chapter ii 2
TRANSCRIPT
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1. Sejarah Perusahaan
Produk minyak sawit di Indonesia meningkat dengan pesat pada tahun-
tahun terakhir ini, sejalan dengan peningkatan luasnya areal perkebunan kelapa
sawit tersebut. Kelapa sawit merupakan tanaman penghasil minyak, yang berperan
penting dalam perekonomian dunia, baik sebagai bahan baku industri dalam
negeri maupun diekspor. Pada saat ini tanaman kelapa sawit di Indonesia
diusahakan oleh perkebunan pamerintah, swasta, dan perkebunan rakyat.
Pada tahun 1921 di Sumatera Utara berdiri perkebunan kelapa sawit
swasta asing PT. P.P.SIPEF. Perusahaan ini 100 % Penanaman Modal Asing
(PMA) yang pemiliknya berkebangsaan Belgia. Pada tahun yang sama berdiri
pula PT. P.P. ANGLO DUTCH AGENCY yang pemiliknya berkebangsaan
Belanda. Setelah beberapa tahun berjalan yaitu pada tahun 1945, perusahaan ini
menggabungkan diri menjadi PT. P.P. ANGLO DUTCH.
Tahun 1964 terjadi pengambilalihan oleh pemerintah Republik Indonesia,
maka hilanglah nama ”DUTCH” menjadi PT. P.P. ANGLO saja.
Tanggal 11 April 1968 PT. EXPER SATU dikembalikan kepada
pemiliknya yaitu PT. SIPEF. Dan tanggal 13 Mei 1968 PT. DWI KORA TIGA di
kembalikan kepada pemiliknya yaitu PT. P.P. ANGLO, tetapi berubah nama
menjadi PT. P.P. ANGLO SUMATERA. Saat itu perusahaan belum bergabung
Universitas Sumatera Utara
kembali. Setelah berjalan beberapa lama keduanya bergabung kembali dengan
nama PT. P.P. SIPEF ANGLO SUMATERA.
Tahun 1971 bulan Desember terjadi penggantian nama menjadi PT. P.P.
SIPEF MEDAN INDONESIA. Dan bulan Desember 1978 diganti menjadi PT.
TOLAN TIGA INDONESIA yang bergerak dibidang perkebunan dan tidak
pernah pindah lokasi dari jalan Let.jen S Parman No 217 Medan.
Di tingkat Sumatera Utara PT. TOLAN TIGA INDONESIA (PT. SIPEF)
berkedudukan sebagai ketua group, sedangkan pusatnya berada di Eropa.
Perusahaan ini mempunyai perkebunan dan pabrik yang terletak di Kabupaten
Labuhan Batu – Perlabian dengan nama PT. TOLAN TIGA INDONESIA Kebun
Perlabian.
Pada awal berdirinya perusahaan ini bertujuan untuk memakmurkan diri
sendiri dan mencapai keuntungan yang sebesar-besarnya tanpa memperhatikan
kesejahteraan para pekerja. Pada saat sekarang ini perusahaan mempunyai tujuan
yang disebut dengan “ TRI DARMA PERKEBUNAN”, yaitu :
- Menghasilkan devisa negara.
- Meningkatkan kesuburan tanah.
- Memberikan kesempatan padat karya.
2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha
PKS PT. TOLAN TIGA INDONESIA kebun Perlabian menghasilkan dua
jenis produk yaitu Minyak Sawit ”Crude Palm Oil” (CPO) dan Inti Sawit “Palm
Universitas Sumatera Utara
Kernel”. Ampas berupa cangkang sebagai hasil sampingan pengolahan digunakan
sebagai bahan bakar boiler untuk menghasilkan uap.
Penjualan produk dilakukan oleh bagian pemasaran pada kantor pusat
(head office), pihak pabrik hanya melakukan proses pengolahan.
2.2.1. Lokasi Perusahaan
Lokasi pabrik pengolahan kalapa sawit PT. TOLAN TIGA INDONESIA
Kebun perlabian ini terletak di Desa Perlabian, Kecamatan Kampung Rakyat –
Kabupaten Labuhan Batu. Pabrik dekat dengan lahan perkebunan perusahaan itu
sendiri, dan memberikan keuntungan – keuntungan pada penduduk dan juga
lingkungan sekitarnya, antara lain dengan :
- Menyerap tenaga kerja
- Mendorong timbulnya aktivitas ekonomi disekitar wilayah tersebut.
2.2.2 Daerah Pemasaran
PT. TOLAN TIGA INDONESIA Kebun Perlabian hanya bertugas pada
pengolahan saja, tugas merencanakan kebijakan harga, kebijakan pasar, kebijakan
distribusi, kebijakan promosi, semua telah dilakukan oleh bagian pemasaran
kantor pusat (head office) PT. TOLAN TIGA INDONESIA (A Member Of The
SIPEF Group).
PT. TOLAN TIGA INDONESIA Kebun Perlabian hanya melaporkan
semua stok yang telah diproduksi dan yang akan diproduksi oleh PT. TOLAN
Universitas Sumatera Utara
TIGA INDONESIA Kebun Perlabian, dan selanjutnya Kantor Pusat,
merencanakan pemasaran produk tersebut.
2.3. Struktur Organisasi dan Manajemen
2.3.1. Struktur Organisasi Perusahaan
Struktur organisasi adalah bagan yang menggambarkan hubungan kerja
antara dua orang atau lebih pada tugas yang saling berkaitan untuk mencapai
suatu tujuan tertentu.
Bentuk organisasi pada PT. TOLAN TIGA INDONESIA adalah garis.
Hubungan garis adalah apabila pembagian tugas dilakukan dalam bidang atau area
pekerjaan, maka hubungan yang timbul adalah hubungan kerja lini atau garis.
Dalam hubungan garis, bawahan hanya mengenal seorang atasan. Bawahan
tersebut hanya menerima tugas, tanggung jawab, wewenang serta serta haknya
dari atasan saja. Dewasa ini sangat jarang dijumpai hubungan garis yang murni.
Dengan demikian diharapkan adanya kejelasan arah dan langkah untuk mencapai
tujuan yang telah direncanakan, sehingga masing-masing pekerja mengetahui
dengan jelas perintah dan tanggung jawab pekerjaannya.
Dengan demikian struktur organisasi dan uraian tugas yang telah
ditetapkan dapat menciptakan suasana kerja yang baik dan akan terhindar dari
suasana tumpang tindih dalam perintah dan tanggung jawab. Bentuk organisasi ini
dipengaruhi oleh badan usaha, jenis usaha, dan besarnya usaha serta sistem
produksi perusahaan tersebut. Struktur organisasi perusahaan dapat dilihat pada
Gambar 2.1. halaman berikut ;
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.1. Struktur Organisasi PT. TOLAN TIGA INDONESIA
OFFICE
ASST
MAINTENANCE
ASST
QC
ASST
- SHIFT FOREMAN
- SHIFT FILTERS
- OPERATOR
- HELPERS
ASST SHIFT I
CLEANING
ASST
ASST SHIFT II
GENERAL WORKS/DAILY
- SECURITY - CLEANING
GANG - DRIVER
GARDENER
GENERAL WORKS/DAILY
- SECURITY - CLEANING
GANG - DRIVER
GARDENER
GENERAL WORKS/DAILY
- SECURITY - CLEANING
GANG - DRIVER
GARDENER
GENERAL WORKS/DAILY
- SECURITY - CLEANING
GANG - DRIVER
GARDENER - SHIFT FOREMAN
- SHIFT FILTERS
- OPERATOR
- HELPERS
- SHIFT FOREMAN
- SHIFT FILTERS
- OPERATOR
- HELPERS
ASST SHIFT III
MILL
MANAGER
Kebun Perlabian.
2.3.2. Pembagian Tugas & Tanggung Jawab
Untuk menggerakkan suatu organisasi dibutuhkan adanya personil yang
memegang jabatan tertentu, dimana masing-masing masing-masing personil
mempunyai tugas dan wewenang yang seimbang dan jelas. Tanggung jawab yang
diberikan harus seimbang dengan wewenang yang diterima. Tugas pokok dari tiap
bagian dapat dilihat pada Lampiran 1.
2.3.3. Jumlah Tenaga Kerja & Jam Kerja
Jumlah karyawan pada PKS Kebun Perlabian terdiri dari 220 karyawan
dengan pembagian sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
1. Karyawan Kantor 21 orang.
2. Karyawan shift I 38 orang
3. Karyawan shift II 39 orang
4. Karyawan shift III 38 orang
5. Karyawan Bengkel Induk 40 orang
6. Karyawan Bengkel Listrik 9 orang
Jam kerja pada PT. TOLAN TIGA INDONESIA Kebun Perlabian yang
beroperasi secara terus menerus (continious) selama 24 jam penuh (terbagi atas
shift I, II dan III) adalah :
1. Shift I : Pukul 22.30 - 06.30
2. Shift II : Pukul 06.30 – 14.30
3. Shift III : Pukul 14.30 – 22.30
Untuk menjaga keseimbangan kerja para pegawai, maka diadakan
pergantian shift kerja setiap 7 hari, yang dilakukan pada awal minggu.
2.3.4. Sistem Pengupahan & Fasilitas Lainnya
Sistem pengupahan di pabrik kelapa sawit PT, TOLAN TIGA
INDONESIA Kebun Perlabian mengikuti ketentuan upah minimum yang telah
ditetapkan pemerintah.
Pembayaran gaji/upah ditentukan menurut tingkat golongannya. Sistem
pembayaran gaji yang dilaksanakan oleh PT. TOLAN TIGA INDONESIA Kebun
Perlabian ini adalah sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
- Pembayaran pertama diberikan 20 % dari gaji bulanan pada pertengahan bulan
setiap tanggal 15, disebut dengan gajian kecil.
- Pembayaran kedua diberikan dari sisa gaji bulanan ditambah dengan upah
lembur/premi, disebut dengan gajian besar.
- Upah premi diberikan kepada tenaga kerja produktif langsung, apabila
karyawan tersebut bekerja melebihi jam dinas kerja yang ditetapkan oleh
perusahaan.
Jaminan sosial yang diberikan oleh PT. TOLAN TIGA INDONESIA Kebun
Perlabian untuk menunjang kesejahteraan karyawan adalah :
1. Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek)
Jaminan sosial tenaga kerja ini adalah suatu bentuk asuransi yang dibuat
oleh pemerintah untuk melindungi tenaga kerja.
2. Cuti Tahunan.
Cuti ini berguna untuk menghilangkan rasa jenuh dan kebosanan dalam
bekerja, maka diberikan cuti bagi karyawan selama 21 hari dalam setahun.
2.4. Proses Produksi
2.4.1. Bahan yang digunakan
1. Bahan Baku
Bahan baku yang diolah di PT. TOLAN TIGA INDONESIA kebun
Perlabian ini adalah kelapa sawit segar (TBS) sebagai bahan baku utamanya.
2. Bahan Penolong
Bahan Penolong adalah bahan yang digunakan untuk memperlancar proses
produksi. Bahan penolong yang digunakan di PT. TOLAN TIGA INDONESIA
kebun Perlabian adalah :
Universitas Sumatera Utara
1. Bahan bakar dan minyak pelumas.
2. Tawas digunakan dalam menetralkan PH air untuk air pabrik.
3. Calcium sebagai pemisah antara inti dengan cangkang.
4. Steam sebagai pengering inti, pemisah lumpur dan minyak.
5. Air panas untuk memudahkan pemisahan dan pengaliran minyak.
3. Bahan Tambahan
Bahan tambahan adalah suatu bahan yang ditambahkan ke dalam produk
dimana keberadaannya tidak mengurangi nilai produk tersebut. Bahan tambahan
ini tidak ikut dalam proses produksi tetapi dipakai pada akhir produksi. Bahan-
bahan tambahan yang digunakan pada terbagi dua yaitu :
a. External Treatment
Bahan-bahan tambahan yang digunakan pada proses External Treatment
ini adalah :
Soda Ash : Untuk menaikkan pH air
Alumunium Sulphate : Untuk menjernihkan air
N-3276 : Untuk menaikkan pH air
b. Internal Treatment
Bahan-bahan tambahan yang digunakan pada proses Internal Treatment
ini adalah :
Nalco 2811 : Sebagai sulfit pencegah oksigen (O2) dalam air (H2O)
Nalco 3273 : Sebagai fosfat untuk polymer hardness.
Nalco 8507 : Sebagai fosfat untuk mencegah kerak di Boiler
Universitas Sumatera Utara
Standard mutu produk yang dihasilkan oleh PT. TOLAN TIGA
INDONESIA Kebun Perlabian adalah sebagai berikut :
- CPO (Crude Palm Oil)
Free Fatty Acid : 3,5 %
Kadar air : 0,20 %
Kadar kotoran : 0,02 %
- Inti Sawit (Kernel)
Free Fatty Acid : 1 %
Kadar air : 10 %
Kadar kotoran : 10 %
2.4.2. Uraian Proses
1. Penimbangan
Weight bridge (jembatan timbang) adalah suatu neraca yang digunakan
untuk menimbang benda-benda bermassa besar. Pada pabrik PT. TOLAN TIGA
INDONESIA Kebun Perlabian terdapat 1 jembatan timbang dengan sistem digital
dengan merk mesin indikator GEC AVERY L205 yang mempunyai kapasitas 40
ton. Penimbangam dilakukan terhadap :
1. Buah masuk (TBS maupun brondolan)
2. CPO yang dikirim.
3. Kernel yang dikirim.
4. Abu boiler.
5. Solar.
Universitas Sumatera Utara
6. Keperluan – keperluan pabrik lainnya.
Pada setiap penimbangan, data dari mobil pengangkut terutama berat
kendaraan dalam keadaan kosong disimpan dalam perangkat komputer. Batas
toleransi yang diijinkan apabila mobil yang sama ditimbang adalah 50 kg untuk
truck colt diesel dan 30 kg untuk mobil tangki dan truck besar.
2. Penimbunan Buah di Loading Ramp
Tahap pertama TBS dari lapangan masuk ke timbangan buah (bridge
weighting) untuk mengetahui beratnya. TBS dari lapangan diangkut oleh truck
dan wheel traktor, setelah ditimbang dituang ke penimbunan (loading ramp)
untuk disortir oleh petugas di loading ramp. Yang perlu disortir adalah keadaan
buah.
Loading ramp berfungsi sebagai :
- Tempat penimbunan/penampungan TBS pertama dari lapangan.
- Penyaringan segala kotoran yang terbawa bersama TBS melalui
lantai kompartement loading ramp berkisi-kisi.
- Pengisian TBS kedalam lorie buah.
PT. TOLAN TIGA Kebun Perlabian menghasilkan dua produk yaitu crude
palm oil (CPO) dan inti sawit (palm kernel). Untuk lebih jelasnya, pengolahan
kelapa sawit ini dapat diuraikan sebagai berkut :
1. Pengisian lorie
2. Perebusan buah
3. Pelepasan buah dari tandannya
4. Pemisahan minyak dari daging buah
Universitas Sumatera Utara
5. Pemurnian minyak.
Operation Proces Chart pengolahan kelapa sawit di PT. TOLAN TIGA
INDONESIA Kebun Perlabian dapat dilihat pada Gambar 2.2. dibawah ini.
Gambar 2.2. Block Diagram Pengolahan Kelapa Sawit
PT. TOLAN TIGA INDONESIA Kebun Perlabian
Universitas Sumatera Utara
3. Loading Ramp
a. Loading Ramp
Loading ramp adalah tempat penampungan TBS untuk diisikan kedalam lorie.
Loading ramp dirancang pada ketinggian tertentu agar mempermudah
pengisian buah ke lorie. Loading ramp pada pabrik ini terdiri dari 18 pintu
(cute), dimana kapasitas setiap pintu adalah 12 ton, sehingga total buah yang
dapat ditampung adalah 216 ton. Dan kapasitas lorie 2,5 ton/lorie.
b. Transfer carriage
Transfer carriage adalah alat transportasi lorie dari satu rel ke rel yang lain.
Setelah lorie diisi TBS, lorie didorong melewati gawang pembatas ketinggian
buah di lorie dan setelah itu menuju ke transfer carriage maksimal 3 lorie.
Lorie yang sudah ada di pabrik sebelum masuk ke ketel rebusan (sterilizer),
terlebih dahulu dipindahkan ke rel perebusan, pemindahan ini dilakukan dengan
bantuan transfer carriage.
4. Perebusan (Sterilizing Station)
Setelah transferring, kemudian lorie-lorie baru dimasukkan kedalam
rebusan. Perebusan ini menggunakan sistem triple peak, dimana waktu yang
dibutuhkan melakukan perebusan dihitung dari saat steam mulai masuk (peak I)
hingga tekanan steam kembali nol pada akhir peak III. Untuk lebih jelasnya hal ini
dapat dilihat pada Gambar 2.3. Triple peak diagram halaman berikut :
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.3. Triple Peak Diagram
Keterangan :
Langkah-langkah yang harus dilakukan selama perebusan dengan tekanan uap 2.5
kg/cm2 – 3 kg/cm2 dan temperatur 1300C adalah sebagai berikut :
O – A : Masukkan steam dengan membuka kerangan induk steam inlet 25%
untuk pembuangan udara dingin selama 2 menit.
A – B : Masukkan steam sampai tekanan 1,5 kg/cm2 selama 8 menit dengan
membuka kerangan induk intlet 100%.
B – C : Peak I, buang tekanan uap atau steam selama 3 menit.
C – D : Buang uap steam 1,2 kg/cm2 sampai tekanan menjadi 0 kg/cm2 .
D – E : Masukkan uap selama 2 menit.
E – F : Masukkan uap sampai tekanan 2,5 kg/cm2, buka kerangan induk
100%, tutup kerangan spey.
F – G : Peak II, buang tekanan uap selama 5 menit.
G – H : Buang tekanan uap 2,2 kg/cm2 sampai 0 kg/cm2, buka kerangan spey dan
buang, lamanya lebih kurang 5 menit.
Universitas Sumatera Utara
H – I : Masukkan tekanan uap atau steam selama 5 menit.
I – J : Masukkan uap sampai tekanan 3 kg/cm2 selama 5 menit.
J – K : Peak III, masukkan uap sampai tekanan uap 3 kg/cm2, buka kerangan
induk 100 %, tutup kerangan buang, pertahankan selama 45 menit.
K – L : Setelah 45 menit buang tekanan uap 3 kg/cm sampai 0 kg/cm2 (tutup
kerangan Induk dan buka kerangan spey dan buang).
Buah dalam lorie dapat ditarik keluar, jadi lamanya rebusan 90 menit.
Perebusan ini tujuannya adalah untuk :
- Mematikan, dan menonaktifkan enzim-enzim yang ada pada TBS,
kandungan asam lemak bebas dapat diperkecil.
- Mempermudah pelepasan berondolan dari janjangan.
- Menurunkan kadar air dari buah sawit.
- Melemakkan daging buah untuk mampermudah pengadukan dan
pemerasan.
- Melekangkan inti dari cangkang agar mempermudah pemecahan biji
pada cracker.
- Menguraikan zat-zat lendir secara hydrolisa.
Pabrik kelapa sawit kebun perlabian ini memiliki 5 unit sterilizer. 1 unit
sterilizer memiliki kapasitas 9 lorie. Kapasitas 1 lorie = 2,5 ton. Jadi 1 unit
sterilizer adalah 9 lorie x 2,5 ton = 22,5 ton. Apabila waktu buka tutup pintu
sterilizer diperhitungkan, maka kapasitas total rebusan :
)(int/)(
60)()(Re
menituptutupbukawaktumenitrebusanLama
menitxTonrebusanKapasitasxunitrebusanJumlahbusanKapasitas
Universitas Sumatera Utara
5. Stasiun Penebahan (Thereshing Station)
Buah dalam lorie dikeluarkan dari rebusan menggunakan capstan atau
schoema loco atau ruston. Kemudian menggunakan hoisting crane yang dapat
bergerak sepanjang relnya, lorie tersebut diangkut dan dituangkan kedalam
thresher.
Tandan buah segar beserta berondolan yang sudah lepas dengan
sendirinya sedikit demi sedikit masuk kedalam bantingan (polishing drum).
Pemasukan buah ke dalam bantingan ini kecepatannya diatur oleh penggerak auto
feeder. Buah yang masuk dikontrol agar tidak terlalu banyak, agar pelepasan
berondolan dari tandannya dapat sempurna. Bantingan (polishing drum) berupa
cylinder dengan sela-sela (kisi-kisi) selebar 4 - 6 cm2 agar dapat dilewati oleh
berondolan. Pembantingan tandan berlangsung atas dasar putaran polishing drum
pada as-nya, tandan yang jatuh atau masuk ke dalamnya ikut berputar dan melekat
pada rusuk-rusuk drum. Setibanya tandan segar pada puncak lintasan, tandan buah
jatuh akibat gaya beratnya sehingga berondolan dapat lepas dari janjangan atau
tandannya.
Putaran yang terlalau cepat akan menyebabkan tidak tertebahnya buah
dengan sempurna. Jika terlalu lambat buah tidak bisa naik sehingga tetap berputar
dibawah. Tandan yang keluar dari drum jika masih banyak berondolannya disebut
buah balen (buah yang belum masak) dan tandan ini direbus kembali. Sebenarnya
masih ada lagi penyebab adanya buah balen ini yaitu seperti :
- TBS yang berstruktur tidak normal (buah sakit).
- TBS yang direbus kurang masak.
Universitas Sumatera Utara
- Terlalu banyak buah dimasukkan kedalam bantingan (polishing drum).
Selanjutnya berondolan hasil tebahan dan yang lepas dengan sendirinya
jatuh kedalam fruits conveyor, selanjutnya masuk ke dalam fruits discributing
conveyor. Melalui fruits elevator dan fruits distributing diatas, berondolan
dimasukkan kedalam digester.
6. Pelumatan dan Pemerasan (Pressing Station)
a. Pengadukan/Pelumatan (Digesting)
Berondolan dari fruits elevator jatuh lagi ke fruits distributing digester dan
masuk ke digester. Oleh digester berondolan ini diaduk/dilumatkan Digester ini
merupakan ketel tegak berdinding rangkap, mempunyai as putar yang dilengkapi
dengan parang-parang pengaduk. Jumlah parang-parang ini ada lima dan masing-
masing dilengkapi dengan dua pisau. Letak pisau ini dibuat bersilang-silang,
antara satu dengan yang lain miring. Dengan putaran as, berondolan diaduk naik
turun sekaligus berondolan dilumatkan.
Pasa saat pengadukan secara langsung diinjeksikan uap ke dalam massa
adukan (temperatur berkisar antara 900 – 950C) dan secara tidak langsung melalui
dinding rangkap. Pemanasan dengan uap ini bertujuan memudahkan penguraian
minyak dari daging buah.
Tujuan pengadukan dan pelumatan ini yaitu :
- Agar daging buah lepas dari bijinya.
- Untuk memecah daging buah sehingga minyak terbebas dari daging
(sel-sel daging).
- Untuk memudahkan pengepakan dan pengepresan.
Universitas Sumatera Utara
Maka untuk memperoleh tujuan diatas selama pengadukan perlu diperhatikan :
- Tidak ada berondolan yang tidak terlepas dari tandannya,
pengadukan harus homogen
- Adukan harus diusahakan dalam keadaan hampir penuh agar efisiensi
pemanasan tetap tinggi.
- Massa yang diaduk tidak boleh tinggi.
- Lamanya pengadukan sebelum masuk screw press 25 menit.
b. Pengempaan (Pressing)
Buah yang telah lumat dagingnya oleh adanya gaya centrifugal parang-
parang tertekan masuk kedalam cylinder press (screw press). Alat ini berfungsi
mengempa/mengepres serat-serat daging buah, biji, dan kotoran-kotoran cairan
minyak mentah (crude palm oil).
Akibat dari putaran tersebut terjadi pemerasan yang sangat kuat, sehingga
minyak dan air akan keluar melalui lobang-lobang cylinder press. Screw
digerakkan oleh hidrolic pump dengan tekanan 50 – 75 kg/cm2. Untuk
memudahkan keluarnya minyak selama pengempaan dimasukkan air panas pada
dinding luar cylinder press. Temperatur panas ini berkisar ± 85 – 900 C dengan
konsumsi air panas 700 liter untuk setiap unit screw press. Maka hasil akhir
pengepaan ini adalah :
- Massa cair minyak, air, dan kotoran yang akan diteruskan ke
clarification.
- Massa padat yaitu, fibre, nut, dan kotoran yang akan diteruskan ke
kernel recovery station.
Universitas Sumatera Utara
7. Pemurnian Minyak (Clarification Station)
Pada stasiun ini ada beberapa tahap penjernihan/pemurnian minyak
diantaranya :
1. Pengendapan kotoran (Sand Trap)
2. Penyaringan minyak (Vibrating Screen)
3. Proses pengendapan (Crude Oil Tank ).
4. Pemisahan minyak dari bahan lain (Continious Setling Tank).
5. Pengendapan sludge dan solid (Sludge Tank.)
6. Pengolahan Sludge (Decanter).
7. Pengendapan terakhir (Oil Tank & Pure Oil Tank).
8. Pemurnian minyak (Oil Purifier).
9. Oil Heater & Vacum Drier.
10. Oil Storege Tank.
a. Pengendapan Kotoran (Sand Trap)
Minyak hasil pengepaan dialirkan ke sand trap. Sand trap ini merupakan
tangki cilinder kerucut yang pada sisi dalam dilengkapi dengan tangki cylinder
terbuka. Minyak mentah masuk pada sisi luar tangki cylinder dalam, minyak ini
akan berputar pada sisi luar itu bersamaan dengan kotoran yang berat jenisnya
lebih besar akan turun dan mengendap pada dasar kerucut, sementara minyak
akan terus masuk dari dasar tangki cylinder dalam, dimana minyak ini sudah tidak
terpengaruh oleh ombak minyak yang disebabkan aliran masuk minyak dari
saluran inlet. Apabila kotorannya terlalu banyak sehingga minyak ini tidak dapat
lagi masuk ke tangki cylinder dalam dari bawah, maka minyak akan over flow dari
Universitas Sumatera Utara
atas ke cylinder dalam. Oleh karena itu sand trap ini harus di-spey pada setiap
shifnya.
b. Penyaringan Minyak (Vibrating Screen/Sweco Vibro Separator)
Fungsi dari alat ini yaitu untuk memeisahkan partikel-partikel besar yang
ada dalam crude oil yang dialirkan dari sand trap tank. Alat ini merupakan
saringan getar dua tingkat. Partikel-partikel yang tidak lolos dari saringan ini
berupa serat-serat yang berasal dari daging buah, sel-sel yang kecil dan lain-lain
yang berat jenisnya lebih ringan dari pada crude oil. Serat-serat ini dikembalikan
lagi ke digester untuk dipress di screw press karena serat buah yang tadi masih
mengandung minyak. Minyak kasar (crude oil) hasil saringannya ditampung pada
bak pengendapan yaitu crude oil tank.
c. Proses Pengendapan (Crude Oil Tank)
Crude oil tank berfungsi mengendapkan bahan lain yang bukan minyak
yang berat jenisnya lebih besar dari pada berat jenis minyak. Volume crude oil
tank lebih besar dibandingkan dengan sand trap tank dan bentuknya kotak yang
diberi sekat-sekat memberikan kesempatan yang lebih lama bagi bahan lain yang
bukan minyak untuk mengendap. Untuk mempermudah pemisahan pada crude oil
tank diinjeksikan uap ke dalam tangki dengan suhu minyak dalam tangki ini
berkisar 900C. Karena minyak ini memiliki berat jenis terkecil, maka pada crude
oil tank lapisan minyak berada pada posisi tertinggi. Minyak yang terdapat pada
lapisan teratas ini selanjutnya dipompakan melalui sebuah pipa menuju continious
settling tank.
Universitas Sumatera Utara
d. Pemisahan Minyak dari Bahan Lain (Continious Settling Tank)
Minyak yang terdapat pada crude oil tank ini dipompakan ke continious
settling tank (CST). CST ini adalah silinder penampang dengan ukuran yang besar
dan sangat tinggi. Pada tangki ini suhu minyak dipertahankan 900C dengan cara
memanaskan minyak melalui pipa coil pemanas. Tujuannya yaitu untuk
mempercepat pemisahan minyak dengan bahan lain bukan minyak. Masa tunggu
cair didalam CST adalah cukup lama, sehingga partikel-partikel halus yang tidak
sempat mengendap di crude oil tank akan mengendap disini.
Cairan yang terdapat pada CST membentuk tiga lapisan yang menurut
berat jenis masing-masing yakni minyak (pada lapisan teratas), sludge dan solid.
Cairan pada bagian bawah diputar dengan sebuah electromotor dengan kecepatan
kira-kira 10 rpm. Minyak yang berada pada lapisan atas dikumpulkan pada
schimmer dan selanjutnya mengalir ke clean oil tank sedangkan sludge dan solid
pada dasar silinder dialirkan menuju sludge tank. Sama seperti penampung yang
lain, CST dilengkapi dengan kutub blow down pada bagian bawah tangki yang
berguna untuk membuang solid yang mengendap didasar tangki.
e. Pengendapan Sludge/Solid (Sludge Tank)
Sludge dan solid yang mengendap pada CST dialirkan ke sludge tank (ST).
Pada sludge tank cairan dipanasi kembali dengan injeksi uap secara langsung.
Suhu cairan pada ST dipertahankan 1000C guna mempersiapkan cairan agar lebih
mudah proses pemisahannya pada decanter.
Universitas Sumatera Utara
f. Pengolahan Sludge (Decanter)
Sludge yang berasal dari sludge tank diolah oleh decanter menjadi tiga
bagian yakniminyak air dan solid. Berdasarkan gaya sentrifugal pada decanter
maka dihasilkan 3 phasa yaitu :
1. Oil = Dengan menggunakan pompa dikembalikan ke continious settling
tank untuk diolah kembali.
2. Draft = Massa air yang masih mengandung sedikit minyak di pompa ke
recovery oil tank.
3. Solid = Massa padat berupa kotoran, tanah dan pasir melalui solid
conveyor, solid elevator dimasukkan ke solid bunker. Dengan
menggunakan wheeltractor dan dibuang kelapangan dan berguna sebagai
pupuk.
Minyak yang dihasilkan dialirkan ke tangki pengumpul minyak (oil
collection tank). Karena minyak ini masih mengandung bahan campuran seperti air dan
sludge, maka tidak dapat dialirkan langsung ke oil collection tank, minyak dikembalikan
ke CST dan seterusnya.
Solid yang dihasilkan dikumpulkan pada solid bunker melalui screw
conveyor dan solid elevator untuk mempermudah proses pengangkutan ketempat
pembuangan limbah. Sementara air yang dihasilkan disalurkan ke parit limbah
untuk dipompakan recovery tank. Bila pada decanter terdapat disk yang stelannya
terlalu tinggi dapat menyebabkan banyak minyak terkandung dalam solid
sehingga oil losses menjadi tinggi. Sedangkan jika sebaliknya, kadar minyak
dalam solid rendah akan tetapi waktu pengolahan semakin lama. Hal-hal lain yang
Universitas Sumatera Utara
perlu diperhatikan dalam pengoprasian decanter adalah jadwal pemberian oli dan
baban electromotor. Jadual pemberian oli adalah setiap dua jam sekali dan hanya
pada saat mesin dalam keadaan beroperasi. Tidak diperbolehkan apabila oli
diberikan saat mesin dalam keadaan berhenti.Beban electromotor harus juga
dipantau, jangan sampai eletromotor mengalami beban melebihi yang diizinkan.
g. Pengendapan terakhir (Oil Tank & Pure Oil Tank)
Oil Tank atau Clean Oil Tank berguna sebagai tempat penampungan
minyak yang dihasilkan pada CST. Oil Tank merupakan tangki pengendapan
terakhir bagi bahan lain bukan minyak yang masih terkandung dalam minyak.
Tangki ini dilengkapi dengan katub blow down yang dibuka setiap dua jam untuk
membuang sludge yang mengendap didasar tangki. Sludge yang dihasilkan
dikumpulkan pada Pure Oil Tank.
h. Pemurnian Minyak (Oil Purifier)
Crude Oil didalam pure oil tank setelah mengalami pemanasan dialirkan
ke alat pemurni crude oil yaitu oil purifier. Sebelum memenuhi persyaratan untuk
disimpan pada storage tank. Berhubung masih mengandung bahan lain bukan
minyak (sludge dan solid) yang relatif tinggi. Bahan lain ini tidak dapat
diendapkan pada tangki-tangki paengendapan yang dilaluinya. Untuk dapat
memisahkan minyak dari bahan lain yang tidak dapat diendapkan digunakan oil
purifier. Prinsip sederhana dari oil purifier dalam pemisahan minyak dari fraksi
lain adalah dengan memutar cairan dengan kecepatan tinggi.
Bagian dari oil purifier yang memutar cairan yang terkumpul didalamnya
disebut bowl berputar sama dengan akibat gaya sentrifugal (gaya mengarah keluar
Universitas Sumatera Utara
pusat putaran) dan gaya sentripetal (gaya menuju sumbu rotasi ). Cairan yang
berputar membentuk 3 lapisan, urutan lapisan fraksi dari dalam keluar adalah
minyak, sludge dan solid. Jadi solid yang memiliki berat jenis terbesar akan
berada disekeliling dinding bowl dan akan dikeluarkan melalui over flow yang
terletak disebelah luar. Sedangkan minyak yang berputar dan berada dibagian
tengah bowl akan dikeluarkan melalui over flow didekat sumbu rotasi.
Proses pengeluaran minyak melaui sumbu rotasi mempunyai prinsip yang
sama dengan pompa sentripetal. Pompa sentripetal tidak berputar melainkan diam
dan tenggelam dalam cairan yang berputar bersama-sama dengan bowl. Hasilnya
cairan yang berdekatan dengan sumbu rotasi memiliki tekanan yang tinggi
sehingga naik dan keluar melalui over flow pada sumbu rotasi.
Lubang-lubang sebagai saluran pembuangan soliod dan sludge tersebut
dibuka dan ditutup oleh sebuah sliding piston yang dapat bergerak secara hidrolik
keatas dan kebawah yang diatur menurut waktu.
i. Pemurnian Minyak Terhadap Air (Oil Heater dan Vacum Drier)
Minyak yang keluar dari oil purifier masih mengandung banyak air dan
belum layak disimpan pada tangki penimbunan. Untuk memisahkan air yang
terkandung dalam minyak, maka minyak dipanaskan yang berguna untuk
menguapkan air. Tempat pemanasan minyak tersebut disebut oil heater diperoleh
dari coil steam yang terdapat didalamnya. Setelah minyak menjadi panas dan air
menguap maka vacum drier uap tersebut dihisap melalui sebuah pompa vacum.
Oil heater dan vacuum drier pada PERLABIAN OIL MILL masing – masing 2
unit.
Universitas Sumatera Utara
j. Oil Storage Tank
Minyak yang kandungan airnya telah hilang pada vacum drier menuju
tangki timbun, ke dalam tangki dimasukkan steam dengan sistem tertutup. Pada
bagian atas tangki dibuat lubang untuk penguapan air akibat pemanasan minyak
dalam tangki. Pada PERLABIAN OIL MILL terdapat 3 tangki berbentuk silinder
vertikal dengan kapasitas 500 ton, 700 ton, dan 3000 ton.
8. Pengolahan Kernel
a. Pengolahan Ampas/Biji (Kernel Recovery Station)
Distasiun ini proses yang dilakukan ada beberapa tahap, antara lain :
1. Pemisahan biji/nut dari sabut /fiber (Depericarping).
2. Pemecahan biji/nut (cra ker).
3. Pemisahan kernel dari cracked mixture
4. Pengeringan inti/kernel.
5. Penimbunan atau penyimpanan Kernel.
b. Konveyor Pemecah Ampas/ Cake Breaker Conveyor (CBC)
CBC berguna untuk memecah gumpalan-gumpalan ampas yang keluar dari
screw press. Disamping itu juga CBC berguna untuk mengurangi kadar air yang
terdapat dalam ampas agar memiliki persyaratan bagi bahan bakar boiler. Bentuk
konveyor CBC berupa baling-baling dengan kemiringan tertentu, disamping
berperan memecah gumpalan juga sebagai transportasi ampas menuju
depericaper. Ampas yang keluar dari screw press jatuh dan masuk ke cake
breaker conveyor .
Universitas Sumatera Utara
Ampas yang berupa serabut, biji dan lain-lain dicabik-cabik/dipecah-pecah
dan dipanasi dengan uap yang berada pada dinding rangka talang cake breaker
conveyor, tujuannya agar ampas lebih kering, lebih ringan dan terpisah-pisah
sahingga lebih mudah pemisahannya di depericaper.
9. Depericarper
Ampas yang dipecah CBC masuk kedepericarper, depericarper adalah
alat pemisah noten dengan serat dan campuran lain yang tergolong fraksi ringan.
Depericarper ini merupakan polishing drum/tromol yang berputar pada
porosnya, didalamnya ada pengikis, sudut-sudut penyangga sekaligus transporter
biji keluar tromol kemudian blower penghisap. Depericarper inilah yang berfungsi
sebagai pemisah biji dari ampas atau fibre. Alat penghisap digunakan blower
berkapasitas tinggi yang digerakkan oleh elektromotor.
Tekanan hisap diatur sedemikian rupa agar serat dan bahan ringan lainnya
terangkat, sementara noten jatuh kebawah menuju polishing drum. Ampas/sisa
masuk ke depericarper, sebelum jatuh ke tromolnya fibre yang beratnya lebih
ringan daripada biji dan lain-lain akan terhisap oleh blower. Melalui sparating
column terus masuk ke fibre cyclone.
Sementara biji (nut) yang karena beratnya sendiri tidak terhisap dan jatuh
lalu masuk ke tromol depericarper. Fibre yang masuk ke cyclone dengan
perputaran air lock fibre masuk ke fibre conveyor dan terus ke fibre storage,
kemudian menjadi bahan bakar boiler. Biji (nut) didalam tromol terbanting-
banting karena perputaran tromol. Serat-serat yang melekat pada biji akan
Universitas Sumatera Utara
terkikis, serat-serat ini akan diambil oleh operator, sedang biji terlempar keluar
lalu masuk ke nut elevator dan masuk ke nut silo.
10. Nut Silo
Nut silo adalah tempat wadah penampungan sementara bagi noten yang
diangkut oleh polishing drum. Untuk pabrik kelapa sawit yang baru, pengeringan
nut tidaklah popular lagi karena nut bias langsung di bawa ke ripple mill dengan
cracking efisiensi 94-97 %. Hal ini dimaklumi setelah adanya triple peak yang
dilaksanakan pada sterilizer.
11. Pemecah biji
Untuk biji yang tidak kering (mentah), biji dipecah menggunakan ripple
mill. Prinsip kerjanya adalah mengupas kernel dari kulitnya yaitu shell, rotor yang
berupa sangkar terbuat dari besi baja bulat berputar dengan kecepatan 960-1250
rpm yang digerakkan oleh elektromotor. Biji yang masuk kedalam celah-celah
sangkar ripple mill ini dipulas dan bersinggungan dengan dinding ripple mill, biji
akan pecah dan inti akan terlepas dari cangkangnya/sheel. Biji pecah (sheel, inti
dan nut) diteruskan ke alat pemisah inti dari sel dan nut utuh. Tetapi sebelumnya
menggunakan kernel pneumatic separator, semua biji pecah (kernel mixt)
dibersihkan. Semua partikel yang ringan/beratnya dibawah kemampuan hisapan
kernel pneumatic separator akan terbawa ke dust cyclone. Sedang kernel, sheel
dan nut yang lebih berat akan jatuh dan masuk ke claybath separator dan sorting
drum
Universitas Sumatera Utara
Cracking effisiensi yang diperoleh pada jam kerja 0 – 1500 jam adalah 94
– 97 % dengan persentase broken kernel ± 8 %. Sesudah operasi diatas 1500 jam,
biasanya stator mengalami keausan sehingga perlu di rebuilt kembali dengan
menggunakan kawat las keras khusus yang tahan gesekan.
12. Pemisah Inti Dari Sheel Dan Nut Utuh
A. Pemisahan Sistem Kombinasi
Pada pemisahan awal, cracked mixture dipisahkan secara pneumatic pada
LTDS dimana sheel tenera yang halus dapat dibuang. LTDS yang digunakan
biasanya single atau double. Menurut hasil di lapangan biasanya ± 80 % dari sheel
dapat dipisahkan dan sisanya 20 % dipisahkan secara basah melalui claybath
ataupun hydrocyclone.
Tujuan dan prinsip kerja dari Double Stage LTDS adalah :
1. LTDS tingkat pertama berfungsi membuang partikel-partikel halus seperti
debu, fibre, cangkang halus, melalui cyclone, menjatuhkan nut yang tidak
pecah untuk di recycle kembali serta menghantarkan cangkang dan kernel
ke LTDS 2.
2. LTDS tingkat kedua berfungsi membuang sisa-sisa cangkang halus
maupun sedang melalui cyclone, menjatuhkan kernel untuk selanjutnya
dihantar langsung ke dryer (pemisah kering) serta menghantar campuran
cangkang dan kernel untuk pemisahan selanjutnya di claybath atau
hydrocyclone (pemisah basah).
Universitas Sumatera Utara
B. Claybath Separator
Inti, sheel dan nut/biji utuh dari cracker station masuk ke bak lumpur
(claybath separator). Pemisah inti, sheel dan nut pada alat ini didasarkan pada
adanya perbedaan berat jenis inti, sheel dan nut terhadap larutan lumpur dan
kalsium. Claybath separator adalah bak lumpur yang didalamnya terdapat
conveyor, sendok pemungut inti, sendok pemungut sheel dan nut serta saringan
getar.
Bak lumpur diisi larutan lumpur dan kalsium dengan konsentrasi tertentu
dimana konsentrasi lumpur dan kalsium ini tidak boleh terlalu kental karena nut
akan terapung bersama inti dan tidak boleh terlalu encer karena inti tenggelam
bersama sheel dan nut atau BD lumpur dibuat diantara BD inti dan sheel.
Bila konsentrasi tepat, inti akan terapung dalam larutan Lumpur dan sheel
dan nut berada dibawah atau tenggelam. Melalui perputaran sendok pemungut inti
yang digerakkan oleh electromotor secara kontinu, inti dipungut lalu di tuang ke
saringan getar yang juga digerakkan oleh electromotor dengan putaran tinggi.
Inti yang berada di saringan getar disirami air terus menerus hingga bersih.
Kemudian melalui kernel elevator dan kernel conveyor, inti dimasukkan kedalam
kernel silo drier.
13. Pengeringan Inti (Kernel Silo Drier)
Didalam kernel silo drier, inti dikeringkan dengan jalan pemanasan oleh
uap (steam). Tujuannya agar kadar air turun sehingga asam lemak bebas tidak
cepat mengikat, serta tidak terlalu cepat berlangsung pertumbuhan jamur pada
Universitas Sumatera Utara
waktu penyimpanan di gudang. Karena kernel yang masuk ke dalam kernel silo
keadaanya berbeda-beda dan kernel silo dibuat ber-ruang-ruang, maka suhu
temperatur didalam silo ini juga dibuat berbeda-beda sehingga pemanasan tetap
merata. Apabila uap yang digunakan untuk pemanasan jenis basah, maka suhu
dalam ruang-ruang silo ini dibuat :
- Ruang sebelah atas bertemperatur 700C
- Ruang tengah bertemperatur 800C
- Ruang sebelah bawah bertemperatur 600C
- Lama pengeringan ±10-12 jam
Saat pemanasan, blower silo kernel harus hidup agar hawa panas merata
pada setiap ruang dan mencegah kebakaran. Inti sawit/kernel yang telah benar-
benar kering dikeluarkan dari kernel silo melalui kernel pneumatic separator.
Semua partikel-partikel halus/ringan (beratnya dibawah kemampuan
hisapan blower kernel pneumatic separator) akan terbuang/terhisap ke dust
cyclone.
2.4.3. Mesin Dan Peralatan
Dalam proses produksinya, pabrik kelapa sawit PT. TOLAN TIGA
INDONESIA Kebun Perlabian ini menggunakan mesin-mesin dan juga peralatan-
peralatan produksi yang sangat berperan dalam menghasilkan produknya. Mesin-
mesin, peralatan, utilitas, safety & fire protection, dan waste treatment yang
dibutuhkan dalam kegiatan produksi beserta dengan spesifikasinya dapat dilihat
pada Lampiran 2.
Universitas Sumatera Utara
II - 30
Universitas Sumatera Utara