chapter ii

28
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Disharmonisasi Keluarga 2.1.1. Pengertian Disharmonisasi Suatu keadaan dikatakan disharmonisasi adalah keadaan yang biasanya mencerminkan suatu kondisi dalam situasi yang terjadi dalam sebuah kelompok dan kelompok ini adalah sekumpulan manusia. Disharmonisasi selalu berkaitan dengan keadaan sebuah rumah tangga atau keluarga. Jadi apabila didalamnya (keluarga/rumah tangga) terdapat sebuah ketidakbahagian, maka keluarga tersebut dinyatakan disharmonisasi ( Gunarsa, 1993 : 34). Disharmonisasi adalah suatu bentuk tidak terjadinya keselarasan secara keseluruhan yang dianggap mempunyai nilai negatif dengan beberapa aspek penilaian. Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat dinyatakan bahwa disharmonisasi adalah suatu keadaan atau kondisi yang terlihat tidak bahagia dalam suatu kumpulan manusia dan biasanya itu terdapat dalam suatu keluarga. 2.1.2 Pengertian Keluarga Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat dibawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan . Anggota rumah tangga yang saling berhubungan melalui pertalian darah adaptasi atau perkawinan . (http//www.who.com. diakses pada tanggal 28 November 2010 pukul 11.15). Universitas Sumatera Utara

Upload: jarot-mangkubumi

Post on 22-Nov-2015

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Disharmonisasi Keluarga

    2.1.1. Pengertian Disharmonisasi

    Suatu keadaan dikatakan disharmonisasi adalah keadaan yang biasanya

    mencerminkan suatu kondisi dalam situasi yang terjadi dalam sebuah kelompok

    dan kelompok ini adalah sekumpulan manusia. Disharmonisasi selalu berkaitan

    dengan keadaan sebuah rumah tangga atau keluarga. Jadi apabila didalamnya

    (keluarga/rumah tangga) terdapat sebuah ketidakbahagian, maka keluarga tersebut

    dinyatakan disharmonisasi ( Gunarsa, 1993 : 34).

    Disharmonisasi adalah suatu bentuk tidak terjadinya keselarasan secara

    keseluruhan yang dianggap mempunyai nilai negatif dengan beberapa aspek

    penilaian. Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat dinyatakan bahwa

    disharmonisasi adalah suatu keadaan atau kondisi yang terlihat tidak bahagia

    dalam suatu kumpulan manusia dan biasanya itu terdapat dalam suatu keluarga.

    2.1.2 Pengertian Keluarga

    Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala

    keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat dibawah

    suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan . Anggota rumah tangga yang

    saling berhubungan melalui pertalian darah adaptasi atau perkawinan .

    (http//www.who.com. diakses pada tanggal 28 November 2010 pukul 11.15).

    Universitas Sumatera Utara

  • Menurut Meyer F. Nimkoff, keluarga adalah ikatan yang sedikit banyak

    berlangsung lama antara suami dan istri, dengan atau tanpa anak. Sedangkan

    menurut Summer dan Keller merumuskan keluarga sebagai miniatur dari

    organisasi sosial, meliputi sedikitnya dua generasi dan terbentuk secara khusus

    melalui ikatan darah ( Gunarsa, 1993:230 ).

    Keluarga merupakan kelompok primer yang paling penting di dalam

    masyarakat. Keluarga merupakan sebuah grup yang terbentuk dari perhubungan

    laki-laki dan perempuan, perhubungan mana sedikit banyak berlangsung lama

    untuk menciptakan dan membesarkan anak-anak. Jadi keluarga dalam bentuk

    yang murni merupakan satu kesatuan sosial yang terdiri dari suami, istri dan anak-

    anak. Satuan ini mempunyai sifat-sifat tertentu yang sama, dimana saja dalam

    satuan masyarakat manusia.

    2.1.2.1 Peranan dan Fungsi Keluarga

    Peranan dan fungsi keluarga sangat luas dan uraian mengenai ini sangat

    bergantung dari sudut orientasi mana akan dilakukan. Peranan dan fungsi keluarga

    diantaranya yaitu :

    1. Dari sudut biologi, keluarga berfungsi untuk melanjutkan garis keturunan.

    2. Dari sudut psikologi perkembangan, keluarga berfungsi untuk

    mengembangkan seluruh aspek kepribadian sehingga bayi yang kecil

    menjadi anak yang besar yang berkembang dan diperkembangkan seluruh

    kepribadiannya, sehingga tercapai gambaran kepribadian yang matang,

    dewasa dan harmonis.

    Universitas Sumatera Utara

  • 3. Dari sudut pendidikan, keluarga berfungsi sebagai tempat pendidikan

    informal, tempat dimana anak memperkembangkan dan diperkembangkan

    kemampuan-kemampuan dasar yang dimiliki, sehingga mencapai prestasi

    yang sesuai dengan kemampuan dasarnya dan memperlihatkan perubahan

    perilaku dalam berbagai aspeknya seperti yang diharapkan dan

    direncanakan.

    4. Dari sudut sosiologi, keluarga berfungsi sebagai tempat untuk

    menanamkan aspek sosial agar bisa menjadi anggota masyarakat yang

    mampu berinteraksi dan menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial.

    Menurut Prof. Dr. J. Verkuyl ada tiga fungsi dan peranan keluarga

    (orangtua), yaitu :

    1. Menguras keperluan materil anak-anak.

    Ini merupakan tugas pertama dimana orangtua harus memberi makan,

    tempat perlindungan dan pakaian kepada anak-anak. Anak-anak

    sepenuhnya tergantung kepada orang tuanya karena anak belum mampu

    mencukupi kebutuhannya sendiri.

    2. Menciptakan suatu home bagi anak-anak.

    Home disini berarti bahwa didalam keluarga itu anak-anak dapat

    berkembang dengan subur, merasakan kemesraan, kasih sayang, keramah-

    tamahan, merasa aman, terlindungi dan lain-lain. Di rumah anak merasa

    tentra, tidak merasa kesepian dan selalu gembira.

    3. Tugas pendidikan

    Tugas mendidik, merupakan tugas terpenting dari orang tua terhadap anak-

    anaknya ( Ahmadi, 2001:246 ).

    Universitas Sumatera Utara

  • Dari beberapa penyajian tentang fungsi dan peranan keluarga, nyatalah

    betapa pentingnya keluarga terutama bagi perkembangan kepribadian seseorang.

    Keluarga menjadi faktor penting dalam menanamkan dasar kepribadian yang ikut

    menentukan corak dan gambaran kepribadian seseorang setelah dewasa. Jadi

    gambaran kepribadian yang terlihat dan diperlihatkan seorang remaja, banyak

    ditentukan oleh keadaan dan proses-proses yang ada dan terjadi sebelumnya,

    jelasnya apa yang dialami dalam lingkungan keluarganya.

    Lingkungan rumah, khususnya orangtua menjadi teramat penting sebagai

    tempat pentting tempat persemaian dari benih-benih yang akan tumbuh dan

    berkembang lebih lanjut. Buruk dialami keluarga akan buruk pula diperlihatkan

    dalam lingkungannya. Perilaku negatif dengan berbagai coraknya adalah akibat

    dari suasana dan perlakuan negatif yang diperoleh dari keluarga (Gunarsa,

    1993:186).

    Terdapat Bentuk-bentuk Keluarga, yaitu :

    1. Tradisional

    a. Nuclear Family atau Keluarga Inti

    Ayah, ibu, anak tinggal dalam satu rumah ditetapkan oleh sanksi-sanksi

    legal dalam suatu ikatan perkawinan, satu atau keduanya dapat bekerja

    diluar rumah.

    b. Reconstituted Nuclear

    Pembentukan baru dari keluarga inti melalui perkawinan kembali suami

    atau istri. Tinggal dalam satu rumah dengan anak-anaknya baik itu bawaan

    dari perkawinan lama maupun hasil dari perkawinan baru.

    Universitas Sumatera Utara

  • c. Niddle Age atau Aging Cauple

    Suami sebagai pencari uang, istri di rumah atau kedua-duanya bekerja di

    rumah, anak-anak sudah meninggalkan rumah karena sekolah atau

    perkawinan / meniti karier.

    d. Keluarga Dyad / Dyadie Nuclear

    Suami istri tanpa anak.

    e. Single Parent

    Satu orang tua (ayah atau ibu) dengan anak.

    f. Dual Carrier

    Suami istri / keluarga orang karier dan tanpa anak.

    g. Commuter Married

    Suami istri / keduanya orang karier dan tinggal terpisah pada jarak

    tertentu, keduanya saling mencari pada waktu-waktu tertentu.

    h. Single Adult

    Orang dewasa hidup sendiri dan tidak ada keinginan untuk kawin.

    i. Extended Family

    1, 2, 3 geneasi bersama dalam satu rumah tangga.

    j. Keluarga Usila

    Usila dengan atau tanpa pasangan, anak sudah pisah.

    2. Non Tradisional :

    a. Commune Family

    Beberapa keluarga hidup bersama dalam satu rumah, sumber yang sama,

    pengalaman yang sama.

    Universitas Sumatera Utara

  • b. Cohibing Coiple

    Dua orang / satu pasangan yang tinggal bersama tanpa kawin.

    c. Homosexual / Lesbian

    Sama jenis hidup bersama sebagai suami istri.

    d. Institusional

    Anak-anak / orang-orang dewasa tinggal dalam suatu panti-panti.

    e. Keluarga orang tua (pasangan) yang tidak kawin dengan anak.

    Fungsi Keluarga Menurut WHO (1978) :

    1) Fungsi Biologis

    a. Untuk meneruskan keturunan

    b. Memelihara dan membesarkan anak

    c. Memenuhi kebutuhan gizi kleuarga

    d. Memelihara dan merawat anggota keluarga

    2) Fungsi Psikologis

    a. Memberikan kasih sayang dan rasa aman

    b. Memberikan perhatian diantara anggota keluarga

    c. Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga

    d. Memberikan identitas keluarga

    3) Fungsi Sosialisasi

    a. Membina sosialisasi pada anak

    b. Membina norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkah perkembangan

    anak

    c. Meneruskan nilai-nilai keluarga

    Universitas Sumatera Utara

  • 4) Fungsi Ekonomi

    a. Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga

    b. Pengaturan dan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi

    kebutuhan keluarga

    c. Menabung untuk memenuhi kebutuhah keluarga di masa yang akan

    datang. Misalnya : pendidikan anak, jaminan hari tua.

    5) Fungsi Pendidikan

    a. Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, ketrampilan dan

    membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimiliki.

    b. Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang dalam

    memenuhi perannya sebagai orang dewasa.

    c. Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya.

    Fungsi Keluarga menurut Friedman (1998) :

    1) Fungsi Affective

    a. Menciptakan lingkungan yang menyenangkan dan sehat secara mental

    saling mengasuh, menghargai, terikat dan berhubungan.

    b. Mengenal identitas individu

    c. Rasa aman

    2) Fungsi Sosialisasi Peran

    a. Proses perubahan dan perkembangan individu untuk menghasilkan

    interaksi sosial dan belajar berperan.

    b. Fungsi dan peran di masyarakat.

    c. Sasaran untuk kontak sosial didalam atau di luar rumah.

    Universitas Sumatera Utara

  • 3) Fungsi Reproduksi

    Menjamin kelangsungan generasi dan kelangsungan hidup masyarakat.

    4) Fungsi Ekonomi

    a. Memenuhi kebutuhan tiap anggota keluarga

    b. Menambah penghasilan keluarga sampai dengan pengalokasian dana

    5) Fungsi Perawatan Kesehatan

    a. Konsep sehat sakit keluarga

    b. Pengetahuan dan keyakinan tentang sakit tujuan kesehatan keluarga

    mandiri

    Tugas-Tugas Keluarga Dalam Bidang Kesehatan :

    Untuk dapat mencapai tujuan asuhan keperawatan keluarga, keluarga

    mempunyai tugas dalam pemeliharaan kesehatan para anggotanya dan saling

    memelihara (Friedman, 1981). Membagi 5 tugas kesehatan yang harus dilakukan

    oleh keluarga yaitu :

    a. Mengenai gangguan perkembangan kesehatan setiap anggotanya.

    b. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat.

    c. Memberikan keperawatan kepada anggota keluarganya yang sakit dan

    yang tidak membantu dirinya karena cacat / usia yang terlalu muda.

    d. Mempertahankan suasana di rumah yang menguntungkan kesehatan dan

    perkembangan kepribadian anggota keluarga.

    e. Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dari lembaga-

    lembaga kesehatan yang menunjukkan pemanfaatan dengan fasilitas-

    fasilitas kesehatan yang ada.

    Universitas Sumatera Utara

  • 2.1.3 Aspek-aspek Disharmonisasi Keluarga

    Ada banyak aspek dari disharmonisasi kelurga diantaranya adalah :

    1. Kurangnya kasih sayang antara keluarga.

    Kasih sayang merupakan kebutuhan manusia yang hakiki, karena sejak

    lahir manusia sudah membutuhkan kasih sayang dari sesama. Tetapi bila

    disuatu keluarga tidak terjalin kasih sayang, maka tidak akan terjalin

    hubungan emosional yang harmonis antara satu dan lainnya.

    2. Kurangnya saling pengertian sesama anggota keluarga.

    Selain kurangnya kasih sayang, pada umumnya para remaja mengharapkan

    pengertian dari orang tuanya. Dengan tidak adanya pengertian dari

    keluarga maka dapat menimbulkan pertengkaran-pertengkaran antar

    sesama anggota keluarga.

    3. Tidak adanya dialog atau komunikasi di dalam keluarga.

    Komunikasi adalah cara yang ideal untuk mempererat hubungan antara

    anggota keluarga. Dengan tidak adanya memanfaatkan waktu secara

    efektif dan efisien untuk berkomunikasi, maka tidak dapat diketahui

    keinginan dari masing-masing pihak dan setiap permasalahan tidak dapat

    terselesaikan dengan baik.

    4. Tidak ada kerjasama antara anggota keluarga.

    Kerjasama yang tidak baik antara sesama anggota keluarga sangat

    dihindari dalam kehidupan sehari-hari. Tidak ada saling membantu dan

    gotong royong akan mendorong anak untuk bersifat tidak toleransi jika

    kelak bersosialisasi dalam masyarakat. Kurang kerjasama antara keluarga

    Universitas Sumatera Utara

  • membuat anak menjadi malas untuk belajar karena dianggapnya tidak ada

    perhatian dari orangtua ( Gunarsa, 1993 : 51)

    2.2 Remaja

    WHO mendefinisikan remaja lebih bersifat konseptual, ada tiga krieria

    yaitu biologis, psikologik, dan sosial ekonomi, dengan batasan usia antara 10-20

    tahun, yang secara lengkap definisi tersebut berbunyi sebagai berikut:

    a. Individu berkembang dari saat pertama kali ia menunjukkan tanda-tanda

    seksual sekundernya sampai saat ia mencapai kematangan seksual.

    b. Individu mengalami perkembangan psikologik dan pola identifikasi dari

    kanak-kanak menjadi dewasa.

    c. Terjadi peralihan dari ketergantungan sosial-ekonomi yang penuh kepada

    keadaan yang relatif lebih mandiri (Sarwono, 1997:132).

    Remaja juga sedang mengalami perkembangan pesat dalam aspek

    intelektual. Transpormasi intelektual dari cara berpikir remaja ini memungkinkan

    mereka tidak hanya mampu mengintegrasikan dirinya ke dalam masyarakat

    dewasa, tetapi juga merupakan karakteristik yang paling menonjol dari semua

    periode perkembangan (Ali, 2004 : 9)

    Remaja sebetulnya tidak mempunyai tepat yang jelas. Mereka sudah tidak

    termasuk golongan anak-anak, tetapi belum juga dapat diterima untuk masuk ke

    golongan orang dewasa. Remaja ada di antara anak dan orang dewasa. Remaja

    masih belum mampu menguasai dan memfungsikan secara maksiamal fungsi fisik

    maupun psikisnya.

    Universitas Sumatera Utara

  • Pembagian masa perkembangan anak ini dimaksudkan untuk

    mempermudah dalam mempelajari masa remaja. Perlulah dikemukakan beberapa

    pendapat dan pembagian masa perkembangan anak dari beberapa ahli :

    a. Aristoteles.

    Menurut Aristoteles, masa perkembangan anak sampai umur 21 tahun

    dibagi ke dalam tiga tahap :

    1. Umur 0 7 tahun adalah tahap bermain (fase egosentris).

    2. Umur 7 12 tahun adalah tahap sekolah dasar (fase realistis).

    3. Umur 12 21 tahun adalah tahap pubertas (fase idealistis).

    b. Prof. Dr. Kohnstam.

    Prof. Dr. Kohnstam membagi tiga masa perkembangan :

    1. Umur 0 7 tahun : masa bayi dan kanak-kanak.

    2. Umur 7 13 tahun : masa sekolah atau masa intelektual.

    3. Umur 12 21 tahun : masa sosial.

    Masa sosial dibagi lagi ke dalam empat masa yaitu :

    a) Masa pueral : umur 12 14 tahun.

    b) Masa prapubertas (awal remaja) : umur 14 15 tahun.

    c) Masa pubertas (remaja) : umur 15 18 tahun.

    d) Masa adolesensi : umur 18 21 tahun .

    c. Dr. Zakiah Daradjat

    Dr. Zakiah Daradjat dalam bukunya, Kesehatan Mental, membagi

    perkembangan anak ke dalam empat masa yaitu :

    1. Masa bayi : umur 0 2 tahun.

    2. Masa kanak-kanak : umur 2 5 tahun.

    Universitas Sumatera Utara

  • 3. Masa sekolah : umur 5 12 tahun.

    4. Masa remaja : umur 12 21 tahun.

    Setelah meneliti perkembangan anak seperti di atas, penulis dapat

    menyimpulkan bahwa masa remaja dalam usia perkembangan anak berada dalam

    usia 12 sampai 21 tahun.

    a. Perubahan Fisik

    Perubahan fisik berhubungan dengan aspek anotomi dan aspek fisiologis,

    di masa remaja kelenjar hipofesa menjadi masak dan mengeluarkan beberapa

    hormone, seperti hormone gonotrop yang berfungsi untuk mempercepat

    kemasakan sel telur dan sperma, serta mempengaruhi produksi hormone

    kortikortop berfungsi mempengaruhi kelenjar suprenalis, testosterone, oestrogen,

    dan suprenalis yang mempengaruhi pertumbuhan anak sehingga terjadi percepatan

    pertumbuhan. Dampak dari produksi hormone adalah:

    1. Ukuran otot bertambah dan semakin kuat.

    2. Menghasilkan sperma dan oestrogen memproduksi sel telur sebagai tanda

    kemasakan.

    3. Munculnya tanda-tanda kelamin sekunder seperti membesarnya payudara,

    berubahnya suara, ejakulasi pertama, tumbuhnya rambut-rambut halus

    disekitar kemaluan, ketiak dan muka.

    b. Perubahan Emosional.

    Pola emosi pada masa remaja sama dengan pola emosi pada masa

    kanakkanak. Pola-pola emosi itu berupa marah, takut, cemburu, ingin tahu, iri

    hati, gembira, sedih dan kasih sayang. Perbedaan terletak pada rangsangan yang

    membangkitkan emosi dan pengendalian dalam mengekspresikan emosi. Remaja

    Universitas Sumatera Utara

  • umumnya memiliki kondisi emosi yang labil pengalaman emosi yangekstrem dan

    selalu merasa mendapatkan tekanan. Bila pada akhir masa remaja mampu

    menahan diri untuk tidak mengeksperesikan emosi secara ekstrem dan mampu

    memgekspresikan emosi secara tepat sesuai dengan situasi dan kondisi

    lingkungan dan dengan cara yang dapat diterima masyarakat, dengan kata lain

    remaja yang mencapai kematangan emosi akan memberikan reaksi emosi yang

    stabil. Ciri-ciri kematangan emosi pada masa remaja yang ditandai dengan sikap

    sebagai berikut (Hurlock, 1999:87):

    1. Tidak bersikap kekanak-kanakan.

    2. Bersikap rasional.

    3. Bersikap objektif

    4. Dapat menerima kritikan orang lain sebagai pedoman untuk bertindak

    lebih lanjut.

    5. Bertanggung jawab terhadap tindakan yang dilakukan.

    6. Mampu menghadapi masalah dan tantangan yang dihadapi.

    c. Perubahaan Sosial

    Perubahan fisik dan emosi pada masa remaja juga mengakibatkan

    perubahan dan perkembangan remaja, menyebutkan dua bentuk perkembangan

    remaja yaitu, memisahkan diri dari orangtua dan menuju kearah teman sebaya.

    Remaja berusaha melepaskan diri dari otoritas orangtua dengan maksud

    menemukan jati diri. Remaja lebih banyak berada di luar rumah dan berkumpul

    bersama teman sebayanya dengan membentuk kelompok dan mengeksperesikan

    segala potensi yang dimiliki. Kondisi ini membuat remaja sangat rentan terhadap

    pengaruh teman dalam hal minat, sikap penampilan dan perilaku.

    Universitas Sumatera Utara

  • Perubahan yang paling menonjol adalah hubungan heteroseksual. Remaja

    akan memperlihatkan perubahan radikal dari tidak menyukai lawan jenis menjadi

    lebih menyukai. Remaja ingin diterima, diperhatikan dan dicintai oleh lawan jenis

    dan kelompoknya (Monks, 2002:122).

    2.3 Narkoba

    Narkoba merupalan akronim dari narkotika, psikotropika dan bahan-bahan

    adiktif lainnya. Istilah narkoba tergolong belum lama, istilah ini muncul sekitar

    tahun 1998 karena banyak terjadi peristiwa penggunaan atau pemakaian barang-

    barang yang termasuk narkotika dan obat-obat adiktif yang terlarang. Oleh karena

    itu untuk memudahkan orang berkomunikasi dan tidak menyebut istilah yang

    tergolong panjang, maka kata-kata narkotika narkotika, psikotropika dan bahan-

    bahan adiktif lainnya ini disingkat menjadi narkoba. (NO.

    SE/03/IV/2002/BNN tentang Penggunaan Istilah Narkoba )

    Menurut Badan Narkotika Nasional (BNN) Narkoba adalah zat-zat

    kimiawi yang jika dimasukkan ke dalam tubuh manusia (baik secara oral, dihirup

    maupun intravena, suntik) dapat mengubah dan bahkan merusak pikiran, suasana

    hati, ataupun perasaan, perilaku seseorang dan organ tubuh.

    Pada dasarnya obat-obatan yang tergolong narkoba itu digunakan untuk

    kepentingan medis atau pengobatan. adapun kegunaannya adalah untuk

    menghilangkan rasa sakit. Tetapi apabila pengguna narkoba diluar dari hal-hal

    media dan tanpa mengikuti dosis yang seharusnya akan dapat menimbulkan

    kerusakan fisik, mental dan sikap hidup masyarakat. Narkoba yang populer

    Universitas Sumatera Utara

  • didalam masyarakat terdiri dari tiga golongan yaitu : Narkotika, psikotropika dan

    bahan-bahan adiktif lainnya.

    1. Narkotika

    Narkotika adalah zat-zat obat yang dapat mengakibatkan ketidaksadaran

    atau pembiusan dikarenakan zat-zat tersebut bekerja mempengaruhi susunan saraf

    sentral. (Prakoso ; 1982 : 15).

    Berdasarkan UU No. 35 tahun 2009 tentang narkotika, Narkotika adalah

    zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun

    semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran,

    hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa ngerio dan dapat

    menimbulkan ketergantungan (BNN, 2009).

    Menurut UU No. 35 tahun 2009, narkotika terbagi dalam 3 golongan,

    yaitu:

    A. Golongan I

    Narkotika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan pengembangan ilmu

    pengetahuan dan tidak didunakan dalam terapi serta mempunyai potensi sangat

    tinggi mengakibatkan ketergantungan. Dan jenis narkotika yang paling sering

    disalahgunakan adalah sebagai berikut :

    a. Ganja/cimeng/rumput/mariyuana

    b. Heroin/Putau

    c. Shabu-shabu

    d. Ekstasi

    Universitas Sumatera Utara

  • B. Golongan II

    Narkotika yang berkhasiat pengobatan digunakan sebagai pilihan terakhir

    dan dapat digunakan dalam terapi dan/atau untuk ujuan pengembangan ilmu

    pengetahuan serta mempunyai tinggi mengakibatkan ketergantungan. Dan jenis

    narkotika yang paling sering disalahgunakan adalah sebagai berikut :

    a. Morfin

    b. Metadon

    C. Golongan III

    Narkotika yang berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi

    dan/atau tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan

    mengakibatkan ketergantungan. Dan jenis narkotika yang paling sering

    disalahgunakan adalah sebagai berikut :

    a. Kodeina.

    2. Psikotropika

    Psikotropika adalah zat atau obat-obat baik alamiah maupun sintetis bukan

    narkotik, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan

    syaraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan

    perilaku (UU RI Nomor 5 tahun 1997 tentang psikotropika).

    Menurut UU No. 5 tahun 1997, narkotika terbagi dalam 2 golongan, yaitu:

    A. Golongan III

    Banyak digunakan dalam pengobatan, memiliki potensi sedang dan

    mengakibatkan ketergantungan. Contoh : flunitrazepam.

    Universitas Sumatera Utara

  • B. Golongan IV

    Sangat luas digunakan dalam terapi, memiliki potensi ringan dan

    mengakibatkan ketergantungan. Contoh : diazepam, nitrazepam.

    3. Zat adiktif lainnya.

    Zat adiktif adalah bahan-bahan aktif atau obat yang dalam organisme

    hidup menimbulkan kerja biologi yang apabila disalahgunakan yang dapat

    menimbulkan ketergantungan (adiksi), yakni keinginan untuk menggunakan

    kembali secara terus-menerus. Dan jenis zat adiktif yang paling sering

    disalahgunakan adalah sebagai berikut :

    A. Alkohol (ethanyl atau ethyl alcohol)

    Hasil fermentasi/ peragian karbohidrat dari bulir padi-padian, cassava, sari

    buah anggur, nira.

    B. Inhalansia

    Zat-zat yang disedot melalui hidung:

    - Hidrokarbon alifatis (yang terdapat di lem, pelumas bensin, aerosol,

    semir sepatu)

    - Halogen hidrokarbon (yang terdapat dalam minyak pelumas, freon,

    pendingin AC, Lemari es)

    - Nitrat alifatis (yang terdapat dalam pengharum ruangan)

    - Keton

    - Ester

    - Glytol

    Universitas Sumatera Utara

  • C. Rokok

    Benda beracun yang memberi efek santai dan sugesti merasa lebih jantan.

    Di dalam rokok terdapat racun berbahaya seperti :

    - Nikotin

    - Karbon monoksida

    - Karbondioksida

    - Asam biru

    - Arsenic

    - Zat ari belerang

    - Berbagai amonial

    Universitas Sumatera Utara

  • Berikut ini penulis akan mencantumkan rekap usia pelaku tindak kejahatan

    narkotika di Sumatera Utara berdasarkan tangkapan kepolisian.

    Tabel 1

    Rekap Usia Pelaku Tindak Kejahatan Narkotika di Sumatera Utara

    U S I A

    DAERAH 6-11 12-15 16-18 19-23 24,dst Tidak

    Diketahui

    JUMLAH

    MEDAN 0 4 24 81 506 142 757

    BINJAI 0 2 4 19 88 4 117

    T. TINGGI 0 1 3 8 49 7 68

    P. SIANTAR 0 1 1 5 31 2 40

    T. BALAI 0 0 0 3 56 18 77

    P. SIDEMPUAN 0 0 0 1 4 8 13

    SIBOLGA 0 0 0 3 13 5 21

    LANGKAT 0 0 5 15 95 13 128

    DELI SERDANG 0 3 1 11 46 1 68

    SERGEI 0 0 5 13 52 1 71

    SIMALUNGUN 0 0 2 17 55 3 75

    ASAHAN 0 0 9 21 94 7 131

    LABUHAN BATU 0 0 2 11 48 8 69

    TAPSEL 0 0 0 3 12 0 15

    MADINA 0 0 1 1 13 0 15

    TAPTENG 0 1 1 4 7 0 13

    NIAS 0 0 0 0 1 0 1

    NIAS SELATAN 0 0 0 0 0 0 0

    TAPUT 0 0 0 0 2 0 2

    TOBASA 0 0 0 2 5 0 7

    SAMOSIR 0 0 0 0 4 0 4

    HUMBAHAS 0 0 0 0 0 0 0

    KARO 0 0 0 9 31 3 43

    DAIRI 0 0 0 3 14 1 18

    PAKPAK BARAT 0 0 0 0 0 0 0

    JUMLAH 0 12 58 236 1224 223 1753

    Universitas Sumatera Utara

  • Sumber : Pusat Informasi Masyarakat Anti Narkoba Sumatera Utara (PIMANSU)

    tahun 2009.

    2.3.1 Penyalahgunaan Narkoba

    Penyalahgunaan narkoba adalah penggunaan narkoba di luar keperluan

    medis, tanpa pengawasan dokter dan merupakan perbuatan melanggar hukum

    (Pasal 59, Undang-undang Nomor 5, tahun 1997, tentang Psikotropika dan Pasal

    84, 85 dn 86, Undang-undang Nomor 35, tahun 2009, tentang Narkotika).

    Penyalahgunaan narkoba adalah pemakaian narkoba secara terus-menerus

    atau sekali-kali atau kadang-kadang dan berlebihan serta tidak menunjuk petunjuk

    dokter dan praktek kedokteran. Penyalahgunaan narkoba dapat menimbulkan

    gangguan-gangguan tertentu pada badan dan jiwa seseorang dengan akibat sosial

    yang tidak diinginkan dan merugikan. ( Widjono, 1981:1).

    Penyalahgunaan narkoba merupakan suatu proses yang makin meningkat

    dari taraf coba-coba ke taraf penggunaan untuk hiburan, penggunaan situasional,

    penggunaan teratur sampai kepada ketergantungan. Meskipun taraf coba-coba bisa

    langsung terseret kepada taraf ketergantungan oleh karena sifat narkoba yang

    mempunyai daya yang menimbulkan ketergantungan yang tinggi.

    Penyalahgunaan narkoba dapat dilakukan dengan cara ditelan, dirokok,

    disedot dengan hidung, disuntikkan kedalam pembuluh darah balik (intravena),

    disuntikkan kedalam otot atau disuntikkan kedalam lapisan lemak di bawah kulit.

    Penggunaan narkoba secara suntik dan menggunakan jarum suntik secara

    bergilir dapat menimbulkan ketularan penyakit HIV/AIDS, Hepatitis B, Hepatitis

    C, dan penyakit infeksi lainnya yang ditularkan melalui darah atau cairan tubuh.

    Universitas Sumatera Utara

  • Penggunaan narkoba secara berulang kali akan menimbulkan

    ketergantungan yang makin lama memerlukan jumlah narkoba yang makin tinggi

    dosisnya untuk menghasilkan khasiat yang sama (menimbulkan daya toleransi).

    Bila pemakaian narkoba dihentikan atau dikurangi secara mendadak akan

    menimbulkan gejala putus narkoba, yaitu perasaan nyeri seluruh badan yang tidak

    terperikan.

    Sekali mencoba narkoba berisiko timbul keinginan untuk mencoba dan

    mencoba lagi sehingga akhirnya timbul ketagihan dan ketergantungan. Pada

    umumnya, baru timbul keinginan untuk menghentikannya dalam keadaan sudah

    terlambat, yaitu sudah berada dalam cengkraman ketergantungan yang tidak bisa

    ditinggalkan.

    2.3.2 Narkoba Sebagai Masalah Sosial.

    Remaja adalah usia yang paling rentan dan merupakan pengonsumsi

    dominan dalam penyalahgunaan Narkoba, masalah pokoknya biasanya berpangkal

    pada pencarian identitas diri. Mereka umumnya membutuhkan kejelasan posisi

    sosial dalam lingkup pergaulan di mana mereka berada. Remaja mengalami krisis

    identitas seiring dengan transisi masa hidupnya: dari anak-anak yang beranjak

    dewasa. Masa transisi ini menjadi pertaruhan bagaimana remaja mengendalikan

    luapan emosinya, misalnya saat merasa tersinggung oleh orang di sekitarnya, serta

    kemampuan menempatkan diri dengan lingkungan dan komunitas sebaya.

    Keluarga menjadi faktor awal instabilitas usia remaja. Realitas

    menunjukkan bahwa tidak semua keluarga mampu menciptakan kebahagiaan bagi

    semua anggotanya. Banyak keluarga yang mengalami disharmonisasi. Ini ditandai

    Universitas Sumatera Utara

  • dengan relasi orangtua yang tidak harmonis dan matinya komunikasi antara

    orangtua dan anak. Disharmonisasi yang terus berlangsung sering berakibat

    perceraian dan biasanya menjadi awal petualangan remaja di jalanan dan

    komunitas narkoba.

    Faktor disharmonisasi dalam keluarga ternyata memiliki pengaruh yang

    sangat kuat dengan kenyataan biologis-psikologis kodrati remaja sebagai manusia.

    Ini berangkat dari asumsi bahwa usia remaja adalah usia yang serba tidak pasti

    dan penuh gejolak. Pada satu sisi remaja ingin melepaskan diri dari pengaruh

    orangtua dan di sisi lain belum sepenuhnya berdiri sendiri. Dengan demikian, jika

    orangtua tidak mampu bertindak sebagai pengayom dan sosok yang dipercaya,

    otomatis remaja akan mencari tempat sandaran lain.

    2.4 Defenisi Kesejahteraan Sosial

    Ada beberapa defenisi yang dikembangkan dalam upaya menggambarkan

    kesejahteraan sosial yaitu sebagai berikut :

    Menurut Adi kesejahteraan sosial adalah ilmu terapan yang mengkaji dan

    mengembangkan kerangka pemikiran serta metodologi yang dapat dimanfaatkan

    untuk meningkatkan kualitas hidup (kondisi) masyarakat antara lain melalui

    pengelolaan masalah sosial; pemenuhan kebutuhan hidup masyarakat, dan

    pemaksimalan kesempatan anggota masyarakat untuk berkembang (Adi, 2008 :

    48).

    Wilensky dan Lebeaux, kesejahteraan sosial adalah system yang

    terorganisasi dari pelayanan-pelayanan dan lembaga-lembaga sosial, yang

    dirancang untuk membantu individu-idividu dan kelompok-kelompok agar

    Universitas Sumatera Utara

  • mencapai tingkat hidup dan kesehatan yang memuaskan. Maksudnya agar tercipta

    hubungan-hubungan personal dan sosial yang member kesempatan kepada

    individu-individu pengembangan kemampuan-kemampuan mereka seluas-luasnya

    dan meningkatkan kesejahteraan mereka sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan

    masyarakat (Suud, 2006 : 7).

    Sementara menurut Fridlander. Kesejahteraan sosial adalah system yang

    akan terorganisir dari usaha-usaha dan lembaga-lembaga sosial yang ditujukan

    untuk membantu individu maupun kelompok dalam mencapai standart hidup dan

    kesehatan yang memuaskan serta untuk mencapai relasi perseorangan dan sosial

    yang dapat memungkinkan mereka mengembangkan kemampuan-kemampuannya

    secara penuh untuk mempertinggi kesejahteraan mereka selaras dengan kebutuhan

    keluarga dan masyarakat (Muhidin, 1984 : 2).

    Dari defenisi-defenisi di atas dapat ditarik kesimpulan :

    1. Konsep kesejahteraan sosial sebagai ilmu dan system yang terorganisir

    yang berintikan lembaga-lembaga dan pelayanan sosial.

    2. Tujuan sistem tersebut adalah untuk mencapai tingkat kehidupan yang

    sejahtera.

    3. Tujuan tersebut dapat dicapai dengan cara: meningkatkan kemampuan

    individu, kelompok-kelompok dan masyarakat dalam memecahkan

    masalahnya sehingga dapat berfungsi sosial sebagaimana mestinya.

    Di dalam Undang-Undang tentang Kesejahteraan Sosial no 11 tahun 2009

    menyatakan bahwa Kesejahteraan Sosial adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan

    material, spiritual, dan sosial warga Negara agar dapat hidup layak dan mampu

    mengembangkan diri, sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya.

    Universitas Sumatera Utara

  • 2.5 Kerangka Pemikiran

    Disharmonisasi keluarga adalah keadaan yang biasanya mencerminkan

    suatu kondisi dalam situasi yang terjadi dalam sebuah kelompok dan kelompok

    manusia. Hal ini berkaitan dengan keadaan sebuah rumah tangga atau keluarga.

    Jadi apabila didalamnya terdapat sebuah ketidakbahagian, maka keluarga tersebut

    dinyatakan disharmonisasi.

    Keluarga terdiri dari beberapa individu, setiap individu berinteraksi

    dengan individu lainnya dan hal ini berpengaruh terhadap keadaan keadaan

    harmonis dan tidak harmonisnya pada suatu keluarga. Kelompok paling sering

    terkena dampak dari disharmonisasi keluarga adalah para remaja, sehingga

    mengakibatkan remaja sering melakukan penyimpangan-penyimpangan terhadap

    perilakunya, seperti penyalahgunaan narkoba.

    Penyalahgunaan narkoba merupakan pengguna Narkotika, Psikotropika,

    dan Zat-zat Adiktif yang digunakan bukan untuk tujuan pengobatan dan diluar

    dari resep dan pengawasan serta tanpa mendapat izin dari dokter. Penggunaannya

    adalah untuk menghilangkan rasa sakit dan psikis, memperoleh

    kenikmatan/hiburan, penggunaan situasional. Penggunaan teratur sampai kepada

    ketergantungan.

    Penggunaan narkoba secara suntik dan menggunakan jarum suntik secara

    bergilir dapat menimbulkan ketularan penyakit HIV/AIDS, Hepatitis B, Hepatitis

    C, dan penyakit infeksi lainnya yang ditularkan melalui darah atau cairan tubuh.

    Penggunaan narkoba secara berulang kali akan menimbulkan

    ketergantungan yang makin lama memerlukan jumlah narkoba yang makin tinggi

    dosisnya untuk menghasilkan khasiat yang sama (menimbulkan daya toleransi).

    Universitas Sumatera Utara

  • Bila pemakaian narkoba dihentikan atau dikurangi secara mendadak akan

    menimbulkan gejala putus narkoba, yaitu perasaan nyeri seluruh badan yang tidak

    terperikan.

    Mencoba narkoba berisiko timbul keinginan untuk mencoba dan mencoba

    lagi sehingga akhirnya timbul ketagihan dan ketergantungan. Pada umumnya,

    baru timbul keinginan untuk menghentikannya dalam keadaan sudah terlambat,

    yaitu sudah berada dalam cengkraman ketergantungan yang tidak bisa

    ditinggalkan.

    Bagan alur pemikiran

    2.6. Hipotesa

    Hipotesa adalah dugaan logis sebagai kemungkinan pemecahan yang

    hanya dapat diterima sebagai kebenaran bilamana setelah diuji ternyata fakta-fakta

    atau kenyataan-kenyataan sesuai dengan dugaan tersebut (Nawawi,1983:161).

    Berdasarkan acuan dari kerangka pemikiran dalam peneltian ini, peneliti

    merumuskan hipotesa sebagai berikut :

    Disharmonisasi Keluarga : 1. Pekerjaan dan pendapatan

    orang tua. 2. Faktor disharmoniasi keluarga

    : - Kurangnya kasih sayang - Kurangnya saling pengertian

    antar anggota keluarga - Tidak ada dialog atau

    komunikasi - Tidak ada kerja sama

    Penyalahgunaan Narkoba : - Lama menggunakan Narkoba - Jenis Narkoba yang

    digunakan - Penyebab menggunakan

    Narkoba - Dampak penyalahgunaan

    Narkoba

    Universitas Sumatera Utara

  • Ha : Ada pengaruh disharmonisasi keluarga terhadap penyalahgunaan narkoba

    oleh siswa-siswi SMK Yayasan Tunas Pelita Kota Binjai.

    Ho : Tidak ada pengaruh disharmonisasi keluarga terhadap penyalahgunaan

    narkoba oleh siswa-siswi SMK Yayasan Tunas Pelita Kota Binjai.

    2.7 Defenisi Konsep dan Defenisi Operasional

    2.7.1 Defenisi Konsep

    Konsep adalah istilah dan defenisi yang digunakan untuk menggambarkan

    secara abstrak mengenai suatu kejadian, keadaan, kelompok, atau individu yang

    menjadipusat perhatian. Defenisi konsep bertujuan untuk merumuskan istilah

    yang digunakan secara mendasar dan menyamakan persepsi tentang apa yang

    akan diteliti serta menghindari salah pengertian yang dapat mengaburkan tujuan

    penelitian (Singarimbun, 1989: 33).

    Untuk lebih mengetahui pengertian mengenai konsep-konsep yang akan

    diteliti, maka penulis membatasi konsep yang akan digunakan sebagai berikut :

    1. Keluarga adalah ikatan yang sedikit banyak berlangsung lama antara suami

    istri, dengan atau tanpa anak.

    2. Disharmonisasi menghasilkan perilaku negatif terhadap para pelajar.

    3. Narkoba adalah zat-zat kimiawi yang jika dimasukkan ke dalam tubuh

    manusia (baik secara oral, dihirup maupun intravena, suntik) dapat mengubah

    dan bahkan merusak pikiran, suasana hati, ataupun perasaan, perilaku

    seseorang dan organ tubuh.

    4. Penyalahgunaan narkoba adalah penggunaan narkoba di luar keperluan medis,

    tanpa pengawasan dokter dan merupakan perbuatan melanggar hukum.

    Universitas Sumatera Utara

  • 5. Pelajar lebih bersifat konseptual, ada tiga krieria yaitu biologis, psikologik,

    dan sosial ekonomi, dengan batasan usia antara 16-19 tahun.

    2.7.2 Defenisi Operasional

    Defenisi operasional adalah unsur penelitian yang memberitahukan

    bagaimana cara untuk mengukur suatu variabel. Dengan kata lain defenisi

    operasional adalah suatu informasi ilmiah yang sangat membantu peneliti lain

    yang ingin menggunakan variabel yang sama (Singarimbun, 2006 : 46).

    Berdasarkan hal tersebut maka di dalam penelitian ini terdapat dua

    variabel, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas adalah sejumlah

    gejala atau unsur yang menentukan ada atau munculnya gejala atau unsur yang

    lain. Sedangkan variabel terikat merupakan sejumlah gejala atau unsur yang ada

    atau muncul dipengaruhi oleh adanya variabel bebas (Nawawi, 1983:56).

    Variabel bebas (x) yaitu Disharmonisasi Keluarga, diukur dengan

    indikator berikut :

    a. Pekerjaan dan Pendapatan orang tua.

    b. Faktor disharmonisasi keluarga.

    a. Kurangnya kasih sayang antar anggota keluarga.

    Bila suatu keluarga tidak terjalin kasih sayang. Maka tidak akan terjalin

    hubungan emosional antar anggota keluarga.

    b. Kurangnya saling pengertian antar anggota keluarga.

    Dengan tidak adanya pengertian dari keluarga, maka dapat

    menimbulkan pertengkaran-pertengkaran antar sesama anggota

    keluarga.

    Universitas Sumatera Utara

  • c. Tidak ada dialog atau komunikasi didalam keluarga.

    Tidak adanya waktu secara efektif dan efisien untuk berkomunikasi,

    maka tidak dapat diketahui keinginan masing-masing pihak dan setiap

    masalah tidak dapat diselesaikan dengan baik.

    d. Tidak ada kerjasama antara anggota keluarga

    Tidak ada saling membantu dan gotong royng akan mendorng anak

    untuk bersikap tidak toleransi jika kelak bersosialisasi dalam masyarkat.

    Kurangnya kerjasama, membuat anak menjadi malas untuk belajar

    karena tidak ada perhatian dari orang tua.

    Variabel terikat (y) yaitu Penyalahgunaan Narkoba, diukur dengan

    indikator sebagai berikut :

    1. Berapa lama menggunakan Narkoba.

    2. Jenis Narkoba yang digunakan.

    3. Faktor faktor penyalahgunaan Narkoba.

    4. Dampak penyalahgunaan Narkoba.

    5. Sumber mendapatkan Narkoba

    Universitas Sumatera Utara