ciri nanopartikel kitosan dan pengaruhnya pada ukuran ... · dwi wahyono. ciri nanopartikel kitosan...

56
CIRI NANOPARTIKEL KITOSAN DAN PENGARUHNYA PADA UKURAN PARTIKEL DAN EFISIENSI PENYALUTAN KETOPROFEN DWI WAHYONO SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010

Upload: ngokhue

Post on 08-Mar-2019

243 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Ciri Nanopartikel Kitosan dan Pengaruhnya pada Ukuran ... · DWI WAHYONO. Ciri Nanopartikel Kitosan dan Pengaruhnya Pada Ukuran Partikel ... Ilmu Kimia Prof. Dr. Ir. Latifah K. Darusman,

CIRI NANOPARTIKEL KITOSAN DAN PENGARUHNYA PADA UKURAN PARTIKEL DAN EFISIENSI PENYALUTAN

KETOPROFEN

DWI WAHYONO

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

2010

Page 2: Ciri Nanopartikel Kitosan dan Pengaruhnya pada Ukuran ... · DWI WAHYONO. Ciri Nanopartikel Kitosan dan Pengaruhnya Pada Ukuran Partikel ... Ilmu Kimia Prof. Dr. Ir. Latifah K. Darusman,

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI

Dengan ini Saya menyatakan bahwa tesis Ciri Nanopartikel Kitosan dan Pengaruhnya Pada Ukuran Partikel dan Efisiensi Penyalutan Ketoprofen adalah karya Saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum pernah diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir tesis ini.

Bogor, 22 April 2010

Dwi Wahyono

Page 3: Ciri Nanopartikel Kitosan dan Pengaruhnya pada Ukuran ... · DWI WAHYONO. Ciri Nanopartikel Kitosan dan Pengaruhnya Pada Ukuran Partikel ... Ilmu Kimia Prof. Dr. Ir. Latifah K. Darusman,

Abstract

DWI WAHYONO. Characterization of Chitosan Nanoparticles and Its Effects to Particle Size and Ketoprofen Encapsulation Efficiency. Supervised by PURWANTININGSIH and LAKSMI AMBARSARI.

Ketoprofen-loaded chitosan nanoparticles are produced by ionic gelation process of chitosan and tripolyphosphate (TPP) with ultrasonication and sentrifugation methods. Ketoprofen encapsulation efficiency and particle size of nanoparticles are determined, respectively, with UV spectrophotometry and Scanning Electron Microscope (SEM). The effects of chitosan, TPP, and surfactant composition to encapsulation efficiency and particle size are studied. The research showed that encapsulation efficiency decreased with the increase of chitosan concentration. The average weight of ketoprofen-loaded chitosan nanoparticles from each formula is 1.00 to 1.50 g for every 200 ml. The SEM characterization with magnication of 2000× showed that ketoprofen-loaded chitosan nanoparticles do not have uniformity of particle size. The mean size of chitosan nanoparticles without and with added ketoprofen (formula P) respectively showed between 385 nm to 8460 nm and 556 nm to 11110 nm. This study showed that there is no relationship between particle size and efficiency. Formula A with composition of chitosan 2.5% (b/v), TPP 0.84 mg/ml, and oleic acid 0.1 mg/ml have ketoprofen encapsulation efficiency 79.79%, whereas formula that have amount of nanoparticle biggest than others was formula P, 58.08%. Composition of formula P was chitosan 3% (b/v), TPP 0.84 mg/ml, and oleic acid 1.5 mg/ml. Determination of the best chitosan nanoparticles formula are prepared by the weight method with observed factors of efficiency and particle size. The best chitosan nanoparticles formulas are P, A, and B. There are difference between IR spectra of ketoprofen-loaded chitosan nanoparticles with IR spectra of chitosan, such as specific peaks at 1410 cm-1 and 1637 cm-1 are from ketoprofen groups. A new specific peak also appear at 1153 cm-1 that showed P=O group of TPP.

Key words : Chitosan, ultrasonication, encapsulation efficiency, particle size

Page 4: Ciri Nanopartikel Kitosan dan Pengaruhnya pada Ukuran ... · DWI WAHYONO. Ciri Nanopartikel Kitosan dan Pengaruhnya Pada Ukuran Partikel ... Ilmu Kimia Prof. Dr. Ir. Latifah K. Darusman,

RINGKASAN

DWI WAHYONO. Ciri Nanopartikel Kitosan dan Pengaruhnya Pada Ukuran Partikel dan Efisiensi Penyalutan Ketoprofen. Dibimbing oleh PURWANTININGSIH dan LAKSMI AMBARSARI.

Studi terhadap kitosan telah banyak dilakukan baik dalam bentuk serpih, butiran, membran, maupun gel. Kemampuan kitosan yang diterapkan dalam berbagai bidang industri modern, seperti farmasi, biokimia, kosmetika, industri pangan, dan industri tekstil mendorong untuk terus dikembangkannya berbagai penelitian yang menggunakan kitosan, termasuk melakukan modifikasi kimia atau fisik dari kitosan. Modifikasi kimia menghasilkan perbaikan stabilitas kitosan melalui fungsionalisasi gugus fungsi yang ada, perbaikan ukuran pori kitosan dengan menggunakan senyawa porogen, dan dapat menaikkan kapasitas adsorpsi kitosan apabila kitosan dipadukan dengan polimer lain.

Modifikasi kimia kitosan salah satunya dapat dilakukan melalui pembentukan ikatan silang dalam struktur kitosan menghasilkan gel kitosan. Apabila modifikasi kimia kitosan ini akan diterapkan sebagai sistem penghantaran obat ke dalam tubuh maka harus mempertimbangkan kemampuan kitosan untuk bisa melewati penghalang (barrier) dalam sistem metabolisme tubuh, dapat mencapai target pengobatan, dan melepaskan zat aktif pada tempat yang spesifik di dalam tubuh sebagai sasaran pengobatan. Oleh karena itu, modifikasi fisik melalui pengaturan ukuran partikel kitosan menjadi hal yang sangat penting.

Modifikasi fisik kitosan yang telah dilakukan adalah dalam bentuk mikrokapsul dan telah diterapkan untuk penghantaran obat ketoprofen ke dalam tubuh. Modifikasi fisik pada kitosan mencakup perubahan ukuran partikel atau butir kitosan menjadi lebih kecil untuk pemanfaatan yang lebih luas. Bentuk mikrokapsul memiliki kelemahan, salah satunya adalah kemampuan penetrasi ke dalam jaringan tubuh terbatas. Oleh karena itu, perkembangan modifikasi fisik mengarah ke bentuk nanopartikel. Penggunaan kitosan dalam bentuk nanopartikel dipilih karena kemampuannya untuk meningkatkan penetrasi molekul-molekul besar. Selain itu, dengan kemudahan masuk ke dalam tubuh, nanopartikel dapat berpindah mengikuti sirkulasi darah ke bagian tubuh.

Pembuatan nanopartikel dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain komposisi material dan metode yang digunakan. Untuk nanopartikel kitosan, komposisi material yang digunakan adalah kitosan, TPP, dan surfaktan. Metode pembuatan nanopartikel merupakan faktor lain yang menentukan selain komposisi material. Banyak metode dikembangkan untuk menghasilkan nanopartikel dengan ukuran kecil dan morfologi baik.

Penelitian ini bertujuan membuat nanopartikel kitosan melalui variasi konsentrasi kitosan, TPP, dan surfaktan, serta menentukan karakterisasi yang meliputi morfologi, efisiensi penyalutan ketoprofen, dan ukuran nanopartikel. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Kimia Organik IPB, Laboratorium Biofisika IPB, Pusat Antar Universitas (PAU) IPB, dan Laboratorium Geologi Kuarterner PPGL Bandung. Penentuan nilai efisiensi penyalutan ketoprofen dan jumlah nanopartikel kitosan yang terbentuk dilakukan dengan berturut-turut dengan spektrofotometer UV/VIS dan SEM.

Page 5: Ciri Nanopartikel Kitosan dan Pengaruhnya pada Ukuran ... · DWI WAHYONO. Ciri Nanopartikel Kitosan dan Pengaruhnya Pada Ukuran Partikel ... Ilmu Kimia Prof. Dr. Ir. Latifah K. Darusman,

Hasil penelitian menunjukkan bahwa setiap formula nanopartikel kitosan diperoleh bobot nanopartikel kitosan terisi ketoprofen rata-rata sebesar 1.00–1.50 g untuk setiap 200 ml. Pencirian dengan SEM pada perbesaran 2000× memperlihatkan bahwa nanopartikel kitosan terisi ketoprofen yang dihasilkan memiliki ukuran partikel tidak seragam. Kisaran diameter nanopartikel kitosan tanpa dan dengan penambahan ketoprofen (formula P) menunjukkan kisaran berturut-turut antara 385 nm–8460 nm dan 556 nm–11110 nm. Dari hasil percobaan, tidak teramati adanya hubungan antara ukuran partikel dan nilai efisiensi. Formula A dengan komposisi kitosan 2.5% (b/v), TPP 0.84 mg/ml, dan oleat 0.1 mg/ml memiliki efisiensi penyalutan ketoprofen yang tinggi, yaitu 79.79%, sedangkan formula yang mempunyai jumlah nanopartikel terbanyak adalah formula P, yaitu 58.08%. Komponen formula P tersusun oleh konsentrasi kitosan 3% (b/v), TPP 0.84 mg/ml, dan oleat 1.5 mg/ml. Penentuan formula nanopartikel kitosan terbaik dilakukan melalui pembobotan dengan memperhatikan faktor nilai efisiensi dan jumlah nanopartikel kitosan. Formula nanopartikel kitosan terbaik berturut-turut adalah formula P, A, dan B. Analisis dengan FTIR menghasilkan puncak-puncak bilangan gelombang yang berbeda dengan spektrum kitosan, antara lain munculnya puncak serapan baru pada bilangan gelombang 1410 cm-1 dan 1637 cm-1 yang berasal dari ketoprofen, yang menunjukkan adanya gugus aromatik benzena. Pita serapan baru juga muncul di bilangan gelombang 1153 cm-1 yang menunjukkan pita serapan gugus P=O dari senyawa TPP. Kata kunci : kitosan, efisiensi penyalutan, ukuran nanopartikel

Page 6: Ciri Nanopartikel Kitosan dan Pengaruhnya pada Ukuran ... · DWI WAHYONO. Ciri Nanopartikel Kitosan dan Pengaruhnya Pada Ukuran Partikel ... Ilmu Kimia Prof. Dr. Ir. Latifah K. Darusman,

© Hak Cipta Milik IPB, tahun 2010 Hak Cipta dilindungi Undang-undang 1. Dilarang mengutip sebagian atau seluruhnya karya tulis ini tanpa

mencantumkan atau menyebutkan sumber a. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan

karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah

b. Pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB 2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya

tulis dalam bentuk laporan apapun tanpa izin IPB

Page 7: Ciri Nanopartikel Kitosan dan Pengaruhnya pada Ukuran ... · DWI WAHYONO. Ciri Nanopartikel Kitosan dan Pengaruhnya Pada Ukuran Partikel ... Ilmu Kimia Prof. Dr. Ir. Latifah K. Darusman,

CIRI NANOPARTIKEL KITOSAN DAN PENGARUHNYA PADA UKURAN PARTIKEL DAN EFISIENSI PENYALUTAN

KETOPROFEN

DWI WAHYONO

Tesis Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Magister Sains pada Departemen Kimia

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

2010

Page 8: Ciri Nanopartikel Kitosan dan Pengaruhnya pada Ukuran ... · DWI WAHYONO. Ciri Nanopartikel Kitosan dan Pengaruhnya Pada Ukuran Partikel ... Ilmu Kimia Prof. Dr. Ir. Latifah K. Darusman,

HALAMAN PENGESAHAN

Judul Tesis : Ciri Nanopartikel Kitosan dan Pengaruhnya Pada Ukuran Partikel dan Efisiensi Penyalutan Ketoprofen

Nama : Dwi Wahyono NIM : G451070111

Disetujui Komisi Pembimbing

Prof. Dr. Purwantiningsih Sugita, MS Dr. Laksmi Ambarsari, MS Ketua Anggota

Diketahui Ketua Program Studi Dekan Sekolah Pascasarjana Ilmu Kimia Prof. Dr. Ir. Latifah K. Darusman, MS Prof. Dr. Ir. Khairil A. Notodiputro, MS

Tanggal Ujian: 30 Maret 2010 Tanggal Lulus:

Page 9: Ciri Nanopartikel Kitosan dan Pengaruhnya pada Ukuran ... · DWI WAHYONO. Ciri Nanopartikel Kitosan dan Pengaruhnya Pada Ukuran Partikel ... Ilmu Kimia Prof. Dr. Ir. Latifah K. Darusman,

PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan

karunia-Nya sehingga tesis ini dapat diselesaikan. Shalawat serta salam tak lupa

selalu tercurah kepada jungjungan Nabi besar Muhammad SAW, sahabat,

keluarga, dan pengikutnya hingga akhir zaman. Ucapan terima kasih yang tak

ternilai kepada Ayahanda tercinta, Saino Sudibyo, BA dan Ibunda tercinta, Siti

Nurjanah yang dengan kesabaran dan keikhlasan telah memberikan dorongan

moral, material, dan selalu berdoa memohon kepada Allah SWT untuk kesuksesan

penulis. Selain itu, penulis juga menyampaikan rasa terima kasih yang dalam

kepada seluruh keluarga, Mas Bayu, Adik Satria, Adik Unita, dan Tri Rahayu atas

semua cinta, kasih, sayang dan dorongan semangat kepada penulis selama

menempuh pendidikan.

Penulis mengucapkan rasa terima kasih yang tulus kepada Prof. Dr.

Purwantiningsih Sugita, MS selaku Ketua Komisi Pembimbing dan Dr. Laksmi

Ambarsari, MS selaku Anggota Komisi Pembimbing, atas segala curahan waktu,

bimbingan, arahan, serta dorongan moral kepada penulis. Pada kesempatan kali

ini penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Prof. Dr. Ir. Suminar S.

Achmadi selaku penguji sidang tesis Luar Komisi, dan Prof. Dr. Ir. Latifah K.

Darusman, MS selaku Ketua Mayor Kimia yang telah banyak memberikan

masukan dan arahan dalam penyempurnaan tesis ini.

Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada rekan-rekan mahasiswa

pascasarjana Mayor Kimia, khususnya angkatan 2007 atas segala jalinan

persahabatan, kerjasama, dan kebersamaan dalam menempuh perkuliahan.

Kepada semua pihak yang telah membantu dengan tulus selama mengikuti

perkuliahan sampai selesainya tesis ini, juga disampaikan terima kasih.

Penulis menyadari bahwa dalam tesis ini masih banyak kekurangan. Oleh

karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi

perbaikan penulis sendiri di masa mendatang.

Bogor, April 2010

Penulis

Page 10: Ciri Nanopartikel Kitosan dan Pengaruhnya pada Ukuran ... · DWI WAHYONO. Ciri Nanopartikel Kitosan dan Pengaruhnya Pada Ukuran Partikel ... Ilmu Kimia Prof. Dr. Ir. Latifah K. Darusman,

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Tangerang pada tanggal 21 Agustus 1983 sebagai

putra kedua dari empat bersaudara, dari ayah Saino Sudibyo dan ibu Siti

Nurjanah. Pendidikan menengah ditempuh penulis di Sekolah Menengah Umum

Negeri 2 Tangerang dan mendapatkan kelulusan pada tahun 2001. Pada tahun

yang sama, penulis juga diterima sebagai mahasiswa Departemen Kimia Institut

Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) dan

menempuh pendidikan sarjana di Departemen Kimia IPB. Judul penelitian yang

diusung untuk memperoleh gelar sarjananya ialah Optimalisasi Sintesis dan

Kajian Adsorpsi Gel Kitosan-Alginat Terhadap Ion Logam Cu(II).

Pada tahun 2007, penulis menempuh program magister sains pada Mayor

Kimia Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Selama perkuliahan, penulis

aktif membantu berbagai kegiatan penelitian di laboratorium. Pada tahun 2008,

penulis diikutsertakan bersama dengan dosen pembimbing dalam Hibah Penelitian

Kompetensi DIKTI 2008 di Institut Pertanian Bogor dengan topik penelitian

Pengembangan Kitosan Sebagai Adsorben dan Bahan Penyalut Suatu Obat. Oleh

karena itu, pada tahun 2009 buku pertama yang dibuat oleh dosen pembimbing

dan penulis yang berjudul “Kitosan: Sumber Biomaterial Masa Depan” telah

diterbitkan.

Page 11: Ciri Nanopartikel Kitosan dan Pengaruhnya pada Ukuran ... · DWI WAHYONO. Ciri Nanopartikel Kitosan dan Pengaruhnya Pada Ukuran Partikel ... Ilmu Kimia Prof. Dr. Ir. Latifah K. Darusman,

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL .............................................................................................. i

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... ii

PENDAHULUAN .............................................................................................. 1

Latar Belakang ............................................................................................ 1

Tujuan Penelitian ........................................................................................ 6

Hipotesis ..................................................................................................... 6

TINJAUAN PUSTAKA

Gel kitosan ................................................................................................... 7

Pengertian dan Perkembangan Nanopartikel .............................................. 10

Metode Pembuatan Nanopartikel ............................................................... 11

Sonokimia ................................................................................................... 14

BAHAN DAN METODE

Alat dan Bahan ........................................................................................... 16

Metode Penelitian ....................................................................................... 16

Penelitian Pendahuluan ........................................................................ 16

Pembuatan Nanopartikel Kitosan Terisi Ketoprofen............................ 18

Karakterisasi Struktur dan Morfologi Nanopartikel ............................ 18

Penentuan Panjang Gelombang Maksimum dan Kurva Standar ......... 18

Efisiensi Enkapsulasi Ketoprofen Pada Nanopartikel ......................... 19

HASIL DAN PEMBAHASAN

Nanopartikel Kitosan .................................................................................. 20

Hasil Analisis Pengaruh Konsentrasi Kitosan, TPP, dan Oleat

Terhadap Jumlah Nanopartikel Kitosan ..................................................... 23

Hasil Analisis Pengaruh Konsentrasi Kitosan, TPP, dan Oleat

Terhadap Efisiensi Enkapsulasi Ketoprofen ............................................... 26

Hasil Analisis Pemilihan Formula Berdasarkan

Nilai Efisiensi dan Jumlah Nanopartikel Kitosan ....................................... 32

Hasil Analisis Karakterisasi Gugus Fungsi Nanopartikel Kitosan ............. 34

Page 12: Ciri Nanopartikel Kitosan dan Pengaruhnya pada Ukuran ... · DWI WAHYONO. Ciri Nanopartikel Kitosan dan Pengaruhnya Pada Ukuran Partikel ... Ilmu Kimia Prof. Dr. Ir. Latifah K. Darusman,

Halaman

SIMPULAN ......................................................................................................... 36

SARAN ................................................................................................................ 37

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 38

Page 13: Ciri Nanopartikel Kitosan dan Pengaruhnya pada Ukuran ... · DWI WAHYONO. Ciri Nanopartikel Kitosan dan Pengaruhnya Pada Ukuran Partikel ... Ilmu Kimia Prof. Dr. Ir. Latifah K. Darusman,

DAFTAR TABEL

Halaman

1 Parameter Mutu Kitosan Niaga ....................................................................... 8

2 Kombinasi Konsentrasi Kitosan, TPP, dan Asam Oleat Semua Formula ...... 17

3 Kombinasi Formula Konsentrasi Kitosan, TPP, dan Asam Oleat ................. 21

4 Jumlah Nanopartikel Kitosan Dari Setiap Formula Nanopartikel .................. 25

5 Nilai Efisiensi Dari Setiap Formula Nanopartikel ......................................... 29

6 Pembobotan Berdasarkan Nilai Efisiensi dan Jumlah

Nanopartikel Kitosan ..................................................................................... 34

7 Perbandingan Spektrum FTIR Kitosan, Ketoprofen, dan

Nanopartikel Kitosan Terisi Ketoprofen ........................................................ 35

Page 14: Ciri Nanopartikel Kitosan dan Pengaruhnya pada Ukuran ... · DWI WAHYONO. Ciri Nanopartikel Kitosan dan Pengaruhnya Pada Ukuran Partikel ... Ilmu Kimia Prof. Dr. Ir. Latifah K. Darusman,

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1 Struktur Kitosan .............................................................................................. 7

2 Struktur Hidrogel Kitosan ............................................................................... 9

3 Pembuatan Nanopartikel ................................................................................ 13

4 Hasil SEM Nanopartikel Kitosan ................................................................... 23

5 Kurva Pengaruh Konsentrasi TPP dan Asam Oleat Terhadap

Jumlah Nanopartikel Kitosan ......................................................................... 26

6 Kurva Penentuan Panjang Gelombang Maksimum ....................................... 27

7 Hubungan Antara Absorbans dan Konsentrasi Larutan Ketoprofen .............. 27

8 Penyalutan Obat di dalam Nanopartikel Kitosan ........................................... 29

9 Kurva Pengaruh Konsentrasi TPP dan Asam Oleat Terhadap

Nilai Efisiensi Enkapsulasi ............................................................................ 32

10 Spektrum FTIR Kitosan, Ketoprofen, dan Nanopartikel

Kitosan Terisi Ketoprofen .............................................................................. 36

Page 15: Ciri Nanopartikel Kitosan dan Pengaruhnya pada Ukuran ... · DWI WAHYONO. Ciri Nanopartikel Kitosan dan Pengaruhnya Pada Ukuran Partikel ... Ilmu Kimia Prof. Dr. Ir. Latifah K. Darusman,

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Studi terhadap kitosan telah banyak dilakukan baik dalam bentuk serpih,

butiran, membran, maupun gel. Kemampuan kitosan yang diterapkan dalam

berbagai bidang industri modern, seperti farmasi, biokimia, kosmetika, industri

pangan, dan industri tekstil mendorong untuk terus dikembangkannya berbagai

penelitian yang menggunakan kitosan, termasuk melakukan modifikasi kimia atau

fisik dari kitosan. Modifikasi kimia menghasilkan perbaikan stabilitas kitosan

melalui fungsionalisasi gugus fungsi yang ada, perbaikan ukuran pori kitosan

dengan menggunakan senyawa porogen, dan dapat menaikkan kapasitas adsorpsi

kitosan apabila kitosan dipadukan dengan polimer lain.

Modifikasi kimia kitosan salah satunya dapat dilakukan melalui

pembentukan ikatan silang dalam struktur kitosan menghasilkan gel kitosan.

Penambahan polivinil alkohol (PVA) pada pembentukan gel kitosan dapat

memperbaiki sifat gel, yaitu menurunkan waktu gelasi dan meningkatkan

kekuatan mekanik gel (Wang et al. 2004, Aisyah 2005). Modifikasi kimia pada

gel kitosan yang telah dilaporkan ialah dengan menggunakan pengikat silang

glutaraldehida yang juga diikuti penambahan hidrokoloid alami, di antaranya gom

guar (Sugita et al. 2006a), alginat (Cardenas et al. 2003; Tan et al. 2003; Sugita et

al. 2006b), dan karboksimetil selulosa (CMC) (Sugita et al. 2007a). Modifikasi ini

meningkatkan sifat reologi gel kitosan meliputi kekuatan mekanik, titik pecah,

ketegaran, pembengkakan, dan pengerutan yang sesuai untuk sistem pengantaran

obat. Jenis modifikasi gel kitosan yang sifat reologinya telah dioptimumkan untuk

pengantaran obat ialah gel kitosan-gom guar (Sugita et al. 2006a) dan gel kitosan-

CMC (Sugita et al. 2007a). Gel tersebut telah diaplikasikan dalam penyalutan

obat ketoprofen dalam bentuk mikrokapsul. Selain itu, Rosa et al. (2008)

melaporkan modifikasi kimia kitosan melalui pembuatan garam kitosan kuarterner

dengan glisidiltrimetil amonium klorida dan pengikat silang glutaraldehida.

Hasilnya, garam kitosan kuarterner dapat mengurangi zat warna reaktif jingga 16

(RO16) dari limbah tekstil.

Page 16: Ciri Nanopartikel Kitosan dan Pengaruhnya pada Ukuran ... · DWI WAHYONO. Ciri Nanopartikel Kitosan dan Pengaruhnya Pada Ukuran Partikel ... Ilmu Kimia Prof. Dr. Ir. Latifah K. Darusman,

Sejauh ini sistem pengantaran obat dengan menggunakan kitosan hanya

terbatas pada modifikasi kimia pada kitosan saja. Apabila modifikasi kimia

kitosan ini akan diterapkan sebagai sistem pengantaran obat ke dalam tubuh maka

harus mempertimbangkan kemampuan kitosan untuk bisa melewati penghalang

(barrier) dalam sistem metabolisme tubuh, dapat mencapai target pengobatan, dan

melepaskan zat aktif pada tempat yang spesifik di dalam tubuh sebagai sasaran

pengobatan. Oleh karena itu, modifikasi fisik melalui pengaturan ukuran partikel

kitosan menjadi hal yang sangat penting.

Modifikasi fisik kitosan yang telah dilakukan adalah dalam bentuk

mikrokapsul dan telah diterapkan untuk pengantaran obat ketoprofen ke dalam

tubuh. Modifikasi fisik pada kitosan mencakup perubahan ukuran partikel atau

butir kitosan menjadi lebih kecil untuk pemanfaatan yang lebih luas. Bentuk

mikrokapsul memiliki kelemahan, salah satunya adalah kemampuan penetrasi ke

dalam jaringan tubuh terbatas. Oleh karena itu, perkembangan modifikasi fisik

mengarah ke bentuk nanopartikel.

Pembuatan nanopartikel dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain

komposisi material dan metode yang digunakan. Untuk nanopartikel kitosan,

komposisi material yang digunakan adalah kitosan, TPP, dan surfaktan.

Penggunaan kitosan dalam bentuk nanopartikel dipilih karena kemampuannya

untuk meningkatkan penetrasi molekul-molekul besar. Selain itu, dengan

kemudahan masuk ke dalam tubuh, nanopartikel dapat berpindah mengikuti

sirkulasi darah ke bagian tubuh. Nanopartikel hidrofilik umumnya memiliki

sirkulasi yang lebih lama di dalam darah (Wu et al. 2005). Komposisi material

yang sesuai akan menghasilkan nanopartikel kitosan dengan ukuran kecil dan

morfologi seragam. Menurut Xu (2003), pembentukan nanopartikel hanya terjadi

pada konsentrasi tertentu kitosan dan TPP. Xu berhasil membuat nanopartikel

kitosan berukuran 20–200 nm dengan menggunakan konsentrasi kitosan 1.5

mg/ml dan konsentrasi TPP 0.7 mg/ml. Selain itu, Wu et al. (2005) juga berhasil

membuat nanopartikel kitosan berukuran 20–80 nm dengan menggunakan

konsentrasi kitosan 1.44 mg/ml dan konsentrasi TPP 0.6 mg/ml. Oleh karenanya,

pemilihan komposisi material yang sesuai merupakan salah satu faktor penentu

keberhasilan pembuatan nanopartikel.

Page 17: Ciri Nanopartikel Kitosan dan Pengaruhnya pada Ukuran ... · DWI WAHYONO. Ciri Nanopartikel Kitosan dan Pengaruhnya Pada Ukuran Partikel ... Ilmu Kimia Prof. Dr. Ir. Latifah K. Darusman,

Metode pembuatan nanopartikel merupakan faktor lain yang menentukan

selain komposisi material. Banyak metode dikembangkan untuk menghasilkan

nanopartikel dengan ukuran kecil dan morfologi yang seragam. Wu et al. (2005)

dan Xu (2003) berhasil membuat nanopartikel kitosan menggunakan metode

pengadukan magnetik pada suhu kamar. Akan tetapi, penentuan ukuran partikel

yang terbentuk dilakukan dengan metode berbeda, yaitu dengan dynamic light

scattering (DLS) pada penelitian Wu et al. (2005) dan dengan transmission

electron microscope (TEM) pada penelitian Xu (2003). Selain itu, Kim et al.

(2006) berhasil membuat nanopartikel kitosan berukuran 50–200 nm

menggunakan metode ultrasonikasi, dilanjutkan dengan metode pengering beku

(freeze dry), dan analisis TEM. Sampai saat ini penelitian nanopartikel kitosan

terus dikembangkan, baik dalam penentuan komposisi maupun pencarian metode

yang sesuai.

Qi et al. (2005) melakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh

nanopartikel kitosan pada perkembangbiakan sel carcinoma tipe MGC803 pada

lambung manusia secara in vitro. Hasilnya, nanopartikel kitosan yang berukuran

65 nm secara nyata menghambat perkembangbiakan sel MGC803 dengan nilai

IC50 5,3 µg/ml setelah 48 jam perlakuan. Selain itu, Kim et al. (2006) melaporkan

penelitiannya tentang pembuatan dan karakterisasi retinol tersalut nanopartikel

kitosan, yang telah digunakan dalam bidang kosmetika dan farmasi. Hasilnya,

retinol tersalut nanopartikel kitosan memiliki ukuran partikel sekitar 50–200 nm

dan retinol efektif tersalut di dalam kitosan.

Berbagai penelitian tentang modifikasi nanopartikel kitosan pun saat ini

telah banyak dilakukan. Salah satunya adalah yang dilakukan oleh Diebold et al.

(2007) yang membuat kompleks antara liposom (gelembung lemak) dengan

nanopartikel kitosan untuk melihat kemampuan nanopartikel kitosan sebagai

pembawa obat. Hasilnya, kompleks tersebut berpotensi sebagai pembawa obat

(drug carrier) untuk permukaan lensa mata. Selain itu, Sarmento et al. (2007)

melaporkan bahwa nanopartikel tersalut kitosan-alginat yang berisi hormon

insulin secara in vivo menurunkan tingkat glukosa streptozotosin pada dosis 50

dan 100 IU/kg sampai 59 dan 55% dari tingkat dasarnya. Selain itu, nanopartikel

kitosan tersalut alginat lebih stabil dan pelepasannya terkontrol untuk pengiriman

Page 18: Ciri Nanopartikel Kitosan dan Pengaruhnya pada Ukuran ... · DWI WAHYONO. Ciri Nanopartikel Kitosan dan Pengaruhnya Pada Ukuran Partikel ... Ilmu Kimia Prof. Dr. Ir. Latifah K. Darusman,

vaksin yang dilakukan secara in vivo dibandingkan tanpa tersalut alginat (Borges

et al. 2006).

Penelitian nanopartikel kitosan termodifikasi umumnya menggunakan

senyawa pengikat silang dan surfaktan. Zat pengikat silang yang sering digunakan

adalah glutaraldehida, sedangkan surfaktan yang banyak dipakai adalah surfaktan

nonionik (Tween 80 dan Span 80). Selain itu, ada senyawa yang bisa berfungsi

sebagai pengikat silang sekaligus sebagai surfaktan, yaitu asam oleat. Untuk

bidang farmasi sebagai sistem pengantaran obat (drug delivery system),

penggunaan zat pengikat silang dan surfaktan melalui penambahan zat kimia

memiliki kelemahan, yaitu toksisitas dari zat kimia yang digunakan (Tarirai

2005). Oleh karena itu, sistem pengantaran obat harus dibuat dari material yang

memiliki tingkat toksisitas minimum. Tarirai (2005) telah melakukan penelitian

tentang pembuatan gel kitosan sebagai pembawa obat ibuprofen dengan

menggunakan senyawa pengikat silang tripolifosfat dan senyawa surfaktan yang

sekaligus berfungsi sebagai pengikat silang, yaitu asam oleat, sodium lauril sulfat

(SLS), dan Tween 80. Hasilnya, Tween 80 memiliki kemampuan mengikat silang

yang relatif rendah pada kisaran konsentrasi 0,1–15% (v/v). Hal ini disebabkan

Tween 80 bersifat nonionik sehingga interaksi dengan polikationik kitosan sangat

rendah. Pada konsentrasi 1–2,5% (b/v), SLS belum mampu membentuk ikatan

silang antar polimer kitosan dan interaksinya menghasilkan hidrogel yang di

dalamnya terdapat struktur seperti butiran.

Penggunaan glutaraldehida sebagai zat pengikat silang untuk sistem

pengantaran obat umumnya banyak dihindari. Selain glutaraldehida bersifat

toksik, ikatan silang glutaraldehida yang terjadi melalui reaksi pembentukan basa

Schiff antara gugus aldehida-ujung pada glutaraldehida dengan gugus amino pada

kitosan membentuk imina akan menghasilkan ikatan kimia yang kuat antar

polimer kitosan. Untuk nanopartikel kitosan sebagai sistem pengantaran obat, hal

ini harus dihindari karena dapat mengakibatkan sulitnya proses pelepasan obat

dari dalam nanopartikel. Umumnya, pembentukan ikatan silang ionik antara

polikationik kitosan dengan senyawa polianion akan lebih disukai dibandingkan

dengan pembentukan ikatan kimia yang kuat antar polimer kitosan.

Page 19: Ciri Nanopartikel Kitosan dan Pengaruhnya pada Ukuran ... · DWI WAHYONO. Ciri Nanopartikel Kitosan dan Pengaruhnya Pada Ukuran Partikel ... Ilmu Kimia Prof. Dr. Ir. Latifah K. Darusman,

Pembentukan ikatan silang ionik salah satunya dapat dilakukan dengan

menggunakan senyawa tripolifosfat. Tripolifosfat dianggap sebagai zat pengikat

silang yang paling baik. Shu dan Zhu (2002) melaporkan bahwa penggunaan

tripolifosfat untuk pembentukan gel kitosan dapat meningkatkan kekuatan

mekanik dari gel yang terbentuk. Hal ini karena tripolifosfat memiliki rapatan

muatan negatif yang tinggi sehingga interaksi dengan polikationik kitosan akan

lebih besar. Oleh karena itu, penelitian ini membuat nanopartikel kitosan yang

terikat silang secara ionik dengan menggunakan zat pengikat silang polianion

tripolifosfat.

Penggunaan surfaktan nonionik Tween 80 dan Span 80 dalam proses

pembuatan mikrosfer kitosan untuk sistem pengantaran hemoglobin ke dalam

tubuh telah dilaporkan oleh Silva et al. (2006). Hasilnya, kedua surfaktan tersebut

dapat menurunkan diameter rata-rata mikrosfer kitosan, yaitu dari 132,6 µm

menjadi 24,9 µm untuk Span 80, dan dari 198 µm menjadi 181,3 µm untuk Tween

80. Selain itu, surfaktan Span 80 juga dapat menurunkan efisiensi enkapsulasi dari

91.2% menjadi 90.9%. Berdasarkan penelitian Silva et al. (2006) inilah diketahui

bahwa penambahan surfaktan dapat memperkecil ukuran partikel kitosan. Oleh

karena itu, penggunaan surfaktan lainnya menjadi perhatian penting dalam

perkembangan berbagai penelitian yang berhubungan dengan sistem pengantaran

obat ke dalam tubuh.

Pembuatan nanopartikel dalam penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan komponen tripolifosfat, sebagai pengikat silang dan asam oleat,

sebagai surfaktan. Hal ini dilakukan karena untuk menghindari sifat toksik dari

glutaraldehida yang selama ini banyak digunakan. Selain itu, penggunaan asam

oleat yang stabil dalam kondisi asam sebagai surfaktan sampai saat ini belum

banyak diteliti dan diharapkan asam oleat ini dapat berperan dalam sistem

penghantaran obat ke dalam tubuh.

Page 20: Ciri Nanopartikel Kitosan dan Pengaruhnya pada Ukuran ... · DWI WAHYONO. Ciri Nanopartikel Kitosan dan Pengaruhnya Pada Ukuran Partikel ... Ilmu Kimia Prof. Dr. Ir. Latifah K. Darusman,

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan membuat nanopartikel kitosan dengan metode

ultrasonikasi dan sentrifugasi melalui variasi konsentrasi kitosan, TPP, dan

surfaktan, serta menentukan karakterisasi nanopartikel yang meliputi morfologi,

efisiensi penyalutan ketoprofen, dan ukuran nanopartikel.

Hipotesis

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

1. Metode sonikasi dan sentrifugasi dapat digunakan untuk membuat

nanopartikel kitosan yang menyalut ketoprofen dengan efisiensi di atas 50%.

2. Efisiensi penyalutan ketoprofen dalam nanopartikel kitosan dipengaruhi oleh

komposisi nanopartikel yang mencakup jumlah kitosan, TPP, dan surfaktan

yang digunakan.

Page 21: Ciri Nanopartikel Kitosan dan Pengaruhnya pada Ukuran ... · DWI WAHYONO. Ciri Nanopartikel Kitosan dan Pengaruhnya Pada Ukuran Partikel ... Ilmu Kimia Prof. Dr. Ir. Latifah K. Darusman,

TINJAUAN PUSTAKA

Gel Kitosan

Proses gelasi atau pembentukan gel merupakan fenomena yang menarik dan

sangat kompleks. Jika terjadi ikatan silang pada polimer yang terdiri atas molekul

rantai panjang dalam jumlah yang cukup, maka akan terbentuk bangunan tiga

dimensi yang berkelanjutan sehingga molekul pelarut akan terjebak diantaranya,

terjadi immobilisasi molekul pelarut, dan terbentuk struktur yang kaku dan tegar

yang tahan terhadap gaya maupun tekanan tertentu (Fardiaz 1989). Gel yang dapat

menahan air di dalam strukturnya disebut hidrogel (Wang et al. 2004). Air yang

terdapat dalam gel ini merupakan tipe air imbibisi, yaitu air yang masuk ke dalam

suatu bahan dan akan menyebabkan pengembangan volume, tetapi air ini bukan

komponen penyusun bahan tersebut (Winarno 1997). Hidrogel dapat dibedakan

menjadi 2 berdasarkan proses pembentukannya, yaitu hidrogel kimia dan fisika.

Hidrogel kimia dibentuk dari reaksi tidak dapat balik karena melibatkan

pembentukan ikatan silang secara kovalen, sedangkan hidrogel fisika dibentuk

dari reaksi dapat balik dengan pembentukan ikatan silang secara ionik (Stevens

2001, Berger et al. 2004).

Saat ini, penggunaan hidrogel banyak dikembangkan dalam berbagai

bidang, antara lain farmasi, industri, dan makanan. Hidrogel ini dibentuk dari

berbagai macam bahan polimer alam maupun polimer sintetik, salah satunya

adalah polimer alam kitosan. Kitosan merupakan biopolimer polikationik linear

dengan unit berulang 2-amino-2-deoksi-D-glukopiranosa yang terhubung oleh

ikatan β-(1→4) (Thatte 2004). Struktur kimia kitosan disajikan pada Gambar 1.

Gambar 1 Struktur kitosan

Page 22: Ciri Nanopartikel Kitosan dan Pengaruhnya pada Ukuran ... · DWI WAHYONO. Ciri Nanopartikel Kitosan dan Pengaruhnya Pada Ukuran Partikel ... Ilmu Kimia Prof. Dr. Ir. Latifah K. Darusman,

Kitosan memiliki rumus molekul (C6H11NO4)n dan merupakan salah satu

dari sedikit polimer alam yang berbentuk polielektrolit kationik dalam larutan

asam organik (Jamaludin 1994). Kitosan larut dalam pelarut organik, HCl encer,

HNO3 encer, dan H3PO4 0,5%, tetapi tidak larut dalam basa kuat dan H2SO4. Sifat

kelarutan kitosan ini dipengaruhi oleh bobot molekul dan derajat deasetilasi.

Bobot molekul kitosan beragam, bergantung pada degradasi yang terjadi selama

proses deasetilasi (Sugita 1992).

Parameter mutu kitosan biasanya dilihat dari nilai derajat deasetilasi, kadar

air, kadar abu, bobot molekul, dan viskositas. Kitosan niaga memiliki bobot

molekul sekitar 1 × 105–1.2 × 106 g/mol. Viskositas kitosan dipengaruhi oleh

beberapa faktor seperti derajat deasetilasi, bobot molekul, konsentrasi pelarut, dan

suhu. Parameter mutu kitosan niaga dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1 Parameter mutu kitosan niaga* Parameter Ciri

Ukuran partikel Serpihan sampai bubuk Kadar air ≤ 10% Kadar abu ≤ 2% Derajat deasetilasi ≥ 70% Warna larutan tidak berwarna Viskositas (cps): � Rendah < 200 � Medium 200–799 � Tinggi 800–2000 � Sangat tinggi >2000

* Sumber: Anonim (1987) dalam Jamaludin (1994)

Gel kitosan terjadi karena terbentuknya jaringan tiga dimensi antara molekul

kitosan yang terentang pada seluruh volume gel yang terbentuk dengan

menangkap sejumlah air di dalamnya. Sifat jaringan serta interaksi molekul yang

mengikat keseluruhan gel menentukan kekuatan, stabilitas, dan tekstur gel. Untuk

memperkuat jaringan di dalam gel biasanya digunakan molekul lain yang

berperan sebagai pembentuk ikatan silang.

Ikatan silang kovalen dalam hidrogel kitosan dibedakan menjadi 3 bagian,

yaitu ikatan silang kitosan-kitosan, jaringan polimer hibrida, dan semi- atau full-

interpenetrating network (IPN) (Gambar 2a, b, c). Ikatan silang kitosan-kitosan

terjadi antara dua unit struktural pada rantai polimer kitosan yang sama, sementara

pada jaringan polimer hibrida, reaksi pengikatan silang terjadi antara satu unit dari

Page 23: Ciri Nanopartikel Kitosan dan Pengaruhnya pada Ukuran ... · DWI WAHYONO. Ciri Nanopartikel Kitosan dan Pengaruhnya Pada Ukuran Partikel ... Ilmu Kimia Prof. Dr. Ir. Latifah K. Darusman,

struktur rantai kitosan dan unit lain dari struktur polimer tambahan. Berbeda

dengan jaringan polimer hibrida, semi- atau full-IPN terjadi jika ditambahkan

polimer lain yang tidak bereaksi dengan larutan kitosan sebelum terjadi ikatan

silang. Pada semi-IPN, polimer yang ditambahkan ini hanya melilit, sementara

pada full-IPN, ditambahkan dua senyawa pengikat silang yang terlibat dalam

jaringan (Berger et al. 2004).

(a) (b) (c)

Gambar 2 Struktur hidrogel kitosan (a) ikatan silang kitosan-kitosan, (b) jaringan

polimer hibrida, (c) jaringan semi IPN (Berger et al. 2004)

Kitosan menunjukkan sifat-sifat polimer biomedis seperti non-toksik,

biokompatibel, dan biodegradabel. Struktur kitosan yang mirip dengan selulosa

dan kemampuannya membentuk gel dalam suasana asam, membuat kitosan

memiliki sifat-sifat sebagai matriks dalam sistem pengantaran obat (Sutriyo et al.

2005). Kitosan biasa dipakai sebagai penghantar obat berdasarkan kekuatan

mekanik dan keteruraian hayatinya yang lambat. Kitosan berbentuk gel atau

lembaran telah digunakan sebagai pengantar obat yang merupakan zat antikanker

(Dhanikula et al. 2004). Kitosan juga dapat memperbaiki sistem pengantaran

ketoprofen dan indometasin yang merupakan obat anti-peradangan dengan cara

menyalut obat dalam mikrokapsul (Yamada et al. 2001, Tiyaboonchai et al.

2003). Beberapa penelitian kitosan yang termodifikasi dengan gom guar telah

digunakan sebagai matriks penghantaran obat dalam tubuh diantaranya obat anti

peradangan ketoprofen (Amelia 2007) dan obat anti-peradangan indometasin

(Mubarok 2007). Hal ini sesuai dengan Nata (2007) yang melaporkan bahwa

melalui uji difusi secara in vitro, proses pembengkakan membran kitosan-gom

Page 24: Ciri Nanopartikel Kitosan dan Pengaruhnya pada Ukuran ... · DWI WAHYONO. Ciri Nanopartikel Kitosan dan Pengaruhnya Pada Ukuran Partikel ... Ilmu Kimia Prof. Dr. Ir. Latifah K. Darusman,

guar akibat matriks yang bersentuhan dengan cairan sangat baik digunakan untuk

sistem penghantaran obat.

Nanopartikel Kitosan

Pengertian dan Perkembangan Nanopartikel

Nanopartikel didefinisikan sebagai partikel yang berbentuk padat dengan

ukuran sekitar 10–1000 nm (Mohanraj 2006). Pembuatan teknologi nanopartikel

ini sangat bergantung pada metode preparasi yang dilakukan, baik itu dalam

bentuk nanopartikel, nanosphere, atau nanokapsul. Dalam sistem pengantaran

obat, nanopartikel berperan sebagai pembawa (carrier) dengan cara melarutkan,

menjebak, mengenkapsulasi, atau menempelkan obat di dalam matriksnya.

Baru-baru ini, nanopartikel yang berasal dari bahan polimer digunakan

sebagai sistem pengantaran obat yang potensial karena kemampuan

penyebarannya di dalam organ tubuh selama waktu tertentu, dan kemampuannya

untuk mengantarkan protein atau peptida (Mohanraj 2006). Nanopartikel dari

bahan polimer yang biodegradabel dan kompatibel merupakan salah satu

perkembangan baik untuk pembawa obat karena nanopartikel diduga terjerap

secara utuh di dalam sistem pencernaan setelah masuk ke dalam tubuh (Wu et al.

2005).

Tujuan utama dalam melakukan rancangan nanopartikel sebagai sistem

pengantaran obat adalah untuk mengatur ukuran partikel, sifat-sifat permukaan,

dan pelepasan zat aktif pada tempat yang spesifik di dalam tubuh sebagai sasaran

pengobatan. Kelebihan menggunakan nanopartikel sebagai sistem pengantaran

obat antara lain (1) ukuran partikel dan karakteristik permukaan nanopartikel

dapat dengan mudah dimanipulasi sesuai dengan target pengobatan; (2)

nanopartikel mengatur dan memperpanjang pelepasan obat selama proses transpor

obat ke sasaran; (3) obat dapat dimasukan ke dalam sistem nanopartikel tanpa

reaksi kimia; dan (4) sistem nanopartikel dapat diterapkan untuk berbagai sasaran

pengobatan, karena nanopartikel masuk ke dalam sistem peredaran darah dan di

bawa oleh darah menuju target pengobatan (Mohanraj 2006). Beberapa hasil

penelitian menjelaskan bahwa jumlah nanopartikel yang melewati epitelium usus

lebih besar daripada mikrosfer (> 1 µm) (Wu et al. 2005). Saat ini penelitian

Page 25: Ciri Nanopartikel Kitosan dan Pengaruhnya pada Ukuran ... · DWI WAHYONO. Ciri Nanopartikel Kitosan dan Pengaruhnya Pada Ukuran Partikel ... Ilmu Kimia Prof. Dr. Ir. Latifah K. Darusman,

mengenai nanopartikel telah banyak dikembangkan, salah satunya adalah

nanopartikel kitosan.

Studi nanopartikel kitosan banyak difokuskan pada preparasi, modifikasi,

perilaku berbagai macam obat dan sifat-sifat fisiknya, seperti nanopartikel kitosan

tersalut PLGA (poly-D,L-lactide-co-glycolide), nanopartikel berisi insulin, asam

deoksiribonukleat (DNA), dan obat antikanker. Janes (2001) melaporkan bahwa

bobot molekul kitosan memainkan peran penting dalam sistem penghantaran

protein atau peptida oleh nanopartikel kitosan (Xu 2003). Selain itu, Jang et al.

(2002) mempelajari karakteristik dari nanopartikel kitosan yang termodifikasi

dengan gugus-gugus hidrofobik (kolesterol) dan hidrofilik (polietilen glikol).

Hasilnya, semakin banyaknya jumlah gugus hidrofobik maka ukuran partikel akan

semakin kecil, dan diperoleh nanopartikel berukuran 30–150 nm.

Wu et al. (2005) mempelajari karakteristik nanopartikel kitosan terisi

amonium glycyrrhizinate (sebagai obat anti-hepatitis) dengan menggunakan

proses gelasi ionik. Hasilnya, nanopartikel yang diperoleh berukuran 20–80 nm

dan melalui uji difusi secara in vitro dapat digunakan sebagai sistem penghantaran

amonium glycyrrhizinate dengan pelepasan amonium glycyrrhizinate pada 1 jam

pertama sekitar 22,5% kemudian diikuti dengan pelepasan amonium

glycyrrhizinate yang sangat lambat hingga mencapai 16 jam, yaitu 37,5%. Joseph

(2007) melakukan preparasi dan karakterisasi nanopartikel kitosan untuk

mengantarkan sitarabin (sebagai zat kemoterapi) untuk terapi penyakit kanker.

Hasilnya, pelepasan sitarabin dari nanopartikel kitosan melalui uji difusi secara in

vitro pada 1 jam pertama cukup cepat, yaitu 30,5% kemudian diikuti dengan

pelepasan sitarabin yang sangat lambat hingga mencapai 16 jam, yaitu 63,1%.

Metode Pembuatan Nanopartikel

Menurut Mohanraj (2006), kebanyakan nanopartikel dibuat dengan tiga

metode, yaitu dispersi polimer, polimerisasi monomer, dan proses gelasi ionik.

Dispersi polimer merupakan teknik umum yang digunakan untuk membuat

nanopartikel biodegradabel dari PLA (poly-lactic acid), PLG (poly-D,L-

glycolide), PLGA (poly-D,L-lactide-co-glycolide), dan PCA (poly-cyanoacrylate).

Teknik dispersi polimer ini dapat digunakan dalam berbagai cara, antara lain

Page 26: Ciri Nanopartikel Kitosan dan Pengaruhnya pada Ukuran ... · DWI WAHYONO. Ciri Nanopartikel Kitosan dan Pengaruhnya Pada Ukuran Partikel ... Ilmu Kimia Prof. Dr. Ir. Latifah K. Darusman,

metode evaporasi pelarut dan metode difusi pelarut. Dalam metode evaporasi

pelarut, polimer dan obat masing-masing dilarutkan dalam pelarut organik.

Campuran larutan polimer dan obat tersebut kemudian di emulsifikasi dalam

larutan yang mengandung surfaktan untuk membentuk emulsi minyak dalam air

(o/w). Setelah emulsi yang terbentuk stabil, pelarut kemudian diuapkan. Untuk

metode polimerisasi, monomer di polimerisasi untuk membentuk nanopartikel

dalam larutan berair. Suspensi nanopartikel selanjutnya dipisahkan dari penstabil

dan surfaktan yang digunakan dengan ultrasentrifugasi dan partikel disuspensikan

kembali dalam medium yang isotonis.

Metode yang paling umum pembuatan nanopartikel menurut Mohanraj

(2006) adalah melalui proses gelasi ionik. Banyak penelitian difokuskan untuk

membuat nanopartikel dari polimer yang biodegradabel seperti kitosan, gelatin,

dan sodium alginat. Salah satu contoh metode gelasi ionik ini adalah

mencampurkan polimer kitosan dengan polianion sodium tripolifosfat yang

menghasilkan interaksi antara muatan positif pada gugus amino kitosan dengan

muatan negatif tripolifosfat.

Menurut Haskell (2005), nanopartikel dapat dibuat dengan 4 metode, yaitu

(1) emulsifikasi; (2) pemecahan; (3) pengendapan; dan (4) difusi emulsi (Gambar

3). Metode emulsifikasi menggunakan bahan dasar cairan/larutan dan energi

mekanik atau ultrasonik diberikan untuk mengurangi ukuran partikel (umumnya <

300 nm). Metode ini memiliki keuntungan, yaitu menggunakan peralatan yang

umum (seperti homogenizer), sedangkan kelemahan metode ini antara lain

pengisian obat ke dalam nanopartikel rendah, serta memerlukan energi tinggi

untuk dekomposisi kimia. Metode pemecahan menggunakan bahan dasar padatan

yang dipecah dengan cara menggiling butiran-butiran padatan. Metode ini

memiliki kelebihan antara lain cocok untuk senyawa yang kelarutannya rendah,

sedangkan kekurangan metode ini antara lain pemecahan partikel padatan

memerlukan energi dan waktu yang lebih besar daripada bahan cairan/larutan,

dapat menghasilkan panas, kondisi proses berbeda-beda dari satu obat ke obat

lainnya, dan ukuran partikel yang dihasilkan terbatas, yaitu lebih besar dari 100

nm.

Page 27: Ciri Nanopartikel Kitosan dan Pengaruhnya pada Ukuran ... · DWI WAHYONO. Ciri Nanopartikel Kitosan dan Pengaruhnya Pada Ukuran Partikel ... Ilmu Kimia Prof. Dr. Ir. Latifah K. Darusman,

Metode pengendapan dilakukan dengan mengendalikan kelarutan bahan di

dalam larutan melalui perubahan pH, suhu, atau pelarut. Endapan yang dihasilkan

dari kondisi sangat jenuh memiliki banyak partikel berukuran kecil. Metode ini

memiliki kelebihan antara lain dapat menghasilkan partikel lebih kecil dari 100

nm dan pemakaian energi sangat rendah. Akan tetapi, kekurangan metode ini

adalah pengisian obat ke dalam nanopartikel rendah dan memerlukan penguapan

banyak pelarut. Metode yang terakhir adalah difusi emulsi yang merupakan

gabungan dari metode emulsifikasi dan pengendapan. Dalam metode ini, emulsi

yang mengandung obat dihasilkan terlebih dahulu melalui penggunaan pelarut

dengan volatilitas yang tinggi. Setelah preparasi, fase yang mengandung obat

dihilangkan melalui evaporasi, yang berlanjut pada pengendapan obat dalam

droplet emulsi. Tidak seperti metode pengendapan langsung yang pembentukan

partikel terjadi di seluruh larutan, dalam metode ini pengendapan terbatas pada

fase yang mengandung obat sehingga droplet berperan sebagai cetakan (templat)

untuk pembentukan nanopartikel. Metode difusi emulsi memiliki kelebihan antara

lain proses pengendapan dapat dikendalikan secara merata sehingga lebih efektif

menghasilkan nanopartikel, sedangkan kekurangan metode ini adalah prosesnya

lebih rumit karena banyak tahapan yang dilakukan, biaya lebih besar, serta

memerlukan kemampuan khusus untuk pemilihan pelarut yang sesuai.

Gambar 3 Pembuatan nanopartikel (Haskell 2005)

Larutan Larutan

Padatan

Energi

Energi

Energi

Difusi

Pengendapan

Page 28: Ciri Nanopartikel Kitosan dan Pengaruhnya pada Ukuran ... · DWI WAHYONO. Ciri Nanopartikel Kitosan dan Pengaruhnya Pada Ukuran Partikel ... Ilmu Kimia Prof. Dr. Ir. Latifah K. Darusman,

Sonokimia

Sonic atau suara dengan frekuensi sangat tinggi disebut ultrasonik. Ahli

kimia pertama yang memperkenalkan efek gelombang suara yang kemudian

disebut sebagai sonokimia adalah Alfred L. Loomis pada tahun 1927. Sejak tahun

1980-an efek dari ultrasonik telah banyak dipergunakan oleh para ilmuwan di

berbagai sektor, karena ultrasonik memiliki dampak yang signifikan secara fisika

dan kimia terhadap suatu zat (Wahid et al. 2001). Ultrasonik memiliki frekuensi

melebihi batas pendengaran manusia, yaitu di atas 20 kHz. Frekuensi yang lebih

tinggi memiliki panjang gelombang yang lebih pendek. Gelombang suara

ultrasonik dapat didengar dan digunakan sebagai alat komunikasi oleh

pendengaran beberapa jenis binatang, seperti anjing, kelelawar, dan lumba-lumba

(Kencana 2009).

Iradiasi ultrasonik sangat berkaitan erat dengan kavitasi, yaitu pembentukan,

pertumbuhan, dan pengempisan gelembung di dalam cairan. Ultrasonik intensitas

tinggi dapat memberikan efek pada perubahan fisika dan kimia yang cukup luas

karena memiliki energi yang cukup tinggi yang dapat diberikan pada zat lain

dalam waktu yang cukup singkat dengan tekanan yang tinggi. Tekanan inilah

yang akan menimbulkan kavitasi. Efek fisika dari ultrasonik intensitas tinggi salah

satunya adalah emulsifikasi (Wahid et al. 2001).

Suara ultrasonik yang menjalar di dalam medium cair memiliki kemampuan

terus menerus membangkitkan semacam gelembung atau rongga (cavity) di dalam

medium tersebut yang kemudian secepat kilat meletus. Fenomena ini lebih dikenal

dengan nama kavitasi. Gelembung-gelembung yang meletus tadi bisa

menghasilkan energi kinetik luar biasa besar yang berubah menjadi energi panas.

Penciptaan dan luruhnya gelembung yang cepat memberikan efek transfer energi

panas yang juga cepat. Gelembung-gelembung tadi bisa mencapai suhu 5000 K,

bertekanan 1000 atm, dan memiliki kecepatan pemanasan-pendinginan 1010 K/s.

Selama terjadinya gelembung-gelembung, kondisi fisika-kimia suatu reaksi bisa

berubah drastis namun suhu medium yang teramati tetaplah dingin karena proses

terbentuk dan pecahnya gelembung tadi terjadi dalam skala mikroskopik.

Sejumlah teori dikembangkan untuk menjelaskan bagaimana radiasi

ultrasonik 20 kHz dapat memecahkan ikatan kimia. Semua teori sepakat bahwa

Page 29: Ciri Nanopartikel Kitosan dan Pengaruhnya pada Ukuran ... · DWI WAHYONO. Ciri Nanopartikel Kitosan dan Pengaruhnya Pada Ukuran Partikel ... Ilmu Kimia Prof. Dr. Ir. Latifah K. Darusman,

kejadian utama dalam sonokimia adalah pembentukan, pertumbuhan, dan

pemecahan gelembung yang terbentuk di dalam cairan. Masalah selanjutnya

adalah bagaimana gelembung dapat terbentuk, mengingat fakta bahwa daya yang

diperlukan untuk memisahkan molekul-molekul air pada jarak 2 kali ikatan Van

der Waals nya adalah sebesar 105 W/cm2, sedangkan dalam bath sonikasi dengan

daya 0.3 W/cm2 sudah berhasil mengubah air menjadi hidrogen peroksida.

Banyak penjelasan berbeda yang diajukan untuk menjelaskan fenomena ini, tetapi

semuanya berdasarkan pada keberadaan partikel tertentu atau gelembung-

gelembung gas yang menurunkan gaya antarmolekul sehingga memungkinkan

terbentuknya gelembung. Tahap kedua adalah pertumbuhan gelembung yang

terjadi melalui difusi uap zat terlarut (solut) pada gelembung, dan tahap ketiga

adalah pecahnya gelembung yang terjadi ketika ukuran gelembung mencapai nilai

maksimumnya. Berdasarkan mekanisme hot-spot, ledakan gelembung tersebut

menaikkan temperatur lokal hingga 5000 K dan tekanan 1000 atm. Kondisi

ekstrem tersebut menyebabkan pemutusan ikatan kimia.

Gelombang ultrasonik tidak secara langsung berinteraksi dengan molekul-

molekul untuk menginduksi suatu perubahan kimia. Interaksi gelombang

ultrasonik dengan molekul-molekul terjadi melalui media perantara berupa cairan.

Gelombang yang dihasilkan oleh tenaga listrik diteruskan oleh media cair ke

medan yang dituju melalui fenomena kavitasi yang akan menyebabkan terjadinya

temperatur dan tekanan lokal ekstrem di dalam cairan dimana reaksi terjadi

(Kencana 2009).

Peralatan komersial untuk penelitian efek ultrasonik telah banyak tersedia.

Sebuah alat yang berbentuk probe, yang dapat menghasilkan gelombang

ultrasonik berintensitas tinggi (50–500 W/cm2) merupakan tipe yang paling akurat

dan efektif untuk skala laboratorium serta memberikan kemudahan dalam

mengontrolnya pada suhu ruang dan tekanan atmosfer. Sedangkan ultrasonik

cleaning bath hanya memiliki intensitas rendah (~ 1 W/cm2) (Wahid et al. 2001).

Oleh karena itu, kebanyakan pembuatan nanopartikel dilakukan dengan

menggunakan peralatan ultrasonik berbentuk probe.

Page 30: Ciri Nanopartikel Kitosan dan Pengaruhnya pada Ukuran ... · DWI WAHYONO. Ciri Nanopartikel Kitosan dan Pengaruhnya Pada Ukuran Partikel ... Ilmu Kimia Prof. Dr. Ir. Latifah K. Darusman,

BAHAN DAN METODE

Alat dan Bahan

Alat-alat yang digunakan antara lain neraca analitik, FTIR jenis Perkin

Elmer seri SpectrumOne, spektrofotometer ultraviolet/sinar tampak (UV/Vis) UV-

1700 PharmaSpec, High Speed Centrifuse Sorvall RC 5B Plus, SEM JEOL JSM-

6360LA, pengaduk magnet, Ultrasonik prosesor Cole Parmer 130 Watt 20 kHz,

pHmeter 510 Bench Series, pengering semprot Buchi 190, pelapis ion Sputter

JFC-1100.

Bahan-bahan yang digunakan adalah kitosan niaga yang dibeli dari

Bratachem (DD 70,15% dan BM 3×105 g/mol), asam asetat 1%, asam oleat pa,

etanol, ketoprofen yang diperoleh dari PT Kalbe Farma, natrium tripolifosfat

(STPP), dan larutan bufer fosfat pH 7.2.

Metode Penelitian

Tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penelitian pendahuluan,

yaitu menentukan formula konsentrasi material (kitosan, TPP, dan oleat) yang

akan digunakan dalam penelitian utama. Penelitian utama meliputi tahapan

pembuatan nanopartikel kitosan, karakterisasi, dan analisis data komposisi

nanopartikel terhadap nilai efisiensi dan ukuran partikel.

Penelitian Pendahuluan

Penelitian pendahuluan ini meliputi screening nilai konsentrasi material

yang akan digunakan, dilakukan dengan mencari kisaran nilai maksimum dan

minimum dari setiap material yang digunakan. Setelah itu, seluruh data

konsentrasi tersebut diolah menggunakan model Box Behnken program Modde 5

untuk melihat nilai sebaran data konsentrasi yang mewakili. Dari hasil ini dapat

diperoleh variasi nilai konsentrasi material yang akan digunakan dalam penelitian

utama. Seluruh kombinasi formula dapat dilihat pada Tabel 2.

Page 31: Ciri Nanopartikel Kitosan dan Pengaruhnya pada Ukuran ... · DWI WAHYONO. Ciri Nanopartikel Kitosan dan Pengaruhnya Pada Ukuran Partikel ... Ilmu Kimia Prof. Dr. Ir. Latifah K. Darusman,

Tabel 2 Kombinasi konsentrasi kitosan, TPP, dan asam oleat semua formula

KITOSAN TPP OLEAT FORMULA % (b/v) (mg/ml) (mg/ml)

0.84 0.10 A 0.80 B 1.50 C

2.50 1.17 0.10 Da

0.10 Ea

0.80 Fb

0.80 Gb

1.50 Hc

1.50 Ic

1.50 0.10 J 0.80 K 1.50 L

0.84 0.10 Md 0.10 Nd 0.80 O 1.50 Pe 1.50 Qe

3.00 1.17 0.10 R 0.80 Sf

0.80 Tf

1.50 Ug

1.50 Vg

1.50 0.10 Wh

0.10 Xh

0.80 Y 1.50 Zi

1.50 AA i

0.84 0.10 BB 0.80 CC 1.50 DD

3.50 1.17 0.10 EEj

0.10 FFj

0.80 GGk

0.80 HHk

1.50 II l

1.50 JJl

1.50 0.10 KK 0.80 LL 1.50 MM

Ket : a – l : memiliki kombinasi formula yang sama

Page 32: Ciri Nanopartikel Kitosan dan Pengaruhnya pada Ukuran ... · DWI WAHYONO. Ciri Nanopartikel Kitosan dan Pengaruhnya Pada Ukuran Partikel ... Ilmu Kimia Prof. Dr. Ir. Latifah K. Darusman,

Penelitian Utama

Pembuatan nanopartikel kitosan terisi ketoprofen (Modifikasi Xu 2003)

Nanopartikel kitosan dibuat berdasarkan metode Xu (2003), yaitu

pengadukan magnetik pada suhu kamar. Akan tetapi, dalam penelitian ini

ditambahkan beberapa modifikasi antara lain setelah proses pengadukan

dilakukan proses ultrasonikasi dan sentrifugasi. Nanopartikel kitosan terisi

ketoprofen dibuat dengan mencampurkan larutan kitosan konsentrasi [2.50–3.50%

(b/v)]; TPP 0.84–1.50 mg/ml; ketoprofen 0.20 mg/ml; dan asam oleat 0.10–1.50

mg/ml. Kombinasi yang digunakan sesuai dengan Tabel 2. Kitosan dilarutkan

dalam larutan asam asetat 1%, ketoprofen dan asam oleat masing-masing

dilarutkan dalam etanol, dan TPP dilarutkan dalam akuades. Sebanyak 100 ml

larutan kitosan ditambahkan 40 ml larutan TPP, dan 40 ml larutan ketoprofen.

Setelah itu, sambil diaduk pada suhu kamar ditambahkan 20 ml asam oleat.

Campuran kemudian diberi gelombang ultrasonik dengan frekuensi 20 kHz setiap

20 ml selama 30 menit, kemudian disentrifugasi dengan kecepatan 20000 rpm

selama 2 jam. Supernatan yang diperoleh berupa suspensi nanopartikel.

Pengubahan bentuk suspensi menjadi serbuk dilakukan dengan menggunakan

pengering semprot.

Karakterisasi struktur dan morfologi nanopartikel kitosan terisi ketoprofen

Morfologi nanopartikel kitosan terisi ketoprofen dianalisis dengan

menggunakan SEM dan FTIR.

Penentuan panjang gelombang maksimum dan pembuatan kurva standar

Larutan ketoprofen dalam bufer fosfat pH 7.2 dengan konsentrasi 10 ppm

diukur absorbansnya pada panjang gelombang 200–300 nm. Panjang gelombang

maksimum (λmaks) yang diperoleh digunakan untuk analisis selanjutnya. Kurva

standar dibuat dengan deret konsentrasi ketoprofen 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, dan 10

ppm. Data yang diperoleh merupakan kurva hubungan antara konsentrasi

ketoprofen dan absorbans.

Page 33: Ciri Nanopartikel Kitosan dan Pengaruhnya pada Ukuran ... · DWI WAHYONO. Ciri Nanopartikel Kitosan dan Pengaruhnya Pada Ukuran Partikel ... Ilmu Kimia Prof. Dr. Ir. Latifah K. Darusman,

Efisiensi enkapsulasi ketoprofen pada nanopartikel

Sebanyak 25 mg nanopartikel kitosan ditimbang dan dilarutkan ke dalam 50

ml bufer fosfat pH 7.2. Campuran tersebut dikocok selama 24 jam lalu disaring.

Filtrat yang diperoleh dibaca absorbansnya dengan spektrofotometer UV pada

λmaks. Absorbans yang diperoleh digunakan untuk menentukan konsentrasi

ketoprofen dengan bantuan kurva standar. Sebagai koreksi diukur juga

nanopartikel kitosan kosong atau tanpa penambahan ketoprofen. Efisiensi

enkapsulasi dihitung dengan persamaan:

E = (x mg/l × 1L/1000 ml × vol. ekstraksi × a mg/b mg) × 100% Massa ketoprofen awal (mg) dengan: x = nilai x dari persamaan kurva standar

a = massa total nanopartikel yang diperoleh

b = massa nanopartikel yang digunakan untuk penentuan efisiensi

Page 34: Ciri Nanopartikel Kitosan dan Pengaruhnya pada Ukuran ... · DWI WAHYONO. Ciri Nanopartikel Kitosan dan Pengaruhnya Pada Ukuran Partikel ... Ilmu Kimia Prof. Dr. Ir. Latifah K. Darusman,

HASIL DAN PEMBAHASAN

Nanopartikel Kitosan

Tahap awal dalam penelitian ini adalah menentukan kombinasi formula

nanopartikel kitosan dengan metode Box Behnken program Modde 5. Dalam

program ini, dimasukkan nilai masing-masing komponen kitosan [2.50–3.50%

(b/v)], TPP (sebagai zat pengikat silang) 0.84–1.50 mg/ml, dan asam oleat

(sebagai surfaktan) 0.10–1.50 mg/ml yang kemudian dihasilkan seluruh

kombinasi formula konsentrasi kitosan, TPP, dan asam oleat. Kombinasi formula

konsentrasi kitosan, TPP, dan asam oleat yang diperoleh dimaksudkan untuk

mempelajari pengaruh setiap komponen dasar tersebut terhadap karakteristik

nanopartikel yang dihasilkan. Seluruh kombinasi formula nanopartikel kitosan

dapat dilihat pada Tabel 2. Terdapat 39 sebaran data konsentrasi bahan yang

mewakili untuk pembentukan nanopartikel kitosan, yaitu konsentrasi kitosan 2.50;

3.00; dan 3.50% (b/v); konsentrasi TPP 0.84;1.17; dan 1.50 mg/ml; serta

konsentrasi asam oleat 0.10; 0.80; dan 1.50 mg/ml. Untuk konsentrasi obat

ketoprofen dibuat tetap, yaitu 0.20 mg/ml. Berdasarkan 39 data yang diperoleh

tersebut terlihat bahwa pada komposisi kitosan 2.5; 3.0; dan 3.5% (b/v) diperoleh

berturut-turut sebanyak 12, 15, dan 12 formula. Dari 12 formula pada konsentrasi

kitosan 2.5% (b/v), terdapat beberapa formula yang mengalami pengulangan atau

memiliki kombinasi konsentrasi bahan yang sama, yaitu formula D dan E, F dan

G, serta H dan I. Hal ini kemungkinan disebabkan pengulangan-pengulangan

tersebut merupakan kombinasi formula yang terletak pada daerah di sekitar nilai

titik optimum sehingga pengukuran dilakukan lebih dari satu kali untuk lebih

mempersempit kisaran nilai titik optimumnya. Hal yang sama juga terjadi pada

konsentrasi kitosan 3.0 dan 3.5% (b/v).

Formula pada Tabel 2, seluruhnya akan digunakan untuk pembuatan

nanopartikel kitosan. Akan tetapi, formula yang memiliki kombinasi konsentrasi

bahan yang sama hanya akan diambil satu formula saja sehingga dengan

kombinasi kitosan, TPP, dan asam oleat yang berbeda diperoleh sebanyak 27

formula. Semua formula dengan kombinasi bahan yang berbeda dapat dilihat pada

Tabel 3. Komposisi kitosan 2.5; 3.0; dan 3.5% (b/v) masing-masing menghasilkan

Page 35: Ciri Nanopartikel Kitosan dan Pengaruhnya pada Ukuran ... · DWI WAHYONO. Ciri Nanopartikel Kitosan dan Pengaruhnya Pada Ukuran Partikel ... Ilmu Kimia Prof. Dr. Ir. Latifah K. Darusman,

sembilan formula yang berbeda komposisinya. Keseluruhan formula tersebut

selanjutnya akan digunakan dalam pembuatan nanopartikel kitosan.

Tabel 3 Kombinasi formula konsentrasi kitosan, TPP, dan asam oleat

KITOSAN TPP OLEAT FORMULA % (b/v) (mg/ml) (mg/ml)

0.84 0.10 A 0.80 B 1.50 C

2.50 1.17 0.10 D 0.80 F 1.50 H

1.50 0.10 J 0.80 K 1.50 L

0.84 0.10 M 0.80 O 1.50 P

1.17 0.10 R 3.00 0.80 S

1.50 U

1.50 0.10 W 0.80 Y 1.50 Z

0.84 0.10 BB 0.80 CC 1.50 DD

1.17 0.10 EE 3.50 0.80 GG

1.50 II

1.50 0.10 KK 0.80 LL 1.50 MM

Tahap berikutnya adalah pembuatan nanopartikel kitosan kosong, yaitu

nanopartikel kitosan yang belum terisi ketoprofen. Pembentukan nanopartikel

kitosan ini dilakukan dengan mencampurkan larutan kitosan 3% (b/v), TPP 0.84

mg/ml, serta asam oleat 0.10 mg/ml pada suhu kamar dengan pengadukan

magnetik. Nanopartikel kitosan dihasilkan dengan metode ultrasonikasi dan

sentrifugasi. Metode ultrasonikasi ini bertujuan memecah molekul-molekul yang

berukuran besar menjadi bagian-bagian yang lebih kecil. Campuran larutan

Page 36: Ciri Nanopartikel Kitosan dan Pengaruhnya pada Ukuran ... · DWI WAHYONO. Ciri Nanopartikel Kitosan dan Pengaruhnya Pada Ukuran Partikel ... Ilmu Kimia Prof. Dr. Ir. Latifah K. Darusman,

kitosan, TPP, dan asam oleat diberi gelombang ultrasonik dengan frekuensi 20

kHz. Hal ini menyebabkan molekul-molekul di dalam campuran akan terpecah

menjadi partikel-partikel yang berukuran lebih kecil. Selanjutnya campuran

disentrifugasi untuk mengendapkan partikel-partikel yang masih berukuran besar

yang tidak terpecah selama proses ultrasonikasi. Supernatan yang diperoleh

berupa suspensi nanopartikel kitosan kosong. Pengubahan bentuk suspensi

menjadi serbuk dilakukan dengan menggunakan pengering semprot. Banyaknya

nanopartikel kitosan kosong hasil dari pengeringan semprot adalah sebesar 2.5976

g untuk setiap 500 ml. Selanjutnya nanopartikel kitosan kosong tersebut di

analisis dengan SEM untuk mengidentifikasi bentuk serta ukuran nanopartikel

kitosan. Nanopartikel kitosan kosong hasil dari analisis SEM pada perbesaran

2000× dapat dilihat pada Gambar 4a. Nanopartikel kitosan kosong yang

dihasilkan memiliki ukuran partikel yang tidak seragam, dengan persentase

jumlah nanopartikel kitosan sebesar 52.78%. Dari hasil ini maka dapat dikatakan

bahwa metode ultrasonikasi dan sentrifugasi dapat digunakan untuk pembuatan

nanopartikel kitosan, walaupun nanopartikel yang dihasilkan belum memiliki

ukuran partikel yang seragam.

Berdasarkan hasil yang diperoleh di atas, maka pembuatan nanopartikel

kitosan terisi ketoprofen dilakukan dengan metode yang sama, hanya saja terdapat

penambahan ketoprofen ke dalam masing-masing formula. Campuran larutan

kitosan, TPP, ketoprofen, dan asam oleat diberi gelombang ultrasonik,

disentrifugasi, dan selanjutnya diubah ke dalam bentuk serbuk dengan pengering

semprot. Kombinasi yang digunakan sesuai dengan Tabel 3. Dari setiap formula

nanopartikel kitosan diperoleh bobot nanopartikel kitosan terisi ketoprofen rata-

rata sebesar 1.00–1.50 g untuk setiap 200 ml.

Nanopartikel kitosan terisi ketoprofen yang terbentuk dapat dibedakan

secara visual setelah dianalisis menggunakan SEM. Analisis SEM ini berfungsi

untuk mengidentifikasi morfologi permukaan, bentuk, serta ukuran nanopartikel

kitosan yang ditampilkan melalui sebuah gambar. Berdasarkan pencirian dengan

SEM pada perbesaran 2000× memperlihatkan bahwa nanopartikel kitosan terisi

ketoprofen yang dihasilkan memiliki ukuran partikel yang tidak seragam (Gambar

4b). Apabila dibandingkan dengan nanopartikel kitosan kosong (Gambar 4a)

Page 37: Ciri Nanopartikel Kitosan dan Pengaruhnya pada Ukuran ... · DWI WAHYONO. Ciri Nanopartikel Kitosan dan Pengaruhnya Pada Ukuran Partikel ... Ilmu Kimia Prof. Dr. Ir. Latifah K. Darusman,

maka terdapat beberapa perbedaan. Kisaran diameter nanopartikel kitosan tanpa

dan dengan penambahan ketoprofen (formula P) menunjukkan kisaran berturut-

turut antara 385 nm–8460 nm dan 556 nm–11110 nm. Ukuran nanopartikel

kitosan terisi ketoprofen lebih besar dibandingkan dengan nanopartikel tanpa

ketoprofen. Hal ini menunjukkan telah terisinya ruang kosong di dalam matriks

nanopartikel oleh ketoprofen. Nanopartikel kitosan kosong memiliki bentuk yang

keriput dan kempes (Gambar 4a), sedangkan nanopartikel kitosan terisi

ketoprofen memiliki bentuk bulat utuh (Gambar 4b). Ukuran partikel yang tidak

seragam dan pengisian ketoprofen ke dalam matriks nanopartikel juga tidak

seragam diduga karena ketoprofen tidak hanya masuk ke dalam matriks

nanopartikel kitosan, tetapi menempel di permukaan nanopartikel. Dari foto SEM

semua formula yang dihasilkan ditentukan persentase jumlah partikel kitosan yang

berukuran nano, yaitu kurang dari 1000 nm.

(a) (b)

Gambar 4 Hasil SEM nanopartikel kitosan (a) tanpa ketoprofen dan (b) terisi

ketoprofen (formula P)

Hasil Analisis Pengaruh Konsentrasi Kitosan, TPP, dan Oleat

Terhadap Jumlah Nanopartikel Kitosan

Karakterisasi nanopartikel kitosan dilakukan dengan menggunakan analisis

SEM. Secara umum, nanopartikel kitosan seluruh formula memiliki ukuran

partikel tidak seragam. Hal ini diduga karena dalam proses pembuatan

nanopartikel, metode sentrifugasi yang digunakan untuk mengendapkan partikel-

partikel berukuran besar hanya maksimum menggunakan kecepatan sampai 20000

rpm sehingga pengendapan partikel-partikel berukuran besar menjadi kurang

efektif. Akibatnya, nanopartikel yang dihasilkan masih merupakan campuran

Page 38: Ciri Nanopartikel Kitosan dan Pengaruhnya pada Ukuran ... · DWI WAHYONO. Ciri Nanopartikel Kitosan dan Pengaruhnya Pada Ukuran Partikel ... Ilmu Kimia Prof. Dr. Ir. Latifah K. Darusman,

partikel berukuran nano dengan partikel berukuran mikro. Hasil analisis SEM

menunjukkan bahwa kisaran nanopartikel seluruh formula yang dihasilkan adalah

380–900 nm. Hasil yang diperoleh ini dapat dikatakan nanopartikel karena sesuai

dengan pengertian nanopartikel yang dijelaskan oleh Mohanraj (2006), yaitu

partikel yang berukuran 10–1000 nm.

Foto SEM nanopartikel kitosan semua formula ditentukan persentase jumlah

nanopartikel kitosan dengan cara menghitung perbandingan jumlah partikel

berukuran nano terhadap seluruh partikel baik berukuran nano maupun mikro

dalam satu foto SEM tersebut. Jumlah nanopartikel kitosan setiap formula

disajikan dalam Tabel 4. Susunan formula yang menghasilkan nanopartikel lebih

besar dari 50% adalah formula P, K, GG, L, M, A, B, KK, U, dan H dengan

persentase jumlah nanopartikel berturut-turut sebesar 58.08; 55.12; 54.38; 54.23;

54.22; 52.41; 52.02; 51.64; 51.42; dan 50.77%. Dari 10 formula tersebut, formula

yang mempunyai jumlah nanopartikel terbanyak adalah formula P, yaitu 58.08%.

Komponen formula P tersusun oleh konsentrasi kitosan 3% (b/v), TPP 0.84

mg/ml, dan oleat 1.5 mg/ml. Salah satu penyebab berbedanya persentase jumlah

nanopartikel yang dihasilkan oleh setiap formula karena perbedaan komposisi

penyusun dari nanopartikel tersebut. Menurut Xu (2003), pembentukan

nanopartikel hanya terjadi pada konsentrasi tertentu kitosan dan TPP. Xu berhasil

membuat nanopartikel kitosan berukuran 20–200 nm dengan menggunakan

konsentrasi kitosan 1.5 mg/ml dan konsentrasi TPP 0.7 mg/ml. Selain itu, Wu et

al. (2005) juga berhasil membuat nanopartikel kitosan berukuran 20–80 nm

dengan menggunakan konsentrasi kitosan 1.44 mg/ml dan konsentrasi TPP 0.6

mg/ml. Apabila hasil ini dibandingkan dengan hasil yang diperoleh Xu dan Wu et

al. maka nanopartikel yang diperoleh Xu dan Wu et al. lebih kecil ukuran

partikelnya. Hal ini diduga karena analisis ukuran partikel yang dilakukan oleh Xu

dan Wu et al. menggunakan peralatan yang memiliki akurasi yang tinggi sehingga

ukuran partikel yang diperoleh mendekati ukuran sebenarnya.

Pengaruh perubahan jumlah kitosan, TPP, dan asam oleat terhadap ukuran

nanopartikel yang dihasilkan dapat dilihat pada Gambar 5. Pada peningkatan

konsentrasi kitosan dari 2.5% hingga 3.0% (b/v), peningkatan jumlah TPP

menurunkan jumlah nanopartikel kitosan (Gambar 5a dan b). Hal ini dapat

Page 39: Ciri Nanopartikel Kitosan dan Pengaruhnya pada Ukuran ... · DWI WAHYONO. Ciri Nanopartikel Kitosan dan Pengaruhnya Pada Ukuran Partikel ... Ilmu Kimia Prof. Dr. Ir. Latifah K. Darusman,

disebabkan peran TPP sebagai zat pengikat silang akan memperkuat matriks

nanopartikel kitosan. Dengan semakin banyaknya ikatan silang yang terbentuk

antara kitosan dan TPP maka kekuatan mekanik matriks kitosan akan meningkat

sehingga partikel kitosan menjadi semakin kuat dan keras, serta semakin sulit

untuk terpecah menjadi bagian-bagian yang lebih kecil. Oleh karenanya, jumlah

nanopartikel kitosan yang dihasilkan akan semakin sedikit. Alasan lain pada

konsentrasi kitosan yang tinggi hingga mencapai 3.0% (b/v) dengan jumlah TPP

tetap, menyebabkan terjadinya penggumpalan (aglomerasi) molekul-molekul

kitosan sehingga proses pemecahan menjadi kurang efektif, akibatnya jumlah

nanopartikel yang dihasilkan semakin sedikit.

Tabel 4 Jumlah nanopartikel kitosan dari setiap formula nanopartikel Formula Nanopartikel

Kitosan (%)

Formula Nanopartikel Kitosan

(%)

Formula Nanopartikel Kitosan

(%) P 58.08 H 50.77 J 41.56 K 55.12 F 49.88 D 37.91

GG 54.38 LL 47.55 R 37.12 L 54.23 O 47.18 S 36.73 M 54.22 BB 46.74 C 36.48 A 52.41 MM 46.60 CC 35.44 B 52.02 Z 45.70 EE 34.68

KK 51.64 II 44.26 W 31.62 U 51.42 Y 44.18 DD 28.26

Gambar 5c menunjukkan kurva pengaruh konsentrasi TPP dan oleat

terhadap jumlah nanopartikel kitosan pada konsentrasi kitosan 3.5% (b/v). Seiring

dengan peningkatan jumlah TPP, peningkatan jumlah kitosan akan menyebabkan

peningkatan jumlah nanopartikel kitosan. Hal ini berbeda dengan yang terjadi

pada konsentrasi kitosan 2.5% dan 3.0% (b/v).

Pengaruh jumlah asam oleat pada jumlah nanopartikel kitosan dapat dilihat

pada Gambar 5. Pada konsentrasi kitosan 2.5% dan 3.5% (b/v), peningkatan

konsentrasi oleat akan menurunkan jumlah nanopartikel kitosan (Gambar 5a dan

c). Hal ini diduga karena semakin banyak oleat, yang berfungsi sebagai surfaktan,

akan menyebabkan terbentuknya misel-misel di dalam larutan sehingga

mengganggu proses pemecahan partikel. Akibatnya, jumlah partikel yang

terpecah semakin sedikit. Akan tetapi, fenomena ini tidak terjadi pada konsentrasi

kitosan 3.0% (b/v). Peningkatan jumlah oleat justru meningkatkan jumlah

Page 40: Ciri Nanopartikel Kitosan dan Pengaruhnya pada Ukuran ... · DWI WAHYONO. Ciri Nanopartikel Kitosan dan Pengaruhnya Pada Ukuran Partikel ... Ilmu Kimia Prof. Dr. Ir. Latifah K. Darusman,

nanopartikel kitosan. Hal ini karena penambahan oleat berfungsi untuk

menstabilkan emulsi partikel dalam larutan dengan cara mencegah timbulnya

penggumpalan (aglomerasi) antarpartikel. Dengan adanya oleat, partikel-partikel

kitosan di dalam larutan akan terselimuti dan terstabilkan satu dengan yang lain

sehingga proses pemecahan partikel akan semakin efektif. Partikel yang telah

terpecah akan kembali terstabilkan dalam emulsi larutannya, sehingga mencegah

terjadinya aglomerasi. Silva et al. (2006) melaporkan bahwa penambahan

surfaktan Tween 80 dan Span 80 ke dalam larutan kitosan dapat menurunkan

diameter partikel berturut-turut dari 198 µm menjadi 181,3 µm dan dari 132,6 µm

menjadi 24,9 µm.

(a) (b) (c)

Gambar 5 Kurva pengaruh konsentrasi TPP dan oleat terhadap jumlah

nanopartikel kitosan pada konsentrasi kitosan (a) 2.5% (b/v), (b)

3.0% (b/v), dan (c) 3.5% (b/v)

Hasil Analisis Pengaruh Konsentrasi Kitosan, TPP, dan Oleat

Terhadap Efisiensi Enkapsulasi Ketoprofen

Efisiensi enkapsulasi ketoprofen dilakukan dengan mengukur jumlah

ketoprofen tersalut ke dalam nanopartikel kitosan. Banyaknya ketoprofen tersalut

dapat dilihat dari nilai absorbans yang terukur dengan spektrofotometer UV pada

panjang gelombang maksimum dengan bantuan kurva standar. Oleh karenanya,

tahap awal sebelum menentukan nilai efisiensi penyalutan ketoprofen adalah

menentukan panjang gelombang maksimum dan membuat kurva standar.

Penentuan panjang gelombang maksimum larutan ketoprofen dilakukan

pada konsentrasi ketoprofen 10 ppm dalam bufer fosfat pH 7.2. Nilai pH 7.2

Page 41: Ciri Nanopartikel Kitosan dan Pengaruhnya pada Ukuran ... · DWI WAHYONO. Ciri Nanopartikel Kitosan dan Pengaruhnya Pada Ukuran Partikel ... Ilmu Kimia Prof. Dr. Ir. Latifah K. Darusman,

dipilih karena mendekati kondisi pH usus dalam tubuh manusia. Kurva hasil

penentuan panjang gelombang maksimum larutan ketoprofen dapat dilihat pada

Gambar 6. Nilai absorbans larutan ketoprofen mengalami peningkatan hingga

panjang gelombang 259.5 nm, kemudian nilainya menurun di atas panjang

gelombang 259.5 nm. Dengan demikian panjang gelombang dengan serapan

maksimum untuk senyawa ketoprofen adalah 259.5 nm. Pada panjang gelombang

ini nilai serapan terhadap senyawa ketoprofen mencapai maksimum.

1.41

1.42

1.43

1.44

1.45

1.46

1.47

1.48

1.49

1.5

1.51

254 256 258 260 262 264 266

Panjang Gelombang (nm)

Ab

sorb

ans

Gambar 6 Kurva penentuan panjang gelombang maksimum larutan ketoprofen 10

ppm dalam bufer fosfat pH 7.2

Kurva standar larutan ketoprofen diukur pada panjang gelombang 259.5 nm.

Kurva standar untuk larutan ketoprofen memiliki linearitas yang tinggi yang

ditunjukkan dengan nilai r2 (Gambar 7). Dari kurva pada Gambar 7 diperoleh

persamaan garis y = 0.0748x + 0.0113 dengan r2 = 99.18%. Persamaan kurva

standar ini digunakan untuk menentukan jumlah ketoprofen yang tersalut di dalam

nanopartikel kitosan.

y = 0.0748x + 0.0113

R2 = 0.9918

0

0.1

0.2

0.3

0.4

0.5

0.6

0.7

0.8

0 2 4 6 8 10 12

Konsentrasi (ppm)

Ab

sorb

ans

Gambar 7 Hubungan antara absorbans dan konsentrasi larutan ketoprofen

λ maksimum

Page 42: Ciri Nanopartikel Kitosan dan Pengaruhnya pada Ukuran ... · DWI WAHYONO. Ciri Nanopartikel Kitosan dan Pengaruhnya Pada Ukuran Partikel ... Ilmu Kimia Prof. Dr. Ir. Latifah K. Darusman,

Tahap selanjutnya setelah memperoleh panjang gelombang maksimum dan

kurva standar adalah penentuan nilai efisiensi penyalutan ketoprofen. Efisiensi

menggambarkan banyaknya ketoprofen yang tersalut di dalam nanopartikel

kitosan. Penentuan efisiensi penyalutan ketoprofen dalam nanopartikel kitosan

dilakukan dengan mengekstraksi nanopartikel kitosan terisi ketoprofen dalam

larutan bufer fosfat pH 7.2 selama 24 jam, kemudian mengukur absorbansnya

dengan spektrofotometer UV pada panjang gelombang 259.5 nm. Dengan

menggunakan kurva standar maka dapat diketahui jumlah ketoprofen yang tersalut

di dalam nanopartikel kitosan. Mengetahui nilai efisiensi ini sangatlah penting

dalam bidang farmasi terutama untuk sistem penghantaran obat ke dalam tubuh

karena dengan adanya nilai efisiensi maka dapat dilihat kemampuan nanopartikel

kitosan dalam membawa ketoprofen ke dalam tubuh.

Pembuatan nanopartikel kitosan dengan variasi konsentrasi kitosan, TPP,

dan oleat menghasilkan efisiensi yang berbeda-beda (Tabel 5). Perbedaan nilai

efisiensi nanopartikel kitosan tersebut diduga diakibatkan oleh ukuran

nanopartikel kitosan yang tidak seragam sehingga ketoprofen yang tersalut ke

dalam masing-masing partikel tidak sama. Tabel 5 menunjukkan bahwa nilai

efisiensi penyalutan ketoprofen dalam nanopartikel kitosan bervariasi antara

38.95% hingga 79.79%. Dari seluruh formula nanopartikel kitosan yang diuji,

formula A dengan komposisi kitosan 2.5% (b/v), TPP 0.84 mg/ml, dan oleat 0.1

mg/ml memiliki efisiensi penyalutan ketoprofen yang tinggi, yaitu 79.79%.

Meskipun demikian faktor efisiensi bukan satu-satunya aspek yang ditinjau untuk

menentukan kelayakan nanopartikel kitosan sebagai sistem penghantar obat ke

dalam tubuh. Semakin tinggi nilai efisiensi diharapkan akan semakin baik

formulanya karena jumlah ketoprofen yang tersalut di dalam nanopartikel kitosan

semakin banyak.

Tingginya nilai efisiensi nanopartikel kitosan kemungkinan disebabkan oleh

ikut terekstraknya seluruh ketoprofen yang tersalut dalam nanopartikel kitosan,

baik yang berada di permukaan maupun di dalam rongga matriks nanopartikel.

Sebagaimana diketahui, bahwa ketoprofen dapat tersalut ke dalam nanopartikel

kitosan melalui 2 cara, yaitu terjerap di permukaan dan masuk (terjebak) ke dalam

rongga nanopartikel kitosan (Gambar 8). Apabila ketoprofen terjerap di

Page 43: Ciri Nanopartikel Kitosan dan Pengaruhnya pada Ukuran ... · DWI WAHYONO. Ciri Nanopartikel Kitosan dan Pengaruhnya Pada Ukuran Partikel ... Ilmu Kimia Prof. Dr. Ir. Latifah K. Darusman,

permukaan nanopartikel maka ketoprofen akan lebih mudah untuk terekstrak

keluar, sedangkan ketoprofen yang terjebak di dalam rongga nanopartikel akan

memerlukan waktu yang lebih lama untuk terekstrak keluar. Komposisi

nanopartikel kitosan yang sesuai akan menyebabkan mudahnya ketoprofen dalam

rongga matriks nanopartikel untuk terekstrak keluar. Hal inilah yang

menyebabkan nilai efisiensi penyalutan ketoprofen untuk beberapa formula lebih

tinggi daripada formula yang lain. Nilai efisiensi setiap formula nanopartikel

kitosan disajikan dalam Tabel 5. Susunan formula yang menghasilkan nilai

efisiensi penyalutan ketoprofen lebih besar dari 50% adalah formula A, B, W, M,

II, P, L, H, J, EE, GG, F, D, C, S, U, dan KK dengan persentase nilai efisiensi

berturut-turut sebesar 79.79; 77.87; 73.94; 73.80; 72.72; 72.48; 67.47; 64.63;

63.74; 62.18; 60.51; 59.66; 54.38; 53.02; 53.02; 52.25; dan 51.35%. Dari 17

formula, formula yang mempunyai nilai efisiensi terbesar adalah formula A, yaitu

79.79%. Komponen formula A tersusun oleh konsentrasi kitosan 2.5% (b/v), TPP

0.84 mg/ml, dan oleat 0.1 mg/ml.

Tabel 5 Nilai efisiensi dari setiap formula nanopartikel kitosan Formula Efisiensi

(%) Formula Efisiensi

(%) Formula Efisiensi

(%) A 79.79 EE 62.18 R 49.48 B 77.87 GG 60.51 BB 46.97 W 73.94 F 59.66 O 45.99 M 73.80 D 54.38 DD 45.91 II 72.72 C 53.02 Z 44.63 P 72.48 S 53.02 CC 42.81 L 67.47 U 52.25 LL 41.84 H 64.63 KK 51.35 K 40.17 J 63.74 Y 49.92 MM 38.95

Gambar 8 Penyalutan obat di dalam nanopartikel kitosan (Tiyaboonchai 2003)

Nanosphere

Nanokapsul

Obat terjerap

Obat terjebak

Page 44: Ciri Nanopartikel Kitosan dan Pengaruhnya pada Ukuran ... · DWI WAHYONO. Ciri Nanopartikel Kitosan dan Pengaruhnya Pada Ukuran Partikel ... Ilmu Kimia Prof. Dr. Ir. Latifah K. Darusman,

Nilai efisiensi berkaitan dengan jumlah nanopartikel kitosan yang terbentuk.

Semakin besar jumlah nanopartikel kitosan, maka diharapkan jumlah ketoprofen

yang tersalut semakin banyak karena luas permukaan partikel meningkat sehingga

nilai efisiensinya semakin besar. Akan tetapi, dari hasil percobaan belum teramati

hubungan antara ukuran partikel dan nilai efisiensi. Formula A yang memiliki

nilai efisiensi paling tinggi (79.79%), bukan merupakan formula yang memiliki

jumlah nanopartikel terbanyak. Begitu juga sebaliknya, formula P memiliki

jumlah nanopartikel terbesar, yaitu 58.08% (Tabel 4), tetapi nilai efisiensi

penyalutan ketoprofennya hanya 72.48% (Tabel 5).

Gambar 9 menunjukkan kurva pengaruh konsentrasi TPP dan oleat terhadap

nilai efisiensi enkapsulasi pada konsentrasi kitosan 2.5; 3.0; dan 3.5% (b/v). Dari

Gambar 9, dapat dilihat bahwa semakin tinggi konsentrasi TPP ternyata jumlah

ketoprofen tersalut pada konsentrasi kitosan 2.5% (b/v) menurun (Gambar 9a),

sedangkan jumlahnya berfluktuasi pada konsentrasi kitosan 3.0 dan 3.5% (b/v)

(Gambar 9b dan c). Penurunan jumlah ketoprofen disebabkan oleh adanya peran

TPP sebagai zat pengikat silang yang memperkuat matriks nanopartikel. Ketika

konsentrasi TPP semakin besar, matriks nanopartikel menjadi semakin rapat

sehingga ketoprofen yang terperangkap dalam matriks tersebut akan sulit terlepas

kembali. Nilai fluktuasi enkapsulasi diduga diakibatkan pada proses enkapsulasi,

ketoprofen dapat berada di dalam rongga matriks atau di permukaan nanopartikel

kitosan. Peningkatan jumlah TPP hingga 1.20 mg/ml pada konsentrasi kitosan

3.0% (b/v) cenderung menurunkan nilai efisiensi nanopartikel kitosan, sedangkan

penambahan TPP lebih dari 1.20 mg/ml justru meningkatkan efisiensinya

(Gambar 9b). Demikian pula pada konsentrasi kitosan 3.5% (b/v), peningkatan

jumlah TPP hingga 1.25 mg/ml cenderung meningkatkan nilai efisiensi

nanopartikel kitosan, sedangkan penambahan TPP lebih dari 1.25 mg/ml justru

menurunkan efisiensinya (Gambar 9c). Hal ini dapat dijelaskan bahwa pada

jumlah TPP rendah, matriks nanopartikel yang terbentuk masih memungkinkan

ketoprofen mudah untuk terperangkap dan dilepaskan kembali pada saat ekstraksi.

Dengan semakin banyaknya jumlah TPP, matriks nanopartikel menjadi semakin

rapat sehingga ketoprofen yang terperangkap dalam matriks tersebut akan sulit

terlepas kembali. Oleh karenanya, nilai efisiensi enkapsulasi menjadi berfluktuasi.

Page 45: Ciri Nanopartikel Kitosan dan Pengaruhnya pada Ukuran ... · DWI WAHYONO. Ciri Nanopartikel Kitosan dan Pengaruhnya Pada Ukuran Partikel ... Ilmu Kimia Prof. Dr. Ir. Latifah K. Darusman,

Penurunan jumlah ketoprofen tersalut nanopartikel kitosan juga terjadi pada

konsentrasi oleat yang semakin tinggi. Gambar 9a menunjukkan bahwa pada

konsentrasi kitosan 2.5% (b/v), semakin banyak asam oleat akan menurunkan

nilai efisiensi penyalutan ketoprofen. Hal ini disebabkan karena oleat berperan

menstabilkan emulsi partikel dalam larutan dengan cara mencegah terjadinya

aglomerasi sehingga jumlah ketoprofen tersalut semakin banyak dan proses

penyalutan ketoprofen ke dalam nanopartikel akan semakin efektif. Akan tetapi,

ketoprofen yang terperangkap akan terikat kuat di dalamnya dan semakin sulit

terekstrak seiring dengan peningkatan konsentrasi TPP dalam larutan yang

berperan sebagai pengikat silang. Hal inilah yang menyebabkan nilai efisiensi

ketoprofen menjadi turun. Silva et al. (2006) melaporkan bahwa penambahan

surfaktan Span 80 dapat menurunkan efisiensi enkapsulasi kitosan dari 91.2%

menjadi 90.9%.

Berbeda dengan konsentrasi kitosan 2.5% (b/v), pada konsentrasi kitosan

3.0% (b/v), peningkatan jumlah oleat hingga 0.8 mg/ml cenderung menurunkan

nilai efisiensi penyalutan ketoprofen, sedangkan penambahan oleat lebih dari 0.8

mg/ml justru meningkatkan nilai efisiensinya (Gambar 9b). Terjadinya

peningkatan nilai efisiensi ini diduga diakibatkan ikut terekstraknya ketoprofen di

dalam rongga matriks nanopartikel. Semakin banyak oleat di dalam larutan, akan

meningkatkan kestabilan nanopartikel sehingga memperkecil ukuran diameter

rongga matriks nanopartikel. Akibatnya, ketoprofen yang berada di dalam rongga

nanopartikel dapat lebih mudah keluar. Oleh karenanya, nilai efisiensi menjadi

semakin besar. Faktor lain adalah semakin banyaknya oleat maka emulsi partikel

dalam larutan akan terstabilkan, sehingga ketoprofen semakin banyak tersalut dan

penyalutan ketoprofen ke dalam nanopartikel semakin efektif. Hal yang sama juga

teramati pada konsentrasi kitosan 3.5% (b/v) (Gambar 9c).

Secara umum, terdapat pengaruh antara perubahan konsentrasi kitosan, TPP,

dan oleat dengan jumlah ketoprofen tersalut. Xu (2003) melaporkan bahwa

peningkatan konsentrasi kitosan dari 1.0 mg/ml menjadi 3.0 mg/ml menurunkan

efisiensi penyalutan BSA dari 29% menjadi 18.5%.

Page 46: Ciri Nanopartikel Kitosan dan Pengaruhnya pada Ukuran ... · DWI WAHYONO. Ciri Nanopartikel Kitosan dan Pengaruhnya Pada Ukuran Partikel ... Ilmu Kimia Prof. Dr. Ir. Latifah K. Darusman,

(a) (b) (c)

Gambar 9 Kurva pengaruh konsentrasi TPP dan oleat terhadap nilai efisiensi

enkapsulasi pada konsentrasi kitosan (a) 2.5% (b/v), (b) 3.0% (b/v),

dan (c) 3.5% (b/v)

Hasil Analisis Pemilihan Formula Berdasarkan Nilai Efisiensi

dan Jumlah Nanopartikel Kitosan

Penentuan formula nanopartikel kitosan terbaik dilakukan melalui

pembobotan dengan memperhatikan faktor nilai efisiensi dan jumlah nanopartikel

kitosan. Pembobotan ini dilakukan karena berdasarkan hasil percobaan diperoleh

bahwa di antara kedua faktor tidak memiliki hubungan yang erat. Formula yang

memiliki jumlah nanopartikel terbanyak tidak memiliki nilai efisiensi yang tinggi,

begitu juga sebaliknya formula yang memiliki nilai efisiensi tertinggi bukanlah

formula dengan jumlah nanopartikel terbanyak. Oleh karenanya, dari hasil

pembobotan ini dapat ditentukan formula nanopartikel kitosan terbaik.

Pembobotan dilakukan berdasarkan metode seleksi dengan asumsi bahwa

setiap kriteria (efisiensi dan jumlah nanopartikel) memiliki tingkat kepentingan

yang sama dalam penentuan formula terbaik. Metode seleksi merupakan metode

yang menggunakan suatu kriteria seleksi dengan berdasarkan pada sebaran normal

baku. Sebaran normal baku merupakan sebaran normal dengan parameter µ = 0

dan σ = 1. Pada keadaan ini, peubah acak, dalam hal ini semua kriteria, dikonversi

ke nilai normal baku. Nilai inilah yang kemudian diboboti dengan persentase dari

komposisi penilaian masing-masing kriteria. Indeks seleksi merupakan jumlah

dari perkalian antara nilai normal baku dengan persentase dari komposisi

penilaian masing-masing kriteria.

Page 47: Ciri Nanopartikel Kitosan dan Pengaruhnya pada Ukuran ... · DWI WAHYONO. Ciri Nanopartikel Kitosan dan Pengaruhnya Pada Ukuran Partikel ... Ilmu Kimia Prof. Dr. Ir. Latifah K. Darusman,

Metode seleksi memilliki beberapa kelemahan, yaitu akan terjadi perbedaan

standar dari setiap kriteria yang berbeda, jika tidak ada standar yang jelas tentang

pembobotan kriteria. Selain itu terdapat kesulitan pada penentuan nilai batas untuk

menentukan formula mana saja yang memiliki nilai di atas nilai batas. Alur

metode seleksi yang dilakukan adalah sebagai berikut (1) data efisiensi dan

jumlah nanopartikel ditentukan nilai rata-rata (R) dan standar deviasinya (SD); (2)

dengan menggunakan nilai rata-rata dan standar deviasi masing-masing data

efisiensi dan jumlah nanopartikel dikonversi menjadi nilai normal baku; (3) nilai

normal baku masing-masing kriteria kemudian dikalikan dengan persentase dari

komposisi penilaian masing-masing kriteria, dalam kasus ini, karena sama penting

maka dikalikan dengan 0.5. Pembobotan untuk setiap formula ditampilkan pada

Tabel 6. Formula dengan total nilai bobot dari dua kriteria yang paling tinggi,

dipilih sebagai formula terbaik. Nilai R dan SD baik efisiensi maupun jumlah

nanopartikel berturut-turut adalah 57.02 dan 12.42; 45.41 dan 8.12, sedangkan

nilai normal baku setiap kriteria dihitung dengan persamaan:

Normal baku efisiensi = (Nilai efisiensi – Refisiensi) / SDefisiensi

Normal baku jumlah nanopartikel = (Nilai jumlah nano – Rjumlah nano) / SDjumlah nano

Dari Tabel 6 diperoleh 3 formula nanopartikel kitosan terbaik berturut-turut

adalah formula P, A, dan B.

Page 48: Ciri Nanopartikel Kitosan dan Pengaruhnya pada Ukuran ... · DWI WAHYONO. Ciri Nanopartikel Kitosan dan Pengaruhnya Pada Ukuran Partikel ... Ilmu Kimia Prof. Dr. Ir. Latifah K. Darusman,

Tabel 6 Pembobotan berdasarkan nilai efisiensi dan jumlah nanopartikel kitosan

Formula Efisiensi

(%)

Jumlah nano (%)

Normal baku

efisiensi

Normal baku

nanopartikel

Pembobotan (0.5) Total bobot

formula terbaik efisiensi nanopartikel

P 72.48 58.08 1.25 1.56 0.62 0.78 1.40 1

A 79.79 52.41 1.83 0.86 0.92 0.43 1.35 2

B 77.87 52.02 1.68 0.81 0.84 0.41 1.25 3

M 73.80 54.22 1.35 1.08 0.68 0.54 1.22 4

L 67.47 54.23 0.84 1.09 0.42 0.54 0.96 5

GG 60.51 54.38 0.28 1.10 0.14 0.55 0.69 6

H 64.63 50.77 0.61 0.66 0.31 0.33 0.64 7

II 72.72 44.26 1.26 -0.14 0.63 -0.07 0.56 8

F 59.66 49.88 0.21 0.55 0.11 0.27 0.38 9

U 52.25 51.42 -0.38 0.74 -0.19 0.37 0.18 10

KK 51.35 51.64 -0.46 0.77 -0.23 0.38 0.16 11

J 63.74 41.56 0.54 -0.47 0.27 -0.24 0.03 12

K 40.17 55.12 -1.36 1.20 -0.68 0.60 -0.08 13

W 73.94 31.62 1.36 -1.70 0.68 -0.85 -0.17 14

BB 46.97 46.74 -0.81 0.16 -0.40 0.08 -0.32 15

O 45.99 47.18 -0.89 0.22 -0.44 0.11 -0.34 16

Y 49.92 44.18 -0.57 -0.15 -0.29 -0.08 -0.36 17

EE 62.18 34.68 0.42 -1.32 0.21 -0.66 -0.45 18

LL 41.84 47.55 -1.22 0.26 -0.61 0.13 -0.48 19

Z 44.63 45.70 -1.00 0.04 -0.50 0.02 -0.48 20

D 54.38 37.91 -0.21 -0.92 -0.11 -0.46 -0.57 21

MM 38.95 46.60 -1.46 0.15 -0.73 0.07 -0.65 22

S 53.02 36.73 -0.32 -1.07 -0.16 -0.53 -0.70 23

C 53.02 36.48 -0.32 -1.10 -0.16 -0.55 -0.71 24

R 49.48 37.12 -0.61 -1.02 -0.30 -0.51 -0.81 25

CC 42.81 35.44 -1.14 -1.23 -0.57 -0.61 -1.19 26

DD 45.91 28.26 -0.89 -2.11 -0.45 -1.06 -1.50 27

Hasil Analisis Karakterisasi Gugus Fungsi Nanopartikel Kitosan

Analisis FTIR dimaksudkan untuk melihat perubahan gugus fungsi dari

kitosan dan nanopartikel kitosan terisi ketoprofen. Pada Gambar 10, dapat dilihat

adanya perubahan intensitas transmitans di beberapa daerah spektrum. Perubahan

transmitans ini menunjukkan adanya interaksi antara kitosan, TPP, oleat, dan

ketoprofen yang digunakan. Spektrum FTIR kitosan memiliki puncak-puncak

spesifik pada bilangan gelombang 3400 cm-1 (–OH), 1027 cm-1 (C–O–C), dan

1651 cm-1 (N–H tekuk pada amina primer), sedangkan untuk senyawa ketoprofen

Page 49: Ciri Nanopartikel Kitosan dan Pengaruhnya pada Ukuran ... · DWI WAHYONO. Ciri Nanopartikel Kitosan dan Pengaruhnya Pada Ukuran Partikel ... Ilmu Kimia Prof. Dr. Ir. Latifah K. Darusman,

memiliki puncak-puncak spesifik pada bilangan gelombang 2978 cm-1 (–OH

karboksilat), 1700 cm-1 (C=O), 1600 cm-1 (konjugasi C=O dengan 2 cincin

aromatik), 1200 cm-1 (C–O), 2000 cm-1 (pita karakteristik benzena), 1600 cm-1

dan 1480 cm-1 (C=C aromatik).

Spektrum FTIR nanopartikel kitosan terisi ketoprofen memiliki perbedaan

dengan spektrum kitosan, antara lain munculnya puncak serapan baru pada

bilangan gelombang 1410 cm-1 dan 1637 cm-1 yang berasal dari ketoprofen.

Bilangan gelombang 1410 cm-1 menunjukkan pita serapan garam karboksilat yang

menunjukkan adanya interaksi elektrostatik antara gugus karboksilat dari

ketoprofen dengan gugus amino kitosan, sedangkan bilangan gelombang 1637 cm-

1 menunjukkan gugus C=C ketoprofen yang berasal dari 2 buah cincin aromatik.

Pita serapan baru juga muncul di bilangan gelombang 1153 cm-1 yang

menunjukkan pita serapan gugus P=O dari senyawa TPP. Perbedaan gugus fungsi

spektrum FTIR kitosan, ketoprofen, dan nanopartikel kitosan dirangkum dalam

Tabel 7.

Tabel 7 Perbandingan spektrum FTIR kitosan, ketoprofen, dan nanopartikel kitosan terisi ketoprofen

Kitosan Ketoprofen Nanopartikel kitosan terisi ketoprofen

Referensi Wu et al. (2005)

3400 cm-1 (–OH) 2978 cm-1 (–OH

karboksilat) 1153 cm-1 (P=O) 3424 cm-1 (–OH)

1027 cm-1 (C–O–C)

1700 cm-1 (C=O) 1410 cm-1 (garam

karboksilat) 1092 cm-1 (C–O–C)

1651 cm-1 (N–H tekuk pada amina

primer)

1600 cm-1 (konjugasi C=O dengan 2 cincin

aromatik)

1637 cm-1 (C=C) 1610 cm-1 (N–H tekuk pada amina

primer)

1200 cm-1 (C–O) 1453 cm-1 (garam

karboksilat)

2000 cm-1 (pita

karakteristik benzena)

1600 cm-1 dan

1480 cm-1 (C=C aromatik)

Page 50: Ciri Nanopartikel Kitosan dan Pengaruhnya pada Ukuran ... · DWI WAHYONO. Ciri Nanopartikel Kitosan dan Pengaruhnya Pada Ukuran Partikel ... Ilmu Kimia Prof. Dr. Ir. Latifah K. Darusman,

4000.0 3600 3200 2800 2400 2000 1800 1600 1400 1200 1000 800 600 450.0

-2.5

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

20

22

24

26

28

30

32.1

cm-1

%T

ketoprofen

27

kitosan

Gambar 10 Spektrum FTIR dari kitosan, ketoprofen, dan nanopartikel kitosan

terisi ketoprofen

P

C=O

Garam karboksilat

P=O

Page 51: Ciri Nanopartikel Kitosan dan Pengaruhnya pada Ukuran ... · DWI WAHYONO. Ciri Nanopartikel Kitosan dan Pengaruhnya Pada Ukuran Partikel ... Ilmu Kimia Prof. Dr. Ir. Latifah K. Darusman,

SIMPULAN

Metode ultrasonikasi dan sentrifugasi telah berhasil digunakan untuk

membuat nanopartikel kitosan terisi ketoprofen dengan efisiensi penyalutan di

atas 50%. Semakin tinggi konsentrasi kitosan cenderung menurunkan jumlah

ketoprofen tersalut. Dari setiap formula nanopartikel kitosan diperoleh bobot

nanopartikel kitosan terisi ketoprofen rata-rata sebesar 1.00–1.50 g untuk setiap

200 ml. Pencirian dengan SEM pada perbesaran 2000× memperlihatkan bahwa

nanopartikel kitosan terisi ketoprofen yang dihasilkan memiliki ukuran partikel

tidak seragam. Kisaran diameter nanopartikel kitosan tanpa dan dengan

penambahan ketoprofen (formula P) menunjukkan kisaran berturut-turut antara

385 nm–8460 nm dan 556 nm–11110 nm. Hubungan antara ukuran partikel dan

nilai efisiensi tidak teramati. Formula nanopartikel kitosan terbaik berturut-turut

adalah formula P, A, dan B. Spektrum FTIR nanopartikel kitosan terisi ketoprofen

memiliki perbedaan dengan spektrum kitosan, antara lain munculnya puncak

serapan baru pada bilangan gelombang 1410 cm-1 dan 1637 cm-1 yang berasal

dari ketoprofen. Pita serapan baru juga muncul di bilangan gelombang 1153 cm-1

yang menunjukkan pita serapan gugus P=O dari senyawa TPP.

Page 52: Ciri Nanopartikel Kitosan dan Pengaruhnya pada Ukuran ... · DWI WAHYONO. Ciri Nanopartikel Kitosan dan Pengaruhnya Pada Ukuran Partikel ... Ilmu Kimia Prof. Dr. Ir. Latifah K. Darusman,

SARAN

Pembuatan nanopartikel kitosan dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara

lain komposisi material dan metode yang digunakan. Penelitian ini menggunakan

metode ultrasonikasi dan sentrifugasi. Perbaikan metode yang meliputi teknik

sentrifugasi, yaitu menggunakan kecepatan sentrifugasi yang lebih tinggi dari

20000 rpm dalam pembuatan nanopartikel kitosan sangat diperlukan agar

diperoleh ukuran nanopartikel kitosan yang lebih seragam. Selain itu, pada

penentuan efisiensi penyalutan ketoprofen perlu dilakukan pencucian nanopartikel

kitosan terlebih dahulu agar ketoprofen yang tidak tersalut di dalam nanopartikel

dapat diketahui dan dihilangkan. Analisis dengan TEM untuk melihat ukuran

nanopartikel kitosan yang terbentuk juga sangat diperlukan.

Page 53: Ciri Nanopartikel Kitosan dan Pengaruhnya pada Ukuran ... · DWI WAHYONO. Ciri Nanopartikel Kitosan dan Pengaruhnya Pada Ukuran Partikel ... Ilmu Kimia Prof. Dr. Ir. Latifah K. Darusman,

DAFTAR PUSTAKA

Aisyah IN. 2005. Pembengkakan hidrogel kitosan-polivinil alkohol [skripsi].

Bogor: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian

Bogor.

Amelia Fitri. 2007. Perilaku disolusi ketoprofen tersalut gel kitosan-gom guar

[skripsi]. Bogor: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut

Pertanian Bogor.

Berger J et al. 2004. Structure and interactions in covalently and ionically

crosslinked chitosan hydrogels for biomedical applications. Eur J of

Pharmaceutics and Biopharmaceutics 57: 19-34.

Borges Olga et al. 2006. Uptake studies in rat Peyer’s patches, cytotoxicity and

release studies of alginate coated chitosan nanoparticles for mucosal

vaccination. Journal of Controlled Release 114: 348-358.

Dhanikula AB, Panchagnula R. 2004. Development and characterization of

biodegradable chitosan films for local delivery of paclitaxel. www.aapsj.org

[2 Januari 2005].

Diebold Yolanda et al. 2007. Ocular drug delivery by liposome-chitosan

nanoparticle complexes (LCS-NP). Biomaterials 28: 1553-1564.

Fardiaz D. 1989. Hidrokoloid. Bogor: Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi,

Institut Pertanian Bogor.

Guibal E, Milot C, Roussy J. 1997. Chitosan gel beads for metal ion recovery.

European Chitin Society. France.

Haskell R. 2005. Nanotechnology for drug delivery. Exploratory Formulations

Pfizer, Inc. http://www.banyu-

zaidan.or.jp/symp/about/symposium_2005/soyaku/haskell.pdf

Isdarulyanti D. 2008. Stabilitas obat anti-peradangan Indometasin Farnesil tersalut

oleh gel kitosan-gom guar [skripsi]. Bogor: Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor.

Jamaludin MA. 1994. Isolasi dan pencirian kitosan limbah udang windu (Penaeus

monodon fabricus) dan afinitasnya terhadap ion logam Pb2+, Cr6+, dan Ni2+

Page 54: Ciri Nanopartikel Kitosan dan Pengaruhnya pada Ukuran ... · DWI WAHYONO. Ciri Nanopartikel Kitosan dan Pengaruhnya Pada Ukuran Partikel ... Ilmu Kimia Prof. Dr. Ir. Latifah K. Darusman,

[skripsi]. Bogor: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut

Pertanian Bogor.

Jang Mi-Kyeong et al. 2002. The investigation on characterization of chitosan

nanoparticle modified with hydrophobic moiety. Applied Chemistry, Vol. 6,

No. 1, 19-22.

Kencana AL. 2009. Perlakuan sonikasi terhadap kitosan: viskositas dan bobot

molekul kitosan [skripsi]. Bogor: Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor.

Khan TA, Peh KK, Ch’ng HS. 2002. Reporting degree of deacetylation values of

chitosan: the influence of analytical methods. J Pharm Pharmaceut Sci

5:205-212.

Kim Dong-Gon et al. 2006. Preparation and characterization of retinol-

encapsulated chitosan nanoparticle. Applied Chemistry, Vol 10, No. 1, 65-

68.

Mohanraj VJ and Y Chen. 2006. Nanoparticles – A Review. Tropical Journal of

Pharmaceutical Research 5 (1): 561-573.

Mubarok M. 2007. Perilaku disolusi obat anti-peradangan indometasin farnesil

tersalut gel kitosan-gom guar [skripsi]. Bogor: Fakultas Matematika dan

Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor.

Nata F, Sugita P, Sjahriza A, Arifin B. 2007. Diffusion behavior of ketoprofen

through chitosan-guar gum gel membranes. Prosiding Seminar International

Conference and Workshop on Basic Science and Applied Science.

Qi Li-Feng et al. 2005. In vitro effects of chitosan nanoparticles on proliferation

of human gastric carcinoma cell line MGC803 cells. World J Gastroenterol

11(33): 5136-5141.

Rosa S et al. 2008. Cross-linked quaternary chitosan as an adsorbent for the

removal of the reactive dye from aqueous solutions. Journal of Hazardous

Materials 155: 253-260.

Sarmento et al. 2007. Alginate/chitosan nanoparticles are effective for oral insulin

delivery. Pharmaceutical research 24(12): 2198-2206.

Page 55: Ciri Nanopartikel Kitosan dan Pengaruhnya pada Ukuran ... · DWI WAHYONO. Ciri Nanopartikel Kitosan dan Pengaruhnya Pada Ukuran Partikel ... Ilmu Kimia Prof. Dr. Ir. Latifah K. Darusman,

Setyowati E. 2008. Stabilitas obat anti-peradangan ketoprofen tersalut oleh gel

kitosan-gom guar [skripsi]. Bogor: Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor.

Shu X Z and Zhu K J. 2002. Controlled Drug Release Properties of Ionically

Cross-linked Chitosan beads: The influence of anion structure. International

Journal of Pharmaceutics 233: 217 – 225.

Silva Catarina M et al. 2006. Microencapsulation of Hemoglobin in Chitosan-

coated Alginate Microspheres Prepared by Emulsification/Internal Gelation.

The AAPS Journal 7 (4) Article 88.

Stevens MP. 2001. Kimia Polimer. Sopyan I, penerjemah. Jakarta: PT Pradnya

Paramita. Terjemahan dari: Polymer Chemistry: An Introduction.

Sugita. 1992. Isolasi kitin dan komposisi senyawa kimia limbah udang windu

(Panaeus monodon) [tesis]. Bandung: Program Pascasarjana, Institut

Teknologi Bandung.

Sugita P, Sjahriza A, Lestari SI. 2006a. Sintesis dan optimalisasi gel kitosan-gom

guar. J Natur 9:32-36

Sugita P, Sjahriza A, Wahyono D. 2006b. Sintesis dan optimalisasi gel kitosan-

alginat. J Sains dan Teknologi 8:133-137.

Sugita P, Sjahriza A, Rachmanita. 2007a. Sintesis dan optimalisasi gel kitosan-

karboksimetilselulosa. Prosiding Seminar Nasional Himpunan Kimia

Indonesia 437-443.

Sutriyo, Joshita D, Indah R. 2005. Perbandingan pelepasan propanonol

hidroklorida dari matriks kitosan, etil selulosa, dan hidroksipropil metil

selulosa. Majalah Ilmu Kefarmasian 2: 145-153.

Tarbojevich M, Cosani A. 1996. Molecular weight determination of chitin and

chitosan. Di dalam Muzarelli RAA & Peter MG (Editor) 1997. Chitin

Handbook. Grotammare: European Chitin Society 85-108.

Tarirai C. 2005. Cross-linked chitosan matrix systems for sustained drug release

[dissertation]. Faculty of Health Sciences: Tshwane University of

Technology.

Page 56: Ciri Nanopartikel Kitosan dan Pengaruhnya pada Ukuran ... · DWI WAHYONO. Ciri Nanopartikel Kitosan dan Pengaruhnya Pada Ukuran Partikel ... Ilmu Kimia Prof. Dr. Ir. Latifah K. Darusman,

Thatte MR. 2004. Synthesis and antibacterial assessment of water-soluble

hydrophobic chitosan derivatives bearing quaternary ammonium

functionality [disertasi]. India: The Louisiana State University.

Tiyaboonchai W, Ritthidej GC. 2003. Development of indomethacin sustained

release microcapsule using chitosan-carboxymethyl cellulose complex

coacervation. Songklanakarin J Sci Technol 25:245-254.

Tiyaboonchai Waree. 2003. Chitosan nanoparticles: a promising system for drug

delivery. Naresuan University Journal 11(3): 51-66.

Wahid Abdul et al. 2001. Pengaruh iradiasi ultrasonik pada preparasi katalis

CuO/ZnO/Al2O3 untuk reaksi hidrogenasi CO2 menjadi metanol. Jurnal

Teknologi Edisi No. 4 Tahun XV: 419-425 .

Wang T, Turhan M, Gunasekaram S. 2004. Selected properties of pH-sensitive,

biodegradable chitosan-poly(vinyl alcohol) hydrogel. Society of Chemical

Industry. Polym Int 53: 911-918.

Winarno FG. 1997. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: Gramedia.

Wu Yan et al. 2005. Chitosan nanoparticles as a novel delivery system for

ammonium glycyrrhizinate. International Journal of Pharmaceutics 295:

235-245.

Xu Yongmei and Du Yumin. 2003. Effect of molecular structure of chitosan on

protein delivery properties of chitosan nanoparticles. International Journal

of Pharmaceutics 250: 215-226.

Yamada T, Onishi H, Machida Y. 2001. In vitro and in vivo evaluation of

sustained release chitosan-coated ketoprofen microparticles. Yakugaku

Zasshi 121:239-245.