cholecystitis

12
cholecystitis

Upload: denny-suryanta

Post on 03-Feb-2016

12 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

refrat

TRANSCRIPT

Page 1: Cholecystitis

cholecystitis

Page 2: Cholecystitis

Identitas pasien

Nama Penderita : Tn. Rodif aula akbar Umur : 67 tahun Jenis Kelamin : laki-laki Agama : islam Suku : jawa Pekerjaan : - Pendidikan : SMA Status : Menikah Alamat : Sidokepung 17/4 buduran sidoarjo Tanggal MRS : 25 – 8 - 2015 Tanggal Pemeriksaan : 25 – 8 - 2015 Tanggal KRS : - No.Rekam Medik : 1342814

Page 3: Cholecystitis

Keluhan utama : nyeri perutRPS : nyeri perut sebelah kanan sejak 3-4 minggu ini, nyeri dirasakan hilang timbul (+), mual (+) muntah (+) BAK BAB normal (+), RPD : -RPK : -

Page 4: Cholecystitis

Pemeriksaan fisik didapatkanAbdomen : NT (+) nyeri tekan daerah epigastrium dan umbilicus kanan

Pemeriksaan darah lengkap : Leukosit ↑

Diagnosis : colic abdomen e.c cholesyscitis d.d cholelitiasis

Page 5: Cholecystitis

Kolesistitis adalah radang kandung empedu yang merupakan inflamasi akut dinding kandung empedu disertai nyeri perut kanan atas, nyeri tekan dan panas badan. Dikenal dua klasifikasi yaitu akut dan kronis

Kolesistitis Akut adalah peradangan dari dinding kandung empedu, biasanya merupakan akibat dari adanya batu empedu di dalam duktus sistikus, yang secara tiba-tiba menyebabkan serangan nyeri yang luar biasa

Kolesistitis Kronis adalah peradangan menahun dari dinding kandung empedu, yang ditandai dengan serangan berulang dari nyeri perut yang tajam dan hebat. Cholesistektomy adalah bedah pengangkatan kandung empedu

Page 6: Cholecystitis

Etiologi

Sekitar 95% penderita peradangan kandung empedu akut, memiliki batu empedu. Kadang suatu infeksi bakteri menyebabkan terjadinya peradangan. Kolesistitis akut tanpa batu merupakan penyakit yang serius dan cenderung timbul setelah terjadinya:

- cedera, - pembedahan - luka bakar - sepsis (infeksi yang menyebar ke seluruh tubuh) - penyakit-penyakit yang parah (terutama penderita yang menerima

makanan lewat infus dalam jangka waktu yang lama). Sebelum secara tiba-tiba merasakan nyeri yang luar biasa di perut bagian

atas, penderita biasanya tidak menunjukan tanda-tanda penyakit kandung empedu. Kolesistitis kronis terjadi akibat serangan berulang dari kolesistitis akut, yang menyebabkan terjadinya penebalan dinding kandung empedu dan penciutan kandung empedu.Pada akhirnya kandung empedu tidak mampu menampung empedu. Penyakit ini lebih sering terjadi pada wanita dan angka kejadiannya meningkat pada usia diatas 40 tahun. Faktor resiko terjadinya kolesistitis kronis adalah adanya riwayat kolesistitis akut sebelumnya.

Page 7: Cholecystitis

Patofisiologi

Kandung empedu memiliki fungsi sebagai tempat menyimpan cairan empedu dan memekatkan cairan empedu yang ada didalamnya dengan cara mengabsorpsi air dan elektrolit. Cairan empedu ini adalah cairan elektrolit yang dihasilkan oleh sel hati. Pada individu normal, cairan empedu mengalir ke kandung empedu pada saat  katup Oddi tertutup. Dalam kandung empedu, cairan empedu dipekatkan dengan mengabsorpsi air. Derajat pemekatannya diperlihatkan oleh peningkatan konsentrasi zat-zat padat. Stasis empedu dalam kandung empedu dapat mengakibatkan supersaturasi progresif, perubahan susunan kimia dan pengendapan unsur tersebut.  Perubahan metabolisme yang disebabkan oleh perubahan susunan empedu, stasis empedu, dapat menyebabkan infeksi kandung empedu.

Page 8: Cholecystitis

Gejala

- Tanda awal dari peradangan kandung empedu biasanya berupa nyeri di perut kanan  bagian atas.

- Nyeri bertambah hebat bila penderita menarik nafas dalam dan sering menjalar ke bahu kanan.

- Biasanya terdapat mual dan muntah.  - Nyeri tekan perut - Dalam beberapa jam, otot-otot perut sebelah kanan menjadi

kaku. - Pada mulanya, timbul demam ringan, yang semakin lama

cenderung meninggi. - Serangan nyeri berkurang dalam 2-3 hari dan kemudian

menghilang dalam 1 minggu. - Gangguan pencernaan menahun - Nyeri perut yang tidak jelas (samar-samar) - Sendawa.

Page 9: Cholecystitis

KOMPLIKASI

Demam tinggi, menggigil, peningkatan jumlah leukosit dan berhentinya gerakan usus (ileus) dapat menunjukkan terjadinya abses, gangren atau perforasi kandung empedu.

 Serangan yang disertai jaundice (sakit kuning) atau arus balik dari empedu ke dalam hati menunjukkan bahwa saluran empedu telah tersumbat sebagian oleh batu empedu atau oleh peradangan.

Jika pemeriksaan darah menunjukkan peningkatan kadar enzim amilase, mungkin telah terjadi peradangan pankreas (pankreatitis) yang disebabkan oleh penyumbatan batu empedu pada saluran pankreas (duktus pankreatikus).

Page 10: Cholecystitis

Pemeriksaan penunjang

- CT scan perut - Kolesistogram oral - USG abdomen. - darah lengkap , bilirubin

Page 11: Cholecystitis

pengobatan Antrain (analgetik , antipiretik) Ranitidin ( antagonis H2 reseptor) Ondancentron (anti emetik) Ceftazidim (antibiotik) Urdafalk (Ursodeoxycholic acid) obat ini selain mengurangi produksi dan sekresi cholesterol oleh liver, 

mengurangi penyerapan cholesterol di usus juga diduga dapat melarutkan butir-butir cholesterol di permukaan batu. Dan penggunaan obat ini memerlukan waktu berbulan-bulan.

Kolesistektomi laparoskopi merupakan terapi bedah standar untuk kolesistitis. Tindakan pembedahan (cholecystectomy) adalah pilihan terbaik untuk batu empedu yang telah menimbulkan gangguan.  Umumnya batu yang telah berukuran > 2-3 cm atau yang telah di sertai pengapuran kantong empedu, memerlukan pengobatan operatif, kontra indikasi penatalaksanaan kolesistektomi : a. Berisiko tinggi terhadap anastesi umum. b. Obesitas berat. c. Ada tanda perforasi kandung empedu seperti : abses, peritonitis dan fistula. d. Batu empedu raksasa atau diduga keganasan. e. Penyakit hati stadium akhir yang disertai hipertensi portal dan koagulopati berat. f. SAGES guideline  juga menambahkan kontraindikasi yakni : syok septik akibat kolangitis, pankreatitis

akut, peralatan dan tenaga ahli yang tidak memadai, serta baru saja mendapat prosedur bedah abdominal lainnya

Penatalaksanaan pasien dengan kolesistitis tergantung pada derajat keparahan serta ada tidaknya komplikasi yang menyertai. Kasus yang tanpa disertai komplikasi seringkali dapat berobat jalan saja namun pada kasus yang disertai komplikasi harus dengan terapi pembedahan. Pada pasien yang tidak stabil, drainase perkutaneus kolesistostomi transhepatik dapat sangat membantu. Antibiotik dapat diberikan untuk mengatasi infeksi.Drainase perkutaneus Untuk pasien yang kontraindikasi/berisiko tinggi terhadap prosedur bedah, maka terapi Drainase perkutaneus kolesistostomi transhepatik (yang dipandu USG) merupakan pilihan terapi definitif dikombinasikan dengan pemberian antibiotik. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar pasien kolesistitis akalkulus akut dapat diterapi dengan drainase perkutaneus saja, akan tetapi SAGES guideline menganjurkan bahwa terapi ini hanya bersifat sementara sampai pasien dapat menerima kolesistektomi.

Page 12: Cholecystitis

Apakah pembuangan kandung empedu tidak berdampak negatif ?

Tidak atau lebih tepat jarang.  Tindakan pembuangan kantong empedu tidak akan mengganggu proses pencernaan dan penyerapan, hanya saja karena cairan empedu yang dibuat liver tidak ditampung lagi dan langsung dicurahkan ke dalam usus halus, maka dilaporkan ada penderita yang mudah terserang diare.