case report sianida

31
ILMU KEDOKTERAN FORENSIK 206 Sesvianda F Y 1102011256 Tasdik Syadikin 1102011276 Mira Kurnia 1102011164 Nuraga Wishnu Putra 1102011199 Mazaya Ekawati 1102011158 Tri Ayu Octavyani 1102011285 Yuni Iriani Sarbini 1102011300 Istiadi Mukharam 1102009147 Airiza Aszelea Athira 1102010011 Dryan Ariapratita 1102010083 Inez Soraya 1102010130 Ivan Nugraha 1102010134 Rizka Metya 1102010250 Wiryawan Nuryusuf 1102010291 Yogie Nahara Saputra 1102010297 Pembimbing :

Upload: istiadi-mukharam

Post on 26-Jan-2016

29 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

case repost tentang sianida dalam forensik

TRANSCRIPT

Page 1: Case Report Sianida

ILMU KEDOKTERAN FORENSIK 206

Sesvianda F Y 1102011256

Tasdik Syadikin 1102011276

Mira Kurnia 1102011164

Nuraga Wishnu Putra 1102011199

Mazaya Ekawati 1102011158

Tri Ayu Octavyani 1102011285

Yuni Iriani Sarbini 1102011300

Istiadi Mukharam 1102009147

Airiza Aszelea Athira 1102010011

Dryan Ariapratita 1102010083

Inez Soraya 1102010130

Ivan Nugraha 1102010134

Rizka Metya 1102010250

Wiryawan Nuryusuf 1102010291

Yogie Nahara Saputra 1102010297

Pembimbing :

Dr. Budi Suhendar, DFM. Sp.F

Dr. Baety Adhayati, Sp.F

Page 2: Case Report Sianida

BAB I

PENDAHULUAN

Sianida merupakan racun yang sangat toksik, karena garam sianida dalam takaran kecil sudah cukup untuk menimbulkan kematian pada seseorang dengan cepat seperti bunuh diri yang dilakukan oleh beberapa tokoh Nazi.

Kematian akibat keracunan sianida umumnya terjadi pada kasus bunuh diri dan pembunuhan. Tetapi mungkin pula terjadi karena kecelakaan di laboratorium, pada penyemprotan (fumigasi) dalam pertanian dan penyemprotan di gudang-gudang kapal.

Hidrogen sianida merupakan cairan jernih yang bersifat asam, larut dalam air, alkohol dan eter; mempunyai titik didih 26.5 derajat C sehingga mudah menguap dalam suhu ruangan dan titik beku 14 derajat C. HCN mempunyai aroma khas amandel ( bitter almonds, peach pit). HCN dipakai dalam sintetis kimia dan fumigasi gudang-gudang kapal untuk membunuh tikus. HCN dapat dibuat dengan jalan mereaksikan garam sianida dengan asam sehingga akan terbentuk HCN.

Page 3: Case Report Sianida

BAB II

LAPORAN KASUS

I. Identitas Pasien

Nama : An.Rijal

Usia : 9 tahun

Alamat : Kp. Kampung Blosong Rt 01 Rw 04 Desa Serdang Kec.Kramatwu , Serang

Pekerjaan : Pelajar

Tanggal Datang : 12 November 2015

Tanggal Pemeriksaan : 12 November 2015

No. RM : 00.20.59.06

PEMERIKSAAN LUAR:------------------------------------------------------------------------

1. Label mayat : Tidak ditemukan. --------------------------------------------------------

2. Tutup mayat : Terdapat satu kantong jenazah terbuat dari kain berwarna hitam, terdapat resleting pada bagian tengah dan tiga pasang tali berwarna hitam di sisi kanan dan kiri. ------------------------------------------------

3. Perhiasan mayat: Tidak ditemukan ----------------------------------------------------

4. Pakaian mayat:

Terdapat satu buah celana pendek berbahan kain, berwarna biru tua dengan gambar huruf B pada bagian depan kaki kiri, bagian bawah celana berwarna merah dan terdapat karet pada bagiam pinggang terdapat bekas basah pada bagian selangkangan celana------------------------------------------------------------

Terdapat satu buah baju berlengan pendek berbahan kaos, berwarna biru, kuning, orange bermotif garis horizontal. pada bagian depan terdapat logo berbentuk perisai dengan tulisan Dennis D tanda bintang S ukuran enam belas ----------------------------------------------------------------------------------------------

Terdapat satu celana dalam berbahan kaos berwarna dasar putih dengan corak putih berwarna biru bertuliskan jacky berwarna hitam------------------------------

Terdapat satu buah kaos dalam berbahan dasar kaos berwarna putih terdapat robekan pada bagian ketiak kanan------------------------------------------------------

Terdapat plester berbahan kain berwarna coklat dengan ukuran empat kali delapan sentimeter------------------------------------------------------------------------

Page 4: Case Report Sianida

5. Benda disamping mayat: Tidak ditemukan ----------------------------------------------------6. Kaku mayat : terdapat pada kaki kanan kiri, tangan dan jari. Sukar untuk di lawan-----

Lebam mayat terdapat pada punggung belakang berwarna lebih terang hilang pada penekanan ---------------------------------------------------------------------------------------------------------------

7. Mayat adalah seorang laki-laki, bangsa Indonesia, Ras Mongoloid, umur 9 tahun, kulit sawo matang gizi sedang, panjang tubuh seratus dua puluh dua sentimeter, berat tubuh tidak diketahui zakar sudah di sunat ----------------------------------------------------

8. Identitas khusus: tidak ditemukan --------------------------------------------------------------9. Rambut berwarna hitam , tumbuhnya lebat lurus , panjang tujuh sentimeter.

---------------------Alis mata berwarna hitam, tumbuh teratur, lurus, panjang nol koma enam sentimeter. --------------------------------------------------------------------------------------------------------Bulu mata berwarna hitam, tumbuh teratur lentik, panjang nol koma tujuh sentimeter. -------------------------------------------------------------------------------------------------------Kumis tidak ada ----------------------------------------------------------------------------------Jenggot tidak ada ---------------------------------------------------------------------------------Mata kanan terbuka berukuran nol koma dua milimeter dan mata kiri terbuka berukuran nol koma tiga milimeter. ------------------------------------------------------------Selaput bening mata kanan dan kiri berwarna bening keruh --------------------------------Teleng mata kanan dan kiri melebar berdiameter nol koma empat sentimeter.-----------Warna tirai mata kanan dan kiri berwarna coklat.---------------------------------------------Selaput bola mata kanan dan kiri terdapat putih kekuningan -------------------------------Selaput kelopak mata kanan terdapat pelebaran pembuluh darah dan kiri normal. ------

10. Hidung : Pesek. --------------------------------------------------------------------------------------------Telinga : oval, normal

------------------------------------------------------------------------------------

Mulut terbuka, lidah tergigit nol koma tiga sentimeter dari ujung lidah --------------------------

11. Gigi geligi: ----------------------------------------------------------------------------------- Pada rahang atas kanan gigi ke delapan atas tanggal tidak terdapat sisa akar.

----------- Pada rahang atas kanan gigi ke tujuh atas tanggal tidak terdapat sisa akar.

-------------- Pada rahang atas kanan gigi ke enam atas tanggal tidak terdapat sisa akar.

------------- Pada rahang atas kanan gigi ke empat atas tanggal tidak terdapat sisa akar.

------------- Pada rahang atas kanan gigi ke tiga atas tanggal tidak terdapat sisa akar.

---------------- Pada rahang atas kanan gigi ke dua atas tanggal tidak terdapat sisa akar.

---------------- Pada rahang bawah kanan gigi ke delapan bawah tanggal tidak terdapat sisa

akar. ----

Page 5: Case Report Sianida

Pada rahang bawah kanan gigi ke tujuh bawah tanggal tidak terdapat sisa akar. -------

Pada rahang bawah kanan gigi ke enam bawah tanggal tidak terdapat sisa akar. --

Pada rahang bawah kanan gigi ke lima terdapat sisa akar. ---------------------------

Pada rahang bawah kanan gigi ke empat terdapat sisa akar. -------------------------

Pada rahang bawah kanan gigi ke tiga terdapat sisa akar. ----------------------------

Pada rahang atas kiri gigi ke dua atas tanggal tidak terdapat sisa akar --------- Pada rahang atas kiri gigi ke tiga atas tanggal tidak terdapat sisa akar. --------- Pada rahang atas kiri gigi ke enam atas tanggal tidak terdapat sisa akar. ------- Pada rahang atas kiri gigi ke tujuh atas tanggal tidak terdapat sisa akar. ------ Pada rahang atas kiri gigi ke delapan atas tanggal tidak terdapat sisa akar. --- Pada rahang atas kiri gigi ke empat bawah terdapat sisa akar. ------------------- Pada rahang bawah kiri gigi ke empat bawah terdapat sisa akar. ----------------- Pada rahang bawah kiri gigi ke lima bawah terdapat sisa akar. ------------------- Pada rahang bawah kiri gigi ke enam bawah terdapat sisa akar. ------------------ Pada rahang bawah kiri gigi ke tujuh bawah tanggal tidak terdapat sisa akar. - Pada rahang bawah kiri gigi ke delapan bawah tanggal tidak terdapat sisa akar.

12. Dari lubang mulut terdapat keluar cairan berwarna kuning kecoklatan -------------------Dari lubang hidung terdapat keluar cairan berwarna kuning kecoklatan ------------------Dari lubang telinga kanan tidak terdapat keluar cairan. -------------------------------------Dari lubang telinga kiri tidak terdapat keluar cairan. ----------------------------------------Dari lubang kemaluan terdapat keluar cairan putih susu. -----------------------------------Dari lubang tidak terdapat keluar cairan.-------------------------------------------------------

13. Luka – luka 1. Pada bibir bawah tepat pada garis pertengahan depan nol koma lima sentimeter

dari sudut tepi mulut kanan terdapat luka lecet berukuran nol koma lima sentimeter kali nol koma satu sentimeter --------------------------------------------------

2. Pada bibir bawah tepat pada garis pertengahan depan satu sentimeter dari sudut tepi mulut kanan terdapat luka lecet berukuran nol koma dua sentimeter kali nol koma dua sentimeter -------------------------------------------------------------------------

3. Pada bibir bawah tepat pada garis pertengahan depna dua sentimeter dari sudut tepi mulut kanan terdapat luka lecet berukuran satu sentimeter kali nol koma lima sentimeter--------------------------------------------------------------------------------------

4. Pada paha kiri Sembilan koma tujuh sentimeter dari taji usus terdapat luka memar berwarna biru berukuran nol koma empat kali nol koma empat sentimeter-----------

5. Pada kaki kiri lima koma lima sentimeter di bawah lutut terdapat memar berwarna coklat berukuran satu koma dua kali satu koma delapan sentimeter-------------------

14. Patah tulang tidak tampak dan tidak teraba. ---------------------------------------------------15. Lain-lain :

a. Diambil darah menggunakan spuit sebanyak dua cc. ------------------------------------

b. Diambil cairan berwarna kuning dari mulut dan hidung kurang lebih satu koma lima sentimeter. --------------------------------------------------------------------------------

Page 6: Case Report Sianida

c. Pada pipi sebelah kiri empat sentimeter dari garis pertengahan depan tujuh sentimeter dari kelopak bawah mata kiri terdapat tahi lalat berwarna coklat berukuran nol koma satu sentimeter kali nol koma satu sentimeter ----------------------

d.Pada lutut sebelah kiri terdapat luka lama berukuran satu koma tiga kali satu sentimeter --------------------------------------------------------------------------------------

e.Pada panjang kaki sebelah kiri tiga sentimeter di bawah mata kaki terdapat luka

lama berukuran satu kali satu koma lima sentimeter ----------------------------------

f. Tepat pada lutut sebelah kanan terdapat bekas luka lama berukuran satu kali satu sentimeter --------------------------------------------------------------

g. Pada kaki kanan empat koma lima sentimeter dibawah lutut terdapat bekas luka lama berukuran satu koma lima kali nol koma lima sentimeter --------------------------------------------------------------------------------h. Pada kaki kanan sebelas sentimeter dibawah lutut terdapat bekas luka lama

berukuran dua koma dua kali nol koma empat sentimeter -----------

i. Pada betis luar kaki kanan sepuluh sentimeter dibawah lutut terdapat bekas luka lama berukuran dua koma empat kali satu koma lima sentimeter --------------------------------------------------------------------------------j. Tepat pada siku sebelah kanan terdapat luka lama berukuran dua kali nol koma lima sentimeter -------------------------------------------------------------

k.Terdapat plester berwarna coklat pada ujung jari ke tiga tangan kanan ----------------l.Terdapat kulit mengelupas berwarna putih pucat pada bagian plester yang di lepas -m.Terdapat tahi lalat pada dada sebelah kiri tiga sentimeter dari garis pertengahan

depan, lima belas sentimeter dari tulang selangka kanan terdapat tahi lalat berukuran nol koma satu kali nol koma satu sentimeter -------------------------------------------------

n.Terdapat tahi lalat pada dada sebelah kiri tiga sentimeter dari garis pertengahan depan. Lima belas sentimeter dari tulang selangka kiri terdapat tahi lalat berukuran nol koma satu kali nol koma satu sentimeter -----------------------------------------------

PEMERIKSAAN DALAM:--------------------------------------------------------------------------16. Jaringan lemak bawah kulit berwarna kuning, daerah dada setebal nol koma tiga

sentimeter dan daerah perut nol koma lima milimeter, otot-otot berwarna merah kecoklatan, tebal sekat rongga badan kanan setinggi sela iga lima, kiri setinggi iga lima. ------------------------------------------------------------------------------------------

Tulang dada: Utuh. -----------------------------------------------------------------------------Iga- iga: Utuh. -----------------------------------------------------------------------------------Dalam rongga dada kanan kosong sebelah kiri kosong, kandung jantung tampak tiga jari diantara kedua paru berisi cairan kuning jernih. Pada jantung sisi depan dan belakang terdapat bintik-bintik perdarahan tiga puluh milliliter. ------------------------

17. Jaringan ikat bawah kulit daerah leher tidak terdapat resapan darah kulit bagian dalam leher ------------------------------------------------------------Otot leher tidak terdapat resapan darah. ---------------------------------------------------------------------

Page 7: Case Report Sianida

18. Selaput dinding perut: kelabu mengkilat. ---------------------------------------Otot dinding perut: Berwarna merah kecokelatan ----------------------------Dalam rongga perut: tidak ditemukan resapan darah dan cairan. ------------------------------------

19. Lidah berwarna kelabu kecoklatan , penampang coklat kemerahan ---------------Tulang lidah utuh. ------------------------------------------------------------------------------

Rawan gondok utuh. ---------------------------------------------------------------------------

Rawan cindin utuh. ----------------------------------------------------------------------------

Kelenjar gondok berwarna merah kecoklatan perabaan kenyal. ------------------------

Penampang merah kecoklatan. ----------------------------------------------------------------

Kelenjar kacangan merah kecoklatan, tampak bintik perdarahan ----------------------

Kerongkongan berisi lendir berwarna kuning , selaput lendir kelabu. Pada ujung kerongkongan selaput lender tampak tidak mengkilat, permukaan erosive. --------------------------------------------------------------------------------------

Batang tenggorok berisi lendir berwarna kuning jernih beserta busa halus berwarna putih, selaput lendir kelabu kemerahan, tampak sedikit bitnik perdarahan. --------------

20. Jantung lebih besar dari satu kali tinju kanan mayat, berwarna coklat kemerahan , perabaan kenyal lunak, ukuran lingkaran katub serambi kanan tujuh sentimeter, kiri lima koma lima sentimeter, pembuluh nadi paru tiga koma lima sentimeter dan batang nadi tiga koma lima sentimeter, tebal otot bilik kanan dua milimeter dan kiri enam millimeter. Pembuluh nadi jantung tidak terdapat persumbatan. Sekat jantung coklat homogen, berat seratus gram. -------------------------------------

21. Paru kanan terdiri atas tiga baga, berwarna ungu kemerahan perabaan kenyal penampang berwarna coklat kemerahan pada pemijatan keluar cairan merah kehitaman disertai busa halus berwarna putih, berat dua ratus gram, pada telaah antar baga terdapat bintik perdarahan. -------------------------------------------------

Paru kiri terdiri atas dua baga, berwarna ungu kemerahan perabaaan kenyal penampang berwarna coklat kemerahan pada pemijatan keluar cairan merah kehitaman disertai busa halus berwarna putih, berat serratus lima puluh gram. Sela antara dada tampak bitnik dan bercak perdarahan. Pada permukaan tampak daerah berbatas tegas dan berwarna gelap dan lainnya berwarna pucat dan batas tegas. ------

16. Limpa berwarna ungu kemerahan, permukaan keriput, perabaan kenyal, penampang berwarna ungu kehitaman, gambaran limpa jelas jaringan dan pada pengikisan jaringan keriput, berat seratus gram. ------------------------------------

17. Hati berwarna ungu kecoklatan agak terang, permukaan licin tepi tajam , perabaan kenyal agak keras, penampang berwarna ungu kecokelatan, gambaran hati jelas, berat seribu empat ratus lima puluh gram. -----------------------------------------------

18. Kelenjar empedu berisi cairan berwarna coklat kekuningan, selaput lender tidak di nilai, saluran empedu tidak tersumbat. ------------------------------------------------

Page 8: Case Report Sianida

19. Kelenjar liur perut berwarna cokelat kekuningan , permukaan berbaga-baga, perabaan kenyal, penampang berwarna coklat, gambaran kelenjar jelas, berat lima puluh gram. --------------------------------------------------------------------------------

20. Lambung berisi cairan berwarna coklat kekuningan dan beberapa butiran-butiran masa keras berbentuk seperti butiran beras berwarna kuning, selaput lender berwarna kelabu kecoklatan disertai pelebaran pembuluh darah. ----------------------

Usus dua belas jari berisi lender berwarna kuning kecoklatan, selaput lender coklat kemerahan di sertai pelebaran pembuluh darah serta bintik-bintik perdarahan. -------------------------------------------------------------------------

Usus halus berisi lender berwarna coklat kekuningan, selaput lender berwarna coklat disertai pelebaran pembuluh darah. -----------------------------

Usus besar terdapat massa lunak berwarna coklat kehijauan. ----------------pada tirai usus tampak pembesaran kelenjar getah bening. --------------------

21. Kelenjar anak ginjal kanan berbentuk trapesium, warna kuning kecoklatan, penampang berlapis. -------------------------------------------------

Kelenjar anak ginjal kiri berbentuk bulan sabit, warna kuning kecoklatan, penampang berlapis. ------------------------------------------------------

22. Ginjal kanan simpai lemak cukup tebal, simpai ginjal mudah dilepas, permukaan ginjal licin, warna coklat kemerahan bagian tengah tampak lebih terang, penampang berwarna merah kecoklatan, gambaran ginjal masih jelas, piala ginjal kosong atau tidak tampak bintik perdarahan, tampak pelebaran pembuluh darah, saluran kemih tidak tersumbat , berat seratus gram.--------------------------------------------------------------------------------

Ginjal kiri simpai lemak cukup tebal, simpai ginjal mudah dilepas, permukaan ginjal licin , warna coklat kemerahan bagian tengah tampak lebih terang, gambaran ginjal masih jelas, piala ginjal kosong tampak pelebaran pembuluh darah, saluran kemih tidak tersumbat, berat tujuh puluh lima gram. --------------------------------------------------------------------------

23. Kandung kemih berisi kosong. -----------------------------------------------------24. Kulit kepala bagian dalam : tidak terdapat perdarahan. ---------------------Tulang tengkorak utuh. ------------------------------------------------------------------

Selaput keras otak utuh. ----------------------------------------------------------------

Selaput lunak otak utuh. ----------------------------------------------------------------

Otak besar:a. Pada permukaan tampak pelebaran pembuluh darah. --------------------b. Sulcus menyempit, gyrus menelatar. -------------------------------------------c. Pada penampang tampak pelebaran pembuluh darah. --------------------d. Batas antara putih dan abu-abu tampak sebagian tempat kurang jelas. Otak kecil :a. Permukaan tampak pelebaran pembuluh darah. ---------------------------b. Tonjolan otak kecil tampak sama tinggi. --------------------------------------c. Pada penampang tampak pelebaran pembuluh darah. -------------------

Page 9: Case Report Sianida

d. Batas antara putih dan abu-abu tampak sebagian kurang jelas. --------Batang otak penampang tampak pelebaran pembuluh darah. -----------------Bilik otak kosong berat seribu serratus lima puluh gram. ----------------------25. Pemeriksaan laboratorium:----------------------------------------------------------Histologi forensik:---------------------------------------------------------------------------

a. Pada sediaan otak kecil. ------------------------------------------------------b. Pada sediaan otak besar. -------------------------------------------------------c. Pada sediaan batang otak. ----------------------------------------------------d. Pada sediaan paru kiri. ---------------------------------------------------------e. Pada sediaan paru kanan. ------------------------------------------------------f. Pada sediaan jaringan otot jantung. ------------------------------------------g. Pada sediaan ginjal kanan. ----------------------------------------------------h. Pada sediaan ginjal kiri. ---------------------------------------------------------i. Pada sediaan kelenjar liur. -----------------------------------------------------j. Pada sediaan hati. ---------------------------------------------------------------Lain-lain : - di ambil darah dari jantung dua belas cc. ---------------------

-di ambil isi empedu seluruhnya (in toto). --------------------------

-diambil sampel isi lambung tiga puluh cc (dua botol). ---------

KESIMPULAN : --------------------------------------------------------------------------------------Pada pemeriksaan mayat laki-laki yang diketahui identitasnya ini ditemukan pelebaran pembuluh darah pada selaput kelopak mata kanan. Cairan kuning kecoklatan keluar dari lubang mulut dan lubang hidung. Terdapat luka lecet pada bibir bawah , luka memar kebiruan dan kecoklatan pada paha kiri. Tidak terlihat dan tidak teraba patah tulang ------------------------------------------------------------------

Pada pemeriksaan dalam terdapat bintik-bintik perdarahan pada jantung sisi depan dan belakang, kelenjar kacangan, batang tenggorok, antar baga pada paru kanan, sela antar dada dan usus dua belas jari.Terdapat pelebaran pembuluh darah pada usus dua belas jari, usus halus, piala ginjal kanan kiri, dan otak. Terdapat pembesaran kelenjar getah bening pada tirai usus.

Demikian Visum Et Repertum ini di buat dengan dengan sejujur – jujurnya mengingat sumpah Jabatan dan sesuai dengan Kitab Undang – Undang Hukum Acara Pidana ( KUHAP ). -------------------------------------------------------------------------

Page 10: Case Report Sianida

BAB III

Tinjauan Pustaka

A. Definisi Sianida (CN) merupakan racun yang sangat toksik,karena garam sianida dalam

takaran kecil sudah cukup untuk menimbulkan kematian pada seseorang dengan cepat

seperti bunuh diri yang dilakukan oleh beberapa tokoh Nazi.

Kematian akibat keracunan CN umunya terjadi pada kasus bunuh diri dan

pembunuhan.Tetapi mungkin pula terjadi akibat kecelakaan dilaboratoriuim, pada

pemyemprotan (fumigasi) dalam pertanian dan penyemprotan di gudang-gudang

kapal. (Ilmu Kedokteran Forensik edisi pertama,cetakan pertama 1994)

B. Klasifikasi

a. Hidrogen sianida (asam sianida, HCN) merupakan cairan jernih yang bersifat

asam, larut dalam air, alkohol dan eter ; mempunyai titik didih 26.5 derajat

celcius sehingga mudah menguap dalam suhu ruangan dan titik beku 14

derajat celcius. HCN mempunyai aroma khas amndel (bitter almonds, peach

pit). HCN dipakai dalam sintesis kimia dan fumigasi gudang-gudang kapal

untuk membunuh tikus. HCN dapat dibuat dengan jalan mereaksikan garam

sianida dengan asam sehingga akan terbentuk HCN.

b. Garam Sianida, NaCN dan KCN dipakai dalam proses pengerasan besi dan

baja, dalam proses penyepuhan emas dan perak serta dalam fotografi. AgCN

digunakan dalam pembuatan semir sepatu putih. K-Ferosianida digunakan

dalam bidang fotografi, Acrylonitrile digunakan untuk sintesis karet. Ca-

Cyanimide untuk pupuk penyubur.

c.

Page 11: Case Report Sianida

C. Farmakokinetik

Seseorang dapat terkontaminasi melalui makanan, rokok dan sumber lainnya.

Makan dan minum dari makanan yang mengandung sianida dapat mengganggu

kesehatan. Setelah terpapar, sianida langsung masuk ke dalam pembuluh darah. Jika

sianida yang masuk ke dalam tubuh masih dalam jumlah yang kecil maka sianida

akan diubah menjadi tiosianat yang lebih aman dan diekskresikan melalui urin. Selain

itu, sianida akan berikatan dengan vitamin B12. Tetapi bila jumlah sianida yang

masuk ke dalam tubuh dalam dosis yang besar, tubuh tidak akan mampu untuk

mengubah sianida menjadi tiosianat maupun mengikatnya dengan vitamin B12.(1,5)

Jumlah distribusi dari sianida berubah-ubah sesuai dengan kadar zat kimia lainnya di

dalam darah. Pada percobaan terhadap gas HCN pada tikus didapatkan kadar sianida

tertinggi adalah pada paru yang diikuti oleh hati kemudian otak. Sebaliknya, bila

sianida masuk melalui sistem pencernaan maka kadar tertinggi adalah di hati. Sianida

juga mengakibatkan banyak efek pada sistem kardiovaskuler, termasuk peningkatan

resistensi vaskuler dan tekanan darah di dalam otak. Penelitian pada tikus

membuktikan bahwa garam sianida dapat mengakibatkan kematian atau juga

penyembuhan total. Selain itu, pada sianida dalam bentuk inhalasi baru menimbulkan

efek dalam jangka waktu delapan hari. Bila timbul squele sebagai akibat keracunan

sianida maka akan mengakibatkan perubahan pada otak dan hipoksia otak dan

kematian dapat timbul dalam jangka waktu satu tahun.

D. Tanda dan Gejala Keracunan

a. Keracunan akut

Racun yang ditelan cepat menyebabkan kegagalan pernafasan dan kematian

dapat timbul dalam beberapa menit. Korban sering mengeluh rasa terbakar pada

kerongkongan dan lidah, sesak nafas, hipersalivasi, mual, muntah, sakit kepala,

vertigo, fotofobi, tinitus, pusing dan kelelahan.2

Dapat pula ditemukan sianosis pada muka, busa keluar dari mulut, nadi cepat

dan lemah, pernafasan cepat dan kadang-kadang tidak teratur, pupil dilatasi dan

refleks melambat, udara pernafasan dapat berbau amandel, juga dari muntahan

Page 12: Case Report Sianida

tercium bau amandel. Menjelang kematian sianosis lebih nyata dan timbul kedut

otot-otot kemudian kejang-kejang dengan inkontinesia urin dan alvi.2

Racun yang diinhalasi menimbulkan palpitasi, kesukaran bernafas, mual-

muntah, sakit kepala, salivasi, lakrimasi, iritasi mulut, dan kerongkongan, pusing

dan kelemahan ekstremitas cepat timbul dan kemudian kolaps, kejang-kejang,

koma dan meninggal.2

b. Keracunan kronik

Korban tampak pucat, keringat dingin, pusing, rasa tidak enak dalam perut,

mual dan kolik, rasa tertekan pada dada dan sesak nafas. Keracunan kronik CN

dapat menyebabkan goiter dan hipotiroid, akibat terbentuk sulfosianat.2

Calcium cyanimide menghambat aldehida-oksidase sehingga toleransi

terhadap alkohol menurun. Gejala keracunan berupa sakit kepala, vertigo, sesak

nafas dan meninggal akibat kegagalan pernafasan.

E. Pemeriksaan Kedokteran Forensik

Pemeriksaan luar

Tercium bau amandel yang patognomonik untuk keracunan CN, dapat

tercium dengan menekan dada mayat sehingga akan keluar gas dari mulut dan

hidung. Bau ini harus cepat dapat ditentukan karena indera pencium kita cepat

teradaptasi sehingga tidak dapat membaui bau khas tersebut.2

Sianosis pada wajah dan bibir, busa keluar dari mulut dan lebam mayat

berwarna merah terang, karena darah vena kaya akan oksi-Hb. Tetapi ada pula

yang mengatakan karena terdapat Cyan-Met-Hb. 2

Warna lebam yang merah terang tidak selalu ditemukan pada kasus

keracunan sianida, ditemukan pula kasus kematian akibat sianida dengan warna

lebam mayat biru kemerahan, livid. Hal ini tergantung pada keadaan dan derajat

keracunan. 2

Page 13: Case Report Sianida

Pemeriksaan dalam

Pada pemeriksaan dalam tercium bau amandel yang khas pada saat

membuka rongga dada, perut dan otak serta lambung (bila racun melalui mulut).

Darah, otot dan organ-organ tubuh dapat berwarna merah terang. Selanjutnya

hanya ditemukan tanda-tanda asfiksia pada organ-organ tubuh.2

Pada korban yang menelan garam alkali sianida, dapat ditemukan

kelainan pada mukosa lambung berupa korosi dan berwarna merah kecoklatan

karena terbentuk hematin alkali dan pada perabaan mukosa licin seperti sabun.

Korosi dapat menyebabkan perforasi lambung yang dapat terjadi antemortal

atau postmortal.

F. Pemeriksaan Laboratorium

Pada kasus keracunan Arsen (As), kadar dalam darah, urin, rambut dan kuku

menigkat. Nilai batas normal kadar As adalah sebagai berikut

Rambut kepala normal : 0,5 mg/kg

Curiga keracunan : 0,75 mg/kg

Keracunan akut : 30 mg/kg

Kuku normal : sampai 1 mg/kg

Curiga keracunan : i mg/kg

Keracunan akut : 80 ug/kg

Pada urin, As dapat ditemukan dalam waktu 5 jam setelah diminum, dan dapat terus

ditemukan hingga 10-12 hari.

Pada keracunan yang kronik, Arsen dapat didiekskresikan tidak terus menerus

(intermiten) tergantung pada intake. Titik-titik basofil pada eritrosit dan leukosit muda

mungkin ditemukan pada darah tepi. Menunjukan beban sumsum tulang yang

meningkat. Kematian dapat terjadi sebagai akibat malnutrisi dan infeksi.

Page 14: Case Report Sianida

Pemeriksaan Toksikologik

Uji Reinsch:

Berdasarkan Hukum Deret Volta (sebagian deret volta adalah : K Na Ca Mg Al Zn Fe

Pb H Cu As Ag Hg Au), unsur yang letaknya sebelah kanan akan mengendap bila ada unsur

yang letaknya lebih kiri dalam larutan tersebut. Letak As dalam deret adalah lebih kanan dari

pada Cu.

10 c darah + 10 cc HCL pekat dipanaskan hingga terbentuk AsCl3

Celupkan batang tembaga ke dalam larutan, akan terbentuk endapan kelabu sampai

hitam dari As pada permukaan batang tembaga tersebut.

Untuk membedakan dari Ba, digunakan sifat sublimasi As.

Uji Gutzeit : Noda coklat sampai hitam pada kertas saring

Uji Marsh : Zat + HCL + Zn --- cermin As

Fisika : As menunjukan nyala api yang khas

Kromatografi gas

Pemeriksaan Toksikologi Kasus Keracunan Sianida

Jumlah sianida yang ditemukan dalam pemeriksaan tergantung jumlah sianida

yang masuk dalam tubuh dan waktu antara masuknya sianida dengan kematiannya.

Yang mana akhir-akhir ini biasanya diukur dalam menit, atau pada kasus dengan dosis

rendah dan sempat diterapi, korban dapat bertahan hidup dalam jam bahkan hari.

Sianida yang ditemukan dalam jumlah cukup adalah bukti bahwa sianida telah masuk

dalam tubuh yang mana hal itu sendiri tidak normal dan dikonfermasi sebagai barang

bukti dari terjadinya keracunan. Akan tetapi, Karhunen et al telah melaporkan kasus

dimana seorang tersangka pembunuhan terbakar dan pada post mortemnya

Page 15: Case Report Sianida

menunjukkan tingkat sianida dalam darah 10 mg/l, yang diperkirakan sesuai dengan

difusi pasif dari sianida melalui seluruh cavitas tubuh yang terbuka saat terjadinya

kebakaran. Maka dari itu sangat penting untuk mengidentifikasi sumber pasti sianida

pada kasus- kasus keracunan dan rute masuknya zat ke dalam tubuh sehingga dapat

diketahui penyebab kematiannya.5

Beberapa spesimen yang dapat diambil untuk pemeriksaan laboratorium adalah

1. Lambung (isi dan jaringannya). Material ini berguna untuk mengetahui keracunan

sianida peroral atau pada kasus mati mendadak dimana terdapat sejumlah besar

obat-obat yang tidak terabsorpsi pada lambung. Pada kasus-kasus overdosis obat

maka lambung harus diambil seluruhnya. Jika terdapat tablet atau capsul pada

lambung maka harus ditempatkan di kontainer terpisah dan dikirim bersama

specimen lambung.

2. Hati. Specimen ini berguna untuk kasus keracunan yang kompleks. Biasanya

diambil 100 gram pada dari lobus kanan karena tidak terkontaminasi dengan

empedu.

3. Darah. Dianjurkan untuk mengambil spesimen darah dari berbagai pembuluh darah

perifer. Khasnya, tingkat sianida darah dalam 1 serial kasus yang fatal antara 1-53

mg/l, dengan rata-rata 12 mg/L.9 Kadar sianida normal dalam darah sebesar 0,016-

0,014mg/L.10 Selain pemeriksaan kadar sianida dapat juga dilakukan pemeriksaan

pH darah yang akan menjadi lebih asam karena peningkatan asam laktat.

4. Otak. Pada kasus-kasus dimana sumber sianida tidak diketahui, dianjurkan untuk

mengambil sampel otak kurang lebih 20 gram dari bagian dalam untuk

mengkorfirmasi keberadaan sianida.

5. Paru-paru. Jika kematian mungkin disebabkan oleh inhalasi gas hidrogen sianida,

paru-parunya harus dikirim utuh, dibungkus dalam kantong yang terbuat dari nilon

(bukan polivinil klorida).

6. Limpa merupakan jaringan dengan konsentrasi sianida yang paling tinggi,

diperkirakan karena limpa banyak mengandung sel darah merah, dalam 1 serial

seperti diatas, tingkat sianida limpa berkisar antara 0,5-398 mg/l, dengan rata-rata

44 mg/l. Dalam serial lain, tingkat sianida darah rata-rata 37 mg/l.

7. Urine. Ekskresi sianida pada urine dalam beberapa bentuk salah satunya adalah

tiosianat.9 Pada orang yang tidak merokok konsentrasi tiosianat berkisar antara 1-

4mg/L sementara pada perokok konsentrasinya hingga 3-12mg/L.10

Page 16: Case Report Sianida

Penting untuk membawa sampel ke laboratorium sesegera mungkin (dalam

beberapa hari) untuk menghindari struktur sianida yang tidak seperti aslinya lagi dalam

sampel darah yang telah disimpan. Hal ini biasanya dapat terjadi akibat suhu

ruangannya, sehingga jika ada penundaan, sampel darah dan jaringan sebaiknya

disimpan pada suhu 4 derajat celcius dan harus dianalisa sesegera mungkin. Akan tetapi

kualitas sampel telah menurun walaupun dengan adanya pendingin. Lebih dari 70% isi

sianida dapat hilang setelah beberapa minggu, akibat reaksi dengan komponen jaringan

dan konversi menjadi thiosianad. Sebaliknya, sampel postmortem yang terlalu lama

disimpan dapat menghasilkan sianida akibat reaksi dari bakteri. Pencegahan terhadap

hal ini dengan mempergunakan kontainer yang berisi 2% sodium flourida.9

Metode Analisa Kimia

a. Uji Kertas Saring. Kertas saring dicelupkan ke dalam asam pikrat jenuh dan

dibiarkan hingga lembap. Teteskan 1 tetes isi lambung, diamkan hingga agak

kering lalu ditetesi NA2CO3 10%. Uji positif bila terbentuk warna ungu. Metode

lain adalah dengan mempergunakan larutan KCl. Kertas saring dicelupkan dalam

larutan ini lalu dikeringkan dan dipotong kecil. Kertas lalu dicelupkan ke dalam

darah korban. Hasil positif jika warna berubah merah terang. Apabila terjadi

keracunan masal dapat dipakai cara pemeriksaaan menggunakan kertas saring

dengan metode berbeda yaitu kertas saring dicelupkan ke dalam larutan HJO3 1%

kemudian larutan kanji 1% dan keringkan. Setelah kertas kering dapat dipotong

kecil-kecil seperti kertas lakmus. Letakkan dibawah lidah hingga terbasahi oleh air

liur. Uji positif bila warna berubah biru, dan negatif bila tidak berubah.2

b. Reaksi Schonbein-Pagentecher (Reaksi Guacajol) dapat dipakai untuk skrining.

Metode ini akan memberikan hasil positif jika jaringan atau isi lambung

mengandung sianida, klorin,nitrogen oksida, atau ozon. Masukkan 50mg isi atau

jaringan lambung ke dalam botol elenmeyer. Kertas saring dicelupkan ke dalam

larutan guacajol 10% dalam alkohol lalu dikeringkan. Celupkan lagi kertas saring

ke dalam larutan 0,1%CuSO4 dalam air dan gantungkan diatas jaringan dalam

botol elenmeyer. Bila isi lambung alkalis dapat ditambahkan asam tartrat untuk

mengasamkan sehingga KCN mudah terurai. Botol lalu dihangatkan. Jika terbentuk

warna biru-hijau pada kertas saring maka hasil reaksi positif.2

Page 17: Case Report Sianida

c. Metode mempergunakan isi atau jaringan lambung dapat pula memakai reaksi

Prussian Blue. Isi atau jaringan lambung didestilasi dengan destilator yaitu 5ml

destilat, 1ml NaOH 50%, 3 tetes FeSO4 10% dan 3 tetes FeCl 5%. Panaskan

hingga hampir mendidih lau dinginkan dan tambahkan HCl pekat hingga terbentuk

endapan Fe(OH)3. teruskan hingga endapan larut kembali dan terbentuk warna biru

berlin.2

d. Gettler-Goldbaum mempergunakan 2 flange atau piringan yang diantaranya

diselipkan kertas saring wathon no 50 yang digunting sebesar flange. Kertas saring

lalu dicelupkan kedalam larutan FeSO4 10% selama 5 menit keringkan lalu

dicelupkan ke dalam larutan NaOH 20% selama beberapa detik. Letakkan dan jepit

kertas saring diantara kedua flange. Panskan bahan dan salurkan uap yang

terbentuk hingga melewati kertas saring jika berubah menjadi biru maka hasil

dinyatakan positif.2

Analisa Sianida pada darah dapat mempergunakan metode calorimetrik. Metode

ini yang mempergunakan reagent pyrazolone merupakan teknik konvensional untuk

kuantifikasi sianida pada darah dan jaringan. Kelemahan utama dari teknik ini adalah

pengerjaannya yang rumit dan memakan waktu. Cara yang lebih simpel, cepat dan tetap

dapat dipercaya untuk kuantifikasi dari sianida dalam darah adalah dengan

mempergunakan Gas Cromatography Nitrogen Phosporus Detection (GC-NPD).

Metode ini jika dibandingkan dengan metode standar calorimetric mempunyai hasil

yang serupa sehingga dapat dipergunakan untuk mendeteksi dan kuantifikasi sianida

pada sampel darah postmortem.11

Cara lain penentuan kasus keracunan sianida dikemukakan oleh Varnell pada

penelitiannya yang memperlihatkan bahwa gambaran CT Scan kranial setelah 3 hari

kematian terlihat berbeda dengan kasus dengan hipoksia dan iskemia serebral. Terlihat

pembengkakan cerebral dengan hilangnya batas antara substantia alba dan subtansia

nigra dengan onset yang cepat menjadi petunjuk dari diagnosis keracunan sianida akut.

Kebanyakan kasus dengan gangguan serebral seperti hipoksia dan iskemia tidak

memperlihatkan perubahan ini pada waktu yang sama cepatnya.

Page 18: Case Report Sianida

G. Pengobatan

Pada keracunan CN yang masuk secara inhalasi, pindahkan korban ke udara

bersih. Berikan amil-nitrit dengan dengan inhalasi 1 ampul (0,2 ml) tiap 5 menit.

Hentikan pemberian bila tekanan darah sistolik kurang dari 80 mmHg

Berikan pernafasan buatan dengan 100% oksigen untuk menjana  PO2 dalam darah

agar tetap tinggi. Dapat juga dipakai oksigen hiperbarik. Resusitasi mulut ke mulut

meripakan kotraindikasi.

Antidotum berupa Natrium nitrit 3% IV diberikan sesegera mungkin dengan

kecepatan 2.5 sampai 5ml per menit. Pemberian dihentikan bila tekanan darah sistolik

dibawah 80mmHg. Pemberian nitrit akan mengubah Hb menjadi met-Hb dan akan

mengikat CN menjadi sian-met Hb. Jumlah nitrit yang diberikan harus didasarkan

pada kadar Hb dan berar badan korban. 

Jumlah Natrium nitrit pada tabel telah cukup untuk mengubah 25% Hb menjadi Met-

Hb. Kadar met-Hb tidak boleh melebihi 40%, karena met-Hb tidak dapat mengangkut

02. Bila kadar met-Hb melebihi 40% berikan reduktor, misalnya vitamin C intravena. 

Bila tekanan darah turun karena pemberian nitrit, berikan 0,1mg levartenol atau

epinefrin I.V.

Natrium tiosulfat 25% I.V. diberikan menyusul setelat pemberian Na nitrit dengan

kecepatan 2,5 - 5ml per-menit. Tiosulfat mengubah CN menjadi tiosianat. 

Hidroksokobalamin juga dianjurkan sebagai antidotum terutama untuk

keracunan kronik. Dikatakan bahwa Kobalt EDTA adalah obat pilihan dengan takaran

300mg I.V. yang akan mengubah CN menjadi kobaltsianida Co(CN)6 yang larut

dalam air. 

Pada keracunan CN yang ditelan, lakukan tindangan darurat dengan

pemberian inhalasi amil-nitrit, satu ampul (0,2ml, dalam waktu 3 menit) setiap 5

menit. Bilas lambung harus ditunda sampai setelah diberikan antidotum nitrit dan

tiosulfat. Bilas lambung dengan Na-tiosulfat 5% dan sisakan 200ml (10g) dalam

Page 19: Case Report Sianida

lambung. Dapat juga dengan K permanganat 0,1% atau H2O2 3% yang diencerkan 1

sampai 5 kali. Atau dengan 2 sendok teh karbon aktif atau Universal Antidote dalam 1

gelas air dan kemudian kosongkam lanbung dengan jalan dimuntahkan atau bilas

lambung. 

Berikan pernafasan buatan dengan oksigen 100%. Penggunaan antidotum sama

seperti pada pengobatan keracunan. CN yang diinhalasi.

Selain nitrit, dapat juga diberikan biru metilen 1% 50ml I.V. sebagi antidotum. Biru

metilen akan mengubah Hb menjadi Met-Hb dan Met-Hb yang terbentuk pada

pemerian biru metilen ini ternyata tidak dapat bereaksi dengan CN oleh sebab yang

masih belum diketahui.

Bila korban keracunan akut dapat bertahan hidup selama 4jam maka biasanya akan

sembuh. Kadang-kadang terdapat gejala sisa berupa kelainan neurologik.

Pada keracunan Ca-Sianamida, belum diketahui antidotum yang dapat digunakan.

Setelah bilas lambung diberikan terapi secara simtomatik. 

Inez, 18/11/15,
Inez, 18/11/15,
Inez, 18/11/15,