casting alloy

35
CASTING ALLOY CASTING ALLOY

Upload: madherisa-paulita

Post on 18-Jan-2016

75 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

Casting Alloy

TRANSCRIPT

Page 1: Casting Alloy

CASTING ALLOYCASTING ALLOY

Page 2: Casting Alloy

Menurut Jablowsy, S., 1982, yang dimaksud Menurut Jablowsy, S., 1982, yang dimaksud dengan casting adalah suatu proses untuk dengan casting adalah suatu proses untuk membuat / membentuk restorasi atau membuat / membentuk restorasi atau rehabflitasi gigi dengan bahan logam.rehabflitasi gigi dengan bahan logam.

Casting juga merupakan suatu teknik yang Casting juga merupakan suatu teknik yang sering dilakukan di kedokteran gigi dalam sering dilakukan di kedokteran gigi dalam pembuatan tempatan gigi, mahkota gigi tiruan, pembuatan tempatan gigi, mahkota gigi tiruan, jembatan rangka gigi tiruan dan lain-lain jembatan rangka gigi tiruan dan lain-lain dengan bahan logam.dengan bahan logam.

Page 3: Casting Alloy

Kegunaan casting dibidang kedokteran gigi Kegunaan casting dibidang kedokteran gigi adalah untuk pembuatan resforasi, rehabilitasi adalah untuk pembuatan resforasi, rehabilitasi atau rekonstruksi pada gigi dengan bahan atau rekonstruksi pada gigi dengan bahan logam yang dilakkan dengan proses casting. logam yang dilakkan dengan proses casting. Misalnya untuk pembuatan inlay crown and Misalnya untuk pembuatan inlay crown and bridge atau gigi tiruan rangka logam, dll.bridge atau gigi tiruan rangka logam, dll.

Page 4: Casting Alloy

Tujuannya adalah untuk mengganti bahan Tujuannya adalah untuk mengganti bahan restorasi atau rehabilitasi yang tidak mungkin restorasi atau rehabilitasi yang tidak mungkin dilakukan dengan bahan selain logam dan dilakukan dengan bahan selain logam dan untuk mendapatkan kekuatan / daya tahan untuk mendapatkan kekuatan / daya tahan yang lebih besar dan bahan yang lain. yang lebih besar dan bahan yang lain. Misalnya acrylic resin atau amalgam.Misalnya acrylic resin atau amalgam.

Page 5: Casting Alloy

TAHAP-TAHAP CASTINGTAHAP-TAHAP CASTING

WAXINGWAXINGProses pembuatan pola malamProses pembuatan pola malam

Tujuan :Tujuan :

Mendapatkan suatu restorasi atau rehabilitasi Mendapatkan suatu restorasi atau rehabilitasi gigi sesuai dengan ukuran dan bentuk gigi gigi sesuai dengan ukuran dan bentuk gigi yang direstorasi atau direhabilitasi. yang direstorasi atau direhabilitasi.

Page 6: Casting Alloy

Cara pembuatan pola malam ada 3 cara : Cara pembuatan pola malam ada 3 cara :

1. Cara langsung (direct). 1. Cara langsung (direct).

Cara langsung ini dibuat seluruhnya di dalam Cara langsung ini dibuat seluruhnya di dalam mulut pasien, sehingga tidak memerlukan die. mulut pasien, sehingga tidak memerlukan die.

2. Cara tidak langsung. 2. Cara tidak langsung.

Cara tidak langsung ini pola malam dibuat Cara tidak langsung ini pola malam dibuat seluruhnya pada die, sehingga pembuatannya seluruhnya pada die, sehingga pembuatannya diluar mulut pasien. diluar mulut pasien.

Page 7: Casting Alloy

3. Cara langsung tidak langsung. 3. Cara langsung tidak langsung.

Pada cara ini mula-mula sebagian pola Pada cara ini mula-mula sebagian pola malam dibuat di mulut pasien untuk malam dibuat di mulut pasien untuk mendapatkan oklusi yang baik, kemudian mendapatkan oklusi yang baik, kemudian ditransfer ke die, dan dibuat pola malam sampai ditransfer ke die, dan dibuat pola malam sampai selesai, sehingga cara ini dibutuhkan die.selesai, sehingga cara ini dibutuhkan die.

Malam yang digunakan untuk pembuatan Malam yang digunakan untuk pembuatan pola malam adalah casting wax atau inlay wax pola malam adalah casting wax atau inlay wax yang berwarna biru atau hijau.yang berwarna biru atau hijau.

Page 8: Casting Alloy

SPRUING SPRUING Spruing adalah cara pembuatan sprue pin Spruing adalah cara pembuatan sprue pin

a. Kegunaan sprue pin untuk : a. Kegunaan sprue pin untuk :

1) Pembentukan Sprue di dalam invesmen. 1) Pembentukan Sprue di dalam invesmen.

2) Pegangan pola malam pada waktu investing. 2) Pegangan pola malam pada waktu investing.

Page 9: Casting Alloy

Sebagai standar diameter sprue pin sebagai Sebagai standar diameter sprue pin sebagai berikut : berikut :

a. untuk inlai yang kecil ± 1,3 mm a. untuk inlai yang kecil ± 1,3 mm

bb. untuk mahkota penuh ± 1,6 mm . untuk mahkota penuh ± 1,6 mm

c. untuk inlai yang paling besar ± 2,6 mm c. untuk inlai yang paling besar ± 2,6 mm

Page 10: Casting Alloy

Pemasangan sprue pin Pemasangan sprue pin

Pemasangan Sprue pin pada pola malam Pemasangan Sprue pin pada pola malam hendaknya pada daerah yang tebal dan jauh hendaknya pada daerah yang tebal dan jauh dan pinggiran pola malam. Sedangkan dan pinggiran pola malam. Sedangkan posisinya pada pola malam dapat tegak (90%) posisinya pada pola malam dapat tegak (90%) atau miring (45) terhadap permukaan pola atau miring (45) terhadap permukaan pola malam. malam.

Page 11: Casting Alloy

Penempatan sprue pin pada pola malam Penempatan sprue pin pada pola malam dengan posisi tegak lurus apabila daerah yang dengan posisi tegak lurus apabila daerah yang ditempati cukup ketebalannya. Penempatan ditempati cukup ketebalannya. Penempatan sprue pin pada pola malam dengan posisi sprue pin pada pola malam dengan posisi miring, apabila daerah yang ditempati sprue miring, apabila daerah yang ditempati sprue pin pada pola malam tidak cukup ketebalannya pin pada pola malam tidak cukup ketebalannya atau tipis.atau tipis.

Page 12: Casting Alloy

INVESTTNG INVESTTNG Investing adalah cara untuk menanam pola Investing adalah cara untuk menanam pola malam dalam bahan invesmenmalam dalam bahan invesmen

Bahan invesmen (invesment materials) Bahan invesmen (invesment materials)

a. Komposisi a. Komposisi

Komposisi dasar dan invesmen terdini dari: Komposisi dasar dan invesmen terdini dari:

1) Binder material (bahan pengikat) 1) Binder material (bahan pengikat)

2) Refractory material (bahan tahan panas) 2) Refractory material (bahan tahan panas)

3) Asher chemical (bahan kimia lain) 3) Asher chemical (bahan kimia lain)

Page 13: Casting Alloy

Cara Investing Cara Investing

2 teknik investing, yaitu : 2 teknik investing, yaitu :

aa. Manual (hand) investing technic . Manual (hand) investing technic

Teknik ini ada 2 cara, yaitu: Teknik ini ada 2 cara, yaitu:

Single investing Single investing

Pada pninsipnya puder invesmen kering dicampur Pada pninsipnya puder invesmen kering dicampur dengan air (aquades) dengan w/p ratio tertentu. dengan air (aquades) dengan w/p ratio tertentu. Kemudian diaduk selanjutnya dituangkan ke Kemudian diaduk selanjutnya dituangkan ke dalam casting ring, apabila konsistensinya sudah dalam casting ring, apabila konsistensinya sudah baik. Selanjutnya pola malam dimasukkan / baik. Selanjutnya pola malam dimasukkan / ditanam kedalam casting ringditanam kedalam casting ring

Page 14: Casting Alloy

Double investing Double investing Prinsipnya puder invesmen kering dibagi Prinsipnya puder invesmen kering dibagi menjadi bagian, misalnya A dan B. Bagian A menjadi bagian, misalnya A dan B. Bagian A dibagi menjadi 2 bagian, ialah bagian A1 dan dibagi menjadi 2 bagian, ialah bagian A1 dan A2. Bagian Al dicampur dengan air (aquades) A2. Bagian Al dicampur dengan air (aquades) sampai rata dan bersifat encer. Selanjutnya sampai rata dan bersifat encer. Selanjutnya dengan kuas halus, adonan invesmen A, dengan kuas halus, adonan invesmen A, dioleskan pada seluruh permukaan pola malam dioleskan pada seluruh permukaan pola malam secara meratasecara merata

Page 15: Casting Alloy

Kemudian invesmen A2 yang kering ditaburkan Kemudian invesmen A2 yang kering ditaburkan diatas seluruh permukaan pola malam, yang telah diatas seluruh permukaan pola malam, yang telah diolesi dengan invesmen A1 tadi, sehingga berbentuk diolesi dengan invesmen A1 tadi, sehingga berbentuk seperti buah cherry. Pada invesmen B kering seperti buah cherry. Pada invesmen B kering dicampur dengan air diaduk sarnpai mendapatkan dicampur dengan air diaduk sarnpai mendapatkan konsistensi yang baik dan lebih kental dan adonan konsistensi yang baik dan lebih kental dan adonan invesmen Al. Adonan B ini dituinvesmen Al. Adonan B ini dituaangkan ke dalam ngkan ke dalam casting ring sampai penuh, yang sebelumnya pola casting ring sampai penuh, yang sebelumnya pola malam sudah dimasukkan / diletakkan ke dalam malam sudah dimasukkan / diletakkan ke dalam casting ring dan ditunggu sampai kering. casting ring dan ditunggu sampai kering.

Page 16: Casting Alloy

PRE HEATING, WAX PRE HEATING, WAX ELIMINATION DAN HEATING ELIMINATION DAN HEATING

Preheating pada temperatur kamar sampai 1500 Preheating pada temperatur kamar sampai 1500 C dalam waktu 15 menit di dalamC dalam waktu 15 menit di dalam alat alat pemanas yang disebut furnace, yang dapat pemanas yang disebut furnace, yang dapat distel mengenam temperatur dan waktunya. distel mengenam temperatur dan waktunya.

Pre heating dilakukan dengan tujuan agar adonan Pre heating dilakukan dengan tujuan agar adonan invesmen betul-betul kering. invesmen betul-betul kering.

Page 17: Casting Alloy

Masih di dalam furnace, lalu dilakukan wax Masih di dalam furnace, lalu dilakukan wax elimination dari 1500C dinaikkan sampai 3500C elimination dari 1500C dinaikkan sampai 3500C dengan perlahan – lahann dalam waktu 30 menit. dengan perlahan – lahann dalam waktu 30 menit. Pada temperature 3500C diperkirakan seluruh Pada temperature 3500C diperkirakan seluruh malam yang ada di dalam adonan invesmen malam yang ada di dalam adonan invesmen sudah hilang tak bersisa.sudah hilang tak bersisa.

Page 18: Casting Alloy

Setelah wax elimination yang menghasilkan Setelah wax elimination yang menghasilkan mould space di dalam invesmen, kemudian mould space di dalam invesmen, kemudian dilakukan heating yaitu temperatur dinaikkan dilakukan heating yaitu temperatur dinaikkan dan 350° C sampai 700° C dalam waktu 30 dan 350° C sampai 700° C dalam waktu 30 menit. Heating ini bertujuan agar terjadi baik menit. Heating ini bertujuan agar terjadi baik pemuaian invesmen maupun pemuaian mould pemuaian invesmen maupun pemuaian mould space dapat maksimal. space dapat maksimal.

Page 19: Casting Alloy

Selanjutnya pada temperatur 7000 C didiamkan Selanjutnya pada temperatur 7000 C didiamkan selama 30 menit, kemudian casting ring diambil selama 30 menit, kemudian casting ring diambil dari casting machine. dari casting machine.

Page 20: Casting Alloy

MELTING DAN CASTING MELTING DAN CASTING Setelah didiamkan selama 30 menit pada 7000 Setelah didiamkan selama 30 menit pada 7000 C dengan cepat dipindah ke alat casting C dengan cepat dipindah ke alat casting macnine dan selanjutnya dilakukan melting. macnine dan selanjutnya dilakukan melting.

Page 21: Casting Alloy

Macam – macam casting machine Macam – macam casting machine

1) Centri fugal casting machine 1) Centri fugal casting machine

Casting machine macamnya ada 2 jenis ; Casting machine macamnya ada 2 jenis ;

a)a)Horizontal centri fugal casting machine. Horizontal centri fugal casting machine.

Casting machine ini gerakan memutarnya secara horizontal / Casting machine ini gerakan memutarnya secara horizontal / mendatar. mendatar.

b) b) Vertical centrifugal casting machine. Vertical centrifugal casting machine.

Casting machine ini gerakan memutarnya secara vertical / Casting machine ini gerakan memutarnya secara vertical / tegak lurus. tegak lurus.

Page 22: Casting Alloy

2) Air pressure casting machine 2) Air pressure casting machine

Alat casting yang menggunakan tekanan Alat casting yang menggunakan tekanan udara. Bekerjanya alat ini pnnsipnya sama udara. Bekerjanya alat ini pnnsipnya sama dengan bekerjanya alat casting vertikal dengan bekerjanya alat casting vertikal (vertical centri fugal casting machine) hanya (vertical centri fugal casting machine) hanya bedanya vertical casting machine bedanya vertical casting machine menggunakan gaya sentri fugal, tetapi air menggunakan gaya sentri fugal, tetapi air pressure casting machine menggunakan tenaga pressure casting machine menggunakan tenaga / tekanan udara. / tekanan udara.

Page 23: Casting Alloy

Pada melting (pelelehan) terhadap logam Pada melting (pelelehan) terhadap logam yang akan dicor, dilakukan dengan alat yang akan dicor, dilakukan dengan alat penyemprot api yang disebut blow pipe atau penyemprot api yang disebut blow pipe atau blow torch. blow torch.

Page 24: Casting Alloy

Macam – macam blow torch Macam – macam blow torch Berdasarkan bahan pembakarnya blow torch ada 4 macam Berdasarkan bahan pembakarnya blow torch ada 4 macam yaitu : yaitu :

1) Blow torch dengan menggunakan bahan pembakar bensin 1) Blow torch dengan menggunakan bahan pembakar bensin dan tenaga angin. dan tenaga angin.

2) Blow torch dengan gas elpiji 2) Blow torch dengan gas elpiji 3) Blow torcfl dengan gas elpiji dan O2 3) Blow torcfl dengan gas elpiji dan O2 4) Blow torch dengan gas acetilen (gas karbit = C2H2) dan O2 4) Blow torch dengan gas acetilen (gas karbit = C2H2) dan O2

Biasanya O2 digunakan untuk melelehkan logam yang Biasanya O2 digunakan untuk melelehkan logam yang akan dicor dengan titik cairnya lebih besar dari 10000C akan dicor dengan titik cairnya lebih besar dari 10000C

Page 25: Casting Alloy

Casting / pengecoran logam ke dalam Casting / pengecoran logam ke dalam mould space dilakukan apabila lelehan logam mould space dilakukan apabila lelehan logam baik pada fire clay, maupun pada crucible sudah baik pada fire clay, maupun pada crucible sudah bergerak-gerak seperti gerakan air raksa, karena bergerak-gerak seperti gerakan air raksa, karena tiupan dari blow torch. tiupan dari blow torch.

Page 26: Casting Alloy

Setelah casting dilakukan, kemudian Setelah casting dilakukan, kemudian casting ring diambil dan casting machine dan casting ring diambil dan casting machine dan didiamkan sampai dingin sekali dengan didiamkan sampai dingin sekali dengan sendirinya Selanjutnya hasil cor cliambil dengan sendirinya Selanjutnya hasil cor cliambil dengan merusakkan invesmennya. merusakkan invesmennya.

Page 27: Casting Alloy

PICKLINGPICKLING

Pengertian pickling adalah suatu cara penghilangan / Pengertian pickling adalah suatu cara penghilangan / pembersihan oksidasi yang terjadi pada permukaan pembersihan oksidasi yang terjadi pada permukaan logam cur yang mengandung logam mulia dengan logam cur yang mengandung logam mulia dengan larutan pickling. larutan pickling.

Larutan pickling ada 2 jenis : Larutan pickling ada 2 jenis :

1. larutan asam hidro chlorida (HCl) 1. larutan asam hidro chlorida (HCl)

2. larutan asam sulfat (H2SO4) 2. larutan asam sulfat (H2SO4)

Page 28: Casting Alloy

Cara pickling : Cara pickling :

Hasil casting logam aloy yang mengandung Hasil casting logam aloy yang mengandung dasar logam mulia warnanya hitam diikat dasar logam mulia warnanya hitam diikat dengan benang dan dipanasi dahulu. dengan benang dan dipanasi dahulu. Sebelumnya sudah dipersiapkan dahulu salah Sebelumnya sudah dipersiapkan dahulu salah satu larutan pickling yang sudah diencerkan.satu larutan pickling yang sudah diencerkan.

Sesudah panas, hasil cor dimasukkan ke dalam Sesudah panas, hasil cor dimasukkan ke dalam larutan pickling sebentar sarnpai warna hilang larutan pickling sebentar sarnpai warna hilang dan warna semula muncul. Oleh karena larutan dan warna semula muncul. Oleh karena larutan pickling ini sangat toksis, maka untuk pickling ini sangat toksis, maka untuk menetralisir, hasil cor dimasukkan ke dalam menetralisir, hasil cor dimasukkan ke dalam larutan sodium bikarbonat. larutan sodium bikarbonat.

Page 29: Casting Alloy

FINISHING DAN POLISHING FINISHING DAN POLISHING Pengertian finishing Pengertian finishing

Finishing adalah suatu cara untuk membentuk hasil Finishing adalah suatu cara untuk membentuk hasil casting menjadi suatu bangunan yang diinginkan casting menjadi suatu bangunan yang diinginkan dengan jalan menghilangkan / membuang ekses-ekses dengan jalan menghilangkan / membuang ekses-ekses pada permukaan hasil casting dan logam yang tidak pada permukaan hasil casting dan logam yang tidak berguna. Setelah dilakukan finishing maka bentuk berguna. Setelah dilakukan finishing maka bentuk bangunan, misalnya yang berbentuk inlay, bangunan, misalnya yang berbentuk inlay, ffull crown ull crown atau bridge work, menjadi baik tetapi masih kasar. atau bridge work, menjadi baik tetapi masih kasar. Kemudian dilakukan polishing. Kemudian dilakukan polishing.

Page 30: Casting Alloy

Pengertian polishing Pengertian polishing

Polishing adalah suatu cara untuk membuat suatu Polishing adalah suatu cara untuk membuat suatu bangunan, setelah dilakukan finishing, menjadi rata, bangunan, setelah dilakukan finishing, menjadi rata, halus dan mengkilap, sehingga bentuk bangunan halus dan mengkilap, sehingga bentuk bangunan tersebut menjadi amat bagus dan indah. tersebut menjadi amat bagus dan indah.

Page 31: Casting Alloy

• Contoh penuangan inlay dengan bahan alloy emas

• Ukuran tangkai harus tepat sesuai ukuran tuangan

• Inlay yang sangat kecil butuh diameter tangkai 1,3 mm

• Untuk inlay pada umumnya dipergunakan tangkai d = 2 mm

• Untuk mahkota yang sangat besar dipergunakan tangkai d = 2,6 mm

Page 32: Casting Alloy

BEBERAPA KESALAHAN PD PROSES PENUANGAN

1. Ukuran dimensi tuangan tidak seperti cetakan

2. Permukaan kasar dan adanya sayap pd tuangan

3. Adanya porositas

Page 33: Casting Alloy

Kesalahan ukuran dimensi tuangan

MASALAH PENYEBAB SOLUSITuangan terlalu besar

Ekspansi cetakan terlalu besar

Gunakan suhu yg benarGunakan tipe bahan pendam yg benar

Tuangan terlalu kecil

Ekspansi cetakan terlalu kecil

Panaskan bumbung tuang dg cukup

Tuangan berubah bentuk

Pola malam berubah bentuk

Penanganan malam dengan benar

Page 34: Casting Alloy

Permukaan kasar dan adanya sayap pd tuangan

MASALAH

PENYEBAB SOLUSI

Permukaan kasar

1.Bahan pendam pecah

2.Gelembung udara pada pola malam

3.Permukaan bahan pendam lunak

Mencegah pemanasan berlebih bumbung tuang dan alloyPengisian yg benar dg menggunakan vakumMencegah penggunaan perbandingan air/bubuk terlalu tinggi

Sayap pada tuangan

Retak pada bahan pendam

Mencegah pemanasan bumbung tuang yang terlalu cepat

Page 35: Casting Alloy

POROSITASMASALAH PENYEBAB SOLUSIa. Bintik-bintik tdk teratur

Kontraksi sewaktu pendinginan alloy

Partikel bahan tanam turut serta

Pergunakan diameter tangkai yang sesuai

Reservoir harus cukup dekat dengan cetakan akan lebih efektif

Panaskan bumbung tuang pd tungku dengan posisi terbalik shg partikel bahan pendam jatuh keluar

c. Tepi tuangan membundar

Tekanan balik, udara tdk dpt keluar dr cetakan

Pergunakan gaya tekan yg cukup sewaktu menuang

Pergunakan bahan pendam dengan permeabilita syg cukup

Cegah sisa malam didalam cetakan

d. Porositas Terjadi arus turbulen pd alloy cair sewaktu masuk cetakan

Letakkan tangkai pd posisi yang benar