chapter ii
TRANSCRIPT
16
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Penelitian Terdahulu
Penelitian Sularso dan Murdijanto (2004) dengan judul Pengaruh penerapan
peran Total Quality Management Terhadap kualitas sumber daya manusia. Tujuan
Pernelitian tersebut adalah untuk menguji apakah penerapan Total Quality
Management dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia di Balai Pengujian
sertifikasi mutu barang dan lembaga tembakau Jember . Variabel terikat dalam
penelitian ini adalah kualitas sumber daya manusia dengan sub variable kemampuan
teoritis ,kemampuan teknis, kemampuan konseptual, dan kemampuan moral.
Sedangkan variabel bebas terdiri dari peran karyawan, peran pimpinan, hubungan
pimpinan dan karyawan, dan aspek lingkungan. Data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data primer yaitu dengan menyebarkan kuesioner kepada
responden (sampel) sebanyak 80 orang. Model analisis yang digunakan adalah
regresi linier berganda. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa terdapat pengaruh
yang signifikan baik secara parsial maupun simultan antara variabel bebas dengan
variabel terikat.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian penulis adalah sama-sama
menggunakan metode regresi berganda, dan variabel yang diteliti juga sama.
Perbedaannya adalah bahwa penelitian terdahulu ini melihat penerapan Total
Quality Management dengan menggunakan variable terikat yang terdiri dari beberapa
Universitas Sumatera Utara
26
sub variable (kemampuan teoritis, kemampuan teknis, kemapuan konseptual dan
kemampuan moral), sedangkan penelitian yang dilakukan penulis melihat penerapan
Total Quality Management dengan varibel terikatnya, yaitu kualitas sumber daya
manusia.
Sinaga ( 2006 ) melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Penerapan Total
Quality Management terhadap kualitas sumber daya manusia pada PT .Sinar Sosro di
Medan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey dengan
mengunakan metode analisis data regresi berganda dengan sifat penelitian deskriftif
kuantitatif, dan variabel yang diteliti diukur dengan rating scale. Sampel dalam
penelitian sebanyak 94 responden yang penarikan sampelnya dengan metode
Proportional stratified random sampling.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan peran karyawan,
peran pimpinan, peran hubungan karyawan dan pimpinan, peran aspek organisasi
dan peran aspek lingkungan kerja terhadap kualitas sumber daya manusia pada
PT. Sinar Sosro di Medan .
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa secara serempak terdapat pengaruh
positif dan signifikan antara peran karyawan, peran pimpinan, peran hubungan
karyawan dan pimpinan, peran aspek organisasi, dan peran lingkunan kerja terhadap
kualitas sumber daya manusia. Secara parsial terdapat pengaruh positif dan signifikan
peran karyawan, peran pimpinan dan lingkungan kerja terhadap kualitas sumber daya
manusia. Peran pimpinan mempunyai pengaruh yang paling dominan terhadap
kualitas sumber daya manusia pada PT .Sinar Sosro di Medan.
Universitas Sumatera Utara
27
2.2. Teori Tentang Manajemen Mutu Terpadu
2.2.1. Pengertian dan Manfaat Manajemen Mutu Terpadu
Menurut Malthis dan Jackson (2001) menyatakan : Manajemen Mutu
Terpadu (TQM) adalah proses manajemen komprehensif yang berfokus pada
perbaikan yang terus menerus dari aktifitas organisasi untuk menajamkan kualitas
dan jasa yang ditawarkan.
Gaspersz (2005 ) menyatakan bahwa :
Manajemen mutu terpadu merupakan pendekatan Manajemen sistimatik
yang berorientasi pada organisasi , pelanggan dan pasar melalui kombinasi
menciptkan peningkatan secara signifikan dalam kualitas, produktifitas manajemen
adalah merupakan antara pencarian fakta praktis dan penyelesaian masalah, guna
menciptakan peningkatan secara signifikan dalam kualitas, produktifitas dan kinerja
lain dari organisasi.
Total Quality Management (TQM) adalah suatu cara meningkatkan perfomansi
scara terus menerus ( continuos performance improvement ) pada setiap level operasi
atau proses, dalam setiap area fungsional dari suatu organisasi, dengan menggunakan
semua sumber daya manusia dan modal yang tersedia.
Definisi lainnya menyatakan TQM merupakan suatu pendekatan dalam
menjalankan usaha yang mencoba memaksimumkan daya saing organisasi melalui
perbaikan terus menerus atas produk, jasa, manusia dan lingkungannya (Tjiptono dan
Diana 2001).
Universitas Sumatera Utara
28
Menurut Ishikawa (1992) manajemen mutu terpadu adalah :
Sistem manajemen yang menempatkan mutu sebagai strategi usaha, melibatkan setiap
fungsi dan anggota organisasi dalam upaya peningkatan mutu dan berorientasi
sepenuhnya pada kepuasan pelanggan dan karyawan.
Selanjutnya menurut Nasution (2001) Total Quality Management adalah
perpaduan semua fungsi ke dalam falsafah holistis yang dibangun berdasarkan
konsep kualitas, team work, produktivitas dan pengertian serta kepuasan pelanggan.
1 .Pengertian Total
Menunjukkan bahwa TOM merupakan strategi organisasinal menyeluruh yang
melibatkan semua jenjang dan jajaran manajemen serta karyawan.
Setiap orang terlibat dalam proses TQM. Lebih lanjut, kata Total berarti bahwa
TQM mencakup tidak hanya pengguna akhir dan pembeli eksternal saja, tetapi
juga pelanggan internal, pemasok bahkan personalia yang mendukung.
2 Pengertian kualitas
Bukan berarti sekedar produk bebas cacat, tetapi TQM lebih menekankan
pelayanan kualitas. Kualitas didefinisikan oleh pelanggan, bukan organisasi atau
manajer departemen pengendalian kwalitas. Kenyataan bahwa ekspetasi
pelanggan bersifat individual, tergantung pada latar belakang sosial ekonomis
dan karateristik demografis, mempunyai implikasi penting : kualitas bagi
seorang pelanggan mungkin tidak sama bagi pelanggan lain. Tantangan TQM
adalah menyajikan kualitas bagi pelanggan.
Universitas Sumatera Utara
29
3. Pengertian Manajemen
Mengandung arti bahwa TQM merupakan pendekatan manajemen, bukan
pendekatan teknis pengendalian kwalitas yang sempit. Pendekatan TQM sangat
berorientasi pada manajemen orang. Implementasi TQM mensyaratkan
perubahan organisasional dan manajerial total dan fundamental, yang
mencakup misi, visi, orientasi strategis dan berbagai praktek manajemen vital
lainnya.
Menurut Nasution (2001) yang membedakan Total Quality Management
(TQM) dengan pendekatan-pendekatan lain dalam menjalankan usaha adalah
komponen-komponennya. Komponen ini memiliki sepuluh unsur utama, yaitu : focus
pada pelanggan, obsesi terhadap kualitas, pendekatan ilmiah, komitmen jangka
panjang, kerjasama tim (teamwork), perbaikan system secara berkesinambungan,
pendidikan dan pelatihan, kebebasan yang terkendali, kesatuan tujuan dan adanya
keterlibatan dan pemberdayaan karyawan.
Seperti apapun TQM didefisikan, yang lebih penting adalah bagaimana
mengimplementasikan TQM dengan menggunakan prinsip-prinsip dalam sisten TQM
secara utuh agar berhasil dalam penerapannya, memberikan nilai tambah dan
berdampak positif bagi organisasi., pegawai dan pelanggan. Bila TQM
diimplementasikan tidak tepat malah menjadi sumber pemborosan, hal ini bukan
tidak sering terjadi meskipun kedengarannya ironis.
Universitas Sumatera Utara
30
2.2.2. Manfaat Manajemen Mutu Terpadu
Menurut Nasution (2001) manfaat TQM dapat dikelompokkan menjadi dua,
yaitu dapat memperbaiki posisi persaingan dan meningkatkan keluaran bebas dari
kerusakan seperti tampak pada gambar berikut :
Sumber : Nasution, (2001)
Gambar. 2.1. Manfaat Total Quality Management
Total Quality Management memberikan jaminan bagi pelanggan, bahwa
organisasi mempunyai tanggung jawab tentang kualitas dan mampu menyediakan
produk dan jasa yang sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan mereka. Sebuah Organisasi
yang memahami mengapa mereka memperkenalkan Total Quality Management dapat
menerapkan suatu system yang fleksibel yang cocok bagi mereka sendiri dan
menyadari manfaat serta keefektifan yang dihasilkan oleh Total Quality Management.
P E R B A I K A N
M U T U
Memperbaiki posisi persaingan
Meningkatkan keluaran yang bebas dari kerusakan
Harga yang lebih tinggi
Meningkatkan pangsa pasar
Mengurangi biaya operasi
Meningkatkan penghasilan
Meningkatkan laba
Universitas Sumatera Utara
31
Total Quality Management yang efektif harus dapat memastikan bahwa
kegiatan-kegiatan bisnis diawasi dan didokumentasikan. Hal ini memungkinkan
setiap orang mengetahui apa yang mereka kerjakan dan bagaimana mereka
mengerjakannya. Sebagai hasilnya, inefisiensi dan pemborosan dapat ditentukan
sasarannya dan kemudian dihilangkan. Manfaat Total Quality Management yang
efektif banyak sekali tetapi hal tersebut hanya dapat direalisasikan oleh perusahaan
yang mengenalinya; terikat erat dengan Total Quality Management: menyita waktu
dan sulit untuk menerapkan sistem hasil pertimbangan sempurna yang sesuai dengan
organisasi yang dapat memajukan tujuan-tujuan bisnis.
Berikut ini adalah manfaat-manfaat umum sebuah Total Quality Management
yang efektif yang telah dipertimbangkan masak-masak (Faure,1999) ; (1) pelanggan-
pelanggan yang puas dan setia karena barang dan jasa selalu diproduksi sesuai
dengan kebutuhan-kebutuhan mereka. (2) biaya-biaya operasional yang berkurang
sebagai akibat pemborosan dihilangkan dan efisiensi ditingkatkan sebagai suatu hasil
dari penghapusan ketidak sesuaian. (3) daya saing dan profitabilitas diperbaiki karena
biaya-biaya kegiatan operasional berkurang. (4) semangat pegawai ditingkatkan
karena mereka bekerja dengan efisien.
Suatu Total Quality Management yang tidak efektif biasanya terlihat oleh
setiap orang yang memperhatikannya sebagai pemborosan waktu dan inefisiensi
tanpa manfaat nyata bagi organisasi, kecuali menjaga pelanggan tetap senang. Posisi
ini dapat timbul apabila manajemen memutuskan untuk menerapkan system TQM
tanpa memperhatikan apa yang diperlukan tentang kebutuhan-kebutuhan bisnis secara
Universitas Sumatera Utara
32
memadai. Hal ini dapat terjadi bila misalnya organisasi menerapkan Total Quality
Management karena tekanan dari para pelanggan mereka untuk mendapatkan
pengesahan ISO/BS. Hal ini memberikan kepada para pelanggan jaminan bahwa
hanya produk atau jasa yang memenuhi syarat yang akan disediakan oleh pemasok.
2.2.3. Penerapan Manajemen Mutu Terpadu
Menurut Tjiptono dan Diana ( 2003 ) bahwa :
Dalam implementasi manajemen mutu terpadu , tidak satupun rumus , kiat
ataupun cara tertentu yang universal dan dapat menghasilkan kesuksesan dalam
segala kondisi dan untuk semua organisasi. Setiap organisasi harus mengadaptasi
ide-ide dan teknik-teknik yang sesuai dengan organisasinya , kekuatan dan
kelemahan yang dimiliki, budaya organisasi, dan situasi kerja yang digeluti
organisasi tersebut.
Implementasi manajemen mutu terpadu membutuhkan suatu proses yang
sistematis. George dan Weimerskirch dalam Tjiptono dan Diana ( 2003)
menyatakan ada beberapa fase utama dalam implementasi manajemen mutu
terpadu, yaitu :
1. Peran Manajemen Senior terhadap perubahan .
2. Peran / keterlibatan Pegawai .
3. Hubungan pegawai dengan pimpinan baik secara internal maupun eksternal .
4. Perbaikan atau penyempurnaan system dan kondisi lingkungan kerja yang
mendukung pelaksanaan pekerjaan.
Universitas Sumatera Utara
33
Dalam TQM, Pegawai dibebani kesempatan untuk terlibat aktif di dalam
system dengan pengembangan kemampuannya, baik kemampuan manajerial maupun
kemampuan pelaksanan operasional. Sasaran yang terpenting didalam TQM adalah
bagaimana meningkatkan gairah dan semangat kerja pegawai serta mengembangkan
agar punya kualitas yang optimal.
Menurut Marbun dan Heryanto (1993), penerapan peran Total Quality
Management adalah (1) peran Pegawai, (2) peran pimpinan, (3) peran hubungan
Pegawai dan pimpinan, (4) peran aspek lingkungan kerja.
Berikut ini akan dijelaskan lima penerapan peran TQM :
1. Pegawai .
Menurut Marbun dan Heryanto (1993) bahwa, Program TQM tidak akan
berhasil hanya dengan kemauan kuat dari pimpinan, tetapi juga harus ditunjang oleh
peran serta pegawai.
Menurut Mangkuprawira (2002) bahwa, posisi Pegawai untuk memainkan
peran dalam pengelolaan mutu sangatlah strategis.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa peran pegawai adalah kemampuan dan
kemauan pegawai dalam melaksanakan pekerjaannya dengan baik.
Kemampuan untuk mengembangkan diri : asset organisasi yang paling berarti adalah
pribadi-pribadi Pegawainya.
Universitas Sumatera Utara
34
2. Pimpinan
Menurut Tery dan Rue (2001) menyatakan bahwa, para pemimpin mencoba
untuk memahami persoalan-persoalan yang dihadapi para anggota dan juga perasaan-
perasaan mereka, pekerjaan mereka, dan lingkungan kerja.
Kemudian Marbun Dan Heryanto (1993) menyatakan bahwa, untuk merangsang
perubahan perilaku di organisasi yang bersangkutan, diperlukan keyakinan akan
manfaat program TQM dari pimpinan .
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa peran pimpinan adalah
keikutsertaan aktif pimpinan dan adanya keterbukaan dalam komunikasi, komunikasi
yang baik akan membantu kesukseskan satu organisasi dan akan memperkecil
kesenjangan / salah paham. Perkembangan perusahaan juga perlu diciptakan oleh
pimpinan.
3. Peran hubungan pegawai dan pimpinan
Menurut Mangkuprawira (2002) bahwa, hubungan pegawai dan pimpinan
yang didasarkan pada pendekatan hubungan sosial adalah salah satu upaya agar
kinerja pegawai memiliki daya saing tinggi.
Marbun dan Heriyanto (1993) menyatakan bahwa, hubungan pegawai dan
pimpinan merupakan isu-isu yang menentukan pengorganisasian, antara lain
kesebahasaan dalam tindakan, kebersamaan pegawai dan pimpinan dalam
menghadapi setiap masalah, keserasian langkah tindakan, kesukarelaan dalam
kerjasama : unsur kesukarelaan dalam bekerja yang tulus dan lahir dari dalam diri
akan membentuk kekuatan juang yang kokoh.
Universitas Sumatera Utara
35
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa peran pimpinan adalah kemampuan dan
keaktifan pimpinan dalam memperjelas dan mempercepat proses kerja sehingga dapat
meningkatkan kinerja karyawan.
4. Lingkungan kerja
Menurut Tery dan Rue (2001) menyatakan bahwa, lokasi, peralatan meja-meja,
formulir-formulir, penerangan, semangat umum, dan sikap-sikap,sarana kerja adalah
contoh dari factor-faktor lingkungan kerja.
Marbun dan Heryanto (1993) menyatakan bahwa, lingkungan kerja antara lain
kedisiplinan kerja akan meningkatkan kualitas kerja, ketertiban dalam tindakan,
kerapihan lingkungan dan proses kerja, serta kesegaran jasmani : kondisi fisik
seseorang sangat menentukan hasil karyanya .
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kondisi kerja yang baik dapat
mendukung keberhasilan petugas dalam melaksanakan pekerjaannya.
2.2.4. Kualitas Sumber Daya Manusia
2.2.4.1. Pengertian Sumber Daya Manusia
Menurut Harmein Nasution (2005) bahwa sumber daya manusia ( SDM) di
dalam organisasi merupakan kunci keberhasilan organisasi, karena pada dasarnya
SDM yang merancang, memasang, mengoperasikan dan memelihara dari system
integral tersebut, baik itu input, proses, maupun output.
Manusia sebagai asset yang akan mengelola sumber daya yang ada dalam
organisasi memerlukan manusia yang baik kualitasnya . Sumber daya manusia jika
ditinjau dari segi kualitasnya memiliki dua kemampuan, yaitu :
Universitas Sumatera Utara
36
1. Hard Skill : Kemampuan akademik yang dimiliki seseorang.
2. Soft Skill : Kemampuan menyesuaikan dengan lingkungan terutama
dalam dunia kerja / organisasi.
Kedua kemampuan diatas diperlukan bagi sumber daya manusia dalam
menggerakan dan mengembangkan organisasi.
Agar kualitas sumber daya manusia yang dihasilkan memenuhi standard maka setiap
tahapan proses harus direncanakan dan dikendalikan sesuai dengan standard dan
spesifikasi yang telah ditetapkan sesuai kebutuhan organisasi.
Sumber daya manusia yang berkualitas dalam arti sebenarnya adalah kerja yang
dikerjakannya akan menghasilkan sesuatu yang memang dikehendaki dari pekerjaan
tersebut (Zainun,2001).
Bila mana dikehendaki seseorang yang akan diserahi pekerjaan yang sudah jelas
dan pasti standar syarat-syarat yang dituntutnya, maka perlu dikembangkan cara-cara-
pembuktian untuk menyatakan adanya kecocokan antara jabatan atau pekerjaan itu
dengan orang yang akan menduduki jabatan dan melaksanakan pekerjaan itu.
Hessel Tangkilisan (2005) mengatakan Sumber daya manusia adalah suatu cara
untuk mengendalikan sumber daya penggerak dalam suatu organisasi atau institusi
secara efektif dan efisien, dan mencakup keseluruhan aktivitas dan implementasi
untuk mencapai tujuan dan sasaran organisasi .
Perlunya sumber daya manusia dikelola dengan baik karena manusia selalu berperan
aktif dan dominan dalam setiap kegiatan organisasi.
Universitas Sumatera Utara
37
2.2.4.2. Pengukuran Kualitas Sumber Daya Manusia
Zainun (2001) menyatakankan peningkatan mutu sumber daya manusia
dimaksudkan untuk berbagai keperluan seperti :
(1) Menyiapkan seseorang agar saatnya dihari tugas tertentu yang belum tahu
secara khusus, apa tugas itu dengan harapan akan mampu bilamana nanti
diserahi tugas yang sesuai
(2) Memperbaiki kondisi sesorang yang sudah diberi tugas dan sedang
menghadapi tugas tertentu yang merasa ada kekurangan pada dirinya untuk
mampu mengemban tugas itu sebagaimana mestinya
(3) Mempersiapkan seseorang untuk diberi tugas tertentu yang sudah pasti yang
syarat-syaratnya lebih berat dari tugas yang dikerjakannya sekarang,
(4) Melengkapi seseorang dengan hal-hal apapun yang mungkin timbul di
seputar tugasnya,baik yang langsung maupun tidak langsung berpengaruh
terhadap pelaksanaan tugasnya
(5) Menyesuaikan seseorang kepada tugas-tugas yang mengalami perubahan
karena berubahnya syarat-syarat untuk mengerjakan tugas atau pekerjaan itu
secara sebagian atau seluruhnya
(6) Menambah keyakinan dan percaya diri kepada seseorang bahwa dia adalah
orang yang benar-benar cocok untuk tugas yang sedang diembannya,
(7) Meningkatkan wibawa seseorang dari pandangan bawahan maupun orang lain
baik teman sejawat maupun para relasinya.
Universitas Sumatera Utara
38
Peningkatan kualitas sumber daya manusia menurut Robbins (2001) dapat
diukur dari keberhasilan :
(1) Peningkatan kemampuan teoritis adalah suatu kapasitas individu untuk
mengerjakan berbagai tugas dalam suatu pekerjaan
(2) Peningkatan kemampuan teknis adalah metode atau system mengerjakan
suatu pekerjaan
(3) Peningkatan kemampuan konsepsual adalah mampu memprediksi segala
sesuatu yang ada kaitannya dengan sasaran yang akan dituju
(4) Peningkatan moral adalah mampu melaksanakan koordinasi, mampu bekerja
sama, selalu berusaha menghindari perbuatan tercela dan mampu bersedia
mengembangkan diri.
Banyak bukti yang menunjukkan bahwa dengan pemberian pekerjaan
merupakan upaya peningkatan mutu. Orang yang dikatakan sudah bermutu dalam arti
mempunyai kualitas tertentu untuk melakukan sesuatu pekerjaan akan kehilangan
sebagian atau seluruh mutu itu secara berangsur-angsur bila pada saatnya tidak
dimanfaatkan dengan memberi pekerjaan yang sesuai. Orang dapat bermutu dan
diberi pekerjaan yang sesuai akan semakin matang dan semakin mantap mutunya
karena bertambahnya mutu itu dengan pengalaman-pengalaman yang diperoleh dari
pekerjaan.
Universitas Sumatera Utara
39
2.2.4.3. Tantangan dalam Pengelolaan Kualitas Sumber Daya Manusia
Faktor manusia sangat penting didalam organisasi untuk menghadapi
kompetensi dan strategi bertahan, maka setiap bagian didalam organisasi harus
terlibat dan membutuhkan waktu yang berkesinambungan serta konsisten didalam
pengelolaanya.
Tantangan didalam pengelolaan sumber daya Manusia terdiri dari dua aspek
yaitu aspek dari luar organisasi dan aspek dari dalam organisasi.
1. Aspek dari luar organisasi.
a. Teknologi
Perubahan teknologi akan menyebabkan terjadinya perubahan struktur
pekerjaan, proses operasi, sehingga menuntut keahlian tertentu dalam
menjalankanya.
b. Budaya dan lingkungan
Perubahan Norma dan system nilai dalam masyarakat.
c. Ekonomi
Perubahan struktur ekonomi menyebabkan ketatnya persaingan sehingga
para pegawai dituntut lebih kreratif dan inovatif.
d. Pemerintahan.
Perubahan kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah terhadap lapangan
kerja, seperti undang-undang kepegawaian, system penggajian dll.
Universitas Sumatera Utara
40
2. Aspek dari dalam organisasi
a. Sistem pengelolaan SDM yang meliputi : rekrutmen, system penilaian
Performance, system karier, pendidikan dan latihan, system imbalan, system
reward and punishment dan Pemberhentian Pegawai.
b. Budaya organisasi
Keadaan ini apabila tidak dikelola dengan baik akan dapat menimbulkan
konflik didalam organisasi, walaupun konflik didalam organisasi tidak dapat
dihindari, tetapi bagaimana organisasi mengelolanya agar konflik tersebut
menjadi minimum
c. Ketersediaan sistem Informasi .
Sistem informasi yang dibutuhkan haruslah dapat diakses oleh semua anggota
organisasi agar dapat cepat menyatukan persepsi dalam mengambil kebijakan
organisasi dan mengimlementasikan dalam bentuk kegiatan kerja organisasi.
2.2.4.4. Ruang Lingkup Pengembangan Kualitas Sumber Daya Manusia
Menurut Notoatmodjo ( 1988:11), ruang lingkup pengembangan kualitas
sumber daya manusia di dalam suatu organisasi mencakup tiga pokok kegiatan yang
saling berkaitan yaitu :
a. Perencanaan Sumber daya manusia
Digunakan untuk mengektifkan penggunaan sumber daya manusia,
menyesuaikan kegiatan sumber daya manusia dengan tujuan organisasi, dapat
mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan manajemen sumber daya manusia, dan
mengembangkan system manajemen sumber daya manusia.
Universitas Sumatera Utara
41
b. Pendidikan dan Latihan
Upaya untuk mengembangkan kwalitas sumber daya manusia, terutama untuk
meningkatkan kemampuan intelektual dan kepribadian manusia.
c. Manajemen Sumber daya manusia
Seni dalam merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan, dan mengawasi
kegiatan-kegiatan sumber daya manusia dalam rangka mencapai tujuan organisasi.
Jadi pengembangan kwalitas sumber daya manusia adalah pengelolaan atau
penggunaan sumber daya manusia dalam menjalankan roda organisasi sesuai dengan
kinerja organisasi yang diinginkan, dengan memperhatikan tingkat pendidikan,
ketrampilan, disiplin, lingkungan kerja, hubungan antar personal pegawai, budaya,
dan manajemen dalam organisasi.
Universitas Sumatera Utara