case report sessiondocshare02.docshare.tips/files/25169/251697822.pdfcase report session fraktur...

19
Case Report Session FRAKTUR SHAFT FEMUR OLEH : Rizka Amelia 1010311015 PRESEPTOR: dr. Delsi Hidayat, Sp.OT BAGIAN ILMU BEDAH FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS RS ACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI 2014

Upload: others

Post on 26-Apr-2021

14 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Case Report Sessiondocshare02.docshare.tips/files/25169/251697822.pdfCase Report Session FRAKTUR SHAFT FEMUROLEH : Rizka Amelia 1010311015 PRESEPTOR: dr. Delsi Hidayat, Sp.OT BAGIAN

Case Report Session

FRAKTUR SHAFT FEMUR

OLEH :

Rizka Amelia

1010311015

PRESEPTOR:

dr. Delsi Hidayat, Sp.OT

BAGIAN ILMU BEDAHFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS

RS ACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI2014

Page 2: Case Report Sessiondocshare02.docshare.tips/files/25169/251697822.pdfCase Report Session FRAKTUR SHAFT FEMUROLEH : Rizka Amelia 1010311015 PRESEPTOR: dr. Delsi Hidayat, Sp.OT BAGIAN

PRESENTASI KASUS

Identitas Pasien

Nama : Tn. R

Umur : 17 tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Alamat : Biaro

Agama : Islam

Anamnesis :

Seorang pasien laki-laki umur 17 tahun datang ke IGD RS Achmad Mochtar

Bukittinggi tanggal 1 November 2014 pukul 17.00 WIB dengan :

Primary Survey A : clearB : spontan, RR = 23x/menitC : nadi kuat angkat, TD = 110/70 mmHgD : GCS 15

Secondary Survey

Keluhan utama :

Nyeri dan bengkak pada paha kanan setelah mengalami kecelakaan lalu lintas ±1

jam SMRS

Riwayat Penyakit Sekarang :- Nyeri dan bengkak pada paha kiri setelah mengalami kecelakaan lalu lintas ±1

jam SMRS- Awalnya pasien mengendarai sepeda motor, lalu ditabrak oleh motor lain dari

arah sebelah kanan dengan kecepatan yang tinggi- Pasien sadar setelah kejadian - Trauma di tempat lain tidak ada

Pemeriksaan Fisik :Keadaan Umum : tampak sakit sedang Suhu : AfebrisKesadaran : CMC, GCS 15 Pernafasan : 23 x/menitNadi : 87 x/menit Keadaan gizi : baik

Status Generalis :

Page 3: Case Report Sessiondocshare02.docshare.tips/files/25169/251697822.pdfCase Report Session FRAKTUR SHAFT FEMUROLEH : Rizka Amelia 1010311015 PRESEPTOR: dr. Delsi Hidayat, Sp.OT BAGIAN

Kepala : konjungtiva anemis, sklera tidak ikterik, bibir tidak sianosisLeher : tidak terdapat pembesaran kelenjer getah beningAbdomen : tidak ditemukan kelainanThoraks : tidak ditemukan kelainan

Status Lokalis :Regio Femur DextraLook : deformitas (+), vulnus laceratum (-)Feel : NT (+), NVD baikMove : ROM terbatas

Diagnosis Kerja :Fraktur femur dextra tertutup

Pemeriksaan Penunjang :a. Rontgen femur dextra dan rontgen pelvis

b. Laboratorium : Darah

Page 4: Case Report Sessiondocshare02.docshare.tips/files/25169/251697822.pdfCase Report Session FRAKTUR SHAFT FEMUROLEH : Rizka Amelia 1010311015 PRESEPTOR: dr. Delsi Hidayat, Sp.OT BAGIAN

- Hb : 11,0 g/dL- Leukosit : 9.180- Trombosit : 160.000

Diagnosis : Fraktur femur dextra 1/3 medial tertutup

TerapiTerapi Inisial :- Pasang infuse RL 20 tetes/menit- Pasang kateter- Ranitidin- Ceftriaxone

Terapi definitif : - ORIF- Skin traksi- Transfusi darah

PrognosisQuo ad vitam : bonamQuo ad sanationam : bonamQuo ad functionam : bonam

RESUME

Seorang pasien laki-laki umur 17 tahun datang ke IGD RS Achmad Mochtar

Bukittinggi tanggal 1 November 2014 pukul 17.00 WIB dengan keluhan utama

nyeri dan bengkak pada paha kanan setelah mengalami kecelakaan lalu lintas ±1

jam SMRS. Awalnya pasien mengendarai sepeda motor, lalu ditabrak oleh motor

lain dari arah sebelah kanan dengan kecepatan yang tinggi. Pasien sadar setelah

kejadian . Trauma di tempat lain tidak ada.

Pemeriksaan FisikStatus Lokalis :Regio Femur DextraLook : deformitas (+), vulnus laceratum (-)Feel : NT (+), NVD baikMove : ROM terbatas

Diagnosis Kerja :Fraktur femur dextra tertutup

Pemeriksaan Penunjang :c. Rontgen femur dextra dan rontgen pelvis

Page 5: Case Report Sessiondocshare02.docshare.tips/files/25169/251697822.pdfCase Report Session FRAKTUR SHAFT FEMUROLEH : Rizka Amelia 1010311015 PRESEPTOR: dr. Delsi Hidayat, Sp.OT BAGIAN

d. Laboratorium :

Darah- Hb : 11,0 g/dL- Leukosit : 9.180- Trombosit : 160.000

Diagnosis : Fraktur femur dextra 1/3 medial tertutup

TerapiTerapi Inisial :- Pasang infuse RL 20 tetes/menit- Pasang kateter- Ranitidin- Ceftriaxone

Terapi definitif : - ORIF- Skin traksi- Transfusi darah

Foto Klinis :

Page 6: Case Report Sessiondocshare02.docshare.tips/files/25169/251697822.pdfCase Report Session FRAKTUR SHAFT FEMUROLEH : Rizka Amelia 1010311015 PRESEPTOR: dr. Delsi Hidayat, Sp.OT BAGIAN
Page 7: Case Report Sessiondocshare02.docshare.tips/files/25169/251697822.pdfCase Report Session FRAKTUR SHAFT FEMUROLEH : Rizka Amelia 1010311015 PRESEPTOR: dr. Delsi Hidayat, Sp.OT BAGIAN

FRAKTUR SHAFT FEMUR

A. PendahuluanFemur merupakan tulang terpanjang pada badan, dimana fraktur dapat terjadi

mulai dari bagian proksimal sampai ke bagian distal tulang. Fraktur adalah terputusnya kontinuitas dari tulang, sering diikuti oleh

kerusakan jaringan lunak dengan berbagai macam derajat, bisa mengenai

pembuluh darah, otot, dan persarafan.Fraktur femur sering ditemukan dan masih menjadi tantangan bagi para ahli

ortopedi. Pada orang-orang tua, patah tulang pinggul intrakapsular sering

disebabkan oleh trauma yang tidak berat (ringan), seperti akibat terpeleset. Akan

tetapi pada orang muda, patah tulang pinggul intrakapular biasanya disebabkan

oleh trauma yang hebat (energi besar), dan seringkali disertai oleh cedera pada

daerah yang lainnya serta meningkatkan kemungkinan terjadinya avaskuler

nekrosis dan nonunion. Walaupun penatalaksanaannya di bidang ortopedi dan

geriatri telah berkembang, akan tetapi mortalitas dalam satu tahun pasca trauma

masih tetap tinggi, berkisar antara 10-20 persen. Sehingga keinginan untuk

mengembangkan penanganan fraktur ini masih tetap tinggi. Reduksi anatomis

dini, kompresi fraktur dan fiksasi internal yang kaku digunakan untuk membantu

meningkatkan proses penyembuhan fraktur, akan tetapi jika suplai darah ke kaput

femur tidak dikontrol dengan baik, dapat menyebabkan peningkatan kemungkinan

terjadinya avaskular nekrosis.1

B. Anatomi Regio FemurTulang femur adalah tulang terpanjang yang ada di tubuh kita. Tulang ini

memiliki karakteristik yaitu :

Page 8: Case Report Sessiondocshare02.docshare.tips/files/25169/251697822.pdfCase Report Session FRAKTUR SHAFT FEMUROLEH : Rizka Amelia 1010311015 PRESEPTOR: dr. Delsi Hidayat, Sp.OT BAGIAN

1. Artikulasi kaput femoralis dengan acetabulum pada tulang panggul. Kaput ini

terpisah dengan collum femoris dan bentuknya bulat, halus, dan ditutupi dengan

tulang rawan sendi. Konfigurasi ini memungkinkan area pergerakan yang bebas.

Bagian caput mengarahkan ke arah medial, ke atas, dan ke depan asetabulum.

Fovea adalah lekukan di tengah caput, dimana ligamentum teres menempel.

Collum femur membentuk sudut 125° dengan corpus femur. Pengurangan dan

pelebaran sudut yang patologis masing-masing disebut deformitas coxa vara dan

coxa valga.2. Corpus femur menentukan panjang tulang. Pada bagian ujung atasnya terdapat

trochater major dan pada bagian posteromedialnya terdapat trochanter minor.

Bagian anteriornya yang kasar yaitu line trochanteric mambatasi pertemuan antara

corpus dan collum. Linea aspera adalah tonjolan yang berjalan secara longitudinal

sepanjang permukaan posterior femur, yang terbagi pada bagian bawah menjadi

garis-garis suprakondilar. Garis suprakondilar medial berakhir pada adductor

tubercle.3. Ujung bawah femur terdiri dari condilus femoral medial dan lateral, epicondilus

femur medial. Bagian tersebut menunjang persendian dengan tibia pada sendi

lutut. Lateral epicondilus lebih menonjol dari medial epicondilus, hal ini bertujuan

untuk mencegah pergeseran lateral dari patella. Kondilus-kondilus itu dipisahkan

dari bagian posteriornya dengan sebuah intercondilar notch yang dalam. Femur

Page 9: Case Report Sessiondocshare02.docshare.tips/files/25169/251697822.pdfCase Report Session FRAKTUR SHAFT FEMUROLEH : Rizka Amelia 1010311015 PRESEPTOR: dr. Delsi Hidayat, Sp.OT BAGIAN

bawah pada bagian anteriornya halus untuk berartikulasi dengan bagian posterior

patella.4

C. EtiologiUntuk mengetahui mengapa dan bagaimana tulang mengalami kepatahan, kita

harus mengetahui kondisi fisik tulang dan keadaan trauma yang dapat

menyebabkan tulang patah. Tulang kortikal memiliki struktur yang dapat menahan

kompres dan tekanan memuntir (shearing).Kebanyakan fraktur terjadi akibat trauma yang disebabkan oleh kegagalan

tulang menahan tekanan membengkok, memutar dan tarikan. Trauma yang dapat

menyebabkan fraktur dapat berupa trauma langsung dan trauma tidak langsung. 1. Trauma langsungTrauma langsung menyebabkan tekanan langsung pada tulang dan terjadi

fraktur pada daerah tekanan. Fraktur yang terjadi biasanya bersifat komunitif dan

jaringan lunak ikut mengalami kerusakan. 2. Trauma tidak langsungApabila trauma dihantarkan ke daerah yang lebih jauh dari daerah fraktur,

misalnya jatuh dengan tangan ekstensi dapat menyebabkan fraktur pada klavikula.

Pada keadaan ini biasanya jaringan lunak tetap utuh.D. Patofisiologi

Fraktur biasanya disebabkan oleh trauma atau tenaga fisik. Kekuatan dan

sudut dari tenaga tersebut, keadaan tulang, dan jaringan lunak di sekitar tulang

Page 10: Case Report Sessiondocshare02.docshare.tips/files/25169/251697822.pdfCase Report Session FRAKTUR SHAFT FEMUROLEH : Rizka Amelia 1010311015 PRESEPTOR: dr. Delsi Hidayat, Sp.OT BAGIAN

akan menentukan apakah fraktur yang terjadi itu lengkap atau tidak lengkap.

Fraktur lengkap terjadi apabila seluruh tulang patah, sedangkan fraktur tidak

lengkap tidak melibatkan seluruh ketebalan tulang.1

Fraktur terjadi apabila ada suatu trauma yang mengenai tulang, dimana trauma

tersebut kekuatannya melebihi kekuatan tulang. Ada 2 faktor yang mempengaruhi

terjadinya fraktur, yaitu faktor ekstrinsik (berupa kecepatan, durasi trauma yang

mengenai tulang, arah dan kekuatan trauma), dan faktor intrinsik (berupa

kapasitas tulang mengabsopsi energi trauma, kelenturan, kekuatan, densitas

tulang, dan keadaan patologis tulang).

Fraktur batang femur pada usia muda sering terjadi karena beberapa jenis

trauma dengan energi tinggi. Penyebab paling sering pada fraktur batang femur

adalah kecelakaan motor. Pejalan kaki yang ditabrak dengan mobil, jatuh dari

ketinggian dan luka tembak juga dapat menyebabkan fraktur batang femur.

Sementara kasus trauma ringan, seperti jatuh dari keadaan berdiri juga bisa

menyebabkan fraktur batang femur pada orang tua yang tulangnya lemah.

E. Klasifikasi Fraktur dapat dibagi menjadi 3 klasifikasi, yaitu :

1. Klasifikasi berdasarkan etiologi- Fraktur traumatik, fraktur yang terjadi karena trauma yang tiba-tiba- Fraktur patologis, fraktur yang terjadi karena kelemahan tulang sebelumnya

akibat kelainan patologis di dalam tulang, misalnya akibat adanya tumor

tulang primer atau sekunder, myeloma mumtipel, kista tulang, osteomielitis

dan lain-lain.- Fraktur stress, fraktur yang terjadi karena adanya trauma yang terus-menerus

pada suatu tempat.2,3

2. Klasifikasi berdasarkan klinis- Fraktur tertutup (simple frakture), adalah suatu fraktur yang tidak mempunyai

hubungan dengan dunia luar- Fraktur terbuka (compound fracture), adalah fraktur yang mempunyai

hubungan dengan dunia luar melalui luka pada kulit dan jaringan lunak, dapat

berbentuk from within (dari dalam) atau from without (dari luar).

Page 11: Case Report Sessiondocshare02.docshare.tips/files/25169/251697822.pdfCase Report Session FRAKTUR SHAFT FEMUROLEH : Rizka Amelia 1010311015 PRESEPTOR: dr. Delsi Hidayat, Sp.OT BAGIAN

- Fraktur dengan komplikasi (complicated fracture), adalah fraktur yang disertai

dengan komplikasi, misalnya malunion, delayed union, nonunion, infeksi

tulang.2

3. Klasifikasi radiologisa. Berdasarkan lokalisasi

- Diafisial- Metafisial- Intra-artikuler- Fraktur dengan dislokasi2

b. Berdasarkan konfigurasi- Fraktur transversal- Fraktur oblik- Fraktur spiral- Fraktur Z- Fraktur segmental- Fraktur komunitif, fraktur lebih dari 2 segmen- Fraktur baji biasanya pada vertebra karena trauma kompresi - Fraktur avulsi, fragmen kecil tertarik oleh otot atau tendo misalnya

fraktur epikondilus humeri, fraktur patella- Fraktur depresi, karena trauma langsung misalnya pada tulang

tengkorak- Fraktur impaksi - Fraktur pecah (burst) dimana terjadi fragmen kecil yang berpisah pada

fraktur vertebra, patella, talus, dan kalkaneus- Fraktur epifisis.2

c. Menurut ekstensi- Fraktur total- Fraktur tidak total (fraktur crack)- Fraktur buckle atau torus

Page 12: Case Report Sessiondocshare02.docshare.tips/files/25169/251697822.pdfCase Report Session FRAKTUR SHAFT FEMUROLEH : Rizka Amelia 1010311015 PRESEPTOR: dr. Delsi Hidayat, Sp.OT BAGIAN

- Fraktur garis rambut- Fraktur greenstick.2

d. Menurut hubungan antara satu fragmen dengan fragmen lainnya- Fraktur tidak bergeser (undisplaces)- Fraktur bergeser

Bergeser dapat terjadi dalam 6 cara, yaitu : bersampingan, angulasi, rotasi,

distraksi, over-riding, dan impaksi.2

Fraktur bisa juga dinamakan sesuai dengan nama tulang yang dikenainya,

misalnya : fraktur femur, fraktur humerus, fraktur radius-ulna, dan lain

sebagainya. Dalam hal ini, fraktur femur juga bisa diklasifikasikan berdasarkan

lokasi anatomis yang dikenai, yaitu :1. Fraktur proksimal femur, terdiri dari : fraktur intrakapsular (termasuk

femoral head dan leher femur), dan fraktur ekstrakapsular (termasuk fraktur

trokanter, yaitu intertrokanter dan subtrokanter)2. Fraktur leher femurFraktur ini sering terjadi pada usia tua akibat berkurangnya kepadatan tulang.

Fraktur leher femur ini dibagi atas intracapsular (akibat rusaknya suplai darah ke

head femur) dan extracapsular (suplai darah intak). Fraktur ini juga sering

ditemukan pada pasien yang sering mengkonsumsi berbagai macam obat, seperti :

kortikosteroid, thyroxine, phenitoin, dan furosemide. Kebanyakan fraktur ini

terjadi hanya akibat fraktur kecil. 3. Fraktur pada poros/ batang femurPada patah tulang diafisis femur biasanya pendarahannya cukup luas dan besar

sehingga dapat menimbulkan syok. Biasanya pasien tidak bisa berdiri bukan

hanya karena nyerinya tapi juga karena ketidakstabilan frakturnya. Biasanya

seluruh tungkai bawah terotasi ke luar, terlihat lebih pendek, dan bengkak pada

bagian proksimal sebagai akibat pendarahan ke dalam jaringan lunak. Pertautan

biasanya diperoleh denga penanganan secara tertutup, dan normalnya memerlukan

waktu 20 minggu atau lebih. Tipe-tipe fraktur batang femur adalah - Fraktur transversal, patahan tulangnya berbentuk garis lurus horizontal- Fraktur oblik, garis yang terbentuk pada patahannya membentuk sudut- Fraktur spiral, garis frakturnya melingkari batang femur. Trauma pelitir

bisa menyebabkan terjadinya fraktur jenis ini.- Fraktur komunitif, tulang terbagi menjadi 3 atau lebih patahan. - Fraktur terbuka 4. Fraktur distal femur

Page 13: Case Report Sessiondocshare02.docshare.tips/files/25169/251697822.pdfCase Report Session FRAKTUR SHAFT FEMUROLEH : Rizka Amelia 1010311015 PRESEPTOR: dr. Delsi Hidayat, Sp.OT BAGIAN

Fraktur distal femur terdiri dari fraktur suprakondilar, condilar, dan

intercondilar.

F. Gambaran KlinisFraktur batang femur biasanya menyebabkan rasa nyeri yang berat. Pada

tungkai yang mengalami fraktur akan terlihat deformitas, lebih pendek dari

tungkai lainnya dan tidak lurus.

G. DiagnosisUntuk menegakkan diagnosis fraktur femur dapat dilakukan :1. Anamnesis mengenai mekanisme traumanya, kondisi kesehatan yang telah ada

sebelumnya, seperti : hipertensi, diabetes, asma, atau alergi, dan tentang obat yang

sedang dan pernah dikonsumsi.2. Pemeriksaaan fisik

Pemeriksaan generalis, lihat ada atau tidaknya :- Syok, anemia atau perdarahan- Kerusakan pada organ-organ lain, misalnya otak, sumsum tulang belakang

atau organ-organ dalam rongga toraks, panggul dan abdomen- Faktor predisposisi, misalnya pada fraktur patologis.2

Pemeriksaan Lokala. Look- Deformitas pada femur (terpuntir/ rotasi, bengkok, bengkak, atau pendek)- Adanya luka- Memar- Tulang yang menonjol di bawah kulitb. Feel- Melihat keadaan kulit dan otot sekitar fragmen yang fraktur- Ada tidaknya nyeri tekan setempat - Pulsasic. Pergerakan (movement)- Krepitasi - Gerakan abnormald. Pemeriksaan neurologis- Pemeriksaan saraf sensoris dan motoris- Menilai gradasi kelainan neurologis, yaitu neuropraksia, aksonotmesis

atau neurotmesis3. Pemeriksaaan penunjang

a. X-RayPemeriksaan ini paling banyak dilakukan untuk mengevaluasi fraktur yang

terjadi. Pemeriksaan ini bisa memperlihatkan apakah tulangnya intak atau

patah. Pemeriksaan ini juga bisa memperlihatkan jenis dan lokasi fraktur.b. CT scan

Page 14: Case Report Sessiondocshare02.docshare.tips/files/25169/251697822.pdfCase Report Session FRAKTUR SHAFT FEMUROLEH : Rizka Amelia 1010311015 PRESEPTOR: dr. Delsi Hidayat, Sp.OT BAGIAN

Pemeriksaan ini dilakukan apabila dokter masih membutuhkan informasi

yang lebih lanjut. CT scan bisa memberikan informasi yang lebih bernilai

mengenai beratnya fraktur. Pada kasus fraktur dengan garis yang sangat tipis

sehingga sulit dilihat pada pemeriksaan x-ray, maka pemeriksaan CT scan

dapat dilakukan untuk melihat garis fraktur tersebut dengan lebih jelas.c. MRI

MRI dapat digunakan untuk melihat tulang, sendi, dan jaringan lunak

untuk menilai adanya cedera tendon, ligament, otot, tulang rawan, dan

tulang.13,15

H. Penatalaksanaan

Modalitas terapi pada fraktur shaft femur ini adalah sebagai berikut:

1. Terapi nonsurgikal

Umumnya fraktur batang femur diterapi dengan tindakan bedah. Tapi pada

anak-anak, kadang hanya diterapi dengan menggunakan gips.

2. Terapi surgical

Jika kulit di sekitar fraktur tidak robek, maka pembedahan dilakukan setelah

keadaan pasien stabil. Sementara pada fraktur terbuka, luka harus segera

dibersihkan dan langsung dilakukan tindakan bedah untuk mencegah infeksi.

Sambil menunggu keadaan pasien stabil setelah melakukan tatalaksana

emergensi, pasang bidai atau lakukan skeletal traksi untuk menjaga agar tungkai

tetap lurus dan untuk mengurangi nyeri.

a. Fiksasi eksterna

Pada fiksasi eksterna, pin atau screw diletakkan di dalam tulang di atas dan di

bawah sisi fraktur. Pin dan screw ditempelkan pada sebuah tangkai di luar kulit.

Alat ini berfungsi untuk menstabikan tulang pada posisi yang tepat sehingga bisa

sembuh.

Fiksasi eksternal biasanya merupakan terapi sementara pada fraktur femur.

Karena mudah diaplikasikan, fiksasi eksternal ini sering dilakukan pada pasien

yang mempunyai trauma multipel dan belum bisa dilakukan tindakan pembedahan

untuk mengatasi frakturnya. Alat ini bisa digunakan untuk menstabilkan fraktur

sementara hingga pasien cukup sehat untuk dilakukan operasi final.

Page 15: Case Report Sessiondocshare02.docshare.tips/files/25169/251697822.pdfCase Report Session FRAKTUR SHAFT FEMUROLEH : Rizka Amelia 1010311015 PRESEPTOR: dr. Delsi Hidayat, Sp.OT BAGIAN

b. Intramedullary nailing

Metode yang paling banyak digunakan pada kasus fraktur batang femur adalah

metode intramedullary nailing. Pada prosedur ini, sebuah batang metal

dimasukkan ke dalam kanal sumsum tulang pada femur. Batang metal tersebut

melewati segmen yang mengalami fraktur untuk menjaga tulang pada posisi yang

seharusnya. Alat ini bisa dimasukkan ke kanal melalui insisi kecil pada panggul

(antegrade) atau lutut (retrograde). Screw di pasang ke tulang pada kedua

ujungnya. Ini bertujuan untuk menjaga batang metal tadi dan tulang pada posisi

yang tepat selama proses penyembuhan. Intramedullary nail biasanya terbuat dari

titanium, dengan panjang dan diameter yang bervariasi.

Page 16: Case Report Sessiondocshare02.docshare.tips/files/25169/251697822.pdfCase Report Session FRAKTUR SHAFT FEMUROLEH : Rizka Amelia 1010311015 PRESEPTOR: dr. Delsi Hidayat, Sp.OT BAGIAN

c. Plate and screw

Pada pemasangan plate dan screw ini, fragmen tulang terlebih dahulu

direposisi (direduksi) agar kesejajarannya normal kembali. Plate dan screw ini

ditempelkan pada permukaan luar tulang. Pemasangan plate dan screw sering

digunakan ketika pemasangan intramedullary nail tidak mungkin dilakukan,

seperti pada fraktur yang meluas ke sendi panggul atau sendi lutut.

Page 17: Case Report Sessiondocshare02.docshare.tips/files/25169/251697822.pdfCase Report Session FRAKTUR SHAFT FEMUROLEH : Rizka Amelia 1010311015 PRESEPTOR: dr. Delsi Hidayat, Sp.OT BAGIAN

I. Penyembuhan

Pada umumnya fraktur batang femur mengalami penyembuhan lengkap

selama 4-6 bulan. Beberapa kasus juga bisa mengalami penyembuhan yang lebih

lama lagi, misalnya pada fraktur yang terbuka atau patah pada beberapa tempat.

1. Weightbearing

Pemeriksaan paling penting yang bisa dilakukan pada saat follow up adalah

pemeriksaan gerakan tungkai. Tungkai yang sakit dilatih untuk bergerak secara

berangsur-angsur.

Ketika sudah bisa berjalan, pasien bisa memakai tongkat ketiak atau walker untuk

menopang.

2. Terapi fisik

Karena pada kasus fraktur femur ini sering kekuatan ototnya berkurang pada

daerah injuri, maka latihan selama proses penyembuhan diperlukan. Terapi fisik

akan membantu mengembalikan kekuatan otot, pergerakan sendi dan kelenturan

otot menjadi normal kembali.

Therapist akan mengajarkan latihan khusus selama masih di rumah sakit.

Therapist akan mengajarkan cara menggunakan tongkat ketiak atau walker.

J. Komplikasi

Fraktur batang femur bisa menyebabkan trauma lebih lanjut dan beberapa

komplikasi seperti :- Ujung tulang yang patah sering tajam dan bisa merobek pembuluh darah atau

pembuluh saraf di sekitarnya.- Sindrom kompartemen akut bisa terjadi. Keadaan ini bisa menyebabkan nyeri,

terjadi ketika tekanan oleh otot meningkat sampai pada level yang

membahayakan. Tekanan ini dapat menurunkan aliran darah, yang mengurangi

asupan nutrisi dan oksigenasi ke sel-sel otot. Apabila tekanan ini tidak

berkurang dengan cepat, maka akan menimbulkan cacat yang permanen. Ini

merupakan kasus bedah emergensi. Operasi dilakukan dengan membuat insisi

pada kulit dan otot yang menutupinya untuk mengurangi tekanan.- Fraktur terbuka, dimana tulang pasien terekspos ke luar. Meskipun telah

dilakukan debridement untuk membersihkan tulang dan ototnya, tetapi tulang

Page 18: Case Report Sessiondocshare02.docshare.tips/files/25169/251697822.pdfCase Report Session FRAKTUR SHAFT FEMUROLEH : Rizka Amelia 1010311015 PRESEPTOR: dr. Delsi Hidayat, Sp.OT BAGIAN

masih bisa mengalami infeksi. Infeksi pada tulang sulit diterapi dan sering

membutuhkan operasi yang multipel dan penggunaan antibiotik jangka

panjang.

Komplikasi pembedahan juga bisa terjadi, seperti : kehilangan darah atau

masalah yang berkaitan dengan anestesi. Komplikasi bedah dapat berupa infeksi,

trauma saraf dan pembuluh darah, pembekuan darah, emboli lemak (sumsum

tulang masuk ke dalam aliran pembuluh darah dan bisa menuju paru, ini bisa juga

terjadi akibat frakturnya sendiri tanpa operasi), alignment tidak segaris atau

posisinya tidak terkoreksi secara benar, penyembuhan yang terlambat atau tidak

menyatu (ketika fraktur sembuh lebih lama dari pada waktu yang seharusnya atau

tidak sembuh sama sekali), dan terlihat adanya iritasi pada kulit dekat alat fiksator

(seperti terlihatnya iritasi pada kulit di ujung nail dan screw).

K. Prognosis

Penyembuhan fraktur merupakan suatu proses biologis yang menakjubkan.

Tidak seperti jaringan lainnya, tulang yang mengalami fraktur dapat sembuh tanpa

jaringan parut. Pengertian tentang reaksi tulang yang hidup dan periosteum pada

penyembuhan fraktur mulai terjadi segera setelah tulang mengalami kerusakan

apabila lingkungan untuk penyembuhan memadai sampai terjadi konsolidasi.

Faktor mekanis yang penting seperti imobilisasi fragmen tulang secara fisik

sangat penting dalam penyembuhan, selain faktor biologis yang juga merupakan

suatu faktor yang sangat esensial dalam penyembuhan fraktur.2

Page 19: Case Report Sessiondocshare02.docshare.tips/files/25169/251697822.pdfCase Report Session FRAKTUR SHAFT FEMUROLEH : Rizka Amelia 1010311015 PRESEPTOR: dr. Delsi Hidayat, Sp.OT BAGIAN

DAFTAR PUSTAKA

1. Harry J. Griffiths, M.D. Basic Bone Radiology, Associate Proffesor of

Radiology and Orthopedics. The University of Rochester Medical Center

Roschester, New York. 1997, pp. 23-29

2. Rasjad, Chairuddin. Pengantar Ilmu Bedah Ortopedi. Penerbit PT Yarsif

Watampone, Jakarta, 2009. Hal 82-85, 92-94, 355-361, 364

3. Price S.A, Wilson L.M. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses

penyakit volume 2. Edisi 6. Penerbit Buku Kedokteran EGC. 2005. Hal 1365

4. Faiz O, Moffat D. Anatomy at Glance, Cardiff University, 2002. Page 93

5. Putz R, Pabst R. Atlas Anatomi Manusia Sobotta Jilid 2. Edisi 21. Jakarta.

Penerbit Buku Kedokteran, 2000. Hal. 276,278

6. Rasad, Sjahriar. Radiologi Diagnostik. Edisi kedua, Iwan Ekayuka

(editor), FK UI, Jakarta, 2006. Hal 31

7. Weissleder R, Wittenberg J, Harisinghani, Mukesh G, Chen John W.

Musculoskeletal Imaging in Primer of Diagnostik Imaging. Edisi keempat. Mosby

Elsevier. US. 2007. Page 408-410

8. Keany JE, Femur Fraktur. [online]. 2013. [Cited August 10]. Available

from http://emedicine.medscape.com/article/824856-overview#showall

9. A.O Foundation. Open Complete Articular Multifragmentary Distal

Femoral Fracture. [online]. 2013. [August 16]. Available from

http://www2.aofoundation.org

10. The America Academy of Orthopaedic Surgeons. Thighone (Femur)

Fracture. [online]. 2008. [Cited August 12]. Available from

http://orthoinfo.aaos.org/topic.cfm?topic=a00364

11. Aukerman DF. Femur injuries and Fracture. [online]. 2008[Cited August

10]. Available from http://emedicine.medscape.com/article/90779-overview