chapter 6 - the case of conseptual framework projects
DESCRIPTION
Chapter 6 Deegan & unermanTRANSCRIPT
-
KERANGKA KERJA KONSEPTUAL
Peran Kerangka Kerja Konseptual dalam Praktik Pelaporan Keuangan
Kerangka kerja konseptual menyediakan sebuah teori akuntansi yang terstruktur. Kerangka
kerja konseptual ini merupakan bagian dari teori normatif dengan salah satu karakteristiknya yaitu
prescription. Dalam penyusunannya, Kerangka ini harus lah membahas persetujuan atas isu-isu yang
ada secara berurutan.
IASC menyebutkan bahwa laporan keuangan memiliki tujuan :
provide information about the financial position, performance and changes in financial
position of an entity that is useful to a wide range of users in making economic decisions
Dengan menyetujuai tujuan tersebut maka perlu ditentukan asumsi dan karakteristik kualitatif dari
informasi keuangan yang penting untuk membuat pengguna dapat membuat keputusan.
Sejarah Pekembangan Macam-macam Proyek Kerangka Kerja Konseptual yang Ada
1. The trueblood report
Pada awalnya, tahun 1961-1962, AICPA melakukan sebuah penelitian dan mengkritik
sebuah teori oleh Sprouse dan Moonitz yang menyatakan bahwa praktek akuntansi harus
bergerak pada nilai kini daripada nilai historis. Namun, studi ini menuai kritik karena terlalu
radikal, hingga muncullah APB Statement no.4 yang merupakan hasil studi dari Grady (1965).
Hasil ini tidak kontroersial dan lebih simpel.
Namun, kemudian pada tahun 1971, muncullah proyek Trueblood Report sebagai hasil
studi dari Robert Trueblood. Studi ini muncul karena adanya kritik atas keberagaman metode
akuntansi yang digunakan setelah munculnya APB Statement no. 4. Dalam Trueblood Report
muncullah 12 objektif akuntansi dan 7 karakteristik kualitatif. Tujuan akuntansi yang disebutkan
antara lain haruslah memiliki decision usefulness (sebagai tujuan utama) serta menjadi sumber
utama infromasi tentang aktivitas organisasi. Sedangkan 7 karakteristik laporan keuangan
adalah relevansi, materialitas, form and substance, reliabilitas, bebas dari
kesalahan,komparabilitas, konsistensi dan dapat dipahami. Dalam Trueblood Report ini
membolehkan pengukuran yang berbeda atas kelas aset, yang berarti mengabaikan problem
additivity.
2. Financial Accounting Standard Board
Nussbaumer (1992, p. 238) dan Solomons (1986) menyatakan bahwa FASB hanya
memberIkan deskripsi praktek saat itu bukannya mempreskriptifkannya (cop out). Hal tersebut
terlihat atas terbitnya SFAC1 dan SFAC 5 yang hanya menerngkan tentang tujuan akuntansi dan
-
teknik pengukuran yang memang sudah ada saat itu.. Setelah terbitnya SFAC 5 tersebut tidak
ada lagi proyek SFAC yang terbit
3. The Corporate Report
The Corporate Report dikembangkan di Inggris dan diterbitkan tahun 1976. The
Corporate Report memusatkan perhatiannya pada hak suatu komunitas untuk mengakses
laporan keuangan tentang operasional entitas di wilayahnya. Pandangan ini muncul karena
suatu komunitas mengizinkan entitas beroperasi di wilayah mereka, oleh karena itu organisasi
mempunyai akuntabilitas pada komunitas tersebut, termasuk kewajiban atas informasi
keuangan. Namun, The Corporate Report ini tidak mendapat dukungan dari profesi akuntan.
4. Perkembangan di negara lain
- Australia (1980) : mirip dengan proyek FASB
- Kanada (1980) : The Stamp Report. (mirip dengan The Corporate Report dan juga tidak
disetujui dengan profesi akuntan)
- IASC (Internasional) : menerbitkan Framework for teh Preparation and Prsentation of
Financial Statements tahun 1989 yang kemudian digunakan di dunia global sejak Januari
tahun 2005
Seperti yang terlihat bahwa banyak negara berusaha mengembangkan kerangka kerja
konseptual namun enggan memberikan perubahan yang signifikan ataupun jika ada perubahan yang
signifikan maka kerangka kerja tersebut tidak disetujui banyak pihak.
Penjelasan atas Building Blocks dari Kerangka Konseptual
1. Perusahaan yang harus melapor
Entitas yang harus melapor adalah entitas dimana penggunanya bergantung pada informasi
keuangan sebagai suber utama informasi entitas tersebut. Oleh karena itu, perusahaan kecil
tidak wajib melaporkan karena keuntungan mematuhi standar serta stakeholder nya kecil.
2. Pengguna laporan keuangan
Menurut FSAB, pengguna LK adalah investor potensial dan pengguna lain, sedangkan IASC
berpandangan bahwa LK didesain untuk memberikan informasi pada investor yang biasanya
juga akan memenuhi kebutuhan kelompok pengguna lan yang teridentifikasi. Pada The
Corporate Report disebutkan bahwa pengguna adalah semua kelompok yang terkena dampak
operasi organisasi untuk mengetahui bagaimana perusahaan memutuskan mengalokasikan
sumber dayanya. Intinya, seluruh pengguna LK haruslah mempunyai pengetahuan yang cukup
tentang akuntansi.
-
3. Tujuan laporan keuangan
- memungkinkan pihak luar untuk menilai kepengurusan manajemen yaitu mengetahui
apakah sumber daya yang digunakan tepat. pandangan ini mengizinkan biaya historis.
- memberikan bantuan dalam membuat keputusan ekonomi (SFAC 1). Hal ini berarti mengacu
pada keputusan rasional : memaksimalkan manfaat memaksimalkan kekayaan. Dalam
tujuan ini diharuskan laporan berbasis akrual dan going concern
- Membantu stakeholder menilai kemungkinan arus kas masa depan (IASB)
- Memungkinkan entitas untuk akuntabel pada kelompok yang entitas harus akuntabel.
Menurut FASB kelompok tersebut adalah financial stake untuk menimbulkan efisiensi
ekonomi, sedangkan menurut The Corporate Report, kelompok tersebut adalah masyarakat
karena entitas punya legalitas beroperasi.
- Decision usefulness. Dalam tujuan ini perhitungan berdasar biaya historis tidak relevan
4. Karakteristik Kualitatif (IASB)
- Dapat dipahami oleh pengguna dengan pengetahuan bisnis dan akuntansi. Aspek ini
merupakan tantangan bagi penyusun standar untuk membuat pengungkapan akuntansi
dapat dipahami.
- Relevan. Suatu informasi menjadi relevan haruslah memiliki aspek predictive value,
feedback, dan materiality. Aspek materialitas dapat mengurangi kelebihan informasi, namun
dapat pula menyebabkan kegagalan pengungkapan
- Reliable. Reliable berarti bebas dari kesalahan dan dapat menjadi gantungan pengguna
untuk disajikan secara tepat. Menurut SFAC 2 reliable merupakan sebuah fungsi dari
representation faithfulness, verifiability dan neutrality. Sedangkan menurut IASB adalah
faithful presentation, substance over form, neutrality, prudence and completeness. Namun,
dalam pandangan IASB, aspek prudence perlu dihaluskan karena bertabrakan dengan
penyajian tepat dan netralitas pada beberapa kasus.
- Dapat dibandingkan. Supaya laporan keuangan dapat dibandingkan maka metode untuk
mengukur dan mengungkapkan haruslah konsisten (tapi dapat berubah sesuai keadaan).
Namun,konsistensi ini mengakibatkan berkurangnya efisiensi operasi perusahan karena
diwajibkan memilih metode akuntansi tertentu. Selain itu, konsistensi juga dapat
meningkatkan biaya pelaporan.
Dalam pengungkapan laporan ini, entitas juga perlu mempertimbangkan batasan
yang muncul berupa waktu dan cost benefit. Hal ini disebabkan karena pengungkapan yang
akurat membutuhkan waktu lebih lama. Selain itu cost benefit juga merupakan aktivitas yang
bersifat subjektif dan merupakan keputusan atas berbagai isu.
-
5. Elemen laporan keuangan
Secara garis besar, menurut pandangan FASB pada SFAC 3, elemen LK terbagi menjadi :
assets, liabilities, equity, investment distributions, comprehensive income, revenue, expense,
gains, losses. Sedangkan menurut IASB, grup pertama elemen LK adalah yang berhubungan
posisi keuangan dan grup kedua yang berhubungan dengan kinerja.
- Pendekatan untuk menentukan profit
o Asset/liabilty approach profit merupakan hasil perubahan pada aset/liabilitas yang
dilaporkan. Pendekatan ini berfokus pada laporan posisi keuangan
o Revenue/expense approach profit merupakan dampak dari matching principle dari
transaksi aktual. Pendapatan adalah jumlah yang dikeluarkan dan belum dikonsumsi
hingga tanggal neraca Pendekatan ini berfokus pada laporan L/R
- Asset (IASB, par. 49a) : sumber daya yang dikontrol (tidak selalu harus dimiliki) oleh entitas
sebagai hasil dari kegiatan masa lalu dan darimana manfaat ekonomi masa depan
diekspektasikan mengalir ke entitas
- Liabilitas (IASB, par. 49b) : kewajiban saat ini dari entitas yang muncul dari kejadian masa
lalu (dari praktik bisnis normal, kustom, dan keinginan untuk menjaga bisnis yang baik)
penyelesaianya diekspektasikan arus keluar entitas sumberdaya manfaat entitas
- Ekuitas (IASB, par. 49c) : sisa klaim/hak atau aset bersih dari entitas
- Pendapatan : transaksi atau kejadian yang menyebabkan peningkatan aset bersih entitas.
Revenue : hasil dari kegiatan normal, Gains dari : tidak normal / insidental
- Beban : transaksi yang menyebabkan penurunan aset bersih. Hal ini tidak termasuk jika
sumber daya digunakan/dirusak entitas, tapi entitas tidak mengontrol sumber daya tsb.
6. Pengakuan elemen LK
Pengakuan merupakan penentuan apakah sebuah elemen masuk ke dalam LK.
Pengakuan bergantung pada derajat probabilitas apakah future flow economic benefits muncul
dapat diukur. Dalam pengukuran sangatlah bergantung pada materialitas yang berarti
memunculkan professional judgement. Dengan begitu, pengakuan merupakan aktivitas
subjektif yang dapat mempengaruhi komparabilitas laporan keuangan.
7. Pengukuran
Dalam kerangka konseptual, pengukuran memiliki preskripsi sangat terbatas. Aset dan liabilitas
diukur dalam berbagai macam ukuran tergantung kelasnya tergantung implikasinya pada laba
yang dilaporkan. Namun, dalam SFAC 5 disebutkan ada 5 alternatif pengukuran : historical cost,
current replacement cost, current market value, Net realizable value, present value
-
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proyek Perkembangan Kerangka Konseptual
Perdebatan lain yang muncul adalah laporan keuangan diragukan untuk netral dan tanpa kesalahan,
mengapa?
- Akuntansi dapat menghasilkan konsekuensi ekonomi
- Pembuatan LK dipengaruhi kepentingan pribadi yaitu untuk memaksimalkan kekayaan dan
menimbulkan creative accounting (pemilihan metode akuntansi yang pas)
- Adanya proses politik pada pembuatan standar dan mengakibatkan 1 kelompok mendapat
dampak berbeda dari kelompok lain
- Mitos akuntansi : judgement untuk memberikan penekanan pada atribut yang ingin ditampilkan
- Saat akuntansi mengkomunikasikan realita, akuntan pun secara berlanjut membuat realita
(Hines, 1991)
Identifikasi keuntungan dan kerugian kerangka konseptual
Keuntungan Kerugian
Membuat standar lebih logis & konsisten Membebani entitas kecil
Membuat penyusun standar lebih akuntabel Transaksi yg tidak melibatkan pasar diabaikan
Perkembangan standar lebih ekonomis Mempengaruhi perilaku sosial merefleksikan dan
mengkonstruksi ekspektasi sosial
Mengurangi kebutuhan standar baru saat
menangani isu
Tidak menyediakan sesuatu yang ideal karena
merupakan proses politis
Penekanan pada decision usefulness Melindungi kepentingan penyusun, bukan pengguna
Penjelasan kelompok yang diuntungkan atas pengembangan kerangka konseptual
Penyusun standar merupakan kelompok yang diuntungkan dan menyebabkan menurunnya
intervensi pemerintah dan membuat penyusun standar memiliki legitimasi, kekuatan dan otonomi.
Karena CF adalah bentuk kekuatan sosial bagi mereka yang bisa memperdagangkan asumsi
objektivitas (Hines, 1991)