case report

4
Telaah Jurnal 1. Laporan kasus ini dilaporkan dari RSUP H.Adam Malik Medan, pada tahun 2002. Dimuat dalam Majalah Kedokteran Nusantara Volume 40 No.2 Bulan Juni tahun 2007. Kasus yang dilaporakan adalah 2 kasus. Sebagai bahan perbandingan oleh penulis, pada laporan kasus ini melampirkan angka kejadian kasus yang serupa pada daerah lain, dimana kasus yang terjadi di Medan dimana tempat penulis melaporkan kasusnya, sudah terjadi 7 kasus ekstraksi pada bronkus ataupun esofagus yang terjadi dari tahun 1999-2002. Dibandingkan dengan kasus yang terjadi di Rumah sakit Hasan Sadikin Bandung, yang dalam satu tahun ada 10 kasus. Dapat dilihat alasan penulis mengangkat judul ini adalah kasus adanya benda asing di esofagus ataupun bronkus ini memang kasus yang jarang terjadi, tetapi kasus ini adalah kasus yang sangat fatal yang bisa menyerang siapa saja dari kalangan umur manapun, baik wanita ataupun pria, yang bisa mengakibatkan kematian, bila tidak ditangani secara cepat dan baik. Penulis juga menambahkan kendala-kendala yang ditemukan pada dimana saat penanganan kasus pertama, ada 3 hal yang ditemukan yaitu: lamanya waktu merujuk hingga dilakukannya tindakan bronkoskopi, lamanya persiapan untuk melakukan tindakan bronkoskopi dikarenakan faktor petugas yang tidak berada ditempat, dan alat-alat yang masih sangat sederhana tidak komplit.

Upload: rebecca-sihombing

Post on 17-Sep-2015

216 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Case report

TRANSCRIPT

Telaah Jurnal1. Laporan kasus ini dilaporkan dari RSUP H.Adam Malik Medan, pada tahun 2002. Dimuat dalam Majalah Kedokteran Nusantara Volume 40 No.2 Bulan Juni tahun 2007. Kasus yang dilaporakan adalah 2 kasus. Sebagai bahan perbandingan oleh penulis, pada laporan kasus ini melampirkan angka kejadian kasus yang serupa pada daerah lain, dimana kasus yang terjadi di Medan dimana tempat penulis melaporkan kasusnya, sudah terjadi 7 kasus ekstraksi pada bronkus ataupun esofagus yang terjadi dari tahun 1999-2002. Dibandingkan dengan kasus yang terjadi di Rumah sakit Hasan Sadikin Bandung, yang dalam satu tahun ada 10 kasus. Dapat dilihat alasan penulis mengangkat judul ini adalah kasus adanya benda asing di esofagus ataupun bronkus ini memang kasus yang jarang terjadi, tetapi kasus ini adalah kasus yang sangat fatal yang bisa menyerang siapa saja dari kalangan umur manapun, baik wanita ataupun pria, yang bisa mengakibatkan kematian, bila tidak ditangani secara cepat dan baik. Penulis juga menambahkan kendala-kendala yang ditemukan pada dimana saat penanganan kasus pertama, ada 3 hal yang ditemukan yaitu: lamanya waktu merujuk hingga dilakukannya tindakan bronkoskopi, lamanya persiapan untuk melakukan tindakan bronkoskopi dikarenakan faktor petugas yang tidak berada ditempat, dan alat-alat yang masih sangat sederhana tidak komplit.

2. Fakta-fakta terkait desain studi laporan kasus (case report), adalah :a. Unit pengamatan dalam penelitian ini adalah individu yaitu satu kasus benda asing kacang tanah di bronkus kiri pada seorang balita laki-laki dan satu kasus benda asing gigi palsu di esofagus seorang wanita dewasa.b. Melaporkan kasus-kasus penyakit dengan diagnosis yang diduga sama yaitu satu kasus benda asing kacang tanah di bronkus kiri pada seorang balita laki-laki satu kasus benda asing gigi palsu di esofagus seorang wanita dewasa. Serta di bagian THT FK UNPAD/RS Hasan Sadikin Bandung selama tahun 1998 terdapat 10 kasus benda asing di traktus trakeobronkial, 5 diantaranya terdapat di bronkus kanan, 1 di bronkus kiri dan sisanya terdapat di laring dan trakea5. Di bagian THT FK USU/RSUP H. Adam Malik Medan dari tahun 1999-2002 terdapat 7 kasus benda asing di traktus trakeobronkial dimana 5 kasus terdapat di bronkus dan 2 kasus di trakea.c. Menggambarkan riwayat penyakit, pengalaman klinis dari masing-masing kasus Kasus I balita laki-lakiSeorang balita laki-laki berumur 23 bulan, dibawa orangtuanya ke IGD RSUP. H. Adam Malik Medan pada tanggal 17 Oktober 2002 sekitar pukul 14.00 WIB dengan keluhan sesak napas. Dari anamnesis dikatahui bahwa penderita terhirup kacang tanah sejak malam sebelumnya (datang ke rumah sakit) dimana saat itu penderita nonton TV sembari menguyah kacang dan melompat-lompat. Kemudian penderita tersedak diikuti batukbatuk dan selanjutnya sesak napas. Penderita dibawa orangtuanya ke UGD RS swasta dan ditangani oleh dokter umum. Oleh dokter tersebut hanya diberi obat dan dikatakan bahwa balita ini tidak apa-apa lalu disuruh pulang. Orangtua penderita merasa tidak puas dan membawa anaknya ke praktek dokterspesialis anak. Oleh spesialis anak, penderita disuruh menjalani pemeriksaan foto rontgen dada di salah satu RS swasta lainnya. Setelah menjalani pemeriksaan foto rontgen dada, penderita dianjurkan kembali keesokan harinya untuk mengambil hasil foto. Ketika penderita dibawa orangtuanya mengambil hasil foto. Dokter UGD RS tersebut merujuk penderita ke spesialis THT, lalu spesialis THT tersebut mengirim penderita ke RSUP. H.Adam Malik. Kemudian di RSUP H.Adam Malik penderita berhasil dilakukan ekstraksi benda asing secara bronkoskopi. Kasus II wanita dewasaSeorang wanita berumur 35 tahun, datang ke IGD RSUP. H. Adam Malik Medan pada tanggal 22 Februari 2006 sekitar pukul 9.00 wib dengan keluhan tertelan gigi palsu yang dialami penderita sekitar 1 jam sebelum datang ke rumah sakit. Saat itu penderita makan secara terburu-buru sehingga tanpa disadarinya gigi palsu yang dipakainya ikut tertelan dan tersangkut di kerongkongan. Penderita merasa ada yang mengganjal di kerongkongan dan mencoba mengeluarkan namun tidak berhasil. Tidak didapati batuk-batuk dan sesak nafas. Kemudian penderita berhasil dilakukan ekstraksi benda asing secara esofagoskopi.

d. Laporan kasus kemudian dianalisis dengan melihat distribusi/frekuensi penyakit berdasarkan orang, tempat dan waktu.

3. Kelemahan dalam penelitian ini adalah gambaran distribusi, frekuensi yang diperoleh tidak dapat mewakili populasi, dan hanya berdasarkan kasus-kasus yang dilaporkan saja.