case pt prudential indonesia

Upload: martha-nita-florentina

Post on 10-Feb-2018

236 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/22/2019 Case PT Prudential Indonesia

    1/24

    Studi Kasus

    PRUDENTIAL INDONESIA: PELUANG DI TENGAH

    TANTANGAN FINANCIAL ILLITERACY

    The 6th Master Journey in ManagementDepok, 25 April 2013

    MRC-Management Research Center

    Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia.

    Kampus UI, Depok, Jawa Barat. Telp: +6221-7272425 ext.503. Fax: +6221-7863556. Email: [email protected]

    Hak cipta 2013 Team Penulis Kasus Prudential, MRC-Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi

    Universitas Indonesia dan PT Prudential Life Assurance (Prudential Indonesia).

    Tidak ada bagian terbitan ini yang bisa digandakan untuk kepentingan di luar The 6th MJM 2013.

  • 7/22/2019 Case PT Prudential Indonesia

    2/24

    2

    Pendahuluan

    Prudential sangat peduli dengan perwujudan masyarakat yang sadar keuangan. Termasuk di

    dalamnya perempuan mandiri yang mampu mengelola manajemen keuangan keluarga. Lewat

    edukasi financial literacy, kami membuka akses seluas-luasnya untuk berbagi pengetahuan dan

    dasar pengelolaan keuangan agar dapat mendukung keluarga Indonesia meningkatkan taraf hidup

    yang lebih baik.

    William Kuan, Presiden Direktur Prudential Indonesia1

    Hari itu di penghujung tahun 2012, PT Prudential Life Assurance (Prudential Indonesia) menggelar

    lokakarya financial literacy di Jakarta. Program yang mendapat dukungan dari Kementerian

    Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPP-PA) dan Kementerian Pariwisata dan

    Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) tersebut diikuti oleh peserta perempuan. Program ini adalah

    bagian penting dari program Tanggung Jawab Sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility

    atau CSR) yang tengah digalakkan Prudential Indonesia. Dalam konteks industri keuangan, tipikal

    konsumen di emerging markets memiliki tingkat pemahaman dan adopsi yang rendah terhadap

    produk-produk finansial, termasuk di dalamnya produk asuransi. Karena itu dikhawatirkan besarnya

    potensi pasar asuransi di emerging markets menjadi tidak bermakna jika kesadaran finansial

    masyarakatnya rendah. Inilah logika yang menjadi dasar keputusan Prudential Indonesia untuk

    menjadikan edukasifinancial literacysebagai program CSR mereka.

    1www.prudential.co.id, 3.000 Perempuan Indonesia Ikuti Pelatihan Mengelola Dana dari Prudential, 12

    Desember 2012,

    http://www.prudential.co.id/corp/prudential_in_id/header/press/pressreleases/2012/20121212.html, diakses

    tanggal 15 Maret 2013

    MJM Case-study team mempersiapkan kasus ini di bawah pengawasan MRC Departemen Manajemen FEUI

    dan team dari PT Prudential Life Assurance (Prudential Indonesia) dengan tujuan untuk dijadikan manual

    penulisan business plan pada kompetisi The 6th MJM 2013. Kasus ini tidak bermaksud untuk dijadikan

    rujukan atau rekomendasi, sumber data primer atau ilustrasi penggunaan strategi yang tepat atau kurang

    tepat di dalam suatu situasi manajerial. Para penulis mungkin sudah menyamarkan beberapa nama dan

    informasi untuk melindungi kerahasiaan perusahaan. Dilarang memfoto-copy, mereproduksi, atau

    mengubah isi tanpa izin tertulis dari penulis, team The 6th MJM 2013 dan PT Prudential Life Assurance

    (Prudential Indonesia).

  • 7/22/2019 Case PT Prudential Indonesia

    3/24

    3

    Selain menyasar perempuan lewat programfinancial literacy, Prudential juga menyasar dua segmen

    lain, yaitu anak-anak dan UKM. Program edukasi finansial bagi anak-anak usia 7 sampai 12 tahun

    dinamakan Cha-Ching Money-Smart Kids. Program ini memiliki empat konsep pengaturan keuangan

    pada anak-anak, yaitu memperoleh (earn), menyimpan (save), membelanjakan (spend), dan

    menyumbangkan (donate) disertai karakter lucu dan menarik Bobby, Charity, Justin, Prudence, Zul,

    dan Pepper. Sementara untuk masyarakat berpenghasilan rendah, diselenggarakan pelatihan

    pengelolaan keuangan yang bekerjasama dengan Yayasan Mercy Corps Indonesia (YMCI). Konsep

    yang diajukan adalah pengelolaan keuangan sederhana untuk memaksimalkan penggunaan

    pendapatan.

    Kinerja Prudential sendiri sangat baik dalam beberapa tahun terakhir. Tercatat hingga awal 2013,

    agen pemasaran Prudential Indonesia mendominasi total jumlah agen asuransi di Indonesia dengan

    porsi 56 persen atau sekitar 143.000 agen. Sementara total karyawan Prudential Indonesia

    berjumlah 1500 orang. Pada tahun 2011, Prudential Indonesia mencatat kenaikan laba bersih 13

    persen menjadi Rp 2,1 triliun. Hal ini seiring dengan total pendapatan premi yang naik 47 persen

    menjadi Rp 14,8 triliun dibandingkan tahun 2010 yang sebesar Rp 10 triliun. Kenaikan premi tersebut

    didukung terutama oleh premi bisnis baru yang naik 63 persen dan menyumbang Rp 7,9 triliun dari

    total pendapatan. Sementara premi syariah dan premi baru syariah masing-masing menyumbang

    pendapatan Rp 1,7 triliun dan Rp 850 miliar.2

    Prudential Indonesia berencana menggelar lebih banyak lagi program edukasi financial literacy

    kepada masyarakat. Karena itu perlu diidentifikasi segmen masyarakat mana lagi selain perempuan,

    anak-anak dan masyarakat berpenghasilan rendah, yang perlu dilibatkan dalam program ini. Yang

    tidak kalah penting, perlu dirancang program edukasi financial literacy yang lebih inovatif,

    disesuaikan dengan karakteristik masyarakat Indonesia. Cakupan program ini juga harus dipikirkan,

    mengingat begitu luasnya Indonesia sementara wilayah operasi Prudential masih terbatas.

    Prudential Indonesia berharap program edukasi financial literacy dapat dikembangkan menjadi

    program unggulan CSR perusahaan, yang secara tidak langsung memberi kontribusi pada

    pertumbuhan bisnis perusahaan dalam jangka panjang. .

    Tentang Prudential Indonesia

    Prudential Inc merupakan salah satu perusahaan asuransi terbesar di dunia yang memiliki kantor

    perusahaan di seluruh dunia. Prudential pertama kali didirikan pada tanggal 30 Mei 1848 di Hatton

    Garden, London, Inggris. Perusahaan ini didirikan dengan nama Prudential Mutual Assurance

    Investment and Loan Association dengan bisnis inti asuransi jiwa dan pinjaman bagi kelas ekonomi

    menengah di Inggris saat itu. Kemudian pada tahun 1995, Prudential mendirikan kantor perusahaan

    2Metta Pranata, Premi Moncer, Prudential Cetak Laba Rp 2 Triliun, Kamis, 19 April 2012,

    http://finance.detik.com/read/2012/04/19/181259/1896713/5/premi-moncer-prudential-cetak-laba-rp-2-

    triliun, diakses tanggal 20 Maret 2013

  • 7/22/2019 Case PT Prudential Indonesia

    4/24

    4

    di Indonesia. Tepatnya pada bulan November 1995, Prudential masuk ke Indonesia melalui merger

    dengan Bank Bali Indonesia yang kemudian dikenal dengan nama Prudential BancBali Life Assurance

    (PBBL). Setahun kemudian, Oktober 1996, PBBL mendirikan kantor pemasarannya untuk pertama

    kali yang terletak di Artha Graha building. Selang 2 tahun kemudian,tepatnya di bulan April 1998,PBBL mengeluarkan produk unit link premi tunggal yaitu PRUlink investor account dan menjadikan

    PBBL sebagai pelopor produk ini di pasar Indonesia. Produk ini kemudian menjadi sangat populer,

    sehingga PBBL mengeluarkan produk unit link yang kedua di bulan Juli tahun 2000.

    Dengan pertumbuhan yang semakin meningkat, PBBL pun kemudian melakukan strategi pasar yaitu

    mengakuisisi Allstate untuk dikembangkan lebih lanjut, termasuk operasinya di Indonesia dengan

    cara melakukan merger Allstate ke dalam PBBL. Pada bulan Mei 2001, PBBL membuka Prudential

    Center di daerah Thamrin, sekaligus meluncurkan corporatewebsite di waktu yang sama. Masih pada

    tahun yang sama, PBBL merubah namanya menjadi PT Prudential Life Assurance, seiring dengan

    komposisi kepemilikannya yang baru.

    Pada tahun 2002, seiring dengan performanya yang semakin bagus, Prudential akhirnya menerima

    penghargaan sebagai Perusahaan Asuransi terbaik 2002 dari Majalah Info Bank dan Majalah

    Investor.

    Pada tahun 2003, PT Prudential Life Assurance (Prudential Indonesia) bekerjasama dengan Yayasan

    Onkologi Anak Indonesia (YOAI) mewujudkan sumbangsih Prudential Indonesia kepada

    Penyembuhan Pasien Kanker Anak.

    Tahun 2004 adalah tahun gugatan bagi PT Prudential Life Assurance (Prudential). Pada tahun ini,

    Prudential harus jatuh bangun menghadapi serangkaian gugatan dan permohonanpailit. Berdasarkan informasi dari Hukumonline, setidaknya terdapat kurang dari empat permohonan

    pailit plus gugatan perdata terhadap prudential.

    Yang paling menohok tentunya permohonan pailit yang diajukan Lee Bon Siong, WN Malaysia yang

    pernah menjadi agen Prudential ke pengadilan niaga. Permohonan tersebut berbuntut dengan

    pailitnya Prudential yang termasuk kedalam top five insurance di Indonesia. Namun, kepailitan

    Prudential tidak berlangsung lama karena Mahkamah Agung, tak sampai 30 hari membatalkan

    putusan pengadilan niaga.

    Setelah perkara Lee beres, selanjutnya Prudential masih menuai permohonan pailit dan gugatan

    perdata. Giliran pemegang polis dan pihak yang terlibat dalam proses kepailitan yang mengajukan

    pailit. Namun, tiga permohonan pailit tersebut kandas di pengadilan niaga. Sementara untuk

    gugatan perdata dikabarkan prosesnya masih berjalan di pengadilan negeri.

    Kasus kepailitan Prudential, diduga kuat menjadi pendorong diamandemennya Undang-Undang

    Kepailitan. Undang-Undang No.37/2004 tentang Kepailitan mensyaratkan permohonan pailit

    terhadap perusahaan asuransi hanya dapat diajukan oleh Menteri Keuangan, tidak boleh sembarang

    pihak.

  • 7/22/2019 Case PT Prudential Indonesia

    5/24

    5

    Pada tahun 2005, Prudential menerbitkan 2 produk dan layanan baru yaitu PRUlink fixed pay dan

    kartu prudential. Selang 4 tahun kemudian, kantor pusat Prudential Indonesia berpindah lokasi ke

    Prudential Tower yang terletak di Jl. Jend. Sudirman Kav. 79.

    Pada tahun 2006, berdirilah PRUvision Agency sebagai salah satu dari agency Prudential yang

    berlokasi di Jakarta dengan berkantor di Gedung baru UOB Plaza, Jalan thamrin yang merupakan

    agencyno 1 di Indonesia. Kemudian pada tahun 2007, dengan melihat potensi perkembangan pasar

    yang besar serta mendengarkan kebutuhan konsumen untuk mendapatkan proteksi jiwa yang

    didasari oleh prinsip-prinsip syariah, maka Prudential mengembangkan unit bisnis syariahnya.

    Banyak penghargaan telah diterima oleh Prudential di tahun 2008, diantaranya yaitu:

    Asuransi Jiwa Syariah Terbesar dan Teraktif dari Karim Consulting Terbaik dalam kualitas pelayanan dari Majalah Marketing Asuransi Jiwa dengan Pencitraan Perusahaan Terbaik melalui survey oleh Majalah

    BusinessWeek

    Perusahaan Asuransi Jiwa Terbaik dalam kategori asset di atas Rp. 7,5 triliun dari MajalahInvestor

    Nilai SangatBaik dan Peringkat teratas dalam kategori perusahaan asuransi dengan premibruto di atas Rp 1 triliun dari Majalah InfoBank

    Anugerah TokohFinansial Indonesia dari kategori industry asuransi tahun 2008 kepadaPresiden Direktur Prudential Indonesia, Bapak Kevin Holmgren.

    Service Excellence sebagai Perusahaan Asuransi dengan Layanan Terbaik dari Mark Plus& Co.

    Mengikuti jejak tahun sebelumnya, di tahun 2009 pun, Prudential kembali diberikan penghargaan

    atas kinerjanya yang semakin baik dari tahun ke tahun. Beberapa penghargaan yang diterima pada

    tahun 2009 diantaranya adalah:

    Service Quality Award 2009 atas pencapaian nilai Terbaik dalam meraih kepuasanpelanggan berdasarkan survey ISSI 2009, dari Majalah Marketing.

    Investor Award 2009 sebagai Perusahaan Asuransi JiwaTerbaik untuk kategori aset di atas Rp7,5triliun, dari Majalah Investor.

    Star Performer Award 2009 sebagai peraih penghargaan Perusahaan Asuransi Jiwa Terbaikversi Majalah Investor selama 7 (tujuh) tahun berturut-turut, dari Majalah Investor.

    Indonesia Best Brand Award 2009 sebagai peringkat teratas dalam survey penilaian nilaimerek (brand value) kategori Asuransi Jiwa, dari Majalah SWA sembada.

    Indonesias Most Admired Company 2009 atas pencapaian nilai Terbaik dalam kategoriPerusahaan Asuransi Jiwa Yang Berhasil Membangun dan Mengelola Citra Perusahaan, dari

    Majalah BusinessWeek.

  • 7/22/2019 Case PT Prudential Indonesia

    6/24

    6

    Islamic Financial Award & Cup 2009 untuk peringkat teratas dalam kategori Asuransi JiwaCabang Syariah dengan Pengelolaan Risiko Yang Paling Baik dan kategori Asuransi Jiwa

    Cabang Syariah Yang Paling Ekspansif.

    Readers Choice Award 2009 dari Majalah Mother & Baby. Penghargaan ini merupakan hasilsurvei yang dilakukan terhadap para pembaca majalah Mother & Baby dalam edisi Mei-Juli

    2009 mereka.

    Global Service Index Awards 2009 dari lembaga riset jasa layanan, OmniTouch International,kepada pelayanan yang diberikan perusahaan, khususnya melalui bagian Contact Centre

    Prudential Indonesia, Terbaik dalam Mengaplikasikan Standar Industri untuk IVR (Interactive

    Voice Response-layanan telepon khusus nasabah)

    Penghargaan khusus dari Majalah Investor dalam acara "Best Syariah 2009". Penghargaankhusus tersebut diberikan atas kinerja Prudential yang mampu membukukan pertumbuhanpremi syariah terbesar dalam tempo singkat.

    Indonesian Customer Satisfaction Award (ICSA) 2009 untuk kategori asuransi jiwa.Penghargaan ini diberikan pada perusahaan yang mampu memberikan kepuasan pelanggan

    terbaik yang diukur melalui survei yang diselenggarakan oleh majalah SWA bekerjasama

    dengan lembaga riset Frontier Consulting Group.

    Marketing Award 2009 sebagai Perusahaan Yang Mampu Mengarahkan Pasar diberikanoleh Majalah Marketing.

    Kemudian, sebagai bentuk apresiasi atas kepercayaan lebih dari 1.000.000 nasabah di Indonesia,maka Prudential mengadakan Kegiatan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan pada tahun 2010 yang

    dinamakan dengan charity walk.

    Persaingan di industri asuransi yang semakin ketat mengakibatkan Prudential perlu untuk melakukan

    inovasi dalam produknya. Sehingga pada tahun 2011, Prudential menerbitkan dua jenis produk

    PRUearly stage crisis cover, perlindungan terhadap penyakit kritis sejak tahap awal, dan PRUhospital

    friends yang membantu nasabah ketika harus menjalani rawat inap di rumah sakit

    Berdasarkan data pada tanggal 30 September 2012, Prudential Indonesia telah memiliki kantor pusat

    di Jakarta dengan enam kantor pemasaran di Medan, Surabaya, Bandung, Denpasar, Batam dan

    Semarang dan 280 kantor keagenan (termasuk di Jakarta, Surabaya, Medan, Bandung, Yogyakarta,

    Batam dan Bali). Prudential Indonesia memiliki lebih dari 140.000 jaringan tenaga pemasaran

    berlisensi yang melayani lebih dari 1,6 juta nasabah.

    Kinerja Keuangan Prudential Indonesia

    Prudential mampu memanfaatkan momentum pertumbuhan ekonomi Indonesia dengan

    menghasilkan kinerja yang unggul. Hal ini terbukti dengan diraihnya beberapa penghargaan atau

    award. Salah satunya adalah pada acara Investor Award, The Best Insurance Companies 2012,

  • 7/22/2019 Case PT Prudential Indonesia

    7/24

    7

    Prudential Indonesia meraih posisi terbaik untuk kategori aset di atas Rp 15 triliun pada kelompok

    asuransi jiwa. Di acara yang sama, Prudential Indonesia kembali mendapatkan Star Award sebagai

    asuransi Jiwa yang berhasil mempertahankan posisi terbaik selama 10 tahun berturut-turut.

    Pada kuartal ketiga tahun 2012, Prudential mencatatkan total premi bisnis baru sebesar Rp 7,7

    triliun, meningkat 28 persen dibanding perolehan premi pada periode yang sama di tahun

    sebelumnya. Pertumbuhan ini memperkuat basis nasabah Prudential Indonesia yang menjadikan

    total nasabah menjadi lebih dari 1,6 juta orang. Di periode tersebut, Prudential Indonesia juga

    mencatat peningkatan dana kelolaan hingga Rp 34,4 triliun. Peningkatan tersebut mendorong

    kenaikan aset perusahaan sebesar 32 persen dari tahun sebelumnya menjadi Rp 38,7 triliun.

    Pertumbuhan aset ini memperkuat kondisi kesehatan keuangan Prudential Indonesia, terlihat dari

    rasio risk based capital (RBC) yang mencapai 376 persen untuk portfolio konvensional. Prudential

    Indonesia juga telah membayarkan beban klain sebesar Rp 4,4 triliun kepada nasabah, tumbuh 41,2

    persen dari tahun sebelumnya pada periode yang sama.

    Sementara itu, dari data terakhir di tahun 2011, diperoleh informasi bahwa jumlah nasabah

    Prudential Indonesia merupakan 16 persen dari total jumlah tertanggung perorangan sebanyak 8,9

    juta orang.

    Perjalanan bisnis Prudential Indonesia mengalami perkembangan yang terus menunjukkan

    peningkatan. Statistik menunjukkan bahwa aset perusahaan setiap tahun rata-rata tumbuh 40

    persen dalam lima tahun terakhir. Hingga kuartal ketiga tahun 2012, total aset Prudential Indonesia

    mencapai Rp 38 triliun. Selain itu, perusahaan mampu membukukan laba setelah pajak tahun 2011

    sebesar Rp 2,6 milyar atau naik 13 persen dibandingkan dengan tahun 2010. Begitu pula halnya

    dengan pendapatan premi Prudential Indonesia yang dari tahun ke tahun cenderung mengalami

    kenaikan. Statistik lima tahun terakhir menunjukkan bahwa rata-rata premi Prudential naik sebesar

    30 persen.

    Jumlah dana investasi atau dana kelolaan Prudential Indonesia pada kuartal ketiga tahun 2012

    mencapai Rp 34,3 triliun atau mengalami kenaikan 32 persen dibandingkan tahun 2011. Tingkat risk

    based capitalPrudential selalu berada di atas batas minimum 120 persen. Rasio tertinggi diperoleh

    pada tahun 2010 mencapai 766 persen3.

    Profil Indonesia

    Republik Indonesia (Indonesia) merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia karena negara yang

    terletak di kawasan Asia Tenggara ini memiliki pulau sebanyak 13.487 buah. Indonesia menduduki

    peringkat keempat sebagai negara dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia. Menurut data

    Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), tahun 2013 penduduk Indonesia

    diperkirakan akan mencapai 250 juta jiwa dengan pertumbuhan penduduk 1,49 persen per tahun.

    3 Laporan Keuangan Prudential Indonesia 2005-2011.

    http://id.wikipedia.org/wiki/Asia_Tenggarahttp://id.wikipedia.org/wiki/Asia_Tenggara
  • 7/22/2019 Case PT Prudential Indonesia

    8/24

    8

    Komposisi penduduk menurut BKKBN adalah 28,87 persen merupakan usia sekolah dan balita,

    angkatan kerja 63,54 persen, dan lansia (lanjut usia) mencapai 7,59 persen.4

    Data bulan Agustus 2012 menunjukkan bahwa jumlah angkatan kerja di Indonesia saat itu mencapai

    118 juta orang, dimana jumlah penduduk yang bekerja pada periode itu sekitar 110,8 juta orang.

    Dengan demikian, masih ada 7,2 juta orang yang menganggur atau sekitar 6,14 persen dari angkatan

    kerja. Padahal, setiap tahun sekitar 2,5 juta orang masuk ke bursa pencari kerja baru.5 Oleh karena

    itu, pertumbuhan ekonomi yang tetap tinggi dan berkualitas mutlak diperlukan untuk mengatasi

    tingkat pengangguran yang ada dan menampung angkatan kerja baru.

    Dari survey BPS 2012, tingkat pendidikan kepala rumah tangga tidak miskin yang mengeyam hingga

    universitas berjumlah 8 persen, SMA 23 persen, SMP 15 persen, SD 29 persen, sisanya tidak tamat

    sekolah. Sedangkan survey di rumah tangga miskin, tingkat pendidikan kepala rumah tangga

    terbesar yaitu 45 persen adalah tidak tamat sekolah.

    Tingkat kesehatan suatu negara dapat dilihat dari besarnya angka kematian bayi dan usia harapan

    hidup penduduknya. Di Indonesia, data tahun 2010 menunjukkan tingkat kematian bayi per 1000

    bayi di Indonesia berjumlah 25persen, sedangkan usia harapan hidup berkisar 70 tahun6. Bila

    dibandingkan dengan negara ASEAN, angka harapan hidup di Thailand mencapai 73 tahun, Malaysia

    73 tahun dan Singapura 80 tahun. Cina yang diklaim sebagai negara berpenduduk terbesar di dunia

    memiliki angka harapan hidup 72 tahun. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), secara rata-

    rata 25persen penduduk Indonesia mengalami keluhan kesehatan dalam sebulan. Dalam hal

    pengobatan, 65persen penduduk Indonesia masih cenderung mengobati sendiri jika sakit.7

    Jumlah

    ini ditunjukkan secara konsisten sejak tahun 1998 hingga 2011.

    Alokasi biaya kesehatan penduduk baik di daerah perkotaan maupun di pedesaan 3persen dari

    pengeluaran rata-rata per kapita sebulannya. Untuk pengeluaran pajak dan premi asuransi

    penduduk di daerah perkotaan secara rata-rata 2,8persen , sedangkan di daerah pedesaan

    0,97persen.8

    Kinerja perekonomian Indonesia beberapa tahun ini mendapat banyak pengakuan dari berbagai

    pihak. Pasalnya, di tengah krisis keuangan di Eropa dan Amerika, perekonomian Indonesia tetap

    tumbuh relatif tinggi dan stabil. Banyak negara lain, termasuk China dan India, yang mengalami

    penurunan tingkat pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi Indonesia beberapa tahun ini

    rata- rata di atas 6 persen. Pertumbuhan ekonomi pada tahun 2013 ditargetkan sebesar 6,8 persen,

    4 Fitri Syarifah, BKKBN: Tahun Ini Penduduk Indonesia Capai 250 juta jiwa, 25 Februari 2013,

    http://health.liputan6.com/read/521272/bkkbn-tahun-ini-penduduk-indonesia-capai-250-juta-jiwa, diakses 20

    Maret 2013.5 Erlangga Djumena, Pertumbuhan RI Memukau, Pemerataan Menjauh, 18 Desember 2012,

    http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2012/12/18/07441261/Pertumbuhan.Ekonomi.RI.Memukau.Pemera

    taan.Menjauh, diakses 20 Maret 2013.6

    Statistik Indonesia 2012, Publikasi BPS, www.bps.go.id, diakses 20 Maret 2013.7

    Indikator Kesehatan Indonesia 1998-2011, www.bps.go.id, diakses 20 Maret 2013.

    8 Statistik Indonesia 2012, Publikasi BPS, www.bps.go.id, diakses 20 Maret 2013.

  • 7/22/2019 Case PT Prudential Indonesia

    9/24

    9

    dengan tingkat inflasi terjaga sekitar 5 persen. Nilai tukar rupiah relatif bergerak di sekitar Rp 9.500

    per dollar AS. Indeks Harga Saham Gabungan rata-rata berada di kisaran 4.200 poin.

    Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia pada tahun 2011 adalah sebesar US$840 miliar. Menteri

    Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Armida Alisjahbana mengatakan bahwa jika

    perekonomian Indonesia tetap stabil, PDB Indonesia dapat mencapai US$1 triliun pada tahun 2013.9

    Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) PDB per kapita Indonesia diperkirakan mencapai

    3.542,9 dolar AS pada 2011 atau tumbuh 13,8 persen dari tahun sebelumnya.

    Pertumbuhan ekonomi Indonesia didukung oleh tingginya permintaan domestik yang berasal dari

    rumah tangga dan investasi. Pada kuartal III tahun 2012, konsumsi rumah tangga tumbuh sebesar

    5,68 persen jika dibandingkan dengan kuartal yang sama tahun 201110. Komponen investasi langsung

    10,02 persen untuk perbandingan periode yang sama. Membaiknya persepsi pasar, perbaikan daya

    beli masyarakat, dan stabilnya kondisi makro ekonomi diperkirakan akan melanjutkan pertumbuhan

    investasi kuartal mendatang. Sementara itu, Pakar ekonomi dan perbankan Aviliani memperkirakan

    pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2013 bisa mencapai 6,6 persen jika iklim investasi masih

    terjaga dengan baik. Menurut Aviliani, seandainya laju investasi tidak bergerak pun pertumbuhan

    ekonomi Indonesia diperkirakan masih menyentuh enam persen karena sektor konsumsi yang cukup

    tinggi dan dominan, dengan porsi sekitar 65 persen11

    . Aviliani juga mengatakan bahwa kegiatan

    keuangan inklusif (financial inclusion), khususnya yang menyasar sektor pertanian yang selama ini

    kesulitan mengakses perbankan, dapat mendorong pertumbuhan ekonomi.

    Kinerja investasi pada tahun 2012 terus membaik mencapai 10,7persen, dibandingkan pencapaian

    tahun sebelumnya sebesar 8.8persen. Faktor-faktor yang mendukung peningkatan kinerja investasi

    tersebut antara lain optimisme pelaku usaha terhadap perekonomian Indonesia, perbaikan iklim

    investasi yang tercermin dari survei preferensi negara tujuan investasi (UCTAD), serta tejaganya

    kestabilan makroekonomi .

    Pada tahun 2012, Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) mengalami surplus di tengah meningkatnya

    tekanan dari meningkatnya defisit neraca transaksi berjalan. Tekana terutama bersumber dari

    meningkatnya defisit neraca perdagangan migas akibat melonjaknya konsumsi BBM di dalam negeri

    serta realokasi gas untuk pemenuhan konsumsi gas di dalam negeri yang lebih besar. Sementara itu,

    neraca perdagangan non migas masih mengalami surplus meskipun lebih rendah dibandingkan

    dengan tahun sebelumnya sehingga mampu mengimbangi memburuknya neraca perdaganganmigas.

    9Hadi Suprapto, R. Jihad Akbar, 2013, PDB Indonesia US$1 Triliun, 4 Juli 2012,

    http://bisnis.news.viva.co.id/news/read/332598-2013--pdb-indonesia-us-1-triliun, diakses 20 Maret 2013.10

    www.setkab.go.id, Ekonomi Indonesia 2012 Tetap Kuat di Tengah Ketidakpastian Global, 14 November

    2012,http://www.setkab.go.id/artikel-6342-.html, diakses 20 Maret 2013.11

    www.antarakl.com,Pengamat: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2013 capai 6,6 Persen, 2013,

    http://www.antarakl.com/index.php/ekonomi-bisnis/2025-pengamat-pertumbuhan-ekonomi-indonesia-2013-

    capai-66-persen,diakses tanggal 20 Maret 2013

    http://bisnis.news.viva.co.id/news/read/332598-2013--pdb-indonesia-us-1-triliunhttp://www.antarakl.com/http://www.antarakl.com/http://www.antarakl.com/http://www.antarakl.com/index.php/ekonomi-bisnis/2025-pengamat-pertumbuhan-ekonomi-indonesia-2013-capai-66-persenhttp://www.antarakl.com/index.php/ekonomi-bisnis/2025-pengamat-pertumbuhan-ekonomi-indonesia-2013-capai-66-persenhttp://www.antarakl.com/index.php/ekonomi-bisnis/2025-pengamat-pertumbuhan-ekonomi-indonesia-2013-capai-66-persenhttp://www.antarakl.com/index.php/ekonomi-bisnis/2025-pengamat-pertumbuhan-ekonomi-indonesia-2013-capai-66-persenhttp://www.antarakl.com/index.php/ekonomi-bisnis/2025-pengamat-pertumbuhan-ekonomi-indonesia-2013-capai-66-persenhttp://www.antarakl.com/index.php/ekonomi-bisnis/2025-pengamat-pertumbuhan-ekonomi-indonesia-2013-capai-66-persenhttp://www.antarakl.com/index.php/ekonomi-bisnis/2025-pengamat-pertumbuhan-ekonomi-indonesia-2013-capai-66-persenhttp://www.antarakl.com/index.php/ekonomi-bisnis/2025-pengamat-pertumbuhan-ekonomi-indonesia-2013-capai-66-persenhttp://www.antarakl.com/http://bisnis.news.viva.co.id/news/read/332598-2013--pdb-indonesia-us-1-triliun
  • 7/22/2019 Case PT Prudential Indonesia

    10/24

    10

    Peluang dan Tantangan Pasar

    Konsumen di emerging markets umumnya memiliki karakteristik yang mencerminkan evolusi

    ekionomi yang terjadi di negara-negara tersebut. Salah satunya adalah perubahan perilaku

    konsumen menjadi lebih konsumtif karena tingkat pendapatan yang naik. Makin konsumtifnya

    konsumen membuat produk keuangan seperti kredit menjadi populer. Namun demikian,

    pemahaman mengenai pengelolaan keuangan yang benar belum begitu mereka pahami dengan

    baik. Akibatnya, masih banyak masyarakat yang memilih menggunakan jasa keuangan informal,

    seperti lintah darat atau rentenir. Hal ini tercermin dari hasil survei bank dunia di tahun 2010

    diketahui bahwa baru 52 persen warga Indonesia yang punya akses terhadap dunia jasa keuangan

    formal. Hasil survei lain yang dilakukan Bapepam pada April 2012 menyatakan bahwa 82 persen

    penduduk hanya mengenal produk perbankan dan tidak tahu produk jasa keuangan lain.12

    Data lainnya diutarakan oleh Deputi Gubernur Bank Indonesia, Muliaman Darmansyah Hadad yang

    juga Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan. Beliau mengungkapkan bahwa 40 persen dari

    250 juta penduduk Indonesia belum mempunyai hubungan dengan lembaga keuangan, seperti bank,

    asuransi, pasar modal, dan sebagainya. Bahkan, jumlah tabungan Indonesia paling kecil di

    bandingkan dengan negara lainnya di ASEAN, seperti Malaysia, Singapura, dan Filipina.13 Rendahnya

    persentase ini merupakan penyebab utama maraknya kasus kejahatan di sektor keuangan. Tren

    kejahatan di Indonesia terus mengalami peningkatan. Masyarakat yang buta keuangan tersebut

    menjadi sasaran empuk para pelaku keahatan untuk membohongi calon nasabah, sepertu melalui

    investasi bodong. Oleh karena itu, pihak Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memandang pentingnya

    melakukan edukasi ke masyarakat. Menurut salah seorang Anggota Komisi XI DPR, Achsanul

    Qosasih, selama ini segala kejahatan perbankan seperti mengikuti siklus lima tahunan. Mulai dari

    12Adi Agus Santoso, 160 juta WNI Diajak Melek Jasa Keuangan, 31 Januari 2013,

    http://surabaya.tribunnews.com/2013/01/31/160-juta-wni-diajak-melek-jasa-

    keuangan#sthash.ebXTxnTg.dpbs, diakses 20 Maret 2013.13

    Dodi, Saatnya Indonesia Membuat Program Rakyat Melek Keuangan, 6 Juli 2012,

    http://www.lingkarjabar.net/2012/07/saatnya-indonesia-membuat-program.html, diakses 20 Maret 2013.

    Neraca Transaksi Berjalan Neraca Pedagangan Migas dan Non Migas

    http://www.lingkarjabar.net/2012/07/saatnya-indonesia-membuat-program.htmlhttp://www.lingkarjabar.net/2012/07/saatnya-indonesia-membuat-program.html
  • 7/22/2019 Case PT Prudential Indonesia

    11/24

    11

    kasus tahun 2003-2004, dan tahun 2008 dimana muncul kasus Century. Dia pun berharap di tahun

    2013-2014 tidak terjadi siklus finansial tersebut. Salah satu penyebab berulangnya siklus kejahatan

    keuangan adalah karena terdapat aturan yang masih belum kuat sehingga memunculkan banyak

    lubang kejahatan. Pada akhirnya, rakyat yang menjadi korban dan Negara yang akan dituntut olehrakyatnya.14

    Achsanul menjelaskan bahwa untuk memperkuat aturan keuangan, jajaran DPR terutama Komisi XI,

    telah melakukan tiga reformasi sistem keuangan. Pertama, reformasi macro prudential yang

    melahirkan tujuh hingga delapan perundang-undangan baru terkait keuangan dan memperbaiki

    enam Undang-undang (UU) yang ada sejak tahun 2009, yaitu UU Akuntan Publik (AP), UU Transfer

    Dana, UU Mata Uang, UU Money Laundry, dan UU BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial).

    Dengan adanya UU OJK ini, maka konsekuensinya harus ada revisi lima UU, yaitu UU perbankan, UU

    Bank Sentral, UU Asuransi, UU Pasar Modal, dan UU Dana Pensiun. Dan yang terakhir itu, adanya

    reformasi protokoler penanganan krisis. Dan induk dari semua reformasi keuangan itu sedangdisusunnya UU JPSK (Jaring Pengaman Sektor Keuangan).

    Sementara itu, salah seorang anggota Dewan Komisioner OJK, Nurhaida, menuturkan bahwa selama

    ini terjadinya overlapping pengaturan, produk grey area, atau regulatory arbitrage. Contoh produk

    yang grey area adalah produk surat utang jangka pendek, dimana produk ini sebenarnya bukan

    merupakan produk pasar modal dan juga bukan produk perbankan. Sedangkan mengenai regulatory

    arbitrage adalah terkait dengan sesuatu hal yang diatur di dua tempat, tetapi mengaturnya yang

    berbeda. Menurut Nurhaida, ke depannya, OJK akan mengaturnya dengan jelas. Selain itu,

    harmonisasi peraturan di sektor keuangan juga menjadi tugas OJK ke depannya.

    Rendahnya kesadaran masyarakat Indonesia terhadap jasa keuangan juga tercermin dari Data

    Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) yang menunjukkan bahwa penetrasi jumlah polis asuransi

    jiwa di Indonesia, khususnya individu, masih rendah, yaitu hanya 3,6 persen dari jumlah populasi

    penduduk. Jumlah pemegang polis juga masih rendah, yaitu satu persen dari jumlah penduduk.

    Meski begitu, sebagian orang memiliki delapan hingga sembilan, bahkan hingga 12 polis asuransi,

    per individu dengan minimal premi Rp 300.000 per bulan dari berbagai perusahaan asuransi.

    Hingga saat ini, jumlah pemegang polis asuransi di Indonesia mencapai sekitar 63 juta, dimana 10

    juta adalah pemegang polis individual dan 53 juta adalah pemilik polis gabungan. Dalam lima tahun

    terakhir, kondisi industri asuransi pun mengalami peningkatan 20-30 persen. Karena itu,perkembangan industri asuransi diproyeksikan tetap stabil. Perkiraan ini didukung laporan terbaru

    Fitch Ratings yang memberikan perkiraan positif untuk sektor asuransi jiwa di Indonesia.

    Dalam rilis resmi Fitch Media Department tahun 2012, dikatakan bahwa penetrasi asuransi di

    Indonesia saat ini sebesar 1,7 persen; masih tergolong rendah bila dibandingkan dengan persentase

    seupa di AS yang menembus 8,1 persen, 11,8 persen di Inggris dan 4 persen di negara-negara

    tetangga seperti Singapura dan Malaysia. Lembaga pemeringkat itu memperkirakan, meningkatnya

    14www.iaiglobal.or.id, DPR: Masyarakat yang Melek Keuangan Cuma 26 persen, 6 November 2012,

    http://www.iaiglobal.or.id/v02/berita/detail.php?catid=&id=456, diakses 20 Maret 2013.

  • 7/22/2019 Case PT Prudential Indonesia

    12/24

    12

    persyaratan regulasi, termasuk persyaratan modal minimum ke Rp 70 miliar pada tahun 2012 dan Rp

    100 miliar pada tahun 2014, akan mendorong konsolidasi pasar yang lebih ketat. Namun sayangnya,

    diperkirakan, prospek pertumbuhan industri asuransi di Indonesia masih akan terhambat oleh

    tingkat transparansi kelembagaan, manajemen risiko yang terbatas.15

    Kondisi ini merupakan peluang besar bagi perusahaan asuransi jiwa untuk memperluas pangsa

    pasarnya. Namun demikian, untuk membuka kesadaran masyarakat terhadap pentingnya

    perlindungan diri, mereka harus dibekali dengan pemahaman akan pentingnya kesadaran finansial.

    Semakin tinggi pemahaman seseorang mengenai perencanaan keuangan maka seseorang

    tersebutakan semakin ketagihan untuk menemukan dan membeli produk keuangan yang bisa

    memproteksi dirinya juga berinvestasi. Pemahaman yang baik mengenai keuangan dan berbagai

    produknya membuat seseorang lebih percaya diri untuk berinvestasi dan memproteksi dirinya.

    Meskipun satu orang bisa memiliki berbagai polis asuransi tidak hanya asuransi jiwa, tapi juga

    kesehatan, dana pensiun, pendidikan, juga unit link, namun untuk memilih produk keuangan yangtepat, masyarakat perlu menjadi nasabah yang cerdas. Dengan demikian keputusan yang diambil

    telah disadari sepenuhnya benefit dan konsekuensinya, bukan sekedar mengikuti tren saja.

    Program Financial LiteracyPrudential Indonesia

    Berdasarkan hasil riset yang dilakukan oleh Jeppelli, terlihat bahwa tingkat perencanaan keuangan

    masyarakat Indonesia masih tergolong rendah, yaitu hanya 3,6 dari total 8 poin dan menempatkan

    Indonesia di posisi ke 43 dari 55 negara yang diriset.16

    Sementara itu, seorang pakar perencana keuangan independen, Prita Ghozie, memaparkan bahwa

    hanya 24 persen dari masyarakat kelas menengah di Indonesia yang jumlahnya lebih dari 1 juta

    orang yang mampu menyisihkan 20 persen penghasilan bulanannya. Sedangkan 12 persennya

    mengaku tidak menyisakan penghasilannya untuk ditabung.17

    Rendahnya kesadaran keuangan juga menjadi tantangan utama di industri asuransi karena hal

    tersebut berdampak pada rendahnya penetrasi asuransi jiwa di Indonesia. Kontribusi total premi

    asuransi jiwa terhadap PDB adalah kurang dari 2 persen, dan hanya sekitar 4 persen dari total

    populasi di Indonesia yang menjadi pemegang polis asuransi jiwa individual. Hal utama dalam

    menjawab tantangan ini merupakan pengembangan kualitas serta kuantitas dari tenaga pemasaranasuransi jiwa di Indonesia. Kondisi inilah yang melatarbelakangi Prudential Indonesia untuk

    menjadikanfinancial literacysebagai program utama CSR perusahaan.

    15Linda Putri, Fitch Tetapkan Prospek Stabil untuk Sektor Asuransi di 2013, 15 Oktober 2012,

    http://www.suaramerdeka.com/v1/index.php/read/news/2012/10/15/132783/Fitch-Tetapkan-Prospek-Stabil-

    untuk-Sektor-Asuransi-di-2013, diakses 20 Maret 2013.16

    Paulus Yoga, Kesadaran Masyarakat Mengatur Keuangan Bulanan Masih Rendah, Kamis, 31 Maret 2011,

    http://www.infobanknews.com/2011/03/kesadaran-masyarakat-mengatur-keuangan-bulanan-masih-rendah/,

    diakses tanggal 19 Maret 2013

    17 ibid

  • 7/22/2019 Case PT Prudential Indonesia

    13/24

    13

    Prudential Indonesia memiliki tiga program edukasi financial literacy. Pertama, program financial

    literacyuntuk perempuan. Kedua, Cha-Ching Money-Smart Kids yang merupakan program edukasi

    finansial dasar bagi anak. Dan ketiga, pendidikan pengelolaan keuangan yang berkerjasama dengan

    Yayasan Mercy Corps Indonesia (YMCI).

    Program Financial Literacyuntuk Perempuan

    Program yang diselenggarakan Prudential Indonesia sejak tahun 2009 ini dicetus pertama kali oleh

    Prudential PLC yang kemudian diaplikasikan di berbagai negara, termasuk Indonesia. Program

    financial literacy untuk perempuan merupakan bentuk apresiasi Prudential terhadap perempuan

    yang memiliki banyak peran di keluarga, sebagai dirinya, ibu, istri, ipar dan lainnya. Alasan Prudential

    menyasar perempuan dalam program financial literacy menurut Nini Sumohandoyo, Corporate

    Marketing & Communications Director Prudential Indonesia, adalah walaupun tidak semuaperempuan memperoleh penghasilan sendiri, namun perempuan punya peran penting sebagai

    pembuat keputusan di rumah, termasuk dalam keuangan.18

    Prudential Indonesia menyasarpara wanita pengusaha usaha mikro dan informal akan untuk

    program financial literacy tersebut. Perusahaan memilih untuk menyasar kalangan usaha mikro

    sektor informal karena menurut Senior Manager-Policy Holder Service Alteration & Revival PT

    Prudential Indonesia, Yeanne Eka handayani, sektor ini terbukti telah berperan besar dalam

    membangun pertumbuhan ekonomi di daerah di Indonesia, yang sebagian besar pelaku usahanya

    kalangan wanita. Upaya untuk mengembangkan kemampuan mereka ini pun sejalan dengan misi

    Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.19

    Oleh karena itulah, programedukasi ini memperoleh penghargaan dari Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan

    Perlindungan Anak, Linda Amalia Sari Gumelar, atas komitmen Prudential Indonesia untuk

    melanjutkan inisiatif, mencerdaskan masyarakat terutama perempuan, agar kualitas hidupnya

    meningkat.

    Sejak 2009, total sudah lebih dari 4.000 perempuan teredukasi mengenai perencanaan keuangan

    melalui program ini. Selama penyelenggaraannya, Prudential Indonesia telah membagi tips

    mengenai perencanaan dan pengelolaan keuangan kepada para perempuan pengusaha sektor

    informal di delapan kota di Indonesia agar mereka dapat memiliki kehidupan yang lebih baik. Selama

    tahun 2011, Prudential Indonesia berhasil mengunjungi enam kota, dengan jumlah perempuan

    peserta pelatihan mencapai 1.800 orang, meningkat dari tahun 2010 yang hanya dapat menjaring

    1.500 peserta.

    18Wardah Fazriyati. Mengajak Perempuan Melek Finansial, Selasa, 6 Desember 2011,

    http://female.kompas.com/read/2011/12/06/13363137/Mengajak.Perempuan.Melek.Finansial, diakses

    tanggal 17 Maret 201319

    Rohmat, Prudential Targetkan 1.500 Wanita Pengusaha UMKM Melek Finansial, Rabu, 20 Juli 2011,

    http://economy.okezone.com/read/2011/07/20/320/482205/prudential-targetkan-1-500-wanita-pengusaha-

    umkm-melek-finansial, diakses tanggal 17 Maret 2013

    http://female.kompas.com/read/2011/12/06/13363137/Mengajak.Perempuan.Melek.Finansialhttp://economy.okezone.com/read/2011/07/20/320/482205/prudential-targetkan-1-500-wanita-pengusaha-umkm-melek-finansialhttp://economy.okezone.com/read/2011/07/20/320/482205/prudential-targetkan-1-500-wanita-pengusaha-umkm-melek-finansialhttp://economy.okezone.com/read/2011/07/20/320/482205/prudential-targetkan-1-500-wanita-pengusaha-umkm-melek-finansialhttp://economy.okezone.com/read/2011/07/20/320/482205/prudential-targetkan-1-500-wanita-pengusaha-umkm-melek-finansialhttp://female.kompas.com/read/2011/12/06/13363137/Mengajak.Perempuan.Melek.Finansial
  • 7/22/2019 Case PT Prudential Indonesia

    14/24

    14

    Sementara itu, program Financial Literacy Prudential Indonesia pada tahun 2012 bertajuk Tips

    Mengelola Dana untuk Perempuan diselenggarakan sebanyak 14 sesi pelatihan di enam kota besar

    Indonesia dengan dukungan penuh dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan

    Anak (KPP-PA) dan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf). Program yangdiadakan di Bandung, Yogyakarta, Surabaya, Denpasar, Mataram, dan Jakarta ini diikuti oleh

    sebanyak 3.242 peserta. Peserta merupakan perempuan pengusaha sektor informal yang berasal

    dari Asosiasi Pedagang Kaki Lima Indonesia (APKLI), Kelompok Usaha Peningkatan Pendapatan

    Keluarga Sejahtera (UPPKS), Masyarakat Desa Wisata dan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) yang

    merupakan organisasi binaan dari KPP-PA dan Kemenparekraf. Demografi peserta adalah sebagai

    berikut: usia : 20-55 tahun; pekerjaan : pedagang, pengrajin, petani, buruh, guru honorer, pelajar

    dan ibu rumah tangga; pendidikan : SD SMA; dan pendapatan: Rp 500.000 Rp 2.000.000.

    Pada dasarnya, tujuan seminar financial literacy ini adalah untuk membuka mata dan

    membangkitkan motivasi peserta untuk memperbaiki kualitas hidup mereka. Dengan menghadiriseminar tersebut, peserta diharapkan dapat memahami pentingnya tabungan dan menyadari

    perbedaan antara kebutuhan versus keinginan (needs vs wants). Tabel 1 menunjukkan 10 topik yang

    dibahas dalam seminar, beserta pemahaman peserta terdapat topik tersebut dan aplikasinya dalam

    kehidupan sehari-hari.

    Tabel 1. Topik-topik Seminar Financial Literacy

    Topik Pemahaman Aplikasi

    1. Perencanaan: kebutuhan

    vs keinginan

    Ide ini sangat dipahami,

    terutama terkait dengan

    perencanaan pendidikan

    anak

    Belum diaplikasikan secaratepat

    2. Setelah menerima gaji:

    rekening aktif vs pasif

    Tidak terlalu paham, tidak

    familiar dengan istilah ini Hanya sedikit perempuan

    yang memiliki rekening

    aktif dan pasif.

    Beberapa malah samasekali tidak memiliki

    rekening di bank

    3. Membayar cicilan atau

    pinjamanmaksimal 30

    persen dari penghasilan

    Tidak ada peserta yang

    mengetahui nilai maksimal

    30 persen dari penghasilan,

    namun mereka menyadari

    pentingnya tidak

    memperoleh pinjaman dari

    rentenir

    Mereka sudah berupayauntuk tidak meminjam,

    terutama untuk pinjaman

    kosumtif: pakaian,

    elektronik, dan meminjam

    untuk membeli motor yang

    mereka butuhkan untuk

    menjalankan bisnis mereka

  • 7/22/2019 Case PT Prudential Indonesia

    15/24

    15

    Topik Pemahaman Aplikasi

    4. Tabungan: 10 20 persen

    penghasilan

    Besarnya persentase tidak

    diingat, namun merekasemua tahu bahwa mereka

    harus menyisihkan sebagian

    pendapatan ke dalam

    tabungan sebelum

    dibelanjakan

    Sebagian besar telahmenyisihkan uang yangmereka anggap sebagai

    tabungan. Namun hal ini

    bukan berarti simpanan

    untuk masa depan, dimana

    bisa saja digunakan untuk

    kebutuhan jangka pendek

    5. Menyisihkan 5 persen

    untuk dana darurat

    Dipahami secara samar-

    samar

    Mereka cenderungmenyatukannya dengan

    tabungan atau simpanan

    6. Membayar biaya bulanan

    (kebutuhan bukankeinginan)

    Dipahami dengan jelas Telah dipraktekkan. Merekasudah menjadikan inisebagai prioritas utama

    7. Jika ada kelebihan uang,

    beli asuransi, tabung atau

    invest

    Paham dan terinspirasi Belum benar-benardipraktekkan: beberapa

    tidak memiliki kelebihan

    uang

    Beberapa kasus di masing-masing kota dimana

    mereka menempatkan

    kembali uangnya ke dalam

    bisnis sehingga bisnis

    mereka bertumbuh Beberapa

    menginvestasikan uangnya

    di emas

    8. Jika memperoleh THR/

    bonus/ warisan

    Paham namun kurang

    relevan Belum benar-benar

    dipraktekkan

    9. Mengawasi pengeluaran

    sesuai rencana

    Perencanaan tidak dipahami

    sepenuhnya Karenanya, hal ini belum

    pernah dipraktekkan secara

    tepat

    10. Disiplin Dipahami Namun tidak sepenuhnyadipraktekkan. Mereka yang

    belum pernah

    mempraktekkan tips ini

    adalah mereka yang

    memiliki masalah disiplin,

    termasuk dalam

    membesarkan anak mereka

    Sumber: Prudential Indonesia

  • 7/22/2019 Case PT Prudential Indonesia

    16/24

    16

    Cha-Ching Money-Smart Kids

    Program financial literacyyang kedua adalah Cha-Ching Money-Smart Kids, yaitu program edukasianimasi musikal pertama di Indonesia, bahkan di Asia, yang bertujuan untuk membantu orang tua

    dalam mengajarkan pentingnya pengelolaan uang bagi anak.

    Program yang secara resmi diluncurkan oleh Prudential Indonesia pada tanggal 19 Oktober 2012 ini

    menyasar anak-anak usia 7-12 tahun dengan memperkenalkan empat konsep utama, yaitu:

    menghasilkan (earn), menabung (save), membelanjakan (spend) dan menyumbangkan (donate).

    Website Cha-Ching juga telah tersedia dalam dua bahasa, Inggris dan Indonesia, di www.cha-

    ching.co.id.

    Inisiatif Prudential Indonesia untuk meluncurkan program ini didasari oleh kebutuhan yang semakin

    tinggi akan pengetahuan pengelolaan keuangan sejak dini bagi anak-anak seiring dengan semakin

    tingginya tingkat persaingan baik di sekolah maupun di dunia kerja, yang menuntut anak-anak

    Indonesia untuk semakin terampil dalam hal-hal mendasar seperti pengetahuan pengaturan

    keuangan yang baik.

    Hal yang melatarbelakangi Prudential Indonesia untuk memberikan edukasi keuangan pada anak-

    anak adalah karena berdasarkan survei yang dilakukan Prudential di tujuh negara di Asia (Indonesia,

    Hong Kong, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand dan Vietnam), menunjukan bahwa 61 persen dari

    orang tua di Indonesia menyatakan bahwa mereka mempunyai keahlian yang baik/sangat baik

    terhadap pengelolaan keuangan, dan hampir seluruh dari orang tua di Indonesia (92 persen)

    menginginkan anaknya untuk mempunyai pengetahuan mengatur keuangan yang baik, namun

    hanya 8 persen dari mereka yang merasa anaknya betul-betul mempunyai pengetahuan dalam

    mengatur keuangan. Angka ini lebih kecil jika dibandingkan rata-rata negara di Asia (13 persen).

    Survei yang dilakukan untuk mengetahui perspektif orang tua terhadap pengetahuan anak-anak

    dalam mengatur keuangan ini juga menyatakan bahwa mayoritas dari orang tua di Indonesia ingin

    lebih terlibat lagi dalam mendidik anak untuk mengatur keuangan karena mereka merasa hal ini

    menjadi bagian tanggung jawab orang tua. Berdasarkan hasil survei ini, hampir seluruh orang tua

    (95%) mendukung adanya program edukasi mengenai pengaturan keuangan dan lebih memilih

    televisi dan internet sebagai medium penyampaian.

    Terlebih lagi, menurut data World Bank tahun 2011, dari 242 juta populasi di Indonesia, sebanyak 27

    persen dari jumlah populasi tersebut atau lebih dari 67 juta orang merupakan anak-anak di bawah

    umur 14 tahun. Dalam 30 tahun ke depan, anak-anak ini akan mencapai usia produktif dan mereka

    akan mempunyai tanggung jawab finansial yang lebih besar untuk mendukung generasi yang lebih

    tua dan non-produktif.

    Menurut William Kuan, perusahaan melihat adanya kebutuhan yang cukup besar bagi anak-anak di

    Indonesia untuk memahami konsep dasar pengaturan keuangan, karena hasil survei menunjukkan

    hampir semua anak-anak di Indonesia mempunyai uang jajan, namun sebagian besar dari mereka

  • 7/22/2019 Case PT Prudential Indonesia

    17/24

    17

    hanya mengerti cara untuk membelanjakannya (spend). Berangkat dari hal tersebut, Prudential

    Indonesia berharap Cha-Ching dapat mengambil peranan dalam mendidik anak-anak untuk

    mengelola keuangan dengan cara yang menyenangkan.

    Selain itu, hasil survei dari Prudential mengemukakan bahwa anak-anak Indonesia membutuhkan

    pemahaman yang lebih mendalam terhadap masing-masing empat konsep utama keuangan (earn,

    save, spend dan donate) tersebut, terutama untuk konsep menabung. Menurut hasil survei,

    walaupun 51 persen dari orang tua mengatakan anak-anaknya selalu menyisihkan uangnya untuk

    ditabung, hanya 17 persen dari anak-anak tersebut yang menabungkan uang mereka. Oleh karena

    itu, Prudential Indonesia berharap bahwa para orang tua dapat memiliki tools alternatif dalam

    memperkenalkan empat konsep utama keuangan kepada anak-anak mereka melalui pendekatan

    edutainmentdengan medium animasi musikal yang menarik.

    Pendidikan Pengelolaan Keuangan Berkerjasama dengan YMCI

    Program yang bertajuk Supporting MicroInsurance Learning and Education Program (SMILE) ini

    merupakan program financial literacyyang bertujuan untuk menyediakan pelatihan mengenai

    financial literacydan mensosialisasikan asuransi mikro bagi masyarakat miskin dan berpendapatan

    rendah. Program ini dilaksanakan dengan membangun pengetahuan mengenai konsep-konsep

    keuangan penting dalam anggaran, tabungan, manajemen utang, produk investasi, asuransi mikro,

    dan mendukung pengembangan keahlian dalam membuat keputusan finansial.

    Program ini dimulai pada Oktober 2012 hingga dua tahun mendatang. Di akhir 2012, pelatihan ini

    telah berlangsung dalam delapan batch sesi ToT (Training-on-Trainers). Sebagai program awalan,

    target peserta SMILE berasal dari area Jabodetabek seperti Jakarta Utara, Jakarta Barat, Jakarta

    Selatan Subang, dan Karawang. Dalam 2,5 bulan pertamanya, SMILE telah berhasil melatih 98

    trainers dan lebih dari 8.000 peserta.

    Target peserta yang mengikuti program ini adalah wanita yang berusia antara 25 sampai 59 tahun.

    Sebagian besar mereka adalah ibu rumah tangga yang memiliki pekerjaan sampingan atau memiliki

    usaha kecil yang dekat dengan rumah mereka. Usaha tersebut seperti warung, laundry, childcare,

    catering, sewa kos, dan usaha lainnya yang menghasilkan pendapatan rutin bagi keluarga. Dari

    program yang sudah terlaksana hingga akhir 2012, 74 persen peserta pelatihan ini adalah wanita.

    Pekerjaan para peserta ada yang ibu rumah tangga, karyawan, wiraswata, petani, dan buruh harian.

    Komposisi pekerjaan peserta pelatihan ditunjukkan gambar di bawah ini.

  • 7/22/2019 Case PT Prudential Indonesia

    18/24

    18

    Sumber: Data Perusahaan

    Komunitas yang telah mengikuti program ini di antaranya Koperasi Sumber Rejeki Baru, Koperasi

    Mitra Mandiri Karawang, Koperasi Mitra Mandiri Subang, KP Ibu (Hati Kami), LKM Jelambar Baru,

    dan Nalatiga Kencana Foundation.

    Selain menyediakan program-programfinancial literacytersebut di atas, Prudential Indonesia juga

    memandang pentingnya melakukan pengembangan kualitas serta kuantitas dari tenaga

    pemasarannya sehingga dapat menjadi mitra terbaik dalam melayani kebutuhan perencanaan

    keuangan masyarakat Indonesia. Untuk itulah, Prudential Indonesia mendirikan PRUsales academy

    yang menyediakan berbagai model pelatihan dan program pengembangan asuransi.

    PRUsales academy sebenarnya sudah berdiri sejak 2006 di Jakarta, namun seiring dengan semakin

    banyaknya tenaga pemasaran yang harus mengikuti pelatihan, maka PRUsales academy dipindahkan

    ke Prudential Center Kota Kasablanka, Jakarta, yang cukup untuk menampung sampai dengan 1.000

    orang per harinya. Hingga saat ini tenaga pemasaran yang sudah dilatih di lokasi baru tersebut

    mencapai 13.000 per bulan termasuk lisensi bagi lebih dari 2000 tenaga pemasaran per bulannya.

    Perpindahan PRUsales Academy dilakukan pada tanggal 14 Januari 2013 dan telah diresmikan pada

    tanggal 18 Maret 2013.

    Edukasi Konsumen: Tantangan yang Menciptakan Peluang

    Masih rendahnya kesadaran keuangan masyarakat Indonesia yang salah satunya tercermin dari

    masih rendahnya penetrasi asuransi, telah menjadi tantangan utama di industri asuransi. Prudential

    Indonesia berupaya menjawab tantangan tersebut dengan menyelenggarakan program-program

    edukasifinancial literacy, terutama untuk perempuan, anak-anak, dan pendidikan, yang dijalankan

    secara konsisten berkelanjutan. Selain itu, Prudential Indonesia juga mengembangkan kompetensi

    tenaga pemasarannya sebagai perwujudan komitmen kuat perusahaan dalam memberikan

  • 7/22/2019 Case PT Prudential Indonesia

    19/24

    19

    pelayanan terbaik dan memberikan nilai tambah kepada masyarakat Indonesia melalui tenaga

    pemasaran yang profesional dan kompeten.

    Ke depannya, Prudential Indonesia berharap dapat terus memberikan kontribusi terbaik bagi

    pemberantasanfinancial illiteracy di Indonesia. Program awal yang telah dijalankan menunjukkan

    hasil yang positif. Ada indikasi bahwa edukasi financial literacyyang dilakukan Prudential Indonesia

    mampu meningkatkan pemahaman dan keinginan para peserta untuk bisa mengelola pendapatan

    mereka dengan lebih baik. Karena itu, program CSR ini perlu diperluas sasarannya, bentuk

    programnya, serta jangkauannnya. Dilemanya, pengembangan program ini akan membutuhkan

    tambahan biaya dan sumberdaya yang tidak sedikit, sementara sebagai entitas bisnis, Prudential

    punya kewajiban untuk tetap mencetak laba. .

    Pertanyaan Kasus: sebagai tim CSR Prudential Indonesia, Anda diminta untuk merancang

    strategi edukasi financial literacyyang efektif dan tepat sasaran, disesuaikan dengan sumber daya

    perusahaan serta memberikan kontribusi bagi sustainabilityperusahaan. Rancangan program dapat

    berupa pengembangan atau modifikasi dari program yang sudah ada atau merupakan program yang

    baru. Program tersebut dapat berupa metode edukasi atau produk yang ditujukan untuk pasar yang

    sudah ada atau pasar yang baru.

    Lampiran 1. Penjelasan Logo Prudential

    Sumber: Data Perusahaan

  • 7/22/2019 Case PT Prudential Indonesia

    20/24

    20

    Lampiran 2. Gambar Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Ibu Linda

    Amalia Sari Gumelar, S.IP menyampaikan penghargaan kepada Prudential Indonesia

    Sumber: Data Perusahaan

    Lampiran 3. Testimoni Peserta Program Edukasi Financial Literacyuntuk Perempuan Tahun 2012

    Sumber: Data Perusahaan

  • 7/22/2019 Case PT Prudential Indonesia

    21/24

    21

    Lampiran 4. Rasio Risk-Based Capital (RBC) Prudential Indonesia, 2008 2012 (III)

    Sumber: Laporan Keuangan Prudential Indonesia

    Lampiran 5. Pendapatan Premi Prudential Indonesia, 2008 2012 (III)

    Sumber: Laporan Keuangan Prudential Indonesia

  • 7/22/2019 Case PT Prudential Indonesia

    22/24

    22

    Lampiran 6. Total Aset Prudential Indonesia, 2008 2012 (III)

    Sumber: Laporan Keuangan Prudential Indonesia

    Lampiran 7. Pemegang Polis Prudential Indonesia (jumlah nasabah), 2008 2012 (III)

    Sumber: Laporan Keuangan Prudential Indonesia

  • 7/22/2019 Case PT Prudential Indonesia

    23/24

    23

    Lampiran 8. Total Pendapatan Premi Prudential Indonesia (dalam triliun rupiah), 2008 2012 (III)

    Sumber: Laporan Keuangan Prudential Indonesia

    Lampiran 9. Dana Kelolaan (triliun rupiah), 2008 2012 (III)

    Sumber: Laporan Keuangan Prudential Indonesia

  • 7/22/2019 Case PT Prudential Indonesia

    24/24

    24

    Lampiran 10. Laba Setelah Pajak (miliar rupiah), 2008 2012 (III)

    Sumber: Laporan Keuangan Prudential Indonesia

    Lampiran 11. Kinerja Prudential Indonesia pada 2011 (III) dan 2012 (III)

    Sumber: Laporan Keuangan Prudential Indonesia