cerita rakyat si pahit lidah dan si empat mata
DESCRIPTION
Cerita Rakyat Si Pahit Lidah dan Si Empat Mata.docxTRANSCRIPT
Cerita Rakyat Si Pahit Lidah dan Si Empat Mata
Serunting adalah orang yang sakti mandraguna. Dia berasal dari Majapahit yang kemudian
diusir dari istana lalu berkelana ke Sumatera. Adik ipar Serunting yang bernama Arya Tebing
merasa iri dengan kesaktian Serunting. Dia lalu memujuk kakaknya untuk memberitahu di mana
letak kelemahan Serunting. Karena rasa sayang kepada adiknya akhirnya istri Serunting memberi
tahun letak kelemahan Serunting.
Setelah mengetahuinya Arya Tebing mengajak Serunting untuk adu kekuatan. Mereka pun
berkelahi, ketika itu Arya Tebing menusuk Serunting di tempat kelemahannya. Serunting terluka
parah dan kemudian mengasingkan diri di Gunung Siguntang. Dalam pengasingannya Serunting
mengobati lukanya dan tidak jemu berdoa pada Tuhan agar mengembalikan kesaktiannya. Karena
ketekunan Serunting akhirnya dia diberi kelebihan bahwa apapun yang diucapkannya menjadi
kenyataan.
Pada suatu hari Serunting sedang berjalan-jalan di sebuah kampung. Masyarakat kampung
tersebut sedang menanam padi. Hamparan sawah yang menguning sangat indah di pandang mata.
Namun Serunting malah mengatakan bahwa itu bukan sawah melainkan hamparan batu. Ketika itu
tiba-tiba saja ucapan Serunting menjadi kenyataan. Melihat hal itu warga menjuluki Serunting
dengan julukan Si Pahit Lidah. Masyarakat tidak ada yang berani melawan Si Pahit Lidah karena
mereka takut terkena kutukannya. Si Pahit Lidah menjadi sombong dan kasar sehingga warga tidak
menyukai dirinya.
Kesaktian Si Pahit Lidah terdengar oleh Si Empat Mata seorang yang juga memiliki kesaktian
dari negeri India. Si Empat Mata merasa tersaingi kesaktiannya dan bermaksud untuk menantang Si
Pahit Lidah. Kemudian dia berlayar menuju Sumatera untuk menemui Si Pahit Lidah. Ketika
bertemu Si Empat Mata menantang Si Pahit Lidah untuk berkelahi. Berhari-hari mereka berkelahi
dan mengeluarkan seluruh kesaktiannya namun tidak ada yang menang atau kalah.
Ketika itulah seorang tetua kampung mengajukan pertandingan untuk kedua orang tersebut.
Meraka harus memakan buah aren yang tersedia. Si Pahit Lidah mendapat giliran pertama untuk
memakan buah tersebut. Dengan sombong Si Pahit Lidah memakan buah aren itu sambil berfikir
karena tidak mungkin dia akan mati dengan buah sekecil itu. Namun apa yang terjadi Si Pahit
Lidah menggelepar lalu mati. Melihat Si Pahit Lidah mati Si Empat Mata merasa senang karena
sekarang dialah orang yang paling sakti di negeri itu. Namun, Si Empat Mata merasa aneh karena
Si Pahit Lidah bisa mati hanya dengan sebiji buah aren. Si Empat Mata lalu menimang-nimang
buah aren sisa Si Pahit Lidah, dia memakan buah aren tersebut dan tidak lama kemudian Si Empat
Mata menggelepar lalu mati. Akhirnya mereka berdua mati dengan kesombongan sendiri lalu
keduanya di makamkan di Danau Ranau.
Cerita Rakyat Si Pahit Lidah dan Si Empat Mata menceritakan tentang kesombongan akan
mengakibatkan celaka pada diri sendiri. Semua kekuatan tiadalah berguna jika diiringi dengan
kesombongan.
Folklore the bitter tongue and Si Four Eyes
Serunting is magic mandraguna people. He came from Majapahit who then expelled from the
palace then ventured into Sumatra. Sister-in-law named Arya Cliffs Serunting envious Serunting magic. He
then persuade her brother to tell where the weaknesses Serunting. Because of affection to his brother's wife
finally gave in lies the weakness Serunting Serunting.
After Arya knew Cliff invites Serunting for power struggle. They were fighting, when the Arya
cliffs pierced Serunting in weakness. Serunting severely injured and later retreated to Mount Siguntang. In
exile Serunting treat the wound and not lose prayed for God to restore his power. Due diligence Serunting
finally he was given the advantages that whatever he was saying to be true.
One day Serunting was walking in a village. The village communities were growing rice.
Yellowing rice fields are very beautiful in the eye. However Serunting even say that it is not rice but a stone
expanse. When it suddenly became a reality Serunting speech. Seeing that people dub the epithet Serunting
The bitter tongue. People do not dare to fight The bitter tongue because they are afraid that the curse. The
bitter tongue became arrogant and rude that people do not like him.
The bitter tongue magic sounds by The Four Eyes who also has a supernatural power of the
country India. The Four Eyes feel overwhelmed by his power and intends to challenge the Bitter Tongue.
Then he sailed to Sumatra to see The bitter tongue. When he met with The Four Eyes Bitter Tongue
challenged to a fight. Their days fighting and pull out all his power but nothing is won or lost.
When that's a match for the village elders asking the two men. They had had to eat palm fruit available. The
bitter tongue gets the first turn to eat the fruit. With the arrogant The bitter tongue while eating the fruit of
the palm of thinking because it is not likely he will die with such a small fruit. But what happens Bitter
Tongue flounder and die. Seeing dead Bitter Tongue Si Four Eyes feel happy because now he is the most
powerful in the country. However, The Four Eyes feel weird because The bitter tongue can die only with a
kernel of palm fruit. The Four Eyes and fondles the rest of the sugar palm fruit Bitter Tongue, he ate the fruit
of the palm and not long after The Four Eyes flounder and die. Eventually they both died by his own
arrogance and buried them in Lake Ranau.
Folklore Bitter Tongue and The Four Eyes tells of pride will cause harm to yourself. Nor all the
power is useful if accompanied by arrogance.