case report

8
BLOK BASIC DENTAL SCIENCE-2 SELF LEARNING REPORT CASE REPORT “RADIOLOGI DASAR” Pembimbing Disusun Oleh HAYI AJI RAHMATILLAH G1G013057 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN JURUSAN KEDOKTERAN GIGI

Upload: suci-nourmaliza

Post on 18-Dec-2015

219 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

1.case study

TRANSCRIPT

BLOK BASIC DENTAL SCIENCE-2

SELF LEARNING REPORT

CASE REPORT

RADIOLOGI DASAR

Pembimbing

Disusun Oleh

HAYI AJI RAHMATILLAH

G1G013057

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN

JURUSAN KEDOKTERAN GIGI

PURWOKERTO

2014

RADIOLOGI DASAR

1. X-Ray

Sinar-X adalah gelombang elektromagnetik yang mempunyai frekuensi sekitar 1016 -1021 Hz. Sinar ini dapat menembus benda-benda lunak seperti daging dan kulit tetapi tidak dapat menembus benda-benda keras seperti tulang,gigi,dan logam. Sinar-X sering di gunakan di berbagai bidang seperti bidang kedokteran, fisika, kimia, mineralogy, metarulugi, dan biologi (Merrick, 1997). Sinar-X di temukan secara tidak sengaja oleh Wilhelm Conrad Rontgen (1845-1923) sang ilmuwan yang berasal dari Jerman pada bulan November tahun 1895. Pada waktu itu, Rontgen sedang mempelajari pancaran electron dari tabung katode. Lempeng logam yang letaknya di dekat tabung katode memencarkan sinar flueresens selama electron di alirkan. Oleh sebab itu, Rontgen menyimpulkan bahwa sinar tersebut disebabkan oleh radiasi dari suatu atom karena tidak di kenal dalam ilmu, maka Rontgen memberikan nama dengan sebutan Sinar-X (Suyatno, 2008).

Sinar-X merupakan gelombang elektromagnetik dengan panjang gelombang yang sangat pendek sekitar 10-1 panjang gelombang cahaya tampak atau berkisar antar 0,01 nm sampai 10 nm. Sinar-X dihasilkan oleh interaksi electron yang berkecepatan tinggi yang menumbuk material target didalam tabung hampa udara. Didalam tabung hampa udara yang dihubungkan oleh dua logam elektroda yaitu katoda dan anoda terdapat electro yang diarahkan dengan kecepatan tinggi pada suatu sasaran yang berfungsi sebagai anoda. Dari proses tersebut akan terjadi suatu keadaan dimana energi elektron sebagian besar (99%) dirubah menjadi panas dan sebagian kecil (1%) dirubah menjadi sinar-x (Suyatno, 2008). Suatu tabung pesawat rontgen mempunyai beberapa persyaratan, diantaranya : mempunyai sumber electron, gaya yang mempercepat gaya electron, lintasan elektron yang bebas dalam ruang hampa udara, alat pemusat berkas electron supaya electron terarah focus dan tidak terpencar, dan penghentian gerakan electron (Merrick, 1997).Panduan cara kerja yang umum digunakan pada perawatan pasien pada dental radiografi (Whaites, 2007).a. Untuk pemeriksaan radiografi intraoral, pasien diposisikan dengan bidang oklusal horizontal dan parallel terhadap lantai secara nyaman.

b. Menenangkan pasien.

c. Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan, termasuk peringatan agar tidak bergerak selama pemeriksaan.

d. Melepaskan semua perhiasan kaca mata, gigi tiruan atau peralatan orthodonsi lainnya.

e. Memilih dosis yang sesuai dengan kebutuhan penyinaran dan menggunakan waktu penyinaran sesingkat mungkin.

f. Meletakkan film intraoral secara hati-hati untuk menghindari trauma pada jaringan lunak rongga mulut.

g. Mengawasi pasien untuk memastikan pasien tidak bergerak dan melanggar perintah selama pemeriksaan.

2. Pemanfaatan Radiologi dalam Dunia Kedokteran Gigi

Dalam kedokteran gigi, radiografi periapikal dan panoramik merupakan salah satu metode untuk memperoleh gambaran gigi dan jaringan lunak sekitarnya. Radiografi panoramik merupakan prosedur ekstraoral sederhana yang menggambarkan daerah rahang atas dan rahang bawah pada satu film. Radiografi panoramik dapat digunakan sebagai pemeriksaan penting dalam memprediksi molar ketiga mandibula. Meskipun radiografi panoramik memperoleh gambaran sekitar gigi yang lebih luas, namun penggunaan radiografi periapikal memberi keterangan yang lebih jelas tentang gigi dan jaringan sekitarnya. Oleh karena itu radiografi periapikal juga digunakan sebagai pelengkap dalam mendiagnosis. Radiografi panoramik dan periapikal biasa digunakan pada pembedahan molar ketiga untuk melihat kondisi gigi terhadap oclusal plane atau arah molar kedua. Meskipun radiografi panoramik digunakan untuk melihat posisi molar ketiga, penyakit-penyakit tertentu dan anomali-anomali yang berkembang tidak dapat digambarkan secara jelas seperti radiografi periapikal. Dokter gigi harus tahu batasan-batasan dari hasil kedua radiografi tersebut (Suyatno, 2008).Pemeriksaan radiografi dilakukan setelah pemeriksaan klinis lengkap dilakukan. Pada pemeriksaan radiografi, dokter gigi harus mempertimbangkan dan memutuskan teknik radiografi mana yang dipakai. Gambaran radiografi sangat membantu dokter gigi dalam menegakkan diagnosis dan rencana perawatan yang akan dilakukan. Radiografi kedokteran gigi merupakan perangkat yang sering digunakan dalam perawatan kedokteran gigi. Pemeriksaan radiografi berperan penting dalam menentukan diagnosa, prognosa dan memantau beberapa hasil perawatan yang dilakukan. Pemeriksaan radiografi merupakan salah satu pemeriksaan identifikasi struktur anatomi tubuh, karena pemeriksaan radiografi dapat memberikan gambaran dari struktur anatomis secara visual (Dewi, 2009). Radiografi dapat menjadi dasar rencana perawatan dan mengevaluasi perawatan yang telah dilakukan. Radiografi dapat digunakan untuk memeriksa struktur yang tidak terlihat pada pemeriksaan klinis. Kegunaan foto radiografi gigi yaitu untuk mendeteksi lesi, lokasi lesi atau benda asing yang terdapat pada rongga mulut, untuk membuktikan suatu diagnosa penyakit serta menyediakan informasi yang menunjang prosedur perawatan, dan untuk mengevaluasi pertumbuhan dan perkembangan gigi, adanya karies, penyakit periodontal dan trauma pada gigi geligi (Haring, 2000). 3. Gambaran Radiologi Jaringan Rongga MulutGambaran pada radiograf dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya : ketebalan dan kepadatan objek serta bentuk objek. Selain itu, intensitas sinar x yang digunakan dan posisi objek terhadap sinar-x juga dapat mempengaruhi hasil radiograf. Interpretasi hasil foto radiologi yang terdapat pada jaringan dan ogan-organ yang terdapat pada rongga mulut berupa gambaran radiopak dan radiolusen. Dengan demikian, apabila terdapat adanya kelainan dapat dideteksi dan dipertimbangkan dalam membuat diagnosa serta penanganan yang tepat. Radiopak adalah gambaran pada jaringan yang sangat padat yang memungkikan hanya sedikit untuk terlewati adanya sinar-x sehingga menimbulkan gambaran berwarna putih pada film radiograf. Sedangkan Radiolusen adalah gambaran yang menimbulkan warna hitam pada film radiograf, hal ini disebabkan karena jaringan yang terkena sinar-x berupa jaringan yang tidak padat sehingga dapat dilewati sinar-x secara sempurna (Haring, 2000).4. Laporan KasusSeorang laki-laki berusia 39 tahun dating ke poli gigi Rumah Sakit Umum UKI dengan keluhan utama ingin mencabut gigi rahang atas dan dibuatkan gigi palsu. Pasien mengatakan beberapa kali merasakan adanya cairan berwarna bening kekuningan yang spontan keluar dari tepi gusi belakang rahang atas kanan, tetapi tidak ingat sejak kapan. Pada pemeriksaan klinis ditemukan keadaan umum yang baik, tekanan darahnya 130/80 mmHg. Pada pemeriksaan ekstra oral wajah tampak simetris. Namun di intraoralnya terdapat benjolan di palatum region 16-17 dan 26-27 dengan diameter 1,5 cm yang warnanya sama dengan jaringan sekitar dan tidak sakit pada palpasi. Ditemukan juga karies profunda pada gigi 16, 25, dan 27 sedangkan gigi 16 dan 26 agak goyah sehingga diperlukan adanya pemeriksaan penunjang radiologis. Teknik radiografi yang digunakan adalah pemeriksaan radiologis foto panoramic. Tujuan penggunaan radiografi adalah untuk pemeriksaan penunjang. Gambaran jaringan rongga mulut yang terlihat tampak gambaran radiolusen yang berbatas tegas pada gigi-gigi 16,13-12, 25-26, dan 26-27. Gambaran radiolusen ini berbentuk oval dengan diameter 0,5 cm di apeks 16, 1,5 cm di apeks 13-12, 1 cm di apeks 26. Gambaran radiolusen yang terdapat di apeks 25 berbentuk tidak teratur dan tampak tumpang tindih dengan sinus maksilaris (Sirait, dkk : 2010).DAFTAR PUSTAKA

Dewi, G, 2009, Evaluasi Radigrafis Letak Foramen Mentalis Antara Suku Jawa dan Suku Papua di Jember, Jember : FKG Jember

Haring, J.I, 2000, Dental Radiography, Philadelphia : W.B Saunders Company

Merrick, H, 1997, Sinar-X, Jurnal Ilmu Pengetahuan Populer vol.10, Belanda : Grollier International Inc

Sirrait, Togi., Rahayu, Sri., Sibarani, Merry., Brigitta, Gemala, 2010, Laporan Kasus Kista Radikular Multiple pada Maksila, Majalah Kedokteran FK UKI vol XXVII no.4.

Suyatno, Ferry, 2008, Aplikasi Radiasi Sinar-X di Bidang Kedokteran untuk Menunjang Kesehatan Masyarakat, Jurnal Seminar Nasional IV SDM Tekhnologi Nuklir Yogyakarta vol.5Whaites, E, 2007, ed.4, Essentials of Dental Radiography and Radiologi, China