkembangan psikologis, dan latar belakang budaya siswa, ... x KATA PENGANTAR

100

Kutipan (242 sampai dengan 246) menunjukkan peranannya Wiana

yang menjadi tulang panggung bagi anak-anaknya ketika suaminya pergi

dari rumah. Semangatnya untuk menjadi sosok Ibu yang pekerja keras di

depan anak-anaknya yang tidak pernah mengeluh dengan segala aktifitasnya

demi untuk memperjuangkan kehidupan ia dan anak-anaknya.

Sebagai perannya sebagai istri, Wiana tidak pernah membiarkan

suaminya untuk mencari nafkah hanya seorang diri. Wiana berusaha untuk

menjadi istri yang mandiri. Hal ini ditunjukkan dalam kutipan berikut ini :

247. Terserah kau mau berkata apa padaku. Tapi aku mohon pengertian

darimu, aku bukan enak-enakkan di luar sana. Aku kerja, cari uang.

Cari nafkah untuk bisa melanjutkan hidup. Mengertilah!” (Zaez,

2014: 76).

248. Aku tau Ibu akan kelelahan setelah Ibu pulang kerja. Satu hal lagi,

aku tidak pernah tidak tahu di mana letak pengertian Ayah terhadap

Ibu. Ayah pernah memamarahi Ibu ketika dia pulang dari kerja dan

belum menemukan makan siang sementara makan siang itu di beli

Ibu di warung. “Aku tidak suka bila begini.”

“Aku juga baru pulang kerja sabarlah, aku tidak sempat mohon,

sabarlah”.

“Aku bingung melihatmu, kenapa kau selalu jawab pertayaanku bila

aku meminta. Apakah kau mau menjadi istri yang kualat?

Menyiapkan makan siang saja tidak becus!”. Ibu hanya diam

mendengarkannya (Zaez, 2014: 15-16).

249. “Aku bisa bantu kamu cari kerjaan lagi.”

“Halaah !!!! Tidak usah banyak cerita. Kemarin sebelum aku

diputuskan kerja aku meminta tolongmu untuk meminjam dana dua

ratus juta apa yang kau lakukan? Mana?? Tidak ada kan? Percuma.

Kau tidak akan pernah bisa membantuku.”.

“Untuk sementara ini aku kan masih bisa memenuhi semuanya.

Makan kita masih bisa terpenuhi. Dengan penuh kesabaran Ibu

menjelaskan terhadap Ayah. “ terserah kau lah!” Ayah

melayangkan tangan isyarat tidak peduli lagi apa yang dikatakan

oleh Ibu. (Zaez, 2014: 56-57).

250. Tentunya Ibu tahu sendiri, kan ? Suami yang baik tidak akan rela

membiarkan istrinya mencari nafkah seorang diri di luar sana.” Ibu

mulai membela diri.

“Tidak ada yang menyuruh kamu mencari nafkah.” Nenek mulai

mencari sela Ibu. “Lalu siapa yang harus bekerja untuk makan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: CITRA WANITA TOKOH UTAMA WIANA DALAM NOVEL … · SMA kelas XI smester II. ... ditinjau dari segi bahasa, perkembangan psikologis, dan latar belakang budaya siswa, ... x KATA PENGANTAR

101

kebutuhan anak-anak saya? Seharusnya Ibu bisa menghargai saya

sedikit saja. Apa yang bisa diberikan Mas Riyan ke saya?

Pengangguran seperti dia bisa apa? Maaf saya lancang berbicara

seperti ini (Zaez, 2014: 81).

Pada kutipan (247 sampai dengan 250) menunjukkan peranannya

Wiana sebagai seorang istri yang tidak hanya mengurus domestik rumah

tangga saja, tetapi di sini Wiana menjadi seorang perempuan mandiri dan

mempunyai tanggung jawab untuk mencari nafkah tanpa hanya

mengharapkan suaminya.

2. Citra Wanita Tokoh Wiana dalam Masyarakat

Manusia sebagai makhluk sosial dalam kehidupannya memerlukan

manusia lain. Demikian juga wanita, hubungannya dengan manusia lain

dapat bersifat khusus maupun umum tergantung pada bentuk sifat

hubungannya itu. Hubungan manusia dalam masyarakat dimulai dari

hubungan antar orang, termasuk hubungan antara wanita dengan pria

(Sugihastuti, 2000: 132). Pada bagian ini yang akan dikaji citra wanita

Wiana dalam kehidupannya bemrsayarakat. Hasil analisis tersebut dapat

memberikan gambaran peranan dan kedudukannya di masyarakat.

Hubungan antara Wiana dengan orang perorang di antaranya

ditunjukkan bagaimana hubungannya dengan Arfansah suaminya. Awal

pertemuan perkenalan Wiana terhadap suaminya. Hal ini ditunjukkan dalam

kutipan berikut ini :

251. Dulu sebelumnya Ibu dan Ayah sama-sama kuliah pada satu

universitas. Mereka mengambil jurusan yang sama pula di bidang

FKIP Ekonomi. Ketertarikan itu diawali dengan ketika Ayah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: CITRA WANITA TOKOH UTAMA WIANA DALAM NOVEL … · SMA kelas XI smester II. ... ditinjau dari segi bahasa, perkembangan psikologis, dan latar belakang budaya siswa, ... x KATA PENGANTAR

102

mengalami masalah tugas yang diberikan dosen. Semua data yang

disimpan Ayah dalam laptop hangus terkena virus ketika Flasdisk

temannya masuk ke dalam laptop Ayah. Untungnya saat itu Ibu

mempunyai pertinggalan data-data yang dibutuhkan Ayah untuk

menyelesaikan kerjanya. Ibu menolong kepanikan Ayah. Ayah

menjadi tertarik pada Ibu sebab Ibu cukup baik di mata Ayah

(Zaez, 2014: 58).

252. Ketertarikan berikutnya adalah ketika Ibu merasa kagum kepada

Ayah yang bisa bermain musik. Diam-diam sekalipun sibuk dengan

kuliah ternyata Ayah juga sibuk dengan band yang dirintisnya

bersama teman personil lainnya. Hingga suatu ketika Ayah

mengajak Ibu untuk melihat penampilannya di malam minggu di

sebuah kafe. Lagu terakhir yang dinyanyikan Ayah pada malam itu

dikhususkan Ayah untuk Ibu. Selesai bernyanyi, dengan terang-

terangan kepada tamu yang hadir Ayah mengungkapkan rasa

kagum dalam bentuk cinta pada Ibu (Zaez, 2014: 58-59).

Kutipan (251-252) menunjukkan peristiwa perkenalan antara Wiana

dengan suaminya semasa mereka kuliah di salah satu Universitas. Di sana

mereka akhirnya bertemu dan saling menggumi dengan kelebihan-kelebihan

yang mereka miliki.

Hubungannya dengan masyarakat ditunjukkan dengan

keeksistensiannya dipublik yaitu Wiana sebagai tenaga pengajar dan

dipercayakan di sekolah untuk sebagai bendahara. Hal itu ditunjukkan

dalam kutipan berikut ini :

253. Ibu bekerja sebagai seorang pendidik Pegawai Negeri, Ibu

mengajar di salah satu sekolah SMP ( Zaez, 2014: 8).

254. Ibu mengikuti program sertifikasi, Ibu terlalu sibuk menyibukkan

diri dengan urusan-urusan sekolahnya ( Zaez, 2014: 8).

255. Setelah pulang sekolah Ibu pun Ibu masih belum bisa ikut pulang.

Akan ada beberapa orang anak sekolah yang harus ditanganinya.

Anak-anak itu adalah anak yang bermasalah. Dan kadang-kadang

Ibu memberikan pelajaran tambahan di luar jam sekolah bimbingan

(Zaez, 2014: 242).

256. “Di tempat Ibu mengajar, sekolah kami dapat bantuan dana untuk

merehabilitas sekolah. Juga mendapat bantuan dana sumbangsih

untuk melengkapi perlatan belajar dan mengajar. Di sekolah Ibu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: CITRA WANITA TOKOH UTAMA WIANA DALAM NOVEL … · SMA kelas XI smester II. ... ditinjau dari segi bahasa, perkembangan psikologis, dan latar belakang budaya siswa, ... x KATA PENGANTAR

103

kan bendahara, jadi untuk urusan ke sana ke mari agar dana itu cair

Ibu harus ikut (Zaez, 2014: 237).

Pada kutipan di atas menunjukkan Wiana adalah wanita yang cerdas

sehingga dapat dipercaya untuk menangani siswa yang bermasalah dan

menjadi bendahara di sekolahnya.

Dalam kehidupan bermasyarakat, Wiana adalah seorang wanita yang

tegas. Hal ini terlihat ketika ia menegur penjual buah yang memarahi

anaknya dan penjaga toko untuk mengambil bahan bacaan yang disukai

anaknya. Hal itu dapat terlihat dalam kutipan berikut ini :

257. Oh ternyata Anda Ibunya. Lihatlah, anak Anda.”

“Cukup! Anak saya sudah menceritakan semua,” Ibu memotong

ucapan laki-laki itu. Ibu memakai sandal dan pergi ke kedai itu. Ibu

ingin melihat kondisi yang pecah (Zaez, 2014: 13).

258. “Seharusnya Bapak tidak memarahi anak kecil saya. Dia tidak

salah.”

“Bagaimana bisa dia tidak salah jelas-jelas dia menyenggol buah

itu.”

“Bapak tahu, tempat ini ramai. Anak saya terlalu kecil. Lihat siapa

yang peduli keamanan di tempat ini sehingga orang-orang di sini

menabrak anak saya sehingga dia jatuh dan tidak sengaja

menyenggol buah itu” Ibu membelaku (Zaez, 2014: 13-14).

259. “Jangan karena dia hanya anak kecil Anda ingin mengelak dan tidak

membayar ganti rugi buah saya!”

“Maaf, sekalipun saya menetapkan anak saya tidak pernah bersalah,

tidak berarti saya tidak mengganti buah itu. Tapi ingat satu hal,

seharusnya Anda tidak patut memarahinya hingga menangis karena

kesalahan yang tidak sengajanya”. Ingat usia Anda berapa, Pak!

Dan berapa usia anak saya lebih dibanding usia Anda? Bola mata

laki-laki gendut itu melotot lebar. Dia ingin marah, tapi mulutnya

terkunci (Zaez, 2014: 14).

260. Ambilkan saja untuknya,” aku mendengar suara Ibu. Penjaga buku

itu menatap Ibu dengan serius. “Anda Ibunya?” Ibu hanya

mengangguk.

“Dia tidak mungkin membaca buku setebal itu. Itu bacaan dewasa”.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: CITRA WANITA TOKOH UTAMA WIANA DALAM NOVEL … · SMA kelas XI smester II. ... ditinjau dari segi bahasa, perkembangan psikologis, dan latar belakang budaya siswa, ... x KATA PENGANTAR

104

“ Saya lebih paham anak saya ketimbang Anda. Tolong, ambil

saja!Toh bila dia benar-benar tertarik saya akan membayarnya

untuk dibeli. Bukan Anda!” (Zaez, 2014: 22-23).

261. Ambilkan saja untuknya,” aku mendengar suara Ibu. Penjaga buku

itu menatap Ibu dengan serius. “Anda Ibunya?” Ibu hanya

mengangguk.

“Dia tidak mungkin membaca buku setebal itu. Itu bacaan dewasa”.

“Saya lebih paham anak saya ketimbang Anda. Tolong, ambil

saja!Toh bila dia benar-benar tertarik saya akan membayarnya

untuk dibeli. Bukan Anda!” (Zaez, 2014: 22-23).

Pada kutipan (257 sampai dengan 261) menunjukkan Wiana

bersikap tegas kepada penjual buah dan penjaga toko buku. Kutipan (257

sampai dengan 259) menunjukkan sikap ketegasan dan kekesalan Wiana

kepada penjual buah yang telah memarahi anaknya Mimi yang tidak

sengaja menjatuhkan buah pemilik penjual buah tersebut. Peristiwa

ketegasan Wiana menyuruh kepada penjaga toko buku untuk mengambil

buku bacaan yang disukai anaknya, dapat terlihat pada kutipan (260 dan

261).

Kedisiplinan yang ditunjukkan Wiana terhadap peraturan tata tertib

lalu lintas dan tukang parkir ketika ia dan anaknya pergi ke pasar. Hal itu

dapat terlihat pada kutipan berikut ini :

262. Ibu selalu mengingtkan untuk menggunakan helm meskipun jarak

rumah ke pasar hanya sepuluh menit. Sesampai di pasar Ibu tidak

pernah membawa masuk motor menyelinap lingkungan pasar. Ibu

akan memikirkan di tempat parkiran. Di depan gerbang parkir Ibu

menghentikan mesin. Aku turun dan melapaskan helm. Helmnya

masih aku pegang sementara Ibu memasukkan motor dalam ruang

parkir sambil di pandu oleh tukang parkir (Zaez, 2014: 212).

Sebagai makhluk sosial, Wiana menyandang status sebagai seorang

single parent sehingga harus merasakan perbedaan di lingkungan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: CITRA WANITA TOKOH UTAMA WIANA DALAM NOVEL … · SMA kelas XI smester II. ... ditinjau dari segi bahasa, perkembangan psikologis, dan latar belakang budaya siswa, ... x KATA PENGANTAR

105

masyarakat. Keluarga Wiana sering menjadi sindiran dan dimusuhi oleh

orang yang tidak suka terhadapnya. Hal ini ditunjukkan dalam kutipan

berikut ini:

263. bilang sama Ibu kamu,” dia membentak. ...... “kalau sudah

menjanda jangan coba-coba membawa suami orang sampai pulang

malam (Zaez, 2014: 223).

264. “ Kamu juga sebagai anaknya berpura-pura bodoh. Bilang sama Ibu

kamu seperti itu! Hermawan yang sering pulang bersamanya itu

adalah suami saya. Gara-gara Ibu kamu, suami saya jadi cuek sama

saya. Suami saya selalu suka pulang malam. Kalau lain waktu lagi

saya menemukan Ibu kamu jalan sama suami saya, maka saya tidak

akan segan-segan melaporkan Ibu kamu ke polisi!” (Zaez, 2014:

223).

265. “Anak janda itu nggak tahu diuntung.” Reva melanjutkan

bicaranya. “Ibunya juga tidak tahu diri, coba bayangin deh

seumpamanya Mama kalian yang masih seorang suami papa kalian,

eh tiba-tiba kalian digaet sama perempuan janda.” (Zaez, 2014:

229).

Pada kutipan (263 sampai dengan 265) di atas menunjukkan

adanya bentuk penolakan orang yang disekitarnya terhadap Wiana karena

status single parentnya. Statusnya sebagai wanita single parent membuat

orang disekitarnya dijadikan sebagai bahan sindiran dan tuduhan untuk

merusak hubungan keluarga orang lain.

Dalam lingkungan keluarga, terjadi adanya superioritas antara suami

dan wiana. Superioritas yang dimaksud di sini adalah superioritas suami

Wiana terhadapnya. Suami Wiana harus memilih wanita atas pilihan orang

tuanya. Wiana dengan kerelaannya hati harus mengikhlaskan suaminya

untuk memilih wanita lain. Hal ini dapat terlihat pada kutipan berikut ini :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: CITRA WANITA TOKOH UTAMA WIANA DALAM NOVEL … · SMA kelas XI smester II. ... ditinjau dari segi bahasa, perkembangan psikologis, dan latar belakang budaya siswa, ... x KATA PENGANTAR

106

266. “Mencoba menyingkirkanmu, mengalihkan perhatianku darimu,

dan tetap menginginkn perempuan yang dulu pernah ibu jodohkan

padaku” (Zaez, 2014: 88).

267. Aku hanya mohon ridamu. Aku ingin kau mau memaafkan segala

sikap kasarku. Aku akan pergi jauh tanpa diketahui oleh siapa pun.

Aku akan mencoba mencari kehidupan baruku tanpa harus

melupakan kau dan anak-anak.” ( Zaez, 2014: 89).

268. “Aku merasa tidak punya siapa-siapa lagi. Ibu sudah

menghancurkan masa depanku. Ayah sendiri tidak dapat

menolongku dan tidak dapat mencegah Ibu lagi. Kumohon,

sekalipun nanti aku harus pergi, jangan lupakan aku. Aku pasti

kembali” (Zaez, 2014: 90).

Kutipan (266 sampai dengan 268) di atas menunjukkan peristiwa

Wiana melepaskan kepergian suami demi membahagiakan Ibu mertuanya

menjodohkan suaminya dengan perempuan lain. Suaminya tetap pada

pendiriannya untuk meninggalkan Wiana dan menjalankan perintah dan

amanat orang tuanya untuk menikahi perempuan yang lebih kaya dari

Wiana.

Berdasarkan citra sosial, baik dalam keluarga dan masyarakat dapat

dirangkum bahwa Wiana menjalankan perannya dalam keluarga dengan

penuh tanggung jawab baik sebagai istri dan ibu dari anak-anak. Hal itu

juga mempengaruhi kehidupan sosial Wiana dalam perannya di masyarakat.

Di lingkungan keluarga, Wiana berperan sebagai seorang istri tetap

menjalankannya peran sebagai istri yang patuh dan tanggung jawab

terhadap suaminya, dapat terlihat pada kutipan (226 sampai dengan 228).

Perannya sebagai istri, Wiana tidak membiarkan suaminya untuk mencari

nafkah hanya sendiri saja, Wiana selalu membantu suami dalam mencari

pendapatan untuk menafkahi keluarganya. Dalam perannya Wiana sebagai

seorang ibu, Wiana menunjukkan sifat keibuannya terhadap anak-anaknya,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: CITRA WANITA TOKOH UTAMA WIANA DALAM NOVEL … · SMA kelas XI smester II. ... ditinjau dari segi bahasa, perkembangan psikologis, dan latar belakang budaya siswa, ... x KATA PENGANTAR

107

yaitu memberikan rasa kasih sayang dan cinta terhadap anaknya untuk

mendidik anak-anaknya baik dalam bidang pendidikan dan non pendidikan,

dapat terlihat pada kutipan ( 236 sampai dengan 241). Dalam hubungan di

masyarakat, Wiana dikenal sebagai seorang wanita yang tegas. Ketegasan

yang ditunjukkan Wiana ketika ia melihat anaknya dimarahi oleh seorang

tukang penjual buah yang tidak sengaja menyenggol buah yang dijualnya

dan penjaga tokoh yang meminta untuk mengambilkan bahan bacaan yang

disukai anaknya. Hal tersebut dapat terlihat padakutipan (257 sampai

dengan 261). Di lingkungan masyarakat, Wiana dengan statusnya sebagai

single parent menjadi bahan sindiran bagi sekolompok orang meskipun

demikian Wiana menjadi seorang yang pribadi mandiri ketika suaminya

meninggalkannya, hal tersebut dapat terlihat pada kutipan (263 sampai

dengan 265). Berkat kemandirannya, Wiana menjadi kepercayaan di

sekolah tempatnya mengajar untuk menjadi sebagai bendahara dan

dipercayakan di sekolah tempatnya mengajar untuk menangani siswa yang

bermasalah, hal tersebut dapat terlihat pada kutipan (253 sampai dengan

256).

Dalam citra masyarakat, wanita melihat dan merasakan ada

superioritas, ada kekuasaan laki-laki atas wanita. Dalam posisi demikian,

wanita sadar dan tidak sadar menerima dan menyetujuinya sebagai sesuatu

yang terjadi. Tidak kuasa lagi bagi wanita untuk menyingkirkan kekuasaan

itu, yang dirasakan hanyalah kegeraman (Suguhastuti, 2000:136).Seperti

yang dialami Wiana yaitu bagaimana suaminya memilih wanita atas pilihan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: CITRA WANITA TOKOH UTAMA WIANA DALAM NOVEL … · SMA kelas XI smester II. ... ditinjau dari segi bahasa, perkembangan psikologis, dan latar belakang budaya siswa, ... x KATA PENGANTAR

108

orang tuanya, hal tersebut dapat terlihat pada kutipan (266 sampai dengan

268).

Berdasarkan analisis citra wanita dalam novel Cahaya Surga di

Wajah Ibu karya Mura Alfa Zaez, ditunjukkan baagimana sikap pengarang

dalam menanggapi masalah wanita. Di sini pengarang mencoba mengangkat

permasalahan yang terjadi di lingkungan sekitarnya. Perempuan mempunyai

kemampuan untuk berkembang, maju dan membangun dirinya sendiri.

Kemampuan atas pilihannya sendiri perempuan bertanggung jawab atas

potensi diri sendiri sebagai makhluk individu. Seperti yang tampak dalam

diri Wiana bahwa ia memilih sebagai seorang perempuan yang tetap aktif

dalam bekerja, terlihat pada kutipan (247 sampai dengan 250) tanpa tidak

meninggalkan dan melupakan tugas dan kewajibannya sebagai seorang ibu

rumah tangga.

Dalam novel Cahaya Surga Di Wajah Ibu, pengarang dan tokoh tidak

setuju dengan anggapan meremehkan atau merugikan wanita yang pada

umumnya dianggap sebagai makhluk yang lemah dan tak berdaya. Dengan

dasar itulah Mura Alfa Zaez peduli dengan permasalahan yang terjadi di

lingkungannya, terutama masalah wanita. Pengarang mencoba melukiskan

dalam novel ini, perempuan yang optimis dalam mempertahankan hidupnya

dengan segala perjuangan, pantang menyerah baik perannya sebagai

keluarga dan masyarakat. Seperti yang dijelaskan dalam citra Wanita secara

fisik, digambarkan di sana bahwa WianaSebagaisingleparent terlihat

bagaimana kegiatan hidup yang terus menerus dijalani dalam perkembangan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: CITRA WANITA TOKOH UTAMA WIANA DALAM NOVEL … · SMA kelas XI smester II. ... ditinjau dari segi bahasa, perkembangan psikologis, dan latar belakang budaya siswa, ... x KATA PENGANTAR

109

dirinya untuk tetap penuh semangat dalam menjalani hidupnya bukan

perempuan lemah tetapi perempuan yang kuat, tegar dan mandiri dalam

menghadapi cobaan hidup demi melangsungkan kehidupannya seperti

terlihat pada kutipan (242 sampai dengan 246).

4.4 Relevansi Novel Cahaya Surga di Wajah Ibu Karya Mura Alfa

Zaez dalam Pembelajaran Sastra di SMA

Pembelajaran sastra merupakan salah satu media yang relevan dan

baik dalam membentuk karakter siswa. Dalam proses belajar mengajar,

harus diperhatikan metode dan strategi dalam pemberian materi. Novel

dijadikan sebagai daya kreativitas siswa dan ktiris dalam menganalisis unsur

intrnsik dan ekstrnsik novel. Moody (Rahmanto, 1988: 26) menyatakan

bahwa prinsip penting dalam pengajaran sastra adalah penyajian bahan

pengajaran sesuai dengan kemampuan siswa pada tahap pengajaran.

Pengajaran memerlukan suatu pentahapan agar bahan pengajaran sesuai

dengan tahap-tahap kemamapuan siswa, makan bahan pengajaran harus

diklafikasikan berdasarkan tingkat kesulitan dan kriteria siswa.

Dalam memilih bahan pengajaran sastra, terdapat tiga aspek penting

yang perlu dipertimbangkan. Ketiga aspek tersebut adalah bahasa, psikologi

dan latar belakang budaya (Rahmanto, 1988: 27). Berikut ini hasil analisis

novel Cahaya Surga di Wajah Ibu karya Mura Alfa Zaez dari ketiga aspek

tersebut :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: CITRA WANITA TOKOH UTAMA WIANA DALAM NOVEL … · SMA kelas XI smester II. ... ditinjau dari segi bahasa, perkembangan psikologis, dan latar belakang budaya siswa, ... x KATA PENGANTAR

110

1. Aspek Bahasa

Aspek kebahasaan dalam sastra tidak hanya ditentukan oleh masalah-

masalah yang dibahas, tetapi juga faktor-faktor lain seperti: cara penulisan

yang dipakai si pengarang,ciri-ciri karya sastra pada waktu penulisan, dan

kelompok pembaca yang ingin di jangkau pengarang (Rahmanto, 1988: 27).

Bahasa yang digunakan dalam novel merupakan bahasa yang

digunakan sehari-hari. Hal tersebut membuat bahasa dalam novel mudah

dipahami. Berikut ini kutipannya:

269. Sepertinya Ibu menginginkan hal yang lebih tentang hubunganku

dengan Kaka. Atau Ibu hanya sekedar ingin tahu atau wanti-wanti

bila sewaktu-waktu memang benar-benar ada hubungan serius

antara Kaka dengan aku (Zaez, 2014: 122).

270. Setelah semua administrasi diurus oleh Ibu. Ibu menyuruh Aldi dan

aku tidur di ruang depan bila merasa lelah. Di situ ada tempatt

duduk empuk, cukup untuk kami berdua (Zaez, 2014: 51).

271. “IPA kan juga bisa bersosilisasi. Bersosialisasi pada alam dengan

makhluk hidup yang lain. Bukan hanya terikta pada manusia saja.

Berbeda dengan IPS? Aku terus membanggakan jurusan IPA yang

aku ambil padanya ( Zaez, 2014:113).

Selain memperhatikan penggunaan kosa kata dan bahasa yang

digunakan, guru harus memperhatikan isi wacana termasuk ungkapan-

ungkapan yang digunakan. Selain itu, hubungan antar kalimat juga perlu

diperhatikan agar pembaca dapat dengan mudah memahami kata-kata

kiasan yang dugunakan. Berikut ini kalimat yang menggunakan kata kiasan:

272. Ayah lagi.....Ayah lagi.. lama-lama perasaan aku akan membeku

bila Ibu selalu berbicara tentang Ayah. Selalu mengundang Ayah

dalam pembicaraan kami sebagai topik sisipan (Zaez, 2014: 190).

273. Benar yang aku rasa. Tidak ada yang istimewa di rumah Nenek

menurutku. Nenek dan Ayah tidak bedanya. Ternyata buah jatuh

tidak jauh dari pohonnya (Zaez, 2014:66).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 127: CITRA WANITA TOKOH UTAMA WIANA DALAM NOVEL … · SMA kelas XI smester II. ... ditinjau dari segi bahasa, perkembangan psikologis, dan latar belakang budaya siswa, ... x KATA PENGANTAR

111

274. Mungkin bila aku ada duduk di dekat mereka. Tentu akan kulihat

bola mata Ibu yang berkaca-kaca (Zaez, 2014: 88).

275. Ternyata seorang Reva hanya berani menghujat dan menyinisi

orang dengan lidahnya yang tak bertulang (Zaez, 2014: 233).

Dalam novelnya, pengarang juga menggunakan bahasa jawa dalam

menulis kalimat. Hal itu membuat bahasa yang digunakan dalam novel

beragam. Berikut ini kalimat yang menggunakan bahasa jawa :

276. Buat apa juga ngoyo-ngoyo kerja? Kerja di kantorkan sudah

cukup.” (Zaez, 2014: 36).

Pengarang juga menggunakan bahasa ingris dalam novelnya. Namun

kata dalam bahasa inggris merupakan kata-kata yang mudah untuk

dipahami. Berikut ini kalimat menggunakan bahasa inggris :

277. Memiliki teman baru seperti Kaka ternyata spesial juga untuk

diajak ngobrol. Mungkin Kaka juga sempat yang enak buat diajak

sharing (Zaez, 2014: 115).

278. Kami terlalu sibuk sementara handphone yang kupunya sudah

rusak. Aku lebih sering memanfaatkan telepon rumah atau

handphone Ibu untuk menghubungi seseorang (Zaez, 2014: 121).

279. “Dulu waktu Ibu pertama kali jatuh cinta saat itu Ibu kelas tiga

SMP.” Sepertinya Ibu akan menceritakan pengalaman first love-

nya untukku (Zaez, 2014: 123).

280. “Oh Iya, aku pengen ke toilet.” Mendadak aku merasakan ingin

buang air kecil.

“Ada tuh. Jangan lewat sini saja. Lebih dekat. Ntar belok ke kanan.”

“Thank you.” Aku meninggalkannya sendiri. Aku mengikuti

petunjuknya.

281. Film yang biasa aku tonton disetiap malam tidak mood untuk

melihat sebab kata-kata yang menghinakan perempuan kemarin

siang masih terganggu pikiranku (Zaez, 2014: 226).

Dari kutipan-kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa novel Cahaya

Surga Di Wajah Ibukarya Mura Alfa Zaezdapat digunakan sebagai bahan

pembelajaran di SMA. Hal tersebut dapat dilihat dari penggunaan bahasa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 128: CITRA WANITA TOKOH UTAMA WIANA DALAM NOVEL … · SMA kelas XI smester II. ... ditinjau dari segi bahasa, perkembangan psikologis, dan latar belakang budaya siswa, ... x KATA PENGANTAR

112

baik yang mudah dipahami, penggunaan makna kiasan yang mampu

membantu siswa dalam memahami gaya bahasa dalam bahasa indonesia.

Selain itu, pengarang juga menggunakan bahasa yang beragam seperti

bahasa inggris, bahasa jawa yang kiranya dapat menambah pengetahuan

siswa.

2. Aspek Psikologi

Rahmanto (1988: 30) mengemukkan pada jenjang SMA usia siswa

mencapai tahap realistik (130-16 tahun) dan tahap generelasasi (16 tahun

dan selanjutnya). pada tahap relaistik merupakan tahap di mana anak sudah

benar terlepas dari dunia fantasi, dan sangat berminat pada sesuatu yang

benar terjadi. Mereka mengikuti dengan teliti fakta-fakta untuk memahami

masalah dalam kehidupan yang nyata. Tahap generelasasi merupakan tahap

di mana anak berminat untuk menemukan konsep-konsep abstrak dengan

menganalisis suatu fenomena untuk menentukkan keputusan-keputusan

moral.

Kegiatan membaca novel dapat digunakan siswa untuk mengambil

nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Siswa bisa mengambil nilai-nilai

dari tokoh dan penokohan terutama citra wanita dari tokoh Wiana. Nilai-

nilai yang dapat di teladani dari otokoh Wiana sebagai berikut:

1. Wiana seorang yang pekerja keras dan mandiri dalam

membesarkan anak-anaknya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 129: CITRA WANITA TOKOH UTAMA WIANA DALAM NOVEL … · SMA kelas XI smester II. ... ditinjau dari segi bahasa, perkembangan psikologis, dan latar belakang budaya siswa, ... x KATA PENGANTAR

113

2. Wiana seorang yang penyayang dan perhatian kepada anak-

anaknya.

3. Wiana seorang yang sabar dalam menghadapi sikap suaminya.

4. Wiana seorang wanita yang setia menunggu suaminya untuk

kembali bersama anak-anaknya.

5. Wiana seorang wanita yang tegar dalam mempertahankan rumah

tangganya.

6. Wiana seorang wanita yang tegas dalam mendidik anak-anaknya.

Berdasarkan analisis perilaku pada tokoh Wiana pada novel Cahaya

Surga di Wajah Ibu, dapat dijadikan sebagai bahan pembelajaran di SMA.

Dapat membantu siswa mengetahui permasalahan-permasalahan yang

kemungkinan terjadi dalam kehidupan nyata, terutama tentang

permasalahan wanita. Kemudian siswa dapat mengambil yang mengandung

nilai-nilai dalam kehidupan sehari-hari, yaitu nilai-nilai kemanusiaan dan

pendidikan nilai yang baik untuk siswa SMA yang sedang mengalami

penyesuaian perubahan psikologis dan siswa diharapkan dapat menemukan

nilai-nilai yang dibutuhkan dan berguna bagi kehidupannya kelak.

3. Aspek Latar Belakang Budaya

Biasanya,siswa akan mudah tertarik pada karya-karya sastra

dengan latar belakang yang erat hubungannya dengan latar belakang

kehidupan mereka, terutama bila karya sastra itu menghadirkan tokoh yang

berasal dari lingkungan mereka dan mempunyai kesamaan dengan mereka

atau orang yang di sekitar mereka.Guru sastra hendaklah memahami apa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 130: CITRA WANITA TOKOH UTAMA WIANA DALAM NOVEL … · SMA kelas XI smester II. ... ditinjau dari segi bahasa, perkembangan psikologis, dan latar belakang budaya siswa, ... x KATA PENGANTAR

114

yang diminati oleh para siswanya sehingga dapat menyajikan suatu karya

sastra yang tidak terlalu menuntut gambaran di luar jangkauan kemampuan

pembayangan yang dimiki oleh para siswanya (Rahmanto,1988:31).

Jalan hidup yang dilalui Wiana dapat dijadikan bahan pembelajaran

yang baik. Latar belakang kehidupan Wiana yang penuh tantangan dalam

membangun kehidupan rumah tangganya, Wiana harus merelakan suaminya

untuk pergi untuk memenuhi permintaan mertuanya yang menginginkan

suaminya untuk menikah dengan orang yang lebih kaya darinya seperti pada

kutipan sebelumnya (115-117).

Dalam kehidupannya, Wiana harus menjadi tulang punggung keluarga

ketika suaminya telah meninggalkan Wiana dan anak-anaknya demi

memenuhi permintaan dari mertuanya. Hal ini dapat dilihat dalam kutipan

berikut ini :

282. Aku salut pada Ibu. Bagiku dia adalah perempuan hebat yang

mampu berkarir sendiri untuk menghidupkan tiga orang anaknya

dalam sebuah rumah yang telah dimiliki secara pribadi. Tanpa ada

pihak dari siapa pun (Zaez, 2014: 160).

283. Kerja keras ibu adalah motivasiku. Semangatnya membuatku malu

bila aku harus mengeluh didepannya. Ia tidak pernah mengeluh

untuk mencari nafkah seorang diri (Zaez, 2014: 160-161).

284. Ibu yang kulihat setiap pagi berangkat kerja dan pulang lewat siang

menjadi seorang yang mandiri, tidak pernah kutemukan aura lelah

pada wajah saat menemukanku. Ibu tetap tersenyum padaku dan

selalu bertanya apa yang sedang aku lakukan dan bagaimana

pelajaran di sekolah tadi pagi (Zaez, 2014: 128).

Latar belakang budaya terjadi ketika orang yang hidup dengan

kekayaan dapat berbagai cara untuk mendapatkan dan mudah untuk keluar

dari jeratan hukum. Seperti yang dialami oleh tokoh Antoni. Antoni dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 131: CITRA WANITA TOKOH UTAMA WIANA DALAM NOVEL … · SMA kelas XI smester II. ... ditinjau dari segi bahasa, perkembangan psikologis, dan latar belakang budaya siswa, ... x KATA PENGANTAR

115

mudah keluar dari penjara karena kekayaaan yang dimiliki neneknya. Hal

ini ditunjukkan dalam kutipan berikut ini :

285. Apakah kau kenal siapa Antoni?” dia penasaran. Aku menggeleng.

Dulu dia itu buronan.”Aku terkejut. “Tapi dia berhasil keluar dari

penjara berkat Neneknya punya banyak uang makanya dia bisa

bebas saat tertangkap.” ( Zaez, 2014: 253).

Latar kehidupan mertuanya Wiana yang menginginkan kekayaan

dengan menggunakan persugihan untuk bisa menikmati apa yang

diinginkannya tanpa melihat dampak yang ditimbulkan. Hal ini ditunjukkan

dalam kutipan :

286. Tidak tahu yang jelas tentang kematian Nenek. Perempuan itu

meninggal dalam kondisi yang sangat aneh. Sebelum meninggal

tubuhnya kaku dan menghitam. Dengar-dengar dari Ibu, Ibu bilang

Nenek mengikuti ilmu persugihan maka bisa seperti itu”.

“persugihan itu apa?” Antoni menatapku. “Itu ilmu hitam.

Memanfaatkan setan untuk menjadikan hidup kaya. Orang yang

seperti itu diakhir matinya tidak pernah tenang. Dia tidak akan

selamat.” (Zaez, 2014: 273).

287. “Paman Li Wung korban persugihan nenek. Tapi dia sudah

meninggal sebelum nenek meninggal.” Aku menarik napas.

Seburuk inikah peristiwa yang dialami oleh keluarga dan saudara

dari Ayah (Zaez, 2014: 274).

Dari kutipan di atas, banyak sekali nilai-nilai yang dapat diambil dari

novel ini. Diantaranya latar belakang kehidupan dengan kekayaan

seseorang bisa terlepas dari hukum yang sudah berlaku dan bisa

menghalalkan dengan berbagai cara untuk mencapai kekayaan. Kekayaan

yang dapat menutup mata orang untuk mencapainya dengan berabagai cara

tanpa melihat orang lain disekitarnya merasa dirugikan. Selain itu,

bagaimana seorang bisa menyikapi masalah-masalah di dalam keluarganya

dengan penuh kesabaran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 132: CITRA WANITA TOKOH UTAMA WIANA DALAM NOVEL … · SMA kelas XI smester II. ... ditinjau dari segi bahasa, perkembangan psikologis, dan latar belakang budaya siswa, ... x KATA PENGANTAR

116

Berdasarkan uraian analisis di atas, dapat di simpulkan bahwa dari

aspek bahasa, psikologi, dan latar belakang budaya pada novel Cahaya

Surga di Wajah Ibu karya Mura Alfa Zaez dan dapat dijadikan sebagai

bahan pembelajaran sastra di SMA KELAS X1 semester II.

Pertama, jika dilihat dari aspek bahasa, dapat diketahui bahwa bahasa

yang dugunakan pengarang dalam novel Cahaya Surga di Wajah Ibukarya

Mura Alfa Zaez penggunaan kosa kata, struktur kalimat, dan tata

Keduabahasa yang digunakan cukup mudah dimengerti dan dipahami siswa.

Meskipun ada penggunaan bahasa lain yaitu bahasa ingris, bahasa jawa

dan makna kiasan tetapi bahasanya yang digunakan oleh pengarang masih

bisa dipahami oleh siswa tingkat SMA karena bahasanya sederhana dan

lugas.

Kedua, jika dilihat dari aspek psikologis, dapat diketahui bahwa novel

cahaya surga di wajah ibu mempunyai kesesuain antara tahap

perkembangan siswa di SMA, karena siswa sudah memasuki tahap

generalisasi yaitu tahap dimana anak tidak hanya berminta dalam hal-hal

yang praktis saja, tetapi lebih berminat untuk menemukan konsep-konsep

yang nyata dengan menganalisis suatu fenomena yang ada disekitar mereka.

Siswa dapat mengambil nilai kepribadian yang baik bagi diri mereka kelak

jika sudah mempunyai keluarga. Dalam hal ini siswa dapat menemukan

nilai-nilai yang berguna dan sesuai dengan kehidupannya.

Ketiga, jika dilihat dari aspek latar belakang budaya, novel Cahaya

Surga Di Wajah menceritakan kehidupan latar sosial kehidupan keluarga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 133: CITRA WANITA TOKOH UTAMA WIANA DALAM NOVEL … · SMA kelas XI smester II. ... ditinjau dari segi bahasa, perkembangan psikologis, dan latar belakang budaya siswa, ... x KATA PENGANTAR

117

dan status sosial yang mudah dipahami siswa karena ceritanya yang

diangkat dari kehidupan keluarga.

4.5 Silabus dan Rancangan Pelajaran Pembelajaran (RPP) terlampir

Pada bagian ini akan dipaparkan silabus dan rancangan pelajaran

pembelajaran (RPP)sebagai bahan ajar yang telah disusun. Pada SK dan

KD yang dipilih untuk relevansi hasil analisis novel cahaya surga di wajah

Ibu karya mura Alfa Zaez, khususnya analisis citra wanita. Sk tersebut ialah

memahami buku geografi, novel, dan hikayat. KD yang dicapai ialah

mengungkapkan hal-hal yang menarik yang dapat diteladani dari tokoh.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 134: CITRA WANITA TOKOH UTAMA WIANA DALAM NOVEL … · SMA kelas XI smester II. ... ditinjau dari segi bahasa, perkembangan psikologis, dan latar belakang budaya siswa, ... x KATA PENGANTAR

118

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dalam novel

Cahaya Surga di Wajah Ibu karya Mura Alfa Zaez, maka dapat diambil

beberapa kesimpulan, yaitu:

Pertama, berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terhadap tokoh

dan penokohan, dan latar dapat diketahui bahwa Wiana merupakan tokoh

utama.. Wiana dapat disimpulkan sebagai tokoh utama karena menjadi pusat

penceritaan, paling banyak berhubungan tokoh lain dan membawakan moral

dan tema cerita. Tokoh tambahan dalam novel ini adalah Arfansah, Mimi,

Rifka, Aldi, Nenek, Kaka,dan Antoni. Peran dan keberadaan mereka sangat

mendukung tokoh utama. Latar dalam novel Cahaya Surga di Wajah Ibu

karya Mura Alfa Zaez dibagi menjadi tiga bagian yaitu latar tempat, latar

waktu, dan latar sosial. Latar tempat yang digambarkan oleh pengarang

yaitu depan bangunan, di dalam rumah (dapur dan kamar), pasar, tokoh

buku, rumah sakit, sekolah, kantin, kelas, perpustakaan, cafe, dan daerah

Riau. Pada latar waktu terjadi pada pagi hari, siang, sore hari dan malam

hari. Namun yang paling dominan digunakan adalah latar waktu pagi hari

dan malam hari.

Latar sosial menujukkan lingkungan yang tidak nyaman. Kehidupan

Ayah yang tidak pernah mendapatkan ketenangan di dalam keluarganya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 135: CITRA WANITA TOKOH UTAMA WIANA DALAM NOVEL … · SMA kelas XI smester II. ... ditinjau dari segi bahasa, perkembangan psikologis, dan latar belakang budaya siswa, ... x KATA PENGANTAR

119

sehingga menimbulkan rasa tidak suka dan tidak adanya rasa kasih sayang

yang ditunjukkan terhadap anak-anaknya. Kekayaan dapat menjadi

seseorang untuk menghalalkan segala macam cara untuk bisa

mendapatkannya seperti yang dilakukan oleh mertuanya Wiana.PadaLatar

sosial sahabat.Mimi yang tidak hanya disayang keluarganya, tetapi ia juga

memiliki sahabat-sahabat yang sayang padanya yang selalu memberikan

dukungan terhadap Mimi. Pada latar social keluarga, kebencian yang

dimiliki oleh Mimi tentang Ayahnya yang tidak bertanggung jawab sebagai

kepala rumah tangga. Latar sosial di lingkungan masyarakat, menunjukkan

status Wiana sebagaisingle parent dianggap sebagai perempuan yang

merusak hubungan keluarga orang lain dan menjadi bahan sindiran

temannya Mimi di sekolah.

Hasilanalisis secara struktural tersebut dapat digunakan sebagai dasar

untuk mendeskripsikan citra wanita yang ditunjukkan oleh tokoh Wiana

dalam novel Cahaya Surga di Wajah Ibu karya Mura Alfa Zaez.

Pembahasan mengenal citra wanita tokoh Wiana terdiri dua hal, yaitu citra

diri wanita yang beraspek fisik dan psikis dan citra sosial yang beraspek

keluarga dan masyarakat. Dalam pelaksanaanya, kedua hal tersbut saling

berkaitan satu sama lain yang membentuk citra wanita tokoh Wiana.

Kedua, Hasil yang diperoleh dari analisis citra wanita tokoh Wiana

dapat disimpulkan sebagai berikut. (1), citra diri tokoh Wiana dalam aspek

fisik tergambar sebagai wanita yang dewasa dikongkretkan dari ciri-ciri

fisik seperti menikah, hamil, mengandung, melahirkan, menyusui,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 136: CITRA WANITA TOKOH UTAMA WIANA DALAM NOVEL … · SMA kelas XI smester II. ... ditinjau dari segi bahasa, perkembangan psikologis, dan latar belakang budaya siswa, ... x KATA PENGANTAR

120

membesarkan dan merawat anaknya. Secara fisik pula tokoh Wiana

menjaga penampilan agar terlihat tetap cantik dan melakukan kegiatan

sehari-hari yang menyangkut domestik kerumahtanggaan. (2), citra diri

wanita tokoh Wiana dalam aspek psikis sebagai wanita yang dewasa

memiliki peran sebagai istri dan ibu bagi anak-anaknya. Tokoh Wiana

merupakan perempuan makhluk yang mampu beraspirasi dan mempunyai

perasaan. Sejak kepergian suaminya Wiana dengan status single parent ia

menjadi seorang ibu yang harus mandiri untuk menafkahi semua kebutuhan

anak-anaknya. Wiana menjadi seorang ibu yang tegas dalam mendidik

anak-anaknya baik dalam lingkungan keluarga dan lingkungan pendidikan

anaknya, serta memiliki keputusan yang penuh tanggung jawab dan

kebijaksanaan dalam menyikapi masalah dalam keluarganya.

Citra perempuan dalam aspek sosial di masyarakat, terlihat bahwa

Wiana sebagai makhluk sosial yang mempunyai hubungan dengan pihak

lain baik masih dalam lingkungan keluarganya maupun dengan lingkungan

masyarakat tempat tinggalnya. Dari hubungan kecil, yaitu antara perempuan

dan laki-laki, perempuan masih hidup dalam superioritas laki-laki dimana

kekuasaan lebih didominasi oleh laki-laki seperti yang dialami oleh Wiana

yang harus mengalah terhadap suaminya yang memilih untuk menikahi

perempuan yang lebih kaya dari Wiana. Pada kelompok masyarakat Wiana

tergambar sebagai wanita yang mempunyai peranan besar terhadap

perkembangan di sekolah tempatnya mengajar. Selain itu, Tokoh Wiana

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 137: CITRA WANITA TOKOH UTAMA WIANA DALAM NOVEL … · SMA kelas XI smester II. ... ditinjau dari segi bahasa, perkembangan psikologis, dan latar belakang budaya siswa, ... x KATA PENGANTAR

121

mampu menempatkan dirinya sebagai anggota masyarakat yang

menghormati aturan lalu lintas yang berlaku di tempat tinggalnya

Ketiga, hasil analisis tokoh, penokohan, dan citra wanita dapat

direlevansikan dalam pembelajaran satra di SMA kelas XI semester II.

Untuk mengetahui novel coock sebagai bahan pembelajaran sastra, maka

digunakan tiga kriteria pemilihan bahan pembelajaran sastra, yaitu bahasa,

perkembangan psikologis, dan latar belakang budaya siswa. Dari analisis

tersebut dapat disimpulkan bahwa (1) dari aspek bahasa, penggunaan bahasa

yang mudah dipahami, penggunaan makna kiasan yang mampu

membantu siswa dalam memahami gaya bahasa dalam bahasa indonesia.

Selain itu, pengarang juga menggunakan bahasa yang beragam seperti

bahasa inggris, bahasa jawa yang kiranya dapat menambah pengetahuan

siswa. (2) dari aspek psikologi, siswa dapat mengambil yang mengandung

nilai-nilai dalam kehidupan sehari-hari, yaitu nilai-nilai kemanusiaan dan

pendidikan nilai yang baik untuk siswa SMA yang sedang mengalami

penyesuaian perubahan psikologis dan siswa diharapkan dapat menemukan

nilai-nilai yang dibutuhkan dan berguna bagi kehidupannya kelak. (3) dari

aspek budaya, menceritakan kehidupan latar sosial kehidupan keluarga dan

status sosial yang mudah dipahami siswa karena ceritanya yang diangkat

dari kehidupan keluarga.

Hasil dari analisis tokoh, penokohan, latar dan citra wanita dapat

digunakan sebagai bahan pembelajaran sastra di sma kelas XI semester II.

Pembeajaran yang dimaksud mengacu pada silabus yang telah ditentukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 138: CITRA WANITA TOKOH UTAMA WIANA DALAM NOVEL … · SMA kelas XI smester II. ... ditinjau dari segi bahasa, perkembangan psikologis, dan latar belakang budaya siswa, ... x KATA PENGANTAR

122

dengan SK membaca:Memahami buku geografi, novel,dan hikayat.

Kemudian disusun pada RPP yang akan dijadikan pedoman proses

pembelajaran dengan menganalisis unsur intrinsik tokoh, penokohan, dan

latar serta nilai-nilai yang dapat diteladani dari tokoh utama dalam novel

5.2 Implikasi

Penelitian terhadap novel ini membuktikan bahwa citra wanita yang

ditunjukkan Wiana dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran sastra.

Melalui citra wanita yang ditunjukkan oleh tokoh Wiana pada novel Cahaya

Surga di Wajah Ibu karya Mura Alfa Zaez, siswa tidak hanya membaca

karya sastra saja namun mampu memahami karya sastra yang dibacanya.

Oleh karena itu, pengajar diharapkan memperhatikan dalam memberikan

materi pembelajaran terhadap siswa terutama dalam pengetahuan bahasa

dan sastra agar keduanya seimbang. Dengan demikin, pembelajaran sastra

turut serta membekali siswa untuk memahami nilai-nilai moral, sosial, dan

budaya yang tercermin melalui tokoh wiana yang dapat dijadikan teladan

dan pedoman hidup oleh siswaMembaca novel ini, siswa dapat dilatih

untuk peka terhadap perubahan dalam masyarakat dan mampu menghayati

peranannya sebagai makhluk individu dan sebagai makhluk sosial.

5. 3 Saran

Berdasarkan beberapa kesimpulan yang telah dijelaskan, ada beberapa

saran yang diajukan penulis, yaitu :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 139: CITRA WANITA TOKOH UTAMA WIANA DALAM NOVEL … · SMA kelas XI smester II. ... ditinjau dari segi bahasa, perkembangan psikologis, dan latar belakang budaya siswa, ... x KATA PENGANTAR

123

1. Peneliti berharap karya yang jauh dari kata kesempurnaan ini bisa

memberikan pengetahuan untuk para guru bahasa indonesia.

Peneliti juga berharap penelitian yang direlevansikan ke dalam

pembelajaran sastra ini dapat berguna bagi dunia pendidikan

khususnya pembelajaran sastra di SMA.

2. Pendidik harus meningkatkan komptensi dan kreativitas dalam

pembelajaran sastra untuk menumbuhkan minta belajar sastra

peserta didik, pendidik harus mengajarkan pengkajian unsur-unsur

intrinsik dan ekstrinsik lebih dalam. Selain itu, pendidik harus

memberikan keregaman refrensi karya sastra, tidak monoton pada

karya dan pengarang itu-itu saja.

3. Pendidik sebaiknya memberikan karya sastra yang mengandung

nilai-nilai positif yang dapat diaplikasikan peserta didik ke dalam

kehidupan nyata dengan memperhatikan tiga aspek bahasa, aspek

psikologis, dan latar belakang budaya siswa karena hal tersebut

akan menentukan apakah bahan cocok untuk siswa dalam tingkatan

tertentu.

4. Peserta didik dapat memperhatikan nilai-nilai positif yang ada

dalam novel untuk diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

5. Bagi mahasiswa, diharapkan peneliti ini digunakan sebagai acuan

atau referensi dalam penyusunan skripsi dalam novel tersebut untuk

diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Untuk penelitian lain

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 140: CITRA WANITA TOKOH UTAMA WIANA DALAM NOVEL … · SMA kelas XI smester II. ... ditinjau dari segi bahasa, perkembangan psikologis, dan latar belakang budaya siswa, ... x KATA PENGANTAR

124

dapat menindaklanjuti penelitian yang berhubungan dengan novel

dengan menggunakan pendekatan sosiologi sastra.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 141: CITRA WANITA TOKOH UTAMA WIANA DALAM NOVEL … · SMA kelas XI smester II. ... ditinjau dari segi bahasa, perkembangan psikologis, dan latar belakang budaya siswa, ... x KATA PENGANTAR

125

DAFTAR PUSTAKA

Aminuddin. 1987. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung: Sinar Baru.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktis.

Cetakan Ketigabelas Jakarta: Rineka Cipta.

Budianta, Melani. 2002. “Pendekatan Feminis Terhadap Wacana: Sebuah

Pengantar” dalam Budiman, Kris (Ed). Analisis Wacana: Dari Linguistik

Sampai Dekonstruksi. Yogyakarta: Kanal.

Djajanegara, Soenardjati. 2000. Kritik Sastra Feminis: Sebuah Pengantar.

Jakarta: Gramedia Pustaka Umum.

Fadillah. 2014. Implementasi Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran SD/MI,

SMP/MTS & SMA/MA. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Hasan, Iqbal. 2002. Metodologi Penelitian dan Aplikasinya. Bogor: Ghalia

Indonesia.

Kristiyanti. (2012). “Citra Wanita Tokoh “Aku” Novel Fontenay ke Magallianes,

Karya Nh”. Dini”. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Kusdirantin, dkk. 1978. Memahami Novel Atheis. Sumatera: Pusat Pembinaan dan

Pengembangan Bahasa.

Moleong Lexy. 2006. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Mulyasa. 2008. Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta:

Bumi Aksara.

Muslich, Mansnur. 2007. KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan: Dasar

Pemahaman dan Pengembangan). Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Nurgiyantoro, Burhan.1995. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada.

University Press.

__________________. 2013. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Kanisius.

Rahmanto. B. 1988. Metode Pengajaran Sastra. Yogyakarta: Kanisius.

Rendi, Oktavianus.2011. “Feminisme Tokoh Perempuan dalam Kumpulan Cerpen

Mereka Bilang Saya Monyet! Karya Djenar Maesa Ayu”. Skripsi.

Yogyakarta : Universitas Sanata Dharma.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 142: CITRA WANITA TOKOH UTAMA WIANA DALAM NOVEL … · SMA kelas XI smester II. ... ditinjau dari segi bahasa, perkembangan psikologis, dan latar belakang budaya siswa, ... x KATA PENGANTAR

126

Sarawasti, Ekarini. 2003. Sosiologi Sastra: Sebuah Pemahaman Awal. Malang:

UMM Press.

Sayuti, Suminto, A.1988. Dasar - Dasar Analisis Fiksi. Yogyakarta: LP3S.

Sofia, Adib. 2009. Aplikasi Kritik Satra Feminisme (Perempuan dalam Kara-

Karya Kuntowijoyo, Yogyakarta: Citra Pustaka.

Sudjiman, Panuti. 1988. Memahami Cerita Rekaan. Jakarta: Pustaka Jaya.

Sugihastuti. 2000. Wanita di Mata Wanita: Perspektif Sajak - Sajak Teoti Hearty

Bandung: Nuansa.

Suharto dan Sugihastuti. 2002. Kritik Sastra Feminis Teori dan Aplikasinya.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sumardjo, Jakob.1984. Memahami Kesusastraan. Bandung: Alumni.

Zaes, Mura Alfa. 2014. Cahaya Surga di Wajah Ibu. Jakarta: Rumah Orange.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 143: CITRA WANITA TOKOH UTAMA WIANA DALAM NOVEL … · SMA kelas XI smester II. ... ditinjau dari segi bahasa, perkembangan psikologis, dan latar belakang budaya siswa, ... x KATA PENGANTAR

127

SILABUS

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas / Semester : X1/ 2

Standar Kompetensi : Membaca

1.5 Memahami Buku Geografi, Novel dan Hikayat

Standar

kompetensi

Materi

pembelajaran

Kegiatan

pembelajaran

Indikator penilaian Alokasi

waktu

Sumber bahan/alat

15.1

Mengungkap

-an hal-hal

yang

menarik dan

dapat

diteladani

dari tokoh

Unsur-unsur

intrinsik

(tokoh,

penokohan,

dan latar)

novel Cahaya

Surga di

Wajah Ibu

karya Mura

Alfa Zaez.

Membaca novel

Cahaya Surga di

Wajah Ibu karya

Mura Alfa Zaez.

Menganalisis

tokoh,

penokohan, dan

latar.

Mencari tokoh

utama dan tokoh

tambahan.

Menganalisis

tokoh utama.

Mengambil hal-

hal yang menarik

dan hal-hal yang

perlu diteladani

Menganalisis tokoh,

penokohan, dan latar

yang telah selesai

dibaca.

Mengungkapkan hal

yang menarik dari

tokoh utama.

Mendapatkan dan

menemukan hal-hal

yang dapat

diteladani dari tokoh

utama

Jenis

tagihan:

Tugas

kelompok.

Bentuk

instrumen:

Uraian bebas

2 jp Novel

Cahaya Surga di Wajah Ibu

karya Mura Alfa Zaez

Lampiran 1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 144: CITRA WANITA TOKOH UTAMA WIANA DALAM NOVEL … · SMA kelas XI smester II. ... ditinjau dari segi bahasa, perkembangan psikologis, dan latar belakang budaya siswa, ... x KATA PENGANTAR

128

dari tokoh

utama.

Citra wanita

tokoh utama

novel Cahaya

Surga di

Wajah Ibu

karya Mura

Alfa Zaez.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 145: CITRA WANITA TOKOH UTAMA WIANA DALAM NOVEL … · SMA kelas XI smester II. ... ditinjau dari segi bahasa, perkembangan psikologis, dan latar belakang budaya siswa, ... x KATA PENGANTAR

129

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Sekolah : SMA

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas/ Semester : XI/ 2

Standar Komptensi : Membaca

15. Memahami buku geografi, novel,dan hikayat

Kompetensi Dasar :15.1 Mengungkapkan hal menarik yang dapat diteladani

dari tokoh.

Alokasi Waktu : 2 Jam Pelajaran 2 x 45 menit (3 x pertemuan)

Indikator :

Menganalisis tokoh, penokohan, dan latar dalam novel yang

dibaca.

Mengungkapkan hal-hal yang menarik tentang tokoh dalam novel

yang telah dibaca.

Menemukan hal-hal yang bisa diteladani dari tokoh.

Dapat menyimpulkan tentang citra tokoh utama.

1. Tujuan Pembelajaran

Siswa mampu menganalisis tokoh, penokohan, dan latar dalam

novel yang dibaca.

Siswa mampu mengungkapkan kembali hal-hal yang menarik dari

tokoh.

Siswa mampu menemukan hal-hal yang bisa diteladani dari tokoh

utama.

Siswa mampu menyimpulkan citra tokoh utama.

Lampiran 2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 146: CITRA WANITA TOKOH UTAMA WIANA DALAM NOVEL … · SMA kelas XI smester II. ... ditinjau dari segi bahasa, perkembangan psikologis, dan latar belakang budaya siswa, ... x KATA PENGANTAR

130

2. Materi Pembelajaran

Unsur intrinsik novel (tokoh, penokohan, dan latar)

Kritik sastra feminis (citra wanita)

3. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran

a. Langkah Kegiatan Pertemuan Pertama

No Kegiatan Alokasi

Waktu

Metode

1.

2.

Kegiatan Awal :

Guru membuka pelajaran dengan salam.

Guru menjelaskan standar kompetensi,

kompetensi dasar dan indikator yang

dilakukan.

Guru bertanya kepada siswa novel yang

pernah dibaca.

Guru menanyakan novel yang

terhangat saat ini kepada siswa.

Siswa memberikan pendapatnya.

Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

Kegiatan Inti

Eksplorasi:

Guru mengajak siswa untuk berdiskusi

mengenai novel.

Guru memberikan pertanyaan secara lisan

kepada siswa tentang unsur-unsur intrinsik

dan citra wanita untuk mengetahui

seberapa jauh siswa mengerti tentang

novel.

Secara acak siswa menjawab pertanyaan

yang diajukan oleh guru.

Elaborasi :

Guru menjelaskan pengertian unsur intrinsik

(tokoh, penokohan,dan latar), citra wanita.

15 menit

60 menit

Ceramah,tanya

jawab

Diskusi,tanya

jawab

Ceramah,

Diskusi,tanya

jawab kooperatif

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 147: CITRA WANITA TOKOH UTAMA WIANA DALAM NOVEL … · SMA kelas XI smester II. ... ditinjau dari segi bahasa, perkembangan psikologis, dan latar belakang budaya siswa, ... x KATA PENGANTAR

131

3.

Guru meminta siswa untuk bergabung di

kelompok yang sudah dibagikan pada

pertemuan sebelumnya.

Guru memberikan kesempatan kepada siswa

dalam kelompok untuk melanjutkan hasil

diskusinya dalam kelompok untuk

membahas unsure-unsur intrinsik dan citra

wanita

Konfirmasi:

Guru meminta siswa meminta siswa lain

untuk memberi tanggapan atau sanggahan

atas hasil diskusi mengenai unsur-unsur

intrinsik (tokoh, penokohan,dan latar) dan

citra wanita

Guru memberikan apresiasi terhadap siswa

dalam mmeberikan tanggapan terhadap

materi yang disampaikan melalui diskusi.

Guru dapat memberikan bimbingan kepada

siswa jika masih kesalahan mengerjakan di

dalam diskusi.

Guru memberikan kesempatan kepada siswa

untuk bertanya materi yang disampaikan.

Guru memberikan kesimpulan tentang

materi yang disampaikan.

Kegiatan Akhir

Siswa diminta untuk memberi komentar

tentang kegiatan belajar yang telah

berlangsung.

Siswa diajak mefleksikan nilai-nilai yang

terkadung dalam pelajaran ini.

Guru menghimbau siswa untuk dapat

menjadi pembaca yang baik, teliti, cermat

dan apresiatif

15 menit

Tanya jawab dan

diskusi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 148: CITRA WANITA TOKOH UTAMA WIANA DALAM NOVEL … · SMA kelas XI smester II. ... ditinjau dari segi bahasa, perkembangan psikologis, dan latar belakang budaya siswa, ... x KATA PENGANTAR

132

b. Langkah Kegiatan Pembelajaran Kedua

No Kegiatan Alokasi

Waktu

Metode

1.

2.

Kegiatan Awal :

Guru membuka pelajaran dengan salam.

Guru menjelaskan standar kompetensi,

kompetensi dasar dan indikator yang

dilakukan.

Guru bertanya kepada siswa novel yang

pernah dibaca.

Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

Kegiatan Inti

Eksplorasi:

Guru mengajak siswa untuk berdiskusi

mengenai novel yang pernah oleh siswa.

Guru memberikan pertanyaan secara lisan

kepada siswa tentang unsur-unsur intrinsik

dan citra wanita pada waktu pertemuan

sebelumnya.

Secara acak siswa menjawab pertanyaan

yang diajukan oleh guru.

Elaborasi :

Guru memberikan kesempatan kepada

murid untuk berkumpul di dalam kelompok

yang dibagikan pada pertemuan

sebelumnya.

Guru menyuruh siswa untuk membaca

novel Cahaya Surga di Wajah Ibu karya

Mura Alfa Zaez di dalam kelompok

Konfirmasi:

15 menit

60 menit

Ceramah,tanya

jawab

Diskusi,tanya

jawab

Ceramah,

Diskusi,tanya

jawab kooperatif

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 149: CITRA WANITA TOKOH UTAMA WIANA DALAM NOVEL … · SMA kelas XI smester II. ... ditinjau dari segi bahasa, perkembangan psikologis, dan latar belakang budaya siswa, ... x KATA PENGANTAR

133

c. Langkah Kegiatan Pembelajaran Pertemuan Ketiga

Guru meminta siswa untuk bertanya

kesulitan yang dihadapi siswa ketika

membaca novel Cahaya Surga di Wajah

Ibu karya Mura Alfa Zaez.

Guru memberikan penjelasan kepada siswa

penilaian dalam menganalisis novel.

Guru memberikan kepada murid

kesempatan untuk pertemuan selanjutnya

untuk mempersentasikan hasil sinopsis

novel Cahaya Surga di Wajah Ibu karya

Mura Alfa Zaez.

Kegiatan Akhir

Siswa diminta untuk memberi komentar

tentang kegiatan belajar yang telah

berlangsung.

Siswa diajak mefleksikan nilai-nilai yang

terkadung dalam pelajaran ini.

Guru menghimbau siswa untuk dapat

menjadi pembaca yang baik, teliti, cermat

dan apresiatif

15 menit

Tanya jawab dan

diskusi

No Kegiatan Alokasi

Waktu

Metode

1.

Kegiatan Awal :

Guru membuka pelajaran dengan salam.

Guru menjelaskan standar kompetensi,

kompetensi dasar dan indikator yang

dilakukan.

15 menit

Ceramah,tanya

jawab

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 150: CITRA WANITA TOKOH UTAMA WIANA DALAM NOVEL … · SMA kelas XI smester II. ... ditinjau dari segi bahasa, perkembangan psikologis, dan latar belakang budaya siswa, ... x KATA PENGANTAR

134

2.

Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

Kegiatan Inti

Eksplorasi:

Guru memberikan kesempatan kepada

siswa untuk berkumpul kembali di dalam

kelompok yang telah dibagikan pada

pertemuan sebelumnya.

Guru mengulang kembali pelajaran

sebelumnya kepada siswa untuk

mengingatkan siswa tentang materi unsur-

unsur intrinsik (tokoh, penokohan, dan

latar) dan citra wanita.

Guru memberikan aspek-aspek yang harus

dianalisis siswa dalam novel Cahaya

Surga di Wajah Ibu karya Mura Alfa Zaez

Guru secara acak memberikan kesempatan

kepada kelompok untuk maju

persentasikan hasil diskusi dan analisis

dalam novel Cahaya Surga di Wajah Ibu

karya Mura Alfa Zaez.

Guru memberikan kesempatan kepada

kelompok lain untuk memberikan

komentar dan penilaian terhadap

kelompok yang mempersentasikan dari

hasil analisis dalam novel Cahaya Surga

di Wajah Ibu karya Mura Alfa Zaez.

Setelah siswa telah diberikan kesempatan

semua telah maju untuk mempersentasikan

hasil analisis, kemudian guru menyuruh

untuk mengumpulkan tugas siswa.

Elaborasi :

Guru memberikan kesempatan kepada

murid untuk berkumpul di dalam kelompok

60 menit

15 menit

Diskusi,tanya

jawab

Ceramah,

Diskusi,tanya

jawab kooperatif

Tanya jawab dan

diskusi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 151: CITRA WANITA TOKOH UTAMA WIANA DALAM NOVEL … · SMA kelas XI smester II. ... ditinjau dari segi bahasa, perkembangan psikologis, dan latar belakang budaya siswa, ... x KATA PENGANTAR

135

yang dibagikan pada pertemuan

sebelumnya.

Guru menyuruh siswa untuk membaca

novel Cahaya Surga di Wajah Ibu karya

Mura Alfa Zaez di dalam kelompok

Konfirmasi:

Guru meminta siswa untuk bertanya

kesulitan yang dihadapi siswa ketika

membaca novel Cahaya Surga di Wajah

Ibu karya Mura Alfa Zaez.

Guru memberikan penjelasan kepada siswa

penilaian dalam menganalisis novel.

Guru memberikan kepada murid

kesempatan untuk pertemuan selanjutnya

untuk mempersentasikan hasil sinopsis

novel Cahaya Surga di Wajah Ibu karya

Mura Alfa Zaez.

Guru memberikan kesempatan kepada siswa

kesulitan yang dihadapi dalam membaca

dan menganalisis novel Cahaya Surga di

Wajah Ibu karya Mura Alfa Zaez.

Kegiatan Akhir

Siswa diminta untuk memberi komentar

tentang kegiatan belajar yang telah

berlangsung.

Siswa diajak mefleksikan nilai-nilai yang

terkadung dalam pelajaran ini.

Guru menghimbau siswa untuk dapat

menjadi pembaca yang baik, teliti, cermat

dan apresiatif

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 152: CITRA WANITA TOKOH UTAMA WIANA DALAM NOVEL … · SMA kelas XI smester II. ... ditinjau dari segi bahasa, perkembangan psikologis, dan latar belakang budaya siswa, ... x KATA PENGANTAR

136

4. Metode Pembelajaran

Kooperatif

Diskusi

Tanya jawab

Ceramah.

5. Sumber Pembelajaran

Nurgiyantoro, Burhan. 1995. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah

Madah University Pres.

Sofia, Adib. 2009. Aplikasi Kritik Satra Feminisme (Perempuan Dalam

Kara-Karya Kuntowijoyo, Yogyakarta: Citra Pustaka.

Sugihastuti. 2000. Wanita di Mata Wanita .Yogyakarta: Nuansa.

Sudjiman, Panuti. 1988. Memahami Cerita Rekaan. Jakarta: Pustaka

Jaya.

Zaes, Mura Alfa. 2014. Cahaya Surga di Wajah Ibu. Jakarta: Rumah

Orange.

6. Penilaian

Tagihan

Tugas kelompok

Teknik :

Lisan, Tulis, dan perbuatan

Bentuk Instrumen

Uaraian bebas, dan tanya jawab

Pertanyaan

1. Sebutkan tokoh utama, tokoh tambahan dan latar dalam novel!

2. Jelaskan penokohan masing-masing tokoh yang ada dalam novel!

3. Sebutkan citra wanita tokoh Wiana dalam novel Cahaya Surga di Wajah

Ibu karya Mura Alfa Zaez !

4. Sebutkan hal-hal yang dapat diteladani dari tokoh Wiana!

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 153: CITRA WANITA TOKOH UTAMA WIANA DALAM NOVEL … · SMA kelas XI smester II. ... ditinjau dari segi bahasa, perkembangan psikologis, dan latar belakang budaya siswa, ... x KATA PENGANTAR

137

Jawaban :

1. Tokoh utama : Tokoh Wiana

Tokoh tambahan : Tokoh Arfansah, Mimi, Rifka, Nenek, Antoni, Kaka,

dan Aldi.

2. a. Penokohan tokoh Wiana : Sosok seorang Ibu yang pekerja keras,

mandiri, sangat perhatian dan peduli terhadap anaknya dan suaminya,

tegas, dan sabar dalam menghadapi sikap suaminya.

b. Penokohan tokoh Arfansah : Pemarah, kasar, sayang terhadap anaknya

c. Penokohan tokoh Mimi : Pembenci dan pedendam, orang yang suka.

ceroboh, mempunyai sikap yang optimis dalam pendiriannya, dan

mudah putus asa.

d. Penokohan tokoh Aldi : Cerewet, manja, dan bertanggung jawab atas

tugas pekerjaan rumah.

e. Penokohan tokoh Rifka : Berani bertanya dan keingintahuan terhadap

sesuatu sangat tinggi, dan cerdas.

f. Penokohan tokoh Nenek : Cerewet, dan sikapnya suka menyindir

terhadap menantunya Wiana .

g. Penokohan tokoh Kaka : Penolong, dan anak yang cerdas, mempunyai

sikap peduli dan perhatian terhadap mimi

h. Penokohan tokoh Antoni : Ramah, dan suka menolong terhadap Mimi

untuk menemukan alamat rumah Ayahnya.

3. Citra wanita tokoh Wiana

a. Wiana berperan di dalam keluarga dengan penuh tanggung jawab baik

sebagai istri dan Ibu bagi anak-anaknya.

b. Wiana adalah seorang Ibu yang disiplin dalam mendidik anak-anaknya.

c. Wiana yang mandiri dan pekerja keras untuk memenuhi kebutuhan

hidup semenjak suaminya meninggalkannya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 154: CITRA WANITA TOKOH UTAMA WIANA DALAM NOVEL … · SMA kelas XI smester II. ... ditinjau dari segi bahasa, perkembangan psikologis, dan latar belakang budaya siswa, ... x KATA PENGANTAR

138

4. Hal-hal yang dapat diteladani dari tokoh Wiana :

a. Penyabar.

b. Penyayang terhadap anak dan suaminya.

c. Bertanggung jawab atas kewajibannya sebagai istri dan Ibu dari anak-

anaknya.

d. Seorang yang mandiri dan perkerja keras.

e. Seorang yang setia terhadap pasangannya.

f. Memiliki sikap peduli dan perhatian terhadap orang disekitarnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 155: CITRA WANITA TOKOH UTAMA WIANA DALAM NOVEL … · SMA kelas XI smester II. ... ditinjau dari segi bahasa, perkembangan psikologis, dan latar belakang budaya siswa, ... x KATA PENGANTAR

139

Sekolah : SMA

Kelas/semester : X1/2

Bentuk soal : Uraian

Kompetensi dasar :

15.1 Mengungkapkan hal menarik yang dapat diteladani

dari tokoh.

Kompetensi Dasar :

15.1 Mengungkapkan hal menarik yang dapat diteladani

dari tokoh.

Rubrik Penilaian Kognitif

No Kriteria Skor bobot Skor X

bobot

1. Siswa mampu menjawab tpkoh utama

dan 11 tokoh dalam novel Cahaya

Surga di Wajah Ibu karya Mura Alfa

Zaez. (tidak adanya bentuk kesalahan

penulisan nama ejaannya yang

digunakan tepat).

3 2 6

2. Siswa mampu menjawab dengan benar

tokoh utama tetapi ada kesalahan ejaan

penulisan nama yang kurang tepat.

2 2 4

3. Siswa hanya mampu menjawab

dengan benar tokoh utama dan tokoh

tambahan tambahan kurang dari 3 dan

terdapat kesalahan dalam penulisan

nama dan ejaannya.

1 2 2

4. Siswa sangat mampu menjawab

dengan benar penokohan dari tokoh

utama dan tokoh tambahan (yang

jawabannya sesuai dengan kunci

jawban).

3 3 9

5. Siswa mampu menjawab dengan

benar tokoh utama dan tokoh

tambahan tetapi ada yang tidak sesuai

2 3 6

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 156: CITRA WANITA TOKOH UTAMA WIANA DALAM NOVEL … · SMA kelas XI smester II. ... ditinjau dari segi bahasa, perkembangan psikologis, dan latar belakang budaya siswa, ... x KATA PENGANTAR

140

dengan kunci jawaban.

6. Siswa kurang mampu menjawab

dengan benar penokohan tokoh utama

dan tokoh tambahan .tidak sesuai

dengan penokohan yang dimaksud.

1 3 3

7. Siswa sangat mampu menjawab

dengan benar citra wanita tokoh

Wiana. Ejaan dan struktur yang

digunakan sangat tepat.

3 2 6

8. Siswa mampu menjawab dengan benar

3 citra wanita tokoh Wiana, terdapat

struktur kata yang kurang tepat.

2 2 4

9. Siswa kurang mampu menjawab

dengan benar citra wanita Wiana.

ejaan dan struktur kalimat banyak

yang tidak tepat.

1 2 2

10. Siswa sangat mampu menjawab hal-hal

yang menarik dan dapat diteladani dari

tokoh Wiana sesuai dengan kunci

jawaban, ejaannya yang digunakan tepat.

3 2 6

11. Siswa mampu menjawab dengan benar

dua dari hal-hal yang menarik dan

dapat diteladani dari tokoh Wiana.

Ejaannya tidak diperhatikan dan

kurang tepat.

2 2 4

12. Siswa hanya mampu menjawab hal-

hal yang menarik dari tokoh Wiana .

dan ejaannya tidak diperhatikan dan

banyak kesalahan.

1 2 2

Skor

Nilai akhir siswa diperoleh dari : skor yang diperoleh siswa X100

Skor maksimal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 157: CITRA WANITA TOKOH UTAMA WIANA DALAM NOVEL … · SMA kelas XI smester II. ... ditinjau dari segi bahasa, perkembangan psikologis, dan latar belakang budaya siswa, ... x KATA PENGANTAR

141

Rubrik Penilaian Afektif

Aspek

yang

dinilai

Deskripsi Skor

Bobot Bobot

X

Skor

1 2 3

Minat Siswa sangat

antusias

mengerjakan tugas.

Hal ini dapat terlihat

sikap antusias siswa

dalam

memperhatikan guru

memberikan materi

dan latihan tugas

yang diberikan

4

Siswa cukup

berminat ketika

diberikan tugas,

tetapi tidak terlalu

semangat dalam

memperhatikan guru

memberikan materi

maupun tugas yang

diberikan.

Siswa tidak berminat

dan semangat dalam

mengerjakan soal

latihan.

Keaktifan Siswa sangat aktif

berpartisipasi dalam

mengerjakan tugas

dan aktif bertanya

jika ada belum

dipahami yang

diberikan oleh guru.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 158: CITRA WANITA TOKOH UTAMA WIANA DALAM NOVEL … · SMA kelas XI smester II. ... ditinjau dari segi bahasa, perkembangan psikologis, dan latar belakang budaya siswa, ... x KATA PENGANTAR

142

Siswa cukup aktif

dalam mengerjakan

tugas yang diberikan

tetapi tidak aktif

dalam bertanya jika

ada yang kurang

jelas.

Siswa sangat tidak

aktif dalam

mengerjakan tugas

yang diberikan dan

suka mengobrol

dengan teman

sebangkunya.

Kerja

sama

Siswa mampu

bekerja sama dengan

baik bersama teman

kelompoknya dalam

mngerjakan tugas.

Siswa tidak bisa

bekerja sama dengan

kelompoknya untuk

mengerjakan tugas

yang diberikan.

Siswa tidak mampu

untuk bekerja sama

dan siswa asyik

sendiri untuk

mengerjakannya

sendiri tugas yang

diberikan.

Total skor

Nilai siswa yang diperoleh dari:

Jumlah skor siswa yang benar X 100 = Nilai akhir siswa

Jumlah skor total

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 159: CITRA WANITA TOKOH UTAMA WIANA DALAM NOVEL … · SMA kelas XI smester II. ... ditinjau dari segi bahasa, perkembangan psikologis, dan latar belakang budaya siswa, ... x KATA PENGANTAR

143

Rubrik Psikomotorik

No Kriteria Skor bobot Skor X bobot

3 2 6

1. Siswa mampu

mempersentasikan dengan

baik secara lisan dengan

artikulasi dan intonasi yang

jelas, mampu menjawab

pertanyaa/ tanggapan dari

kelompok lain dengan rasa

percaya diri.

2 2 4

2. siswa mampu

mempersentasikan jawaban

secara lisan dengan

artikulasi dan intonasi cukup

jelas dan bisa menjawab

pertanyaan/ tanggapan yang

diberikan kelompok lain

dengan cukup percaya diri.

1 2 2

3. Siswa mempersentasikan

jawaban secara lisan

,intonasi, dan artikulasi

kurang jelas. Dan siswa

kurang mampu menjawab

pertanyaan/ tanggapan dari

kelompok lain dengan tidak

percaya diri.

3 3

Skor

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 160: CITRA WANITA TOKOH UTAMA WIANA DALAM NOVEL … · SMA kelas XI smester II. ... ditinjau dari segi bahasa, perkembangan psikologis, dan latar belakang budaya siswa, ... x KATA PENGANTAR

144

Materi Pembelajaran

1. Pengertian Tokoh dan Penokohan

Panuti Sudjiman (1988: 16) mengemukakan tokoh adalah individu rekaan

yang mengalami peristiwa atau berlakuan dalam berbagai peristiwa dalam cerita.

Tokoh pada umumnya berwujud manusia, tetapi dapat juga berwuud binatang

atau benda yang diinsankan.

Sebagaimana yang dikemukakan Abrams (dalam Aminuddin, 1987: 33)

tokoh adalah orang- orang yang ditampilkan dalam sesuatu karya naratif, atau

drama yang oleh pembaca ditafsirkan memiliki kualitas moral dan kecenderungan

tertentu seperti yang diekspresikan dalam ucapan dan apa yang dilakukan dalam

tindakan.

Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan tokoh adalah orang yang

menjadi pelaku dalam cerita fiksi yang memiliki kualitas moral yang

diekspresikan melalui ucapan atau dialog dan tindakan.

Berdasarkan segi peran atau tingkat pentingnya tokoh dalam sebuah cerita,

tokoh dibedakan menjadi tokoh utama dan tambahan (Nurgiyantoro, 1995: 176-

177). Tokoh utama adalah tokoh yang diutamakan penceritaanya dalam novel

yang bersangkutan. Ia merupakan tokoh yang paling banyak diceritakan. Baik

sebagai pelaku kejadian maupun yang dikenai kejadian dan konflik. Ia sangat

mempengaruhi perkembangan plot. Di pihak lain, pemunculan tokoh-tokoh

tambahan dalam keseluruhan cerita lebih sedikit, tidak dipentingkan,dan

kehadirannya hanya jika ada keterkaitan dengan tokoh utama, secara langsung

maupun tidak langsung.

Lampiran 3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 161: CITRA WANITA TOKOH UTAMA WIANA DALAM NOVEL … · SMA kelas XI smester II. ... ditinjau dari segi bahasa, perkembangan psikologis, dan latar belakang budaya siswa, ... x KATA PENGANTAR

145

Penokohan adalah penyajian watak tokoh dan penciptaan citra tokoh

(Sudjiman, 1986: 58), Sedangkan Menurut Kusdirantin, dkk (1978: 75)

penokohan adalah cara-cara penampilan pelaku melalui sikap, sifat dan tingkah

laku pelakunya. Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa

penokohan adalah cara pengarang menampilkan pelaku melalui sikap dan tingkah

pelakunya yang merupakan sikap batin manusia yang mempengaruhi seluruh

pikirannya dengan cara langsung atau tidak langsung.

Menurut Nurgiyantoro (2005: 194-201) beberapa cara pengarang atau

penulis karya fiksi dalam melukiskan atau menggambarkan penokohan tokoh

cerita dalam karya fiksi, yaitu:

Teknik ekspositori/analistis : Pelukisan tokoh cerita dilakukan dengan

memberikan deskripsi, uraian, atau penjelasan secara langsung. Tokoh

cerita hadir dan dihadirkan oleh pengarang ke hadapan pembaca secara

tidak berbelit- belit, melainkan begitu saja dan langsung disertai

kediriannya, yang mungkin berupa sikap, sifat, watak, tingkah laku, atau

bahkan ciri fisiknya.

Teknik dramatik/tidak langsung : Teknik pelukisan tokohnya, pengarang

tidak mendeskripsikan secara eksplisit sifat dan sikap serta tingkah laku

tokoh. Pengarang membiarkan (baca: menyisati) para tokoh cerita untuk

menunjukkan kediriannya sendiri melalui berbagai aktivitas yang

dilakukan, baik secara verbal lewat kata maupun nonverbal lewat tindakan

atau tingkah laku, dan juga melalui peristiwa yang terjadi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 162: CITRA WANITA TOKOH UTAMA WIANA DALAM NOVEL … · SMA kelas XI smester II. ... ditinjau dari segi bahasa, perkembangan psikologis, dan latar belakang budaya siswa, ... x KATA PENGANTAR

146

2. Pengertian Latar

Secara umum latar dapat diartikan sebagai gambaran waktu dan tempat yang

melatar belakangi aksi tokoh-tokoh dalam suatu peristiwa (Sudjiman, 1984: 120).

Latar adalah elemen fiksi yang menunjukkan kepada kita dimana dan kapan

kejadian-kejadian dalam cerita berlangsung (Sayuti,1999: 110). Menurut

Suparwoto latar adalah keadaan yang digambarkan diatas pentas (1985: 16). Dari

beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa latar adalah tempat atau

keadaan yang menggambarkan terjadinya peristiwa berlangsung yang dialami

tokoh-tokoh.

Nurgiyantoro (1995: 227-233) menjelaskan unsur latar dibedakan menjadi

tiga, yaitu:

Latar tempat tempat menyarankan lokasi terjadinya peristiwa yang

yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi.

Latar waktu berhubungan dengan masalah kapan terjadinya peristiwa-

peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi. Masalah kapan

biasanya dihubungkan dengan waktu factual, waktu yang ada

kaitannya atau dapat dikaitkan dengan peristiwa sejarah.

Latar sosial menyarankan pada hal-hal yang berhubungan dengan

perilaku kehidupan sosial masyarakat di suatu tempat yang diceritakan

dalam karya fiksi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 163: CITRA WANITA TOKOH UTAMA WIANA DALAM NOVEL … · SMA kelas XI smester II. ... ditinjau dari segi bahasa, perkembangan psikologis, dan latar belakang budaya siswa, ... x KATA PENGANTAR

147

3. Pengertian Citra Wanita

Menurut Sugihastuti (2000: 45) citra artinya rupa, gambaran, dapat berupa

gambaran yang dimilki oleh banyak mengenai pribadi atau kesan mental

(bayangan) visual yang ditimbulkan oleh sebuah, kata, frase, atau kalimat dan

merupakan unsur dasar yang khas dalam prosa dan puisi. Yang dimaksud citra

wanita adalah semua wujud gambaran mental spritual dan tingkah laku seharian

yang terekspresi oleh wanita (Heraty, 2000: 45).

Citra diri wanita merupakan sosok individu yang mempunyai pendirian dan

pilihannya sendiri. Wanita juga mempunyai kemampuan untuk berkembang

membangun dirinya. Berdasarkan pola pilihannya sendiri, wanita bertanggung

jawab atas potensi diri sendiri sebagai makhluk individu (Sugihastuti, 2000: 113).

Citra diri wanita terbagi menjadi dua yaitu citra fisis dan citra psikis.

Citra fisis wanita yang tergambar adalah citra fisis wanita dewasa, wanita yang

sudah berumah tangga. Secara fisiologis, wanita dewasa dicirikan oleh tanda-

tanda jasmani antara lain dengan dialaminya haid dan perubahan-perubahan fisik

lainnya, seperti tumbuhnya bulu dibagian badan tertentu, perubahan suara dan lain

sebagainya. Secara fisis kodrat biologis sudah tidak dapat diubah. Wanita

memiliki fisik yang berbeda dengan laki-laki, akan tetapi secara psikis dan sosial,

kodrat fisik itu dapat dikembangkan sehingga wanita mencapai martabat yang

sesuai (Sugihastuti, 2000: 85).

Ditinjau dari aspek psikisnya, wanita juga makhluk psikologi, makhluk yang

berpikir, berperasaan dan beraspirasi. Hal ini menentukan dan mempengaruhi citra

perilakunya (Sugihastuti, 2000: 95).

Selain dari citra diri, adanya citra wanita dalam aspek sosial disederhanakan ke

dalam dua peran, yaitu peran wanita dalam masyarakat dan Peran wanita dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 164: CITRA WANITA TOKOH UTAMA WIANA DALAM NOVEL … · SMA kelas XI smester II. ... ditinjau dari segi bahasa, perkembangan psikologis, dan latar belakang budaya siswa, ... x KATA PENGANTAR

148

keluarga. Wanita sebagai anggota keluarga tercitrakan sebagai makhluk yang

disibukkan dengan berbagai aktivitas domestik rumah tangga, pekerjaan rumah

yangga menjadi tanggung jawab wanita (Sugihastuti, 2000: 129-130). Hubungan

manusia dalam masyarakat dimulai dari hubungan antar orang, termasuk

hubungan antara wanita dengan pria (Sugihastuti, 2000: 132). Manusia sebagai

makhluk sosial dalam kehidupannya memerlukan manusia lain. Demikian juga

wanita, hubungannya dengan manusia lain dapat bersifat khusus maupun umum

tergantung pada bentuk sifat hubungannya itu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 165: CITRA WANITA TOKOH UTAMA WIANA DALAM NOVEL … · SMA kelas XI smester II. ... ditinjau dari segi bahasa, perkembangan psikologis, dan latar belakang budaya siswa, ... x KATA PENGANTAR

149

Sinopsis Novel

Novel Cahaya Surga di Wajah Ibu karya Mura Alfa Zaes tahun 2014

menceritakan tentang perjuangan seorang perempuan yang bernama Wiana. Ibu

Wiana berprofesi sebagai guru disalah satu sekolah swasta. Ibu Wiana

mempunyai suami yang bernama Arfansah dan mereka mempunyai tiga orang

anak yang bernama Rifka, Mimi dan Aldi. Kehidupan dalam keluarga Wiana

tidak seperti yang diharapkan. Perpecahan dan ketidakharmonisan kehidupan

keluarganya dipicu dengan berbagai masalah yang datang. Salah satunya adalah

ketidaksukaan orang tua suaminya. Orang tua Arfansah menginginkan agar

anaknya menikah dengan seorang wanita yang lebih kaya dari Wiana. Dari

konflik yang dialami di dalam keluarganya sehingga berdampak kepada

suaminya yang berperilaku kasar terhadap dirinya dan anak-anaknya. Bukan

hanya itu saja, akhirnya suaminya dipecat dari pekerjaannya. Suami Wiana juga

tidak peduli sama kelahiran Rifka sehingga pergi begitu saja. Meskipun banyak

perlakuan yang kurang baik dari suaminya, tetapi Ibu Wiana selalu tetap membela

suaminya dan mengatakan kalau suaminya itu sangat menyayangi anak-anaknya.

Wiana tidak pernah menunjukkan rasa benci dan mengeluh di depan suaminya

maupun anak-anaknya.

Keadaan yang dilalui keluarganya inilah, menjadi pemicu Mimi anaknya

Ibu Wiana yang sulung untuk semakin benci terhadap sosok Ayahnya. Mimi

Lampiran 4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 166: CITRA WANITA TOKOH UTAMA WIANA DALAM NOVEL … · SMA kelas XI smester II. ... ditinjau dari segi bahasa, perkembangan psikologis, dan latar belakang budaya siswa, ... x KATA PENGANTAR

150

selalu menjadi anak yang pendendam dan pembenci ketika orang selalu bertanya

keberadaan dan keadaan Ayahnya. Ibu Wiana berusaha mengatasi sikap anaknya

yang membenci Ayahnya, walaupun sosok Ayah dalam sebuah novel ini tidak

pernah meletakkan sebuah kebaikan kepada anak-anaknya, namun sosok Ibu

Wiana tetap menutupi keburukan dari sosok suaminya supaya anak-anaknya tetap

merasa bahwa mereka mempunyai sosok Ayah yang baik hati.

Ketegaran dan kesabaran hati seorang Ibu Wiana dalam menghadapi setiap

masalah maupun cobaan yang dialaminya dalam kenyataan hidupnya. Berbagai

upaya yang dilakukannya agar keluarganya tetap bersatu tetapi tidak demikian

suaminya. Arfansah memilih untuk meninggalkan Wiana dan anak-anaknya demi

memenuhi permintaan Ibunya untuk menikahi seorang perempuan janda yang

kaya karena faktor dari persugihan yang dilakukan ibunya. Arfansah terpaksa

memenuhi permintaan ibunya, agar Wiana dan anak-anaknya bisa selamat dari

persugihan ibunya.

Hari-hari kehidupan Wiana yang dilalui tanpa kehadiran sosok suami, tetapi

Wiana selalu menunjukkan sifat semangat dan pantang menyerah untuk

menghidupkan dan memperjuangkan pendidikan anak-anaknya hanya seorang

diri. Wiana menjadi tulang punggung bagi keluarganya. Sindiran selalu

menghampiri keluarga Wiana. Bukan hanya terhadap dirinya tetapi dampak

kepada anaknya bernama Mimi. Di sekolah Mimi menjadi bahan sindirian oleh

teman-temannya. Sindiran menjadi seorang anak janda, membuatnya tidak merasa

nyaman terhadap lingkungan sekolahnya. Meskipun demikan keadaannya, Mimi

mendapatkan teman-teman yaitu Risma dan Kaka yang selalu menolong dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 167: CITRA WANITA TOKOH UTAMA WIANA DALAM NOVEL … · SMA kelas XI smester II. ... ditinjau dari segi bahasa, perkembangan psikologis, dan latar belakang budaya siswa, ... x KATA PENGANTAR

151

memberikan perhatian kepadanya sehingga ia merasa mampu menghadapi segala

bentuk penghinaan yang di lakukan Reva terhadapnya.

Semua berkat kesabaran yang dimiliki oleh ibu Wiana yang tidak pernah

menyerah dengan kehidupan masalah keluarganya, Hingga akhirnya dia dapat

membuktikan kepada anak-anaknya bahwa pandangan terhadap sosok ayah

mereka itu salah. Wiana dapat menyatukan kembali suaminya dihadapan anak-

anaknya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 168: CITRA WANITA TOKOH UTAMA WIANA DALAM NOVEL … · SMA kelas XI smester II. ... ditinjau dari segi bahasa, perkembangan psikologis, dan latar belakang budaya siswa, ... x KATA PENGANTAR

152

BIODATA PENULIS

Antonina Lein, lahir di Pinjawan, Kalimantan Barat

pada 14 Februari 1991. Penulis memulai pendidikan

formal di SD No 05 Pinjawan pada tahun 1997 dan

selesai pada tahun 2002. Setelah lulus SD, penulis

melanjutkan pendidikan ke Sekolah Lanjutan Tingkat

Pertama SLTPN 01 Embaloh Hulu dan selesai pada tahun

2006. Selanjutnya, penulis melanjutkan pendidikan ke SMAN 1 Banua Martinus

dan selesai pada tahun 2009. Pada tahun 2009 penulis melanjutkan pendidikan ke

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

(FKIP), Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, Program Studi Pendidikan Bahasa

Sastra Indonesia.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI