chapter ii
TRANSCRIPT
5/12/2018 Chapter II - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/chapter-ii-55a3597aacd58 1/5
16
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Teori Aksi dan Pilihan Rasional Max Weber
Menurut Bachtiar (2006) aksi adalah zweckrational (berguna secara
Rasional) manakala seseorang menerapkan dalam suatu situasi dengan pluralitas cara
– cara dan tujuan – tujuan dimana seseorang bebas memilih cara – caranya secara
murni untuk keperluan efisiensi. Kedudukan dalam suatu kelas sosial tertentu
mempunyai arti penting bagi seseorang. Teori aksi yang juga dikenal sebagai teori
bertindak pada awalnya dikembangkan oleh Max. weber berpendapat bahwa individu
melakukan suatu tindakan berdasarkan atas pengalaman, persepsi, pemahaman dan
atas suatu objek stimulus atau situasi tertentu. Tindakan individu ini merupakan
social yang rasional yaitu mencapai tujuan atau sasaran dengan sarana – sarana yang
paling tepat (Ritzer, 1983)
Weber menyatakan bahwa tindakan sosial berkaitan dengan interaksi sosial,
sesuatu tidak akan dikatakan tindakan sosial jika individu tersebut tidak mempunyai
tujuan dalam melakukan tindakan tersebut. Weber menggunakan konsep Rasionalitas
dalam klasifikasinya mengenai tipe – tipe tindakan sosial. Tindakan rasional menurut
weber pertimbangan sadar dan pilihan bahwa tindakan itu dinyatakan. weber
membagi Rasionalisme tindakan kedalam empat macam yaitu rasionalitas
instrumental, rasionalitas yang berorientasi nilai, tindakan Rasional, dan tindakan
Afektif. Rasionalitas instrumental sangat menekankan tujuan tindakan dan alat yang
dipergunakan dengan adanya pertimbangan dan pilihan yang sadar dalam melakukan
Universitas Sumatera Utara
5/12/2018 Chapter II - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/chapter-ii-55a3597aacd58 2/5
17
tindakan sosial. Dibandingkan dengan rasionalitas instrumental, sifat rasionalitas
yang berorientasi nilai yang penting adalah bahwa alat – alat hanya merupakan
pertimbangan dan perhitungan yang sadar, tujuan – tujuannya sudah ada dalam
hubungannya dengan nilai – nilai individu yang bersifat absolut atau nilai akhir
baginya. (wan sri 2009)
2.2 Model Perubahan Perilaku Green
Suatu teori yang dikembangkan Lawrence Green yang menyatakan bahwa
kesehatan individu atau masyarakat dipengaruhi oleh dua faktor pokok yaitu factor
prilaku (behavior causes) dan faktor diluar prilaku (Non Behavior causes)
,selanjutnya faktor prilaku ini ditentukan oleh tiga kelompok faktor yaitu :
1. Faktor predisposisi yaitu faktor yang mempermudah dan mendasari
terjadinya perilaku tertentu yang terwujud dalam bentuk pengetahuan dari
pendidikan formal, sikap, keyakinan, nilai-nilai, dan budaya serta beberapa
karakteristik individu.
2. Faktor pemungkin (Enabling factor) yaitu yang memungkinkan untuk
terjadinya perilaku tertentu terbentuk dan berwujud dalam lingkungan fisik
dan ketersediaan fasilitas dan sarana kesehatan yaitu ketersediaan,
ketercapainya fasilitas dan keterampilan yang berkaitan dengan kesehatan.
3. Faktor memperkuat atau pendorong (reinforcing factor) yaitu faktor yang
memperkuat terjadinya perilaku tersebut yaitu mendapat dukungan dari
keluarga/kerabat, teman, petugas kesehatan dan lain-lain.
Universitas Sumatera Utara
5/12/2018 Chapter II - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/chapter-ii-55a3597aacd58 3/5
18
Teori Sistem
Teori sistem jika dikaitkan dengan teori aksi yaitu sebuah kritikan dari
Talcott Parson mengenai teori aksi weber bahwa aksi merupakan tanggapan / respons
mekanis terhadap suatu stimulus sedangkan prilaku adalah suatu proses mental yang
aktif dan kreatif. Menurut Parson yang utama bukanlah tindakan individual,
melainkan norma – norma dan nilai – nilai social yang menuntun dan mengatur
perilaku (Poloma, 1987). Parson melihat bahwa tindakan individu dan kelompok
dipengaruhi oleh tiga sistem, yaitu sistem sosial, sistem budaya dan sistem
keperibadian masing – masing individu. Kita dapat mengaitkan individu dengan
sistem sosialnya melalui status dan perannya. Dalam setiap sistem sosial individu
menduduki suatu tempat (status) tertentu dan bertindak (berperan) sesuai dengan
norma atau aturan yang dibuat oleh sistem tersebut dan prilaku individu ditentukan
pula oleh tipe kepribadiannya.
2.3
Prilaku Sakit Suchman
Suchman memberikan batasan perilaku sakit sebagai tindakan untuk
menghilangkan rasa tidak enak (discomfort) atau rasa sakit sebagai akibat dari
timbulnya gejala tertentu. Suchman menganalisa pola proses pencarian pengobatan
dari segi individu maupun pola proses pencarian pengobatannya, terhadap lima
macam reaksi dalam proses mencari pengobtan:
a. Shoping adalah proses mencari alternatif sumber pengobatan yang menemukan
seseorang yang dapat memberikan diagnosa atau pengobatan sesuai dengan
harapan si sakit.
Universitas Sumatera Utara
5/12/2018 Chapter II - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/chapter-ii-55a3597aacd58 4/5
19
b. Figmentation adalah proses pengobatan oleh beberapa fasilitas kesehatan pada
lokasi yang sama. Contoh : Berobat ke dokter, sekaligus ke sinse dan dukun.
c.
Procrastination adalah proses penundaan pencarian pengobatan meskipun gejala
penyakitnya sudah dirasakan.
d. Self medication ialah pengobatan sendiri dengan menggunakan berbagai ramuan
atau obat – obatan yang dinilainya tepat baginya.
e. Discontinuity adalah penghentian proses pengobatan.
Dalam menentukan reaksi / tindakannya sehubungan dengan gejala penyakit
yang dirasakannya, menurut suchman individu berproses melalui tahap – tahap
berikut ini : Tahap pengenalan gejala,tahap asumsi peran sakit ,tahap kontak dengan
pelayanan kesehatan, Tahap ketergantungan si sakit, Tahap penyembuhan atau
rehabilitasi.
2.4 Teori Trust / Kepercayaan
Menurut fukuyama (1995) bahwa kepercayaan merupakan produk dari
komunitas – komunitas yang telah ada sebelumnya yang memiliki norma – norma
atau nilai – nilai moral bersama. Ada beberapa elemen – elemen utama yang terkait
dengan isu Trust, yakni kebijakan sosial dan Modal sosial.
Dijelaskan juga oleh fukuyama, kepercayaan adalah harapan yang tumbuh
didalam sebuah masyarakat yang ditunjukkan oleh adanya perilaku jujur, teratur, dan
kerjasama berdasarkan norma – norma yang dianut bersama – sama. Kepercayaan
sosial merupakan penerapan terhadap pemahaman ini, bahwa dalam masyarakat yang
memiliki tingkat kepercayaan tinggi, aturan – aturan sosial cenderung bersifat positif,
hubungan – hubungan juga bersifat kerjasama.
Universitas Sumatera Utara
5/12/2018 Chapter II - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/chapter-ii-55a3597aacd58 5/5
20
Norma – norma terdiri dari pemahaman – pemahaman, nilai – nilai, harapan –
harapan dan tujuan - tujuan yang diyakini dan dijalankan bersama oleh sekelompok
orang. norma – norma yang bersumber dari agama, panduan moral maupun standar –
standar sekuler, seperti hal nya kode etik professional. norma – norma dibangun dan
berkembang berdasarkan sejarah kerjasama dimasa lalu dan diterapkan untuk
mendukung iklim kerjasama (fukunyama, 2002). norma – norma dapat merupakan
prakondisi maupun produk dari kepercayaan social.
Fukuyama memandang Trust sebagai komponen ekonomi yang melekat
dalam kultur yang ada pada masyarakat.Qianhong fu membagi tiga tingkatan trust
yaitu :
1. Pada tingkat individual, trust merupakan keyakinan individual, merupakan
variabel personal sebagai karakteristik individu.
2. Pada tingkat hubungan sosial, trust merupakan atribut kolektif untuk
mencapai tujuan – tujuan kelompok.
3. Pada tingkat sistem sosial, trust merupakan nilai yang berkembang menurut
sistem sosial yang ada ( Jausari, 2006:12)
Trust dikedepankan dengan istilah kepercayaan , didefenisikan oleh fukuyama
sebagai harapan – harapan terhadap keteraturan, kejujuran, perilaku koperatif yang
muncul dari dalam sebuah komunitas yang didasarkan pada norma – norma yang
dianut bersama oleh anggota komunitas.(wan sri, 2009)
Universitas Sumatera Utara