case report

9
CASE REPORT PENDAHULUAN Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti, yang ditandai dengan demam mendadak dua sampai tujuh hari tanpa penyebab yang jelas,lemah/lesu, gelisah, nyeri hulu hati, disertai tanda perdarahan dikulit berupa petechie, purpura, echymosis, epistaksis, perdarahan gusi, hematemesis, melena, hepatomegali, trombositopeni, dan kesadaran menurun atau renjatan. LAPORAN KASUS Pasien bernama An. F.S dengan tanggal lahir Jakarta, 11 Februari 2003, berjenis kelamin laki – laki, beralamat di Komplek DPR RI 2 C23 RT 009 RW002, Meruya Selatan, Kembangan, Jakarta Barat. Agama Kristen Protestan. Masuk RS C melalui Poli pada tanggal 7 Agustus 2014. RIWAYAT PERJALANAN PENYAKIT Pasien datang diantar oleh ayahnya dengan keluhan demam sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit. Demam muncul secara tiba- tiba. Demam dirasakan sampai menggigil. Pasien juga mengeluh sakit kepala dan badan terasa pegal- pegal. Panas dirasakan mendadak tinggi yang terus-menerus, siang sama dengan malam, batuk berdahak dan sesak nafas. Selain itu pasien juga mengeluh sakit di bagian ulu hati, mual, kurang nafsu makan dan sakit kepala. Dua hari setelah timbul panas, timbul bintik – bintik merah di kulit yang tidak terasa gatal pada tangan dan kaki. Keluhan pegal-pegal, sakit pada otot badan dan sendi

Upload: patricknjl

Post on 08-Nov-2015

216 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

medis

TRANSCRIPT

CASE REPORT

PENDAHULUANPenyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti, yang ditandai dengan demam mendadak dua sampai tujuh hari tanpa penyebab yang jelas,lemah/lesu, gelisah, nyeri hulu hati, disertai tanda perdarahan dikulit berupa petechie, purpura, echymosis, epistaksis, perdarahan gusi, hematemesis, melena, hepatomegali, trombositopeni, dan kesadaran menurun atau renjatan.

LAPORAN KASUSPasien bernama An. F.S dengan tanggal lahir Jakarta, 11 Februari 2003, berjenis kelamin laki laki, beralamat di Komplek DPR RI 2 C23 RT 009 RW002, Meruya Selatan, Kembangan, Jakarta Barat. Agama Kristen Protestan. Masuk RS C melalui Poli pada tanggal 7 Agustus 2014.RIWAYAT PERJALANAN PENYAKITPasien datang diantar oleh ayahnya dengan keluhan demam sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit. Demam muncul secara tiba- tiba. Demam dirasakan sampai menggigil. Pasien juga mengeluh sakit kepala dan badan terasa pegal- pegal. Panas dirasakan mendadak tinggi yang terus-menerus, siang sama dengan malam, batuk berdahak dan sesak nafas.Selain itu pasien juga mengeluh sakit di bagian ulu hati, mual, kurang nafsu makan dan sakit kepala. Dua hari setelah timbul panas, timbul bintik bintik merah di kulit yang tidak terasa gatal pada tangan dan kaki. Keluhan pegal-pegal, sakit pada otot badan dan sendi dirasakan pasien namun tidak begitu hebat. BAB dan BAK tidak ada keluhan. Tidak ada riwayat alergi. Tidak ada anggota keluarga atau orang lain serumah yang mengalami keluhan yang sama dengan pasien, namun dilingkungan tetangga terdapat yang mengalami keluhan seperti ini. Saat pasien diperiksa didapatkan keadaan umum tampak sakit sedang,kesadaran komposmentis, tekanan darah 110/60mmHg, nadi 136x/menit, suhu 38,4oC, frekuensi pernapasan 24x/menit. Berat badan pasien 36 kg. Pemeriksaan kepala dalam batas normal, pemeriksaan mata dalam batas normal, pemeriksaan tenggorokan faring hiperemis. Liang telinga dan liang hidung tidak didapati adanya sekret. Kelenjar getah bening tidak teraba membesar, terdapat gusi yang berdarah, pemeriksaan toraks dalam batas normal, pemeriksaan abdomen bentuk dalam batas normal, terdapat nyeri tekan pada epigastrium. Pemeriksaan ekstremitas normotonik, akral hangat dan CRT < 2 detik. Diagnosis pasien adalah demam berdarah dengue grade II. Terapi yang diberikan adalah cairan intravena Ringer Asetat 30 tetes per menit makro, medikamentosa : paracetamol 4 x 300 mg (IV), Ranitidine 3 x25mg (IV), Cefadroxil 2 x 1.5 mg (PO). Pemeriksaan laboratorium pada 7 Agustus 2014 , didapati Hemoglobin 13,1 g/dL, Eritrosit 4.91 x 10x6/uL, leukosit 7000/uL, Hematokrit 38%, Retikulosit 8 permil, Trombosit 164 x10x3/uL. Pada hitung jenis leukosit ditemukan : Basofil 0%, Eusinofil 0%, Neutrofil batang 0%, Neutrofil segmen 82%, Limfosit 8%, Monosit 10%,. Perawatan hari pertama tanggal 7 Agustus 2014, pasien dalam keadaan tampak sakit sedang, demam masih ada. Kesadaran komposmentis, suhu 38,4oC, frekuensi pernapasan 24x/menit, frekuensi nadi 136x/menit, CRT < 2 detik. Faring hiperemis. Terapi diberikan adalah cairan intravena Ringer Asetat 30 tetes per menit makro, paracetamol 4 x 300 mg (IV), ranitidine 3 x25mg (IV), Cefadroxil 2 x 1.5 mg (PO). Hemoglobin 13,1 g/dL, Eritrosit 4.91 x 10x6/uL, leukosit 7000/uL, Hematokrit 38%, Retikulosit 8 permil, Trombosit 164 x10x3/uL. Pada hitung jenis leukosit ditemukan : Basofil 0%, Eusinofil 0%, Neutrofil batang 0%, Neutrofil segmen 82%, Limfosit 8%, Monosit 10%,.Perawatan hari kedua tanggal 8 Agustus 2014, pasien demam masih di angka 38 oC, frekuensi pernafasan 22x/menit, frekuensi nadi 140x/menit, mual(-), muntah (+), Nyeri pada epigastrium (+), Pusing (+), nafsu makan menurun., Terapi yang diberikan ialah cairan intravena Ringer Asetat 30 tetes per menit makro, paracetamol 4 x 300 mg (IV), Ranitidine 3 x25mg (IV), Cefadroxil 2 x 1.5 mg (PO). Perawatan hari ketiga tanggal 9 Agustus 2014, pasien masih demam dengan suhu 400 C, mual(+), muntah (-), BAB (+), turgor baik, Mukosa bibir kering. Ditemukan adanya bercak bintik- bintik kemerahan di tangan dan kaki. Terdapat perdarahan gusi secara spontan, tidak ada nafsu makan, pasien tidak mau minum, pusing (+), pada pemeriksaan fisik tidak ditemukan pembesaran hati dan tanda-tanda efusi pleura.Terapi cairan intravena terapi yang diberikan ialah cairan intravena Ringer Asetat 30 tetes per menit makro, Paracetamol 4 x 300 mg (IV), Ranitidine 3 x25mg (IV), Cefadroxil 2 x 1.5 mg (PO) stop. Rencana pada perawatan hari keempat periksa kembali H2TL.Perawatan hari keempat tanggal 10 Agustus 2014, suhu pasien naik turun, suhu 37,9C, nadi 132x/menit, pernafasan 23x/menit, mual dan muntah tidak ada, BAB +, mukosa bibir kering. Batuk masih ada, nyeri pada epigastrium menghilang, nafsu makan membaik, Pemeriksaan laboratorium 10 Agustus 2014,Hemoglobin 12.7 g/dL, Hematokrit 57 %, Leukosit 5.8 x 103/uL, Trombosit 186 x 103/uL. Terapi cairan intravena terapi yang diberikan ialah cairan intravena Ringer Asetat 30 tetes per menit makro, Paracetamol 4 x 300 mg (IV).Perawatan hari kelima tanggal 11 Agustus 2014, suhu pasien mulai menurun, suhu 37,4C, mual dam muntah tidak ada, bintik bintik mulai menghilang, perdarahan spontan pada gusi menghilang, tidak ada nyeri tekan pada abdomen, gejala batuk masih ada, nafsu makan membaik, mual (-), muntah (-), BAB baik, BAK baik. Pemeriksaan laboratorium 11 Agustus 2014,Hemoglobin 15.7 g/dL, Hematokrit 59 %, Leukosit 5.6 x 103/uL, Trombosit 176 x 103/uL. Cairan intravena Ringer Asetat 30 tetes per menit makro, Paracetamol 4 x 300 mg (IV)

Analisis kasusPada anamnesis pertama kali pasien masuk Poli, ada informasi lain yang perlu ditanyakan untuk mencari penyebab dari keluhan pasien, yaitu bagaimana keadaan lingkungan pasien, apakah dirumah banyak nyamuk dan apakah pasien baru saja melakukan perjalanan jauh dan melakukan kegiatan yang melelahkan. Perlu ditanyakan juga apakah ada tanda tanda perdarahan spontan seperti mimisan atau gusi berdarah dan apakah ada perubahan warna kulit, rasa nyeri kepala, nyeri retro orbital,mialgia, ruam kulitPemeriksaan fisik pada pasien ditemukan adanya nyeri tekan pada epigastrium, terdapat perdarahan spontan pada gusi, dan ptechie pada kulit. Pada pemeriksaan laboratorium di pasien ini ditemukan hematokrit menurun sedangkan trombosit masih dalam nilai normal, Pada pasien dengan demam tinggi yang dirasakan baru 1 hari masih belum dapat dipastikan untuk didiagnosis dengan demam berdarah dengue, selain itu pada pemeriksaan laboratorium ditemukan trombosit dalam nilai normal sedangkan hematokrit menurun. Demam tinggi mendadak baru selama 2 hari kemungkinan ialah infeksi virus atau dapat juga didiagnosa demam dengue, karena pada pasien ini tidak dapat dibuktikan terjadinya trombositopenia dan adanya peningkatan hematokrit seperti yang ditemukan pada demam berdarah dengue.Untuk kasus demam denguedan bukan demam berdarah dengue seharusnya tidak diperlukan rawat inap, namun masih dapat dilakukan rawat jalan, karena tidak dibutuhkan terapi pemberian cairan, pada demam berdarah dengue pemberian cairan diperlukan untuk pergantian jumalah cairan plasma yang merembes keluar akibat terjadinya peningkatan fragilitas pembuluh darah. Pada pasien diberikan terapi paracetamol 4 x 300 mg (IV) bertujuan untuk menurunkan demam pada anak, sehingga efektif untuk menurunkan demam pada pasien. Pemberian Ranitidine 3 x25mg (IV) pada pasien ini ranitidine tidak diperlukan karena sakit perut yang dikeluhkan oleh pasien bukan disebabkan oleh peningkatan hcl didalam lambung karena ranitidine adalah suatu histamin antagonis reseptor H2 yang menghambat kerja histamin secara kompetitif pada reseptor H2 dan mengurangi sekresi asam lambung. Pemberian Cefadroxil 2 x 25 mg (PO) pada kasus ini juga seharusnya tidak dibutuhkan, karena cefadroxil ialah antibiotik, sedangkan etiogi dari kasus ini ialah virus sehingga seharusnya pada demam dengue tidak perlu di berikan antibiotik.

SimpulanDiagnosis pada keluhan penurunan suhu tubuh mendadak disertai menggigil, sakit kepala, merupakan tanda dari demam dengue, jadi saya sebagai penulis tidak setuju jika diagnosis nya ialah demam berdarah dengue, karena pada hasil lab juga ditemukan trombosit yang normal sedangkan hematokrit mengalami penurunan. Pada akhir suhu mengalami penurunan bukan karena merupakan tanda untuk masuk ke fase syok namun merupakan fase penyembuhan. Untuk penatalaksanaan demam dengue diperlukan tirah baring, obat antipiretik atau dalam kasus ini diberikan paracetamol, dan dianjurkan pemberian cairan peroral seperti air putih, susu, jus. Kemudian memonitor suhu, dan jumlah trombosit dan hematokrit sampai kembali normal.

Daftar Pustaka1. Ditjen PPM & PL 2001) dalam Fathi. et al.(2005) Available athttp://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23236/4/Chapter%20II.pdf2. Staf Pengajar FK-UNDIP Semarang Available athttp://download.portalgaruda.org/article.php?article=78871&val=4901&title=3. WHO. Dengue: Guidlines for Diagnosis, Treatment, Prevention and Control. New Edition. Geneva: World Health Organization; 2009.4. Kristina, Ismaniah, Wulandari L. Kajian Masalah Kesehatan : Demam Berdarah Dengue. In: Balitbangkes, editor.: Tri Djoko Wahono. . 2004. p. hal 15. Darwis D. Kegawatan Demam Berdarah Dengue Pada Anak. Naskah lengkap, pelatihan bagi dokter spesialis anak dan dokter spesialis penyakit dalam pada tata laksana kasus DBD. Jakarta: Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 1999.