case report

32
 CASE REPORT PERAWATAN ORTODONTI NOMOR MODEL 1 NAMA PASIEN : M.RIDHO ARDIANSYAH OPERATOR: IDA YUNIARTI ,S.KG NO. MHS : 04080507023 PEMBIMBING : DRG. EMILIA CH. PRASETYANTI, SP.ORTHO DRG. ULFA YASMIN PROGRAM STUDI KEDOKTERAN GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA PALEMBANG

Upload: ida-yuniarti

Post on 12-Jul-2015

779 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Case Report

5/11/2018 Case Report - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/case-report-55a232eae9bb2 1/32

CASE REPORT

PERAWATAN ORTODONTI

NOMOR MODEL

1

NAMA PASIEN : M.RIDHO ARDIANSYAHOPERATOR : IDA YUNIARTI ,S.KG

NO. MHS : 04080507023PEMBIMBING : DRG. EMILIA CH.

PRASETYANTI, SP.ORTHODRG. ULFA YASMIN

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN GIGIFAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS SRIWIJAYA

PALEMBANG

Page 2: Case Report

5/11/2018 Case Report - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/case-report-55a232eae9bb2 2/32

2

ORTHODONTIC CASE REPORT

2011

CASE REPORT

ORTHODONTI

Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna menyelesaikan Kepaniteraan Klinik 

Bagian Orthodonti Program Profesi Kedokteran Gigi

Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya

oleh:

Ida yuniarti, S.KG

NIM 04080507023

  Palembang, Oktober 2011

Menyetujui

Pembimbing 1 Pembimbing 2

Bagian Orthodonsi Bagian Orthodonsi

Page 3: Case Report

5/11/2018 Case Report - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/case-report-55a232eae9bb2 3/32

3

ORTHODONTIC CASE REPORT

 

drg. Emilia Ch. P.,Sp. Orth drg. Ulfa Yasmin

ORTHODONTIC CASE REPORT

A. PRE TREATMENT

Operator : Ida Yuniarti

 No. Mhs : 04080507023

Pembimbing : drg. Emilia, Ch.P, Sp.Ortho

 No. Kartu :

 No. Model : I

IDENTITAS

 Nama pasien : M.Ridho Ardiansyah

Rujukan dari : -

Umur : 14 Tahun

Suku : Palembang

Jenis kelamin : Laki-Laki

Status Kawin : Belum Menikah

Agama : Islam

Alamat : Jl. M.Yamin no.23

Telepon : -

Pekerjaan : Pelajar  

 Nama Ayah : Kgs. dahlan

Suku : Palembang

Umur : 40 Tahun

 Nama Ibu : Ariyani

Suku : Palembang

Umur : 38 Tahun

Page 4: Case Report

5/11/2018 Case Report - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/case-report-55a232eae9bb2 4/32

4

ORTHODONTIC CASE REPORT

Pekerjaan Orang Tua : Wiraswasta

Alamat Orang Tua : Jl. M. Yamin no.23

WAKTU PERAWATAN

Pendaftaran : Tgl. 8 April 2010

Percetakan : Tgl. 8 April 2010

Pemasangan alat : Tgl. 19 Mei 2010

Retainer : Tgl.

PEMERIKSAAN KLINIS

Pemeriksaan Subjektif (Anamnesis) :

Keluhan Utama :

Pasien datang dengan keluhan ingin merapikan giginya karena pasien merasa

gigi atas dan bawahnya berantakan terutama gigi pada rahang atasnya agak 

maju kedepan.

Riwayat Kesehatan :

♦ Kelahiran : Normal

♦ Urutan kelahiran : Anak ke 2 Dari 2 anak 

♦   Nutrisi : ASI selama 10 bulan ditambah dengan susu formula

♦ Penyakit berat yang pernah diderita :

Pasien memiliki riwayat penyakit pernafasan dan dan penyakit tyfus serta

demam berdarah.

♦ Kelainan congenital : -

♦Lain-lain :

♦Keterangan :

Page 5: Case Report

5/11/2018 Case Report - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/case-report-55a232eae9bb2 5/32

5

ORTHODONTIC CASE REPORT

Pasien memiliki riwayat penyakit pernafasan, tyfus dan demam berdarah

serta pasien tidak memiliki kelainan congenital.

Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan Gigi-geligi :

♦Gigi decidui : Gigi pasien tanggal dengan sendirinya dan ada sebagian

yg dicabut di Puskesmas.

Keterangan : Kemungkinan gigi yang dicabut lebih cepat dari waktu

tanggalnya gigi tersebut sehingga menyebabkan gigi

dewasa atau permanennya berantakan.

♦Gigi bercampur : -

keterangan : -

♦Gigi permanen : Gigi I1 mengalami fraktur 2 tahun yang lalu.

keterangan :

♦Kebiasaan buruk : Ada, Pasien sering bernafas melalui mulut terutam

ketika saat tidur.

Keterangan : Kebiasaan buruk bernafas dari mulut menyebabkan

Palatum menjadi tinggi dan menyebabkan gigi Rahang

atas pasien protrusive. 

Riwayat Keluarga (berkaitan dengan keluhan pasien) : Tidak ada

Keterangan : -

Pemeriksaan Objektif 

Umum :

♦ Jasmani : Baik ket : Kesehatan umum pasien baik 

♦Mental : Baik ket : kesehatan umum pasien baik.

♦Status gizi : Normal, ket : baik 

Page 6: Case Report

5/11/2018 Case Report - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/case-report-55a232eae9bb2 6/32

6

ORTHODONTIC CASE REPORT

Tinggi Badan (TB) : 1,6 m berat badan (BB) : 55 kg

Indeks masa Tubuh : BB (kg) = 55 = 21,48 (normal)TB (m)2 (1,6)2

Lokal :

♦ Ekstra oral 

• Wajah depan :

Bentuk kepala : Mesocephali (Indeks kepala = 77,5)

Simetri : Simetris

Proporsi : Normal

Tonus otot mastikasi : Normal

Tonus otot bibir : Normal

Bibir posisi istirahat : Terbuka

• Wajah samping :

Profil : Cembung

♦ Intra oral

• Jaringan lunak 

Gingiva : Normal

Frenulum labii : Normal

Tonsil : Normal

Lidah : Normal

Palatum : Normal

• Gigi – gigi 

Pemeriksaan gigi :

Rumus gigi gigi :

V IV III II I I II III IV V

Page 7: Case Report

5/11/2018 Case Report - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/case-report-55a232eae9bb2 7/32

7

ORTHODONTIC CASE REPORT

8 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8

8 7  6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8

V IV III II I I II III IV SV

Keterangan :K : Karies R : Radiks T : Tambalan I : Inlay

X : Telah Dicabut P : Persitensi Im : Impaksi J : Jaket

O : Belum Erupsi Ag : Agenese B : (Bridge GTC) En: Per Endodontik 

Analisa fungsi

♣ Penelanan : Normal

♣ Bicara : Lidah normal

♣ Penutupan mulut : Normal

♣ Pernapasan : Mulut terbuka

♣ Senyum : Normal

♣ Kelainan TMJ : Tidak ada

A. Analisa Fotografi

 

Page 8: Case Report

5/11/2018 Case Report - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/case-report-55a232eae9bb2 8/32

8

ORTHODONTIC CASE REPORT

 

Wajah depan Wajah samping

 Smetiris/ Tidak simetris

Proporsi : Normal/tidak normal

Garis orbita kanan kiri ---- garis mulut : Sejajar / Tidak sejajar 

Profil : Cembung / Lurus / Cekung

B. Analisa Model

Rahang Atas

♦Arah sagital

• Inklinasi gigi insisivus : Normal

• Pergeseran gigi posterior  : Tidak ada

♦Arah transversal

•Midline segaris : Mid line RA // Mid line rahang

♦Arah vertikal

• Infra versi : Tidak ada

• Supra versi : Tidak ada

Rahang Bawah

♦Arah sagital

• Iklinasi gigi insisivus:

Normal

• Pergeseran gigi posterior  :Tidak ada 

♦Arah transversal

•Midline tidak segaris : Mid line rahang bawah tidak segaris dengan

rahang bawah.

♦Arah vertikal

Page 9: Case Report

5/11/2018 Case Report - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/case-report-55a232eae9bb2 9/32

9

ORTHODONTIC CASE REPORT

• Infra versi : Tidak ada

• Supra versi : Tidak ada

 Keterangan :

Lebar mesiodistal gigi-gigi (mm)

Rahang Atas Rahang Bawah

Gigi Kanan Kiri Normal ketr Kanan Kiri Normal ketr

9 8,5 7.40 – 9.75 N 6,5 6 4.97 – 6.60 N

2 8 7 6.05 – 8.10 N 6 6,5 5.45 – 6.85 N

3 9 9 7.05 – 9.32 N 8 7,5 6.15 – 8.15 N

4 8,5 8,5 6.75 – 9.00 N 7,2 7,5 6.35 – 8.75 N

5 7,5 8 6.00 – 8.10 N 7 7 6.80 – 9.55 N

6 11,5 11,5 9.95 – 12.10 N 11,5 11,5 10.62 – 13.05 N

7 9 8.75 – 10.87 N 10 10 8.90 – 11.37 N

Kesimpulan : Lebar mesio distal gigi-gigi dalam keadaan normal

Model Dalam Keadaan Oklusi

♦Arah sagital

•Overjet 11 : 7,8 mm 21 : 8,5mm41 31

 

• Relasi kaninus : kanan : Klas 1 angel kiri: Klas 2 angel

• Relasi M1 permanen : kanan : Klas 1 angel kiri: Klas 1 angel

• Cross bite anterior : -

♦Arah transversal

•Garis median : Normal

  • Crossbite posterior : -

• Lain lain : -

♦Arah vertikal

Page 10: Case Report

5/11/2018 Case Report - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/case-report-55a232eae9bb2 10/32

10

ORTHODONTIC CASE REPORT

•Overbite 11 6,5 mm 21 : 6.3 mm

41 31

•Open bite : -

•Deep bite : Ada, 11, 21, 12, 22

41 31 42 32

A. Skema Gigi-gigi Dari Oklusal

  Rahang Atas

Rahang Bawah

 

Malposisi :I1 : Labio versi

21: labio versi

22 : Labio versi25 : Labio versi

Malposisi ;42 : Linguo versi

31 : Linguo versi

34 : Linguo versi43 : mesio versi

Page 11: Case Report

5/11/2018 Case Report - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/case-report-55a232eae9bb2 11/32

11

ORTHODONTIC CASE REPORT

D. Skema Gigi-gigi Dalam Keadaan Oklusi

♦Arah anterior

♦Arah kanan

 

Midline :

 Normal

Relasi kaninus : kanan : Klas 1

 

Relasi molar : kanan : Klas 1

Overjet 11 : 7.8 mm

41

Overbite 11 : 6,5 mm

41

Relasi molar kanan (16/46) : Klas 1

Page 12: Case Report

5/11/2018 Case Report - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/case-report-55a232eae9bb2 12/32

12

ORTHODONTIC CASE REPORT

 ♦Arah Kiri

 

E. Perhitungan

  Analisa Ruang RA

♦ Ukuran mesio distal gigi : 12+11+ 21+ 22 = 32,5 mm

♦ Lengkung gigi 12 s/d 22 = 29,5 mm

selisih (+/-) = 3,0 mm

♦ Ukuran mesio distal gigi : 13+14+ 15 = 25 mm

♦ Lengkung gigi 13 s/d 15 = 23,5 mm

selisih (+/-)= 1,5 mm

♦ Ukuran mesio distal : 23+24+ 25 = 25,5 mm

♦ Lengkung gigi 23 s/d 25 = 24,5 mmselisih (+/-)= 0,5 mm

  Analisa Ruang RB

Relasi kaninus : kiri : Klas 1

Relasi molar : kiri : Klas 2

Overjet 21 : 8,5 mm

31

Overbite 21 : 6,3 mm

31

Relasi molar kiri (26/36) : Klas 1

Page 13: Case Report

5/11/2018 Case Report - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/case-report-55a232eae9bb2 13/32

13

ORTHODONTIC CASE REPORT

♦ Ukuran mesio distal gigi : 42+41+ 31+ 32 = 25 mm

♦ Lengkung gigi 42 s/d 32 = 23 mm

selisih (+/-)= 2 mm

♦ Ukuran mesio distal gigi : 43+44+ 45 = 22,7 mm

 Lengkung gigi 43 s/d 45 = 23 mmselisih (+/-)= 1,7 mm

♦ Ukuran mesio distal : 33+34+ 35 = 22 mm

♦ Lengkung gigi 33 s/d 35 = 20 mmselisih (+/-)= 2 mm

Dari analisa ruang Rahang atas dan bawah, rahang atas kekurangan ruang

sebesar 5 mm dan rahang bawah kekurangan ruang sebesar 5,7 mm.

Determinasi lengkung

Metode Pont

♦ Jumlah mesiodistal 12 11 21 22 : 32,5 mm

♦ Jarak P1- P1 Pengukuran : 35 mm

♦ Jarak P1- P1 Perhitungan : ∑Ix 100 = 40,62mm

80♦Diskrepansi : - 5,6mm ( kontraksi )

♦ Jarak M1- M1 Pengukuran : 47 mm

♦ Jarak M1- M1 Perhitungan : ∑I x 100 = 50,78 mm

64

♦Diskrepansi : - 3,78 mm ( kontraksi )

♦Rahang atas membutuhkan ruang sebesar ... mm (kanan : mm dan

kiri : mm).

♦Rahang bawah membutuhkan ruang sebesar mm (kanan : mm dan

kiri : .. mm).

♦RA: Lengkung awal= .... mm Lengkung ideal = ....... mm

♦RB: Lengkung awal= .... mm Lengkung ideal= ...... mm

♦Overjet awal = ..... mm Overjet akhir = ...... mm♦Overbite awal = ...... mm Overbite akhir = ...... mm

Page 14: Case Report

5/11/2018 Case Report - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/case-report-55a232eae9bb2 14/32

14

ORTHODONTIC CASE REPORT

♦  Keterangan : 

Pada metode pont, pertumbuhan lengkung gigi pada regio inter P1

mengalami kontraksi sebesar 5,6 mm dan pertumbuhan lengkung gigi pada

region inter M1 mengalami kontraksi sebesar 3,78 mm.Sehingga lengkung

gigi tidak dapat menampung semua gigi geliginya.

Metode Howes

Jumlah mesial distal M1 ka – M1 ki : 106

Lebar lengkung basal premolar pertama atau fosa kanina (premolar basal arch

width) : 36

Rasio : 36 x 100 %

106

= 33,96 %

F. Analisa Rontgen Foto

Panoramik / Okusal / Bite Wing

Hasil foto ditempel / dilampirkan disini

Page 15: Case Report

5/11/2018 Case Report - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/case-report-55a232eae9bb2 15/32

15

ORTHODONTIC CASE REPORT

Keterangan :

Rahang atas :

1. Terdapat benih gigi 17, 18, 27, 28

2. Foramen apical pada gigi 13,14,14,23,24,25 belum menutup sempurna

3. Gigi 24 bertumpuk dengan gigi 23

Rahang bawah :

1. Terdapat benih gigi 38 dan 48

2. Foramen apical pada gigi 33,34,35,36,43,44,45 belum menutup sempurna

3. Lesi karies pada gigi 46

Sefalometri

A. Analisis Skeletal Pasien -3 sd -2 SD -1 SD RERATA +3SD +2SD +1SD

1. Sudut SNA

2. Sudut SNB

3. Sudut SN- NPog

4. Jarak A- NPog

5. Sudut FHP- Mand

 ____ 

 ____ 

 ____ 

 ____ 

 ____ 

 _____78o ______80o __ 

 _____74o ______76o __ 

 _____81o ______84o __ 

 _____2_________3___ 

 _____20o ______23o __ 

82o

78o

87o

4 mm

26o

 ____84o ____86o __ 

 ____80o ____82o __ 

 ____90o ____93o __ 

 ____5_______6___ 

 ____29o ____32o __ 

B. Analisis

Dentoskeletal

1. Jarak LI--A Pog

2. IMPA

3. Jarak UI--A Pog

4. Sudut UI--FHP

5. Sudut UI- LI

 _____ 

 _____ 

 _____ 

 _____ 

 _____ 

 ______0______2_____ 

 ___________________ 

 _____________-1____ 

 ___________________ 

 ___________________ 

4mm

90o

+2.7mm

115.5 o

121o

 _____6____8_____ 

 ________________ 

 ______+5_______ 

 ________________ 

 ________________ 

CATATAN : Rerata + 1SD = Kasus Ringan : Rerata + 2SD = Kasus Sedang : Rerata + 3SD = Kasus Berat

Page 16: Case Report

5/11/2018 Case Report - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/case-report-55a232eae9bb2 16/32

16

ORTHODONTIC CASE REPORT

Kesimpulan :

 ______________________________________________________________________ 

 ______________________________________________________________________ 

 ______________________________________________________________________ 

 ______________________________________________________________________  ______________________________________________________________________ 

 ______________________________________________________________________  ______________________________________________________________________ 

 ______________________________________________________________________ 

 ______________________________________________________________________ 

 ______________________________________________________________________  ______________________________________________________________________ 

 ______________________________________________________________________ 

 ______________________________________________________________________  ______________________________________________________________________ 

 ______________________________________________________________________  ______________________________________________________________________ 

V. DIAGNOSA ORTODONTI

Maloklusi klas 1 divisi I tipe dental disertai dengan :

Over jet : 11/41 : 7,8 mm

21/31 : 8,5 mm

Over bite : 11/41 : 6,5 mm

21/31 : 6,3 mm

Relasi molar kanan ; Klas I Angel

Kiri : Klas I Angel

Relasi caninus kanan : Klas I angel

Kiri : Klas II angel

Kesimpulan :

Maloklusi klas I angel divisi I relasi gigi M1 normal dengan gigi insisivus sentral atas

 proklinasi serta over jet insisal lebih besar 

  Malposisi gigi individual :

• I1 : Labio versi

• 21 : labio versi

Page 17: Case Report

5/11/2018 Case Report - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/case-report-55a232eae9bb2 17/32

17

ORTHODONTIC CASE REPORT

• 25 : Palato versi

• 42 : Linguo versi

• 31 : Linguo versi

• 43 : linguo versiMidline

♦Midline rahang bawah : Mengalami pergeseran ke kiri sebesar 3 mm

♦Midline rahang atas : -.

Page 18: Case Report

5/11/2018 Case Report - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/case-report-55a232eae9bb2 18/32

18

ORTHODONTIC CASE REPORT

VI. ETIOLOGI

Maloklusi yang terjadi pada pasien disebabkan karena pasien memiliki kebiasaan

 buruk yaitu bernafas melalui mulut, terutama ketika pada saat pasien sedang tidur. Hal ini

menyebabkan gigi anterior atas pasien protrusi sedangkan hubungan molar dari gigi

 pasien klas 1.

VII. RENCANA PERAWATAN

A. Menggunakan alat ortodonti lepasan (removable)

Rahang Atas

• Sebelum alat ortodonti di gunakan, dilakukan pencabutan gigi P1 kanan

dan kiri Rahang atas.

• Penggunaan labial bow 0,7 untuk mendorong gigi anterior ke palatal.

• Penggunaan simple spring pada gigi I2 kanan dan kiri rahang atas untuk 

menggerakkan gigi kea rah distal.

• Penggunaan fenger spring untuk pada gigi 13 kanan dan kirirahang atas

untuk menarik gigi kea rah distal

• Penggunaan adam klamer 0,8 sebagai retensi

Page 19: Case Report

5/11/2018 Case Report - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/case-report-55a232eae9bb2 19/32

19

ORTHODONTIC CASE REPORT

VIII. SKETSA PESAWAT ORTODONTI

A. Rahang atas keterangan

IX. PROGNOSIS

A. Baik /Buruk /Meragukan

B. Keterangan :

• Pasien kooperatif 

• Riwayat kesehatan baik 

* Busur labial ∅ : 0,7 mm

* Klamer adams ∅ : 0,7 mm

* Simpel spring ∅ : 0,6 mm

* Finger spring ∅ : 0,6 mm

* Base plate

Page 20: Case Report

5/11/2018 Case Report - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/case-report-55a232eae9bb2 20/32

20

ORTHODONTIC CASE REPORT

N

O

TANGGAL JENIS KEGIATAN ANALISA TREATMENT HASIL

PENGUKURAN

(mm)

1 05 Juni 2010( Sabtu )

Aktivasi C- retraktor untuk menarik gigi 13 dan 23 ke disal

Aktivasi finger spring untuk menarik 

gigi 22dan 12 ke distal

Sama dengan keadaan di waktuinsersi alat removable

Overjet 11

41

sebelum sesudah

7,8 7,8

Overjet 21

31

sebelum sesudah

8,5 8,5

Overbite 11

41

sebelum sesudah

6,5 6,5Overbite 21

31

sebelum sesudah

6,3 6,3

 

2 08 Juli 2010 /

Kamis

Aktivasi C –retraktor untuk menarik 

gigi 13 dan 23 ke distalAktivasi finger spring untuk menarik 

gigi 22 dan 12 ke distal

 Overjet 11

41

sebelum sesudah

7,8 7,8Overjet 21

31

sebelum sesudah

8,5 8,5

Overbite 11

41

sebelum sesudah

6,5 6,5

Overbite 21

31

sebelum sesudah6,3 6,3

Page 21: Case Report

5/11/2018 Case Report - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/case-report-55a232eae9bb2 21/32

21

ORTHODONTIC CASE REPORT

3 10 Agustus2010

Aktivasi C –retraktor untuk menarik gigi 13 dan 23 ke distal

Aktivasi finger spring untuk menarik 

gigi 22 dan 12 ke distalAktivasi Labial bow untuk 

mendorong gigi anterior ke palatal.

Overjet 11

41

sebelum sesudah

7,8 7,8

Overjet 2131

Sebelum sesudah

8,5 8,5

Overbite 11

41

sebelum Sesudah

6,5 6,5

Overbite 21

31

sebelum Sesudah

6,3 6,3

Page 22: Case Report

5/11/2018 Case Report - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/case-report-55a232eae9bb2 22/32

22

ORTHODONTIC CASE REPORT

4 07 September  2010

Perbaikan alatAktivasi C –retraktor untuk menarik 

gigi 13 dan 23 ke distal

Aktivasi finger spring untuk menarik gigi 22 dan 12 ke distal

Aktivasi Labial bow untuk mendorong gigi anterior ke palatal

Terdapat pengurangan over jetantara gigi 11 san 41 sebesar 0,7

mm

Overjet 11

41

sebelum Sesudah7,8 7,1 mm

Overjet 21

31

sebelum Sesudah

8,5 8,5

Overbite 11

41

sebelum Sesudah

6,5 6,5

Overbite 21

31sebelum Sesudah

6,3 6,3

5 27 Nopember  

2010

Aktivasi C –retraktor untuk 

menarik gigi 13 dan 23 ke distalAktivasi finger spring untuk menarik gigi 22 dan 12 ke distal

Aktivasi Labial bow untuk 

mendorong gigi anterior ke palatalPenyesuaian adam klamer untuk 

retensi

Overjet 1141

sebelum sesudah

7,8 7.1

Overjet 21

31

sebelum sesudah

8,5 8,5

Overbite 11

41

sebelum sesudah

6,5 6,5

Overbite 21

31

sebelum Sesudah

6,3 6,3

Page 23: Case Report

5/11/2018 Case Report - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/case-report-55a232eae9bb2 23/32

23

ORTHODONTIC CASE REPORT

6 28 desember  

2010 /

Aktivasi C –retraktor untuk 

menarik gigi 13 dan 23 ke distalAktivasi finger spring untuk 

menarik gigi 22 dan 12 ke distal

Aktivasi Labial bow untuk 

mendorong gigi anterior ke palatalPenyesuaian adam klamer untuk 

retensi

Terdapat pengurangan over jet

  pada gigi 21 san 31 sebesar 1,3mm

Overjet 11

41

sebelum Sesudah7,8 7,1

Overjet 21

31

sebelum Sesudah

8,5 7,2

Overbite 11

41

sebelum Sesudah

6,5 6,5

Overbite 21

31sebelum Sesudah

6,3 6,3

7 15 januari

2011

Aktivasi C –retraktor untuk 

menarik gigi 13 dan 23 ke distalAktivasi finger spring untuk 

menarik gigi 22 dan 12 ke distal

Aktivasi Labial bow untuk mendorong gigi anterior ke palatal

Penyesuaian adam klamer untuk 

retensi

Overjet 11

41

sebelum Sesudah

7,8 7,1

Overjet 21

31

sebelum Sesudah8,5 7,2

Overbite 11

41

sebelum Sesudah

6,5 6,5

Overbite 21

31

sebelum Sesudah

6,3 6,3

Page 24: Case Report

5/11/2018 Case Report - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/case-report-55a232eae9bb2 24/32

24

ORTHODONTIC CASE REPORT

8 20 februari

2011

Aktivasi C –retraktor untuk 

menarik gigi 13 dan 23 ke distalAktivasi finger spring untuk 

menarik gigi 22 dan 12 ke distal

Aktivasi Labial bow untuk 

mendorong gigi anterior ke palatalPenyesuaian adam klamer untuk 

retensi

Overjet 11

41

sebelum sesudah

Overjet 21

31sebelum sesudah

8,4 mm 5 mm

Overbite 11

41

sebelum sesudah

3 mm 2 mm

Overbite 21

31

sebelum sesudah

0 mm 1 mm

9 24-3-2011 .

Overjet 11

41

sebelum sesudah

3 mm 3 mm

Overjet 21

31sebelum sesudah

8,4 mm 4 mm

Overbite 11

41

sebelum sesudah

3 mm 2 mm

Overbite 21

31

sebelum sesudah

0 mm 1,5 mm

Page 25: Case Report

5/11/2018 Case Report - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/case-report-55a232eae9bb2 25/32

25

ORTHODONTIC CASE REPORT

10 23-6-2011 Overjet 11

41

sebelum sesudah

3 mm 3 mm

Overjet 21

31sebelum sesudah

8,4 mm 4 mm

Overbite 11

41

sebelum sesudah

3 mm 2 mm

Overbite 21

31

sebelum sesudah

0 mm 2,0 mm

XI. PERBANDINGAN MODEL STUDI SEBELUM DAN

SETELAH PERAWATAN

Sebelum Perawatan Setelah Perawatan

Page 26: Case Report

5/11/2018 Case Report - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/case-report-55a232eae9bb2 26/32

26

ORTHODONTIC CASE REPORT

 

XII. PEMBAHASAN

Pada pasien ini mengalami maloklusi klas I(Angle) divisi 2 tipe dental. Maloklusi

Angle kelas I divisi 2 adalah suatu keadaan dimana punjak bonjol mesio bukal gigi molar 

 pertama tetap rahang atas berasa pasa buccal groove molar satu rahang bawah, disertai

dengan gigi anterior terutama rahang atas terlihat labioversi atau protrusif. Selain

labioversi diandai juga dengan deep bite karena ekstrusi gigi anterior rahang bawah.

( dewey ).

Page 27: Case Report

5/11/2018 Case Report - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/case-report-55a232eae9bb2 27/32

27

ORTHODONTIC CASE REPORT

Adanya riwayat kebiasaan pasien yang bernafas lewat mulut menyebabkan

rahang atas pasien menjadi berbentuk “V”, lebih dalam dan mengalami kontraksi dimana

 pertumbuhan rahang menjadi lambat sehingga lengkung rahang lebih kecil daripada

lengkung gigi. Pola napas mulut atau napas hidung kombinasi napas mulut yang

 berlangsung lama pada masa tumbuh kembang, mengurangi pertukaran udara bersih di

rongga hidung, sehingga tumbuh kembang sinus maksilaris terganggu. Sinus maksilaris

yang seharusnya berkembang ke arah mediolateral dan vertikal ke inferior, tetap kecil,

Akibatnya rahang atas kurang berkembang, menjadi sempit dengan palatum dalam. Hal

ini berdampak buruk pada tumbuh kembang struktur dentokraniofasial, pada gigi geligi

yang mengakibatkan maloklusi. Dentoalveolar, lengkung rahang baik dari ukuran

maupun bentuknya menjadi tidak harmonis dengan ukuran gig geligi, sehingga

mengakibatkan gigi geligi kekurangan tempat untuk erupsi dengan baik di rongga mulut,

gigi anterior erupsi lebih ke labial, timbullah kondisi gigi protusi. Ketidakharmonisan

ukuran gigi dengan rahang dapat juga menimbulkan gigi berjejal. Pola bernafas melalui

mulut membuat bibir kurang aktif, tonusnya berkurang sehingga gigi anterior, dapat

  berakibat gigi menjadi protrusi atau terjadi diastema anterior. Pola napas mulut juga

membuat gigi-gigi posterior erupsi berlebihan, akibatnya terjadi gigitan terbuka anterior.

Kurangnya tumbuh kembang rahang atas dapat berakibat gigitan silang anterior.

Sejalan dengan pendapat Sutadi (2005), bahwa maloklusi mempunyai banyak 

faktor etiologi dan salah satunya yaitu faktor lingkungan seperti kebiasaan buruk seperti

kebiasaan buruk bernafas melalui mulut.1 Berdasarkan penelitian Pudyani didapatkan

 perbedaan bermakna lebar lengkung basal dan lengkung gigi rahang atas pada maloklusi

kelas II divisi 1 dibandingkan dengan oklusi normal.4 Maloklusi dapat disebabkan oleh

Page 28: Case Report

5/11/2018 Case Report - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/case-report-55a232eae9bb2 28/32

28

ORTHODONTIC CASE REPORT

 berbagai hal, menurut Moyers (1988) penyebab maloklusi ada 7, diantaranya: (1) Faktor 

Keturunan, seperti: system neuromuscular, tulang, gigi, dan bagian lain di luar otot dan

syaraf. (2) Gangguan pertumbuhan (3) Trauma, yaitu trauma sebelum lahir dan trauma

saat dilahirkan serta trauma setelah lahir. (4) Keadaan fisik seperti pencabutan gigi susu

terlalu dini dan keseimbangan makanan. (5) Kebiasaan seperti menghisap jari,

menjulurkan lidah, menghisap dan mengigit bibir, menggigit kuku serta kebiasaan

lainnya. (6) Penyakit dapat dibagi menjadi: penyakit sistemik, kelainan endokrin,

 penyakit lokal.3,6,7

Dari perhitungan dengan menggunakan metode pont, pertumbuhan lengkung gigi

 pada regio inter P mengalami kontraksi sebesar 5,6 mm dan pertumbuhan lengkung gigi

 pada regio inter M mengalami kontraksi sebesar 3,78 mm. Dari analisa Rahang atas dan

Rahang bawah terdapat kekurangan ruang sebesar 5 mm untuk Rahang atas dan 5,7 mm

untuk Rahang bawah. Dari perhitungan dengan determinasi lengkung terdapat

kekurangan ruang pada rahang atas sebelah kiri sebesar 3 mm dan sebelah kiri terdapat

kelebihan sebesar 3,14 mm.

Dari perhitungan dengan metode Howes, didapat perbandingan lebar lengkung

 basal premolar atau fosa kanina (PMBAW / Premolar Basal Arch Width) dengan panjang

lengkung gigi ( Tooth Material / TM  ) adalah 106 mm Panjang lengkung gigi (Tooth

Material / TM) adalah jumlah lebar mesiodistal gigi dari molar pertama kiri sampai

dengan molar pertama kanan. Lebar lengkung basal premolar atau fosa kanina ( Premolar 

  Basal Arch Width/ PMBAW) merupakan diameter basis apikal dari model gigi pada

apeks gigi premolar pertama, yang diukur menggunakan jangka sorong atau jangka

 berujung runcing. Bila perbandingan antara PMBAW dan TM kurang dari 37% berarti

Page 29: Case Report

5/11/2018 Case Report - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/case-report-55a232eae9bb2 29/32

29

ORTHODONTIC CASE REPORT

terjadi kekurangan lengkung basal sehingga perlu pencabutan gigi premolar. Bila lebar 

 basal premolar lebih besar dari lebar lengkung puncak premolar, maka dapat dilakukan

ekspansi premolar.8 pada perhitungan dengan metode howes didapatkan rasio 33,96 %

dimana hasil yang didapat lebih kecil dari 37 % yang berarti perlu pencabutan gigi

  premolar untuk mendapatkan lengkung yang normal. Salah satu indikasi penggunaan

sekrup ekspansi menurut apabila terjadi kasus border line, 37-44 % menurut metode

Howes.9

Perawatan orthodonti pada kasus ini menggunakan  alat orthodonti lepasan

(removable) pada rahang atas yang dimulai dari insersi pada tanggal 19 Mei 2010

hingga20 september 2011 memperoleh hasil sebagai berikut:

 NO

.

PENGUKURAN

SEBELUM( 15 april 2010 )

PENGUKURAN

SESUDAH( 23 Juni 2011 )

KESIMPULAN

1. Overjet

overjet 11/41 terkoreksi

maksimal

2. OverbiteOverbite 21/31 terkoreksi

maksimal

Keadaan proklinasi dikoreksi menggunakan labial bow, dengan cara

mengaktivasikan labial bow yang dimulai pada tanggal 19 mei 2010 untuk meretraksi

11 = 8,4 mm41

11 = 4 mm

41

21 = 0 mm

31

21 = 2,0 mm

31

21 = 8,4 mm

31

21 = 8,4 mm

31

11 = 8,4 mm

41

11 = 8,4 mm

41

Page 30: Case Report

5/11/2018 Case Report - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/case-report-55a232eae9bb2 30/32

30

ORTHODONTIC CASE REPORT

gigi 11 dan 21 ke arah palatal. Pada kontrol kedua tanggal 3 mei 2010 juga belum terjadi

 perubahan dikarenakan ruang yang dibutuhkan gigi untuk bergerak belum ada. Lengkung

maxilla yang kontraksi diekspansi dengan menggunakan alat sekrup ekspansi yang

diletakkan pada midline plat maxilla yang dipotong menjadi 2, alat ini diaktifkan

sebanyak 2x untuk melebarkan rahang sehingga didapatkan ruang bagi gigi 21 dan 13

 bergerak ke palatal sekaligus memperbaiki malposisi gigi-gigi tersebut.

Pada kontrol ke 3 tanggal 16 juni 2010 terdapat pengurangan overjet dari 8,4 mm

menjadi 6 mm dan penambahan overbite dari 0 mm menjadi 0,4 mm antara gigi 21 dan

31. Lengkung rahang telah mulai terlihat terjadi pelebaran dimana sudah dapat

menyediakan ruang bagi gigi 21 bergerak ke palatal. Pada saat ini dilakukan kembali

 pengaktifan labial bow untuk meretraksi gigi 21 ke arah palatal

Pada kontrol ke 4 tanggal 8 juli 2010, terdapat pengurangan overjet dari 8,4 mm

menjadi 5 mm dan penambahan overbite dari 0 mm menjadi 0,6 mm antara gigi 21 dan

31. Pada saat ini dilakukan aktivasi sekrup ekpansi sebanyak 1x. Hal ini dilakukan untuk 

menyediakan kembali ruang bagi gigi 21 bergerak ke palatal.

Pada kontrol ke 5 (7 oktober 2010) terdapat penambahan overbite dari 0 mm

menjadi 1 mm antara gigi 21 dan 31 dan pengurangan overbite dari 3 mm menjadi 2 mm

antara gigi 11 dan 41. Hal ini menunjukkan bahwa pengaktifan sekrup ekspansi

menyebabkan perubahan inklinasi pada gigi geligi lainnya. Perawatan dengan aktivasi

sekrup ekspansi sebanyak 1x terus dilakukaan tanpa aktivasi labial bow lagi pada kontrol

ke 6 (11 November 2010) dan ke 7 (16 desember 2010) tapi hal ini tidak memperlihatkan

 perubahan pada posisi gigi geligi, sehingga pada kontrol ke 8 (29 Desember 2010)

diputuskan untuk melakukan slicing mesial gigi 11,12,22 dan distal 11,12.

Page 31: Case Report

5/11/2018 Case Report - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/case-report-55a232eae9bb2 31/32

31

ORTHODONTIC CASE REPORT

Ternyata setelah kontrol ke 9 (24 Maret 2011) terlihat kembali pergerakan gigi

dimana telah terjadi pengurangan overjet dari 8,4 mm menjadi 4 mm dan penambahan

overbite dari 0 mm menjadi 1,5 mm antara gigi 21 dan 31,

Pada kontrol ke 10 (23 Juni 2011) terjadi penambahan overbite antara gigi 21 dan

31 dari 0 mm menjadi 2 mm, dimana terlihat gigi 21 sedikit lagi mencapai lengkung ideal

dan lengkung rahang yang awalnya berbentuk “V” sekarang telah menjadi berbentuk 

  parabola. Pada saat ini aktivasi sekrup ekspansi terus dilanjutkan sebanyak 2x,

diharapkan gigi 21 tersebut masuk ke dalam lengkung ideal yang diinginkan. Menurut

Profit, penggunaan alat lepasan ditujukan untuk kasus yang bisa diatasi dengan

mengekspansi lengkung gigi sehingga menempati lengkung gigi yang lebih lebar atau

mereposisi gigi secara individual untuk masuk ke dalam lengkung.5 

XIII. KESIMPULAN

Diagnosis kasus ini adalah maloklusi klas II (Angle) divisi 1 tipe dental.

Sebagian kasus malposisi gigi dari pasien telah terkoreksi, tetapi perawatan yang

diharapkan belum maksimal. Pasien bersikap kooperatif dalam melakukan perawatan,

akan tetapi pasien memiliki keterbatasan waktu untuk melakukan kontrol ke poliklinik 

gigi RSMH. Pasien tetap diberikan informasi dan himbauan untuk terus disiplin dalam

  pemakaian alat maupun melakukan kontrol ke rumah sakit. Rencana perawatan

selanjutnya adalah tetap meneruskan koreksi dari kasus pasien dengan alat yang sama

sampai didapatkan hasil yang diharapkan, yaitu menggunakan labial bow dan slicing

untuk memperbaiki gigi 21 dan 13.

XIV. DAFTAR PUSTAKA

Page 32: Case Report

5/11/2018 Case Report - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/case-report-55a232eae9bb2 32/32

32

ORTHODONTIC CASE REPORT

1. Sakinah, Sutardjo I, Rochmadi. Perawatan Maloklusi Angle Kelas II Divisi 1

dengan  Pre-orthodontic Trainer Individual Hydrophilic Vinyl Polysiloxane. M.J.

Kedokteran Gigi 2008; Vol. 23, No. 1. p. 19-24.

2. Foster TD. Buku Ajar Orthodontik. 3 th. Ed. Jakarta: EGC; 1997. p. 124

3. Suminy D, Zen Y. Hubungan Antara Maloklusi dengan Hambatan Saluran Pernafasan.M.J. Kedokteran Gigi 2007; Vol. 22, No.1. p. 32-40

4. Pudyani PS. Perbandingan Lebar Lengkung Basal dan Lengkung Gigi Rahang Atas Pada

Malokusi Kelas II Divisi 1 dan Oklusi Normal Remaja Keturunan Cina di Kodya

Yogyakarta. MIKGI 2004, Vol. VI. No.12. p. 340-343

5. Laviana A. Manajemen Penjangkaran dalam Perawatan Orthodonti Menggunakan Alat

Lepasan. Makalah. Bandung Dentistry 5 2008

6. Bishara SE. Textbook of Orthodontic. Philadelphia: WB Saunders. Co; 2001. P. 83

7. Strang RHW, Thompson WM. A textbook of orthodontics. 4th ed. Philadelphia: J.

B. Lea and Febiger. 1958. 34-8

8. Laviana A. Analisis Model Studi, sumber Informasi Penting bagi Diagnosis

Orthodonti. Bagian orthodonti fakultas kedokteran gigi universitas padjajaran.

Bandung

9. Setiawan D. Beberapa Tipe Sekrup Ekspansi Yang Dapat Digunakan Pada

Pesawat Orthodonti. Skripsi. 2002. USU: Medan

B. Lea and Febiger. 1958. 34-8