case report radiculopati
DESCRIPTION
NeuroTRANSCRIPT
LAPORAN KASUS
RADIKULOPATI
Disusun Oleh:
William Adiputra / 07120100111
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PELITA HARAPAN
RUMAH SAKIT UMUM SILOAM
APRIL 2014
0
ILUSTRASI KASUS
IDENTITAS PASIEN
Nama : Ib. A
Jenis Kelamin : Wanita
Umur : 52 tahun
Alamat : Binong
Suku Bangsa : Indonesia
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Status : Sudah Menikah
Status Gizi : Baik (BMI 23.2)
Tanggal masuk RS : 15 April 2014; 08 04 WIB
ANAMNESIS
Anamnesis dilakukan di Rumah Sakit Umum Siloam pada tanggal 15 April 2014,
pukul 20 30 WIB secara autoanamnesis.
Keluhan Utama:
Sakit pinggul kanan menjalar ke lutut sejak 4 bulan SMRS
Riwayat Penyakit Sekarang:
Pasien mengeluh nyeri pinggul kanan menjalar ke lutut bermula dari 8 bulan
SMRS namun semakin berat dalam 4 bulan SMRS. Karakteristik nyeri digambarkan
sebagai menusuk tanpa penyebab yang jelas. Pasien merasakan nyeri saat istirahat
maupun saat beraktivitas. Nyeri membaik saat mobilisasi tungkai atas ketika pasien
dalam posisi terlentang. Pasien menilai nyeri dengan skor 8/10. Pasien mengalami
keluhan seperti ini untuk pertama kalinya.
Dalam anamesis lanjut, pasien tidak memiliki nyeri tekan pada pinggang,
lutut, dan daerah belakang. Pasien juga mengeluh mual karena mengonsumsi obat anti
nyeri dengan frekuensi tinggi. Selain itu, pasien mengeluh gangguan buang air besar.
Pasien buang air besar sekali dalam 3 hari dengan konsistensi padat dan keras.
1 | P a g e R a d i k u l o p a t i
Pasien menyangkal adanya demam, sesak nafas, kejang, jantung berdebar,
bicara pelo, pusing berputar, penurunan berat badan drastis, dan tingkat stress fisik
dan mental yang berlebihan.
Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien memiliki riwayat trauma: trauma pinggul 10 tahun yang lalu dalam
kecelakaan sepeda motor (pasien dalam keadaan duduk). Pasien tidak memiliki
riwayat stroke, diabtes mellitus, darah tinggi, maupun kolestrol. Pasien juga
menjelaskan bahwa di lingkungan sekitarnya tidak ada tetangga ataupun orang lain
yang memiliki keluhan serupa dengan pasien. Alergi obat dan makanan disangkal.
Riwayat Penyakit Keluarga
Pada keluarga tidak ada yang memiliki keluhan serupa dengan pasien.
Riwayat DM, hipertensi, dan kelainan jantung dalam keluarga tidak dimiliki.
Riwayat Kebiasaan / Sosial
Pasien mengaku memiliki riwayat merokok (5 batang /hari). Pasien memiliki
riwayat penggunaan obat anti nyeri secara rutin selama 8 bulan. Pasien tidak memiliki
riwayat penggunaan alkohol dan napza/psikotropik. Pasien mengaku menjalani pola
hidup yang tidak sehat: jarang berolah-raga dan pola diet tinggi karbohidrat dan lemak
serta rendah serat.
STATUS GENERALIS (15 April 2014)
Tekanan darah : 130/80 (N: 120/80mmHg)
Denyut nadi : 88 (N: 60-100x/mnt)
Respirasi : 22 (N: 16-20x/mnt)
Suhu : 36,0 (N: 36,5-37,5 ˚C)
Kesadaran : Compos Mentis
Keadaan umum : Baik
Jantung : tidak ditemukan kelainan
Paru : tidak ditemukan kelainan
Abdomen : tidak ditemukan kelainan
2 | P a g e R a d i k u l o p a t i
Ekstremitas : Hemiparesis Sinistra
KGB : tidak ada pembesaran KGB
STATUS NEUROLOGIS
- GCS : 15 (E4M6V5)
-Rangsang meningeal
o Kaku kuduk -
o Laseq < 70˚
o Kernig< 135˚
o Brudzinski I -
o Brudzinki II -
-Pattrick/Counter Pattrick +/+ (nyeri)
-Pemeriksaan nervus kranialis:
o Nervus I: Gangguan mencium -/-
o Nervus II:
Visus : 6/6
Lapang pandang : dapat melihat ke semua lapang pandang
Warna : baik
Fundus : baik
o Nervus III, IV, VI:
Sikap bola mata : isootrop
Celah palpebral : ± 1cm
Ukuran pupil : 2mm/2mm
Reflex cahaya langsung : +/+
Reflex cahaya tidak langsung : +/+
Reflec konvergensi : +
Nystagmus : -
Pergerakan bola mata : ROM mata baik ke
segala arah
o Nervus V:
Inspeksi : baik
Palpasi : tidak terdapat kelainan kontur / masa
Membuka mulut : +/+
3 | P a g e R a d i k u l o p a t i
Gearak rahat : +/+ ; tidak ada deviasi
Sensibilitas V1 : +/+
Sensibilitas V2 : +/+
Sensibilitas V3 : +/+
Reflex kornea : +/+
o Nervus VII:
Sikap mulut istirahat : kirri tertinggal
Angkat alis, kerut dahi : -/+ , simetris
Tutup mata dengan kuat : -/+
Kembung pipi : -/+
Menyeringai : -/+
Rasa kecap 2/3 anterior : dbn
o Nervus VIII:
Nervus cochlearis : dbn
Nystagmus : -/-
Berdiri 1 kaki tutup mata : baik
Berdiri 1 kaki mata terbuka : baik
Berdiri 2 kaki tutup mata : baik
Berdiri 2 kali mata terbuka : baik
Berjalan tandem : baik
Fukuda stepping test : baik
Past pointing test : baik
o Nervus IX, X:
Arkus faring : tidak ada yang terjatuh
Uvula : tidak ada deviasi
Disfoni : -
Disfagi : -
Reflex faring : +
o Nervus XI:
M. Sternocleidomastoid : +/+
M. Trapezius : +/+
o Nervus XII:
Deviasi lidah : -
4 | P a g e R a d i k u l o p a t i
Atrofi lidah : -
Fasikulasi lidah : -
Tremor : -
Menjulurkan lidah : tidak ada deviasi
Kekuatan lidah : +/+, simetris, sama kuat
-Motorik
o Kekuatan motorik :
o Refleks fisiologis:
Biceps : +2/+2
Triceps : +2/+2
APR : +1/+2
KPR : +2/+2
o Tonus : baik
o Trophy : baik
o Reflex patologis:
Babinski : -/-
Chaddock : -/-
Openheim : -/-
Shaffer : -/-
Rosolimo : -/-
Mendel Becthrew : -/-
Hoffman Trommer : -/-
- Sensorik:
o Eksteroseptif
Raba : baik
Nyeri : baik
Suhu : baik
o Propioseptif
Posis sendi : baik
Getar : baik
- Koordinasi:
5 | P a g e R a d i k u l o p a t i
5555 5555
5522 5555
o Tes tunjuk-hidung : baik
o Tes tumit-lutut : baik
o Disdiadokinesis : baik
- Otonom:
o Miksi : tidak ada retensi
o Defekasi : Konstipasi dengan frekuensi BAB
sekali dalam 3 hari
RESUME
Pasien wanita, 52 tahun, datang dengan keluhan utama sakit pinggul kanan
menjalar ke lutut sejak 4 bulan SMRS. Pasien juga memiliki mual dan gangguan
buang air besar (retensi afi). Pasien mengeluh mual akibat penggunaan obat anti nyeri
yang berlebihan. Juga, pasien memiliki riwayat trauma dan kebiasaan merokok. Pada
pemeriksaan fisik ditemukan laseq <70˚ dan Kerniq <135˚ serta pattrick dan counter
pattrick yang positif. Penurunan motorik akibat nyeri pada tungkai atas dan bawah
kanan ditemukan serta hiporeflex pada KPR.
DIAGNOSIS Klinis : Ischalgia, dyspepsia, retensi afi monoparesis (nyeri) inferior dextra,
hyporeflex et causa avalscular necrosis (AVN)
Topis : Femur
Etiologis : Vascular defisiensi
Patologis : Bone necrosis
DIAGNOSIS BANDING
1. Herniated Nucleus Pulposus (HNP)
2. Osteomyelitis
RENCANA PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. CBC: Leukosit, Penghitungan Jenis (Diff Count)
Alasan: Leukosit dimasukan dalam pemeriksaan penunjang dengan alasan
peningkatan leukosit menunjukan adanya infeksi. Infeksi bakteri ataupun virus
6 | P a g e R a d i k u l o p a t i
yanng mengakibatkan osteomyelitis akan meningkatkan leukosit dan
perbedaannya dapat dilihat menggunakan diff count.
2. Lumbar X- Ray dan MRI
Alasan: Lumbar X-ray dan MRI dapat dilakukan sebagai pemeriksaan
penunjang untuk membantu menegakkan diagnosis apakah seorang pasien
memiliki HNP atau tidak. Apabila diagnosis mengarah ke HNP, makan pada
X-ray akan ditemukan penyempitan jarak antara corpus vertebrae. Juga X-ray
dapat melihat apakah terjadi fraktur pada tulang vertebrae yang
mengakibatkan penekanan saraf. Pada MRI, seorang penderita HNP akan
mempresentasikan penekanan sarah yang dapat dilihat dengan jelas.
3. Pelvic / Femur X-Ray dan MRI
Alasan: Pelvic / Femur X ray dapat dilakukan bagi pasien ini untuk
mendukung diagnosis AVN. Apabila diagnosis AVN ditegakan, X-ray akan
menunjukan readioluscent area pada tulang yang mengalami necrosis. Selain
itu pemeriksaan MRI juga menunjukan hypointense pada daerah yang
mengalami AVN.
RENCANA TATALAKSANA UMUM
Terapi Konservatif
Limitasi beban yang dibawa dan lakukan terapi nyeri
Immobilisasi daerah yang mengalami AVN
Medikal mentosa
Mengurangi Nyeri dan Inflamasi
Ketorolac: 10mg x 2
Alasan: ketorolac dierikan bagi pasien sebagai tatalaksana
simptomatis untuk mengurangi rasa nyeri dan inflamasi yang
terjadi pada pasien. NSAID seperti ketorolac efektif dalam
meringankan rasa sakit dan menurunkan efek inflamasi yang
berlebihan.
7 | P a g e R a d i k u l o p a t i
Penanganan Bedah (Konsul Bagian Bedah)
Prosedur yang dilakukan diantara lakukan antara lain: core
decompression, bone graft, osteotomy, dan total hip
arthroplasty
PEMBAHASAN KASUS
Penegakan diagnosis ditegakkan berdasarkan identitas, anamesis, pemeriksaan
fisik, dan pemeriksaan penunjang lainnya
Berdasarkan identitas: Pasien memiliki faktor resiko umur sebagai penunjang
terjadinya AVN. Sesuai dengan epidemiologi kejadian AVN, sebagian besar penderita
AVN, berasal dari umur 50 – 60.
Berdasarkan Anamesis: Pasien mengeluh nyeri pada panggul yang menjalar ke
lutut. Pola radicular seperti ini dimiliki oleh HNP. Namun, gejala seperti ini juga
dimiliki oleh AVN pada femur. Pasien juga mengaku akan penggunaan anti-nyeri
dalam waktu 8 bulan. Penggunaan steroi (anti-nyeri) sering dikaitkan dengan AVN.
Penggunaan steroid meningkatkan kadar lipid di dalam darah yang berujung pada
penumpukan lipid pada kepala femur. Akumulasi tersebut mengakibatkan femoral
hipertensi dan iskemik. Selain itu, pasien ini juga memiliki riwayat trauma. Trauma
adalah stree mekanik yang dapat menganggu integritas struktur dari kepala femor
sehingga mendukung terjadinya AVN. Selain itu, trauma juga dapat mengakibatkan
oklusi pada pembuluh darah femur sehingga terjadi gangguan pada extravasasi pada
femur.
Pada pemeriksaan fisik: Pasien ditemukan memiliki laseq, kerniq, pattrick, dan
counter pattrick yang positif. Test ini menunjukan adanya nyeri radikular yang khas
pada HNP dan AVN. Selain itu, pasien juga mengalami hiporeflex. Ini menunjukan
bahwa lesi yang diderita oleh pasien terletak pada lower motor neuron (LMN)
sehingga AVN dan HNP menjadi diagnosis banding. Oleh sebab itu, perbedaan
antara kedua penyakit ini hanya dapat dilakukan menggunakan pemeriksaan
penunjang seperti X-ray dan MRI. Pada osteomyelitis biasanya ditemukan demam,
kehangatan pada daerah yang terinfeksi, serta deformitas. Namun, dalam pemeriksaan
fisik, pasien tidak didapati dalam kondisi tersebut.
PROGNOSIS
Ad vitam : Bonam
8 | P a g e R a d i k u l o p a t i
Ad fungsionam : Malam
Ad sanationam : Malam
DAFTAR PUSTAKA
1. Brendan: Research Articles Basilar-Type Migrane 2012 accessed at
http://www.migrainetrust.org/research-article-basilar-type-migraine-2012-15147
2. Singh et al: Assessment of Utility of Siriraj Stroke Score 2001 Med Journal
Indonesia
3. Penatalaksanaan Stroke Perdossi 2007: Immediate Diagnostic Studies
4. Ralph L. et al: Risk factor of Stroke AHA Journal and Research 2009
5. Barnett H: Aspirin Dose in Stroke Prevention 1996
6. Ismail S: Stroke: Gejala dan Penatalaksanaan Continuing Medical Education IDI
2011
7. Cleary P et al: Epilepsy as a Warning Sign for Stroke; Current Literature in
Clinical Science 2004
8. Hack W et al: Eropean Stroke Initiative Recommendation for Stroke Management
update 2003
9. Droste D et al: Arterial Hypertension and Ischemic Stroke, Acta Neurol Scand
2003
10. Guidelines for Early Management of Patient with Ischemic Stroke AHA / ASA
2013
9 | P a g e R a d i k u l o p a t i