chapter ii 3
DESCRIPTION
yTRANSCRIPT
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Defenisi dan prevalensi infeksi saluran kemih
Infeksi saluran kemih adalah keadaan adanya infeksi (ada pertumbuhan dan
perkembangbiakan bakteri) dalam saluran kemih mulai dari uretra, buli-buli,
ureter, sampai jaringan ginjal dengan jumlah bakteriuria yang bermakna.
Kuman penyebab infeksi saluran kemih umumnya gram negatif seperti
Escherichia coli, Klebsiela sp, Enterobacter sp, Proteus sp dan Pseudomonas
sp. 2,10,11 Infeksi saluran kemih merupakan infeksi bakteri yang sering dijumpai
pada bayi dan anak dengan gejala demam.12,13
Prevalensi infeksi saluran kemih menyerang ≤ 5% wanita dan 1 sampai
2% laki-laki dengan prevalensi 5,3% pada bayi-bayi yang demam di gawat-
darurat.2,14
2.2. Manifestasi klinik infeksi saluran kemih
Infeksi saluran kemih sulit didiagnosis pada anak kecil dimana gejala klinis
yang dijumpai tidak spesifik.15 Walaupun beberapa anak mempunyai gejala
klinis seperti demam >380C, muntah, letargi, nafsu makan berkurang, nyeri
perut, sakit pinggang, disuria, enuresis diurnal atau nokturnal; namun
kebanyakan tidak mempunyai gejala klinis spesifik.16-19
Universitas Sumatera Utara
2.3. Patogenesis infeksi saluran kemih
Patogenesis ISK sangat kompleks karena tergantung banyak faktor seperti
faktor penjamu dan faktor organismenya.19 Bakteri dalam urin bisa berasal
dari ginjal, pielum, ureter, vesika urinaria atau dari uretra. Timbulnya suatu
infeksi di saluran kemih tergantung dari faktor predisposisi dan faktor
pertahanan tubuh penderita yang masih belum diketahui dengan pasti.2 Pada
bayi, infeksi secara hematogen lebih sering terutama bila ada kelainan
struktur traktus urinarius.4
Flora usus
Munculnya tipe uropatogenik
Kolonisasi di perineal dan uretra anterior
Barier pertahanan mukosa normal
Sistitis
VIRULENSI BAKTERI FAKTOR PENJAMU
1. Memperkuat perlekatan ke sel uroepitel 2. Refluks vesiko ureter 3. Refluks intrarenal 4. Tersumbatnya saluran kemih 5. Benda asing (kateter urin) Pielonefritis akut Parut ginjal
Urosepsis
Gambar 2.1 Patogenesis dari ISK asending19
Universitas Sumatera Utara
2.4. Cara pengambilan sampel urin
Sebelum sampel urin diambil, orifisium uretra eksterna dan daerah sekitarnya
harus dibersihkan terlebih dahulu dengan air dan sabun beberapa kali dan
disiram lalu dikeringkan untuk menghilangkan sel epitel/sekret dan debris
lainnya. Hal tersebut diatas cukup bila untuk pemeriksaan urin rutin saja,
tetapi bila untuk biakan urin selain pencucian seperti tersebut diatas, orifisium
eksterna perlu dicuci dan diseka 3 atau 4 kali dengan kapas yang sudah
dibasahi dengan antiseptik, lalu disiram dengan air dan dikeringkan secara
steril.
Antiseptik yang digunakan bisa larutan 1:1000 benzalkonium klorida dalam
air, larutan ini tidak menyebabkan iritasi. Setelah diseka dengan antiseptik,
lalu disiram lagi dengan air steril agar sisa antiseptik tersebut hilang.
Pengumpulan sampel urin atau anak dibawah 2 tahun dilakukan dengan
pediatric urine collector bag (urogard). Pada anak diatas 2 tahun biasanya
sudah bisa diambil urin pancar tengah.23
Bila kedua hal tersebut di atas tidak memungkinkan, dapat juga diambil
sampel urin dengan kateter atau dengan aspirasi suprapubik yang keduanya
dilakukan secara steril. Sampel untuk pembiakan urin sebaiknya dilakukan
segera (kurang dari ½ jam sesudah sampel urin diambil). Bila waktu tidak
memungkinkan dapat disimpan dalam lemari es pada suhu 40C dan masih
dapat dilakukan pembiakan sebelum 48 jam. Waktu pengambilan sampel urin
Universitas Sumatera Utara
untuk pemeriksaan rutin yang terbaik adalah pagi hari sesudah bangun tidur,
sedang bila untuk biakan bisa diambil sewaktu asalkan sudah lebih dari 4 jam
urin terkumpul dalam kandung kemih.2
Hasil penelitian di New York, pengambilan sampel urin porsi tengah lebih
sedikit berpotensi terkontaminasi oleh bakteri. Cara terbaik dengan
membuang beberapa tetes urin (ml) pada awal pengambilan dari kateter.24
2.5. Pemeriksaan urin
Untuk penapisan pertama adanya infeksi saluran kemih atau untuk
mengetahui infeksi berulang dapat digunakan:2
1. Cara dip slide yaitu suatu objek gelas yang dilapisi media bakteri
diatasnya, direndam ke dalam pot yang berisi urin didalamnya dan
diinkubasi selama 24 jam.
2. Plastik dip stick test yaitu suatu batang plastik tipis yang pada
ujungnya terdapat reagent pads.
a. Untuk mengetahui adanya nitrit dalam urin. Bakteri Gram
negatif dalam urin di kandung kemih mengubah nitrat (yang
berasal dari makanan) menjadi nitrit. Nitrit yang paling baik
ditemukan bila urin dalam kandung kemih sudah tertahan
lebih dari 4 jam.
Universitas Sumatera Utara
b. Menghitung bakteri Gram negatif (bacterial count). Leukosit granulosit mengandung esterase yang merupakan
katalisator hydrolysis pyrrole amino acid ester yang
menghasilkan 3-hydroxy 5-phenyl pyrrole; pyrrole ini bereaksi
dengan garam diazonium, yang memberikan warna ungu pada
reagent pads.
3. Perhitungan jumlah bakteri dari sediaan langsung urin tanpa
sentrifugasi yang diwarnai dengan pewarnaan Gram dengan 1 tetes
urin diletakkan di atas gelas objek dan sesudah kering, diwarnai
dengan pewarnaan Gram, memberikan korelasi yang tinggi dengan
biakan urin. Bila ditemukan 1 bakteri Gram negatif/lapang pandang
dengan minyak emersi (oil immersion field = oif); maka 88% dari
padanya ditemukan hasil biakan kuman yang bermakna.20 Dengan
pemeriksaan mikroskopis pewarnaan Gram dan minyak imersi dari
sedimen urin yang disentrifugasi, bila ditemukan 1 bakteri Gram negatif
berarti sesuai dengan 95% spesifisitas bakteriuria bermakna.
Hasil penelitian di New York, pewarnaan Gram merupakan tes
karakteristik terbaik untuk awal diagnosis infeksi saluran kemih pada bayibayi
yang demam yang berusia kurang dari 60 hari.7
Tidak ada pemeriksaan urin yang cepat yang dapat mengidentifikasi semua
anak dengan infeksi saluran kemih tanpa pemeriksaan kultur urin. Deteksi
Universitas Sumatera Utara
bakteriuria secara mikroskopis dengan pewarnaan Gram merupakan cara
terbaik dan dapat dilakukan ditempat dengan cepatnya hasil diperoleh juga
merupakan acuan terbaik untuk memberikan pengobatan antibiotik.
Perhitungan jumlah sel darah putih urin dengan mikroskopis tidak lebih baik
dibanding dengan dipstick urin dan bisa diabaikan. Dipstick dikatakan positif
bila lekosit esterase dan nitrit positif.1
Kesimpulan dari penelitian di Rawalpindi, pewarnaan Gram merupakan
metode sederhana efektif untuk menegakkan diagnosis infeksi saluran kemih,
tidak bergantung kepada sentrifugal di laboratorium dan media kultur, praktis
dapat dilakukan pada laboratorium di daerah yang terbatas fasilitasnya.9
Penelitian metaanalisis oleh Gorelick dan Shaw menyimpulkan bahwa
adanya bakteri baik dilakukan pewarnaan Gram tanpa sentrifugal dan dipstick
urin atau kombinasi kedua metode guna mendeteksi infeksi saluran kemih
pada anak, sementara untuk menentukan piuria lebih baik dengan analisa
mikroskop (misalnya dengan sentrifugal).21
Universitas Sumatera Utara
: yang diamati dalam penelitian
Gambar 2.2 Kerangka konseptual
Universitas Sumatera Utara
Kultur urin Pewarnaan Gram
ISK
uroepitelPerlekatan kuman ke sel
Anatomi saluran kemih Jenis kelamin
Usia Faktor penjamu:
Usia Pendidikan
Sosioekonomi Status nutrisi
Faktor lingkungan:
Virulensi
Jenis kuman Faktor organisme: