case report

14
I.PENDAHULUAN Di berbagai belahan dunia, laporan kasus skabies masih sering ditemukan pada keadaan lingkungan yang padat penduduk, status ekonomi rendah, tingkat pendidikan yang rendah dan kualitas higienis pribadi yang kurang baik atau cenderung jelek. Rasa gatal yang ditimbulkannya terutama waktu malam hari, secara tidak langsung juga ikut mengganggu kelangsungan hidup masyarakat terutama tersitanya waktu untuk istirahat tidur, sehingga kegiatan yang akandilakukannya disiang hari juga ikut terganggu. Jika hal ini dibiarkan berlangsung lama, maka efisiensi dan efektifitas kerja menjadi menurun yang akhirnya mengakibatkan menurunnya kualitas hidup masyarakat. Skabies merupakan penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi dan sensitisasi pada lapisan epidermis superficial terhadap Sarcoptes scabiei var hominis dan produknya. Penyakit kulit yang sangat mudah menular baik secara langsung maupun tidak langsung. Secara langsung misalnya ibu yang menggendong anaknya yang menderita scabies atau penderita yang bergandengan tangan dengan teman-temannya. Secara tidak langsung misalnya melalui tempa tidur, handuk, pakaian dan lain-lain. Diagnosis ditegakkan jika ditemukan 2 dari 4 tanda kardinal yakni : 1. Pruritus nokturna (gatal pada malam hari ) karena akitivitas tungau lebih tinggi pada malam hari

Upload: aulia-olviana

Post on 05-Jan-2016

212 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

s,shaJDUJdh

TRANSCRIPT

Page 1: Case Report

I.PENDAHULUAN

Di berbagai belahan dunia, laporan kasus skabies masih sering ditemukan pada keadaan

lingkungan yang padat penduduk, status ekonomi rendah, tingkat pendidikan yang rendah

dan kualitas higienis pribadi yang kurang baik atau cenderung jelek. Rasa gatal yang

ditimbulkannya terutama waktu malam hari, secara tidak langsung juga ikut mengganggu

kelangsungan hidup masyarakat terutama tersitanya waktu untuk istirahat tidur, sehingga

kegiatan yang akandilakukannya disiang hari juga ikut terganggu. Jika hal ini dibiarkan

berlangsung lama, maka efisiensi dan efektifitas kerja menjadi menurun yang akhirnya

mengakibatkan menurunnya kualitas hidup masyarakat.

Skabies merupakan penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi dan sensitisasi pada lapisan

epidermis superficial terhadap Sarcoptes scabiei var hominis dan produknya. Penyakit kulit

yang sangat mudah menular baik secara langsung maupun tidak langsung. Secara langsung

misalnya ibu yang menggendong anaknya yang menderita scabies atau penderita yang

bergandengan tangan dengan teman-temannya. Secara tidak langsung misalnya melalui

tempa tidur, handuk, pakaian dan lain-lain. Diagnosis ditegakkan jika ditemukan 2 dari 4

tanda kardinal yakni :

1. Pruritus nokturna (gatal pada malam hari ) karena akitivitas tungau lebih tinggi pada

malam hari

2. Ditemukan pada sekelompok manusia, misalnya mengenai seluruh keluarga, sebagian

tetangga yang berdekatan

3. Ditemukannya kanalikulus pada tempat predileksi yang berwarna putih atau

keabuabuan, berbentuk garis lurus atau berkelok, rata –rata panjang 1 cm, pada ujung

terowongan ditemukan papul dan vesikel.

4. Menemukan tungau. Merupakan hal yang paling diagnostik.

Predileksi dari skabies ialah biasanya pada daerah tubuh yang memiliki lapisan stratum

korneum yang tipis, seperti misalnya: axilla, areola mammae, sekitar umbilikus, genital,

bokong, pergelangan tangan bagian volair, sela-sela jari tangan, siku flexor, telapak tangan

dan telapak kaki. Karena sifatnya yang sangat menular, maka skabies ini populer dikalangan

masyarakat padat. Banyak faktor yang menunjang perkembangan dari penyakit ini, antara

Page 2: Case Report

lain: sosial ekonomi yang rendah, higiene yang buruk, hubungan seksual yang sifatnya

promiskuitas, kesalahan diagnosis, dan perkembangan dermografik serta ekologik. Penyakit

ini juga dapat digolongkan ke dalam penyakit akibat hubungan seksual (PHS).

Page 3: Case Report

II. LAPORAN KASUS

A. Identitas Pasien

Nama : An.

Umur : 16 tahun

Jenis kelamin : Laki-laki

Alamat : Lampung Barat

Pekerjaan : Pelajar

Pendidikan : SMA

Agama : Islam

Suku Bangsa : Lampung

Status : Belum Menikah

B. Anamnesis

Autoanamnesis dilakukan tanggal 30 April 2015 pukul 11.00 WIB di Poliklinik Kulit RSUD

Hi.Abdul Muluk Bandar Lampung.

i. Keluhan Utama

bintik-bintik kemerahan yang disertai rasa gatal pada kedua sela jari tangan sampai

pergelangan tangan dan kedua punggung kaki sejak 3 minggu SMRS

ii. Riwayat Penyakit Sekarang

Os datang ke poli klinik penyakit kulit dan kelamin RSAM dengan keluhan timbul

bintik-bintik kemerahan yang disertai rasa gatal pada kedua sela jari tangan sampai

pergelangan tangan dan kedua punggung kaki sejak 3 minggu SMRS. Gatal yang

dirasakan os lebih terasa gatal terjadi pada malam hari sehingga mengganggu tidur os,

serta apabila digaruk os merasa gatalnya berkurang. Awalnya bintik-bintik muncul pada

sela jari tangan kiri (khususnya antara ibu jari dan jari telunjuk) yang disertai gatal,

akibat digaruk maka bintik-bintik pecah mengeluarkan darah dan cairan namun tidak

mengeluarkan nanah kemudian bintik-bintik tersebut menyebar ke bagian lain yaitu

pergelangan tangan kiri, sela jari tangan dan pergelangan tangan kanan, kedua

punggung kaki sampai depan ketiak kanan dan kiri. Sebelum keluhan gatal-gatal tidak

ada demam. Keluhan ini pertama kali di alami oleh Os.

Page 4: Case Report

Os dua minggu sebelum berobat ke poliklinik RSAM sudah melakukan pengobatan ke

puskemas di daerah tempat tinggal Os. Saat berobat ke puskemas Os diberikan obat

minum dan salep namun Os lupa nama obatnya. Beberapa hari setelah berobat dari

puskemas bintil merah pada daerah depan ketiak mengering dan gatal berkurang,

namun pada daerah kedua sela jari tangan, kedua pergelangan tangan dan kedua

punggung kaki tidak ada perbaikan bahkan bintil merah semakin banyak dan gatal.

Os mengatakan bahwa beberapa teman sekolah os mengalami hal serupa. Sehari-hari os

sering bergaul bersama teman-teman os yang mengalami penyakit yang sama seperti

os, dimana os juga mengatakan sering melakukan kontak fisik dengan beberapa

temannya tersebut. Namun di keluarga os tidak ada yang mengalami hal serupa seperti

os. Os mandi dua kali sehari dan mengganti pakaian dalam setiap mandi. Os

mengatakan tidak memakan makanan yang tidak biasa os makan beberapa minggu

terakhir. Os mengatakan selama ini apabila os mencuci baju tidak pernah menderita

gatal-gatal atau penyakit kulit. Os juga tidak memiliki hewan peliharaan dirumah. Os

mengatakan tidak pernah meminum obat-obatan sebelum keluhan terjadi. R/ alergi

makanan (-), R/ asma (-), R/ bersin- bersin pada cuaca dingin (-).

iii. Riwayat Penyakit Dahulu

- Riwayat penyakit kulit seperti ini sebelumnya tidak pernah

- Riwayat asma tidak ada

- Riwayat rhinitis alergika tidak ada

- Riwayat alergi makanan tidak ada

C. Pemeriksaan Fisik

i. Status Generalis

- Keadaan umum : tampak sakit ringan

- Kesadaran : compos mentis

ii.Tanda Vital:

- Tekanan darah : 110/70 mmHg

- Nadi : 89x/m

- Suhu : 36,7o C

- Pernapasan : 20x/m

- Tinggi badan : 170 cm

Page 5: Case Report

- Berat badan : 60 Kg

Kepala : Normocephali, rambut hitam, distribusi merata, tidak ada kelainan

kulit

Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, alis mata hitam, tidak

ada madarosis

Telinga : Normotia, tidak ada kelainan kulit

Hidung : Normal, deviasi (-), sekret (-), tidak ada kelainan kulit

Mulut : bibir tidak kering, caries dentis (-), faring hiperemis (-)

Thoraks : bentuk normal, pergerakan simetris, terdapat kelainan kulit (lihat

Status dermatologikus)

Paru : Suara nafas vesikuler, rhonki -/-, wheezing -/-

Jantung : Bunyi jantung I-II reguler, murmur (-), gallop (-)

Abdomen : datar, supel, hepar dan lien tidak teraba membesar, terdapat kelainan

kulit (lihat status dermatologikus)

Ekstremitas atas : akral hangat, tidak ada edema, tidak sianosis, terdapat

kelainan kulit (lihat status dermatologikus).

Ekstremitas bawah : akral hangat, tidak ada edema, tidak sianosis, terdapat

kelainan kulit (lihat status dermatologikus).

iii. Status Dematologi

- Pada regio interdigitalis manus sinistra et detra sampai seluruh

dorsum dan palmar manus sinistra et detra terdapat papul dan

vesikel eritomatous, multiple, ukuran terbesar 1,5 cm x 1 cm dan

terkecil diameter 0,2 cm, bulat-ireguler, batas sirkumskripta, diskret

– konfluens disertai erosi dan eksoriasi dan di beberapa tempat

terdapat kanalikuli berwarna putih keabuan berbentuk berkelok-

kelok 1 cm dan pada ujung terdapat vesikel.

- Pada regio dorsum pedis sinsitra et dextra terdapat papul dan

vesikel eritomatous multiple, ukuran terbesar 1 cm x 0,7 cm dan

terkecil diameter 0,2 cm, bulat-ireguler, batas sirkumskripta, diskret

– konfluens disertai erosi dan eksoriasi

Page 6: Case Report

D. Pemeriksaan Penunjang

Tidak dilakukan pemeriksaan penunjang

E. Resume

F. Diagnosis Banding

i. Scabies

ii. Prurigo hebra

iii. Pedikulosis korporis

iv. Dermatitis

G. Diagnosis Kerja

H. PENATALAKSANAAN

i. Umum

- Menjelaskan kepada pasien mengenai penyakit dan cara

penularannya

- Menjelaskan bahwa scabies adalah penyakit menular

- Menerangkan pentingnya menjaga kebersihan perseorangan dan

lingkungan tempat tinggal

- Mencuci piring, selimut, handuk, dan pakaian dengan bilasan

terakhir dengan

menggunakan air panas

- Menjemur kasur, bantal, dan guling secara rutin

- Bila gatal sebaiknya jangan menggaruk terlalu keras karena dapat

menyebabkan luka dan resiko infeksi

- Menjelaskan pentingnya mengobati anggota keluarga dan orang

sekitar yang menderita keluhan yang sama

- Memberi penjelasan bahwa pengobatan dengan penggunaan krim

yang dioleskan pada seluruh badan tidak boleh terkena air, jika

terkena air harus diulang kembali.

Page 7: Case Report

- Krim dioleskan ke seluruh tubuh saat malam hari menjelang tidur

dan didiamkan selama 10 jam hingga keesokan harinya. Obat

digunakan 1 x seminggu dan dapat diulang seminggu kemudian.

ii. Khusus

a. Topikal

- Permetrin 5 % krim dioleskan ke seluruh tubuh pada malam hari

selama 10

jam, satu kali dalam seminggu

b. Sistemik

- Anti histamin : Klorfeniramin maleat 2 x ½ tablet

- Antibiotik : Amoxicillin 3 x 250 mg

I. PROGNOSIS

Quo Ad vitam : ad bonam

Quo Ad functionam : ad bonam

Quo Ad cosmeticam : ad bonam

Quo Ad sanationam : ad bonam

J. PEMBAHASAN

Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, gejala klinik, dan

pemerksaan yang dilakukan. Dari anamnesis didapatkan timbul bintik-bintik

kemerahan yang disertai rasa gatal pada kedua sela jari tangan sampai pergelangan tangan

dan kedua punggung kaki Keluhan gatal dirasakan semakin hebat terutama

pada malam hari. Pasien tinggal bersama orang tuanya di rumah dan

riwayat orang sekitar yang mengalami keluhan yang sama dibenarkan

oleh ayah pasien, yakni teman yang sering melakukan kontak langsung.

Pasien dapat didiagnosis menderita penyakit skabies, dimana hal ini

sesuai dengan teori yang ada bahwa dengan ditemukannya 2 dari tanda 4

tanda kardinal skabies maka

diagnosis klinis dapat ditegakkan.1 Diagnosis ditegakkan jika ditemukan 2

dari 4 tanda kardinal yakni :

Page 8: Case Report

1. Pruritus nokturna (gatal pada malam hari ) karena akitivitas tungau

lebih tinggi pada malam hari

2. Ditemukan pada sekelompok manusia, misalnya mengenai seluruh

keluarga, sebagian tetangga yang berdekatan

3. Ditemukannya kanalikulus pada tempat predileksi yang berwarna

putih atau keabuabuan, berbentuk garis lurus atau berkelok, rata –

rata panjang 1 cm, pada ujung terowongan ditemukan papul dan

vesikel.

4. Menemukan tungau. Merupakan hal yang paling diagnostik.

Dimana tanda kardinal yang ditemukan adalah pruritus nokturna, adanya

orang di sekitar pasien yang mengalami keluhan yang sama dan

kanalikulus pada tempat predileksi.

Dari status dermatologinya kita dapatkan bahwa terdapat lesi . Pada

pemeriksaan dermatologis didapatkan lesi regional pada region Pada

regio interdigitalis manus sinistra et detra sampai seluruh dorsum dan

palmar manus sinistra et detra terdapat papul dan vesikel eritomatous,

multiple, ukuran terbesar 1,5 cm x 1 cm dan terkecil diameter 0,2 cm,

bulat-ireguler, batas sirkumskripta, diskret – konfluens disertai erosi dan

eksoriasi dan di beberapa tempat terdapat kanalikuli berwarna putih

keabuan berbentuk berkelok-kelok 1 cm dan pada ujung terdapat vesikel.

Pada regio dorsum pedis sinsitra et dextra terdapat papul dan vesikel

eritomatous multiple, ukuran terbesar 1 cm x 0,7 cm dan terkecil

diameter 0,2 cm, bulat-ireguler, batas sirkumskripta, diskret – konfluens

disertai erosi dan eksoriasi

Efloresensi papul eritematosa, pustule. Hal ini sesuai untuk diagnosis

skabies, dimana di dalam teori dikatakan bahwa predileksi terjadinya

pada daerah dengan stratum korneum yang tipis, namun karena pada

anak-anak lapisan stratum korneum tubuhnya sebagian besar masih tipis

maka penyebarannya dapat bersifat atipikal. Selain itu pada pasien ini

Page 9: Case Report

pada daerah sela jari kedua tangan juga didapatkan effloresensi berupa

pustula, bentuk bulat, berbatas tegas, penyebaran diskrit dan multiple,

Pada kasus ini dipikirkan diagnosis banding yaitu prurigo hebra yaitu

penyakit kulit

kronis dimulai sejak bayi atau anak, sering terdapat pada anak dengan

tingkat social ekonomi dan hygiene rendah. Penyebab pasti belum

diketahui, diduga sebagai penyakit herediter, akibat kepekaan kulit

terhadap gigitan serangga. Tanda khasnya adalah adanya papul-papul

miliar tidak berwarna, berbentuk kubah, sangat gatal. Tempat

predileksinya di ekstremitas bagian ekstensor

dan simetris. Diagnosis ini dapat disingkirkan karena pasien baru

mengalami keluhan 4 hari yang

lalu dan tidak peka tehadap gigitan nyamuk.

Sedangkan pada pedikulosis korporis kelainan kulitnya berupa papul

milier disertai bekas

garukan yang menyeluruh pada tubuh pasien. Pada dermatitis, meskipun

memberikan kelainan

Page 10: Case Report

kulit yang hamper sama namun pada dermatitis tidak akan ditemukan

kanalikuli, adan pada

anamnesa tidak didapatkan adanya anggota keluarga yang menderita

keluhan yang sama.

Penatalaksanaan pada kasus scabies dapat dilakukan baik dengan non-

medikamentosa

dan medikamentosa. Penatalaksanaan non medikamentosa yaitu dengan

memberikan eduksai

seperti Rajin melakukan pengobatan dan seluruh keluarga harus diobati,

menjaga kebersihan

pasien dan keluarga, seluruh pakaian di rumah dicuci dengan

menggunakan air hangat, kasur,

bantal, dan benda-benda lain yang tidak bisa dicuci dapat dijemur, kontrol

seminggu lagi untuk

melihat hasil terapi dan perkembangan penyakit .

Pada pasien ini penatalaksanaan yang dilakukan adalah dengan

memberikan obat secara

topikal dan sistemik. Obat topikal yang diberikan adalah Permetrin 5 %

krim dioleskan ke

seluruh tubuh pada malam hari selama 10 jam, satu kali dalam seminggu.

Pada teori yang telah

dikemukakan bahwa obat topikal yang paling baik diberikan pada anak-

anak berupa permetrin 5

% mengingat efektif pada semua stadium skabies dan toksisitasnya yang

rendah1. Serta

penggunannya yang mudah dan dapat diperoleh dengan midah di apotek.

Dan obat sistemik yang

diberikan adalah amoxicillin 250 mg, obat ini diminum sebanyak 3 kali

sehari setelah makan.

Pemberian obat sistemik ini sesuai dengan indikasi bahwa pada pasien

mengalami infeksi

sekunder sehingga perlu diberikan antibiotika berupa amoksisilin. Selain

itu untuk mengurangi

Page 11: Case Report

gatal yang dialami pasien terutama pada malam hari juga diberikan obat

antihistamin yaitu

Klorfeniramin maleat 2 x1/2 tablet. Obat ini murah dan mudah didapat

namun memiliki efek

mengantuk karena efek sedatif.

Prognosis dari skabies yang diderita pasien pada umumnya baik bila

diobati dengan benar

dan juga menghindari faktor pencetus dan predisposisi, demikian juga

sebaliknya. Selain itu

perlu juga dilakukan pengobatan kepada keluarga pasien yang mengalami

keluhan yang sama.

Bila dalam perjalanannya skabies tidak diobati dengan baik dan adekuat

maka Sarcoptes scabiei

akan tetap hidup dalam tubuh manusia karena manusia merupakan host

definitive dari Sarcoptes

scabiei.

DAFTAR PUSTAKA

1. Djuanda Adhi . Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Ed. 5. Fakultas

Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta : 2007.

2. Bag./SMF Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin.Atlas Penyakit Kulit dan

Kelamin. FK. Unair/RSU Dr. Soetomo. Surabaya : 2007.

3. Lab/SMF. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Pedoman Diagnosis dan

Terapi Penyakit

4. Kulit dan Kelamin. Fakultas Kedokteran Universitas Udayana/RSUP

Sanglah. Denpasar : 2000.

5. Sularsito Sri Adi , Soebaryo Retno Widowati, Kuswadji . Dermatologi

Praktis . Ed. 1. PERDOSKI. 1989.

6. Wiederkehr, M., Schwart, R. A. 2006. Scabies. Available at:

http://www.emedicine.com/DERM/topic471.htm.

Page 12: Case Report

7. Stone, S.P, scabies and pedikulosis, in: Freedberg, et al. Fitzpatrick’s

Dermatology In General Medicine 6th edition. Volume 1. McGraw-Hill

Professional. 2003