chapter ii

8
TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Pariwisata Pariwisata merupakan salah satu industri yang mampu menyediakan pertumbuhan ekonomi yang cepat dalam hal penyediaan lapangan kerja, pendapatan, tarif hidup, dan dalam mengaktifkan sektor produksi lain di dalam negara peneri ma wisatawan. Menurut Badrudin (2000) mendefinisikan pariwisata sebagai kegiatan melakukan perjalanan dengan tujuan mencari kepuasan, mencari sesuatu, memperbaiki kesehatan, menikmati olahraga atau istirahat, menunaikan tugas, berziarah dan lain-lain. Menurut Wahab (2003), pada dasarnya ruang lingkup kepariwisataan terdiri atas 3 unsur yakni: manusia sebagai unsur insani pelaku kegiatan pariwisata, tempat sebagai unsur fisik yang sebenarnya tercakup oleh kegiatan itu sendiri dan waktu sebagai unsur tempo yang dihabiskan dalam perjalanan itu sendiri dan selama berdiam di tempat tujuan wisata. Pariwisata berasal dari dua kata, yakni Pari dan Wisata. Pari dapat diartikan sebagai banyak, berkali-kali, berputar-putar atau lengkap. Kata wisata dapat diartikan sebagai perjalanan atau berpergian yang dalam hal ini sinonim dengan kata travel dalam Bahasa Inggris. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka kata pariwisata dapat diartikan sebagai perjalanan yang dilakukan berkali-kali atau berputar-putar dari suatu tempat ke tempat lain, yang dalam bahasa Inggris disebut dengan tour (Yoeti, 1996). Bila ditinjau dari segi ekonomi mikro, maka yang dimaksud dengan industri pariwisata adalah setiap uniy produksi yang dapat menghasilkan produk atau jasa tertentu. Atas dasar pengertian ini, maka hotel atau transport secara Universitas Sumatera Utara

Upload: rahmat-mend

Post on 14-Aug-2015

73 views

Category:

Marketing


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Chapter ii

TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian Pariwisata

Pariwisata merupakan salah satu industri yang mampu menyediakan

pertumbuhan ekonomi yang cepat dalam hal penyediaan lapangan kerja,

pendapatan, tarif hidup, dan dalam mengaktifkan sektor produksi lain di dalam

negara peneri ma wisatawan. Menurut Badrudin (2000) mendefinisikan pariwisata

sebagai kegiatan melakukan perjalanan dengan tujuan mencari kepuasan, mencari

sesuatu, memperbaiki kesehatan, menikmati olahraga atau istirahat, menunaikan

tugas, berziarah dan lain-lain.

Menurut Wahab (2003), pada dasarnya ruang lingkup kepariwisataan

terdiri atas 3 unsur yakni: manusia sebagai unsur insani pelaku kegiatan

pariwisata, tempat sebagai unsur fisik yang sebenarnya tercakup oleh kegiatan itu

sendiri dan waktu sebagai unsur tempo yang dihabiskan dalam perjalanan itu

sendiri dan selama berdiam di tempat tujuan wisata.

Pariwisata berasal dari dua kata, yakni Pari dan Wisata. Pari dapat

diartikan sebagai banyak, berkali-kali, berputar-putar atau lengkap. Kata wisata

dapat diartikan sebagai perjalanan atau berpergian yang dalam hal ini sinonim

dengan kata travel dalam Bahasa Inggris. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka

kata pariwisata dapat diartikan sebagai perjalanan yang dilakukan berkali-kali

atau berputar-putar dari suatu tempat ke tempat lain, yang dalam bahasa Inggris

disebut dengan tour (Yoeti, 1996).

Bila ditinjau dari segi ekonomi mikro, maka yang dimaksud dengan

industri pariwisata adalah setiap uniy produksi yang dapat menghasilkan produk

atau jasa tertentu. Atas dasar pengertian ini, maka hotel atau transport secara

Universitas Sumatera Utara

Page 2: Chapter ii

sendiri-sendiri dapat disebut sebagai industri pariwisata. Dalam pengertian

ekonomi makro, yang dimaksudkan dengan industri pariwisata adalah

keseluruhan unit-unit produksi seperti: pemandu, hotel, restoran, atraksi turis dan

took souvenir baik yang tempat kedudukannya di daerah, dalam negeri, atau luar

negeri yang ada kaitannya dengan perjalanan wisatawan yang bersangkutan.

Penilaian terhadap suatu kawasan wisata memiliki peranan yang dapat

menentukan pengembangan dari kawasan wisata tersebut yang mencakup

berbagai faktor yang berkaitan dengan nilai sosial dan politik. Menurut Ward

et.al, (2000) dalam Rahardjo (2002) metode penilaian khususnya untuk mengukur

nilai ekonomi wisata alam yang paling banyak dipakai adalah Travel Cost Method

(TCM). Metode ini menduga nilai ekonomi kawasan wisata berdasarkan penilaian

yang diberikan masing-masing individu atau masyarakat terhadap kenikmatan

yang tidak ternilai (dalam rupiah) dari biaya yang dikeluarkan untuk berkunjung

ke sebuah objek wisata, baik itu opportunity cost maupun biaya langsung yang

dikeluarkan seperti biaya transportasi, konsumsi makanan, minuman, hotel, tiket

masuk dan sebagainya.

Berikut adalah jenis-jenis pariwisata, menurut Spillane (1989) dalam

Badrudin (2000) yang terdapat di daerah tujuan wisata yang menarik wisatawan

untuk mengunjunginya sehingga dapat pula diketahui jenis pariwisata yang

mungkin layak untuk dikembangkan dan mengembangkan jenis sarana dan

prasarana yang mendukung kegiatan pariwisata tersebut.

a. Pariwisata untuk menikmati perjalanan (pleasure tourism).

Jenis pariwisata ini dilakukan oleh orang yang meninggalkan tempat

tinggalnya untuk berlibur, mencari udara segar yang baru, untuk

Universitas Sumatera Utara

Page 3: Chapter ii

mengendorkan ketegangan syarafnya, untuk menikmati keindahan alam,

untuk menikmati hikayat rakyat suatu daerah, untuk menikmati hiburan, dan

sebagainya.

b. Pariwisata untuk rekreasi (recreation sites)

Jenis pariwisata ini dilakukan oleh orang yang menghendaki pemanfaatan

hari-hari libur untuk istirahat, untuk memulihkan kembali kesegaran jasmani

dan rohani, yang akan menyegarkan keletihan dan kelelahannya.

c. Pariwisata untuk kebudayaan (cultural tourism)

Jenis pariwisata ini ditandai oleh adanya rangkaian motivasi seperti keinginan

untuk belajar di pusat-pusat pengajaran dan riset, untuk mempelajari adat

istiadat, cara hidup masyarakat negara lain dan sebagainya.

d. Pariwisata untuk olahraga (sports tourism)

Jenis pariwisata ini bertujuan untuk tujuan olahraga, baik hanya untuk

menarik penonton olahraga dan olahragawannya sendiri serta ditujukan bagi

mereka yang ingin mempraktikkannya sendiri.

e. Pariwisata untuk urusan dagang besar (business tourism)

Dalam jenis pariwisata ini, unsur yang ditekankan adalah kesempatan yang

digunakan oleh pelaku perjalanan ini yang menggunakan waktu-waktu

bebasnya untuk menikmati dirinya sebagai wisatawan yang mengunjungi

berbagai obyek wisata dan jenis pariwisata lain.

f. Pariwisata untuk konvensi (convention tourism)

Banyak negara yang tertarik dan menggarap jenis pariwisata ini dengan

banyaknya hotel atau bangunan-bangunan yang khusus dilengkapi untuk

menunjang convention tourism (Leonardo, 2008).

Universitas Sumatera Utara

Page 4: Chapter ii

Konsep Ekowisata (Wisata Alam)

Salah satu bentuk kegiatan wisata alam yang berkembang saat ini adalah

ekowisata. Ekowisata lebih popular dan banyak dipergunakan dibandingkan

dengan terjemahan yang seharusnya dari istilah ecoturism yaitu ekoturisme.

Dilihat dari tujuan orang-orang melakukan wisata maka pariwisata dapat

dikelompokkan sebagai berikut:

1. Pariwisata untuk menikmati perjalanan (pleasure tourism)

Jenis pariwisata ini dilakukan oleh orang-orang meninggalkan tempat

tinggalnya untuk berlibur, mencari udara segar yang baru, untuk memenuhi

kehendak ingin tahu, untuk mengendorkan ketegangan saraf, untuk melihat

sesuatu yang baru, untuk menikmati keindahan alam, untuk mengetahui hikayat

rakyat setempat, untuk mendapatkan ketengan dan kedamaian diluar kota, atau

bahkan sebaliknya untuk menikmati hiburan di kota-kota besar attaupun untuk

ikut serta dalam keramaian pusat-pusat wisatawan.

2. Pariwisata untuk rekreasi (recreation tourism)

Jenis pariwisata ini dilakukan oleh orang-orang memanfaatkan hari

liburnya untuk beristirahat, memulihkan kembali kesegaran jasmani dan

rohaninya. Biasanya mereka tinggal selama mungkin ditempat-tempat yang

dianggapnya benar-benar menjamin tujuan-tujuan rekreasi tersebut, misalnya

ditepi pantai, pegunungan, pusat-pusat peristirahatan, obyek-obyek wissata serta

wisata lainnya.

3. Pariwisata untuk kebudayaan (cultural tourism)

Jenis wisata ini biasanya ditandai oleh adaya rangkaian motivasi, sepeti

keinginan untuk belajar dipusat-pusat pengajaran, untuk mempelajari adat istiadat,

Universitas Sumatera Utara

Page 5: Chapter ii

kelembagaan, monumen bersejarrah peninggalan pradaban masa lalu, atau

monumen besar masa kini, dan tempat-tempat bersejarah lainnya.

4. Pariwisata untuk olah raga (Sports Tourism)

Jenis pariwisata olah raga ini dapat di bagi menjadi dua kategori yaitu:

• Big sport event, yaitu peristiwa-peristiwa olahraga besar seperti Olimpiade

Games, kejuaraan ski di dunia atau turnamen olah raga lainnya yang

banyak menarik penonton

• Sport young tourism of the practioners, yaitu peristiwa bagi mereka yang

ingin berlatih dan mempraktikan sendiri olahraga tersebut untuk

kepentingan mereka sendiri. Seperti pendakigunung, naik kuda dan

olahraga pariwisata lainnya.

5. Pariwisata untuk urusan dagang (Busines Tourism)

Jenis pariwisata ini dilakukan untuk kegiatan atau urusan-urusan bisnis

atau dagang semata, dan berkaitan dengan urusan-urusan bisnis lainnya.

6. Pariwisata untuk urusan konferensi (Convention Turism)

Jenis pariwisata mencakup kegiatan konferensi pertemuan baiknasional

atau Internasional.

Konsep Nilai Ekonomi Sumber Daya Alam

Secara umum, nilai ekonomi didefiniskan sebagai pengukuran jumlah

maksimun seseorang untuk mengorbankan barang atau jasa guna memperoleh

barang atau jasa lain ya. Secara formal, konsep ini disebut sebagai keinginan

membayar (willingness to pay) seseorang terhadap barang atau jasa yang

dihasilkan oleh sumberdaya alam dan lingkungan (Djijono 2002).

Universitas Sumatera Utara

Page 6: Chapter ii

Kelayakan ekonomi pada suatu pengembangan memang harus dilihat dari

dua sisi yaitu potensi sumberdaya dan potensi pasarnya. Sumberdaya wisata alam

menghasilkan jasa untuk memuaskan kebutuhan manusia yang bersifat non mteriil

dan lebih banyak bersifat kejiwaan dan kesehatan. Taksiran berapa jumlah

pengunjung dan lamanya kunjungan (visitor days) sangat penting untuk analisa

prospek investasi di bidang wisata alam. (Sumitro, 2004).

Dengan menggunakan pengukuran ini, nilai ekologis dari ekosistem atau

sumberdaya alam akan dapat diterjemahkan ke dalam bahasa ekonomi dengan

mengukur nilai monoter dari barang atau jasa. Misalnya, apabila suatu ekosistem

pantai atau perairan mengalami kerusakan akibat polusi, maka nilai yang hilang

akibat degradasi lingkungan dapat diukur dari keinginan seseorang untuk

membayar agar lingkungan tersebut kembali menjadi seperti semula atau kondisi

sebelum terjadinya pencemaran (Fauzi 2004).

Pendekatan Biaya Perjalanan (Travel Cost Method)

Konsep dasar dari metode travel cost adalah waktu dan pengeluaran biaya

perjalanan (travel cost expenses) yang harus dibayarkan oleh para pengunjung

untuk mengunjungi tempat wisata tersebut yang merupakan hatga untuk akses ke

tempat wisata (Garrod dan Willis, 1999). Itulah yang disebut dengan willingness

to pay (WTP) yang diukur berdasarkan perbedaan biaya perjalanan.

Secara prinsip, metode ini mengkaji biaya yang dikeluarkan setiap

individu untuk mendatangi tempat rekreasi, misalnya untuk menyalurkan hobi

memancing atau berekreasi di pantai, seseorang akan mengorbankan biaya dalam

bentuk waktu dan uang untuk mendatangi tempat tersebut. Dengan mengetahui

Universitas Sumatera Utara

Page 7: Chapter ii

pola ekspenditure dari konsumen ini, maka akan dapat dikaji barapa nilai (value)

yang diberikan konsumen kepada sumberdaya alam dan lingkungan.

Dengan demikian, menurut Fauzi (2004) metode ini dapat digunakan

untuk mengukur manfaat dan biaya akibat dari : (i) perubahan biaya akses (tiket

masuk) bagi suatu tempat rekreasi; (ii) penambahan tempat rekreasi baru; (iii)

perubahan kualitas lingkungan tempat rekreasi; dan (iv) penutupan tempat

rekreasi yang ada. Tujuan dasar TCM adalah ingin mengatahui nilai kegunaan

dari sumberdaya alam melalui pendekatan proxy. Dengan kata lain, biaya yang

dikeluarkan untuk mengkonsumsi jasa dari sumberdaya alam digunakan sebagai

proxy untuk menentukan harga dari sumberdaya alam tersebut.

Terdapat beberapa pendekatan yang digunakan untuk memecahkan

permasalahan melalui metode travel cost menurut Garrod dan Willis (1999),

yaitu:

1. Pendekatan Zona Biaya Perjalanan (A simple zonal travel cost approach),

menggunakan data sekunder dan pengumpulan data dari para pengunjung

menurut daerah asal.

2. Pendekatan Biaya Perjalanan Individu (An individual travel cost approach),

menggunakan survei data dari para pengunjung secara individu.

Penelitian dengan menggunakan metode biaya perjalanan individu

(Individual Travel Cost Method) biasanya dilaksanakan melalui survey kuesioner

pengunjung mengenai biaya perjalanan yang harus dikeluarkan ke lokasi wisata,

kunjungan ke lokasi wisata yang lain (substitute sites), dan faktor-faktor sosial

ekonomi (Suparmoko, 1997). Data tersebut kemudian digunakan untuk

menurunkan kurva permintaan dimana surplus konsumen dihitung.

Universitas Sumatera Utara

Page 8: Chapter ii

Metode ini telah banyak dipakai dalam perkiraan nilai suatu taman

rekreasi denganmenggunakan berbagai variabel (Suparmoko, 2000). Pertama kali

dikumpulkan data mengenai jumlah pengunjung taman, biaya perjalanan yang

dikeluarkan, serta faktor-faktor lain seperti tingkat pendapatan, tingkat

pendidikan, dan mungkin juga agama dan kebudayaan serta kelompok etnik dan

sebagainya. Data atau informasi tersebut diperoleh dengan cara mewawancarai

para pengunjung taman rekreasi tersebut mengenai jarak tempuh mereka ke lokasi

taman rekreasi tersebut, biaya perjalanan yang dikeluarkan, lamanya waktu yang

digunakan, tujuan perjalanan, tingkat pendapatan rata-rata, dan faktor sosial

ekonomi lainnya.

Travel Cost Method berdasarkan pendekatan individual menggunakan

data yang sebagian besarnya berasal dari kegiatan survai di lapangan. Metodologi

pendekatan individual Travel Cost Method secara prinsip sama dengan sistem

zonasi, namun pada pendekatan ini analisis lebih didasarkan pada data primer

yang diperoleh melalui survai dan teknik statistika yang relatif kompleks.

Kelebihan dari metode Travel Cost Method dengan pendekatan individu adalah

hasil yang diperoleh relatif akurat daripada metode zonasi (Fauzi 2004).

Universitas Sumatera Utara