case report

36
Perceptor : dr. Rina Kriswiastiny, Sp.PD Anggota: 1. Muhammad Mahardika Malik S.Ked 2. Marizka Putri Aftria S.Ked

Upload: marizka-putri-aftria

Post on 02-Feb-2016

16 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

ppt

TRANSCRIPT

Page 1: Case Report

Perceptor :

dr. Rina Kriswiastiny, Sp.PD

Anggota:

1. Muhammad Mahardika Malik S.Ked

2. Marizka Putri Aftria S.Ked

Page 2: Case Report
Page 3: Case Report

Identitas Nama lengkap : Tn. FSUmur : 22 TahunStatus perkawinan : Belum menikahPekerjaan : MahasiswaAlamat : Jl. Pangeran Antasari Kedamaian

Kec. Tanjung Karang Timur, Bandar Lampung

Jenis kelamin : Laki-lakiSuku bangsa : IndonesiaAgama : IslamPendidikan : SMAMRS : 18Agustus 2015No. MR : 00.42.47.42

Page 4: Case Report

Keluhan Utama

Demam + sejak 7 hari SMRS.

Keluhan Tambahan

Mual, muntah, nyeri ulu hati.

Page 5: Case Report

Riwayat Penyakit SekarangPasien datang dengan keluhan demam sejak 7 hari SMRS, demam naik turun setiap harinya. Demam dirasakan lebih tinggi pada malam hari. Terkadang disertai menggigil, namun tidak disertai kejang.+1 hari SMRS keluhan tersebut semakin memburuk. Keringat banyak dikeluhkan oleh pasien apabila demam timbul. Riwayat pemberian obat penurun panas sudah dilakukan namun demam tak kunjung turun. Selain itu pasien juga mengeluhkan kepala terkadang pusing dan sakit kepala, tegang leher tidak ada, sakit seperti berdenyut-denyut di kedua sisi kepala pasien dan tidak menjalar sampai ke tengkuk. Pasien juga mengeluhkan mual dan muntah sejak +4 hari SMRS. Dalam sehari bisa 3 kali muntah, terutama jika ingin memasukan makanan.

Page 6: Case Report

Muntah berupa makanan namun terkadang hanya air ludah saja, muntah darah disangkal, dalam sekali muntah banyaknya bisa sampai 1 gelas kecil. Lidah terasa pahit dan kotor sehingga semakin membuat rasa tidak ingin makan. Tidak ada riwayat mimisan atau gusi berdarah. Keluhan tersebut disertai dengan sakit di bagian ulu hati sejak + 3 hari SMRS, sakit seperti ditusuk-tusuk, sakit hilang timbul, sakit berkurang bila makan atau diberi obat maag. Sakit perut tidak menjalar hanya berada di ulu hati saja. Pasien mengaku sangat lemas dalam beberapa hari ini karena tidak ada makanan yang masuk ke tubuh pasien. Pasien juga mengeluhkantidak dapat buang air besarsejak +1 hari SMRS, buang air kecil kuning lancar.Dan tidak ada riwayat berpergian ke daerah endemis.

Page 7: Case Report

Riwayat Penyakit Dahulu(-) Cacar (-) Malaria (-) Batu Ginjal /Sal. Kemih

(-) Cacar Air (-) Disentri (-) Burut (Hernia)

(-) Difteri (-) Hepatitis (-) Penyakit Prostat

(-) Batuk Rejan (-) Tifus Abdominalis (-) W a s i r

(-) Campak (-) Skirofula (-) Diabetes

(√) Influenza (-) Sifilis (-) Alergi

(-) Tonsilitis (-) Gonore (-) T u m o r

(-) Kholera (-) Hipertensi (-) Penyakit Pembuluh Darah

(-) Demam Rematik Akut (-) Ulkus Ventrikuli (-) CRF

(-) Pneumonia (-) Ulkus Duodeni (-) Operasi

(-) Pleuritis (-) Gastritis (-) Kecelakaan

(-) TB-MDR (-) Batu Empedu

Page 8: Case Report

Riwayat Penyakit Keluarga

Hubungan Umur(th)

JenisKelamin

Keadaan kesehatan PenyebabMeninggal

Kakek - ♂ Meninggal Tidak tahu

Nenek - ♀ Meninggal Tidak tahu

Ayah 50 th ♂ Sehat

Ibu 45 th ♀ Sehat

Saudara ♂=2, ♀=1 Sehat,

Anak - Sehat

Page 9: Case Report

Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan UmumTinggi badan : 160 cmBerat Badan : 60 kgKeadaan gizi : Kesan baik ( IMT= BB/TB2 = 60/1,602 = 23,5 )Kesadaran : Compos mentisTekanan Darah : 120/70 mmHgNadi : 100x / menitPernafasan : 20x / menitSuhu : 37,8 derajat celciusSianosis : -Edema umum : -Habitus : AtletikusCara berjalan : NormalMobilitas : AktifUmur taksiran pemeriksa : 22 tahun

Page 10: Case Report

KulitWarna : Kuning langsatJaringan parut : -Pertumbuhan rambut : NormalSuhu Raba : NormalKeringat : -Lapisan lemak : CukupEfloresensi : -Pigmentasi : -Pembuluh darah : NormalLembab/ Kering : LembabTurgor : NormalIkterus : -Edema : -

Page 11: Case Report

Kelenjar Getah BeningSubmandibula : Tidak teraba pembesaranSupra klavikula : Tidak teraba pembesaranLipat paha : Tidak teraba pembesaranLeher : Tidak teraba pembesaranKetiak : Tidak teraba pembesaran

KepalaEkspresi wajah : Normal, wajarRambut : Hitam, lurus, tidak mudah

dicabutSimetris muka : Simetris

Page 12: Case Report

Mata Exopthalmus : - Kelopak : Normal Konjungtiva : Anemis -/- Sklera : Ikterik -/- Lapang penglihatan : Luas Deviatio konjungtiva : - Enopthalmus : - Lensa : Jernih Visus : 6/6 Gerak mata : Normal segala arah Tekanan bola mata : peningkatan - Nistagmus : -

Leher Tekanan JVP : 5-2 cmH2O Kelenjar Tiroid : Tidak membesar Kelenjar Limfe : Tidak teraba pembesaran

  Dada Bentuk : Simetris, datar Pembuluh darah : Normal Buah dada : Normal

Page 13: Case Report

Paru-ParuDepan Belakang

Inspeksi simetris kiri dankanan simetris kiri dankanan

Palpasi •Kiri Fremitus vokal teraba getaran suara. Fremitus taktil terasa pergerakan dinding thorax.•Kanan Fremitus vokal teraba getaran suara. Fremitus taktil terasa pergerakan dinding thorax.

•Fremitus vokal teraba getaran suara. Fremitus taktil terasa pergerakan dinding thorax.•Fremitus vokal teraba getaran suara. Fremitus taktil terasa pergerakan dinding thorax.

Perkusi •Kiri Sonor pada seluruh lapang paru.•Kanan Sonor pada seluruh lapang paru

•Sonor pada seluruh lapang paru.•Sonor pada seluruh lapang paru

Auskultasi •Kiri Vesikuler (+) normal, Ronkhi (-),Wheezing(-)•KananVesikuler (+)normal, Ronkhi (-),Wheezing(-)

•Vesikuler (+)normal, Wheezing (-), Ronkhi (-).•Vesikuler (+)normal,Wheezing (-), Ronkhi (-)

Page 14: Case Report

JantungInspeksi : Ictus cordis tidak terlihatPalpasi : Ictus cordis teraba pulsasi di ICS V

midclavicula kiriPerkusi : Batas jantung kanan :Parastrernal

ICS IV Batas jantung kiri :

Midclavicula ICS V Batas atas : Para sternal

ICS IIAuskultasi : BJ I dan II reguler, murmur (-), gallop (-) Pembuluh DarahArteri temporalis, karotis,brakhialis,radialis, femoralis

poplitea, tibialis posterior teraba.

Page 15: Case Report

AbdomenInspeksi : Simetris,datarPalpasi : Dinding perut: Lemas, nyeri

tekan (+) epigastrium Hati : Tidak teraba Limpa : Tidak teraba Ginjal : Ballotement (-)Perkusi : Timpani seluruh lapang

abdomen Nyeri ketok (-)Auskultasi : Peristaltik (+) NormalRefleks dinding perut : Normal, Defans

muskular (-)

Page 16: Case Report

Anggota GerakLengan

Kanan KiriOtot Tonus Massa

NormotonusEutrofi

NormotonusEutrofi

Sendi Normal NormalGerakan Aktif AktifKekuatan 5 5

Page 17: Case Report

Tungkai dan Kaki

Luka : TidakVarises : TidakOtot(tonus, massa) : Normotonus,eutrofiSendi : NormalGerakan : AktifKekuatan : 5Edema : -/-

Page 18: Case Report

Refleks Kanan Kiri

Bisep N (Refleks lengan bawah) N (Refleks lengan bawah)

Trisep N (Kontraksi trisep) N (Kontraksi trisep)

Patela N N

Achiles N (Plantar fleksi ) N (Plantar fleksi)

Kremester - -

Refleks kulit N N

Refleks patologis Tidak ada Tidak ada

Page 19: Case Report

I. Pemeriksaan Penunjang (19 Agustus 2015)Pemeriksaan Hasil Nilai Normal SatuanDarah LengkapKadar Hb 14,6 12-16 gr/dlJumlah Eritrosit 4,4-5,6 jt/dlJumlah Leukosit 12,70 5-10 rb/dlHematokrit 40 39-52 %Hitung Jenis LeukositBasofil 0 < 3 %Eosinofil 0 < 3 %Batang 1 < 6 %Segment 91 50-70 %Limfosit 4 20-40 %Monosit 5 < 8 %Trombosit 197 150-450 Rb/ulMCV 82-92 FLMCH 27-31 PgMCHC 32-37 g/dlGlukosa Sewaktu 142 < 180 mg/dlSGOT 31 10-35 U/LSGPT 20 9-43 U/LUreum 22 10-50 mg/dlKreatinin 1,2 <1,5 mg/dlHBSAg Kualitatif Tidak ReaktifBilirubin Total < 1,0 mg/dl

Page 20: Case Report

Pemeriksaan Hasil Nilai Normal SatuanBilirubinBilirubin Direct < 0,3 mg/dlBilirubin Indirect < 0,7 mg/dlSerologiWidalS. Typhi O 1/80 NegatifS. Typhi AO 1/80 NegatifS. Typhi BO 1/80 NegatifS. Typhi H 1/320 Negatif

Page 21: Case Report

Diagnosis Kerja dan Dasar DiagnosisDiagnosis Kerja

Typhoid feverDasar Diagnosisdemam sejak 7 hari SMRS demam lebih tinggi

pada malam hariGejala umum :mual muntah, sakit kepala,

nafsu makan menurun, lemas,bab (-) 1 hari SMRS, lidah kotor di tengah, nyeri tekan di ulu hati.

Pemeriksaan Lab :Leukosit: 12.700 gr/dl, serologi widal:S. Typhi O= 1/80 S.Typhi AO=1/80 S.Typhi BO=1/80 S.Typhi H= 1/320.

Page 22: Case Report

Diagnosis Diferensial dan Dasar Diagnosis DiferensialDiagnosis Diferensial

Malaria Tb paru 

Dasar Diagnosis DiferensialBerdasarkan gejala yang timbul pada pasien dengan usia pertengahan, demam+ menggigil+ berkeringat+, leukosit 12.700, LED 16

Page 23: Case Report

Pemeriksaan yang DianjurkanDarah untuk malariaUji Typhidot test/ Ig M Anti SalmonellaPemeriksaan Sputum SPSRontgen thorax

Rencana PengelolaNon farmakologi :tirah baring, makanan padat rendah

serat.Medikamentosa:IVFD NaCl XX gttParacetamol 500 mg tab 3x1 (Jika demam)

Inj Ranitidin 25 mg amp 2x1Inj Ceftriaxone 1 gr amp 2x1 (Skin test)

Page 24: Case Report

PencegahanPrimer1.Jaga pola makan2.Menjaga kebersihan diriSekunder1.Minum obat sesuai aturan2.IstirahatTersier 1.Menjaga imunitas tubuh2.Minum air dengan cukup3.Jaga pola makan, makan kurangi serat dulu

PrognosisQuo at vitam : Dubia ad bonamQuo at functionam : Dubia ad bonamQuo at sanationam : Dubia ad bonam

Page 25: Case Report

Lembar Follow UpTanggal Keluhan Pemeriksaan Tatalaksana

18Agustus

2015

Pasien datang dengan

keluhan demam sejak 5

hati yll, demam tinggi

pd mlm hari, mual+

muntah+, keringst

malam,lemas+,pusing+

, nyeri ulu hati

Ku : TSS

Sens : Cm

CA (-/-) SI (-/-)

Td : 120/70

Nadi: 100/menit

Rr: 20x/menit

T: 37, 8

NT+ epigastrium

IVFD NaCl XX gtt

Paracetamol 500 mg tab 3x1

Inj Ranitidin 25 mg amp 2x1

Inj Ceftriaxone 1 gr amp 2x1

19Agustus

2015

Mual+ muntah- nyeri

ulu hati+ lemas+

demam+ pusing+

Ku : TSS

Sens : Cm

CA (-/-) SI (-/-)

Td : 100/50

Nadi: 88/menit

Rr: 20x/menit

T: 36,9

NT+ epigastrium

Terapi lanjutkan

Page 26: Case Report

20 Agustus

2015

Mual+ muntah-

nyeri ulu hati+

lemas+ demam+

pusing+

Bab (-) 1 hari.

Ku : TSS

Sens : Cm

CA (-/-) SI (-/-)

Td : 100/60

Nadi: 72/menit

Rr: 20x/menit

T: 36,1

NT+ epigastrium

Terapi lanjutkan

Lembar Follow Up

Page 27: Case Report

Diskusi Keluhan UtamaPenderita datang ke RSAM dengan keluhandemam sejak 7 hari SMRS . dema menurun pada pagi hari dan meningkat pada malam hari.

Pada kasus typhoid fever, keluhan utama yang dapat menjadi alasan penderita datang ke dokter atau RS yaitu: Demam 7 hari yang remitten.Demam disertai dengan gangguan sistem pencernaan,

yaitu mual dan konstipasi

Diskusi Diagnosa KerjaDiagnosa kerja pada penderita ini adalah:Typhoid fever

Page 28: Case Report

Dasar pertimbangan diagnosa kerja tersebut adalah : Anamnesis :

demam sejak 7 hari SMRS demam lebih tinggi pada malam hari

Gejala umum: mual muntah, sakit kepala, nafsu makan menurun, lemas,bab (-) 1 hari SMRS, lidah kotor di tengah, nyeri tekan di ulu hati.

Pemeriksaan fisik :Tanda vital ( TD : 120/70 mmHg, T 37,8 c), pada abdomen terdapat nyeri tekan epigastrium.

Pemeriksaan penunjang: Leukosit: 12.700 gr/dl serologi widal:S. Typhi O= 1/80 S.Typhi AO=1/80

S.Typhi BO=1/80 S.Typhi H= 1/320.

Page 29: Case Report

DEMAM TIFOIDDefinisi Demam tifoid (Tifus abdominalis, Enteric

fever, Eberth disease) adalah penyakit sistemik akut yang disebabkan oleh infeksi dari Salmonella enterica subspecies enterica serotype Typhipada usus halus (terutama di daerah illeosekal) dengan gejala demam selama 7 hari atau lebih, gangguan saluran pencernaan, dan gangguan kesadaran. Demam tifoid masih merupakan penyakit endemic di Indonesia.

Page 30: Case Report

Bagan Patofisiologi Demam Tifoid

Page 31: Case Report

DiagnosisSindroma klinis adalah kumpulan gejala-gejala

demam tifoid. Diantara gejala klinis yang sering ditemukan pada tifoid yaitu: demam, sakit kepala, kelemahan, nausea, nyeri abdomen, anoreksia, muntah, gangguan gastrointestinal, insomnia, hepatomegali, splenomegali, penurunan kesadaran, bradikardi relative, kesadaran berkabut, dan feses berdarah.

Diagnosis klinis demam tifoid diklasifikasikan atas tiga macam, yaitu:

1.Suspek demam tifoid (suspect case)2.Demam tifoid klinis (probable case)3.Demam tifoid konfirmasi (confirm case = demam

tifoid konfirmasi)

Page 32: Case Report

TatalaksanaSampai saat in masih dianut Trilogi

Penobatan Demam Tifoid, yaitu:1.Istirahat dan perawatan2.Diet dan terapi penunjang (simptomatik dan

suportif)3.Pemberian Antimikroba

Page 33: Case Report

Tabel Obat Antimikroba untuk Penderita Demam TifoidAntibiotika Dosis Kelebihan dan keuntungan

Kloramfenikol

50 mg/Kg bb/Hr

Dewasa : 4 x 500 mg (2 gr)

Anak : 100 mg/Kg BB/Hr, max 2

gr selama 10 hr dibagi dalam 4

dosis

- Merupakan obat yang sering

digunakan dan telah lama

dikenal efektif untuk demam

tifoid

- Murah dan dapat diberi per-

oral, sensitivitas masih tinggi

- Pemberian PO/IV

- Tidak diberikan bila leukosit

<2000/mm³

Seftriakson

Dewasa : 2-4 gr/Hr

selama 3-5 hr

Anak : 80 mg/Kg BB/Hr dosis

tunggal selama 5 hari

- Cepat menurunkan suhu, lama

pemberian pendek dan dapat

dosis tunggal serta cukup aman

untuk anak

- Pemberian IV

Page 34: Case Report

Ampisilin & amoksisilin

Dewasa : 3-4 gr/Hr

Anak : 100 mg/Kg BB/Hr selama 10 hari

- Aman untuk penderita hamil

- Sering dikmbinasi dengan

kloramfenikol pada pasien kritis

- Tidak mahal

- Pemberian PO/IV

Kotrimoksasol

Dewasa : 2x 160-800 mg selama 2 minggu

Anak : TMP 6-10 mg/Kg BB/Hr atau SMX

30-50 mg/Kg/Hr selama 10 hari

- Tidak mahal

- Pemberian per oral

Quinolone

Siprofloksasin : 2x500 mg selama 1 minggu

Ofloksasin : 2x200-400 mg selama 1

minggu

Plefoksasin : 1x400 mg selama 1 minggu

Fleroksasin : 1x400 mg selama 1 minggu

- Pefloksasin dan fleroksasin lebih cepat

menurunkan suhu

- Efektif mencegah relaps dan karier

- Pemberian per oral

- Anak : tidak dianjurkan karena efek

samping pada pertumbuhan tulang

Page 35: Case Report

Cefixim Anak : 15-20 mg/KgBB/ Hr

dibagi dalam 2 dosis selama 10

hari

- Aman untuk anak

- Efektif

- Pemberian per oral

Tiamfenikol

Dewasa : 4x500 mg

Anak : 50 mg/Kg BB/Hari

selama 5-7 hari bebas panas

- Dapat untuk anak dan

dewasa

- Dilaporkan cukup sensitif

pada beberapa daerah

Page 36: Case Report

DAFTAR PUSTAKA  Harrison’s Principles of Internal Medicine 17th Edition,2008.  Price & Wilson, Patofisiologi vol.2, Penerbit EGC, Jakarta, 2006.  Soedarmo, Sumarmo S., dkk. Demam tifoid. Dalam : Buku ajar

infeksi & pediatri tropis. Ed. 2. Jakarta : Badan Penerbit IDAI ; 2008. h. 338-45

   Widodo, Djoko. 2009. Demam Tifoid dalam Sudoyo, Aru W. et.al.

Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi V. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI.

World Health Organization. Backgrounddocument:the diagnosis, treatment and prevention of typhoid fever. Geneva, WHO;2003.