chapter ii

26
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Teori Umum Kayu Kayu merupakan hasil hutan dari sumber kekayaan alam merupakan bahan mentah yang mudah diproses untuk dijadikan barang sesuai kemajuan teknologi. Kayu memiliki beberapa sifat sekaligus,yang tidak dapat ditiru oleh bahan-bahan lain. Pengertian kayu disini adalah sesuatu bahan, yang diperoleh dari hasil pemungutan  pohon-pohon dihutan, yang merupakan bagian dari pohon tersebut, setelah diperhitungkan bagian-bagian yang mana yang lebih banyak dapat dimanfaatkan untuk sesuatu tujuan penggunaan. Baik dalam bentuk pertukangan, kayu industri maupun kayu  bakar. (dumanauw.1993)  Kayu adalah suatu karbohidrat yang tersusun terutama atas Karbon,Hidrogen dan Oksigen.  Universitas Sumatera Utara

Upload: suprianto-marwing

Post on 17-Oct-2015

16 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • BAB 2

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1. Teori Umum Kayu

    Kayu merupakan hasil hutan dari sumber kekayaan alam merupakan bahan

    mentah yang mudah diproses untuk dijadikan barang sesuai kemajuan teknologi. Kayu

    memiliki beberapa sifat sekaligus,yang tidak dapat ditiru oleh bahan-bahan lain.

    Pengertian kayu disini adalah sesuatu bahan, yang diperoleh dari hasil pemungutan

    pohon-pohon dihutan, yang merupakan bagian dari pohon tersebut, setelah

    diperhitungkan bagian-bagian yang mana yang lebih banyak dapat dimanfaatkan untuk

    sesuatu tujuan penggunaan. Baik dalam bentuk pertukangan, kayu industri maupun kayu

    bakar. (dumanauw.1993)

    Kayu adalah suatu karbohidrat yang tersusun terutama atas Karbon,Hidrogen dan

    Oksigen.

    Universitas Sumatera Utara

  • Tabel 2.1 Komposisi unsur kayu

    Unsur

    % Berat kering

    Karbon 49

    Hidrogen 6

    Oksigen 44

    Nitrogen Sedikit

    Abu 0,1

    Unsur unsur penyusunan kayu itu tergabung dalam sejumlah senyawa organik:

    selulosa,hemiselulosa dan lignin. (haygreen.1986 )

    2.1.1. Sifat Kimia Kayu

    Komponen kimia kayu sangat bervariasi, karena dipengaruhi oleh faktor tempat

    tumbuh,iklim,dan letaknya didalam batang atau cabang. Komponen kimia di dalam

    kayu mempunyai arti yang penting, karena menentukan kegunaan suatu jenis kayu.

    Secara kimia kandungan zat yang terdapat pada kayu dapat dibagi atas:

    1. Selulosa

    2. Hemiselulosa

    3. Lignin

    4. Ekstraktif

    Universitas Sumatera Utara

  • Komposisi kimia kayu bervariasi untuk setiap spesies. Secara umum, hardwood

    atau kayu keras mengandung lebih banyak selulosa, hemiselulosa dan ekstraktif

    dibanding dengan soft wood (kayu lunak) tetapi kandungan ligninnya sedikit.

    1. Selulosa

    Selulosa merupakan bahan kristalin untuk membangun dinding-dinding sel

    dan merupakan dasar yang penting bagi industri-industri yang memakai

    selulosa sebagai bahan baku,misalnya: pabrik kertas,pabrik sutera tiruan dan

    lain sebagainya.

    Selulosa juga merupakan bagian terbesar dari pada dinding sel kayu,

    selulosa adalah polimer karbohidrat kompleks yang mempunyai persentasi

    komposisi yang sama seperti pati, yang menghasilkan glukosa dan terhidrolisis

    sempurna oleh asam. Rumus kimia dari selulosa adalah (C6H10O5)n, dimana n

    adalah jumlah dari pengulangan glukosa, n juga dinamakan derajad

    polimerisasi (DP).

    Menurut casey (1811) sumber utama serat selulosa terdapat dalam

    tumbuh-tumbuhan yaitu serat selulosa sebagai bahan baku pembuatan pulp.

    2. Hemiselulosa

    Zat ini semacam selulosa yang berupa persenyawaan dengan molekul-

    molekul besar yang bersifat karbohidrat. Hemiselulosa dapat tersusun oleh

    gula yang bermartabat lima sengan rumus C5H10O5 disebut pentosan atau gula

    atau gula bermartabat enam C6H12O6 disebut hexosan. Zat-zat ini terdapat

    sebagai bahan bangunan dinding-dinding sel dan juga sebagai bahan zat

    cadangan.

    Universitas Sumatera Utara

  • Hemiselulosa juga merupakan polimer-polimer gula yang terdiri hanya

    dari polimer glukosa. Molekul hemiselulosa terdiri dari 300 unit gula. Berbeda

    dengan selulosa

    3. Lignin

    Merupakan bagian yang bukan karbohidrat, sebagai persenyawaan kimia

    yang jauh dari sederhana , tidak berstruktur, bentuknya amort.

    Lignin berfungsi sebagai bahan perekat atau semen antara sel-sel selulosa

    yang membuat kayu menjadi kuat. Diantara sel-sel, lignin berfungsi untuk

    memberi ketegaran pada sel. Lignin juga berpengaruh dalam memperkecil

    perubahan dimensi sehubungan dengan perubahan kandungan air kayu dan

    juga dikatakan bahwa lignin mempertinggi sifat racun kayu yang membuat

    kayu tahan terhadap serangan cendawan dan serangga.

    Didalam kayu lignin merupakan bahan tidak berwarna. Apabila lignin

    bersentuhan dengan udara, terutama dengan adanya sinar matahari, maka lama

    kelamaan lignin akan cenderung menjadi kuning.

    Lignin merupakan polimer tiga dimensi yang bercabang banyak , molekul

    utama pembentuk lignin adalah Fenylpropane. Satu molekul lignin dengan

    derajad polimerisasi yang tinggi merupakan molekul yang besar karena

    ukurannya dan struktur tiga dimensinya.

    Universitas Sumatera Utara

  • 4. Zat Ekstraktif

    Umumnya adalah zat yang mudah larut dalam pelarut seperti eter, alkohol,

    bensin, dan air. Banyak rata-rata 3-8% dari berat kayu kering tanur. Termasuk

    didalamnya minyak-minyakan ,resin, lilin,lemak, tanin, gula, pati dan zat

    warna. Zat ekstraktif tidak merupakan bagian struktur dinding sel, tetapi

    terdapat dalam rongga sel. (Dumanauw hal28)

    2.1.2. Sifat Fisik Kayu

    1) Massa Jenis

    Yang terpenting dari bahan baku untuk pulp ini adalah massa jenis dimana massa

    jenis sangatlah berpengaruh besar terhadap produk pulp karena penjualan pulp itu

    berdasaran volume sehingga berat suatu kayu mempengaruhi volume pulp yang

    dihasilkan.

    Massa jenis basah untuk beberapa jenis kayu

    Massa jenis yang sesungguhnya : 1,53

    Massa jenis kayu untuk pulp : 0,3-0,6

    Massa jenis kayu pinus : 0,47-0,50

    Massa jenis kayu karet : 0,55-0,60

    Massa jenis eucalyptus : 0,51

    2) Kadar Air

    Universitas Sumatera Utara

  • Kadar air pada kayu yang baru ditebang sekitar 80-90% sehingga untuk pembuatan

    pulp harus ditimbun dulu beberapa bulan supaya kadar airnya berkurang. Pelepasan air

    bebas akan mempengaruhi selulosa kayu secara kimiawi

    Pengabsorbsian kandungan air dalam kayu (proses evaporasi) merupakan proses fisik

    dan kimiawi yang sangat rumit, dimana pelepasan air bebas akan mempengaruhi

    perubahan dimensi kayu. Pelepasan air terikat akan mempengaruhi sel pori (selulosa )

    kayu secara kimiawi.

    2.1.3 Sifat Mekanik Kayu

    1. Kekerasan Yang dimaksud kekerasan kayu adalah suatu ukuran kekuatan kayu

    menahan gaya yang membuat takik atau lekukan. Juga dapat diartikan

    sebagai kemampuan kayu untuk menahan kikisan atau abrasi dimana

    kekerasan juga merupakan suatu ukuran ketahanan kayu terhadap

    pengausan.

    2. Kekakuan kayu

    Kekakuan kayu suatu ukuran kekuatan kayu untuk mampu menahan

    perubahan bentuk atau lengkungan dimana sering disebut dengan istilah

    modulus elastisitas.

    3. Keteguhan tarik

    Keteguhan tarik kayu adalah kekuatan kayu untuk menahan muatan dari

    gaya-gaya yang berusaha menarik kayu, dimana kekuatan tarik terbesar

    pada kayu adalah sejajar arah serat. (Dumanauw.1993)

    Universitas Sumatera Utara

  • 2.2. Pembagian Kayu Berdasarkan Sumber Serat

    Pada dasarnya hampir semua jenis tanaman berserat dapat dibuat menjadi pulp

    tetapi kualitas pulp yang dihasilkan belum tentu ekonomis dan baik sehingga tidak dapat

    bersaing dipasaran. sumber utama serat adalah seperti:

    a. Kayu Berserat Pendek (Hard Wood)

    kayu jenis ini sering juga disebut kayu berdaun lebar

    contohnya:

    1.Kayu Alam (Mix Tropical Hard Wood )

    Seperti kayu medang,api-api, martolu, raru,hoting,hau dolok dan lain sebagainya

    2 Kayu Eucalyptus

    Kayu berdaun lebar ini mempunyai struktur sel kayu yang lebih lengkap

    b. Kayu Berserat Panjang (Soft Wood)

    Kayu ini disebut dengan kayu berdaun jarum seperti kayu pinus. Kayu

    berdaun jarum ini tidak mempunyai pori-pori (sel pembuluh), melainkan trakeida,

    yang merupakan bagian terbesar dari volume kayu.

    Bila kayu dilihat dibawah miskroskop akan terlihat bahwa seratnya merekat satu

    sama lain. Disamping lintang terlihat bahwa serat merupakan dinding serat dan lubang

    ditengah yang disebut lumen, serat- serat tersebut satu sama lain berkaitan dengan

    lamela tengah.

    Universitas Sumatera Utara

  • 2.3. Caustic Soda (NaOH)

    Natrium hidroksida (NaOH) dikenal sebagai caustic soda, adalah sejenis basa

    logam caustic. Natrium Hidroksida membentuk larutan alkali yamg kuat ketika

    dilarutkan didalam air. Digunakan diberbagai industri , kebanyakan digunakan

    sebagai basa dalam proses produksi bubur kayu dan kertas, tekstil, air minum,sabun

    dan deterjen. Natrium hidroksida adalah basa yang paling umum digunakan dalam

    laboratorium kimia. Natrium hidroksida murni berbentuk putih padat dan tersedia

    dalam bentuk pelet,serpihan,butiran ataupun larutan jenuh 50%. Ia bersifat lembab

    cair dan secara sponstan menyerap karbon dioksida dari udara bebas. Sangat larut

    dalam air dan akan melepas panas ketika dilarutkan.

    ( wikipedia)

    NaOH bila dilarutkan didalam air akan terionisasi menjadi ion Na+ dan OH- .

    Larutan ini terdiri dari tiga atom, masing-masing satu atom Na, O, H,. Dimana dalam

    hal ini O dan H tetap bersatu, oleh karena itu apabila NaOH menjadi ion ia akan

    terpecah menjadi ion Na+ dan ion OH- yang disebut dengan Hidroksil.

    Adapun sifat-sifat NaOH adalah

    1. Warnanya terang benderang

    2. Licin dan berbusa

    3. Tidak berbau

    4. Memiliki berat molekul 40 g/mol

    5. Densitas 1,6 gr/l

    6. Titik leleh 318o C (591K)

    7. Mudah bereaksi dengan asam

    8. Tidak mudah terbakar

    Universitas Sumatera Utara

  • Penambahan caustic soda berfungsi untuk melarutkan khlorinat lignin dan zat

    ekstraktif lainnya yang terdapat dalam bahan baku sehingga serat selulosa terlepas

    dari ikatannya. Pada unit pemasakan NaOH digunakan sebagai cairan pemasak.

    Keuntungan dari pemakaian NaOH yaitu larutannya lebih cepat bereaksi dengan

    lignin sehingga waktu yang dibutuhkan untuk proses pemasakan lebih singkat disamping

    itu NaOH lebih mudah diperoleh dengan harga relatif murah. (anonim)

    2.4 Teori Umum Pulp

    Pulp adalah produk utama kayu, terutama digunakan untuk pembuatan

    kertas,tetapi juga diproses menjadi berbagai turunan selulosa, seperti sutera rayon dan

    selofan.

    Tujuan utama dari pembuatan pulp kayu adalah untuk melepaskan serat-serat yang

    dapat dikerjakan secara kimia atau secara mekanik atau dengan kombinasi dua tipe

    perlakuan tersebut. Pulp-pulp perdagangan yang umum dapat dikelompokkan menjadi

    tipe-tipe kimia, semi kimia, kimia mekanik,. Istilah-istilah Pulp Rendemen Tinggi

    sering secara bersama digunakan untuk tipe-tipe yang

    berbeda dari pulp-pulp yang kaya lignin yang memerlukan defibrasi secara mekanik.

    Pembuatan pulp secara kimia adalah proses dalam mana lignin dihilangkan sama

    sekali hingga serat-serat kayu mudah dilepaskan pada pembongkaran dari bejana-

    bejana pemasak (digester) atau paling tidak setelah perlakuan mekanik lunak. Hampir

    semua produksi pulp kimia didunia saat ini didasarkan pada proses-proses sulfit dan

    sulfat (kraft).

    Pada pembuatan pulp kraft system pemasakan alkali bertekanan pada suhu tinggi.

    Menurut metode yang diusulkan oleh C. watt dan H.burgess, Larutan Natrium

    Hidroksida digunakan sebagai lindi pemasak dan lindi bekas yang dihasilkan

    Universitas Sumatera Utara

  • dipekatkan dengan cara penguapan dan dibakar. Leburan, yang terdiri atas natrium

    karbonat, diubah kembali menjadi natrium hidroksida dan kalsium hidroksida

    (konstisasi). Karena Natrium Karbonat digunakan untuk imbuhan, maka proses

    pemasakan dinamakan proses soda.

    Sejak tahun 1960-an produksi pulp kraft juga telah naik lebih cepat dari pada pulp

    sulfit karena beberapa faktor seperti pemulihan bahan kimia yang lebih sederhana

    dan lebih ekonomis dan sifat-sifat pulp yang lebih baik dalam hubungannya dengan

    kebutuhan pasar. Pengenalan bahan-bahan pengelantang yang efektif, terutama klorin

    dioksida telah menghapuskan kesukaran-kesukaran terdahulu mengenai

    pengelantangan pulp-pulp kraft menjadi derajat putih yang tinggi dan pra-hidrolisis

    kayu telah memungkinkan untuk menghasilkan pulp-pulp pelarutan (dissolving pulp)

    berkualitas tinggi dengan proses kraft.

    Proses kraft ini juga mempunyai sisi kelemahan yang sukar diatasi yaitu gas-gas

    berbau tidak enak dan kebutuhan bahan kimia pengelantang yang tinggi pada pulp-

    pulp kraft kayu lunak. Namun menurut perkembangan terakhir dapat diharapkan

    bahwa modifikasi-modifikasi baru akan membawa perbaikan-perbaikan dalam hal

    kebutuhan-kebutuhan lingkungan. (sjostrom 1995)

    Universitas Sumatera Utara

  • 2.4.1 Metode Pembuatan Pulp

    Perkembangan teknologi proses pembuatan pulp didasarkan pada beberapa tujuan

    disamping optimisasi tujuan, kualitas pulp dan pengendalian kualitas yang penting dalam

    peningkatan adalah:

    1. Meningkatkan rendemen pulp

    2. Mengurangi jumlah bahan kimia yang dibutuhkan dalam kelembutan pulp dan

    pengelantangan, termasuk peningkatan proses recovery bahan kimia.

    3. Mengurangi pencemaran udara dan air

    4. Pengembangan proses pembuatan pulp bebas belerang dan pemutihan bebas klor

    5. Fleksibelitas tinggi mengenai rendemen, kualitas dan pengelantangan pulp

    6. Kondisi proses yang memungkinkan penyiapan hasil samping pulp

    (www.meaningline.com)

    1. Pembuatan pulp sulfat

    Bahan-bahan kimia pemasak dan keseimbangan Belerang dioksida adalah

    asam di-basa dan dalam larutan berair

    SO2 + H2O H2SO3

    H2SO3 H+ + HSO3 -

    HSO3 - H+ + SO32-

    Universitas Sumatera Utara

  • Keuntungan-keuntungan dari proses sulfat adalah sbb:

    1. Pulp yang dihasilkan mempunyai kekuatan yang tinggi

    2. Dipakai untuk proses pembuatan pulp dari bahan baku kayu dari spesies yang

    berbeda.

    3. Tersedianya bahan kimia pengganti dengan berbagai alternatif dan harganya

    tidak mahal

    4. Tersedianya peralatan-peralatan operasi yang standart.

    5. Banyak pilihan yang dapat dipakai untuk proses pemucatan

    6. Dampak pencemarannya rendah. (anonim)

    2. Proses soda

    Dalam proses soda, kayu dimasak dengan larutan natrium hidroksida yang

    sering disebut dengan lindih putih dan lindih hitam berupa larutan sisa pemasakan

    yang dipekatkan dan kemudian dibakar, yang akan menghasilkan natrium

    karbonat. Dan apabila diolah dengan menambahkan batu kapur akan

    menghasilkan Natrium Hidroksida

    3. proses sulfit

    Pada proses sulfit , larutan pemasak yang dipakai adalah asam-asam yang

    mengandung sulfur dari logam alkali, atau alkali tanah berupa bisulfit.

    Universitas Sumatera Utara

  • 2.4.2. Bahan Kimia dalam Proses Pemutihan

    a) Sodium hidroksida (NaOH)

    Pada saat klorin dioksida bereaksi dengan lignin dan resin , sebagian besar saja yang

    dihasilkan tersebut larut dengan air. Karena klorinat lignin dan resin sangat mudah larut

    dalam larutan alkali, perlakuan alkali menyusul setelah proses khlorinasi. Sodium

    hidroksida (Caustic soda) merupakan salah satu alkali kuat yang ada. Ini merupakan

    bahan kimia yang dapat menyebabkan luka bakar pada kulit. Penanganan Caustic soda

    harus memperhatikan keseluruhan tindakan pencegahan pada proses pemutihan

    normalnya digunakan alkali encer dengan konsentrasi kira-kira 120 gram/liter.

    b) Oksigen (O2)

    Gas oksigen digunakan sebagai salah satu zat pemutih bersama-sama dengan alkali

    pada tahap ekstraksi. Gas oksigen memperkuat sifat-sifat pulp yang diputihkan. Hal ini

    mungkin membuat berkurangnya emisi yang dapat mengganggu terhadap lingkungan.

    c) Khlorin Dioksida (ClO2)

    Klorin dioksida adalah salah satu bahan kimia pengoksidasi kuat, kerja dari proses

    pemutihan ini umumnya dengan cara oksidasi terhadap lignin dan bahan berwarna yang

    lainnya . ini digunakan untuk memutihkan pulp yang berkualitas sebab ini memiliki

    keunikan yang sanggup mengoksidasi bahan yang bukan selulosa dengan kerusakan pada

    selulosa yang minimum. Brightness tinggi yang dihasilkan dengan klorin dioksida adalah

    stabil. Pada bleaching plants, klorin dioksida digunakan sebagai suatu larutan gas

    didalam air. (Suhunan.2003)

    Universitas Sumatera Utara

  • 2.5 Proses Pengolahan Pulp

    2.5.1 Bahan Baku

    Bahan baku untuk pembuatan pulp adalah:

    a. chips

    b. white liquor

    a. Chips

    Kwalitas chips yang dipergunakan sebagai bahan baku dalam pemasakan sangat

    berpengaruh terhadap kwalitas pulp yang di hasilkan

    Kayu dibagi dua spesies yaitu jenis soft wood dan hard wood. Kayu jenis soft

    wood menghasilkan pulp yang lebih kuat dibanding dengan jenis hard wood karena serat-

    seratnya lebih panjang dan lebih lentur dibandingkan dengan serat yang terdapat pada

    hardwood dan softwood juga menghasilkn rendemen yang rendah dibandingkan dengan

    hard wood pada suatu kondisi pemasakan yang sama. Ini karena kandungan hemiselulosa

    pada soft wood lebih mudah larut dibandingkan dengan hardwood, dan kandungan lignin

    dalam softwood lebih banyak dibandingkan hardwood.

    b. White liquor

    White liquor adalah sebagai media pemasak terdiri dari beberapa bahan-bahan

    kimia yang berupa larutan berair:

    1. Natrium Hidroksida (NaOH)

    2. Natrium Sulfide (Na2S)

    Universitas Sumatera Utara

  • Konsentrasi dari masing-masing zat tersebut akan memainkan peranan yang penting

    dalam reaksinya dengan kayu yaitu:

    1. Pengurangan konsentrasi alkali aktif yang berarti menambah jumlah

    pengencer, berakibat pada beban penguapan yang lebih besar

    2. Pengurangan sulfide akan berakibat pada kualitas pulp (lebih banyak

    pemutusan rantai yang terjadi) karena adanya penambahan konsentrasi ion

    Hidroksil

    2.5.2 Proses Pemasakan (Digesting)

    Proses pemasakan ini dengan menggunakan steam dan caIran bahan pemasak

    yaitu White Liquor (WL). Dimana temperatur pemasakan dijaga sekitar 170 C

    sampai dicapai derajat delignifikasi yang telah ditentukan.

    Uraian Proses Pengoperasian Digester

    1. Chips Filling, yaitu pengisian chips ke dalam digester dengan menggunakan

    belt conveyor. Pengisian chips kedalam digester merupakan langkah awal dari

    proses pemasakan dan merupakan suatu proses penting pada pembuatan pulp.

    Agar dapat mencapai keseragaman setiap pemasakan, maka harus diketahui

    berapa berat serpihan kayu yang dimasukkan kedalam digester, kandungan air

    pada chips dan berat jenis keseluruhan kayu.

    2. Tahap Prehydrolisis, dilakukan dalam pembuatan DKP (Dissolve Kraft Pulp)

    sedangkan pada BKP (Bleach Kraft Pulp) tahap prehidrolisis ini tidak

    Universitas Sumatera Utara

  • dilakukan, hal ini disebabkan karena proses pre-hydrolisis bertujuan untuk

    menghilangkan hemiselulosa.

    Pada proses prehydrolysis dilakukan dalam fase uap memakai steam.dengan

    menginjeksikan langsung steam LP (Low Presure) melalui bawah digester

    sehingga mencapai temperatur yang diinginkan.

    3. Pengisian Liquor, yaitu pemasakan cairan pemasak yang terdiri dari lindih putih

    dan lindih hitam, persentase dari bahan kimia pemasak yang digunakan

    tergantung dari pada derajad pemasakan yang dipertimbangkan

    Pada proses DKP pengisian liquor dilakukan setelah tahap prehydrolisis. Larutan

    pemasak panas yang dimasukkan ke dalam digester didapat dari relief heat recovery

    system dengan temperatur 120 0C harus dengan perbandingan yang sesuai

    sebagaimana dibutuhkan untuk memasak dengan berat kering (bone dry atau oven

    dry) kayu yang dimasukkan. Persentase ini juga tergantung seberapa jauh kita akan

    mengurangi kandungan lignin dari dalam kayu (degree of delignification)

    4. Cooking, proses pemasakan liquor secara tidak langsung yaitu dengan

    mengalirkan uap kedalam digester dengan uap tekanan menengah. Faktor-

    faktor yang mempengaruhi proses pemasakan adalah temperatur, waktu dan

    konsentrasi zat pemasak, untuk memudahkan pengontrolan derajad

    delignifikasi selama pemasakan, maka ditentukan suatu faktor yaitu H-faktor

    dimana merupakan luasan kurva integral antara laju reaksi dan waktu

    pemasakan.

    Universitas Sumatera Utara

  • 5. Blowing, akhir dari pemasakan, dimana bubur pulp yang dihasilkan dialirkan ke

    dalam blow tank dengan membuka katup pada jalur pulp yang akan

    dihembuskan dari digester ke blow tank. Saat itu tekanan didigester turun hingga

    tekanan atmosfer. Maka penurunan tekanan akan menghasilkan gas blow yang

    menuju heat recovery system untuk menghasilkan air panas. Pada operasi normal

    penghembusan dilakukan tiap 15 menit.

    Temperatur dan waktu pemasakan merupakan dua faktor yang saling

    berpengaruh,kalau dalam pemasakan dilakukan pada temperatur yang lebih tinggi

    maka waktu yang diperlukan adalah lebih singkat. Walaupun demikian kedua faktor

    temperatur dan waktu itu tidaklah cukup untuk mengontrol reaksi penghilangan lignin

    dalam suatu proses pemasakan, maka untuk memperbaiki proses pembuatan pulp

    secara kimia dan agar selalu ada pedoman untuk mengatur waktu dengan

    bervariasinya temperatur dan atau sebaliknya maka faktor-faktor itu dikombinasikan

    menjadi satu faktor perhitungan yang disebut dengan H-Factor

    2.5.3 Washing Dan Screening

    Tahap selanjutnya adalah pencucian dengan tujuan untuk memisahkan cairan sisa

    hasil pemasakan dan mengurangi dampak terhadap lingkungan.

    Washing merupakan sebuah sistem alat pencuci berputar yang terdiri dari saringan

    yang menutupi silinder yang berputar didalan vat. Prinsip yang digunakan pada tahap ini

    adalah menggunakan air yang sedikit mungkin dengan tingkat kebersihan pulp yang

    dihasilkan setinggi mungkin. Air pencuci menggunakan shower yang disemprotkan

    dipermukaan bubur kayu secara terus menerus dan airnya tersebut turun ke ketangki

    filtrat dengan menggunakan vakum.

    Pulp berwarna coklat dari digester plant selanjutnya dicuci dan disaring dimana pulp

    dibersihkan dari kayu yang tidak masak (Knots) dan dari serat kayu yang tidak terurai

    (Shives). Pulp dicuci dengan air panas atau dengan air kondesat untuk memudahkan

    proses pemutihan pada tahap selanjutnya, pulp hasil pencucian ini dikirim ke unbleach

    Universitas Sumatera Utara

  • tank. Proses selanjutnya pulp disaring (screaning) agar terbebas dari bahan-bahan

    pengotor yang dapat mengurangi kualitas pulp.

    Proses penyaringan ada 2 tahap yaitu:

    1. Penyaringan kasar

    2. Penyaringan halus

    Proses akhir dari penyaringan berada pada sand removal cyclones yang berfungsi untuk

    memisahkan pasir dari pulp. Lalu dikirim ke tahap bleaching

    2.5.4. Bleaching

    Bubur kertas ini kemudian dikelantang (Bleaching) dengan bahan kimia di dalam

    proses bleaching bertujuan untuk mencapai derajad keputihan sesuai standart ISO. Pada

    bagian ini terdiri dari beberapa tahap yaitu DO EO D1 D2.

    Bleaching merupakan unit pemutihan pulp dimana lignin yang masih terdapat dalam

    unbleached pulp dengan menggunakan bahan kimia pemutih yaitu cairan klorin dioksida

    (ClO2), cairan Hidrogen Peroxide (H2O2), gas Oksigen, dan cairan Caustic sebagai

    pengontrol pH.

    2.5.5. Pulp Machine

    Setelah dari unit bleaching selanjutnya dikirim Pulp Machine untuk dikeringkan

    menjadi lembaran pulp dengan kadar air 10% dengan dasar tertentu.

    Pulp machine adalah bagian terpenting dari operasi pabrik pulp yang mana fungsi

    utamanya adalah mengambil air sebanyak mungkin / seefisien mungkin tanpa merusak

    lembaran pulp.

    Universitas Sumatera Utara

  • Pulp Machine dirancang mengubah suspensi pulp dengan cara memisahkan air dari

    bubur pulp dengan efisien tanpa merusak struktur serat,berat dasar, dan formasi pulp yang

    dihasilkan memiliki kekuatan lembaran yang maksimum dan yang selanjutnya diproses

    kedalam bentuk bal-bal untuk dikirim ke konsumen

    Proses utama di Pulp Machine:

    1. Bleach Screening yaitu pembersihan pulp dari kotoran-kotoran

    2. Forming Section yaitu membentuk lembaran pulp diatas fourdrinier wire

    3. Press Section, memadatkan lembaran pulp dengan cara di press

    4. Dryer Section, pengeringan lembaran pulp sampai 10% kandungan air

    5. Cutter & Layboy,proses pemotongan lembaran pulp dengan ukuran tertentu

    6. Baling Ball, penataan lembaran pulp menjadi bale dan unit setelah lembaran

    pulp dibungkus dan diikat pakai kawat selanjutnya siap untuk dikirim ke

    pelanggan.

    2.6. Tahapan Proses Pemutihan

    Proses pemutihan dapat dianggap sebagai sebuah lanjutan proses pemasakan yang

    dimaksudkan untuk memperbaiki brightness dan kemurnian dari pada pulp. Hal ini

    dicapai dengan cara menghilangkan atau memutihkan bahan pewarna yang tersisa pada

    pulp. Lignin yang tersisa adalah suatu zat yang paling dominan untuk menghasilkan

    warna pada pulp oleh karena itu, ini harus dihilangkan atau diputihkan.

    Pengurangan kandungan resin didalam pulp juga merupakan faktor lain yang penting

    dalam proses pemutihan

    Universitas Sumatera Utara

  • Warna pada pulp yang belum diputihkan umumnya disebabkan oleh lignin yang

    tersisa. Penghilangan lignin dapat lebih banyak pada proses pemasakan, tetapi akan

    mengurangi hasil yang banyak sekali dan merusak serat,menjadi menghasilkan kualitas

    pulp yang rendah.

    Pada normalnya pada proses penghilangan lignin adalah melarutkan pulp

    kebentuk yang larut dengan air. Penghilangan bentuk-bentuk lignin merupakan

    kehilangan sebagian dari hasil pada proses pemutihan, yang mana ini adalah diantara 5%

    sampai dengan 10% (dihitung dari mulai pulp yang telah selesai dimasak), tergantung

    kepada metoda pemasakan dan sasaran brightness dari pulp.

    Lignin pada pulp kelihatan dalam berbagai macam bentuk tergantung pada

    kondisi-kondisi proses pulp yang berlangsung. Lignin ini sangat reaktif yang berarti

    bahwa ini mudah dipengaruhi oleh bahan kimia seperti Klorin, Hidrogen Peroksida

    kemudian molekul terurai menjadi partikel-partikel yang lebih kecil,yang larut dalam air,

    dan dapat dihilangkan dari pulp

    Tahap pemutihan dengan klorin diksida menghasilkan Brightness pulp yang

    tinggi. Keuntungan dengan perlakuan ini adalah bahwa klorin dioksida menghancurkan

    lignin tanpa merusak sellulosa.

    2.6.1 Tahap klorinasi (Do)

    Tahap delignifikasi, proses pemutihan tahap pertama yaitu menghilangkan

    menguraikan sebagian kandungan lignin yang terdapat dalam unbleached pulp dengan

    menggunakan bahan kimia ClO2, yang direaksikan didalam suatu reactor dengan

    temperature 70 0C.

    Universitas Sumatera Utara

  • Tahap pemutihan dengan klorin dioksida menghasilkan derajad putih pulp

    (brightness) yang tinggi. Keuntungan dari perlakuan ini adalah bahwa klorin dioksida

    menghancurkan lignin tanpa merusak selulosa. Pemakaian klorin dioksida memiliki

    banyak keuntungan antara lain:

    1. Pemakaian bahan kimia sedikit

    2. Biaya yang lebih minimum

    3. Zat pengotor sedikit

    4. Brightness lebih stabil

    Klorin dioksida merupakan zat pemutih yang sangat efektif menguraikan lignin dan

    menghilangkan lignin dengan cepat dan efisien tanpa merusak selulosa.

    Pada proses khlorinasi terhadap pulp, gas klorin harus larut dan bereaksi secara

    menyebar terhadap serat pulp. Reaksi klorin dengan lignin adalah sangat cepat dimana

    klorin bereaksi dengan lignin secara oksidasi dan subsitusi. Reaksi reaksi ini

    mengeluarkan lignin dan oleh karena itu, beberapa akan terlarut dalam tahap klorinasi

    Subtitusi : Cl2 + (lignin) ( lignin ) Cl + HCl

    Oksidasi : Cl2 + ( lignin ) ( lignin teroksidasi ) + 2HCL

    selanjutnya dicuci dan disaring untuk memisahkan cairan kimia dan kandungan lignin

    dari pulpnya, kemudian pulpnya dikirim ketahap pengelantangan berikutnya.

    Universitas Sumatera Utara

  • 2.6.2 Tahap ekstraksi alkali (EOp)

    Tahap caustic ekstraksi ini digunakan adalah Sodium Hidrogen (larutan 10%).

    Tujuan utama dari tahap ekstraksi ini adalah untuk mengeluarkan hasil reaksi selama

    proses khlorinasi dari dalam pulp yang larut dengan alkali.

    Tahap ini merupakan tahap pemurnian, proses pengelantangan yang kedua yaitu

    untuk mengekstraksi lignin-lignin yang masih tersisa didalam pulp dari proses

    sebelumnya. Tujuan utama dari alkali melarutkan komponen-komponen penyebab

    warna yang kemungkinan besar larut dalam larutan alkali hangat. Kelarutan klorinat dan

    lignin yang teroksidasi, dan komponen-komponen warna lainnya yang meningkatkan

    tingkat brightness dalam tahap pemutihan selanjutnya.

    Pada proses ini menggunakan Caustic soda. NaOH digunakan untuk

    mengeluarkan hasil reaksi selama proses klorinasi dari dalam pulp. Pada DKP (Dissolving

    Pulp ) tahap ini memiliki tujuan khusus yaitu: mengeluarkan hemiselulosa meningkatkan

    kandungan alpha sellulosa dan mengurangi kandungan ekstrak berbeda halnya pada

    proses BKP.

    Klorolignin yang tidak larut dalam air panas dan media asam terlarut dalam

    caustic, pada temperatur rendah. Pada temperatur yang lebih tinggi, hemiselulosa

    (pentosan) larut.

    Keefektifan proses ekstraksi tergantung kepada konsentrasi alkali yang

    digunakan. Suatu pulp dengan konsistensi yang tinggi maka akan diberikan konsentrasi

    alkali yang lebih tinggi pada penerapan bahan kimia yang dberikan. Pada konsistensi

    yang lebih tinggi sedikit uap air yang dibutuhkan untuk memanaskan pulp untuk

    menaikkan temperatur.

    Parameter yang perlu dijaga pada tahap ekstraksi ini antara lain Temperature, pH,

    Brightness dan Viscosity.

    Universitas Sumatera Utara

  • Bilangan kappa berkurang dengan suatu kenaikan terhadap waktu reaksi pada saat

    parameter-parameter tetap dijaga. Ada dua bentuk reaksi untuk menghilangkan lignin:

    tahap awal delignifikasi yang sangat cepat (eliminasi lignin yang bersifat mudah) dan

    selanjutnya dengan sebuah akhir delignifikasi yang lambat.

    Pengujian viscositas dilakukan untuk menentukan kekuatan yang dimiliki oleh

    pulp, pengujian mengevaluasi derajad polimerisasi dari pada selulosa atau dengan kata

    lain degredasi dari pada serat selulosa. Pada proses pemutihan dissolving pulp, kondisi-

    kondisi proses dan bahan kimia yang diberikan adalah dirancang untuk mrngendalikan

    derajad polimerisasi menuju tingkat yang dikehendaki.

    Brightness yang lebih tinggi dihasilkan pada tahap pemutihan/oksidasi berikutnya

    dan ekstraksi kappa lebih rendah dapat dicapai jika temperatur ekstraksi dijaga pada suhu

    80 C. Temperatur diatas 80 C tidak menunjukkan hasil-hasil yang menguntungkan.

    Target brightness juga harus mencapai 88-89 % ISO dan akan bekerja secara maksimal

    pada pH 10,5

    2.6.3 Tahap Klorin Dioksida (D1)

    Tahap proses brightening, proses pemutihan tahap III dimana pulp dari tahap II

    diputihkan kembali untuk mendapat derajad brightness yang diinginkan, dengan

    menggunakan bahan kimia ClO2, yang direaksikan dengan tempratur 80 0C selanjutnya

    dicuci dan disaring untuk memisahkan cairan kimia dan kandungan lignin dari pulp nya,

    kemudian pulp nya dikirim ke tahap pemutihan selanjutnya.

    Klorin Dioksida adalah suatu bahan pemutih bersifat lembut yang hanya akan

    berpengaruh terhadap lignin dan memberikan brightness yang tinggi pada pulp tanpa

    Universitas Sumatera Utara

  • memperlemah kekuatannya. Klorin dioksida memiliki sebuah electron yang tidak

    berpasangan dengan defenisi sebuah radikal bebas. Sensitifitas dari radikal bebas ini

    kemungkinan memegang peranan penting terhadap kereaktifannya sebagai suatu bahan

    pengoksidasi.

    2.6.4 Tahap klorin dioksida (D2)

    Tahap proses brightening yaitu proses pemutihan tahap ke empat dimana

    prosesnya sama dengan tahap III dimana pulp dari tahap klorin dioksida diputihkan

    kembali supaya mendapat derajad brightness yang lebih tinggi dari tahap III dan bahan

    kimia yang digunakan adalah ClO2 pada temperature 80 0C selanjutnya dicuci dan

    disaring untuk memisahkan cairan kimia dan sisa kandungan lignin dari pulpnya,

    kemudian pulpnya dikirim ke pulp mesin.

    Suatu kondisi penting selama proses pemutihan dengan Klorin Dioksida adalah

    sisa klorin dioksida positif pada saat reaksi telah berakhir. Hal ini dibutuhkan bukan

    hanya untuk menghilangkan Shives akan tetapi juga untuk menghindari pengembalian

    warna, jika kondisi ini tidak dijaga, pulp kuning akan terjadi. Temperatur yang optimum

    untuk pemutihan tahap ini adalah 80 0C, jika temperature lebih rendah dari pada ini,klorin

    yang dikonsumsikan tidak mencukupi untuk mencapai brightness lebih dari 90% ISO.

    Jika temperature dinaikkan lebih tinggi secara subtansial, reaksi yang sangat cepat dapat

    terjadi bahwa ada suatu resiko terhadap pemakaian semua klorin dioksida sebelum reaksi

    berakhir, yang disertai dengan pengembalian warna.

    Universitas Sumatera Utara

  • 2.7 Variabel-variabel proses pada Oksidasi Ekstraksi

    1. Kekentalan

    Keefektifan proses ekstraksi tergantung kepada konsentrasi alkali yang digunakan.

    Suatu pulp dengan konsistensi yang tinggi maka akan diberikan konsentrasi alkali yang

    lebih tinggi pada penerapan bahan kinia yang diberikan. Pada konsistensi yang lebih

    tinggi sedikit uap air yang dibutuhkan untuk memanaskan pulp untuk menaikkan

    temperatur.

    2. Temperatur

    Brightness yang lebih tinggi dihasilkan pada tahap pemutihan/oksidasi berikutnya

    dan ekstraksi kappa lebih rendah dapat dicapai jika temperature ekstraksi dijaga pada 65-

    70 0C . temperature diatas 70C tidak menunjukkan adanya hasil-hasil yang

    menguntungkan.

    3. Waktu Reaksi

    Bilangan kappa berkurang dengan suatu kenaikan terhadap waktu reaksi pada

    saat parameter-parameter lainnya dijaga tetap. Hal ini secara terus menerus berkurang

    setelah suatu reaksi dengan waktu yang sangat lama. Ada dua bentuk reaksi untuk

    menghilangkan lignin, sebuah tahap awal delignifikasi yang sangat cepat diikuti dengan

    sebuah akhir delignifikasi yang lambat. Masing-masing mereka disebut eliminasi lignin

    yang bersifat mudah dan eliminasi lignin dengan cara lambat.

    Universitas Sumatera Utara

  • 4. Brightness

    Ketika lignin sudah dikeluarkan dari pulp pada proses pemutihan dengan oksigen,

    brightness meningkat. Hal ini umumnya disebabkan oleh delignifikasi ,dan bukan proses

    penghilangan lignin.

    5. pH

    Ketika pulp yang dicuci di klorinasi, pH dengan cepat turun lebih rendah dari 2

    sebagai akibat pemakaian klorin dan dihasilkannya HCl. pH memiliki pengaruh yang

    besar terhadap proses eliminasi lignin secara khusus terhadap degradasi kandungan pulp.

    Pulp dengan pH 2 keluar dari menara klorinasi masuk ke menara ekstraksi oksidasi.

    Dimenara ekstraksi kandungan lignin dan ekstraktif kayu harus dihilangkan semaksimal

    mungkin. Dengan penambahan caustic soda pH 2 dinaikkan hingga pH berkisar antara

    10-11. Penghilangan lignin dan ekstraktif tidak akan sempurna dengan pH dibawah 10,

    akan tetapi dengan pH lebih besar dari 11 akan mendegradasi serat selulosa.

    6. Pengadukan

    Ketika lignin sudah dikeluarkan dari pulp pada proses pemutihan dengan oksigen,

    brightness meningkat. Hal ini umumnya disebabkan oleh delignifikasi , dan bukan proses

    penghilangan lignin. Tujuan dari pengadukan ini adalah untuk mendistribusikan bahan-

    bahan kimia yang ditambahkan secara merata. Pengadukan yang lebih baik adalah sangat

    penting pada pelaksanaan tahap oksidasi ekstraksi yang menggunakan kendali pendeteksi

    yang terpasang di jalur-jalur ini. Pengadukan yang tidak baik dapat menghasilkan

    brightness yang tidak seragam. (Suhunan.2003)

    Universitas Sumatera Utara