cedera medula spinalis
DESCRIPTION
dbdbcjdbcdbjbdjvbdjbjdbvjdbvjdbjdbjdbcbdcgysgcysguegfyewgfbchsbyhccbshbcsjncjsdncecjsbchsxbcysdbchsdcybctevcsbvhcbshbcjsabcysvchsbchsbcsdbchsbchsycbshcbTRANSCRIPT
CEDERA MEDULA SPINALISPendahuluan
Cedera Medula Spinalis (CMS) adalah cedera
karena tekanan mekanik pada medula spinalis.
CMS akan menimbulkan :- CMS Primer- CMS Sekunder
MEKANISME TERSERING :
GAYA TRANSLASIONAL VETEBRA - HIPEREKSTENSI - FLEKSI - ROTASI - FLEKSI-ROTASI
EFEK KOMPRESI
CEDERA LANGSUNG :
- EFEK PELURU
- BENDA ASING
- PECAHAN VETEBRA
- TIKAMAN BENDA TAJAM CEDERA MEDULA SPINALIS TANPA KERUSAKAN
TUALANG ( SCIWORA)
MEKANISME TRAUMA
KECELAKAAN LALU LINTAS DENGAN KECEPATAN TINGGI
JATUH DARI KETINGGIAN BEBAN AKSIAL TINGGI (MENYELAM) KEKERASAN; TIKAMAN,TEMBAKAN KECELAKAAN OLAH RAGA IMPAK BERAT LAIN PADA M S
CMS merupakan keadaan darurat neurologi yang
perlu tindakan cepat, tepat dan cermat untuk
mengurangi kecacatan
Prognosa tergantung dari 2 faktor :
1. Beratnya defisit neurologi yang timbul
2. Lamanya defisit neurologi sebelum dilakukan tindakan dekompresi.
EPIDEMIOLOGI
- Insidensi : 30-40/juta
Per tahun dengan kisaran 8.000-10.000 kasus pertahun
Prevalensi : 200.000
Rasio pria : Wanita : 4:1
Usia rata-rata 32 tahun
PENYEBAB
Penyebab utama : Trauma (55%)
Cedera Servikal
- KLL : 40-50%
- Terjatuh : 20%
- Berkelahi : 10-25%
- Kecelakaan Kerja ; 10-20% Penyebab lain :
- penyakit degeneratif tulang belakang
- Iskemik, Demielinisasi, Inflamasi
- Tumor, Pendarahan, Abses
Angka kematian diperkirakan 48% dalam 24 jam pertama dan 80% meninggal di tempat kejadian.
CMS disebabkan trauma Vetebra Cervikal memiliki resiko utama yang paling berat dengan level tersering C5, C4, C6
Cedera Medula Spinalis Primer adalah cedera mulai pada awal tekanan mekanik kerusakan maksimal berjalan selama proses tekanan.
Cedera Medula Spinalis Sekunder adalah komplikasi akibat CMS Primer mempengaruhi sirkulasi ( Tensi, Cardiac Output dan Oksigen )
CMS Sekunder menimbulkan
- Gangguan Vaskuler
permeabilitas meningkat, Vaso Spasme, Trombosis dan Pendarahan.
- Gangguan Inflamasi
pelepasan mediator sistemik lokal, Adhesi Molekul sel lebih cepat dan Infiltrasi sel leukosit.
- Disfungsi sel, ATP menurun, Kerusakan sel, terbentuk radikal bebas, Ca sel meningkat dan disfungsi mitokondria.
Jenis cedera medula spinalis
Cedera primer
- akibat langsung , hematoma .
- pada 4 jam pertama terjadi infark pada
massa putih
- pada 8 jam terjadi infark pada massa
kelabu dan paralisis irreversibel
Cedera sekunder diakibatkan :
- Hipoksia
- Hipoperfusi
-Syok neurogenik
- syok spinal
- kerusakan digframa
- paralisis saraf dan otot intrerkostal
Gejala dan tanda
Waspada kemungkinan cedera medula spinalis : - luka pada dahi/ bagian depan kepala; akibat hiperektensi. - Memar lokal - Deformitas pada vetebra ; gibus dan pergeseran. - Umbilikus`dan otot perut tegang.
Kelompok cedera medula spinalis
Servical Thorakal Lumbosacral :
- sindroma meduls spinslis snterior
- sindroma medula spinalis posterior
- sindroma medula spinalis sentral
- sindroma hemilesi Brown-sequard
Sindrama konus Sindroma kauda Sindroma radikuler Kompresi medula spinalis Transeksi medula spinalis komplit Hematomyelia Sirigomielia pasca trauma
CEDERA CERVICAL
Curiga bila : Ada cedera kepala / atas clavicula Pernafasan paradoksal (diafragma) Kelumpuhan tangan / kaki Refleks lutut (-) --- periksa sphinkter ani Hipotensi (+ bradikardia)
CMS NEURO-EMERGENSI ?
CMS Emergensi karena komplikasi hiper-akut yaitu,
a. Hipotensi/Shock
- effek simpatektomi
b. Bradycardia
- dengan atau tanpa hipovolemia
c. Komplikasi Iatrogenik Dislokasi CMS karena cedera Sekunder Medula Spinalis (tindakan)
CMS NEURO-EMERGENSI ? .. (2)
e. Hipoventilasi/kegagalan nafas
- Oksiput-C2 : fungsi nafas (-) , nn. Kranialis bag bawah
lumpuh
- C3-C4 : gerakan diafragma & intercostal (-).
fungsi faring/laring baik.
- C5-T1 : fungsi diafragma masih baik, gerakan intercostal (-).
f. Pendarahan lambung dengan atau tanpa steroid
g. Ileus : Distensi abdominal/muntah, aspirasi.
Mekanisme CMS
1. Whiplash (Hiperekstensi – hiperefleksi )
2. Traume hiper-fleksi rotasi
3. Trauma Longitudinal
4. Trauma Hiperekstensi
Jenis cedera akibat traumaFraktur
Dislokasi
Luka tembus
Perdarahan epidural
Hematom subdural spinalis
Cedera tidak langsung
Cedera intermeduler
Trauma hiperfleksi-rotasiMenyebabkan fraktur dan dislokasi, sering didaerah C5-6 dan T12-L1
menimbulkan kerusakan yang luas pada medula spinalis
WhiplashGerakan tiba-tiba hiperekstensi Kemudian diikuti hiperfleksi servikal,
menyebabkan cedera jaringan lunak spinal jarang menimbulkan kerusakan medula spinalis.
Cedera whiplash I : nyeri dan kekakuan leher
Cedera whiplash II : terbatasnya ROM dan nyeri
Gejala whiplashNyeri leher yang bertambah pada 24 jam
Nyeri kepala,nyeri menjalar pundak dan lengan
Gerak fleksi lateral berkurang
Difagia
Nyeri fleksi ke depan
Jenis cedera akibat traumaFraktur
Dislokasi
Luka tembus
Perdarahan epidural
Hematom subdural spinalis
Cedera tidak langsung
Cedera intermeduler
Trauma hiperfleksi-rotasiMenyebabkan fraktur dan dislokasi, sering didaerah C5-6 dan T12-L1
menimbulkan kerusakan yang luas pada medula spinalis
Trauma LongitudinalTerjadi kompresi yang lebih stabil, misal fraktur Jefferson (C1), kepala
daerah Vertex membentur tanah waktu terjun/menyelam.
Trauma HiperekstensiSering menyebabkan ligamentum spinalis anterior robek, lokasi
umumnya di C4-5.
Gambaran Klinis CMS Komplit
1. Spinal Shock : mula-mula parese flaksid, sensibilitas dibawa lesi (-), berlangsung selama 3-6 minggu atau lebih.
2. Aktivitas reflek meningkat – setelah fase shock. Lesi servikal : jika stimuli internal (dekubitus, uretritis, cystitis) timbul fleksor spasme.
3. Nyeri radikuler mungkin timbul untuk beberapa minggu atau bulan karena lesi radik.
4. Gangguan Otonom yaitu,a. pengaturan suhu :
- lesi setinggi C8, termoregulasi (-)- lesi setinggi T9-T10, keringat berkurang (-).
Gangguan Klinis CMS Komplit .. 2
4.Gangguan Otonom (lanjutan)
b. Pengaturan tekanan darah :
- Hipotensi Ortostatik, gagalnya reflek kontraksi pembuluh
darah pada perubahan posisi, penderita dapat pingsan.
- kadang Hipertensi Paroksismal karena distensi
kandung kemih atau rektum.
c. Disfungsi buli-buli : akan menimbulkan CRF, salah satu
kausa kematian CMS.
Gambaran Klinis CMS Komplit .. 3
c. Disfungsi Buli-buli, ada 3 stadium :stad. 1 : Segera pasca cedera CMS reflek buli- buli (-),
atoni dan over distensi buli-buli karena fase shock berlangsung beberapa hari sampai minggu.
stad. 2 : tergantung letak lesi jika lesi, diatas lumbosacral – reflek bladder pulih.
*conus medularis/cauda equina-timbul otonomik bladder.
stad. 3 : penderita otonomik bladder dapat mengenal tanda distensi bladder, sehingga pengosongan buli-buli dapat dilakukan dengan cara kompressi abdominal.
Gambaran Klinis CMS Komplit .. 4
d. Disfungsi Rektumstad. 1 : rektum distensi, antoni dan peristaltik (-)
selama fase 1 secara dramatis dapat timbul gastrik atonia, untuk cegah perforasi gaster pasang NGT.
stad. 2 : bising usus (+), flatus (+), evakuasi tinja (+) jika diberi obat stool softener, reflek evakuasi dipicu oleh kompresi abdominal. Rekondisi dis-fungsi rektum > mudah dp buli- buli.
stad. 3 : otonomik rektum : Rektum Inkontinen.e. Disfungsi seksual : bervariasi tergantung ringan atau beratnya proses CMS.
Tipe dan Lokasi CMS
Complete CMS (Grade A)- Uni level- Multi level
Incomplete CMS (Grade B, C, D)- Cervico medullary syndrome- Central cord syndrome- Anterior cord syndrome- Posterior cord syndrome- Brown sequard syndrome (Hemicord syndrome)- Conus medullary syndrome
Complete Cauda equina injury (Grade A) Incomplete cauda Equina injury (Grade B, C, D)
Diagnosis
Penegakkan Diagnosis :- Anamnesis riwayat trauma- Berdasarkan Gejala dan Tanda Klinis (ASIA
scale)- Gambaran klinis tergantung letak dan luas
lesi
ASIA : American spinal injury association/International medical society of Paraplegia (IMSOP)
Klasifikasi
1. ASIA/IMSOP
Klasifikasi tingkat dan keparahan trauma medula spinalis ditegakkan pada saat 72 jam sampai 7 hari setelah trauma.
a. berdasarkan impairment scale :
Grade Tipe Gangguan medula spinalis ASIA/IMSOP
A Komplit Tidak ada fungsi motorik dan sensorik sampaii S4-S5
B Inkomplit Fungsi sensorik masih bik tapi motorik terganggu sampai segmen sakral S4-S5
C Inkomplit Fungsi motorik terganggu dibawah level, tapi otot-otot motorik utama masih punya kekuatan < 3
D Inkomplit Fungsi motorik terganggu dibawah level, otot-otot motorik utama punya kekuatan > 3
E Normal Fungsi motorik dan sensorik normal
b. berdasarkan tipe dan lokasi trauma :i) Complete spinal cord injury (Grade A)
(a) Unilevel(b) Multilevel
ii) Incomplete spinal cord injury (Grade B, C, D)(a) Cervico medullary syndrome(b) Central cord syndrome(c) Anterior cord syndrome(d) Posterior cord syndrome(e) Brown Sequard Syndrome(f) Conus Medullary Syndrome
iii) Complete Cauda Equina Injury (Grade A)iv) Incomplete Cauda Equina Injury (Grade B, C,D)
Penatalaksanaan CMS
Tujuan– Pemulihan maksimal defisit neurologi– Medula spinalis stabil– Mobilisasi dan rehabilitasi
Penatalaksanaan– Prehospital– Hospital atau UGD– Pengiriman (transportasi)– Penilaian awal dan lanjutan– Perawatan konsevatif dan tindakan bedah– Pasca perawatan dan rehabilitasi medis
Tujuan Pengobatan pada Trauma Medula Spinalis
Menjaga sel yang masih hidup agar terhindar dari kerusakan lanjut. Eliminasi kerusakan akibat proses Patogenesis sekunder. Mengganti sel saraf yang rusak Menstimulasi pertumbuhan akson dan koneksinya. Memaksimalkan penyembuhan defisit neurologis. Stabilisasi vertebra Neurorestorasi dan neurorehabilitasi untuk mengembalikan fungsi tubuh.
Penatalaksanaan Prehospital
Umum – 10-25% defisit neurologistik karena tindakan pre hospital tidak
adekuat.– jika ada fraktur or dilokasi vertebra servikalis fiksasi leher pasang
coller, kepala dan leher jangan digerakkan.– cek ABC, jika ada gangguan kardiopulmonal RJP, intubasi
nasogastrik atau tracheostomi.– jika ada fraktur vertebra torakalis, angkut pasien dalam keadaan
tertelungkup, fiksasi torakal dengan korset.– fraktur vertebra lumbalis fiksasi dengan korset.
Neck Collar / Collar Brace
- Servikal difiksasi pada posisi netral / ekstensi ringan.- Pasang cervical collar cara tanpa menggerakkan leher (terlalu
banyak), kepala harus dipegang “in-line’ fixasi dibantu sandbags (bantal pasir)
Penatalaksanaan Prehospital .. 2
Medikamentosa – CMS dapat menyebabkan tonus pembuluh darah turun karena
paralisis fungsi sistem ortosimpatik sehingga hipotensi Berinfus bila mungkin dengan darah atau plasma, dextran 40% atau ekspafusin. Jangan berikan Dx bila perlu berikan 0.2 mg adrenalin s.c. boleh diulang 1 jam kemudian.
– bila denyut nadi < 44 kali/menit beri SA 0,25 mg iv– Hipotensi : beri cairan NaCl 0.9% atau supressor phenilephrine
10mg/500ml, or dopamine 400mg per 250ml.
Tranportasi
Dilakukan hati hati,pertimbangkan moda anggutan memadai ke RS yang memiliki sarana optimal.
Imobilisasi cervical dan thorakal Posisi tubuh terlentang kepala sedikit hiperektensi. Fraktur dislokasi vetebra thorakal bawah dan lumbal
punggung ekstensi.
Penatalaksanaan Hospital
Penatalaksanaan Umum1. Tentukan apakah cedera tersebut CMS akut2. Terapi CMS akut dengan methylprednisolon
a. methylprednisolon 30mg/kg BB selama 1 jam
b. methylprednisolon 5,4 mg/kgbb/hari iv selama 23 jam.3. Foto vertebra sesuai algoritma.4. MRI 5. Myelografi
Tindakan bedah
Indikasi operasi : 1. stabilisasi spinal 2. pengangkatan intrumentasi 3 dekompresi radiks 4. dekompresi suatu rongga (syrinx) 5. ada fraktur atau dislokasi yang labil. 6. pecahan tulang menekan medula spinalis 7. gambaran neurologi progresif memburuk 8. herniasi diskus intrervertebrali menekan ms
NEURORESTORASI DAN NEUROREHABILITASI
Tujuan :
1. Memberikan penerangan dan pendidikan kepada pasien dan keluarga mengenai trauma medula spinalis
2. Memaksimalkan kemampuan mobilisasi & self-care (latihan mandiri) dan atau latih langsung jika diperlukan.
3. Mencegah komorbiditi (Kontraktur, dekubitus, infeksi paru, dll).
Tindakan :
1. Fisioterapi
2. Terapi Okupasi
3. Latihan miksi dan defakasi rutin
4. Terapi psikologis.
Rehabilitasi cedera spinal servikalSuatu kegiatan rehabilitasi dari hanya berbaringditempat tidur menuju kehidupan berkomunitas(‘rehabilitation from beside to community”)
1. Penyembuhan (Recovery)a. penyembuhan dapat terjadi karena adanya neuroplastisitasb. Penyembuhan fungsi dinilai dengan FIM (“Functional Independence Measure”)
2. RehabilitasiDefinisi WHO : Rehabilitasi ialah suatu proses progresif, dinamis, dalam waktu yang terbatas bertujuan untuk meningkatkan kualitas individu yang mengalami gangguan secara optimal dalam bidang mental, fisik, kognitif dan sosial.
Pelayanan khusus selama fase sub-akut meliputi :
- Perawatan- Terapi fisik- Terapi kerja- Menjaga pernafasan dan obat-obatan- Istirahat dan rekreasi- Psikologi- Latihan mengendarai mobil- Pelayanan nutrisi- Latihan wicara- Pekerja sosial- Konseling kesehatan seksual
Supaya pasien dapat kembali ke lingkungan komunitasnya dan dapat berperan sesuai keadaan fisiknya yang baru.