chapter ii
DESCRIPTION
nersTRANSCRIPT
BAB II
TINJAUAN TEORI
B. SEJARAH NOLA J. PENDER
Nola J. Pender dilahirkan tanggal 16 Agustus 1941 di Lansig, Michigan.
Ketertarikan pada keperawatan bermula saat Nola J. Pender berusia 7 tahun, pada
saat mengamati para perawat yang sedang memberi asuhan keperawatan pada bibinya
di rumah sakit. Keinginannya untuk memberikan perawatan kepada orang lain
dikembangkan melalui pengalaman dan pendidikan yang ia yakini sebagai profesi
yang menolong orang lain.
Pada tahun 1962 meraih gelar diploma keperawatan dan selanjutnya diterima
bekerja di unit bedah di RS Michigan. Tahun 1964, meraih BSN di Universitas State
Michigan di East Lansig, dan gelar MA pada bidang pertumbuhan dan perkembangan
dari Universitas Michigan diraih pada tahun 1965. Gelar Ph.D di bidang psikologi dan
pendidikan diraih tahun 1969 dari Universitas North Western di Evanston, Illinois.
Pernikahannya dengan Albert Pender seorang asisten professor pada bidang
bisnis dan ekonomi memberikan inspirasi menghasilkan sebuah tulisan tentang
keperawatan dalam perspektif ekonomi. Tahun 1975, Dr. Pender mempublikasikan
model konsepsual kesehatan preventif. Dasar studinya adalah bagaimana individu
membuat keputusan tentang perawatan kesehatan mereka sendiri dalam konteks
keperawatan. Artikel tersebut mengidentifikasi faktor-faktor yang ditemukan dalam
pengambilan keputusan dan tindakan yang diperlukan individu dalam pencegahan
penyakit. Pada tahun 1982, edisi pertama promosi kesehatan dalam praktek
keperawatan dipublikasikan dengan konsep promosi optimal tentang kesehatan dan
perlunya pencegahan penyakit. Model promosi kesehatan pertama kali diterbitkan
tahun 1987 dan mengalami revisi tahun 1996.
Universitas Sumatera Utara
C. PROMOSI KESEHATAN
Menurut WHO promosi kesehatan meliputi mendorong gaya hidup yang lebih sehat,
menciptakan lingkungan yang mendukung kesehatan, memperkuat tindakan
masyarakat, mengorientaikan kembali pelayanan kesehatan, dan membangun
kebijakan publik yang sehat (Pender, 1996 : 3). Kesehatan individu dan keluarga
ditandai dengan efektifnya dalam komunitas, lingkungan dan masyarakat dimana
mereka hidup. Perawat mengerti dan memikirkan dari usaha peningkatan derajat
kesehatan. Dunn telah menetapkan skema untuk upaya peningkatan derajat kesehatan:
1. Kesehatan individu.
Individu berperan dalam penentuan status kesehatan mereka sendiri. Peningkatan
derajat kesehatan individu itu pada tingkat membuat keputusan pribadi dan
praktek. Setiap derajat peningkatan harus mempertimbangkan dalam formulasi
kesehatan nasional melalui usaha peningkatan derajat kesehatan.
2. Kesehatan keluarga.
Keluarga berperan dalam perkembangan dari kepercayaan kesehatan dan tindakan
kesehatan. Masing-masing keluarga mempunyai sebuah karakter yang berbeda ,
nilai, peran, dan kekuatan struktur. Gaya orang tua dan lingkungan keluarga dapat
memberikan kesehatan atau sebaliknya. Lebih banyak perhatian harus diberikan
kepada perkembangaan strategi untuk meningkatkan derajat kesehatan keluarga.
3. Kesehatan komunitas.
Berdasarkan pendapat dunn, kesehatan kelompok yang baik perilaku mampu
memperbaiki kondisi kehidupan keluarga dan kelompok.
4. Kesehatan lingkungan.
Tingkat dari kesehatan lingkungan yang baik berefek luaske individu, keluarga ,
dan komunitas dapat sampai kepotensi optimal mereka. Kesehatan lingkungan
yang baik adalah manifestasi dalam keharmonisan dan keseimbangan diantara dua
manusia dan disekeliling mereka.
5. Kesehatan masyarakat.
Sebuah masyarakat yang baik adalah semua anggota masyarakat mempunyai
standart hidup dan cara dari hidup menemukan kebutuhan dasar manusia dan
mengajak dalam beraktifitas yang cepat kepotensi mereka. Sebuah masyarakat
yang baik anggota masyarakat mau membantu dan bertanggungung jawab untuk
kesehatan.
Universitas Sumatera Utara
Teori Pemahaman Untuk Promosi Kesehatan & Proteksi Kesehatan
1. Theory Of Reasoned Action & Theory Of Planned Behavior
Teori ini berasumsi bahwa perilaku adalah suatu kemauan dibawah control bukan
sebagai hambatan untuk menunjukkan perilaku. Kepercayaan merupakan dasar
dari pondasi dalam struktur konseptual, dengan memperhatikan perilaku. Model
ini memperhatikan prediksi dan bergantian, sehingga perilaku mengikutinya
2. Social Cognitive Theory (Self-Efficacy)
Teori kognitif social adalah sebuah pendekatan teori yang menjelaskan perilaku
manusia. Dengan perspektif individu merupakan adanya suatu kekuatan pada
dirinya bukan control yang otomatis pada stimulus ekternal. Perilaku manusia
menerangkan adanya kejadian secara timbal balik pada semua tindakan yang
dapat menentukan adanya interaksi dengan yang lainnya. Persepsi self-efficacy
adalah memprtimbangkan salah satu kekuatan untuk menyelesaikan sebuah
tingkatan penampilan dalam perilaku yang spesifik.
3. The Theory Of Interpersonal Behavior
Sebuah model perilaku meliputi afektif dan psikologis dalam kekuatan habit yang
menerangkan perilaku ini merupakan factor yang memberikan perhatian dalam
model-model perilaku lainnya.
4. Cognitive Evaluation Theory
Motifasi manusia adalah dasar dari sebuah susunan dalam kebutuhan
psikologisnya : dari penentuan dirinya, kompetensi dan hubungan interpersonal.
Menentukan dirinya dan motivasi intrinsic (IM) adalah konsep utama dalam teori.
Motivasi intrinsic adalah energy dalam kebutuhan dalam dirinya dan hubungan
dalam kompetensi untuk nilai perilaku personal.
5. The Interaction Model Of Clien Health Behavior
Model interaksi kesehatan klien berfokus pada karakteristik dari klien dan factor
eksternal pada klien untuk menyediakan keterangan secara komprehensif pada
tindakan langsung terhadap pengurangan resiko dan promosi kesehatan.
Universitas Sumatera Utara
D. MODEL PROMOSI KESEHATAN MENURUT NOLA J. PENDER
1. Pengertian Teori Model Promosi Kesehatan (Health Promotion Model/HPM)
Model Promosi Kesehatan adalah suatu cara untuk menggambarkan interaksi
manusia dengan lingkungan fisik dan interpersonalnya dalam berbagai dimensi.
Model ini mengintegrasikan teori nilai harapan (Expectancy-Value) dan teori
kognitif sosial (Social Cognitive Theory) dalam perspektif keperawatan manusia
dilihat sebagai fungsi yang holistik. Bagan HPM dapat dilihat sebagai berikut
Model Promosi Kesehatan menurut Pender
Sumber : Tomey dan Alligod, 2006. Nursing Theorist and Their Work Philladelphia.Mosby.
Universitas Sumatera Utara
2. Komponen Teori Model Promosi Kesehatan
Adapun komponen elemen dari teori ini adalah sebagai berikut :
a. Teori Nilai Harapan (Expectancy-Value Theory)
Menurut teori nilai harapan, perilaku sehat bersifat rasional dan ekonomis.
Seseorang akan mulai bertindak dan perilakunya akan tetap digunakan dalam
dirinya, ada 2 hal pokok yaitu :
1) Hasil tindakan bernilai positif
2) Pengambilan tindakan untuk menyempurnakan hasil yang diinginkan.
b. Teori Kognitif Sosial (Social Cognitive Theory)
Teori model interaksi yang meliputi lingkungan, manusia dan perilaku yang
saling mempengaruhi. Teori ini menekankan pada:
1) Pengarahan diri (self direction)
2) Pengaturan diri (self regulation)
3) Persepsi terhadap kemajuan diri (self efficacy).
Teori ini mengemukakan bahwa manusia memiliki kemampuan dasar:
1) Simbolisasi yaitu proses dan transformasi pengalaman sebagai petunjuk
untuk tindakan yang akan datang.
2) Pikiran ke depan, mengantisipasi kejadian yang akan muncul dan
merencanakan tindakan untuk mencapai tujuan yang bermutu
3) Belajar dari pengalaman orang lain. Menetapkan peraturan untuk generasi
dan mengatur perilaku melalui observasi tanpa perlu melakukan trial dan
error
4) Pengaturan diri menggunakan standar internal dan reaksi evaluasi diri
untuk memotivasi dan mengatur perilaku, mengatur lingkungan eksternal
untuk menciptakan motivasi dalam bertindak.
5) Refleksi diri, berpikir tentang proses pikir seseorang dan secara aktif
memodifikasinya.
Menurut teori ini kepercayaan diri dibentuk melalui observasi dan refleksi
diri. Kepercayaan diri terdiri dari :
1) Pengenal diri (self atribut)
2) Evaluasi diri (self evaluation)
3) Kemajuan diri (self efficacy).
Kemajuan diri adalah kemampuan seseorang untuk melakukan tindakan-
tindakan tertentu yang berkembang melalui pengalaman, belajar dari
Universitas Sumatera Utara
pengalaman orang lain, persuasi verbal dan respons badaniah terhadap situasi
tertentu. Kemajuan diri merupakan fungsi dari kemampuan (capability) yang
berlebihan yang membentuk kompetensi dan kepercayan diri. Kemajuan diri
adalah konstruksi sentral dari HPM.
3. Asumsi dari Model Promosi Kesehatan
1. Manusia mencoba menciptakan kondisi agar mereka tetap hidup dan dapat
mengekspresikan keunikannya.
2. Manusia mempunyai kapasitas untuk merefleksikan kesadaran dirinya,
termasuk penilaian terhadap kemampuannya.
3. Manusia menilai perkembangan sebagai suatu nilai yang positif dan mencoba
mencapai keseimbangan antara perubahan dan stabilitas.
4. Setiap individu secara aktif berusaha mengatur perilakunya.
5. Individu dalam biopsikososial yang kompleks berinteraksi dengan
lingkungannya secara terus menerus, menjelmakan lingkungan yang diubah
secara terus menerus.
6. Profesional kesehatan merupakan bagian dari lingkungan interpersonal yang
perpengaruh terhadap manusia sepanjang hidupnya.
7. Pembentukan kembali konsep diri manusia dengan lingkungan adalah penting
untuk perubahan perilaku.
4. Proposisi Model Promosi Kesehatan
a. Perilaku sebelumnya dan karakteristik yang diperoleh mempengaruhi
kepercayaan dan perilaku untuk meningkatkan kesehatan.
b. Manusia melakukan perubahan perilaku dimana mereka mengharapkan
keuntungan yang bernilai bagi dirinya.
c. Rintangan yang dirasakan dapat menjadi penghambat kesanggupan melakukan
tindakan, suatu mediator perilaku sebagaimana perilaku nyata.
d. Promosi atau pemanfaatan diri akan menambah kemampuan untuk melakukan
tindakan dan perbuatan dari perilaku.
e. Pemanfaatan diri yang terbesar akan menghasilkan akan menghasilkan sedikit
rintangan pada perilaku kesehatan spesifik.
f. Pengaruh positif pada perilaku akibat pemanfaatan diri yang baik dapat
menambah hasil positif.
Universitas Sumatera Utara
g. Ketika emosi yang positif atau pengaruh yang berhubungan dengan perilaku,
maka kemungkinan menambah komitmen untuk bertindak.
h. Manusia lebih suka melakukan promosi kesehatan ketika model perilaku itu
menarik, perilaku yang diharapkan terjadi dan dapat mendukung perilaku yang
sudah ada.
i. Keluarga, kelompok dan pemberi layanan kesehatan adalah sumber
interpersonal yang penting yag mempengaruhi, menambah atau mengurangi
keinginan untuk berperilaku promosi kesehatan.
j. Pengaruh situasional pada lingkungan eksternal dapat menambah atau
mengurangi keinginan untuk berpartisipasi dalam perilaku promosi kesehatan.
k. Komitmen terbesar pada suatu rencana kegiatan yang spesifik lebih
memungkinkan perilaku promosi kesehatan dipertahankan untuk jangka waktu
yang lama.
l. Komitmen pada rencana kegiatan kemungkinan kurang menunjukan perilaku
yang diharapkan dimana seseorang mempunyai kontrol yang sedikit kebutuhan
yang diinginkan tidak tersedia.
m. Komitmen pada rencana kegiatan kurang menunjukkan perilaku yang
diharapkan ketika tindakan-tindakan lain lebih atraktif dan juga lebih suka pada
perilaku yang diharapkan.
n. Seseorang dapat memodifikasi kognisi, mempengaruhi interpersonal dan
lingkungan fisik yang mendorong melakukan tindakan kesehatan.
Universitas Sumatera Utara
Kerangka Konseptual Model Promosi Kesehatan
Hubungan dg Perilaku
sebelumnya
FaktorPribadi; biologis,Psikologis, sosialbudaya
SIFAT 2 & PENGALAMAN
INDIVIDU
PRILAKU SPESIFIKPENGETAHUAN & SIKAP
HASIL PERILAKU
Komitmenpd RencanaTindakan
Kebutuhan bersaingsegera (kontrol
rendah) & Pilihan-2 (kontrol tinggi)
Model PrilakuPromosi
Kesehtan(HPM)
Tindakan terkait ygmempengaruhi
Kemajuan – diriYg dirasakan
Penghambat2 untukbertindak yg dirasakan
Keuntungan2 daritindakan yg dirasakan
Pengaruh hub. interpersonal (Klg,Klmpk,
provider), norma, dukungan & model.
Pengaruh situasional; pilihan, sifat kebutuhan,
estetika
Revisi Model Promosi Kesehatan (Dari Pender, N.J, Murdaugh, C.L., & Parsons, M.A
(2002). Promosi kesehatan dalam praktik keperawatan dikutip dari Tomey & Alligood (2006)
hal 458.
Penjelasan Bagan Model Promosi Kesehatan
1. Karakteristik dan pengalaman individu
a. Perilaku sebelumnya
Perilaku sebelumnya mempunyai pengaruh langsung atau tidak langsung dalam
pelaksanaan perilaku promosi kesehatan.
1) Pengaruh langsung dari perilaku masa lalu terhadap perilaku promosi kesehatan
saat ini dapat menjadi pembentuk kebiasaan, yang mempermudah seseorang
melaksanakan perilaku tersebut secara otomatis.
2) Pengaruh tidak langsungnya adalah melalui persepsi pada self eficacy, manfaat,
Universitas Sumatera Utara
hambatan, dan pengaruh aktivitas yang muncul dari perilaku tersebut.
Pengaruh positif atau negatif dari perilaku baik sebelum, saat itu ataupun setelah
perilaku tersebut dilaksanakan akan dimasukan kedalam memori sebagai informasi
yang akan dimunculkan kembali saat akan melakukan perilaku tersebut di
kemudian waktu.
Perawat dapat membantu pasien membentuk suatu riwayat perilaku yang positif
bagi masa depan dengan memfokuskan pada manfaat perilaku tersebut, membantu
pasien bagaimana mengatasi rintangan dalam melaksanakan perilaku tersebut dan
meningkatkan level/ kadar eficacy dan pengaruh positif melalui pengalaman yang
sukses dan feed back yang positif.
b. Faktor Personal
Faktor personal meliputi aspek biologis, psikologis, dan sosial budaya. Faktor – faktor
ini merupakan prediksi dari perilaku yang didapat dan dibentuk secara alami oleh
target perilaku.
1) Faktor Biologis Personal
Termasuk dalam faktor ini adalah umur, indeks massa tubuh, status pubertas,
status menopause, kapasitas aerobik, kekuatan, kecerdasan atau keseimbangan
2) Faktor Psikologis Personal
Varibel yang merupakan bagian dari faktor ini adalah harga diri, motivasi,
kemampuan personal, status kesehatan, dan definisi sehat
3) Faktor sosial kultural
Faktor ini meliputi suku, etnis, pendidikan, dan status ekonomi
2. Perilaku Spesifik Pengetahuan dan Sikap (Behaviour-Spesific Cognitions and Affect)
a. Manfaat Tindakan (Perceived Benefits of Actions)
Rencana seseorang melaksanakan perilaku tertentu tergantung pada antisipasi
terhadap manfaat atau hasil yang akan dihasilkan. Antisipasi manfaat merupakan
representasi mental dari konsekuensi perilaku positif. Berdasarkan teori expecting
value.
b. Hambatan Tindakan yang dirasakan (Perceived Bariers to Actions)
Universitas Sumatera Utara
Hambatan yang diantisipasi telah secara berulang terlihat dalam penelitian
empiris, mempengaruhi intensitas untuk terlibat dalam suatu perilaku yang nyata dan
perilaku actual yang dilaksanakan. Dalam hubungannya dengan perilaku promosi
kesehatan, hambatan-hambatan ini dapat berupa imaginasi maupun nyata. Hambatan
ini terdiri atas : persepsi mengenai ketidaktersediaan, tidak menyenangkan, biaya,
kesulitan atau penggunaan waktu untuk tindakan-tindakan khusus. Hambatan-
hambatan ini sering dilihat sebagai suatu blocks, rintangan, dan personal cost dari
perilaku yang diberikan. Hilangnya kepuasan dalam menghindari atau menghilangkan
perilaku-perilaku yang merusak kesehatan seperti merokok, atau makan makanan
tinggi lemak untuk mengadopsi perilaku / gaya hidup yang lebih sehat juga dapat
menjadi suatu halangan. Halangan ini biasanya membangunkan motivasi untuk
menghindari perilaku-perilaku yang diberikan.
Bila kesiapan untuk bertindak rendah dan hambatan tinggi maka tindakan ini
tidak mungkin terjadi. Jika kesiapan untuk bertindak tinggi dan hambatan rendah
kemungkinan untuk melakukan tindakan lebih besar. Barier tindakan seperti yang
dilukiskan dalam HPM mempengaruhi promosi kesehatan secara langsung dengan
bertindak sebagai blocks terhadap tindakan seperti penurunan komitmen untuk
merencanakan tindakan.
c. Kemajuan Diri (Perceived Self Efficacy)
Self efficacy seperti didefinisikan oleh Bandura adalah judgment / keputusan
dari kapabilitas seseorang untuk mengorganisasi dan menjalankan tindakan secara
nyata. Tidak ada concern dengan satu ketrampilan yang dimiliki tetapi alasan dari apa
yang dapat dilakukan dengan apapun ketrampilan yang dimiliki. Judgment dari
personal efficacy dibedakan dari harapan yang ada dalam tujuan. Perceived self
efficacy adalah adalah judgment dari kemampuan untuk menyelesaikan tingkat
performance yang pasti, dimana tujuannya atau harapannya adalah suatu judgment
dari suatu konsekuensi (contohnya benefit dan cost ) sebanyak perilaku yang akan
dihasilkan. Persepsi dari ketrampilan dan kompetensi dalam domain motivasi individu
untuk melibatkan perilaku-perilaku yang mereka lalui. Perasaan efficacy dan dan
ketrampilan dalam performance seseorang sepertinya mendorong untuk melibatkan/
menjalankan perilaku yang lebih banyak daripada perasaan ceroboh dan tidak
terampil.
Pengetahuan individu tentang self efficacy didasarkan pada 4 type informasi :
Universitas Sumatera Utara
1) Pencapaian performance dari perilaku yang dilaksanakan secara nyata dan
evaluksan akan secara nyata dan evaluasi performance yang berhubungan dengan
beberapa standar pribadi atau umpan balik yang diberikan oleh orang lain.
2) Pengalaman – pengalaman dari mengobservasi performance orang lain dan
hubungannya dengan evaluasi diri sendiri dan umpan balik dari orang lain.
3) Ajakan secara verbal kepada orang lain bahwa ia mempunyai kemampuan untuk
melaksanakan tindakan tertentu.
4) Kondisi psikologis (kecemasan, ketakutan, ketenangan) dari mana seseorang
menyatakan kemampuannya.
Dalam HPM, selt eficacy yang diperoleh dipengaruhi oleh aktivity related affeck.
Makin positif affeck, makin besar persepsi eficacynya , sebaliknya self eficacy
mempengaruhi hambatan tindakan, dimana eficacy yang tinggi akan mengurangi
persepsi terhadap hambatan untuk melaksanakan perilaku yang ditargetkan. Self
eficacy memotivasi perilaku promosi kesehatan secara langsung dengan harapan
eficacy dan secara tidak langsung dengan mempengaruhi hambatan dan
komitmen dalam melaksanakan rencana tindakan.
d. Activity-Related Affect (Afek/sikap yang berhubungan dengan Aktivitas)
Perasaan subjektif muncul sebelum, saat dan setelah suatu perilaku,
didasarkan pada sifat stimulus perilaku itu sendiri. Respon afektif ini dapat ringan,
sedang atau kuat dan secara sadar di namai, disimpan di dalam memori dan
dihubungkan dengan pikiran-pikiran perilaku selanjutnya. Respon-respon afektif
terhadap perilaku khusus terdiri atas 3 komponen yaitu : emosional yang muncul
terhadap tindakan itu sendiri (activity-related), menindak diri sendiri (self-related ),
atau lingkungan dimana tindakan itu terjadi (context-related ).
Perasaan yang dihasilkan kemungkinan akan mempengaruhi apakah individu
akan mengulang perilaku itu lagi atau mempertahankan perilaku lamanya. Perasaan
yang tergantung pada perilaku ini telah diteliti sebagai determinan perilaku kesehatan
pada penelitian terakhir. Afek yang berhubungan dengan perilaku mencerminkan
reaksi emosional langsung terhadap pemikiran tentang perilaku tersebut, yang bisa
positif atau negative – Apakah perilaku tersebut menggembirakan, menyenangkan,
dapat dinikmati, membingungkan, atau tidak menyenangkan. Perilaku yang
berhubungan dengan afek positif kemungkinan akan di ulang dan yang negative
kemungkinan akan dihindari. Beberapa perilaku, bisa menimbulkan perasaan positif
Universitas Sumatera Utara
dan negative. Dengan demikian, keseimbangan relative di antara afek positif dan
negative sebelum, saat dan setelah perilaku tersebut merupakan hal yang penting
untuk diketahui. Activity-related Affect ini berbeda dari dimensi evaluasi terhadap
sikap yang dikemukakan oleh Fishbein dan Ajzen. Dimensi evaluasi terhadap sikap
lebih mencerminkan evaluasi afektif pada hasil spesifik dari suatu perilaku dari pada
respon terhadap sifat stimulus perilaku itu sendiri.
Untuk beberapa perilaku yang diberikan, rentang penuh dari perasaan negative
dan positif harus diuraikan sehingga keduanya dapat diukur secara akurat. Dalam
beberapa instrument untuk mengukur afek, perasaan negatif diuraikan secara lebih
luas dari pada perasaan positif. Hal ini tidak mengherankan karena kecemasan,
ketakutan dan depresi telah diteliti lebih banyak dibandingkan perasaan senang,
gembira dan tenang. Berdasarkan teori kognitif social, terdapat hubungan antara self-
efficacy dan activity-related affect. McAulay dan Courneya menemukan bahwa
respon afek positif saat latihan merupakan predictor yang penting terhadap efficacy
setelah latihan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Bandura bahwa respon emosional
dan pengaruhnya terhadap keadaan psikologis saat melakukan suatu perilaku berperan
sebagai sumber informasi efficacy. Dengan demikian, activity-related Affect
dikatakan mempengaruhi perilaku kesehatan secara langsung maupun tidak langsung
melalui self-efficacy dan komitmen terhadap rencana tindakan.
e. Interpersonal Influences
Menurut HPM, pengaruh interpersonal adalah kesadaran mengenai perilaku,
kepercayaan atau pun sikap terhadap orang lain. Kesadaran ini bisa atau tidak bisa
sesuai dengan kenyataan. Sumber utama pengaruh interpersonal pada perilaku
promosi kesehatan adalah keluarga (orang tua dan saudara kandung), teman, dan
petugas perawatan kesehatan. Pengaruh interpersonal meliputi : norma (harapan dari
orang-orang yang berarti), dukungan sosial (dorongan instrumental dan emosional)
dan modeling pembelajaran melalui mengobservasi perilaku khusus seseorang). Tiga
proses interpersonal ini pada sejumlah penelitian kesehatan tampak mempredisposisi
seseorang untuk melaksanakan perilaku promosi kesehatan.
Norma sosial membentuk standar pelaksanaan yang dapat dipakai atau ditolak oleh
individu. Dukungan social untuk suatu perilaku menyediakan sumber-sumber
dukungan yang diberikan oleh orang lain. Modeling menggambarkan komponen
berikutnya dari perilaku kesehatan dan merupakan strategi yang penting bagi
Universitas Sumatera Utara
perubahan perilaku dalam teori kognitif social. Pengaruh interpersonal mempengaruhi
perilaku promosi kesehatan secara langsung maupun tidak langsung melalui tekanan
social atau dorongan untuk komitmen terhadap rencana tindakan.
Individu sangat berbeda dalam sensitivitas mereka terhadap harapan, contoh dan
pujian orang lain. Namun, diberikan motivasi yang cukup untuk berperilaku dalam
cara yang konsisten dengan pengaruh interpersonal, individu mungkin akan
melakukan perilaku-perilaku yang akan menimbulkan pujian dan dukungan social
bagi mereka. Agar pengaruh interpersonal memiliki efek, individu haruslah
menyelesaikan perilaku tersebut, harapan dan input orang lain, memahaminya dan
menyatukannya ke dalam kesadaran yang mewakili perilaku yang telah diberikan.
Kemungkinan untuk mempengaruhi orang lain dapat bervariasi perkembangannya dan
lebih khusus tampak pada orang dewasa. Beberapa kebudayaan mungkin lebih
menekankan pada pengaruh interpersonal dari pada yang lainnya. Contohnya,
familismo di antara populasi Hispanic dapat mendorong seseorang untuk
melaksanakan perilaku khusus bagi kebaikan keluarga dari pada bagi pencapaian
personal.
f. Pengaruh Situasional (Situational Influences)
Persepsi dan kesadaran personal terhadap berbagai situasi atau keadaan dapat
memudahkan atau menghalangi suatu perilaku.Pengaruh situasi pada perilaku promis
kesehatan meliputi persepsi terhadap pilihan yang ada, kharakteristik permintaan, dan
ciri-ciri estetik dari suatu lingkungan dimana perilaku tersebut dilakukan. Kaplan dan
Kaplan, dalam kerja mereka di lingkungan yang dikembalikan natural, telah
menekankan kesadaran bagaimana lingkungan atau keadaan situasional dapat
mempengaruhi kesehatan dan perilaku kesehatan. Individu tertarik dan lebih
kompeten dalam perilakunya di dalam situasi atau keadaan lingkungan yang mereka
rasa lebih cocok dari pada lingkungan yang tidak cocok, lingkungan yang
berhubungan dari pada yang asing, lingkungan yang aman dan meyakinkan dari pada
lingkungan yang tidak aman dan mengancam. Lingkungan yang menarik juga lebih
diinginkan untuk melaksanakan perilaku kesehatan.
Dalam HPM, pengaruh situasional telah dikemukakan sebagai pengaruh langsung
atau tidak langsung pada perilaku kesehatan. Situasi dapat secara langsung
Universitas Sumatera Utara
mempengaruhi perilaku dengan menyediakan suatu lingkungan yang diisi dengan
petunjuk-petunjuk yang akan menimbulkan tindakan. Sebagai contoh, sutau
lingkungan yang di tulis dilarang merokok akan menciptakan kharakteristik perilaku
tidak merokok dilingkungan tersebut seperti yang diminta. Peraturan perusahaan
untuk menggunakan alat pelindung pendengaran akan menciptakan perilaku
menggunakannya. Ke dua situasi ini mendukung komitmen untuk tindakan kesehatan.
Pengaruh situasional telah memberikan sedikit perhatian pada penelitian HPM
sebelumnya dan dapat diteliti lebih lanjut sebagai determinan yang secara potensial
penting bagi perilaku kesehatan. Mereka dapat dipegang sebagai kunci penting dalam
mengembangkan stategi baru yang lebih efektif untuk memfasilitasi penerimaan dan
pemeliharaan perilaku kesehatan.
3. Hasil Perilaku
Tanggung jawab untuk merencanakan tindakan (POA) merupakan awal dari suatu
peristiwa perilaku. Tanggung jawab ini akan mendorong individu ke arah perilaku
kecuali kebutuhan berkompetisi yang tidak dapat dihindari oleh individu atau pilihan
berkompetisi tidak ditolak oleh individu.
a. Tanggung Jawab Untuk Merencanakan Tindakan (POA)
Manusia umumnya meningkatkan perilaku berorganisasi daripada tidak. Menurut
Ajzen dan Fishbein, kesengajaan adalah faktor utama yang menentukan kemauan
berperilaku. Tanggung dalam merencanakan tindakan pada HPM yang telah direvisi
menunjukkan pokok yang mendasari proses kognitif:
1) Tanggung jawab untuk melakukan tindakan yang spesifik pada waktu dan tempat
yang telah diberikan dengan orang-orang tertentu atau secara sendirian, dengan
mengabaikan pilihan berkompetensi
2) Mengidentifikasi strategi-strategi yang menentukan untuk mendapatkan,
membawa dan memperkuat perilaku
3) Kebutuhan mengidentifikasi strategi-strategi spesifik digunakan pada tempat yang
berbeda didalam rangkaian perilaku, kedepannya merupakan kemungkinan yang
disengaja dan yang lebih lanjut bahwa perencanaan tindakan (POA) yang
dikembangkan oleh perawat dan klien akan sukses di implementasikan.
Contohnya, strategi perjanjian terdiri dari tindakan/aksi persetujuan satu sama lain
dimana tanggung jawab satu kelompok dengan pemahaman bahwa kelompok lain
akan menyedikan beberapa penghargaan yang nyata atau kekuatan jika kelompok
Universitas Sumatera Utara
pertama bertanggung jawab secara terus menerus. Strategi-strategi dapat dipilih
oleh klien untuk memberikan kekuatan terhadap perilaku kesehatan menurut
pilihan mereka sendiri dan berdasarkan tahap perubahan yang mereka hadapi.
Tanggung jawab sendiri tanpa strategi-strategi dari teman sejawat sering
mengahasilkan “tujuan yang baik” namun gagal membentuk suatu nilai perilaku
kesehatan.
b. Kebutuhan Untuk Segera Berkompetisi dan Pilihan-Pilihan
Kebutuhan untuk segera berkompetisi atau pilihan-pilihan merujuk pada alternatif
perilaku yang memaksakan kedalam kebingungan sebagai bagian dari aksi yang
mungkin terjadi sebelumnya dan segera diharapkan menjadi perilaku promosi
kesehatan yang direncanakan. Kebutuhan berkompetisi dipandang sebagai perilaku
alternatif dimana individu relatif memiliki level kontrol yang rendah karena
ketergantungan terhadap lingkungan seperti bekerja atau tanggung jawab perawatan
keluarga. Kegagalan berespon terhadap suatu kebutuhan dapat memiliki efek yang
tidak menguntungkan untuk diri sendiri atau untuk hal-hal lain yang penting. Pilihan
berkompetisi dipandang sebagai alternatif perilaku dengan kekuatan penuh yang
bersifat lebih yang mana individu relatif menggunakan level kontrol yang tinggi.
Mereka dapat mengeluarkan perilaku promosi kesehatan dan setuju menjadi perilaku
kompetisi. Tingkat dimana individu mampu melawan pilihan kompetensi tergantung
pada kemampuannya menjadi pengatur diri. Contoh dari “memberi” pilihan
kompetensi adalah memilih makanan tinggi lemak daripada rendah lemak karena rasa
atau selera pilihan; mengemudi dengan melewati pusat rekreasi; selalu berlatih
berhenti di mall (suatu pilihan untuk melihat-lihat atau belanja daripada berolahraga).
Kedua kebutuhan kompetisi dan pilihan dapat menggelincirkan suatu yang rencana
tindakan yang salah satunya telah dilakukan. Kebutuhan kompetisi dapat berbeda dari
rintangan yang harus dibawa oleh individu dan perilaku yang tidak diantisipasi
berdasarkan pada kebutuhan eksternal atau hasil yang tidak baik/menguntungkan
dapat terjadi. Pilihan kompetisi dapat berbeda dari rintangan seperti kekurangan
waktu, karena pilihan kompetisi adalah dorongan terakhir yang didasari pada hirarki
pilihan yang menggelincirkan suatu rencana untuk tindakan kesehatan yang positif.
Ada terdapat bermacam kemampuan individu untuk mendukung perhatian dan
menghindari gangguan. Beberapa individu dapat mempengaruhi perkembangan atau
secara biologis menjadi lebih mudah dipengaruhi selama tindakan daripada yang lain.
Universitas Sumatera Utara
Hambatan pilihan kompetensi memerlukan latihan dari pengaturan diri sendiri dan
mengontrol kemampuan. Komitmen yang kuat untuk merencanakan tindakan dapat
mendukung pengabdian untuk melengkapai suatu perilaku mengingat kebutuhan akan
kompetisi atau pilihan. Didalam HPM, kebutuhan kompetisi dengan segera dan
pilihan secara langsung mempengaruhi kemungkinan terjadinya perilaku kesehatan
sebagaimana pengaruh tanggung jawab moderat.
c. Perilaku Promosi Kesehatan
Variabel pada model ini telah ditujukan secara ekstensif melalui buku sehingga disini
memerlukan sedikit diskusi yang lebih jauh. Perilaku promosi kesehatan adalah titik
akhir atau hasil tindakan pada HPM. Bagaimanapun, harus dicatat bahwa perilaku
promosi kesehatan pada akhirnya adalah langsung bertujuan untuk mencapai hasil
kesehatan yang positif bagi klien. Perilaku promosi kesehatan, khususnya ketika
berintegrasi menjadi gaya hidup sehat yang meliputi semua aspek kehidupan,
menghasilkan pengalaman kesehatan yang positif disepanjang proses kehidupan.
Universitas Sumatera Utara
E. KOMPONEN PARADIGMA MENURUT NOLA J. PENDER
MANUSIA LINGKUNGAN KESEHATAN KEPERAWATAN
a. Manusia mencoba menciptakan kondisi agar tetap hidup dimana mereka dapat mengekspresikan keunikannya.
b. Manusia mempunyai kapasitas untuk merefleksikan kesadaran dirinya, termasuk penilaian terhadap kemampuannya.
c. Manusia menilai perkembangan sebagai suatu nilai yang positif dan mencoba mencapai keseimbangan antara perubahan dan stabilitas.
d. Setiap individu secara aktif berusaha mengatur perilakunya.
e. Manusia melakukan perubahan perilaku dimana mereka mengharapkan keuntungan yang bernilai bagi dirinya.
a. Individu dalam biopsikososial yang kompleks berinteraksi dengan lingkungannya secara terus menerus, menjelmakan lingkungan yang diubah secara terus menerus.
b. Profesional kesehatan merupakan bagian dari lingkungan interpersonal yang perpengaruh terhadap manusia sepanjang hidupnya.
c. Pembentukan kembali konsep diri manusia dengan lingkungan adalah penting untuk perubahan perilaku.
a. Perilaku sebelumnya dan karakteristik yang diperoleh mempengaruhi kepercayaan dan perilaku untuk meningkatkan kesehatan.
b. Manusia lebih suka melakukan promosi kesehatan ketika model perilaku itu menarik, perilaku yang diharapkan terjadi dan dapat mendukung perilaku yang sudah ada.
c. Keluarga, kelompok dan pemberi layanan kesehatan adalah sumber interpersonal yang penting yag mempengaruhi, menambah atau mengurangi keinginan untuk berperilaku promosi kesehatan.
d. Pengaruh situasional pada lingkungan eksternal dapat menambah atau mengurangi keinginan untuk berpartisipasi dalam perilaku promosi kesehatan.
e. Komitmen terbesar pada suatu rencana kegiatan yang spesifik
a. Perawat membantu pasien
membentuk perilaku yang
positif bagi masa depan dengan
memfokuskan pada manfaat
perilaku tersebut
b. membantu pasien bagaimana
mengatasi rintangan dalam
melaksanakan perilaku tersebut
dan meningkatkan level/ kadar
eficacy dan pengaruh positif
melalui pengalaman yang sukses
dan feed back yang positif.
c. Keperawatan berfokus pada
individu, keluarga, kelompok
dan masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
f. Individu sebagai subyek asuhan keperawatan sebagai model promosi kesehatan, yang perlu dilakukan pengkajian kesehatan secara sistematik
lebih memungkinkan perilaku promosi kesehatan dipertahankan untuk jangka waktu yang lama.
f. Seseorang dapat memodifikasi kognisi, mempengaruhi interpersonal dan lingkungan fisik yang mendorong melakukan tindakan kesehatan.
Universitas Sumatera Utara