chapter ii 2

30
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Produk minyak sawit di Indonesia meningkat dengan pesat pada tahun- tahun terakhir ini, sejalan dengan peningkatan luasnya areal perkebunan kelapa sawit tersebut. Kelapa sawit merupakan tanaman penghasil minyak, yang berperan penting dalam perekonomian dunia, baik sebagai bahan baku industri dalam negeri maupun diekspor. Pada saat ini tanaman kelapa sawit di Indonesia diusahakan oleh perkebunan pamerintah, swasta, dan perkebunan rakyat. Pada tahun 1921 di Sumatera Utara berdiri perkebunan kelapa sawit swasta asing PT. P.P.SIPEF. Perusahaan ini 100 % Penanaman Modal Asing (PMA) yang pemiliknya berkebangsaan Belgia. Pada tahun yang sama berdiri pula PT. P.P. ANGLO DUTCH AGENCY yang pemiliknya berkebangsaan Belanda. Setelah beberapa tahun berjalan yaitu pada tahun 1945, perusahaan ini menggabungkan diri menjadi PT. P.P. ANGLO DUTCH. Tahun 1964 terjadi pengambilalihan oleh pemerintah Republik Indonesia, maka hilanglah nama ”DUTCH” menjadi PT. P.P. ANGLO saja. Tanggal 11 April 1968 PT. EXPER SATU dikembalikan kepada pemiliknya yaitu PT. SIPEF. Dan tanggal 13 Mei 1968 PT. DWI KORA TIGA di kembalikan kepada pemiliknya yaitu PT. P.P. ANGLO, tetapi berubah nama menjadi PT. P.P. ANGLO SUMATERA. Saat itu perusahaan belum bergabung Universitas Sumatera Utara

Upload: rossi-w-tarigan

Post on 25-Jul-2015

181 views

Category:

Documents


15 download

TRANSCRIPT

Page 1: Chapter II 2

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Perusahaan

Produk minyak sawit di Indonesia meningkat dengan pesat pada tahun-

tahun terakhir ini, sejalan dengan peningkatan luasnya areal perkebunan kelapa

sawit tersebut. Kelapa sawit merupakan tanaman penghasil minyak, yang berperan

penting dalam perekonomian dunia, baik sebagai bahan baku industri dalam

negeri maupun diekspor. Pada saat ini tanaman kelapa sawit di Indonesia

diusahakan oleh perkebunan pamerintah, swasta, dan perkebunan rakyat.

Pada tahun 1921 di Sumatera Utara berdiri perkebunan kelapa sawit

swasta asing PT. P.P.SIPEF. Perusahaan ini 100 % Penanaman Modal Asing

(PMA) yang pemiliknya berkebangsaan Belgia. Pada tahun yang sama berdiri

pula PT. P.P. ANGLO DUTCH AGENCY yang pemiliknya berkebangsaan

Belanda. Setelah beberapa tahun berjalan yaitu pada tahun 1945, perusahaan ini

menggabungkan diri menjadi PT. P.P. ANGLO DUTCH.

Tahun 1964 terjadi pengambilalihan oleh pemerintah Republik Indonesia,

maka hilanglah nama ”DUTCH” menjadi PT. P.P. ANGLO saja.

Tanggal 11 April 1968 PT. EXPER SATU dikembalikan kepada

pemiliknya yaitu PT. SIPEF. Dan tanggal 13 Mei 1968 PT. DWI KORA TIGA di

kembalikan kepada pemiliknya yaitu PT. P.P. ANGLO, tetapi berubah nama

menjadi PT. P.P. ANGLO SUMATERA. Saat itu perusahaan belum bergabung

Universitas Sumatera Utara

Page 2: Chapter II 2

kembali. Setelah berjalan beberapa lama keduanya bergabung kembali dengan

nama PT. P.P. SIPEF ANGLO SUMATERA.

Tahun 1971 bulan Desember terjadi penggantian nama menjadi PT. P.P.

SIPEF MEDAN INDONESIA. Dan bulan Desember 1978 diganti menjadi PT.

TOLAN TIGA INDONESIA yang bergerak dibidang perkebunan dan tidak

pernah pindah lokasi dari jalan Let.jen S Parman No 217 Medan.

Di tingkat Sumatera Utara PT. TOLAN TIGA INDONESIA (PT. SIPEF)

berkedudukan sebagai ketua group, sedangkan pusatnya berada di Eropa.

Perusahaan ini mempunyai perkebunan dan pabrik yang terletak di Kabupaten

Labuhan Batu – Perlabian dengan nama PT. TOLAN TIGA INDONESIA Kebun

Perlabian.

Pada awal berdirinya perusahaan ini bertujuan untuk memakmurkan diri

sendiri dan mencapai keuntungan yang sebesar-besarnya tanpa memperhatikan

kesejahteraan para pekerja. Pada saat sekarang ini perusahaan mempunyai tujuan

yang disebut dengan “ TRI DARMA PERKEBUNAN”, yaitu :

- Menghasilkan devisa negara.

- Meningkatkan kesuburan tanah.

- Memberikan kesempatan padat karya.

2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha

PKS PT. TOLAN TIGA INDONESIA kebun Perlabian menghasilkan dua

jenis produk yaitu Minyak Sawit ”Crude Palm Oil” (CPO) dan Inti Sawit “Palm

Universitas Sumatera Utara

Page 3: Chapter II 2

Kernel”. Ampas berupa cangkang sebagai hasil sampingan pengolahan digunakan

sebagai bahan bakar boiler untuk menghasilkan uap.

Penjualan produk dilakukan oleh bagian pemasaran pada kantor pusat

(head office), pihak pabrik hanya melakukan proses pengolahan.

2.2.1. Lokasi Perusahaan

Lokasi pabrik pengolahan kalapa sawit PT. TOLAN TIGA INDONESIA

Kebun perlabian ini terletak di Desa Perlabian, Kecamatan Kampung Rakyat –

Kabupaten Labuhan Batu. Pabrik dekat dengan lahan perkebunan perusahaan itu

sendiri, dan memberikan keuntungan – keuntungan pada penduduk dan juga

lingkungan sekitarnya, antara lain dengan :

- Menyerap tenaga kerja

- Mendorong timbulnya aktivitas ekonomi disekitar wilayah tersebut.

2.2.2 Daerah Pemasaran

PT. TOLAN TIGA INDONESIA Kebun Perlabian hanya bertugas pada

pengolahan saja, tugas merencanakan kebijakan harga, kebijakan pasar, kebijakan

distribusi, kebijakan promosi, semua telah dilakukan oleh bagian pemasaran

kantor pusat (head office) PT. TOLAN TIGA INDONESIA (A Member Of The

SIPEF Group).

PT. TOLAN TIGA INDONESIA Kebun Perlabian hanya melaporkan

semua stok yang telah diproduksi dan yang akan diproduksi oleh PT. TOLAN

Universitas Sumatera Utara

Page 4: Chapter II 2

TIGA INDONESIA Kebun Perlabian, dan selanjutnya Kantor Pusat,

merencanakan pemasaran produk tersebut.

2.3. Struktur Organisasi dan Manajemen

2.3.1. Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi adalah bagan yang menggambarkan hubungan kerja

antara dua orang atau lebih pada tugas yang saling berkaitan untuk mencapai

suatu tujuan tertentu.

Bentuk organisasi pada PT. TOLAN TIGA INDONESIA adalah garis.

Hubungan garis adalah apabila pembagian tugas dilakukan dalam bidang atau area

pekerjaan, maka hubungan yang timbul adalah hubungan kerja lini atau garis.

Dalam hubungan garis, bawahan hanya mengenal seorang atasan. Bawahan

tersebut hanya menerima tugas, tanggung jawab, wewenang serta serta haknya

dari atasan saja. Dewasa ini sangat jarang dijumpai hubungan garis yang murni.

Dengan demikian diharapkan adanya kejelasan arah dan langkah untuk mencapai

tujuan yang telah direncanakan, sehingga masing-masing pekerja mengetahui

dengan jelas perintah dan tanggung jawab pekerjaannya.

Dengan demikian struktur organisasi dan uraian tugas yang telah

ditetapkan dapat menciptakan suasana kerja yang baik dan akan terhindar dari

suasana tumpang tindih dalam perintah dan tanggung jawab. Bentuk organisasi ini

dipengaruhi oleh badan usaha, jenis usaha, dan besarnya usaha serta sistem

produksi perusahaan tersebut. Struktur organisasi perusahaan dapat dilihat pada

Gambar 2.1. halaman berikut ;

Universitas Sumatera Utara

Page 5: Chapter II 2

Gambar 2.1. Struktur Organisasi PT. TOLAN TIGA INDONESIA

OFFICE

ASST

MAINTENANCE

ASST

QC

ASST

- SHIFT FOREMAN

- SHIFT FILTERS

- OPERATOR

- HELPERS

ASST SHIFT I

CLEANING

ASST

ASST SHIFT II

GENERAL WORKS/DAILY

- SECURITY - CLEANING

GANG - DRIVER

GARDENER

GENERAL WORKS/DAILY

- SECURITY - CLEANING

GANG - DRIVER

GARDENER

GENERAL WORKS/DAILY

- SECURITY - CLEANING

GANG - DRIVER

GARDENER

GENERAL WORKS/DAILY

- SECURITY - CLEANING

GANG - DRIVER

GARDENER - SHIFT FOREMAN

- SHIFT FILTERS

- OPERATOR

- HELPERS

- SHIFT FOREMAN

- SHIFT FILTERS

- OPERATOR

- HELPERS

ASST SHIFT III

MILL

MANAGER

Kebun Perlabian.

2.3.2. Pembagian Tugas & Tanggung Jawab

Untuk menggerakkan suatu organisasi dibutuhkan adanya personil yang

memegang jabatan tertentu, dimana masing-masing masing-masing personil

mempunyai tugas dan wewenang yang seimbang dan jelas. Tanggung jawab yang

diberikan harus seimbang dengan wewenang yang diterima. Tugas pokok dari tiap

bagian dapat dilihat pada Lampiran 1.

2.3.3. Jumlah Tenaga Kerja & Jam Kerja

Jumlah karyawan pada PKS Kebun Perlabian terdiri dari 220 karyawan

dengan pembagian sebagai berikut :

Universitas Sumatera Utara

Page 6: Chapter II 2

1. Karyawan Kantor 21 orang.

2. Karyawan shift I 38 orang

3. Karyawan shift II 39 orang

4. Karyawan shift III 38 orang

5. Karyawan Bengkel Induk 40 orang

6. Karyawan Bengkel Listrik 9 orang

Jam kerja pada PT. TOLAN TIGA INDONESIA Kebun Perlabian yang

beroperasi secara terus menerus (continious) selama 24 jam penuh (terbagi atas

shift I, II dan III) adalah :

1. Shift I : Pukul 22.30 - 06.30

2. Shift II : Pukul 06.30 – 14.30

3. Shift III : Pukul 14.30 – 22.30

Untuk menjaga keseimbangan kerja para pegawai, maka diadakan

pergantian shift kerja setiap 7 hari, yang dilakukan pada awal minggu.

2.3.4. Sistem Pengupahan & Fasilitas Lainnya

Sistem pengupahan di pabrik kelapa sawit PT, TOLAN TIGA

INDONESIA Kebun Perlabian mengikuti ketentuan upah minimum yang telah

ditetapkan pemerintah.

Pembayaran gaji/upah ditentukan menurut tingkat golongannya. Sistem

pembayaran gaji yang dilaksanakan oleh PT. TOLAN TIGA INDONESIA Kebun

Perlabian ini adalah sebagai berikut :

Universitas Sumatera Utara

Page 7: Chapter II 2

- Pembayaran pertama diberikan 20 % dari gaji bulanan pada pertengahan bulan

setiap tanggal 15, disebut dengan gajian kecil.

- Pembayaran kedua diberikan dari sisa gaji bulanan ditambah dengan upah

lembur/premi, disebut dengan gajian besar.

- Upah premi diberikan kepada tenaga kerja produktif langsung, apabila

karyawan tersebut bekerja melebihi jam dinas kerja yang ditetapkan oleh

perusahaan.

Jaminan sosial yang diberikan oleh PT. TOLAN TIGA INDONESIA Kebun

Perlabian untuk menunjang kesejahteraan karyawan adalah :

1. Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek)

Jaminan sosial tenaga kerja ini adalah suatu bentuk asuransi yang dibuat

oleh pemerintah untuk melindungi tenaga kerja.

2. Cuti Tahunan.

Cuti ini berguna untuk menghilangkan rasa jenuh dan kebosanan dalam

bekerja, maka diberikan cuti bagi karyawan selama 21 hari dalam setahun.

2.4. Proses Produksi

2.4.1. Bahan yang digunakan

1. Bahan Baku

Bahan baku yang diolah di PT. TOLAN TIGA INDONESIA kebun

Perlabian ini adalah kelapa sawit segar (TBS) sebagai bahan baku utamanya.

2. Bahan Penolong

Bahan Penolong adalah bahan yang digunakan untuk memperlancar proses

produksi. Bahan penolong yang digunakan di PT. TOLAN TIGA INDONESIA

kebun Perlabian adalah :

Universitas Sumatera Utara

Page 8: Chapter II 2

1. Bahan bakar dan minyak pelumas.

2. Tawas digunakan dalam menetralkan PH air untuk air pabrik.

3. Calcium sebagai pemisah antara inti dengan cangkang.

4. Steam sebagai pengering inti, pemisah lumpur dan minyak.

5. Air panas untuk memudahkan pemisahan dan pengaliran minyak.

3. Bahan Tambahan

Bahan tambahan adalah suatu bahan yang ditambahkan ke dalam produk

dimana keberadaannya tidak mengurangi nilai produk tersebut. Bahan tambahan

ini tidak ikut dalam proses produksi tetapi dipakai pada akhir produksi. Bahan-

bahan tambahan yang digunakan pada terbagi dua yaitu :

a. External Treatment

Bahan-bahan tambahan yang digunakan pada proses External Treatment

ini adalah :

Soda Ash : Untuk menaikkan pH air

Alumunium Sulphate : Untuk menjernihkan air

N-3276 : Untuk menaikkan pH air

b. Internal Treatment

Bahan-bahan tambahan yang digunakan pada proses Internal Treatment

ini adalah :

Nalco 2811 : Sebagai sulfit pencegah oksigen (O2) dalam air (H2O)

Nalco 3273 : Sebagai fosfat untuk polymer hardness.

Nalco 8507 : Sebagai fosfat untuk mencegah kerak di Boiler

Universitas Sumatera Utara

Page 9: Chapter II 2

Standard mutu produk yang dihasilkan oleh PT. TOLAN TIGA

INDONESIA Kebun Perlabian adalah sebagai berikut :

- CPO (Crude Palm Oil)

Free Fatty Acid : 3,5 %

Kadar air : 0,20 %

Kadar kotoran : 0,02 %

- Inti Sawit (Kernel)

Free Fatty Acid : 1 %

Kadar air : 10 %

Kadar kotoran : 10 %

2.4.2. Uraian Proses

1. Penimbangan

Weight bridge (jembatan timbang) adalah suatu neraca yang digunakan

untuk menimbang benda-benda bermassa besar. Pada pabrik PT. TOLAN TIGA

INDONESIA Kebun Perlabian terdapat 1 jembatan timbang dengan sistem digital

dengan merk mesin indikator GEC AVERY L205 yang mempunyai kapasitas 40

ton. Penimbangam dilakukan terhadap :

1. Buah masuk (TBS maupun brondolan)

2. CPO yang dikirim.

3. Kernel yang dikirim.

4. Abu boiler.

5. Solar.

Universitas Sumatera Utara

Page 10: Chapter II 2

6. Keperluan – keperluan pabrik lainnya.

Pada setiap penimbangan, data dari mobil pengangkut terutama berat

kendaraan dalam keadaan kosong disimpan dalam perangkat komputer. Batas

toleransi yang diijinkan apabila mobil yang sama ditimbang adalah 50 kg untuk

truck colt diesel dan 30 kg untuk mobil tangki dan truck besar.

2. Penimbunan Buah di Loading Ramp

Tahap pertama TBS dari lapangan masuk ke timbangan buah (bridge

weighting) untuk mengetahui beratnya. TBS dari lapangan diangkut oleh truck

dan wheel traktor, setelah ditimbang dituang ke penimbunan (loading ramp)

untuk disortir oleh petugas di loading ramp. Yang perlu disortir adalah keadaan

buah.

Loading ramp berfungsi sebagai :

- Tempat penimbunan/penampungan TBS pertama dari lapangan.

- Penyaringan segala kotoran yang terbawa bersama TBS melalui

lantai kompartement loading ramp berkisi-kisi.

- Pengisian TBS kedalam lorie buah.

PT. TOLAN TIGA Kebun Perlabian menghasilkan dua produk yaitu crude

palm oil (CPO) dan inti sawit (palm kernel). Untuk lebih jelasnya, pengolahan

kelapa sawit ini dapat diuraikan sebagai berkut :

1. Pengisian lorie

2. Perebusan buah

3. Pelepasan buah dari tandannya

4. Pemisahan minyak dari daging buah

Universitas Sumatera Utara

Page 11: Chapter II 2

5. Pemurnian minyak.

Operation Proces Chart pengolahan kelapa sawit di PT. TOLAN TIGA

INDONESIA Kebun Perlabian dapat dilihat pada Gambar 2.2. dibawah ini.

Gambar 2.2. Block Diagram Pengolahan Kelapa Sawit

PT. TOLAN TIGA INDONESIA Kebun Perlabian

Universitas Sumatera Utara

Page 12: Chapter II 2

3. Loading Ramp

a. Loading Ramp

Loading ramp adalah tempat penampungan TBS untuk diisikan kedalam lorie.

Loading ramp dirancang pada ketinggian tertentu agar mempermudah

pengisian buah ke lorie. Loading ramp pada pabrik ini terdiri dari 18 pintu

(cute), dimana kapasitas setiap pintu adalah 12 ton, sehingga total buah yang

dapat ditampung adalah 216 ton. Dan kapasitas lorie 2,5 ton/lorie.

b. Transfer carriage

Transfer carriage adalah alat transportasi lorie dari satu rel ke rel yang lain.

Setelah lorie diisi TBS, lorie didorong melewati gawang pembatas ketinggian

buah di lorie dan setelah itu menuju ke transfer carriage maksimal 3 lorie.

Lorie yang sudah ada di pabrik sebelum masuk ke ketel rebusan (sterilizer),

terlebih dahulu dipindahkan ke rel perebusan, pemindahan ini dilakukan dengan

bantuan transfer carriage.

4. Perebusan (Sterilizing Station)

Setelah transferring, kemudian lorie-lorie baru dimasukkan kedalam

rebusan. Perebusan ini menggunakan sistem triple peak, dimana waktu yang

dibutuhkan melakukan perebusan dihitung dari saat steam mulai masuk (peak I)

hingga tekanan steam kembali nol pada akhir peak III. Untuk lebih jelasnya hal ini

dapat dilihat pada Gambar 2.3. Triple peak diagram halaman berikut :

Universitas Sumatera Utara

Page 13: Chapter II 2

Gambar 2.3. Triple Peak Diagram

Keterangan :

Langkah-langkah yang harus dilakukan selama perebusan dengan tekanan uap 2.5

kg/cm2 – 3 kg/cm2 dan temperatur 1300C adalah sebagai berikut :

O – A : Masukkan steam dengan membuka kerangan induk steam inlet 25%

untuk pembuangan udara dingin selama 2 menit.

A – B : Masukkan steam sampai tekanan 1,5 kg/cm2 selama 8 menit dengan

membuka kerangan induk intlet 100%.

B – C : Peak I, buang tekanan uap atau steam selama 3 menit.

C – D : Buang uap steam 1,2 kg/cm2 sampai tekanan menjadi 0 kg/cm2 .

D – E : Masukkan uap selama 2 menit.

E – F : Masukkan uap sampai tekanan 2,5 kg/cm2, buka kerangan induk

100%, tutup kerangan spey.

F – G : Peak II, buang tekanan uap selama 5 menit.

G – H : Buang tekanan uap 2,2 kg/cm2 sampai 0 kg/cm2, buka kerangan spey dan

buang, lamanya lebih kurang 5 menit.

Universitas Sumatera Utara

Page 14: Chapter II 2

H – I : Masukkan tekanan uap atau steam selama 5 menit.

I – J : Masukkan uap sampai tekanan 3 kg/cm2 selama 5 menit.

J – K : Peak III, masukkan uap sampai tekanan uap 3 kg/cm2, buka kerangan

induk 100 %, tutup kerangan buang, pertahankan selama 45 menit.

K – L : Setelah 45 menit buang tekanan uap 3 kg/cm sampai 0 kg/cm2 (tutup

kerangan Induk dan buka kerangan spey dan buang).

Buah dalam lorie dapat ditarik keluar, jadi lamanya rebusan 90 menit.

Perebusan ini tujuannya adalah untuk :

- Mematikan, dan menonaktifkan enzim-enzim yang ada pada TBS,

kandungan asam lemak bebas dapat diperkecil.

- Mempermudah pelepasan berondolan dari janjangan.

- Menurunkan kadar air dari buah sawit.

- Melemakkan daging buah untuk mampermudah pengadukan dan

pemerasan.

- Melekangkan inti dari cangkang agar mempermudah pemecahan biji

pada cracker.

- Menguraikan zat-zat lendir secara hydrolisa.

Pabrik kelapa sawit kebun perlabian ini memiliki 5 unit sterilizer. 1 unit

sterilizer memiliki kapasitas 9 lorie. Kapasitas 1 lorie = 2,5 ton. Jadi 1 unit

sterilizer adalah 9 lorie x 2,5 ton = 22,5 ton. Apabila waktu buka tutup pintu

sterilizer diperhitungkan, maka kapasitas total rebusan :

)(int/)(

60)()(Re

menituptutupbukawaktumenitrebusanLama

menitxTonrebusanKapasitasxunitrebusanJumlahbusanKapasitas

Universitas Sumatera Utara

Page 15: Chapter II 2

5. Stasiun Penebahan (Thereshing Station)

Buah dalam lorie dikeluarkan dari rebusan menggunakan capstan atau

schoema loco atau ruston. Kemudian menggunakan hoisting crane yang dapat

bergerak sepanjang relnya, lorie tersebut diangkut dan dituangkan kedalam

thresher.

Tandan buah segar beserta berondolan yang sudah lepas dengan

sendirinya sedikit demi sedikit masuk kedalam bantingan (polishing drum).

Pemasukan buah ke dalam bantingan ini kecepatannya diatur oleh penggerak auto

feeder. Buah yang masuk dikontrol agar tidak terlalu banyak, agar pelepasan

berondolan dari tandannya dapat sempurna. Bantingan (polishing drum) berupa

cylinder dengan sela-sela (kisi-kisi) selebar 4 - 6 cm2 agar dapat dilewati oleh

berondolan. Pembantingan tandan berlangsung atas dasar putaran polishing drum

pada as-nya, tandan yang jatuh atau masuk ke dalamnya ikut berputar dan melekat

pada rusuk-rusuk drum. Setibanya tandan segar pada puncak lintasan, tandan buah

jatuh akibat gaya beratnya sehingga berondolan dapat lepas dari janjangan atau

tandannya.

Putaran yang terlalau cepat akan menyebabkan tidak tertebahnya buah

dengan sempurna. Jika terlalu lambat buah tidak bisa naik sehingga tetap berputar

dibawah. Tandan yang keluar dari drum jika masih banyak berondolannya disebut

buah balen (buah yang belum masak) dan tandan ini direbus kembali. Sebenarnya

masih ada lagi penyebab adanya buah balen ini yaitu seperti :

- TBS yang berstruktur tidak normal (buah sakit).

- TBS yang direbus kurang masak.

Universitas Sumatera Utara

Page 16: Chapter II 2

- Terlalu banyak buah dimasukkan kedalam bantingan (polishing drum).

Selanjutnya berondolan hasil tebahan dan yang lepas dengan sendirinya

jatuh kedalam fruits conveyor, selanjutnya masuk ke dalam fruits discributing

conveyor. Melalui fruits elevator dan fruits distributing diatas, berondolan

dimasukkan kedalam digester.

6. Pelumatan dan Pemerasan (Pressing Station)

a. Pengadukan/Pelumatan (Digesting)

Berondolan dari fruits elevator jatuh lagi ke fruits distributing digester dan

masuk ke digester. Oleh digester berondolan ini diaduk/dilumatkan Digester ini

merupakan ketel tegak berdinding rangkap, mempunyai as putar yang dilengkapi

dengan parang-parang pengaduk. Jumlah parang-parang ini ada lima dan masing-

masing dilengkapi dengan dua pisau. Letak pisau ini dibuat bersilang-silang,

antara satu dengan yang lain miring. Dengan putaran as, berondolan diaduk naik

turun sekaligus berondolan dilumatkan.

Pasa saat pengadukan secara langsung diinjeksikan uap ke dalam massa

adukan (temperatur berkisar antara 900 – 950C) dan secara tidak langsung melalui

dinding rangkap. Pemanasan dengan uap ini bertujuan memudahkan penguraian

minyak dari daging buah.

Tujuan pengadukan dan pelumatan ini yaitu :

- Agar daging buah lepas dari bijinya.

- Untuk memecah daging buah sehingga minyak terbebas dari daging

(sel-sel daging).

- Untuk memudahkan pengepakan dan pengepresan.

Universitas Sumatera Utara

Page 17: Chapter II 2

Maka untuk memperoleh tujuan diatas selama pengadukan perlu diperhatikan :

- Tidak ada berondolan yang tidak terlepas dari tandannya,

pengadukan harus homogen

- Adukan harus diusahakan dalam keadaan hampir penuh agar efisiensi

pemanasan tetap tinggi.

- Massa yang diaduk tidak boleh tinggi.

- Lamanya pengadukan sebelum masuk screw press 25 menit.

b. Pengempaan (Pressing)

Buah yang telah lumat dagingnya oleh adanya gaya centrifugal parang-

parang tertekan masuk kedalam cylinder press (screw press). Alat ini berfungsi

mengempa/mengepres serat-serat daging buah, biji, dan kotoran-kotoran cairan

minyak mentah (crude palm oil).

Akibat dari putaran tersebut terjadi pemerasan yang sangat kuat, sehingga

minyak dan air akan keluar melalui lobang-lobang cylinder press. Screw

digerakkan oleh hidrolic pump dengan tekanan 50 – 75 kg/cm2. Untuk

memudahkan keluarnya minyak selama pengempaan dimasukkan air panas pada

dinding luar cylinder press. Temperatur panas ini berkisar ± 85 – 900 C dengan

konsumsi air panas 700 liter untuk setiap unit screw press. Maka hasil akhir

pengepaan ini adalah :

- Massa cair minyak, air, dan kotoran yang akan diteruskan ke

clarification.

- Massa padat yaitu, fibre, nut, dan kotoran yang akan diteruskan ke

kernel recovery station.

Universitas Sumatera Utara

Page 18: Chapter II 2

7. Pemurnian Minyak (Clarification Station)

Pada stasiun ini ada beberapa tahap penjernihan/pemurnian minyak

diantaranya :

1. Pengendapan kotoran (Sand Trap)

2. Penyaringan minyak (Vibrating Screen)

3. Proses pengendapan (Crude Oil Tank ).

4. Pemisahan minyak dari bahan lain (Continious Setling Tank).

5. Pengendapan sludge dan solid (Sludge Tank.)

6. Pengolahan Sludge (Decanter).

7. Pengendapan terakhir (Oil Tank & Pure Oil Tank).

8. Pemurnian minyak (Oil Purifier).

9. Oil Heater & Vacum Drier.

10. Oil Storege Tank.

a. Pengendapan Kotoran (Sand Trap)

Minyak hasil pengepaan dialirkan ke sand trap. Sand trap ini merupakan

tangki cilinder kerucut yang pada sisi dalam dilengkapi dengan tangki cylinder

terbuka. Minyak mentah masuk pada sisi luar tangki cylinder dalam, minyak ini

akan berputar pada sisi luar itu bersamaan dengan kotoran yang berat jenisnya

lebih besar akan turun dan mengendap pada dasar kerucut, sementara minyak

akan terus masuk dari dasar tangki cylinder dalam, dimana minyak ini sudah tidak

terpengaruh oleh ombak minyak yang disebabkan aliran masuk minyak dari

saluran inlet. Apabila kotorannya terlalu banyak sehingga minyak ini tidak dapat

lagi masuk ke tangki cylinder dalam dari bawah, maka minyak akan over flow dari

Universitas Sumatera Utara

Page 19: Chapter II 2

atas ke cylinder dalam. Oleh karena itu sand trap ini harus di-spey pada setiap

shifnya.

b. Penyaringan Minyak (Vibrating Screen/Sweco Vibro Separator)

Fungsi dari alat ini yaitu untuk memeisahkan partikel-partikel besar yang

ada dalam crude oil yang dialirkan dari sand trap tank. Alat ini merupakan

saringan getar dua tingkat. Partikel-partikel yang tidak lolos dari saringan ini

berupa serat-serat yang berasal dari daging buah, sel-sel yang kecil dan lain-lain

yang berat jenisnya lebih ringan dari pada crude oil. Serat-serat ini dikembalikan

lagi ke digester untuk dipress di screw press karena serat buah yang tadi masih

mengandung minyak. Minyak kasar (crude oil) hasil saringannya ditampung pada

bak pengendapan yaitu crude oil tank.

c. Proses Pengendapan (Crude Oil Tank)

Crude oil tank berfungsi mengendapkan bahan lain yang bukan minyak

yang berat jenisnya lebih besar dari pada berat jenis minyak. Volume crude oil

tank lebih besar dibandingkan dengan sand trap tank dan bentuknya kotak yang

diberi sekat-sekat memberikan kesempatan yang lebih lama bagi bahan lain yang

bukan minyak untuk mengendap. Untuk mempermudah pemisahan pada crude oil

tank diinjeksikan uap ke dalam tangki dengan suhu minyak dalam tangki ini

berkisar 900C. Karena minyak ini memiliki berat jenis terkecil, maka pada crude

oil tank lapisan minyak berada pada posisi tertinggi. Minyak yang terdapat pada

lapisan teratas ini selanjutnya dipompakan melalui sebuah pipa menuju continious

settling tank.

Universitas Sumatera Utara

Page 20: Chapter II 2

d. Pemisahan Minyak dari Bahan Lain (Continious Settling Tank)

Minyak yang terdapat pada crude oil tank ini dipompakan ke continious

settling tank (CST). CST ini adalah silinder penampang dengan ukuran yang besar

dan sangat tinggi. Pada tangki ini suhu minyak dipertahankan 900C dengan cara

memanaskan minyak melalui pipa coil pemanas. Tujuannya yaitu untuk

mempercepat pemisahan minyak dengan bahan lain bukan minyak. Masa tunggu

cair didalam CST adalah cukup lama, sehingga partikel-partikel halus yang tidak

sempat mengendap di crude oil tank akan mengendap disini.

Cairan yang terdapat pada CST membentuk tiga lapisan yang menurut

berat jenis masing-masing yakni minyak (pada lapisan teratas), sludge dan solid.

Cairan pada bagian bawah diputar dengan sebuah electromotor dengan kecepatan

kira-kira 10 rpm. Minyak yang berada pada lapisan atas dikumpulkan pada

schimmer dan selanjutnya mengalir ke clean oil tank sedangkan sludge dan solid

pada dasar silinder dialirkan menuju sludge tank. Sama seperti penampung yang

lain, CST dilengkapi dengan kutub blow down pada bagian bawah tangki yang

berguna untuk membuang solid yang mengendap didasar tangki.

e. Pengendapan Sludge/Solid (Sludge Tank)

Sludge dan solid yang mengendap pada CST dialirkan ke sludge tank (ST).

Pada sludge tank cairan dipanasi kembali dengan injeksi uap secara langsung.

Suhu cairan pada ST dipertahankan 1000C guna mempersiapkan cairan agar lebih

mudah proses pemisahannya pada decanter.

Universitas Sumatera Utara

Page 21: Chapter II 2

f. Pengolahan Sludge (Decanter)

Sludge yang berasal dari sludge tank diolah oleh decanter menjadi tiga

bagian yakniminyak air dan solid. Berdasarkan gaya sentrifugal pada decanter

maka dihasilkan 3 phasa yaitu :

1. Oil = Dengan menggunakan pompa dikembalikan ke continious settling

tank untuk diolah kembali.

2. Draft = Massa air yang masih mengandung sedikit minyak di pompa ke

recovery oil tank.

3. Solid = Massa padat berupa kotoran, tanah dan pasir melalui solid

conveyor, solid elevator dimasukkan ke solid bunker. Dengan

menggunakan wheeltractor dan dibuang kelapangan dan berguna sebagai

pupuk.

Minyak yang dihasilkan dialirkan ke tangki pengumpul minyak (oil

collection tank). Karena minyak ini masih mengandung bahan campuran seperti air dan

sludge, maka tidak dapat dialirkan langsung ke oil collection tank, minyak dikembalikan

ke CST dan seterusnya.

Solid yang dihasilkan dikumpulkan pada solid bunker melalui screw

conveyor dan solid elevator untuk mempermudah proses pengangkutan ketempat

pembuangan limbah. Sementara air yang dihasilkan disalurkan ke parit limbah

untuk dipompakan recovery tank. Bila pada decanter terdapat disk yang stelannya

terlalu tinggi dapat menyebabkan banyak minyak terkandung dalam solid

sehingga oil losses menjadi tinggi. Sedangkan jika sebaliknya, kadar minyak

dalam solid rendah akan tetapi waktu pengolahan semakin lama. Hal-hal lain yang

Universitas Sumatera Utara

Page 22: Chapter II 2

perlu diperhatikan dalam pengoprasian decanter adalah jadwal pemberian oli dan

baban electromotor. Jadual pemberian oli adalah setiap dua jam sekali dan hanya

pada saat mesin dalam keadaan beroperasi. Tidak diperbolehkan apabila oli

diberikan saat mesin dalam keadaan berhenti.Beban electromotor harus juga

dipantau, jangan sampai eletromotor mengalami beban melebihi yang diizinkan.

g. Pengendapan terakhir (Oil Tank & Pure Oil Tank)

Oil Tank atau Clean Oil Tank berguna sebagai tempat penampungan

minyak yang dihasilkan pada CST. Oil Tank merupakan tangki pengendapan

terakhir bagi bahan lain bukan minyak yang masih terkandung dalam minyak.

Tangki ini dilengkapi dengan katub blow down yang dibuka setiap dua jam untuk

membuang sludge yang mengendap didasar tangki. Sludge yang dihasilkan

dikumpulkan pada Pure Oil Tank.

h. Pemurnian Minyak (Oil Purifier)

Crude Oil didalam pure oil tank setelah mengalami pemanasan dialirkan

ke alat pemurni crude oil yaitu oil purifier. Sebelum memenuhi persyaratan untuk

disimpan pada storage tank. Berhubung masih mengandung bahan lain bukan

minyak (sludge dan solid) yang relatif tinggi. Bahan lain ini tidak dapat

diendapkan pada tangki-tangki paengendapan yang dilaluinya. Untuk dapat

memisahkan minyak dari bahan lain yang tidak dapat diendapkan digunakan oil

purifier. Prinsip sederhana dari oil purifier dalam pemisahan minyak dari fraksi

lain adalah dengan memutar cairan dengan kecepatan tinggi.

Bagian dari oil purifier yang memutar cairan yang terkumpul didalamnya

disebut bowl berputar sama dengan akibat gaya sentrifugal (gaya mengarah keluar

Universitas Sumatera Utara

Page 23: Chapter II 2

pusat putaran) dan gaya sentripetal (gaya menuju sumbu rotasi ). Cairan yang

berputar membentuk 3 lapisan, urutan lapisan fraksi dari dalam keluar adalah

minyak, sludge dan solid. Jadi solid yang memiliki berat jenis terbesar akan

berada disekeliling dinding bowl dan akan dikeluarkan melalui over flow yang

terletak disebelah luar. Sedangkan minyak yang berputar dan berada dibagian

tengah bowl akan dikeluarkan melalui over flow didekat sumbu rotasi.

Proses pengeluaran minyak melaui sumbu rotasi mempunyai prinsip yang

sama dengan pompa sentripetal. Pompa sentripetal tidak berputar melainkan diam

dan tenggelam dalam cairan yang berputar bersama-sama dengan bowl. Hasilnya

cairan yang berdekatan dengan sumbu rotasi memiliki tekanan yang tinggi

sehingga naik dan keluar melalui over flow pada sumbu rotasi.

Lubang-lubang sebagai saluran pembuangan soliod dan sludge tersebut

dibuka dan ditutup oleh sebuah sliding piston yang dapat bergerak secara hidrolik

keatas dan kebawah yang diatur menurut waktu.

i. Pemurnian Minyak Terhadap Air (Oil Heater dan Vacum Drier)

Minyak yang keluar dari oil purifier masih mengandung banyak air dan

belum layak disimpan pada tangki penimbunan. Untuk memisahkan air yang

terkandung dalam minyak, maka minyak dipanaskan yang berguna untuk

menguapkan air. Tempat pemanasan minyak tersebut disebut oil heater diperoleh

dari coil steam yang terdapat didalamnya. Setelah minyak menjadi panas dan air

menguap maka vacum drier uap tersebut dihisap melalui sebuah pompa vacum.

Oil heater dan vacuum drier pada PERLABIAN OIL MILL masing – masing 2

unit.

Universitas Sumatera Utara

Page 24: Chapter II 2

j. Oil Storage Tank

Minyak yang kandungan airnya telah hilang pada vacum drier menuju

tangki timbun, ke dalam tangki dimasukkan steam dengan sistem tertutup. Pada

bagian atas tangki dibuat lubang untuk penguapan air akibat pemanasan minyak

dalam tangki. Pada PERLABIAN OIL MILL terdapat 3 tangki berbentuk silinder

vertikal dengan kapasitas 500 ton, 700 ton, dan 3000 ton.

8. Pengolahan Kernel

a. Pengolahan Ampas/Biji (Kernel Recovery Station)

Distasiun ini proses yang dilakukan ada beberapa tahap, antara lain :

1. Pemisahan biji/nut dari sabut /fiber (Depericarping).

2. Pemecahan biji/nut (cra ker).

3. Pemisahan kernel dari cracked mixture

4. Pengeringan inti/kernel.

5. Penimbunan atau penyimpanan Kernel.

b. Konveyor Pemecah Ampas/ Cake Breaker Conveyor (CBC)

CBC berguna untuk memecah gumpalan-gumpalan ampas yang keluar dari

screw press. Disamping itu juga CBC berguna untuk mengurangi kadar air yang

terdapat dalam ampas agar memiliki persyaratan bagi bahan bakar boiler. Bentuk

konveyor CBC berupa baling-baling dengan kemiringan tertentu, disamping

berperan memecah gumpalan juga sebagai transportasi ampas menuju

depericaper. Ampas yang keluar dari screw press jatuh dan masuk ke cake

breaker conveyor .

Universitas Sumatera Utara

Page 25: Chapter II 2

Ampas yang berupa serabut, biji dan lain-lain dicabik-cabik/dipecah-pecah

dan dipanasi dengan uap yang berada pada dinding rangka talang cake breaker

conveyor, tujuannya agar ampas lebih kering, lebih ringan dan terpisah-pisah

sahingga lebih mudah pemisahannya di depericaper.

9. Depericarper

Ampas yang dipecah CBC masuk kedepericarper, depericarper adalah

alat pemisah noten dengan serat dan campuran lain yang tergolong fraksi ringan.

Depericarper ini merupakan polishing drum/tromol yang berputar pada

porosnya, didalamnya ada pengikis, sudut-sudut penyangga sekaligus transporter

biji keluar tromol kemudian blower penghisap. Depericarper inilah yang berfungsi

sebagai pemisah biji dari ampas atau fibre. Alat penghisap digunakan blower

berkapasitas tinggi yang digerakkan oleh elektromotor.

Tekanan hisap diatur sedemikian rupa agar serat dan bahan ringan lainnya

terangkat, sementara noten jatuh kebawah menuju polishing drum. Ampas/sisa

masuk ke depericarper, sebelum jatuh ke tromolnya fibre yang beratnya lebih

ringan daripada biji dan lain-lain akan terhisap oleh blower. Melalui sparating

column terus masuk ke fibre cyclone.

Sementara biji (nut) yang karena beratnya sendiri tidak terhisap dan jatuh

lalu masuk ke tromol depericarper. Fibre yang masuk ke cyclone dengan

perputaran air lock fibre masuk ke fibre conveyor dan terus ke fibre storage,

kemudian menjadi bahan bakar boiler. Biji (nut) didalam tromol terbanting-

banting karena perputaran tromol. Serat-serat yang melekat pada biji akan

Universitas Sumatera Utara

Page 26: Chapter II 2

terkikis, serat-serat ini akan diambil oleh operator, sedang biji terlempar keluar

lalu masuk ke nut elevator dan masuk ke nut silo.

10. Nut Silo

Nut silo adalah tempat wadah penampungan sementara bagi noten yang

diangkut oleh polishing drum. Untuk pabrik kelapa sawit yang baru, pengeringan

nut tidaklah popular lagi karena nut bias langsung di bawa ke ripple mill dengan

cracking efisiensi 94-97 %. Hal ini dimaklumi setelah adanya triple peak yang

dilaksanakan pada sterilizer.

11. Pemecah biji

Untuk biji yang tidak kering (mentah), biji dipecah menggunakan ripple

mill. Prinsip kerjanya adalah mengupas kernel dari kulitnya yaitu shell, rotor yang

berupa sangkar terbuat dari besi baja bulat berputar dengan kecepatan 960-1250

rpm yang digerakkan oleh elektromotor. Biji yang masuk kedalam celah-celah

sangkar ripple mill ini dipulas dan bersinggungan dengan dinding ripple mill, biji

akan pecah dan inti akan terlepas dari cangkangnya/sheel. Biji pecah (sheel, inti

dan nut) diteruskan ke alat pemisah inti dari sel dan nut utuh. Tetapi sebelumnya

menggunakan kernel pneumatic separator, semua biji pecah (kernel mixt)

dibersihkan. Semua partikel yang ringan/beratnya dibawah kemampuan hisapan

kernel pneumatic separator akan terbawa ke dust cyclone. Sedang kernel, sheel

dan nut yang lebih berat akan jatuh dan masuk ke claybath separator dan sorting

drum

Universitas Sumatera Utara

Page 27: Chapter II 2

Cracking effisiensi yang diperoleh pada jam kerja 0 – 1500 jam adalah 94

– 97 % dengan persentase broken kernel ± 8 %. Sesudah operasi diatas 1500 jam,

biasanya stator mengalami keausan sehingga perlu di rebuilt kembali dengan

menggunakan kawat las keras khusus yang tahan gesekan.

12. Pemisah Inti Dari Sheel Dan Nut Utuh

A. Pemisahan Sistem Kombinasi

Pada pemisahan awal, cracked mixture dipisahkan secara pneumatic pada

LTDS dimana sheel tenera yang halus dapat dibuang. LTDS yang digunakan

biasanya single atau double. Menurut hasil di lapangan biasanya ± 80 % dari sheel

dapat dipisahkan dan sisanya 20 % dipisahkan secara basah melalui claybath

ataupun hydrocyclone.

Tujuan dan prinsip kerja dari Double Stage LTDS adalah :

1. LTDS tingkat pertama berfungsi membuang partikel-partikel halus seperti

debu, fibre, cangkang halus, melalui cyclone, menjatuhkan nut yang tidak

pecah untuk di recycle kembali serta menghantarkan cangkang dan kernel

ke LTDS 2.

2. LTDS tingkat kedua berfungsi membuang sisa-sisa cangkang halus

maupun sedang melalui cyclone, menjatuhkan kernel untuk selanjutnya

dihantar langsung ke dryer (pemisah kering) serta menghantar campuran

cangkang dan kernel untuk pemisahan selanjutnya di claybath atau

hydrocyclone (pemisah basah).

Universitas Sumatera Utara

Page 28: Chapter II 2

B. Claybath Separator

Inti, sheel dan nut/biji utuh dari cracker station masuk ke bak lumpur

(claybath separator). Pemisah inti, sheel dan nut pada alat ini didasarkan pada

adanya perbedaan berat jenis inti, sheel dan nut terhadap larutan lumpur dan

kalsium. Claybath separator adalah bak lumpur yang didalamnya terdapat

conveyor, sendok pemungut inti, sendok pemungut sheel dan nut serta saringan

getar.

Bak lumpur diisi larutan lumpur dan kalsium dengan konsentrasi tertentu

dimana konsentrasi lumpur dan kalsium ini tidak boleh terlalu kental karena nut

akan terapung bersama inti dan tidak boleh terlalu encer karena inti tenggelam

bersama sheel dan nut atau BD lumpur dibuat diantara BD inti dan sheel.

Bila konsentrasi tepat, inti akan terapung dalam larutan Lumpur dan sheel

dan nut berada dibawah atau tenggelam. Melalui perputaran sendok pemungut inti

yang digerakkan oleh electromotor secara kontinu, inti dipungut lalu di tuang ke

saringan getar yang juga digerakkan oleh electromotor dengan putaran tinggi.

Inti yang berada di saringan getar disirami air terus menerus hingga bersih.

Kemudian melalui kernel elevator dan kernel conveyor, inti dimasukkan kedalam

kernel silo drier.

13. Pengeringan Inti (Kernel Silo Drier)

Didalam kernel silo drier, inti dikeringkan dengan jalan pemanasan oleh

uap (steam). Tujuannya agar kadar air turun sehingga asam lemak bebas tidak

cepat mengikat, serta tidak terlalu cepat berlangsung pertumbuhan jamur pada

Universitas Sumatera Utara

Page 29: Chapter II 2

waktu penyimpanan di gudang. Karena kernel yang masuk ke dalam kernel silo

keadaanya berbeda-beda dan kernel silo dibuat ber-ruang-ruang, maka suhu

temperatur didalam silo ini juga dibuat berbeda-beda sehingga pemanasan tetap

merata. Apabila uap yang digunakan untuk pemanasan jenis basah, maka suhu

dalam ruang-ruang silo ini dibuat :

- Ruang sebelah atas bertemperatur 700C

- Ruang tengah bertemperatur 800C

- Ruang sebelah bawah bertemperatur 600C

- Lama pengeringan ±10-12 jam

Saat pemanasan, blower silo kernel harus hidup agar hawa panas merata

pada setiap ruang dan mencegah kebakaran. Inti sawit/kernel yang telah benar-

benar kering dikeluarkan dari kernel silo melalui kernel pneumatic separator.

Semua partikel-partikel halus/ringan (beratnya dibawah kemampuan

hisapan blower kernel pneumatic separator) akan terbuang/terhisap ke dust

cyclone.

2.4.3. Mesin Dan Peralatan

Dalam proses produksinya, pabrik kelapa sawit PT. TOLAN TIGA

INDONESIA Kebun Perlabian ini menggunakan mesin-mesin dan juga peralatan-

peralatan produksi yang sangat berperan dalam menghasilkan produknya. Mesin-

mesin, peralatan, utilitas, safety & fire protection, dan waste treatment yang

dibutuhkan dalam kegiatan produksi beserta dengan spesifikasinya dapat dilihat

pada Lampiran 2.

Universitas Sumatera Utara

Page 30: Chapter II 2

II - 30

Universitas Sumatera Utara