case prematur
DESCRIPTION
Kasus PrematurTRANSCRIPT
Presentasi Kasus
PREMATURITAS
Oleh:
Nadia Ayu Tiarasari, S. Ked 04084811416001
Maria Winarti, S. Ked 04054811416103
Abdul Wahyu Yudistira, S. Ked 04054811416122
Ariyani Sukma Putri, S. Ked 04054811416123
Nadia Aini Putri P., S. Ked 04084811416006
Anisa Karamina Wardani, S. Ked 04084811416005
Anugerah Ramadhan Putra, S. Ked 04084811416007
Asriandi Sumantri, S. Ked 04101001047
Ramadhani, S. Ked 04054811416105
Pembimbing
Prof. dr. H. A. Kurdi Syamsuri, Sp.OG (K), Ms. ED
DEPARTEMEN OBSTETRIK DAN GINEKOLOGI
RUMAH SAKIT DR. MOH. HOESIN PALEMBANG
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2015
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas segala rahmat dan
karunia-Nya yang telah memberikan kemudahan di setiap langkah penyusunan referat ini
sehingga atas izinNya kasus yang berjudul “Prematuritas” dapat terselesaikan. Persentasi kasus
ini dibuat dengan maksud sebagai salah satu syarat dalam mengikuti Kepaniteraan Klinik Senior
di Bagian Obstetrik dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya Rumah Sakit dr.
Mohammad Hoesin Palembang periode 11 Mei-20 Juli 2015
Dalam menyelesaikan laporan kasus ini, penulis memperoleh banyak dukungan dari berbagai
pihak, dan pada kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Prof. dr. H.
A. Kurdi Syamsuri, Sp.OG (K), Ms. ED selaku pembimbing yang telah memberikan bimbingan
dan arahan selama penulisan laporan kasus ini.
Terima kasih pula penulis sampaikan kepada para residen, teman-teman dokter muda dan
semua pihak yang telah membantu dalam penulisan laporan kasus ini. Penyusunan laporan kasus
ini masih jauh dari sempurna baik isi maupun penyajiaannya sehingga diharapkan saran dan
kritik yang membangun dari berbagai pihak guna penyempurnaan laopran kasus ini. Semoga
laporan kasus ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Palembang, Mei 2015
Penulis
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN KASUS
Berjudul
PREMATURITAS
oleh:
Nadia Ayu Tiarasari, S. Ked 04084811416001
Maria Winarti, S. Ked 04054811416103
Abdul Wahyu Yudistira, S. Ked 04054811416122
Ariyani Sukma Putri, S. Ked 04054811416123
Nadia Aini Putri P., S. Ked 04084811416006
Anisa Karamina Wardani, S. Ked 04084811416005
Anugerah Ramadhan Putra, S. Ked 04084811416007
Asriandi Sumantri, S. Ked 04101001047
Ramadhani, S. Ked 04054811416105
telah diterima dan disetujui sebagai salah satu syarat dalam mengikuti Kepaniteraan Klinik
Senior di Bagian Obstetrik dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya Rumah
Sakit dr. Mohammad Hoesin Palembang periode 11 Mei-20 Juli 2015
Palembang, Mei 2015
Prof. dr. H. A. Kurdi Syamsuri, Sp.OG (K), Ms. ED
BAB I
STATUS PASIEN
3.1 Identifikasi
Nama : Ny. NA
Umur : 32 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Lr. Garuda II RT 41 RW 11, Palembang
Suku Bangsa : Palembang
Pendidikan : SMP
Status Pernikahan : Sudah Menikah
Pekerjaan : IRT
Rec Med : 893369
3.2 Anamnesis
3.2.1 Anamnesis Umum
Keluhan Utama
Mau melahirkan dengan hamil kurang bulan dengan riwayat keluar air-air
Riwayat Perjalanan Penyakit
±7 jam SMRS, Os. mengeluh keluar air-air, jernih (+), bau (-), banyaknya 2
kali ganti kain, riwayat keluar darah bercampur lendir (+), riwayat perut mules
yang menjalar ke pinggang makin sering dan kuat (+), riwayat post coitus (+),
riwayat diurut-urut (-). Os mengaku hamil kurang bulan (7 bulan 2 minggu)
dan gerakan anak masih dirasakan. Os. lalu ke RS. Muhammadiyah
Palembang namun dikatakan kamar rawat penuh kemudian Os. dirujuk ke
RS.Moh. Hoesin Palembang.. R/ trauma (-), R/ minum obat/ jamu peruntuh
(-), R/ keputihan yang lama (-) Os mual dan muntah (-).
3.2.2 Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat DM disangkal
Riwayat hipertensi disangkal
Riwayat penyakit jantung disangkal
Riwayat alergi obat-obatan disangkal
3.2.3 Riwayat Sosial Ekonomi
Menengah ke bawah
3.2.4 Riwayat Gizi
Nafsu makan baik dan tidak ada gangguan pada miksi maupun defekasi
3.2.5 Riwayat Perkawinan
Menikah 1x, lama 16 tahun
3.2.6 Riwayat Reproduksi
- Menarche : 13 tahun
- Siklus haid : 28 hari, teratur
- Lama : 7 hari
- Banyaknya : 3x ganti pembalut
- HPHT : 26-08-2014
- TP : 02-06-2015
3.2.7 Riwayat Obstetri
G4P2A1
No Tempat
Bersalin
Tahun Hasil
Kehamilan
Jenis
Persalinan
Nifas Anak
Sex BB KU
1. Bidan 2000 aterm Pervaginam Baik Laki-
laki
3300
gr
Sehat
2. Bidan 2005 aterm Pervaginam Baik Laki-
laki
3100
gr
Sehat
3. Bidan 2014 preterm Pervaginam Baik Laki-
laki
2100 Meninggal
4. Hamil
ini
3.2.8 Riwayat Kehamilan Sekarang
a. Usia kehamilan : 36 minggu
b. Gerakan anak dirasakan : Sejak usia 5 bulan
c. Periksa kehamilan : Setiap bulan sekali di bidan.
3.3 Pemeriksaan fisik
3.3.1 Status Generalikus
Keadaan umum : sakit ringan
Kesadaran : compos mentis
Gizi : baik
Tekanan darah : 120/70 mmHg
Nadi : 86x/menit
Frekuensi pernafasan : 20 x
Suhu : 36,6ºC
Berat badan : 65 kg
Tinggi badan : 150 cm
IMT : 28,8
3.3.2 Status Spesifik
Kepala : Rambut rontok (-), warna hitam
Mata : konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), pupil bulat, sentral,
uk. 3 mm/3mm, reflex cahaya (+/+)
Hidung : deviasi nasal (-), keluar darah (-)
Mulut : pucat (-), sianosis (-)
Leher : pembesaran kelenjar getah bening (-), pembesaran tiroid (-)
Thorax : Cor BJ I-II normal, HR 82x/menit, gallop (-), murmur (-)
Pulmo suara vesikuler normal, Wh (-), Rh (-)
Abdomen : Perut datar, lemas, bising usus (+) normal
Ekstremitas : akral hangat
3.3.3 Pemeriksaan Obstetri
- Pemeriksaan Luar
FUT 4 jari bawah processus xyphoideus (28 cm), memanjang, punggung
kanan, kepala 2/5, his 3x/10 menit/40 detik, DJJ 148x/menit, TBJ 2325 gram
- Pemeriksaan Dalam
Inspekulo: portio livid, oue terbuka, flour (-), fluxus (+), lakmus test (+)
merah -biru, E/L/P (-)
VT: Portio lunak, medial, EFF 75%,θ 5cm, ketuban (-), jernih, bau (-), kepala
Hodge III, UUK depan kanan
3.4 Diagnosis kerja
G4P2A1 hamil preterm 36 minggu inpartu kala 1 fase aktif dengan riwayat ketuban pecah
7 jam, janin tunggal hidup, presentasi kepala
3.5 Tatalaksana
Tindakan pertama kali ibu datang (19-05-2015):
Observasi tanda vital ibu, his, dan denyut jantung janin
Ekspektatif
IVFD RL xx gtt/menit
Nifedipin 10mg/6jam p.o
Inj. ceftriaxon 1 g/12 jam i.v
Inj. dexamethason 6mg/12 jam i.m
Terminasi kehamilan perabdominam bila perdarahan menjadi aktif
3.6 Prognosis
Ibu: Dubia ad bonam
Janin: Dubia ad bonam
3.7 Resume Laporan Persalinan
Indikasi operasi : Kala II
Jenis operasi : Partus Pervaginam
Tanggal : 20-05-2015 pukul 04.10 WIB
Kelahiran : Bayi lahir hidup, laki-laki, BB 2450g, PB 44cm, A/S 8/9
Plasenta lahir lengkap BP 400 g, PTP 44cm, uk. 16x17cm
Komplikasi : tidak ada
3.8 Follow up Pasien
Tanggal 20-05-2015
S/ Habis melahirkan
O/
Ku : sakit sedang TD: 110/80mmHg RR: 20 x/menit
Sens: cm Nadi: 80x/menit T: 36.5°C
St.obstetri
PL : FUT 2 jari dibawah proc.xiphoideus, kontraksi uterus baik, perdarahan aktif (-),
vulva tenang, lokia rubra (+)
A/ P3A1 post partum lahir neonatus hidup, perempuan, 2450 gram/ 44 cm A/S 8/9
PTAGA
P/ - Observasi tanda vital ibu, perdarahan, kontraksi
- ASI on demand
- Mobilisasi dini
- Diet biasa
- Vulva higiene (pagi dan sore)
- Obat-obatan:
o Cefadroxil 2 x 500 mg tab
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Persalinan Pre-Term
2.1.1 Definisi
Persalinan preterm adalah persalinan yang terjadi pada usia kehamilan 20-37
minggu.1,2
2.1.2 Epidemiologi
Persalinan preterm memiliki insidensi kasus yang cukup tinggi dimana hampir
selalu ada untuk 1 dari 10 persalinan dan menyebabkan sedikitnya 75% kematian
neonatus, termasuk dengan kasus malformasi kongenital. Di negara berkembang,
insidensi terjadinya persalinan preterm sekitar 7% dari seluruh persalinan. Persalinan
preterm merupakan hal yang berbahaya karena berpotensial meningkatkan kematian
perinatal sebesar 65%-75%, umumnya berkaitan dengan berat badan lahir rendah.
Berat badan lahir rendah dapat disebabkan oleh kelahiran preterm dan pertumbuhan
janin terhambat.2
2.1.3 Etiologi dan faktor presdisposisi
Persalinan preterm sering kali tidak diketahui, ada beberapa kondisi yang
mendorong terjadinya persalinan preterm diantaranya3:
1. Hipertensi
2. Pertumbuhan janin terhambat
Merupakan indikasi kehamilan harus segera diakhiri, karena pemasokan oksigen
dan nutrisi tidak adekuat sehingga dapat menyebabkan janin dalam kondisi
gawat janin.
3. Solusio plasenta
Terlepasnya plasenta akan merangsang untuk terjadinya persalinan preterm,
meskipun sebagian besar (65%) terjadi pada persalinan aterm
4. Plasenta previa
Plasenta previa berkaitan dengan persalinan preterm dimana kehamilan harus
diakhiri akibat perdarahan yang banyak, hal ini bertujuan mencegah terjadinya
gawat janin dari kondisi hipoksia.
Faktor presdisposisi1
Usia ibu <20 tahun atau >35 tahun
Hipertensi
Perkembangan janin terhambat
Solusio plasenta
Plasenta previa
Ketuban pecah dini
Infeksi intrauterin
Bakterial vaginosis
Serviks inkompetens
Kehamilan ganda
Penyakit periodontal
Riwayat persalinan preterm sebelumnya
Malnutrisi
Merokok
2.1.4 Diagnosis1
a. Usia kehamilan <37 minggu
b. Terjadi kontraksi 4 kali dalam 20 menit atau 8 kali dalam 60 menit
c. Pembukaan serviks ≥ 2 cm
2.1.5 Tatalaksana1
Tatalaksana Umum
Tatalaksana utama mencakup pemberian tokolitik, kortikosteroid, dan antibiotika
profilaksis. Namun, beberapa kasus memerlukan penyesuaian
Talaksana Khusus
Jika ditemui salah satu dari keadaan berikut ini, tokolitik tidak perlu diberikan dan
bayi dilahirkan secara pervaginam dan perabdominam sesuai kondisi kehamilan:
Usia kehamilan di bawah 24 dan di atas 34 minggu
Pembukaan > 3 cm
Ada tanda korioamnionitis (infeksi intrauterine), preeclampsia, atau ada
perdarahan aktif
Ada gawat janin
Janin meninggal atau adanya kelainan congenital yang kemungkinan hidupnya
kecil
Terapi konservatif (ekspektan) dapat dilakukan dengan tokolitik, kortikosteroid
dan antibiotika jika:
- Usia kehamilan antara 24-34 minggu
- Dilatasi serviks kurang dari 3 cm
- Tidak ada infeksi intrauterine, preeclampsia, atau perdarahan aktif
- Tidak ada gawan janin
Obat-obat tokolitik yang digunakan adalah:
- Nifedipine 3x10mg per oral
- Terbutalin sulfat 1000µg atau 2 ampul dalam 500 ml larutan NaCL 0,9% 10
tetes/menit lalu dinaikkan 5 tetes tiap 15 menit hingga kontraksi hilang
- Salbutamol dosis awal i.v dalam 1 liter cairan infuse 10 tetes/menit. Jika
kontraksi masih ada, naikkan kecepatan 10 tetes/menit setiap 30 menit sampai
kontraksi berhenti atau denyut nadi > 120 kali/menit kemudian dosis
dipertahankan hingga 12 jam setelah kontraksi hilang
- Indeks tokolitik digunakan untuk membandingkan hasil bermacam-macam obat dan
untuk menentukan batas tokolitik yang masih berkhasiat digunakan.
Skor 1 2 3 4
Kontraksi
Ireguler Reguler Kontraksi lemah
Tidak ada
kontraksi
Ketuban
Utuh Kemungkinan
pecah tidak jelas
Kemungkinan
pecah
Kemungkinan
pecah rendah
Perdarahan
Spotting Ada sedikit Lebih banyak
Tidak ada
perdarahan
Pembukaan
1 cm 2 cm 3 cm 4 cm
Indeks tokolitik ≥ 8 merupakan keadaan tidak menunjukkan perubahan
dengan pemberian tokolitik dan dianggap merupakan kontraindikasi.
Kortikosteroid berguna untuk pematangan paru janin, obat pilihannya:
- Deksametason 6 mg /12 jam IM
- Betametason 12 mg/24 jam IM
Antibiotik profilaksis diberikan sampai bayi lahir, pilihan antibiotik yang rutin
diberikan pada persalinan preterm adalah spectrum luas
- Ampisilin 2 g/6 jam i.v
- Ceftriakson 1 g/12jam i.v
- Eritromisin 4x400 mg per oral dapat diberikan pada persalinan preterm
dengan ketuban pecah dini.
2.2 Prematuritas
2.3.1 Definisi1
Prematuritas didefinisikan sebagai kelahiran dengan masa gestasi kurang dari 37
minggu. Bayi normal dilahirkan pada usia kehamilan 37-42 minggu dengan berat badan
lahir 2500-4000 gram.
2.3.2 Epidemiologi
Prematuritas dihasilkan dari persalinan preterm, pada persalinan ini seringkali
bayi premature memiliki berat badan lahir rendah dan mengalami gangguan tumbuh
kembang organ-organ vital yang menyebabkan bayi belum mampu bertahan di luar
kandungan. Persalinan preterm berpotensi meningkatkan angka kematian perinatal
sebesar 65%-75%. Di negara berkembang angka kematian akibat bayi berat lahir rendah
sekitar 18-21%. Pada kebanyakan kasus, penyebab persalinan premature atau preterm
diduga dari berbagai faktor presdiposisi seperti, solusio plasenta, plasenta previa,
kehamilan gemeli, kelainan uterus, polihidrmanion, oligohidromnion, kelainan kongenital
janin, ketuban pecah dini, infeksi intrauterine, dan sebagainya.
2.3.3 Klasifikasi11
Berdasarkan berat lahirnya, dibagi menjadi :
a. Prematuritas murni
Masa gestasi < 37 minggu dan berat badan sesuai untuk masa kehamilan disebut
neonates kurang bulan sesuai untuk masa kehamilan (NKB-SMK)
b. Masa gestasi <37 minggu dengan berat badan lahir kurang dari normal menurut
masa kehamilan disebut neonates kurang bulan kecil masa kehamilan (NKB-
KMK)
c. Masa gestasi ≥ 37 minggu dengan berat badan lahir kurang dari normal menurut
masa kehamilan disebut neonates cukup bulan kecil untuk masa kehamilan (NCB-
KMK)
Berdasarkan berat bdan lahir prematuritas murni dibagi menjadi sebagai berikut:
1. Bayi berat lahir rendah (BBLR), yaitu berat lahir kurang dari 2500 gram.
2. Bayi berat lahir sangat rendah (BBLSR), yaitu berat lahir antara 1000-1500 gram.
3. Bayi berat lahir amat sangat rendah (BBLASR), yaitu berat lahir < 1000 gram.
Berdasarkan usia kehamilannya, bayi premature dibedakan menjadi:
Prematuritas ringan (mild preterm): bayi premature dengan usia gestasi 34-37
minggu
Prematuritas sedang (moderate preterm): bayi premature dengan usia gestasi 28-
36 minggu
Prematuritas berat (extremely preterm): bayi premature dengan usia gestasi 22-28
minggu
2.3.4 Karakteristik11
Karakteristik bayi premature antara lain:
1. Berat badan < 2500 gr, panjang 45cm, lingkar kepala ≤ 33cm
2. Masa gestasi < 37 minggu
3. Kulit tipis dan transparan
4. Kepala lebih besar dari badan
5. Lanugo banyak terutama pada dahi, pelipis, telinga dan lengan
6. Lemak subkutan kurang
7. Ubun-ubun dan sutura lebar
8. Rambut tipis dan halus
9. Tulang rawan dan telinga masih imatur
10. Puting susu belum terbentuk dengan baik
11. Genitalia belum sempurna, labia mayor belum menutupi labia minor (pada
perempuan) dan testis belum turun (pada laki-laki)
12. Pergerakan kurang dan lemah
13. Otot masih hipotonik
14. Refleks menghisap dan menelan masih belum sempurna
2.3.5 Permasalahan Fisik Bayi Prematur
Terdapat beberapa masalah yang terjadi pada bayi premature, antara lain:
1. Ketidakstabilan suhu
Bayi premature memiliki kesulitan untuk mempertahankan suhu tubuh akibat
terjadinya peningkatan kehilangan panas, kurangnya lemak subkutan, rasio luas
permukaan tubuh terhadap berat badan besar dan produksi panas yang tidak
memadai
2. Kesulitan bernafas
Hal ini terjadi karena adanya defisiensi surfaktan paru yang dapat berujung pada
sindrom gawat nafas, risiko aspirasi akibat reflex menelan dan reflex batuk yang
buruk, pengisapan dan menelan yang tidak terkoordinasi dengan baik.
3. Masalah gastrointestinal dan nutrisi
Motilitas usus menurun, pengosongan lambung yang lambat, absorbs vitamin
larut lemak berkurang, defisiensi enzim lactase pada jonjot usus, menurunnya
cadangan kalsium, fosfor, protein dan zat besi dalam tubuh.
4. Imaturitas hepar
Keadaan ini mengakibatkan gangguan konjugasi, ekskresi bilirubin dan defisiensi
vitamin K.
5. Imaturitas ginjal
Ketidakmampuan ginjal untuk ekskresi cairan dalam jumlah besar, akumulasi
asam anorganik yang dapat menyebabkan asidosis metabolic dan
ketidakseimbnagan elektrolit
6. Imaturitas imunologis
Keadaan ini terjadi akibat dati tidak terjadinya transfer antibody maternal melalui
plasenta selama trimester ketiga kehamilan, fagositosis yang terganggu dan
penurunan berbagai faktor komplemen.
7. Masalah metabolism
Keadaan hipoglikemia terjadi karena peningkatan pemakaian glukosa sebagai
kompensasi untuk menstabilkan suhu
8. Masalah kardiovaskular
Duktus arteriosus paten merupakan hal yang paling sering ditemui pada kasus
premature.
2.3.6 Penanganan Bayi Prematur
Mencegah hipotermi
Jaga suhu ruang temoat melahirkan agar tidak kurang dari 25°C
Keringkan bayi dan jauhkan handuk yang basah
Letakkan pada dada ibu untuk siap melakukan IMD
Periksa nafas dan denyut jantung bayi
Pakaikan bayi topi dan kaos kaki
sBungkus bayi dengan plastic
Lakukan IMD satu jam pertama kelahiran
Untuk menghangatkan bayi, perawatan metode kanguru dapat dilakukan
Pemberian vitamin K
Injeksi 1 mg IM sekali pemberian
Timbang bayi setiap hari, hitung penambahan/pengurangan berat, sesuaikan
pemberian cairan/susu
Bayi dengan berat badan 1500-2500 g tidak boleh kehilangan berat > 10% dari
berat badan lahirnya pada 4-5 hari pertama
BAB III
ANALISIS KASUS
Pasien wanita usia 33 tahun, G4P2A1 hamil 36 minggu datang dengan keluhan
mau keluar air-air jernih, tidak bau, banyaknya 2 kali ganti kain ±7 jam SMRS. Riwayat
keluar darah bercampur lendir ada, riwayat perut mulas yang menjalar ke pinggang
makin sering dan kuat ada, riwayat post coitus ada. Penderita mengaku hamil kurang
bulan dan berdasarkan HPHT usia kehamilan pasien adalah 36 minggu. dan gerakan janin
masih dirasakan. Riwayat trauma disangkal, riwayat minum obat atau jamu peruntuh
disangkal, riwayat keputihan yang lama disangkal , mual dan muntah disangkal. Namun
berdasarkan pemeriksaan fisik, ditemukan bahwa tinggi fundus uteri adalah 28 cm.
Taksiran berat janin berdasarkan tinggi fundus adalah 2170 gram dan berat badan
sebenarnya adalah 2450 gram. Berat badan janin tergolong sebagai berat badan lahir
rendah (BBLR) karena <2500 gram. Pada kasus ini, bayi dilahirkan pada usia <37
minggu tepatnya 36 minggu dengan bayi berat lahir 2450 gr, hal ini berarti bayi termasuk
neonatus kurang bulan dengan sesuai masa kehamilan (NKB-SMK).
Diagnosis pada kasus ini ditegakkan berdasarkan anamnesis dan observasi,
kriteria prematuritas tegak berupa persalinan preterm yang terjadi <37minggu
(36minggu), dengan penyebab ketuban pecah dini yang didapatkan dari hasil anamnesis
berupa keluarnya air-air jernih ± 7 jam sebelum masuk rumah sakit.
Penatalaksanaan yang dilakukan adalah terapi ekspektasi dengan pemberian
tokolitik sebagai agen untuk mengurangi kontraksi sehingga janin dapat dipertahankan.
Tokolitik yang dipilih adalah nifedipin efektif menekan kontraksi uterus dengan sedikit
insiden terjadinya efek samping, obat ini terbukti menjadi obat yang efektif karena
diabsorbsi cepat di saluran pencernaan.
Pemberian kortikosteroid diberikan untuk percepatan pematangan paru janin
sebagai persiapan jika kehamilan harus diterminasi, pada kasus ini pasien diberikan
deksamethason 2x6mg IM selama 2 hari.
Pemberian antibiotik sebagai agen profilaksis infeksi sampai bayi lahir, pilihan
obat antibiotik yang diberikan adalah antibiotik dengan spectrum luas. Pada kasus ini
diberikan ceftriakson sebagai profilaksis infeksi. Selain beberapa obat yang telah
disebutkan, pemberian cairan berupa RL gtt XX/menit.
DAFTAR PUSTAKA
1. Preterm Labor and Preterm Birth [internet]. American College of Obstetricians and
Gynecologists; 2013 [update 2013 May; cited 2013 nov
8].Availablefromhttp://www.acog.org/~/media/For%20Patients/faq087.pdf.
2. Manuaba I.B.G., Manuaba Chandranita, Manuaba Fajar. Pengantar Kuliah Obstetri.
Jakarta: EGC; 2007
3. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2011 [internet]. Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia; 2011 [cited 2013 Des 26]. Available from
http://www.depkes.go.id/downloads/Profil2011-v3.pdf
4. Wijayanegara H. Prematuritas. Bandung: PT. Refika Aditama; 2009.
5. Expanding Maternal and Neonatal Survival (EMAS) 2012 – 2016 [Internet]. Departemen
Kesehatan Indonesia; 2013 [cited 2014 maret 1]. Available from
http://www.gizikia.depkes.go.id/archives/emas/expanding- maternal-and-neonatal-
survival-emas-2012-2016
6. Musbikin. Panduan Ibu Hamil dan Melahirkan. Jakarta: Mitra pustaka; 2005.
7. Latifah L, Anggraeni M.D. hubungan kehamilan pada usis remaja dengan kejadian
prematuritas, berat bayi lahir rendah dan asfiksia. Purwokerto: Universitas Soedirman;
2009.
8. Prediksi Persalinan Preterm [internet]. Health Technology Assessment Indonesia; 2010
[cited 2014 Jan 12]. Available from http://buk.depkes.go.id/index.php?option=com
9. Soehermawan D. Faktor Risiko Partus Prematurus Di RSUP Dr. Kariadi Semarang
Tahun 2002. Semarang: Universitas Dipenogoro; 2002.
10. Herawati, Susi. Kadar Progesteron estriol Saliva pada Ancaman Persalinan Prematur
[disertasi]. Semarang: Universitas Diponegoro.
11. Iams J. Prediction and Early Detection of Preterm Labor. The American College of
Obstetricians and Gynecologists [internet]. 2003 [cited 2014 Feb 11]: 101(2):402-12.
12. Novak Z, Vodusek V, Steblovnik L, Kavsek G. Extermly Preterm Delivery: Prediction
and Prevention. TMJ [internet]. 2008 [cited 2014 Feb 11]: 59(2)
13. Snegovskikh V, Park JS, Norwitz E. Endocrinology of Parturition. Endocrinol Metab
Clin N Am [internet]. 2006 [cited 2014 Feb 11]; 35:173-91.
14. Jusuf, Jenny. Efektifitas dan Efek Samping Ketolorac sebagai Tokolitik pada Ancaman
Persalinan Prematur: Tinjauan Perbandingan dengan Nifedipin [disertasi]. Semarang :
Universitas Diponegoro; 2008.
15. Destaria, Selvi. Perbandingan Luaran Maternal dan Perinatal Kehamilan Trimester
Ketiga Antara Usia Muda dan Usia Reproduksi Sehat. Semarang: Universitas
Diponegoro; 2011.
16. Zubaidi, Rahardian. Perbandingan Luaran Maternal dan Perinatal Ibu Usia Tua dengan
Ibu Usia Reproduksi. Semarang: Universitas Diponegoro; 2011.
17. Damayanti AR, pramono BA. Luaran maternal dan perinatal pada usia lebih dari 35
tahun di RSUP Dr. Kariadi Semarang tahun 2008. Semarang: Universitas Diponogoro;
2008.
18. Prawiroharjo, Sarwono. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo;
2009.
19. Prenatal Monitoring and Care [internet]. National Healthy Mother, Healthy Babies
Coalition (HMHB); 2012 [cited 2014 Jan 21]. Available from
http://www.hmhb.org/virtual-library/interviews-with- experts/preeclampsia/ 20. Turner
J.A. Diagnosis and Management of Pre-eclamsia: An Update. International Journal of
Womens Health [internet]. 2010 [cited 2014 Feb 11]; 2:327-337. Available from
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2990902/
20. Ambarwati W.N., Irdawati. Hubungan Preeklamsia dengan Kondisi Bayi yang dilahirkan
secara Sectio Caesaria di RSUD DR. Moewardi Surakarta. Surakarta: Universitas
Muhamadiyah Surakarta; 2009.
21. Aufdenblatten M, Baumann M, Raio L, Dick B, Frey B.M, Schneider H, dkk.
Prematurity is related to high placental cortisol in preeclamsia. Pediatric research
[internet]. 2009 [cited 2014 maret 8]: 65(2)198-202. Available from International
Pediatric Research Foundation.