case report menometroragia

8
PENDAHULUAN Menometroragia merupakan salah satu bentuk perdarahan uterus yang berlebihan dalam jumlah dan lamanya perdarahan, dapat terjadi dalam periode menstruasi maupun di antara periode menstruasi. Menometroragia dapat disebabkan baik karena kelainan organik maupun gangguan keseimbangan hormonal seperti perdarahan uterus disfungsional (PUD), yaitu perdarahan uterus yang tidak teratur yang terjadi tanpa adanya kelainan organ pelvis atau penyakit medis lain. Perdarahan yang terjadi bervariasi, dapat ringan atau berat, memanjang, sering, ataupun tidak beraturan. Menometroragia dapat merupakan tanda dari beberapa gangguan yang berbeda seperti ketidakseimbangan hormonal, endometriosis, tumor fibroid jinak di uterus, dan kanker, namun jarang terjadi. 1 Menometroragia memiliki prevalensi 11,4% sampai 13,2% dan meningkat tiap tahunnya. Perdarahan uterus disfungsional sering terjadi pada usia reproduktif. Prevalensi tinggi pada adolesen dan premenopause. Prevalensi perdarahan uterus disfungsional 5 % dari seluruh wanita menstruasi dilaporkan Wren tahun 1998. Dari semua kasus ginekologi 15 – 20 % dengan perdarahan uterus disfungsional , 11 % berusia < 20 tahun, 50 % antara 20 – 40 tahun dan 39 % diatas 40 tahun. Penelitian WHO tahun 1998, mendapatkan wanita dengan keluhan menoragia 1.011 dari 5.322 ( 19 % ) berdasarkan survey yang dilakukan di 14 negara yang berbeda. 2 Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan menometroragia, diantaranya adalah ketidakseimbangan hormonal,

Upload: ni-nyoman-sri-adnyani

Post on 25-Oct-2015

92 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

laporan kasus menometro

TRANSCRIPT

Page 1: Case Report Menometroragia

PENDAHULUAN

Menometroragia merupakan salah satu bentuk perdarahan uterus yang berlebihan dalam

jumlah dan lamanya perdarahan, dapat terjadi dalam periode menstruasi maupun di antara

periode menstruasi. Menometroragia dapat disebabkan baik karena kelainan organik maupun

gangguan keseimbangan hormonal seperti perdarahan uterus disfungsional (PUD), yaitu

perdarahan uterus yang tidak teratur yang terjadi tanpa adanya kelainan organ pelvis atau

penyakit medis lain. Perdarahan yang terjadi bervariasi, dapat ringan atau berat, memanjang,

sering, ataupun tidak beraturan. Menometroragia dapat merupakan tanda dari beberapa gangguan

yang berbeda seperti ketidakseimbangan hormonal, endometriosis, tumor fibroid jinak di uterus,

dan kanker, namun jarang terjadi.1

Menometroragia memiliki prevalensi 11,4% sampai 13,2% dan meningkat tiap tahunnya.

Perdarahan uterus disfungsional sering terjadi pada usia reproduktif. Prevalensi tinggi pada

adolesen dan premenopause. Prevalensi perdarahan uterus disfungsional 5 % dari seluruh wanita

menstruasi dilaporkan Wren tahun 1998. Dari semua kasus ginekologi 15 – 20 % dengan

perdarahan uterus disfungsional , 11 % berusia < 20 tahun, 50 % antara 20 – 40 tahun dan 39 %

diatas 40 tahun. Penelitian WHO tahun 1998, mendapatkan wanita dengan keluhan menoragia

1.011 dari 5.322 ( 19 % ) berdasarkan survey yang dilakukan di 14 negara yang berbeda.2

Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan menometroragia, diantaranya adalah

ketidakseimbangan hormonal, endometriosis, fibroid uterus, atau kanker. Namun,

menometroragia yang disebabkan oleh kanker jarang ditemukan. Pada wanita berusia di bawah

40 tahun, penyebab terseringnya adalah myoma uteri. Sedangkan menometroragia pada wanita

berusia di atas 40 tahun, penyebab terseringnya adalah polip endometrium. Menometroragia

dalam jangka waktu yang lama dapat menyebabkan anemia.3

Menometroragia yang disebabkan oleh gangguan hormonal bisa terjadi pada siklus

anovulatorik; perdarahan jenis ini sering dijumpai pada masa reproduksi dan masa

perimenopause. Periode anovulasi biasa terjadi pada 2 atau 3 tahun setelah menars atau selama

beberapa tahun menjelang menopause. Lebih dari 80% siklus menstruasi adalah anovulasi

selama tahun pertama setelah menars. Serupa pada wanita menopause, terdapat 8 sampai 10

periode anovulasi dalam satu tahun. Wanita yang memakai kontrasepsi oral dan mereka yang

menggunakan terapi estrogen pengganti juga dapat memiliki siklus anovulasi. Stres dan penyakit

juga dapat menjadi pencetus anovulasi. Dasar Perdarahan pada keadaan ini adalah tidak adanya

Page 2: Case Report Menometroragia

ovulasi karena tidak terbentuk korpus luteum sehingga siklus ini dipengaruhi oleh keadaan

defisiensi progesteron dan kelebihan estrogen. Perdarahan yang terjadi dapat normal, sedikit atau

banyak dengan siklus yang teratur atau tidak teratur. Penyebabnya diduga adanya gangguan

regulasi sentral akibat adanya faktor psikis.1,2.4

Menometroragia dengan siklus anovulatorik umumnya tejadi karena abnormalitas endokrin.5

Insufisiensi perkembangan folikel menyebabkan terjadinya peningkatan progresif estrogen yang

diikuti dengan turunnya sekresi estrogen secara tiba-tiba karena umpan balik inhibisi dari

hipofise, sehingga proliferasi endometrium tidak diikuti proses iskemia. Dengan akibat,

pelepasan yang terjadi umumnya irregular, inkomplit dan berkepanjangan menyebabkan

perdarahan banyak. Siklus menjadi irregular. Pada thresthold bleeding, sekresi estrogen

meningkat tetapi titernya sekitar nilai ambang kritis, dibawah kadar yang dapat memelihara

endometrium. Sehingga terjadi perdarahan irregular dan asiklik.5,6 selain itu, folikel ovarium

persisten (metropatia hemoragik) menyebabkan peningkatan sekresi estrogen sangat lambat dan

umpan balik inhibisi hipofise tidak terjadi. Stimulasi endometrium yang lama oleh estrogen

menyebabkan hiperplasia yang berlangsung sampai estrogen turun atau bagian endometrium

yang sedang tumbuh tidak mendapat supply darah dan lepas. Siklus panjang dengan periode

amenore yang diikuti oleh pelepasan endometrium hiperplastik dan perdarahan banyak.

Pelepasan endometrium mungkin tidak komplit dengan akibat perdarahan terus dan asiklik.5,6

Mekanisme perdarahan uterus disfungsional anovulatorik umumnya bersifat sistemik.

Kelainan mekanisme hemostasis lokal terjadi sekunder karena tidak adanya produksi progesteron

dan berhubungan dengan biosintesa endotelin-1, prostaglandin dan substansi lain yang berperan

pada hemostasis endometrium. Perdarahan uterus disfungsional anovulatorik terjadi karena

pengaruh endokrin terhadap kondisi endometrium, estrogen menyebabkan terjadinya hiperplasia

endometrium. Pada keadaan anovulasi dapat terjadi perdarahan eksesif, karena pada keadaan

tanpa pelepasan progesteron dan tidak terjadi deskuamasi periodik maka tebal endometrium

menjadi abnormal tanpa struktur penyangga yang kuat. Vaskularisasi jaringan meningkat,

kelenjar bertambah tanpa matriks penyokong stroma yang kuat. Jaringan ini fragil dan

permukaannya akan mudah lepas dan berdarah. Tidak terjadinya ovulasi menyebabkan

perdarahan yang tidak dapat diprediksi. 2,6

Menometroragia yang disebabkan oleh kelainan organ pelvis misalnya karena myoma uteri

terjadi karena myoma uteri memiliki reseptor estrogen yang lebih banyak dibandingkan

Page 3: Case Report Menometroragia

myometrium normal, namun lebih sedikit dibandingkan dengan endometrium. Terdapat teori

yang mencoba menjelaskan mengapa myoma uteri dapa menyebabkan terjadinya

menometroragia. Teori stimulasi estrogen sebagai factor etiologi banyak dipergunakan

mengingat myoma uteri berkembang dengan cepat selama masa kehamilan, tidak pernah

ditemukan sebelum menarche, mengalami atrofi setelah menopause, dan hyperplasia

endometrium sering ditemukan bersamaan dengan mioma uteri.7

Dalam mendiagnosis menometroragia, dalam anamnesis perlu disingkirkan diagnosis

kehamilan, adanya penyakit lokal atau sistemik, penyebab aitrogenik perdarahan, termasuk perdarahan

sekunder akibat penggunaan kontrasepsi hormon steroid, terapi hormonal pengganti, atau pengobatan

hormon lainnya yang merupakan penyebab tersering. Kebanyakan pasien menometroragia adalah anak

remaja atau wanita berusia lebih dari 40 tahun. Pasien yang mengeluhkan haid tidak teratur sejak

menars biasanya ditemukan sindrome polikistik ovarium dengan atau tanpa hirsutisme,

hiperinsulinemia, dan obesitas. Pasien dengan kelainan enzim adrenal, hiperprolaktinemia, penyakit

tiroid, atau gangguan metabolik lainnya juga dapat menyebabkan perdarahan anovulasi.

Pemeriksaan fisik dapat menemukan beberapa penyebab anatomis dan organis penyebab

perdarahan uterus abnormal. Pemeriksaan fisik yang lengkap dapat membantu menegakkan

diagnosis, terutama pada menometroragia yang disebabkan oleh myoma uteri.4,5 Pada

menometroragia yang disebabkan oleh myoma uteri, dari pemeriksaan abdomen, myoma uteri

dipalpasi sebagai tumor yang irregular, noduler, menonjol ke dinding anterior abdomen, dan

biasanya padat. Dari pemeriksaan pelvis , temuan yang paling sering adalah adanya pembesaran

uterus dimana ukuran uterus asimetris dan ireguler.6 Sedangkan pada menometroragia karena

gangguan hormonal, seperti perdarahan uterus disfungsional (PUD), maka perlu dievaluasi

adanya obesitas, tanda-tanda kelebihan androgen, pembesaran tiroid, galaktorea, penyempitan

lapangan pandang, ekimosis, purpura.

Pemeriksaan ginekologik dilakukan untuk menemukan adanya kelainan organik pada

genetalia seperti perlukaan genetalia, erosi/radang atau polipserviks, mioma uteri, dll.2 Adapun

beberapa kelainan organik dan kelainan medis yang menyebabkan menometroragia adalah

mioma submukosum, endometriosis, polip serviks, kanker endometrium, hiperplasia

endometrium, dan adneksitis. Kelainan medis yang sering adalah trombositopenia, gangguan

faktor pembekuan darah, penggunaan terapi sulih hormon (TSH), kontrasepsi hormonoal

maupun non hormonal, hipertensi, dan vitium kordis.6.8

Page 4: Case Report Menometroragia

Penggunaan alat bantu diagnostik dianjurkan pada kasus dengan kecurigaan adanya

kelainan organik yang kecil pada genetalia interna seringkali sulit dinilai, apalagi pada wanita

yang belum menikah meski dimana penilaian perektal lebih sulit. Pemeriksaan yang sering

dilakukan adalah laboratorium darah lengkap dan fungsi hemostatis, biopsi endometrium

(terutama pada wanita yang sudah menikah), ultrasonografi (USG), Tera radio imunologik (TRI)

atau radio imuno assay. Apabila dicurigai adanya kelainan medis dapat dilakukan pemeriksaan

laboratorium spesifik. Pada kelainan tiroid diperiksa kadar T3, T4 dan basal metabolisme rate

(BMR). Pada kelainan kelenjar adrenal dilakukan uji ACTH, 17-ketosteroid, testosteron,

DHEAS. Pada kelainan kelenjar pankreas dilakukan uji glukosa.2,6

LAPORAN KASUS

Seorang perempuan berusia 21 tahun, belum menikah, datang bersama dengan ibunya ke poliklinik obsgyn dengan keluhan utama menstruasi yang lama dengan volume darah yang banyak. Keluhan ini dirasakan sejak satu bulan yang lalu dimana terkadang darah yang keluar sangat banyak selama 5-6 hari lalu perdarahan berkurang dan hanya berupa flek selama 2-3 hari, kemudian pasien lagi mengalami perdarahan menstruasi yang banyak selama 6-7 hari. Saat perdarahan banyak terjadi, pasien mengaku mengganti pembalut sampai sebanyak 5-6 kali dalam sehari. Keluhan lainnya adalah perut bagian bawah terasa berat, mules, pusing, dan badannya lemas. Pasien menyangkal adanya gangguan pada buang air besar dan buang air kecil.

Riwayat Menstruasi

Menarche pada umur 13 tahun dengan siklus haid tidak teratur dengan siklus 28-30 hari, sekali

dapat haid lamanya 4-6 hari. Dengan volume darah menstruasi kurang lebih 80 cc per hari

diperkirakan dari jumlah pembalut yang digunakan dalam sehari. Hari pertama menstruasi terakhir

yaitu pada tanggal 9 Mei 2012

Riwayat Pernikahan

Pasien belum menikah.

Riwayat Persalinan

Pasien tidak pernah hamil

Page 5: Case Report Menometroragia

Riwayat Kontrasepsi

Pasien tidak pernah menggunakan kontrasepsi

Riwayat Penyakit Dahulu/Riwayat Operasi

Penderita tidak ada riwayat penyakit DM, penyakit jantung, asma ataupun hipertensi dan alergi.

Selama memeriksakan kehamilannya di puskesmas dikatakan juga bahwa tekanan darahnya dalam

batas normal. Riwayat operasi juga tidak ada.

Riwayat Penyakit Keluarga

Tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit DM, penyakit jantung, asma, alergi dan

tekanan darah tinggi.

Riwayat Sosial Ekonomi

Penderita tinggal dengan orang tua dan adiknya, dimana kedua orang tuanya adalah pegawai

negeri sipil dan pendapatan dari orang tua cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan

pendidikan pasien dan adiknya. Penderita tidak merokok atau minum alkohol.