chapter ii

15
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Tanaman Zaitun Pohon zaitun memiliki keistimewaan yaitu mempunyai umur yang panjang, umurnya dapat mencapai 600 tahun. Satu pohon zaitun bisa membuahkan 15-20 kg zaitun per tahun. Spanyol, Italia, Yunani, Turki, Tunisia, Portugis, Maroko, Suriah, Aljazair, Argentina, dan Prancis adalah negara-negara penghasil minyak zaitun. Zaitun biasanya berbunga antara bulan Juni hingga Oktober. Minyak zaitun dapat berkualitas baik setelah 6-8 bulan dari masa berbunga. Saat itu, buah zaitun berwarna hitam sebagai tanda telah matang sempurna. Untuk masa panen, biasanya dimulai dari bulan September hingga bulan Maret tahun berikutnya. 2.1.1 Jenis-jenis Pohon Zaitun Ada beberapa jenis pohon zaitun, diantaranya : 1. Pohon zaitun darat, biasanya tumbuh di daerah laut Mediterania dan memberikan minyak yang melimpah. 2. Pohon zaitun Eropa. Ini mencakup 3 zaitun yang terkenal, yaitu : a. Olea Eoupe Ewawediteuarea. b. Lape vini. c. Vari Tinggi pohon zaitun bisa mencapai 15 meter. Tetapi, kebanyakan para petani zaitun memotong dahan-dahannya hingga tingginya tidak mencapai 1 meter. Ini dilakukan agar mudah dipetik dan dipanen. Pohon zaitun tahan panas dan mudah dalam perawatannya. Universitas Sumatera Utara

Upload: ady-n-dwitama

Post on 15-Nov-2015

7 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

tentang zaitun

TRANSCRIPT

  • BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Uraian Tanaman Zaitun

    Pohon zaitun memiliki keistimewaan yaitu mempunyai umur yang

    panjang, umurnya dapat mencapai 600 tahun. Satu pohon zaitun bisa

    membuahkan 15-20 kg zaitun per tahun. Spanyol, Italia, Yunani, Turki, Tunisia,

    Portugis, Maroko, Suriah, Aljazair, Argentina, dan Prancis adalah negara-negara

    penghasil minyak zaitun.

    Zaitun biasanya berbunga antara bulan Juni hingga Oktober. Minyak

    zaitun dapat berkualitas baik setelah 6-8 bulan dari masa berbunga. Saat itu, buah

    zaitun berwarna hitam sebagai tanda telah matang sempurna. Untuk masa panen,

    biasanya dimulai dari bulan September hingga bulan Maret tahun berikutnya.

    2.1.1 Jenis-jenis Pohon Zaitun

    Ada beberapa jenis pohon zaitun, diantaranya :

    1. Pohon zaitun darat, biasanya tumbuh di daerah laut Mediterania dan

    memberikan minyak yang melimpah.

    2. Pohon zaitun Eropa. Ini mencakup 3 zaitun yang terkenal, yaitu :

    a. Olea Eoupe Ewawediteuarea.

    b. Lape vini.

    c. Vari

    Tinggi pohon zaitun bisa mencapai 15 meter. Tetapi, kebanyakan para

    petani zaitun memotong dahan-dahannya hingga tingginya tidak mencapai 1

    meter. Ini dilakukan agar mudah dipetik dan dipanen. Pohon zaitun tahan panas

    dan mudah dalam perawatannya.

    Universitas Sumatera Utara

  • 2.1.2 Kandungan dan manfaat minyak zaitun (Olea europae)

    Minyak zaitun terdiri dari zat-zat minyak yang dinamakan glesiredat

    (ester) dengan persentase 97% dan zat-zat minyak lainnya. Minyak zaitun juga

    mengandung berbagai vitamin (seperti vitamin A, B, C, D, dan vitamin E), zat-zat

    pewarna (seperti klorofil, xanthophyll), serta berbagai zat aromatic yang

    menimulkan aroma dan rasa yang khas. Terakhir minyak zaitun mengandung

    sejumlah kecil mineral (besi, magnesium, dan kalsium), koloid, resin, dan air.

    Secara umum, asam-asam lemak dalam minyak zaitun dibagi menjadi dua

    bagian, yaitu :

    a. Asam lemak tak jenuh dengan kadar 70-80%. Asam jenis ini memiliki

    keistimewaan yakni menjadi cair pada suhu normal. Asam lemak ini

    dibagi menjadi asam oleat dan asam linoleat.

    b. Asam lemak jenuh dengan kadar 8-10%. Asam jenis ini memiliki

    kelebihan memadat pada suhu normal. Asam lemak ini dibagi menjadi

    asam palmitat dan asam stearat.

    Setiap 100 gram zaitun mengandung zat-zat sebagai berikut : 90 gram

    protein, 61 mg kalsium, 22 mg magnesium, 17 mg fosfor, 1 mg besi, 0,22 mg

    tembaga, 36 mg klorin, 4,4 gram serat, 180 g beta karotin, 3-30 mg vitamin K.

    Menurut Surtiningsih (2005) minyak zaitun selain digunakan untuk

    berbagai masakan juga berkhasiat untuk perawatan kecantikan. Minyak zaitun

    kaya vitamin E yang merupakan anti penuaan dini. Minyak zaitun juga

    bermanfaat untuk menghaluskan dan melembabkan permukaan kulit tanpa

    menyumbat pori. Minyak zaitun merupakan pelembab yang baik untuk

    Universitas Sumatera Utara

  • melembabkan kulit wajah dan tubuh. Selain itu, minyak zaitun bermanfaat untuk

    melepaskan lapisan sel-sel kulit mati.

    2.1.3 Macam Minyak Zaitun

    Minyak zaitun adalah minyak yang dihasilkan dari perasan buah zaitun

    yang masih segar (baru). Minyak jenis ini dibagi menjadi :

    a. Minyak zaitun virgin (virgin Olive oil)

    Diolah dengan metoda mekanika-fisika sederhana tanpa transaksi termal

    atau kimia. Minyak ini langsung dikonsumsi apa adanya.

    - Extra olive oil : minyak zaitun virgin yang memiliki aroma dan rasa

    yang enak, keasamannya tidak lebih dari 1%.

    - Fine virgin olive oil : karakteristiknya sama dengan minyak

    sebelumnya, tetapi keasamannya 1,5%.

    - Semi-fine virgin olive oil : karakteristiknya sama dengan sebelumnya,

    tetapi keasamannya mencapai 3%.

    - Virgin olive oil lampante : untuk jenis ini tidak baik dikonsumsi

    langsung karena rasa dan aromanya kurang enak, tingkat keasamannya

    juga lebih dari 3,3%. Minyak jenis ini disebut juga dengan lampante

    (minyak lampu) dan harus melalui proses penjernihan.

    b. Minyak zaitun sulingan (refined olive oil)

    Minyak jenis ini dihasilkan dari penjernihan virgin olive oil secara

    berulang yang tidak mempengaruhi struktur kimianya.

    c. Minyak zaitun extra virgin (extra virgin olive oil)

    d. Minyak zaitun murni (pure olive oil)

    Minyak ini dihasilkan dari campuran refined olive oil dan virgin olive oil.

    Universitas Sumatera Utara

  • 2.2 Kulit

    Kulit adalah suatu shell yang fleksibel, mudah melentur, protektif,

    mengatur diri sendiri yang melindungi sistem kita. Kulit tersusun oleh banyak

    macam jaringan, termasuk pembuluh darah, kelenjar lemak, kelenjar keringat,

    organ pembuluh perasa dan urat syaraf, jaringan pengikat, otot polos dan lemak

    (Moh. Anief, 1997).

    Kulit adalah organ tubuh yang terletak paling luar dan membatasinya dari

    lingkungan hidup manusia. Luas kulit orang dewasa sekitar 1,5 m dengan berat

    kira-kira 15% berat badan. Kulit merupakan organ yang esensial dan vital serta

    merupakan cermin kesehatan dan kehidupan. Kulit juga sangat kompleks, elastis

    dan sensitif, serta bervariasi pada keadaan iklim, umur, seks, ras, dan lokasi tubuh.

    (Wasitaatmadja, 1997).

    2.2.1 Fungsi kulit

    Kulit merupakan selimut yang menutupi permukaan tubuh dan memiliki

    fungsi utama sebagai pelindung dari berbagai macam gangguan dan rangsangan

    luar. Fungsi perlindungan ini terjadi melalui sejumlah mekanisme biologis, seperti

    pembentukan lapisan tanduk secara terus-menerus (keratinisasi dan pelepasan sel-

    sel yang sudah mati), respirasi dan pengaturan suhu tubuh, produksi sebum dan

    keringat, dan pembentukan pigmen melanin untuk melindungi kulit dari bahaya

    ultra violet matahari, sebagai peraba dan perasa, serta pertahanan terhadap

    tekanan dan infeksi dai luar.

    Kulit melindungi bagian dalam tubuh manusia terhadap gangguan fisik

    maupun mekanik, misalnya tekanan, gesekan, tarikan, gangguan kimiawi, seperti

    zat-zat kimia iritan (lisol, karbol, asam atau basa kuat lainnya), gangguan panas

    Universitas Sumatera Utara

  • atau dingin, gangguan sinar radiasi atau sinar ultraviolet, gangguan kuman, jamur,

    bakteri atau virus.

    Ganguan fisik dan mekanik ditanggulangi dengan adanya bantalan lemak

    subkutis, tebalnya lapisan kulit dan serabut penunjang yang berfungsi sebagai

    pelindung bagian luar tubuh. Gangguan sinar ultraviolet diatasi oleh sel melanin

    yang menyerap sebagian sinar tersebut. Gangguan kimiawi ditanggulangi dengan

    adanya lemak permukaan kulit yang berasal dari kelenjar palit kulit yang

    mempunyai pH 5,0-6,5.

    Kulit sebagai organ tubuh yang paling penting mempunyai fungsi sebagai berikut:

    Kulit sebagai filter dan pelindung.

    Kulit mempunyai kemampuan untuk memilih bahan-bahan yang penting

    bagi tubuh sehingga dapat mencegah bakteri dan zat kimia masuk kedalam

    tubuh. Selain itu, kulit dapat melindungi tubuh terhadap benturan fisik,

    sinar matahari, panas dan dingin.

    Kulit menjaga kelembaban dengan mencegah keluarnya cairan dalam

    jaringan tubuh.

    Lapisan kulit bersifat padat dan kencang terutama dari dalam tubuh. Kulit

    mempunyai ikatan yang kuat terhadap air. Apabila kulit mengalami luka

    atau retak daya ikat terhadap air akan berkurang.

    Kulit mengatur suhu tubuh.

    Kulit membantu dan menjaga suhu tubuh agar tetap normal dengan cara

    melepaskan keringat ketika tubuh terasa panas. Keringat tersebut menguap

    sehingga tubuh terasa dingin. Demikian pula sebaliknya, bila seseorang

    Universitas Sumatera Utara

  • merasa kedinginan, pembuluh darah dalam kulit akan menyempit sehingga

    tubuh akan tertahan.

    Kulit sebagai sistem syaraf yang sensitif

    Kulit terdiri dari sistem syaraf yang peka terhadap ancaman dari luar,

    seperti dingin, panas, sentuhan, dan tekanan. Oleh karena itu, kulit segera

    memberikan reaksi setelah ada peringatan awal dari sistem syaraf tersebut

    (Wirakusumah, 1994).

    2.2.2 Struktur Kulit

    Kulit terdiri dari tiga lapisan jaringan yang mempunyai fungsi berbeda.

    Ketiga lapisan tersebut yaitu: lapisan epidermis, lapisan dermis dan lapisan

    hipodermis (subkutan).

    a. Lapisan Epidermis (kutikel)

    Lapisan ini terletak paling atas, tahan akan air, tipis dan sebagian besar terdiri

    dari sel-sel mati. Lapisan ini terdiri dari lima lapisan sel yaitu:

    Lapisan tanduk (stratum korneum)

    Adalah lapisan yang paling luar dan terdiri dari beberapa sel-sel gepeng

    yang mati, tidak berinti dan protoplasmanya telah berubah menjadi

    keratin (zat tanduk).

    Lapisan rintangan (stratum lusidum)

    Terdapat dibawah lapisan tanduk, merupakan lapisan sel-sel gepeng

    tanpa inti dengan protoplasma yang berubah menjadi protein yang

    disebut eleidin. Lapisan tersebut tampak jelas di telapak tangan dan kaki.

    Lapisan butir (stratum granulosum)

    Universitas Sumatera Utara

  • Merupakan 2 atau 3 lapis sel-sel gepeng dengan sitoplasma berbutir kasar

    dan terdapat inti diantaranya.

    Lapisan tajuk (stratum spinosum)

    Terdiri atas beberapa lapis sel yang berbentuk poligonal yang besarnya

    berbeda-beda karena adanya proses mitosis.

    Lapisan tunas (stratum basale)

    Terdiri atas sel-sel berbentuk kubus yang tersusun vertikal pada

    pembatasan demo-epidermal berbasis seperti pagar (palisade). Lapisan

    tuna juga termasuk sel-sel yang disebut melanocytes, yaitu sel-sel yang

    memproduksi pigmen melanin.

    b. Lapisan Dermis

    Merupakan lapisan dibawah epidermis yang jauh lebih tebal dari pada

    epidermis. Lapisan ini terdiri atas lapisan elastis dan fibrosa dengan elemen-

    elemen selular dan folikel rambut. Secara garis besar dibagi menjadi 2

    bagian:

    1. Pars papilare, yaitu bagian yang menonjol kedalam epidermis, berisi

    ujung serabut saraf dan pembuluh darah.

    2. Pars retikulare, yaitu bagian bawahnya yang menonjol kearah subkutan,

    bagian ini terdiri atas serabut-serabut penunjang misalnya serabut

    kolagen elastis dan retikulin.

    c. Lapisan Subkutan

    Lapisan subkutan adalah kelanjutan dermis atas jaringan ikat longgar,

    berisi sel-sel lemak didalamnya. Fungsi dari lapisan hipodermis yaitu

    membantu melindungi tubuh dari benturan-benturan fisik dan mengatur panas

    Universitas Sumatera Utara

  • tubuh. Jumlah lemak pada lapisan ini akan meningkat apabila makan

    berlebihan. Jika tubuh memerlukan energi ekstra maka lapisan ini akan

    memberikan energi dengan cara memecah simpanan lemaknya

    (Wirakusumah, 1994).

    2.2.3 Jenis Kulit

    Ditinjau dari sudut pandang perawatan, kulit terbagi atas tiga bagian :

    1. Kulit Normal

    Merupakan kulit ideal yang sehat, tidak kusam dan mengkilat, segar dan

    elastis dengan minyak dan kelembaban yang cukup.

    2. Kulit Berminyak

    Adalah kulit yang mempunyai kadar minyak dipermukaan kulit yang

    berlebihan sehingga tampak mengkilap, kotor, kusam, biasanya pori-pori kulit

    lebar sehingga kesannya kasar dan lengket.

    3. Kulit Kering

    Adalah kulit yang mempunyai lemak permukaan kulit yang kurang ataupun

    sedikit lepas dan retak, kaku, tidak elastis dan terlihatnya kerutan

    (Wasitaatmadja, 1997).

    2.3 Emulsi

    Emulsi merupakan sediaan yang mengandung dua zat yang tidak

    tercampur, biasanya air dan minyak, dimana cairan yang satu terdispersi menjadi

    butir-butir kecil dalam cairan lain. Dispersi ini tidak stabil, butir- butir ini

    bergabung dan membentuk dua lapisan air dan minyak yang terpisah. Emulsi

    dapat di stabilkan dengan zat pengemulsi atau surfaktan yang cocok.

    Universitas Sumatera Utara

  • Zat pengemulsi (emulgator) merupakan komponen yang paling penting

    agar memperoleh emulsi yang stabil. Semua emulgator bekerja dengan

    membentuk film (lapisan) disekeliling butir-butir tetesan yang terdispersi dan

    film ini berfungsi agar mencegah terjadinya koalesen atau terpisahnya cairan

    dispers sebagai fase terpisah. Terbentuk dua macam tipe emulsi yaitu emulsi tipe

    M/A dimana tetes minyak terdispersi dalam fase air dan tipe A/M dimana fase

    intern adalah air dan fase extern adalah minyak (Anief, 2004).

    Emulsi dinyatakan sebagai sistem minyak dalam air (m/a), jika fase

    dispersi merupakan fase yang tidak campur dengan air, dan air merupakan fase

    kontinyu. Jika terjadi sebaliknya maka emulsi tersebut dinyatakan emulsi air

    dalam minyak (a/m). Dalam sediaan emulsi kosmetika, biasanya fase air dan fase

    minyak bukan merupakan komponen tunggal, tetapi dalam setiap fase tersebut

    kemungkinan mengandung beberapa macam komponen. Pada umumnya, sebagian

    besar kosmetika yang beredar adalah sistem minyak dalam air, karena mudah

    menyebar pada permukaan kulit. Dengan pemilihan formula yang tepat, akan

    diperoleh emulsi yang tidak berlemak dan tidak lengket (Ditjen POM, 1985).

    Keuntungan dari tipe emulsi m/a menurut Voight,1995 adalah:

    1. Mampu menyebar dengan baik pada kulit

    2. Memberi efek dingin terhadap kulit

    3. Tidak menyumbat pori-pori kulit

    4. Bersifat lembut

    5. Mudah dicuci dengan air sehingga dapat hilang dengan mudah dari kulit.

    Universitas Sumatera Utara

  • 2.4 Krim

    Krim adalah bentuk sediaan setengah padat mengandung satu atau lebih

    bahan obat terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai. Istilah ini

    secara tradisional telah digunakan untuk sediaan setengah padat yang mempunyai

    konsistensi relatif cair di formulasi sebagai emulsi air dalam minyak atau minyak

    dalam air. Sekarang ini batasan tersebut lebih diarahkan untuk produk yang terdiri

    dari emulsi minyak dalam air atau dispersi mikrokristal asam-asam lemak atau

    alkohol berantai panjang dalam air, yang dapat di cuci dengan air dan lebih di

    tujukan untuk penggunaan kosmetika dan estetika (Ditjen POM, 1995).

    Krim adalah sediaan setengah padat, berupa emulsi mengandung air tidak

    kurang dari 60% dan dimaksudkan untuk pemakaiaan luar (Ditjen POM, 1979).

    Ditinjau dari sifat fisiknya, krim dapat dibagi menjadi dua kelompok,

    yaitu:

    a. Emulsi air dalam minyak atau emulsi W/O

    b. Emulsi minyak dalam air atau O/W seperti

    Basis yang dapat dicuci dengan air adalah emulsi minyak dalam air, dan

    dikenal dengan sebagai krim. Basis vanishing cream termasuk golongan ini

    (Lachman, 1994).

    Basis krim (vanishing cream) disukai pada penggunaan sehari-hari karena

    memiliki keuntungan yaitu memberikan efek dingin pada kulit, tidak berminyak

    serta memiliki kemampuan penyebaran yang baik. Vanishing cream mengandung

    air dalam persentase yang besar dan asam stearat. Humektan (gliserin,

    propilenglikol, sorbitol) sering ditambahkan pada vanishing cream dan emulsi o/w

    untuk mengurangi peguapan air dari permukaan basis (Voigt, 1995).

    Universitas Sumatera Utara

  • 2.5. Kosmetik

    Kosmetik menurut Peraturan Menteri kesehatan RI No.445/MenKes/1998

    adalah sediaan atau paduan bahan yang siap untuk digunakan pada bagian luar

    badan (epidermis, rambut, kuku, bibir dan organ kelamin bagian luar), gigi dan

    rongga mulut untk membersihkan, menambah daya tarik, mengubah penampilan,

    melindungi supaya tetap dalam keadaan baik, memperbaiki bau badan tetapi tidak

    dimaksudkan untuk mengobati atau menyembuhkan suatu penyakit.

    Dalam definisi kosmetik diatas, yang dimaksudkan dengan tidak

    dimaksudkan untuk mengobati atau menyembuhkan penyakit adalah sediaan

    tersebut seyogyanya tidak mempengaruhi struktur dan faal kulit (Tranggono dan

    Latifah, 2007).

    Namun ternyata tidak mudah membedakan antara kosmetik dan obat yang

    pemakaiannya topikal pada kulit seperti salep, krim, bedak, pasta, atau losio.

    Pengguanaan kosmetik juga diharapkan untuk menghasilkan suatu perubahan baik

    dalam struktur maupun faal sel kulit. Misalnya, perubahan susunan sel kulit yang

    tua ke arah yang lebih muda, atau perubahan produksi kelenjar keringat yang

    membentuk minyak permukaan kulit.

    Kadang-kadang kosmetik dicampur dengan bahan-bahan yang berasal dari

    obat topikal yang dapat mempengaruhi struktur dan faal sel kulit. Bahan-bahan

    tersebut misalnya: antijerawat (sulfur, resorsin), antipengeluaran keringat

    (aluminium klorida), plasenta, atau hormon (estrogen). Bahan-bahan inilah yang

    kemudian dikenal sebagai kosmedik atau kosmeto-medik (Wasitaadmadja, 1997).

    Universitas Sumatera Utara

  • 2.5.1. Kosmetika Pelembab

    Kosmetik pelembab (moisturizers) termasuk kosmetik perawatan yang

    bertujuan untuk mempertahankan struktur dan fungsi kulit dari berbagai pengaruh

    seperti udara kering, sinar matahari terik, umur lanjut, berbagai penyakit kulit

    maupun penyakit dalam tubuh yang mempercepat penguapan air sehingga kulit

    menjadi lebih kering (Wasitaatmadja, 1997).

    Secara alamiah kulit telah berusaha untuk melindungi diri dari kekeringan

    dengan adanya tabir lemak di atas kulit yang diperoleh dari kelenjar lemak dan

    sedikit kelenjar keringat dari kulit serta adanya lapisan kulit luar yang berfungsi

    sebagai sawar kulit. Namun dalam kondisi tertentu faktor perlindungan alamiah

    tersebut tidak mencukupi. Oleh karena itu, dibutuhkan perlindungan tambahan

    non alamiah yaitu dengan cara memberikan kosmetik pelembab kulit

    (Wasitaatmadja, 1997).

    2.5.2. Alasan kulit dilembabkan

    Secara garis besar, retak-retak pada stratum korneum akan menimbulkan

    gangguan kulit yang lebih serius. Jika celah-celah berbentuk V itu berkembang

    dan bahan-bahan asing seperti sisa sabun, kotoran dan sisa mikroorganisme

    masuk, maka kulit yang menjadi kering dan retak-retak itu akan menimbulkan

    iritasi dan peradangan atau keratinisasi abnormal yang juga akan melemahkan

    kulit. Di sinilah perlunya kosmetik pelembab kulit untuk mencegah dehidrasi kulit

    yang menyebabkan kekeringan dan retak-retak pada kulit serta akibat-akibat

    buruknya.

    Universitas Sumatera Utara

  • 2.5.3. Faktor yang menyebabkan dehidrasi kulit

    Normalnya, kulit sehat dilindungi dari kekeringan oleh bahan-bahan yang

    bisa menyerap air, asam amino, purin, pentose, choline dan derivirat asam fosfat,

    yang jumlah totalnya 20% dari berat lapisan stratum korneum. Bahan-bahan yang

    larut dalam air tersebut dapat terangkat dari kulit oleh perspirasi atau pencucian

    jika bahan-bahan itu dilindungi oleh lapisan lemak tipis yang tidak larut air. Jika

    lapisan lemak tipis itu diangkat, bahan-bahan yang dapat larut dalam air itu

    terbuka dan siraman air berikutnya akan mengangkat mereka, meninggalkan kulit

    yang sebagian atau sepenuhnya kehilangan karakter hidrofilik dan elastisitasnya,

    demikianlah penghilangan lapisan lemak kulit menyebabkan dehidrasi kulit.

    2.5.4. Macam-macam kosmetik pelembab

    Tipe kosmetik pelembab dapat dibedakan menjadi 2, yaitu:

    1. Kosmetik pelembab berdasarkan lemak

    Kosmetik tipe ini sering disebut moisturizer atau moisturizing cream.

    Krim ini membentuk lapisan lemak tipis di permukaan kulit, sedikit

    banyak mencegah penguapan air kulit, serta menyebabkan kulit menjadi

    lembab dan lembut.

    Viskositas lemak tidak boleh terlalu rendah sehingga menyebar

    kemana-mana di permukaan kulit, atau terlalu kental sehingga membuat

    kulit lengket dan terlalu berminyak. Pelembab ini harus dapat menutup

    daerah tertentu permukaan kulit, menutup tepi-tepi tajam sisik stratum

    corneum, mencegah masuknya bahan-bahan asing ke dalam kulit, dan

    mencegah penguapan air dari kulit.

    Universitas Sumatera Utara

  • 2. Kosmetik pelembab berdasarkan gliserol atau humektan sejenis.

    Preparat jenis ini akan mongering di permukaan kulit, membentuk

    lapisan yang bersifat higroskopis, yang menyerap uap air dari udara dan

    mempertahankannya dipermukaan kulit. Preparat ini membuat kulit

    Nampak lebih halus dan mencegah dehidrasi lapisan stratum korneum

    kulit (Tranggono dan Latifah, 2007).

    2.6. Bahan-Bahan Sediaan Krim Pelembab

    Bahan-bahan yang digunakan mencakup emolien, zat sawar, zat humektan,

    zat pengemulsi, zat pengawet, parfum dan zat warna (Ditjen POM, 1985).

    a. Emolien

    Zat yang paling penting untuk bahan pelembut kulit adalah turunan dari

    lanolin dan derivatnya, hidrokarbon, asam lemak, lemak alkohol.

    b. Zat sawar

    Bahan-bahan yang biasa yang digunakan adalah paraffin wax, asam stearat.

    c. Humektan

    Humektan adalah suatu zat yang dapat mengontrol perubahan kelembaban

    diantara produk dan udara, baik didalam kulit maupun diluar kulit.Biasanya

    bahan yang digunakan adalah gliserin yang mampu menarik air dari udara

    dan menahan air agar tidak menguap.

    d. Zat pengemulsi

    Zat pengemulsi adalah bahan yang memungkinkan tercampurnya semua

    bahan-bahan secara merata (homogen), misalnya gliseril monostearat,

    trietanolamin (Wasitaatmadja, 1997).

    Universitas Sumatera Utara

  • e. Pengawet

    Pengawet adalah bahan yang dapat mengawetkan kosmetika dalam jangka

    waktu selama mungkin agar dapat digunakan lebih lama. Pengawet dapat

    bersifat antikuman sehingga menangkal terjadinya tengik oleh aktivitas

    mikroba sehingga kosmetika menjadi stabil. Selain itu juga dapat bersifat

    antioksidan yang dapat menangkal terjadinya oksidasi (Wasitaatmadja, 1997).

    f. Parfum

    Pemilihan parfum yang digunakan pada sediaan krim biasanya didasarkan

    atas nilai keindahan, tetapi sudah pasti jika wangi yang ditimbulkan dari

    parfum menambah daya tarik dari konsumen untuk memilih produk yang

    ditawarkan produsen (Lachman, 1994).

    Universitas Sumatera Utara