case prematur

30
Presentasi Kasus PREMATURITAS Oleh: Nadia Ayu Tiarasari, S. Ked 04084811416001 Maria Winarti, S. Ked 04054811416103 Abdul Wahyu Yudistira, S. Ked 04054811416122 Ariyani Sukma Putri, S. Ked 04054811416123 Nadia Aini Putri P., S. Ked 04084811416006 Anisa Karamina Wardani, S. Ked04084811416005 Anugerah Ramadhan Putra, S. Ked 04084811416007 Asriandi Sumantri, S. Ked 04101001047 Ramadhani, S. Ked 04054811416105 Pembimbing Prof. dr. H. A. Kurdi Syamsuri, Sp.OG (K), Ms. ED DEPARTEMEN OBSTETRIK DAN GINEKOLOGI RUMAH SAKIT DR. MOH. HOESIN PALEMBANG FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Upload: nadiaappnorman

Post on 12-Dec-2015

238 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Kasus Prematur

TRANSCRIPT

Presentasi Kasus

PREMATURITAS

Oleh:

Nadia Ayu Tiarasari, S. Ked 04084811416001

Maria Winarti, S. Ked 04054811416103

Abdul Wahyu Yudistira, S. Ked 04054811416122

Ariyani Sukma Putri, S. Ked 04054811416123

Nadia Aini Putri P., S. Ked 04084811416006

Anisa Karamina Wardani, S. Ked 04084811416005

Anugerah Ramadhan Putra, S. Ked 04084811416007

Asriandi Sumantri, S. Ked 04101001047

Ramadhani, S. Ked 04054811416105

Pembimbing

Prof. dr. H. A. Kurdi Syamsuri, Sp.OG (K), Ms. ED

DEPARTEMEN OBSTETRIK DAN GINEKOLOGI

RUMAH SAKIT DR. MOH. HOESIN PALEMBANG

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2015

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas segala rahmat dan

karunia-Nya yang telah memberikan kemudahan di setiap langkah penyusunan referat ini

sehingga atas izinNya kasus yang berjudul “Prematuritas” dapat terselesaikan. Persentasi kasus

ini dibuat dengan maksud sebagai salah satu syarat dalam mengikuti Kepaniteraan Klinik Senior

di Bagian Obstetrik dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya Rumah Sakit dr.

Mohammad Hoesin Palembang periode 11 Mei-20 Juli 2015

Dalam menyelesaikan laporan kasus ini, penulis memperoleh banyak dukungan dari berbagai

pihak, dan pada kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Prof. dr. H.

A. Kurdi Syamsuri, Sp.OG (K), Ms. ED selaku pembimbing yang telah memberikan bimbingan

dan arahan selama penulisan laporan kasus ini.

Terima kasih pula penulis sampaikan kepada para residen, teman-teman dokter muda dan

semua pihak yang telah membantu dalam penulisan laporan kasus ini. Penyusunan laporan kasus

ini masih jauh dari sempurna baik isi maupun penyajiaannya sehingga diharapkan saran dan

kritik yang membangun dari berbagai pihak guna penyempurnaan laopran kasus ini. Semoga

laporan kasus ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Palembang, Mei 2015

Penulis

HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN KASUS

Berjudul

PREMATURITAS

oleh:

Nadia Ayu Tiarasari, S. Ked 04084811416001

Maria Winarti, S. Ked 04054811416103

Abdul Wahyu Yudistira, S. Ked 04054811416122

Ariyani Sukma Putri, S. Ked 04054811416123

Nadia Aini Putri P., S. Ked 04084811416006

Anisa Karamina Wardani, S. Ked 04084811416005

Anugerah Ramadhan Putra, S. Ked 04084811416007

Asriandi Sumantri, S. Ked 04101001047

Ramadhani, S. Ked 04054811416105

telah diterima dan disetujui sebagai salah satu syarat dalam mengikuti Kepaniteraan Klinik

Senior di Bagian Obstetrik dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya Rumah

Sakit dr. Mohammad Hoesin Palembang periode 11 Mei-20 Juli 2015

Palembang, Mei 2015

Prof. dr. H. A. Kurdi Syamsuri, Sp.OG (K), Ms. ED

BAB I

STATUS PASIEN

3.1 Identifikasi

Nama : Ny. NA

Umur : 32 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Lr. Garuda II RT 41 RW 11, Palembang

Suku Bangsa : Palembang

Pendidikan : SMP

Status Pernikahan : Sudah Menikah

Pekerjaan : IRT

Rec Med : 893369

3.2 Anamnesis

3.2.1 Anamnesis Umum

Keluhan Utama

Mau melahirkan dengan hamil kurang bulan dengan riwayat keluar air-air

Riwayat Perjalanan Penyakit

±7 jam SMRS, Os. mengeluh keluar air-air, jernih (+), bau (-), banyaknya 2

kali ganti kain, riwayat keluar darah bercampur lendir (+), riwayat perut mules

yang menjalar ke pinggang makin sering dan kuat (+), riwayat post coitus (+),

riwayat diurut-urut (-). Os mengaku hamil kurang bulan (7 bulan 2 minggu)

dan gerakan anak masih dirasakan. Os. lalu ke RS. Muhammadiyah

Palembang namun dikatakan kamar rawat penuh kemudian Os. dirujuk ke

RS.Moh. Hoesin Palembang.. R/ trauma (-), R/ minum obat/ jamu peruntuh

(-), R/ keputihan yang lama (-) Os mual dan muntah (-).

3.2.2 Riwayat Penyakit Dahulu

Riwayat DM disangkal

Riwayat hipertensi disangkal

Riwayat penyakit jantung disangkal

Riwayat alergi obat-obatan disangkal

3.2.3 Riwayat Sosial Ekonomi

Menengah ke bawah

3.2.4 Riwayat Gizi

Nafsu makan baik dan tidak ada gangguan pada miksi maupun defekasi

3.2.5 Riwayat Perkawinan

Menikah 1x, lama 16 tahun

3.2.6 Riwayat Reproduksi

- Menarche : 13 tahun

- Siklus haid : 28 hari, teratur

- Lama : 7 hari

- Banyaknya : 3x ganti pembalut

- HPHT : 26-08-2014

- TP : 02-06-2015

3.2.7 Riwayat Obstetri

G4P2A1

No Tempat

Bersalin

Tahun Hasil

Kehamilan

Jenis

Persalinan

Nifas Anak

Sex BB KU

1. Bidan 2000 aterm Pervaginam Baik Laki-

laki

3300

gr

Sehat

2. Bidan 2005 aterm Pervaginam Baik Laki-

laki

3100

gr

Sehat

3. Bidan 2014 preterm Pervaginam Baik Laki-

laki

2100 Meninggal

4. Hamil

ini

3.2.8 Riwayat Kehamilan Sekarang

a. Usia kehamilan : 36 minggu

b. Gerakan anak dirasakan : Sejak usia 5 bulan

c. Periksa kehamilan : Setiap bulan sekali di bidan.

3.3 Pemeriksaan fisik

3.3.1 Status Generalikus

Keadaan umum : sakit ringan

Kesadaran : compos mentis

Gizi : baik

Tekanan darah : 120/70 mmHg

Nadi : 86x/menit

Frekuensi pernafasan : 20 x

Suhu : 36,6ºC

Berat badan : 65 kg

Tinggi badan : 150 cm

IMT : 28,8

3.3.2 Status Spesifik

Kepala : Rambut rontok (-), warna hitam

Mata : konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), pupil bulat, sentral,

uk. 3 mm/3mm, reflex cahaya (+/+)

Hidung : deviasi nasal (-), keluar darah (-)

Mulut : pucat (-), sianosis (-)

Leher : pembesaran kelenjar getah bening (-), pembesaran tiroid (-)

Thorax : Cor BJ I-II normal, HR 82x/menit, gallop (-), murmur (-)

Pulmo suara vesikuler normal, Wh (-), Rh (-)

Abdomen : Perut datar, lemas, bising usus (+) normal

Ekstremitas : akral hangat

3.3.3 Pemeriksaan Obstetri

- Pemeriksaan Luar

FUT 4 jari bawah processus xyphoideus (28 cm), memanjang, punggung

kanan, kepala 2/5, his 3x/10 menit/40 detik, DJJ 148x/menit, TBJ 2325 gram

- Pemeriksaan Dalam

Inspekulo: portio livid, oue terbuka, flour (-), fluxus (+), lakmus test (+)

merah -biru, E/L/P (-)

VT: Portio lunak, medial, EFF 75%,θ 5cm, ketuban (-), jernih, bau (-), kepala

Hodge III, UUK depan kanan

3.4 Diagnosis kerja

G4P2A1 hamil preterm 36 minggu inpartu kala 1 fase aktif dengan riwayat ketuban pecah

7 jam, janin tunggal hidup, presentasi kepala

3.5 Tatalaksana

Tindakan pertama kali ibu datang (19-05-2015):

Observasi tanda vital ibu, his, dan denyut jantung janin

Ekspektatif

IVFD RL xx gtt/menit

Nifedipin 10mg/6jam p.o

Inj. ceftriaxon 1 g/12 jam i.v

Inj. dexamethason 6mg/12 jam i.m

Terminasi kehamilan perabdominam bila perdarahan menjadi aktif

3.6 Prognosis

Ibu: Dubia ad bonam

Janin: Dubia ad bonam

3.7 Resume Laporan Persalinan

Indikasi operasi : Kala II

Jenis operasi : Partus Pervaginam

Tanggal : 20-05-2015 pukul 04.10 WIB

Kelahiran : Bayi lahir hidup, laki-laki, BB 2450g, PB 44cm, A/S 8/9

Plasenta lahir lengkap BP 400 g, PTP 44cm, uk. 16x17cm

Komplikasi : tidak ada

3.8 Follow up Pasien

Tanggal 20-05-2015

S/ Habis melahirkan

O/

Ku : sakit sedang TD: 110/80mmHg RR: 20 x/menit

Sens: cm Nadi: 80x/menit T: 36.5°C

St.obstetri

PL : FUT 2 jari dibawah proc.xiphoideus, kontraksi uterus baik, perdarahan aktif (-),

vulva tenang, lokia rubra (+)

A/ P3A1 post partum lahir neonatus hidup, perempuan, 2450 gram/ 44 cm A/S 8/9

PTAGA

P/ - Observasi tanda vital ibu, perdarahan, kontraksi

- ASI on demand

- Mobilisasi dini

- Diet biasa

- Vulva higiene (pagi dan sore)

- Obat-obatan:

o Cefadroxil 2 x 500 mg tab

o As. Mefenamat 3 x 500 mg tab

o Neurodex 2 x 1 tab

- Konseling KB

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Persalinan Pre-Term

2.1.1 Definisi

Persalinan preterm adalah persalinan yang terjadi pada usia kehamilan 20-37

minggu.1,2

2.1.2 Epidemiologi

Persalinan preterm memiliki insidensi kasus yang cukup tinggi dimana hampir

selalu ada untuk 1 dari 10 persalinan dan menyebabkan sedikitnya 75% kematian

neonatus, termasuk dengan kasus malformasi kongenital. Di negara berkembang,

insidensi terjadinya persalinan preterm sekitar 7% dari seluruh persalinan. Persalinan

preterm merupakan hal yang berbahaya karena berpotensial meningkatkan kematian

perinatal sebesar 65%-75%, umumnya berkaitan dengan berat badan lahir rendah.

Berat badan lahir rendah dapat disebabkan oleh kelahiran preterm dan pertumbuhan

janin terhambat.2

2.1.3 Etiologi dan faktor presdisposisi

Persalinan preterm sering kali tidak diketahui, ada beberapa kondisi yang

mendorong terjadinya persalinan preterm diantaranya3:

1. Hipertensi

2. Pertumbuhan janin terhambat

Merupakan indikasi kehamilan harus segera diakhiri, karena pemasokan oksigen

dan nutrisi tidak adekuat sehingga dapat menyebabkan janin dalam kondisi

gawat janin.

3. Solusio plasenta

Terlepasnya plasenta akan merangsang untuk terjadinya persalinan preterm,

meskipun sebagian besar (65%) terjadi pada persalinan aterm

4. Plasenta previa

Plasenta previa berkaitan dengan persalinan preterm dimana kehamilan harus

diakhiri akibat perdarahan yang banyak, hal ini bertujuan mencegah terjadinya

gawat janin dari kondisi hipoksia.

Faktor presdisposisi1

Usia ibu <20 tahun atau >35 tahun

Hipertensi

Perkembangan janin terhambat

Solusio plasenta

Plasenta previa

Ketuban pecah dini

Infeksi intrauterin

Bakterial vaginosis

Serviks inkompetens

Kehamilan ganda

Penyakit periodontal

Riwayat persalinan preterm sebelumnya

Malnutrisi

Merokok

2.1.4 Diagnosis1

a. Usia kehamilan <37 minggu

b. Terjadi kontraksi 4 kali dalam 20 menit atau 8 kali dalam 60 menit

c. Pembukaan serviks ≥ 2 cm

2.1.5 Tatalaksana1

Tatalaksana Umum

Tatalaksana utama mencakup pemberian tokolitik, kortikosteroid, dan antibiotika

profilaksis. Namun, beberapa kasus memerlukan penyesuaian

Talaksana Khusus

Jika ditemui salah satu dari keadaan berikut ini, tokolitik tidak perlu diberikan dan

bayi dilahirkan secara pervaginam dan perabdominam sesuai kondisi kehamilan:

Usia kehamilan di bawah 24 dan di atas 34 minggu

Pembukaan > 3 cm

Ada tanda korioamnionitis (infeksi intrauterine), preeclampsia, atau ada

perdarahan aktif

Ada gawat janin

Janin meninggal atau adanya kelainan congenital yang kemungkinan hidupnya

kecil

Terapi konservatif (ekspektan) dapat dilakukan dengan tokolitik, kortikosteroid

dan antibiotika jika:

- Usia kehamilan antara 24-34 minggu

- Dilatasi serviks kurang dari 3 cm

- Tidak ada infeksi intrauterine, preeclampsia, atau perdarahan aktif

- Tidak ada gawan janin

Obat-obat tokolitik yang digunakan adalah:

- Nifedipine 3x10mg per oral

- Terbutalin sulfat 1000µg atau 2 ampul dalam 500 ml larutan NaCL 0,9% 10

tetes/menit lalu dinaikkan 5 tetes tiap 15 menit hingga kontraksi hilang

- Salbutamol dosis awal i.v dalam 1 liter cairan infuse 10 tetes/menit. Jika

kontraksi masih ada, naikkan kecepatan 10 tetes/menit setiap 30 menit sampai

kontraksi berhenti atau denyut nadi > 120 kali/menit kemudian dosis

dipertahankan hingga 12 jam setelah kontraksi hilang

- Indeks tokolitik digunakan untuk membandingkan hasil bermacam-macam obat dan

untuk menentukan batas tokolitik yang masih berkhasiat digunakan.

Skor 1 2 3 4

Kontraksi

Ireguler Reguler Kontraksi lemah

Tidak ada

kontraksi

Ketuban

Utuh Kemungkinan

pecah tidak jelas

Kemungkinan

pecah

Kemungkinan

pecah rendah

Perdarahan

Spotting Ada sedikit Lebih banyak

Tidak ada

perdarahan

Pembukaan

1 cm 2 cm 3 cm 4 cm

Indeks tokolitik ≥ 8 merupakan keadaan tidak menunjukkan perubahan

dengan pemberian tokolitik dan dianggap merupakan kontraindikasi.

Kortikosteroid berguna untuk pematangan paru janin, obat pilihannya:

- Deksametason 6 mg /12 jam IM

- Betametason 12 mg/24 jam IM

Antibiotik profilaksis diberikan sampai bayi lahir, pilihan antibiotik yang rutin

diberikan pada persalinan preterm adalah spectrum luas

- Ampisilin 2 g/6 jam i.v

- Ceftriakson 1 g/12jam i.v

- Eritromisin 4x400 mg per oral dapat diberikan pada persalinan preterm

dengan ketuban pecah dini.

2.2 Prematuritas

2.3.1 Definisi1

Prematuritas didefinisikan sebagai kelahiran dengan masa gestasi kurang dari 37

minggu. Bayi normal dilahirkan pada usia kehamilan 37-42 minggu dengan berat badan

lahir 2500-4000 gram.

2.3.2 Epidemiologi

Prematuritas dihasilkan dari persalinan preterm, pada persalinan ini seringkali

bayi premature memiliki berat badan lahir rendah dan mengalami gangguan tumbuh

kembang organ-organ vital yang menyebabkan bayi belum mampu bertahan di luar

kandungan. Persalinan preterm berpotensi meningkatkan angka kematian perinatal

sebesar 65%-75%. Di negara berkembang angka kematian akibat bayi berat lahir rendah

sekitar 18-21%. Pada kebanyakan kasus, penyebab persalinan premature atau preterm

diduga dari berbagai faktor presdiposisi seperti, solusio plasenta, plasenta previa,

kehamilan gemeli, kelainan uterus, polihidrmanion, oligohidromnion, kelainan kongenital

janin, ketuban pecah dini, infeksi intrauterine, dan sebagainya.

2.3.3 Klasifikasi11

Berdasarkan berat lahirnya, dibagi menjadi :

a. Prematuritas murni

Masa gestasi < 37 minggu dan berat badan sesuai untuk masa kehamilan disebut

neonates kurang bulan sesuai untuk masa kehamilan (NKB-SMK)

b. Masa gestasi <37 minggu dengan berat badan lahir kurang dari normal menurut

masa kehamilan disebut neonates kurang bulan kecil masa kehamilan (NKB-

KMK)

c. Masa gestasi ≥ 37 minggu dengan berat badan lahir kurang dari normal menurut

masa kehamilan disebut neonates cukup bulan kecil untuk masa kehamilan (NCB-

KMK)

Berdasarkan berat bdan lahir prematuritas murni dibagi menjadi sebagai berikut:

1. Bayi berat lahir rendah (BBLR), yaitu berat lahir kurang dari 2500 gram.

2. Bayi berat lahir sangat rendah (BBLSR), yaitu berat lahir antara 1000-1500 gram.

3. Bayi berat lahir amat sangat rendah (BBLASR), yaitu berat lahir < 1000 gram.

Berdasarkan usia kehamilannya, bayi premature dibedakan menjadi:

Prematuritas ringan (mild preterm): bayi premature dengan usia gestasi 34-37

minggu

Prematuritas sedang (moderate preterm): bayi premature dengan usia gestasi 28-

36 minggu

Prematuritas berat (extremely preterm): bayi premature dengan usia gestasi 22-28

minggu

2.3.4 Karakteristik11

Karakteristik bayi premature antara lain:

1. Berat badan < 2500 gr, panjang 45cm, lingkar kepala ≤ 33cm

2. Masa gestasi < 37 minggu

3. Kulit tipis dan transparan

4. Kepala lebih besar dari badan

5. Lanugo banyak terutama pada dahi, pelipis, telinga dan lengan

6. Lemak subkutan kurang

7. Ubun-ubun dan sutura lebar

8. Rambut tipis dan halus

9. Tulang rawan dan telinga masih imatur

10. Puting susu belum terbentuk dengan baik

11. Genitalia belum sempurna, labia mayor belum menutupi labia minor (pada

perempuan) dan testis belum turun (pada laki-laki)

12. Pergerakan kurang dan lemah

13. Otot masih hipotonik

14. Refleks menghisap dan menelan masih belum sempurna

2.3.5 Permasalahan Fisik Bayi Prematur

Terdapat beberapa masalah yang terjadi pada bayi premature, antara lain:

1. Ketidakstabilan suhu

Bayi premature memiliki kesulitan untuk mempertahankan suhu tubuh akibat

terjadinya peningkatan kehilangan panas, kurangnya lemak subkutan, rasio luas

permukaan tubuh terhadap berat badan besar dan produksi panas yang tidak

memadai

2. Kesulitan bernafas

Hal ini terjadi karena adanya defisiensi surfaktan paru yang dapat berujung pada

sindrom gawat nafas, risiko aspirasi akibat reflex menelan dan reflex batuk yang

buruk, pengisapan dan menelan yang tidak terkoordinasi dengan baik.

3. Masalah gastrointestinal dan nutrisi

Motilitas usus menurun, pengosongan lambung yang lambat, absorbs vitamin

larut lemak berkurang, defisiensi enzim lactase pada jonjot usus, menurunnya

cadangan kalsium, fosfor, protein dan zat besi dalam tubuh.

4. Imaturitas hepar

Keadaan ini mengakibatkan gangguan konjugasi, ekskresi bilirubin dan defisiensi

vitamin K.

5. Imaturitas ginjal

Ketidakmampuan ginjal untuk ekskresi cairan dalam jumlah besar, akumulasi

asam anorganik yang dapat menyebabkan asidosis metabolic dan

ketidakseimbnagan elektrolit

6. Imaturitas imunologis

Keadaan ini terjadi akibat dati tidak terjadinya transfer antibody maternal melalui

plasenta selama trimester ketiga kehamilan, fagositosis yang terganggu dan

penurunan berbagai faktor komplemen.

7. Masalah metabolism

Keadaan hipoglikemia terjadi karena peningkatan pemakaian glukosa sebagai

kompensasi untuk menstabilkan suhu

8. Masalah kardiovaskular

Duktus arteriosus paten merupakan hal yang paling sering ditemui pada kasus

premature.

2.3.6 Penanganan Bayi Prematur

Mencegah hipotermi

Jaga suhu ruang temoat melahirkan agar tidak kurang dari 25°C

Keringkan bayi dan jauhkan handuk yang basah

Letakkan pada dada ibu untuk siap melakukan IMD

Periksa nafas dan denyut jantung bayi

Pakaikan bayi topi dan kaos kaki

sBungkus bayi dengan plastic

Lakukan IMD satu jam pertama kelahiran

Untuk menghangatkan bayi, perawatan metode kanguru dapat dilakukan

Pemberian vitamin K

Injeksi 1 mg IM sekali pemberian

Timbang bayi setiap hari, hitung penambahan/pengurangan berat, sesuaikan

pemberian cairan/susu

Bayi dengan berat badan 1500-2500 g tidak boleh kehilangan berat > 10% dari

berat badan lahirnya pada 4-5 hari pertama

BAB III

ANALISIS KASUS

Pasien wanita usia 33 tahun, G4P2A1 hamil 36 minggu datang dengan keluhan

mau keluar air-air jernih, tidak bau, banyaknya 2 kali ganti kain ±7 jam SMRS. Riwayat

keluar darah bercampur lendir ada, riwayat perut mulas yang menjalar ke pinggang

makin sering dan kuat ada, riwayat post coitus ada. Penderita mengaku hamil kurang

bulan dan berdasarkan HPHT usia kehamilan pasien adalah 36 minggu. dan gerakan janin

masih dirasakan. Riwayat trauma disangkal, riwayat minum obat atau jamu peruntuh

disangkal, riwayat keputihan yang lama disangkal , mual dan muntah disangkal. Namun

berdasarkan pemeriksaan fisik, ditemukan bahwa tinggi fundus uteri adalah 28 cm.

Taksiran berat janin berdasarkan tinggi fundus adalah 2170 gram dan berat badan

sebenarnya adalah 2450 gram. Berat badan janin tergolong sebagai berat badan lahir

rendah (BBLR) karena <2500 gram. Pada kasus ini, bayi dilahirkan pada usia <37

minggu tepatnya 36 minggu dengan bayi berat lahir 2450 gr, hal ini berarti bayi termasuk

neonatus kurang bulan dengan sesuai masa kehamilan (NKB-SMK).

Diagnosis pada kasus ini ditegakkan berdasarkan anamnesis dan observasi,

kriteria prematuritas tegak berupa persalinan preterm yang terjadi <37minggu

(36minggu), dengan penyebab ketuban pecah dini yang didapatkan dari hasil anamnesis

berupa keluarnya air-air jernih ± 7 jam sebelum masuk rumah sakit.

Penatalaksanaan yang dilakukan adalah terapi ekspektasi dengan pemberian

tokolitik sebagai agen untuk mengurangi kontraksi sehingga janin dapat dipertahankan.

Tokolitik yang dipilih adalah nifedipin efektif menekan kontraksi uterus dengan sedikit

insiden terjadinya efek samping, obat ini terbukti menjadi obat yang efektif karena

diabsorbsi cepat di saluran pencernaan.

Pemberian kortikosteroid diberikan untuk percepatan pematangan paru janin

sebagai persiapan jika kehamilan harus diterminasi, pada kasus ini pasien diberikan

deksamethason 2x6mg IM selama 2 hari.

Pemberian antibiotik sebagai agen profilaksis infeksi sampai bayi lahir, pilihan

obat antibiotik yang diberikan adalah antibiotik dengan spectrum luas. Pada kasus ini

diberikan ceftriakson sebagai profilaksis infeksi. Selain beberapa obat yang telah

disebutkan, pemberian cairan berupa RL gtt XX/menit.

DAFTAR PUSTAKA

1. Preterm Labor and Preterm Birth [internet]. American College of Obstetricians and

Gynecologists; 2013 [update 2013 May; cited 2013 nov

8].Availablefromhttp://www.acog.org/~/media/For%20Patients/faq087.pdf.

2. Manuaba I.B.G., Manuaba Chandranita, Manuaba Fajar. Pengantar Kuliah Obstetri.

Jakarta: EGC; 2007

3. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2011 [internet]. Kementerian Kesehatan Republik

Indonesia; 2011 [cited 2013 Des 26]. Available from

http://www.depkes.go.id/downloads/Profil2011-v3.pdf

4. Wijayanegara H. Prematuritas. Bandung: PT. Refika Aditama; 2009.

5. Expanding Maternal and Neonatal Survival (EMAS) 2012 – 2016 [Internet]. Departemen

Kesehatan Indonesia; 2013 [cited 2014 maret 1]. Available from

http://www.gizikia.depkes.go.id/archives/emas/expanding- maternal-and-neonatal-

survival-emas-2012-2016

6. Musbikin. Panduan Ibu Hamil dan Melahirkan. Jakarta: Mitra pustaka; 2005.

7. Latifah L, Anggraeni M.D. hubungan kehamilan pada usis remaja dengan kejadian

prematuritas, berat bayi lahir rendah dan asfiksia. Purwokerto: Universitas Soedirman;

2009.

8. Prediksi Persalinan Preterm [internet]. Health Technology Assessment Indonesia; 2010

[cited 2014 Jan 12]. Available from http://buk.depkes.go.id/index.php?option=com

9. Soehermawan D. Faktor Risiko Partus Prematurus Di RSUP Dr. Kariadi Semarang

Tahun 2002. Semarang: Universitas Dipenogoro; 2002.

10. Herawati, Susi. Kadar Progesteron estriol Saliva pada Ancaman Persalinan Prematur

[disertasi]. Semarang: Universitas Diponegoro.

11. Iams J. Prediction and Early Detection of Preterm Labor. The American College of

Obstetricians and Gynecologists [internet]. 2003 [cited 2014 Feb 11]: 101(2):402-12.

12. Novak Z, Vodusek V, Steblovnik L, Kavsek G. Extermly Preterm Delivery: Prediction

and Prevention. TMJ [internet]. 2008 [cited 2014 Feb 11]: 59(2)

13. Snegovskikh V, Park JS, Norwitz E. Endocrinology of Parturition. Endocrinol Metab

Clin N Am [internet]. 2006 [cited 2014 Feb 11]; 35:173-91.

14. Jusuf, Jenny. Efektifitas dan Efek Samping Ketolorac sebagai Tokolitik pada Ancaman

Persalinan Prematur: Tinjauan Perbandingan dengan Nifedipin [disertasi]. Semarang :

Universitas Diponegoro; 2008.

15. Destaria, Selvi. Perbandingan Luaran Maternal dan Perinatal Kehamilan Trimester

Ketiga Antara Usia Muda dan Usia Reproduksi Sehat. Semarang: Universitas

Diponegoro; 2011.

16. Zubaidi, Rahardian. Perbandingan Luaran Maternal dan Perinatal Ibu Usia Tua dengan

Ibu Usia Reproduksi. Semarang: Universitas Diponegoro; 2011.

17. Damayanti AR, pramono BA. Luaran maternal dan perinatal pada usia lebih dari 35

tahun di RSUP Dr. Kariadi Semarang tahun 2008. Semarang: Universitas Diponogoro;

2008.

18. Prawiroharjo, Sarwono. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo;

2009.

19. Prenatal Monitoring and Care [internet]. National Healthy Mother, Healthy Babies

Coalition (HMHB); 2012 [cited 2014 Jan 21]. Available from

http://www.hmhb.org/virtual-library/interviews-with- experts/preeclampsia/ 20. Turner

J.A. Diagnosis and Management of Pre-eclamsia: An Update. International Journal of

Womens Health [internet]. 2010 [cited 2014 Feb 11]; 2:327-337. Available from

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2990902/

20. Ambarwati W.N., Irdawati. Hubungan Preeklamsia dengan Kondisi Bayi yang dilahirkan

secara Sectio Caesaria di RSUD DR. Moewardi Surakarta. Surakarta: Universitas

Muhamadiyah Surakarta; 2009.

21. Aufdenblatten M, Baumann M, Raio L, Dick B, Frey B.M, Schneider H, dkk.

Prematurity is related to high placental cortisol in preeclamsia. Pediatric research

[internet]. 2009 [cited 2014 maret 8]: 65(2)198-202. Available from International

Pediatric Research Foundation.