case report session nuklir farah-has

27
CASE REPORT SESSION RENOGRAFI Oleh : Norfarhana binti Azahri 1301-1211-3535 Siti Hasmah binti Jamil 1301-1211-3586 Preceptor : Dr. Trias Nugrahadi, Sp.KN DEPARTEMEN ILMU KEDOKTERAN NUKLIR

Upload: hana-chan

Post on 28-Apr-2015

39 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Case Report Session Nuklir Farah-has

CASE REPORT SESSION

RENOGRAFI

Oleh :

Norfarhana binti Azahri 1301-1211-3535

Siti Hasmah binti Jamil 1301-1211-3586

Preceptor :

Dr. Trias Nugrahadi, Sp.KN

DEPARTEMEN ILMU KEDOKTERAN NUKLIRFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PADJADJARAN

RUMAH SAKIT DR. HASAN SADIKINBANDUNG

2012

Page 2: Case Report Session Nuklir Farah-has

LAPORAN KASUS

KETERANGAN UMUM

Nama : Tn. T

Umur : 58 tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Pekerjaan : Petani

Alamat : Soreang

Tanggal Pemeriksaan : 08 Oktober 2012

ANAMNESA

Keluhan Utama : Susah buang air kecil

Anamnesa Khusus :

Sejak 3 bulan sebelum masuk rumah sakit, pasien mengeluh susah untuk

buang air kecil yang semakin lama semakin parah. Keluhan disertai dengan rasa

nyeri saat buang air kecil, sedikit-sedikit dan tidak lancar. Keluhan tidak disertai

dengan keluar batu saat BAK, mual dan juga muntah. BAK berwarna merah

disangkal. Pasien juga mengeluh sering terjaga malam untuk BAK ± 4 kali dan

masih merasakan sisa setelah BAK. Nyeri pinggang juga dirasakan pasien

terutamanya ketika berjalan yang menjalar ke bagian selangkanagan. Pasien

mengaku sering menahan kencing sebelum keluhannya timbul.

Karena keluhannya, pasien berobat ke Rumah Sakit Soreang 2 bulan

sebelum masuk rumah sakit dan kemudian diberi obat penahan sakit. Karena tidak

ada perbaikan, pasien berobat ke RSHS.

Riwayat penyakit darah tinggi dan kencing manis tidak ada. Riwayat

operasi maupun trauma disangkal. Riwayat keluhan yang serupa sebelumnya juga

disangkal. Pasien sering mengkonsumsi kopi 4 kali sehari.

PEMERIKSAAN FISIK

Kesadaran : kompos mentis

2

Page 3: Case Report Session Nuklir Farah-has

Tanda vital :

Tekanan darah : 130/80 mmHg

Nadi : 88 x/m

Respirasi : 24 x/m

Suhu : 36.5oC

Status Generalis

Kepala : tidak ada kelainan

Mata : konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterik

Telinga : tidak ditemukan kelainan

Hidung : tidak ditemukan kelainan

Mulut : tidak ditemukan kelainan

Leher : kelenjar getah bening tidak teraba

Thoraks :

Cor : bunyi jantung murni regular

Pulmonal : VBS kiri=kanan

Abdomen : hepar lien tidak teraba

Ekstremitas : tidak ada kelainan

Pemeriksaan lain :

Nyeri ketok costovertebrae dextra (+)

Pemeriksaan laboratorium :

1. Darah rutin

Hematocrit : 471000/mm3 (150000-450000/mm3)

2. Kimia klinik

Ureum : 56 mg/dL (15-50 mg/dL)

Asam urat : 7.3 mg/dL (L : 3.4-7.0 mg/dL)

Kalsium (Ca bebas) : 5.36 mg/dL (4.7-5.2 mg/dL)

3. Urin rutin

Makroskopik (kejernihan urin) : keruh (jernih)

Kimia urin

Blood urin : 50 (negatif)

Nitrit urin : positif (negatif)

3

Page 4: Case Report Session Nuklir Farah-has

Protein urin : ++(100) (negatif)

Mikroskopik urin

Eritrosit : banyak (<1)

Leukosit : penuh (<6)

Sel epitel : 5

Bakteri : positif (negatif)

(ditemukan banyak bakteri berbentuk

batang dan coccus per LPK)

PEMERIKSAAN PENUNJANG

X-Ray

Renografi

HASIL PEMERIKSAAN

X-Ray (03 Agustus 2012)

BNO

Preperitoneal fat dan psoas line jelas. Kontur ginjal kanan tidak

jelas, kiri jelas. Tampak bayangan konkremen opak multiple

setinggi paravertebral lumbal 3-4 kanan dan setinggi paravertebral

lumbal 5 kanan

Tampak bayangan opak, bulat, kecil multipel di rongga pelvis

(Phlebolith)

IVP : 5’-30’

Fungsi eksresi ginjal kiri sudah tampak pada menit ke-5. Ginjal

kanan tidak tampak sampai akhir pemeriksaan

System pelvocalices ginjal kanan tidak terlihat sampai akhir

pemeriksaan, kiri tidak melebar

Ureter kiri normal, kanan tidak tampak sampai akhir pemeriksaan

Full blass

4

Page 5: Case Report Session Nuklir Farah-has

Kurang terisi penuh, dinding regular, tampak indentasi pada bagian

posterior vesica urinaria, tampak balon kateter di dalamnya

Post-voiding

Tampak sedikit sisa kontras di vesica urinaria, tampak balon

kateter di dalamnya

Kesan

Gangguan fungsi ekskresi ginjal kanan ec nephrolithiasis dan

suspek uterolithiasis kanan

Fungsi ekskresi ginjal kiri normal

Disertai tanda-tanda pembesaran prostat

Renografi

5

Page 6: Case Report Session Nuklir Farah-has

DIAGNOSA KERJA

Non visual ginjal dextra ec batu ginjal kanan multipel

PENATALAKSANAAN

Asam mefenamat 3 x 500 mg

Nefrektomi

PROGNOSIS

Quo ad vitam : ad bonam

Quo ad functionam : dubia ad bonam

6

Page 7: Case Report Session Nuklir Farah-has

PEMBAHASAN

Fungsi ginjal yang utama adalah membuang zat sisa metabolisme tubuh

dan mengontrol volume dan komposisi cairan tubuh. Filtrasi glomerulus,

reabsorpsi zat dari tubulus renal ke dalam darah, dan sekresi zat dari darah ke

tubulus renal merupakan tiga proses ginjal dalam mensekresikan urin, sehingga

dengan demikian ginjal dapat membuang zat sisa metabolisme dengan

mengeksresikannya ke urin, sementara zat yang dibutuhkan diserap kembali ke

dalam darah.

Struktur ginjal

7

Page 8: Case Report Session Nuklir Farah-has

Fungsi ginjal

RENOGRAFI

Renografi adalah salah satu alternatif pemeriksaan fungsional untuk

mendeteksi keadaan fungsi ginjal secara terpisah satu persatu. Pada pemeriksaan

ini digunakan radioaktif 131I-hippuran yang disuntikkan secara bolus ke dalam

vena kubiti dengan dosis kurang lebih 250 uCi. Pemeriksaan dilakukan dengan

menggunakan alat SPECT (Single Photon Emitter Computed Tomography). 131I-

hippuran akan mengalami filtrasi maupun sekresi di dalam ginjal. Keadaan fungsi

ginjal akan direkam dan ditampilkan dalam bentuk kurva yang disebut sebagai

renogram atau kurva fungsi ginjal. Adanya kelainan dari fungsi ginjal atau ureter

8

Page 9: Case Report Session Nuklir Farah-has

akan merubah bentuk kurva. Renografi mempunyai 3 tipe yaitu renografi

konvensional, renografi kaptopril dan renografi diuresis.

RENOGRAFI KONVENSIONAL

Secara garis besar, ginjal mempunyai 2 fungsi utama yaitu fungsi ekskresi

(filtrasi) dan reabsorpsi serta sekresi. Fungsi eksresi dilakukan oleh glomerulus

sedangkan fungsi reabsoprsi dilakukan oleh sel-sel tubuli.

Radiofarmaka yang biasa digunakan adalah 131I-hippuran. Konsentrasi

maksimal terjadi dalam 5 menit pasca injeksi dan hilang dari parenkim dan sistem

koleksi dalam 30 menit. Seperti juga 131I-hippuran, 99mTc-MAG3 juga dieliminasi

hampir sempurna melalui sekresi tubulus. Nilai klirens MAG lebih rendah

dibandingkan dengan hippuran. Hal ini mungkin disebabkan oleh perbedaan

dalam protein pembawa.

Indikasi

Evaluasi perfusi dan fungsi ginjal.

Uji saring hipertensi renovaskuler.

Deteksi dan evaluasi obstruksi sistem koleksi ginjal.

Evaluasi trauma ginjal.

Radiofarmaka131I-hippuran sebanyak 300 µCi atau 99mTc-MAG3 sebanyak 5 mCi

disuntikkan intravena di vena mediana kubiti secara bolus.

Persiapan

Penderita harus dalam keadaan hidrasi baik dengan memberikan minum

500 mL sebelum pemeriksaan. Pada pemakaian radiofarmaka 131I-hippuran,

penderita sebelumnya diberikan larutan lugol 10 tetes untuk memblok jaringan

tiroid agar tidak menangkap 131I-hippuran. kandung kemih penderita diusahakan

dalam keadaan kosong.

Peralatan

Kamera gamma : large Field of View

Kolimator : Low Energy High Resolution untuk 99mTc-MAG3,

High Energy Collimator untuk pemakaian 131I-hippuran

9

Page 10: Case Report Session Nuklir Farah-has

Energy setting : Low energy pada puncak 140KeV,

High energy pada puncak 364 KeV

Window wide : 20%

Tatalaksana

Posisi pasien terlentang, kamera dari arah posterior. Detektor ditempatkan

sedemikian rupa hingga ginjal dan kandung kemih berada dalam lapang pandang

pencitraan.

Protokol

Akuisisi :

Teknik pencitraan dinamik

Matrix 128x128

Frame/time I : 6 frame/10 detik

Frame/time II: 15 frame/1 menit

Pemprosesan data

Seluruh data kasar digabung kemudian dibuat region of interest (ROI)

pada kedua ginjal serta dibawah kedua ginjal untuk substraksi latar belakang

untuk membuat kurva aktivitas terhadap waktu.

Penilaian

Pada pencitraan dinilai penangkapan radioaktivitas oleh kedua ginjal untuk

melihat kemampuan ginjal mengekstraksi radiofarmaka. Penilaian kurva sebagai

berikut:

Kurva normal memperlihatkan adanya tiga fase yang klasik:

Fase initial : terjadi peningkatan secara cepat segerasetelah

penyuntikan radiofarmaka menunjukkan kecepatan infeksi dan

aliran darah ke dalam ginjal. Dari fase ini dapat pula dilihat teknik dari

penyuntikan radiofarmaka, apakah bolus atau tidak. Fase ini terjadi

kurang dari 2 menit.

Fase akumulasi/sekresi : terjadi peningkatan yang lebih lambat dan

meningkat secara bertahap dengan waktu untuk mencapai puncak 2-4,4

menit. Fase ini berkaitan dengan proses penangkapan radiofarmaka

oleh ginjal difusi lewat sel-sel tubuli ke dalam lumen tubuli.

10

Page 11: Case Report Session Nuklir Farah-has

Fase ekskresi: tampak kurva menurun dengan cepat setelah mencapai

puncak kurva keseimbangan antara radioaktivitas yang masuk dan

meninggalkan ginjal. Normalnya waktu yang diperlukan untuk

mencapai setengahnya adalah 4,75-11,5 menit.

Bila ginjal sudah tidak berfungsi, penangkapan radioaktivitas akan

minimal atau tidak sama sekali, dan kurva akan berjalan datar atau tidak beraturan

sebab hanya menggambarkan aktivitas latar belakang saja.

Pada gambaran obstruksi total, kandung kemih tidak tampak dan fase

kedua akan tampak naik terus dan tidak terlihatnya adanya fase ketiga. Pada

pasien yang telah dilakukan IVP, pemeriksaan renogram harus ditunda dulu

kurang lebih 2 minggu, agar edema sel-sel tubuli akibat penggunaan kontras ada

IVP mereda.

RENOGRAFI DIURESIS

Prinsip pemeriksaan ini berdasarkan fenomena bahwa obstruksi yang

terjadi di ginjal dapat disebabkan oleh hambatan/stasis yang dengan aliran urin

yang tinggi setelah pemberian diuretika diharapkan dapat menghilangkan

hambatan tersebut.

Renografi diuresis merupakan modifikasi renografi konvensional dengan

intervensi farmakologi diuretika furosemid.

Indikasi

Untuk mengetahui lebih lanjut tingkat obstruksi (total/parsial) seperti pada

mepielum, hipotono pielum atau batu.

Radiofarmaka99mTc-DTP disuntikkan intravena di vena mediana kubiti secara bolus

Persiapan

Penderita harus dalam keadaan hidrasi baik dengan memberikan minum

500 mL sebelum pemeriksaan. Kandung kemih penderita diusahakan dalam

keadaan kosong.

Peralatan

Kamera gamma : large Field of View

11

Page 12: Case Report Session Nuklir Farah-has

Kolimator : Low energy and high resolution untuk 99mTc-MAG3,

High energy collimator untuk 131I-hippuran

Energy setting : Low energy pada puncak 140 KeV,

High energy pada puncak 364 KeV

Window wide : 20%

Tatalaksana

Posisi pasien telentang, detektor ditempatkan sedemikian rupa sehingga

ginjal dan kandung kemih berada dalam lapang pandang pencitraan dari proyeksi

posterior.

Protokol

Akuisisi :

Teknik pencitraan dinamik

Matriks 128x128

Frame/time I : 6 frame/10 detik dalam 1 menit

Frame/time II : 25 frame/1 menit selamat 25 menit

Pemeriksaan diikuti dengan seksama dan bila setelah 15 menit tidak

tampak penurunan fase 3 (retensi radiofarmaka pada ginjal), segera berikan

furosemid 20 mg iv. Pemeriksaan terus dilanjutkan kurang lebih 15 menit setelah

penyuntikan furosemid.

Pemprosesan data

Seluruh data kasar digabung kemudian dibuat region of interest pada

kedua ginjal serta di bawah kedua ginjal untuk substraksi latar belakang untuk

membuat kurva aktivitas terhadap waktu.

Penilaian

Kemungkinan yang dapat ditemukan adalah :

1. Pemberian furosemid tidak mengubah bentuk kurva obstruksi (fase 3 terus

naik) gambaran obstruksi total

2. Pemberian furosemid menyebabkan perubahan kurva renogram dengan

cepat dan ekskresinya menjadi sangat efektif hidronefrosis

nonobstruktif atau dilatasi hipotonik

12

Page 13: Case Report Session Nuklir Farah-has

3. Pengaruh furosemid pada kurva obstruksi hanya bersifar parsial, tidak

cepat dan ekskresinya lambat obstruksi parsial atau subtotal

RENOGRAFI KAPTOPRIL

Sekresi angiotensin II di ginjal merupakan hal yang penting dalam

pemeliharaan fungsi ginjal secara normal. Sistem renin angiotensin memainkan

peranan penting dalam patogenesis hipertensi renovaskuler. Penurunan perfusi

ginjal akan merangsang pelepasan renin ke dalam sirkulasi darah yang dapat

menyebabkan kadar angiotensin II (A-II) plasma meningkat. A-II selain sebagai

vasokonstriktor terutama di arteriolar efferen akan merangsang juga sekresi

aldosteron oleh korteks adrenal serta merangsang sistem saraf simpatis.

Renografi kaptopril merupakan modifikasi dari renografi konvensional

yang dilakukan dengan memberikan 25-50 mg kaptopril sebelum pemeriksaan

dilakukan.

Kaptopril (ACE Inhibitor) akan menghambat vasokonstriksi arteriolar

glomerulus yang disebabkan oleh A-II, menurunkan laju filtrasi glomerulus, aliran

urin, serta retensi garam di ginjal yang sakit. Penurunan laju filtrasi glomerulus ini

melatarbelakangi adanya perubahan pada renogram. Pada ginjal dengan stenosis

arteri renalis, penurunan fungsi akan terlihat setelah pemberian kaptopril.

Indikasi

Uji saring hipertensi renovaskuler

Radiofarmaka 131I-hippuran sebanyak 300 µCi atau 99mTc-MAG3 sebanyak 5 mCi

disuntikkan intravena di vena mediana kubiti secara bolus.

Persiapan

Persiapan hampir sama dengan renografi konvensional, hanya 1 jam

sebelum pemeriksaan, penderita diberi 25-50 mg kaptopril peroral. Penderita

dianjurkan puasa lebih kurang 4 jam sebelum pemberian kaptopril. Tekanan darah

dipantau tiap 15 menit. Apabila penderita dalam pengobatan diuretika, obat harus

dihentikan 2-3 hari sebelum pemeriksaan.

13

Page 14: Case Report Session Nuklir Farah-has

Apabila radiofarmaka yang digunakan 131I-hippuran, maka 15 menit

sebelum pemeriksaan penderita diberi 1 cc larutan lugol.

Peralatan

Kamera gamma : Large field of view

Kolimator : Low Energy High Resolution untuk 99mTc-MAG3,

High energy collimator untuk 131I-hippuran

Energy setting : Low energy pada puncak 140 KeV,

High energy pada puncak 364 KeV

Window wide : 20%

Tatalaksana

Posisi pasien telentang. Detektor ditempatkan sedemikian rupa hingga

ginjal dan kandung kemih berada dalam posisi lapang pandang pencitraan dari

proyeksi posterior.

Protokol

Akuisisi :

Teknik pencitraan dinamik

Matrix 128x128

Frame/time I : 6 frame/10 detik

Frame/time II : 15 frame/1 menit

Pemprosesan data

Seluruh data kasar digabung kemudian dibuat region of interest pada

kedua ginjal serta di bawah kedua ginjal untuk substraksi latar belakang

didapatkan kurva aktivitas terhadap waktu.

Penilaian

Penilaian pada umumnya berdasarkan penilaian kualitatif terhadap kurva

renogram. Penilaian semi kuantitatif berdasarkan rekomendasi Working Party on

Diagnostic of Renovascular Hypertension with Captopril Renoghraphy sebagai

berikut :

1. Derajat 0 : normal

2. Derajat 1 – salah satu dari yang berikut :

Perlambatan ringan dari fase sekresi (fase 2)

14

Page 15: Case Report Session Nuklir Farah-has

Penurunan aktivitas maksimal

Waktu puncak (Tmaks) abnormal 6 < Tmaks < 11 menit

Fase sekresis turun dengan lambat

3. Derajat 2 A

Perlambatan fase sekresi dan Tmaks, dengan fase ekskresi

4. Derajat 2 B

Perlambatan fase sekresi, Tmaks tanpa fase ekskresi

5. Derajat 3

Penurunan yang nyata atau penangkapan radiofarmaka tidak ada

sama sekali

Nilai

Probabilitas tinggi untuk hipertensi renovaskuler, bila perubahan dari satu

atau lebih derajat (termasuk 2 A > 2 B) pra dan pasca kaptopril.

Probabilitas rendah –derajat 0 pasca kaptopril

Intermediate – renografi awal abnormal tanpa ada perbedaan antara pre

dan pasca kaptopril

Penilaian kuantitatif lain meliputi :

1. Perubahan fungsi terpisah (split renal function) dengan nisbah 60/40%

atau lebih

2. Perpanjangan waktu transit parenkim

3. Aktivitas residual korteks (cacahan pada 20-30 menit versus cacahan pada

puncak)

4. Perubahan laju filtrasi glomerulus total (penurunan 15% atau lebih);

berguna mendeteksi stenosis arteri renalis bilateral atau pada pasien

dengan hanya satu ginjal

LAJU FILTRASI GLOMERULUS (GLOMERULAR FILTRATION RATE)

Laju filtrasi glomerulus (LFG) adalah jumlah filtrat glomerulus yang

dibentuk setiap menit dalam nefron kedua ginjal. Filtrasi glomerulus terjadi akibat

tekanan di dalam kapiler menyebabkan filtrasi cairan melalui membran kapiler ke

kapsul Bowman’s. Tekanan filtrasi glomerulus adalah tekanan netto yang

15

Page 16: Case Report Session Nuklir Farah-has

memaksa cairan keluar melalui membran glomerulus, hampir sama dengan

tekanan hidrostatik glomerulus (60mmHg) dikurangi tekanan osmotik koloid

glomerulus (32 mmHg) dan kapsul Bowman’s (18 mmHg) sehingga besarnya

tekanan filtrasi normal kira-kira 10 mmHg. Koefisien filtrasi merupakan konstanta

yang besarnya 12,5 ml per menit per mmHg. Jadi LFG sama dengan tekanan

filtrasi dikalikan dengan dengan koefisien filtrasi yaitu 10 mmHg x 12,5

ml/menit/mmHg didapatkan nilai sebesar 125 ml/menit. Dalam penentuan LFG

perlu dipahami konsep klirens ginjal yaitu kemampuan ginnjal yang menjernihkan

plasma dari berbagai macam zat. Laju klirens adalah volume yang dijernihkan per

unit waktu (ml/menit). LFG dapat diukur dengan menghitung laju klirens ginjal

dari zat khusus. Zat tersebut harus dapat bebas difiltrasi oleh membran kapiler

glomerulus, tidak disekresi maupun direabsorbsi oleh tubulus ginjal. Zat atau

radiofarmaka yang sering digunakan adalah Cr-51 EDTA, dan 99mTc-DTPA.

KURVA RENOGRAM

Kurva renogram yang normal akan menunjukkan adanya 3 fase, yaitu :

1. Fase I/vaskuler (perfusi)

Terlihat laju kenaikan secara tiba-tiba setelah injeksi radiofarmaka

yang menggambarkan radioisotop tersebut mulai masuk ke dalam

sistem vaskuler ginjal.

2. Fase II/sekresi (filtrasi glomerulus, sekresi tubular)

Terlihat suatu kenaikan yang lambat bertahap untuk mencapai

maximum count per menit, menunjukkan fase akumulasi

radioisotop dalam parenkim ginjal

3. Fase III/ekskresi

Setelah disekresi dan diakumulasi di dalam parenkim ginjal dimana

kemudian tercapai suatu keseimbangan antara radioisotop yang

masuk dan keluar, selanjutnya akan terjadi eliminasi dari

radioisotop ke dalam sistem ekskresi ginjal, pelvokalises ginjal

yang selanjutnya masuk ke dalam ureter dan kandung kemih.

16

Page 17: Case Report Session Nuklir Farah-has

KONTRAINDIKASI RENOGRAFI

Pemeriksaan renografi pada dasarnya tidak mempunyai kontraindikasi

baik yang absolut maupun yang relatif. Pemeriksaan renografi akan sangat

berguna untuk menilai keadaan-keadaan dengan perbedaan fungsi masing-masing

ginjal, gagal ginjal awal, obstruksi saluran kemih, penyakit parenkim dan vaskuler

ginjal, adanya refluks ureter dan pada transplanstasi ginjal. Beberapa keuntungan

daripada renografi adalah :

1. Tidak perlu persiapan yang khusus

2. Hanya memerlukan waktu sekitar 20-30 menit

3. Dapat dilakukan pada penderita rawat jalan yang tidak enak atau tidak

perlu mondok

4. Dosis radiasi yang relatif kecil

5. Perasaan yang tidak enak yang disebabkan oleh tindakan minimal atau

bahkan tidak ada

6. Jika dikehendaki pemeriksaan ulangan atau kontrol dapat dilakukan

dengan aman

GAMBAR KURVA RENOGRAFI, KASUS DAN PEMBAHASAN

Gambaran kurva renografi tergantung kepada fungsi ginjal yang diperiksa.

Hal ini sangat penting untuk menetapkan diagnosis dan prognosis dari ginjal yang

terlibat. Pada individu dengan fungsi ginjal yang normal, pemeriksaan renografi

akan menunjukkan kurva renogram yang terdiri dari 3 fase. Fase I adalah

kenaikan yang cepat dan segera setelah penyuntikan radioisotop. Fase ini

menggambarkan besarnya aliran darah ginjal. Fase II adalah fase akumulasi

radioisotop dalam parenkim ginjal. Fase ini naik bertahap sampai mencapai titik

maksimum (keseimbangan). Hal ini tergantung pada beberapa faktor antaranya

adalah besar rata-rata darah yang masuk, efisiensi ekstraksi, transit intraluminer

dan ekskresinya. Fase III terjadi setelah titik maksimum tercapai yang kemudian

ke dalam system pelvikalises ginjal, ureter, dan kandung kemih.

17

Page 18: Case Report Session Nuklir Farah-has

Pada kasus, fungsi ginjal kanan sangat menurun, kurva renogram hampir

mendatar dan aktivitas ginjal kanan tidak jelas. Hal ini disebabkan oleh adanya

obstruksi yang lama pada ginjal sehingga fungsi ginjal, sekresi tubuler dan GFR

menurun. Dalam hal fungsi ginjal yang sudah hilang, maka kurva renogram fase II

sangat menurun sehingga kurva menjadi tidak lengkap dan mendatar.

Renogram kasus

18

Page 19: Case Report Session Nuklir Farah-has

Dari hasil pencitraan : Ginjal kiri menangkap radioaktivitas cukup baik sedangkan ginjal

kanan tidak menangkap Renogram ginjal kiri fase ke-dua masih cukup jelas dengan puncak

kurva dicapai dalam menit ke-3 Renogram ginjal kanan setelah fase inisial tampak berjalan hampir

mendatar Kesimpulan :

Fungsi ginjal kiri cukup baik manakala ginjal kanan tidak ada

19