case report mata

19
+

Upload: adroewpascaperdana

Post on 11-Jul-2016

229 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

ppt trachoma

TRANSCRIPT

Page 1: Case Report Mata

+

Page 2: Case Report Mata

+ANATOMI DAN FISIOLOGI UVEA

Page 3: Case Report Mata

+ Iris (Iris, pelangi)

Iris merupakan bagian yang paling depan dari lapisan uvea. Struktur ini muncul dari badan siliar dan membentuk sebuah diafragma di depan lensa. Iris juga memisahkan bilik mata depan dan belakang. Celah di antara iris kiri dan kanan dikenal sebagai pupil. Badan Siliaris (Korpus siliaris)

Korpus siliaris (badan siliaris) adalah struktur melingkar yang menonjol ke dalam mata terletak di antara ora serrata dan limbus. Struktur ini merupakan perluasan lapisan khoroid ke arah depan. Korpus siliar disusun oleh jaringan penyambung jarang yang mengandung serat-serat elastin, pembuluh darah dan melanosit

Page 4: Case Report Mata

+ Khoroid (choroid)

Khoroid adalah segmen posterior uvea, di antara retina dan sklera. Khoroid  merupakan lapisan yang banyak mengandung pembuluh darah dan sel-sel pigmen sehingga tampak berwarna hitam. Lapisan ini tersusun dari jaringan penyambung jarang yang mengandung serat-serat kolagen dan elastin, sel-sel fibroblas, pembuluh darah dan melanosit. Khoroid terdiri atas 4 lapisan yaitu :

Lapisan epikhoroid Lapisan pembuluh merupakan lapisan yang paling tebal

tersusun dari pembuluh darah dan melanosit. Lapisan koriokapile Lamina elastika

Page 5: Case Report Mata

+DEFINISI

Uveitis didefinisikan sebagai proses inflamasi pada salah satu atau semua bagian dari uvea (iris, badan siliar/korpus siliar, dan koroid) (21). Sedangkan uveitis difus atau panuveitis adalah proses inflamasi yang mengenai semua unsur traktus uvealis atau dengan kata lain panuveitis tidak memiliki tempat inflamasi/peradangan yang predominan dimana inflamasi merata pada kamera okuli anterior, vitreous, retina dan atau koroid seperti retinitis, koroiditis, dan vaskulitis retina

Page 6: Case Report Mata

+EPIDEMIOLOGI

Penderita umumnya berada pada usia 20-50 tahun (4). Setelah usia 70 tahun, angka kejadian panuveitis mulai berkurang. Pada penderita berusia tua umumnya panuveitis diakibatkan oleh toxoplasmosis, herpes zoster, dan afakia. Bentuk panuveitis pada umumnya oftalmia simpatika akibat tingginya angka trauma tembus. Sedangkan pada wanita banyak disebabkan oleh toxoplasmosis

Page 7: Case Report Mata

+ETIOLOGI

Penyakit Virus

1. Penyakit Herpes 2. Sindrom Nekrosis Retina Akut (ARN)

3. AIDS dan Retinitis Cytomegalovirus

Penyakit Jamur 1. Histoplasmosis2. Kandidiasis ( Candida albicans) 3)

Penyakit Protozoa 1. Toxoplasmosis

Page 8: Case Report Mata

+Yang sering terjadi mengakibatkan uveitis posterior adalah :

Sindrom Behcet Sindrom Vogt-Koyanagi-Harada (VKH)

Terdiri dari peradangan uvea pada satu atau kedua mata yang ditandai oleh iridosiklitis akut, koroiditis bebercak dan pelepasan serosa retina. Penyakit ini biasanya diawali oleh suatu episode demam akut disertai nyeri kepala dan kadang-kadang vertigo. Iridosiklitis awal mungkin membaik dengan cepat, perjalanan penyakit di bagian posterior sering indolen dengan efek jangka panjang berupa pelepasan serosa retina dan gangguan penglihatan (1).

Diperkirakan bahwa suatu gangguan atau cedera, infeksi atau yang lain, mengubah struktur berpigmen di mata, kulit dan rambut sedemikian rupa sehingga tercetus hipersentivitas tipe lambat terhadap struktur-struktur tersebut

Page 9: Case Report Mata

+ Oftalmia Simpatika

Yaitu pan uveitis granulomatosa pada mata yang semula sehat (sympathetic eye) yang timbul minimal dua minggu setelah terjadinya trauma tembus pada mata yang lain (exciting eye). Tanda awal dari mata yang ber-simpati adalah hilangnya daya akomodasi serta terdapatnya sel radang di belakang lensa. Gejala ini diikuti oleh iridosiklitis sub akut, sebukan sel radang dalam vitreus dan eksudat putih kekuningan pada jaringan dibawah retina(1). Poliarteritis Nodosa

Penyakit kolagen ini mengenai arteri berukuran sedang, terutama pada pria. Terjadi peradangan hebat pada semua lapisan otot arteri, dengan nekrosis fibrinoid dan eosinofilia perifer. Kelainan mata dijumpai pada 20% kasus dan terdiri dari episkleritis dan skleritis yang sering tidak nyeri.

Page 10: Case Report Mata

+ Granulomatosis Wegener

Penyulit pada mata terjadi pada 50% kasus dan terjadi proptosis akibat pembentukan granuloma orbita disertai keterlibatan otot mata atau saraf optikus. Apabila vaskulitis mengenai mata dapat terjadi konjungtivitis, ulserasi kornea perifer, skleritis, episkleritis, uveitis dan vaskulitis retina.

Epiteliopati Pigmen Plakoid Multifokal Posterior Akut (APMPPE)

APMPPE biasanya menyerang individu pada usia remaja dan dewasa muda. Pasien mengeluh penglihatannya berkurang. Pemeriksaan funduskopi menunjukkan adanya banyak lesi berupa plak berwarna putih kekuningan dan homogen, pada retina pigmen epithelium dan koriokapilaris. Setelah 2-6 minggu, lesi ini akan menghilang dan meninggalkan depigmentasi pada retina pigmen epithelium(14). Diagnosis APMPPE ditegakkan berdasarkan gambaran klinik, terutama jika didahului adanya gejala sistemik seperti gejala infeksi virus.

Page 11: Case Report Mata

+ Epitelitis Pigmen Retina Akut (ARPE)

Epitelitis Pigmen Retina Akut atau disebut juga penyakit Krill adalah peradangan akut retina pigmen epitelium yang dapat sembuh sendiri. Penyebabnya tidak di ketahui. Biasanya terjadi pada umur antara 16-40 tahun. Pemeriksaan fundus menunjukkan lesi hiperpigmentasi halus pada bagian retina pigmen epitelium. Retinokoroidopati ”Birdshot” (Korioretinitis Vitiliginosa)

Gejala awalnya berupa berkurangnya ketajaman penglihatan, nyctalopia dan gangguan penglihatan warna. Mungkin ada sedikit inflamasi segmen anterior. Didalam vitreus dapat ditemukan sel-sel. Karakteristiknya adalah ditemukannya banyak bintik putih kekuningan atau depigmentasi pada fundus, seolah-olah fundus mendapat pukulan ”birdshot from a shotgun”. Bintik-bintik juga muncul pada pigmen epitelium. Edema diskus, atrofi N. Optikus, edema makula, pembuluh darah retina menipis dan berkerutnya permukaan retina dapat juga ditemukan.

Page 12: Case Report Mata

+ Koroiditis Punctata

Koroidotis Punctata adalah peradangan idiopatik koroid yang biasanya terjadi pada wanita yang menderita myopia, yang berusia antara 18-37 tahun. Pasien dengan PIC akan mengeluh kehilangan ketajaman penglihatan sentral, biasanya bilateral. Tidak terdapat sel pada vitreus, tetapi lesi berukuran kecil (100-300 μm) berbentuk “punctate” berwarna kuning disebelah dalam koroid ditemukan di kutub posterior. Penyakit ini dapat sembuh dalam 4-6 minggu(14).

Page 13: Case Report Mata

+ Koroidopati Serpiginosa

Biasanya penyakit ini menyerang wanita pada dekade ke-4 sampai dekade ke-6 kehidupan. Keluhan utama dari pasien ialah penglihatan menjadi kabur. Pada vitreus tidak ditemukan sel, tetapi kadang-kadang dapat juga ditemukan sel dalam jumlah yang banyak. Gambaran sikatriks seperti serpiginosa (pseudopodial) atau geograpik (seperti peta) terdapat di fundus posterior. Fibrosis Subretina dan Sindrom Uveitis (SFU)

Panuveitis ini biasanya lebih banyak mengenai wanita yang berusia antara 14-34 tahun. Penyebabnya tidak diketahui. Histopatologi dari biopsi korioretinal terutama menunjukkan sel β dan sel plasma. Pasien biasanya memiliki kondisi fisik yang sehat dan mengeluh adanya penurunan ketajaman penglihatan, biasanya bilateral. Pada awalnya, pasien yang menderita penyakit ini akan menunjukkan vitritis bilateral dan multifokal koroiditis. Kemudian, lesi pada koroid akan berkembang menjadi lesi fibrotik subretinal berbentuk stellate yang besar. SFU memberi respons yang kurang baik terhadap berbagai bentuk pengobatan, dan prognosis dari tajam penglihatan juga buruk(14).

Page 14: Case Report Mata

+ Koroiditis Multifokal dan Sindrom Panuveitis (MCP)

Koroiditis Multifokal dan sindrom Panuveitis adalah peradangan idiopatik koroid, retina dan vitreus, lebih sering terjadi pada wanita. Penyebabnya tidak diketahui. Sarkoidosis, sifilis, tuberkulosis dan sindrom titik putih pada retina harus diperhatikan. Penyakit ini sering kronik(14).

Gambar 6. Lesi kuning multifokal pada koroid (14).

Page 15: Case Report Mata

+LOKASI PANUVEITIS a) Uveitis anterior

- Iritis : inflamasi yang dominan pada iris

- Iridosiklitis : inflamasi pada iris dan pars plicata

b) Uveitis intermediet : inflamasi dominan pada pars plana dan retina perifer

c) Uveitis posterior : inflamasi bagian uvea di belakang batas basis vitreus (14).

 

Page 16: Case Report Mata

+GAMBARAN KLINIS Gambaran klinis dari uveitis anterior antara lain: fotofobia,

epifora, gatal yang dalam dan tumpul pada daerah sekitar orbit mata dan sekitarnya (10). Gejala akan memburuk apabila terpapar cahaya sehingga pasien sering datang ke pasien dengan mengenakan kacamata.

Tajam penglihatan tidak selalu menurun drastis

Daya akomodasi menjadi sulit dan tidak nyaman

Kongesti palperbra ringan hingga sedang menyebabkan psuedoptopsis

Terkadang ditemukan injeksi paralimbus dari konjungtiva dan sklera

Deposit endotel berwarna coklat keabu-abuan yang disebut keratic precipitates (KP) pada kondisi lebih parah

Page 17: Case Report Mata

+ Tanda patogonomis dari uveitis anterior adalah ditemukannya sel leukosit (hipopion); dan flare (protein bebas yang lepas dari iris dan badan siliar yang meradang; dan dapat ditemukan pada kamera okuli anterior sehingga kamera okuli anterior tampat kotor dan berkabut) (11). Iris dapat mengalami perlengketan dengan kapsul lensa (sinekia posterior)

Page 18: Case Report Mata

+

Page 19: Case Report Mata

+